karakteristik kualitas air -...
TRANSCRIPT
KARAKTERISTIK KUALITAS
AIR
KARAKTERISTIK KUALITAS AIR
Karakteristik kualitas air tergantung kepada penggunaannya
Standar kualitas air berdasarkan fisika, kimia dan bilologi dan
tergantung pada spesifik penggunaan
Contoh : Standar kualitas air untuk irigasi tidak sama dengan air
minum
Perubahan kualitas air yang disebabkan oleh penggunaan DAS
dapat membuat kualitas air tersebut tidak sesuai lagi untuk air
minum, tetapi masih cocok untuk perikanan, irigasi dan
penggunaan lainnya.
Penurunan kualitas air, bisa disebabkan oleh manusia (polusi)
dan kejadian alam seperti tingginya curah hujan, kebakaran dan
letusan gunung berapi
Karakteristik kualitas air dipengaruhi oleh polusi atau pencemaran
Polusi : Point Source Pollution, berhubungan dengan industri dan
dialirkan melalui pipa atau selokan/parit. Mudah dideteksi
Non-Point Source Pollution, berhubungan dengan aktifitas
land use, seperti pertanian, peternakan, kehutanan dan
terjadi pada area yang luas. Sulit dideteksi, karena
berhubungan dengan curah hujan
KANDUNGAN KIMIA CURAH HUJAN
Polusi udara: punya efek terhadap curah hujan dan akhirnya akan
mempengaruhi ekosistem darat dan air
Penambahan kandungan kimia dari udara akan mempengaruhi
produktivitas lahan dan kualitas air, tentu saja secara global akan
punya implikasi terhadap lingkungan secara signifikan
HUJAN ASAM
Hujan Asam : menjadi issu lingkungan pada akhir 70-an dan awal
80-an pada negara-negara barat
Di USA, National Atmospheric Deposition Program (NADP) didirikan
th 1977 berguna untuk menentukan kandungan kimia
atmosfir dan efeknya terhadap lingkungan
NADP, menetapkan 5 parameter kualitas udara yaitu sulfat, nitrat,
ammonium, kalsium dan hidrogen
EPA = Environmental Protection Agency (1980) secara alamiah pH
dari Hujan agak asam sekitar 5.6 – 5.7 disebabkan kandungan
CO2 yang normal di udara
Namun, pada daerah industri di utara USA terjadi peningkatan kadar
asam dari Curah Hujan yaitu sekitar 4.5 dan bahkan dibawahnya
Di Eropah, curah hujan didapati pH di bawah 2.4
Penurunan pH ini disebankan oleh Sulfur Oksida dan Nitrogen
Oksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fossil seperti
batu bara, gas dan minyak bumi.
Hal di atas akan mempengaruhi ekosistem darat dan air
Efek dari kandungan asam tersebar luas karena angin di atmosfir
Bila tanah dalam suasana basa atau mengandung kalsium yang
cukup, asam menjadi netral dan air menjadi asam secara
perlahan.
Danau dan sungai menjadi tidak subur
pH danau dan sungai akan turun di bawah 6 dan akan
mempengaruhi organisme makanan ikan dan ikan sendiri
Bila pH < 4.5, ikan tidak dapat lagi hidup sebagaimana mestinya
Polusi Udara dapat menghambat fiksasi nitrogen ke dalam tanah,
menyebabkan kalsium, magnesium dan kalium akan leaching ke
dalam tanah dan menghambat dekomposisi bakteri.
Kandungan Merkuri di Atmosfir
Ada sumber Hg yang berasal dari kejadian alam dan kegiatan manusia
yang menguap.
Contoh: Letusan gunung dan pembakaran hutan menyebabkan Hg
menguap ke udara
Aktivitas manusia, seperti produksi metal, treatment dan
penanganan limbah dan pembakaran fosil untuk minyak bumi,
gambut dan kayu punya kontribusi terhadap Hg di udara.
Kalau sudah berada di atmosfir, Hg akan tersebar luas dan umumnya
ditemukan pada area hutan.
Hg punya afinitas (tarik menarik) yang tinggi terhadap bahan organik
dalam tanah dan air permukaan.
Efek kumulatif dari tingkat percepatan sebaran zat-zat kimia di
udara sulit untuk diukur secara kuantitas. Pada lahan yang kurang
subur, penambahan nutrisi (pupuk) pada range pH tertentu dapat
meningkatkan produksi biomasa dari lahan.
Untuk beberapa danau dan sungai, penambahan tersebut di atas
bisa merusak dan menyebabkan eutrofikasi
Sebaran polutan seperti Hg punya implikasi yang serius pada
DAS, sungai dan danau. Hg berakumulasi pada rantai
makanan dan dia toksik pada binatang, ikan dan manusia.
Karakteristik Fisik dari Air Permukaan
Berapa karakteristik Fisik : Sedimen terlarut (TSS)
Polusi termal
Oksigen terlarut (DO)
Sediment terlarut mengandung lumpur dan koloid dari berbagai
material berefek terhadap kualitas air pada pada
penggunaan rumah tangga dan juga industri. Disamping itu,
punya efek terhadap kehidupan organisme aquatik dan
lingkungannya.
Polusi termal secara langsung maupun tak langsung juda penya efek
pada organisme aquatik dan kualitas air
DO suatu ukuran fisik dari kualitas air, juga penting untuk menentukan
proses biologi dan kimia dalam air
Sediment terlarut
Kualitas Fisik air permukaan ditentukan oleh jumlah sedimen
yang dibawanya.
Sedimen terlarut punya efek terhadap kualitas air, karena:
- menghalangi cahaya matahari, sehingga fotosintesis
terganggu
- Berpengaruhi terhadap ekosistem perairan, terutama
komunitas bentik dan tempat pemijahan ikan
- Membawa banyak nutrien dan logam berat yang
mempengaruhi kualitas air
Sumber sedimen terlarut
Degradasi kualitas air dari pertanian, peternakan dan hutan
Air permukaan yang berasal dari hutan yang tak terganggu di
DAS hulu punya konsentrasi sedimen terlarut relatif rendah
(< 20 ppm)
Kebanyakan sedimen pada hutan berasal dari tebing aliran, dan
yang banyak terjadi saat hujan lebat. Pada tanah organik, partikel
organik lebih dijumpai dari partikel mineral
Konsentrasi yang lebih banyak dari sedimen terlarut akibat erosi
pada drainase seperti:
- perluasan perumahan - peternakan
- kontruksi jalan - pembalakan
- tanaman pertanian - Kejadian alam (banjir, longsor,
kebakaran)
Beberapa dampak ekologi dari praktek penggunaan lahan di DAS
pada perubahan fisik dari struktur aliran, adalah:
- peningkatan jumlah partikel halus dalam batu krikil
- erosi tebing sungai
- peningkatan lebar sungai
- penurunan permukaan sungai
Jalan punya kontribusi yang besar terhadap sedimen di sungai,
makanya disain dan pemeliharaan jalan bisa meminimalisir
masalah sedimen (teras dan saluran dekat sungai)
Kapasitas Transfor Nutrien dan Logam Berat pada Sedimen
Besarnya kehilangan nutrien dan logam berat dari DAS hulu
biasanya diukur dari konsentrasi ion terlarut melalui sedimentasi
Pestisida (seperti atrazine) menyerap kedalam tanah dan terus ke
perairan (air permukaan dan bawah permukaan)
Batu Kapur biasanya mengandung Ca dan K yang tinggi
Basalt mengandung Na yang tinggi
Kandungan fosfor dalam sedimen akan mengurangi kualitas kimia
dari air permukaan dan akan mmpengaruhi ekosistem perairan
Fosfor termasuk nutrien yang dibatasi jumlahnya untuk perairan,
kalau jumlahnya meningkat maka eutrofikasi akan dipercepat.
Hasil peningkatan algae dan biomasa di perairan akan
menyebabkan perubahan secara dramatis dari kualitas air
Polusi Thermal
Temperatur air dapat menjadi karakteris kualitas air yang kritikal
pada beberapa sungai
- Temperatur air dapat mengontrol kehidupan flora dan fauna air
- Tipe, kuantitas, dan kehidupan flora dan fauna air akan berubah
dengan perubahan temperatur air
Praktek penggunaan lahan biasanya akan meningkatkan
temperatur
Secara umum peningkatan temperatur air akan menyebabkan
peningkatan aktifitas biologi dan akhirnya meningkatkan
keperluan terhadap oksigen, sehingga DO jadi rendah
Perubahan temperatur juga mengakibatkan larinya spesies yang
ada seperti jenis ikan2 tertentu yang memerlukan suhu yang
dingin untuk memijah akan lari dengan peningkatan suhu
Oksigen Terlarut (DO)
Kandungan DO punya efek yang besar terhadap reaksi kimia
dan organisme akuatik di perairan
Konsentrasi oksigen di perairan ditentukan oleh daya larut
oksigen, yang mana akan berbanding terbalik dengan
temperatur, dan aktivitas biologi.
