karakteristik mesin pendingin kompresi uap untuk...
TRANSCRIPT
i
KARAKTERISTIK MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP
UNTUK PENGKONDISIAN UDARA JENASAH DENGAN
KIPAS DAN TANPA KIPAS PENDINGIN KONDENSOR
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana Teknik dibidang Teknik Mesin
Oleh :
VINCENS BRIAN ARDATAMA
145214047
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
CHARACTERISTIC OF VAPOR COMPRESSION
REFRIGERATOR FOR MORTUARY AIR CONDITIONING
WITH AND WITHOUT CONDENSER COOLING FAN
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By :
VINCENS BRIAN ARDATAMA
145214047
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Salah satu dampak globalisai adalah meningkatnya kebutuhan masyarakat
di bidang teknologi. Teknologi tersebut salah satunya adalah mesin pendingin untuk
pengkondisian. Pada masyarakat Bali terdapat tradisi Ngaben yang membutuhkan
waktu yang lama untuk mengkondisikan jenasah. Maka dari itu, masyarakat Bali
memerlukan mesin pendingin yang digunakan untuk pengkondisian jenasah
tersebut. Tujuan dari penelitian mesin pendingin untuk pengkondisian udara
jenasah ini adalah: (a) Merancang dan merakit mesin pendingin siklus kompresi
uap untuk pengkondisian udara jenasah, (b) Mengetahui karakteristik mesin
pendingin siklus kompresi uap untuk pengkondisian udara jenasah yang meliputi:
besar kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran (Win), besar kalor
yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout), besar kalor yang diserap
evaporator persatuan massa refrigeran (Qin), COP (Coefficient Of Performance)
aktual, COP (Coefficient Of Performance) ideal dan efisiensi, (c) Mengetahui
waktu tercepat yang dapat dicapai mesin pendingin dengan batas temperatur 12℃
Mesin pendingin menggunakan variasi tanpa kipas pendingin kondensor,
lima kipas pendingin kondensor dan enam kipas pendingin kondensor. Pada setiap
variasi tersebut terdapat dua jenis pembebanan yaitu tanpa beban pendinginan dan
dengan beban pendinginan 60 kg air. Komponen utama dari mesin pendingin ini
adalah: kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler. Kompresor yang
digunakan memiliki daya sebesar 1/5 HP dan komponen utama lainnya
menyesuaikan dengan daya kompresor. Refrigeran yang digunakan adalah R134a.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan: (a) Mesin pendingin dapat
bekerja dengan baik. (b) Karakteristik mesin pendingin siklus kompresi uap untuk
pengkondisian udara jenasah yang didapatkan adalah sebagai berikut: Pada variasi
lima kipas pendingin kondensor tanpa beban pendinginan, menghasilkan nilai
COPaktual rata-rata terbesarnya 2,96, COPideal rata-rata terbesarnya 3,87, dan
efisiensi rata-rata terbesarnya 77,61%. Pada variasi enam kipas pendingin
kondensor tanpa beban pendinginan, menghasilkan nilai COPaktual rata-rata
terbesarnya 3,12, COPideal rata-rata sebesar 3,98 dan efisiensi rata-rata terbesarnya
78,88%. Sedangkan pada variasi lima kipas pendingin kondensor dengan beban
pendinginan 60 kg air, menghasilkan nilai COPaktual rata-rata terbesarnya 2,59,
COPideal rata-rata terbesarnya 3,75 dan efisiensi rata-rata terbesarnya 69,23%. Pada
variasi enam kipas pendingin kondensor dengan beban pendinginan 60 kg air,
menghasilkan COPaktual rata-rata terbesarnya 2,73, COPideal rata-rata sebesar 3,90
dan efisiensi rata-rata terbesarnya 70,17%. (c) Waktu tercepat untuk mendapatkan
temperatur di bawah 12℃ adalah pada variasi tanpa beban pendinginan saat
menggunakan enam kipas pendingin kondensor pada menit ke 20 dan pada variasi
dengan beban pendinginan 60 kg air saat menggunakan enam kipas pendingin
kondensor pada menit ke 20.
Kata kunci: Mesin pendingin, siklus kompresi uap, jenasah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
One of the impacts of globalization is the increasing of human needs about
technology and the refrigerator is one of its example. In Bali, there is a tradition
called Ngaben taking a long process for the corpse to be cremated. Therefore, the
Balinese people require a refrigerator used for preserving the body. The research
objective of this refrigerator for mortuary air conditioning are: (a) Designing and
assembling a vapor compression refrigerator for mortuary air conditioning, (b)
Knowing the characacteristic of vapor compression refrigerator for mortuary air
conditioning which included : Work of the compressor for each mass of refrigerant
(Win), the heat which was realesed by condenser for each mass of refrigerant (Qout),
the heat which was absorbed by evaporator for each mass of refrigerant (Qin), actual
Coefficient of Performance (COP) , ideal Coefficient of Performance (COP) and
efficiency, (c) Knowing the fastest time of refrigerator to get the temperatur below
12℃.
This refrigerator uses a variation without condenser cooling fan, five
condenser cooling fans and six condenser cooling fans. In each variation there are
two types of loading which are without cooling load and with cooling load 60 kg of
water. The main components of this refrigerator are: compressor, condenser,
evaporator and capillary tube. The compressor used has a power of 1/5 HP and the
other main component size adjusts to the amount of power the compressor. The
refrigerant used is R134a.
The research concludes: (a) The refrigerator works as normal as well, (b)
The characteristics of vapor compression refrigerator for mortuary air conditioning
in this research obtain: In the varation of five condenser cooling fans and without
cooling loads ,the maximum average of COPactual is 2,96, maximum average of
COPideal is 3,87 and maximum average of efficiency is 77,61%. In the variation of
six condenser cooling fans and without cooling loads, the maximum average of
COPactual is 3,12, maximum average of COPideal is 3,98 and maximum average of
efficiency is 78,88%. On variation of five condenser cooling fans and with cooling
loads 60 kg water, the maximum average of COPactual is 2,59, maximum average of
COPideal is 3,75 and maximum average of efficiency is 69,23% In the variation of
six condenser cooling fans and with cooling loads 60 kg water, the maximum
average of COPactual is 2,73, maximum average of COPideal is 3,90 and maximum
average of efficiency is 70,17%. (c) The fastest time to get the temperature below
12℃ is on the no-cooling load variation when using six condenser cooling fans on
20th minutes and at variation with cooling loads 60 kg water when using six
condenser cooling fans on 20th minutes.
Keywords: Refrigerator, vapor compression cycle, mortuary
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik di bidang Teknik Mesin di Prodi Teknik Mesin, Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Sudi Mungkasi, S.Si., M.Math.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Dosen Pembimbing Skripsi, sekaligus
sebagai Ketua Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Budi Setyahandana, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Doddy Purwadianto, S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Energi Teknik
Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Semua Dosen Prodi Teknik Mesin yang telah memberikan ilmunya.
6. Michael Ardoko (alm) dan Aurelia Yuni Gentari sebagai orang tua yang telah
memberikan segala doa, dukungan dan semangatnya sampai saat ini.
7. Rahdya Ramada dan Venantius Gunawan selaku teman satu tim pembuatan alat
penelitian yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta kerjasamanya.
8. Semua teman Prodi Teknik Mesin yang telah memberikan dukungan dan
bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
TITTLE PAGE ......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.4 Batasan–Batasan Dalam Penelitian Mesin Pendingin .............................. 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 4
2.1 Dasar Teori ............................................................................................... 4
2.1.1 Proses Pembusukan Jenasah ............................................................. 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2.1.2 Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin ............................................... 5
2.1.3 Siklus Kompresi Uap Pada Mesin Pendingin ................................... 6
2.1.4 Komponen Utama Siklus Kompresi Uap .......................................... 9
2.1.5 Perhitungan Karakteristik Mesin Pendingin Kompresi Uap ........... 15
2.2 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 20
3.1 Pembuatan Mesin Pendingin .................................................................. 20
3.1.1 Komponen Utama ........................................................................... 20
3.1.2 Alat dan Bahan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin .............. 23
3.1.3 Langkah Pembuatan Mesin Pendingin ............................................ 30
3.2 Metodologi Penelitian ............................................................................ 31
3.2.1 Objek Penelitian .............................................................................. 31
3.2.2 Alur Penelitian ................................................................................ 34
3.2.3 Skematik Sistem Mesin Pendingin ................................................. 35
3.2.4 Variasi Penelitian ............................................................................ 36
3.2.5 Cara Pengambilan Data ................................................................... 37
3.2.6 Cara Pengolahan Data ..................................................................... 38
3.2.7 Kesimpulan ..................................................................................... 39
BAB IV ................................................................................................................. 40
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 40
4.2 Perhitungan ............................................................................................. 48
4.3 Pembahasan ............................................................................................ 74
BAB V ................................................................................................................... 81
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 81
5.2 Saran ....................................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin ............................................... 6
Gambar 2.2 Skematik Rangkaian Komponen Utama Siklus Kompresi Uap ........ 6
Gambar 2.3 Siklus Kompresi Uap Pada Diagram P-h .......................................... 7
Gambar 2.4 Siklus Kompresi Uap Pada Diagram T-s .......................................... 7
Gambar 2.5 Kompresor Hermetik Jenis Reciprocaty ......................................... 10
Gambar 2.6 Kompresor Hermetik Jenis Rotary .................................................. 10
Gambar 2.7 Kompresor Sentrifugal .................................................................... 11
Gambar 2.8 (a) Kondensor Berpendingin Air, (b) Kondensor Berpendingin Udara,
U Udara, (c) Kondensor Berpendingin Udara dan Air ....................... 12
Gambar 2.9 (a) Evaporator Sirip, (b) Evaporator Plat, (c) Evaporator Polos ..... 13
Gambar 2.10 Pipa Kapiler ..................................................................................... 14
Gambar 2.11 Filter ................................................................................................ 14
Gambar 2.12 Refrigeran ........................................................................................ 15
Gambar 3.1 (a) Kompresor Mesin 1, (b) Kompresor Mesin 2 ............................ 20
Gambar 3.2 (a) Kondensor Mesin 1, (b) Kondensor Mesin 2 ............................. 21
Gambar 3.3 (a) Evaporator Mesin 1, (b) Evaporator Mesin 2 ............................ 21
Gambar 3.4 Pipa Kapiler ..................................................................................... 22
Gambar 3.5 Filter ................................................................................................ 22
Gambar 3.6 Refrigeran ........................................................................................ 23
Gambar 3.7 Kayu Kerangka Peti Jenasah ........................................................... 23
Gambar 3.8 Styrofoam ........................................................................................ 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Gambar 3.9 Kaca ................................................................................................. 24
Gambar 3.10 Pipa PVC ......................................................................................... 25
Gambar 3.11 Alat dan Bahan Las ......................................................................... 25
Gambar 3.12 (a) Pressure Gauge Mesin 1, (b) Pressure Gauge Mesin 2 ............ 26
Gambar 3.13 Termokopel dan APPA ................................................................... 26
Gambar 3.14 (a) Kipas Pendingin Kondensor 1, (b) Kipas Pendingin Kondensor 2,
k Kondensor 2, (c) Kipas Pendingin Variasi ...................................... 27
Gambar 3.15 Plat Seng .......................................................................................... 28
Gambar 3.16 Roda ................................................................................................ 28
Gambar 3.17 Kabel Roll ....................................................................................... 29
Gambar 3.18 Triplek ............................................................................................. 29
Gambar 3.19 Stopwatch ........................................................................................ 30
Gambar 3.20 Botol Air Mineral ............................................................................ 30
Gambar 3.21 Objek Penelitian Tampak Samping ................................................. 32
Gambar 3.22 Objek Penelitian Tampak Atas ........................................................ 33
Gambar 3.23 Diagram Alur Penelitian.................................................................. 34
Gambar 3.24 Skematik Sistem Mesin Pendingin .................................................. 35
Gambar 3.25 P-h diagram R-134a ........................................................................ 39
Gambar 4.1 Win tanpa beban pendinginan pada mesin 1 .................................... 52
Gambar 4.2 Win tanpa beban pendinginan pada mesin 2 .................................... 52
Gambar 4.3 Win dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 .................. 53
Gambar 4.4 Win dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 .................. 53
Gambar 4.5 Qout tanpa beban pendinginan pada mesin 1 ................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.6 Qout tanpa beban pendinginan pada mesin 2 ................................... 56
Gambar 4.7 Qout dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 ................. 57
Gambar 4.8 Qout dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 ................. 57
Gambar 4.9 Qin tanpa beban pendinginan pada mesin 1 ..................................... 60
Gambar 4.10 Qin tanpa beban pendinginan pada mesin 2 ..................................... 60
Gambar 4.11 Qin dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 ................... 61
Gambar 4.12 Qin dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 ................... 61
Gambar 4.13 COPaktual tanpa beban pendinginan pada mesin 1 ........................... 64
Gambar 4.14 COPaktual tanpa beban pendinginan pada mesin 2 ........................... 64
Gambar 4.15 COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 ......... 65
Gambar 4.16 COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 ......... 65
Gambar 4.17 COPideal tanpa beban pendinginan pada mesin 1 ............................. 68
Gambar 4.18 COPideal tanpa beban pendinginan pada mesin 2 ............................. 68
Gambar 4.19 COPideal dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 ........... 69
Gambar 4.20 COPideal dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 ........... 69
Gambar 4.21 Efisiensi tanpa beban pendinginan mesin 1 .................................... 72
Gambar 4.22 Efisiensi tanpa beban pendinginan mesin 2 .................................... 72
Gambar 4.23 Efisiensi dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1 .......... 73
Gambar 4.24 Efisiensi dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2 .......... 73
Gambar 4.25 Perbandingan temperatur ruang pendingin tanpa beban pendinginanp[
hahahaaa pendinginan ..................................................................................... 79
Gambar 4.26 Perbandingan temperatur ruang pendingin dengan beban pendinginan
pend pendinginan 60 kg air ...................................................................... 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel pengambilan data tanpa beban dan dengan beban pendinginan ...
p pendinginan ......................................................................................... 38
Tabel 4.1 Data penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, tanpa beban ......... 41
Tabel 4.2 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin p
p kondensor mesin 2, tanpa beban ......................................................... 41
Tabel 4.3 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin ...
p kondensor mesin 1 & 2, tanpa beban .................................................. 42
Tabel 4.4 Data penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, dengan beban 60 kg.7
7 60 kg .................................................................................................... 43
Tabel 4.5 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin ...
k kondensor mesin 2, dengan beban 60 kg. ........................................... 45
Tabel 4.6 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin ...
k kondensor mesin 1 & 2, dengan beban 60 kg. .................................... 46
Tabel 4.7 Nilai entalpi pada penelitian tanpa beban. .......................................... 48
Tabel 4.8 Nilai entalpi pada penelitian dengan beban 60 kg. ............................. 49
Tabel 4.9 Nilai kerja kompresor (Win) tanpa beban pendinginan. ...................... 50
Tabel 4.10 Nilai kerja kompresor (Win) dengan beban pendinginan 60 kg. ......... 50
Tabel 4.11 Nilai Qout tanpa beban pendinginan .................................................... 54
Tabel 4.12 Nilai Qout dengan beban pendinginan 60 kg. ...................................... 55
Tabel 4.13 Nilai Qin tanpa beban pendinginan. ..................................................... 58
Tabel 4.14 Nilai Qin dengan beban pendinginan 60 kg. ........................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.15 Nilai COPaktual tanpa beban pendinginan. ........................................... 62
Tabel 4.16 Nilai COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg. .............................. 63
Tabel 4.17 Nilai COPideal tanpa beban pendinginan. ............................................. 66
Tabel 4.18 Nilai COPideal dengan beban pendinginan 60 kg. ................................ 67
Tabel 4.19 Nilai efisiensi tanpa menggunakan beban pendinginan. ..................... 70
Tabel 4.20 Nilai efisiensi dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg. ........ 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar L.1 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan tanpa beban b b b
b pendinginan pada mesin 1 ................................................................. 86
Gambar L.2 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan tanpa beban b b b b
b pendinginan pada mesin 2 ................................................................. 86
Gambar L.3 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan tanpa beban b b b b
b pendinginan pada mesin 1 ................................................................. 87
Gambar L.4 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan tanpa beban b b b b
b pendinginan pada mesin 2 ............................................................... 87
Gambar L.5 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan dengan beban b b b
b pendinginan 60 kg air pada mesin 1 .................................................. 88
Gambar L.6 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan dengan beban b b b
b pendinginan 60 kg air pada mesin 2 .................................................. 88
Gambar L.7 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan dengan beban b b b
b pendinginan 60 kg air pada mesin 1 .................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan dan mempunyai kekayaan budaya yang
sangat melimpah. Budaya di Indonesia sudah banyak yang terakulturasi dengan
budaya luar. Ini merupakan dampak dari globalisasi. Dampak lainnya adalah
masyarakat menjadi semakin kritis dan kebutuhan semakin meningkat terutama di
bidang teknologi. Salah satu hubungan antara peristiwa meningkatnya kebutuhan
masyarakat di bidang teknologi dan budaya Indonesia adalah pada prosesi Ngaben
atau prosesi pembakaran jenasah di masyarakat Bali.
