karya tulis ilmia_lisa rahayu_univ neg malang

Upload: lisa-rahayu

Post on 08-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    1/31

     

    Persiapan MEA : Optimalisasi Usaha Ekonomi Mikro

    di Kawasan Pesisir Kabupaten Malang Menjadi

    Kawasan Klaster UMKM sebagai Daerah Unggulan

    Oleh

    Lisa Rahayu Ningsih Nim.130413611590

    Shynta Putri Indraswari Nim.130411612544

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS EKONOMI

    JURUSAN MANAJEMEN

    SEPTEMBER 2015

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    2/31

     

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,

    Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

    “lomba  karya tulis ilmiah The 12 th  HIPOTEX-R Hipotesa Exhibition In

    Revolution 2015”  ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

    Semoga karya tulis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk

    maupun pedoman bagi pembaca.

    Harapan saya semoga karya tulis ini membantu menambah pengetahuan,

     pengalaman, sumber informasi bagi para pembaca, sehingga kedepanya kami

    dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga menjadi lebih baik.

    Karya tulis ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman penulis

    masih sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk

    memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

    karya tulis ini . Akhir kata, tiada gading yang tak retak kami mengucapkan terima

    kasih.

    Malang, 27 September 2015

    Penyusun

    ii

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    3/31

    DAFTAR ISI

    Cover i

    Kata Pengantar ii

    Daftar Isi ii

    Abtrak iv

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Rumusan Masalah 3

    1.3 Tujuan Penulisan 3

    1.4 Manfaat Penulisan 3

    BAB II KAJIAN PUSTAKA 5

    2.1 UMKM 5

    2.2 Pariwisata Kabupaten Malang 9

    2.3 Kabupaten Malang 9

    2.4 Klaster Industri 10

    2.5 Daya saing 11

    2.6 Pemasaran 13

    BAB III METODE PENULISAN 15

    3.1  Pengumpulan Data 15

    3.2  Pengoalahan Data 15

    3.3  Metode Analisis 15

    3.4  Penarikan Kesimpulan 16

    3.5  Perumusan Saran 16

    BAB IV PEMBAHASAN 17

    4.1 Membangun Klaster Industri UMKM 174.2 Strategi Pemasaran Produk UMKM melalalui Klaster 20

    BAB V PENUTUP 22

    5.1 Kesimpulan 22

    5.2 Saran 22

    DAFTAR PUSTAKA 23

    LAMPIRAN 26

    iii

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    4/31

    Abstrak

    Akhir tahun 2015 masyarakat bebas ASEAN akan dimulai. Dengan dimulainya

    Masyarakat Ekonomi ASEAN maka berbagai komoditas dari berbagai Negara diASEAN akan dengan mudahnya masuk ke pasar Indonesia dan secara otomatis

    akan menjadi pesaing bagi industri lokal. Industri lokal yang tidak dapat bersaing

    dengan industri luar negeri lambat laun akan melemah hingga ahirnya gulung

    tikar.

    Untuk menghindari peluang gulung tikar pada industri lokal maka perlu dilakukan

    suatu upaya untuk memenangkan persaingan. Upaya yang dapat dilakukan yaitu

    dengan mengembangkan UMKM yang ada di daerah pariwisata dengan

    membangun suatu klaster industri yang berada di daerah pariwisata. Kabupaten

    malang berpotensi dapat dikembangkan menjadi usaha dibidang perikanan dan

    kelautan dengan membangun klaster industry umkm. Tujuan dibangunnya industri

    adalah untuk efisiensi biaya karena segala sesuatu sudah terpusat di klaster

    tersebut.

    Untuk dapat merealisasikan upaya tersebut, peran serta masyarakat dan

     pemerintah sangat dibutuhkan. Harapan kedepannya dengan adanya klaster

    industri tersebut, UMKM memiliki daya saing sebagai daerah unggulan sekaligus

    menjadi kompetitor dari luar negeri.

    Keyword: UMKM , klaster industri , pemasaran  

    iv

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    5/31

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Memasuki akhir tahun 2015 masyarakat Indonesia harus siap

    menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Perekonomian Indonesia

    dihadapakan pada tantangan pasar bebas ASEAN yang mana semua

    komoditas yang ada bebas masuk dan keluar lintas Negara. Hal ini

    meyebabkan meningkatnya persaingan diberbagai sektor terutama sektor

    ekonomi.

    Menurut Bank Indonesia PDB Indonesia mengalami penurunan

     pada triwulan ke dua sebesar 0,1% dari sebelumnya 4,7% menjadi 4,6%.

    Penyebabnya adalah penurunan jumlah nilai ekspor di Indonesia. Untuk

    mengatasi hal tersebut dapat dilakukan suatu upaya pembangunan

    ekonomi dengan membangun klaster UMKM di daerah Jawa Timur,

    khususnya Kabupaten Malang. Kluster UMKM diharapkan dapat

    menyumbang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan

    masterplan perencanaan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia2011-2025. Peraturan presiden ini bertujuan untuk meningkatkan daya

    saing perekinomian nasional yang lebih solid dan memiliki arah strategis

    yang tepat, fokus, dan terukur. Semua ini tidak dapat berjalan sendiri tanpa

    adanya peran serta pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan

     pembangunan ekonomi. Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2004

    tentang pemerintah daerah, kewenangan penyelenggaraan pembangunan

    ekonomi diserahkan pada pemerintah daerah melalui otonomi daerah.Undang-undang ini mengisyaratkan pembangunan dapat dilakukan oleh

     pemerintah daerah dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiiki.

    Salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan

    adalah kabupaten malang, jawa timur. Menurut Gubernur Jawa Timur.

    “tema rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) PROVINSI Jawa Timu

    tahun 2015 yaitu: penguatan kemandirian ekonomi Jawa Timur melalui

     pembangunan idustri hulu, hilir, agrobisnis dan agro industri, UMKM dan

    1

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    6/31

    infrastruktur”. Tema ini dipersiapkan untuk mendukung Jawa Timur

    menghadapi pasar global pada tahun 2015.

    Adanya MEA menimbulkan dua sudut pandang bagi Indonesia.