DO dapat berfluktuasi mengikut waktu dan tempat.
Biochemical and Chemical Oxygen Demand (BOD and COD)
BOD adalah suatu index yang menyatakan oksigen yang
diperlukan untuk degradasi zat-zat dalam air secara biologi
- Sampel air diambil dan diinkubasi di laboratorium pada suhu
20ºC, setelah 5 hari sisa DO diukur.
COD merupakan suatu ukuran polutan untuk proses oksidasi kimia
COD dapat ditentukan dengan cepat, yakni dengan proses titrasi,
karena tidak melibatkan proses dengan bakteri. Bagaimanapun,
COD tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan oksigen
utk zat-zat natural water.
BOD biasanya digunakan untuk tujuan di atas
Bila zat-zat organik seperti limbah rumah tangga, hewan dan
penebangan hutan masuk ke dalam perairan, maka bakteri
dan organisme lain akan memecahnya menjadi senyawa kimia
yang lebih stabil.
Bila oksigen tersedia dan larut dalam air, dan zat-zat organik
tidak terlalu banyak, oksidasi dapat diteruskan tanpa
menurunkan ketersediaan DO
Bila oksigen terbatas atau zat-zat organik terlalu banyak, maka
terjadi proses anaerob, hasil proses oksidasi tidak efisein dan
terjadi hasil samping dalam air (Asam organik, ethyl alkohol,
methane, H2S)
Karakteristik Kualitas Air yang Lain
- pH
- Kadar Asam
- Kadar Basa
- Konduktansi Spesifik, Total Dissolved Solid (TDS)
- Kekeruhan
- Efek Kumulatif
pH
pH air akan dipengaruhi oleh reaksi kimia di perairan
pH tertentu akan menghambat kehidupan organisme tertentu
di perairan
pH > 7 menandakan air dalam suasana basa
pH < 7 menandakan air dalam suasana asam
Dalam air biasa, reaksi CO2 suatu yang penting dalam menentukan
tingkat pH
Bila CO2 masuk ke dalam air melalui udara atau respirasi tanaman,
asam karbonat akan terbentuk, pecah menjadi bikarbonat; karbonat
dan ion H+ dibebaskan, ini yang mempengaruhi pH:
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3 - ↔ 2H+ + CO3 –
Derajat pH mengindikasikan keseimbangan bahan kimia dalam air
dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan zat-zat kimia tertentu
yang akan diserap tanaman
pH secara langsung juga akan mempengaruhi kehidupan ikan dan
kehidupan organisme lainnya dalam air
Secara umum batasan toksik pada pH < 4.8 dan > 9.2
Umumnya ikan air tawar toleran terhadap pH 6.5 – 8.4
Umumnya algae tidak bisa hidup pada pH > 8.5
Kadar Asam
Kadar asam dan pH mempunyai hubungan yang erat, dimana
dicerminkan dengan aktifitas ion H+ dalam air.
Kadar asam disebabkan oleh ion H+ bebas dari karbonat,
organik, sulfur, nitrit dan asam fosfat
Kadar asam menjadi penting karena berefek pada reaksi kimia
dan biologi dan dapat berkontribusi pada perkaratan di air
Hujan asam yang jatuh pada DAS merupakan salah satu isu LH
yang berkenaan dengan kualitas air dan terjadi para era 80-an
Kadar Basa
Kadar basa berlawanan dengan kadar asam, yaitu kapasitas air
untuk menentralkan kadar asam
Kadar basa juga berkaitan dengan pH, dan terjadi akibat kebera-
daan karbonat, bikarbonat, hidroksida yang terbentuk akibat
terserapnya CO2.
Kadar basa yang tinggi menandakan pH juga tinggi, dan
banyaknya padatan terlarut
Konduktansi Spesifik
Konduktansi spesifik adalah kemampuan air untuk menghantar
aliran listrik melalui tabung sedalam 1 cm,
Dinyatakan dengan mikromhos per sentimeter at 25ºC atau
mikrosiemens per sentimeter
Konduktansi spesifik meningkat dengan tingginya padatan
terlarut (TDS)
Makanya Konduktansi spesifik bisa diduga dari TDS
Bila Konduktansi spesifik melebihi 2000 µmhos/cm
menandakan kadar TDS juga tinggi untuk spesies ikan air
tawar
Untuk air laut dapat melebihi 50,000 µmhos/cm
Kekeruhan
Kejernihan adalah suatu indikator dari kualitas air yang
berhubungan dengan kemampuan penetrasi cahaya
Kekeruhan adalah suatu indikator dimana cahaya bisa tersebar
atau terserap
Kekeruhan yang rendah, menyebabkan cahaya masuk lebih
dalam dan fotosintesis yang terjadi lebih besar dan oksigen lebih
banyak
Kekeruhan disebabkan oleh terlarutnya liat, pasir, zat-zat
organik, plankton, partikel organik dan anorganik lainnya
Alat ukur kekeruhan disebut Turbidimeter, yang digunakan untuk
yang mengukur kedalaman cahaya yang masuk ke sampel air
Kekeruhan, seperti Konduktansi spesifik juga digunakan untuk
mengestimasi faktor2 tertentu yang mempengauhi kualitas air
Contohnya: kekeruhan bisa memperkirakan konsentrasi yang
larut dalam sedimen
Efek Kumulatif
Banyak senyawa kimia yang diserap dan dipindahkan melalui
partikel pasir atau liat, sebagai akibat perubahan lingkungan
Sebagai konsekuensi aktifitas penggunaan lahan, terjadi
peningkatan erosi dan pada akhirnya juga terjadi peningkatan
transportasi kimia dan nutrien dai DAS Hulu.
Dalam jangka panjang aktifitas di atas akan menurunkan fungsi
dari DAS tersebut
Temperatur air permukaan ditentukan oleh:
- temperatur aliran air
- output dan input energi matahari
- output dan input energi bahan-bahan konduktif
- penurunan panas oleh evaporasi
Sumber-sumber Nutrien
Sumber utama dari unsur-unsur kimia terlarut yang mengalir
dari DAS adalah:
- Unsur-unsur yang jatuh ke DAS melalui air hujan
- Geologic weathering dari batuan induk
Akibat perubahan iklim, proses secara kimia dan fisika akan
merubah dalam bentuk yang mudah larut atau transporable ke
dalam sungai dan danau
Input secara biologi berupa :
- fotosintesis yang menghasilkan perubahan zat-zat anorganik
menjadi zat-zat organik.
- Daun yang jatuh ke sungai, sumber utama zat-zat organik
dan secara priodik menghasilkan perubahan pada konsentrasi
nutrien
- Beberapa tanaman, terutama legum dapat menambah N ke
tanah dengan cara fiksasi N dari udara
Beberapa nutrien dan zat-zat kimia terlarut pada air permukaan
sebagai dampak penggunaan lahan terhadap kualitas air:
1. Nitrogen
Sumber N memcakup fiksasi N dari udara oleh bakteri tertentu dan
tanaman, menambah zat-zat organik pada perairan dan dalam jumlah
yang kecil berasal hancuran iklim dari batuan
Nitrogen terdiri dari berbagai bentuk mencakup:
- ammonia (NH4)
- Nitrit (NO2)
- Nitrat (NO3)
- Gas Nitrogen
Dalam keadaan tidak ada oksigen, maka proses denitrifikasi dapat
merubah Nitrat menjadi ammonia dan gas nitrogen
Konsentrasi nitrat yang tinggi dapat meransang pertumbuhan algae
dan tanaman akuatik yang lain. Tetapi dengan adanya fosfor, maka
untuk pertumbuhan algae hanya diperlukan 0.3 mg/L nitrat.
Beberapa jenis ikan akan terpengaruh bila nitrat melebihi 4.2 mg/L
Bila nitrat > 45 mg/L dalam air minum, kesehatan manusia akan
terganggu terutama bayi, dikenal dengan the blue baby desease
2. Fosfor
Sumber fosfor berasal dari hancuran batuan, soil leaching, zat-zat
organik. Sedikit yang berasal dari siklus fosfor tidak seperti N
Dalam lingkungan akuatik, fosfor tersedia untuk tanaman, diambil
dan dirubah menjadi fosfos organik dengan adanya perubahan iklim
Problem eutrofikasi biasanya terjadi karena penambahan fosfor di
dalam air
Urbanisasi dan penggunaan lahan untuk pertanian menghasilkan
kandungan fosfor yang cukup tinggi di perairan
3. Kalsium
Kalsium, sangat banyak dijumpai di air kecuali air gambut dan
rawa, karena merupakan unsur utama pada beberapa batuan,
terutama batuan kapur
Kalsium dapat larut sepanjang CO2 ada dan air pada pH 7-8.
