karateristik dan manifestasi belajar
DESCRIPTION
Karateristik Dan Manifestasi BelajarTRANSCRIPT
![Page 1: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/1.jpg)
Karateristik dan Manifestasi BelajarTugas Kelompok Mata kuliah Bimbingan Konseling Belajar
Oleh Kelompok 4:
Arif FirdianDeni Lukmansyah
HaryatiOkta Melasari
Satya Fattah IbrahimTri Ayuning Pertiwi
Yuniati
Dosen Pembimbing: Eka Poppi Hutami S.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
![Page 2: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/2.jpg)
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Secara teori belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku, namun tidak semua
perubahan tingkah laku organisme dapat dinaggap belajar. Perubahan yang timbul karena
proses belajar sudah tentu memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas. Dalam makalah ini akan
diuraikan secara singkat tentang hal yang berkaitan dengan karateristik dan manifestasi
dalam belajar.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pokok bahasan sebagai berikut:
A. Karateristik perubahan hasil belajar
1. Perubahan intensional
2. Perubahan positif-aktif
3. Perubahan efektif-fungsional
B. Manifestasi perilaku belajar
1. Manifestasi kebiasaan
2. Manifestasi keterampilan
3. Manifestasi pengamatan
4. Manifestasi berpikir asosiatif dan daya ingat
5. Manifestasi berpikir rasional dan kritis
6. Manifestasi sikap
7. Manifestasi inhibisi
8. Manifestasi apresiasi
2
![Page 3: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/3.jpg)
9. Manifestasi tingkah laku afektif
PEMBAHASAN
A. Karateristik Perubahan Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karateristik
perilaku belajar ini dalam buku Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982), disebut juga sebagai
prinsip-prinsip belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karateristik perilaku
belajar terpenting adalah:1
1) Perubahan itu intensional
2) Perubahan itu positif dan aktif
3) Perubahan itu efektif dan fungsional
1. Perubahan intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
Karaterisrik ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya
perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan
dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan
tertentu, keterampilan dan seterusnya. Sedangkan perubahan yang diakibatkan
mabuk, gila dan lelah tidak termasuk dalam karateristik belajar, karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.
Selain perilaku belajar yang menghendaki perubahan yang disadari, ia juga diarahkan
pada tercapainya perubahan tersebut. Jadi, jika seorang siswa belajar bahasa inggris
misalnya, maka sebelumnya ia telah menetapkan taraf kemahiran yang disesuaikan
dengan tujuan pemakaiannya. Misalkan, apakah bahasa inggris tersebut akan ia
1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h.117.
3
![Page 4: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/4.jpg)
gunakan untuk keperluan studi ke luar negeri atau untuk sekedar bias membaca
teks-teks juga literatur berbahasa inggris.
Kesengajaan belajar tersebut menurut Anderson (1990) tidak penting, yang penting
cara mengelola informasi yang diterima siswa pada waktu peristiwa belajar terjadi.
Disamping itu, kenyataan sehari-hari juga menunjukkan bahwa tidak semua
kecakapan yang kita peroleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang kita sadari.
Sebagai contoh, kebiasaan sopan santun di meja makan dan bertegur sapa dengan
orang lain seperti guru dan orang-orang di sekitar kita tanpa disengaja atau disadari.
2. Perubahan positif-aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Positif artinya
baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga bermakna bahwa
perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni diperolehnya
sesuatu yang baru (seperti pemahaman dan keterampilan yang baru) yang lebih baik
daripada apa yang telah ada sebelumnya. Perubahan aktif artinya tidak terjadi
dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, misalnya bayi yang bisa
merangkak setelah bisa duduk, tetapi karena usahanya sendiri.2
3. Perubahan efektif-fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.
Artinya, perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi
siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti
bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut
dapat direproduksi dan dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan
mamberi manfaat yang luas misalnya ketika siswa menempuh ujian dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan sehari-hari dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.3
Perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong
timbulnya perubahan-perubahan positif lainnya. Sebagai contoh, jika seorang siswa
belajar menulis maka dismping itu akan mampu merangkaikan kata dan kalimat 2 Ibid h.1193 Ibid
4
![Page 5: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam bentuk tulisan, ia juga akan memperoleh kecakapan lainnya seperti membuat
catatan, mengarang surat, dan bahkan menyusun karya sastra atau karya ilmiah.
Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik belajar dan motivasi
belajar. Karakteristik belajar yaitu kebiasaan belajar yang baik dan motivasi belajar yaitu
keseluruhan kekuatan dan daya penggerak/pendorong agar tujuan belajar tercapai optimal.
Seorang guru dituntut memiliki minimal dua kompetensi yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Kompetensi tersebut adalah kompetensi yang bersifat administrasi dan non
administrasi. Kompetensi yang bersifat administrasi digunakan untuk kontrol dalam proses
pembelajaran, membantu guru pengganti dan menambah nilai angka kredit. Sedangkan
kompetensi yang bersifat non administrasi sebenarnya yang lebih penting dalam
menentukan keberhasilan proses pembelajaran dan lebih dominan. Di antaranya adalah
keterampilan mengetahui karakteristik belajar siswa. Memang dalam sistem pembelajaran
ada program remidial dan pengayaan untuk perbaikan dan peningkatan prestasi siswa.
Namun program tersebut tidak akan berjalan lancar bila hanya semata-mata menjalankan
program saja tanpa melihat keheterogenan atau keberagaman siswa yang ada dikelas.
Terkadang guru sering salah paham dengan siswa berkenaan dengan gaya belajar mereka.
Seorang guru terkadang marah bila ada seorang siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran yang sedang disampaikan. Atau guru dengan mudahnya memvonis seseorang
siswa itu pandai atau bodoh. Atau siswa itu rajin atau malas dalam belajarnya. Barangkali itu�
terjadi karena ketidaktahuan guru dengan keheterogenan dari karakteristik belajar siswa.
Barangkali kita kenal dengan Albert Einstein, ia dicap oleh gurunya sebagai siswa yang idiot
ternyata bersamaan waktu berjalan beliau tercatat dalam sejarah sebagai seorangan
fisikawan terbesar abad 20 .Dalam buku Quantum Learning atau Quantum Teaching
(diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa Bandung) dijelaskan tentang karakteristik belajar
seseorang atau gaya belajar seseorang. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa siswa
memiliki tiga tipe belajar atau kombinasi dari ketiganya yaitu tipe visual, tipe auditorial dan
kinestetik. Ketiga tipe ini memiliki ciri khas dan penanganan khusus pula.
Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan visual yang
memiliki ciri-ciri seperti :
5
![Page 6: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/6.jpg)
Berbicara dengan cepat
Pengeja yang baik
Teliti terhadap yang detail
Pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca ketimbang dibacakan
Mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
Pelupa dalam menyampaikan pesan verbal
Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat
Senang terhadap seni daripada musik
Sukar atau tidak pandai memilih kata-kata ketika berbicara
Senang memperhatikan melalui demonstrasi daripada ceramah
Pembawaannya rapi dan teratur
Suka mengantuk bila mendengarkan penjelasan yang panjang lebar
Penanganan belajarnya adalah dengan dibantu kombinasi peraga visual, gambar atau
simbol-simbol.
Gaya belajar tipe auditorial adalah gaya belajar yang dominan mengandalkan auditorial atau
pendengaran yang memiliki ciri-ciri seperti :
Berbicara dengan diri sendiri saat bekerja atau belajar
Menggerakkan bibir mereka ketika membaca dan mendengarkan
Pandai dalam menyampaikan pesan verbal
Dapat mengulangi dan meniru nada, birama atau warna suara tertentu ketika
bercerita
Memiliki kesulitan ketika menulis tapi pandai bercerita dan fasih ketika berbicara
6
![Page 7: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/7.jpg)
Senang berdiskusi, berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
Lebih senang musik dari pada seni yang melibatkan visual
Penanganan belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan sesuatu atau
pendapatnya mengenai pelajaran
Gaya belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan praktek atau eksperimen atau
yang dapat diujicoba sendiri gaya belajar ini memiliki ciri-ciri seperti :
Berbicaranya dengan perlahan dan cermat
Ketika berbicara dengan seseorang biasanya ia menyentuh atau memegang orang
yang diajak berbicara atau tangannya sibuk dengan memainkan sesuatu umpama
pena
Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
Mengahafal sambil berjalan dan melihat
Belajar melalui manipulasi atau praktik
Senang berkreasi
Banyak menggunakan isyarat tubuh
Tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama
Kemungkinan besar tulisannya jelek
Tertantang dengan suatu aktivitas yang menyibukkan dan selalu ingin mencoba atau
bereksperimen sendiri
Senang dengan aktivitas fisik, olahraga atau kerja praktik
Penanganan belajarnya sering dibantu dengan melibatkan mereka dalam belajar secara
langsung atau praktik. Khusus untuk tipe ini biasanya prestasi mereka di bawah rerata
dan kompensasinya biasanya mereka agak sedikit sebagai pembuat keributan tetapi�
mereka menonjol di bidang seni/art, olahraga atau ketrampilan.
