karya ilmiah irfan
DESCRIPTION
Karya IlmiahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses belajar mengajar memerlukan dukungan fasilitas yang tidak secara
langsung dipergunakan di dalam kelas. Fasilitas yang dimaksud antara lain adalah
pusat sumber belajar, usaha kesehatan sekolah dan kafetaria sekolah. Guru sebagai
tenaga pendidik memengang peranan penting dalam administrasi fasilitas ini.
Pusat sumber belajar dalam dunia pendidikan diantaranya adalah fasilitas
perpustakaan yang menyediakan bahan pustaka sebagai pendukung dan penyokong
siswa pada proses belajar mengajar.
Perpustakaan juga termasuk layanan khusus dalam kegiatan pembelajaran,
definisi layanan khusus adalah suatu usaha yang tidak secara langsung berkenaan
dengan proses belajar mengajar, tetapi secara khusus diberikan oleh sekolah kepada
para siswanya agar lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.
Berbagai jenis layanan khusus berupa Pusat Sumber Belajar, UKS dan
kafetaria atau kantin sekolah. Semua jenis layanan khusus tersebut juga merupakan
salah satu faktor yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Tetapi hanya
satu aspek yang akan dikupas tuntas pada kesempatan ini. Aspek tersebut adalah
“Peran Perpustakaan Sekolah dalam Menumbuhkan Semangat Belajar Siswa”.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar dan Siswa Sebagai Pembelajar
Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks”.1 Hasil
belajar berupa kapasilitas. Dengan belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari stimulasi
dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini,
siswa adalah subjek yang terlihat dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan meprespon
dengan tindak belajar. Siswa mengalami suatu proses belajar, dimana dalam
proses belajar tersebut, siswa tersebut menggunakan kemampuan mentalnya
untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, apektif,
psikomotorik yang dibelajarkan dengan penguatan-penguatan, adanya evaluasi
dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar akan kemampuan
dirinya. Hal ini memperkuat keinginan untuk meningkatkan kualitas belajarnya.
Dalam menumbuhkan semangat belajar siswa, ada beberapa hal yang harus
direalisasikan yaitu antara lain :
1. Menarik Minat dan Perhatian Siswa
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan
perhatian siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative
menetap pada diri seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu. Misalnya jika seorang anak menaruh minat terhadap bidang
kesenian, maka ia akan berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang
kesenian.
1 Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), hal. 10
2
Keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat
siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang
bersifat afektif.
William James (1890) melihat bahwa minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa”.2 Jadi, efektif
merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar.
Mengingat pentingnya minat dalam belajar, seorang tokoh pendidikan
lain dari Belgia yakni Ovide Decroly (1871-1932), mendasarkan system
pendidikannya pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap
orang yaitu minat terhadap makan, perlindungan terhadap pengaruh musuh,
bekerja sama dalam olahraga.”3 Mursell dalam bukunya Successful Teaching,
memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan
pelajaran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya
ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar.”4 Dengan demikian, pada
hakikatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya
berusaha membangkitkan minat anak terhadap belajar sehingga semangat
belajar akan tumbuh dalam diri anak.
2. Membangkitkan Motivasi Siswa
Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang
menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau
perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-
motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk mmenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah
lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”5 Tugas guru
adalah membangkitkian motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar.
2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 273 Ibid, hal. 274 Ibid, hal. 275 Ibid, hal. 28-29
3
3. Memberi Penguatan
Penguatan (Reinforcement) adalah segala bentuk respon, apakah
bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari modifikasi
tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik (Feedback) bagi si penerima (siswa)
atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi atau penguatan
adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut
dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati siswa agar mereka
lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar mengajar.
a. Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap
proses belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut :
- Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran
- Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar
- Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah
laku siswa yang produktif
b. Jenis-Jenis Penguatan
1. Penguatan Verbal
Biasanya diungkapkan atau diutamakan dengan menggunakan kata-
kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2. Penguatan Nonverbal
- Penguatan gerak isyarat
- Penguatan pendekatan
- Penguatan dengan sentuhan
- Penguatan dalam kegiatan yang menyenangkan
- Penguatan berupa symbol
- Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian
saja benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswanya.
4
4. Media Belajar
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang kedudukannya
sangat vital adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek
ini saling berkaitan, pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai. Dengan demikian,
fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat Bantu mengajar yang
turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar.
Hamalik (1986) mengemukkan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan semangat belajar bagi
siswa serta keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa”.6 Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain
menumbuhkan semangat belajar dan membangkitkan motivasi belajar siswa,
media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran
data dan memadatkan informasi.
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media
pembelajaran, khususnya media visual yaitu :
a. Fungsi atensi
b. Fungsi afektif
c. Fungsi kognitif
d. Fungsi kompensatoris”7
Berbagai fungsi media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli,
menurut Kemp dan Dayton (1985;3-4) meskipun telah lama disadari bahwa
banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta
pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat
lambat.”8 Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang
6 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hal. 157 Ibid, hal. 168 Ibid, hal. 21-23
5
menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral
pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai
berikut :
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang
melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang
sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang
berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat
dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa
sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.
2. Pembelajaran bisa lebih menarik, media dapat diasosiasikan
sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan
memperhatikannya. Kejelasan dan keruntuhan pesan, daya tarik image
yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan
keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berpikir, yang
kesemuanya menunjukkan bahwa media mempunyai aspek motivasi dan
meningkatkan minat.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dnegan diterapkannya
teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal
partisipasi siswa, umpan balik dan penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat
karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk
mengantarkan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak
dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5. Kualitas hasil belajar dapat diitngkatkan bilamana integrasi kata
dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan
elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang teorganisasikan dengan
baik, spesifik dan jelas.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan
atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk
penggunaan secara individu.
6
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.
5. Administrasi Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan diperlukan fasilitas yang
sesuai dengan kurikulum pembelajaran. Dalam mengelola fasilitas agar
mempunyai manfaat yang tinggi diperlukan aturan yang jelas, serta
pengetahuan dan keterampilan personel sekolah dalam administrasi sarana
dan prasarana tersebut.
Prasarana dan sarana pendidikan adalah semua benda bergerak
maupun yang tidak bergerak, yang diperlukan untuk menunjang
penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung”.9
6. Pengetahuan Pusat Sumber Belajar
Perpustakaan adalah salah satu dari pusat sumber belajar itu sendiri,
keberadaan perpustakaan sebagai PSB bertujuan untuk menunbuhkan sikap
senang membaca dalam mengembangkan bakat siswa”.10
B. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar
Pusat sumber belajar (PSB) adalah unit kegiatan yang mempunyai fungsi
untuk memproduksi, mengadakan, menyimpan serta melayani bahan pengajaran
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas atau
pelaksanaan pendidikan pada umumnya. Pusat sumber belajar dirancang untuk
membantu pelaksanaan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pusat sumber
belajar harus diadministrasikan secara profesional.
Pusat sumber belajar (PSB) dapat berisi bahan-bahan perpustakaan
ditambah media pendidikan baik yang diproduksi sekolah sendiri, dibeli dari dana
yang tersedia, diberi oleh masyarakat (BP3) ataupun diberi oleh pemerintah.
9 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 17010 Ibid, hal. 2000
7
Kehadiran perpustakaan di sekolah sudah merupakan kebutuhan mutlak.
Dalam bagian-bagian berikut pembicaraan lebih banyak ditekankan kepada
perpustakaan.
Tujuan dari layanan perpustakaan sebagaimana telah disebutkan di atas
adalah untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan
cara memberikan kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam
mengembangkan bakat siswa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perpustakaan sekolah harus
dikembangkan sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya
dapat mendorong mereka untuk menggunakan perpustakaan sekolahnya.
1. Fungsi pendidikan
Dalam ikut serta mendukung pelaksanaan program pendidikan di
sekolah menengah, perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Fungsi pendidikan
Adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah
pengetahuan atau mempelajari kembali materi-materi pelajaran yang telah
diberikan oleh guru di kelas, siswa yang rajin akan selalu mencari atau
mendalami apa yang telah diajarkan oleh guru di kelas.
b. Fungsi informasi
Merupakan tempat mencari informasi yang berkenaan dengan
pemenuhan rasa ingin tahu siswa dan guru.
c. Fungsi rekreasi
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa dan guru untuk
menikmati bahan yang ada.
d. Fungsi penelitian
Menggunakan perpustakaan sebagai jawaban terhadap berbagai
pertanyaan ilmiah.
Organisasi perpustakaan sekolah dapat diatur sesuai dengan keadaan
sekolah. Kepala sekolah dapat menunjuk wakilnya atau salah seorang guru
yang dianggapnya mampu bertanggung jawab dalam administrasinya.
Apabila kepala sekolah memberikan tugas administrasi perpustakaan itu
8
kepada guru, maka guru tersebut hendaknya diberi keinginan jumlah jam
mengajarnya sehingga ia dapat memikirkan lebih baik tentang pengembangan
perpustakaannya.
Untuk membuat agar perpustakaan tidak ketinggalan dengan laju
perkembangan ilmu dan teknologi, peprustakaan harus membuat agar
koleksinya senantiasa layak baca dan mutakhir. Untuk maksud dari itu
peprustakaan harus senantiasa melakukan penambahan koleksinya.
Penambahan-penambahan itu selain berasal dari kementerian pendidikan
nasional, dapat juga dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
dengan (a) pembelian, (b) hadiah atau sumbangan, (c) tukar menukar, dan (d)
karya guru dan siswa.
Sebelum bahan pustaka yang ada di perpustakaan dapat sampai
kepada siswa selaku pengunjung, koleksi atau bahan pustaka itu harus diolah
terlebih dahulu. Pengolahan itu melalui tahap-tahap sebagai berikut :
i. Inventarisasi
ii. Katalogisasi
iii. Klasifikasi
iv. Pemberian nomor buku
v. Penyusunan buku di rak
2. Keterlibatan guru dalam administrasi perpustakaan
Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan penyajian. Berkaitan
dengan kompetensi profesionalisme guru, ada sepuluh kompetensi yang harus
dimiliki guru, salah satunya adalah kemampuan dasar dalam menggunakan
media sumber dengan sub kompetensinya yang kelima yaitu menggunakan
perpustakaan dalam proses belajar mengajar (Piet A. Sahertian dan Ida Alaida
Sahertian, 1990)”.11 Dengan demikian, seorang guru yang professional
terlibat dalam perealisasian sebuah perpustakaan dan bukan berarti semua
guru harus terlihat langsung dalam administrasi perpustakaan sekolah.
11 Kunandar, Guru Profesional (Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru), (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), hal. 46-65
9
Nasution (1981) mengemukakan keterlibatan guru dalam perpustakaan itu
antara lain :
a) Memperkenalkan buku-buku kepada para siswa
dan guru.
b) Memilih buku-buku dan bahan pustaka lainnya
yang akan digunakan untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah.
c) Mempromosikan perpustakaan, baik untuk
pemakaian maupun untuk pembinaannya.
d) Mengetahui jenis dan menguasai criteria umum
yang menentukan baik-buruknya suatu koleksi.
e) Mengusahakan agar siswa aktif membantu
perkembangan perpustakaan”.12
Dengan demikian, guru tidak dituntut untuk terlibat langsung dalam
administrasi peprustakaan sekolah (sebagaimana yang telah disebutkan di
atas), tetapi guru hanya berkewajiban memiliki kompetensi dengan
menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. Hal ini sejalan
dengan apa yang diutamakan oleh Munsyi, bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan”.13
Kompetensi merujuk kepada performance dan perbuatan rasional untuk
memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan.
C. Pemanfaatan Perpustakaan dan Perannya dalam Menumbuhkan
Semangat Belajar Siswa
Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah dasar
sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit-unit
12 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op.Cit, hal. 20113 Hamzah, B. Uno, Profesi Kependidikan (Problem, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia),
(Jakarta : Bumi Aksara, 2010), hal. 61
10
perpustakaan keliling (mobile library) dari kementerian pendidikan tersedia
kota-kota besar guna melayani kebutuhan para pelajar.
Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis, penyediaan
perpustakaan sebagai sumber belajar yang memadai juga merupakan salah satu
penyempurnaan sistem pendidikan Indonesia (Direktorat Menengah Umum
Depdiknas, 2003)”.14
Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan
seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa
monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan noncetakan seperti micro-
fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan
hitam, rekaman pidato (dokumenter), dan lain-lain. Oleh karena itu,
perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa untuk memperoleh
informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis maupun
untuk rekreasi. Bahan-bahan yang tersedia itu dapat dikelompokkan ke dalam
jenis : (1) referensi, (2) reserve, (3) pinjaman.
Bahan-bahan referensi yang biasanya ditata dalam satu ruang khusus
merupakan sumber-sumber untuk fakta tertentu yang sudah baku, misalnya
ensiklopedia, kampus, statistik, buku tahunan, biografi, buku pengangan, atlas,
indeks (tesis, disertasi, karya/artikel ilmiah), abstrak dan lain-lain yang sejenis.
Bahan-bahan sumber ini diperlukan oleh banyak orang sehingga tidak
dipinjamkan untuk dibawa keluar perpustakaan. Dengan demikian seorang siswa
yang memerlukan informasi dari bahan buku-buku referensi ini hanya
diperbolehkan membacanya dalam ruang-ruang yang telah disediakan.
Bahan-bahan reserve biasanya terdiri dari buku-buku, artikel-artikel, atau
handouts untuk mata pelajaran tertentu atas permintaan tenaga pengajarnya. Ini
dimaksudkan agar para siswa yang mengikuti mata pelajaran itu dapat
memperoleh askes terhadap bahan-bahan yang merupakan bagian dari
penyelesaian tugas-tugas yang dibebankan oleh guru. Dengan jumlah pelajar
mahasiswa yang banyak, sementara jumlah buku atau artikel pada perpustakaan
14 Kunandar, Op.Cit, hal. 17
11
sangat terbatas, bahan-bahan reserve hanya dapat dibaca oleh seorang pelajar,
mahasiswa antara satu sampai dua jam.
Buku-buku dalam berbagai bidang keilmuan pada umumnya siap untuk
dipinjamkan untuk jangka waktu antara dua minggu sampai dua bulan kepada
siswa yang memiliki Kartu Anggota Perpustakaan (KAP). Untuk memperoleh
bahan-bahan yang diperlukan, siswa perlu mengetahui sistematika penataan dan
penyimpanan buku-buku pada perpustakaan. Klasifikasi buku yang umum
digunakan pada perpustakaan adalah klasifikasi desimal dewey dan klasifikasi
library of congress. Klasifikasi decimal dewey mengidentifikasi bidang-bidang
ilmu dengan kode angka tiga digit, sedangkan klasifikasi library of congress
menggunakan abjad, misalnya bidang bahasa : 400 (Desimal Dewey), P (Library
Of Congress)”.15 Oleh karena itu, para siswa yang ingin menemukan bahan atau
buku diperpustakaan harus mengetahui nomor klasifikasi buku tersebut. Nomor
klasifikasi tersebut terekam pada kartu catalog; biasanya satu buku memiliki tiga
kartu catalog yaitu kartu subjek, kartu judul dan kartu pengarang.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar, menurut surya (1998)
dengan memperhatikan ide/pendapat Naisbitt (1995) adalah suatu aspek yang
merupakan karakteristik dari pembaharuan pendidikan Nasional Indonesia guna
menumbuhkan semangat belajar siswa sehingga dapat dipersiapkan untuk
menjadi generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional
yang tinggi serta menguasai mega skills yang mentap”.16
Pemanfaatan perpustakaan secara efektif juga memerlukan keterampilan
sebagai berikut (Achsin, 1986) :
1. Keterampilan menggunakan dan mengumpulkan informasi, yang meliputi
keterampilan (a) mengenal sumber informasi dan pengetahuan, (b)
menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan system klasifikasi
perpustakaan, cara menggunakan katalog dan indeks, (c) menggunakan bahan
pustaka baru, bahan referensi seperti ensiklopedia, kamus, buku tahunan dan
lainnya.
15 Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 10316 Kunandar, Op.Cit, hal. 11-13
12
2. Ketermpilan mengambil intisari dan mengorganisasikannya dalam bentuk
informasi, seperti (a) memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan
masalah, dan (b) mendokumentasikan informasi dan juga sumbernya.
3. Keterampilan menganalisis, menginterprestasikan dan mengevaluasi
informasi, seperti (a) memahami bahan yang dibaca, (b) membedakan antara
fakta dan opini, (c) menginterprestasikan informasi baik yang saling
mendukung maupun yang berlawanan.
4. Ketermpilan menggunakan informasi, seperti (a) memanfaatkan intisari
informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah, (b)
menggunakan informasi dalam diskusi, dan (c) menyajikan informasi dalam
bentuk tulisan”.17
Menurut Dimyati dan Mudjiono, ada beberapa pertimbangan dalam
pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Apakah perpustakaan tersebut bermanfaat untuk mencapai sasaran belajar?
2. Apakah isi pokok pengetahuan yang ada pada bahan-bahan pustaka dapat
dimanfaatkan untuk pokok bahasan tertentu?
3. Apakah isi pengetahuan yang ada di perpustakaan ada yang bermanfaat bagi
pokok bahasan tertentu?”18
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa guru dapat membuat program
pembelajaran dengan memanfaatkan sumber belajar. Pemanfaatan tersebut
dimaksud guna meningkatkan kegiatan belajar, sehingga mutu belajar dan hasil
belajar siswa semakin meningkat (Wolkfolk dan Nicholich, 1984 : 307-338)”.19
Perpustakaan adalah juga berfungsi menyediakan media pendukung
dalam proses belajar dan pembelajaran, dengan fungsi dan tujuan media sudah
dibahas di awal pembahasan karya ilmiah ini. Ringkasnya, dengan media
terciptalah lingkungan pengajaran interaktif yang memberikan respons terhadap
kebutuhan belajar siswa dengan jalan menyiapkan kegiatan belajar yang efektif
guna menumbuhkan semangat belajar pada diri siswa. Salah satu media yang ada
17 Azhar Arsyad, Loc.Cit18 Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit, hal. 3619 Ibid, hal. 36
13
pada perpustakaan adalah media cetakan dengan meliputi bahan-bahan yang
disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi.
Media cetakan merupakan salah satu dari delapan jenis media yang telah
dikelompokkan Komp dan Dayton (1985) yang meliputi (1) media cetakan, (2)
media pajang, (3) Overhead Transparancies), (4) Rekaman Audiotape, (5) Seri
Slide dan Filmstrips, (6) Penyajian Multi-image, (7) Rekaman Video dan Film
Hidup, dan (8) Komputer”.20
Media cetakan d samping buku teks atau buku ajar, termasuk pula
lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang harus diikuti
ketika menjalankan suatu intruksi. Lembaran ini berisi gambaran atau foto
disamping teks penjelasan. Penuntun belajar adalah bentuk media cetak lain
yang mempersiapkan dan mengarahkan siswa bagaimana untuk maju ke unit
berikutnya dan menyelesaikan mata pelajaran. Di samping itu ada pula penuntun
instruktur yang memberikan tuntutan dan bantuan kepada para instruktur pada
saat mempersiapkan dan menyampaikan pelajaran. Bentuk lain dari media
cetakan adalah brosur dan newsletter. Brosur merupakan pengumuman atau
pemberitahuan mengenai sesuatu program atau pelayanan, sedangkan newsletter
berisikan laporan kegiatan.
Selain brosur dan newsletter, ada juga teks terprogram yang merupakan
salah satu jenis media cetakan yang banyak digunakan. Dalam buku teks
terprogram, informasi yang disajikan secara terkendali dalam arti bahwa siswa
hanya memiliki akses untuk melihat dan membaca teks yang diinginkan langkah
demi langkah. Teks informasi ini merupakan stimulus yang meminta siswa untuk
memberikan respons, kemudian siswa diberitahukan jawaban benar dengan
membandingkan jawabannya dengan jawaban yang telah disiapkan pada
halaman buku itu. Dengan tahapan demikian, siswa dapat meneruskan
bacaannya apabila ia sudah menguasai informasi yang disajikan, atau siswa akan
diminta mengulang membaca informasi yang serupa sebelum ia disajikan dengan
informasi yang baru.
Fungsi media cetakan dalam proses belajar mengajar, adalah :
20 Azhar Arsyad, Op.Cit, hal. 37
14
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
Materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
memenuhi kebutuhan siswa, yang pada akhirnya siswa terdorong untuk
belajar dan terus belajar.
b. Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan
mengikuti urutan pikiran secara logis.
c. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah merupakan hal yang
lumrah, dan ini dapat menambah daya tarik siswa dalam belajar.
d. Siswa akan berinteraksi dengan aktif karena harus memberi respons
terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun
Peran perpustakaan dalam menumbuhkan semangat belajar siswa sangat
signifikan, tergambar dari penjelasan tentang fungsi dan unsur-unsur
perpustakaan yang telah disajikan sebelumnya. Merujuk pada pembahasan di
atas, bahwa keberadaan perpustakaan dalam menyediakan bahan-bahan pustaka
mempunyai kedudukan yang sangat urgen dengan maksud bahan-bahan pustaka
tersebut berperan penting dalam menumbuhkembangkan minat belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahwa perpustakaan merupakan pusat sarana akademis yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dengan cara memberikan
kesempatan untuk menumbuhkan sikap senang membaca dalam mengembangkan
bakat siswa.
15
Untuk mencapai tujuan itu, perpustakaan sekolah harus dikembangkan
sehingga mampu menarik perhatian siswa yang pada gilirannya dapat mendorong
mereka untuk memanfaatkannya sebagai pusat sumber belajar.
Dalam ikut serta mendukung pelaksanaan program pendidikan di sekolah,
perpustakaan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi pendidikan, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menambah pengetahuan atau mempelajari kembali materi pelajaran yang telah
diberikan oleh guru.
2. Fungsi informasi, yaitu tempat mencari informasi yang berkenaan dengan
pemenuhan rasa ingin tahu.
3. Fungsi rekreasi, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk menikmati
bahan yang ada.
4. Fungsi penelitian, yaitu menggunakan perpustakaan sebagai jawaban terhadap
berbagai pertanyaan ilmiah.
Demikian perpustakaan diberikan oleh sekolah kepada para siswanya agar
mereka lebih optimal dalam melaksanakan proses belajar.
MAKALAH
MOTIVASI BELAJAR
Oleh :
16
Nama : IRFAN BASAH HASIBUAN
NPM : 10090018
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Program Studi : Pendidikan Matematika
Semester : IV A
Dosen Pengampu : Drs. M. Nau Ritonga
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANSTKIP “TAPANULI SELATAN”
PADANGSIDIMPUANT.A. 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Azza Wa Jalla yang
senantiasa menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini dibuat guna memenuhi syarat untuk menyelesaikan perkuliahan
“Belajar dan Pembelajaran” pada semester genap ini. Dalam rangka memenuhi tugas
17
tersebut dan didorong oleh keinginan penulis untuk menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman maka penulis menyusun makalah yang berjudul “Motivasi Belajar”.
Di dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami kesulitan, namun
berkat bantuan dan dukungan akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, maka dengan
tulus hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. M. Nau Ritonga, selaku dosen pengampu mata kuliah “Belajar dan
Pembelajaran”.
2. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan dalam
penyelesaian makalah ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum dapat dikatakan sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu rampungnya makalah ini. Dengan penuh harap
kiranya makalah ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi dunia pendidikan.
Padangsidimpuan, Juni 2012
IRFAN BASAH HASIBUANNPM. 10090018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
18
i
Latar Belakang........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Belajar dan Siswa Sebagai Pembelajar...................................... 2
B. Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar........................................... 7
C. Pemanfaatan Perpustakaan dan Perannya Dalam Menumbuhkan
Semangat Belajar Siswa........................................................................... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
19
ii