karakteristik benih kopi

23
KARAKTERISTIK BENIH KOPI Oleh kelompok 4: Dita Shabrina 150510150212 Nurul Fitriani 150510150213 Oxa Marvel Ilman Thaariq 150510150221 Indah Nita Chrysilla Simarmata 150510150271 R. Siti Rahmah Fatmaidah Gitakusumah 150510150273 Leni Maryani 150510150282 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Upload: magdalena-simbolon

Post on 15-Jul-2016

77 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Biji dan benih kopi

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Benih Kopi

KARAKTERISTIK BENIH KOPI

Oleh kelompok 4:

Dita Shabrina 150510150212

Nurul Fitriani 150510150213

Oxa Marvel Ilman Thaariq 150510150221

Indah Nita Chrysilla Simarmata 150510150271

R. Siti Rahmah Fatmaidah Gitakusumah 150510150273

Leni Maryani 150510150282

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2016

Page 2: Karakteristik Benih Kopi

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan............................................................................................................7

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................7

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................7

1.3 Tujuan..........................................................................................................................7

BAB II Metodologi Penelitian...............................................................................................8

2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................................8

Bab III Pembahasan...............................................................................................................9

3.1 Karakter Biologi dan Biomolekular Benih..................................................................9

3.2 Biomolekular Benih Kopi..........................................................................................10

3.3 Struktur dan Komposisi Benih (Biji) Kopi................................................................11

3.4 Perkecambahan dan Viabilitas Benih Kopi................................................................13

BAB IV Kesimpulan............................................................................................................17

Daftar Pustaka......................................................................................................................18

4

Page 3: Karakteristik Benih Kopi

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar BelakangKopi merupakan tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili

Rubiaceae dan genus Coffea. Terdapat lebih dari 70 spesies kopi yang menyebar di dunia,

namun hanya 2 spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan karena lebih

menguntungkan secara ekonomi, yakni Coffea arabica L. (kopi arabika) dan Coffea

canephora (kopi robusta).

Kopi saat ini telah menjadi suatu tanaman yang sangat bernilai mutu tinggi. Kopi di

berbagai negara bahkan telah masuk ke dalam kebudayaan. Kopi termasuk tumbuhan yang

tidak sulit ditanam. Dalam penanaman kopi, baik menggunakan bahan tanaman yang

generatif maupun vegetative harus diperhatikan mutu bahan tanamannya. Oleh karena itu,

5

Page 4: Karakteristik Benih Kopi

di dalam makalah ini akan dibahas mengenai bahan tanaman generatif kopi yaitu benih,

untuk mengenai biologi maupun fisiologi untuk dapat dipahami dan diperbaharui.

Pada makalah ini, hal yang menjadi fokus utama dari pembahasan ialah mengenai

benih kopi, yang meliputi karakteristik biologi (biologi dan biomolekular benih, struktur

dan komponen kimia benih) dan fisiologi benih (perkecambahan, dormansi, desteriosasi,

viabilitas, dan vigor benih).

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana karakteristik biologi dari benih kopi?

2. Bagaimana bentuk perkecambahan pada biji kopi?

3. Apa yang menyebabkan dormansi pada biji kopi?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi viabilitas pada benih kopi?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui karakteristik biologi benih dari kopi

2. Untuk mengetahui bentuk perkecambahan pada biji kopi.

3. Untuk mengetahui hal yang menyebabkan dormansi pada biji kopi.

4. Untuk mengenal faktor factor yang berperan dalam viabilitas benih kopi.

BAB II Metodologi Penelitian

2.1 Tinjauan PustakaKopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam

famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

Kopi merupakan komoditi paling penting dalam konstelasi perkebunan, disamping itu permintaan konsumsi kopi dunia semakin hari semakin meningkat. Saat ini, produksi kopi Indonesia telah mencapi 600 ribu ton pertahun dan lebih 80 persen berasal dari kebun rakyat. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat pada periode berikutnya, mengingat

6

Page 5: Karakteristik Benih Kopi

pangsa pasar ekspor dan kebutuhan konsumsi yang tinggi terhadap kopi. Kegiatan konsumsi akan mempunyai dampak ekologis yang tinggi sebagai akibat gaya hidup manusia yang bertumpu pada kemampuan sumber daya alam untuk menyediakan kecukupan pemenuhan bahan baku tersebut.

