karbohidrat.docx

Upload: veryanto-fallo

Post on 09-Mar-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

UJI KUALITATIF UNTUK IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

A. TUJUAN: i. Membuktikan adanya polisakarida dalam suatu bahanii. Membuktikan adanya gula pereduksi atau gula inversiiii. Mengidentifikasi hasil hidrolisis pati dan amilumiv. Mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosaB. LANDASAN TEORI1. Susunan KarbohidratIstilah karbohidrat pertama kali di kenal pada abad ke -19 yaitu (hidrates de carbon). Istilah tersebut diperkenalkan oleh seorang ahli berkebangsaan Perancis, untuk menyebutkan senyawa senyawa yang terdapat dialam dengan komposisi berupa karbon, oksigen dan hidrogen dan memiliki rumus empiris Cx(H2O)y. Ditinjau dari rumus empirisnya,maka karbohidrat diduga sebagai hidrat dari karbon. Akan tetapi tidak lama kemudian di sadari bahwa karbohidrat bukanlah suatu senyawa hidrat dari karbon,sebab terdapat beberapa senyawa yang rumus empirisnya mirip dengan karbohidrat tetapi bukan karbohidrat seperti asam asetat (C2(H2O)2), dan formaldehida (C(H2O)). Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida yang di ambil dari bahasa arab sakkar yang artinya gula.Karbohidrat adalah golongan senyawa organik yang diproduksi secara alami dan dalam jumlah yang sangat banyak. Karbohidrat merupakan sumber utama kalori bagi seluruh makluk hidup di seluruh dunia.Karbohidrat terbentuk secara alami sebagai hasil dari proses fotosintesis,dimana berjuta-juta ton CO2 dan H2O diubah menjadi glikogen dan senyawa karbohidrat lainnya unul tumbuhan menurut reaksi kimia berikut:

Karbohidrat mempunyai peran yang sangat vital bagi makluk hidup, diantaranya: Sumber bahan bakar. Sumber energi utama dan dapat diganti dengan sumber energy yang lain pada beberapa organ tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel saraf. Bahan sintesis senyawa organic lainnya. Pati dan glikogen berperan sebagai cadangan makanan. Menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. Membantu proses penyerapan kalsium. Sebagai materi pembangun. Berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA dan RNA). Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga dalam dinding sel bakteri dan tanaman. Sebagai pelumas sendi kerangka.2. Penggolongan karbohidrat Berdasarkan jumlah sakarida penyusunnya, karbohidrat digolongkan atas :a. Monosakarida.Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana,jika dihidrolis tidak dapat menghasilkan karbohidrat yang lebih sederhana lagi.Monosakarida dapat berupa aldosa dan ketosa.Golongan aldosa mempunyai satu gugus aldehida ( COH) dan beberapa gugs hidroksil,sedangkan golongan ketosa mempunyai satu gugus keton ( CO ) dan beberapa gugus hidroksil.glukosa dan fruktosa adalah contoh-contoh dari monosakarida,yang memiliki rumus struktur sebagai berikut:

Monosakarida pada dasarnya merupakan zat padat berwarna putih,yang sangat mudah larut dalam air,hal ini disebabkan oleh adanya gugus OH yang polar sehingga terbentuk ikatan hdrogen yang kuat antara sesama molekul monosakarida maupun dengan molekul air. Sifat lain dari monosakarida adalah kemampuan monosakarida sebagai reduktor, dimana larutan monosakarida bereaksi positif dengan pereaksi Fehling,tollens dan benedict.Salah satu monosakarida yang penting bagi manusia adalah glukosa yaitu monosakarida dengan rumus kimia C6H12O6. Glukosa lebih banyak ditemukan dalam anggur,darah, dan lain sebagainya.Kadar glukosa dalam darah orang dewasa setelah beberapa jam berpuasa adalah 70 100 mg/100 ml. Jika kadar gula dalam darah tinggi maka ginjal tidak akan mengangkut semuanya kedalam darah,dan akan masuk ke urine.b. DisakaridaDisakarida adalah karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 satuan monosakarida. Dua monosakarida dihubungkan dengan ikatan glikosidik antara C-anomerik dari satu unit monosakarida dengan gugus OH dari unit monosakarida yang lainnya dan melepas 1 molekul air. Beberapa disakarida yang sering dijumpai seperti Sukrosa dan laktosaMempunyai rumus molekul yang sama yaitu C12H22O11. Jika dihidrolisis maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut :Sukrosa+ H2O -D-Glukosa + -D-Fruktosa Laktosa+ H2O -D-Glukosa + -D-Galaktosa

