kantin sehat membawa sekolah yang sehat

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kantin menjadi salah satu tempat yang biasanya ada di setiap sekolah. Kantin menjajakan berbagai macam jenis makanan dari makanan ringan seperti aneka macam kue sampai makanan berat seperti nasi. Tidak hanya makanan saja yang terdapat di kantin, berbagai macam minuman juga tersedia di sana. Oleh karena itu,kantin menjadi tempat pertama yang akan dituju para siswa setelah bel istirahat berbunyi. Pelajaran yang begitu memusingkan kepala atau mungkin begitu membosankan dan bahkan membuat mengantuk membuat perut menjadi begitu lapar dan tidak sabar untuk membelajakan uang saku di kantin. Kantin juga menjadi ibu kedua yang bertugas menyiapkan makanan. Kebanyakan murid tidak sempat untuk sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah dan juga tidak sempat untuk membawa bekal sendiri, sehingga mereka mengandalkan kantin untuk mengisi perut mereka, sehingga mereka bisa fokus untuk menerima pelajaran. Biasanya para murid menyukai jajanan yang kenyal, yang gurih dan yang menarik perhatian. Tetapi mereka tidak tahu bahan apa yang dipakai untuk itu semua. Kebanyakan dari mereka hanya mempedulikan rasa yang enak tanpa memikirkan bahan apa sajakah yang dipakai dalam makanan tersebut. Para penjual yang kebanyakan dari masyarakat awam biasanya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat tanpa tahu apakah itu aman atau tidak untuk dikonsumsi. Seperti contohnya saus yang digunakan untuk bakso. Kebanyakan pembeli gemar menggunakan saus, bahkan ada yang menggunakannya dalam jumlah yang sangat banyak. Tetapi mereka tidak tahu dan tidak menaruh rasa waspada sedikit pun tentang bahan apa yang digunakan dalam saus tersebut. Tidak 1

Upload: nurul-ummah

Post on 18-Dec-2015

174 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

kantin ideal

TRANSCRIPT

kantin.docx.docx

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahKantin menjadi salah satu tempat yang biasanya ada di setiap sekolah. Kantin menjajakan berbagai macam jenis makanan dari makanan ringan seperti aneka macam kue sampai makanan berat seperti nasi. Tidak hanya makanan saja yang terdapat di kantin, berbagai macam minuman juga tersedia di sana. Oleh karena itu,kantin menjadi tempat pertama yang akan dituju para siswa setelah bel istirahat berbunyi. Pelajaran yang begitu memusingkan kepala atau mungkin begitu membosankan dan bahkan membuat mengantuk membuat perut menjadi begitu lapar dan tidak sabar untuk membelajakan uang saku di kantin.Kantin juga menjadi ibu kedua yang bertugas menyiapkan makanan. Kebanyakan murid tidak sempat untuk sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah dan juga tidak sempat untuk membawa bekal sendiri, sehingga mereka mengandalkan kantin untuk mengisi perut mereka, sehingga mereka bisa fokus untuk menerima pelajaran.Biasanya para murid menyukai jajanan yang kenyal, yang gurih dan yang menarik perhatian. Tetapi mereka tidak tahu bahan apa yang dipakai untuk itu semua. Kebanyakan dari mereka hanya mempedulikan rasa yang enak tanpa memikirkan bahan apa sajakah yang dipakai dalam makanan tersebut.Para penjual yang kebanyakan dari masyarakat awam biasanya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat tanpa tahu apakah itu aman atau tidak untuk dikonsumsi. Seperti contohnya saus yang digunakan untuk bakso. Kebanyakan pembeli gemar menggunakan saus, bahkan ada yang menggunakannya dalam jumlah yang sangat banyak. Tetapi mereka tidak tahu dan tidak menaruh rasa waspada sedikit pun tentang bahan apa yang digunakan dalam saus tersebut. Tidak masalah bila yang digunakan aman untuk dikonsumsi, tetapi jika bahan yang digunakan ialah seperti saus busuk atau bahkan pewarna tekstil, maka akan dapat membahayakan kesehatan. Mungkin awalnya pembeli tidak akan merasakan efek apa pun, tetapi jika terus-menerus mengkonsumsinya dalam jangka waktu lama apalagi dalam jumlah banyak, maka akan terjadi gangguan kesehatan pada tubuh.Untuk menghindari hal-hal tersebut maka diperlukan adanya kerja sama antara penjual dan pembeli untuk menciptakan kantin yang sehat. Jadi karya tulis ini ditulis untuk membahas hal-hal apa sajakah yang harus dipenuhi untuk menciptakan kantin sekolah yang higenis dan hal-hal apa sajakah yang harus diupayakan untuk mewujudkannya.1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Kriteria apakah yang harus dipenuhi untuk membentuk kantin yang sehat?1.2.2 Hal-hal apa sajakah yang harus dilakukan untuk mewujudkan kantin yang sehat?1.2.3 Apakah peranan kantin yang sehat itu?1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui kriteria-kriteria kantin yang sehat.1.3.2 Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk menciptakan kantin yang sehat.1.3.3 Untuk mengetahui peranan dari kantin yang sehat.1.4 Manfaat1.4.1 Penulis dapat membantu mewujudkan kantin sekolah yang sehat.1.4.2 Pembaca mengerti akan arti pentingnya keamanan makanan terhadap kesehatan tubuh.1.4.3 Dengan adanya kantin yang higenis maka kesehatan para konsumen akan terjamin.1.4.4 Konsumen semakin bertambah karena kantin yang higenis akan menambah kenyamanan saat berbelanja.1.4.5 Pendapatan penjual meningkat seiring bertambahnya konsumen.1.4.6 Lingkungan sekolah menjadi lebih baik, bila kantin sekolah menjadi higenis.1.4.7 Menjadi referensi untuk peneliti lain.

