karya tulis ilmia_lisa rahayu_univ neg malang
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
1/31
Persiapan MEA : Optimalisasi Usaha Ekonomi Mikro
di Kawasan Pesisir Kabupaten Malang Menjadi
Kawasan Klaster UMKM sebagai Daerah Unggulan
Oleh
Lisa Rahayu Ningsih Nim.130413611590
Shynta Putri Indraswari Nim.130411612544
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
SEPTEMBER 2015
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
2/31
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
“lomba karya tulis ilmiah The 12 th HIPOTEX-R Hipotesa Exhibition In
Revolution 2015” ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga karya tulis ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga karya tulis ini membantu menambah pengetahuan,
pengalaman, sumber informasi bagi para pembaca, sehingga kedepanya kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga menjadi lebih baik.
Karya tulis ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman penulis
masih sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
karya tulis ini . Akhir kata, tiada gading yang tak retak kami mengucapkan terima
kasih.
Malang, 27 September 2015
Penyusun
ii
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
3/31
DAFTAR ISI
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi ii
Abtrak iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 3
1.4 Manfaat Penulisan 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 5
2.1 UMKM 5
2.2 Pariwisata Kabupaten Malang 9
2.3 Kabupaten Malang 9
2.4 Klaster Industri 10
2.5 Daya saing 11
2.6 Pemasaran 13
BAB III METODE PENULISAN 15
3.1 Pengumpulan Data 15
3.2 Pengoalahan Data 15
3.3 Metode Analisis 15
3.4 Penarikan Kesimpulan 16
3.5 Perumusan Saran 16
BAB IV PEMBAHASAN 17
4.1 Membangun Klaster Industri UMKM 174.2 Strategi Pemasaran Produk UMKM melalalui Klaster 20
BAB V PENUTUP 22
5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 26
iii
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
4/31
Abstrak
Akhir tahun 2015 masyarakat bebas ASEAN akan dimulai. Dengan dimulainya
Masyarakat Ekonomi ASEAN maka berbagai komoditas dari berbagai Negara diASEAN akan dengan mudahnya masuk ke pasar Indonesia dan secara otomatis
akan menjadi pesaing bagi industri lokal. Industri lokal yang tidak dapat bersaing
dengan industri luar negeri lambat laun akan melemah hingga ahirnya gulung
tikar.
Untuk menghindari peluang gulung tikar pada industri lokal maka perlu dilakukan
suatu upaya untuk memenangkan persaingan. Upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan mengembangkan UMKM yang ada di daerah pariwisata dengan
membangun suatu klaster industri yang berada di daerah pariwisata. Kabupaten
malang berpotensi dapat dikembangkan menjadi usaha dibidang perikanan dan
kelautan dengan membangun klaster industry umkm. Tujuan dibangunnya industri
adalah untuk efisiensi biaya karena segala sesuatu sudah terpusat di klaster
tersebut.
Untuk dapat merealisasikan upaya tersebut, peran serta masyarakat dan
pemerintah sangat dibutuhkan. Harapan kedepannya dengan adanya klaster
industri tersebut, UMKM memiliki daya saing sebagai daerah unggulan sekaligus
menjadi kompetitor dari luar negeri.
Keyword: UMKM , klaster industri , pemasaran
iv
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
5/31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki akhir tahun 2015 masyarakat Indonesia harus siap
menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Perekonomian Indonesia
dihadapakan pada tantangan pasar bebas ASEAN yang mana semua
komoditas yang ada bebas masuk dan keluar lintas Negara. Hal ini
meyebabkan meningkatnya persaingan diberbagai sektor terutama sektor
ekonomi.
Menurut Bank Indonesia PDB Indonesia mengalami penurunan
pada triwulan ke dua sebesar 0,1% dari sebelumnya 4,7% menjadi 4,6%.
Penyebabnya adalah penurunan jumlah nilai ekspor di Indonesia. Untuk
mengatasi hal tersebut dapat dilakukan suatu upaya pembangunan
ekonomi dengan membangun klaster UMKM di daerah Jawa Timur,
khususnya Kabupaten Malang. Kluster UMKM diharapkan dapat
menyumbang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan
masterplan perencanaan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia2011-2025. Peraturan presiden ini bertujuan untuk meningkatkan daya
saing perekinomian nasional yang lebih solid dan memiliki arah strategis
yang tepat, fokus, dan terukur. Semua ini tidak dapat berjalan sendiri tanpa
adanya peran serta pemerintah daerah dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan ekonomi. Berdasarkan Undang-undang No.32 Tahun 2004
tentang pemerintah daerah, kewenangan penyelenggaraan pembangunan
ekonomi diserahkan pada pemerintah daerah melalui otonomi daerah.Undang-undang ini mengisyaratkan pembangunan dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiiki.
Salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan
adalah kabupaten malang, jawa timur. Menurut Gubernur Jawa Timur.
“tema rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) PROVINSI Jawa Timu
tahun 2015 yaitu: penguatan kemandirian ekonomi Jawa Timur melalui
pembangunan idustri hulu, hilir, agrobisnis dan agro industri, UMKM dan
1
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
6/31
infrastruktur”. Tema ini dipersiapkan untuk mendukung Jawa Timur
menghadapi pasar global pada tahun 2015.
Adanya MEA menimbulkan dua sudut pandang bagi Indonesia.
Yang pertama, adanya MEA membawa peluang bagi Indonesia yaitu
pemerataan ekonomi dengan memprioritaskan UMKM, selain itu
hilangnya penghambat untuk ekspor sehingga nilai ekspor dapat
meningkat dan akhirnya GDP Indonesia juga meningkat. Sedangkan sudut
pandang yang kedua adalah ancaman. Ancaman yang akan muncul ketika
MEA dimulai adalah mudahnya produk impor membanjiri pasar dalam
negeri. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak pesaing bagi industri
lokal.
