karangan ilmiah
DESCRIPTION
ini tentang karangan ilmiaihTRANSCRIPT
Karangan ilmiah
1.Pengertian
Istilah karya ilmiah disini yaitu mengacu kepada karya tulis yang
menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja
ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis
ilmiah dibedakan atas makalah dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik
makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara
kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh studi
pustaka dan lapangan. (Azyumardi, 2008: 111)
Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi
disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan
berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah,
untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul
sebelumnya.
Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan
benar.
Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai
publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
“Suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
atau keilmiahannya “ (Eko Susilo, M. 1995:11).
1
Karya ilmiah merupakan hasil kerja menulis yang membahas masalah-
masalah tertentu ditinjau dari segi keilmuan (ilmiah) istilah ini sebenarnya
berlaku secara umum untuk semua karangan yang disusun secara ilmiah (Agus
Harianta, Alex Suryanto 2006: 132)
2.Tujuan
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
Memberi penjelasan
Memberi komentar atau penilaian
Memberi saran
Menyampaikan sanggahan
Membuktikan hipotesa
Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil
penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan
metodologis.
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi
penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu
pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-
orang yang berminat membacanya.
Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa
dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya
ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan
pendidikan dari jurusannya.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
2
3. Manfaat
Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
Memperoleh kepuasan intelektual;
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutny
4. Jenis – jenis
Jenis-jenis Karangan Ilmiah Karangan ilmiah di perguruan tinggi, menurut
Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang
pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau
induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang
menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh
data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi
lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material
3
berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau docto tertentu tentang
salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan
dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan
analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang
berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh
penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doctor
(S3).
5. Syarat – syarat
Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan
ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1. penulisannya berdasarkan hasil penelitian
2. pembahasan masalahnya objektif sesuai dengan fakta;
3. karangan itu mengandung masalah yang sedang dicari pemecahannya;
4. baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah digunakan metode
tertentu;
5. bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas, dan tepat sehingga tidak
terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir (dihindarkan dari
penggunaan bahasa yang maknanya bersifat konotasi/ambigu).
6. Mengemukakan segala uraian secara kejujuran
7. Disusun secara sistematis
8. Cenderung bersifat induktif.
9. Bertolak dari hipotesis tertentu.
4
10.Menghindari tindakan yang manifilatif .
11.Bersifat ekspositiris maupun argumentative
12.Memotivasi dan disiplin yang tinggi
13.Kemampuan mengolah data
14.Kemampuan berpikir logika dan terpadu
6.Ciri – ciri
Ciri Karangan Ilmiah Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan
berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah
mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian
awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian
gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab
atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta
rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya
ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka.
Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk
pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
Sikap Ilmiah
5
Dalam penulisan karya ilmiah, terdapat 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap
yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3) Sikap obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti
perasaan pribadi.
4) Sikap ingin menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan
menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif.
Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5) Sikap menghargai karya orang lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan
sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan
memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6) Sikap tekun
6
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang
hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila
belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja
dengan teliti.
7) Sikap terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima
karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin
dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang
baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan
atau kehilafan betapapun kecilnya.
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut
urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan
selengkap-lengkapnya.
7
2. Karangan Semi Ilmiah
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta
umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan
bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung
dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya
pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari
karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih
banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman
dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
Fakta yang disimpulkan subjektif;
Gaya bahasa formal dan popular;
Mementingkan diri penulis;
Melebih-lebihkan sesuatu;
Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan
resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan,
dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang
pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif,
8
tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang
popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
SIFAT KARYA NON-ILMIAH
1. Emotif
Kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari
keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif
Penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca,
mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif
Pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Jika kritik ada kalanya tanpa dukungan bukti.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Fakta yang disimpulkan subyektif.
Gaya bahasa konotatif dan populer.
Tidak memuat hipotesis.
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
Bersifat imajinatif.
Situasi didramatisir.
Bersifat persuasif.
Tanpa dukungan bukti.
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel,
drama, dan roman.
9
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat
lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini,
ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas
dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui
adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun
namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-
perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual
objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan
objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan
atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan
masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-
langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik
penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar
para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Perbedaan Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
“Kecermatan dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir”
adalah slogan yang harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis.
Melalui kecermatan bahasa gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh
karena itu, penguasaan bahasa amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi.
10
Ciri-ciri ragam resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang
Disempurnakan), kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph,
menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita,
memakai kata baku atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna
denotasi, bukan konotasi, menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan,
dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.