    Yang pertama, adanya MEA membawa peluang bagi Indonesia yaitu

     pemerataan ekonomi dengan memprioritaskan UMKM, selain itu

    hilangnya penghambat untuk ekspor sehingga nilai ekspor dapat

    meningkat dan akhirnya GDP Indonesia juga meningkat. Sedangkan sudut

     pandang yang kedua adalah ancaman. Ancaman yang akan muncul ketika

    MEA dimulai adalah mudahnya produk impor membanjiri pasar dalam

    negeri. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak pesaing bagi industri

    lokal.

    Untuk menghadapi ancaman tersebut perlu dilakukan upaya

    dengan pemberdayaan UMKM yang berfokus pada potensi lokal

    Kabupaten Malang. Potensi yang dimiliki Kabupaten Malang bagian

    selatan adalah ikan laut yang potensi hasil tanggapan ikan mencapai

    403.444 ton ikan per tahun yang membentang mulai kecamatan

    Donomulyo hingga Ampelgading. Hasil laut akan mempunyai nilai jual

    yang tinggi jika nelayan mampu mengolahnya menjadi barang setengah

     jadi atau barang jadi.

    Hasil laut yang telah diolah akan menciptakan daya tarik tersendiri

     bagi konsumen sehingga mampu meningkatkan nilai jual produk. Semakin

    meningkatnya nilai jual, maka penghasilan yang terima akan bertambah

     pula. Usaha peningkatan daya jual ini perlu didukung oleh kepekaaan

     pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM di daerah wisata

    laut selatan.Dalam hal ini, UMKM yang dikembangkan adalah pemasaran hasil

    olahan ikan laut hasil tangkapan nelayan lokal. Pemasaran hasil olahan

    ikan tersebut akan dilakukan di satu kawasan khusus yang terkait melalui

    suatu rantai produk umum, terdapat suatu ketergantungan bahan baku,

     proses produksi , dan pemasaran. Kawasan cluster akan dibangun

    diwilayah objek wisata pantai.

    2

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    7/31

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dilatar belakang maka

     pernyataan yang muncul adalah bagaimana klaster industri dapat menjadi

    solusi meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi MEA 2015?

    1.3 Tujuan

    Untuk mengetahui implementasi klaster industri  dapat menjadi solusi

    meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi MEA 2015

    1.4 Manfaat Penulisan 

    Manfaat untuk pelaku UMKM

    a.  Menghadirkan inovasi baru dalam menunjang efisiensi kegiatan

    ekonomi dengan mendirikan kalster industri

     b.  Berdampak positif terhadap perkembangan UMKM sendiri sekaligus

    mendorong pertumbuhan ekonomi didaerah

    Manfaat Untuk Penulis

    a.  Sebagai mahasiswa dapat melatih kecerdasan dan karakter sebagai

    calon pemimpin yang memiki sikap kritis dan memberikan solusi

    terhadap berbagai masalah.

     b.  Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai masalah

    dalam masyarakat.

    Manfaat untuk pembaca

    a.  Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang dikaji secara ilmiah

     berdasarkan ilmu pengetahuan.

     b.  Menambah dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

    c.  Pembaca dapat memperoleh referensi bahan acuan atau penelitian

     pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

    3

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    8/31

     

    Manfaat untuk pemerintah

    a.  Mendirikan balai pelatihan pengelolaan hasil ikan tangkap yang

    diperoleh nelayan

     b.  Pemerintah daerah memperoleh manfaat dari keuntungan transaksi

    yang di;aksanakan di klaster karena menambah pe dapatan asli

    c.  Mendorong pihak-pihak terkait untuk ikut bekerjasama dalam

    mengimplementasikan gagasan klaster umkm didaerah kabupaten

    malang selatan.

    4

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    9/31

     

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 UMKM

    Definisi UMKM

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk

    mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

    Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah:

    1.  Usaha Mikro

    Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang dan/atau

     badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

    diatur oleh Undang-Undang ini.

    2.  Usaha Kecil

    Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

    dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari

    usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

    3.  Usaha Menengah

    Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

    sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan

    merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,

    atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil

    dan usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

    Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29

    Januari 2003. UMKM dapat diartikan sebagai berikut:

    1.  Usaha Mikro

    5

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    10/31

    Usaha mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI

    dan memilki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000 per tahun,

    Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp

    50.000.000. Ciri-ciri usaha mikro antara lain:

    a.  Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat

     berganti.

     b.  Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah

    tempat.

    c.  Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,

    dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.

    d.  Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sengat rendah,

    umunya SD dan belum memiliki kewirasuahan yang memadai.

    e.  Umunya belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir.

    f.  Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya

    termasuk NPWP.

    g.  Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki kurang dari 4 orang.

    2.  Usaha Kecil

    Menurut UU No.9 Tahun 1995, Usaha Kecil adalah usaha produktif yang

     berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp

    200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

    memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000/tahun serta dapat

    menerima kredit dari bank di atas Rp 50.000.000  –  Rp 500.000.000. Ciri-

    ciri Usaha Kecil antara lain:

    a.  SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata pendidikannnya SMA dan sudah

    ada pengalaman usahanya, b.  Pada umumnya sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan

    walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan

    dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha,

    c.  Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas

    lainnya, termasuk NPWP,

    d.  Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum

    dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit

    6

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    11/31

    kepada Bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa

    konsultasi/pendampingan,

    e.  Tenaga kerja diperkirakan 5-19 orang.

    3.  Usaha Menengah

    Menurut Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 1999, usaha menengah

    adalah Usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan bersih

    lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai dengan paling banyak Rp

    10.000.000.000 tidak termasuk tempat dan bangunan tempat usaha. Ciri-ciri

    usaha menengah adalah:

    a.  Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih

     baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang

     jelas antara lain, bagian keuangan,bagian emasaran dan bagian

     produksi;

     b.  Telah melakukan manajemen keuangan dengan meneraplan sistem

    akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan

     penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;

    c.  Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan,

    telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain;

    d.  Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,

    izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dan

    lain-lain;

    e.  Sudah akses ke sumber-sumber pendanaan perbankan,

    f.  Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan

    terdidik.

