kanker kolorectal 2014
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
1/94canned by CamScanner
PERHIMPUNAN
DOKTER
SPESIALIS
BEDAH
DIGESTIF
INDONESIA
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
2/94canned by CamScanner
I '
'
PANDUAN
PENATALAKSANAAN
KANKER KOLOREKTAL
2 14
PERHIMPUNAN
00KTER
SPESIALlS 8EOAH
DIGESTIF
(NOONESIA
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
3/94canned by CamScanner
, • '
,·
. . .
KELOMPOK
KERJA l
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
4/94canned by CamScanner
Komisi Terapi Kemoterapl
• Koord nator
• Dr . Abdul Hamid Rochanan,
SpB·KBD
•
DR. Dr.
Aru
W.
Sudoyo, SpPD·KHOM
• · Anggota
•
Dr.
Djohan Kurnianda, SpPD·KHOM
•
Dr.
Ronald Hukom,.SpPD-KHOM
• Dr. Mamiek Dwi Putro,
SpB·KBD
Komisi Terapi Radioterapi
, .. ·::
·:
.;
.:···
··,
.,: .
. ...
. : :
...
· ;
. .
. .
1
.,
· . .
. I
. '
..
I • • -
. .
,
1
.
.
• I
'
1
•
Koordinator
•
Anggota
Prof. DR.
Dr.
Suhartati Gondhowiardjo, SpRad-On.k(K)
•
Dr
.
Angela
Giselvania, SpRad-Onk
. .
·
.
'
..
•
.,
Komisi Surveilens
•
Koordinator
Prof.
DR. Dr. IGN
. Riwanto,
SpB
-KBD
.
•
Anggota
•
Dr.
Benny Phillippi, SpB-KBD
• Dr. Gregorius
Ben
Prayogi, SpRad·Onk
.·· '
'•
.,
.; .
.. .
, ·; f
.....
.
·.,
'
; ' ,J
. ..
)
......
_; . ..
. . .
• ' • '
I
• ;
• : :
. ..
\
• .
?
'·
" , .
·.
.
;.
; '
··
.. ,< _ · :
. .
. .
. .
. ... .
. . . ·. :.
. .
. • .· . · : . . ' _ { ~ . -7 . : ~ · -
·
-:
•• ' I
.. .
.
• . : : ' t , . . .
• • ' ' " ' r
I
0
; , :
: . ' ) • . :... :' . ... '
.....
".·.. : ..
•
. •' . .
:
. .
·
·. :: . ... . ) :.
. .
" .
\ .
..
· J · ...
..
. . • , ' '·
·
.. .1 ..
:
• ' · : . . .. . . • , •
..
.
-·
'
. • ;
.
:: . .. .,
...
:.
:
.
' ' .. :
.
:
:' '
'
'
' .
. .
· .
• • .
··
. •
I
I
'· " ' - . ..
·: •
i
..
. ~ · . ..
. · t
·.·".' ..
.. , .
. ;..
'
: ..
i
'
,
. .
. . .
'
.....
r
• •
\ . -· '
.
·' . .
..
' .
, .
)
: ' .. ;i
.. ·1
. "'.' j
. . \ ~
1
. •' .1
. I
·· . :·.· · \c1
, •
L•
, • . ....
. .. .
.
· . ;,
"
. . "{
1 ·
.·
..
_
tS
.,; ··.,· ..
··-: .. ,.
•,
• I • •
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
5/94canned by CamScanner
I .
..
I
I·
'
.
I
~ : . · :
.·.
.._1:;
' '
I
..
..· :
.
. .
.:.,: ·
Kemajuilrl
YiltiC
sa
ngat
pesnt
dalam
bldang
ilmu kedokteran mempengaruhi
penyusunan Pilnduan Pengclolaan Karsinoma Kolorektal di seluruh dunia. Kemajuan
inl perlu diperhatlkan sccnra baik-baik, agar penatalaksanaan kedokteran untuk para
penderlta kankcr kolorektal juca dapat menglkuti perkembangan ilmu tersebut. Oleh
karcna itu; pada tahun 2014 lnl Perh impunan Bedah Oigestif Indonesia perlu untuk
sege
ra
menerbltkan Panduan yang baru, disesuaikan dengan perkembangan ilmu
kedokteran.
Kepustakaan yang dijadlkan dasar penyusunan Panduan yang baru ini adalah
kepustakaan terakhir yang telah dlnyatakan
sebagai
buktl ilmiah yang disepakati
sec ara luas untuk penyusunan setiap rekomendasi dalam Panduan ini. Sebagian lsi
Panduan ini masih tetap
sama
seperti yang tercantum dalam Panduan tahun 2006,
oleh karena belum ada perkembangan ilmu yang memerlukan diubahnya
pernyataan yang lama.
Banyak kemajuan yang ditampung dalam Panduan ini, sehingga diharapkan
kecermatan pengguna Panduan lni dalam menelusurl perubahan tersebut. Panduan
ini dimaksudkan untuk digunakan oleh para dokter dan dokter spesialis dalam
menanggulangi kanker kolorektal. Oengan adanya panduan yang jelas, diharapkan
penanganan kanker kolorektal akan lebih baik. Penanganan yang lebih baik akan
memberikan manfaat angka survival yang lebih panjang dan kualitas hidup pasien
yang menlngkat.
Panduan tahun 2014 ini
akan
ditinjau lagi dalam waktu sekitar dua tahun lagi.
Kemajuan dalam semua bidang hampir pasti akan sangat pesat, seh ingga kelompok
penyusun Panduan ini akan segera disibukkan untuk menyusun Panduan yang baru
1agi.
·Kelc mpok P ~ n y u s u n
. ...
.
.
\.
:
·- .
· .
·.
Juli
2014 ......,
-
·
' ' ' . i
. '
'.
' ;
:
.
...
·
. . ·· : . : • .
·· ,.
:
; ;.
..
· .. · .
. . . . . . . .
_
,:- ' · .
·· . · .
.. "
. ·
-
,.
.. I
.
;
l
• . . ..
,.
,
. . ;
._
"
. ' '
. ; . .
• ' . · : · • - o - .
.···
·
... ...
. "
... - . r . :
..
.
"
.
. ..
. ..
;
.
' .
' : .
..
·
"
.
..
.
..
---·,.
. . '· . . .· · ·_ . . : . . . -. ; \·.: ' ·.·: .' ' l
;. .. . . . • • . • .. • . •
_._..
j
. . • • 1 ·
•
/· .
• ·.- ... ' l
;: .: . . : . - · . ~ :
. . ~ ·
· .:: ... :. V
'
· - .: 1
..
' ·'
.
...
..
. : : · :; :, c : '
:
• , . •• ....... : . .. ' ' : · : ·_.· ... ·· . ·1
.
. . . ' .':. -. '' : ·. : . .
-
' ' .
' . . -
. .
,.. -
..,, , . 7 L ~ ~ t i · r ; i · \ .
ii
·. ·.
,
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
6/94canned by CamScanner
KELOMPOK KERJA KANKER KOLOREKTAL INDONESIA
..............
.................... Iii
KATA PENGANTAR ................................... v
...............................................................
...
Daft:a r
lsi
.......................................
v
1
1
.............. ....................
.........................
............
..
..
..
1.
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
2.
2.1.
2.2.
3.
3.1.
3.
2.
3.3.
4.
4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
5.
5.
1.
5.2 .
. ,
5.3
.
6.
' ,•
. . 6.1.
-
,·
6.2.
; . = ~ .
: ~ : ·
- _6.3.
r.
_·. -
t.
PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
TUJUAN 2
SASARAN PENGGUNA
2
PERNYATAAN KEBIJAKAN 2
PENINJAUAN UlANG
DAN
PEMBARUAN 2
TEKNIK
PENYUSUNAN 4
INSIDENSI DAN PENCEG
AHAN
5
INSIDENSI
FAKTOR
RISIKO
DAN PENCEGAHAN KKR
s
5
DETEKSI DIN I DAN DIAGNOSIS
DETEKSI
DINI
DIAGNOSIS
EVALUASIPATOLOGIANATOMI
11
15
25
PENATAIAKSANAAN 3
PENDAHULUAN
TERAPI
ENDOSKOPI
TERAPIBEDAH
TERAPI SISTEMIK
TERAPI
RADIASI
31
32
34
42
52
SURVEILENS KKR
PASCA PEMBEDAHAN
KURATIF ...
...
................
65
LATAR
BELAKANG
65
METODE DETEKSI
DINI KEKAMBUHAN 66
KEKAMBUHAN LOKO REGIONAL 69
JNFORMASI
DAN EDUKASI PASIEN KKR
SERTA
KELUARGANYA
. ........................................................................................................................ 75
.
LATAR
BELAKANG -
·.TUJUAN INFORMASI DAN EDUKASI
. ·
REKOMENDASI
-
75
75
76
.
• ' . .
·.
, ,
-
.
'
~ : ~ '
f . f . . - • .
. .
: . .. .
t ' ' • • · _, . .... - • • •
. ·. · .
. ·· · . · · • . · . · • ••
I
'.
.·
.
·· > ·.·. .
·
.
·..
-. :
>d ·>
·
;/
d
. - .
..
.,
. .
..·_ ...• >
··
·.·..> ...··
..
:·
·
:·. ._;:··
.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
7/94canned by CamScanner
I .
l
viii
7
7 1
7 2
7 3
7 4
OUl
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
8/94canned by CamScanner
PEND HULU N
1 1
L T R
BEL K NG
Karsinoma kolorektal merupakan keganasan
ke
-empat terbanyak di dunia dan
penyebab kematian kedua terbanyak (terlepas dari gender) di Amerika Serikat.
1
Dar i
data Globocan 2012, insidensi kanker kolorektal di Indonesia adalah 12 ,8 per
100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kan ker.
2
Meskipun perkembangan pengobatan ajuvan akhir-akhir ini berkembang secara
cepat dan sangat maju, akan tetapi hanya sedikit
saja
meningkatkan harapan hidup
pasien karsinoma kolorektal bila sudah ditemukan dalam stadium lanjut.
Kunci utama keberhasilan penanganan karsinoma kolorektal adalah ditemukannya
karsinoma dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah
kuratif. Namun sayang sebagian besar penderita di Indonesia datang dalam stadium
lanjut sehingga angka harapan hidup rendah, terlepas dari terapi yang diberikan.
Penderita datang ke rumah sakit sering dalam stadium lanjut karena tidak jelasnya
gejala awal dan tidak mengetahui atau menganggap penting gejala dini yang terjadi.
Skrining karsinoma kolorektal memegang peranan yang sangat penting. Pengalaman
di berbagai negara memperlihatkan bahwa skrining yang adekuat terbukti
menurunkan angka kematian akibat dari karsinoma kolorektal, karena dengan
program skrining yang baik akan lebih banyak ditemukan
kasus
dini sehingga terapi
dapat secara kuratif.