1. SukrosaSukrosa adalah gula yang kita kenal sehari-hari,baik yang berasal dari tebu maupun dari bit.Selain pada tebu dan bit,sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain,misalnya dalam buah nanas dan wortel serta pada madu.Tingkat kemanisan sukrosa enam kali lebih manis dari laktosa, tiga kali lebih manis dari maltosa dan sedikit lebih manis dari pada glukosa, serta sedikit lebih manis dari fruktosa.Sukrosa terbentuk dari 1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa,dengan melibatkan gugus hemiasetal glukosa dan gugus hemiketal fruktosa.Oleh karena itu,sukrosa tidak mempunyai gugus pereduksi lagi. Sukrosa tidak mereduksi pereaksi Fehling, Benedict, maupun pereaksi Tollens.

Akan tetapi jika sukrosa dan HCl dalam dipanaskan maka akan terhirolisis, lalu menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji Benedict dan uji Seliwanoff yang sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida.2. LaktosaDengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,karena itu laktosa adalah disakarida.Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi.dalam susu biasanya terdapat laktosa yang sering disebut gula susu.Pada wanita yang sedang dalam masa laktasi atau masa menyusui,laktosa kadang-kadang terdapat dalam urine dengan konsentrasi yang sangat rendah.laktosa mempunyai rasa yang kurang manis daripada glukosa.Laktosa tidak dapat diserap dari usus ke aliran darah,kecuali molekul ini dihidrolisis terlebih dulu menjadi monosakarida.Sedangkan pada orang yang intoleran terhadap laktosa,laktosa tetap tidak bias terserap oleh usus sehingga menyebabkan diare berair,aliran zat makanan pada usus menjadi abnormal dan sakit mulas.

c. PolisakaridaPolisakarida atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. Polisakarida dapat dibagi menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Homopolisakarida yang mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis monosakarida, sedangkan heteropolisakarida bila mengalami hidrolisis sempurna menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n.Patiatauamilumadalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin.Pati adalah polisakarida yang terdapat dalam semua tanaman terutama dalam jagung, kentang, biji-bijian, ubi akar, padi dan gandum. Pati bila dipanaskan dalam air akan membentuk larutan koloidal. Dalam pati terdapat dua bagian, bagian yang larut dalam air disebut amilosa (10-20%), yang bila ditambah iodium akan memberikan warna biru. Bagian yang lain yaitu tak larut dalam air, disebut amilopektin (89-90%), dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah. Kedua bagian tersebut mempunyai rumus empiris C6H10O5. Amilosa maupun amilopektin bila dihidrolisis menunjukan sifat-sifat karbonil , dan tersusun atas satuan-satuan maltose. Bila pati yang terdapat dalam sel dihidolisis oleh enzim maka pati akan pecah menjadi bagian yang lebih kecil disebut dekstrin. Polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila polisakarida ini (amilum) ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru.Ketika dipanaskan, amilun kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod biasa terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening.Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila didiamkan biasa balik lagi dan terbentuk warna biru kembali. AmilosaHidrolisis lengkap amilosa menghasilkan D-glukosa, hidrolisis parsial menghasilkan maltose sebagai satu-satunya disakarida. Amilosa adalah polimer linear dari -D-glukosa yang dihubungkan secara-1,4.

