karakteristik keluarga sakinah

8
I. Karakteristik keluarga sakinah,mawadah dan rahmah Dalam kehidupan berkeluarga, kita sering sekali mendengar istilah Sakinah, Mawaddah dan wa Rahmah. Ketiga kata tersebut sering dikaitkan dengan keluarga yang harmonis. Mungkin dari kita belum mengetahui makna dari Sakinah, Mawaddah Wa Rahmah. Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman ALLAH SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Q.S. Ar-Rum 21) :: MAKNA SAKINAH Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan, ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan. Kata sakinah juga sudah diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sakinah bermakna kedamaian; ketenteraman; ketenangan; kebahagiaan. :: MAKNA MAWADDAH

Upload: khoirun-nisa

Post on 21-Dec-2015

243 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jhlkhkjlkjlk

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik  keluarga sakinah

I. Karakteristik keluarga sakinah,mawadah dan rahmah

Dalam kehidupan berkeluarga, kita sering sekali mendengar istilah Sakinah,

Mawaddah dan wa Rahmah. Ketiga kata tersebut sering dikaitkan dengan keluarga yang

harmonis. Mungkin dari kita belum mengetahui makna dari Sakinah, Mawaddah Wa

Rahmah.

Sebagaimana diketahui, kata sakinah, mawadah dan rahmah itu diambil dari firman

ALLAH SWT: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

(sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang

(rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi

kaum yang berfikir." (Q.S. Ar-Rum 21)

:: MAKNA SAKINAH

Kata sakinah berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, kata sakinah

mengandung makna tenang, tenteram, damai, terhormat, aman, nyaman, merasa dilindungi,

penuh kasih sayang, dan memperoleh pembelaan. Dengan demikian keluarga sakinah berarti

keluarga yang semua anggotanya merasakan ketenangan, kedamaian, keamanan,

ketenteraman, perlindungan, kebahagiaan, keberkahan, dan penghargaan.

Kata sakinah juga sudah diserap menjadi bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata sakinah bermakna kedamaian; ketenteraman; ketenangan;

kebahagiaan.

:: MAKNA MAWADDAH

Kata mawaddah juga berasal dari bahasa Arab. Mawaddah adalah jenis cinta

membara, perasaan cinta dan kasih sayang yang menggebu kepada pasangan jenisnya.

Mawaddah adalah perasaan cinta yang muncul dengan dorongan nafsu kepada pasangan

jenisnya, atau muncul karena adanya sebab-sebab yang bercorak fisik. Seperti cinta yang

muncul karena kecantikan, ketampanan, kemolekan dan kemulusan fisik, tubuh yang seksi;

atau muncul karena harta benda, kedudukan, pangkat, dan lain sebagainya.

Biasanya mawaddah muncul pada pasangan muda atau pasangan yang baru

menikah, dimana corak fisik masih sangat kuat. Alasan-alasan fisik masih sangat dominan

pada pasangan yang baru menikah. Kontak fisik juga sangat kuat mewarnai pasangan muda.

Page 2: Karakteristik  keluarga sakinah

Misalnya ketika seorang lelaki ditanya, “Mengapa anda menikah dengan perempuan itu,

bukan dengan yang lainnya?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia cantik, seksi, kulitnya

bersih”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah mawaddah.

Demikian pula ketika seorang perempuan ditanya, “Mengapa anda menikah dengan

lelaki itu, bukan dengan yang lainnya ?” Jika jawabannya adalah, “Karena ia tampan,

macho, kaya”, dan lain sebagainya yang bercorak sebab fisik, itulah yang disebut

mawaddah.

Kata mawaddah juga sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, menjadi mawadah

(dengan satu huruf d). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mawadah bermakna

kasih sayang.

:: MAKNA RAHMAH

Rahmah berasal dari bahasa Arab. yang berarti ampunan, anugerah, karunia, rahmat,

belas kasih, juga rejeki. Rahmah merupakan jenis cinta dan kasih sayang yang lembut,

terpancar dari kedalaman hati yang tulus, siap berkorban, siap melindungi yang dicintai,

tanpa pamrih “sebab”. Bisa dikatakan rahmah adalah perasaan cinta dan kasih sayang yang

sudah berada di luar batas-batas sebab yang bercorak fisik.

Biasanya rahmah muncul pada pasangan yang sudah lama berkeluarga, dimana

tautan hati dan perasaan sudah sangat kuat, saling membutuhkan, saling memberi, saling

menerima, saling memahami. Corak fisik sudah tidak dominan.

Misalnya seorang kakek yang berusia 80 tahun hidup rukun, tenang dan harmonis

dengan isterinya yang berusia 75 tahun. Ketika ditanya, “Mengapa kakek masih mencintai

nenek pada umur setua ini?” Tidak mungkin dijawab dengan, “Karena nenekmu cantik,

seksi, genit”, dan seterusnya, karena si nenek sudah ompong dan kulitnya berkeriput.

Demikian pula ketika nenek ditanya, “Mengapa nenek masih mencintai kakek pada

umur setua ini?” Tidak akan dijawab dengan, “Karena kakekmu cakep, jantan, macho,

perkasa”, dan lain sebagainya; karena si kakek sudah udzur dan sering sakit-sakitan. Rasa

cinta dan kasih sayang antara kakek dan nenek itu bahkan sudah berada di luar batas-batas

sebab. Mereka tidak bisa menjelaskan lagi “mengapa dan sebab apa” masih saling

mencintai.