Kalsium salah satu yang merupakan ion utama yang
mempengaruhi pembekuan air, TDS, dan konduktansi spesifik
Konsentrasi kalsium yang tinggi tidak berbahaya pada ikan dan
binatang akuatik lainnya
4. Magnesium
Magnesium banyak dijumpai pada batuan karbonat dan igneous
rock (batuan beku karena perapian), seperti batuan kapur dan
dolomit
Magnesium larut dengan cepat bila konsentrasi CO2 lebih tinggi,
pH rendah.
Pada konsentrasi 100 – 400 mg/L, magnesium menjadi toksik
pada beberapa jenis ikan
Bila konsentrasinya < 14 mg/L, magnesium akan mendukung
kehidupan biota perairan
5. Natrium
Natrium banyak dijumpai pada batuan sedimen dan igneous
rock , dia tercuci masuk ke dalam air permukaan dan bawah
permukaan dan bertahan dalam bentuk larutan
Natrium tidak mempunyai dampak terhadap kehidupan perairan,
kecuali bila konsentrasinya > 85 mg/L
Natrium punya efek yang bermanfaat untuk menurunkan kadar
racun dari alumunium dan garam kalium terhadap ikan
6. Kalium
Sumber kalium igneous rock, liat dan es
Kalium dijumpai lebih sedikit dari Natrium, tetapi zat yang
sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan di recycle
oleh vegetasi akuatik
Air murni umumnya mengandung < 1.5 mg/L K tetapi nutrien
yang kaya atau air eutrofikasi bisa mengandung > 5 mg/L K
Bila konsentrasi K > 400 mg/L, maka ikan akan mati
dan K > 700 mg/L invertebrata juga akan mati
7. Mangan
Mangan dijumpai pada igneous rock, tercusi melalui tanah
Mangan merupakan zat yang penting untuk proses metabolisme
Konsentrasi Mn jarang yang melebihi 1 mg/L pada air tak
terganggu
Standar air minum untuk Mn adalah 0.05 mg/L
8. Sulfur
Sulfur terjadi secara alamiah dari hasil pencucian gipsum,
igneous rock yang lain dan batuan sedimen.
Proses iklim menghasilkan ion sulfat (SO4-2) yang larut di air
Sulfat juga ditemukan pada air hujan dengan konsentrasi melebihi
1 mg/L, dan kadang2 sampai 10 mg/L
Konsentrasi lebih besar di udara menyebabkan terjadi polusi dan
merupakan penyumbang utama terjadi hujan asam
Pada penurunan kondisi, sulfur organik berubah menjadi sulfid
Metal sulfid terjadi bila H2S berada pada pH < 7 dan HS- terjadi
pada air basa. H2S mengeluarkan bau tak sedap
Umumnya air yang dikehendaki fauna air dengan sulfat < 90 mg/L
Pestisida dan Pupuk
Pestisida dan Pupuk sering digunakan untuk pertanian dan
kegunaan lainnya, potensial mempengaruhi kualitas air
Pestisida digunakan untuk target organisme spesifik, sedangkan
pupuk untuk penyuburan tanah
Dalam pengelolaan DAS didapati pestisida masuk ke dalam
perairan dan berbahaya pada organisme non target
Resiko atau bahaya dari pestisida adalah seberapa jauh
kehidupan organisme non target kontak dengan dengannya dan
tingkat keracunan kimia tersebut terhadap organisme ybs
Efek keracunan:
- Akut : tiba-tiba
- Kronik : Jangka Panjang (berulang)
- Tidak mematikan
Akut disebabkan dosis yang tinggi dalam waktu pendek
Kronik terjadi pada dosis rendah dalam waktu relatif panjang
Awalnya efeknya tidak kelihatan, lama kelamaan terlihat jelas,
seperti: kanker, kencing manis dll
Jadi ukuran dosis dan lamanya kontak akan menentukan tingkat
keracunan terhadap organisme
Tingkat keracunan non target ditentukan dengan metode bioassay
yang mana organisme dijadikan sasaran untuk meningkatkan
konsentrasi kimia dan diobservasi dari waktu ke waktu.
Tingkat konsentrasi dimana 50% organisme terbunuh disebut
konsentrasi mematikan (LC50) atau median toleransi limit (TLM)
Proses Perpindahan Unsur-unsur Kimia
Unsur-unsur kimia terlarut dapat pindah ekosistem darat ke aliran
bawah permukaan melalui:
- Tanah (leaching)
- Runoff air permukaan
- Air bawah permukaan
Proses di atas merupakan bagian dari siklus nutrien, yang
mengandung input, output dan perpindahan gas dan padatan
terlarut dalam suatu system
Problem kehilangan nutrien dari lahan hutan menyebabkan
turunnya kualitas air pada DAS hilir
Komponen aktif secara kimia dalam tanah adalah liat dan koloid2
organik.
Karakteristik Secara Biologi
Karakteristik secara biologi dari air mencakup bakteri dan
protozoa dalam air
Beberapa diantaranya merusak kesehatan dan populasi
invertebrata akuatik
Biota akuatik alamiah dalam air dapat digunakan sebagai indikator
kualitas air dan menggambarkan karakteristik habitat ekosistem
perairan
Bakteri
Bakteri patogen menyebabkan penyakit gastrointestinal pada
manusia, ternak dan margasatwa
Beberapa dari penyakit tersebut dipindahkan dari sejumlah bakteri
dengan spesies yang sama dengan perantaraan inang dengan
spesies yang berbeda
Escherichia coli (E.coli) ditemukan pada tahi binatang berdarah
panas
E. coli sering digunakan sebagai indikator spesies dalam testing
secara biologi dalam menentukan kualitas air minum atau air
kolam renang.
Dengan mengetahui jumlah dari E.coli, maka kita akan bisa
mengetahui indeks kualitas air secara biologi
Dengan mengetahui siklus dan variabilitas dari E.coli dan bakteri
lain di natural water dan hubungan bakteri dengan faktor-faktor
lingkungan maka kerusakan DAS bisa dibatasi
Protozoa
Protozoa juga menyebabkan penyakit gastrointestinal pada
manusia, ternak dan margasatwa
Giardia dan Crystosporidium ditemukan protozoa yang berbahaya
Kedua parasit tersebut dibawa oleh hewan2 berdarah panas
termasuk binatang mengerat (tikus), rusa, kijang, dan ternak
Crystosporidium parvum (C. parvum) berasal dari lembu biasanya
penyebab penyakit gastroenteritis pada manusia
Kualitas Air Bawah Permukaan
Penggunaan air bawah permukaan untuk air minum atau irigasi
tergantung pada kualitasnya, yang berhubungan dengan tipe
dan lokasi aquifer
Umumnya air bawah permukaan kualitasnya lebih baik dari air
atas permukaan, air bawah berhubungan langsung dengan
batuan dan mineral dalam tanah lebih lama.
Sampah rumah tangga, limbah pabrik, limbah ternak akan
mencemari air bawah permukaan
Beberapa faktor akan membatasi kemampuan kita untuk
mengatasi problem air bawah permukaan:
- Sulit mengetahui kecepatan dan aliran air bawah
permukaan
- Lokasi dan penyebarannya, sehingga dalam waktu yang
panjang air permukaan menjadi terpolusi
PENCEMARAN
LINGKUNGAN
DEFINISI PENCEMARAN
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan mjd kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya
DAUR PENCEMARAN LINGKUNGAN
Sumber pencemaran
Udara Air Daratan
Tanaman Tanaman
Hewan Hewan
Manusia
POLUSI / PENCEMARAN MELIPUTI
Pencemaran udara penyebabnya: (CO2, CO, SO2, NO, NO2, CFC, debu)
Pencemaran air penyebabnya: (deterjen,plastik, L.RT, L.I, L.P).
Pencemaran tanah penyebabnya: (deterjen, plastik, L.RT, L.I, L.P)
Pencemaran suara penyebabnya (industri, pesawat terbang, kendaraan bermotor, dll).
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Pencemaran udara adalah segala kegiatan yang mengakibatkan penurunan kualitas yang berdampaknegatif terhadap kesehatan manusia.
PENYEBAB PENCEMARAN UDARA
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam:
Faktor internal(alamiah), mis:debu,debu dr letusan gunung berapi, proses pembusukan sampah organik,dll.
Faktor eksternal (ulah manusia), mis: hsl pembakaran bahan bakar fosil, debu/serbuk kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
Komponen yang plg byk berpengaruh dlm pencemaran udara adalah: karbon monoksida (CO), nitrogen Oksida(Nox), Belerang oksida (SOx), Hidro karbon (HC) dan partikel.
SUMBER PENCEMARAN UDARA
Berasal dari industri / pabrik yang menggunakan bahan bakar minyak bumi / batu bara.
Kendaraan bermotor (sarana transportasi).
Pendingin yang menggunakan bahan CFC (chloro fluoro carbon) / freon.
Serta kegiatan manusia lainnya.