AmilopektinSuatu polisakarida yang jauh lebih besar daripada amilosa karena mengandung 1000 satuan glukosa atau lebih per molekul. Rantai utama amilopektin mengandung 1,4--D-glukosa, dan bercabang sehingga terdapat satu glukosa ujung untuk kira-kira tiap 25 satuan glukosa. Ikatan pada titik percabangan ialah ikatan 1,6--D-glikosida.

Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat,diantaranya: Uji MolischDilakukan untuk menentukan karbohidrat secara kualitatif. Larutan uji dicampur dengan pereaksi Molisch kemudian dialirkan H2SO4 dengan hati-hati melalui dinding tabung agar tidak bercampur. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan. Uji IodiumDilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai dengan amilum dengan iodium berwarna biru, dan dekstrin dengan iodium berwarna merah anggur. Uji BenedictDilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. Uji BarfoedDilakukan untuk membedakan antara monosakarida dan disakarida. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Barfoed kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan monosakarida menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Uji SeliwanoffDilakukan untuk membuktikan adanya kentosa (fruktosa). Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah orange. Uji OsazonSemua karbohidrat yang mempunyai gugus aladehida atau keton bebas membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan. Namun, sukros tidak membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih. Uji Asam MusatDilakukan untuk membedakan antara glukosa dan galaktosa. Larutan uji dicampurkan dengan HNO3 pekat kemudian dipanaskan. Karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut. Hidrolisis Pati Untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum digunakan larutan amilum 1%, larutan iodium, pereaksi Benedict, larutan HCl 2 N, Larutan NaOH 2%. Amilum ditambahkan dengan HCl lalu dipanaskan. Dilakukan uji iodium setiap 3 menit hingga warnanya berubah jadi kuning pucat. Kemudian larutan dihidrolisis lagi selama 5 menit lalu didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 2%,. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict. Hidrolisis SukrosaUntuk mengidentifikasi hasil hidrolisis sukrosa digunakan larutan sukrosa 1%, pereaksi Benedict, pereaksi Seliwanoff, pereaksi Barfoed, larutan HCl pekat, larutan NaOH 2% sebagai bahannya. larutan sukrosa ditambahkan dengan HCl pekat lalu dipanaskan selama 45 menit. Setelah didinginkan dinetralkan dengan NaOH 2%. Lalu diuji dengan pereaksi Benedict, Seliwanoff, dan Barfoed.

C. ALAT DAN BAHAN a. Alat1. Tabung reaksi2. Pipet3. Plat tetes4. Pembakar bunsen5. Kaki tiga6. Asbesb. Bahan1. Amilum 1%2. Sukrosa 1%3. Laktosa 1%4. Glukosa 1%5. Pereaksi molisch6. Asam sulfat pekat7. Larutan iodium8. Pereaksi benedict9. HCl (37%)10. Asam nitrat pekat11. Natrium hidroksida 2%12. Kertas lakmus

D. PROSEDUR KERJAa. Uji Iodium

Memasukan 1-2 tetes larutan uji kedalam plat tetes

Tambahkan 1-2 tetes larutan iodium

Amati warna yang terbentuk\b. Uji Benedict

Masukan 10 tetes larutan uji kedalam tabung reaksi bersih, tambahkan 5 tetes pereaksi benedict, kemudian kocok hingga bercampur dengan baik

Didihkan diatas api kecil selama 1 menit atau masukan kedalam penangas air selama 5 menit

Dinginkan lahan, perhatikan warna endapan yang terbentuk

c. Hidrolisis Pati ( Amilum)

Tempatkan 10 tetes dari larutan amilum 1% ke dalam sebuaah labu erlenmeyer

Tambahkan 1 tetes HCl pekat,campurkan dengan baik dan panaskan perlahan lahan sampai mendidih

Setelah 3 menit ujilah dengan larutan iodium,dengan cara meneteskan 1 tetes sampel ke atas plat tetes dan tambahkan 1 tetes larutan iodium

Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai berwarna kuning pucat

Lakukan hidrolisis selama 5 menit

Setelah didinginkan, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis dan netralkan dengan NaOH 2% kemudian uji dengan lakmus