Terapi bedah paling
efektif
bila dilakukan pada penyakit yang masih terlokalisasi.
Bila
sudah terjadi metastasis, prognosis menjadi buruk dan angka survival menurun
drastis. Berkembangnya kemoterapi dan radioterapi pada saat ini memungkinkan
kesempatan
untuk
terapi ajuvan untuk penderita stadium lanjut atau pada kejadian
kekambuhan.
Seperti pada berbagai jenis kanker lainnya, karsinoma kolorektal memerlukan
penanganan multimodalitas dan belum terdapat keseragaman secara nasional
dalam pendekatan terapi. Selaln terdapat kesenjangan dalam hal fasilitas skrining
dan terapi dari berbagai daerah di Indonesia, juga belum adanya panduan terapi
karsinoma kolorektal yang aplikati f untuk keadaan di Indonesia. ,
1
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
9/94canned by CamScanner
at
I
PEN
DA
HU LUAN
1 2
TUJU N
Berdasarkan kenyataan
di
atas, Kelompok Kerja Adenokarsinoma Kolorektal
Indonesia membuat Panduan Nasional Penatalaksanaan Kanker Kolorektal den
gan
tujuan :
• mendukung usaha-usaha menurunkan insidensi karsinoma kolorektal
pada
masyarakat umum dan pada kelompok risiko tinggi;
• mendukung
usaha
diagnosis dini pada masyarakat umum dan pada kelompok
risiko tinggi;
• meningkatkan usaha rujukan, pencatatan dan pelaporan yang konsisten;
• meningkatkan seluruh aspek pengelolaan karsinoma kolorektal sehingga dapat
meningkatkan angka harapan hidup keseluruhan, angka surviv l bebas penyakit
dan peningkatan kualitas hidup.
1 3 S S R N
PENGGUN
Pengelolaan kanker kolorektal memerlukan penanganan multidisiplin yang
melibatkan spesialis bedah, spesialis penyakit dalam bidang onkologi (onkologi
medik), spesialis patologi anatomi, spesialis radiologi diagnostik dan radioterapi, dan
perawat.
Secara
lebih luas,
tim
tersebut dapat melibatkan spesialis penyakit dalam
bidang gastroenterologi, spesialis asuhan keperawatan paliatif, dan dokter umum
sebagai sejawat
di
garis depan dan keluarga. Panduan nasional ini dapat dipakai oleh
para tenaga medis profesional di atas dan para penentu kebijakan terkait.
1 4 PERNY T N KEBIJ K N
Panduan Nasional ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan standar pelayanan
medis yang sudah ada. Standar pelayanan dibuat berdasarkan pengalaman klinis,
sumber daya manusia dan fasilitas yang tersedia. Penerapan untuk tiap individu
selalu disesuaikan dengan keadaan klinis dan mungkin berubah sesuai
perkembangan ilmu dan teknologi, dan standar pengelolaan yang baik. Parameter·
parameter yang dipakai dalam panduan nasional ini hanya merupakan petunjuk
umum. Mengikuti semua petunjuk di dalam panduan ini tidak merupakan jaminan
kesembuhan pada setiap
kasus.
Evaluasi perencanaan pengelolaan yang sesuai hendaknya didapat dari tim dokter
yang menangani penderita, setelah mendiskusikan pilihan pengelolaan dengan
penderita dan keluarganya, yang sesual untuk keadaan klinis penderita.
1 5
PENINJ U N
UL NG
D N PEMB RU N
Panduan nasional lni dibuat pertama kali pada tahun 2004, direvisi tahun 2006 dan
2 141
setta secara berkala akan ditinjau ulang untuk disesuaikan dengan bukti ilmiah
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
10/94canned by CamScanner
;
i.
,.
..
.
" .
..
.
/. •
.
;
.
..
. .
j • •
.
fl3o6 I
I
PENO
AHU
LUAN
terbaru. Panduan ini terbuka untuk perubahan. Masukan dapat ditampung mel alui
email: [email protected], t ~ l e p o n f a x :
022-2034574 .
Tingkatan Bukti dan Derajat Rekomendasi
Dalam menetapkan rekomendasi untuk pengelolaan, sejauh mungkin dipakai
tingkatan bukti ilmiah tertinggi. Derajat rekomendasi ini didasarkan kepada
t ingkatan bukti yang sesuai, tidak menggambarkan kepentingan kl inis.
1.5.1. Tingkatan bukti
1++ Meta-analisis berkualitas tinggi, tinjauan sistematik atas penelitian acak
terkontrol
randomized controlled trials)
atau penelitian acak terkontrol
dengan risiko bias yang sangat kecil.
l Meta-analisis yang baik, tinjauan sistematik atas penelitian acak
terkontrol atau penelitian acak terkontrol dengan risiko bias yang kecil.
1-
2++
2+
2-
3
4
Meta-analisis, tinjauan sistematik atas penelitian acak
terkontrol
atau
penelitian acak terkontrol dengan risiko bias yang besar.
Tinjauan sistematik berkualitas tinggi atas suatu penelitian kohort atau
uji kasus kontrol, atau penelitian kohort atau uji
kasus
kontrol
dengan
risiko bias yang sangat kecil, atau memiliki probabilitas hubungan kausal
yang tinggi.
Uji kasus-kontrol atau uji
kohort
yang dilakukan dengan baik dengan
risiko bias yang kecil dan mempunyai probabilitas hubungan kausal yang
sedang.
Uji kasus-kontrol atau uji kohort dengan risiko bias yang besar dan
terdapat risiko bermakna bahwa tidak ada hubungan kausal.
.studi
non-anal itik seperti laporan kasus, laporan serial.
· Pendapat ahl i
' .
. .
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
11/94canned by CamScanner
1.5.2.
A
B
c
D
E
Deraj at Rekomendasi
Pa
li
g
t idak didukung oleh
sa
tu
meta-anali >is, tinjauan sistcrnJ tik
pe
.
elitian acaY. te r
kont
ro l, atau penelltian aca k te rkontroi d •nc.:in
t i g ; tan 1
++,
dan da
pat
diterapkan pada populasi sasaran; atau
Sejum
lah bukti
dar
i se j u
mlah
penelit ian tingkat l+, dapat di ter
apkan
pada popula
si
sasaran, dan memperl ihatkan hasil yang konsisten.
Sejumlah
bukti
dari beberapa studi t ingkat
1-
atau
2++
,
dapat
drt E:rapkan pada populasi sasa ran, dan memper lihatkan ha sil yang
konsisten.
Se
juml
ah
buk
ti dari bebe
ra
pa
studi t ingk
at
2+, dapat diterapkan
pada
populas i sasaran, dan memperlihat
ka
n ha sil yang konsisten.
B
ukti
il
mi
ah t ingkat 3 atau 4.
Rekomendasi yang did
as
arka n pengalaman klinik te rbaik dari
penyusun panduan.
1.
6.
TE
KN IK PE
YUSUN N
r e :ompok
K
er
j a Ka
nk
er
Ko
lor
ekt
al Indone
si
a beranggotakan panelis para pakar
m
ltic isiplin
yang bekerja dalam jangka waktu tertentu, mengumpulk
an
data
t t::rb:aru dari jumal dan menerapk
an
prinsip-pri nsip kedokteran berbasis bukti
{
,r;dence-bas
e me
icine
dalam menulis Panduan Nas ional.
epustakaan
1. ~ s ~
by
pop
ula
ti
on, estimat
ed
age-standard ised inci
dence and morta
lity rates: both
sP :es {
Worl
d]. ln
temat
lonal Ag ency for Resear
ch on
Cancer, World Health
O r g a n i a t i o ~
Dh
t
ru;u. d
a.r
i: h
ttp
:/ / globocan.iarc
.fr/
Pa
ges/ fact_s
heets
_
popu
l
ation
.aspx. Akses tera
kh
i
r:
5 April 2014.
2.
f2 -t
sh
eets
by
popu
lati
on
, incid
ence
, mortality
and
S-year prevalence: both sexes
n d c n ~ International Age ncy for Research on Cancer, World Health Organizatio.n.
{ ;
·n. ~ h dari: .h
ttp
:/ /globocan.iarc.
fr/P a
g
es/f
act_sheets_population.aspx. Aks es terakh
tr
:
5 Apn 2014.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
12/94canned by CamScanner
2
INSIDENSI
DAN
PENCEGAHAN
•
2.1. INSIDENSI
Menurut American Cancer Society kanker kolorektal adalah kanker ketiga terbanyak
dan
~ e r u p ~ n
kanker penyebab kematian kedua terbanyak pada pria dan wanita di
Amenka Senkat. Telah diprediksi bahwa pada tahun
2014 ada 96.830 kasus
baru
kanker kolon dan 40.000 kasus baru kanker rektum.
1
Secara keseluruhan risiko untuk mendapatkan kanker kolorektal adalah
1
dari
20
orang (5%). Risiko penyakit cenderung lebih sedikit pada perempuan dibandingkan
pada laki-laki. Banyak faktor lain yang dapat meningkatkan risiko individual untuk
terkena kanker kolorektal.
1
2
Angka kematian kanker kolorektal telah berkurang
·· sejak 20 tahun
terakhir.
lni berhubungan dengan meningkatnya deteksi dini dan
kemajuan pada penanganan kanker kolorektal.
2
i
· ..
_: ..
t / ~ · - · .
.,
~ : ~ · ; : · : _
2.2. FAKTOR
RISIKO
DAN
PENCEGAHAN KKR
Secara
umum
perkembangan
KKR
merupakan interaksi antara faktor lingkungan dan
faktor
genetik. Faktor lingkungan mult ipel beraksi terhadap predisposisi genetik atau
defek yang dldapat dan berkembang menjadi KKR.
3
Terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan atau menurunkan risiko terjadinya
KKR faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu
faktor
yang dapat dimodifikasi dan yang
tidak
· dapat dimodifikasi. Termasuk di dalam faktor risiko yang tidak dapat
di_modifikasi adalah
riwayat
KKR atau polip adenoma individual dan keluarga, dan
riw_ayat
individual penyakit kronis inflamator ik pada usus.
Yang
termasuk di dalam
faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah inaktivitas, obesitas, konsumsi tinggi
daging merah, merokok dan konsumsi alkohol moderat sampai sering.
4
2.2.1. Faktor Keluarga (Familial}
- ;.;' •·
qf{
· ·
Sekitar io kasus KKR ~ e m i l i k i riwayat familial.
5
6
Anggota keluarga tingkat pertama
~ ~ : : · ; ; .· .. ( f i r s t d e g r e e - pasien yang baru didiagnosis adenoma kolorektal
7
_atau ~ a ~ . k e r
~ ~ ~ : :
· ., kolorektal .invasit8
memiliki
periingkatan risiko kanker kolorektal. Susept1b1ltta.s
i f : c ~ ~ : ·. e ~ e t i k ··terhadap ·
KKR
·
mellputi
sindrom ·Lynch ·(atau
h e r e d i ~ a ~
n o n p o l p y p ~ s s
l
ff >
..
c o l o r e c ~ a l
cancer
[HNPCC])
9
•
10
dan fa;pilial adenomatous po yposts
. Oleh
karena itu,
}f:: . ·
~ V { a y a t
keluarga ·perlu d l t a n y ~ k a n pada semua pasien KKR. · ..
r '
• .,. .