7
![Page 8: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/8.jpg)
Dengan mengetahui karakteristik belajar siswa ini guru akan dapat memberikan bekal
kepada siswanya untuk dapat menghadapi perubahan cara atau pola belajar di tiap
jenjang pendidikan. Siswa tidak akan mengalami shock study terhadap perubahan pola
pembelajaran tersebut. Dan yang jelas dapat menangani keheterogenan cara belajar
siswa.
B. Manifestasi perilaku belajar
Dalam hal memahami arti belajar dan esensi perubahan karena belajar, para ahli
sependapat mengenai hal-hal yang prinsipal. Akan tetapi, mengenai apa yang dipelajari
siswa dan bagaimana perwujudan atau manifestasinya, agaknya masih tetap merupakan
teka-teki yang sering menimbulkan silang pendapat yang cukup tajam di antara para ahli
tersebut. Meskipun demikian, berikut ini akan diuraikan pendapat sekelompok ahli yang
relatif lebih lengkap mengenai perilaku belajar.
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam
perubahan-perubahan sebagai berikut yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir
asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi dan tingkah laku
afektif. Mengenai timbulnya sikap dan kesanggupan yang konstruktif, juga berpikir kritis dan
kreatif, seperti yang dikemukakan sebagian ahli, tidak diuraikan secara eksplisit mengingat
keterpaduan perwujudan-perwujudan tersebut dalam sembilan perwujudan diatas.4
1. Manifestasi kebiasaan
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan tampak
berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu muncul karena proses
penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-
ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang
tidak diperlukan. Karena proses penyusutan/pengurangan inilah, muncul suatu pola
bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan ini terjadi karena
prosedur pembiasaan seperti dalam classical dan operant conditioning. Contoh,
siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali menghindari kecenderungan
4 Ibid h.120
8
![Page 9: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/9.jpg)
penggunaan kata atau struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan
penggunaan bahasa secara baik dan benar.
2. Manifestasi keterampilan
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dangan urat-urat syaraf dan otot-
otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti
menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun
keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan
kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil.
Di samping itu, menurut Reber (1988), keterampilanadalah kemampuan melakukan
pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai
dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi
gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat
kognitif.
3. Manifestasi pengamatan
Pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan
yang masuk melalui indera-indera seperti mata dan telinga. Berkat pengalaman
belajar seorang siswa akan mampu mencapai pengamatan yang benar obyektif
sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan
timbulnya pengertian yang salah pula. Sebagai contoh, seorang anak yang baru
pertama kali mendengarkan radio akan mengira bahwa penyiar benar-benar berada
dalam kotak bersuara itu. Namun lambat laun, melalui proses belajar akan
diketahuinya juga bahwa yang ada dalam radio tersebut hanya suaranya saja,
sedangkan penyiarnya berada jauh di studio pemancar.