SUSUNAN UDARA BERSIH & KERING
Unsur % Volume Kandungan ppm
Nitrogen 78.09 780.900
Oksigen 20.94 209.400
Argon 0.93 9.300
Karbondioksida 0.0318 318
Neon 0.0018 18
Helium 0.00052 5.2
Krepton 0.0001 1
Xenon 0.000008 0.008
Nitrogen oksida 0.000025 0.25
Hidrogen 0.00005 0.5
Metana 0.00015 1.5
Nitrogendioksida 0.0000001 0.001
SUSUNAN UDARA BERSIH&KERING
Unsur % Volume Kandungan ppm
Ozone 0.000002 0.02
Belerangdioksida 0.00000002 0.0002
Karbon monoksida 0.00001 0.1
Amonia 0.000001 0.01
PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN MAUPUN KESEHATAN MANUSIA
Menimbulkan hujan asam (penyebabnya SO2 dan NO2 yang bergabung dengan uap air di udara).
Kerusakan pada bangunan terutama yang terbuat dari bahan logam/besi.
Rusaknya berbagai macam tumbuhan.
Gangguan pada sistem pernapasanmanusia, kanker paru-paru, asma dll).
Pemanasan global ( global warming).
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
NO2, memperburuk asma dan meningkatkan kemungkinan kontak infeksi.
SO2, menyebabkan tarikan nafas yg berat & memperburuk asma, bronkitis kronis.
Partikel PM10,total partikel yg berterbangan, asap hitam; berhubungan dgan berbagai gejala gangguan pernafasan, kena polusi dlm jangka panjang dpt meningkatkan resiko kematian akibat penyakit jantung & paru, partikel jg dpt menyebabkan kanker paru
Aerosol asam (sulfur&nitrogen dioksida); memperburuk asma, meningkatkan kerentanan thd saluran pernafasan, dpt menurnkan fungsi paru pd penderita asma
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
CO; sangat berbahaya pd kadar yg tinggi,kadar rendah dpt mengganggu konsentrasi & fungsi syaraf prilaku, meningkatkan kemungkinan rasa sakit yang berhubungan dgn jantung, berbahaya pd fetus.
Timah; menganggu perkembangan intelektual normal &kemampuan belajar pada anak.
Asbes; dapat menyebabkan kanker paru & tumor.
Senyawa organik yg mudah menguap(mis Bensin); unsur penyebab kanker (leukemia) pd dosis tinggi.
POLUSI / PENCEMARAN UDARA
Asap cerobong pabrik.
Asap cerobong pabrik.
POLUSI UDARA DAPAT MENYEBABKAN HUJAN ASAM
HUJAN ASAM
Awan dng H2SO4
Asap dng gas SO2
Pendekatan Input
Rekayasa Teknologi
Non Teknologi (pengenaan pajak, perubahan gaya hidup, tata ruang, transportasi)
Pendekatan Output
Kontrol emisi yang ketat
Pembatasan usia kendaraan
Pendekatan Input
Rekayasa Teknologi
Non Teknologi (pengenaan pajak, perubahan gaya hidup, tata ruang, transportasi)
Pendekatan Output
Kontrol emisi yang ketat
Pembatasan usia kendaraan
Penanganan
Transportasi
Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdppengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan pencadang-an kawasan lindung, kawasan konservasi, jalur hijau:
UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang; Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,
dll. SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdppengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan pencadang-an kawasan lindung, kawasan konservasi, jalur hijau:
UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang; Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,
dll. SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Kebijakan penataan ruang yang langsung
mengatur pengurangan emisi CO2 masih
sedikit.
Hutan kota tipe kawasan permukiman adalah hutan kota yang dibangun
di atas areal permukiman yang berfungsi sbg penghasil oksigen, penyerap
CO2, peresapan air dan penahan angin
Besaran luasan hutan kota belum di atur dlm peraturan/standar nasional.
Naskah ilmiah yang telah membahas tentang metode perhitungan luasan
hutan kota:
• Alokasi hutan kota berbagai negara: 10% - 60%
• Kebutuhan ruang terbuka per penduduk beberapa negara
No Negara Kebutuhan R. Terbuka/pdk
1. Malaysia 1,9 m2/penduduk
2. Jepang 5 m2/penduduk
3. Inggris 11,5 m2/penduduk
4. Amerika 60 m2/penduduk
5. DKI Jakarta 1,5 m2/penduduk
L = Luasan hutan kota V = Jumlah penduduk
W = Jumlah kendaraan 20 = Tetapan
A = Kebutuhan Oksigen/orang (Kg/jam)
B = Rata-Rata kebutuhan oksigen kendaraan bermotor (Kg/jam)
L = aV + bV
20
Formula
Kebutuhan Ruang Terbuka
di Berbagai Negara
Perangkat lunak sbg landasan kebijakan
daerah u/ pengendalian emisi CO2 sudah tersedia.
Dokumen penataan ruang sudah mengakomodasi langkah-langkah
pengurangan emisi CO2, a.l. melalui:
pengaturan kepadatan penduduk dan bangunan;
penetapan kawasan lindung (perlindungan setempat, hutan kota, jalur hijau,
taman kota, sempadan, dll);
pengaturan jaringan jalan;
distribusi pusat-pusat kegiatan;
pengaturan luas kapling rumah.
Pengendalian implementasi kebijakan tata ruang menjadi hal yang
penting mengingat evaluasi tata ruang yang ada hanya membahas
aspek ketepatan/penyimpangan pemanfaatan ruang berdasarkan
zoning yang ditetapkan, sementara perubahan intensitas
pemanfaatannya jarang di bahas.
Perlunya penggunaan metode khusus untuk mengukur seberapa
efektif kebijakan yang ada berpengaruh terhadap pengendalian
emisi CO2.
POLUSI/PENCEMARAN AIR
Water pollution
PENCEMARAN AIR
Air tercemar apabila air tsb telah menyimpang dari keadaan normalnya.
Suatu peristiwa masuknya zat-zat ke dlm air yg mengakibatkan kualitas air tsb menurun, sehingga membahayakan kesehatan masyarakat.
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yg dpt diamati melalui:
Adanya perubahan suhu air
Adanya perubahan pH air
Adanya perubahan warna, bau dan rasa air
Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
Adanya mikroorganisme
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Komponen pencemar air dpt dikelompokkan sbb:1. Bahan buangan padat; kemungkinan yg terjadi pelarutan
bahan buangan padat(konsentrasi meningkat &perubahan warna air), pengendapan bahan buangan padat di dasar air dan pembentukan koloidal yang melayang di dlm air.
2. Bahan buangan organik, pd umumnya berupa limbah yg dpt membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme.
KOMPONEN PENCEMAR AIR
Bahan buangan anorganik,pd umumnya berupa limbah yg tidak dpt membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan zat kimia, banyak ragamnya ttp yg dimaksud dlm kelompok ini adalah sabun(deterjen, sampo,&bahan pembersih lainnya), bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak kulit & zat radioaktif.
PENGERTIAN COD & BOD
COD(chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di
dalam air.
BOD(biological oxygen demand) adalah kebutuhan oksigen bilogis untuk memecah bahan buangan di dlm air oleh
mikroorganisme.
PENYEBAB POLUSI AIR
Limbah rumah tangga. (detergen, sampah, kotoran/tinja manusia).
Limbah Industri. (Hg, Pb, Cu, dan logam berat lainnya).
Limbah Pertanian. (pupuk urea, insectisida, herbisida, dll).
Pertambangan minyak lepas pantai.
Kebocoran minyak tanker dll.
POLUSI AIR
Limbah industri Limbah industri
POLUSI / PENCEMARAN AIR
AIR BEBAS POLUSI
Air siap diminum Air bebas polusi
AIR MINUM YANG TERKONTAMINASI PERTISIDA
Air tercemar racun serangga
DAMPAK PENCEMARAN AIR
Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:
Air mjd tidak bermanfaat lagi; seperti air tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, keperluan industri, dan keperluan pertanian.
Air menjadi penyebab penyakit; penyakit menular(hepatitis A,polliomyelitis, cholera, typhus abdominalis, dysenteri amoeba, ascariasis, trachoma, scabies, dll) dan penyakit tidak menular( keracunan kadmium, keracunan kobalt, keracunan air raksa, keracunan bahan insektisida,dll)
UPAYA PENGENDALIAN
A. SECARA TEKNIS
1. LIMBAH INDUSTRI
- PENGOLAHAN AIR LIMBAH SESUAI KETENTUAN TEKNIS IPAL
- MINIMISASI AIR LIMBAH : PENGHEMATAN AIR, RECYCLE
- CLEANER PRODUCTION.