Dalam hal perkopian di Indonesia , kopi rakyat memegang peranan yang penting, mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat. Namun demikian kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih kurang baik dibanding kondisi perkebunan besar Negara (PBN). Ada dua permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat untuk diekspor.

Rendahnya produktivitas kopi di antaranya disebabkan adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Beberapa jenis OPT yang menyerang tanaman kopi di Sulawesi Selatan adalah hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei Ferr.), penggerek batang, (Zeuzera sp.,), Penggerek cabang (Xylosandrus spp.), kutu hijau (Cocus viridis), kutu putih (Ferrisia virgata), penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), Cercospora sp., Embun jelaga dan Busuk buah kopi serta terakhir yang disebabkan oleh nematode.

Bab III Pembahasan3.1 Karakter Biologi dan Biomolekular Benih

1. Biologi Kopi

Klasifikasi kopi menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut,

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Sub Divisio: Spermatophyta

Class : Magnoliopsida

Sub Class : Asteridae

7

Page 6: Karakteristik Benih Kopi

Order : Rubiales

Family : Rubiaceae

Genus : Coffea

Species : Coffea Arabica L.

a. Organ Vegetatif Kopi

Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,

batang, dan dan. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang

tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat

akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012).

Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme dalam pertumbuhan vegetatifnya,

yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan pertumbuhan ke samping (plagiotropik)

dengan percabangan yang banyak. Batang kopi merupakan tumbuhan berkayu,

tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat 2

macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah dengan

tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan

arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya (Najiyati dan

Danarti, 2012).

b. Organ Generatif Kopi

Organ generatif kopi terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga

pada kopi robusta memiliki ciri yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih

dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah

dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan

penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu yang diperlukan sejak

terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan, tergantung dari jenis

dan faktor lingkungannya (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).

Buah tanaman kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3

bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan

kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras.

Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji tetapi ada juga buah yang tidak

menghasilkan biji atau hanya menghasilkan satu butir biji. Biji kopi terdiri atas kulit

biji dan lembaga. Secara morfologi, biji kopi berbentuk bulat telur, bertekstur keras,

dan berwarna putih kotor (Najiyati dan Danarti, 2012).

8

Page 7: Karakteristik Benih Kopi

3.2 Biomolekular Benih KopiBenih kopi berbentuk elips, menyerupai bentuk telur. Bagian luar yang

melindungi benih kopi dibentuk oleh endokarpis keras bewarna cokelat muda.

Endokarpis tersebut mengandung biji tertutup yang memiliki buah pelir tipis bewarna

hijau yang diketahui sebagai spermodermata yang merupakan sisa dari perisperm.

Endoseperm, yang mana adalah bagian dari jaringan hidup, mengandung bagian luar

yang keras dan bagian dalam yang lembut, yang dikelilingi oleh embrio. Bagian dari

endosperm yang berada di depan ujung bulu akar menunjukkan bahwa bagian atas

endosperm atau endosperm mikropylar dan yang mengelilingi sebagian embrio adalah

endosperm lateral. (Eira, Mirian T.S. et al, 2006).

Jaringan endosperm memiliki kandungan polisakarida yang tinggi. Komposisi

utama dari dinding selnya adalah selulosa dan hemiselulosa, yang secara pokok

merupakan sekelompok polisakarida tak larut. Endosperm lateral memiliki karakteristik

sangat keras karena sekelompok polisakaridanya berkumpul sebagai dinding sel yang

sangat tipis; pada bagian micropylarnya, bagaimanapun juga, dindingnya lebih sangat

tipis lagi. Kelompok polisakarida pada kopi mengandung 2% dari galaktosa, sebagai

rantai cabang dari rantai utama sekelompok polisakarida tersebut; pergerakan dari

dinding sell endosperm berikut perkecambahannya kemungkinan menyediakan untuk

sumber karbohidrat bagi pertumbuhan bibit. Protein, lemak dan beberapa mineral

tersedia di dalam sitoplasma dari sel endosperm dan merupakan sumber cadangan.