•.
.
fJ:i ( . .• .
. : ~ : :
.
.
5
' , .
. ;•
. .
.,
• : . , · 1 . . .
·.
.
·..
.
'
--
-
···-
... ·· '
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
13/94canned by CamScanner
a6 j NSIDENSI DAN PE NCECA
.H
Aii
2.2.2.
Keterbatasan
Aktivitas dan Obesitas
Fi
sik yang tidak aktif atau Hphysical inactivity'' merupakan sebuah faktor yang pa ling
sering dilaporkan sebagai faktor yang berhubungan dengan KKR. Aktivitas fisik
reguler mempunyai efek
protektif
dan dapat
menurunkan
risiko
KKR
sampai
50
12
American Cancer Society (ACS) menyarankan
untuk
melakukan setidaknya aktivitas
fis ik moderat (seperti jalan cepat) selama 30 menit atau lebih selama 5 hari atau
lebih setiap minggu. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan
kel
eb
ihan berat yang juga merupakan sebuah
faktor
yang meningkatkan risiko KKR.
12
Rekomendasi Tingkat A
• Aktivitas fisik selama minimal 30 menit sebanyak 5 kali atau lebih setiap
minggu untuk menurunkan faktor risiko KKR.
2 2 3 Diet
Beberapa studi, termasuk yang dilakukan oleh ACS
menemukan bahwa
konsumsi
tinggi daging merah dan/atau daging yang telah diproses meningkatkan risiko kanker
kolon dan rektum.
13
'
14
Risiko tinggi KKR ditemukan pada individu
yang
mengkonsumsi daging merah yang dimasak pada
temperatur
tinggi dan waktu
masak yang lama.
13
Selain itu individu yang kurang mengkonsumsi buah dan sayur
juga mempunyai faktor risiko KKR yang lebih tinggi.
14
Rekomendasi Tingkat A
•
Membatasi konsumsi daging merah dan/atau daging hasil proses yang
dimasak dengan
temperatur
tinggi dengan waktu yang lama dapat
mengurangi risiko terjadinya
KKR.
2.2.4.
Suplemen Kalsium
Suplementasi kalsium
untuk
pencegahan kanker
kolorektal
tidak
didukung data yang
cukup. Sebuah meta-analisis dari berbagai uji klinik acak terkontrol menemukan
bahwa suplementasi kalsium lebih dari
1.200
mg menurunkan risiko adenoma secara
bermakna Cara
k · k I · d
d
.k h . · e r ~
15
a sium alam menurunkan risiko kanker kolorektal belum
1 eta u1 secara pastJ. . ·
·6
..
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
14/94canned by CamScanner
;· ·
· .·
fl3a t j
INS IDENS I
DA
N PENCECAHAN
2.2.S. Vitamin D
Beberapa studi menunjukan bahwa individu de k d · .
ngan a ar vitamin o ya ng d h
dalam darah mempunyai risiko KKR yang meningkat N h b ren a
· · o
d k k · amun u ungan anta
ra
vitamin an
an
er belum diketahui secara pasti.
16
.17
2.2.6. Merokok dan Alkohol
Banyak studi telah membuktikan bahwa merokok dapat menyebabkan
KKR 18
Hubungan antara merokok dan kanker lebih kuat pada kanker rektum
d i b a n d i n g k ~ n
dengan kanker kolon.
19
Konsumsi alkohol
_secara
.moderat dapat meningkatkan risiko KKR. lndividu dengan
r a t ~ r a
2.sampa.1 4 p ~ r s 1 alkohol
per
hari selama hidupnya, mempunyai 23% risiko
leb1h tmgg1
KKR
d1bandmgkan dengan individu yang mengkonsumsi kurang dari satu
porsi alkohol per hari.
20
Rekomendasi Tingkat A
•
•
2.2.7.
Kebiasaan merokok harus dihentikan karena merokok merupakan salah
satu penyebab kanker kolorektal.
Konsumsi alkohol harus diminimalkan karena konsumsi alkohol secara
moderat dapat meningkatkan risiko
KKR
.
Obat obatan dan hormon
Aspirin, obat-antiinflamasi non-steroid
{OAINS)
serta terapi sulih hormon pasca-
menopause dikatakan dapat mencegah
KKR
. Banyak bukti menyatakan bahwa
penggunaan aspirin dan CAINS secara teratur dan jangka panjang dapat
menurunkan risiko KKR.
21
•
22
Namun saat ini ACS belum merekomendasikan
penggunaan obat-obatan tersebut sebagai pencegahan
KKR
karena potensi efek
samping perdarahan saluran cerna.
Terdapat bukti i lmiah yang cukup kuat bahwa perempuan yang menggunakan terapi
sulih hormon pascamenopause memiliki angka KKR yang lebih rendah dibandingkan
dari mereka yang tidak. s Penurunan risiko terbukti terutama pada perempuan yang
menggunakan hormon dalam jangka panjang, walaupun risiko kembali meningkat
seperti .perempuan yang tidak menggunakan terapi hormon; tiga tahun setelah
penghentian terapi.
23
Penggunaan terapi sulih hormon pascamenopause tidak
. . dianjurkan
untuk
mencegah
KKR
karena dapat meningkatkan risiko kanker payudara
: .
7
J
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
15/94canned by CamScanner
jr
J \ IN ) lt )l N i i ()t\tl Pt (1\HM1
- ~
- - ·
-
- -·---··--- -
dan pt:nvaklt k;-irdiovJ s
ku
l:ir. 5;J3l inl A
S
tlcfok
mcrekorn 'nc.la ,lk l'111 ubat·ol ; t at:iu
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
16/94canned by CamScanner
. ·.
"
g]ab ? I
NSIDENSI
DAN PENCEGAHAN
13.
Cro
ss AJ, Ferruci LM, Risch A, Graubard Bl, Ward MH, Park Y, et al. A large prospective
study
of
meat consumption and colorectal cancer ri
sk:
an investigation
of
potentia l
mech
an
isms underlying this association. Cancer R
es.
2010;70:2406-14.
14 . McCullough ML, Robertson AS, Chao
A,
Jacobs EJ, Stampfer
MJ,
J
ac
obs DR, et
al.
A
prospective study
of
whole grains, fruits, vegetables and colon cancer risk. Cancer
Cau
ses
Control. 2003;14: 959-970.
15 . Cho
E,
Smith-Warner
SA,
Spiegelman
D,
Beeson
WL,
van den Brandt PA, Colditz GA , et al.
Dairy foods, calcium, and colorectal cancer: a pooled analysis of 10 cohort studies. J Natl
Cancer Inst. 2004;96 :1015-22.
16.
IARC
Working Group on Vitamin D. Vitamin D and cancer: a report
of
the IARC Worki ng
Group on Vitamin D 2008.
17. Jenab M, Bueno-de-Mesquite
HB,
Ferrari P, van Duijnhoven
FJ,
Norat T, Pischon
T,
et al.
Association between pre-diagnostic circulating vitamin D concentration and risk of
colorectal cancer in European populations : a nested case-control study. BMJ.
2010;340:b5500.
18
. Secretan B,
Straif
K, Baan R, Grosse Y, El Ghissassi F, Bouvard V, et al. A review of human
carcinogens- Part E: tobacco, areca nut, alcohol, coal smoke, and salted fish. Lancet Oncol.
2009;10:1033-4.
19. Liang
PS,
Chen TY, Giovannucci
E.
Cigarettes smoking and colorectal cancer incidence and
mortality: systemic review and meta-analysis. Int
J
Cancer 2009;124
:2
406-15.
20. Ferrari P, Jenab M, Norat T, Slimani N, Olsen
A,
Tj0nneland A, et
al.
Lifetime and baseline
alcohol intake and risk
of
colon and rectal cancers in
the
European prospective
investigation into cancer and
nutr
ition (EPIC). Int J Cancer 2007;121 :2065-72.
21. Flossman
E,
Rothwell PM. Effect
of
aspirin on long-term risk
of
colorectal cancer: consistent
evidence from randomised and observational studies. Lancet 2007;369: 1603-13.
22
. Rothwell PM, Wilson M, Elwin CE, Norrving
B,
Algra A, Warlow
CP,
et al. Long-term effect
of
aspirin
on
colorectal cancer incidence and
mortality
: 20-year
follow
-up
of
five
randomised trials. Lancet. 2010;376:1741-50.
23. Hildebrand JS, Jacobs
EJ
Campbell
PT,
McCullough ML, Teras LR, Thun MJ, et al. Colorectal
cancer incidence and postmenopausal hormone use by type, recency, and duration in
cancer
prevention
study II. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2009;18 :2835-41.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
17/94canned by CamScanner
1
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
18/94canned by CamScanner
'·
-
'
·.
..
..
DETEKSI
DINI
D N DI GNOSIS
Dcteksi dinl (skrining) dan diagnosis pada pengelolaan KKR memiliki peran penting di
colam memperoleh hasil yang optimal, yaitu meningkatnya ketahanan hidup,
mcnurunnya tingkat morbiditas dan mortalitas para pasien KKR.
1
3 1 ETEKSI DINI
Tujuan skrining kanker kolorektal adalah deteksi dini, membuang lesi pre-kanker dan
mcndeteksl penyakit pada stadium dini sehingga dapat dilakukan terapi kuratif.
3 1 1 lndikasi
lndikasi pemeriksaan dini atau skrining kanker kolorektal adalah individu dengan
risiko sedang dan risiko tinggi.
· · · Yang termasuk risiko sedang adalah:
2
lndividu berusia 50 tahun atau lebih;
.
.
lndividu yang tidak mempunyai riwayat
KKR
atau
inflammatory bowel disease;
lndividu tanpa riwayat keluarga
KKR;
lndividu yang terdiagnosis adenoma atau KKR setelah berusia 60 tahun.
Yang termasuk risiko meningkat atau risiko tinggi adalah:
3
1.
2
3.
·4.
5.
lndividu dengan riwayat polip adenomatosa;
lndividu dengan riwayat reseksi kurati f
KKR;
lndividu dengan riwayat keluarga tingkat pertama KKR atau adenoma kolorektal
(rekomendasi berbeda berdasarkan umur keluarga saat diagnosis);
lndividu dengan riwayat inflammatory bowel disease yang lama;
lndividu dengan diagnosis atau kecurigaan sindrom hereditary non polyposis
colorectal cancer
(HNPCC) atau sindrom Lynch atau
familial adenomatous
polyposis
(FAP)
.
lndividu dengan risiko meningkat atau risiko tinggi KKR perlu menjalani pemeriksaan
. yang lebih sering, yang dlmulai pada umur yang lebih muda.