Untuk menghadapi ancaman tersebut perlu dilakukan upaya
dengan pemberdayaan UMKM yang berfokus pada potensi lokal
Kabupaten Malang. Potensi yang dimiliki Kabupaten Malang bagian
selatan adalah ikan laut yang potensi hasil tanggapan ikan mencapai
403.444 ton ikan per tahun yang membentang mulai kecamatan
Donomulyo hingga Ampelgading. Hasil laut akan mempunyai nilai jual
yang tinggi jika nelayan mampu mengolahnya menjadi barang setengah
jadi atau barang jadi.
Hasil laut yang telah diolah akan menciptakan daya tarik tersendiri
bagi konsumen sehingga mampu meningkatkan nilai jual produk. Semakin
meningkatnya nilai jual, maka penghasilan yang terima akan bertambah
pula. Usaha peningkatan daya jual ini perlu didukung oleh kepekaaan
pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM di daerah wisata
laut selatan.Dalam hal ini, UMKM yang dikembangkan adalah pemasaran hasil
olahan ikan laut hasil tangkapan nelayan lokal. Pemasaran hasil olahan
ikan tersebut akan dilakukan di satu kawasan khusus yang terkait melalui
suatu rantai produk umum, terdapat suatu ketergantungan bahan baku,
proses produksi , dan pemasaran. Kawasan cluster akan dibangun
diwilayah objek wisata pantai.
2
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
7/31
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dilatar belakang maka
pernyataan yang muncul adalah bagaimana klaster industri dapat menjadi
solusi meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi MEA 2015?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui implementasi klaster industri dapat menjadi solusi
meningkatkan daya saing UMKM dalam menghadapi MEA 2015
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat untuk pelaku UMKM
a. Menghadirkan inovasi baru dalam menunjang efisiensi kegiatan
ekonomi dengan mendirikan kalster industri
b. Berdampak positif terhadap perkembangan UMKM sendiri sekaligus
mendorong pertumbuhan ekonomi didaerah
Manfaat Untuk Penulis
a. Sebagai mahasiswa dapat melatih kecerdasan dan karakter sebagai
calon pemimpin yang memiki sikap kritis dan memberikan solusi
terhadap berbagai masalah.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai berbagai masalah
dalam masyarakat.
Manfaat untuk pembaca
a. Pembaca dapat mengetahui permasalahan yang dikaji secara ilmiah
berdasarkan ilmu pengetahuan.
b. Menambah dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan
c. Pembaca dapat memperoleh referensi bahan acuan atau penelitian
pendahuluan untuk penelitian selanjutnya
3
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
8/31
Manfaat untuk pemerintah
a. Mendirikan balai pelatihan pengelolaan hasil ikan tangkap yang
diperoleh nelayan
b. Pemerintah daerah memperoleh manfaat dari keuntungan transaksi
yang di;aksanakan di klaster karena menambah pe dapatan asli
c. Mendorong pihak-pihak terkait untuk ikut bekerjasama dalam
mengimplementasikan gagasan klaster umkm didaerah kabupaten
malang selatan.
4
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
9/31
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 UMKM
Definisi UMKM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan untuk
mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Pengertian-pengertian UMKM tersebut adalah:
1. Usaha Mikro
Kriteria kelompok Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana
diatur oleh Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil
Kriteria Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukanmerupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah
Kriteria Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
dan usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 tanggal 29
Januari 2003. UMKM dapat diartikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro
5
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
10/31
Usaha mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan WNI
dan memilki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000 per tahun,
Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp
50.000.000. Ciri-ciri usaha mikro antara lain:
a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti.
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
d. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata-rata sengat rendah,
umunya SD dan belum memiliki kewirasuahan yang memadai.
e. Umunya belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir.
f. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
g. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki kurang dari 4 orang.
2. Usaha Kecil
Menurut UU No.9 Tahun 1995, Usaha Kecil adalah usaha produktif yang
berskala kecil dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000/tahun serta dapat
menerima kredit dari bank di atas Rp 50.000.000 – Rp 500.000.000. Ciri-
ciri Usaha Kecil antara lain:
a. SDM-nya sudah lebih maju, rata-rata pendidikannnya SMA dan sudah
ada pengalaman usahanya, b. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan/manajemen keuangan
walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat neraca usaha,
c. Pada umumnya sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas
lainnya, termasuk NPWP,
d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum
dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan dan proposal kredit
6
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
11/31
kepada Bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa
konsultasi/pendampingan,
e. Tenaga kerja diperkirakan 5-19 orang.
3. Usaha Menengah
Menurut Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 1999, usaha menengah
adalah Usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan bersih
lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai dengan paling banyak Rp
10.000.000.000 tidak termasuk tempat dan bangunan tempat usaha. Ciri-ciri
usaha menengah adalah:
a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang
jelas antara lain, bagian keuangan,bagian emasaran dan bagian
produksi;
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan meneraplan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan,
telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain;
d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dan
lain-lain;
e. Sudah akses ke sumber-sumber pendanaan perbankan,
f. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan
terdidik.
Kelebihan dan Hambatan UMKMUMKM telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi baru Indonesia. Pasca
krisis, pemerintah mulai secara serius mengembangkan dan memberdayakan
UMKM. Hal ini disebabkan beberapa alasan antara lain:
1. Sektor UMKM tetap bertahan walau diterpa krisis moneter 1998. Hal ini
dikarenakan, sektor UMKM tidak banyak dipengaruhi inflasi serta secara
fleksibel dapat menyesuaikan diri. UMKM lebih mudah mencari celah lain
ketika suatu krisis terjadi dan mengisinya.