4. Manifestasi berpikir asosiatif dan daya ingat
Secara sederhana, berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara mengasosiasikan
sesuatu dengan lainnya. Berpikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan
hubungan antara rangsangan dengan respons. Kemampuan siswa untuk melakukan
9
![Page 10: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/10.jpg)
hubungan asosiatif yang benar amat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar. Sebagai contoh, siswa yang mampu
menjelaskan arti penting tanggal 12 rabiul awal. Kemampuan siswa tersebut dalam
mengasosiasikan tanggal bersejarah tersebut dengan hari ulang tahun (maulid) Nabi
Muhammad SAW hanya bias didapat apabila telah mempelajari riwayat hidup
beliau. Disamping itu, daya ingat pun merupakan perwujudan belajar, sebab
merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Jadi, siswa yang telah mengalami
proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpanan materi (pengetahuan
dan pengertian) dalam memori.
5. Manifestasi berpikir rasional dan kritis
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang
bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional
akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan “bgaimana” (how) dan “mengapa” (why). Dalam berpikir rasional, siswa
dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat,
menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan, dan bahkan juga menciptakan
hukum-hukum (kaidah teoretis) dan ramalan-ramalan.
6. Manifestasi sikap
Dalam arti yang sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.
Menurut Bruno (1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap
untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.
Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan
siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku
belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru
yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa
dan sebagainya..
10
![Page 11: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/11.jpg)
7. Manifestasi inhibisi
Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respons
tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988).
Dalam hal belajar, yang dimaksud dengan inhibisi ialah kesanggupan siswa untuk
mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu, lalu memilih atau
melakukan tindakan lainnya yang lebih baik ketika ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Kemampuan siswa dalam melakukan inhibisi pada umumnya
diperoleh lewat proses belajar. Contoh, seorang siswa yang telah sukses mempelajari
bahaya alkohol akan menghindari membeli minuman keras. Sebagai gantinya ia
membeli minuman sehat, susu misalnya.
8. Manifestasi apresiasi
Pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judgment) mengenai arti
penting atau nilai sesuatu (Chaplin, 1982). Dalam penerapannya, apresiasi sering
diartikan sebagai penghargaan atau penilaian terhadap benda-benda baik abstrak
maupun konkret yang memiliki nilai luhur. Apresiasi adalah gejala ranah afektif yang
pada umumnya ditujukan pada karya-karya seni budaya seperti seni, sastra, musik,
lukisan, drama dan sebagainya. Tingkat apresiasi seorang siswa terhadap nilai
sebuah karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman belajarnya. Sebagai
contoh, jika seseorang siswa telah mengalami proses belajar agama secara
mendalam maka tingkat apresiasinya terhadap nilai seni baca Al-Qur’an dan kaligrafi
akan mendalam pula. Dengan demikian, pada dasarnya seorang siswa baru akan
memiliki aprsiasi yang memadai terhadap objek tertentu (misalnya kaligrafi) apabila
sebelumnya ia telah mempelajari materi yang berkaitan dengan objek yang dianggap
mengandung nilai penting dan indah tersebut.
9. Manifestasi tingkah laku afektif
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman
perasaan, seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, benci, was-was dan
sebagainya. Tingkah laku ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh
karenanya, ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar. Contoh,
11
![Page 12: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/12.jpg)
seorang siswa dapat dianggap sukses secara afektif dalam belajar agama apabila ia
telah menyukai dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia
pelajari, lalu menjadikannya sebagai “sistem nilai diri”. Kemudian, pada gilirannya ia
menjadikan sistem nilai ini sebagai penuntun hidup, baik dikala suka maupun duka
(Darajat, 1985).
12
![Page 13: Karateristik Dan Manifestasi Belajar](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081809/55cf9b94550346d033a69d0b/html5/thumbnails/13.jpg)
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karateristik
perilaku belajar ini dalam buku Psikologi Pendidikan oleh Surya (1982), disebut juga sebagai
prinsip-prinsip belajar. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karateristik perilaku
belajar terpenting adalah; Perubahan itu intensional; Perubahan itu positif dan aktif;
Perubahan itu efektif dan fungsional
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam
perubahan-perubahan sebagai berikut yaitu: kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir
asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi dan tingkah laku
afektif.
Daftar Pustaka
Syah, Muhibbin. 2009, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers.
http://sekolahperadaban-homosophonicus.blogspot.com/2008/09/manifestasi-
pembelajaran.html
http://evson-08.blogspot.com/2009/11/karakteristik-belajar-siswa.html
13