(Eira, Mirian T.S. et al, 2006)

3.3 Struktur dan Komposisi Benih (Biji) Kopi1. Struktur Biji

Buah yang telah matang (kecuali caryopses) secara botanis dapat dibedakan secara

jelas dua bagian utama, yaitu biji (seed) dan kulit buah (pericarp). Dalam pengertian

umum buah terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Umumnya pericarp terdiri atas

tiga lapisan dari luar kedalam yaitu:

1. Exocarp yaitu lapisan terluar dari pericarp, biasanya satu lapisan tipis.

2. Mesocarp yaitu lapisan dibawah exocarp, terdiri satu lapisan atau lebih, biasanya

lebih tebal, sepertimangga (yang dimakan adalah mesocarp).

9

Page 8: Karakteristik Benih Kopi

3. Endocarp yaitu lapisan terdalam dari pericarp, terdiri atas jaringan dengan sel

yang berdinding tebal, disebut stony part keras diwaktu matang.

Struktur biji matang selalu terdiri paling sedikit dua bagian yaitu embrio dan kulit

biji. Embryo terbentuk atau berasal dari telur dibuahi (Zyangote) mengalami

pembelahan sel di dalam kantong embrio. Pada monokotil, embrio terdiri dari kotiledon

(scutellum) dan embryonic axis. Embryonic axis terdiri atas coleoptile, plumule,

seminal roots (seperti pada jagung), radicle, dan coleorhiza. Sedang embryo pada legum

atau dikotil lainnya terdiri atas cotiledon, plumule(epikotil), dan radicle. Bagian-bagian

biji pada umumnya dapat dibedakan menjadi:

1. Kulit biji (spermodemis).

2. Tali pusat (funiculus).

3. Inti biji (nucleus seminis) (Amirudin akhmad, 2011).

Untuk dapat mengetahui struktur buah kopi yang lengkap perlu dilakukan suatu

pengirisan seperti pengirisan melintang sehingga akan tampak irisan melintangnya.

Buah kopi memiliki struktur buah seperti di bawah ini:

Bagian-bagian buah kopi terdiri atas:

1. Kulit luar (Exocarp): merupakan bagian terluar dari buah kopi yang terdiri atas

lapisan tipis, liat, dan pada buah yang masih muda akan berwarna hijau tua lalu

berangsur - angsur berwarna hijau kuning, kuning, merah hingga merah

kehitaman

2. Lapisan daging buah (Mexocarp): merupakan daging buah yang berlendir dan

rasanya agak manis apabila sudah masak.

10

Page 9: Karakteristik Benih Kopi

3. Lapisan kulit tanduk (Endocarp): merupakan kulit bagian dalam dengan struktur

cukup keras dan disebut kulit tanduk

4. Biji kopi terdiri dari 2 bagian, yaitu: - Putih lembaga / endosperm terdapat

lembaga (embrio) - Kulit ari / kulit biji

5. Celah merupakan rongga kosong berupa saluran memanjang sepanjang ukuran

biji Komposisi buah kopi adalah sebagai berikut:

40 % terdiri dari pulp,

20 % lendir (mucilage) dan

40 % adalah biji kopi dan kulit majemuk.

Buah kopi yang sudah masak umumnya berwarna kuning kemerahan sampai merah

tua (merah kehitaman bila lewat masak), tetapi ada pula yang belum cukup tua sudah

berwarna kuning kemerahan pucat yaitu buah kopi yang terserang hama bubuk buah

kopi. Buah kopi biasanya memiliki dua keping biji, tetapi juga ada yang hanya

mengandung satu keping biji saja bahkan ada yang tidak mempunyai keping biji sama

sekali yang disebut kopi gabug (Djumarti, 1999).

