karya tulis ilmiah - alan christy s 011011136

119
KARYA ILMIAH PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOETOMO Penulis Alan Christy Soewargo 011011136 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: anonymous-y6nmp9nhky

Post on 18-Feb-2016

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asa

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

KARYA ILMIAH

PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN

KUESIONER RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN

RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOETOMO

Penulis

Alan Christy Soewargo

011011136

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

Page 2: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

KARYA TULIS ILMIAH

PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER

RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA

PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.

SOETOMO

Penulis

Alan Christy Soewargo

011011136

Pembimbing : 1. Dr. H. Joewono Soeroso, dr., M.Sc., Sp.PD-KR

2. Budiono, dr., M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

ii

Page 3: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER

RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA

PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.

SOETOMO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi persyaratan modul penelitian dalam Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Penulis

Alan Christy Soewargo

011011136

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Februari 2014

iii

Page 4: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

LEMBAR PENGESAHAN

PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER

RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA

PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.

SOETOMO

Telah setuju untuk diujikan

Pembimbing I

Dr. H. Joewono Soeroso, dr., M.Sc., Sp.PD-KR

NIP 19500701 197703 1 001

Pembimbing II

Budiono, dr., M.Kes

NIP 19640403 199412 1 001

iv

Page 5: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat,

berkat, dan hikmat-Nya, karya tulis berjudul “PENGUKURAN AKTIVITAS

PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN KUESIONER RAPID ASSESSMENT

OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) PADA PENDERITA

OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR.

SOETOMO” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Karya tulis ini disusun guna memenuhi tugas Modul Penelitian 2 untuk mahasiswa

semester 7 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu,

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah Tritunggal yang telah menyertai, memimpin

dan mengarahkan, serta memberikan berkat dan hikmat-Nya kepada penulis

agar dapat diselesaikannya karya tulis yang jauh dari sempurna ini.

2. Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Kes, Sp. PD, K-EMD, FINASIM selaku

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga atas kesempatan yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti program studi pendidikan dokter.

3. Prof. Dr. N. Margaritta R, dr., Sp.An-KIC selaku Koordinator Modul Integrasi

KBK Penelitian atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti penulisan karya tulis ilmiah ini.

v

Page 6: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

4. Dr. Florentina Sustini, dr., MS selaku Penanggung Jawab Modul Penelitian

atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti penulisan

karya tulis ilmiah ini.

5. Dr. H. Joewono Soeroso, dr., M.Sc., Sp.PD-KR selaku Dosen Pembimbing

Pertama yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian di tengah

kesibukan untuk penulisan karya tulis ilmiah ini.

6. Budiono, dr., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian di tengah kesibukan untuk

penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Kepala Poliklinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan staf di Poliklinik

Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang mendukung kelancaran

dan berlangsungnya dalam memperoleh data.

8. Ayahanda, atas nama Soeroso Soewargo, Ibunda, atas nama Liong Fie Joen,

dan kakak, atas nama Klemens atas segala dukungan baik moral maupun

materi, bimbingan, doa dan kasih sayang yang selalu diberikan sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

9. Linawati Sutrisno, sesosok yang sangat dekat dengan penulis dan yang telah

banyak sekali memberikan dukungan baik moral maupun materi sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan penelitian

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

vi

Page 7: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini. Untuk itu, peneliti

senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis

juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam karya tulis ini. Semoga karya tulis ilmiah

ini dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran pasien, para peneliti

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Februari 2014

Peneliti

vii

Page 8: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

RINGKASAN

Penelitian ini berisi tentang pengamatan terhadap aktivitas penyakit Osteoarthritis pada

penderita Osteoarthritis lutut dengan menggunakan kuesioner RADAR (Rapid Assessment of

Disease Activity in Rheumatology). Penelitian ini dilakukan di Poli Rheumatologi RSUD Dr.

Soetomo Surabaya bulan Januari 2014 – Februari 2014.

Penelitian deskriptif ini mengamati hasil pengukuran aktivitas penyakit dengan

menggunakan kuesioner RADAR. Kuesioner RADAR pada umumnya digunakan untuk

Rheumatoid Arthritis namun terbuka kemungkinan untuk penilaian dalam Osteoarthritis dilihat

dari gejala penyakitnya.

Pada penderita Osteoarthritis lutut gejala-gejala yang biasa ditimbulkan adalah nyeri,

kekakuan, pembengkakan, dan penurunan fungsi sendi. Nyeri pada kuesioner RADAR diukur

dengan Visual Analog Scale (VAS) yang kemudian dikategorikan sesuai skor dengan rentang 10.

Kekakuan dan pembengkakan pada kuesioner RADAR dijadikan menjadi satu parameter dan

juga diukur dengan VAS yang kemudian dikategorikan sesuai skor dengan rentang 10. Penurunan

fungsi sendi didasarkan pada kriteria Steinbrocker yang mengklasifikasikan kelas fungsional

sendi menjadi 4 macam kelas sesuai dengan kemampuan mengerjakan aktivitas sehari-hari atau

merawat diri.

Dari observasi yang didapatkan dari data 32 pasien Osteoarthritis terbanyak pasien pada

kelompok umur 55-59 tahun, yaitu 34,78%, dan ada kecenderungan jumlah pasien meningkat

dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis lebih banyak diderita oleh wanita. Sebanyak 71,88%

pasien OA adalah wanita, sisanya sebanyak 28,13% adalah pria. Pasien terbanyak mengaku

secara umum aktivitas penyakitnya luar biasa yaitu pada kelompok skor 90-100, sebanyak 28%

viii

Page 9: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

pasien. Sehubungan dengan kekakuan dan pembengkakan kelompok, skor terbanyak adalah 0-9

dan 50-59 yaitu masing-masing sebanyak 21,88%. Sehubungan dengan status nyeri, pasien

mengaku merasakan nyeri luar biasa yaitu pada skor 90-100 yaitu sebanyak 25%. Sehubungan

dengan lama kaku pagi hari 62,50% pasien mengaku kaku pagi hari kurang dari 30 menit.

Sehubungan dengan kelas fungsional, sebagian besar pasien berada pada kelas fungsional 2 yaitu

sebanyak 62,50%.

ix

Page 10: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

OSTEOARTHRITIS ACTIVITY ASSESSMENT WITH RAPID ASSESSMENT OF DISEASE ACTIVITY IN RHEUMATOLOGY (RADAR) ON PATIENTS WITH KNEE OSTEOARTHRITIS

Alan Christy Soewargo

ABSTRACT

BACKGROUND: Osteoarthritis (OA) is the most common arthritis and degenerative joint disease occurred in patients. This disease is one of the 10 leading disease that causes handicap in patients and commonly found in developing country. The most known OA is the knee OA. RADAR is an instrument in Rheumatology commonly used to assess Rheumatoid Arthritis (RA). Considering OA is also a joint disease with similar manifestation to RA, RADAR was used to assess OA in this study.

OBJECTIVES: In this research we wanted to know the disease activity of patients knee OA in Out Patient Department of Dr. Soetomo Hospital – Surabaya.

METHODS: Patients were asked to join in the research and fill the questionnaire which consists of 6 questions. The answered questionnaires was then counted to get the distribution of disease activity from all patients.

RESULT : 32 patients were included in this study. There are 23 female and 9 male. For the general activity of OA in the last 6 months, most patients(9 patients or 28,13%) answered between 90-100. For stiffness and swelling, 2 score groups, 0-9 and 50-59, have the same number of patients, which are 7 patients or 21,88%. For pain status, most patients (8 or 25,00%) answered between 90-100. For the length of morning stiffness, most patients (20 patients or 62,50%) answered less than 30 minutes. For joint functional class, most patients (20 patients or 62,50%) answered second functional class.

CONCLUSION : Most of Knee OA Patients are female. Most of the patients considered their disease to be extremely active in general. most patients in accordance to their joint swelling and stiffness considered their disease to be not active at all and moderately active, in accordance to joint pain considered their disease to cause very severe pain. Most patients felt their joints to be stiff for less than 30 minutes. Most patients considered their ability in functional class 2 which means they are able to conduct normal activities despite handicap of discomfort or limited mobility of one or more joints. Overall, the questionnaires were suitable to be used in OA, but further study on patient-clinician concordance and in-depth study for RADAR in OA is suggested.

Keywords: Osteoarthritis, RADAR, Knee.

x

Page 11: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul Depan...............................................................................................i

Halaman Sampul Dalam...............................................................................................ii

Prasyarat Gelar.............................................................................................................iii

Lembar Pengesahan......................................................................................................iv

Kata Pengantar..............................................................................................................v

Ringkasan.....................................................................................................................viii

Abstract.........................................................................................................................x

Daftar Isi.......................................................................................................................xi

Daftar Gambar..............................................................................................................xiv

Daftar Tabel..................................................................................................................xv

Daftar Lampiran...........................................................................................................xvi

BAB 1: PENDAHULUAN...........................................................................................1

1.1. Latar Belakang........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4

1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................4

1.3.1. Tujuan Umum...............................................................................4

1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................4

xi

Page 12: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................4

.................................................................................................................1.4.1.

Manfaat Teoritis...........................................................................................................4

1.4.2. Manfaat Praktis.............................................................................5

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6

2.1. Osteoarthritis...........................................................................................6

2.2. Persendian lutut.......................................................................................15

2.3.Tinjauan Mengenai RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in

Rheumatology).........................................................................................18

BAB 3: KERANGKA KONSEPTUAL.......................................................................20

3.1. Kerangka Konseptual..............................................................................20

3.2. Penjelasan Kerangka Konseptual............................................................21

BAB 4: METODE PENELITIAN................................................................................22

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................22

4.1.1. Jenis Penelitian..............................................................................22

4.1.2. Rancangan Penelitian....................................................................22

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik

Pengambilan Sampel..............................................................................22

4.2.1. Populasi Penelitian........................................................................22

4.2.2. Sampel Penelitian..........................................................................22

4.2.3. Besar Sampel.................................................................................23

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel.........................................................23

4.3. Variabel Penelitian..................................................................................23

xii

Page 13: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

4.3.1. Klasifikasi Variabel.......................................................................23

4.3.2. Definisi Operasional Variabel.......................................................23

4.4. Data Penelitian........................................................................................24

4.5. Tempat dan Alokasi Waktu Penelitian....................................................24

4.5.1. Tempat Penelitian..........................................................................24

4.5.2. Waktu Penelitian...........................................................................24

4.6. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data......................................24

4.7. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data............................................24

4.8. Alur Penelitian.........................................................................................25

BAB 5: HASIL DAN ANALISIS................................................................................26

5.1. Hasil Penelitian........................................................................................26

5.2. Analisis Penelitian...................................................................................33

BAB 6: PEMBAHASAN.............................................................................................41

BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................47

7.1. Kesimpulan..............................................................................................47

7.2. Saran .......................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................49

LAMPIRAN.................................................................................................................54

xiii

Page 14: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Persendian lutut normal...........................................................................16

Gambar 2.2. Potongan melintang sendi lutut...............................................................17

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual...............................................................................20

Gambar 4.1. Alur penelitian.........................................................................................25

Gambar 5.1. Diagram Lingkaran Persentase Laki-laki dan Perempuan.......................26

Gambar 5.2. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Umur Dibedakan Sesuai

Jenis Kelamin ..............................................................................................................27

Gambar 5.3. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Aktivitas OA Secara

Umum dalam 6 Bulan Terakhir Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin..............................28

Gambar 5.4. Diagram Batang Jumlah PAsien berdasarkan Status Kekakuan dan

Pembengkakan Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin........................................................29

Gambar 5.5. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Nyeri Dibedakan

Sesuai Jenis Kelamin....................................................................................................30

Gambar 5.6. Diagram Batang Jumlah Pasien Berdasarkan Lama Kaku Sendi di Pagi

Hari Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin..........................................................................31