Simpulkan apa yang dihasilkan pada hidrolisis pati

Ambil larutan yang sudah dinetralkan dan uji dengan pereaksi benedict.

d. Hidrolisis Sukrosa

Tempatkan 2 ml larutan sukrosa 1% ke dalam tabung reaksi,kemudian tambahkan 5 tetes HCl pekat,campurkan dengan baik, dan panaskan selama 30 menit

Setelah didinginkan netralkan dengan NaOH 2 % dan uji dengan kertas lakmus

Selanjutnya lakukan uji benedict terhadap larutan yang sudah dinetralkan

E. DATA PENGAMATAN.NOPERLAKUANHASIL PENGAMATAN

1.

2.

3.

4.A.Uji iodiumamilum (keruh) + I2 (kuning).sukrosa (bening) + I2

laktosa (bening) + I2 (kuning)

glukosa (bening) + I2 (kuning) larutannya berwarna ungu.

larutan tak berwarna dan terdapat endapan ungularutan tak berwarna

larutan berwarna kuning

1

2

3`

4B. Uji benedictamilum (keruh) + benedict (biru)

sukrosa (bening) + benedict (biru)

laktosa (bening) + benedict (biru)

glukosa (bening) + benedict (bening)

larutan berwarna biru pudar

larutan berwarna biru

larutan berwarna cokelat

larutan berwarna cokelat kemudian berubah warna menjadi orange

12

3

4C.Hidrolisis pati (amilum)

Amilum + HCl pekat Hasil pemanasan + I2

Hasil pemanasan + air

Hasi pemanasan + NaOH + benedict

Larutan berwarna putih keruh3 menit I : larutan berwarna biru3 meit II : larutan berwarna biru3 menit III : larutan berwarna kuning pucat

Bening (tak berwarna)

Larutan netral,dan hasilnya berupa larutan tak berwarna dan terdapat endapan biru

1

2

3D. Hidrolisis Sukrosa

Sukrosa + HCl

Hasil pemanasan + NaOH

Uji benedict

Larutan kuning,dan terdapat gelembung gas didasar tabung.Larutan netral

Larutan berwarna cokelat serta ada endapan

F. ANALISIS DATA.a. Uji Iodium. Amilum + I2

Amilum yang semula keruh ketika bereaksi dengan Iodium menghasilkan larutan berwarna ungu. Sukrosa + I2

Sukrosa tidak bereaksi dengan iodium,yang ditandai dengan tidak berubahnya warna larutan.

Laktosa + I2

\ Laktosa tidak bereaksi dengan I2, yang ditandai dengan tidak berubahnya warna larutan Glukosa + I2glukosa tidak bereaksi dengan iodium, buktinya tidak terjadi perubahan warna pada larutan

b. Uji Benedict Amilum + CuOAmilum tidak bereaksi dengan benedict, yang ditandai dengan tidak berubahnya warna larutan setelah dipanaskan

Sukrosa + CuOSukrosa tidak menghasilkan perubahan warna, bahkan ketika dipanaskan sekalipun, larutan yang dihasilkan tetap biru

Laktosa + CuOLaktosa dengan pereaksi benedict, menghasilkan larutan berwarna coklat setelah dipanaskan.

Glukosa + CuOGlukosa bereaksi dengan pereaksi benedict, menghasilkan larutan berwarna coklat.

c. Hidrolisis Pati

d. Hidrolisis sukrosa.