2. Komposisi Kimia Benih (Biji) Kopi

Komposisi kimia biji kopi antara lain sebagai berikut:

Komposisi Kimia Kandungan (%)

Air 11,23%

Kaffein 1,21%

Lemak 12,27%

Gula 8,55%

Selulosa 18,87%

Nitrogen 12,07%

Bahan bukan N 32,58%

Abu 3,92%

Vitamin B1 0,2%

Vitamin B2 0,23%

Vitamin B6 0,143%

Vitamin B12 0,00011%

Sodium 4%

Ferrum 3,7%

11

Page 10: Karakteristik Benih Kopi

Fluor 0,45%

3.4 Perkecambahan dan Viabilitas Benih Kopi1. Perkecambahan

Biji merupakan adaptasi untuk tumbuhan terrestrial yang terdiri atas embrio yang

dibungkus bersama-sama dengan cadangan makanan di dalam suatu pembungkus yang

resisten, salah biji adalah biji kopi. Dormansi dapat terjadi di biji dalam

perkecambahannya jika lingkungan tempat hidupnya tidak memungkinkan untuk

tumbuh berkembang ataupun karena dipaksa untuk dorman. Ketika biji akan dorman

maka terlihat adanya peningkatan senyawa asam absisat dalam tumbuhan tersebut. Biji

kopi merupakan salah satu jenis biji yang memiliki sifat impermeable terhadap gas

terutama pada bagian endokarpnya.

Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, terdiri atas kulit biji dan lembaga.

Lembaga atau sering disebut endosperma merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan

sebagai bahan untuk membuat minuman kopi. Proses penanaman biji kopi adalah semua

biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di

atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa

sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Setelah selesai

pembenaman, biji-biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tempat perkecambahan ini harus

dijaga supaya tetap lembab. Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan

iklim.

Perkecambahan di daerah panas berlangsung selama 3-4 minggu, sedangkan di

daerah dingin berlangsung selama 6-8 minggu. Selama proses perkecambahan,

cotyledon‐cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap

endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl

muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat

cotyledon‐cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari serta

endosperma. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau

serdadu.   Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih

kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga

endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon

terangkat seolah‐olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun

12

Page 11: Karakteristik Benih Kopi

yang disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2-3 bulan, selanjutnya

dapat dipindahkan ke persemaiaan.

2. Viabilitas Benih (Biji) Kopi

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat viabilitas benih kopi antara lain:

1. Lapisan endocarp/kulit tanduk Lapisan endocarp/kulit tanduk dengan struktur yang

cukup keras yang terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal

terutama di permukaan paling luar. dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin

dan bahan kutikula sehingga meyebabkan kulit biji kopi kurang permiable yang

dapat mempengaruhi terhadap penyerapan air/proses imbibisi pada proses

perkecambahan biji kopi yang sangat penting untuk reaktivasi enzim, melunakkan

kulit biji, transport metabolit dan memungkinkan masuknya oksigen (Hedty, et. all,

2014).

2. Kandungan kimia benih (biji) kopi Biji kopi yang mengandung fluorida yang dapat

menghambat respirasi biji sehingga proses perkecambahan biji terhambat (Hedty, et.

all, 2014). Disamping itu adanya alkaloid xantina yang berupa zat kafeina yang dapat

pula menjadi zat inhibitor atau zat penghambat perkecambahan biji sehingga

perkecambahan biji kopi memerlukan waktu yang lebih lama dari pada biji yang lain.

Namun demikian masih perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai seberapa jauh

pengaruh zat-zat tersebut terhadap perkecambahan biji kopi (Anonim, 2012).

3. Warna buah Perubahan warna buah dapat dipakai untuk menunjukkan tingkat

kemasakan benih (Kartasapoetra 1994). Menurut Pranowa dan Saefudin 2007 warna

buah saat panen berpengaruh terhadap viabilitas benih. Viabilitas benih kopi lebih

tinggi pada benih yang berasal dari buah kopi yang berwarna merah cerah. Tingginya

viabilitas pada buah berwarna merah cerah dikarenakan buah berwarna merah cerah

telah memasuki fase masak fisiologis. Sedangkan buah berwarna merah gelap

menandakan bahwa buah kopi tersebut telah memasuki fase lewat masak fisiologis

sehingga keadaan fisiologis benih di dalamnya sudah mulai menurun. Sedangkan

buah berwarna agak kehijauan menandakan bahwa buah tersebut belum masak

fisiologis sehingga komposisi biokimia di dalam benih belum optimum. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sutopo (2002) dalam Cut Nur Ichsan, et.all, 2013, bahwa

benih yang dipanen sebelum masak fisiologis dicapai mempunyai viabilitas yang

rendah karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan pembentukan

13

Page 12: Karakteristik Benih Kopi

embrio belum sempurna. Pada buah yang lewat masak fisiologis, mulai terlihat

penurunan nilai viabilitas karena mulai mengalami kemunduran akibat perubahan

katabolik yang terus berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Justice dan Bass