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Definisi KantinMenurut Wikipedia kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kantin Depdiknas 2005:183, kantin adalah ruang atau tempat menjual makanan dan minuman di sekolah, di kantor, di asrama dan sebagainya. Layanan kantin atau kafetaria merupakan salah satu bentuk layanan khusus di sekolah yang berusaha menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan siswa sekolah. Good (1959) dalam bukunya Dictionary of Education mengatakan bahwa: cafetaria a room or building in which public school pupuils or college student select prepared food and serve themselves. Kantin adalah suatu ruang atau bangunan dimana warga sekolah atau mahasiswa memilih makanan yang telah disediakan dan juga mereka sendiri yang mengambilnya.

Jadi menurut pengertian-pengertian di atas yang berasal dari berbagai sumber kantin adalah tempat dalam suatu ruangan atau suatu gedung yang menyediakan berbagai minuman dan makanan baik makanan berat maupun minuman ringan.

2.2 Definisi Sehat

Sehat menurut kamus besar bahasa indonesia adalah keadaan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari rasa sakit); waras. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Jadi menurut definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sehat adalah keadaan psikis dan psikologi seseorang yang bebas dari gangguan-gangguan penyakit. 2.3 Definisi Kantin Sehat

Kantin sehat adalah sarana dan prasarana pendukung serta pengelolaannya mengedepankan pemenuhan gizi sesuai standar kesehatan. Kantin tersebut dapat menyediakan makanan dan minuman sehat, bergizi, pengolahannya higienis, sanitasi baik. Selain itu, bahan makanannya tidak mengandung bahan berbahaya seperti pewarna, pengawet, dan penyedap yang berlebihan serta aman untuk dikonsumsi. Kantin yang sehat secara fisik tentunya harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan fisiknya tersebut, kantin sehat dapat dibedakan menjadi kantin dengan ruangan tertutup dan kantin dengan ruangan terbuka seperti di koridor atau di halaman sekolah. Meskipun kantin berada di ruang terbuka, namun ruang pengolahan dan tempat penyajian makanan harus dalam keadaan tertutup. Kedua jenis kantin tersebut harus memiliki sarana dan prasana sebagai berikut: (1) sumber air bersih, (2) tempat penyimpanan, (3) tempat pengolahan, (4) tempat penyajian dan ruang makan, (5) fasilitas sanitasi, (6) perlengkapan kerja dan (7) tempat pembuangan limbah.

Kantin dengan ruang tertutup harus mempunyai bangunan tetap dengan persyaratan tertentu, sedangkan kantin dengan ruang terbuka (koridor atau halaman) harus mempunyai tempat tertutup untuk persiapan dan pengolahan serta penyajian makanan dan minuman.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kriteria Kantin SehatPangan Jajaanan Anak Sekolah umumnya adalah pangan siap saji yang dijual di lingkungan sekolah dan secara rutin dikonsumsi oleh anak-anak. Jajanan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu pertama, makanan utama, misalnya nasi goreng, nasi soto, mie bakso, mie ayam, gado-gado, siomay, dan sejenisnya. Kedua, panganan atau kue-kue, misalnya tahu goreng, cilok, martabak telur, apem, keripik, jelly, dan sejenisnya. Ketiga, minuman, contohnya es campur, es sirup, es teh, es mambo, dan lain-lain, serta buah-buahan, misalnya pepaya, melon, dan sebagainya.

Sebagai salah satu penyumbang sumber asupan gizi bagi anak-anak saat berada di sekolah, sebaiknya jajanan anak sekolah ini hanya menyumbang 5-10% asupan kebutuhan energi sehari-hari.

Maka dari itu, kehigenisan kantin sangatlah penting. Karena jika kehigenisan kantin tidak dijaga, maka sekolah bisa menjadi sumber penyakit, bukannya menjadi sumber ilmu, karena kantin juga merupakan bagian dari sekolah. Oleh karena itu kiranya perlu diketahui kriteria apa yang harus dipenuhi oleh kantin untuk menyandang predikat sebagai kantin yang sehat. Kriteria kantin yang sehat itu ialah kantin yang menyediakan panganan jajanan anak sekolah yang tidak berpotensi menimbulkan masalah, misalnya keseimbangan zat gizi dan penambahan bahan yang berbahaya dalam jajanan. Bahan tambahan pangan yang melebihi batas aman dan terkontaminasi kontaminan kimia dan patogen sangat perlu diwaspadai. Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah sanitasi dan higienis yang tidak memenuhi syarat.

Potensi bahaya yang ditimbulkan oleh panganan jajanan anak sekolah, antara lain adalah bahaya fisik, kimia, dan biologis. Bila panganan jajanan anak sekolah yang mengandung zat-zat berbahaya tersebut dikonsumsi oleh manusia, kemungkinan akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Bahaya tersebut bisa terjadi karena berbagai faktor, misalnya kebersihan pekerja, seperti kebersihan rambut, tangan, kuku dan pakaian. Makanan yang diolah harus bersih dari serangga mati, batu, kerikil, potongan ranting atau kayu, pecahan gelas, kaca, plastik, atau kaleng karena dapat membuat cidera fisik. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan pun harus selalu dijaga kebersihannya. Harus dipahami adalah bahwa benda asing yang terdapat dalam panganan jajanan anak sekolah dapat menjadi pembawa mikroba berbahaya yang bisa menyebabkan keracunan pangan.

Bahaya fisik dapat terjadi apabila jajanan dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam wadah tertutup. Untuk menghindari bahaya fisik, sebaiknya penjual juga tidak mengenakan perhiasan tangan atau menangani makanan dan bahan pangan dengan ceroboh tanpa memperhatikan kebersihan.

Sementara bahaya kimia dapat terjadi karena penggunaan bahan berbahaya yang tidak boleh digunakan pada makanan, namun sayangnya sampai sekarang masih kerap terjadi. Misalnya penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet makanan, penggunaan pewarna tekstil, rhodamin (merah) dan methanil yellow (kuning) agar makanan menjadi lebih menarik.

Selain itu masih banyak ditemukan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang melebihi batas yang diizinkan. Bahan-bahan tersebut masih sering digunakan oleh pedagang-pedagang kecil karena memang belum tahu atau sebenarnya sudah tahu bahayanya, tapi sengaja memilih bahan yang lebih murah. Bahaya kimia yang lain adalah cairan pembersih, pestisida, cat, minyak dan komponen kimia dari peralatan atau kemasan yang lepas dan masuk ke dalam pangan.

Logam berat bisa masuk ke dalam pangan melalui air yang tercemar, kertas koran yang dipakai untuk membungkus pangan, dan asap kendaraan bermotor. Namun ada juga beberapa bahan pangan yang secara alamiah sudah mengandung toksin atau bahan beracun, misalnya jamur beracun, singkong beracun, ikan buntel, dan sebagainya. Sebagian besar toksi penyebab penyakit ini tidak berasa dan tidak dapat dihancurkan dalam proses pemasakan.

Sementara bahaya mikrobiologi dapat disebabkan oleh mikrobiologi dapat disebabkan oleh mikroba dan binatang. Mikroba lebih sering menyebabkan keracunan pangan dibandingkan bahan kimia (termasuk racun alami) dan bahan asing (cemaran fisik). Pangan menjadi beracun karena tercemar oleh mikroba tertentu yang dapat menghasilkan racun sehingga membahayakan bagi orang yang mengkonsumsi pangan tersebut. Bahkan ada jenis mikroba yang dapat menyebabkan infeksi dan intoksikasi pada manusia dan hewan. Jenis mikroba penyebab keracunan pangan adalah virus, parasit, kapang dan bakteri. Namun, selain bisa menyebabkan keracunan pangan, ada juga sebagian mikroba yang tidak berbahaya dan dapat dipergunakan untuk membuat produk pangan, yaitu yoghurt dan tempe. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kantin sekolah yang ada di SMAN 1 Banyuwangi belum sepenuhnya memenuhi kriteria kantin sehat. Dari sisi kebersihan tempat dan peralatan kantin, sudah memenuhi kriteria, tetapi dari sisi bahan tambahan pangan, seperti saos, perlu diperhatikan lagi. Terutama pedagang yang ada di luar lingkungan sekolah. 3.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Mewujudkan Kantin Yang SehatMasyarakat sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, guru, peserta didik, penjaga sekolah, satpam, pengelola dan penjual kantin harus mendukung dan terlibat dalam setiap kegiatan UKS, karena kantin merupakan bagian dari kegiatan Usaha Kesehatan sekolah yang menjadi salah satu indikator promosi kesehatan di sekolah. Tujuan pembuatan kantin sehat di sekolah ini adalah sebagai upaya pencegahan agar anak tidak jajan sembarangan di luar pagar sekolah. Dalam pengadaan kantin sehat sekolah sebaiknya dilakukan koordinasi antara pihak sekolah, dinas kesehatan setempat (perizinan), dan komite sekolah, sesuai dengan persyaratan kantin sehat sekolah.

Makanan dan minuman yang dijual di kantin sehat sekolah harus diolah dengan bersih, sehat dan memenuhi kandungan gizi sehingga aman dikonsumsi oleh anak. Selain itu, makanan dan minuman tidak boleh mengandung zat pewarna yang dilarang, boraks, formalin, penyedap rasa dan harus menggunakan garam beryodium. Inilah alasan yang mendasari mengapa anak dilarang jajan sembarangan di luar pagar sekolah. Karena biasanya, makanan dan minuman yang dijual di luar sekolah sangat berisiko terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang dapat mengganggu kesehatan.

Pencemaran jajanan tersebut disebabkan para penjual jajanan di luar pagar sekolah tidak mengindahkan kebersihan dan keamanan makanan, misalnya mereka tidak mencuci tangan lebih dahulu sebelum memulai aktivitas. Penjual juga jarang menggunakan pelindung diri ketika menyajikan makanan, misalnya tidak memakai sarung tangan, masker, tutup kepala, penjepit makanan, atau celemek. Selain itu, penjual juga kurang memperhatikan pencemaran lingkungan, seperti tidak menggunakan etalase kaca untuk meletakkan makanan yang dijual.

Secara umum, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi pada saat membuat kantin sehat sekolah. Syarat tersebut meliputi aspek fisik, pengelola, dan bangunan. Dalam aspek fisik, faktor yang perlu diperhatikan adalah luas ruangan kantin disesuaikan denan jumlah peserta didik (1:40). Kemudian, ventilasi dan pencahayaan dalam ruangan harus cukup. Usahakan ada tempat cuci tangan dengan sabun di air mengalir. Tempat cuci tangan itu sebaiknya diletakkan di depan kantin sehingga masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum masuk kantin.