Gambar 5.7. Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Kelas Fungsional Sendi

Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin..................................................................................32

xiv

Page 15: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Osteoarthritis..............................................................................7

Tabel 2.2 Klasifikasi Osteoarthritis Berdasarkan Anatomi..........................................8

Tabel 2.3. Kriteria untuk klasfikasi OA idiopatik pada lutut........................................12

Tabel 5.1. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Jenis Kelamin..................................26

Tabel 5.2. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Umur...............................................27

Tabel 5.3. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Aktivitas OA secara Umum dalam

6 Bulan Terakhir...........................................................................................................28

Tabel 5.4. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Kekakuan dan

Pembengkakan..............................................................................................................29

Tabel 5.5. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Nyeri.....................................30

Tabel 5.6. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Lama Kaku Pagi Hari.....................31

Tabel 5.7. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Kelas Fungsional Sendi..................32

Page 16: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Daftar Anggaran Dana............................................................................54

Lampiran 2 : Lembar data pasien..................................................................................55

Lampiran 3 : Permohonan Menjadi Responden............................................................56

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden................................................57

Lampiran 5 : Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology.........................58

Lampiran 6 : Hasil Penelitian.......................................................................................60

xvi

Page 17: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit atau gangguan muskuloskeletal pada sendi

dan merupakan tepi arthritis yang paling umum diderita, terutama pada orang yang telah

lanjut usia, dan juga menjadi salah satu penyebab utama kelumpuhan atau kecacatan pada

orang yang telah lanjut usia. Osteoarthritis dapat mengenai sendi-sendi tertentu saja yang

umumnya adalah sendi-sendi yang berfungsi sebagai penopang berat badan (weight

bearing joints) tanpa mengenai sendi yang lain, seperti sendi lutut, paha, apofiseal tulang

belakang, dan metatarsophalangeal I (Fauci et al, 2008). Sebuah studi di Amerika Serikat

mengenai OA pada hampir 27 juta individu dengan OA simptomatis, menunjukkan lutut

merupakan sendi yang paling sering terkena OA. (Lawrence et al, 2008).

Menurut data dari organisasi kesehatan dunia, yaitu World Health Organization

(WHO), Osteoarthritis menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kelumpuhan. Angka

prevalensi OA di dunia pada tahun 2004 mencapai 151,4 per 1 juta penduduk. Pada

negara dengan penghasilan rendah dan menengah seperti negara berkembang, prevalensi

kejadian OA lebih tinggi dibanding pada negara dengan penghasilan tinggi seperti negara

maju. Selain itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, prevalensi pada orang yang

lanjut usia lebih tinggi dibandingkan pada orang yang lebih muda. Pada negara dengan

penghasilan menengah ke bawah, prevalensinya adalah 14,1 per 1 juta penduduk pada

orang berumur 0-59 tahun dan 19,4 per 1 juta penduduk pada orang berumur 60 tahun ke

1

Page 18: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

2

atas, sementara pada negara maju hanya 1,9 per 1 juta penduduk pada orang berumur 0-

59 tahun dan 8,1 per 1 juta penduduk pada orang berumur 60 tahun (WHO, 2004).

Menurut sebuah penelitian di pedesaan di Jawa Tengah, prevalensi untuk OA lutut

radiologis adalah 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita (Soeroso J., 2009).

Studi yang dilakukan oleh Soeroso et al di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

Soetomo Surabaya dengan menggunakan metode case control menyimpulkan beberapa

faktor resiko untuk OA lutut, meliputi umur, gender, BMI, dan genu valgus (2005). Studi

yang mirip juga dilakukan oleh Zeng et al dan menghasilkan kesimpulan yang mirip,

yaitu geografi, umur, gender, dan BMI dapat menjadi faktor resiko dari OA. Namun

waist circumference (WC), tingkat edukasi, merokok, menaiki tangga, lama pekerjaan,

dan agama bukan merupakan faktor resiko dari OA lutut (2006).

Penanganan untuk Osteoarthritis hingga sekarang dilakukan dalam bentuk

penanganan farmakologis dan juga non-farmakologis, dimana penanganan farmakologis

mencakup Obat-obat DMARDs (Disease modifying anti rheumatic drugs) seperti

chloroquine, hydroxychlorouqine, methotrexate, sulfasalazine, leflunomide, dan

sebagainya. Penanganan non-farmakologis yang dilakukan termasuk pengendalian faktor-

faktor resiko terjadinya OA yang dapat memperburuk kondisi penyakit seperti yang telah

disebutkan di atas, yaitu melalui program diet yang teratur untuk menjaga nilai BMI

(Body-Mass Index) dan juga mengurangi berat yang akan mengurangi beban terhadap

lutut.

Pengawasan terhadap hasil dari terapi perlu untuk meningkatkan kondisi

kesehatan dari pasien yang juga mencakup kualitas hidup dari pasien. Di Indonesia,

Page 19: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

3

pengawasan terhadap perjalanan penyakit lebih sesuai dengan instrumen yang praktis,

sederhana, dan jelas. Pengawasan terhadap perjalanan penyakit melalui penilaian pada

gejala penyakit OA seperti nyeri, kekakuan, perasaan lembut (tenderness) dapat

menghabiskan waktu dan dana yang cukup banyak. Terutama untuk pemeriksaan-

pemeriksaan laboratorium yang tentu akan menghabiskan lebih banyak dana. Kuesioner

disini menjadi pilihan yang tepat karena lebih menghemat waktu dan juga menghemat

biaya untuk pasien. Salah satu kuesioner dalam menilai perjalanan penyakit rematik

adalah RADAR yang merupakan singkatan dari Rapid Assessment of Disease Activity in

Rheumatology yang telah divalidasi untuk digunakan dalam penilaian perjalanan penyakit

RA (Rheumatoid Arthritis) pada pasien di Universitas Boston, AS. Studi yang dilakukan

oleh Soeroso juga menunjukkan bahwa RADAR yang telah diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia cukup praktis dan sederhana untuk digunakan pada pasien yang

menderita RA.

Penelitian ini dipilih oleh penulis karena RADAR adalah instrumen yang

digunakan untuk penilaian aktivitas penyakit pada penyakit reumatologi yang berarti juga

dapat digunakan untuk Osteoarthritis yang juga merupakan penyakit di bidang

reumatologi. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran, tenaga

kesehatan, dan juga para peneliti di bidang kesehatan. Penulis memilih Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. Soetomo (RSUD Dr. Soetomo) Surabaya, Indonesia karena rumah

sakit ini adalah rumah sakit rujukan untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Page 20: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

4

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hasil pengukuran aktivitas penyakit dengan menggunakan kuesioner

RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology) pada pasien

osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hasil pengukuran aktivitas penyakit dengan menggunakan

kuesioner RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology) pada pasien

Osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui data pasien Osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

1.3.2.2. Mengetahui data pengukuran aktivitas penyakit dengan menggunakan kuesioner

RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology) di Instalasi

Reumatologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian terhadap penilaian perjalanan penyakit dari pasien Osteoarthritis

dengan menggunakan RADAR mungkin belum banyak atau sama sekali belum pernah

dikerjakakan di Indonesia, dengan data yang baru ini diharapkan dapat memberikan

Page 21: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

5

informasi yang mendukung penelitian yang akan datang dan juga menjadi bahan

kepustakaan di perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

1.4.2. Manfaat Praktis

Kuesioner RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology)

mungkin dapat digunakan oleh pasien untuk menilai aktivitas penyakit oleh pasien

sendiri yang dapat digunakan oleh petugas kesehatan untuk penilaian aktivitas penyakit.

Page 22: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Osteoarthritis

2.1.1. Definisi osteoarthritis (OA)

OA merupakan kelainan sendi non-inflamasi pada sendi yang dapat digerakkan,

terutama sendi penumpu berat badan (weight bearing) seperti sendi lutut dan sendi paha,

dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa memburuknya rawan sendi serta

terbentuknya tulang-tulang baru pada subkondreal dan tepi-tepi tulang yang membentuk

sendi. Hal ini merupakan hasil akhir terjadinya perubahan biokimiawi, metabolisme,

fisiologis, dan patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondreal

dan jaringan tulang yang membentuk persendian. (Isbagio, H. dan Effendi, A.Z.. 1987).

Walaupun memiliki nama arthritis, osteoarthritis sebenarnya, seperti telah disebutkan di

atas, lebih mengarah ke proses non-inflamatif, namun tidak menutup kemungkinan

keberadaan dari inflamasi pada kartilago. Pemahaman mekanisme yang sudah cukup

berkkembang hingga sekarang masih belum menutup perdebatan apakah kerusakan ini

proses degeneratif yang terkait penuaan atau murni proses inflamatif pada kartilago sendi

(Soeroso, J. 2011).

2.1.2. Klasifikasi Osteoarthritis

Berdasarkan patogenesisnya, OA dibedakan menjadi 2 yaitu primer dan

sekunder. OA yang primer disebut juga OA idiopatik karena etiologinya tidak

diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses

6

Page 23: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

7

perubahan lokal pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya

kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan

makro, serta imobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering ditemukan

dibandingkan OA sekunder (Soeroso J., 2009)

Sehingga klasifikasi yang sering dipakai untuk Osteoarthritis adalah sebagai

berikut :

Klasifikasi Osteoarthritis

Primer atau idiopatik

Terlokalisasi Tangan : e.g. OA sendi carpometacarpal I,

OA nodul, OA erosif

Kaki : e.g. hallux valgus, hallux rigidus,

OA talonavicular

Lutut : e.g. sindrom patello-femoral, OA

kompartemen medial/lateral

Pinggul : e.g. diffuse, superior, konsentrik

Tulang belakang : e.g. DISH, spondylosis,

sendi interveterbra, sendi apofiseal

Lain-lain : pergelangan, glenohumoral,

acromioclavicular, temporomandibular

Menyeluruh Mencakup tiga atau lebih tempat yang telah

disebutkan di atas

Sekunder

Post-traumatik e.g. fraktur, infeksi, pembedahan sendi

Kelainan kongenital e.g. dislokasi pinggul kongenital

(congenital hip dislocation), chondral

dysplasia

Metabolik Deposisi kristal kalsium

Page 24: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

8

Haemochromatosis

Acromegaly

Penyakit Paget (Paget’s disease)

Ochronosis

Inflamasi Arthritis inflamasi, e.g. rheumatoid arhtritis

Arhtritis sepsis

Kelainan tulang dan sendi lainnya Nekrosis avaskular

Neuropathic charcot joints

Tabel 2.1. Klasifikasi osteoarthritis (sumber: McGonagle D., 2010)

Berdasarkan studi oleh Dennis McGonagle yang tertulis dalam jurnalnya, ia

mengusulkan klasifikasi baru yang didasarkan pada anatomi yaitu sebagai berikut :

Tipe OA Penyebab yang dikenali

OA kondrogenik Cedera traumatik kartilago

Kelainan genetik herediter

Kondrodisplasia

OA ligamentogenik (dan entesogenik) Trauma e.g., Ruptur ligamentum cruciatum

anterior (ACL Rupture)

OA nodul (mlibatkan tangan)

Spondylosis servikal

Spondylosis lumbal

DISH

OA meniskogenik Degenerasi primer meniskus

Ekstrusi meniskal

Root horn tears

OA sinoviogenik Inflamasi e.g., crytal-, CPPD-, urate-, dan

BCP-

Arthritis sekunder hingga inflamasi

OA osteogenik Kelainan sendi neuropatik

Nekrosis avaskular

Page 25: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

9

Displasia tulang

Fraktur sendi

Penyakit Paget

Kelainan dengan pola tercampur /

multifokal

Proporsi dari penyakit yang berhubungan

dengan umur dengan efek bersambung

pada struktur sendi yang berlainan.

