karakteristik dan pendidikan anak tuna netra
TRANSCRIPT
Remmi Simanjuntak
817065118
Semester 8
Pengertian, Klasifikasi, Penyebab, dan Cara Pencegahan Tunanetra
Kebutaan ≠ Tunanetra Kebutaan merupakan tingkat ketunanetraan yang paling
berat. Tunanetra digunakan untuk menunjukkan adanya gradasi
atau tingkat kerusakan/gangguan penglihatan mulai yangberat sampai yang sangat berat, bahkan sampai butatotal.
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia (Amran Y SChaniago 1995: 540)Kata “tuna” = tidak memiliki, tidak punya, luka atau
rusakKata “netra” = pengelihatan
Ukuran ketajaman pengelihatan :
Normal: Jarak pengelihatan 200 feet/kaki atau 60 meter
Terbatas pengelihatan : 20 feet/kaki atau 6 meter.
Tes Ukuran ketajaman pengelihatan denganmenggunakan kartu Snellen:
1. kartu bentuk E :
2. kartu abjad :
3. kartu gambar-gambar : kurang efektif karena tidak semuagambar benda dikenal oleh anak-anak.
Paling sering digunakan
Tunanetra diklasifikasikan berdasarkan 3 hal :
1. Berdasarkan Tingkat Ketajaman Pengelihatan:
a. Tunanetra dengan ketajaman penglihatan 6/20m-6/60m atau 20/70 feet-20/200 feet, yang disebutkurang lihat (low vision).
(20/70 feet artinya jika anak normal mampu melihat hingga jangkauan 70feet tp anak tunanetra kategori di atas hanya dapat melihat pd jarak 20 feet).
b. Tunanetra dengan ketajaman penglihatan antara6/60 m atau 20/200 feet atau kurang, yang disebutbuta (blind).
c. Tunanetra yang memiliki visus 0, atau yang disebutbuta total (tolally blind).
2. Berdasarkan Saat Terjadinya Ketunanetraan : Tunanetra sebelum dan sejak lahir;
mengalami ketunanetraan sejak dalam kandungan atau sebelum usia satu tahun
Tunanetra batita;mengalami ketunanetraan < usia 3 tahun
Tunanetra balita;usia 3 tahun < mengalami ketunanetraan < 5 tahun
Tunanetra pada usia sekolah;usia 6 tahun < mengalami ketunanetraan < 12 tahun
Tunanetra remaja;usia 13 tahun < mengalami ketunanetraan < 19 tahun
Tunanetra dewasa;mengalami ketunanetraan > usia 19 tahun
3. Berdasarkan Adaptasi Pendidikan :
ketidakmampuan melihat taraf sedang (moderate visual disability).
ketidakmampuan melihat taraf berat (severe visual disability).
ketidakmampuan melihat taraf sangat berat(profound visual disability).
faktor yang berasal dari dalam diri Individu, yaitu sering disebutsebagai faktor keturunan.
berasal dari luar diri individu yaitu:
a. Penyakit rubella dan syphilis
b. Glaukoma (Glaucoma)
c. Retinopati diabetes (Diabetic Retinopathy)
d. Retinoblastoma
e. Kekurangan vitamin A
f. Terkena zat kimia
g. Kecelakaan
Upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahanterjadinya tunanetra dapat dikelompokkan menjadi tigamacam, yaitu:
1. Pencegahan secara Medis
2. Pencegahan secara Sosial
3. Pencegahan secara Edukatif:
a) Peranan keluarga
b) Peranan sekolah
Remmi Simanjuntak817065118
Semester 8
Berbagai pendapat para ahli menunjukkan bahwaketunanetraan dapat mempengaruhi prestasiakademik para penyandangnya.
Akan tetapi mereka sependapat bahwa pengaruhnyatidak sebesar yang terjadi pada anak tunarungu karenapendengaran memegang peranan peranan pentingdalam kegiatan belajar di sekolah dibandingkanpengelihatan.
Tilman & Osborg (1969), membandingkan anaktunanetra yang sedang mengikuti pendidikan dengananak awas, dan menemukan beberapa perbedaan;
a. Anak-anak tunanetra menyimpan pengalaman-pangalaman khusus yang kurang terintegrasi
b. Anak-anak tunanetra memiliki angka yang samadengan anak awas dalam hal berhitung, informasi,dan kosakata, tetapi kurang dalam halpemahaman (comprehension) dan persamaan.
c. Kosakata anak-anak tunanetra cenderungmerupakan kata-kata yang definitif.
Beberapa literatur mengemukakan karakteristik yang
mungkin terjadi pada anak tunanetra yang tergolong
buta sebagai akibat langsung maupun tidak langsung
dari kebutaanya adalah:
1) Curiga pada Orang Lain
2)Mudah Tersinggung
3)Ketergantungan pada Orang Lain
Aspek Fisik :Dilihat secara fisik, akan mudah ditentukan bahwa orangtersebut mengalami tunanetra. Hal itu dapat dilihat darikondisi matanya yang berbeda dengan mata orang awasdan sikap tubuhnya yang kurang ajeg serta kaku
• Aspek Sensorik :Anak tunanetra pada umumnya menunjukkan kepekaanyang lebih baik pada indera pendengaran dan perabaandibandingkan dengan anak awas.
• Aspek Motorik/Perilaku:Gerakan anak tunanetra terlihat agak kaku dan kurangfleksibel, serta sering melakukan perilaku stereotip, sepertimenggosok-gosok mata dan menepuk-nepuk tangan.
TERIMA KASIH