kariovaskuler chf

Upload: andi-riezqa-wulandari

Post on 16-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • S1 KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan MakassarYayasan Pendidikan Makassar

    GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER(gagal Jantung Kongestif)Kelompok 1

  • DefinisiGagal jantung sering disebut gagal jantung kongestif, adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi.Konsep Dasar Medis PatofisiologiMekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik di jelaskan dengan persamaan CO = HR X SV dimana curah jantung (CO: Cardiac Output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) X volume sekuncup (SV: Stroke Volume).

  • Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf otonom. Bila curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal maka untuk mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah jantung.Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.

  • Etiologi 1.Kelainan otot jantung2.Aterosklerosis koroner 3.Hipertensi sistemik atau pulmonal 4.Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif 5.Penyakit jantung lain6.Faktor sistemik

    Manifestasi Klinis Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang mengikat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi edema paru, yang dimanifestasikan dengan batuk dan napas pendek. Meningkatnya tekanan vena sistemik dapat mengakibatkan edema perifer umum dan penambahan berat badan.Gagal jantung kiriManifestasi klinis yang terjadi meliputi dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (takikardia) dengan bunyi jantung S3, kecemasan dan kegelisahan.

  • Lanjutan Gagal jantung kananManifestasi klinis yang tampak meliputi edema ekstremitas bawah (edema dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan dalam peritonium), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.

  • Pemeriksaan Diagnostik EKG: Hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia, dan kerusakan pola mungkin terlihat

    Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram dopple): Dapat menunjukkan dimensi perbesaran bilik, perubahan dalam fungsi/ struktur katup, atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

    Skan jantung: (Multigated acquisition [MUGA]): Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.

    Katerisasi jantung: Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan versus sisi kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi

    Rontgen dada: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi/hipertrofi bilik, atau perubahan dalam pembuluh darah mencerminkan peningkatan tekanan pulmonal

  • LanjutanEnzim Hepar: Meningkat dalam gagal/kongesti hepar.Elektrolit: Mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal, terapi diuretik. Oksimetri nadi: Saturasi oksigen mungkin rendah, terutama jika GJK akut memperburuk PPOM atau GJK kronis.AGD: Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).

    PenatalaksanaanTerapi farmakologi :Glikosida jantung, diuretik dan vasodilator merupakan dasar terapi farmakologis gagal jantung.

    Terapi diuretik :Diuretik diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Terapi diuretik jangka panjang dapat menyebabkan hiponatremia dan hipokalemia. Masalah lain yang berhubungan dengan pemberian diuretik adalah hiperurisemia dan hiperglikemia.

    Terapi vasodilator : Obat-obat vasodilator digunakan untuk mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh ventrikel.

  • Lanjutan Dukungan Diet: Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara, sesuai dengan selera dan pola makan pasien.

  • Konsep Dasar Keperawatan

    PengkajianAnamnasePengumpulan dataRiwayat penyakit/keluhan utamaRiwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluargaRiwayat pekerjaan/kebiasaan

    Pengkajian Data dasar pengkajian pasien AKTIVITAS/ISTIRAHATSIRKULASIINTEGRITAS EGOELIMINASIMAKANAN/CAIRANHIGIENENEUROSENSORI

  • Lanjutan

    NYERI/KENYAMANANPERNAPASANKEAMANANINTERAKSI SOSIALPEMBELAJARAN/PENGAJARAN

    Diagnosa

    Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, frekuensi, irama, dan kondisi listrik.intoleransi aktivitas sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, dan immobilitas.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler-alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler.

  • Intervensi

    Diagnosa :Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, frekuensi, irama, dan konduksi listrik.

    Tujuan:.Curah jantung mencukupi kebutuhan individual..Komplikasi teratasi..Tingkat aktivitas optimal..Proses penyakit dimengerti .

    Intervensi:.Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, dan irama jantung. Rasional: Biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel..Catat bunyi jantung.Rasional: Pada auskultasi, S1 dan S2 mungkin terdengar lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kedalam serambi yang distensi Murmur dapat menunjukkan inkompetensi/stenosis katup.

  • Intervensi

    .-Pantau tekanan darah. Rasional:Pada GJK dini, sedang atau kronis TD dapat meningkat sehubungan dengan SVR. Pada HCF lanjut tubuh tidak..Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.Rasional:Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokontriksi, dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai refraktori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atau belang karena peningkatan kongesti vena.

  • Lanjutan

    .Diagnosa:Intoleransi aktivitas sehubungan ketidakseimbangan suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan, umum, dan immobilisasi.

    Tujuan:. terjadi peningkatan toleransi pada klien setelahdilaksanakan tindakan keperawatan selama di perawatanIntervensi:. Periksa tanda vital sebelum dan segera aktivitas, khususnya bila pasien menggunakan vasodilator, diuretik, penyekat beta.Rasional: Hiportensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilatasi), perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.. Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, takikardi, disritmia, dispnea, pucat.Rasional: Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas, dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen, juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.

  • Lanjutan

    . Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.Rasional: Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung dari pada kelebihan aktivitas.

    . Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas.Rasional:Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perubahan fungsi jantung dibawah stress, bila disfungsi jantung tidak dapat membaik kembali.

    3.Diagnosa:Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung meningkatnya produksi ADH dan retensi natium/air.

  • Lanjutan

    Tujuan :Keseimbangan volume caian dapat di pertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan.

    Intervensi:. Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresi terjadi.Rasional: Haluaran urine mungkin sedikit dan pekat (khususnya selama sehari) karena penuruna perfusi ginjal. Posisi telentang membantu diuresis, sehingga haluaran urine dapat ditingkatkan pada malam/selam tirah baring.. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.Rasional:Terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.. Pertahankan pasien duduk atau tirah baring dengan posisi semi fowler selama fase akut.Rasional: Posisi telentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis.

  • Lanjutan

    . Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen, konstipasi.Rasional: Kongesti viseral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi gaster/intestinal.. -Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang akan dilakukuan oleh pasien.Rasional:Perlu memberikan diet yang dapat diterima pasien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.

  • Lanjutan

    Diagnosa :Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolus yang diakibatkan oleh tekanan kapiler paru.

    Tujuan:Gangguan pertukaran gas berkurang atau hilang.Intervensi:. Auskultasi bunyi nafas, cacat krekels, pada pasien.Rasional: Menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.. Anjurkan pasien untuk batuk efektif, napas dalam.Rasional: Membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran oksigen. Membantu pasien untuk melakukan perubahan posisi sering.Rasional: Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.. Pantau hasil dari GDA dan nadi oksimetri.Rasional:Hipoksemia dapat menjadi berat selama edema paru. Perubahan kompensasi biasanya ada pada GJK kronis.

  • Implementasi

    Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial, frekuensi, irama, dan konduksi listrik.Melakukan auskultasi nadi apikal, dan mengkaji frekuensi irama jantung. Mencatat bunyi jantung.Melakukan palpasi nadi perifer.Mengkaji kulit terhadap pucat dan sianosis.Intoleransi aktivitas sehubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan umum dan immobilitas. Observasi TTV setelah aktivitas. Mencatat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas. Mengevaluasi peningkatan intoleran aktivitas. Mengimplementasikan program kolaborasi rehabilitasi jantung/aktivitas. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

  • Lanjutan

    Observasi haluaran urine, jumlah dan warna.Menghitung keseimbangan pemasukan dan dan pengeluaran selama 24 jam.Mengatur posisi, duduk atau tirah baring.Mengkaji bising usus.

    4.Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolus yang diakibatkan oleh tekanankapiler paru.Melakukan auskultasi bunyi napas.Menganjurkan pasien untuk batuk efektif, dan napas dalam.Menganjurkan pasien mengatur perubahan posisi.Memantau tindakan kolaborasi , gambaran seri GDA, dan nadi oksimetris.

  • Evaluasi

    Hasil yang diharapkan:Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung (mis., parameter hemodinamik dalam batas normal, haluaran urine adekuat). Melaporkan penurunan episode dispnea, angina. Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.

    Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan dan tanda vital DBN selama aktivitas.

    3.Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi, napas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema.Menyatakan pemahaman tentang/pembatasan cairan individual.

    4.Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat pada jaringan ditunjukkan oleh GDA/oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernapasan.Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas kemampuan/situasi.

  • Terima kasih