2. LIMBAH DOMESTIK
- SETIAP RUMAH TANGGA DIWAJIBKAN MEMBUAT SEPTIC TANK
- PEMBUATAN MCK UMUM UNTUK DAERAH KUMUH
- PEMBUATAN IPAL DOMESTIK
- MINIMISASI POLUTAN DOMESTIK, SEPERTI MINIMISASI PENGGUNAAN
AIR UNTUK MENCUCI, PENGURANGAN PENGGUNAAN PUPUK,
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI KOMPOS
UPAYA PENGENDALIAN
3. LIMBAH PERTANIAN
- PENERANGAN KEPADA PETANI CARA PENGGUNAAN PUPUK DAN
PENYIMPANAN PUPUK YANG BAIK DAN BENAR
- PENERANGAN KEPADA PETANI TENTANG CARA MENGGUNAKAN
PESTISIDA YANG BENAR
- MENGONTROL PEMAKAIAN PESTISIDA
- MEREDUKSI PENGGUNAAN PESTISIDA
- PENGGUNAAN AIR IRIGASI SECUKUPNYA.
4. LIMBAH PERTAMBANGAN
- PEMBUATAN IPAL
- MENGURANGI SUSPENSI DENGAN PEMBUATAN SALURAN PENGENDAP
SEDIMEN
- PENETRALAN AIR LIMBAH YANG ASAM DAN MENGANDUNG LOGAM,
SEHINGGA LOGAM DAPAT DIENDAPKAN
5. EROSI
- MENGURANGI DAN MENGAWASI PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR
- PEMBUATAN TERASERING PADA LAHAN YANG MIRING
- MEMPERTAHANKAN DAERAH PENYANGGA UNTUK MELINDUNGI SUNGAI
UPAYA PENGENDALIAN
6. LIMBAH PETERNAKAN
- MENGUMPULKAN KOTORAN HEWAN YANG DIMANFAATKAN UNTUK
PUPUK KANDANG ATAU DIPROSES MENJADI GAS YANG BERMANFAAT
UPAYA PENGENDALIAN
B. SECARA KELEMBAGAAN
- MENINGKATKAN KOORDINASI DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH
TERKAIT TERMASUK DENGAN KAB/ KOTA YANG MEMPUNYAI
KEWENANGAN LANGSUNG DALAM MEMBINA INDUSTRIAWAN
- MELAKUKAN PEMBINAAN UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN
PENANGGUNGJAWAB USAHA DAN ATAU KEGIATAN DALAM
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR
- MELAKUKAN UPAYA PENGELOLAAN DAN ATAU PEMBINAAN
PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
C. SECARA HUKUM
- PEMBUATAN PERATURAN-PERATURAN YANG BERKAITAN
DENGAN MASALAH PENCEMARAN.
PENCEMARAN DARATAN
Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulakan pada suatu tempat penampungan yang sering disebut dgn TPA atau dump station.Bahan buangan padat terdiri dr berbagai macam komponen baik yg bersifat organik maupun anorganik. Semakin banyak bahan buangan organik dibandingkan anorganik akan semakin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan.karena mudah didegradasi dan menyatu kembali dgn lingkungan alam.
Selain itu kasus pencemaran daratan jg dpt disebabkan oleh kebocoran limbah cair dari industri atau kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia atau limbah yang tumpah kepermukaan tanah.
Sumber Pencemaran Tanah
Sampah rumah tangga
Sampah industri
Air limbah rumah tangga
Air limbah industri
Racun serangga
Racun jamur
Racun tikus
Racun tanaman
PENYEBAB PENCEMARAN TANAH
Kegiatan pertanian (pupuk buatan, herbisida, insectisida).
Limbah rumahn tangga (sampah organik terutama sampah anorganik, yang susah diuraikan oleh bakteri).
Limbah pertambangan (terutama tambang emas yang menggunakan mercury / Hg untuk memisahkan emas dari bijihnya).
DAMPAK PENCEMARAN DARATAN
Bentuk dampak pencemaran daratan dpat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung.
a.dampak langsung seperti bau (sampah organik) dan estetika (kotor&kumuh).zat beracun yang masuk kedlm tanah dapat berdampak langsung kepda manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanahdan udara di atasnya.
b.dampak tidak langsung spt penyakit pes, penyakit kaki gajah, malaria, demam berdarah,dll
Penanggulangan Pencemaran
Pengawasan terhadap pembuangan sampah
Pengawasan air limbah
Pengawasan penggunaan racun dan serangga
PENYEBAB POLUSI SUARA
Mesin industri.
Mesin kendaraan bermotor.
Mesin pesawat terbang.
Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampaui 50 desibel (db).
Dapat mengganggu manusia terutama dari psikis / kejiwaan.
PENCEMARAN RADIASI
Radiasi Electromagnetis
Gelombang mikro (radio, TV, Computer):
Astenia
Kelainan neurovaskuler
Perubahan tonus pembuluh darah
Paroxysma
Kuatnya reaksi simpatis (liur, air mata banyak keluar)
Sinar lazer Kebutaan
Sinar ultra merah Katarak
Sinar ultra violet
Conjugtivitis fotoelectrica
Sinar X Leukemia
Impoten
Luka bakar
Radiasi sinar radioaktif Sinar alfa, beta, gamma akan
mengacaukan proses metabolisme tubuh
USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN MANUSIA UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Pengolahan / pemrosesan limbah industri maupun rumah tangga sebelum dibuang ke lingkungan.
Lokalisasi daerah industri, jauh dari pemukiman penduduk.
Memperluas reboisasi / penghijauan.
Memberikan penyuluhan pada masyarakat dan memberikan tindakan tegas bagi para pelaku perusak lingkungan, supaya jera.
PENANGANAN LIMBAH ORGANIK DAN ANORGANIK.
Pemanfaatan untuk makanan ternak.
Untuk membuat pupuk kompos.
Pemanfaatan untuk biogas.
Daur ulang (plastik, kertas, logam dll)
PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI
Faktor-faktor Yang Diamati
Pada Air LimbahPenanganan dan
Pembuangan Limbah
Strategi
Pengolahan Limbah
Strategi
Penanganan LimbahUji Laboratoris
Daya Buang
Industri
Proses
Penanganan Limbah
Penanganan dan
Pembuangan Limbah
-Effluen dibuang langsung ke lingkungan
tanpa perlakuan.
-Efluen dibuang ke tanah, lagoon, sumur.
-Sebagian effluen diperlakukan sebelum dibuang
-Effluen dikirim ke penampungan limbah.
-Effluen ditangani oleh industri itu sendiri.
Faktor-faktor Yang
Diamati Pada Air Limbah
-Kecepatan alir limbah.
-Kekeruhan/warna.
-Padatan tersuspensi.
-Oksigen terlarut, BOD, COD
-pH dan temperatur.
-Kandungan toksik; logam, Cl-, sulfida,sianida,
fenol dan detergent.
-Bau dan rasa.
-Radioaktivitas.
Strategi
Penngolahan Limbah
1. Survey ke industri.
2. Mengidentifikasi sumber air tercemar.
3. Pemisahan limbah pekat menjadi berguna
4. Pengendapan padatan dalam limbah cair.
Strategi
Pengolahan Limbah
1. Reduce : mengurangi pembentukan
limbah.
2. Re-use : Pemanfaatan limbah untuk
bahan bakar.
3. Re-cycling : pengolahan kembali sebagai
bahan dasar proses produksi.
Proses
Penanganan Limbah
1. Perlakuan fisik
2. Perlakuan kimia
3. Perlakuan biologi
Daya Buang
Industri
•BOD 40.000-70.000 mg/l : limbah yang
mengandung miselium jamur.
•BOD 10.000-25.000 mg/l limbah industri
alkohol
Uji Laboratoris
•Beberapa persyaratan : parameter-
parameter yang diamati.
•Mencari teknik untuk :
- menurunkan kadar garam
- mengkoagulasi partikel tersuspensi,
koloid dan memecah emulsi.
MANAJEMEN KUALITAS AIR
MANAJEMEN KUALITAS AIR
Air bersih menjadi tujuan utama dari manajemen DAS
Pada masa lalu, tujuan ini bisa dicapai dengan pendekatan
peraturan.