Page 3: Karakteristik  keluarga sakinah

Kata rahmah diserap dalam bahasa Indonesia menjadi rahmat (dengan huruf t).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata rahmah atau rahmat bermakna belas kasih;

kerahiman; karunia (Allah); dan berkah (Allah).

Jadi, keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah itu artinya keluarga yang semua

anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia,

keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya, penuh rezeki dan dirahmati oleh Allah SWT. 

Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin

khoiran dst); 

(a) memiliki kecenderungan kepada agama,

(b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda,

(c) sederhana dalam belanja, 

(d) santun dalam bergaul dan 

(e) selalu introspeksi. 

Dalam hadis Nabi juga disebutkan bahwa: “ empat hal akan menjadi faktor yang

mendatangkan kebahagiaan keluarga (arba`un min sa`adat al mar’i), yakni :

(a) suami / isteri yang setia (saleh/salehah), 

(b) anak-anak yang berbakti, 

(c) lingkungan sosial yang sehat , dan 

(d) dekat rizkinya.”

Dalam hadis tersebut kita bisa mengetahui bahwa anak-anak yang berbakti lahir dari

sebuah keluarga yang baik, keluarga yang sakinah dan warahmah. Anak-anak yang berbakti

kelak akan menjadi dewasa. Mereka yang dewasa inilah yang akan menjadi orang-orang

dalam lingkungan masyarakat. 

Kalau dihubungkan dengan premanisme, yang dewasa ini semakin menjadi pandemi

di kalangan masyarakat, maka terdapatlah fakta bahwasanya masih banyak keluarga yang

belum memenuhi karakteristik sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.

Page 4: Karakteristik  keluarga sakinah

1.  Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan yang

memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna). Fungsi pakaian ada tiga,

yaitu menutup aurat, melindungi diri dari panas dingin, perhiasan. Suami terhadap isteri dan

sebaliknya harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika isteri mempunyai suatu

kekurangan, suami tidak menceriterakan kepada orang lain, begitu juga sebaliknya. Jika

isteri sakit, suami segera mencari obat atau membawa ke dokter, begitu juga sebaliknya.

Isteri harus selalu tampil membanggakan suami, suami juga harus tampil membanggakan

isteri, jangan terbalik jika saat keluar rumah istri atau suami tampil menarik agar dilihat

orang banyak. Sedangkan giliran ada dirumah suami atau istri berpakaian seadanya, tidak

menarik, awut-awutan, sehingga pasangannya tidak menaruh simpati sedikitpun padanya.

Suami istri saling menjaga penampilan pada masing-masing pasangannya.

2. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut

(ma`ruf), tidak asal benar dan hak saja. Besarnya mahar, nafkah, cara bergaul dan

sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini terutama harus diperhatikan oleh

suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok perbedaannya. Sebagaimana firman

Allah swt.

 

 

 

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan

paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali

sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan

pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila

kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai

sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”[5].

3. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing kewajibannya dengan didasari

keyakinan bahwa menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah SWT yang dalam

Page 5: Karakteristik  keluarga sakinah

menjalankannya harus tulus ikhlas. Suami menjaga hak istri dan istri menjaga hak-hak

suami. Dari sini muncul saling menghargai, mempercayai, setia dan keduanya terjalin

kerjasama untuk mencapai kebaikan didunia ini sebanyak-banyaknya melalui ikatan rumah

tangga. Suami menunaikan kewajiabannya sebagai suami karema mengharap ridha Allah.

Dengan menjalankan kewajiban inilah suami berharap agar amalnya menjadi berpahala

disisi Allah SWT. Sedangkan istri, menunaikan kewajiban sebagai istri seperti melayani

suami, mendidik anak-anak, dan lain sebagainya juga berniat semata-mata karena Allah

SWT. Kewajiban yang dilakukannya itu diyakini sebagai perinta Allah, tidak memandang

karena cintanya kepada suami semata, tetapi di balik itu dia niat agar mendapatkan pahala di

sisi Allah melalui pengorbanan dia dengan menjalankan kewajibannya sebagai istri.

4. Semua anggota keluarganya seperti anak-anaknya, isrti dan suaminya beriman dan bertaqwa

kepada Allah dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum-hukum Allah dan agama

Allah terimplementasi dalam pergaulan rumah tangganya.

5. Rezkinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah SWT. Penghasilan suami sebagai tonggak

berdirinya keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami menjaga agar anak dan

istrinya tidak berpakaian, makan, bertempat tinggal, memakai kendaraan, dan semua

pemenuhan kebutuhan dari harta haram. Dia berjuang untuk mendapatkan rizki halal saja.

Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah SWT yang diberikan kepada

mereka. Jika diberi lebih mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika

kekurangan mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka keluarga yang selalu berusaha untuk

memperbaiki semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut ilmu-ilmu agama

Allah SWT.[6]

Demikianlah penjelasan mengenai karakteristik keluarga sakinah, mawaddah, dan

warahmah. Dapat disimpulkan bahwa, keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah,

dapat menjadi penentu karakter seseorang di masyarakat. Pandemi premanisme di Indonesia

juga akan berkurang apabila keluarga-keluarga yang ada di Indonesia mengerti bagaimana

caranya untuk menjadi keluarga sakinah dan warrahmah.