Pada prosesi Ngaben, biasanya jenasah tidak segera dibakar setelah
kematian, akan tetapi jenasah diletakkan di bale tengah terlebih dahulu dalam waktu
cukup lama. Selama di balai adat ini pihak keluarga dapat mempersiapkan segala
sesuatu untuk upacara selanjutnya dan pihak keluarga juga dapat memberikan
penghormatan terakhir. Di sana jenasah akan diberikan ramuan agar memperlambat
laju pembusukan pada jenasah. Akan tetapi jika hanya dengan ramuan, laju
pembusukan yang terjadi akan tetap cepat karena jenasah diletakkan pada suhu
ruangan. Micozzi menyatakan bahwa pada suhu antara 15℃ sampai 37℃
merupakan saat yang baik bagi bakteri untuk berkembang biak dan jumlahnya akan
meningkat. Sedangkan pada suhu di bawah 12℃ perkembangan bakteri menjadi
lebih lambat dan pada suhu di bawah 4℃ bakteri tidak dapat hidup (Micozzi 1997).
Selain disebabkan oleh temperatur, pembusukan pada jenasah dapat disebabkan
oleh oksigen karena pembusukan akan terjadi jika ada oksigen di tempat atau
ruangan tempat jenasah berada. Oleh karena itu masyarakat Bali dirasa
membutuhkan mesin pendinginn untuk pengkondisikan udara jenasah untuk
membantu dalam pengawetan jenasah sebelum diadakan upacara pembakaran
jenasah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terinspirasi untuk merancang
dan merakit mesin pendingin untuk pengkondisian udara jenasah dengan harapan
agar masyarakat di Bali menjadi lebih terbantu dalam pengkondisian jenasah.
1.2 Rumusan Masalah
Diperlukan suatu mesin pendingin yang dapat dipergunakan untuk
mengkondisikan jenasah, agar jenasah tidak segera mengalami proses pembusukan.
Bagaimanakah merancang dan merakit mesin pedingin siklus kompresi uap untuk
pengkondisian udara jenasah? Bagaimanakah karakteristik mesin pendingin siklus
kompresi uap yang dipergunakan pada mesin pengkondisian udara jenasah?
Berapakah jumlah kipas dan waktu yang dibutuhkan untuk pendinginan tercepat?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Merancang dan merakit mesin pendingin kompresi uap untuk mengkondisikan
udara jenasah.
b. Mengetahui karakteristik mesin pendingin siklus kompresi uap yang digunakan
pada mesin pengkondisian udara jenasah, meliputi:
1. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win).
2. Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout).
3. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin).
4. COP (Coefficient Of Performance) aktual dari mesin pendingin.
5. COP (Coefficient Of Performance) ideal dari mesin pendingin.
6. Efisiensi mesin pendingin siklus kompresi uap.
c. Mengetahui waktu tercepat yang dapat dicapai mesin pendingin dengan batas
temperatur 12℃
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
1.4 Batasan–Batasan Dalam Penelitian Mesin Pendingin
Batasan–batasan yang dipergunakan di dalam perakitan mesin pendingin
siklus kompresi uap untuk pengkondisian udara jenasah:
a. Mesin bekerja dengan mempergunakan mesin siklus kompresi uap dengan
mempergunakan refrigeran R134a. Komponen utama pada mesin siklus
kompresi uap meliputi: kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler.
b. Mesin siklus kompresi uap yang digunakan sebanyak 2 buah, dengan daya
masing–masing kompresor sebesar 1/5 HP. Ukuran komponen utama yang lain
menyesuaikan dengan besarnya daya kompresor.
c. Kapasitas mesin hanya untuk 1 orang dewasa dengan berat sekitar 60 kg. Pada
penelitian ini, beban pendinginan jenasah digantikan dengan beban berupa air
mineral seberat 60 liter.
d. Pipa kapiler yang digunakan terbuat dari bahan tembaga berdiameter 0,028 inci,
dengan panjang 150 cm.
e. Evaporator yang digunakan berjenis pipa bersirip dengan bahan aluminium.
f. Jumlah kipas yang dipergunakan sebanyak 6 buah, 4 buah kipas memiliki daya
sebesar 3,8 watt, 1 buah kipas dengan daya 10 watt, dan 1 buah kipas dengan
daya 40 watt.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang mesin pendingin yang dipergunakan untuk mengkondisikan jenasah
yang dapat di tempatkan di perpustakaan atau dipublikasikan pada khalayak
ramai.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi bagi para peneliti mesin
pendingin, khususnya terkait mesin pendingin jenasah.
c. Dihasilkannya teknologi tepat guna berupa mesin pendingin jenasah yang
dapat digunakan masyarakat untuk mengkondisikan jenasah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Proses Pembusukan Jenasah
Pembusukan adalah proses dimana bagian tubuh mengalami dekomposisi
karena aktivitas bakteri maupun autolisis. Proses dekomposisi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu autolisis dan putrefikasi. Autolisis adalah proses perlunakan dan
pencairan jaringan pada organ tubuh. Proses autolisis ini tidak disebabkan oleh
bakteri, akan tetapi proses ini disebabkan oleh enzim-enzim intraseluler dan
berlangsung secara steril. Proses selanjutnya adalah putrefikasi atau yang lebih
dikenal dengan pembusukan. Proses pembusukan ini disebabkan oleh bakteri
Clostridium Welchii yang banyak ditemukan di saluran pencernaan. Pembusukan
akan terjadi 48 jam setelah orang tersebut meninggal karena pada orang yang telah
meninggal, sistem pertahanan tubuhnya akan hilang sehingga mikroorganisme
pembusuk dapat dengan leluasa memasuki tubuh dan segera memasuki darah yang
digunakan sebagai tempat untuk berkembang biak.
Tanda awal terjadinya pembusukan adalah tampaknya warna hijau di daerah
caecum karena daerah tersebut banyak mengandung cairan dan bakteri. Bakteri
tersebut akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah vena dan mewarnai dinding
pembuluh darah dan jaringan di sekitarnya menjadi hitam kehijauan. Bakteri ini
akan menghasilkan asam lemak dan gas pembusuk yang terkumpul di dalam tubuh
sehingga meningkatkan tekanan. Pada minggu kedua, kulit ari akan mudah
terkelupas bila terkena tekanan atau gesekan. Tiga atau empat minggu kemudian
rambut akan mudah dicabut, kuku akan mudah terlepas, wajah akan tampak
menggembung dan mencucur, lidah akan terjulur keluar dan cairan dekomposisi
dapat keluar dari hidung sehingga jenasah akan sulit dikenali identitasnya. Organ-
organ dalam juga akan membusuk dan kemudian hancur. Organ yang paling cepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
membusuk adalah otak, hati, lambung, usus halus dan limpa. Tahap terakhir dari
pembusukan adalah skeletonization, yaitu menyisakan sedikit atau bahkan tidak ada
jaringan lunak yang tersisa sehingga hanya terlihat tulang. Proses ini dapat terjadi
berbulan-bulan hingga bertahun-tahun sampai akhirnya terjadi penghancuran
tulang.
Ada bebarapa fakor yang mempengaruhi pembusukan, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pembusukan antara lain
umur, jenis kelamin, kondisi tubuh dan penyebab kematian. Faktor eksternal yang
mempengaruhi pembusukan antara lain kelembaban, oksigen, pakaian, media
tempat menyimpan jenasah dan temperatur lingkungan. Temperatur yang
mempercepat terjadinya pembusukan adalah antara 15℃ sampai 37℃. Sedangkan
temperatur yang memperlambat terjadinya pembusukan adalah temperatur dibawah
12℃.
2.1.2 Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu rangkaian mesin yang mampu bekerja untuk
menghasilkan temperatur rendah. Pada dasarnya mesin pendingin terdiri dari
beberapa komponen seperti kompresor, kondensor, pipa kapiler, evaporator dan
fluida kerja berupa refrigeran. Prinsip kerja mesin pendingin adalah memindahkan
kalor dari temperatur rendah ke temperatur yang lebih tinggi. Sistem kerja pada
mesin pendingin dimulai ketika refrigeran mengalir melalui evaporator,
perpindahan kalor dari ruangan yang didinginkan menyebabkan refrigeran tersebut
menguap. Udara dari lingkungan masuk ke evaporator (Qin) karena suhu di
evaporator lebih rendah. Kemudian refrigeran bergerak menuju kompresor untuk
dikompresi sehingga tekanan dan temperaturnya bertambah. Selanjutnya refrigeran
mengalir melalui kondensor, dimana refrigeran mengembun dan memberikan panas
dari kondensor (Qout) ke udara sekitar yang lebih rendah. Perpindahan panas yang
terjadi di kondensor menggunakan energi dari kompresor (Win). Proses yang
terakhir, refrigeran masuk ke dalam pipa kapiler sehingga tekanannya menjadi
turun. Prinsip kerja mesin pendingin secara sederhana disajikan pada Gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Gambar 2.1 Prinsip Dasar Kerja Mesin Pendingin
2.1.3 Siklus Kompresi Uap Pada Mesin Pendingin
Siklus kompresi uap adalah siklus yang paling sering digunakan pada mesin
pendingin saat ini. Siklus kompresi uap pada mesin pendingin memiliki beberapa
komponen utama seperti: kompresor, kondensor, evaporator dan pipa kapiler.
Komponen–komponen tersebut saling terhubung dan berkaitan sehingga dapat
membentuk suatu siklus kompresi uap. Siklus kompresi uap bekerja dengan fluida
refrigeran. Skematik rangkaian komponen utama mesin pendingin yang bekerja
dengan siklus kompresi uap disajikan pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Skematik Rangkaian Komponen Utama Siklus Kompresi Uap
Qin
Qout
Kondensor
Evaporator
Win
Kompresor
Pipa Kapiler
3
1
2
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Di bawah ini Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 memperlihatkan siklus kompresi
uap yang digambarkan pada diagram P-h dan diagram T-s. Pada Gambar 2.2,
Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 Win, Qin dan Qout berturut-turut adalah besarnya energi
yang digunakan kompresor persatuan massa refrigeran, besarnya energi yang
diserap evaporator persatuan massa refrigeran dan besarnya energi yang dilepas
kondensor persatuan massa refrigeran.
Gambar 2.3 Siklus Kompresi Uap Pada Diagram P-h
Gambar 2.4 Siklus Kompresi Uap Pada Diagram T-s
Eksp
ansi
Qout
Qin
1 1a
2 3
4
2a 3a
Enthalpy (h)
Pre
ssure
(p)
desuperheating Qou
subcooling
Win
superheating
1
2
3
4 1a
2a 3a
Tem
per
ature
(T
)
Entropy (s)
Qout
superheating
desuperheating
subcooling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Dari Gambar 2.3 dan Gambar 2.4 dapat diketahui proses–proses yang
berlangsung pada siklus kompresi uap. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Proses 1 – 2: Proses kompresi
Proses 1 – 2 ini berlangsung di kompresor. Proses yang terjadi berlangsung
secara isentropis adiabatis. Pada awal mula kompresor bekerja, refrigeran yang
masuk memiliki fase gas/gas panas lanjut bertekanan dan bertemperatur rendah dan
keluar berupa gas panas lanjut bertekanan dan bertemperatur tinggi. Proses di
kompresor ini bertujuan untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan rendah
ke tekanan tinggi. Tekanan hasil kompresor ini harus menghasilkan temperatur
kerja seperti yang diinginkan oleh kondensor, yang memiliki nilai lebih tinggi dari
temperatur lingkungan kondensor.
b. Proses 2 – 2a: Proses desuperheating
Proses ini berlangsung ketika refrigeran akan masuk ke kondensor. Proses
berlangsung pada tekanan yang tetap tetapi temperatur refrigeran mengalami
penurunan. Penurunan temperatur ini terjadi karena ada perpindahan kalor dari
refrigeran ke lingkungan. Refrigeran yang mulanya memiliki fase gas panas lanjut
akan diubah menjadi gas jenuh.
c. Proses 2a – 3a: Proses kondensasi
Proses ini berlangsung pada tekanan dan temperatur yang tetap. Proses ini
merupakan perubahan fase refrigeran dari gas jenuh menjadi cair jenuh. Ketika
perubahan fase berlangsung, kalor keluar dari refrigeran karena temperaturnya
lebih tinggi daripada temperatur lingkungan.
d. Proses 3a – 3: Proses subcooling (pendinginan lanjut)
Pada saat refrigeran berubah fase dari cair jenuh menjadi cair lanjut, terjadi
penurunan temperatur refrigeran. Proses ini dinamakan proses subcooling. Tujuan
penurunan temperatur ini agar kondisi refrigeran benar–benar dalam keadaan cair
supaya refrigeran dapat mengalir dengan mudah ke dalam pipa–pipa kondensor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
e. Proses 3 – 4: Proses throthling (ekspansi)
Proses ini berlangsung di pipa kapiler. Refrigeran yang telah melewati pipa
kapiler memiliki fase campuran yaitu antara fase cair dan gas. Pada proses ini terjadi
penurunan tekanan dan temperatur yang terjadi pada enthalpy konstan.
f. Proses 4 – 1a: Proses evaporasi
Proses ini terjadi di evaporator. Refrigeran yang masuk ke dalam evaporator
berupa cair dan gas akan menerima kalor dari lingkungan di sekitar evaporator. Hal
ini disebabkan karena temperatur kerja evaporator yang rendah. Kalor yang diserap
oleh refrigeran ini kemudian digunakan untuk merubah fase dari campuran menjadi
gas jenuh.
g. Proses 1a – 1: Proses superheating (pemanasan lanjut)
Proses ini merupakan proses pemanasan lanjut dimana refrigeran diubah
dari gas jenuh menjadi gas panas lanjut (superheating). Proses ini berlangsung pada
tekanan konstan. Tujuan dari proses ini adalah untuk meningkatkan COP dan untuk
membuat kompresor memiliki umur yang lebih panjang.