7
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
12/31
2. Jumlah UMKM cukup banyak dan sangat potensial menyerap tenaga
kerja. Hal ini sangat sesuai dengan program padat karya yang cocok
diterapkan di Indonesia, mengingat banyaknya SDM. Berdasarkan data
dari Kementrian Koperasi dan UMKM, jumlahnya sebanyak 55.206.444
pada tahun 2011 dan 56.534.592 pada tahun 2012. Kontribusi UMKM
terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 persen atau 107 juta orang.
Pertumbuhan UMKM pada kurun waktu tahun 2009-2013 sebesar 2,3
persen per tahun (ukm-indonesia.net)
3. Sektor UMKM memiliki peran penting dan kontribusi yang cukup besar
dalam perekonomian nasional. Selain menyerap tenaga kerja yang cukup
banyak, sehingga juga berpengaruh secara langsung terhadap pendapatan
per kapita. UMKM juga menyumbang produk domestik bruto yang cukup
besar yaitu 59,08% pada tahun 2012, jumlah ini mengalami perkembangan
sebesar 13,15% dari tahun sebelumnya yaitu 57,94%.
Walaupun mengalami perkembangan positf yang cukup pesat tiap tahnnya,
UMKM masih mengalami berbagai kendala. Beberapa permasalahan umum
yang biasanya terjadi pada UMKM (Hibeis: 4-6) yaitu:
1. Kesulitan pemasaran2. Keterbatasan finansial
3. Keterbatasan SDM
4. Masalah bahan baku
5. Keterbatasan teknologi
6. Kemampuan manajemen
7. Kemitraan
Menurut Urata (dalam Handriani, 2011:47) usaha kecil diIndonesia memiliki peran yang sangat penting dalam beberapa hal diantaranya: 1)usaha kecil
merupakan pemain utama kegiatan ekonom indonesia, 2) penyedia
kesempatan kerja, 3) Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan
pengembangan masyarakat 4) Pencipta pasar dan inovasi melalui fleksibilitas
dan sensitivitasnya yang dinamis serta keterkaitanya dengan beberapa
perusahaan, 5) memberikan konstribusi pada peningkatan eksor dan non
migas.
8
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
13/31
2.2 Pariwisata Kabupaten Malang
Secara etymologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari tiga
suku kata, yaitu: pari berarti banyak, berkali-kali, perputar-putar, lengkap. Wis berarti rumah property, kampung, komunitas. Ata berarti pergi terus-menerus,
memgembara (roaming boat) (aWibowo, 2008:2). Pengertian pariwisata menurut
ryan (dalam Sudiarta,2005:4) adalah sebagai industri yang perkembangannya
tercepat di dunia saat ini. Definisi tentang pariwisata menurut Matheison and wall
yang dikutip (dalam Sudiarta,2005:4) adalah kegiatan kepariwisata terjadi
semata-mata merupakan kegiatan yang menempuh jarak dan waktu tertetu yang
terlepas dari aktivitas keseharian seperti aktivitas kerja, dan lainnya, tetapi
aktifitas dilakukan diluar melibatkan pihak lainnya terutama dalam pemakaian
fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata. Kota malang terletak di provinsi
jawa timur pada ketinggian antara 440-667 meter diatas permukaan air laut, secara
atronomis terletak 112,06 0- 112,070 bujur timur 7,060-8,020 lintang selatan.
Malang menjadi salah satu tujuan kota wisata bagi masyarakat karena potensi
iklim yang sejuk dan potensi keindahan pemandangan. Tempat wisata kota
malang terdiri dari taman kota & ruang terbuka hijau di kota malang, museum dan
perpustakaan di kota malang, taman rekreasi dan pasar wisata di kota malang,
sarana olahraga di kota malang, mall dan pusat perbelanjaan di kota malang, hotel
dan guest house. Selain memiliki tempat wisata yang memiliki daya tarik, kota
malang juga memiliki objek pariwisata. Objek wisata tersebut diantaranya: tempat
wisata gunung di kabupaten Malang, tempat wisata air dikabiupaten malang,
tempat wisata air terjun di kabupaten malang, tempat wisata sejarah di kabupaten
malang, tempat wisata pantai dikabupaten malang, tempat wisata agro
dikabupaten malang, dan temapt wisata religi di kabupaten malang
Selain terdapat wisata pantai didaerah selatan kabupaten malang yang menjadi
daya tarik wisatawan. Kabupaten malang selatan juga penghasil ikan laut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kelautan dan perikanan terjadi
peningkatan produksi pangan asal ikan. Indikator penilain ini diperoleh dari
jumlah tahun ini dibagi dengan jumlah produksi tahun lalu
9
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
14/31
NO Target (ton) Realisasi (ton)
2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014
1 24.61
0,20
27.662,
95
31.823,
38
32.923,
81
25.658,
10
28.019,
44
30.663,
50
(sumber: http://kelautan.malangkab.go.id/)
Keterangan: Penurunan pencapaian target produksi tahun 2014 sebesar 3,73 %
dikarenakan adanya bencana alam erupsi Gunung Kelud sehingga mempengaruhi
produksi budidaya ikan terutama jaring sekat di wilayah Kecamatan Pujon,
Kecamatan Ngantang dan Kecamatan Kasembon.