G. PEMBAHASANKarbohidrat didefinisikan sebagai suatu senyawa polihiroksialdehida atau polihidroksiaseton yang mempunyai rumus Cx(H2O)y. Karbohidrat ketika dihidrolisis akan menghasilkan senyawa penyusunnya.Karbohidrat di golongkan berdasarkan hasil hidrolisnya, terdiri atas 3 yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. digolongkan atas monosakarida,disakarida dan polisakarida.Monosakarida penting yang sering dijumpai adalah glukosa,sedangkan contoh disakarida yang penting adalah sukrosa dan laktosa, dan pati merupakan contoh polisakarida yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hariAda beberapa cara untuk menguji keberadaan karbohidrat seperti uji fehling,benedict,uji Iodium,selliwanof,hidrolisis amilum,hidrolisis sukrosa dan lain lain.Pada praktikum ini dilakukan uji terhadap beberapa karbohidrat seperti amilum, sukrosa, laktosa, glukosa, dengan meggunakan metode seperti uji Iod, uji benedict, hidrolisis sukrosa, dan hidrolisis pati.Hasil pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Uji IodiumUji iodium dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya polisakarida dalam sampel karbohidrat yang diuji.Uji iodium dilakukan dengan cara mereaksikan sampel karbohidrat dengan larutan iodium,kemudian mengamati perubahan pada sampel. Perlakuan tersebut memberikan hasil bahwa amilum memberikan hasil yang positif yaitu terjadinya perubahan warna menjadi ungu.Sedangkan laktosa, sukrosa, dan glukosa memberikan hasil yang berbeda, yaitu tidak memberikan perubahan warna, dimana ketiga sampel tersebut hanya menghasilkan larutan tak berwarna.Berubahnya warna amilum dari keruh menjadi ungu,disebabkan karena polisakarida dalam hal ini amilum, baik itu amilosa maupun amilopektin memiliki struktur spiral, apabila direaksikan dengan larutan iodium, maka iodium akan terperangkap dalam polisakaarida sehingga menghasilkan perubahan warna. Berdasarkan analisis data di atas, terperangkapnya iodium, terjadi karena, gugus polisakarida yang bersifat asam mereduksi ikatan iodium, yaitu dengan melepas ion H+ dan memutuskan ikatan pada larutan iodium menjadi kation dan anion, kemudian kation berikatan dengan anion dari polisakarida sedangkan anion iod berikatan dengan kation hidrogen menjadi asam iodida.Sedangkan laktosa, glukosa dan sukrosa tidak mengikat iodium, sebab strukturnya masih sangat sederhana.b. Uji Benedict.Uji Benedict dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya gula pereduksi pada sampel karbohidrat yang di uji.Uji benedict dilakukan dengan mereaksikan sampel dan pereaksi benedict, kemudian dipanaskan selama beberapa menit, lalu memperhatikan perubahan warna yang dihasilkan. Jika sampel positif mengandung gula pereduksi maka akan menghasilkan endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.Pada uji benedict terhadap amilum, sukrosa, laktosa dan glukosa, diperoleh hasil bahwa amilum dan sukrosa tidak terdapat gula pereduksi. Hal ini dibuktikan oleh hasil pengamatan dimana tidak terjadi perubahan warna pada sampel, yaitu biru sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Sedangkan laktosa dan glukosa menunjukan hasil positif, yaitu terjadi perubahan dari larutan biru menjadi larutan dengan endapan merah kecoklatan.Berubahnya warna pada sukrosa dan laktosa disebabkan karena kedua senyawa karbohidrat tersebut memiliki gugus pereduksi, yang mana gugus pereduksi tersebut kemudian mereduksi pereaksi benedict yang adalah CuO menjadi Cu2O. Pembentukan Cu2O di awali dengan terlepasnya ikatan rangkap antara tembaga dan oksigen sebagai akibat dari beda keelektronegatifan, dimana O lebih elektronegatifan dari Cu,kemudian gula pereduksi melepas H+ dan mengikat O dari CuO dan menarik ikatan Cu dan O putus permanen.OH- kemudian bereaksi dengan karbihohidrat sedangkan Cu berikatan dengan CuO- lainnya membentuk Cu2O. Dalam kenyataan bahwa gula pereduksi mereduksi Cu2+ menjadi Cu+. c. Hidrolisis patiPercobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui produk apa yang akan dihasilkan jika dilakukan hidrolisis terhadap amilum.Uji hidrolisis amilum dilakukan dengan cara mereaksikan amilum dengan HCl pekat kemudian dipanaskan. Penambahan HCl dan pemanasan bertujuan untuk mengasamkan amilum agar dapat mengalami reaksi dengan cepat. HCl berfungsi sebagai katalis, yang akan mencepat reaksi antara amilum dengan Iodium.Langkah berikutnya adalah dengan menguji sampel dengan iodium selama beberapa kali setip 3 menit hingga berwarna biru pucat.Lalu dilakukan hidrolisis selama 5 menit, kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH encer dan di uji dengan Benedict, dan pereaksi uji karbohidrat lainnya.Hasil pengamatan menunjukan bahwa terbentuk endapan biru setelah di uji dengan benedict.Hal ini disebabkan karena polisakarida memiliki struktur yang spiral (menutup) yang apabila polisakarida ditetesi Iod, maka molekul Iod akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya larutan ini akan berwarna biru.Ketika dipanaskan, amilum kan terhidrolisis menjadi monosakarida sehingga Iod bisa terlepas. Selanjutnya ditambahkan NaOH maka I- akan bereaksi dengan Na+ membentuk NaI, akibatnya larutan akan menjadi bening.Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida, disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana. Apabila dipanaskan maka ikatan antara Na dan I kembali renggang sehingga apabila didiamkan biasa balik lagi dan terbentuk warna biru kembali.Terjadi sedikit kesalahan pada proses ini,yaitu ketika pereaksi benedict ditambahkan, sampel dalam keadaan cukup dingin sehingga tidak menghasilkan reaksi yang sempurna. d. Hidrolisis Sukrosa.Hidrolisis sukrosa dilakukan untuk mengetahui hasil hidrolisis sukrosa secara kualitatif. Percobaan ini dilakukan dengan cara mereaksi larutan sukrosa dengan HCl, kemudian memanaskan campuran selama 30 menit, kemudian campuran dinetralkan dengan NaOH encer dan dilakukan uji dengan reagen seperti benedict dan lainnya.Hasil pengamatan menunjukan bahwa hidrolisis sukrosa berdasarkan uji benedict mengindikasikan adanya monosakarida glukosa, yang ditandai dengan adanyaa endapan merah kecoklatan. Warna larutan ini sama dengan warna larutan glukosa yang diuji dengan benedict ada percobaan sebelumnya. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat gula pereduksi pada hasil hidrolisis glukosa yang mereduksi ion tembaga yang semula bervalensi dua menjadi valensi satu.