2
'
4
Rekomendasf Tingkat A
• · Skrining pada populasi harus dimulai sejak usia ~ S tahun
'
~ . ~ . :
.
.
"'
'
'
..
.
. ... . .·.:
. : :. .
. · ·· · : i··. •
: . : - .• . .
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
19/94canned by CamScanner
3. 2.
Metode
. 3
k
I
kt
I dib-'" i me nj adi 2
l
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
20/94canned by CamScanner
;
..
"
. .
. • .
( p
; :_
.
t: .. >
z6 J
I
D ETEKS I DtNl DAN D IAGNOSIS
Rekomendasi
tingkat
A
•
Deteksi dini pada populasi dengan risiko sedang dapat dilakukan den
ga
n
cara uji darah samar, sigmoidoskopi atau kolonoskopi yang dimulai saat
individu b
er
usia
50 tahun
sampai
75
tahun.
Rekomendasi
tingkat A
• Deteksi dini pada kelompok risiko meningkat dan risiko tinggi hampir selalu
dianjurkan kolonoskopi.
Tabel 3-1. Kategori risiko dan rekomendasi skrining
Kategori Risiko Usia
Dimulai
Rekomendasi
Risiko
Meningkat
- Pasien dengan Riwayat Polip pada Kolonoskopi Sebelumnya
Pasien dengan polip
hiperplastik kecil
4
Pasien dengan
1
atau
2
buah
adenoma
tubuler
dengan
low grade dyspfasia
4
Pasien dengan
3-
10 buah
adenoma atau 1 buah
adenoma
>1
cm atau
adenoma dengan gambaran
vilosa atau displasia
derajat
. tinggi
4
Pasien dengan
>10
adenoma
pada satu kali pemeriksaan
4
·
Pasien dengan adenoma sesil
yang diangkat dalam satu
waktu
4
5
sampai
10
tahun
setelah
polipektomi
awal
3 tahun setelah
polipektomi awal
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
21/94canned by CamScanner
14
a6 ID ETEKSI DtNI DAN DIAGNOSIS
Tabet 3-2. Kategori risiko dan rekomendasi skrining - l njut n
Kategori Risiko
Usia Dimulai
Risiko
Meningkat
- Pasien dengan Kanker Kolorektal
Pasien dengan kanker kolon 3- 6 bulan setelah
dan rektum harus menjalani reseksi kanker, bila
kliring kualitas-tinggi tidak didapatkan
perioperatit8 unresectable
metastasis
Pasien setelah reseksi kuratif 1 tahun setelah
untuk kanker kolon atau reseksi
rektum
8
Risiko Mengingkat - Pasien dengan Riwayat Keluarga
Terdapat riwayat kanker
koloretal atau polip
adenomatus pada keluarga
derajat pertama sebelum
umur 60 tahun atau 2 atau
lebih keluarga derajat
pertama pada
umur
berapa
.
8
saJa ·
Terdapat riwayat kanker
kolorektal atau polip
adenomatus pada keluarga
derajat pertama >60 tahun
atau terdapat dua anggota
keluarga derajat kedua
dengan kanker kolorektal
1
8
Usia 40 tahun atau
10 tahun sebelum
kasus termuda
dalam keluarga
langsung
Usia
40
tahun
Rekomendasi
Kolonoskopi
Kolonoskopi
Kolonoskopi, setiap 5 tahun
Pilihan skrining dan interval
dapat disesuaikan dengan
rekomendasi untuk individu
dengan risiko sedang
.
.
·I
. ·1
..
'
'
.,
•
j
r
., .
; ··:.i
. .
..
1
J
·
•
"
" .
.
., ,'
..
; J
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
22/94canned by CamScanner
,
..
..
. ..
I . .
"
' ·
..-
...
Tabel 3-3. Kateogori risiko dan
re
komemfas i skrining • lanjutan
Risiko Tinggi
Di
agnos
is
gen
et
i
f
an
a
f Usia 10-
12 tc 3hun
ad
en
omat us po yposis {FAP}
tanpa bukt i p
em
eriks.a an
ge
netik
1
Diagnosis genet ik ata u k linis
her
ed
itary nonpor1pasis
o lon ncer HN PCC
atau
individual
de
ngan r isfko
men ingk
at HNPCC
1
Pas ien
de
ngan inflammatory
bowel disease
(180), at au
koli tis
ulserat
if k.ronis,
atau
koli
ti
s Crohn
1
3.2. DIAGNOSIS
3.2.1.
Kriteria Diagnosis
3 2 1 1
natomi
Usia
20- 25
t1hu
n
atau 1 ta hun
sebel
um
kasus
te
rmuda dalam
keluarga langsung
Risiko kank
er
dimu lai 8 tahun
setelah aw itan
pankol
it is
atau
12-
15 tahun
s ~ t e l h
awitan kolitis
sebelah kir i
• Sigmoidokop i flek
si
bel
s
et
iap tahun
un tu
k
m eli
hat
ekspresi genet ik
yang abnorma l.
• Pertimbangkan unt
uk
pemerik saan gen
et
ik.
• Bi la hasil peme
rik
saan
genet ik posit if,
pert
imbangkan
kolektom i.
•
Ko
l
onoskop
i setiap
1-2
tahun
• Pertimbangkan
pemeriksaan genetik
untu
k HNPCC
• Kolonoskopi setiap 1·2
tahun
• Biopsi untuk displasia
Kolon
adalah usus besar
proksimal
dari rektum. Pada orang dewasa, yang
dimaksud
dengan
rektum
fntra-operatif
adalah
batas fusi dua taenia mesenterik dengan area
amorfus
rektum
(true
rectum);
sedangkan pada pemeriksaan sigmoidoskopi kaku,
rektuni disepakati berjarak 15 cm
dari anal verge
(lnggris} atau 12 cm
dari anal verge
(Amerika).
13
. 15
.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
23/94canned by CamScanner
<
A . ~ .;
IDET EKSI DINI DAN DIAGNOSIS
Pilih. "
i
t ,n r .rn:u , in mJ r ·ktl rnern rllJknn ketepatan lokalisasi tumor, oleh
k:1n.:1 1
l
tu untu l\J)l l.t t ~ r . w i
r ~ t u m dibagl
in
enjndi
3
bagian, yaitu
1/3
atas,
1/3
t
ns.1h d.m l t : \\ 1h.
B ~ t , i ; ' l n
1/ 3 , t:i - dibungkus oleh peritoneum pada bagian
Jnt
'n
r
d m t l t ~ b J ~ ~ . m lr ten iah dibungkus peritoneum hanya di bagian
anh
:
ti
r
_J jJ ,
d;rn
bJ
) .
n 1 ·
h
.JW:th
tidak dibungkus peritoneum. Lipatan transversal
r
ektum
b,l£lJn t to:I
~ h
t
d
~ t J k 11 cm dari garis anokutan dan merupakan tanda
pat kan '·' pe
ri
toneum. B ~ g i a n
rekturn
di
bawah katup media disebut ampula
ri;kti ,
di n
:rnJ bil3
ba i ~ n ampula
i
ni
direseksi maka frekuensi ·defekasi secara tajam
a ~ a n
mt;nt
n{lk:l
t. Hal ini merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan
dalam memilih tin akan pembedahan. Bagian posterior rektum tidak ditutup
p ~
t o n ~ u m tetJpi dibungkus oleh lapisan tipis fasia pelvis yang disebut fasia
propria. Pad 1 setiap
sisi
rektum di bawah peritoneum terdapat pengumpulan fasia
yang dikenal sehagai ligamen lateral, yang menghubungkan rektum dengan fasia
·s
parietal.
letak
ujung
bJwah tu
mor pada
karsi
noma rekti biasanya dihitung dari berapa
cm
jarak tumor ter_ebut dari garis anokutan. Pada hasil-hasil yang dilaporkan harus
disebutkan apakah pemba gian tersebut dibuat dengan endoskopi yang kaku atau
fleksibel dan apakah patokannya dari garis anokutan, linea dentata, atau cincin
anorekta l.
Bag ian utama sa luran limfatik rektum melewati sepanjang trunkus a. hemoroidalis
superior menuju a. mesenterika inferior.
Hanya
beberapa pembuluh getah bening
yang
melewati
v.
mesenterika inferior. Kelenjar getah bening pararektal di atas
pertengahan
at
up rektum mengalir sepanjang cincin limfatik hemoroidalis superior.
Di baw-ahnya
{y
aitu 7-8 cm di atas garis anokutan), beberapa pembuluh getah bening
menuju ke latera l. Pembuluh-pembuluh ini berhubungan dengan kelenjar getah
ben ing sepanjang a. hemoroidalis media,
foss obtur tori
dan a. hipogastrika serta
a. ili
ak-a
komun is.
Perjalanan saluran limfat ik utama pada karsinoma rekti adalah mengikuti pembuluh
darah rektum bagian atas menuju kelenjar getah bening mesenterika inferior.
Aliran
li
mfat
ik
rektum bagian tengah dan bawah juga mengikuti pembuluh darah rektum
bagian tengah dan berakhir
di
kelenjar getah bening iliaka interna. Karsinoma
rekti
bagian bawah yang menjalar ke anus kadang-kadang dapat bermetastasis ke
kelenjar inguinal superfisial karena adanya hubungan dengan saluran limfatik eferen
yang menuju
ke
anus bagian bawah.
3 2 1 2 Nilai predllcsi tinggi KKR
Beriku t ini adalah gejala dan tanda yang menunjukkan nilai prediksi tinggi akan
adanya KKR
:
9
'
11
16
. . ,
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
24/94canned by CamScanner
•
•
•
•
•
•
•
St 011
I Dt..
H 0 G ~ J O S I S
Pe
darar:.cri
per c ,• m ;.::r-..a i t : ~ ....
-.
g< ..
. :. c
e .,i.;ensi defekasi
dan/atau
d 1a'E si::: tam;:
5 • '6
@
{
H:
1.:1;.:2 umt. r};
Pt:nfa
a u
2 r :; a 2
21(c i a as
60
ahun);
P
"'""
- . . . , .
rd<
c,.,-·
d ' • - ·-
C:: I
151 '
"'
·
1
"" . -
·
·
' x
c - r a ' sem a umur);
Se
·
2;> p;:3;e c e n g ; u anem:C c ~ f i _ · >i Fe (Hb <
11
g% untuk laki-laki atau
-ap"'
-
....
• ,
,..,
- -
"'
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
25/94canned by CamScanner
f 3alJ IOETEKSI D 1N1 DAN D
1Acuos
is
palpasi melalui vagina untuk mengetahui apakah mukosa vagina di atas tumor
tersebut licin dan dapat digerakkan atau apakah ada perlekatan dan uls
era
si
juga untuk menilai batas atas dari lesi anular. Penila i
an
batas atas ini ti
da
k
dapat dilakukan dengan pemeriksaan colok dubur.
b Mobilitas tumor:
Hal
ini sangat penting untuk mengetahui prospek terapi
pembedahan. Lesi yang sangat dini biasanya masih dapat digerakkan pada
lapisan
otot
dinding rektum.