2.3 Kabupaten malang
Berdasarkan kondisi geografi dan iklim kabupaten malang terletak di tengah
selatan wilayah propinsi jawa timur. Berbatasan dengan beberapa wilayah
kabupaten diantaranya: Sebelah wilayah utara dan timur, berbatasan dengan
kabupaten pasuruan dan probolinggo, sebelah timur berbatasan dengan
kabupaten lumajang, sebelah selatan berbatasan dengan samudra Indonesia,
sebelah barat berbatsan dengan blitar, wilayah barat dan utara beratsan dengan
Kediri dan Mojokerto. Unit administrasi dibawah pemerintahan adalah
kecamatan. Setiap kecamatan akan membawahi kelurahan. Wilayah kabupaten
malang terbagi menjadi 33 wilayah kecamatan yang membawahi 12 kelurahan
dan 378 desa, 3.133RW dan 14.054 RT. Kabupaten malang selatan memilki
produk unggulan ikan tangkap dari nelayan. Menurut Blakely and Bradshaw
produk unggulan merupakan tahap awal dalam perencanaan ekonimi lokal
(dalam sandira, 2015: 3). Sumber daya lokal yang akan digunakan sangat
penting mendukung pembangunan didaerah. Berdasarkan hasil penelitian
Niskha Sandriana yang berjudul strategi pengembangan produk unggulan
daerah Berbasis Kalster di Kota Malang menyebutkan saat ini terdapat 8
produk unggulan di masing-masing klaster yang ada di kabupaten maupun kota
malang. 8 produk unggulan tersebut terdiri dari: kerajinan keramik, gerabah,
mebel, rotan, emping jagung, tempe, dan sanitair. Mayarakat yang hidup
disekitar wilayah pesisir kebanyakan dalam kondisi yang mengalami
kemiskinan. Menurut Nikijuluw (2010) kemiskinan masyarakat pesisir
9
http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/http://kelautan.malangkab.go.id/
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
15/31
dikategorikan menjadi kemiskinan structural, super structural, dan kultural.
Kemiskinan ditingkat nelayan menurutnya dikarenakan tidak terpenuhinya
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, inftrastruktur, dan kondisi
alam yang tidak menentu. Menurut Bene (dalam ariyanti, 2013:5) masyarakat
yang berada di sektor kelautan dan hidup sebagai nelayan adalah miskin.
2.4 Klaster Industri
Menurut porter dalam (putro, 2008) kluster usaha merupakan konsentrasi geogafi
oleh perusahaan-perusahaan yang saling terkait dan juga berhubungan dengan
institusi penunjangnya dalam fungsional tertentu yang memiliki banyak kesamaan
dan bersifat saling melengkapi. Klaster merupakan pengembangan dalam system
manajemen, dimana dari usaha-usaha perseorangan yang memiliki usaha sejenis
dalam satu kawasan dibentuk suatu kelompok atau yang lebih popular dinamakan
klaster, sehingga tercipta koaborasi, sinergitas, persatuan yang akan menjadi
kekuatan (Hanis, 2013:3). Akses UMKM akan lebih mudah jika dibangunnya
system klaster industri yang mana dapat mewujudkan peningkatan kapasitas
produksi, akses jaringan pemasaran lebih mudah, dan efisiensi usaha yang lebih
mudah karena masing-masing usaha saling bersinergi. Keberadaaan usaha klasterdi Indonesiaa melibatkan UMKM yang masih belum berkembang. Pengembangan
model klaster perlu dirancang sebagai wujud pemberdayaan UMKM. Model
klaster ideal adalah sinerg beberapa aktivitas usaha UKM yang saling terikat baik
dari aspek proses produksi yang melibatkan UKM di sektor hulu sampai hilir,
maupun jasa yang dikebangakan oleh UKM sebagai penunjang aktivitas bisnis
dalam klaster (Taufiq, 2004: 5)
Pengembangan klaster UKM lokasi Sinos Valley di Brazil
Keberhasilan klaster yang sudah berkembang di Negara lain
memungkinkan dapat dikembangkan di Indonesia. Salah satu pengembangan
klaster UKM yang berskala kecil dan tradisional terjadi di Brazil. Cakupan usaha
yang dikembangakan dalam sinos valley sektor sepatu memiliki beberapa aktivitas
usaha, tidak hanya melibatkan industri hulu dan hilir tetapi juga melibatkan usaha
lainya yang dapat menunjang kelangsungan usaha tersebut. Klaster industri sepatu
10
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
16/31
di Sinos valey, brazil terdapat 17 kelompok usaha dan lembaga yang cakuannya
berbeda satu sama lain. 17 kelompok usaha saling bersinergi dan mendukung
perkembangan usaha, usaha tersebut secara umum dapat dikelompokan menjadi
empat kategori besar yaitu: sentra pengrajin sepatu, industri ilir seperti industri
kimia, komponen dan peternakan, industri hilir, dan lembaga swadaya terkait
dengan usaha klaster tersebut seperti: membangun jaringan pemasaran, pusat
pelayanan dan pengambangan ukm,pusat pelatihan teknologi, dll. Keberhasilan
dari system klaster di brazil tersebut dapat menambah 153.000 pekerja dan
menghasilkan deisa Negara 900 USD tahun 1992.
UKM diIndonesia dapat mencontoh pengembangan suatu daerah dengan
pendekatan sentra.Tujuan dari pendekatan sentra dilakukan untuk mewujudkan
progam strategis meningkatkan UKM. Masing-masing daerah memilki jenis
sentra yang berbeda hal tersebut akan menjadi ciri khas jika dikembangakan ,
begitupun dengan kabupaten malang wilayah selatan. Berdasarkan data dinas
kelautan dan perikanan (DKP) kabuapaten Malang memilki 13 pantai penghasil
ikan tangkap, diantaranya pantai Lenggoksono, Wediawu, Pantai Tamban, Pantai
Unggapan, klathakan, licin, sipelot, dan pelabuhan sendang biru. Produktivitas
yang paling banyak terjadi diwilayah sendang biru karena sudah terdapat Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) pondok dadap yang potensial. Wilayah ini menjadi
penghasil ikan laut, namun (cerita) suatu produk yang memiliki nilai jual.