    Kelebihan dan Hambatan UMKMUMKM telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru Indonesia. Pasca

    krisis, pemerintah mulai secara serius mengembangkan dan memberdayakan

    UMKM. Hal ini disebabkan beberapa alasan antara lain:

    1.  Sektor UMKM tetap bertahan walau diterpa krisis moneter 1998. Hal ini

    dikarenakan, sektor UMKM tidak banyak dipengaruhi inflasi serta secara

    fleksibel dapat menyesuaikan diri. UMKM lebih mudah mencari celah lain

    ketika suatu krisis terjadi dan mengisinya. 

    7

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    12/31

    2.  Jumlah UMKM cukup banyak dan sangat potensial menyerap tenaga

    kerja. Hal ini sangat sesuai dengan program padat karya yang cocok

    diterapkan di Indonesia, mengingat banyaknya SDM. Berdasarkan data

    dari Kementrian Koperasi dan UMKM, jumlahnya sebanyak 55.206.444

     pada tahun 2011 dan 56.534.592 pada tahun 2012. Kontribusi UMKM

    terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang.

    Pertumbuhan UMKM pada kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 2,3

     persen per tahun (ukm-indonesia.net)

    3.  Sektor UMKM memiliki peran penting dan kontribusi yang cukup besar

    dalam perekonomian nasional. Selain menyerap tenaga kerja yang cukup

     banyak, sehingga juga berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan

     per kapita. UMKM juga menyumbang produk domestik bruto yang cukup

     besar yaitu 59,08% pada tahun 2012, jumlah ini mengalami perkembangan

    sebesar 13,15% dari tahun sebelumnya yaitu 57,94%.

    Walaupun mengalami perkembangan positf yang cukup pesat tiap tahnnya,

    UMKM masih mengalami berbagai kendala. Beberapa permasalahan umum

    yang biasanya terjadi pada UMKM (Hibeis: 4-6) yaitu:

    1.  Kesulitan pemasaran2.  Keterbatasan finansial

    3.  Keterbatasan SDM

    4.  Masalah bahan baku

    5.  Keterbatasan teknologi

    6.  Kemampuan manajemen

    7.  Kemitraan

    Menurut Urata (dalam Handriani, 2011:47) usaha kecil diIndonesia memiliki peran yang sangat penting dalam beberapa hal diantaranya: 1)usaha kecil

    merupakan pemain utama kegiatan ekonom indonesia, 2) penyedia

    kesempatan kerja, 3) Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan

     pengembangan masyarakat 4) Pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibilitas

    dan sensitivitasnya yang dinamis serta keterkaitanya dengan beberapa

     perusahaan, 5) memberikan konstribusi pada peningkatan eksor dan non

    migas. 

    8

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    13/31

    2.2 Pariwisata Kabupaten Malang

    Secara etymologis  pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari tiga

    suku kata, yaitu:  pari  berarti banyak, berkali-kali, perputar-putar, lengkap.  Wis berarti rumah property, kampung, komunitas.  Ata  berarti pergi terus-menerus,

    memgembara (roaming boat) (aWibowo, 2008:2). Pengertian pariwisata menurut

    ryan (dalam Sudiarta,2005:4) adalah sebagai industri yang perkembangannya

    tercepat di dunia saat ini. Definisi tentang pariwisata menurut Matheison and wall

    yang dikutip (dalam Sudiarta,2005:4) adalah kegiatan kepariwisata terjadi

    semata-mata merupakan kegiatan yang menempuh jarak dan waktu tertetu yang

    terlepas dari aktivitas keseharian seperti aktivitas kerja, dan lainnya, tetapi

    aktifitas dilakukan diluar melibatkan pihak lainnya terutama dalam pemakaian

    fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata. Kota malang terletak di provinsi

     jawa timur pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, secara

    atronomis terletak 112,06 0- 112,070  bujur timur 7,060-8,020  lintang selatan.

    Malang menjadi salah satu tujuan kota wisata bagi masyarakat karena potensi

    iklim yang sejuk dan potensi keindahan pemandangan. Tempat wisata kota

    malang terdiri dari taman kota & ruang terbuka hijau di kota malang, museum dan

     perpustakaan di kota malang, taman rekreasi dan pasar wisata di kota malang,

    sarana olahraga di kota malang, mall dan pusat perbelanjaan di kota malang, hotel

    dan guest house. Selain memiliki tempat wisata yang memiliki daya tarik, kota

    malang juga memiliki objek pariwisata. Objek wisata tersebut diantaranya: tempat

    wisata gunung di kabupaten Malang, tempat wisata air dikabiupaten malang,

    tempat wisata air terjun di kabupaten malang, tempat wisata sejarah di kabupaten

    malang, tempat wisata pantai dikabupaten malang, tempat wisata agro

    dikabupaten malang, dan temapt wisata religi di kabupaten malang

    Selain terdapat wisata pantai didaerah selatan kabupaten malang yang menjadi

    daya tarik wisatawan. Kabupaten malang selatan juga penghasil ikan laut.

    Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kelautan dan perikanan terjadi

     peningkatan produksi pangan asal ikan. Indikator penilain ini diperoleh dari

     jumlah tahun ini dibagi dengan jumlah produksi tahun lalu

    9

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    14/31

     NO Target (ton) Realisasi (ton)

    2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014

    1 24.61

    0,20

    27.662,

    95

    31.823,

    38

    32.923,

    81

    25.658,

    10

    28.019,

    44

    30.663,

    50

    (sumber: http://kelautan.malangkab.go.id/) 

    Keterangan: Penurunan pencapaian target produksi tahun 2014 sebesar 3,73 %

    dikarenakan adanya bencana alam erupsi Gunung Kelud sehingga mempengaruhi

     produksi budidaya ikan terutama jaring sekat di wilayah Kecamatan Pujon,

    Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon.