Pada
lesi yang sudah lebih lanjut umumnya
terfiksasi karena penetrasi atau perlekatan ke struktur ekstrarektal sepert i
kelenjar prostat, buli-buli, dinding posterior vagina atau dind ing anterior uterus.
c Ekstensi dan ukuran tumor dengan menilai batas atas, bawah, dan sirkuler.
3 2 2 Pemeriksaan penunjang
3 2 2 1
ndoskopi
Endoskopi merupakan prosedur diagnostik utama dan dapat dilakukan
dengan
sigmoidoskopi (>35% tumor terletak di rektosigmoid) atau dengan kolonoskopi total.
Kolonoskopi memberikan keuntungan sebagai berikut:
•
•
•
•
Tingkat sensitivitas untuk mendiagnosis adenokarsinoma atau polip kolorektal
adalah 95%;
Kolonoskopi berfungsi sebagai alat diagnostik (biopsi) dan terapi (polipektomi);
Kolonoskopi dapat mengidentifikasi dan melakukan reseksi pol ip sinkronus;
Tidak ada paparan radiasi.
Kelemahan kolonoskopi adalah :
•
•
•
•
Pada
5-30 pemeriksaan tidak dapat mencapai sekum;
Sedasi lntravena selalu diperlukan;
Lokalisasi tumor dapat tidak akurat;
Tingkat mortalitas adalah 1 : 5000 kolonoskopi.
Rekomendasi Tingkat B
~ d a
semua kasus yang dicurigai
KKR,
dilakukan kolonoskopi. Jika tidak
dapat
d1lakukan
kolonoskopi, sigmoidoskopi dilanjutkan dengan pemeriksaan
enema
barium kontras ganda.
-
8
;-
.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
26/94canned by CamScanner
C 3r1> I
ID
CH
KSI D INI DAN DI AGNOSIS
3.2.2.2. Enema
b r
ium dengan kontr s g nd
9
•
12
Pemeriksaan enema barium yang dipilih ada lah den
gan
kontras ganda ka rena
memberikan keuntun
ga
n sebagai berikut:
• Sensitivitasnya untuk mendiagnosis KKR: 65-95%;
•
•
•
•
Aman;
Tingkat keberhasilan prosedur sangat tinggi;
Tidak memerlukan sedasi;
Telah tersed ia di hampir seluruh rumah sakit.
Ke
lemahan pemeriksaan enema barium:
•
•
•
•
•
Lesi l sering tak terdeteksi;
Rendahnya akurasi
untuk
mendiagnosis lesi di rekto-sigmoid dengan
divertikulosis dan di sekum;
Rendahnya akurasi untuk mendiagnosis lesi tipe datar;
Rendahnya sensitivitas {70-95 %) untuk mendiagnosis polip
<
1 cm;
Ada
paparan radiasi.
3•.2.2.3. CT colonogr phy pneumocolon CTJ9
12
Pemeriksaan CT kolonografi dipengaruhi oleh spesifikasi alat CT scan dan perangkat
lunak yang tersedia serta memerlukan protokol pemeriksaan khusus. Modalitas CT
yang dapat melakukan
CT
colonography
dengan baik adalah modalitas
CT
scan
yang
memiliki kemampuan rekonstruksi multiplanar dan 30 volume rendering.
Kolonoskopi virtual juga memerlukan perangkat lunak khusus. Keunggulan CT
colonography
adalah:
14
15
• Memiliki sensitivitas tinggi di dalam mendiagnosis KKR;
• Toleransi pasien baik;
• Dapat memberikan informasi keadaan di luar kolon, termasuk untuk
menentukan stadium melalui penilaian invasi lokal, metastasis hepar, dan
kelenjar getah bening.
Sedangkan kelemahannya adalah:
•
·•
•
Tidak dapat mendiagnosis polip berukuran
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
27/94canned by CamScanner
rt£
J IDu u
:s
1D11n D/, I
OtA J11v.
1
1
-
-
----·-·-----
•
Perminta
an CT scan
abdomen
dengan diagno
si'.> klini
s vane bc lum terarvh b:
keganasa n
kolorektal
akan
membuat
protokol
CT scan ubd
orn ' n t i
d . r
dikhu
suskan pada
CT colonography;
• Tidak dapat dilakukan biopsi atau polipektomi.
3.2.3.
Penetapan stadium pra operatif
Penetapan
stadium pre-operatif
harus dilakukan, karena strategi terapi untuk
5( tiap
stadium berbeda. Prosedur yang dilakukan
untuk penetapan
s
tadium
pre-operatif
adalah:
• Deteksi perluasan
tumor
primer dan
infiltrasinya;
• Deteksi kelenjar getah bening regional dan
para-aorta;
• Deteksi metastasis ke
hepar
dan paru-paru;
• Deteksi metastasis ke cairan
intraperitoneal.
3.2.3.1. Penetapan stadium pra operatif pada karsinoma kolon
Deteksi perlua
sa
n
tumor primer
dan infiltrasinya pada
karsinoma kolon
dengan
endoskopi ultrasonografik belum berkembang. Untuk
menetapkan
stadium tumor
primer (T), adanya metastasis ke kelenjar getah bening (N), dan adanya metastasis
ke hepar dan paru-paru M), diperlukan pemeriksaan
abdomino pelvic
CT-scanning,
MRI, ultrasonografi transabdominal dan
foto
toraks.
Untuk pemeriksaan metastasis hepar, pemeriksaan CT scan atau MRI pre-operatif
lebih s
ensitif
dari pada ultrasonografi trans-a
bdominal. Metoda
yang paling sensitif
untuk mendiagnosis adanya metast as is hepar adalah kombinasi
ultrasonografi
intra-
operatif dan palpasi pada saat pembedahan.
Rekomendasi Tingkat A
• Seluruh pasien karsi
nom
a ko
lon
yang akan
menjalani pembedahan
elektif,
harus menjalani pemeriksaan
pencitraan hepar dan
paru pre-operatif
dengan
CT
scan atau MRI, dan
foto
toraks.
•
Pada pa sien yang harus menjalani
bedah
darurat,
dilakukan
pemeriksaan
ultra
sonografi intra-operatif dan pemeriksaan CT scan atau MRI pasca -
operatif.
Rekomendasi Tingkat C
• Apabila fa silitas
CT scan
atau MRI tidak
tersedia maka
ultrasonografi
I
trans
-abdomina l dapat digunakan untuk mendeteksi. metastasis ke
he par.
20
-
: '
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
28/94canned by CamScanner
fl
r 6
J I
D
ETEKS
I
DINI DAN
D IAGN
OS
IS
3.2.3.2. Penetapan
stadium pra operati/ pada karslnoma rekti
a. Pemeriksaan colok
dubur:
•
•
•
Bermanfaat
terutama
pada
tumor
rektum distal
I
Akurasi stadium yang ditentukan oleh pemeriksaan colok dubur san
ga
t
tergantung kepada pengalaman dokter pemeriksa,
Pemeriksaan colok dubur lebih akurat dalam penetapan stadium lo
ka
l
lanjut daripada stadium tumor dini, sehingga nilainya untuk kriteria
pemilihan pasien yang akan mendapat terapi lokal adalah terbatas.
b
Endorectal
Ultrasonography ERUS):
•
•
•
•
Dilakukan oleh spesialis bedah kolorektal operator dependent) atau
spesialis radiologi;
Digunakan terutama pada
Tl
yang akan dilakukan eksisi transanal;
Digunakan pada T3-4 yang dipertimbangkan untuk terapi neoajuvan;
Digunakan apabila direncanakan reseksi trans-anal atau kemoradiasi.
c. Computed Tomography
CT)
Scan:
• Memperl ihatkan invasi ekstra-rektal dan invasi organ sekitar rektum,
tetapi t idak dapat membedakan lapisan-lapisan dinding usus;
• Akurasi tidak setinggi ultrasonografi endoluminal untuk mendiagnosis
metastasis ke kelenjar getah bening;
• Berguna
untuk
mendeteksi metastasis
ke
kelenjar getah bening
retroperitoneal dan metastasis ke hepar;
• Berguna untuk menentukan apakah suatu tumor
stadium lanjut akan
menjalani terapi ajuvan pre-operatif atau tidak;
• Berguna untuk mengevaluasi keadaan ureter dan buli-buli.
d. Magnetic
Resonance
Imaging (MRI) Rektum:
•
•
Dapat mendeteksi lesi kanker dini (cTl-T2);
Lebih akurat dalam menentukan
staging
lokal T dan N (margin
sirkumferensial dan keterlibatan sakral pada kasus rekurens). Jarak
terdekat antara tumor dengan fascia mesorektal dapat memprediki
si
keterlibatan fascia mesorektal:
• Jika jarak tumor dengan
fascia
mesorektal
s l mm 7
terdapat
keterlibatan fascia mesorektal;
• Jka jarak tumor dengan fascia mesorektal 1-2 mm
7
ancaman
keterlibatan fascia mesorektal;
• Jika jarak tumor dengan fascia mesorektal > 2mm 7 tidak terdapat
keterlibatan fascia mesorektal.
21
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
29/94canned by CamScanner
9 o
J ID
ETE
Ks 1D1N1 DAN DIAGNo
si
s
•
Lebih sensitlf dibandingkan CT untuk me
nd
eteksi metastasis hati pada
pasicn dcngan stea
to
s
ls
fatty
fiver .
Rekomendasl Tlngkat A
•
Se
luruh pa sien karslnoma rektum harus menjalani pemerik
saan
•
•
ultrasonografi endoluminal trans-rektal.
seluruh pasien karsinoma rektum yang akan menjalani pembedahan
clektif, harus menjalani pemerlksaan pencitraan hepar dan paru-paru pre -
operatif dengan CT scan atau
MRI,
dan foto thoraks.
Pada pasien yang harus menjalani bedah emergensi, pemeriksaan
ultrasonografi intra-operatif dan pemeriksaan pencitraan CT scan atau
MRI post-operatif.
Rekomendasl Tingkat
C
• Apabila fasilltas ultrasonografi endoluminal
tidak
tersedia, pemeriksaan
colok dubur dapat dilakukan untuk menentukan kurabilitas tumor.
• Apabila fasilitas CT scan atau MRI tidak tersedia, maka ultrasonografi
trans-abdominal dapat dlgunakan untuk mendeteksi metastasis ke hepar.
3 2 4 Sistem Pentahapan {Staging}
Klas
ifikasi pentahapan kanker digunakan
untuk
menentukan luas atau
eksten
si
kanker dan nilai prognostik pasien. Sistem yang paling banyak digunakan
adalah
sistem TNM. Sistem ini dibuat oleh American Joint Committee on Cancer AJCC) dan
International Union Against Cancer
(UICC).