2.1.4 Komponen Utama Siklus Kompresi Uap
a. Kompresor
Kompresor merupakan jantung dari sistem kompresi uap. Kompresor
berfungsi untuk menaikkan tekanan atau untuk mengalirkan refrigeran dalam mesin
siklus kompresi uap. Ada beberapa macam kompresor yang sering digunakan pada
mesin siklus kompresi uap yaitu kompresor hermetik jenis reciprocaty, kompresor
hermetik jenis rotary, dan kompresor sentrifugal. Pada alat yang telah peneliti buat,
peneliti menggunakan kompresor hermetik jenis reciprocaty dengan daya sebesar
1/5 HP sebanyak 2 buah.
1. Kompresor hermetik jenis reciprocaty
Kompresor reciprocaty adalah kompresor yang langsung digerakkan oleh
motor listrik. Poros dari motor listrik pada kompresor reciprocaty mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
poros yang sama dengan poros kompresor dan berada dalam satu wadah tertutup.
Kompresor jenis ini sering ditemui pada mesin pendingin dengan daya yang rendah,
seperti pada kulkas, freezer, showcase, dan chest freezer. Kompresor hermetik jenis
reciprocaty disajikan pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kompresor Hermetik Jenis Reciprocaty
(www.rathvac.com)
2. Kompresor hermetik jenis rotary
Kompresor rotary terdiri dari sebuah silinder dan mempunyai sudu.
Kompresor ini memiliki tekanan yang stabil oleh karena itu kompresor ini mudah
digerakkan saat awal bekerja. Kompresor jenis ini bisa ditemui pada mesin–mesin
pendingin yang bekerja dengan daya yang lebih tinggi dari kompresor reciprocaty,
seperti pada AC rumah tangga atau AC pada kantor. Kompresor hermetik jenis
rotary disajikan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Kompresor Hermetik Jenis Rotary
(www.everychina.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
3. Kompresor sentrifugal
Kompresor jenis ini akan mengkompresikan uap refrigeran dengan aksi
sentrifugal. Kompresor sentrifugal memiliki motor penggerak yang dapat berputar
pada kecepatan tinggi agar dapat mencapai tekanan refrigeran yang diinginkan.
Kompresor jenis ini biasa ditemui pada mesin–mesin pendingin dengan daya yang
besar antara 200 sampai 10.000 kW, seperti mesin pendingin water chiller yang
digunakan untuk sistem pengkondisian udara sentral (hotel, rumah sakit dan
industri). Kompresor sentrifugal disajikan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Kompresor Sentrifugal
(www.mech4study.com)
b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor dari mesin siklus kompresi uap
ke lingkungan sekitar. Dari media pendinginnannya, kondensor dapat dibagi
beberapa macam: (1) Kondensor berpendingin air (2) Kondensor berpendingin
udara (3) Kondensor berpendingin udara dan air (evaporative). Kondensor
berpendingin air adalah kondensor yang memiliki cangkang di luarnya dan di
dalamnya terdapat pipa-pipa yang mengalirkan air sebagai media pendingin
refrigeran. Kondensor berpendingin udara biasa ditemui pada instalasi kecil seperti
mesin kulkas, freezer, showcase dan lain–lain. Kondensor evaporative adalah
kombinasi dari kondensor dan cooling tower. Beberapa contoh kondensor disajikan
pada Gambar 2.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(a)
(www.airconditionerschina.en.alibaba.com)
(b) (c)
(www.fridgeadvice.co.uk) (www.evapco.com.au)
Gambar 2.8 (a) Kondensor Berpendingin Air, (b) Kondensor Berpendingin Udara,
(c) Kondensor Berpendingin Udara dan Air
c. Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan mesin siklus
kompresi uap. Ada beberapa jenis evaporator yang biasa dipergunakan pada mesin
pendingin yang bekerja pada siklus kompresi uap. Jenisnya adalah pipa bersirip,
pipa dengan plat dan pipa polos (tanpa sirip dan plat) seperti ditunjukan di Gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.9. Jenis pipa evaporator dengan sirip biasa ditemui pada kulkas 2 pintu, maupun
pada kulkas 3 pintu. Evaporator jenis pipa dengan plat biasa ditemui pada kulkas 1
pintu dan evaporator jenis pipa saja dapat ditemui pada mesin pendingin dispenser.
(a)
(www.packetpushers.net)
(b) (c)
(www.alwankimia.com)
Gambar 2.9 (a) Evaporator Sirip, (b) Evaporator Plat, (c) Evaporator Polos
d. Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan, dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah. Diameter pipa kapiler cukup kecil antara 0,026 inchi sampai 0,085
inchi. Penggunaan pipa kapiler mempunyai kerugian karena tidak dapat mengatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
jumlah aliran refrigeran yang masuk ke evaporator. Kerusakan pada mesin biasanya
sering terjadi di pipa kapiler karena pipa kapiler mudah tersumbat oleh kotoran dan
mudah terjadi kebocoran. Gambar 2.10 menunjukkan pipa kapiler.
Gambar 2.10 Pipa Kapiler
(www.tiriztea.wordpress.com)
e. Filter
Filter berfungsi sebagai penyaring kotoran yang dibawa oleh refrigeran.
Filter biasanya ditempatkan sebelum pipa kapiler. Hal ini bertujuan agar
menghilangkan kotoran pada refrigeran yang masuk pipa kapiler agar tidak terjadi
penyumbatan pada pipa kapiler. Filter berbentuk tabung kecil dengan diameter
antara 12-15mm. Gambar 2.11 menunjukkan filter.
Gambar 2.11 Filter
(www.icegae-hvac.com)
f. Refrigeran
Refrigeran adalah fluida kerja mesin pendingin yang berfungsi untuk
menyerap kalor dari suatu benda. Refrigeran dapat dipakai sebagai fluida kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mesin pendingin dengan siklus kompresi uap apabila dapat memenuhi sifat–sifat
aman seperti tidak mudah/dapat terbakar, tidak beracun, tidak menyebabkan korosi
terhadap logam yang dipakai pada sistem pendingin dan tidak berkontaminasi
dengan produk apapun. Refrigeran dipilih sebagai fluida kerja karena memiliki titik
didih yang rendah dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan tekanan yang
tinggi untuk menaikkan suhu fluida kerja. Gambar 2.12 menunjukkan jenis-jenis
refrigeran.
Gambar 2.12 Refrigeran
(www.metraclark.com)
2.1.5 Perhitungan Karakteristik Mesin Pendingin Kompresi Uap
Dengan menggunakan diagram P-h, dapat diketahui nilai entalpi sistem.
Nilai entalpi tersebut dapat digunakan untuk menghitung kerja kompresor, kalor
yang dilepas oleh kondensor, kalor yang diserap oleh evaporator, koefisien prestasi
aktual dan ideal dan efisiensi sistem. Berikut ini adalah cara yang digunakan untuk
perhitungan tersebut:
a. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)
Nilai kerja kompresor persatuan massa refrigeran dapat dihitung dengan
Persamaan (2.1).
Win = h2 – h1 ...(2.1)
Pada Persamaan (2.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg)
h1 : Entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h2 : Entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)
b. Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout)
Besarnya energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran
dapat dihitung dengan Persamaan (2.2).
Qout = h2 – h3 ...(2.2)
Pada Persamaan (2.2)
Qout : Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (kJ/kg)
h2 : Entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kJ/kg)
h3 : Entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kJ/kg)
c. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)
Besarnya energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran
dapat dihitung dengan Persamaan (2.3).
Qin = h1 – h4 ...(2.3)
Pada Persamaan (2.3)
Qin : Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg)
h1 : Entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)
h4 : Entalpi refrigeran saat masuk evaporator (kJ/kg)
d. Coefficient Of Performance actual (COPaktual)
COPaktual adalah perbandingan antara kalor yang diserap evaporator (Qin)
dengan kerja yang dilakukan kompresor (Win). Koefisien prestasi mesin pendingin
kompresi uap aktual dapat dihitung dengan Persamaan (2.4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
COPaktual = (Qin / Win) ...(2.4)
Pada Persamaan (2.4)
Qin : Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg)
Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg)
e. Coefficient Of Performance ideal (COPideal)
Koefisien prestasi ideal (COPideal) pada mesin pendingin kompresi uap
dapat dihitung dengan Persamaan (2.5).
COPideal = (Te) / (Tc – Te) ...(2.5)
Pada Persamaan (2.5)
Te : Temperatur mutlak evaporator (℃)
Tc : Temperatur mutlak kondensor (℃)
f. Efisiensi
Efisiensi pada mesin pendingin kompresi uap dapat dihitung dengan
Persamaan (2.6).
Efisiensi = (COPaktual / COPideal) × 100 ...( 2.6 )
Pada persamaan (2.6)
COPaktual : Koefisien prestasi mesin pendingin kompresi uap aktual
COPideal : Koefisien prestasi mesin pendingin kompresi uap ideal
2.2 Tinjauan Pustaka
Anwar dkk (2010) telah meneliti tentang efek temperatur pipa kapiler
terhadap kinerja mesin pendingin. Penelitian dilakukan dengan metode
eksperimental dengan variasi penelitian berupa variasi temperatur pada pipa
kapiler. Variasi temperatur pada pipa kapiler tersebut diperoleh dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mendinginkan pipa kapiler di dalam freezer dari mesin pendingin melalui
pengaturan termostat. Proses pendinginan pipa kapiler memberikan pengaruh
terhadap kondisi refrigeran dalam siklus pendingin, dalam hal ini adalah entalpi.
Pendinginan tersebut menyebabkan nilai entalpi menjadi semakin kecil, terutama
pada bagian keluar pada pipa kapiler atau sebelum masuk evaporator. Hasil yang
didapatkan adalah kapasitas refrigerasi semakin meningkat karena suhunya rendah.
Selain itu terjadi peningkatan COP pada saat termostat berada di titik 7 (20℃)
dengan COP sebesar 2,71.
Kusbandono dan Purwadi (2016) telah melakukan penelitian tentang
pengaruh udara yang dialirkan melalui kondensor oleh kipas terhadap COP dan
efisiensinya. Penelitian dilakukan secara eksperimental dan dilakukan di
laboratorium. Variasinya berupa jumlah kipas yang digunakan untuk mengalirkan
udara ke kondensor. Hasil dari penelitian ini adalah variasi kipas mempengaruhi
nilai COP dan efisiensi pada showcase. Untuk kondensor tanpa kipas, nilai COP
showcase sebesar 3,23 dan efisiensinya sebesar 0,76. Untuk kondensor dengan 1
kipas, COP showcase sebesar 3,56 dan efisiensinya sebesar 0,77. Untuk kondensor
dengan 2 kipas, COP showcase sebesar 3,80 dan efisiensinya sebesar 0,81.
Anggriawan dkk (2010) telah melakukan penelitian mengenai analisa
kinerja mesin pendingin kompresi uap menggunakan refrigeran R32 dan R134a
dengan variasi penelitian berupa kecepatan putaran fan kondensor, dengan variasi
kecepatan putaran fan 0,85 m/s, 1,6 m/s, 2,2 m/s, dan 2,8 m/s. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui COP dan faktor prestasi pada mesin. Hasilnya adalah
nilai COP tertinggi dihasilkan dengan menggunakan refrigeran R32 yaitu sebesar
10,60 . Hasil itu lebih tinggi dibandingkan dengan COP pada refrigeran R134a
sebesar 9,86. Hal itu juga berbanding lurus dengan nilai PF yang dihasilkan oleh
refrigeran R32 sebesar 11,60 dan R134a sebesar 10,72. Hasil itu diperoleh pada saat
putaran fan sama.
Ariyanto (2010) telah melakukan penelitian tentang perancangan cold
storage untuk pendingin mayat kapasitas 6 orang. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan desain atau konstruksi mesin pendingin mayat dan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
komponen yang diperlukan untuk mesin pendingin mayat. Variabel atau batasan
yang digunakan dalam perancangan ini adalah temperatur sekitar 5℃,
menggunakan refrigeran MC-12, komponen yang dipilih disesuaikan dengan yang
ada di pasaran dan perancangan mesin dikhususkan pada mesin serta dimensi
bebannya. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan cold storage untuk 6 orang
dengan dimensi ruang pendingin panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 1,5 m. Beban
pendinginan maksimumnya sebesar 8,373 kW = 0,09942 Ton Refrigerasi.
Kompresor torak dengan daya 350 watt. Air Cooled Condenser, bahan pipa dari
tembaga, jumlah pipa 44 buah, panjang ppa 0,72 m. Evaporator ekspansi kering,
bahan pipa dari tembaga, jumlah pipa 40 buah dan panjang pipa 0,67 m.
Khairil Anwar (2010) telah melakukan penelitian tentang efek beban
pendinginan terhadap performa mesin pendingin. Penelitian ini dilakukan secara
eksperimental dan dilakukan di laboratorium. Bahan dan peralatan yang digunakan
dalam penelitian adalah mesin HRP focus model 802 dengan fluida kerja berupa
refrigeran R134a. Peneliti menggunakan variasi pembebanan berupa bola lampu
yang dipasang di dalam ruang pendingin. Bola lampu yang dipasang dalam ruangan
mempunyai daya sebesar 60 Watt, 100 Watt, 200 Watt, 300 Watt dan 400 Watt.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kondisi refrigeran pada setiap titik
siklus, kapasitas refrigerasi dan COP. Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah
beban pendinginan mempengaruhi waktu pendinginan dan temperatur di dalam
ruang pendingin. Perbandingannya adalah temperatur yang dicapai beban 60 watt
sebesar 11℃ sedangkan yang dicapai oleh beban 400 watt sebesar 18℃. Hasil COP
yang tertera pada grafik berbentuk parabolik, COP tertinggi terjadi antara beban
200 Watt dan 300 Watt (sebesar 2,64), selanjutnya COP mengalami penurunan.
Kenaikan kapasitas refrigerasi terjadi seiring dengan penambahan beban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
PEMBUATAN ALAT DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pembuatan Mesin Pendingin
3.1.1 Komponen Utama
Mesin pendingin kompresi uap untuk pengkondisian udara jenasah ini
memiliki beberapa komponen utama yaitu kompresor, kondensor, evaporator, pipa
kapiler, filter dan refrigeran R134a.
a. Kompresor
Mesin pendingin ini menggunakan kompresor dengan jenis hermetik
reciprocaty sebanyak 2 buah dengan daya masing-masing kompresor sebesar 1/5
HP. Diameter kompresor 30 cm dan tinggi kompresor 23 cm. Gambar 3.1
menyajikan kompresor yang dipergunakan.
(a) (b)
Gambar 3.1 (a) Kompresor Mesin 1, (b) Kompresor Mesin 2
b. Kondensor
Kondensor yang digunakan bertipe U. Pipa dan sirip kondensor berbahan
baja dengan jumlah sirip 12 buah dan jarak antar sirip sebesar 1cm. Jumlah
kondensor yang dipergunakan 2 buah. Diameter pipa kondensor 0,48 cm. Ukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kondensor yang digunakan adalah 110 cm × 57 cm. Gambar 3.2 menyajikan
gambar kondensor yang dipergunakan. Gambar 3.2 menyajikan kondensor yang
dipergunakan.