    2.3 Kabupaten malang

    Berdasarkan kondisi geografi dan iklim kabupaten malang terletak di tengah

    selatan wilayah propinsi jawa timur. Berbatasan dengan beberapa wilayah

    kabupaten diantaranya: Sebelah wilayah utara dan timur, berbatasan dengan

    kabupaten pasuruan dan probolinggo, sebelah timur berbatasan dengan

    kabupaten lumajang, sebelah selatan berbatasan dengan samudra Indonesia,

    sebelah barat berbatsan dengan blitar, wilayah barat dan utara beratsan dengan

    Kediri dan Mojokerto. Unit administrasi dibawah pemerintahan adalah

    kecamatan. Setiap kecamatan akan membawahi kelurahan. Wilayah kabupaten

    malang terbagi menjadi 33 wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan

    dan 378 desa, 3.133RW dan 14.054 RT. Kabupaten malang selatan memilki

     produk unggulan ikan tangkap dari nelayan. Menurut Blakely and   Bradshaw

     produk unggulan merupakan tahap awal dalam perencanaan ekonimi lokal

    (dalam sandira, 2015: 3). Sumber daya lokal yang akan digunakan sangat

     penting mendukung pembangunan didaerah. Berdasarkan hasil penelitian

     Niskha Sandriana yang berjudul  strategi pengembangan produk unggulan

    daerah Berbasis Kalster di Kota Malang menyebutkan saat ini terdapat 8

     produk unggulan di masing-masing klaster yang ada di kabupaten maupun kota

    malang. 8 produk unggulan tersebut terdiri dari: kerajinan keramik, gerabah,

    mebel, rotan, emping jagung, tempe, dan sanitair. Mayarakat yang hidup

    disekitar wilayah pesisir kebanyakan dalam kondisi yang mengalami

    kemiskinan. Menurut Nikijuluw (2010) kemiskinan masyarakat pesisir

    9

    http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    15/31

    dikategorikan menjadi kemiskinan structural, super structural, dan kultural.

    Kemiskinan ditingkat nelayan menurutnya dikarenakan tidak terpenuhinya

    kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, inftrastruktur, dan kondisi

    alam yang tidak menentu. Menurut Bene (dalam ariyanti, 2013:5) masyarakat

    yang berada di sektor kelautan dan hidup sebagai nelayan adalah miskin.

    2.4 Klaster Industri

    Menurut porter dalam (putro, 2008) kluster usaha merupakan konsentrasi geogafi

    oleh perusahaan-perusahaan yang saling terkait dan juga berhubungan dengan

    institusi penunjangnya dalam fungsional tertentu yang memiliki banyak kesamaan

    dan bersifat saling melengkapi. Klaster merupakan pengembangan dalam system

    manajemen, dimana dari usaha-usaha perseorangan yang memiliki usaha sejenis

    dalam satu kawasan dibentuk suatu kelompok atau yang lebih popular dinamakan

    klaster, sehingga tercipta koaborasi, sinergitas, persatuan yang akan menjadi

    kekuatan (Hanis, 2013:3). Akses UMKM akan lebih mudah jika dibangunnya

    system klaster industri yang mana dapat mewujudkan peningkatan kapasitas

     produksi, akses jaringan pemasaran lebih mudah, dan efisiensi usaha yang lebih

    mudah karena masing-masing usaha saling bersinergi. Keberadaaan usaha klasterdi Indonesiaa melibatkan UMKM yang masih belum berkembang. Pengembangan

    model klaster perlu dirancang sebagai wujud pemberdayaan UMKM. Model

    klaster ideal adalah sinerg beberapa aktivitas usaha UKM yang saling terikat baik

    dari aspek proses produksi yang melibatkan UKM di sektor hulu sampai hilir,

    maupun jasa yang dikebangakan oleh UKM sebagai penunjang aktivitas bisnis

    dalam klaster (Taufiq, 2004: 5)

    Pengembangan klaster UKM lokasi Sinos Valley di Brazil

    Keberhasilan klaster yang sudah berkembang di Negara lain

    memungkinkan dapat dikembangkan di Indonesia. Salah satu pengembangan

    klaster UKM yang berskala kecil dan tradisional terjadi di Brazil. Cakupan usaha

    yang dikembangakan dalam sinos valley sektor sepatu memiliki beberapa aktivitas

    usaha, tidak hanya melibatkan industri hulu dan hilir tetapi juga melibatkan usaha

    lainya yang dapat menunjang kelangsungan usaha tersebut. Klaster industri sepatu

    10

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    16/31

    di Sinos valey, brazil terdapat 17 kelompok usaha dan lembaga yang cakuannya

     berbeda satu sama lain. 17 kelompok usaha saling bersinergi dan mendukung

     perkembangan usaha, usaha tersebut secara umum dapat dikelompokan menjadi

    empat kategori besar yaitu: sentra pengrajin sepatu, industri ilir seperti industri

    kimia, komponen dan peternakan, industri hilir, dan lembaga swadaya terkait

    dengan usaha klaster tersebut seperti: membangun jaringan pemasaran, pusat

     pelayanan dan pengambangan ukm,pusat pelatihan teknologi, dll. Keberhasilan

    dari system klaster di brazil tersebut dapat menambah 153.000 pekerja dan

    menghasilkan deisa Negara 900 USD tahun 1992.

    UKM diIndonesia dapat mencontoh pengembangan suatu daerah dengan

     pendekatan sentra.Tujuan dari pendekatan sentra dilakukan untuk mewujudkan

     progam strategis meningkatkan UKM. Masing-masing daerah memilki jenis

    sentra yang berbeda hal tersebut akan menjadi ciri khas jika dikembangakan ,

     begitupun dengan kabupaten malang wilayah selatan. Berdasarkan data dinas

    kelautan dan perikanan (DKP) kabuapaten Malang memilki 13 pantai penghasil

    ikan tangkap, diantaranya pantai Lenggoksono, Wediawu, Pantai Tamban, Pantai

    Unggapan, klathakan, licin, sipelot, dan pelabuhan sendang biru. Produktivitas

    yang paling banyak terjadi diwilayah sendang biru karena sudah terdapat Tempat

    Pelelangan Ikan (TPI) pondok dadap yang potensial. Wilayah ini menjadi

     penghasil ikan laut, namun (cerita) suatu produk yang memiliki nilai jual.

    Sehingga dapat mengoptimalkan pembangunan ekonomi daerah. Sentra yang

    memiliki rantai industri yang panjang, kebutuhan keterkaitan erat, jaringan pasar

    yang luas, memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi klaster

    (Taufiq, 2004: 13).

