karakteristik benih kopi
DESCRIPTION
Biji dan benih kopiTRANSCRIPT
KARAKTERISTIK BENIH KOPI
Oleh kelompok 4:
Dita Shabrina 150510150212
Nurul Fitriani 150510150213
Oxa Marvel Ilman Thaariq 150510150221
Indah Nita Chrysilla Simarmata 150510150271
R. Siti Rahmah Fatmaidah Gitakusumah 150510150273
Leni Maryani 150510150282
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan............................................................................................................7
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7
1.3 Tujuan..........................................................................................................................7
BAB II Metodologi Penelitian...............................................................................................8
2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................................8
Bab III Pembahasan...............................................................................................................9
3.1 Karakter Biologi dan Biomolekular Benih..................................................................9
3.2 Biomolekular Benih Kopi..........................................................................................10
3.3 Struktur dan Komposisi Benih (Biji) Kopi................................................................11
3.4 Perkecambahan dan Viabilitas Benih Kopi................................................................13
BAB IV Kesimpulan............................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................................18
4
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar BelakangKopi merupakan tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili
Rubiaceae dan genus Coffea. Terdapat lebih dari 70 spesies kopi yang menyebar di dunia,
namun hanya 2 spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan karena lebih
menguntungkan secara ekonomi, yakni Coffea arabica L. (kopi arabika) dan Coffea
canephora (kopi robusta).
Kopi saat ini telah menjadi suatu tanaman yang sangat bernilai mutu tinggi. Kopi di
berbagai negara bahkan telah masuk ke dalam kebudayaan. Kopi termasuk tumbuhan yang
tidak sulit ditanam. Dalam penanaman kopi, baik menggunakan bahan tanaman yang
generatif maupun vegetative harus diperhatikan mutu bahan tanamannya. Oleh karena itu,
5
di dalam makalah ini akan dibahas mengenai bahan tanaman generatif kopi yaitu benih,
untuk mengenai biologi maupun fisiologi untuk dapat dipahami dan diperbaharui.
Pada makalah ini, hal yang menjadi fokus utama dari pembahasan ialah mengenai
benih kopi, yang meliputi karakteristik biologi (biologi dan biomolekular benih, struktur
dan komponen kimia benih) dan fisiologi benih (perkecambahan, dormansi, desteriosasi,
viabilitas, dan vigor benih).
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana karakteristik biologi dari benih kopi?
2. Bagaimana bentuk perkecambahan pada biji kopi?
3. Apa yang menyebabkan dormansi pada biji kopi?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi viabilitas pada benih kopi?
1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui karakteristik biologi benih dari kopi
2. Untuk mengetahui bentuk perkecambahan pada biji kopi.
3. Untuk mengetahui hal yang menyebabkan dormansi pada biji kopi.
4. Untuk mengenal faktor factor yang berperan dalam viabilitas benih kopi.
BAB II Metodologi Penelitian
2.1 Tinjauan PustakaKopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam
famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Kopi merupakan komoditi paling penting dalam konstelasi perkebunan, disamping itu permintaan konsumsi kopi dunia semakin hari semakin meningkat. Saat ini, produksi kopi Indonesia telah mencapi 600 ribu ton pertahun dan lebih 80 persen berasal dari kebun rakyat. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada periode berikutnya, mengingat
6
pangsa pasar ekspor dan kebutuhan konsumsi yang tinggi terhadap kopi. Kegiatan konsumsi akan mempunyai dampak ekologis yang tinggi sebagai akibat gaya hidup manusia yang bertumpu pada kemampuan sumber daya alam untuk menyediakan kecukupan pemenuhan bahan baku tersebut.
Dalam hal perkopian di Indonesia , kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi perkebunan besar Negara (PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor.
Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman kopi di Sulawesi Selatan adalah hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.), penggerek batang, (Zeuzera sp.,), Penggerek cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau (Cocus viridis), kutu putih (Ferrisia virgata), penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora sp., Embun jelaga dan Busuk buah kopi serta terakhir yang disebabkan oleh nematode.
Bab III Pembahasan3.1 Karakter Biologi dan Biomolekular Benih
1. Biologi Kopi
Klasifikasi kopi menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut,
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio: Spermatophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Asteridae
7
Order : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea Arabica L.
a. Organ Vegetatif Kopi
Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,
batang, dan dan. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang
tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat
akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012).
Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme dalam pertumbuhan vegetatifnya,
yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan pertumbuhan ke samping (plagiotropik)
dengan percabangan yang banyak. Batang kopi merupakan tumbuhan berkayu,
tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat 2
macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah dengan
tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan
arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya (Najiyati dan
Danarti, 2012).
b. Organ Generatif Kopi
Organ generatif kopi terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga
pada kopi robusta memiliki ciri yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih
dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah
dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan
penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu yang diperlukan sejak
terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan, tergantung dari jenis
dan faktor lingkungannya (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).
Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3
bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan
kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.
Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji tetapi ada juga buah yang tidak
menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas kulit
biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur, bertekstur keras,
dan berwarna putih kotor (Najiyati dan Danarti, 2012).
8
3.2 Biomolekular Benih KopiBenih kopi berbentuk elips, menyerupai bentuk telur. Bagian luar yang
melindungi benih kopi dibentuk oleh endokarpis keras bewarna cokelat muda.
Endokarpis tersebut mengandung biji tertutup yang memiliki buah pelir tipis bewarna
hijau yang diketahui sebagai spermodermata yang merupakan sisa dari perisperm.
Endoseperm, yang mana adalah bagian dari jaringan hidup, mengandung bagian luar
yang keras dan bagian dalam yang lembut, yang dikelilingi oleh embrio. Bagian dari
endosperm yang berada di depan ujung bulu akar menunjukkan bahwa bagian atas
endosperm atau endosperm mikropylar dan yang mengelilingi sebagian embrio adalah
endosperm lateral. (Eira, Mirian T.S. et al, 2006).
Jaringan endosperm memiliki kandungan polisakarida yang tinggi. Komposisi
utama dari dinding selnya adalah selulosa dan hemiselulosa, yang secara pokok
merupakan sekelompok polisakarida tak larut. Endosperm lateral memiliki karakteristik
sangat keras karena sekelompok polisakaridanya berkumpul sebagai dinding sel yang
sangat tipis; pada bagian micropylarnya, bagaimanapun juga, dindingnya lebih sangat
tipis lagi. Kelompok polisakarida pada kopi mengandung 2% dari galaktosa, sebagai
rantai cabang dari rantai utama sekelompok polisakarida tersebut; pergerakan dari
dinding sell endosperm berikut perkecambahannya kemungkinan menyediakan untuk
sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bibit. Protein, lemak dan beberapa mineral
tersedia di dalam sitoplasma dari sel endosperm dan merupakan sumber cadangan.
(Eira, Mirian T.S. et al, 2006)
3.3 Struktur dan Komposisi Benih (Biji) Kopi1. Struktur Biji
Buah yang telah matang (kecuali caryopses) secara botanis dapat dibedakan secara
jelas dua bagian utama, yaitu biji (seed) dan kulit buah (pericarp). Dalam pengertian
umum buah terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Umumnya pericarp terdiri atas
tiga lapisan dari luar kedalam yaitu:
1. Exocarp yaitu lapisan terluar dari pericarp, biasanya satu lapisan tipis.
2. Mesocarp yaitu lapisan dibawah exocarp, terdiri satu lapisan atau lebih, biasanya
lebih tebal, sepertimangga (yang dimakan adalah mesocarp).
9
3. Endocarp yaitu lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan sel
yang berdinding tebal, disebut stony part keras diwaktu matang.
Struktur biji matang selalu terdiri paling sedikit dua bagian yaitu embrio dan kulit
biji. Embryo terbentuk atau berasal dari telur dibuahi (Zyangote) mengalami
pembelahan sel di dalam kantong embrio. Pada monokotil, embrio terdiri dari kotiledon
(scutellum) dan embryonic axis. Embryonic axis terdiri atas coleoptile, plumule,
seminal roots (seperti pada jagung), radicle, dan coleorhiza. Sedang embryo pada legum
atau dikotil lainnya terdiri atas cotiledon, plumule(epikotil), dan radicle. Bagian-bagian
biji pada umumnya dapat dibedakan menjadi:
1. Kulit biji (spermodemis).
2. Tali pusat (funiculus).
3. Inti biji (nucleus seminis) (Amirudin akhmad, 2011).
Untuk dapat mengetahui struktur buah kopi yang lengkap perlu dilakukan suatu
pengirisan seperti pengirisan melintang sehingga akan tampak irisan melintangnya.