(a) (b)
Gambar 3.2 (a) Kondensor Mesin 1, (b) Kondensor Mesin 2
c. Evaporator
Jenis evaporator yang digunakan adalah jenis evaporator pipa bersirip.
Bahan pipa dan sirip pada evaporator tersebut adalah aluminium. Diameter pipa
evaporator 8,5 mm dan banyaknya lintasan 8 buah. Ukuran panjang, lebar dan
tinggi evaporator berturut-turut adalah 34 cm × 6 cm × 20 cm. Gambar 3.3
menyajikan evaporator yang dipergunakan.
(a) (b)
Gambar 3.3 (a) Evaporator Mesin 1, (b) Evaporator Mesin 2
d. Pipa kapiler
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Pipa kapiler yang digunakan berbahan tembaga dengan panjang 1,5 m dan
diameter sebesar 0,028 inchi atau 0,71 mm. Gambar 3.4 menyajikan pipa kapiler
yang dipergunakan.
Gambar 3.4 Pipa Kapiler
e. Filter
Filter yang digunakan berbahan tembaga dengan panjang 88 mm dan
diameter 19 mm. Gambar 3.5 menyajikan filter yang dipergunakan.
Gambar 3.5 Filter
f. Refrigeran
Refrigeran yang digunakan sebagai fluida kerja pada mesin pengkondisian
udara jenasah ini adalah refrigeran R-134a. Gambar 3.6 menyajikan refrigeran yang
dipergunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 3.6 Refrigeran
3.1.2 Alat dan Bahan Pendukung Pembuatan Mesin Pendingin
Di dalam pembuatan mesin pendingin ini diperlukan beberapa peralatan
pendukung. Beberapa alat pendukung yang digunakan untuk pembuatan mesin ini
adalah :
a. Kayu
Kayu ini digunakan untuk membuat kerangka dan dipergunakan untuk
membuat peti jenasah. Kayu yang digunakan adalah kayu jati dengan tebal 2 cm
dan bahan kayu dapat mengurangi perpidahan kalor dari luar peti ke dalam peti.
Ukuran panjang, lebar dan tinggi peti jenasah tersebut berturut-turut adalah 180 cm
×60 cm ×50 cm. Gambar 3.7 menyajikan kayu kerangka peti jenasah yang
dipergunakan.
Gambar 3.7 Kayu Kerangka Peti Jenasah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Styrofoam
Styrofoam digunakan untuk mengurangi perpindahan kalor. Styrofoam
diletakkan pada dinding peti jenasah, dinding ruang evaporator dan pada bagian
penghubung antara peti jenasah dan ruang evaporator. Tebal styrofoam yang
dipakai pada bagian peti jenasah adalah 5 cm. Sedangkan tebal styrofoam pada
bagian penghubung 2 cm. Gambar 3.8 menyajikan styrofoam yang dipergunakan.
Gambar 3.8 Styrofoam
c. Kaca
Kaca digunakan agar kondisi jenasah yang ada di dalam peti masih dapat
dilihat. Kaca dipasang di bagian peti. Ukuran kaca, panjang × lebar : 160 cm × 40
cm dan tebal: 0,5 cm. Gambar 3.9 menyajikan kaca yang dipergunakan.
Gambar 3.9 Kaca
d. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan untuk menghubungkan antara peti jenasah dan ruang
evaporator. Pipa PVC dipasang agar udara dingin dapat mengalir dari dan menuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
evaporator. Diameter pipa PVC yang dipakai sebesar 4 inchi. Gambar 3.10
menyajikan pipa PVC yang dipergunakan.
Gambar 3.10 Pipa PVC
e. Alat dan Bahan Las
Alat las digunakan untuk menyambungkan komponen–komponen pada
mesin pendingin. Bahan las yang digunakan adalah perak, kawat las kuningan dan
borak. Gambar 3.11 menyajikan alat dan bahan las yang dipergunakan.
Gambar 3.11 Alat dan Bahan Las
f. Pressure Gauge
Pressure gauge digunakan untuk mengukur tekanan pada kompresor saat
bekerja. Tekanan yang diukur adalah tekanan evaporator (tekanan hisap kompresor)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dan tekanan kondensor (tekanan tekan kompresor). Gambar 3.12 menyajikan
pressure gauge yang dipergunakan.
(a) (b)
Gambar 3.12 (a) Pressure Gauge Mesin 1, (b) Pressure Gauge Mesin 2
g. Termokopel dan APPA
Termokopel adalah alat ukur berupa kabel yang digunakan untuk mengukur
temperatur. Untuk pembacaan suhu tersebut, termokopel dihubungkan dengan
APPA yang dapat menampilkan temperatur yang ada secara digital. Gambar 3.13
menyajikan termokopel dan APPA yang dipergunakan.
Gambar 3.13 Termokopel dan APPA
h. Kipas Pendingin
Ada 3 macam kipas pendingin yang digunakan. Kipas pendingin pertama
(kipas pendingin kondensor 1) memiliki daya 10 watt dengan jumlah sudu 5 buah
dan diameter sudu 10 cm. Kipas pendingin kedua (kipas pendingin kondensor 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memiliki daya 40 watt dengan jumlah sudu 3 dan diameter sudu 25 cm. Kipas
pendingin ketiga (kipas pendingin variasi) memiliki daya 3,8 watt dengan jumlah
sudu 7 buah dan diameter sudu 5 cm. Kipas pendingin variasi yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 4 buah. Gambar 3.14 menyajikan kipas pendingin
kondensor yang dipergunakan.
(a)
(b) (c)
Gambar 3.14 (a) Kipas Pendingin Kondensor 1, (b) Kipas Pendingin Kondensor 2,
(c) Kipas Pendingin Variasi
i. Plat Seng
Plat seng digunakan di dalam ruang evaporator sebagai wadah untuk air dari
hasil pengembunan uap air pada udara. Plat seng ditunjukkan pada Gambar 3.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 3.15 Plat Seng
j. Roda
Roda dipasang pada bagian bawah kerangka agar mesin mudah untuk
dipindahkan. Roda yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Roda
k. Kabel Roll
Kabel roll berfungsi untuk membagi daya listrik karena pada mesin
pendingin dibutuhkan soket yang cukup banyak. Kabel roll ditunjukkan pada
Gambar 3.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 3.17 Kabel Roll
l. Triplek
Triplek digunakan sebagai pembatas antar kondensor mesin 1 dan
kondensor mesin 2. Gambar 3.18 menyajikan triplek.
Gambar 3.18 Triplek
m. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mencatat waktu lamanya proses pengambilan
data penelitian. Gambar 3.19 menyajikan stopwatch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 3.19 Stopwatch
n. Botol Air Mineral
Botol air adalah media yang digunakan sebagai beban pendinginan sebagai
pengganti dari jenasah. Botol air yang digunakan berjumlah 40 buah yang masing–
masing berukuran 1,5 liter. Gambar 3.20 menyajikan botol air mineral yang
digunakan sebagai beban pendinginan.
Gambar 3.20 Botol Air Mineral
3.1.3 Langkah Pembuatan Mesin Pendingin
Langkah–langkah dalam pembuatan mesin pendingin kompresi uap untuk
pengkondisian udara jenasah adalah sebagai berikut :
a. Merancang dan mendesain konstruksi mesin pendingin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
b. Mempersiapkan semua komponen utama mesin pendingin serta menyiapkan alat
dan bahan pendukung dalam pembuatan mesin pendingin.
c. Membuat rangka mesin pendingin yang meliputi peti tempat penyimpanan
jenasah dan tempat untuk meletakkan komponen–komponen utama mesin
pendingin. Rangka mesin terbuat dari kayu.
d. Pada tepi tempat penyimpanan jenasah dipasang styrofoam pada sekeliling peti
dan dipasangi kaca pada bagian peti.
e. Merakit komponen utama mesin pendingin pada tempat yang sudah dibuat.
Perakitan dimulai dengan pengelasan kompresor dan bagian keluar–masuk
pressure gauge. Lalu dilakukan pengelasan pada kompresor dan kondensor,
setelah itu kondensor dihubungkan dengan filter sebelum masuk ke pipa kapiler.
Pipa kapiler tersebut kemudian akan dilas dan dihubungkan ke evaporator. Lalu
yang terakhir adalah pengelasan evaporator dan kompresor.
f. Cara perakitan yang sama juga dilakukan untuk komponen utama mesin yang
kedua. Akan tetapi evaporator pada mesin 2 ditempatkan sebelum evaporator
mesin 1.
g. Setelah perakitan komponen utama selesai, kemudian dilakukan pemasangan
kipas–kipas pendingin untuk sirkulasi dan pemasangan kabel untuk kelistrikan.
h. Pemasangan pipa PVC pada lubang antara peti tempat penyimpanan jenasah dan
kotak penyimpanan evaporator. Pipa PVC tersebut disambung dengan
menggunakan sealant, lakban dan karet ban. Pipa PVC kemudian diselubungi
dengan styrofoam pada bagian luarnya.
i. Mesin kemudian divakum untuk menghilangkan sisa udara pada mesin. Setelah
selesai kemudian dimasukkan refrigeran R134a.
3.2 Metodologi Penelitian
3.2.1 Objek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Objek penelitian adalah mesin pendingin kompresi uap untuk
pengkondisian udara jenasah hasil buatan sendiri. Gambar dari alat yang digunakan
dalam penelitian disajikan pada Gambar 3.21 dan Gambar 3.22.
Gambar 3.21 Objek Penelitian Tampak Samping
Evap
ora
tor
1
Ev
apora
tor
2
Kondensor 1
Kompresor1
Pipa kapiler 1 & 2
Pressure gauge
kipas
Kompresor 2
Kondensor 2
Filter 1 & 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3.22 Objek Penelitian Tampak Atas
Kipas pendingin
Beban pendinginan
(pengganti jenasah)
kondensor
Evap
ora
tor
1
Evap
ora
tor
2
Ruang jenasah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.2.2 Alur Penelitian
Alur penelitian mengikuti diagram yang telah tersaji pada Gambar 3.23.
Gambar 3.23 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Perancangan mesin pendingin
Persiapan komponen-komponen mesin pendingin
Perakitan mesin pendingin
Menentukan variasi penelitian
Pengambilan data
Variasi 1 s/d n, selesai ?
Tidak Baik
Uji coba
baik ?
Baik
Pencarian h1,h2,h3,h4,Te,Tc
Perhitungan Win, Qin, Qout, COP dan Efisiensi
Pengolahan data, pembahasan, kesimpulan dan saran
Selesai
Ya
belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.2.3 Skematik Sistem Mesin Pendingin
Skematik sistem pengkondisian udara jenasah dapat dilihat melalui gambar
3.24.
Gambar 3.24 Skematik Sistem Mesin Pendingin
1 3
Peti jenasah
(Ruang
pendingin)
Evaporator 2
Evaporator 1
A
B
Kondensor 2
Kondensor 1
2
4
8
5 7
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Keterangan untuk Gambar 3.24
Posisi 1 : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran
masuk kompresor 1
Posisi 2 : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran
keluar kompresor 1
Posisi 3 : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor 1
Posisi 4 : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler 1
Posisi 5 : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran masuk
kompresor 2
Posisi 6 : Posisi pressure gauge untuk mengukur tekanan refrigeran
keluar kompresor 2
Posisi 7 : Posisi termokopel sebelum masuk kompresor 2
Posisi 8 : Posisi termokopel sebelum masuk pipa kapiler 2
: Kalor yang diserap evaporator
: Udara dingin yang dihembuskan melalui evaporator
: Kompresor 1
: Kompresor 2
3.2.4 Variasi Penelitian
Variasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah kipas
pendingin pada kondensor yang digunakan untuk mengalirkan udara yang akan
melewati kondensor. Variasinya adalah sebagai berikut:
a. Tanpa kipas pendingin kondensor dan tanpa beban pendinginan.
b. Tanpa kipas pendingin kondensor dan dengan beban pendinginan 60 kg air.
c. Empat kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 2 menyala dan tanpa
beban pendinginan (5 kipas).
A
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
d. Empat kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 1 & 2 menyala dan
tanpa beban pendinginan (6 kipas).
e. Empat kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 2 menyala dan dengan
beban pendinginan 60 kg air (5 kipas).
f. Empat kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 1 & 2 menyala dan
dengan beban pendinginan 60 kg air (6 kipas).
3.2.5 Cara Pengambilan Data
Langkah–langkah pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin, Universitas Sanata
Dharma. Suhu udara yang ada di sekitar objek penelitian dianggap tetap.
b. Sebelum melakukan pengambilan data, termokopel terlebih dahulu dikalibrasi
agar diketahui perbedaan suhu antar alat ukurnya.
c. Memeriksa kipas pada kondensor dan peti jenasah agar sirkulasinya dapat
berjalan dengan baik.
d. Menyiapkan botol air mineral 1,5 liter sebanyak 40 buah yang akan ditempatkan
di dalam peti jenasah.
e. Menyalakan mesin dan stopwatch.
f. Yang perlu dicatat dalam penelitian ini adalah :
1. Waktu penelitian dan selang penelitian
2. P1 : Tekanan masuk kompresor (psia)
3. P2 : Tekanan keluar kompresor (psia)
4. T1 : Temperatur refrigeran masuk kompresor (℃)
5. T2 : Temperatur refrigeran masuk pipa kapiler (℃)
6. Temperatur ruangan pendingin (℃)
Data penelitian dicatat setiap 20 menit. Jika menggunakan beban maka data diambil
selama 6 jam, akan tetap jika tanpa beban data diambil selama 2 jam.
Contoh tabel yang digunakan untuk mencatat data–data penelitian yang
diperlukan diperlihatkan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.1 Tabel pengambilan data tanpa beban dan dengan beban pendinginan
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0
20
40
60
80
100
120
.....
360
Mesin 2
0
20
40
60
80
100
120
.....
360
3.2.6 Cara Pengolahan Data
Dari data yang telah didapat, maka dapat dibuat siklus kompresi uap pada
P-h diagram. Dari P-h diagram tersebut dapat diketahui nilai entalpi, temperatur
kerja evaporator dan temperatur kerja kondensor. Nilai entalpi tersebut dapat
digunakan untuk menghitung Win, Qout, Qin, COP dan efisiensi mesin pengkondisian
udara jenasah. P-h diagram tersebut juga dapat digunakan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
karakteristik dari refrigeran R-134a. Data yang didapat akan ditampilkan dalam
bentuk tabel dan grafik. P-h diagram yang digunakan disajikan pada Gambar 3.25.
Gambar 3.25 P-h diagram R-134a
3.2.7 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang sudah didapatkan, dapat ditarik kesimpulan.