    2.5 Daya Saing

    Konsep daya saing disini dikaitkan dengan daya saing wilayah dan daya saing

    usaha kecil. Definisi daya saing daerah menurut European Commision (dalam

    Santoso, 2009:1) adalah kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang

    sesuai dengan kebutuhan pasar internasional diiringi oleh kemampuan

    mempertahankan pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, lebih umumnya

    adalah kemampuan wilayah untuk menciotakan pendapatan dan terlihat dalam

    11

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    17/31

    daya saiang eksternal. Pengaplikasian daya saing kota telah dilakukan oleh LP3M

    FE UNPAD (2008) dalam pemetaan daya saing ekonomi daerah pada 434

    kabupaten atau kota. Penentuan kemampuan daya saing tersebut menentukan

    faktor-faktor utama dan ouput berupa penilaian dari kinerja ekonomi. Faktor input

    diantaranya: lingkungan usaha yang produktif, perekonomian daerah,

    ketenagakerjaaan dan sumber daya alam dan lingkungan, perbankan dan lembaga

    keuangan. Sedangkan faktor output dapat dilihat dari kinerja perekonomian

    mencakup: produktivitas tenaga kerja, tingkat kesempatan kerja, dan PDRB per

    kapita. Berdasarkan Hasil penelitian Eko Budi Santoso (2009) tentang daya saing

    kota-kota besar di Indonesia menyimpulkan bahwa kota malang termasuk

    kelompok kota besar yang mempunyai kinerja indikator ouputnya unggul diatas

    kinerja rata-rata ouput kota besar. Namun, kinerja indikator inputnya masih

    rendah.

    Menurut Hitt (dalam Handriani, 2011:53) daya saiang usaha kecil adalah tingkat

    sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar, baik domestic

    maupun internasional, dalam memproduksi barang dan jasa, dengan tetap

    mempertahankan atau meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawaanya.

    Menurut Craig dan Grant (dalam Handriani, 2011:54) strategi dalam menghadapi

     persaingan pada UKM adalah bagaimana usaha kecil beroperasi dengan biaya

    rendah atau diferensiasi. Sumber-sumber keunggulan biaya adalah pengetahuan

    (pengalaman), skala ekonomi, desain produk, pemanfaatan kapasitas, dan faktor-

    faktor manajerial. Daya saing pada umkm disini adalah kemampuan umkm

    sebagai usaha kecil untuk mampu mempertahankan dan memperluas pangsa

     pasarnya. Faktor yang mempengharuhi kemampuan tersebut adalah suplai bahan

     baku yang tepat waktu. Keunggulan bersaiang dari skala ekonomi adalah

     pengunaan teknologi yang produktif, memiliki akses yang sangat bagus terhadap

     bahan baku, dan keunggulan bersaiang berasal dari diferensiasi dimana pada saat

     perusahaan memilih strategi diferensiasi untuk memperoleh keunggulan bersaing,

    maka perusahaan akan berusaha untuk mengembangkan atribut (ciri-ciri khusus)

     produk yang dianggap bernilai oleh pelanggan sehingga produk perusahaan

    memiliki posisi khusus dibenak konsumen (Haris, 2014: 3). Salah satu cara yang

    12

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    18/31

    dapat dilakukan untuk mengembangkan keungulan bersaiang disuatu wilayah

    dengan membentuk kluster.

    2.6 Pemasaran

    UKM yang inovatif dalam mengembangkan produknya berorientasi pada

    keungulan potensi lokal akan memudahkan dalam mengenali ciri khas tertentu

    yang berada pada masing-masing daerah. Produk UKM yang memiliki ciri khas

    akan menarik perhatian calon konsumen. Hal ini dikarenakan, produk lokal

    merupakan produk unggulan suatu daerah yang menjadi primadona daerah.

    Menurut Kotler pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai

     bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk

    menangkap kembali nilai dari pelanggan yang kuat. Perencanaan pemasaran

    dibutuhkan oleh UMKM sebagai bagian dari rencana strategis untuk membentuk

    rantai nilai efektif guna melayani pelanggan. Tujuan perencanaan pemasaran

    adalah membentuk nilai dan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasa puas

    maka mereka akan membeli lagi produk yang dijual oleh UKM dalam klaster

    tersebut.  Rantai nilai efektif adalah sejumlah department yang melakasanakan

    aktivitas penciptaan nilai, untuk merancang, memasarkan, menghantarkan, dan

    mendukung produk perusahaan (Kotler, 2006:55). Untuk membangun rantai nilai

     yang efektif  diperlukan membangun hubungan kemitraan, baik dengan department

    lain dalam perusahaan maupun dengan pihak lain dalam system pemasaran.

    Kemitraan dengan department lain dalam perusahaan adalah masing-masing

    department perusahaan dapat dianggap sebagai penyambung rantai nilai

     perusahaan. Rantai nilai adalah setiap perusahaan dapat mengerjakan tugas-tugas

    sesuai departmennya untuk menciptakan nilai guna merancang, memproduksi,

    memasarkan, menghantarkan, dan mendukung produk pemasaran. Departmen

     bekerja berdasarkan prinsip “memikirkan konsumen” dan mengembangkan rantai

    nilainya agar berfungsi dengan lancar. Kemitraan dengan pihak lain dalam system

     pemasaran adalah menciptakan jarian penghantar niali yang terdiri dari

     perusahaan, pemasok, distributor, dan akhirya pelnggan yang bermitra satu sama

    lain untuk meningkatkan kinerja seluruh system. 

    13

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    19/31

    Strategi Pemasaran

    Menurut Armstrong strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit

     bisnis berhara untuk mencapai tujuan pemasarannya, tujuannya adalahmenciptakan nilai bagi pelanggan yang kuat dan menguntungkan. Strategi

     pemasaran tidak lepas dari bauran pemasaran. Bauran pemsaran atau marketing

    mix  terdiri dari beberapa faktor pengendali diantaranya: produk, harga, tempat,

    dan promosi. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari beberapa komponen yag

     berbeda satu sama lainnya. Harga terdiri dari: daftar harga, diskon, potongan

    harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit. Promosi terdiri dari: iklan,

     penjualan pribadi, peromosi penjualan, dan hubungan masyrakat Tempat terdiri

    dari: saluran, cakupan, pemilihan lokasi, persediaan, trasnportasi, dan logistic. .