TNM
mengklasifikasi ekstensi tumor
primer (n, kelenjar getah bening regional (N) dan metastasis jauh (M),
sehingg
a
staging akan dinllai berdasarkan T, N dan
M.
Klasifikasi TNM yang terbaru
adalah
TNM edisi ke 7 dan mulai digunakan pada 1 Januari 2010 (Tabet 1 - Tabel 4).
11
label 1. Tumor primer.
17
: ; : T T X ~ O ~ ; P ~ r ~ l m : a ~ r y : ; : t ~ u ~ m ~ o ~ r ~ c ~ a 7 n ~ n = o ~ t ~ b ~ e ~ a ~ s ~ s e ~ s ~ s ~ e ~ d ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
No evidence of primary tumor.
Tis Carcinoma in situ: intraepithelial or invasion of lamina propria
Tl Tumor invades submucosa.
n Tumor invades muscularls propria.
3
Tumor invades through the muscularis propria into pericolorectal tissues.
T4a Tumor penetrates to the surface
of
the visceral peritoneum.
T
4
b Tumor directly invades or is adherent to other organs
or
structures. - - - - - ·
22
\
. . ; ;
. .. ..
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
30/94canned by CamScanner
'.
-
"
..
a6
I
DETEKSI D
INI
DAN D I
AGtWS
IS
Tabel 2. Kelenjar getah bening
(KGB)
regional
17
NX Regional lymph nodes
cannot
be
assessed.
NO
No regional lymph node metastasis.
N l
Metastases in 1 3 regional lymph nodes.
Nla
Metastasis
in
1 regional lymph node.
Nlb
Metastases in 2 3 regional lymph nodes.
Nlc Tumor deposit(s) in the subserosa, mesentery, or nonperitonealized pericolic
or perirectal tissues without regional nodal metastases.
N2 Metastases in regional lymph nodes.
N2a Metastases
in
4 6 regional lymph nodes.
N2b Metastases in ~ 7 regional lymph nodes.
Tabel 3. Metastasis jauh
17
MO
No distant metastasis.
M l
Distant metastasis.
Mla Metastasis confined
to
lorgan or site (e .g., liver, lung, ovary, nonregionaf
node).
Mlb
Metastases
in
>1 organ/site or the peritoneum.
Tabel 4. Stadium kanker kolorektal
17
Stage
0
. I
llA
118
llC
lllA
1118
me
IVA
T
Tis
Tl
T2
T3
T4a
T4b
T1 T2
Tl
T3 T4a
T2 T3
T1 T2
T4a
T3
-T4a
T4b
AnyT
N
NO
NO
NO
NO
NO
NO
Nl/Nlc
N2a
N1/N1c
N2a
N2b
N2a
N2b
N1 N2
AnyN
M
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
MO
Mla
Dukes MAC
A
A
A
Bl
B
82
B
B2
B
B3
c
Cl
c
Cl
c
C2
c
C1/C2
c
Cl
c
C2
c
C
c
C3
·
1ve
·
AnyT
AnyN
Mlb
...
:·.
.
, . . '
. ... . _
·:
:, · .
o:- •
.
23
.
,.
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
31/94canned by CamScanner
~
..
... . -
-·
...............
Y
t
t'
r
mn
suk
da
lam
mo difi
knsl da
rl
cd isi
ke 6
adalah:
(1) Subdivi ljt turn r T4
menjlldi Tlla: tumor pen trasl ke pcrmuk aan peritoneum viseral dan T4h: i rw;;·;
wmor l 11nnsunRkc organ
ntnu struktur penyokong;
(2) Subdivisi Nl ffH n};Hii l 119;
rn ' \;\ turls pi\dil 1
kelenja
r,
Nl b: met
as
tasl pada
2-3
kelen
ja
r, Nl
c: tanp:]
me w a•, iJ
p;:ida
ke
l
nj
ar
reuion
nl na
mun
terdapat de
po
s
it
t
um
or pada mesentc
ri
s
~ < r
a\, u
pi\cl,
ja
ri
n
gn
n
non
-pe
riton
ea
l,
pe
rikolik
dan pe
rir
ekta
l; (3)
Pc
mb ag
ian
2
m ll}lldl N
2
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
32/94canned by CamScanner
J ID ETEKSI D INI DAN DIAG NOSIS
1. Jenis reseksi: hemikolektomi, low
nterior
resection LAR atau rektosigmoid
ektomi ,
tot l
mesorectal excision
TME);
2.
Panjang usus yang direseksi;
3.
Lokasi
tumor: sekum, kolon transversum, kolon asendens, kolon desendens,
sigmoid, reltum;
4. Bentuk atau pertumbuhan massa tumor: sirkuler, polipoid, sesil, bertangkai,
ulseratif;
5.
Ukuran
tumor: ukuran diameter terbesarnya;
6. Kondisi
mukosa non-tumor: adakah radang atau polip;
7. Perluasan tumor: submukosa, lapisan muskularis, serosa;
8. Keadaan di sekitar tumor: adakah perforasi, perlekatan, radang;
9.
Batas sayatan prok.simal distal: bebas atau tidak bebas tumor, bila sangat dekat
dengan tumor berapa jaraknya;
10. Batas sayatan lateral lateral clearance) : batas sayatan mesenterium atau
mesorektal: bebas atau tidak bebas dari tumor
ll
Khusus
pada operasi
TME
penilaian mesorektum ada 3 kategori yaitu:
a. Komplit: mesorektum utuh, permukaan licin, bila ada defek kedalamannya
. · kurang dari S mm;
b urang komplit: permukaan mesorektal kasar, ada defek dengan kedalaman
lebih
dar
i S mm tetapi tidak mencapai lapisan muskularis propria;
25
.
~ ~ ~ ~ \ ·
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
33/94canned by CamScanner
6 J ID
ETE
KSI DINI DAN DIAGNOSI S
c. Tidak komplit: defek mencapai lapisan muskularis
propria.
12.
Evaluasi
makroskopik kelenjar getah bening
(KGB):
berapa
jumlah KGB
yang
mengandung
sel
tumor. Yang dimaksud dengan
KGB
regional adalah KGB
perikolika/mesenterial, perirektal, dan yang mengikuti arteri ileocolica, oli o
dextra media dan sinistra, cabang-cabang arteri
mesenterica
inferior, cabang-
cabang arteri iliaca interna
13.
Metastasis kelenjar getah bening dinyatakan tidak ada apabila
12-15
KGB
dinyatakan negatif. Apabila ditemukan ada metastasis KGB disebutkan
jumlahnya dan letaknya.
Pengambilan sampel jaringan
•
•
•
•
Untuk evaluasi tumor, dari batas tumor dengan jaringan non-tumor:
o lnvasi terdalam tumor;
o
Sirkumferensial serosa yang
menutup
tumor;
o Batas proksimal dan distal (optional):
diambil
apabila jarak antara
tumor e ~ g n batas sayatan
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
34/94canned by CamScanner
L6 ID ETEK
SI
DI NI DAN D IAGNOSIS
Apabila batas nodul tersebut irregular secara mikroskopik ma
ka
di
klas
ifi kasikan sebagai
Vl
(m
ikroskopik invasi vena), apabila
sec
ara
makroskopik sud
ah
terl ihat ireguler termasuk dalam klasifik
asi V2
.
Lain-lain: Perilaku pertumbuhan tumor infiltratif atau invasif, ada atau
tidak ada invasi perineural.
;,
3.3.3. Pentahapan patologik (sistem TNM
t:
;·
~ - ~ . Parameter-parameter berikut harus dilaporkan:
1
•
11
Oerajat diferensiasi tumor;
Kedalaman penetrasi (T);
Jumlah
KGB
yang dievauasi dan berapa yang positif (N);
• Status margin proksimal, distal, dan radial;
19
2
lnvasi limfovaskular;
21
. lnvasi perineura1;2
2
•
23
• Deposit tumor ekstranodal.
24
•
25
Evaluasi patologi molekular
...
3.3.4.1. Uji mutasi
KRAS
f '.
.
:;'.:
Uji mutasi KRAS : Mutasi pada kodon 12 dan 13 di ekson 2 regio penyandi dalam gen
;.-:.
KRAS
merupakan faktor prediksi tidak adanya respons terapi terhadap antibodi
anti-
>.:·
..
EGFR.
26
'
27
Mutasi gen
KRAS
di Indonesia dilaporkan sebesar 16.
3%,
jauh lebih rendah
· ·.
daripada fiteratur yang menyebutkan angka sekitar 30-40%.
28
.
.:
.«Pemeriksaan
mutasi pada kodon 12 dan 13 harus dilakukan hanya di laboratorium
, ~ _ :
yang bersertifikat untuk melakukan pemeriksaan patologi molekuler. Uji mutasi
;:· dapat dilakukan pad a jaringan parafin yang difiksasi dengan formalin dan dapat
.::'.'. ":_
dilakukan baik pada spesimen
tumor primer
maupun pada
spes
imen metastastik.
29
(::.
3.3.4.2. Uji mutasi
BRAF
...
r<
, Jji mutasi
BRAF.
Pasien
dengan mutasi
BRAF
V600E tampaknya memiliki prognosis
. .>; Yang
lebih buruk. Tidak cukup data untuk menganjurkan terapi anti-EGFR pada
~ ; , _ . _ . k e m o t e r ~ p i aktif
linipertama berdasarkan status
m ~ t a s i
BRAF V600E. Data t e r ~ ~ t a s
h: ·
memben
kesan
bahwa adanya mutasi V600E berka1tan dengan kurangnya
akt1v1tas
. ;:-.·antitumor terapi antibodi monoklonal anti-EGFR jika diberikan pada pasien yang
..
memburuk pad a terapi lini pertama .
3
•
31
Pemeriksaan mutasi BRAF dapat dilakukan
\-'.-; ~ d a i n g a n
blok parafin yang difiksasi dengan formalin dan hanya boleh dilakukan
.
«-'
· faboratorium yang bersertifikat
untuk
melakukan pemeriksaan patologi molekuler.
27
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
35/94canned by CamScanner
tDJ IDlHKSI DINI DA
N
D1t.
·
- :
crio
s s
.
3. .
~
Uji m
icro
ate/lite instability MSI)
P ~ m \ I N N rnengunjurk
(l
n p
merik
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
36/94canned by CamScanner
9
cottl h ln tcrcollcg
iJtc
Guidelines
Network
(SIGN). Diagnosis and management
0
col
ort.'C
tJI c;incer. A nJtlonal clinicJI guideline. Edinburgh :
SIGN
; 2011 (SIGN publicat ion
no
.
12G)
. Dcccmb cr 2011). Diunduh dJri :
http
://www.sign.
ac
.uk
10
.
NJtionJI Comprehensive Cancer N
etwork
(NCCN)•'.
NCCN
Practice Guidelines in Oneel
5
·.
Colon Cirnccr,
ver
sion 2.2014.
11 .
N
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
37/94canned by CamScanner
30
26.