Kesimpulan yang didapatkan harus dapat menjawab tujuan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENGUJIAN, PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian mesin pendingin kompresi uap untuk pengkondisian udara
jenasah ditampilkan berdasarkan beban pendinginan dan variasi kipas pendingin
kondensor dari mesin satu dan mesin dua. Variasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah: tanpa kipas pendingin kondensor dan tanpa beban pendinginan, tanpa
kipas pendingin kondensor dan dengan beban pendinginan 60 kg air, menggunakan
4 kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 2 dan tanpa beban
pendinginan, menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 1
& 2 dan tanpa beban pendinginan, menggunakan 4 kipas variasi dan kipas
pendingin mesin 2 dan dengan beban pendinginan 60 kg air, menggunakan 4 kipas
variasi dan kipas pendingin kondensor mesin 1 & 2 dan dengan beban pendinginan
60 kg air. Pada penelitin ini, waktu yang dipergunakan pada variasi tanpa beban
pendinginan adalah 120 menit. Sedangkan waktu yang dipergunakan pada variasi
dengan beban pendinginan 60 kg air adalah 360 menit. Data yang diambil meliputi:
waktu penelitian (t), tekanan masuk kompresor (P1), tekanan keluar kompresor (P2),
suhu refrigeran masuk kompresor (T1), suhu refrigeran masuk pipa kapiler (T2), dan
suhu ruangan pendingin (T3). Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap
variasi, kemudian setelah semua data terkumpul lalu dihitung hasil rata-rata dari
setiap percobaan.
Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.6 menyajikan data-data hasil penelitian
berdasarkan beban pendinginan dan variasi kipas pendingin kondensor mesin 1 &
2 pada mesin pendingin siklus kompresi uap untuk pengkondisian udara jenasah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 4.1 Data penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, tanpa beban
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 34,7 364,7 24,0 13,6 63,8
20 37,7 364,7 18,7 13,1 64,3
40 37,7 374,7 14,3 12,3 64,5
60 37,7 379,7 10,3 10,9 64,9
80 37,7 384,7 8,1 10,4 65,2
100 38,7 384,7 6,3 10,2 65,5
120 38,7 384,7 5,2 9,7 65,7
Mesin 2
0 35,7 359,7 24,0 13,4 64,7
20 38,7 354,7 18,7 12,9 64,3
40 34,7 344,7 14,3 12,6 64,4
60 36,7 374,7 10,3 11,1 64,5
80 36,7 364,7 8,1 10,6 64,7
100 36,7 364,7 6,3 10,4 64,8
120 36,7 374,7 5,2 9,9 64,8
Tabel 4.2 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin
kondensor mesin 2, tanpa beban
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 33,7 269,7 24,6 11,9 49,2
20 33,7 269,7 6,7 10,0 48,8
40 32,7 264,7 3,1 9,2 48,2
60 32,7 264,7 2,1 8,5 48,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
80 32,7 264,7 2,1 8,3 47,8
100 32,7 274,7 2,3 8,0 47,3
120 32,7 274,7 2,2 7,6 47,0
Mesin 2
0 33,7 264,7 24,6 12,1 50,1
20 32,7 259,7 6,7 11,2 49,8
40 32,7 259,7 3,1 10,4 49,3
60 32,7 259,7 2,1 9,7 49,0
80 32,7 259,7 2,1 9,2 48,7
100 32,7 259,7 2,3 8,6 48,5
120 32,7 259,7 2,2 8,4 48,1
Tabel 4.3 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin
kondensor mesin 1 & 2, tanpa beban
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 32,7 264,7 24,7 9,6 47,0
20 31,7 249,7 6,1 9,0 46,2
40 31,7 249,7 2,9 8,5 46,1
60 31,7 249,7 1,3 7,9 45,6
80 30,7 249,7 0,8 7,1 45,6
100 30,7 249,7 0,4 6,8 45,1
120 30,7 249 ,7 0,4 6,6 44,8
Mesin 2
0 28,7 234,7 24,7 10,8 48,2
20 28,7 234,7 6,1 10,5 47,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
40 28,7 234,7 2,9 9,8 47,3
60 31,7 234,7 1,3 9,5 46,8
80 30,7 234,7 0,8 8,8 46,2
100 30,7 234,7 0,4 8,3 46,1
120 30,7 239,7 0,4 7,9 45,8
Tabel 4.4 Data penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, dengan beban 60 kg.
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 44,7 399,7 24,0 15,3 67,4
20 44,7 399,7 22,7 15,1 67,5
40 47,0 399,7 20,6 14,9 67,7
60 45,4 399,7 19,6 14,7 67,9
80 47,0 399,7 18,3 14,7 68,0
100 44,7 399,7 16,3 14,8 68,1
120 47,0 409,7 15,8 15,0 68,1
140 44,7 409,7 14,4 15,0 68,2
160 44,7 414,7 13,8 15,1 68,4
180 46,7 414,7 13,2 15,1 68,4
200 44,7 409,7 12,7 15,3 68,7
220 45,7 414,7 12,2 15,5 68,6
240 44,7 419,7 11,8 15,6 68,9
260 46,7 414,7 11,5 15,5 69,0
280 48,7 419,7 11,3 15,3 69,1
300 49,7 419,7 11,1 15,3 69,3
320 48,7 419,7 10,8 15,1 69,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
340 49,7 424,7 10,6 14,9 69,6
360 49,7 424,7 10,5 14,8 69,7
Mesin 2
0 44,7 394,7 24,0 17,1 70,8
20 43,7 394,7 22,7 17,3 70,8
40 44,7 394,7 20,6 17,5 71,1
60 45,7 399,7 19,6 17,8 71,3
80 44,7 399,7 18,3 17,9 71,3
100 45,7 394,7 16,3 18,0 71,4
120 44,7 394,7 15,8 18,1 71,5
140 43,7 394,7 14,4 18,1 71,7
160 44,7 399,7 13,8 18,0 71,6
180 44,7 404,7 13,2 18,0 71,9
200 45,7 404,7 12,7 18,1 72,0
220 46,7 399,7 12,2 18,1 72,2
240 46,7 414,7 11,8 18,2 72,2
260 46,7 414,7 11,5 18,2 72,3
280 47,7 414,7 11,3 18,2 72,4
300 47,7 414,7 11,1 18,3 72,4
320 47,7 414,7 10,8 18,2 72,5
340 48,7 419,7 10,6 18,3 72,6
360 48,7 419,7 10,5 18,3 72,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 4.5 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin
kondensor mesin 2, dengan beban 60 kg.
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 34,7 284,7 24,2 12,2 59,2
20 34,7 284,7 12,4 12,1 59,5
40 34,7 284,7 10,5 12,3 59,6
60 34,7 284,7 9,3 11,8 59,2
80 34,7 284,7 8,5 11,5 58,9
100 34,7 284,7 7,8 11,1 58,4
120 34,7 284,7 7,3 10,9 58,6
140 34,7 284,7 6,8 10,8 58,5
160 34,7 284,7 6,4 10,5 58,4
180 34,7 284,7 6,0 10,3 58,2
200 34,7 284,7 5,7 10,0 58,4
220 34,7 284,7 5,5 9,7 58,5
240 34,7 284,7 5,4 9,5 58,5
260 34,7 284,7 5,2 9,2 58,3
280 34,7 284,7 5,2 8,9 57,9
300 32,7 279,7 5,2 8,6 57,5
320 32,7 274,7 5,0 8,3 57,3
340 32,7 274,7 5,0 7,9 57,1
360 32,7 269,7 4,8 7,8 56,8
Mesin 2
0 32,7 269,7 24,2 13,0 59,4
20 32,7 269,7 12,4 12,8 59,2
40 32,7 269,7 10,5 12,6 59,3
60 32,7 269,7 9,3 12,5 59,4
80 33,7 269,7 8,5 12,4 58,9
100 34,7 274,7 7,8 11,9 58,9
120 34,7 274,7 7,3 11,5 58,9
140 34,7 274,7 6,8 11,3 58,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
160 33,7 274,7 6,4 10,9 58,8
180 34,7 274,7 6,0 10,7 58,8
200 34,7 274,7 5,7 10,5 58,6
220 34,7 274,7 5,5 10,4 58,6
240 34,7 274,7 5,4 10,3 58,3
260 32,7 269,7 5,2 10,1 58,3
280 32,7 267,7 5,2 9,7 57,8
300 32,7 267,7 5,2 9,4 57,2
320 31,7 264,7 5,0 9,4 57,3
340 31,7 264,7 5,0 9,1 57,3
360 32,7 264,7 4,8 8,6 57,2
Tabel 4.6 Data penelitian menggunakan 4 kipas variasi dan kipas pendingin
kondensor mesin 1 & 2, dengan beban 60 kg.
Mesin 1
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
0 31,7 259,7 24,3 11,9 57,4
20 34,7 259,7 11,1 11,2 56,4
40 34,7 259,7 8,5 10,5 56,1
60 34,7 259,7 7,2 10,5 56,2
80 34,7 259,7 6,4 10,5 56,4
100 34,7 264,7 6,1 9,8 56,4
120 34,7 2647 5,8 9,4 56,0
140 34,7 264,7 5,5 9,5 55,9
160 34,7 259,7 5,4 9,3 55,8
180 34,7 259,7 5,0 9,4 55,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Waktu
t
(menit)
Tekanan
Masuk
Kompresor
P1 (psia)
Tekanan
Keluar
Kompresor
P2 (psia)
Suhu
Ruangan
Pendingin
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk
Kompresor T1
(℃)
Suhu
Refrigeran
Masuk Pipa
Kapiler T2
(℃)
200 34,7 259,7 4,9 8,9 55,7
220 34,7 259,7 4,7 8,7 55,8
240 32,7 259,7 4,6 8,7 55,5
260 32,7 259,7 4,6 7,9 55,2
280 32,7 259,7 4,6 7,6 54,9
300 32,7 259,7 4,6 7,6 54,8
320 33,7 259,7 4,5 6,8 55,0
340 34,7 259,7 4,5 6,4 55,0
360 34,7 259,7 4,5 6,2 54,6
Mesin 2
0 32,7 259,7 24,3 12,4 57,9
20 32,7 259,7 11,1 12,1 57,8
40 32,7 259,7 8,5 11,7 57,5
60 33,7 259,7 7,2 11,4 57,5
80 33,7 259,7 6,4 11,4 57,5
100 33,7 259,7 6,1 11,2 56,8
120 33,7 259,7 5,8 10,8 56,4
140 33,7 259,7 5,5 10,7 56,3
160 33,7 259,7 5,4 10,5 56,5
180 32,7 259,7 5,0 10,3 56,7
200 32,7 259,7 4,9 9,7 56,6
220 32,7 259,7 4,7 9,6 56,6
240 32,7 259,7 4,6 9,5 56,4
260 32,7 259,7 4,6 9,2 56,2
280 33,7 259,7 4,6 8,9 55,9
300 33,7 259,7 4,6 8,5 55,7
320 32,7 259,7 4,5 8,0 55,3
340 32,7 249,7 4,5 8,0 55,2
360 32,7 249,7 4,5 7,8 55,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4.2 Perhitungan
a. Menghitung Nilai Entalpi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian (P1,P2,T1,T2) dapat digambarkan
pada p-h diagram agar didapatkan nilai entalpi pada setiap titik. Nilai entalpi untuk
variasi tanpa beban pendinginan disajikan dari menit ke 0 sampai menit ke 120,
sedangkan untuk variasi dengan beban pendinginan 60 kg air disajikan dari menit
0 sampai menit ke 360. Nilai entalpi pada setiap titik disajikan pada Tabel 4.7 dan
Tabel 4.8. Contoh untuk menentukan nilai entalpi ditunjukkan pada Gambar L.1
sampai dengan Gambar L.8.