    Produk terdiri dari: ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan

    layanan. Produk sangat penting, karena jika suatu produk banyak memiliki

    kemiripan dengan produk yang berada dipasaran, maka konsumen tidak tertarik

    untuk membeli produk yang ditawarkan. Maka perlu adanya positioning, 

     positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas,

     berbeda, dan diinginkan, relative terhadap produk pesaing dalam pikiran

    konsumen.

    14

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    20/31

     

    BAB III

    METODE PENULISAN

    3.1 Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan analisis didapatkan

    dari berbagai sumber antara lain:

    1.  Studi Pustaka

    Studi pustaka digunakan sebagai landasan teori dan pijakan penulis dalam

    menganalisis masalah yang dikaji. Pustaka diperoleh dari teori dan pendapat

     para ahli baik dari buku, jurnal, situs internet, blog, dan lain-lain.

    2.  Pengamatan fenomena

    Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik

    tolak terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah utama yang

    agar layak untuk diangkat. Pengamatan ini ditujukan pada fenomena bahwa

    Indonesia akan menghadapi MEA pada akhir tahun 2015. Fokus masalah

    dalam hal ini bahwa dengan adanya MEA, maka persaingan dalam hal

     perdagangan akan semakin gencar, sehingga perlu adanya penguatan sektor

    industri dengan pengembangan UMKM yang dibentuk dalam satu wilayah

     bernama klaster.

    3.2 Pengoalahan Data

    Langkah selanjutnya dalam penulisan karya tulisq adalah dengan mengolah dan

    menulis semua data yang diperoleh secara runtut dan sistematis menurut pedoman

     penulisan karya tulis yang bermutu, maka dilakukan beberapa kegiatan yang bisa

    membantu tulisan semakin berkualitas, antara lain: diskusi dengan teman,

    konsultasi dengan dosen pembimbing, dan merevisi karya tulis yang didasarkan

    dari daran dan kritik dosen pembimbing dan teman.

    3.3  Metode Analisis

    Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif analitik,

    yaitu menganalisis permasalahan yang ada dari hasil pengamatan atau

    identifikasi dan studi kepustakaan tentang permasalahan serta hubungan antara

    masalah tersebut yang didasarkan kepada suatu teori atau konsep keilmuan yang

    15

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    21/31

    relevan. Penulis mengangkat permasalahan hasil perikanan yang kurang

    maksimal sehingga perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan daya jual

     produk. 

    3.4  Penarikan Kesimpulan

    Berdsarkan metode analisis yang digunakan, penulis menarik kesimpulan yang

    konsisten dengan analisis permasalahan. Kesimpulan yang diperoleh disesuaikan

    dengan pembahasan dalam karya tulis.

    3.5  Perumusan Saran

    Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran

    untuk melakukan pembangunan klaster industri di wilayah kabupaten malang

    selatan sebagai salah satu upaya menghadapi MEA. Penuils juga menyarankan

    untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait utamanya pemerintah

    untuk merealisasikan pembangunan kluster industri. Serta menyarankan strategi

     pemasaran produk unggulan tersebut dengan membangun relasi antara klaster

    dengan pihak-pihak terkait.

    16

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    22/31

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1  Membangun Klaster Industri UMKM

    Pendirian klaster sebagai salah satu bentuk bauran pemasaran ( place) 

    diperuntukkan untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi masyarakat

    daerah pesisir bagi nelayan. Usaha ekonomi mikro dikawasan pesisir selama

    ini telah dikelola oleh nelayan, namun belum optimal. Karena hanya

    mengandalakan hasil tangkap ikan yang langsung dijual ke pasar atau

     juragan darat yang memiliki modal yang besar. Nelayan hanya

    mengandalkan pedapatan yang tinggi dari hasil ikan tangkap yang

    meningkat. Namun, karena bargain position nelayan yang lemah, pemasaran

    dengan cara seperti ini kurang mengurangi kemiskinan dan ketimpangan

     para nelayan. Karena, kondisi cuaca juga menjadi pertimbangan bagi

    nelayan untuk melaut. Sehingga tidak jarang nelayan menganggur jika tidak

    melaut. Konsep pembangunan klaster merupakan suatu inovasi dalam upaya

    menciptakan jaringan pemasaran baru dengan menciptakan value chain

    diantara pihak-pihak yang membantu dalam membangun klaster UKM ikan

    tangkap.

    Keuntungan cluster berdasarkan penelitian Tilman Altenburg (1999)

    -  Informasi terpusat pada sumber daya, pemasaran dan design produk

     pesaing

    -  Tenaga kerja tidak terlalu formal, karena didasarkan pada pengalaman

    kerja

    -  Kemudahan mendapatkan bahan baku karena pusat perdagangan terpusat-  Biaya untuk mendapatka konsumen rendah, karena konsumen cenderung

    loyal

    Adapun upaya atau pendekatan untuk mendorong terbentuknya kasawan

    kluster industri umkm melaui jejaring bisnis dengan wadah asosiasi UMKM.

    Pengembangan asosiasi bisnis umkm akan terbentuk sinergi dalam

     pengalokasian sumber daya lokal. Terbentuknya kluster tersebut akan

    meningkatkan daya saing UMKM karena adany peningkatan kualitas

    17

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    23/31

     produk. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya saing UMKM melalui

     produk lokal ungulan UMKM. Produk lokal tersebut akan memberikan

    manfaat pada daerah yang terbentuk klaster UMKM untuk menciptakan

    daerah ungulan. Sebelum membangun suatu wilayah menjadi klaster, perlu

    merubah usaha ekonomi mikro daerah pesisir menjadi umkm.