Li
evre A, Ba
ch
a
tt
e J-B,
Bl
ige V, Cayre A, Le Corre D, B
ue
E,
et
aL K
RAS "'.s ai
..
.
2012;5:71-8.
29.
Et
ienne-Gimeldi M-C, Formenta J-L, Francoual M , Francoual M,
r a n ~ o
E,
Fo
r
me
nto P
e:
al. KRAS mutations and
treatment
outcome in colorectal cancer in
P
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
38/94canned by CamScanner
4
PEN T L KS N N
4 1
PEND HULU N
Penatalaksanaan kanker kolorektal bersifat multidisiplin yang mel ibatkan beherapa
spesialisasi/ subspesialisasi antara lain gastroenterologi, bedah digestif, onkologi
med ik, dan radioterapi. Pilihan dan rekomendasi terapi tergantung pada beberapa
faktor, seperti stadium kanker, histopatologi, kemungkinan efek samping, kondisi
pas
ien dan preferensi pasien. Terapi bedah merupakan modalitas utama untuk
kanker stadium dini dengan
tujuan
kuratif. Kemoterapi adalah pilihan pertama pada
kanker stadium lanjut dengan tujuan paliatif. Radioterapi merupak
an
salah satu
modalitas utama terapi kanker rektum . Saat ini, terapi biologis targeted
therapy
dengan antibodi monoklonal telah berkembang pesat dan dapat diber ikan dalam
berbagai situasi klinis, baik sebagai obat tunggal maupun kombinasi denga n
modalitas terapi lainnya. Penatalaksanaan kanker kolorektal dibedakan menjad i
penatalaksanaan kanker kolon
Tabel 4-1)
dan kanker rektum
label 4-2}.
1
label 4-1. Rangkuman penatalaksanaan kanker kolon
tadium
Stadium O
{T
,sNoMo
Stadium I
l N
0
M
0
Stad i
um
II
{T3N0Mo, T4a-bNo
Mo
Stadium
Ill
J. ..apapun N
1
.
2
M
0
Stadium IV
{T
apapun, N apapun M
1
Tera pi
• Eksisi lokal atau polipektomi sederhana
• Reseksi
en-bloc
segmental untuk lesi yang t id
ak
memenuhi syarat eksisi lokal
•
Wide
surgical
resection
dengan anastomosis tanpa
kemoterapi ajuvan
•
Wide
surgical
resection
dengan anastomosis
• Terapi ajuvan setelah pembedahan pada pas ien
dengan risiko tinggi
•
Wide
surgical
resection
dengan anastomo
si
s
• Terapi ajuvan setelah pembedahan
• Reseksi
tumor
primer pada kasu s k
an ke
r kolorekt
al
dengan metastasis yang dapat direseksi
• Kemoterapi sistemik pada kasus ~ e k t l
dengan metastasis yang tidak dapat d1
e
se
ks
1dan
- - - - - - - - - - - - - - ~ ~ ~ ~ ~ _ _ : t a ~ n ~ p ~ a ~ g ~ e ~ j ~ a ~ l a ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
31
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
39/94canned by CamScanner
.6
I
PENATALAKSAN.A.AJ
2
label 4 2.
Rangkuman
penatalaksanaan kanker rektum
Stadium
Stadium I
Stadium llA-lllC
Stadium lllC dan/atau
locally
unresectable
Stadium IVNB
(metastasis dapat
direseksi)
Stadium
IVNB
(metastasis borderline
resectable
Stadium
IVNB
(metastasis synchronous
tidak dapat direseksi atau
secara
medis tidak dapat
dioperasi)
Terapi
•
Eksisi
transanal (TEM) atau
• Reseksi transabdominal +
pembedahan
teknik TME
bila risiko tinggi, observasi
• Kemoradioterapi neoajuvan (5-FU/RT jangka
pendek atau
capecitabine/RT
jangka pendek),
•
Reseksi
transabdominal
(AR
atau
APR)
dengan
teknik TME dan terapi ajuvan (5-FU
±
leucovorin
atau FOLFOX atau CapeOX)
• Neoajuvan: 5-FU/RT atau Cape/RT atau
• SFU/Leuco/RT
(RT:
jangka panjang 25x), reseksi
trans-abdominal+ teknik TME bila memungkinkan
dan
-
• Ajuvan pada T apapun (5-FU ±
leucovorin
or FOLFOX
or CapeOx)
•
•
•
•
•
•
•
•
Kombinasi kemoterapi atau
Reseksi staged/synchronous
lesi metastasis + lesi
rektum atau 5-FU/RT pelvis.
Lakukan pengkajian ulang untuk menentukan
stadium dan kemungkinan reseksi.
Kombinasi kemoterapi atau 5-FU/RT pelvik
Lakukan penilaian ulang untuk menentukan
stadium dan kemungkinan reseksi.
Bila
simptomatik, terapi simptomatis: reseksi atau
stoma atau kolon stenting
l a ~ j u t k a n dengan kemoterapi pa liatif untuk kanker
lanJut.
Bila
asimptomatik
berikan
terapi non-bedah lalu
ka
..
I ·
JI
u anguntuk
menentukan
kemungkinan
reseksi.
4 2
TER PI ENDOSKOPI
Terapi endoskopik dilakukan u t k I
yang menonjol
ke
dalam
I
n u
polip
kolorektal yaitu lesi mukosa kolorekta
kl"
· umen. Polip ' akna
m1snya ditentukan dari h .
1
merupakan istilah non-spesifik yang rn .
·polip dapat dibedakan me p e ~ e r i k s a a n histopatologi. Secara histopatologis,
I
•
nJa
1
poltp
1
• •
5
erta
po 1p
non-neoplastik.
3
Sec
neop
ast1k
(adenoma dan karsinorna )
ara mortolo . lebar
· gis, polip dapat berbentuk sesil (dasar
32
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
40/94canned by CamScanner
( f ~ n 1 1
IPENATALAK
SANAAN
atau pedunku
la;;
(bertangkai}. Literatur juga meny
eb
ut adanya polip datar flat)
atau depres5ed.
Metode 'tang
~ i g u n a k a ~ untuk
polipektomi tergantung pada ukuran, bentuk dan tipe
htstolcpatologmya.
Pol1p
dapat dibiopsi terlebih dahulu untuk menentukan t indakan
s
e
anjutnya. Biopsi polip umumnya dilakukan dengan mengambil 4-6 spesimen atau
S-10
spesimen untuk lesi yang lebih besar.
Panduan American College of Gastroenterology
menyatakan bahwa:
6
• Pofip kecil harus dibuang secara utuh. Jika jumlahnya banyak (lebih dari 20
buah), harus dilakukan biopsi representatif.
• Polip pendukulata besar biasanya mudah dibuang dengan
hot snare.
• Polip sesil besar mungkin membutuhkan piecemeal resection atau injeksi
submukosal
untuk
menaikkan mukosa dari tunika muskularis propria agar dapat
dilakukan endoscopic mucosa/ resection (EMR).
4.2.1.
Eksisi
Lokal (Polipektomi Sederhana)
Eksisi
lokal dilakukan baik
untuk
polip kolon maupun polip rektum. Polipektomi
endoskopik harus dilakukan apabila struktur morfologik polip memungkinkan.
Sebagian besar polip kolorektal dapat diterapi dengan polipektomi endoskopik, baik
dengan
biopsy forceps
maupun
snare polypectomy.
Hampir semua polip bertangkai
dan sebagian polip sesil dapat dibuang dengan electrocautery snare.
Kontraindikasi relatif polipektomi kolonoskopik antara lain adalah pasien yang
: ' ; : - : ~ , ·mendapat terapi antikoagulan, memiliki kecenderungan perdarahan
bleeding
: . ~ : i ~ i : : - : , p i a t h e s i s ) , kolitis akut, dan secara klinis terdapat bukti yang mencurigakan
~ ~ d : } eganasan invasif, seperti ulserasi sentral, lesi keras
d a ~
terfiksasi, nekrosis, atau lesi
) . l f . ) ~
yang
tidak dapat dinaikkan dengan injeksi submukosal.
: · ~ ~ r < : ..
~ : : : : '
6 . ~ m b a r a n
histopatologis yang kurang baik meliputi: adenokarsinoma musinosum,
, ~ ~ ; t . \ ~ i
s ;gnet ring cell carcinoma, invasi ke kelenjar getah bening dan vena, derajat
~ ~ : , r : ; > : d i f e r e n s i a s i
3,
invasi menembus lapisan submukosa dinding usus, atau keterlibatan
8 ; ~ _ < ' . -
m a r g i n eksisi u
~ ~ I ) ~ : i : ~ :
· .
: f r : : t ~ . 2 . 2 .
Eksisi
ransanal
t ~ f l ~ i { / · •
~ ? ; ~ G ~ : . E k S i s i transanal dilakukan pada kanker rektum. Syarat untuk melakukan eksisi
; ~ ? - . ~ ~ 1 : 1 1 < : , ' ., 2 8
: f , , ~ ; { transanal adalah· ·
{ : _
: . . .
1 1 ' / - ; J ? . ' ~ u · ~ · •
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
41/94canned by CamScanner
fl3a6
I
PENATALAKSANAAN
• Terletak
cm
dari
linea dentata;
•
Tl saja;
• Polip yang diangk
at
secara endoskopik dengan
patologi
kanker atau t i
dak
dapat ditentukan;
• Tidak ada invasi limfovaskular atau invasi perineural;
• Dife rensiasi ba
ik
atau sedang.
Transanal ndoscopic Microsurgery TEM)
Ji
ka l
e.s
i dapat diidentifikasi secara adekuat
di
rektum,
dapat
dilakukan
tr ns n l
endoscopic microsurgery TEM) .
Prosedur
TEM memudahkan
eksisi
tumor
rektum
,,ang berukuran kecil melalui anus. Kedua
tindakan (eksisi
transanal
dan TEM)
me
fi
batkan eksisi
full thickness
yang dilakukan
tegak lurus melewati dinding
usus dan
ke dalam lemak p
erir
ektal.
9
•
1
Fragmenta
si
tumo r harus dihindarkan, selain i
tu
harus dipast ikan pula bahwa garis
tepi mukosal dan batas
tep
i dalam harus
negatif (>3 mm)
.
2
Keuntungan prosedur
lokal adalah morbidi tas dan
mortal
itas yang
minimal
serta pemulihan pasca operasi
ya g
cepat.
9
Ket erbat
asan
e
ks is
i transanal adalah evaluasi
penyebaran
ke
KGB
sccara patologis t idak dapa t dilakukan. Hal ini
menyebabkan
angka kekambuhan
lor.21 lebih t in
g_gi
di
ba
ndingkan pa sien yang menjalani reseksi radikal.
9
11
Rekomendasi Tingkat A
•
•
Penjelasan kepada penderita
tentang morbiditas
operasi
dan
ke
mung
kinan
kambuh kembali ha r
us
dila kukan sebelu m melakukan prosedur ini.