Sehingga dapat mengoptimalkan pembangunan ekonomi daerah. Sentra yang
memiliki rantai industri yang panjang, kebutuhan keterkaitan erat, jaringan pasar
yang luas, memiliki potensi yang besar untuk berkembang menjadi klaster
(Taufiq, 2004: 13).
2.5 Daya Saing
Konsep daya saing disini dikaitkan dengan daya saing wilayah dan daya saing
usaha kecil. Definisi daya saing daerah menurut European Commision (dalam
Santoso, 2009:1) adalah kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa yang
sesuai dengan kebutuhan pasar internasional diiringi oleh kemampuan
mempertahankan pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan, lebih umumnya
adalah kemampuan wilayah untuk menciotakan pendapatan dan terlihat dalam
11
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
17/31
daya saiang eksternal. Pengaplikasian daya saing kota telah dilakukan oleh LP3M
FE UNPAD (2008) dalam pemetaan daya saing ekonomi daerah pada 434
kabupaten atau kota. Penentuan kemampuan daya saing tersebut menentukan
faktor-faktor utama dan ouput berupa penilaian dari kinerja ekonomi. Faktor input
diantaranya: lingkungan usaha yang produktif, perekonomian daerah,
ketenagakerjaaan dan sumber daya alam dan lingkungan, perbankan dan lembaga
keuangan. Sedangkan faktor output dapat dilihat dari kinerja perekonomian
mencakup: produktivitas tenaga kerja, tingkat kesempatan kerja, dan PDRB per
kapita. Berdasarkan Hasil penelitian Eko Budi Santoso (2009) tentang daya saing
kota-kota besar di Indonesia menyimpulkan bahwa kota malang termasuk
kelompok kota besar yang mempunyai kinerja indikator ouputnya unggul diatas
kinerja rata-rata ouput kota besar. Namun, kinerja indikator inputnya masih
rendah.
Menurut Hitt (dalam Handriani, 2011:53) daya saiang usaha kecil adalah tingkat
sampai sejauh mana perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar, baik domestic
maupun internasional, dalam memproduksi barang dan jasa, dengan tetap
mempertahankan atau meningkatkan pendapatan perusahaan dan karyawaanya.
Menurut Craig dan Grant (dalam Handriani, 2011:54) strategi dalam menghadapi
persaingan pada UKM adalah bagaimana usaha kecil beroperasi dengan biaya
rendah atau diferensiasi. Sumber-sumber keunggulan biaya adalah pengetahuan
(pengalaman), skala ekonomi, desain produk, pemanfaatan kapasitas, dan faktor-
faktor manajerial. Daya saing pada umkm disini adalah kemampuan umkm
sebagai usaha kecil untuk mampu mempertahankan dan memperluas pangsa
pasarnya. Faktor yang mempengharuhi kemampuan tersebut adalah suplai bahan
baku yang tepat waktu. Keunggulan bersaiang dari skala ekonomi adalah
pengunaan teknologi yang produktif, memiliki akses yang sangat bagus terhadap
bahan baku, dan keunggulan bersaiang berasal dari diferensiasi dimana pada saat
perusahaan memilih strategi diferensiasi untuk memperoleh keunggulan bersaing,
maka perusahaan akan berusaha untuk mengembangkan atribut (ciri-ciri khusus)
produk yang dianggap bernilai oleh pelanggan sehingga produk perusahaan
memiliki posisi khusus dibenak konsumen (Haris, 2014: 3). Salah satu cara yang
12
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
18/31
dapat dilakukan untuk mengembangkan keungulan bersaiang disuatu wilayah
dengan membentuk kluster.
2.6 Pemasaran
UKM yang inovatif dalam mengembangkan produknya berorientasi pada
keungulan potensi lokal akan memudahkan dalam mengenali ciri khas tertentu
yang berada pada masing-masing daerah. Produk UKM yang memiliki ciri khas
akan menarik perhatian calon konsumen. Hal ini dikarenakan, produk lokal
merupakan produk unggulan suatu daerah yang menjadi primadona daerah.
Menurut Kotler pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan nilai
bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk
menangkap kembali nilai dari pelanggan yang kuat. Perencanaan pemasaran
dibutuhkan oleh UMKM sebagai bagian dari rencana strategis untuk membentuk
rantai nilai efektif guna melayani pelanggan. Tujuan perencanaan pemasaran
adalah membentuk nilai dan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang merasa puas
maka mereka akan membeli lagi produk yang dijual oleh UKM dalam klaster
tersebut. Rantai nilai efektif adalah sejumlah department yang melakasanakan
aktivitas penciptaan nilai, untuk merancang, memasarkan, menghantarkan, dan
mendukung produk perusahaan (Kotler, 2006:55). Untuk membangun rantai nilai
yang efektif diperlukan membangun hubungan kemitraan, baik dengan department
lain dalam perusahaan maupun dengan pihak lain dalam system pemasaran.
Kemitraan dengan department lain dalam perusahaan adalah masing-masing
department perusahaan dapat dianggap sebagai penyambung rantai nilai
perusahaan. Rantai nilai adalah setiap perusahaan dapat mengerjakan tugas-tugas
sesuai departmennya untuk menciptakan nilai guna merancang, memproduksi,
memasarkan, menghantarkan, dan mendukung produk pemasaran. Departmen
bekerja berdasarkan prinsip “memikirkan konsumen” dan mengembangkan rantai
nilainya agar berfungsi dengan lancar. Kemitraan dengan pihak lain dalam system
pemasaran adalah menciptakan jarian penghantar niali yang terdiri dari
perusahaan, pemasok, distributor, dan akhirya pelnggan yang bermitra satu sama
lain untuk meningkatkan kinerja seluruh system.
13
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
19/31
Strategi Pemasaran
Menurut Armstrong strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit
bisnis berhara untuk mencapai tujuan pemasarannya, tujuannya adalahmenciptakan nilai bagi pelanggan yang kuat dan menguntungkan. Strategi
pemasaran tidak lepas dari bauran pemasaran. Bauran pemsaran atau marketing
mix terdiri dari beberapa faktor pengendali diantaranya: produk, harga, tempat,
dan promosi. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari beberapa komponen yag
berbeda satu sama lainnya. Harga terdiri dari: daftar harga, diskon, potongan
harga, periode pembayaran, dan persyaratan kredit. Promosi terdiri dari: iklan,
penjualan pribadi, peromosi penjualan, dan hubungan masyrakat Tempat terdiri
dari: saluran, cakupan, pemilihan lokasi, persediaan, trasnportasi, dan logistic. .
Produk terdiri dari: ragam, kualitas, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan
layanan. Produk sangat penting, karena jika suatu produk banyak memiliki
kemiripan dengan produk yang berada dipasaran, maka konsumen tidak tertarik
untuk membeli produk yang ditawarkan. Maka perlu adanya positioning,
positioning adalah pengaturan suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas,
berbeda, dan diinginkan, relative terhadap produk pesaing dalam pikiran
konsumen.
14
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
20/31
BAB III
METODE PENULISAN
3.1 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan analisis didapatkan
dari berbagai sumber antara lain:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka digunakan sebagai landasan teori dan pijakan penulis dalam
menganalisis masalah yang dikaji. Pustaka diperoleh dari teori dan pendapat
para ahli baik dari buku, jurnal, situs internet, blog, dan lain-lain.
2. Pengamatan fenomena
Hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi digunakan sebagai titik
tolak terhadap pembahasan suatu masalah, dan mencari masalah utama yang
agar layak untuk diangkat. Pengamatan ini ditujukan pada fenomena bahwa
Indonesia akan menghadapi MEA pada akhir tahun 2015. Fokus masalah
dalam hal ini bahwa dengan adanya MEA, maka persaingan dalam hal
perdagangan akan semakin gencar, sehingga perlu adanya penguatan sektor
industri dengan pengembangan UMKM yang dibentuk dalam satu wilayah
bernama klaster.
3.2 Pengoalahan Data
Langkah selanjutnya dalam penulisan karya tulisq adalah dengan mengolah dan
menulis semua data yang diperoleh secara runtut dan sistematis menurut pedoman
penulisan karya tulis yang bermutu, maka dilakukan beberapa kegiatan yang bisa
membantu tulisan semakin berkualitas, antara lain: diskusi dengan teman,
konsultasi dengan dosen pembimbing, dan merevisi karya tulis yang didasarkan
dari daran dan kritik dosen pembimbing dan teman.
3.3 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah deskriptif analitik,
yaitu menganalisis permasalahan yang ada dari hasil pengamatan atau
identifikasi dan studi kepustakaan tentang permasalahan serta hubungan antara
masalah tersebut yang didasarkan kepada suatu teori atau konsep keilmuan yang
15
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
21/31
relevan. Penulis mengangkat permasalahan hasil perikanan yang kurang
maksimal sehingga perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan daya jual
produk.
3.4 Penarikan Kesimpulan
Berdsarkan metode analisis yang digunakan, penulis menarik kesimpulan yang
konsisten dengan analisis permasalahan. Kesimpulan yang diperoleh disesuaikan
dengan pembahasan dalam karya tulis.
3.5 Perumusan Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis menyampaikan saran
untuk melakukan pembangunan klaster industri di wilayah kabupaten malang
selatan sebagai salah satu upaya menghadapi MEA. Penuils juga menyarankan
untuk merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait utamanya pemerintah
untuk merealisasikan pembangunan kluster industri. Serta menyarankan strategi
pemasaran produk unggulan tersebut dengan membangun relasi antara klaster
dengan pihak-pihak terkait.
16
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
22/31
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Membangun Klaster Industri UMKM
Pendirian klaster sebagai salah satu bentuk bauran pemasaran ( place)
diperuntukkan untuk mengoptimalkan pembangunan ekonomi masyarakat
daerah pesisir bagi nelayan. Usaha ekonomi mikro dikawasan pesisir selama
ini telah dikelola oleh nelayan, namun belum optimal. Karena hanya
mengandalakan hasil tangkap ikan yang langsung dijual ke pasar atau
juragan darat yang memiliki modal yang besar. Nelayan hanya
mengandalkan pedapatan yang tinggi dari hasil ikan tangkap yang
meningkat. Namun, karena bargain position nelayan yang lemah, pemasaran
dengan cara seperti ini kurang mengurangi kemiskinan dan ketimpangan
para nelayan. Karena, kondisi cuaca juga menjadi pertimbangan bagi
nelayan untuk melaut. Sehingga tidak jarang nelayan menganggur jika tidak
melaut. Konsep pembangunan klaster merupakan suatu inovasi dalam upaya
menciptakan jaringan pemasaran baru dengan menciptakan value chain
diantara pihak-pihak yang membantu dalam membangun klaster UKM ikan
tangkap.
Keuntungan cluster berdasarkan penelitian Tilman Altenburg (1999)
- Informasi terpusat pada sumber daya, pemasaran dan design produk
pesaing
- Tenaga kerja tidak terlalu formal, karena didasarkan pada pengalaman
kerja
- Kemudahan mendapatkan bahan baku karena pusat perdagangan terpusat- Biaya untuk mendapatka konsumen rendah, karena konsumen cenderung
loyal
Adapun upaya atau pendekatan untuk mendorong terbentuknya kasawan
kluster industri umkm melaui jejaring bisnis dengan wadah asosiasi UMKM.
Pengembangan asosiasi bisnis umkm akan terbentuk sinergi dalam
pengalokasian sumber daya lokal. Terbentuknya kluster tersebut akan
meningkatkan daya saing UMKM karena adany peningkatan kualitas
17
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
23/31
produk. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya saing UMKM melalui
produk lokal ungulan UMKM. Produk lokal tersebut akan memberikan
manfaat pada daerah yang terbentuk klaster UMKM untuk menciptakan
daerah ungulan. Sebelum membangun suatu wilayah menjadi klaster, perlu
merubah usaha ekonomi mikro daerah pesisir menjadi umkm.
Gambar 1. Pendirian UMKM
Gambar 2. Pengembangan daerah ungulan melaui kluster
Gambar 3. Faktor menentukan daya saing produk lokal UMKM
Figur 4. Skenario pembentukan industri UMKM sektor unggulan
Produ
k
lokal
un ul
Indus
tri
UMK
M
Klaste
r
UMK
M
Daerah
Ungulan
Produ
k
lokal
1. Bahan
baku
2. Modal
3. TenagaProcess
Usaha mikro kecil ikan tangkap
kawasan pesisir
UMKM
Memenuhi
syarat
pembentukan
UMKM
18
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
24/31
Penciptaan pembentukan kluster UMKM dengan tujuan untuk menambah
jumlah tenaga kerja melaui terciptanya industri UMKM sektor unggulan
terebut. Hal ini perlu, karena dengan adanya produk ungulan yang berasaldari masing-masing UMKM yang berasal dari daerah tertentu akan memicu
terbentuknya kerjasama jejaring bisnis dalam suatu tempat bernama industri
UMKM sektor unggulan. Alasan semakin meningkatnya jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan, karena semakin kompleksnya aktivitas ekonomi yang
dilakukan oleh pelaku UMKM. Untuk mendirikan kluster industri UMKM
juga tidak terbatas hanya dari modal yang dimiliki pemilik UMKM, namun
pemerintah sebagai pembuat kebijakan dapat bekerja sama dengan
kementrian koperasi dan UMKM untuk mampu menumbuhkan UMKM
diIndonesia dengan memberikan dana untuk pendirian kawasan kluster
industri UMKM. UMKM diIndonesia tidak hanya membutuhkan permodalan
dalam menunjang bisnis, namun juga fasilitas yang mana kawasan klastser
UMKM agar dapat menunjang keberlanjutan usaha khususnya perluasan
jaringan marketing.
Gambar 5. Manfaat pemberian dana pendirian kluster UMKM
Industri
UMKM
sektor
Mengumpulkan usaha
mikro daerah pesisir ikan
Membutuhkan
tambahan tenaga
kerja
Kebijakan
pemerintah
grant untuk
pendirian
Industri
UMKM
Peran lingkungan meso
1 asosiasi pengusaha,
2. konsultan bisnis
Kluster
Daerah unggul
bersaing
Menambah
19
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
25/31
UMKM dapat memperluasan lapangan pekerjaan di Indonesia dan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penurunan tingkat kesenjangan
ekonomi antara masyarakat miskin dan kaya sehingga tercipta pemerataan
pendapatan. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah tidak hanya
mengeluarkan kebijakan terkait kemudaham dalam akses permodalan pada
UMKM melainkan juga memikirkan bagaimana keberlanjutan industri
UMKM. Keberlanjutan UMKM dapat dilakukan dengan mendirikan kawasan
klaster industri UMKM yang mana dalam proses pendirian klaster tersebut
akan membutuhkan penambahan tenaga kerja baru. Dampak positif adanya
klastser tersebut selain tenaga kerja juga daerah unggulan yang memilki daya
saing tinggi.
4.2 Strategi Pemasaran Produk UMKM melalui Klaster
Pemanfaatan usaha ekonomi mikro didaerah pesisir yang mampu
menghasilkan ikan tangkap untuk diolah menjadi produk olahan makanan
agar menciptakan nilai tambah. Produk olahan tersebut akan dipasarkan
melalui klaster, yang mana klaster disini pusat terkonsentrasinya pelaku
usaha yang bergerak di sektor perikanan khususnya ikan tangkap dan produk
olahan ikan tangkap yang terletak di area geografis tertentu. Usaha mikro
didaerah pesisir akan berkembang menjadi klaster-klaster dengan gabungan
usaha ikan tangkap yang selama ini dijalankan oleh para nelayan.
Pembangunan klaster industri akan mengurangi rantai pemasaran yang
panjang sehingga biaya produksi menjadi rendah. Setiap pesaing produk
dipasaran menerapkan strategi yang berbeda untuk dapat menarik konsumen.
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh umkm sebagai berikut:
Gambar 6. Jaringan pemasaran klaster UMKM
Klaster
UMKM
Strategi
1.Hubungan kemitraan:
- Keagenan
- Waralaba
- Perusahaan-perusahaan besar
2. Jaringan online:
- Website dinas pariwisata kabupaten
malang- Dinas perindustrian dan perdagangan
- Pemasaran Online oleh klaster
20
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
26/31
Membangun strategi pemasaran dapat dilakuakn dengan dua cara: pertama
menajalankan hubungan kemitraan dengan tujuan meraih keuntungan bersama
karena saling membutuhkan kedua dengan membangun jaringa online. Dalam
menjalankan hubungan kemitraan, cara pertama yang perlu dilakukan klaster
adalah mengenal mitranya, mengetahui kelebihan dan kelemahan atas usahanya,
melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi. Hubungan kemitraan dapat
dijalankan dengan beberapa hal diantaranya: keagenan, waralaba, dan perusahaan-
perusahaan besar. Keagenan adalah hubungan kemitraan yang memberikan hak
khususuntuk memasarkan brang dan jasa mitranya. Dalam pola keagenan ini
pihak dalam klaster UMKM memproduksi produk olahan ikan tangkap maupun
menjual ikan tangkap melalui agen dan menghubungkan produk yang
bersangkutan langsung dengan pihak ketiga. Waralaba dilakuakan dengan
memberikan lisensi, merek dangang, dan sauran distribusi perusahaanya kepda
penerima waralaba dan disertai bimbingan manajemen dari pihak klaster industri.
