kartu indonesia sehat

7
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA Jalan Kalimantan 37 KampusTegalBotoTelp/Fax. (0331) 337877 Jember 68121E-mail: [email protected] , [email protected] Kartu Indonesia Sehat, Penyempurna BPJS atau Kekuatan Politik? Departemen Kastrat Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Jember Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, walaupun saat ini Indonesia masih berada pada ranking 108 dari 187 negara di dunia. Pembangunan manusia pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bayi dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan jaminan sosial. Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih bermartabat. Seluruh proses ini harus ditunjang dengan ketersediaan pangan, air bersih, sanitasi, energi dan akses ke fasilitas kesehatan dan pendidikan, jelas Menkes Prof. Dr. dr. Nila F. Moeleok, Sp.M(K) saat Jumpa Pers Awal Tahun tentang program kerja Kemenkes, di Jakarta. Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud program Indonesia Sehat di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini 1) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan

Upload: linda-sekar-arum

Post on 06-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

kajian kastratbem fkunej

TRANSCRIPT

Page 1: Kartu Indonesia Sehat

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEDOKTERANBADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Jalan Kalimantan 37 KampusTegalBotoTelp/Fax. (0331) 337877Jember 68121E-mail: [email protected], [email protected]

Kartu Indonesia Sehat, Penyempurna BPJS atau Kekuatan Politik?

Departemen Kastrat

Program Studi Pendidikan Dokter, Universitas Jember

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, walaupun

saat ini Indonesia masih berada pada ranking 108 dari 187 negara di dunia. Pembangunan

manusia pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya

yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri,

mulai dari bayi dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan

jaminan sosial. Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat

mencapai kehidupan yang lebih bermartabat. Seluruh proses ini harus ditunjang dengan

ketersediaan pangan, air bersih, sanitasi, energi dan akses ke fasilitas kesehatan dan

pendidikan, jelas Menkes Prof. Dr. dr. Nila F. Moeleok, Sp.M(K) saat Jumpa Pers Awal

Tahun tentang program kerja Kemenkes, di Jakarta.

Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diluncurkan tanggal 3 November 2014 merupakan

wujud program Indonesia Sehat di bawah Pemerintahan Presiden Jokowi. Program ini 1)

menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat pelayanan

kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan; 2) perluasan cakupan Penerima Bantuan Iuran (PBI)

termasuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari

peserta Penerima PBI; serta 3) Memberikan tambahan manfaat berupa layanan preventif,

promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi.

KIS menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk mendapat manfaat

pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan melalui JKN yang diselenggarakan oleh BPJS

Kesehatan. Lebih dari itu, secara bertahap cakupan peserta akan diperluas meliputi

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan bayi yang lahir dari PBI yang selama ini tidak

dijamin. KIS memberikan tambahan manfaat, layanan preventif, promotif dan deteksi dini

yang akan dilaksanakan secara lebih intensif dan terintegrasi. KIS memberikan jaminan

bahwa pelayanan oleh fasilitas kesehatan tidak membedakan peserta berdasarkan status

Page 2: Kartu Indonesia Sehat

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEDOKTERANBADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Jalan Kalimantan 37 KampusTegalBotoTelp/Fax. (0331) 337877Jember 68121E-mail: [email protected], [email protected]

sosial. Penyelenggara Program KIS adalah BPJS Kesehatan. Kartu BPJS nantinya akan

menjadi KIS secara bertahap.

Berdasarkan infromasi di atas, dalam pelaksanaan program KIS ini pemerintah

memerlukan dukungan dari semua pihak. Pemerintah bersama BPJS pun harus

mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan

program ini serta memikirkan bagaimana solusi yang tepat. Berikut ini adalah permasalahan

yang bisa muncul terkait program KIS ini.

1. Informasi tentang seluk beluk KIS masih belum diketahui oleh masyarakat

Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai fasilitas bantuan kesehatan dari

pemerintah, rentan dimanfaatkan oleh pihak rumah sakit (RS) penerima layanan (provider)

maupun petugas layanan kesehatan. Bahkan, layanan kesehatan yang semestinya diterima

tepat waktu bisa terulur karena birokrasi. Anggota Komisi E (Bidang Kesejahteraan) DPRD

Sumut, Richard Sidabutar mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui

fasilitas jaminan kesehatan yang diterimanya. Khususnya penerima bantuan pemerintah,

masyarakat miskin dan rentan miskin dalam program BPJS kesehatan yang beralih ke

program KIS.

Oleh karena itu, pemerintah harus lebih menggencarkan lagi sosialisasi dan pencerdasan

KIS kepada masyarakat, terutama masyarakat yang menjadi sasaran KIS saat ini.

2. Masyarakat masih mempertanyakan apa perbedaan KIS dengan kartu JKN

lainnya

Kartu JKN dan KIS masih dipertanyakan oleh masyarakat, terutama perbedaan

penggunaan dari kedua kartu ini. Pemerintah diharapkan segera mensosialisasikan katu KIS

dan menegaskan kepada masyarakat tentang perbedaan maupun persamaan katu ini dengan

katu JKN.