Pembedahan selanjutnya untu k
polip
pedunculated
dilakukan
jika:
• Pada pemeriksaan histopatologi terdapat
tumor
dalam radius 1 mm
dari tepi
saya
tan;
• Terdapat invasi limfo
va sk
ular·
I
• Tumor berdiferensias i buruk.
4.3. TERAPI BEDAH
4.3.1. Pe
rs
iapan Pra·
Operas
i
Seb.agian besar pasien kanker kolorektal akan
menjal
ani
pembedahan.
pra-operatrf
rneliputi:
•
34
bedah, hasil
kemunerjnan
;
A
•
.1
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
42/94canned by CamScanner
f i6 1
I
PENATALAKSANMN
prognosis d ~ h s ~ g t penting. Pasien sebaiknya dalam kondisi yang tenang
dan cukup
ba1k,
sehingga dapat memberikan keputusan dengan baik.
Pasien
(dan keluarganya) harus diberikan kesempatan untuk bertanya tentang
semua
tindakan yang akan dilakukan.
•
Perawatan stoma. Beberapa pasien yang menjalani pembedahan kolorektal
kemungkinan memerlukan stoma. Penjelasan tentang stoma permanen atau
stoma sementara perlu diberikan kepada pasien dengan jelas.
Bila
memang
diperlukan pembuatan stoma, diperlukan konsultasi dengan perawat stoma,
dimana akan dijelaskan tentang: Pengenalan tentang peran dari perawat
stoma, penilaian secara fisik, sosial, psikologis dan faktor budaya, pengenalan
tentang stoma dan perawatannya kepada pasien, seleksi dari lokasi stoma.
• Persiapan usus (kolon). Keuntungan persiapan
usus
secara mekanis masih
dipertanyakan oleh beberapa uji klinis multisenter
2
dan meta-analisis.
3
-
5
Beberapa studi menyatakan bahwa
mech nic l bowel preper tion
(MBP) tidak
berhubungan langsung dengan angka kebocoran anastomosis, tetapi akan
mengurangi komplikasi infeksi Iuka.
3
4
Namun, menurut sebuah metaanalisis
efek bahaya MBP tidak dapat dibuktikan sehingga MBP boleh ditinggalkan.
5
Cochrane Collaboration
system tic review
pada 5805 pasien dari 6 uji klinik
terbaru, disimpulkan bahwa MBP sebelum pembedahan kolorektal tidak
memberikan manfaat pada pasien. Bukti-bukti menyebutkan bahwa preparasi
kolon tidak menurunkan risiko kebocoran anastomosis dan komplikasi lain
dibandingkan tanpa MBP.
6
•
Trans/usi darah perioperatif.
Hubungan antara transfusi darah dengan
meningkatnya resiko kekambuhan kanker masih terus diperdebatkan.
7
Penelitian meta-analisis mengenai hal ini tidak ditemukan perbedaan yang
signifikan dalam kekambuhan kanker kolorektal (KKR).
8
Transfusi darah
perioperatif berhubungan dengan menurunnya angka ketahanan hidup jangka
panjang pasien. Namun hubungan ini menunjukan buruknya kondisi medis
pasien secara keseluruhan saat dilakukan operasi dan bukan karena hubungan
sebab-akibat langsung dengan transfusi darah yang dilakukan.
19
•
Pro/ilaksis antibiotik.
Pemberian antibiotik profilaksis menurunkan morbiditas,
menurunkan lama tinggal di rumah sakit dan menurunkan biaya akibat infeksi.
Antibiotik
harus
memiliki
spektrum yang luas,
umur
paruh
efektif
dan
aktif
untuk bakteri baik aerob maupun anaerob. Antibiotik yang sering digunakan
adalah kombinasi
cefuroxime
dan metronidazol atau gentamisin dan
metronidazol. Berdasarkan beberapa uji klinik kombinasi tersebut merupakan
k
. I .
20
regimen yang adekuat dibanding an regimen ain.
. '
35
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
43/94canned by CamScanner
Rekomendasl Tinckat A
•
Se luruh pasicn bcdah kolorcktJI dcnc;:in kcmungkinan diperlu
ka
nnya
stoma
perlu dipersla p
ka
n. Tcrmasuk penjc l;:isan dnn kons
ul tasi
pra- bedah de
nga
n
perawat s
tom
a.
Rekomendasi Tingkat A
• Persia pan usus
seca
ra mekan
is se
be
lum op
era si kolore
kt
al t idak terbukti
mengurangi angka kebocoran anas tomo
si
s, tetapi mengurangi risiko
komplik
as
i
inf
eksi. Kcputu
sa
n persiapan usus dilakukan secara individual
terg antung dari kebutuhan dan penga laman dokter bedah.
Rekomendasi Tlngkat B
•
Jika
dianggap pasien memerlukan transfusi darah, jangan ditunda atas
dasar hubungan dengan risiko meningkatnya kekambuhan .
Rekomendasi Tingkat A
• Profilaksis antibiotik dosis tunggal, yang mencakup kuman aerobik
dan
anaerobik, diberikan sekitar 30 menit sebelum induksi anestesi secara i.v.
• Kombi
na
si sefalosporin dan
metron
idazol atau aminoglikosida
dan
metronidazol merupakan regimen yang efektif .
• Pemberian antib iotika disesuaikan dengan po\a resistensi kuman di
setiap
rumah sakit.
4.3.2. Kolektomi dan Reseksi
KGB
Regional En-Bloc
Teknik ini diindikasikan untuk kanker kolon yang masih dapat direseksi e s e t o
dan tidak ada metastasis jauh.
1
2
22
Luas kolektomi sesuai lokasi
tumor,
jalan
arten
yang berisi kelenjar getah bening, serta kelenjar lainnya yang berasal dari pembu luh
darah yang
ke
arah
tumor
dengan batas sayatan yang bebas
tumor (RO)
. Bila ada
kelenjar getah bening yang mencurigakan di luar jalan vena yang terlibat seba iknva
direseks
i. Reseksi
harus lengkap untuk mencegah adanya
KGB
positif yang tertin
ggal
incomplete resection
Rl dan R2)
1
•
23
•
24
Reseksi
KGB
harus mengikuti kaidah-kaidah sebagai berikut :
1
•
•
•
•
36
KGB
di area asal pembuluh harus diidentifikai
untuk
pemeriksaan p t o o ~ .
KGH
yang positif secara klinis di luar lapangan reseksi yang
dian P
mencurigakan, harus dibiopsi atau diangkat
KGB positif
yang tertinggal menunjukkan reseksi
inkomplit (R2)
Minimal ada 12
KGB
yang harus diperiksa untuk menegakkan stadium N
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
44/94canned by CamScanner
4
I
PEtlATAlAKSf\NAAN
4.3.3.
Reseksi
Transabdomin
al
Reseksi abdom i
nop
erinea l dan sphincter saving res
k . .
e ,s1 anterior at
au
t .
rendah merupakan tindakan bedah
untu
k ka nke r rektum B t . . an enor
.
1
. . . . · a as rese ks1di sta l te lah
beberapa kall menga
am
r
rev1s1,
dan
5
cm sampai
2
cm
9
1
1
d'h b
· a ' u
ung
k
an
dengan
kekambuhan lokal dan
ketahanan hidup tida
k ada perbedaan I · b
distal
2
cm atau lebih.
' mu a1 atas rese
ksi
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa 81 -95 dari karsinoma t idak menyebar
atau ekstensi intramural melebihi
1
cm. Juga pada penelit i
an
in i d
ise
butkan bahwa
pada kanker rektum yang ekstensi lebih dari 1 cm selalu pada st
ad
ium lanjut
(deferensiasi buruk) atau
tel
ah ada metastasis jauh.
Suatu penelitian retrospektif dan prospektif, yang menghubungk
an
anta
ra
b
atas
reseksi distal
dengan
rekurens i, didapatkan bahwa tidak ada perbeda an p
ada
rekurensi lokal atau ketahanan
hidup
antara batas
1-2
cm dan leb
ih
da ri s cm.
lmplikasi dari beberapa
penelitian
tentang batas reseksi distal, bahwa
pada
kanker
rektum rendah,
dapat
dilakukan prosedur pembedahan
sph
incter savi
ng
da ri
pada
dilakukan reseksi abdominoperineal dengan kolostomi
pe
rmanen. Fun
gs
i dan
kontinensi adalah isu yang penting dalam memutuskan antara rese ksi abdomino-
perineal atau reseksi anterior rendah/ultra rendah.
4.3.4. Total Mesorectal xcision (TME)
Mesorektum dan batas sirkumferensial (lateral) adalah ha l yang sama pentingnya
. .
(TM
E}
dengan batas reseksi distal pada kanker rektum. Tota l mesorectal exc
5
on
untuk kanker
rektum
adalah suatu diseksi tajam pada batas ekstrafasial
fascia propia
rektum
dan fascia presakral), dengan eksisi lengkap mulai dan
25
mesorektum ke dasar pelvis termasuk batas lateralnya.
h dan rendah dilapo rk
an
Angka kekambuhan pada TME untuk kanker rektum tenga b h
1
kal
· I urunan kekam u an
°
sebesar 2,6 .
26
Dari Swedish Rectal Cancer Trra
s,
pen
27
didapatkan turun sebesar 50 setelah pelatihan teknik TME.
. . . tin dilaku
ka
n di
ba
nd
i
ngkan
Perbandtngan di beberapa rumah sakrt drmana TME ru
0
ari lokal rekurens i dan
dengan tidak di lakukannya TME, didapatkan penurunan
25 7
d
1951
merupakan
ah
li
30% pada ketahanan hidup. Sauer dan Bacon pada t h k u ~ d. tal
da
n latera l
pada
bed h · batas rese s1 is
a pertama yang menekankan pentingnya . k
·t
enemukan bahwa
karsinoma rektum.
Quirke
dkk, pada suatu studr p r o s ~ e tr Pada pasi
en
ini
k t 1 % d resekst kurati ·
e er tbatan batas lateral sebesar 12,8°
0
pa a se
ks
i merupa
ka
n
d'd rt " bahwa batas re
apatkan angka rekurensi 80 yang bera
1
Penyebab utama dari rekurensi loka l.
37
-
8/18/2019 Kanker Kolorectal 2014
45/94canned by CamScanner
fBa 4
IPENATAlAKSANAAN
Saat
ini TME merupakan prosedur baku
untuk
be.dah kanker rektum dengan
mengangkat mesorektum secara n bloc, yang meliputi pembuluh darah,
pembuluh
getah bening, jaringan lemak, dan fasia mesorektal. Pada prosedur ini
dilakukan
di
seksi
secara
tajam
under direct vision
pada
holy plane
di luar mesorektum
sampa
i 5
cm di bawah tumor. Pada rektum bagian atas dilakukan sampai 5 cm di atas tumor.
Dengan teknik ini, saraf otonom daerah pelvis tetap terjaga sehingga
mengurangi
ke jad ian dis