H. Kesimpulan.Berdasarkan pembahasaan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa: Karbohidrat merupakan seyawa polihidroksiaaldehida atau senyawa polihidroksiaseton yang mempunyai rumus Cx(H2O)y. Karbohidrat digolongkan atas monosakarida,disakarida dan polisakarida.Monosakarida penting yang sering dijumpai adalah glukosa,sedangkan contoh disakarida yang penting adalah sukrosa dan laktosa, dan pati merupakan contoh polisakarida yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.Keberadaaan karbohidrat dapat diketahui dengan beberapa metode pengujian, seperti uji iodium, uji benedict, uji hidrolisis pati dan uji hidrolisis sukrosa.Uji iodium dilakukan untuk mengetahui keberadaan polisakarida, sedangkan uji benedict dilakukan untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi pada sampel,sedangkanhidrolisis di lakukan untuk menguji hasil penguraian polisakarida dan disakarida.Dari keempat sampel yang di uji, maka disimpulkan bahwa, yang merupakan polisakarida adalah amilum, yang memiliki gugus pereduksi adalah laktosa dan glukosa.Sedangkan hasil hidrolisis amilum menghasilkan, dekstrin, maltosa dan glukosa.Hasil hidrolisis sukrosa menunjukan adanya glukosa

24 |praktikum biokimia.

EMBED ChemDraw.Document.4.5

amylose

_995894110.cdx

_1052593401.cdx

EMBED ChemDraw.Document.4.5

amylopectin

_995972862.cdx

_995973151.cdx

_995972609.cdx