Tabel 2.2. Klasifikasi osteoarthritis yang didasarkan pada anatomi (sumber:

McGonagle D., 2010)

2.1.3. Patogenesis Osteoarthritis

Selama ini, OA sering dipandang sebagai akibat dari suatu proses penuaan

(degeneratif) yang tidak dapat dihindari saja. Para pakar yang meneliti penyakit

ini sekarang berpendapat bahwa OA ternyata merupakan penyakit gangguan

homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan

kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui. Jejas mekanis dan kimiawi

pada sinovial sendi yang terjadi multifaktorial antara lain karena faktor umur,

stres mekanik atau penggunaan sendi yang berlebihan, defek anatomik, obesitas,

genetik, humoral, dan faktor kebudayaan. Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia

sendi inilah yang diduga sebagai faktor penting yang dapat mengakibatkan

terjadinya inflamasi sendi, kerusakan kondrosit, dan nyeri melalui perangsangan

pembentukan molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan

sinovial sendi. Osteoarthritis terjadi sebagai kombinasi degradasi rawan sendi,

inflamasi cairan sendi, dan remodelling tulang. Kompensasi perbaikan dalam

osteoarthritis menimbulkan suatu fase hipertrofi kartilago yang berhubungan

Page 26: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

10

dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh

kondrosit (Soeroso et al, 2009)

Proses terjadinya OA diawali dengan penginduksian Interleukin-1-Beta

(IL-1β). IL-1β selanjutnya akan mempengaruhi Tumor Necroting Factor alpha

(TNF-α) dan Interleukin-6 (IL-6) Selanjutnya aktifnya TNF-α serta IL-6 akan

menyebabkan iNOS yang memegang peran sentral pada degradasi kartilago sendi

pada OA ini aktif. Pengaktifan iNOS menyebabkan meningkatnya MMP yang

langsung menyebabkan peradangan pada sendi. Di sisi lain, pengaktifan TNF-α

dan IL-6 juga menyebabkan aktifnya enzim Cyclo Oxygenase (COX) yang

meningkatkan produksi prostaglandin (PG). Dimana nantinya PG ini akan

memicu terjadinya peradangan sendi secara langsung maupun secara tidak

langsung melalui peningkatan MMP. Peradangan sendi yang saling

mempengaruhi dengan degradasi matriks rawan sendi ini akan menyebabkan

timbulnya OA (Soeroso et al, 2009).

2.1.4. Faktor resiko osteoarthritis

Perlu diingat bahwa tiap-tiap sendi yang dapat terserang OA memiliki

biomekanik, struktur, cedera, dan persentase gangguan yang berbeda, sehingga faktor-

faktor resiko untuk masing-masing OA tentu berbeda. Faktor resiko yang terkuat adalah

umur, hal ini berhubungan erat dengan OA sebagai penyakit sendi degeneratif, namun

perlu diingat bahwa perubahan tulang rawan sendi pada ketuaan berbeda dengan

perubahan pada OA. Faktor resiko lainnya adalah jenis kelamin dimana perempuan lebih

Page 27: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

11

sering terkena OA dibanding pria, hal ini menunjukkan adanya peranan hormonal pada

patogenesis OA. Selain itu, kegemukan dan penyakit metabolik juga berpengaruh,

dimana kegemukan dapat menambah beban mekanis yang perlu ditanggung, namun

bukan hanya dari faktor mekanis, karena kegemukan juga dapat menyebabkan

peningkatan prevalensi dari OA pada sendi yang kurang dipenagaruhi faktor mekanis

kegemukan sehingga diduga adanya faktor metabolik yang juga berpegaruh akibat

kegemukan. Genetik juga menjadi faktor resiko OA dimana genetik dapat mempengaruhi

struktur tubuh dan sendi pada beberapa kelainan dan juga dapat mempengaruhi unsur-

unsur tulang rawan sendi seperti gen prokolagen II. Faktor lain adalah suku bangsa

dimana prevalensi antar suku bangsa menujukkan adanya perbedaan yang cukup

bermakna. Selain itu, cedera sendi, berat ringannya pekerjaan, olahraga, kelainan

pertumbuhan, dan kepadatan (densitas) tulang juga dipercaya sebagai faktor resiko dari

OA (Soeroso et al, 2009). Ada juga yang menyatakan trauma dan dysplasia sendi (joint

dysplasia) juga merupakan faktor resiko munculnya OA dimana trauma mengakibatkan

OA sekunder dan dysplasia sendi mengakibatkan OA idiopatik atau primer (Solomon, L.,

2001).

Menurut studi yang dilakukan oleh Soeroso et al pada sebuah rumah sakit di

Indonesia, faktor resiko untuk gangguan osteoarthritis pada lutut meliputi umur lebih dari

50 tahun, perempuan, BMI lebih besar dari 25, dan genu valgus (2005). Studi lain yang

dilakukan oleh Zeng et al juga menghasilkan kesimpulan yang mirip yaitu faktor resiko

untuk osteoarthritis pada lutut meliputi geografi, umur, gender, dan BMI. Sementara

Page 28: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

12

waist circumference (WC), tingkat edukasi, merokok, menaiki tangga, lama pekerjaan,

dan agama bukan merupakan faktor resiko dari OA lutut (2006).

2.1.5. Diagnosis Osteoarthritis

Ada berbagai macam cara yang diajukan untuk menegakkan diagnosis

osteoarthritis dan untuk melihat seberapa jauh perkembangan penyakit. Diagnosis OA

biasanya didasarkan pada gambaran klinis dan radiografis. Salah satu kriteria adalah yang

diajukan oleh Altman melalui studinya pada tahun 1986 dan masih digunakan oleh

American College of Rheumatology yaitu sebagai berikut :

Klinis dan laboratoris

(Clinical and laboratory)

Klinis dan radiografi

(Clinical and radiography)

Klinis (Clinical)

Nyeri lutut (Knee Pain) Nyeri lutut (Knee Pain) Nyeri lutut (Knee Pain)

+ paling tidak 5 dari 9 (+ at

least 5 of 9):

+ paling tidak 1 dari 3 (+ at

least 1 of 3):

+ paling tidak 3 dari 6 (+ at

least 3 of 6):

- Umur > 50 tahun

(Age > 50 years)

- Umur > 50 tahun

(Age > 50 years)

- Umur > 50 tahun

(Age > 50 years)

- Kekakuan < 30

menit

- Kekakuan < 30

menit

- Kekakuan < 30

menit

- Krepitasi (Crepitus) - Krepitasi (Crepitus) - Krepitasi (Crepitus)

- Perasaan lembut

pada tulang (Bony

tenderness)

+ Adanya gambaran

Osteofit (Osteophytes)

- Perasaan lembut

pada tulang (Bony

tenderness)

- Pembesaran tulang

(Bony enlargement)

- Pembesaran tulang

(Bony enlargement)

Page 29: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

13

- Tidak hangat pada

perabaan (No

palpable warmnth)

- Pembesaran tulang

(Bony enlargement)

- LED (Westergren) <

40 mm/jam (ESR <

40 mm/hour)

- Faktor rematik <

1:40 (RF < 1:40)

- Cairan synovial

menunjukkan ada

tanda OA – jernih,

viskus, leukosit

<2000/mm3

(Synovial Fluid

Signs of OA)

92% sensitif 91% sensitif 95% sensitif

75% spesifik 86% spesifik 69% spesifik

Tabel 2.3. Kriteria untuk klasfikasi OA idiopatik pada lutut (sumber : Amercan

College of Rheumatology, 2012)

Gambaran klinis meliputi nyeri sendi, hambatan gerakan sendi, kaku pagi,

krepitasi, pembesaran sendi (deformitas sendi), dan perubahan gaya berjalan (Soeroso et

al, 2009). Gambaran klinis akan dibahas lebih lanjut di bagian berikutnya.

Pada sebagian besar kasus osteoarthritis, radiografi pada sendi memberikan

gambaran diagnosis yang cukup baik. Gambaran radiografi sendi yang menyokong

diagnosis OA antara lain, penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat

pada bagian yang menanggung beban), peningkatan densitas (sclerosis) tulang

subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir sendi, perubahan struktur anatomi sendi.

Page 30: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

14

Berdasarkan perubahan radiografi di atas, secara radiografi OA dapat digradasi menjadi

ringan hingga berat sesuai kriteria Kellgren-Lawrence.

Penggunaan marker molekular pada osteoarthritis juga dapat digunakan

sebagai uji diagnostik ataupun uji prognostik dan uji evaluatif. Terdapat berbagai

jenis marker molekuler yang dapat ditemukan dalam cairan sinovia atau dalam

serum pasien OA yang berasal dari berbagai komponen ekstraselular matriks

(Soeroso et al, 2009).

2.1.6. Manifestasi klinis

Pada umumnya keluhan yang disampaikan oleh pasien dikatakan sudah

berlangsung lama dan bersifat progresif atau berkembang secara perlahan. Keluhan yang

paling sering adalah nyeri. Nyeri dapat terlokalisir pada sendi atau dapat terasa pada

bagian tubuh selain sendi. Jarang terasa berat dan kualitasnya berubah, semakin parah

pada gerakan dan beban tertentu dan dapat hilang dengan istirahat. Penyebab dari nyeri

ini bervariasi tergantung dari seberapa parah penyakit ini. Beberapa pasien memiliki

synovitis, namun yang lebih sering adalah adanya peningkatan tekanan intraosseus. Nyeri

juga dapat karena adanya penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi

yang mengakibatkan peningkatan tekanan.

Kekakuan juga merupakan gejala yang umum dimana kekakuan ini dapat terasa

setelah istirahat atau setelah tidak digerakkannya sendi yang bersangkutan. Seiring

berjalannya waktu, kekakuan ini dapat menjadi permanen. Kekakuan ini juga mungkin

disebabkan oleh adanya synovitis.

Page 31: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

15

Pembengkakan sendi dan deformitas dapat mengganggu terutama pada sendi

superfisial seperti pada lutut dan tangan. Pembesaran sendi ini hanya pada sendi yang

terkena OA sehingga seringkali asimetris. Pembengkakan sendi merupakan reaksi

peradangan yang disebabkan adanya pengumpulan cairan dalam ruang sendi, biasanya juga

didapatkan rasa panas jika diraba tanpa adanya kemerahan. (Isbagio, H. dan Effendi, A.Z.

1987).

Kehilangan atau penurunan fungsi bersifat spesifik pada daerah yang terkena,

seperti kesusahan menggenggam pada OA di tangan dan perubahan gaya berjalan hingga

pincang pada OA di panggul dan lutut (Solomon L., 2001). Penurunan fungsi fisik

tersbeut diakibatkan oleh adanya abnormalitas anatomis dan juga adanya nyeri yang

menghalangi pasien untuk melakukan fungsi sendi secara maksimal. (Fauci, Braunwald,

et al, 2008).

Krepitasi yaitu rasa gemeretak pada sendi yang sakit juga sering muncul hingga

kadan dapat terdengar suara gemeretak.

Tanda-tanda peradangan pada sendi juga kadang ditemukan pada pasien OA

mungkin disebabkan karena synovitis. Biasanya tanda-tanda ini tidak menonjol dan

timbul belakangan, sering dijumpai di lutut, pergelangan kaki, dan sendi kecil tangan dan

kaki. Tanda-tanda peradangan ini berupa nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang

merata dan warna kemerahan (Soeroso et al, 2009).

2.2. Persendian Lutut

Page 32: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

16

Lutut adalah sendi yang terdiri dari artikulasi antara femur dan kondilus tibia dan

berada di antara patella dan permukaan patellar dari femur. Struktur dari persendian pada

lutut meliputi kapsul, sendi di bagian luar kapsul yaitu ligamentum patellae, ligamentum

kolateral medial dan lateral, dan ligamentum poplitea obliquus, serta sendi di bagian

dalam kapsul yang meliputi ligamentum cruciatum anterior dan posterior, kartilago

semilunar (meniskus) medial dan lateral, patellar retinacula medial dan lateral yang

merupakan kepanjangan dari vastus medialis dan lateralis, dan bantalan lemak (Ellis, H.,

2006).