Tabel 4.7 Nilai entalpi pada penelitian tanpa beban.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg) mesin 1 Enthalpi (kJ/kg) mesin 2
h1 h2 h3 h4 h1 h2 h3 h4
0 kipas
0 412,00 464,11 294,93 294,93 411,81 464,70 295,52 295,52
20 411,55 463,52 295,82 295,82 411,37 464,40 295,82 295,82
40 410,84 463,23 296,17 296,17 411,11 464,11 295,99 295,99
60 409,61 462,64 296,87 296,87 409,79 463,82 296,17 296,17
80 409,17 462,05 297,40 297,40 409,34 463,23 296,52 296,52
100 408,99 461,76 297,93 297,93 409,17 462,94 297,58 297,58
120 408,55 461,17 298,29 298,29 408,73 462,35 297,40 297,40
5 kipas
0 410,52 458,42 269,75 269,75 410,72 457.80 271,06 271,06
20 409,09 457,36 269,16 269,16 410,12 456,58 270,62 270,62
40 408,76 457,04 268,28 268,28 409,45 456,36 269,89 269,89
60 408,13 456,51 269,16 269,16 408,82 456,13 269,45 269,45
80 407,93 456,32 267,71 267,71 408,76 455,83 269,02 269,02
100 407,66 456,08 266,98 266,98 408,22 455,68 268,73 268,73
120 407,30 455,93 266,55 266,55 407,95 455,38 268,15 268,15
6 kipas
0 408,73 457,21 266,54 266,54 410,90 456,36 268,47 268,47
20 408,62 455,04 266,52 266,52 410,63 456,31 267,42 267,42
40 408,17 454,79 266,24 266,24 410,02 456,03 266,98 266,98
60 407,74 454,28 264,51 264,51 409,07 455,36 266,25 266,25
80 406,43 454,19 264,51 264,51 408,91 454,89 265,38 265,38
100 406,16 453,74 263,78 263,78 408,62 454,43 265,24 265,24
120 405,98 453,68 263,35 263,35 408,18 455,05 264.80 264.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.8 Nilai entalpi pada penelitian dengan beban 60 kg.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg) mesin 1 Enthalpi (kJ/kg) mesin 2
h1 h2 h3 h4 h1 h2 h3 h4
0 kipas
0 410,55 465,29 302,70 302,70 412,14 466,17 307,23 307,23
60 410,02 464,70 302,17 302,17 412,76 465,88 308,17 308,17
120 410,29 465,29 302,52 302,52 413,02 466,47 308,52 308,52
180 410,37 465,29 303,05 303,05 413,11 465,58 309,23 309,23
240 410,81 465,88 303,94 303,94 413,11 466,17 309,76 309,76
300 410,55 465,58 304,64 304,64 413,20 466,17 310,11 310,11
360 410,11 464,70 305,35 305,35 413,20 467,03 310,46 310,46
5 kipas
0 410,58 459,24 285,67 285,67 411,62 459,84 285,98 285,98
60 410,16 458,84 285,67 285,67 411,17 459,64 285,89 285,89
120 409,65 458,62 284,75 284,75 410,16 458,14 285,20 285,20
180 409,38 458,51 284,13 284,13 409,47 457,83 285,05 285,05
240 408,86 458,11 284,60 284,60 409,38 457,42 284,29 284,29
300 407,73 457,78 283,05 283,05 408,55 456,63 282,76 282,76
360 407,48 456,65 281,96 281,96 407,73 456,24 282,76 282,76
6 kipas
0 410,81 458,80 282,89 282,89 411,08 457,80 283,66 283,66
60 409,58 455,02 281,04 281,04 410,30 456,72 283,05 283,05
120 408,73 455,26 280,72 280,72 409,81 456,46 281,35 281,35
180 407,98 454,89 280,26 280,26 409,54 456,21 281,81 281,81
240 407,91 454,80 279,96 279,96 408,64 455,72 281,35 281,35
300 407,04 454,43 278,87 278,87 407,74 455,16 280,28 280,28
360 406,45 453,26 278,52 278,52 407,16 454,86 279,43 279,43
b. Menghitung kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)
Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win) dapat dihitung dengan
Persamaan (2.1). Berikut adalah contoh perhitungan Win pada menit ke 360 pada
data 6 kipas dengan beban pendinginan 60 kg pada mesin 1. Nilai entalpi h2 dan h1
Win = h2 – h1, kJ/kg
= (453,26 – 406,45) kJ/kg
= 46,81 kJ/kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 4.9 Nilai kerja kompresor (Win) tanpa beban pendinginan.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Win
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin2) Win
(kJ/kg) h1 h2 h1 h2
0 kipas
0 412,0 464,11 52,12 411,8 464,70 52,89
20 411,6 463,52 51,97 411,4 464,40 53,03
40 410,8 463,23 52,39 411,1 464,11 53,00
60 409,6 462,64 53,03 409,8 463,82 54,03
80 409,2 462,05 52,88 409,3 463,23 53,89
100 409,0 461,76 52,77 409,2 462,94 53,77
120 408,6 461,17 52,62 408,7 462,35 53,62
5 kipas
0 410,52 458,42 47,90 410,72 457.80 47,08
20 409,09 457,36 48,27 410,12 456,58 46,46
40 408,76 457,04 48,28 409,45 456,36 46,91
60 408,13 456,51 48,38 408,82 456,13 47,31
80 407,93 456,32 48,39 408,76 455,83 47,07
100 407,66 456,08 48,42 408,22 455,68 47,46
120 407,30 455,93 48,63 407,95 455,38 47,43
6 kipas
0 408,73 457,21 48,48 410,90 456,36 45,46
20 408,62 455,04 46,42 410,63 456,31 45,68
40 408,17 454,79 46,62 410,02 456,03 46,01
60 407,74 454,28 46,54 409,07 455,36 46,29
80 406,43 454,19 47,76 408,91 454,89 45,98
100 406,16 453,74 47,58 408,62 454,43 45,81
120 405,98 453,68 47,70 408,18 455,05 46,87
Tabel 4.10 Nilai kerja kompresor (Win) dengan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Win
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin2) Win
(kJ/kg) h1 h2 h1 h2
0 kipas
0 410,55 465,29 54,74 412,14 466,17 54,03
60 410,02 464,70 54,68 412,76 465,88 53,12
120 410,29 465,29 55,00 413,02 466,47 53,45
180 410,37 465,29 54,92 413,11 465,58 52,47
240 410,81 465,88 55,07 413,11 466,17 53,06
300 410,55 465,58 55,03 413,20 466,17 52,97
360 410,11 464,70 54,59 413,20 467,03 53,83
5 kipas 0 410,58 459,24 48,66 411,62 459,84 48,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Win
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin1) Win
(kJ/kg) h1 h2 h1 h2
5 kipas
60 410,16 458,84 48,68 411,17 459,64 48,47
120 409,65 458,62 48,97 410,16 458,14 47,98
180 409,38 458,51 49,13 409,47 457,83 48,36
240 408,86 458,11 49,25 409,38 457,42 48,04
300 407,73 457,78 50,05 408,55 456,63 48,08
360 407,48 456,65 49,17 407,73 456,24 48,51
6 kipas
0 410,81 458,80 47,99 411,08 457,80 46,72
60 409,58 455,02 45,44 410,30 456,72 46,42
120 408,73 455,26 46,53 409,81 456,46 46,65
180 407,98 454,89 46,91 409,54 456,21 46,67
240 407,91 454,80 46,89 408,64 455,72 47,08
300 407,04 454,43 47,39 407,74 455,16 47,42
360 406,45 453,26 46,81 407,16 454,86 47,70
Dari Tabel 4.9 dan Tabel 4.10 kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win)
dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya dapat terlihat pada Gambar 4.1
dan Gambar 4.2 tanpa beban pendinginan dan Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 dengan
beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.1 Win tanpa beban pendinginan pada mesin 1
Gambar 4.2 Win tanpa beban pendinginan pada mesin 2
40
42
44
46
48
50
52
54
56
0 20 40 60 80 100 120 140
Win
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
40
42
44
46
48
50
52
54
56
0 20 40 60 80 100 120 140
Win
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.3 Win dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.4 Win dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
40
42
44
46
48
50
52
54
56
0 60 120 180 240 300 360 420
Win
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
40
42
44
46
48
50
52
54
56
0 60 120 180 240 300 360 420
Win
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c. Menghitung energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran
(Qout)
Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) dapat
dihitung dengan Persamaan (2.2). Berikut adalah contoh perhitungan Qout pada
menit ke 360 pada data 6 kipas dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1.
Qout = h2 – h3 kJ/kg
= (453,26 -278,52) kJ/kg
= 174,74 kJ/kg
Tabel 4.11 Nilai Qout tanpa beban pendinginan
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Qout
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin2) Qout
(kJ/kg) h2 h3 h2 h3
0 kipas
0 464,11 294,9 169,18 464,70 295,52 169,2
20 463,52 295,8 167,70 464,40 295,82 168,58
40 463,23 296,2 167,06 464,11 295,99 168,12
60 462,64 296,9 165,77 463,82 296,17 167,65
80 462,05 297,4 164,65 463,23 296,52 166,71
100 461,76 297,9 163,83 462,94 297,58 165,36
120 461,17 298,3 162,88 462,35 297,40 164,95
5 Kipas
0 458,42 269,75 188,67 457.80 271,06 186,74
20 457,36 269,16 188,20 456,58 270,62 185,96
40 457,04 268,28 188,75 456,36 269,89 186,47
60 456,51 269,16 187,35 456,13 269,45 186,68
80 456,32 267,71 188,61 455,83 269,02 186,81
100 456,08 266,98 189,10 455,68 268,73 186,95
120 455,93 266,55 189,38 455,38 268,15 187,23
6 Kipas
0 457,21 266,54 190,67 456,36 268,47 189,89
20 455,04 266,52 189,52 456,31 267,42 188,89
40 454,79 266,24 189,55 456,03 266,98 189,05
60 454,28 264,51 189,77 455,36 266,25 189,11
80 454,19 264,51 189,68 454,89 265,38 189,51
100 453,74 263,78 189,96 454,43 265,24 189,19
120 453,68 263,35 189,33 455,05 264,80 190,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 4.12 Nilai Qout dengan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Qout
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin2) Qout
(kJ/kg) h2 h3 h2 h3
0 kipas
0 465,29 302,70 162,59 466,17 307,23 158,94
60 464,70 302,17 162,53 465,88 308,17 157,71
120 465,29 302,52 162,77 466,47 308,52 157,95
180 465,29 303,05 162,24 465,58 309,23 156,35
240 465,88 303,94 161,94 466,17 309,76 156,41
300 465,58 304,64 160,94 466,17 310,11 156,06
360 464,70 305,35 159,35 467,03 310,46 156,57
5 kipas
0 459,24 285,67 173,57 459,84 285,98 173,86
60 458,84 285,67 173,17 459,64 285,89 173,66
120 458,62 284,75 173,87 458,14 285,20 172,94
180 458,51 284,13 174,38 457,83 285,05 172,78
240 458,11 284,60 173,51 457,42 284,29 173,13
300 457,78 283,05 174,73 456,63 282,40 173,87
360 456,65 281,96 174,69 456,24 282,40 173,48
6 kipas
0 458,80 282,89 175,91 457,80 283,66 174,14
60 455,02 281,04 173,98 456,72 283,05 173,67
120 455,26 280,72 174,54 456,46 281,35 175,11
180 454,89 280,26 174,63 456,21 281,81 174,40
240 454,80 279,96 174,84 455,72 281,35 174,37
300 454,43 278,87 175,56 455,16 280,28 174,88
360 453,26 278,52 174,74 454,86 279,76 175,43
Dari Tabel 4.11 dan Tabel 4.12 energi kalor yang dilepas kondensor persatuan
massa refrigeran (Qout) dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya dapat
terlihat pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6 tanpa beban pendinginan dan Gambar 4.7
dan Gambar 4.8 dengan beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Gambar 4.5 Qout tanpa beban pendinginan pada mesin 1
Gambar 4.6 Qout tanpa beban pendinginan pada mesin 2
160
165
170
175
180
185
190
195
0 20 40 60 80 100 120 140
Qo
ut
(kj\
J/kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
160
165
170
175
180
185
190
195
0 20 40 60 80 100 120 140
Qo
ut
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.7 Qout dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.8 Qout dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
155
157
159
161
163
165
167
169
171
173
175
177
179
0 60 120 180 240 300 360 420
Qo
ut
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
155
157
159
161
163
165
167
169
171
173
175
177
179
0 60 120 180 240 300 360 420
Qo
ut
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
d. Menghitung energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran
(Qin)
Energi kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) dapat
dihitung dengan Persamaan (2.3). Berikut adalah contoh perhitungan Qin pada
menit ke 360 pada data 6 kipas dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1.
Qin = h1 – h4 kJ/kg
= (406,45 -278,52) kJ/kg
= 127,93 kJ/kg
Tabel 4.13 Nilai Qin tanpa beban pendinginan.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Qin
(kJ/kg)
Entalpi (kJ/kg mesin2) Qin
(kJ/kg) h1 h4 h1 h4
0 kipas
0 412,0 294,9 117,1 411,8 295,52 116,29
20 411,6 295,8 115,7 411,4 295,82 115,55
40 410,8 296,2 114,7 411,1 295,99 115,12
60 409,6 296,9 112,7 409,8 296,17 113,62
80 409,2 297,4 111,8 409,3 296,52 112,82
100 409,0 297,9 111,1 409,2 297,58 111,59
120 408,6 298,3 110,3 408,7 297,40 111,33
5 kipas
0 410,52 269,75 140,77 410,72 271,06 139,66
20 409,09 269,16 139,93 410,12 270,62 139,50
40 408,76 268,28 140,47 409,45 269,89 139,56
60 408,13 269,16 138,97 408,82 269,45 139,37
80 407,93 267,71 140,22 408,76 269,02 139,74
100 407,66 266,98 140,68 408,22 268,73 139,49
120 407,30 266,55 140,75 407,95 268,15 139,80
6 kipas
0 408,73 266,54 142,19 410,90 268,47 144,43
20 408,62 266,52 143,10 410,63 267,42 143,21
40 408,17 266,24 142,93 410,02 266,98 143,04
60 407,74 264,51 143,23 409,07 266,25 142,82
80 406,43 264,51 141,92 408,91 265,38 143,53
100 406,16 263,78 142,38 408,62 265,24 143,38
120 405,98 263,35 142,63 408,18 264.80 143,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.14 Nilai Qin dengan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Entalpi (kJ/kg mesin1) Qin Entalpi (kJ/kg mesin2) Qin
h1 h4 (kJ/kg) h1 h4 (kJ/kg)
0 kipas
0 410,55 302,70 107,85 412,14 307,23 104,91
60 410,02 302,17 107,85 412,76 308,17 104,59
120 410,29 302,52 107,77 413,02 308,52 104,50
180 410,37 303,05 107,32 413,11 309,23 103,88
240 410,81 303,94 106,87 413,11 309,76 103,35
300 410,55 304,64 105,91 413,20 310,11 103,09
360 410,11 305,35 104,76 413,20 310,46 102,74
5 kipas
0 410,58 285,67 124,91 411,62 285,98 125,64
60 410,16 285,67 124,49 411,17 285,89 125,19
120 409,65 284,75 124,90 410,16 285,20 124,96
180 409,38 284,13 125,25 409,47 285,05 124,42
240 408,86 284,60 124,26 409,38 284,29 125,09
300 407,73 283,05 124,68 408,55 282,40 125,79
360 407,48 281,96 125,52 407,73 282,40 124,97
6 kipas
0 410,81 282,89 127,92 411,08 283,66 127,42
60 409,58 281,04 128,54 410,30 283,05 127,25
120 408,73 280,72 128,01 409,81 281,35 128,46
180 407,98 280,26 127,72 409,54 281,81 127,73
240 407,91 279,96 127,95 408,64 281,35 127,29
300 407,04 278,87 128,17 407,74 280,28 127,46
360 406,45 278,52 127,93 407,16 279,76 127,73
Dari Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 energi kalor yang diserap evaporator persatuan
massa refrigeran (Qin) dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya dapat
terlihat pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 tanpa beban pendinginan dan Gambar
4.11 dan Gambar 4.12 dengan beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.9 Qin tanpa beban pendinginan pada mesin 1
Gambar 4.10 Qin tanpa beban pendinginan pada mesin 2
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
0 20 40 60 80 100 120 140
Qin
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
100
105
110
115
120
125
130
135
140
145
150
0 20 40 60 80 100 120 140
Qin
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4.11 Qin dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.12 Qin dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
100
105
110
115
120
125
130
135
0 60 120 180 240 300 360 420
Qin
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
100
105
110
115
120
125
130
135
0 60 120 180 240 300 360 420
Qin
(kJ/
kg)
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
e. Coefficient Of Performance actual (COPaktual)
Coefficient Of Performance aktual (COPaktual) dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (2.4). Berikut adalah contoh perhitungan COPaktual pada
menit ke 360 pada data 6 kipas dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1.
COPaktual = Qin/Win.
= (127,93 kJ/kg) / (46,81 kJ/kg)
= 2,73
Tabel 4.15 Nilai COPaktual tanpa beban pendinginan.