Saat ini, perubahan pengambilan keputusan dan melibatkan
penduduk lokal
Pemda, organisasi lokal dan group lainnya berkerja sama untuk
menegakan peraturan dan tanggung jawab untuk mendapatkan
suplai kualitas air yang baik melalui manajemen DAS
Manajemen DAS Hulu lebih diarahkan pada Non-Point Source
Pollution dibanding Point Source Polllution
Isu-isu Berkaitan Manajemen Kualitas Air
1. Kualitas di DAS hulu dan penggunaannya di DAS hilir
2. Bagaimana kualitas air dipengaruhi oleh aktifitas penggunaan
lahan
3. Penggunaan lahan mempengaruhi air bawah permukaan
Isu-isu tersebut di atas, berkaitan dengan peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dalam manajemen
sumberdaya alam
Dari perspektif manajemen DAS berkenaan kualitas air
ditunjukkan:
- Perlunya penanganan dampak masalah polusi air, mencakup
penjagaan standar kualitas air
- Perlunya hukum dan peraturan pemerintah tentang manajemen
kualitas air
Skala isu dan efek kumulatif penting untuk diketahui manajemen
dan penyelesaian masalah kualitas air
Problem kualitas air dapat dijumpai disepanjang aliran sungai,
sebagai contoh, dimana lembu terkonsentrasi di daerah riparian
Masalah-masalah Polusi Air
Masalah Point dan Non-Poin Source Pollution
- Penurunan kualitas air dan berbahaya terhadap barang dan jasa
berasal DAS
- Ancaman terhadap kesehatan manusia dan hewan
- Efeknya terhadap ekosistem akuatik
- Dampak terhadap ekonomi regional dan negara
- Sejumlah sumber air permukaan dan bawah permukaan
mengalami degradasi, dimana pembuangan tanpa treatmen
semakin meningkat
- Banyaknya buangan agrokimia
- Banyaknya buangan zat-zat berbahaya, beracun atau limbah
industri ke dalam air yang digunakan sebagai suplai bagi pengguna
- Drainse berupa air asin dari lahan pertanian
- Overdrain dari air bawah permukaan, sehingga terjadi intrusi air
laut
Dengan masalah yang ada, maka perlu diupayakan suatu
manajemen DAS hulu, sehingga kualitas air alami bisa terjaga:
- Pelaku DAS hendaknya membantu mengatasi problem kualitas air,
dengan terus menjaga DAS dalam kondisi yang baik
- Praktek manajemen DAS dapat memelihara DAS dengan:
- menjaga laju infiltrasi yang tinggi,
- mengurangi laju erosi,
- mengusahakan laju aliran air yang lambat walaupun hujan datang
- mempertahankan baseflow dalam aliran diantara hujan
Penjagaan Standar Kualitas Air
Isu lain yang berkaitan dengan pelaku DAS adalah penjagaan
kualitas air
Penjagaan kualitas air ini sesuai dengan kegunaan dari badan air
tersebut
Kegunaan badan air bisa untuk:
- Suplai air
- Lingkungan (pond untuk simpanan air)
- Rekreasi
Penetapan standar tersebut dilakukan bersama-sama dengan
masyarakat, berdasarkan karakteristik kimia, fisika dan biologi
Sekali ditetapkan, maka secara bersama-sama wajib menjaga
standar tersebut
Penumbuhan Peraturan
Untuk mencapai tujuan penjagaan standar kualitas air, maka
praktek manajemen DAS mesti direncanakan dan
diimplementasikan dengan suatu hukum dan peraturan.
Identifikasi non point source lebih sulit dilakukan.
Point dan non-point source digunakan untuk penyempurnaan
perencanaan TMDL
Peraturan TMDL hanya membatasi masalah setelah terjadi
Standar acuan komprehensif, alat-alat teknikal dan bantuan
keuangan disediaan untuk mengatasi polusi air, mencakup
limbah industri, perumahan dan kerusakan habitat
Clean Water Act :
- Mengharuskan industri2 besar membuat performa standar
untuk menjamin pengontrolan polusi;
- Membuat kriteria kualitas air yang sesuai dan mengembangkan
program pengontrolan polusi untuk negara2 bagian
- Menyediakan bantuan keuangan untuk negara bagian dan
komunitas lokal untuk membantu penyediaan air bersih mereka
- Melindungi wetland dan habitat akuatik lainnya
Best Management Practices (BMP) suatu cara yang baik untuk
mengontrol NPS, sehingga standar kualitas air terpenuhi dan
menjaga aliran air tetap bersih
Best Management Practices (BMPs)
BMPs menurut the U.S Environmental Protection Agency’s (US EPA)
Metode untuk melindungi atau mengurangi polusi air, mencakup
pengontrolan operasi dan pemelihaaan
BMPs diaplikasikan sebelum, selama dan setelah aktifitas produksi
untuk mengurangi atau menghabiskan polusi yang diterima oleh air
BMPs sangat berguna untuk mengurangi proses sedimentasi-erosi ,
terutama:
- silvicultural treatments
- livestock-grazing practices
- road-related soil disturbances
- agricultural activities
BMPs pada Pengelolaan Hutan untuk melindungi Kualitas Air dan
Wetland (Minnesota Department of Natural Resources, 1995):
1. Managing fuel (bahan bakar), lubricant, and equipment (sehingga
tidak berbahaya terhadap lingkungan)
2. Menyediakan filter strips of vegetation berdekatan danau, sungai
dan wetland untuk mengurangi sedimen, nutrien dan pestisida
masuk ke perairan. Lebar strip berdasarkan kemiringan lahan
3. Pembangunan dan penjagaan jalan2 hutan ( mengikuti guidelines
untuk planning jalan, seleksi tipe jalan, bagaimana kalau melintasi
air, aliran drainase dll)
4. Timber-harvesting guidelines ( desain tempat pengumpulan hasil
untuk mengurangi runoff dan merusak badan air, rekomendasi
postharvesting)
5. Mechanical site preparation guidelines (planning, design, dan
operational recommendations)
6. Pesticides use guidelines (incorporated peat management
strategies, seleksi pestisida, pengurangan kontaminasi
potensial, pengelolaan semua fase penggunaan pestisida)
7. Prescribed burning guidelines
- Mengurangi bahaya kebakaran
- Revegetasi
- Pemindahan habitat margasatwa
- Pengontrolan insektisida dan penyakit
- Mengurangi potensi erosi dan endapan sedimen ke dalam air
BMPs digunakan sebagai dasar untuk melindungi program
monitoring kualitas air. Makanya bila dilakukan dengan baik,
maka akan dicapai alternatif biaya efektif dalam monitoring
kualitas air secara intensif
Kualitas Air dan Pengelolaan Vegetasi
Kualitas air yang mengalir dari DAS hulu ditentukan oleh:
- Kandungan kimia air hujan
- Faktor-faktor iklim
- Strata geologi
- Vegetasi
- Aktifitas penggunaan lahan
Sedimen
Sedimen berkaitan dengan peningkatan:
- Penebangan Hutan
- Peternakan
- Aktifitas penggunaan lahan yang berakibat pada tanah
permukaan
- Pembakaran dan banjir
Pemanenan Kayu = Timber Harvesting
(Pembalakan Kayu = Forest logging)
Pemanenen kayu dan aktifitas hutan lainnya menyebabkan
kondisi permukaan lahan mengalami perubahan. Perubahan
biasanya terganggunya lapisan top soil.
Dalam operasi pemanenan kayu, gesekan, dahan dan ranting
kayu terhadap sedimen biasanya diabaikan, sehingga dapat
meningkatkan sedimen dengan mempercepat runoff, dan
resiko perpindahan tanah
Bagaimanapun dalam proses pengangkutan sering terjadi erosi
tanah, yang menyebabkan penumpukan sedimen di DAS hilir
Traktor menyebabkan kerusakan yang besar diikuti dengan slip
roda traktor tsb
Dampak lanjutan dari pemanenan kayu adalah terjadinya:
- Perubahan iklim mikro, dalam hal ini, terjadi peningkatan suhu
setempat akibat pembukaan tajuk vegetasi.
- Berkurangnya ETc karena luas bidang penguapan (luas tajuk
pohon) berkurang
- Meningkatkan kelembaban tanah, dan pada gilirannya,
merangsang aktivitas mikro organisme tanah sehingga bahan
organik lebih banyak terurai
- Hasil dekomposisi bahan organik tsb punya peranan utk terjadinya
perubahan konsentrasi unsur-unsur kimia perairan, dengan
terjadinya runoff dan erosi
Faktor-faktor yang menentukan waktu terjadinya dan besarnya
kehilangan unsur hara meliputi:
- Proporsi unsur hara yang terkandung dalam vegetasi yg ditebang
- Luas pembalakan hutan
- Perlakuan terhadap sisa tegakan yang tidak laku diperdagangkan
(daun, cabang dan bagian lainnya yg tak dimanfaatkan apakah
dibakar, dibiarkan membusuk atau dibuang ke luar hutan)
- Proses pengasaman tanah melalui dekomposisi sisa-sisa tebangan
Dengan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap kehilangan
unsur hara (N, K, Ca dan Mg) akibat pembalakan hutan, maka
besarnya angka kehilangan unsur hara tahunan bervariasi dari 10
– 50% (Anderson dan Spencer, 1991)
Cara Memperkecil Resiko Kerusakan Lingkungan:
- Hati-hati membuat lay out untuk jalan traktor
- Helikopter dan baloon
- Buffer strip, pengontrol overflow dan erosi
- untuk mengurangi kecepatan aliran air dan masuknya air ke
dalam tanah
- Kurangnya sedimen sampai ke perairan
Karakteristik buffer strip:
- Lebarnya
- Vegetative and litter cover
- surface roughness
- local topography
Tidak seperti penggunaan lahan yang lain yang merusak tanah
secara beransur-ansur, pemanenan kayu dalam priode yang
singkat.