    Gambar 1. Pendirian UMKM

    Gambar 2. Pengembangan daerah ungulan melaui kluster

    Gambar 3. Faktor menentukan daya saing produk lokal UMKM

    Figur 4. Skenario pembentukan industri UMKM sektor unggulan

    Produ

    k

    lokal

    un ul

    Indus

    tri

    UMK

    M

    Klaste

    r

    UMK

    M

    Daerah

    Ungulan

    Produ

    k

    lokal

    1. Bahan

     baku

    2. Modal

    3. TenagaProcess

    Usaha mikro kecil ikan tangkap

    kawasan pesisir

    UMKM

    Memenuhi

    syarat

     pembentukan

    UMKM

    18

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    24/31

     

    Penciptaan pembentukan kluster UMKM dengan tujuan untuk menambah

     jumlah tenaga kerja melaui terciptanya industri UMKM sektor unggulan

    terebut. Hal ini perlu, karena dengan adanya produk ungulan yang berasaldari masing-masing UMKM yang berasal dari daerah tertentu akan memicu

    terbentuknya kerjasama jejaring bisnis dalam suatu tempat bernama industri

    UMKM sektor unggulan. Alasan semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja

    yang dibutuhkan, karena semakin kompleksnya aktivitas ekonomi yang

    dilakukan oleh pelaku UMKM. Untuk mendirikan kluster industri UMKM

     juga tidak terbatas hanya dari modal yang dimiliki pemilik UMKM, namun

     pemerintah sebagai pembuat kebijakan dapat bekerja sama dengan

    kementrian koperasi dan UMKM untuk mampu menumbuhkan UMKM

    diIndonesia dengan memberikan dana untuk pendirian kawasan kluster

    industri UMKM. UMKM diIndonesia tidak hanya membutuhkan permodalan

    dalam menunjang bisnis, namun juga fasilitas yang mana kawasan klastser

    UMKM agar dapat menunjang keberlanjutan usaha khususnya perluasan

     jaringan marketing.

    Gambar 5. Manfaat pemberian dana pendirian kluster UMKM

    Industri

    UMKM

    sektor

    Mengumpulkan usaha

    mikro daerah pesisir ikan

    Membutuhkan

    tambahan tenaga

    kerja

    Kebijakan

     pemerintah

    grant untuk

     pendirian

    Industri

    UMKM

    Peran lingkungan meso

    1 asosiasi pengusaha,

    2. konsultan bisnis

    Kluster

    Daerah unggul

     bersaing

    Menambah

    19

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    25/31

    UMKM dapat memperluasan lapangan pekerjaan di Indonesia dan dapat

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kesenjangan

    ekonomi antara masyarakat miskin dan kaya sehingga tercipta pemerataan

     pendapatan. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah tidak hanya

    mengeluarkan kebijakan terkait kemudaham dalam akses permodalan pada

    UMKM melainkan juga memikirkan bagaimana keberlanjutan industri

    UMKM. Keberlanjutan UMKM dapat dilakukan dengan mendirikan kawasan

    klaster industri UMKM yang mana dalam proses pendirian klaster tersebut

    akan membutuhkan penambahan tenaga kerja baru. Dampak positif adanya

    klastser tersebut selain tenaga kerja juga daerah unggulan yang memilki daya

    saing tinggi.

    4.2 Strategi Pemasaran Produk UMKM melalui Klaster

    Pemanfaatan usaha ekonomi mikro didaerah pesisir yang mampu

    menghasilkan ikan tangkap untuk diolah menjadi produk olahan makanan

    agar menciptakan nilai tambah. Produk olahan tersebut akan dipasarkan

    melalui klaster, yang mana klaster disini pusat terkonsentrasinya pelaku

    usaha yang bergerak di sektor perikanan khususnya ikan tangkap dan produk

    olahan ikan tangkap yang terletak di area geografis tertentu. Usaha mikro

    didaerah pesisir akan berkembang menjadi klaster-klaster dengan gabungan

    usaha ikan tangkap yang selama ini dijalankan oleh para nelayan.

    Pembangunan klaster industri akan mengurangi rantai pemasaran yang

     panjang sehingga biaya produksi menjadi rendah. Setiap pesaing produk

    dipasaran menerapkan strategi yang berbeda untuk dapat menarik konsumen.

    Strategi pemasaran yang diterapkan oleh umkm sebagai berikut:

    Gambar 6. Jaringan pemasaran klaster UMKM

    Klaster

    UMKM

    Strategi

    1.Hubungan kemitraan:

    - Keagenan

    - Waralaba

    - Perusahaan-perusahaan besar

    2. Jaringan online:

    - Website dinas pariwisata kabupaten

    malang- Dinas perindustrian dan perdagangan

    - Pemasaran Online oleh klaster  

    20

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    26/31

    Membangun strategi pemasaran dapat dilakuakn dengan dua cara: pertama

    menajalankan hubungan kemitraan dengan tujuan meraih keuntungan bersama

    karena saling membutuhkan kedua dengan membangun jaringa online. Dalam

    menjalankan hubungan kemitraan, cara pertama yang perlu dilakukan klaster

    adalah mengenal mitranya, mengetahui kelebihan dan kelemahan atas usahanya,

    melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi. Hubungan kemitraan dapat

    dijalankan dengan beberapa hal diantaranya: keagenan, waralaba, dan perusahaan-

     perusahaan besar. Keagenan adalah hubungan kemitraan yang memberikan hak

    khususuntuk memasarkan brang dan jasa mitranya. Dalam pola keagenan ini

     pihak dalam klaster UMKM memproduksi produk olahan ikan tangkap maupun

    menjual ikan tangkap melalui agen dan menghubungkan produk yang

     bersangkutan langsung dengan pihak ketiga. Waralaba dilakuakan dengan

    memberikan lisensi, merek dangang, dan sauran distribusi perusahaanya kepda

     penerima waralaba dan disertai bimbingan manajemen dari pihak klaster industri.

    Hubungan kemitraan yang terakhir melalui perusahaan-perusahaan besar untuk

    melakukan ekspor. Karena, perusahaan-perusahaan besar sudah lebih dahulu

    sebagai eksportir. Strategi pemasaran kedua adalah membangun jaringan online

    yang mana bertujua untuk memasarkan produk jangkauan yang lebih luas.

    Pemasaran secara online ini merupakan salah satu cara mempromosikan produk

    melalui website dinas pariwisata, dinas perindustrian dan perdagangan, dan

    website kalster umkm sendiri. Memasarkan melalui website dinas pariwisata

    tujuannya adalah memperkenalkan produk hasil objek wisata daerah yakni ikan

    tangkap yang memilki nilai tambah karena sumber daya manusia mampu

    mengubah menjadi produk olahan makanan. Sedangkan tujuan memasarkan

     produk melalui website dinas perindustrian dan pariwisata adalah memberikan peluang baru produk olahan ikan tangkap dapat menciptakan citra produk dari

     potensi daerah kabupaten malang selatan, yang mana hasil inovasi dan kreatifitas

    mengubah menjadi produk yang bernilai tambah.

