karies

2
Karies Karies gigi merupakan penyakit kronik, prosesnya berlangsung sangat lama berupa hilangnya ion-ion mineral secara kronis dan terus menerus dari permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa mikroorganisme dan produk-produk yang dihasilkan.Karies ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Kehilangan bahan organik ini awalnya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih (white spot lesion). Beberapa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karies yaitu akumulasi dan retensi plak, frekuensi asupan karbohidrat, frekuensi pajanan terhadap makanan asam, faktor pelindung alami seperti pelikel dan saliva, serta uoride dan elemen- elemen lain yag dapat menontrol perkembangan plak. (...) !etelah mengkonsumsi sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi."ada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai !treptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. #alaupun banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya !treptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi (#illett dkk., $%%$& 'ri, *). Bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu metabolisme glikolisis untuk memperoleh energi. +asil akhir dari glikolisis di bawah kondisi anaerob adalah asam laktat. 'sam laktat ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan p+ sehingga menyebkan terjadinya demineralisasi.

Upload: roni-handika

Post on 04-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tira

TRANSCRIPT

Karies Karies gigi merupakan penyakit kronik, prosesnya berlangsung sangat lama berupa hilangnya ion-ion mineral secara kronis dan terus menerus dari permukaan enamel pada mahkota atau permukaan akar yang sebagian besar distimulasi oleh adanya beberapa mikroorganisme dan produk-produk yang dihasilkan. Karies ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Kehilangan bahan organik ini awalnya akan terlihat secara mikroskopis tetapi lama kelamaan akan terlihat pada enamel sebagai lesi bercak putih (white spot lesion). Beberapa faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan karies yaitu akumulasi dan retensi plak, frekuensi asupan karbohidrat, frekuensi pajanan terhadap makanan asam, faktor pelindung alami seperti pelikel dan saliva, serta fluoride dan elemen-elemen lain yag dapat menontrol perkembangan plak. (...)Setelah mengkonsumsi sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan plak pada gigi. Pada waktu yang bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glikoprotein itu. Walaupun banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada gigi (Willett dkk., 1991; Ari, 2008). Bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu metabolisme glikolisis untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah kondisi anaerob adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra untuk menurunkan pH sehingga menyebkan terjadinya demineralisasi. Streptococcus mutans menghasilkan dua enzim, yaitu glucosyltransferase dan fruktosyltransferase. Enzim-enzim ini bersifat spesifik untuk substrat sukrosa yang digunakan untuk sintesa glukan dan fruktan atau levan (Jawetz dkk., 1996; Kawai dan Urano, 2001; Regina, 2007). Koloni streptococcus yang ditutupi oleh glukan dapat menurunkan proteksi dan daya antibakteri saliva terhadap plak gigi (Regina, 2007)Plak dapat menghambat difusi asam keluar dalam saliva sehingga konsentrasi asam pada permukaan enamel meningkat. Asam akan melepaskan ion hidrogen yang bereaksi dengan kristal apatit dan merusak enamel, berpenetrasi lebih dalam kedalam gigi sehingga kristal apatit menjadi tidak stabil dan larut (Carvalho dan Cury, 1999; Regina, 2007).