Suksesi pertumbuhan kayu makan waktu yang sangat lama
(puluhan bahkan ratusan tahun)
Kebakaran Hutan
Kebakaran akan :
- Mengurangi kedalaman litter
- Merusak mineral-mineral tanah
- Mempercepat erosi dan sedimentasi, karena proteksi vegetasi
dan litter
- Berubahnya lapiran atas tanah secara fisik
Pemanenan kayu, diikuti dengan pembakaran akan
menghilangkan dukungan mekanik terhadap sistem perakaran
tanaman dan vegetasi herba
Pembakaran, pemanenan kayu dan pembangunan jalan:
- Mempercepat perpindahan tanah
- Mempercepat sedimentasi di perairan
Kebakaran hutan atau pembakaran sisa-sisa pembakakan dapat
meningkatkan transpor ion-ion yang berasal dari serasah hutan
dan dari mineral tanah.
Kenaikan lebih besar dibanding dengan aktivitas pembalakan,
lepasnya ikatan-ikatan bahan organik menjadi bentuk lain yang
mudah larut dalam air
Keadaan tersebut di atas akan meningkatkan unsur hara total di
aliran sungai
Di daerah humid dimana pertumbuhan vegetasi berlangsung
cepat, dampak kebakaran hutan kurang signifikan.
Daerah kering seperti NTT dan NTB, dampak kebakaran hutan
lebih lama dan lebih serius
Firelines yang dibuat dengan buldozer bisa mengontrol penyebaran
api, tapi secara potensial sbg sumber sedimen di perairan. Banyak
nutrien yang kaya pada lapisan top soil terbuang ke perairan
Firelines dibuat sesuai keadaan yang urgen saat itu, tanpa
memperhatikan perlindungan terhadap sungai
Aplikasi dari seed dan fertilizer adalah cukup efektif untuk melindungi
firelines dari tererosi
Sedimentasi hasil pembakaran biasanya lebih kecil bila dibandingkan
dengan penyebaran pembakaran yang tinggi.
Sedimentasi tertinggi kita dapatkan pada tahun pertama pembakaran
dan berkurang pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan
perlindungan dari vegetasi di DAS
Tebang dan bakar (slash and burn techniques)
Pada hutan hujan tropis, kegiatan tebang dan bakar sering dijumpai
untuk tanaman pertanian
Aktivitas ini lebih dikenal dengan peladangan berpindah (slash and
burn agriculture)
Besarnya dampak yang ditimbulkan lebih besar dibanding dengan
pembalakan dan kebakaran hutan
Dampak yang terjadi:
1. Pembakaran biomassa dapat menyebabkan lepasnya unsur-
unsur N dan S ke atmosfir, sedangkan unsur hara lainnya akan
ditranfer ke tanah dalam bentuk abu (ash)
Hasil pembakaran biomassa vegetasi dalam bentuk abu (P & K)
yang tinggal dipermukaan akan leaching bersama runoff
Dampak yang ditimbulkan ditempat pembakaran kesuburan tanah
menjadi menurun, sedangkan konsentrasi unsur-unsur hara yang
leaching tsb dalam perairan akan meningkat (eutrofikasi)
Eutrofikasi menyebabkan tumbuh dan berkembangnya gulma air,
dan bila terjadi pada waduk dengan fungsi pembangkit tenaga listrik
maka akan terganggu operasinya
2. Kandungan unsur-unsur hara dalam abu hasil pembakaran
vegetasi hutan akan menurunkan keasaman tanah dan
meningkatkan ketersediaan unsur-unsur P, Ca, Mg dan K.
Dampak sebaliknya akan terjadi sejalan dengan perjalanan waktu
3. Proses nitrifikasi (nitrat jadi nitrit) seringkali meningkat setelah
aktifitas penebangan hutan, kemudian menurun sejalan dengan
pertumbuhan kembali vegetasi tsb (biasanya 6 bulan s/d 1 tahun
kalau pertumbuhannya tak terhambat)
Proses nitrifikasi dan leaching unsur nitrat meningkat secara
menyolok setelah pembakaran hutan
4. Besarnya kehilangan unsur hara akan menjadi kecil bila hasil
penebangan dibiarkan terdekomposisi secara alamiah dibanding
dengan dibakar.
Namun, pembakaran sulit dihindarkan pada perladangan
berpindah karena ini adalah bagian penting dari sistem
perladangan berpindah terutama pada tahap persiapan lahan
Fungsi lain pembakaran adalah untuk:
-Pengendalian hama dan penyakit tanaman
- mengandalikan tumbuh dan berkembangnya gulma (weeds)
Tampak, aktivitas tebang dan bakar dapat menimbulkan dampak:
-Kesuburan tanah
- Kualitas air melalui proses erosi dan sedimentasi
Pengembalaan Ternak
Pada kebanyakan DAS di negara-negara tropis, kegiatan pertanian
(dalam arti luas) juga mencakup pemeliharaan ternak dalam bentuk
ternak kandang dan pengembalaan ternak
Bila pengembalaan tidak dilakukan secara berlebihan (overgrazing),
dampaknya pada perubahan unsur-unsur kimia terlarut di perairan
tidak signifikan
Namun, bila dilakukan secara berlebihan maka transpor unsur hara
di tempat pengembalaan tsb meningkat tajam
Disamping itu, terjadi peningkatan bakteri coliform (koloform) di
perairan
Cara Mengurangi Dampak Pengembalaan Ternak:
1. Perlu dihindari peternakan intensif pada tempat-tempat yang
dianggap rentan terjadinya erosi
2. Usahakan agar kotoran ternak tidak langsung dibuang ke perairan.
Hal ini dengan cara membuat sekat-sekat penyangga (buffer
zones) dalam bentuk jajaran vegetasi antara lokasi pengembalaan
dan badan-badan perairan sekitarnya
Pemantauan Kualitas Air
Untuk eveluasi unsur-unsur hara dan komponen-komponen
lainnya yang ada di dalam perairan diperlukan sampel air untuk
dianalisis di laboratorium
Untuk itu perlu prosedur analisis kualitas air di laboratorium,
masing-masing unsur punya prosedur berbeda
Dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air, hal
pertama yang harus diingat adalah:
Mendefinisikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara
spesifik serta mengenali permasalahan atau kendala yang
dihadapi dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air
Sasaran harus jelas, sehingga parameter-parameter kualitas air
yang diambil telah jelas benar
Secara umum program pemantauan kualitas air dalam
kaitannya dengan pengelolaan DAS dapat diklasifikasikan:
1. Pemantauan untuk hubungan sebab akibat
Dalam hal ini untuk menentukan dampak suatu kegiatan
pengelolaan DAS tertentu terhadap kualitas air.
Umpamanya: Dampak pembalakan
2. Pemantauan untuk pengumpulan data dasar
Program ini ditujukan untuk melihat kecenderunga perubahan
kualitas air seiring berjalannya waktu. Berguna untuk
perencanaan program pengelolaan untuk pemasokan air daerah
tengah dan hilir
3. Pemantauan untuk inventarisasi
Ditujukan untuk mengetahui kualitas air saat pemantauan.
Contoh untuk mengembangkan tempat-tempat rekreasi, tentunya
disesuaikan dengan persyaratan kualitas air yang diperlukan
Lokasi, waktu dan frekuensi pemantauan ditentukan berdasarkan
tipe pemantauan mana yang dilakukan.
Setelah tipe pemantauan ditentukan, selanjutnya diikuti prosedur
statistik untuk pengambilan sampel dilapangan
Hal perlu diperhatikan:
- Variabilitas sampel
- Jumlah sampel yang diperlukan
- Akurasi yang diinginkan
PENDAHULUAN� Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga).
� Limbah adalah buangan yang kehadirannya padasuatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendakilingkungannya karena tidak mempunyai nilaiekonomi
� Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadaplingkungan oleh berbagai aktivitas industri danaktivitas manusia, maka diperlukan pengendalianterhadap pencemaran lingkungan denganmenetapkan baku mutu lingkungan
� Limbah membutuhkan pengolahan bila ternyatamengandung senyawa pencemaran yang berakibatmenciptakan kerusakan terhadap lingkungan ataupotensial menciptakan pencemaran
LIMBAH INDUSTRI� Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian
merupakan salah industri yang menghasilkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan.
� Mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh air limbah yang tidak dikeloladengan baik maka diperlukan pemahaman daninformasi mengenai pengelolaan air limbah secarabenar.
� Bahan beracun dan berbahaya (limbah) banyakdigunakan sebagai bahan baku industri maupunsebagai penolong.
� Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan olehsifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlahmaupun kualitasnya.
� Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telahditetapkan antara lain mudah terbakar, mudahmeledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukanradioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusukdan lain-lain
� Limbah berdasarkan nilai ekonominya dirinci menjadilimbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbahnonekonomis.
� Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbahdengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah.
� Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolahdalam proses bentuk apapun tidak akan memberikannilai tambah, kecuali mempermudah sistempembuangan
� Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu: limbah cair, limbah gas/asap dan limbahpadat
� Limbah cair : air + bahan kimia, bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangananorganik.
� Limbah gas/asap : udara mengandung unsur kimiaseperti O2, N2, NO2, CO2, H2, partikel dan gas
� Limbah padat : padatan, lumpur, bubur yang berasaldari sisa proses pengolahan.
Karakteristik Limbah :
� Berukuran mikro
� Dinamis
� Berdampak luas (penyebarannya)
� Berdampak jangka panjang (antar generasi)
PENGOLAHAN LIMBAH� Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organikdan limbah anorganik
� Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikanoleh organisme detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik.
� Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secaralangsung (contohnya untuk makanan ternak) maupunsecara tidak langsung melalui proses daur ulang(contohnya pengomposan dan biogas).
� Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapatdiuraikan oleh organisme detrivor atau diuraikantetapi dalam jangka waktu yang lama
� Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyakbumi dan berasal dari proses industri, seperti botol, plastik, dan kaleng
� Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antaralain adalah plastik, logam, dan kaca.
� Limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolahterlebih dahulu dengan cara sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau penghancuran(pulverisation).
� Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah
� Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah(pengurangan, segregasi dan penanganan limbah) akan sangat membantu mengurangi bebanpengolahan limbah di IPAL
� Integrasi dalam pengelolaan limbah dibuat menjadiberbagai konsep seperti: produksi bersih (cleaner production), atau minimasi limbah (waste minimization).
� konsep produksi bersih dan minimasi limbahmengupayakan dihasilkannya jumlah limbah yang sedikit dan tingkat cemaran yang minimum
� Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksiyang minim bahan pencemar, limbah, minim air danenergi
� Minimasi limbah merupakan implementasi untukmengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan carapengurangan, pemanfaatan dan pengolahan limbah
� Untuk mempermudah pemanfaatan dan pengolahanmaka limbah yang memiliki karakteristik yang berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkatcemaran harus dipisahkan.
� Sedangkan limbah yang memiliki kesamaankarekteristik dapat digabungkan dalam satu aliranlimbah.
� Pemanfaatan limbah dapat dilakukan pada prosesproduksi yang sama atau digunakan untuk prosesproduksi yang lain.
� Limbah yang tidak dapat dimanfaatkanselanjutnya diolah pada unit pengolahan limbahuntuk menurunkan tingkat cemarannya sehinggasesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
� Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebutdapat dibuang ke lingkungan.
� Bila memungkinkan, keluaran (output) dariinstalasi pengolahan limbah dapat pula dimanfaatkan langsung atau melalui pengolahanlanjutan
Pengolahan limbah adalah upaya
terakhir dalam sistem pengelolaan
limbah setelah sebelumnya
dilakukan optimasi proses
produksi dan pengurangan serta
pemanfaatan limbah
�Karakteristik utama limbah didasarkan padajumlah atau volume limbah dan kandunganbahan pencemarnya yang terdiri dari unsurfisik, biologi, kimia dan radioaktif.
�Karakteristik ini akan menjadi dasar untukmenentukan proses dan alat yang digunakan untuk mengolah air limbah
� Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapanproses yaitu pengolahan pendahuluan (pre-treatment), pengolahan utama (primary treatment), danpengolahan akhir (post treatment).
� Pengolahan pendahuluan ditujukan untukmengkondisikan aliran, beban limbah dan karakterlainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama.
� Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untukmenurunkan pencemar utama dalam air limbah.
� Pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untukmengolah limbah agar sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan
�Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapatdilakukan untuk mengolah air limbah yaitu: proses secara fisik, biologi dan kimia
�Proses fisik dilakukan dengan caramemberikan perlakuan fisik pada air limbahseperti menyaring, mengendapkan, ataumengatur suhu proses denganmenggunakan alat screening, grit chamber, settling tank/settling pond, dll
� Proses biologi dilakukan dengan cara memberikanperlakuan atau proses biologi terhadap air limbahseperti penguraian atau penggabungan substansibiologi dengan lumpur aktif (activated sludge), attached growth filtration, aerobic process dan an-aerobic process
� Proses kimia dilakukan dengan cara membubuhkanbahan kimia atau larutan kimia pada air limbah agar dihasilkan reaksi tertentu
� proses dan alat pengolahan tersebut dapatdiaplikasikan secara sendiri-sendiri ataudikombinasikan
� Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alatyang digunakan seharusnya dapatmempertimbangkan aspek teknis, ekonomi danpengelolaannya
� Demikian banyak macam parameter pencemardalam suatu buangan, akibatnya membutuhkanberbagai tingkatan proses.
�Dengan mengetahui jenis-jenis parameter didalam limbah maka dapat ditetapkanmetode pengolahan dan pilihan jenisperalatan
�Penetapan efisiensi peralatan, dan standarbuangan yang diinginkan akanmempengaruhi ketelitian alat, volume air limbah, sistem pemipaan, pemasangan pipa, pilihan bahan kimia dan lain-lain
Contoh jenis kegiatan dalam pengolahan air limbah dapat
diuraikan dalam tabel 7.10
Di bawah ini disajikan jenis pencemar dengan metodenya
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
� Pengolahan tingkat pertama (primary treatment)
� Pengolahan tingkat kedua (secondary treatment)
� Dalam sistem pengolahan limbah terdapat jugaPengolahan tingkat lanjut, yang dipersiapkan untukpengolahan limbah tertentu.
Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi secara proses fisika dan kimia dari air
limbah.
Pengolahan tingkat pertama:
A. Proses fisika :
� Penyeragaman aliran
� Penyaringan
� Penapisan
� Pengendapan secara fisika
� Pencampuran, dsb.
B. Proses kimiawi :
� Pengendapan
� Oksidasi/ reduksi
� Pengolahan limbah tingkat dua bertujuan untukmenghilangkan kontaminants secara biologi dariair limbah melalui proses aerasi denganmengembangkan bakteri atau organisme biologilainnya untuk mengkomsumsi limbah yang selanjutnya melewati tangki pengendap dan kolamkhlorinasi yang selanjutnya dapat dibuang kesaluran di alam
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telahdikembangkan tersebut secara umum terbagimenjadi 3 metode pengolahan:
Pengolahan Secara Fisika
Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan secara biologi
� Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologidapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reaktor);
2. Reaktor pertumbuhan lekat
(attached growth reaktor).
Ditinjau dari segi lingkungan dimana
berlangsung proses penguraian secara biologi,
proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnyaoksigen;
2. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanyaoksigen.
PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN
Pengolahan Limbah Cair� Jenis kegiatan Tujuan pengolahan� 1. Penyaringan 1. Untuk menghilangkan zat padat.� 2. Perajangan 2. Memotong benda yang berada di dalam air limbah� 3. Bak penangakap pasir 3. Menghilangkan pasir dan koral.� 4. Bak Penangkap lemak 4. Memisahkan benda terapung� 5. Tangki ekualisasi 5. Melunakkan air limbah� 6. Netralisasi 6. Menetralkan asam atau basa.� 7. Pengendapan /pengapungan 7. Menghilangkan benda tercampur� 8. Reaktor lumpur aktif /aerasi 8. Menghilangkan bahan organik.� 9. Karbon aktif 9. Menghilangkan bau benda yang tidak dapat diuraikan.� 10. Pengendapan kimiawi 10. Untuk mengendapkan fosfat.� 11. Nitrifikasi / denitrifikasi 11. Menghilangkan nitrat secara biologis.� 12. Air sripping 12. Menghilangkan amoniak� 13. Pertukaran ion 13. Menghilangkan jenis zat yang tertentu.� 14. Saringan pasir 14. Menghilangkan partikel padat yang lebih kecil.� 15. Osmosis / elektrodialisis 15. Menghilangkan zat terlarut.� 16. Desinfeksi 16. Membunuh mikroorganisme.
� Proses pengolahan limbah cair pada prinsipnyaterdiri dari tiga tahap yaitu proses pengolahanprimer, proses pengolahan sekunder, dan prosespengolahan tersier
� Proses Pengolahan Primer :
- Penyaringan
- Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil
- Pemisahan endapan
� Proses Pengolahan Sekunder :
- proses penyaring trikel dan
- lumpur aktif
� Proses Pengolahan Tersier :
- proses biologis untuk menghilangkan senyawa-senyawa nitrogen dan fosfor sampai pada prosespemisahan fisiko-kimia seperti adsorbsi, destilasi danosmosi berlawanan (reverse osmosis)
Pengolahan Limbah Padat
� Digunakan sebagai penimbun/pengisi tanah
� Dengan dibakar secara terkendali
� Selain dua cara di atas, limbah padat bila akandimanfaatkan misalnya untuk pembuatan kompos, biogas, makanan ternak dan lain-lain biasanya secarafisik diolah dulu (Pengecilan ukuran dan pemadatan)