(2002) dalam Cut Nur Ichsan, et.all, 2013, bahwa penurunan kemampuan benih

untuk berkecambah dapat terjadi pada buah yang lewat masak fisiologis akibat

perubahan katabolik di dalam benih. Penggunaan benih yang berasal dari buah

berwarna merah cerah diharapkan dapat menghasilkan bibit kopi yang berkualitas

yang dapat menjadi tanaman yang berproduksi tinggi di kemudian hari.

4. Ukuran biji (benih) Ukuran biji besar umumnya mempunyai tingkat berkecambah

lebih baik dibanding dengan biji kecil. Hal ini disebabkan karena pada biji yang

besar mengandung cadangan makanan yang lebih banyak. Disamping itu diduga

beberapa biji kecil (~5%) tidak berkembang penuh sehingga lebih sedikit

berkecambah. Namun demikian, biji besar lebih lambat berkecambah dibanding

dengan biji kecil. Biji kecil berkecambah sekitar dua kali lebih cepat daripada biji

sedang dan biji sedang sekitar dua kali lebih cepat daripada biji besar (Mangadas L.

dan J.E.D Fox, 2009). biji kecil mempunyai daya kecambah, kecepatan tumbuh,

keserempakan tumbuh yang tinggi. Hal ini disebabkan benih berukuran kecil

memiliki tahap imbibisi yang lebih cepat selesai sehingga segera dilanjutkan tahap

aktivasi dan pertumbuhan. Ini menyebabkan daya berkecambah, kecepatan tumbuh,

keserempakan tumbuh, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 50 % total

perkecambahan lebih cepat tercapai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sugeng

1975 dan Siregar 2010 pada tanaman pinus ochinata dimana benih ukuran kecil dan

sedang menghasilkan kecambah dan bibit yang lebih baik dibanding dengan benih

berukuran besar (Cut Nur Ichsan, et. All, 2013).

5. Kadar Air Benih Pada umumnya kadar air biji menurun dengan cepat sampai 20 %

setelah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional (functional maturity).

Karena pada fase masak fisiologis ini terjadi translokasi fotosintat yang akan

disimpan ke dalam biji (buah), sehingga tidak bertambah besar atau mencapai ukuran

besar maksimum. Disamping itu pada saat masak fisiologis biji mempunyai berat

kering maksimum (maximum dry weight), daya tumbuh maksimum (maximum

vigor) dan daya kecambah maksimum (maximum viability) (Anonim1, 2013). Kadar

air benih adalah hilangnya berat ketika benih dikeringkan sesuai ketentuan yang

ditetapkan atau banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan

14

Page 13: Karakteristik Benih Kopi

hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh

benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air

benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama

penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih.

6. Temperatur Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan

bagi berlangsungnya perkecambahan benih. Temperatur minimum/maksimum adalah

temperatur terendah/tertinggi saat perkecambahan akan terjadi. Di bawah temperatur

minimum atau di atas temperatur maksimum akan terjadi kerusakan benih dan

terbentuknya benih (biji kecambah abnormal (Anonim, 2012). Temperatur optimum

untuk perkecambahan benih (biji) kopi yaitu dalam kisaran 25-30o C (Anonim,

2011).

7. Oksigen Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat

perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai dengan

meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon dioksida , air dan energi.

Proses perkecambahan dapat terhambat bila penggunaan oksigen terbatas (Anonim,

2012). 8. Cahaya Kebutuhan benih terhadap cahaya untuk berkecambah berbeda-

beda tergantung pada jenis tanaman. Benih yang dikecambahkan pada keadaan

kurang cahaya atau gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi,

yaitu terjadinya pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotil,

kecambah pucat dan lemah (Anonim, 2012).