Kipas t
menit
Mesin1 Mesin2
Qin Win COPaktual Qin Win COPaktual
0 kipas
0 117,07 52,12 2,25 116,29 52,89 2,20
20 115,73 51,97 2,23 115,55 53,03 2,18
40 114,67 52,39 2,19 115,12 53,00 2,17
60 112,74 53,03 2,13 113,62 54,03 2,10
80 111,77 52,88 2,11 112,82 53,89 2,09
100 111,06 52,77 2,10 111,59 53,77 2,08
120 110,26 52,62 2,10 111,33 53,62 2,08
5 kipas
0 140,77 47,90 2,94 139,66 47,08 2,97
20 139,93 48,27 2,90 139,50 46,46 3,00
40 140,47 48,28 2,91 139,56 46,91 2,98
60 138,97 48,38 2,87 139,37 47,31 2,95
80 140,22 48,39 2,90 139,74 47,07 2,97
100 140,68 48,42 2,91 139,49 47,46 2,94
120 140,75 48,63 2,89 139,80 47,43 2,95
6 kipas
0 142,19 48,48 2,93 144,43 45,46 3,18
20 143,10 46,42 3,08 143,21 45,68 3,14
40 142,93 46,62 3,07 143,04 46,01 3,11
60 143,23 46,54 3,08 142,82 46,29 3,09
80 141,92 47,76 2,97 143,53 45,98 3,12
100 142,38 47,58 2,99 143,38 45,81 3,13
120 142,63 47,70 2,99 143,38 46,87 3,06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.16 Nilai COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Mesin1 Mesin2
Qin Win COPaktual Qin Win COPaktual
0 kipas
0 107,85 54,74 1,97 104,91 54,03 1,94
60 107,85 54,68 1,97 104,59 53,12 1,97
120 107,77 55,00 1,96 104,50 53,45 1,96
180 107,32 54,92 1,95 103,88 52,47 1,98
240 106,87 55,07 1,94 103,35 53,06 1,95
300 105,91 55,03 1,92 103,09 52,97 1,95
360 104,76 54,59 1,92 102,74 53,83 1,91
5 kipas
0 124,91 48,66 2,57 125,64 48,22 2,61
60 124,49 48,68 2,56 125,19 48,47 2,58
120 124,90 48,97 2,55 124,96 47,98 2,60
180 125,25 49,13 2,55 124,42 48,36 2,57
240 124,26 49,25 2,52 125,09 48,04 2,60
300 124,68 50,05 2,49 125,79 48,08 2,62
360 125,52 49,17 2,55 124,97 48,51 2,58
6 kipas
0 127,92 47,99 2,67 127,42 46,72 2,73
60 128,54 45,44 2,83 127,25 46,42 2,74
120 128,01 46,53 2,75 128,46 46,65 2,75
180 127,72 46,91 2,72 127,73 46,67 2,74
240 127,95 46,89 2,73 127,29 47,08 2,70
300 128,17 47,39 2,70 127,46 47,42 2,69
360 127,93 46,81 2,73 127,73 47,40 2,68
Dari Tabel 4.15 dan Tabel 4.16 Coefficient Of Performance aktual (COPaktual) total
dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya dapat terlihat pada Gambar 4.13
dan Gambar 4.14 untuk COPaktual tanpa beban pendinginan dan Gambar 4.15 dan
Gambar 4.16 untuk COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.13 COPaktual tanpa beban pendinginan pada mesin 1
Gambar 4.14 COPaktual tanpa beban pendinginan pada mesin 2
2.00
2.20
2.40
2.60
2.80
3.00
3.20
3.40
0 20 40 60 80 100 120 140
CO
P a
ktu
al
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
2.00
2.20
2.40
2.60
2.80
3.00
3.20
3.40
0 20 40 60 80 100 120 140
CO
P a
ktu
al
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Gambar 4.15 COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.16 COPaktual dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
1.50
1.70
1.90
2.10
2.30
2.50
2.70
2.90
0 60 120 180 240 300 360 420
CO
P a
ktu
al
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
1.50
1.70
1.90
2.10
2.30
2.50
2.70
2.90
0 60 120 180 240 300 360 420
CO
P a
ktu
al
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
f. Coefficient Of Performance ideal (COPideal)
Coefficient Of Performance (COPideal) dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan (2.5). Berikut adalah contoh perhitungan COPideal pada menit ke 360
pada data 6 kipas dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1.
COPideal = (Te) / (Tc-Te), K
= (273,15 + (Te) / (Tc-Te), ℃
= (273,15 - 6,14) / (61,4 – (-6,14))
= 3,95
Tabel 4.17 Nilai COPideal tanpa beban pendinginan.
Kipas t
menit
Mesin 1 Mesin 2
Te Tc COPideal Te Tc COP ideal
0 kipas
0 -5,0 78,0 3,23 -5,0 78,00 3,23
20 -4,5 78,0 3,26 -4,5 77,50 3,28
40 -4,5 78,5 3,24 -4,0 78,00 3,28
60 -4,5 80,5 3,16 -4,0 79,50 3,22
80 -4,5 80,5 3,16 -4,0 78,00 3,28
100 -4,0 80,2 3,20 -4,0 78,00 3,28
120 -4,0 80,0 3,20 -3,7 79,50 3,24
5 kipas
0 -7,18 63,99 3,74 -7,18 62,98 3,79
20 -7,18 63,99 3,74 -7,18 61,40 3,88
40 -7,18 62,98 3,79 -7,18 61,40 3,88
60 -7,18 62,98 3,79 -7,18 61,40 3,88
80 -7,18 62,98 3,79 -7,18 61,40 3,88
100 -7,18 62,98 3,79 -7,18 61,40 3,88
120 -7,18 62,98 3,79 -7,18 61,40 3,88
6 kipas
0 -7,18 62,98 3,79 -10,00 56,59 3,95
20 -9,04 59,85 3,83 -10,00 56,59 3,95
40 -9,04 59,85 3,83 -10,00 56,59 3,95
60 -9,04 59,85 3,83 -9,04 56,59 4,02
80 -9,18 59,85 3,82 -9,18 56,59 4,01
100 -9,18 59,85 3,82 -9,18 56,59 4,01
120 -9,18 59,85 3,82 -9,18 58,13 3,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.18 Nilai COPideal dengan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Mesin 1 Mesin 2
Te Tc COPideal Te Tc COP ideal
0 kipas
0 1 81,0 3,43 1 86,8 3,20
60 1,0 83,5 3,32 1,0 86,8 3,20
120 1,5 84,5 3,31 1,0 86,5 3,21
180 1,5 85,0 3,29 1,0 87,7 3,16
240 1,5 84,5 3,31 1,5 88,2 3,17
300 2,0 86,0 3,28 1,5 88,2 3,17
360 2,0 86,0 3,28 2,0 88,6 3,18
5 kipas
0 -6,14 66,73 3,66 -7,18 63,99 3,74
60 -6,14 66,73 3,66 -7,18 63,99 3,74
120 -6,14 66,73 3,66 -6,14 64,84 3,76
180 -6,14 66,73 3,66 -6,14 64,84 3,76
240 -6,14 66,73 3,66 -6,14 64,84 3,76
300 -7,18 65,35 3,67 -7,18 63,99 3,74
360 -7,18 63,99 3,74 -7,18 63,99 3,74
6 kipas
0 -8,46 61,40 3,79 -7,18 61,40 3,88
60 -6,14 61,40 3,95 -7,18 61,40 3,88
120 -6,14 62,98 3,86 -7,18 61,40 3,88
180 -6,14 61,40 3,95 -7,18 61,40 3,88
240 -7,18 61,40 3,88 -7,18 61,40 3,88
300 -7,18 61,40 3,88 -7,18 61,40 3,88
360 -6,14 61,40 3,95 -7,18 61,40 3,88
Dari Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 Coefficient Of Performance aktual (COPaktual) total
dapat disajikan dalam bentuk grafik dan hasilnya dapat terlihat pada Gambar 4.17
dan Gambar 4.18 untuk COPideal tanpa beban pendinginan dan Gambar 4.19 dan
Gambar 4.20 untuk COPideal dengan beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.17 COPideal tanpa beban pendinginan pada mesin 1
Gambar 4.18 COPideal tanpa beban pendinginan pada mesin 2
2.50
2.70
2.90
3.10
3.30
3.50
3.70
3.90
4.10
4.30
4.50
0 20 40 60 80 100 120 140
CO
P i
dea
l
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
2.50
2.70
2.90
3.10
3.30
3.50
3.70
3.90
4.10
4.30
4.50
0 20 40 60 80 100 120 140
CO
P i
dea
l
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.19 COPideal dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.20 COPideal dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
2.50
2.70
2.90
3.10
3.30
3.50
3.70
3.90
4.10
4.30
4.50
0 60 120 180 240 300 360 420
CO
P i
dea
l
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
2.50
2.70
2.90
3.10
3.30
3.50
3.70
3.90
4.10
4.30
4.50
0 60 120 180 240 300 360 420
CO
P i
dea
l
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
g. Efisiensi
Efisiensi dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.6). Berikut
adalah contoh perhitungan efisiensi pada menit ke 360 pada data 6 kipas dengan
beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1.
Efisiensi = (COPaktual / COPideal) × 100%
= (2,73 / 3,95) × 100%
= 69,13%
Tabel 4.19 Nilai efisiensi tanpa menggunakan beban pendinginan.
Kipas t
menit
Mesin 1 Mesin 2
COPaktual COPideal Efisiensi COPaktual COPideal Efisiensi
0 kipas
0 2,25 3,23 69,53 2,20 3,23 68,06
20 2,23 3,26 68,38 2,18 3,28 66,51
40 2,19 3,24 67,62 2,17 3,28 66,18
60 2,13 3,16 67,26 2,10 3,22 65,24
80 2,11 3,16 66,88 2,09 3,28 63,78
100 2,10 3,20 65,84 2,08 3,28 63,23
120 2,10 3,20 65,40 2,08 3,24 64,11
5 kipas
0 2,94 3,74 78,25 2,97 3,79 78,25
20 2,90 3,74 77,57 3,00 3,88 77,42
40 2,91 3,79 77,85 2,98 3,88 76,71
60 2,87 3,79 76,86 2,95 3,88 75,96
80 2,90 3,79 77,54 2,97 3,88 76,55
100 2,91 3,79 77,74 2,94 3,88 75,78
120 2,89 3,79 77,45 2,95 3,88 76,00
6 kipas
0 2,93 3,79 77,37 3,18 3,95 80,40
20 3,08 3,83 80,41 3,14 3,95 79,33
40 3,07 3,83 79,97 3,11 3,95 78,67
60 3,08 3,83 80,27 3,09 4,02 76,67
80 2,97 3,82 77,71 3,12 4,01 77,78
100 2,99 3,82 78,25 3,13 4,01 77,98
120 2,99 3,82 78,19 3,06 3,92 78,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.20 Nilai efisiensi dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg.
Kipas t
menit
Mesin 1 Mesin 2
COPaktual COPideal Efisiensi COPaktual COPideal Efisiensi
0 kipas
0 1,97 3,43 57,49 1,94 3,20 60,77
20 1,97 3,32 59,36 1,97 3,20 61,62
40 1,96 3,31 59,22 1,96 3,21 60,97
60 1,95 3,29 59,41 1,98 3,16 62,61
80 1,94 3,31 58,65 1,95 3,17 61,49
100 1,92 3,28 58,76 1,95 3,17 61,44
120 1,92 3,28 58,59 1,91 3,18 60,07
5 kipas
0 2,57 3,66 70,06 2,61 3,74 69,72
20 2,56 3,66 69,79 2,58 3,74 69,11
40 2,55 3,66 69,61 2,60 3,76 69,23
60 2,55 3,66 69,57 2,57 3,76 68,39
80 2,52 3,66 68,86 2,60 3,76 69,22
100 2,49 3,67 67,93 2,62 3,74 70,01
120 2,55 3,74 68,31 2,58 3,74 68,93
6 kipas
0 2,67 3,79 70,35 2,73 3,88 70,32
20 2,83 3,95 71,55 2,74 3,88 70,68
40 2,75 3,86 71,22 2,75 3,88 71,00
60 2,72 3,95 68,87 2,74 3,88 70,57
80 2,73 3,88 70,36 2,70 3,88 69,71
100 2,70 3,88 69,74 2,69 3,88 69,31
120 2,73 3,95 69,13 2,67 3,88 69,05
Dari Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 Efisiensi dapat disajikan dalam bentuk grafik dan
hasilnya dapat terlihat pada Gambar 4.21 dan Gambar 4.22 untuk efisiensi tanpa
beban pendinginan dan Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 untuk efisiensi dengan
beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 4.21 Efisiensi tanpa beban pendinginan mesin 1
Gambar 4.22 Efisiensi tanpa beban pendinginan mesin 2
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
0 20 40 60 80 100 120 140
Efi
sien
si
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
62
64
66
68
70
72
74
76
78
80
82
0 20 40 60 80 100 120 140
efis
ien
si
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Gambar 4.23 Efisiensi dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar 4.24 Efisiensi dengan beban pendinginan 60 kg air pada mesin 2
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
0 60 120 180 240 300 360 420
Efi
sien
si
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
56
58
60
62
64
66
68
70
72
74
0 60 120 180 240 300 360 420
Efi
sien
si
Waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4.3 Pembahasan
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa mesin
pendingin yang bekerja dengan menggunakan siklus kompresi uap ini dapat bekerja
dengan baik. Mesin pendingin tersebut mampu mendinginkan beban pendinginan
60 kg air dan ruang pendingin dapat mencapai suhu yang diinginkan yaitu dibawah
12℃. Suhu ruangan di dalam peti diatur dahulu sebelum melakukan penelitian yaitu
sekitar 24℃. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh data berupa tekanan
masuk kompresor 1 (P1), tekanan masuk kompresor 2 (P2) suhu refrigeran masuk
kompresor (T1) dan suhu refrigeran masuk pipa kapiler (T2). Kemudian data itu
digunakan untuk menggambar P-h diagram. Dari P-h diagram dapat diketahui titik-
titik entalpi h1, h2, h3, dan h4. Dari entalpi dapat diketahui nilai kerja kompresor
persatuan massa refrigeran (Win), kalor yang dilepas kondensor persatuan massa
refrigeran (Qout), kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin),
Coefficient Of Performance aktual (COPaktual), Coefficient Of Performance ideal
(COPideal) dan efisiensi mesin pengkondisian udara jenasah.
Untuk nilai kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win), diperoleh
hasil yang tertera pada Tabel 4.9 dan 4.10. Dari data yang diperoleh diketahui pada
waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian tanpa beban di
mesin satu diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 52,62 kJ/kg pada penelitian
tanpa kipas pendingin kondensor, 48,63 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas
pendingin kondensor dan 47,70 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas pendingin
kondensor. Di mesin dua diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 53,62 kJ/kg pada
penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 47,43 kJ/kg pada penelitian dengan
lima kipas pendingin kondensor dan 46,87 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas
kondensor. Kemudian dari data yang diperoleh pada menit ke 360 pada penelitian
dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin satu diperoleh nilai kerja
kompresor sebesar 54,59 kJ/kg pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor,
49,17 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 46,81
kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di mesin dua
diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 53,83 kJ/kg pada penelitian tanpa kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pendingin kondensor, 48,51 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas pendingin
kondensor dan 47,70 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas pendingin
kondensor. Dari hasil penelitian yang dilakukan tanpa kipas pendingin kondensor,
diketahui bahwa nilai kerja kompresor lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan kipas pendingin kondensor. Itu artinya kerja yang dilakukan oleh
kompresor tanpa kipas pendingin kondensor lebih berat dibandingkan dengan yang
menggunakan lima atau enam kipas pendingin kondensor. Hal itu dikarenakan kalor
yang dibuang oleh kondensor menjadi lebih banyak dan lebih cepat. Jika kalor yang
dibuang lebih banyak maka kompresor hanya memerlukan kerja yang ringan untuk
memompa refrigeran.
Untuk nilai kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout),
diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 4.11 dan 4.12. Dari data yang diperoleh
diketahui pada waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian
tanpa beban di mesin satu diperoleh Qout sebesar 162,88 kJ/kg pada penelitian tanpa
kipas pendingin kondensor, 189,38 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas
pendingin kondensor dan 190,33 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas
pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 164,95
kJ/kg pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 187,23 kJ/kg pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 190,25 kJ/kg pada penelitian
dengan enam kipas kondensor. Kemudian dari data yang diperoleh pada menit ke
360 pada penelitian dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin satu
diperoleh Qout sebesar 159,35 kJ/kg pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 174,69 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor
dan 174,74 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di
mesin dua diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 156,57 kJ/kg pada penelitian
tanpa kipas pendingin kondensor, 173,48 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas
pendingin kondensor dan 175,43 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas
pendingin kondensor. Dari hasil penelitian yang dilakukan tanpa kipas pendingin
kondensor, kerja kompresor akan menjadi lebih berat karena kalor yang dibuang
oleh sistem ke lingkungan kecil. Sedangkan kalor yang dibuang oleh sistem ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
lingkungan menjadi lebih besar ketika menggunakan lima dan enam kipas
pendingin kondensor dan kerja kompresor menjadi lebih ringan.