Terdapat tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian
awal karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir
karangan (reference matter).
Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah
popular dan nonilmiah melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata
yang bermakna konotasi dan figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum
atau popular yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat
yang kurang efektif seperti pada karya sastra.
SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
1. Bagian pengantar
· Halaman judul
· Lembar pengesahan
· Pengantar
· Daftar isi
· Daftar table
· Daftar gambar
· Daftar lampiran
· Abstrak
2. Isi Karya tulis ilmiah
11
Bab I. Pendahuluan
Latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi, dan hipotesis).
Bab II. Kajian Teoretis
Bab III. Metodologi Penelitian / Prosedur Penelitian
Tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengambilan contoh /
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian
Deskripsi variabel penelitian, pengujian persyaratan analisis, pengujian
hipotesis, penafsiran, kesimpulan pengujian hipotesis.
Bab V. Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
3. Bagian Pelengkap
· Daftar pustaka
· Lampiran-lampiran
· Riwayat hidup peneliti
Kesalahan dalam membuat karangan ilmiah :
Banyak kesalahan yang saya jumpai dalam tulisan mahasiswa yang saya
review. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
1. salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
2. salah dalam menyusun struktur pelaporan,
3. salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak
(plagiat),
4. salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
5. penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik
dan benar,
12
6. tata cara penulisan \Daftar Pustaka" yang kurang tepat (tidak standar dan
berkesan seenaknya sendiri),
7. tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang
berubah-ubah),
8. isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form seperti
materi presentasi,
9. isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebihan.
Mengantisipasi Pembaca Tulisan
Mari kita misalkan biaya produksi dari perangkat ini dengan bakso. Jika satu
mangkok baso harganya 3000 rupiah, berapa biaya yang harus dikeluarkan
untuk membeli 1000 mangkok baso.
Bandingkan dengan kalimat di bawah ini.
Mari kita gunakan variabel x sebagai jumlah unit yang akan diproduksi. Biaya
produksi sebuah unit adalah 3000 rupiah. Maka biaya produksi 1000 unit
adalah 1000x.
Kesalahan Struktur
Umumnya struktur dari tulisan yang saya review sudah baik. Namun ada
beberapa kesalahan yang sesekali muncul, seperti:
1. tidak ada daftar isi, daftar gambar, dan daftar tabel,
2. bagian pendahuluan dan teori-teori pendukung terlalu banyak ditampilkan
sehingga mendominasi buku laporan / thesis.
Sebaiknya kurangi bagian teori pendukung dan arahkan pembaca untuk
13
membaca buku referensi saja. Struktur isi dari tulisan Anda bergantung kepada
jenisnya, apakah dia merupakan makalah atau thesis. Namun secara umum,
isinya diurut seperti
berikut:
1. Bagian Pendahuluan. Bagian ini biasanya berisi latar belakang penelitian.
Biasanya berisi pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa penelitian ini dilakukan,
apa fokus dari penelitian, apa yang menjadi batasannya. Survey terhadap karya-
karya orang lain yang mirip bisa dituliskan pada bagian ini (atau pada bagian
teori pendukung).
2. Bagian Teori Pendukung. Bagian ini biasanya berisi teori-teori atau hal-hal
yang menjadi pendukung dari penelitian yang dilakukan.
3. Bagian ini jangan terlalu mendominasi tulisan Anda. Usahakan singkat dan
arahkan pembaca kepada referensi yang Anda gunakan. Bagian Isi. Bagian ini
merupakan pokok utama dari tulisan Anda.Pada bagian ini Anda menjelaskan
desain yang Anda lakukan, im- plementasi, pengujian, dan hal-hal lain yang
merupakan laporan dari pekerjaan Anda. Bagian ini bisa terdiri dari beberapa
bab, sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, Anda bisa membuat satu bab
mengenai implementasi dan satu bab lagi mengenai pengujiannya. Dasar-dasar
kesimpulan ditarik atau diutarakan pada bagian ini. Nanti pada bagian penutup
ini dapat dituliskan kembali.
4. Bagian Penutup. Bagian ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian ini hanya
merangkumkan pokok-pokok yang menarik saja. Perlu diperhatikan bahwa hal-
hal yang muncul pada bagian ini semestinya sudah muncul pada bagian isi.
Akan aneh jika Anda mengambil kesimpulan yang tidak pernah muncul dalam
bab sebelumnya. Bagaimana Anda bisa sampai kepada kesimpulan tersebut?
14