BAB IV KesimpulanKopi merupakan tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili

Rubiaceae dan genus Coffea. Terdapat lebih dari 70 spesies kopi yang menyebar di dunia,

namun hanya 2 spesies kopi yang paling banyak dibudidayakan karena lebih

menguntungkan secara ekonomi, yakni Coffea arabica L. (kopi arabika) dan Coffea

canephora (kopi robusta).

Karakteristik biologis kopi dibedakan menjadi secara vegetatif dan generatif. Secara

vegetatif, kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar,

15

Page 14: Karakteristik Benih Kopi

batang, dan dan. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang tidak

mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar

terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm (Najiyati dan Danarti, 2012). Secara generative, kopi

terdiri atas 3 bagian yaitu bunga, buah, dan biji. Bunga pada kopi robusta memiliki ciri

yaitu berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak

bunga berwarna hijau. Apabila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan

membuka dan segera mengadakan penyerbukan kemudian akan terbentuk buah. Waktu

yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 8-11 bulan,

tergantung dari jenis dan faktor lingkungannya.

Struktur biji kopi yang matang selalu terdiri paling sedikit dua bagian yaitu embrio

dan kulit biji. Embryo terbentuk atau berasal dari telur dibuahi (Zyangote) mengalami

pembelahan sel di dalam kantong embrio. Pada monokotil, embrio terdiri dari kotiledon

(scutellum) dan embryonic axis. Embryonic axis terdiri atas coleoptile, plumule, seminal

roots (seperti pada jagung), radicle, dan coleorhiza. Sedang embryo pada legum atau

dikotil lainnya terdiri atas cotiledon, plumule(epikotil), dan radicle.

Daftar PustakaAmirudin Akhmad. 2011. Struktur Biji.

Bewley, J.D dan M. Black. 1978. Physiology and biochemistry of seeds in relation

togerminate. Berlin Heidelberg. New York.

16

Page 15: Karakteristik Benih Kopi

Bina Aksara: Jakarta. Pranowo, D. dan Saefudin. 2007. Penentuan Saat Panen Benih Jarak

Pagar (Jatropa curcas L.) Berdasarkan Tingkat Kemasakan Buah. Balai Penelitian

Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri. Sukabumi, Bandung.

Cut Nur Ichsan et. All. 2013. Kajian Warna Buah dan Ukuran Benih Terhadap Viabilitas

Benih Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Varietas Gayo.

Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan

Indonesia 2008-2010. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan.

Desmawan P, Rohmanti R, Nasrullah. 2011. Pengaruh Suhu dan Lama Perendaman Benih

Terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Awal Bibit Kopi Arabika (Coffea arabica

(LENN)). Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Djumarti. 1999. Teknologi Pengolahan Kopi Gatot Ir, et. All. 2011. Petunjuk Teknis

Pemeriksaan Lapangan dan Pengujian Laboratorium Benih Tanaman Perkebunan.

BBPPTP Surabaya.

Eria, Mirian T.S., et al. 2006. Coffee Seed Physiology. Brazil: Journal Plant Physiology

18(1):149-163.

Kamil, J. 1979. Teknologi benih. Angkasa Raya. Padang. Rahardjo.2002, Beberapa Cara

yang Perlu Dalam Perkecambahan Kopi, Sub Penelitian Budidaya Perkebunan Kopi,

Bogor.

Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Benih Pengolahan dan Tuntunan Praktikum.

Kustantini, Diana. 2010. Beberapa Hal yang Mempengaruhi Viabilitas Benih (Biji) Kopi

(Coffea Sp). Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP).

Surabaya.

http://puspa.larasati08.student.ipb.ac.id/2011/03/09/dormansi-dan-perkecambahan-biji-

kopi-coffea-sp/. 22 Februari 2016

Najiyati dan Danarti. 2004. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen: Edisi Revisi.

Jakarta: Penebar Swadaya

Sajriyah, Ir, MS. 2010. Pentingnya Penggunaan Benih Bermutu Untuk Peningkatan

Produksi Pertanian. Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

17

Page 16: Karakteristik Benih Kopi

Salim, MS. 2004. Pematahan Dormansi Benih Aren Secara Fisik Berbagai Lama Ekstraksi

Buah. Agrosains. Vol. 6(2)

Sutopo, Lita. 2004. Teknologi Benih. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang

Schmidth L. 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis.

Jakarta: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen

Kehutanan

18