Untuk nilai kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin),
diperoleh hasil yang tertera pada tabel 4.13 dan 4.14. Dari data yang diperoleh
diketahui pada waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian
tanpa beban di mesin satu diperoleh Qin sebesar 110,26 kJ/kg pada penelitian tanpa
kipas pendingin kondensor, 140,75 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas
pendingin kondensor dan 142,63 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas
pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 111,33
kJ/kg pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 139,80 kJ/kg pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 143,38 kJ/kg pada penelitian
dengan enam kipas kondensor. Kemudian dari data yang diperoleh pada menit ke
360 pada penelitian dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin satu
diperoleh Qin sebesar 104,76 kJ/kg pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 125,52 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor
dan 127,93 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di
mesin dua diperoleh nilai kerja kompresor sebesar 102,74 kJ/kg pada penelitian
tanpa kipas pendingin kondensor, 124,97 kJ/kg pada penelitian dengan lima kipas
pendingin kondensor dan 127,73 kJ/kg pada penelitian dengan enam kipas
pendingin kondensor. Dari hasil penelitian yang dilakukan, kalor yang diserap oleh
evaporator akan lebih besar jika menggunakan kipas pendingin kondensor
dibandingkan dengan tanpa kipas pendingin kondensor. Hal ini dikarenakan
tekanan dan temperatur kerja kondensor yang rendah yang menjadikan tekanan dan
temperatur kerja evaporator juga rendah sehingga evaporator dapat menyerap kalor
lebih banyak.
Untuk nilai Coefficient Of Performance aktual (COPaktual), diperoleh hasil
yang tertera pada tabel 4.15 dan 4.16. Dari data yang diperoleh diketahui pada
waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian tanpa beban di
mesin satu diperoleh COPaktual sebesar 2,10 pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 2,89 pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 2,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh
COPaktual sebesar 2,08 pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 2,95 pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 3,06 pada penelitian dengan
enam kipas pendingin kondensor. Kemudian dari data yang diperoleh pada menit
ke 360 pada penelitian dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin
satu diperoleh COPaktual sebesar 1,92 pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 2,55 pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 2,73
pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh
COPaktual sebesar 1,91 pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 2,58 pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 2,68 pada penelitian dengan
enam kipas pendingin kondensor. COPaktual dipengaruhi oleh kerja kompresor (Win)
dan kalor yang diserap oleh evaporator (Qin). Dapat terlihat bahwa Qin dan Win
hasilnya berbanding terbalik. Apabila nila Qin semakin tinggi maka COPaktual juga
besar dan jika nilai Win semakin rendah maka COPaktual juga akan semakin tinggi.
Untuk nilai Coefficient Of Performance ideal (COPideal), diperoleh hasil
yang tertera pada tabel 4.17 dan 4.18. Dari data yang diperoleh diketahui pada
waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian tanpa beban di
mesin satu diperoleh COPideal sebesar 3,20 pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 3,74 pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 3,82
pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh
COPideal sebesar 3,24 pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 3,88 pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 3,92 pada penelitian dengan
enam kipas pendingin kondensor. Kemudian dari data yang diperoleh pada menit
ke 360 pada penelitian dengan menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin
satu diperoleh COPideal sebesar 3,28 pada penelitian tanpa kipas pendingin
kondensor, 3,74 pada penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 3,95
pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh
COPideal sebesar 3,18 pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 3,74 pada
penelitian dengan lima kipas pendingin kondensor dan 3,88 pada penelitian dengan
enam kipas pendingin kondensor. Peningkatan nilai COPideal terjadi karena
temperatur kerja kondensor Tc menurun akibat penambahan kipas pendingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
kondensor, hal ini mengakibatkan selisih antara temperatur kondensor (Tc) dan
temperatur evaporator (Te) menjadi lebih kecil sehingga mengakibatkan nilai
COPideal menjadi besar.
Untuk nilai efisiensi mesin pengkondisian udara jenasah, diperoleh hasil
yang tertera pada tabel 4.19 dan 4.20. Dari data yang diperoleh diketahui pada
waktu akhir pengambilan data atau pada menit ke 120 penelitian tanpa beban di
mesin satu diperoleh efisiensi sebesar 65,40% pada penelitian tanpa kipas
pendingin kondensor, 77,45% pada penelitian dengan lima kipas pendingin
kondensor dan 78,19% pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor.
Di mesin dua diperoleh efisiensi sebesar 64,11% pada penelitian tanpa kipas
pendingin kondensor, 76,00% pada penelitian dengan lima kipas pendingin
kondensor dan 78,00% pada penelitian dengan enam kipas pendingin kondensor.
Kemudian dari data yang diperoleh pada menit ke 360 pada penelitian dengan
menggunakan beban pendinginan 60 kg di mesin satu diperoleh efisiensi sebesar
58,59% pada penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 68,31% pada penelitian
dengan lima kipas pendingin kondensor dan 69,13% pada penelitian dengan enam
kipas pendingin kondensor. Di mesin dua diperoleh efisiensi sebesar 60,07% pada
penelitian tanpa kipas pendingin kondensor, 68,93% pada penelitian dengan lima
kipas pendingin kondensor dan 69,05% pada penelitian dengan enam kipas
pendingin kondensor. Dari hasil penelitian terlihat bahwa dengan adanya
penambahan kipas pendingin kondensor akan mengakibatkan meningkatnya nilai
efisiensi mesin pendingin jenasah. Peningkatan nilai efisiensi dipengaruhi oleh
adanya peningkatan COPaktual serta perbedaan dari nilai COPideal yang tidak terlalu
jauh sehingga mengakibatkan meningkatnya nilai efisiensi.
Hasil akhir dari penelitian ini disajikan pada Gambar 4.25 dan Gambar 4.26
yang berisikan grafik perbandingan suhu ruangan pendingin tanpa beban
pendinginan dan dengan beban pendinginan 60 kg air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 4.25 Perbandingan temperatur ruang pendingin tanpa beban pendinginan
Gambar 4.26 Perbandingan temperatur ruang pendingin dengan beban
pendinginan 60 kg air
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
0 20 40 60 80 100 120 140
tem
per
atu
r (o
C)
waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
0 40 80 120 160 200 240 280 320 360 400
Tem
per
atu
r o
C
waktu (menit)
0 kipas
5 kipas
6 kipas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Target yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah temperatur ruangan
pendingin dibawah 12℃. Pada grafik di atas terlihat bahwa pada penelitian tanpa
beban pendinginan, waktu tercepat yang dibutuhkan pada variasi tanpa kipas
pendingin kondensor adalah pada menit ke 60 dengan temperatur ruangan
pendingin sebesar 10,3℃, pada variasi menggunakan lima kipas pendingin
kondensor waktu tercepatnya adalah pada menit ke 20 dengan temperatur ruangan
pendingin sebesar 6,7℃, dan pada pada variasi menggunakan enam kipas pendingin
kondensor waktu tercepatnya adalah pada menit ke 20 dengan temperatur ruangan
pendingin sebesar 6,1℃. Sedangkan pada penelitian dengan beban pendinginan 60
kg air, waktu tercepat yang dibutuhkan pada variasi tanpa kipas pendingin
kondensor adalah pada menit ke 240 dengan temperatur sebesar 11,8℃, pada variasi
menggunakan lima kipas pendingin kondensor waktu tercepatnya adalah pada
menit ke 40 dengan temperatur sebesar 10,5℃, dan pada variasi menggunakan
enam kipas pendingin kondensor waktu tercepatnya adalah pada menit ke 40
dengan temperatur sebesar 8,5℃.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil dari penelitian karakteristik mesin pengkondisian udara jenasah
dengan menggunakan siklus kompresi uap diperoleh kesimpulan:
a. Mesin pendingin kompresi uap untuk pengkondisian udara jenasah yang dibuat
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Suhu terendah yang
dapat dicapai mesin adalah 0,4℃ pada penelitian menggunakan enam kipas
kondensor dan tanpa beban dan 4,5℃ pada penenelitian menggunakan enam
kipas kondensor dengan beban 60 kg.
b. Karakteristik dari mesin pengkondisian udara jenasah yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win) rata-rata terendah tanpa
beban pendinginan diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas
pendingin kondensor yang sebesar 47,30 kJ/kg pada mesin satu dan 46,01
kJ/kg pada mesin dua. Sedangkan Win rata-rata terendah dengan
menggunakan beban pendinginan 60 kg diperoleh pada variasi enam kipas
pendingin kondensor yang sebesar 46,85 kJ/kg pada mesin satu dan 46,95
kJ/kg pada mesin dua.
2. Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) rata-rata
tertinggi tanpa beban pendinginan diperoleh pada variasi menggunakan
enam kipas pendingin kondensor yang sebesar 189,93 kJ/kg pada mesin satu
dan 189,41 kJ/kg pada mesin dua. Sedangkan Qout rata-rata tertinggi dengan
beban pendinginan 60 kg diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas
pendingin kondensor yang sebesar 174,89 kJ/kg pada mesin satu dan 174,57
kJ/kg pada mesin dua.
3. Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) rata-rata
tertinggi tanpa beban pendinginan diperoleh pada variasi menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
enam kipas pendingin kondensor yang sebesar 142,63 kJ/kg pada mesin satu
dan 143,40 kJ/kg pada mesin dua. Sedangkan Qin rata-rata tertinggi dengan
beban pendinginan 60 kg diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas
pendingin kondensor yang sebesar 128,03 kJ/kg pada mesin satu dan 127,62
kJ/kg pada mesin dua.
4. COP (Coefficient Of Performance) aktual rata-rata tertinggi tanpa beban
pendinginan diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas pendingin
kondensor yang sebesar 3,02 pada mesin satu dan 3,12 pada mesin dua.
Sedangkan COPaktual rata-rata tertinggi dengan beban pendinginan 60 kg
diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas pendingin kondensor yang
sebesar 2,73 pada mesin satu dan 2,72 pada mesin dua.
5. COP (Coefficient Of Performance) ideal rata-rata tertinggi tanpa beban
pendinginan diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas pendingin
kondensor yang sebesar 3,82 pada mesin satu dan 3,98 pada mesin dua.
Sedangkan COPideal rata-rata tertinggi dengan beban pendinginan 60 kg
diperoleh pada variasi menggunakan enam kipas pendingin kondensor yang
sebesar 3,90 pada mesin satu dan 3,88 pada mesin dua.
6. Efisiensi rata-rata tertinggi tanpa beban pendinginan diperoleh pada variasi
menggunakan enam kipas pendingin kondensor yang sebesar 78,88% pada
mesin satu dan 78,40% pada mesin dua. Sedangkan efisiensi rata-rata
tertinggi dengan beban pendinginan 60 kg diperoleh pada variasi
menggunakan enam kipas pendingin kondensor yang sebesar 70 ,17% pada
mesin satu dan 70,09% pada mesin dua.
c. Waktu tercepat untuk mendapatkan temperatur dibawah 12℃ pada variasi tanpa
beban pendinginan adalah saat menggunakan enam kipas pendingin kondensor
pada menit ke 20 dengan temperatur ruangan pendingin sebesar 6,1 ℃.
Sedangkan pada variasi dengan beban pendinginan 60 kg adalah saat
menggunakan enam kipas pendingin kondensor pada menit ke 20 dengan
temperatur ruangan pendingin sebesar 11,1℃
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
5.2 Saran
Beberapa saran dari penelitian ini:
a. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk mengganti kipas pendingin
kondensor dengan air sebagai media pendinginannya.
b. Diberikan langkah-langkah untuk menghilangkan oksigen.
c. Sebaiknya saluran penghubung antara evaporator dan ruangan pendingin diberi
saluran yang lebih baik agar udara dapat tersirkulasi dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Anggriawan, F., Suryadimal, Kaidir. (2010) Analisa Kerja Mesin Pendingin
Kompresi Uap Menggunakan R32 dan R134a
Anwar, K. (2010). Efek Beban Pendinginan terhadap Performa Mesin Pendingin
Anwar, K., Arif, E., & Piarah, W.H. (2010) Efek Temperatur Pipa Kapiler Terhadap
Kinerja Mesin Pendingin.
Ariyanto, D.P. (2010). Perancangan Cold Storage Untuk Pendingin Mayat
Kapasitas 6 Orang.
Arjawa, GPB Suka. (2016). Ngaben di Krematorium. Fenomena Perubahan Sosial
di Bali. Bali: Pustaka Ekspresi.
Azis, S.F. (2014). Perbandingan Antara Durasi Waktu Pembekuan Terhadap
Terjadinya Pembusukan Jaringan Paru-Paru Pada Kelinci. Diss. Faculty of
Medicine Diponegoro University.
Bates, JR (1997). Clostridium Perfringens. Hal. 407-427
Carter, D. O., Yellowlees, D., & Tibbett, M. (2008). Temperature affects microbial
decomposition of cadavers (Rattus rattus) in contrasting soils. Applied Soil
Ecology, 40(1), 129–137.
Di Maio, Dominick J & Di Maio, Vincent J.M; Time of Death; Forensic Pathology.
CRC Press,Inc
Effendy, M. (2015). Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap
Koefisien Prestasi Air.
Geberth, V. J., Editor, F. S., Eckert, W. G., James, S. H., Mcdonald, P., Lyman, M.
D., & Walters, S. (2001). Forensic Pathology PRACTICAL ASPECTS OF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
CRIMINAL AND FORENSIC INVESTIGATIONS Principles of Kinesic
Interview and Interrogation.
GPB Suka Arjawa (2016). Ngaben di Krematorium (Fenomena Perubahan Sosial
di Bali) Bali: Pustaka ekspresi.
Gunawan, R. (1988). Pengantar Teori Teknik Pendingin. Jakarta: Depdikbud RI.
Harjanto, G. (1996). Pesawat Pendingin.
Indriyastuti, A. (2014). Perbandingan antara Durasi Waktu Pembekuan terhadap
Terjadinya Pembusukan Jaringan Hepar pada Kelinci. E-Journal Undip, 1–27.
Micozzi, MS. (1997). Frozen Environments and Soft Tissue Preservation. Chapter
11 In: Haglund WD, Song MR, editors. Forensic Taphonomy: Postmortem
Fate of Human Remains. New York: CRC Press. P 171-80.
Miller, R. (2002). The Affects of Clothing on Human Decomposition: Implications
for Estimating Time Since Death. Masters Theses. Retrieved from
http://trace.tennessee.edu/utk_gradthes/856
Purwadi, P.K., Kusbandono, W. (2016). Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan
Udara Melintas Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin pendingin
Showcase.
Sabiston, D.C. (1995). Buku Ajaran Bedah Bagian 1. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sumanto (1989). Dasar-Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta: Andi Offset.
Soethama, Gde Aryantha. (2016). Menitip Mayat di Bali. Jakarta: Kompas.
Stoecker, W.F., Jones, J.W., & Hara, S. (1989). Refrigerasi dan Pengkondisian
Udara. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
LAMPIRAN
Gambar L.1 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan tanpa beban
pendinginan pada mesin 1
Gambar L.2 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan tanpa beban
pendinginan pada mesin 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar L.3 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan tanpa beban
pendinginan pada mesin 1
Gambar L.4 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan tanpa beban
pendinginan pada mesin 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar L.5 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan dengan beban
pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar L.6 P-h diagram lima kipas pendingin kondensor dan dengan beban
pendinginan 60 kg air pada mesin 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Gambar L.7 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan dengan beban
pendinginan 60 kg air pada mesin 1
Gambar L.8 P-h diagram enam kipas pendingin kondensor dan dengan beban
pendinginan 60 kg air pada mesin 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI