karya ilmiah pertmbhn. k. ijo
TRANSCRIPT
PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
Karya IlmiahDiajukan Sebagai Salah Satu Guna Mengikuti Ujian Praktek
Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 MarosTahun Pelajaran 2006/2007
Disusun Oleh :
N a m a : Kasmira Inriani. KN i s : 5 0 5 8Kelas : XII IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA NEGERI 2 MAROSTAHUN PELAJARAN 2006 / 2007
PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
Karya IlmiahDiajukan Sebagai Salah Satu Guna Mengikuti Ujian Praktek
Bahasa Indonesia SMA Negeri 2 MarosTahun Pelajaran 2006/2007
Disusun Oleh :
KASMIRA INRIANI. K5 0 5 8
XII IPA 2
SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA NEGERI 2 MAROSTAHUN PELAJARAN 2006 / 2007
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa :
nama : Kasmira Inriani. K
n i s : 5058
kelas : XII IPA.2
Telah menyusun karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau” telah diperiksa dan disetujui oleh guru
pembimbing pada hari .............. Maret 2007. sebagaimana persyaratan guna
mengikuti UAS dan UAN di SMA Negeri 2 Maros Tahun Ajaran 2006/2007.
Maros, Maret 2007
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Drs. KENCANGNip. 131 907 070
Guru Pembimbing
Dra. DARMAWATINip. 132 013 959
ii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah pengatur alam semesta atas rahmat dan belas kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Penulisan Karya Ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi oleh seorang pelajar dalam menyelesaikan masa studinya di Sekolah
Menengah Atas. Kami sadar bahwa penulisan ini masih jauh dari kekurangan namun
kami tetap berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik.
Tak lupa pula kami ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini dan pada kesempatan ini
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Kencang, selaku Kepala Sekolah SMU Negeri 2 Maros
2. Dra. Darmawati, selaku Guru Pembimbing penulisan Karya Ilmiah
3. Wahdaniah, S.Pd, selaku Wali kelas kami yang selalu memberikan
dukungan kepada para siswa.
4. Para Bapak / Ibu Guru SMU Negeri 2 Maros
5. Kedua orang tua kami yang telah membiayai penulis dan akhirnya dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini.
6. Dan seluruh teman-teman yang telah memberikan informasi dalam
penyusunan karya tulis ini.
Akhir kata kami akan selalu menerima saran dan kritik untuk menuju
perbaikan dan semoga apa yang kami buat dapat bermanfaat bagi banyak pihak,
Amin.
Maros, ............................ 2007
Penulis
KASMIRA INRIANI. K
iii
ABSTRAK
Kasmira Inriani. K. 2007. Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
Karya Ilmiah III IPA 2 SMA Negeri 2 Maros.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau.
Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang menggunakan
eksperimen deskriptif.
Kuantitatif, sederhana, dengan perancangan dan proses kerja yang
menggunakan cara kerja mengukur rata-rata pertumbuhan tanaman satu di tempat
yang gelap dan yang satu di tempat yang terang.
Dalam percobaan ini ada 2 variabel yang diteliti yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan,
contohnya cahaya. Sedangkan variabel terikat adalah tanaman itu sendiri yaitu biji
kacang hijau, yang mana dalam percobaan ini setiap harinya disiram dengan
komposisi air sama.
Hasil penelitian yang kami peroleh pertumbuhan kecambah di tempat yang
gelap lebih cepat pertumbuhannya dibanding di tempat yang terang. Hal ini bisa
dilihat dari rata-rata pertumbuhannya yaitu :
A1 = 0,57, A2 = -, A3 = -, A4 = 1,02, A5 = 0,76, A6 = 0,58
B1 = 1,22, B2 = -, B3 = -, B4 = 1,87, B5 = 1,67, B6 = 1,28
iv
Kesimpulan ternyata cahaya mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau
karena bisa dilihat dari hasil percobaan kami dimana menunjukkan bahwa
pertumbuhan biji kacang hijau di tempat gelap lebih cepat dibanding pertumbuhan
biji kacang hijau di tempat yang terang.
Pertumbuhan biji kacang hijau di tempat gelap lebih cepat perkembangannya
karena dipengaruhi oleh aktivitas hormon auksin yang dihambat oleh cahaya pada
kondisi tidak ada cahaya, kerja auksin menjadi sangat optimal sehingga memacu
pembelahan dan pemanjangan sel, akibatnya, tanaman tumbuh sangat cepat, tetapi
biasanya ada yang berdaun pucat (kuning) karena tidak dapat membentuk klorofil.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1. Latar Belakang ........................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2
4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
BAB III KAJIAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN ............................... 4
1. Kajian Teori ............................................................................... 4
2. Kerangka Pemikiran .................................................................. 15
3. Hipotesis Penelitian ................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 17
1. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 17
2. Rancangan Penelitian ................................................................ 17
3. Tata Cara Penelitian ................................................................... 18
4. Teknik Analisis Data ................................................................. 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 20
1. Hasil dan Deskripsi Penelitian ................................................... 20
2. Pembahasan Hasil ...................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 24
1. Kesimpulan Penelitian .............................................................. 24
2. Saran .......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah pada Kelompok A
(Terang) ..................................................................................................... 20
2. Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah pada Kelompok B
(Gelap) ....................................................................................................... 21
3. Tabel 1.3 Tabel Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman Biji Kacang
Hijau .......................................................................................................... 21
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Tumbuhan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu sel zigot menjadi
embrio kemudian berkembang menjadi satu individu yang mempunyai akar,
batang dan daun. Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan
ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible yaitu tidak dapat kembali
ke bentuk semula. Pertambahan ukuran pada makhluk hidup ber sel banyak
ditandai dengan pertambahan ukuran sel atau pertambahan jumlah sel.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan biji diawali dari perkecambahan.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio.
Sedangkan yang dimaksud perkembangan adalah peristiwa yang berawal dari
diferensiasi yang semakin tampak perbedaan struktur dan fungsi masing-masing
organ hingga perubahan yang terjadi semakin kompleks.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor
dalam dan luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat dalam tubuh organisme
antara lain sifat genetik yang ada dalam gen dan hormon yang merangsang
pertumbuhan. Sedangkan faktor luar adalah faktor yang ada di sekeliling
tumbuhan, antara lain cahaya, suhu, air, nutrisi, dan kelembaban.
1
Salah satu faktor yang paling berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan adalah cahaya, mengapa demikian ? karena cahaya berpengaruh
terhadap proses fotosintesis, cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap
organ atau terhadap keseluruhan tumbuhan secara langsung. Pengaruh cahaya
yang paling nyata dapat diamati dengan membandingkan satu macam tumbuhan
yang tumbuh dalam keadaan cahaya terang dan yang tumbuh dalam keadaan
gelap. Keadaan gelap berpengaruh terhadap bentuk luar tumbuhan dan laju
pertumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat
daripada tumbuhan di tempat yang terkena cahaya.
Sehubungan hal tersebut di atas, maka kami ingin melakukan penelitian
tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
ditarik rumusan masalah :
Apakah cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau ?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan biji kacang
hijau.
2
4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca tentang pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Sebagai pembanding bagi peneliti berikutnya
3. Sebagai bahan untuk memperdalam ilmu pengetahuan bagi penulis.
3
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
1. Kajian Teori
A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
(volume, massa, tinggi) atau panjang yang dimulai dengan perkecambahan
biji kemudian kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil yang
sempurna, yang kemudian tumbuh membesar. Sedangkan perkembangan
adalah setelah tumbuhan mencapai massa tertentu atau proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup yang dimana pada tumbuhan ditandai
dengan apabila telah mampu berbunga dan menghasilkan biji.
Adapun pengertian pertumbuhan menurut para ahli Rustam Adrian,
2004. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada
makhluk hidup. Menurut Istamar Syamsuri (2004 : 2) mengemukakan bahwa
pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah sel suatu organisme dan
bersifat tidak dapat kembali.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji dimulai
dengan perkecambahan yaitu dengan munculnya plantula (tanaman kecil dari
dalam biji). Pada umumnya tanaman polongan dapat mempunyai endoperma.
Cadangan makanan disimpan dalam kotiledon (daun embrio), yang terlindung
di dalam biji pada saat berkecambah plumula (ujung embrio atau calon
4
kecambah) diselubungi oleh koleptil, sedangkan calon akar (radikula)
diselubungi oleh koleoriza. Bagian batang pada kecambah di atas kotiledon
disebut epikotil dan bagian batang kecambah di bawah kotiledon disebut
hipokotil.
Dalam proses perkecambahan melibatkan proses fisika maupun
kimiawi proses fisikanya yaitu : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi)
akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering.
Proses kimianya yaitu dengan masuknya air, biji mengembang dan
kulit biji akan pecah. Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan
hormon giberilin (GA) Hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian
luar endosperma) untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan
endosfilem. Proses ini menghasilkan molekul kecil yang larut dalam air
misalnya enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula.
Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari endosperma oleh kotiledon
selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
B. Macam-Macam Pertumbuhan
Ada dua macam pertumbuhan yang terdapat pada tanaman, yaitu
pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
5
1. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer menyebabkan tanaman bertambah tinggi atau
panjang dan hal itu terjadi pada semua tanaman. Biji mengalami
pertumbuhan primer untuk membentuk tanaman herbaseus (tidak
berkayu). Pertumbuhan primer terjadi pada embrio, ujung akar dan ujung
batang. Zigot sebagai hasil pembuahan sel telur oleh sel kelamin jantan
akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio dan kumpulan sel yang
membentuk embrio ialah yang disebut jaringan embrional / jaringan
meristem, setiap embrio memiliki tiga bagian penting, yang dapat dilihat
jelas ketika biji mulai berkecambah, ketiga bagian embrio tersebut adalah :
a) Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun yang nantinya tumbuh
menjadi bunga dan buah.
b) Akar embrionik yang calon akar
c) Kotiledon / keping cadangan makanan yang cukup untuk pertumbuhan
dan perkembangan embrio hingga berbentuk daun.
Pertumbuhan primer diawali oleh pembelajan sel-sel meristem
apikal, yaitu sel-sel meristem yang terdapat pada ujung batang dan ujung
akar. Bagian terluar dari ujung akar dilindungi oleh tudung akar atau
kaliptra. Tepat disebelah dalam tudung akar terdapat daerah meristem
apikal. Daerah meristem apikal terdiri atas tiga area, yaitu :
a) Daerah pembelahan sel, terdapat dibagian ujung sel-sel di daerah
inilah aktif membelah dan sifatnya tetap meristematif.
6
b) Daerah perpanjangan sel, terletak dibelakang daerah pembelahan,
merupakan daerah dengan ciri tiap sel memiliki aktivitas untuk
membesar dan memanjang.
c) Daerah diferensiasi, merupakan daerah yang sel-selnya berdiferensiasi
menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus. Meristem
ujung batang membentuk primurida daun. Pada sudut antara daun dan
batang terdapat sel-sel yang dipertahankan sebagai sel-sel
meristematis. Bagian ini nanti akan berkembang menjadi cabang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Pada tumbuhan, selain pertumbuhan primer dikenal pula
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan
tahap kedua setelah pertumbuhan primer. Pertumbuhan ini disebabkan
oleh aktivitas cambium yang bersifat meristematis. Jaringan kambium
selalu aktif membelah dan dapat berdiferensiasi membentuk jaringan lain,
misalnya xylem dan floem. Aktivitas kambium menghasilkan jaringan
baru yang menyebabkan akar dan batang tumbuh membesar. Oleh karena
itu, kambium memegang peranan dalam proses pertumbuhan sekunder.
Pertumbuhan sekunder hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji keping dua (dikotil). Pada
tumbuhan berbiji keping satu (monokotil) tidak dijumpai kambium.
7
Pertumbuhan sekunder tidak berlangsung terus menerus sepanjang
tahun tetapi hanya pada waktu air dan nutrisi tersedia dalam jumlah yang
cukup. Pada waktu musim hujan, ketika air dan nutrisi cukup, terjadi
pertumbuhan yang pesat. Adapun ketika musim kemarau, pertumbuhan
tersebut relatif terhenti. Akibatnya, pada penampang melintang batang
maupun akar tampak adanya lingkaran konsentris yang menunjukkan
aktivitas pertumbuhan sekunder, yang disebut lingkaran tahun.
C. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
1. Faktor Dalam (Internal)
Faktor dalam adalah faktor yang ada dari dalam tumbuhan itu
sendiri yaitu gen dan hormon.
Gen merupakan faktor pembawa sifat yang diwariskan dari induk
kepada keturunannya, gen inilah yang mengendalikan sifat suatu
organisme termasuk aktivitas pertumbuhan, perkembangan dan
reproduksi. Gen menempati suatu tempat pada kromosom di dalam inti
sel.
Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan di dalam tubuh.
Hormon berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh.
Seperti pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi. Hormon terbagi atas 7
yaitu :
8
a. Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz Went, seorang ahli fisiologi
Belanda, pada tahun 1928. hormon Auksin dihasilkan oleh tanaman
pada daerah meristem, seperti ujung batang dan ujung batang dan
ujung akar. Auksin dapat pula jumpai dapat tunas, daun muda, bunga,
ataupun buah / hormon auksin yang paling dikenal adalah IAA (indole
acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur asam amino
triprofan. IAA disentesis di meristem apikal, daun-daun muda, dan
biji. Sifat hormon auksin adalah aktivitasnya dihambat oleh adanya
cahaya. Peran hormon auksin bagi tanaman antara lain :
- Berperan dalam pembelahan dan pemajangan sel
- Merangsang pembelahan sel-sel kambium lateral, untuk
pertumbuhan sekunder.
- Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
- Merangsang pembentukan akar lateral
- Untuk menghasilkan buah tanpa biji
- Menghambat pembentukan tunas lateral
- Mencegah rontoknya bunga, daun.
b. Giberelin
Giberelin pertama kali ditemukan pada tahun 1926 oleh
seorang ahli penyakit tanaman Jepang bernama E. Kurosawa. Ketika
9
itu, ia sedang mencari penyebab penyakit foolish seedling pada
tanaman padi. Penyakit tersebut menyebabkan tanaman padi menjadi
panjang, ramping dan memucat sebelum akhirnya mati. Penyebab
penyakit itu adalah suatu jamur parasit Gibberella fujikuroi yang
mengandung substansi yang disebut giberelin.
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian
tanaman, baik akar, batang daun, bunga, maupun buah. Peranan
hormon giberelin bagi tanaman, antara lain :
- Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
- Merangsang pertumbuhan batang dan daun
- Menghilangkan sifat kerdil tanaman
- Pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar
- Merangsang perkecambahan
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long
day plant).
- Merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh
serbuk sari.
- Mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji.
c. Sitokinin
Hormon sitokinin ditemukan oleh ilmuwan Amerika bernama
Folke Skoog pada tahun 1954. Ada beberapa macam sitokinin yang
10
telah diketahui, diantaranya adalah kinetin, zeatin (pada jagung), dan
benzyl amino purin (BAP). Sitokinin ditemukan hampir pada semua
jaringan meristem. Peranan sitokinin antara lain :
- Merangsang pembelahan sel tanaman
- Menghambat dominasi apikal oleh auksin
- Merangsang pemanjangan titik tumbuh
- Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
- Merangsang pembentukan akar cabang
- Menghambat proses penuaan (senescence)
d. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan
tanaman yaitu dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun
perbesaran sel ataupun kedua-duanya. Senyawa ini ditemukan pada
tahun 1963 oleh P.F. Wareung dan P.T. Addicott. Asam absisat
dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta diedarkan oleh
jaringan pengangkut. Hormon ini aktif pada saat tumbuhan berada
pada kondisi yang tidak baik.
e. Asam Traumalat
Asam traumalat juga disebut hormon luka karena berfungsi
ketika bagian tumbuhan ada yang terluka. Peranan asam traumalat,
antara lain :
11
- Untuk merangsang pembelahan sel pada luka, dan
- Mempercepat penyembuhan luka
f. Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi dalam pembentukan
organ pada tanaman. Berdasarkan peranannya dalam pembentukan
organ tanaman, hormon ini dapat dibedakan menjadi rizokalin,
kaulokalin, filokalin dan antokalin.
- Rizokalin berpedan merangsang pembentukan akar
- Kaulokalin berperan merangsang pembentukan batang
- Filokalin berperan merangsang pembentukan daun
- Antikalin berperan merangsang pembentukan bunga.
g. Etilin
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang
berbentuk gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter. Etulen
dihasilkan oleh ruas-ruas batang, buah yang matang, dan jaringan yang
menua, seperti daun-daun yang gugur. Peranan etilen antara lain :
- Mempercepat pematangan buah
- Bersama dengan auksin dapat memacu pembuangan, dan
- Menghambat perkembangan akar.
12
2. Faktor Luar (Ekstern)
Faktor luar adalah semua faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan. Faktor luar terdiri dari :
a. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua makhluk hidup.
Tumbuhan hijau memanfaatkan energi cahaya matahari dalam proses
fotosintesis. Secara tidak langsung energi cahaya juga dibutuhkan oleh
hewan dan manusia.
b. Suhu
Semua makhluk hidup memerlukan suhu tertentu untuk
bertahan hidup. Tumbuhan pun memerlukan suhu tertentu untuk
proses pertumbuhan. Umumnya, tumbuhan tidak dapat tumbuh pada
suhu di bawah 00C dan di atas 400C. Suhu yang baik bagi pertumbuhan
tumbuhan adalah berkisar antara 200C sampai dengan 370C. Beberapa
jenis tumbuhan membutuhkan suhu ideal tertentu yang berbeda
dengan tumbuhan lainnya. Sebagai contoh, suhu ideal tumbuhan yang
hidup di daerah pantai tertentu tidak sama dengan suhu ideal yang
diperlukan oleh tumbuhan yang hidup di daerah pegunungan.
c. Kelembaban
13
Kelembaban atau kadar air di suatu tempat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan suatu tumbuhan. Kelembaban udara
mempengaruhi proses penguapan air oleh tumbuhan. Proses
penguapan air berkaitan dengan penyerapan air dan unsur hara dari
dalam tanah. Jika kelembaban udara rendah, penguapan akan besar
sehingga penyerapan unsur hara pun semakin banyak. Penyerapan air
dan unsur hara yang banyak akan menyebabkan terbentuknya sel-sel
yang dapat lebih cepat mencapai ukuran maksimalnya. Terbentuknya
sel-sel tersebut dengan sendirinya akan memacu pertumbuhan
tumbuhan.
d. Nutrisi
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk
pertumbuhan dan sebagai sumber energi dalam proses kehidupannya.
Tumbuhan pun membutuhkan makanan untuk melakukan aktivitas
kehidupannya. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui
peristiwa fotosintesis. Proses fotosintesis ini dapat berlangsung jika
dilingkungan sekitar tumbuhan terdapat cukup gas karbon dioksida
(CO2), air, dan garam-garam, mineral yang terlarut di dalam tanah.
Gas CO tersebut masuk dalam tubuh tumbuhan melalui stomata,
sedangkan air dan garam-garam mineral masuk ke tubuh tumbuhan
melalui rambut-rambut akar.
14
D. Peranan Cahaya Matahari pada Peristiwa Fotosintesis
Cahaya sangat berperan penting dalam peristiwa fotosintesis karena
hasil fotosintesis yang berupa glukosa itu akan digunakan oleh tanaman
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan atau sebagai bahan untuk
membangun komponen-komponen sel. Jika tidak ada cahaya, fotosintesis
tidak akan terjadi sehingga tidak tersedia sumber energi bagi tumbuhan untuk
melangsungkan pertumbuhannya.
2. Kerangka Pemikiran
3. Hipotesis
PertumbuhanTanaman
Faktor Dalam(Internal)
Faktor Luar(Eksternal)
Gen
Hormon
Tinggi 400C ke atas
Sedang200C – 270C
RendahDibawah 00C
Asam Absisat
Auksin
Sitoknin
Giberelin
Asam traumalin (hormon luka)
Kalin
Makanan
Air
Suhu
Kelembaban
Cahaya
Kena cahaya
Tidak kena cahaya
15
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian
yang kami lakukan. Di dalam penelitian ini kami menggunakan dua hipotesis
yaitu :
1. Hipotesis nol : Cahaya tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan biji
kacang hijau.
2. Hipotesis Alternatif : Cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan biji kacang
hijau.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah :
- Cawan Petri 4 buah
- Mistar
- Kapas
- Pipet tetes air
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Spidol anti air
- Label
- Pulpen
- Gunting
Adapun bahan yang digunakan adalah :
- Biji kacang hijau sebanyak 20 biji
- Air bersih
2. Rancangan Penelitian
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat : Laboratorium SMA Negeri 2 Maros
17
2. Waktu : Dilakukan selama satu minggu mulai tanggal 2 Agustus
2006 – 2007 Agustus 2006.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi : - Biji kacang hijau yang sudah direndam selama 24 jam
- Air yang digunakan untuk menyiram
2. Sampel : - 20 Biji kacang hijau dibagi 2 perlakuan
- Kapas untuk media tambah
- Air ± 8 ml setiap hari
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : yang terkena cahaya dan tidak terkena cahaya
2. Variabel terikat : pertumbuhan biji kacang hijau.
3. Tata Cara Penelitian
1) Menyediakan 20 biji kacang hijau yang sudah direndam selama 24 jam
2) Menyediakan 4 buah cawan peti
3) Memasukkan kapas ke masing-masing cawan Petri yang telah ditimbang sama
banyak.
4) Memasukkan masing-masing 5 biji kacang hijau ke dalam setiap cawan Petri.
5) Memasukkan air ke cawan Petri dengan ukuran yang sama
6) Memberi tanda posisi biji-biji tersebut dengan spidol anti air di bagian bawah
luar wadah cawan Petri yang telah diberi kacang hijau.
18
- Cawan Petri A diberi tanda A1 A10
- Cawan Petri B diberi tanda B1 B10
- Cawan Petri C diberi tanda C1 C10
7) Menempatkan cawan Petri A pada tempat yang terkena cahaya dan cawan
Petri B ditempatkan pada tempat yang tidak terkena cahaya.
8) Menyiram biji-biji dalam setiap wadah tersebut dengan volume air yang sama,
misalnya 8 ml untuk setiap sekali penyiraman. Penyiraman terhadap tanaman
percobaan cukup dilakukan sehari sekali, yaitu setiap pagi dan waktu istirahat.
9) Mencatat pertumbuhan panjang pertumbuhan biji kacang hijau setiap hari
selama 4 hari dan memasukkan datanya ke dalam tabel pengamatan.
4. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini kami menggunakan teknik analisis deskripsi, statistik
dengan sederhana yaitu dengan mencari rata-rata hasil perlakuan.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil dan Deskripsi Penelitian
Berikut ini tabel hasil, pengamatan yaitu pertambahan tinggi, kecambah
kelompok A dan tinggi kecambah kelompok B.
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah pada Kelompok A (Terang)
HariTinggi Kecambah
Panjang Rata-Rata
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
1 0,5 0,7 0,4 0,6 0,5 0,6 0,7 0,4 0,7 0,6 0,57
2
3
4 1 0,9 0,9 0,9 1 1 1,1 1 1,2 1,2 1,02
5 1 1 0,9 1 0,7 0,8 0,5 0,5 0,5 0,7 0,76
6 0,3 09, 0,5 0,7 0,5 0,5 0,6 0,5 0,6 0,7 0,58
Jumlah 2,8 3,5 3,7 3,2 2,7 2,9 2,9 2,4 3 3,2
20
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Tinggi Kecambah pada Kelompok B (Gelap)
HariTinggi Kecambah
Panjang Rata-Rata
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
1 1,5 1,7 1,5 1 1 1 1,2 1,1 1,4 0,8 1,22
2
3
4 1,5 2,2 0,5 0,9 1,1 1,2 1,4 1,3 3 1,2 1,87
5 1,6 2,5 2,6 0,9 1,1 1,2 1,4 1,3 3 1,2 1,67
6 1,4 2 2,5 1,3 1,2 1,2 1,2 0,5 0,5 1 1,28
Jumlah 6 8,4 9 4,7 4,8 5 0,4 2,1 8,4 4,2
Dari tabel di atas dapat diperoleh rata-rata dari pertambahan tinggi
kelompok A (terang) dan kelompok B (gelap).
Tabel 1.3 Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman Biji Kacang Hijau
Panjang Rata-Rata Kelompok A (Terang)
Panjang Rata-Rata Kelompok B (Gelap)
0,57 1,22
- -
- -
1,02 1,87
0,76 1,67
0,58 1,28
21
2. Penambahan Hasil
Diagram
2
1,9
1,8
1,7
1,6
1,5
1,4
1,3
1,2
1,1
1
0,9
0,8
0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
1 2 3 4 5 6
Hari
Ket. :
: Terang
: Gelap
Pan
jang
Rat
a-R
ata
22
Kesimpulan Diagram :
Dari hasil pengamatan yang ditunjukkan pada diagram di atas, dapat
disimpulkan bahwa tanaman kecambah berada di tempat terang pertumbuhannya
lambat dibanding dengan yang ada di tempat gelap walaupun pada hari keenam
pertumbuhannya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena ada kesalahan
yang dilakukan dalam percobaan tersebut yaitu tidak memberi air selama dua hari
pada hari kedua dan ketiga.
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Penelitian
Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan selama 1 minggu dapat
diperoleh data bahwa pertambahan tinggi tanaman biji kacang hijau di tempat
gelap lebih cepat tumbuh dibanding dengan tanaman biji kacang hijau di tempat
yang terang. Akan tetapi tanaman di tempat yang gelap daunnya terlibat
kekunging-kuningan. Itu berarti tidak mengandung klorofil karena tidak terjadi
proses fotosintesis oleh cahaya matahari. Oleh sebab itu cahaya matahari sangat
mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
2. Saran
- Dalam melakukan penelitian kita harus bersikap obyektif, jujur dan disiplin
dalam melakukan pengumpulan dana.
- Dalam melakukan penelitian kita harus teliti dan tekun dalam mengamati
suatu percobaan.
- Untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang baik sebaiknya tanaman
tersebut pada mulanya disimpan pada tempat yang gelap. Tanaman
dipindahkan ke tempat yang terang agar dapat berfotosintesis.
- Jika mengukur tinggi kecambah, sebaiknya tidak dicabut dari tanah atau
tempat penanaman.
24
DAFTAR PUSTAKA
- Akhyar, Salman. M. 2004. Biologi. Grafindo Media Pratama
- Yusa. 2004. Biologi : Grafindo Media Pratama
- Prawirohartono, Slamet. 2003. Bumi Aksara
25
Penjelasan tabel dari hasil pengamatan tinggi kecambah pada kelompok A (terang)
dari kelompok B (gelap).
1. Kelompok A (Terang)
Dari tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa rata-rata tinggi kecambah pada hari
1 yaitu 0,57 cm, pada hari ke-2 dan ke-3 tidak dilakukan pengukuran, pada hari
ke-4 tinggi kecambah menjadi 1,02 cm, pada hari ke-5 tinggi kecambah menurun
menjadi 0,76 cm, sedangkan pada hari ke-6 tinggi kecambah menurun drastis
menjadi 0,58 cm.
2. Kelompok B (Gelap)
Dari tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa pada rata-rata tinggi kecambah pada
hari 1 adalah 1,22 cm, pada hari ke-2 dan ke-3 tidak dilakukan pengukuran, pada
hari ke-4 rata-rata tinggi kecambah mengalami peningkatan menjadi 1,87 cm,
pada hari ke-5 rata-rata tinggi kecambah mengalami penurunan menjadi 1,57 cm,
sedangkan pada hari ke-6 rata-rata tinggi kecambah mengalami penurunan
menjadi 1,28 cm.
Pembahasan :
Apabila kedua tabel tersebut dibandingkan maka akan diperoleh hasil bahwa
pertemuan kecambah yang berada di tempat yang terang mengalami pertumbuhan
yang lambat sedangkan di tempat yang gelap mengalami pertumbuhan yang cepat.
Hal tersebut disebabkan oleh terurainya hormon auksin pada kecambah di tempat
terang sehingga menghambat pertumbuhan kecambah. Terurainya hormon auksin
21
akan menyebabkan tinggi kecambah juga menurun. Faktor lain yang menyebabkan
pertumbuhan kecambah pada tempat terang lambat yaitu karena adanya faktor angin
atau dapat juga disebabkan oleh faktor lainnya. Pada pertumbuhan yang berada di
tempat terang lambat, akan tetapi mempunyai batang yang kuat serta mempunyai zat
hijau daun atau zat klorofil. Sedangkan ditempat yang gelap pertumbuhan kecambah
mempunyai daun yang menguning serta mempunyai batang yang lemah, karena zat
klorofilnya tidak terurai karena tidak terkena cahaya matahari.
22