Gambar 2.1. Persendian lutut normal (sumber: Clinical Anatomy 11th ed., Ellis H.,

2006)

Tipe persendian di lutut ini adalah persendian sinovial yang ginglymus dan

arthordial (plane-gliding) (Subagjo, 2011). Kekuatan persendian lutut bergantung pada

kekuatan dari sendi yang mengikat femur pada tibia dan tonus otot yang bekerja pada

Page 33: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

17

persendian. Grup otot terpenting pada persendian ini adalah quadriceps femoris yang

mampu menstabilkan lutut bila ada sendi yang sobek. (Snell RS., 2006).

Membrana synovialis melekat/menutup interior dalam sendi, yaitu permukaan

dalam caput fibrosa, capt articulare yang tidak tertutup cartilago articulare dan struktur

intra articular. Membrana synovialis terdiri dari jaringan ikat kendor yang mengandung

banyak pembuluh darah dan permukaan dalamnya tertutup oleh mesothelium, mampu

menghasilkan cairan serous yang disebut sebagai synovia ke dalam cavum articulare.

Synovia berperan sebagai pelumas, pemberi nutrisi pada cartilago articulare serta

merubah tekanan kompresif yang membahayakan bagi sendi menjadi tekanan hydrostatik

yang tidak/sedikit merusak (Subagjo, 2011). Membran synovial pada sendi lutut dibagi

menjadi 2 bagian yaitu plica alares dan plica infrapatellais yang membentuk suatu

kesatuan yang berlekuk didepan ligamentum cruciatum anterior sehingga seluruh

ligamentum cruciatum tidak berada dalam membran synovial (Snell, 2012).

Page 34: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

18

Gambar 2.2. Potongan melintang sendi lutut (sumber : Clinical Anatomy by Regions

9th ed., Snell, 2012)

2.3. Tinjauan Mengenai RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in

Rheumatology)

Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology (RADAR) merupakan

salah satu metode untuk melihat aktivitas penyakit reumatologi yang selama ini

digunakan dalam melihat aktivitas penyakit Rheumatoid Arthritis (RA).

RADAR mengandung 6 hal utama, aktivitas penyakit secara global selama 6

bulan, aktivitas penyakit sekarang berhubungan dengan kekakuan sendi dan

pembengkakan, nyeri arthritis, lamanya kaku pagi (morning stiffness), kelas fungsional,

dan daftar otot sendi. Pertanyaan mengenai kekakuan sendi, pembengkakan dan nyeri

Page 35: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

19

dinilai dengan Visual Analog Scale. Pada Visual Analog Scale digunakan penggaris untuk

mengukur jarak (dalam mm). Pertanyaan mengenai lama kaku pagi, kelas fungsional dan

daftar kekakuan sendi dinilai dengan indeks angka yang bervariasi, dimana angka yang

semakin besar menunjukkan makin beratnya aktivitas penyakit pada kategori yang

dimaksud. Pertanyaan mengenai kelas fungsional dari sendi didasarkan pada klasifikasi

Steinbrocker yang terdiri dari 4 kelas fungsional (Hochberg et al, 1992).

Validitas dari kuesioner RADAR telah diteliti sebelumnya, dimana penelitian

tersebut mencakup validitas isi dan sensitivitas terhadap perubahan terhadap pasien

dengan RA. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai ICC (intraclass correlation

coefficients) untuk pengisian pertama kuesioner berkisar antara 0,52 – 0,87 (P = 0,0001)

dengan sebagian besar (83%) ≥ 0,65. Konsistensi pasien-dokter bernilai 0,83 (P =

0,0001) yang menunjukkan secara statistik signifikan (Mason JH et al, 1992). Studi lain

juga dilakukan oleh Soeroso di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo mengenai

konsistensi pasien-pasien dan kesetujuan antara dokter-pasien dan menunjukkan hasil

yang cukup baik dalam hal konsistensi pasien-pasien dan kesetujuan antara dokter-pasien

terhadap pasien yang menderita RA. Hasil studi tersebut menunjukkan nilai ICC untuk

kesetujuan pasien-dokter > 0,65 dan lebih dari 90% nilai ICC dari realibilitas pasien-

pasien adalah > 0,65.

Page 36: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Faktor resiko Osteoarthritis : Genetik Umur Jenis Kelamin Cedera sendi, olahraga Abnormalitas anatomik (genu valgus dan genu varus) Kegemukan

IL-1 TNF-α

Keterangan :

iNOS COX = variabel yang diteliti

= variabel yang tidak diteliti

MMP↑ PG↑

Degradasi matriks rawan sendi

Peradangan sendi

Osteoarthritis

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

20

Manifestasi klinis : Kekakuan sendi Pembengkakan sendi Nyeri sendi Penurunan fungsi sendi

Nilai dengan RADAR

Page 37: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

21

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovial sendi yang terjadi multifaktorial antara

lain karena faktor genetik, umur, jenis kelamin, kegemukan, penyakit metabolic, cedera

sendi, pekerjaan dengan beban fisik yang berat, olahraga yang bertumpu pada lutut

sebagai weight bearing, serta bentuk anatomi ekstremitas yang abnormal seperti genu

valrus dan genu vagus.

Faktor-faktor diatas memicu proses terjadinya OA dengan melalui penginduksian

Interleukin-1 dan Tumor Necroting Factor alpha (TNF-α). Selanjutnya aktifnya TNF-α

serta IL-1 akan menyebabkan iNOS yang memegang peran sentral pada degradasi

kartilago sendi pada OA ini aktif. Pengaktifan iNOS menyebabkan meningkatnya MMP

yang langsung menyebabkan peradangan pada sendi. Di sisi lain, pengaktifan TNF-α dan

IL-1 juga menyebabkan aktifnya enzim Cyclo Oxygenase (COX) yang meningkatkan

produksi prostaglandin (PG). Dimana nantinya PG ini akan memicu terjadinya

peradangan sendi secara langsung maupun secara tidak langsung melalui peningkatan

MMP. Peradangan sendi yang saling mempengaruhi dengan degradasi matriks rawan

sendi ini akan menyebabkan timbulnya OA. OA memiliki berbaga manifestasi klinis dan

diantaranya meliputi kekakuan sendi, pembengkakan sendi, nyeri sendi, dan penurunan

fungsi sendi. Kuesioner RADAR dapat menilai manifestasi klinis dari OA untuk melihat

aktivitas OA pada pasien.

Page 38: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 4

MATERI DAN METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

4.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

observasional yaitu dengan pengumpulan data aktivitas penyakit pada pasien

osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo dengan menggunakan

kuesioner RADAR.

4.1.2. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi cross–sectional. Ciri–ciri dari

studi ini adalah melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat,

yakni tiap subjek hanya diobservasi satu kali saja dan pengukuran variabel subjek

dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut.

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

4.2.1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah pasien Osteoarthritis lutut di Instalasi

Reumatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam periode November 2013.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dari populasi penelitian yang memenuhi :

22

Page 39: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

23

Kriteria inklusi :

1. Pasien osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

dalam periode November 2013.

2. Pasien bersedia untuk menjadi sampel penelitian (dengan mengisi lembar

Informed Consent).

Kriteria eksklusi :

Tidak ada

4.2.3. Besar Sampel

Besar sampel dihitung berdasarkan waktu yang telah ditetapkan yaitu

periode November 2013.

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

consecutive.

4.3. Variabel Penelitian

4.3.1. Klasifikasi Variabel

1. Variabel Bebas : Kuesioner RADAR

2. Variabel Tergantung : Pasien osteoarthritis lutut

4.3.2. Definisi Operasional Variabel

1. Osteoarthritis adalah gangguan degeneratif pada persendian yang menunjukkan

adanya defek integritas dari kartilago persendian dan perubahan pada daerah

persendian. Osteoarthritis lutut adalah osteoarthritis yang mengenai sendi lutut.

Page 40: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

24

2. RADAR (Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology) adalah adalah

kuesioner yang digunakan untuk menilai keaktifan dari suatu penyakit arthritis.

4.4. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari pasien

Osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam

periode November 2013 yang bersedia menjadi sampel penelitian.

4.5. Tempat dan Alokasi Waktu Penelitian

4.5.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi Reumatologi RSUD dr. Soetomo Surabaya.

4.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai sejak bulan Mei 2013 sampai Desember 2013.

4.6. Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

Data berupa data primer, yaitu data yang diambil langsung dari pasien

yang bersedia menjadi sampel penelitian berupa status kuesioner RADAR.

4.7. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan,

kemudian dideskripsikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Page 41: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

25

4.8. Alur Penelitian

Gambar 4.1. Alur penelitian

Pasien osteoarthritis lutut di Instalasi Reumatologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya dalam periode November 2013

Ukur Aktivitas Penyakit dengan RADAR

Didapat data mentah tentang nilai kuesioner RADAR setiap pasien yang diteliti

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan

Page 42: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini disajikan hasil dari data kuesioner RADAR tentang “Pengukuran

Aktivitas Penyakit Osteoarthritis dengan Rapid Assessment of Disease Activity in

Rheumatologyi (RADAR) pada Pasien Osteoarthritis Lutut”. Sampel yang menjadi

subyek dari penelitian ini adalah 32 pasien OA lutut yang berobat ke IRJ Reumatologi –

RSUD Dr. Soetomo – Surabaya. Wawancara terhadap sample dilakukan pada bulan

Januari 2014 hingga Februari 2014.

Data-data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, diagram batang dan

diagram lingkaran.

Tabel 5.1. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 9 28,125%

Perempuan 23 71,875%

28.125%

71.875%

Jenis Kelamin

Laki-lakiPerempuan

Gambar 5.1 Diagram Lingkaran Persentase Laki-laki dan Perempuan

26

Page 43: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

27

Tabel 5.2. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Umur

Umur (tahun)Jenis Kelamin Total Pasien

sesuai Umur% Pasien

sesuai UmurLaki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

40-44 1 11.11% 1 4.35% 2 6.25%45-49 0 0.00% 4 17.39% 4 12.50%50-54 1 11.11% 3 13.04% 4 12.50%55-59 0 0.00% 8 34.78% 8 25.00%60-64 1 11.11% 3 13.04% 4 12.50%65-69 3 33.33% 3 13.04% 6 18.75%70-74 3 33.33% 1 4.35% 4 12.50%

Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%Persentase

Pasien OA Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah Pasien berdasarkan Umur

40-44 tahun45-49 tahun50-54 tahun55-59 tahun60-64 tahun65-69 tahun70-74 tahun

Jum

lah

Umur

Gambar 5.2 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Umur Dibedakan Sesuai

Jenis Kelamin

Page 44: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

28

Tabel 5.3. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Aktivitas OA secara Umum dalam

6 Bulan Terakhir

Status OA secara umum dalam 6 bulan terakhir

Jenis Kelamin Total Pasien berdasarkan

Status Umum

% Pasien berdasarkan

Status UmumLaki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

0-9 1 11.11% 0 0.00% 1 3.13%10-19 1 11.11% 1 4.35% 2 6.25%20-29 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%30-39 1 11.11% 0 0.00% 1 3.13%40-49 0 0.00% 2 8.70% 2 6.25%50-59 3 33.33% 3 13.04% 6 18.75%60-69 0 0.00% 2 8.70% 2 6.25%70-79 1 11.11% 2 8.70% 3 9.38%80-89 0 0.00% 5 21.74% 5 15.63%90-100 2 22.22% 7 30.43% 9 28.13%Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%