3. KIS memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki kartu JKN lainnya

Peluncuran KIS telah dimulai di beberapa daerah, namun dinilai masih memiliki potensi

kelemahan dalam hal implementasi di lapangan. Salah satunya dikatakan oleh anggota DPR

dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Okky Asokawati. Ia mencatat ada beberapa

kelemahan dalam penggunaan kartu tersebut. Pertama, program KIS sudah berbenturan

dengan program BPJS. Jika sasarannya tidak tepat, maka bisa jadi akan menimbulkan

kecemburuan sosial, karena program BPJS juga berfungsi secara nasional. Kondisi ini dinilai

Page 3: Kartu Indonesia Sehat

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEDOKTERANBADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Jalan Kalimantan 37 KampusTegalBotoTelp/Fax. (0331) 337877Jember 68121E-mail: [email protected], [email protected]

oleh Okky akan merepotkan petugas untuk merealisasikan program-progam dari

pemerintahan Jokowi. Padahal penggunaan BPJS sendiri sampai saat ini masih belum

berjalan sempurna dan masih banyak yang harus dibenahi. Persiapan pemerintah dalam

penyelenggaran KIS ini pun masih kurang, terutama anggaran dana. Biaya KIS cukup besar,

padahal sebenarnya KIS sama saja dengan BPJS PBI.

Dari hasil diskusi Departemen Kastrat BEM FK UNEJ, berikut ini rangkuman beberapa

kelebihan dan kekurangan KIS.

Kelebihan KIS Kekurangan KIS

Peserta KIS merupakan masyarakat kurang

mampu, penyandang masalah kesejahteraan

sosial, dan bayi baru lahir dari peserta PBI.

Diharapkan dengan bertambah luasnya

cakupan kepersertaan ini, pelayanan

kesehatan dapat dijangkau oleh semua

kalangan mayarakat.

Pelaksaan KIS di lapangan mengalami

banyak kendala, salah satunya peserta KIS

masih tidak dapat menggunakan kartunya

untuk menerima pelayanan kesehatan. Alur

dan sistem pelayanan kesehatan bagi peserta

KIS masih belum jelas sehingga ada fasilitas

kesehatan yang menolak peserta KIS.

KIS memberikan tambahan pelayanan

preventif, promotif, dan deteksi dini

sehingga diharapkan pelayanan kesehatan

menjadi lebih intensif.

Anggaran dana untuk program KIS sangat

besar, mengingat lebih banyak peserta PBI

yang akan dinaungi.

KIS dapat digunakan dimana saja dan kapan

saja.

KIS masih belum memiliki landasan hukum

(undang-undang) yang menaungi dan

mengaturnya.

Dalam hal ini, pemerintah diharapkan dapat meminimalisasi kekurangan dan lebih

mengoptimalkan kelebihan KIS agar KIS bisa tepat sasaran dan tepat guna.

4. Sosialisasi sistem pengelolaan KIS kepada fasilitas kesehatan masih kurang

KIS memang masih baru dan masyarakat sudah ada yang menggunakan KIS. Sedangkan

para pemberi pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan masih banyak yang belum

mendapatkan sosialisasi tentang KIS. Sehingga tidaklah salah jika fasilitas kesehatan

menolak peserta KIS dikarenakan sistem dan mekanisme pengelolaan dan penggunaan yang

belum disosialisasikan kepada fasilitas kesehatan tersebut. Jadi, pemerintah harus segera

Page 4: Kartu Indonesia Sehat

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEDOKTERANBADAN EKSEKUTIF MAHASISWA

Jalan Kalimantan 37 KampusTegalBotoTelp/Fax. (0331) 337877Jember 68121E-mail: [email protected], [email protected]

memberikan sosialisasi kepada para tenaga medis dan fasilitas kesehatan terutama tentang

sistem pengelolaan KIS dan mekanisme alur pelayanan kesehatan bagi peserta KIS.

5. KIS masih belum memiliki undang-undang yang mengatur dan menaunginya

Undang-undang yang mengatur tentang KIS masih belum ada sampai sekarang, padahal

KIS telah diedarkan kepada sebagian masyarakat. Tanpa adanya undang-undang yang

menaunginya, KIS memiliki kedudukan yang lemah dalam hukum. Pemerintah harus segera

mengeluarkan undang-undang tentang KIS agar KIS memiliki hukum yang mengatur dan

melindunginya.

Sumber:

http://www.depkes.go.id/article/view/15020400002/program-indonesia-sehat-untuk-atasi-

masalah-kesehatan.html#sthash.paEi652s.dpuf, diakses 12 September 2015

http://www.depkes.go.id/article/view/15020400002/program-indonesia-sehat-untuk-atasi-

masalah-kesehatan.html#sthash.paEi652s.dpuf, diakses 12 September 2015

http://www.tnp2k.go.id/id/program/program-membangun-keluarga-produktif/kartu-

indonesia-sehat/, diakses 12 September 2015