Perlu juga disediakan tempat pencucian peralatan dengan air mengalir, tempat penyimpanan peralatan makanan, dan tempat sampah tertutup yang dipilah. Tidak kalah penting adalah menyediakan tempat pembuangan limbah yang minimal berjarak 10 m dari dapur. Terakhir, jangan lupa menempelkan stiker larangan merokok di lingkungan kantin.

Dari aspek pengelola, yang harus dipenuhi adalah mendapatkan izin sertifikasi dari dinas kesehatan setempat dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), misalnya sarung tangan, masker, celemek dan tutup kepala dan selalu mencuci tangan pada saat melayani pembeli. Makanan lokal, seperti gado-gado, lontong sayur, nasi uduk, tahu isi, pisang goreng, arem-arem, dan lain-lain harus dimasak pada hari itu (fresh).Minuman yang dijual pun harus menggunakan air bersih dan matang, tidak boleh mengandung soda, pemanis buatan yang berlebih, dan pewarna bukan untuk makanan. Penjual hanya diperbolehkan menjual air mineral, jus buah dan teh. Sebaiknya para penjual tidak menjual permen, cokelat, dodol atau makanan yang manis-manis karena dapat merusak gigi anak.3.3 Peranan Kantin yang SehatKeberadaan kantin sehat di sekolah penting dalam menyediakan makanan, minuman yang aman dan sehat untuk anak-anak, salah satu indikator sekolah sehat juga sebagai media pendidikan mewujudkan pesan-pesan pendidikan dan dapat menentukan perilaku makan siswa sehari-hari melalui penyediaan makanan jajanan di sekolah. Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, pasal 42 ayat 2 bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana antara lain ruang kantin. Peraturan lainnya Permendiknas nomor 57 tahun 2009, tentang pemberian bantuan pengembangan sekolah sehat.

Sementara itu William H. Roe dalam bukunya School Business Management menyebutkan beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penyediaan layanan kantin di sekolah:

1. Memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar memilih makanan yang baik atau sehat.2. Memberikan bantuan dalam mengajarkan ilmu gizi secara nyata.3. Menganjurkan kebersihan dan kesehatan.4. Menekankan kesopanan dalam masyarakat, dalam bekerja, dan kehidupan bersama.5. Menekankan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai dengan yang berlaku di masyarakat.6. Memberikan gambaran tentang manajemen yang praktis dan baik.7. Menunjukan adanya koordinasi antara bidang pertanian dengan bidang industri.8. Menghindari terbelinya makanan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya dan kesehatannya.BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kantin yang sehat itu adalah kantin yang menyediakan jajanan yang sehat. Yakni jajanan yang terbuat dari bahan-bahan yang aman dari bahan-bahan kimia yang berbahaya, si pembuat, proses pembuatan dan tempat penjualan yang higenis pula. Karena kantin yang ada di SMAN 1 Banyuwangi belum sepenuhnya memenuhi kriteria kantin yang sehat, maka harus ada upaya untuk mewujudkannya. Untuk mewujudkan kantin sehat yang bebas dari jajanan yang tidak sehat, perlu adanya kerjasama dari seluruh warga sekolah baik murid-murid, para guru maupun kepala sekolah untuk mengawasi dan mengontrol terhadap jajajnan apa yang dijual di kantin, apakah aman untuk kesehatan atau tidak.Kantin yang sehat memiliki peranan penting terhadap citra kebersihan sekolah yang akan membuat lingkungan sekolah menjadi sehat. Secara tidak langsung kantin yang sehat juga dapat mengajarkan murid-murid tentang ilmu gizi.4.2 Saran

4.2.1 Untuk memaksimalkan kesehatan kantin dan sekolah, bagi para konsumen baik siswa maupun guru bila selesai makan, pembungkus makanan dibuang di tempat sampah.4.2.2 Untuk menambahkan kenyamanan saat berbelanja di kantin, sebaiknya para konsumen lebih memperhatikan ketertiban dan budaya antri, sehingga tidak ada saling berebut dan saling mendahului.1