Persentase Pasien OA Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

1

2

3

4

5

6

7

8

Status Aktivitas OA Secara Umum0-9

10-19

20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

70-79

80-89

90-100

Jum

lah

Skor

Gambar 5.3 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Aktivitas OA

Secara Umum dalam 6 Bulan Terakhir Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin

Page 45: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

29

Tabel 5.4. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Kekakuan dan

Pembengkakan

Status Kekakuan dan Bengkak

Jenis Kelamin Total Pasien berdasarkan

Status Kekakuan dan Bengkak

% Pasien berdasarkan

Status Kekakuan dan Bengkak

Laki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

0-9 2 22.22% 5 21.74% 7 21.88%10-19 1 11.11% 0 0.00% 1 3.13%20-29 1 11.11% 5 21.74% 6 18.75%30-39 1 11.11% 1 4.35% 2 6.25%40-49 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%50-59 3 33.33% 4 17.39% 7 21.88%60-69 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%70-79 1 11.11% 2 8.70% 3 9.38%80-89 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%90-100 0 0.00% 4 17.39% 4 12.50%Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%

Persentase Pasien OA Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

1

2

3

4

5

6

Status Kekakuan dan Pembengkakan0-910-1920-2930-3940-4950-5960-6970-7980-8990-100

Jum

lah

Skor

Gambar 5.4 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Kekakuan dan

Pembengkakan Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin

Page 46: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

30

Tabel 5.5. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Status Nyeri

Status NyeriJenis Kelamin Total Pasien

berdasarkan Status Nyeri

% Pasien berdasarkan Status NyeriLaki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

0-9 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%10-19 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%20-29 0 0.00% 3 13.04% 3 9.38%30-39 1 11.11% 0 0.00% 1 3.13%40-49 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%50-59 2 22.22% 5 21.74% 7 21.88%60-69 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%70-79 3 33.33% 3 13.04% 6 18.75%80-89 2 22.22% 2 8.70% 4 12.50%90-100 1 11.11% 7 30.43% 8 25.00%Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%

Persentase Pasien OA Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

1

2

3

4

5

6

7

8

Status Nyeri Sendi0-910-1920-2930-3940-4950-5960-6970-7980-8990-100

Jum

lah

Skor

Gambar 5.5 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Status Nyeri Dibedakan

Sesuai Jenis Kelamin

Tabel 5.6. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Lama Kaku Pagi Hari

Page 47: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

31

Lama Kaku Pagi Hari

Jenis Kelamin Total Pasien sesuai Lama Kaku Pagi

Hari

% Pasien sesuai Lama Kaku Pagi

HariLaki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

Tidak ada 1 11.11% 6 26.09% 7 21.88%Kurang dari 30

menit 8 88.89% 12 52.17% 20 62.50%

30 menit - 1 jam 0 0.00% 3 13.04% 3 9.38%1 - 2 jam 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%2 - 4 jam 0 0.00% 1 4.35% 1 3.13%

Lebih dari 4 jam 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%Sepanjang hari 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%Persentase Pasien

OA Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

2

4

6

8

10

12

14

Lama Kaku Sendi di Pagi Hari

Tidak ada kaku pagi

Kurang dari 30 menit

30 menit - 1 jzm

1 jam - 2 jam

2 jam - 4 jam

Lebih dari 4 jam

Sepanjang hari

Jum

lah

Lama

Gambar 5.6 Diagram Batang Jumlah Pasien Berdasarkan Lama Kaku Sendi di

Pagi Hari Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin

Tabel 5.7. Klasifikasi Koresponden berdasarkan Kelas Fungsional Sendi

Kelas Fungsional Jenis Kelamin Total Pasien % Pasien

Page 48: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

32

berdasarkan Kelas

Fungsional

berdasarkan Kelas

FungsionalLaki-laki %Laki-laki Perempuan %Perempuan

1 – Tanpa Keterbatasan 2 22.22% 7 30.43% 9 28.13%2 – Ada Tidak Nyaman atau Sedikit Terbatas 6 66.67% 14 60.87% 20 62.50%

3 - Mampu Sedikit atau Tidak Mampu Beraktivitas 1 11.11% 2 8.70% 3 9.38%

4- Sebagian Besar Terbatas di Kasur atau Kursi 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

Jumlah 9 100.00% 23 100.00% 32 100.00%Persentase Pasien OA

Genu 28.13% 71.88%

Laki-laki Perempuan0

2

4

6

8

10

12

14

16

Kelas Fungsional

Kelas 1 – Tanpa KeterbatasanKelas 2 – Ada Tidak Nyaman atau Sedikit TerbatasKelas 3 - Mampu Sedikit atau Tidak Mampu BeraktivitasKelas 4- Sebagian Besar Terbatas di Kasur atau Kursi

Jum

lah

Gambar 5.7 Diagram Batang Jumlah Pasien berdasarkan Kelas Fungsional Sendi

Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin

5.2. Analisis Penelitian

Page 49: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

33

Dari data di atas, dapat digambarkan karakteristik koresponden yang menjadi

subyek dari penelitian ini adalah :

5.2.1 Jenis Kelamin Pasien OA Lutut (Tabel 5.1.)

Sebanyak 9 pasien koresponden (28,13%) adalah laki-laki dan sisanya 23 pasien

koresponden adalah perempuan (71.88%). Menunjukkan jumlah pasien

perempuan lebih banyak dibanding dengan laki-laki.

5.2.2 Umur Pasien OA Lutut (Tabel 5.2.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang berumur 40-

44 tahun sebanyak 1 pasien (11,11%), yang berumur 50-54 tahun sebanyak 1

pasien (11,11%), yang berumur 60-64 tahun sebanyak 1 pasien (11,11%), yang

berumur 65-69 tahun sebanyak 3 pasien (33,33%), dan yang berumu 70-74 tahun

sebanyak 3 pasien (33,33%). Data tersebut menunjukkan pasien laki-laki

terbanyak pada kelompok umur 65-69 tahun dan 70-74 tahun yaitu masing-

masing 3 orang. Jumlah pasien perempuan 23 orang dan dari jumlah tersebut yang

berumur 40-44 tahun sebanyak 1 pasien (4,35%), yang berumur 45-49 tahun

sebanyak 4 pasien (17,39%), yang berumur 50-54 tahun sebanyak 3 pasien

(13,04%), yang berumur 55-59 tahun sebanyak 8 pasien (34,78%), yang berumur

60-64 tahun sebanyak 3 pasien (13,04%), yang berumur 65-69 tahun sebanyak 3

pasien (13,04%), dan yang berumur 70-74 tahun sebanyak 1 pasien (4,35%). Data

tersebut menunjukkan pasien perempuan terbanyak pada kelompok umur 55-59

tahun yaitu 8 orang.

Page 50: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

34

Pada persentase total pasien berdasarkan umur (laki-laki dan perempuan)

didapatkan yang berumur 40-44 tahun sebanyak 2 pasien (6,25%), yang berumur

45-49 tahun sebanyak 4 pasien (12,50%), yang berumur 50-54 tahun sebanyak 4

pasien (12,50%), yang berumur 55-59 tahun sebanyak 8 pasien (25,00%), yang

berumur 60-64 tahun sebanyak 4 pasien (12,50%), yang berumur 65-69 tahun

sebanyak 6 pasien (18,75%), dan yang berumur 70-74 tahun sebanyak 4 pasien

(12,50%). Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar sampel pasien

berumur 55-59 tahun dan pada rentang umur tersebut semuanya adalah

perempuan.

5.2.3 Status OA Secara Umum dalam 6 Bulan Terakhir (Tabel 5.3.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang memberi

nilai 0-9 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak 1

pasien (11,11%), yang memberi nilai 30-39 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang

memberi nilai 50-59 sebanyak 3 pasien (33,33%), yang memberi nilai 70-79

sebanyak 1 pasien (11,11%), dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak 2 pasien

(22,22%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki penilaian OA secara

umum dominan pada rentang nilai 50 hingga 59 yaitu 3 pasien (33,33%). Jumlah

pasien perempuan 23 dan dari jumlah tersebut yang memberi nilai 10-19 sebanyak

1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 20-29 sebanyak 1 pasien (4,35%), yang

memberi nilai 40-49 sebanyak 2 pasien (8,70%), yang memberi nilai 50-59

sebanyak 3 pasien (13,04%), yang memberi nilai 60-69 sebanyak 2 pasien

(8,70%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 2 pasien (8,70%), yang memberi

Page 51: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

35

nilai 80-89 sebanyak 5 pasien (21,74%), dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak

7 pasien (30,43%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien perempuan penilaian

OA secara umum dominan pada rentang nilai 90 hingga 100 yaitu 7 pasien

(30,43%).

Pada persentase total pasien berdasarkan status umum dalam 6 bulan

terakhir (laki-laki dan perempuan) didapatkan yang memberi nilai 0-9 sebanyak 1

pasien (3,13%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak 2 pasien (6,25%), yang

memberi nilai 20-29 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 30-39

sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 40-49 sebanyak 2 pasien (6,25%),

yang memberi nilai 50-59 sebanyak 6 pasien (18,75%), yang memberi nilai 60-69

sebanyak 2 pasien (6,25%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (9,38%),

yang memberi nilai 80-89 sebanyak 5 pasien (15,63%), dan yang memberi nilai

90-100 sebanyak 9 pasien (28,13%). Data tersebut menunjukkan sebagian besar

sampel pasien memberikan nilai 90-100 untuk status OA secara umum yang

berarti secara umum penyakit dirasakan sangat aktif oleh pasien.

5.2.4 Status Kekakuan dan Pembengkakan (Tabel 5.4.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang memberi

nilai 0-9 sebanyak 2 pasien (22,22%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak 1

pasien (11,11%), yang memberi nilai 20-29 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang

memberi nilai 30-39 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang memberi nilai 50-59

sebanyak 3 pasien (33,33%), dan yang memberi nilai 70-79 sebanyak 1 pasien

(11,11%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki penilaian status

Page 52: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

36

kekakuan dan pembengkakan dominan pada rentang nilai 50-59 yaitu sebanyak 3

pasien (33,33%). Jumlah pasien perempuan adalah 23 dan dari jumlah tersebut

yang memberi nilai 0-9 sebanyak 5 pasien (21,74%), yang memberi nilai 20-29

sebanyak 5 pasien (21,74%), yang memberi nilai 30-39 sebanyak 1 pasien

(4,35%), yang memberi nilai 40-49 sebanyak 1 pasien (4,35%), yang memberi

nilai 50-59 sebanyak 4 pasien (17,39%), yang memberi nilai 60-69 sebanyak 1

pasien (4,35%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 2 pasien (8,70%), dan yang

memberi nilai 90-100 sebanyak 4 pasien (17,39%). Data tersebut menunjukkan

untuk pasien perempuan penilaian terhadap status kekakuan dan pembengkakan

dominan pada rentang nilai 0-9 dan 20-29 yaitu masing-masing sebanyak 5 pasien

(21,74%).

Pada persentase total pasien berdasarkan status kekakuan dan bengkak

(laki-laki dan perempuan) didapatkan yang memberi nilai 0-9 sebanyak 7 pasien

(21,88%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi

nilai 20-29 sebanyak 6 pasien (18,75%), yang memberi nilai 30-39 sebanyak 2

pasien (6,25%), yang memberi nilai 40-49 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang

memberi nilai 50-59 sebanyak 7 pasien (21,88%), yang memberi nilai 60-69

sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (9,38%),

dan yang memberi nilai 90-100 sebanyak 4 pasien (12,50%). Data tersebut

menunjukkan sebagian besar sampel pasien memberikan penilaian 0-9 dan 50-59

untuk status kekakuan dan pembengkakan yang berarti secara umum penyakit

Page 53: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

37

dirasakan tidak kaku dan bengkak atau terdapat kekakuan dan pembengkakan

sedang oleh pasien.

5.2.5 Status Nyeri (Tabel 5.5.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang memberi

nilai 30-39 sebanyak 1 pasien (11,11%), yang memberi nilai 50-59 sebanyak 2

pasien (22,22%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien (33,33%), yang

memberi nilai 80-89 sebanyak 2 pasien (22,22%), dan yang memberi nilai 90-100

sebanyak 1 pasien (11,11%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki

penilaian status nyeri dominan pada rentang nilai 70-79 yaitu sebanyak 3 pasien

(33,33%). Jumlah pasien perempuan adalah 23 dan dari jumlah tersebut yang

memberi nilai 0-9 sebanyak 1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 10-19 sebanyak

1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 20-29 sebanyak 3 pasien (13,04%), yang

memberi nilai 50-59 sebanyak 5 pasien (21,74%), yang memberi nilai 60-69

sebanyak 1 pasien (4,35%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 3 pasien

(13,04%), yang memberi nilai 80-89 sebanyak 2 pasien (8,70%), dan yang

memberi nilai 90-100 sebanyak 7 pasien (30,43%). Data tersebut menunjukkan

untuk pasien perempuan penilaian terhadap status nyeri dominan pada rentang

nilai 90-100 yaitu sebanyak 7 pasien (30,43%).

Pada persentase total pasien berdasarkan status nyeri (laki-laki dan

perempuan) didapatkan yang memberi nilai 0-9 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang

memberi nilai 10-19 sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 20-29

sebanyak 3 pasien (9,38%), yang memberi nilai 30-39 sebanyak 1 pasien (3,13%),

Page 54: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

38

yang memberi nilai 50-59 sebanyak 7 pasien (21,88%), yang memberi nilai 60-69

sebanyak 1 pasien (3,13%), yang memberi nilai 70-79 sebanyak 6 pasien

(18,75%), yang memberi nilai 80-89 sebanyak 4 pasien (12,50%), dan yang

memberi nilai 90-100 sebanyak 8 pasien (25,00%). Data tersebut menunjukkan

sebagian besar sampel pasien memberikan nilai 90-100 untuk status nyeri yang

berarti secara umum penyakit dirasakan sangat nyeri oleh pasien.

5.2.6 Lama Kaku Pagi Hari (Tabel 5.6.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang tidak

memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari sebanyak 1 pasien (11,11%), dan yang

memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari kurang dari 30 menit sebanyak 8 pasien

(88,89%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki lama kaku sendi di

pagi hari sebagian besar kurang dari 30 menit yaitu sebanyak 8 pasien (88,89%).

Jumlah koresponden perempuan 23 pasien dan dari jumlah tersebut yang tidak

memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari sebanyak 6 pasien (26,09%), yang

memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari kurang dari 30 menit sebanyak 12 pasien

(52,17%), yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari antara 30 menit hingga 1

jam sebanyak 3 pasien (13,04%), yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari

antara 1 jam hingga 2 jam sebanyak 1 pasien (4,35%), dan yang memiliki keluhan

kaku sendi di pagi hari antara 2 jam hingga 4 jam sebanyak 1 pasien (4,35%).

Data tersebut menunjukkan untuk pasien perempuan lama kaku sendi di pagi hari

sebagian besar kurang dari 30 menit yaitu sebanyak 12 pasien (52,17%).

Page 55: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

39

Pada persentase total pasien berdasarkan lama kaku pagi hari (laki-laki

dan perempuan) didapatkan yang tidak memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari

sebanyak 7 pasien (21,88%), yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari

kurang dari 30 menit sebanyak 20 pasien (62,50%), yang memiliki keluhan kaku

sendi di pagi hari antara 30 menit hingga 1 jam sebanyak 3 pasien (9,38%), yang

memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari antara 1 jam hingga 2 jam sebanyak 1

pasien (3,13%), dan yang memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari antara 2 jam

hingga 4 jam sebanyak 1 pasien (3,13%). Data tersebut menunjukkan sebagian

besar sampel pasien memiliki keluhan kaku sendi di pagi hari dan berlangsung

selama kurang dari 30 menit.

5.2.7 Kelas Fungsional Sendi (Tabel 5.7.)

Jumlah koresponden laki-laki 9 pasien dan dari jumlah tersebut yang mengaku

mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keterbatasan sebanyak 2 pasien

(22,22%), yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari namun ada

gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas sebanyak 6 pasien (66,67%), dan

yang mengaku tidak mampu atau sedikit mampu melakukan aktivitas sehari-hari

sebanyak 1 pasien (11,11%). Data tersebut menunjukkan untuk pasien laki-laki

sebagian besar mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan sedikit

gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas yaitu sebanyak 6 pasien

(66,67%). Jumlah koresponden perempuan 23 pasien dan dari jumlah tersebut

yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keterbatasan

sebanyak 7 pasien (30,43%), yang mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-

Page 56: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

40

hari namun ada gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas sebanyak 14

pasien (60,87%), dan yang mengaku tidak mampu atau sedikit mampu melakukan

aktivitas sehari-hari sebanyak 2 pasien (8,70%). Data tersebut menunjukkan untuk

pasien perempuan sebagian besar mengaku mampu melakukan aktivitas sehari-

hari dengan sedikit gangguan ketidaknyamanan atau sedikit terbatas yaitu

sebanyak 14 pasien (60,87%).

Pada persentase total pasien sesuai kemampuan melakukan aktivitas

sehari-hari (laki-laki dan perempuan) yang mengaku mampu melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa keterbatasan sebanyak 9 pasien (28,13%), yang mengaku

mampu melakukan aktivitas sehari-hari namun ada gangguan ketidaknyamanan

atau sedikit terbatas sebanyak 20 pasien (62,50%), dan yang mengaku tidak

mampu atau sedikit mampu melakukan aktivitas sehari-hari sebanyak 3 pasien

(9,38%). Data tersebut menunjukkan sebagian besar sampel pasien mengaku

mampu melakukan aktivitas sehari-hari namun terdapat gangguan

ketidaknyamanan atau sedikit terbatas dalam mengerjakannya.

Page 57: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian mengenai aktivitas penyakit Osteoartritis (OA) lutut dengan

menggunakan indeks Rapid Assesment of Disease Activity in Rheumatology (RADAR)

ini dilakukan di IRJ Reumatologi – RSUD Dr. Soetomo – Surabaya pada bulan Januari

2014 hingga Februari 2014. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan

metode wawancara mengenai pertanyaan Indeks RADAR. Pada wawancara ini, setiap

pasien yang bersedia menjadi responden diajukan sebuah kuesioner dan diminta untuk

mengisi sesuai dengan kondisi pasien. Kuesioner ini memiliki 6 pertanyaan, dimana

pertanyaan pertama untuk mengukur aktivitas penyakit secara global selama 6 bulan

dengan menggunakan Visual Analog Scale yang berskala 0-100 (dalam mm), pertanyaan

kedua untuk mengukur aktivitas penyakit sekarang sehubungan dengan kekakuan dan

pembengkakan sendi dengan menggunakan Visual Analog Scale yang berskala 0-100

(dalam mm), pertanyaan ketiga untuk mengukur nyeri arthritis sekarang dengan

menggunakan Visual Analog Scale yang berskala 0-100 (dalam mm), pertanyaan ke-4

mengenai lamanya kaku pagi (morning stiffness) yang terdiri dari 7 kategori, pertanyaan

ke-5 mengenai kelas fungsional sendi yang dibagi menjadi 4 kategori, dan pertanyaan

terakhir mengenai daftar sendi yang nyeri dan/atau kaku. Waktu yang diperlukan untuk

setiap wawancara adalah 5-15 menit.

Belum ada studi melihat validitas ataupun penggunaan kuesioner RADAR pada

penderita OA. Pada penelitian di IRJ Reumatologi RSUD Dr. Soetomo yang peneliti

lakukan, didapatkan sampel pasien OA lutut sebanyak 32 orang, 9 orang diantaranya

41

Page 58: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

42

adalah laki-laki (28.13% dari total sampel) dan 23 sisanya adalah perempuan (71,88%

dari total sampel). Rasio jenis kelamin ini menunjukkan adanya kemiripan dengan sebuah

studi tentang indeks lain, yaitu kuesioner Western Ontario MacMaster, pada OA yang

dilakukan oleh Wolfe dimana hasilnya menunjukkan dari 655 sampel, 161 pasien berjenis

kelamin laki-laki (23,5% dari total sampel) dan 494 pasien berjenis kelamin perempuan

(76,5% dari total sampel). Perbedaan rasio dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti

lokasi penelitian, waktu penelitian, obyek yang digunakan untuk meneliti, dan juga

sampel yang digunakan.

Pada pengklasifikasian status OA lutut menurut umur, didapatkan bahwa jumlah

terkecil ada pada kelompok umur termuda, yaitu 40 – 44 tahun, sebanyak 2 pasien

(6,25% dari total sampel). Sementara untuk 2 kelompok umur di atasnya, yaitu 45 – 49

tahun dan 50 – 54 tahun terdapat peningkatan menjadi masing-masing 4 pasien (masing-

masing 12,50% dari total sampel). Kelompok umur berikutnya, yaitu 55 – 59 tahun juga

mengalami peningkatan dan menjadi kelompok umur dengan jumlah terbanyak yaitu 8

orang (25% dari total sampel). Selanjutnya untuk kelompok umur 60 – 64 tahun kembali

terjadi penurunan menjadi sebanyak 4 pasien (12,50% dari total sampel), dan kelompok

umur 65 – 69 tahun mengalami peningkatan kembali menjadi 6 pasien (18,75% dari total

sampel). Kelompok umur yang terakhir berjumlah 4 pasien (12,50% dari total sampel)

seperti kebanyakan kelomopok umur yang lain. Dapat dilihat dari data ini bahwa masih

ada kesesuaian dengan teori bahwa usia termasuk sebagai faktor resiko dalam OA,

ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah pasien pada kelompok umur yang lebih

tua dan jumlah pasien lebih condong ke kelompok umur yang lebih tua. Namun, jumlah

Page 59: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

43

pasien terbanyak bukan berada kelompok umur yang paling tua, melainkan pada

kelompok umur 55 – 59 tahun, hal ini dimungkinkan dikarenakan oleh beberapa faktor

seperti jumlah sampel, angka harapan hidup yang rendah sehingga tidak banyak pasien

berumur 70 ke atas, atau juga karena tingkat pendidikan dan sosioekonomi yang rendah

pada pasien yang tua sehingga memilih untuk tidak menjalani pengobatan. Hal lain yang

perlu diperhatikan adalah pada pasien laki-laki sampel terbanyak ada pada kelompok

umur 65 – 69 tahun dan 70 – 74 tahun dimana masing-masing terdiri dari 3 pasien

(masing 33,33% dari total sampel), sementara pada pasien perempuan sampel terbanyak

ada pada kelompok umur 55 – 59 tahun yaitu 8 pasien (34,78% dari total sampel) dan

kelompok umur ini sama dengan kelompok umur dengan sampel terbanyak pada total

sampel pasien OA (laki-laki dan perempuan). Pada pasien perempuan juga dapat dilihat

pola penurunan jumlah pasien setelah kelompok umur 55-59 tahun Hal ini mungkin

disebabkan oleh budaya dimana laki-laki memiliki kecenderungan untuk menahan sakit

daripada mengobatinya sehingga hanya yang tua dan cenderung berat yang pergi berobat.

Kemungkinan faktor lain adalah angka harapan hidup laki-laki dan perempuan yang

berbeda serta tingkat pendidikan yang berbeda pada kelompok umur lebih tua sehingga

kebanyakan perempuan cenderung tidak pergi berobat.

Hasil penelitian untuk status OA secara umum dalam 6 bulan terakhir pada

penelitian yang menggunakan kuesioner RADAR ini menunjukkan bahwa sebagian besar

sampel (9 pasien atau 28,13% dari total sampel) mengaku penyakit terasa sangat aktif

atau aktif luar biasa, yaitu skor 90-100, selama 6 bulan terakhir atau sejak pertama kali

merasakan gangguan jika penyakit yang dirasakan belum sampai 6 bulan. Aktivitas

Page 60: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

44

penyakit secara umum dilihat dari gangguan kekakuan, pembengkakan, nyeri, dan

keterbatasan fungsional yang dirasakan pasien. Selanjutnya untuk status kekakuan dan

pembengkakan sekarang ada 2 kelompok nilai yang dominan, yaitu kelompok nilai 0 – 9

yang berarti pasien tidak atau sedikit merasakan kekakuan dan pembengkakan pada saat

itu, dan kelompok nilai 50-59 yang berarti pasien meraskan kekakuan dan pembengkakan

pada tingkat yang sedang. Masing-masing kelompok nilai terdiri dari 7 pasien (21,88%

dari total sampel). Selanjutnya untuk status nyeri sekarang sebagian besar pasien

memberikan penilaian 90 – 100 yang berarti nyeri pada saat itu dirasakan sangat nyeri

atau nyeri luar biasa, yaitu sebanyak 8 pasien (25,00% dari total sampel).

Pembagian dalam kuesioner RADAR sehubungan dengan lama kaku sendi di pagi

hari ada dalam 7 kategori, yaitu tidak mengalami kaku sendi pagi hari, mengalami kaku

sendi selama kurang dari 30 menit, mengalami kaku sendi selama 30 menit hingga 1 jam,

mengalami kaku sendi selama 1 jam hingga 2 jam, mengalami kaku sendi selama 2 jam

hingga 4 jam, mengalami kaku sendi lebih dari 4 jam, dan mengalami sendi sepanjang

hari. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar pasien, yaitu 20 pasien (62,50% dari

total sampel), mengalami kaku sendi di pagi hari selama kurang dari 30 menit. Lama

kaku pagi hari yang dinilai pada pertanyaan ini adalah pada hari dimana pasien diajukan

pertanyaan, sehingga kemungkinan besar bagi pasien yang sudah menjalani pengobatan

teratur tidak mengalami inflamasi yang terlalu berat. Hal ini membuat kaku sendi pada

pagi hari tidak begitu lama namun tetap ada pada sebagian besar pasien.

Pada kuesioner RADAR kemampuan fungsional sendi dibagi menjadi 4 kelas

fungsional yang didasarkan pada kemampuan sendi untuk digunakan dalam kegiatan

Page 61: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

45

sehari-hari pada hari dimana pasien diminta mengisi kuesioner sesuai dengan kriteria

Steinbrocker. Pertama, sendi dapat digunakan dengan kapasitas fungsional lengkap untuk

dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa adanya gangguan. Kedua, sendi dapat

digunakan untuk aktivitas sehari-hari namun pasien dapat merasakan sedikit tidak

nyaman atau ada keterbatasan pada gerakan-gerakan sendi, baik satu sendi maupun lebih.

Ketiga, sendi dapat digunakan dengan kemampuan fungsional cukup untuk mengerjakan

sedikit atau sama sekali tidak mampu mengerjakan aktivitas sehari-hari dan perawatan

diri. Ke-4, sendi hampir tidak dapat digunakan atau sama sekali tidak dapat digunakan

sehingga pasien sebagian besar berbaring pada kasur atau duduk di kursi. Hasil pada

penelitian ini menunjukkan sebagian besar pasien, yaitu 20 pasien (62,50% dari total

sampel), berada pada kelas fungsional yang kedua yaitu sendi masih dapat digunakan

untuk melakukan aktivitas sehari-hari namun dirasakan ketidaknyamanan atau sedikit

terganggu oleh penyakitnya ketika melakukan aktivitas sehari-hari. Penilaian kemampuan

fungsional sendi sebagian besar pasien cukup baik karena kemungkinan sebagian besar

pasien sudah menjalani pengobatan secara teratur. Tidak ada pasien pada kelas fungsional

yang terakhir atau yang terparah dimungkinkan karena keterbatasan penelitian ini dimana

sampel diambil dari Instalasi Rawat Jalan, dimana sebagian besar pasien yang berada di

kelas fungsional terakhir kemungkinan berada di Instalasi Rawat Inap untuk

mendapatkan penanganan.

Meninjau pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner RADAR, pertama dari jumlah

pertanyaan yang hanya ada 6 pertanyaan membuat waktu pengisian kuesioner relatif

singkat dan menjadi sebuah kelebihan bagi kuesioner yang ditujukan sebagai suatu sarana

Page 62: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

46

untuk meninjau secara independen aktivitas penyakit dan diharapkan dapat memberi

gambaran umum seberapa aktif penyakit tersebut. Pertanyaan pertama hingga ketiga

menggunakan Visual Analog Scale yang mudah dimengerti oleh sebagian besar pasien

dan adanya penanda tiap kelipatan 10 membantu pasien lebih cepat dalam melakukan

penilaian. Kekurangan dari kuesioner RADAR ini terletak pada pertanyaan yang terlalu

panjang sehingga pasien membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengisi kuesioner.

Selain itu, pada pertanyaan ke-4 mengenai kelas fungsional sendi, pilihan jawaban yang

diajukan cukup panjang sehingga pasien terkadang perlu untuk membaca beberapa kali

pilihan-pilihan yang ada sebelum memutuskan pilihan mana yang paling menunjukkan

kondisi pasien. Secara umum, tidak ada halangan untuk kuesioner RADAR digunakan

pada pasien yang terkena OA. Kuesioner ini dapat membantu pasien untuk

mengkomunikasikan bagaimana aktivitas penyakit ketika pasien datang dan juga aktivitas

secara umum selama 6 bulan, kuesioner ini praktis karena hanya terdiri dari 6 pertanyaan

dan dapat dikerjakan dalam waktu 5-15 menit ketika pasien masih menunggu dokter atau

juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melihat perkembangan dari penyakit ketika

pasien menjalani pengobatan di rawat inap.

Page 63: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Pengukuran Aktivitas Penyakit Osteoarthritis

lutut dengan kuesioner Rapid Assessment of Disease Acivity in Rheumatology di

Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo didapatkan kesimpulan bahwa :

1. Perempuan memiliki resiko lebih tinggi terkena OA dibanding dengan laki-

laki

2. Sebagian besar pasien berada pada kelompok umur 55 – 59 tahun (sebanyak

25,00%), dan semakin tua semakin tinggi resiko terkena OA

3. Sebagian besar pasien mengaku aktivitas OA mereka secara umum sangat

aktif yaitu pada nilai 90 - 100 (sebanyak 28,13%)

4. Persentase pasien yang dikur untuk status kekakuan dan pembengkakan sendi

terbanyak terdapat pada kelompok nilai 0 – 9 dan 50 – 59, yaitu masing-

masing sama sebesar 21,88%

5. Sebagian besar pasien mengaku merasakan nyeri yang sangat hebat yaitu pada

kelompok nilai 90 – 100 (sebanyak 25%)

6. Sebagian besar pasien mengalami kaku sendi di pagi hari selama kurang dari

30 menit (sebanyak 62,50%)

7. Sebagian besar pasien berada pada kelas fungsional sendi kedua yaitu mampu

melakukan aktivitas sehari-hari dengan adanya ketidaknyamanan atau sedikit

terganggu (sebanyak 62,50%).

47

Page 64: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

48

7.2 Saran

1. Beberapa pertanyaan pada kuesioner RADAR dapat dipersingkat tanpa

mengurangi artinya sehingga lebih nyaman bagi pasien untuk mengisinya.

2. Dapat dilakukan studi validitas dan kecocokan antara dokter dengan pasien

untuk kuesioner RADAR terhadap pasien OA.

3. Penelitian dapat dilakukan dengan sampel yang lebih banyak dan lokasi yang

lebih luas mencakup instalasi rawat inap agar hasil yang didapatkan lebih

akurat dan valid.

Page 65: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

DAFTAR PUSTAKA

Abramson, SB. dan Attur M., 2009 . ‘Developments in the scientific understanding of

osteoarthritis’ Arthritis Research & Therapy. [online] Retrieved: May 23, 2012, from:

http://www.biomedcentral.com/content/pdf/ar2655.pdf

American College of Rheumatology. 2012. [1986] Criteria for Classification of

Idiopathic Osteoarthritis (OA) of the Knee. Retrieved: May 27, 2012, from :

http://www.rheumatology.org/practice/clinical/classification/oaknee.asp

Altman R., Asch E., Bloch D., Bole G., Borenstein D., Brandt K., et al. 1986. ‘The

American College of Rheumatology criteria for the classification and reporting of

osteoarthritis of the knee’. Arthritis Rheum; vol. 29 pp. 1039--1049.

Ellis, H. 2006. Clinical Anatomy A Revision and applied anatomy for clinical students.

11th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing.

Fauci, Braunwald, et al. 2008. Harisson's Principle of Internal Medicine. 17th ed. New

York: McGraw-Hill.

49

Page 66: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

50

Fransen, J., Stucki, G. and Van Riel, P. 2003. Rheumatoid arthritis measures: Disease

Activity Score (DAS), Disease Activity Score-28 (DAS28), Rapid Assessment of

Disease Activity in Rheumatology (RADAR), and Rheumatoid Arthritis Disease

Activity Index (RADAI). Arthritis Care & Research, 49 (S5), pp. 214--224.

Retrieved: May 30, 2012, from:

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/art.11407/abstract

Hochberg, M. C., Chang, R. W., Dwosh, I., Lindsey, S., Pincus, T. and Wolfe, F. 1992.

Revised Criteria for the Classification of Global Functional Status in Rheumatoid

Arthritis. Arthritis & Rheumatism, 35 (5), pp. 498-502.

Isbagio, H. dan Effendi, A.Z. 1987, ‘Osteoarthritis’, dalam: Soeparman(ed). Buku Ilmu

penyakit dalam jilid 1. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. pp. 680-688

Lawrence, RC., Felson DT., Helmick CG., et al. 2008. ‘Estimates of the prevalence of

arthritis and other rheumatic conditions in the United States’. Arthritis Rheum, vol 58,

pp. 26–35.

Lopez, AD., Mathers CD., Ezzati M., Jamison DT., Murray CJL, eds. 2006. Global

Burden of Disease and Risk Factors. [e-book] New York: Oxford University Press.

Retrieved: May 25, 2012, from: http://www.dcp2.org/pubs/GBD

Page 67: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

51

Mason, J., Anderson, J., Meenan, R., Haralson, K., Lewis-Stevens, D. and Kaine, J. 1992.

The rapid assessment of disease activity in rheumatology (RADAR) questionnaire.

Arthritis & Rheumatism, 35 (2), pp. 156--162.

McGonagle, D., Ai LT., Carey J., Benjamin M. 2010. ‘The anatomical basis for a novel

classification of osteoarthritis and allied disorders’. Wiley Online Library [serial on

the internet]. Retrieved: May 25, 2012, from:

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-7580.2009.01186.x/full

Niu, J., Zhang YQ., Torner J., Nevitt M., Lewis CE., Aliabadi P., et al. 2009. ‘Is obesity a

risk factor for progressive radiographic knee osteoarthritis’. PubMed [serial on the

internet]. Retrieved: May 19, 2012, from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19248122

Sarzi‐Puttini, P., Cimmino M.A., Scarpa R., et al. 2005. ‘Osteoarthritis: An overview of

the disease and its treatment strategies’. Semin Arthritis Rheum 2005 vol. 35(1 Suppl

1), pp. 1‐10.

Snell, RS. 2006. Clinical Anatomy by Systems. 11th ed. [e-book] Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Page 68: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

52

Snell, RS. 2012. Clinical Anatomy by Regions. 9th ed. [e-book] Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins.