Buah kopi memiliki struktur buah seperti di bawah ini:
Bagian-bagian buah kopi terdiri atas:
1. Kulit luar (Exocarp): merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas
lapisan tipis, liat, dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu
berangsur - angsur berwarna hijau kuning, kuning, merah hingga merah
kehitaman
2. Lapisan daging buah (Mexocarp): merupakan daging buah yang berlendir dan
rasanya agak manis apabila sudah masak.
10
3. Lapisan kulit tanduk (Endocarp): merupakan kulit bagian dalam dengan struktur
cukup keras dan disebut kulit tanduk
4. Biji kopi terdiri dari 2 bagian, yaitu: - Putih lembaga / endosperm terdapat
lembaga (embrio) - Kulit ari / kulit biji
5. Celah merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran
biji Komposisi buah kopi adalah sebagai berikut:
40 % terdiri dari pulp,
20 % lendir (mucilage) dan
40 % adalah biji kopi dan kulit majemuk.
Buah kopi yang sudah masak umumnya berwarna kuning kemerahan sampai merah
tua (merah kehitaman bila lewat masak), tetapi ada pula yang belum cukup tua sudah
berwarna kuning kemerahan pucat yaitu buah kopi yang terserang hama bubuk buah
kopi. Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji, tetapi juga ada yang hanya
mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama
sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti, 1999).
2. Komposisi Kimia Benih (Biji) Kopi
Komposisi kimia biji kopi antara lain sebagai berikut:
Komposisi Kimia Kandungan (%)
Air 11,23%
Kaffein 1,21%
Lemak 12,27%
Gula 8,55%
Selulosa 18,87%
Nitrogen 12,07%
Bahan bukan N 32,58%
Abu 3,92%
Vitamin B1 0,2%
Vitamin B2 0,23%
Vitamin B6 0,143%
Vitamin B12 0,00011%
Sodium 4%
Ferrum 3,7%
11
Fluor 0,45%
3.4 Perkecambahan dan Viabilitas Benih Kopi1. Perkecambahan
Biji merupakan adaptasi untuk tumbuhan terrestrial yang terdiri atas embrio yang
dibungkus bersama-sama dengan cadangan makanan di dalam suatu pembungkus yang
resisten, salah biji adalah biji kopi. Dormansi dapat terjadi di biji dalam
perkecambahannya jika lingkungan tempat hidupnya tidak memungkinkan untuk
tumbuh berkembang ataupun karena dipaksa untuk dorman. Ketika biji akan dorman
maka terlihat adanya peningkatan senyawa asam absisat dalam tumbuhan tersebut. Biji
kopi merupakan salah satu jenis biji yang memiliki sifat impermeable terhadap gas
terutama pada bagian endokarpnya.
Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, terdiri atas kulit biji dan lembaga.
Lembaga atau sering disebut endosperma merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat minuman kopi. Proses penanaman biji kopi adalah semua
biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di
atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa
sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Setelah selesai
pembenaman, biji-biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tempat perkecambahan ini harus
dijaga supaya tetap lembab. Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim.
Perkecambahan di daerah panas berlangsung selama 3-4 minggu, sedangkan di
daerah dingin berlangsung selama 6-8 minggu. Selama proses perkecambahan,
cotyledon‐cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap
endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl
muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat
cotyledon‐cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari serta
endosperma. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau
serdadu. Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih
kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga
endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon
terangkat seolah‐olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun
12
yang disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2-3 bulan, selanjutnya
dapat dipindahkan ke persemaiaan.
2. Viabilitas Benih (Biji) Kopi
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat viabilitas benih kopi antara lain:
1. Lapisan endocarp/kulit tanduk Lapisan endocarp/kulit tanduk dengan struktur yang
cukup keras yang terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal
terutama di permukaan paling luar. dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin
dan bahan kutikula sehingga meyebabkan kulit biji kopi kurang permiable yang
dapat mempengaruhi terhadap penyerapan air/proses imbibisi pada proses
perkecambahan biji kopi yang sangat penting untuk reaktivasi enzim, melunakkan
kulit biji, transport metabolit dan memungkinkan masuknya oksigen (Hedty, et. all,
2014).