    21

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    27/31

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Pengembangan sektor usaha didaerah pesisir dengan konsep klaster UMKM

    merupakan cara yang efektif untuk memicu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah

    yang mana menyususn kesiapan dalam menghadapi persaingan MEA 2015 untuk

    menjadikan daerah unggulan. Pembangunan sektor industri baru disuatu wilayah

    akan menciptakan multiplier effect seperti: pengurangan jumlah penganguran,

    menambah pendapatan asli daerah, mengurangi ketimpangan social, dll.

    5.2 Saran

    Pendekatan sistem klaster UMKM diharapkan dapat membrikan kemudahan bagi

     pemerintah dalam hal pemberian bantuan modal, sarana teknologi, pelatihan

    sumber daya manusia untuk pengembangan dan kerlanjutan usaha UMKM

    diIndonesia, sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi produk yang dijual.

    Khususnya didaerah kabupaten malang selatan, saat ini hanya usaha mikro yang

    hanya menjual ikan tangkap. Pengelompokkan dalam satu klaster dengan usaha

    sejenis disektor perikanan sangat membantu suatu daerah untuk maju dari segi

    ekonomi.

    22

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    28/31

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Ariyanti, yusuf ikrima. Dwi Budi Santoso. 2013. Analisis Kemiskinan Nelayan

     Periaknan Tangkap di Pantai Sendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur.

    Fakultas ekonomi dan bisnis universitas brawijaya.

    http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806 

    analisis kemiskinan nelayan

    Kotler, Philip., Gary Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran disi 12 jilid

    1.Jakarta : ERLANGGA

     Nikijuluw, Victor.P.H. 2010.  Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir

     serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan

    Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu.

    Sandriana, Niskha., Adul Hakim.,Choirul Saleh. 2015.Strategi Pengembangan

     Produk Unggulan Daerah Berbasis laster Di Kota Malang. ISSN 2088-7496

    (paper) ISSN 2407-6864 (online) Vol 5, No 1, 2015.

    http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88

    Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia, Jakarta.

    Sudiarta, Made. 2006. Dampak Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya Terhadap

     Pembangunan Pariwisata Di Desa Serangan Denpasar Bali.

    Sulaeman, Suhendar. 2006. Pengembangan Agriisnis Komoditi Rumput Laut

     Melalui Model Klaster Bisnis. (online)

    http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumpu

    t_laut.pdf  , diakses 23 september 2015

    Taufq, Muhammad. 2004. Proyeksi Sentra Menadi Klaster. Infokap Nomor 25

    Tahun XX, 2004. (online)

    http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.

     pdf  , diakses 23 september 2015.

    Triandaru, Sigit., dan Totok Budi Santoso. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan

     Lainnya. Salemba.Jakarta.

    23

    http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    29/31

     

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Curiculum Vitae

     Nama Lengkap : Lisa Rahayuningsih

    Pekerjaan : Mahasiswa

    Pendidikan : Semester 5 (S1)

    Alamat tempat tingal : RT/RW 007/001 Kel/Desa Siman

    Kecamatan Kepung

    Kewarganegaraan : WNI

     No Telpn : 085235733765

    Email :[email protected]

    A. Penghargaan dalam Penulisa Karya Tulis Ilmiah 

     No. NamaPertemuanIlmiah/Seminar JudulArtikelIlmiahWaktu

    danTempat

    1 International Conference on

    Multidisciplinary Academic For

    Society Development (ICMA

    2015)

    Implementation of

    Capital Budhgeting for

    MSME in fixed Assets

    Investment Decision

    Through Andragogy

    Approachment

    28 April 2015,

    Kuala Lumpur

    2 Lomba Penulisan Kreatifitas

    Masyarakat (PKM) Tingakat

     Nasional III 2015

    BOKABASIA(Boneka

    Karnaval Batik

    Indonesia) Usaha

    Bisnis Kreatif dengan

    Memanfaaatkan

    Residu Kain Motif

    Batik sebagai SouvenirKhas Malang yang

    Bernilai Seni Tinggi

    Dikota Malang

    12-13 Juni

    2015, Solo

    24

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    30/31

     

    Curiculum Vitae

     Nama Lengkap : Shynta Putri Indraswari

    Pekerjaan : MahasiswaPendidikan : Semester 5 (S1)

    Alamat tempat tingal : Jalan Ahmad Yani,

    Kecamatan Banjarrejo Pagelaran Malang

    Kewarganegaraan : WNI

     No Telpn : 085655947323

    Email : [email protected]

    B.  Penghargaan dalam Penulisa Karya Tulis Ilmiah 

     No. NamaPertemuanIlmiah/Seminar JudulArtikelIlmiahWaktu

    danTempat

    1 Call for paper student conference

     for suistainable Development

    SELF XII 2015

    Upaya Peningkatan

    Kesejahteraan Petani

    Guna Mewujudkan

    Pangan Melalui

    Progam Pembiayaan

    Kredit Dengan Zakatsebagai Sumber Dana 

    26 APRIL

    2015 Bali

    25

  • 8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang

    31/31

     

    LAMPIRAN

    TABEL 1. Rencana Kinerja Tahunan Tahun anggaran 2015

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

    Meningkatnya Pemanfaatan UsahaEkonomi Mikro di Kawasan Pesisir danPersiapan Terhadap Bencana Alam Laut

    Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap 3.10%

    Meningkatnya Jumlah KawasanPengelolaan Perikanan BebasIllegal,Unreported dan Unregulated (IUU)Fishing

    Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap

    3.10%

    Meningkatnya Produksi PerikananBudidaya

    Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Budidaya

    4.70%

    Meningkatnya Produksi PerikananTangkap

    Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap

    3.10%

    Meningkatnya Produksi Ikan Olahan Persentase Peningkatan ProduksiIkan Olahan

    10%

    Meningkatnya Konsumsi Ikan Per Kapita Persentase Peningkatan KonsumsiIkan/Kapita/Tahun

    5%

    (sumber: Dinas kelautan dan perikanan kota malang)

    Gambar 1. Perolehan ikan tangapan per kecamatan di Kabupaten Malang

    Tahun 2012