Solomon, L., ‘Clinical Feature of Osteoarthritis’ in Ruddy S., Harris ED., Sledge CB.,

Budd RC., Sergent JS. (eds). 2001. Kelley’s Textbook of Rheumatology. 6th ed.

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Soeroso, J. 2006. Validity and Reliability of Radar Questionnaire for Patients with

Rheumatoid Arthritis. Folia Medica Indonesiana, 42 (3), pp. 176--180.

Soeroso, J. 2011. Patogenesis Osteoarthritis: Proses Degeneratif atau Inflamatif. [e-

journal], Abstract only. Diperoleh melalui: Pusat Penelitian dan Pengbadian Kepada

Masyarakat Universitas Airlangga [23 Mei 2012].

Soeroso, J., Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. 2009. ‘Osteoartritis’. Dalam:

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPublishing. p. 2538-48

Soeroso, J., Dans LF., Amarillo ML., Santoso GH., Kalim H. 2005. ‘Risk factors of

symptomatic osteoarthritis of the knee at a hospital in Indonesia’. APLAR Journal of

Rheumatology. 8 : pp. 106-113.

Page 69: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

53

Sugondo, S. 2009. Obesitas. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,

Setiati S, editors. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5th ed. Jakarta:

InternaPublishing. pp. 1973-82

Subagjo. 2011. ‘Arthrologi’ in Alimsardjono, H., Santoso MWA., Subagjo. Anatomi 1.

2011. 8th ed. Surabaya: Departemen Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran. pp.

97-116

WHO. 2006. Global Burden of Disease : 2004 Update. [pdf]. WHO Library Cataloguing-

in-Publication Data. Retrieved: May 25, 2012, from:

http://www.who.int/entity/healthinfo/global_burden_disease/2004_report_update/en/

index.html

Wolfe F, Kong SX. 1999. Rasch analysis of the Western Ontario MacMaster

questionnaire (WOMAC) in 2205 patients with osteoarthritis, rheumatoid arthritis,

and fibromyalgia. Ann Rheum Dis. Vol 58(9):563-568.

Zeng, QY., Zang CH., Li XF., Dong HY., Zhang AL., Lin L. 2006. ‘Associated risk

factors of knee osteoarthritis: a population survey in Taiyuan, China’. Chin Med J.

vol 119 (18), pp. 1522-1527. Retrieved May 19, 2012, from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16996005

Page 70: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Anggaran Dana

No Kegiatan Dana yang dibutuhkan

1 Perijinan Rp. 475.000,-2 Pengumpulan Data Rp. 50.000,-3 Pengolahan Data Rp. 50.000,-4 Pembuatan Laporan Rp. 150.000,-

Total Rp. 725.000,-

54

Page 71: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

55

Lampiran 2: Lembar data pasien

I. Identitas Pasien

Nama Lengkap Pasien : ……………………………..……………………

Jenis kelamin : L / P

Tanggal lahir : Umur : tahun

Alamat :

Pekerjaan :

II. Data OA Lutut :

1. Lokasi : Kanan / Kiri / Bilateral

2. Berapa lama / sejak kapan :

3. OA sendi lain : Ada / Tidak

Bila ada, sebutkan lokasinya :

4. Informasi Lain :

III. Pemeriksaan Radiologis

1. Ada / tidak

2. Jenis Pemeriksaan : Plain Foto / USG / MRI / lainnya

Page 72: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

56

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang Terhormat……………………………………..(responden)

Saya (Peneliti) yang berdata-diri dibawah ini:

Nama : Alan Christy Soewargo

NIM : 011011136

Institusi : Fakultas Kedokteran – Universitas Airlangga

Memberitahukan bahwa saya akan melakukan penelitian mengenai

“PENGUKURAN AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN

RADAR PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT

DALAM RSUD DR SOETOMO”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penyakit OA yang diukur

menggunakan kuesioner RADAR pada pasien OA lutut di Instalasi Rawat Jalan –

Reumatologi - RSUD Dr.Soetomo. Metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah wawancara kepada subjek penelitian (pasien) dan tidak ada tindakan yang

diambil pada subyek penelitian. Hasil penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai

data dalam penelitian mengenai kuesioner RADAR selanjutnya. Untuk keperluan

seperti yang telah disebutkan diatas, saya mohon kesediaan saudara untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saat wawancara dengan jujur. Saya menjamin

kerahasiaan jawaban dan identitas saudara. Informasi yang saudara berikan

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan mutu pelayanan kesehatan, tidak

akan dipergunakan untuk maksud lain. Partisipasi saudara dalam wawancara ini akan

sangat saya hargai dan atas perhatian saudara, saya ucapkan terima kasih.

Surabaya, November 2013

Hormat saya,

Alan Christy Soewargo

NIM 011011136

Page 73: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

57

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

No. Responden : (diisi peneliti)

Nama :

Umur :

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian tentang “PENGUKURAN

AKTIVITAS PENYAKIT OSTEOARTHRITIS DENGAN RADAR PADA PASIEN

OSTEOARTHRITIS LUTUT DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR

SOETOMO”, bersama ini saya menyatakan BERSEDIA untuk menjadi responden

penelitian oleh peneliti yang bersangkutan (Alan Christy Soewargo)

Surabaya, November 2013

Responden

__________ __________

Page 74: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

58

Lampiran 5

Rapid Assessment of Disease Activity in Rheumatology

Nama Tanggal hari ini tgl bln thn

Mohon jawab pertanyaan-pertanyaan mengenai penyakit sendi anda di bawah ini

1. Secara umum, seberapa aktif penyakit sendi anda selama 6 bulan terakhir? Tandai X pada skala di bawah ini di titik yang menurut anda paling menunjukkan tingkat aktivitas penyakit sendi anda.

Tidak aktif AktifSama sekali luar biasa

2. Seberapa aktif penyakit sendi anda pada hari ini sehubungan dengan kekakuan dan pembengkakan? Tandai X pada skala di bawah ini di titik yang sesuai

Tidak aktif Aktifsama sekali luar biasa

3. Seberapa banyak nyeri yang anda rasakan hari ini? Tandai X pada skala di bawah ini di titik yang sesuai

Tidak nyeri Nyerisama sekali luar biasa

4. Apakah sendi-sendi anda kaku ketika anda bangun hari ini?

Ya Tidak

Jika ya, seberapa lama kekakuan tambahan berlangsung?

Kurang dari 30 menit 1 1-2 jam 3 Lebih dari 4 jam 530 menit – 1 jam 2 2-4 jam 4 Sepanjang hari 6

Page 75: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

59

5. Mohon centang pernyataan yang paling mendeskripsikan kemampuan anda hari

ini

I. Mampu menjalankan semua pekerjaan biasanya tanpa keterbatasan 1

II. Mampu mengerjakan aktivitas normal sekalipun ada ketidaknyamanan

atau keterbatasan pergerakan pada satu atau lebih sendi 2

III. Mampu mengerjakan sedikit atau sama sekali tidak mampu mengerjakan

tugas-tugas dari pekerjaan anda biasanya 3

IV. Sebagian besar terbatas di atas kasur atau kursi dengan sedikit atau tidak

ada perawatan diri sendiri 4

6. Mohon tunjukkan di bawah seberapa banyak nyeri dan/atau kekakuan yang anda rasakan hari ini pada setiap area sendi yang tercantum di bawah ini.Tandai dengan melingkari angka yang tepat. Pilihannya adalah :

0 = tidak ada nyeri/kekakuan 2 = Nyeri/kekakuan sedang1 = Nyeri/kekakuan ringan 3 = Nyeri/kekakuan berat

Pada area yang ditandai dengan *, pikirkan satu sendi pada kelompok itu yang paling mengganggu anda hari ini dan beri nilai untuk sendi tersebut. Pastikan untuk menandai kedua bagian kanan dan kiri secara terpisah.

Sendi Sisi Kanan Sisi KiriTidak ada

Ringan

Sedang

Berat

Tidak ada

Ringan

Sedang

Berat

Pundak 0 1 2 3 0 1 2 3Sikut 0 1 2 3 0 1 2 3Pergelangan 0 1 2 3 0 1 2 3Telapak tangan*

0 1 2 3 0 1 2 3

Jari-jari tangan*

0 1 2 3 0 1 2 3

Paha 0 1 2 3 0 1 2 3Lutut 0 1 2 3 0 1 2 3Tumit* 0 1 2 3 0 1 2 3Jari-jari kaki*

0 1 2 3 0 1 2 3

Sendi Kiri

Sendi Kanan

Page 76: Karya Tulis Ilmiah - Alan Christy S 011011136

60

Lampiran 6. Hasil Penelitian

No Nama Umur

Jenis Kelamin

Lokasi OA

Lutut

Lama Penyakit (tahun)

Aktivitas umum OA 6

bulan terakhir

Status Kaku

Status Nyeri

Status Kaku Pagi

Hari

Kelas fungsional

sendi1 Tn. S 65 Laki-laki Kanan 10 33 30 30 1 22 Tn. D 72 Laki-laki Bilateral 3.00 72 72 73 1 23 Ny. S 56 Perempuan Kanan 0.50 50 0 25 0 14 Ny. S 48 Perempuan Bilateral 0.06 100 22 28 1 25 Tn. A 52 Laki-laki Kanan 0.04 52 10 50 1 26 Ny. R 49 Perempuan Bilateral 1.00 17 68 100 1 27 Ny. S 61 Perempuan Bilateral 0.42 65 0 59 1 28 Ny. SB 60 Perempuan Bilateral 10.00 23 23 23 3 29 Ny. J 56 Perempuan Bilateral 0.25 61 28 51 1 210 Ny. W 48 Perempuan Bilateral 2.00 100 50 50 1 111 Tn. S 69 Laki-laki Kiri 0.04 100 50 50 1 312 Ny. TU 57 Perempuan Bilateral 0.33 100 72 90 1 113 Tn. AZ 44 Laki-laki Kiri 2.00 50 0 90 1 214 Ny. S 50 Perempuan Bilateral 3.00 80 90 90 1 315 Ny. S 57 Perempuan Bilateral 0.25 100 20 100 2 216 Ny. M 66 Perempuan Bilateral 6.00 80 70 80 1 217 Ny. M 64 Perempuan Kanan 10.00 100 50 50 0 118 Ny. SK 59 Perempuan Bilateral 3.00 80 50 100 2 119 Ny. W 72 Perempuan Bilateral 5.00 70 40 70 0 220 Tn. MB 66 Laki-laki Bilateral 2.00 90 50 75 1 221 Ny. K 59 Perempuan Bilateral 2.00 85 90 90 2 222 Ny. M 68 Perempuan Kiri 0.17 50 0 15 1 223 Ny. B 66 Perempuan Kanan 0.08 40 0 70 0 124 Ny. M 57 Perempuan Kanan 0.50 80 50 50 1 225 Tn. S 71 Laki-laki Kanan 0.25 50 50 80 0 126 Ny. S 48 Perempuan Bilateral 2.00 100 100 70 0 327 Ny. W 51 Perempuan Bilateral 4.00 49 38 81 1 228 Tn. D 72 Laki-laki Bilateral 5.00 7 8 70 1 129 Ny. S 58 Perempuan Kanan 0.25 56 0 0 0 130 Tn. S 63 Laki-laki Kiri 0.50 16 25 85 1 231 Ny. A 40 Perempuan Kanan 0.50 72 26 64 1 232 Ny. K 50 Perempuan Kanan 0.08 100 100 100 4 2

Keterangan :Status Kaku Pagi Hari : 0 = Tidak ada kaku 4 = Kaku 2 jam hingga 4 jam

1 = Kaku kurang dari 30 menit 5 = Kaku lebih dari 4 jam2 = Kaku 30 menit hingga 1 jam 6 = Kaku sepanjang hari3 = Kaku 1 jam hingga 2 jam