2. Kandungan kimia benih (biji) kopi Biji kopi yang mengandung fluorida yang dapat
menghambat respirasi biji sehingga proses perkecambahan biji terhambat (Hedty, et.
all, 2014). Disamping itu adanya alkaloid xantina yang berupa zat kafeina yang dapat
pula menjadi zat inhibitor atau zat penghambat perkecambahan biji sehingga
perkecambahan biji kopi memerlukan waktu yang lebih lama dari pada biji yang lain.
Namun demikian masih perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai seberapa jauh
pengaruh zat-zat tersebut terhadap perkecambahan biji kopi (Anonim, 2012).
3. Warna buah Perubahan warna buah dapat dipakai untuk menunjukkan tingkat
kemasakan benih (Kartasapoetra 1994). Menurut Pranowa dan Saefudin 2007 warna
buah saat panen berpengaruh terhadap viabilitas benih. Viabilitas benih kopi lebih
tinggi pada benih yang berasal dari buah kopi yang berwarna merah cerah. Tingginya
viabilitas pada buah berwarna merah cerah dikarenakan buah berwarna merah cerah
telah memasuki fase masak fisiologis. Sedangkan buah berwarna merah gelap
menandakan bahwa buah kopi tersebut telah memasuki fase lewat masak fisiologis
sehingga keadaan fisiologis benih di dalamnya sudah mulai menurun. Sedangkan
buah berwarna agak kehijauan menandakan bahwa buah tersebut belum masak
fisiologis sehingga komposisi biokimia di dalam benih belum optimum. Hal ini
sejalan dengan pendapat Sutopo (2002) dalam Cut Nur Ichsan, et.all, 2013, bahwa
benih yang dipanen sebelum masak fisiologis dicapai mempunyai viabilitas yang
rendah karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan
13
embrio belum sempurna. Pada buah yang lewat masak fisiologis, mulai terlihat
penurunan nilai viabilitas karena mulai mengalami kemunduran akibat perubahan
katabolik yang terus berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Justice dan Bass
(2002) dalam Cut Nur Ichsan, et.all, 2013, bahwa penurunan kemampuan benih
untuk berkecambah dapat terjadi pada buah yang lewat masak fisiologis akibat
perubahan katabolik di dalam benih. Penggunaan benih yang berasal dari buah
berwarna merah cerah diharapkan dapat menghasilkan bibit kopi yang berkualitas
yang dapat menjadi tanaman yang berproduksi tinggi di kemudian hari.
4. Ukuran biji (benih) Ukuran biji besar umumnya mempunyai tingkat berkecambah
lebih baik dibanding dengan biji kecil. Hal ini disebabkan karena pada biji yang
besar mengandung cadangan makanan yang lebih banyak. Disamping itu diduga
beberapa biji kecil (~5%) tidak berkembang penuh sehingga lebih sedikit
berkecambah. Namun demikian, biji besar lebih lambat berkecambah dibanding
dengan biji kecil. Biji kecil berkecambah sekitar dua kali lebih cepat daripada biji
sedang dan biji sedang sekitar dua kali lebih cepat daripada biji besar (Mangadas L.
dan J.E.D Fox, 2009). biji kecil mempunyai daya kecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh yang tinggi. Hal ini disebabkan benih berukuran kecil
memiliki tahap imbibisi yang lebih cepat selesai sehingga segera dilanjutkan tahap
aktivasi dan pertumbuhan. Ini menyebabkan daya berkecambah, kecepatan tumbuh,
keserempakan tumbuh, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50 % total
perkecambahan lebih cepat tercapai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sugeng
1975 dan Siregar 2010 pada tanaman pinus ochinata dimana benih ukuran kecil dan
sedang menghasilkan kecambah dan bibit yang lebih baik dibanding dengan benih
berukuran besar (Cut Nur Ichsan, et. All, 2013).
5. Kadar Air Benih Pada umumnya kadar air biji menurun dengan cepat sampai 20 %
setelah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional (functional maturity).
Karena pada fase masak fisiologis ini terjadi translokasi fotosintat yang akan
disimpan ke dalam biji (buah), sehingga tidak bertambah besar atau mencapai ukuran
besar maksimum. Disamping itu pada saat masak fisiologis biji mempunyai berat
kering maksimum (maximum dry weight), daya tumbuh maksimum (maximum
vigor) dan daya kecambah maksimum (maximum viability) (Anonim1, 2013). Kadar
air benih adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai ketentuan yang
ditetapkan atau banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan
14
hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh
benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air
benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama
penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih.
6. Temperatur Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan
bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah
temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur
minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan
terbentuknya benih (biji kecambah abnormal (Anonim, 2012). Temperatur optimum
untuk perkecambahan benih (biji) kopi yaitu dalam kisaran 25-30o C (Anonim,
2011).
7. Oksigen Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi.
Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas (Anonim,
2012). 8. Cahaya Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-
beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan
kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi,
yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil,
kecambah pucat dan lemah (Anonim, 2012).
BAB IV KesimpulanKopi merupakan tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili
Rubiaceae dan genus Coffea. Terdapat lebih dari 70 spesies kopi yang menyebar di dunia,
namun hanya 2 spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan karena lebih
menguntungkan secara ekonomi, yakni Coffea arabica L. (kopi arabika) dan Coffea
canephora (kopi robusta).
Karakteristik biologis kopi dibedakan menjadi secara vegetatif dan generatif. Secara
vegetatif, kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,
15
batang, dan dan. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang tidak
mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar
terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012). Secara generative, kopi
terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga pada kopi robusta memiliki ciri
yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak
bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan
membuka dan segera mengadakan penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu
yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan,
tergantung dari jenis dan faktor lingkungannya.
Struktur biji kopi yang matang selalu terdiri paling sedikit dua bagian yaitu embrio
dan kulit biji. Embryo terbentuk atau berasal dari telur dibuahi (Zyangote) mengalami
pembelahan sel di dalam kantong embrio. Pada monokotil, embrio terdiri dari kotiledon
(scutellum) dan embryonic axis. Embryonic axis terdiri atas coleoptile, plumule, seminal
roots (seperti pada jagung), radicle, dan coleorhiza. Sedang embryo pada legum atau
dikotil lainnya terdiri atas cotiledon, plumule(epikotil), dan radicle.
Daftar PustakaAmirudin Akhmad. 2011. Struktur Biji.
Bewley, J.D dan M. Black. 1978. Physiology and biochemistry of seeds in relation
togerminate. Berlin Heidelberg. New York.
16
Bina Aksara: Jakarta. Pranowo, D. dan Saefudin. 2007. Penentuan Saat Panen Benih Jarak
Pagar (Jatropa curcas L.) Berdasarkan Tingkat Kemasakan Buah. Balai Penelitian
Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri. Sukabumi, Bandung.
Cut Nur Ichsan et. All. 2013. Kajian Warna Buah dan Ukuran Benih Terhadap Viabilitas
Benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Gayo.
Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan
Indonesia 2008-2010. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan.
Desmawan P, Rohmanti R, Nasrullah. 2011. Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Benih
Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica
(LENN)). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Djumarti. 1999. Teknologi Pengolahan Kopi Gatot Ir, et. All. 2011. Petunjuk Teknis
Pemeriksaan Lapangan dan Pengujian Laboratorium Benih Tanaman Perkebunan.
BBPPTP Surabaya.
Eria, Mirian T.S., et al. 2006. Coffee Seed Physiology. Brazil: Journal Plant Physiology
18(1):149-163.
Kamil, J. 1979. Teknologi benih. Angkasa Raya. Padang. Rahardjo.2002, Beberapa Cara
yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi, Sub Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi,
Bogor.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Benih Pengolahan dan Tuntunan Praktikum.
Kustantini, Diana. 2010. Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi
(Coffea Sp). Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP).
Surabaya.
http://puspa.larasati08.student.ipb.ac.id/2011/03/09/dormansi-dan-perkecambahan-biji-
kopi-coffea-sp/. 22 Februari 2016
Najiyati dan Danarti. 2004. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen: Edisi Revisi.
Jakarta: Penebar Swadaya
Sajriyah, Ir, MS. 2010. Pentingnya Penggunaan Benih Bermutu Untuk Peningkatan
Produksi Pertanian. Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
17
Salim, MS. 2004. Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Berbagai Lama Ekstraksi
Buah. Agrosains. Vol. 6(2)
Sutopo, Lita. 2004. Teknologi Benih. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Schmidth L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis.
Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen
Kehutanan
18