Hubungan kemitraan yang terakhir melalui perusahaan-perusahaan besar untuk
melakukan ekspor. Karena, perusahaan-perusahaan besar sudah lebih dahulu
sebagai eksportir. Strategi pemasaran kedua adalah membangun jaringan online
yang mana bertujua untuk memasarkan produk jangkauan yang lebih luas.
Pemasaran secara online ini merupakan salah satu cara mempromosikan produk
melalui website dinas pariwisata, dinas perindustrian dan perdagangan, dan
website kalster umkm sendiri. Memasarkan melalui website dinas pariwisata
tujuannya adalah memperkenalkan produk hasil objek wisata daerah yakni ikan
tangkap yang memilki nilai tambah karena sumber daya manusia mampu
mengubah menjadi produk olahan makanan. Sedangkan tujuan memasarkan
produk melalui website dinas perindustrian dan pariwisata adalah memberikan peluang baru produk olahan ikan tangkap dapat menciptakan citra produk dari
potensi daerah kabupaten malang selatan, yang mana hasil inovasi dan kreatifitas
mengubah menjadi produk yang bernilai tambah.
21
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
27/31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengembangan sektor usaha didaerah pesisir dengan konsep klaster UMKM
merupakan cara yang efektif untuk memicu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah
yang mana menyususn kesiapan dalam menghadapi persaingan MEA 2015 untuk
menjadikan daerah unggulan. Pembangunan sektor industri baru disuatu wilayah
akan menciptakan multiplier effect seperti: pengurangan jumlah penganguran,
menambah pendapatan asli daerah, mengurangi ketimpangan social, dll.
5.2 Saran
Pendekatan sistem klaster UMKM diharapkan dapat membrikan kemudahan bagi
pemerintah dalam hal pemberian bantuan modal, sarana teknologi, pelatihan
sumber daya manusia untuk pengembangan dan kerlanjutan usaha UMKM
diIndonesia, sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi produk yang dijual.
Khususnya didaerah kabupaten malang selatan, saat ini hanya usaha mikro yang
hanya menjual ikan tangkap. Pengelompokkan dalam satu klaster dengan usaha
sejenis disektor perikanan sangat membantu suatu daerah untuk maju dari segi
ekonomi.
22
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
28/31
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, yusuf ikrima. Dwi Budi Santoso. 2013. Analisis Kemiskinan Nelayan
Periaknan Tangkap di Pantai Sendang Biru Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Fakultas ekonomi dan bisnis universitas brawijaya.
http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806
analisis kemiskinan nelayan
Kotler, Philip., Gary Armstrong. 2006. Prinsip-prinsip Pemasaran disi 12 jilid
1.Jakarta : ERLANGGA
Nikijuluw, Victor.P.H. 2010. Populasi dan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir
serta Strategi Pemberdayaan Mereka dalam Konteks Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Secara Terpadu.
Sandriana, Niskha., Adul Hakim.,Choirul Saleh. 2015.Strategi Pengembangan
Produk Unggulan Daerah Berbasis laster Di Kota Malang. ISSN 2088-7496
(paper) ISSN 2407-6864 (online) Vol 5, No 1, 2015.
http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88
Siamat, Dahlan. 1995. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia, Jakarta.
Sudiarta, Made. 2006. Dampak Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya Terhadap
Pembangunan Pariwisata Di Desa Serangan Denpasar Bali.
Sulaeman, Suhendar. 2006. Pengembangan Agriisnis Komoditi Rumput Laut
Melalui Model Klaster Bisnis. (online)
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumpu
t_laut.pdf , diakses 23 september 2015
Taufq, Muhammad. 2004. Proyeksi Sentra Menadi Klaster. Infokap Nomor 25
Tahun XX, 2004. (online)
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.
pdf , diakses 23 september 2015.
Triandaru, Sigit., dan Totok Budi Santoso. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Salemba.Jakarta.
23
http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806http://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2025/proyeksi_sentra.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2028/komoditi_rumput_laut.pdfhttp://jurnal.unitri.ac.id/index.php/reformasi/article/viewFile/66/88http://www.jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/1968/1806
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
29/31
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curiculum Vitae
Nama Lengkap : Lisa Rahayuningsih
Pekerjaan : Mahasiswa
Pendidikan : Semester 5 (S1)
Alamat tempat tingal : RT/RW 007/001 Kel/Desa Siman
Kecamatan Kepung
Kewarganegaraan : WNI
No Telpn : 085235733765
Email :[email protected]
A. Penghargaan dalam Penulisa Karya Tulis Ilmiah
No. NamaPertemuanIlmiah/Seminar JudulArtikelIlmiahWaktu
danTempat
1 International Conference on
Multidisciplinary Academic For
Society Development (ICMA
2015)
Implementation of
Capital Budhgeting for
MSME in fixed Assets
Investment Decision
Through Andragogy
Approachment
28 April 2015,
Kuala Lumpur
2 Lomba Penulisan Kreatifitas
Masyarakat (PKM) Tingakat
Nasional III 2015
BOKABASIA(Boneka
Karnaval Batik
Indonesia) Usaha
Bisnis Kreatif dengan
Memanfaaatkan
Residu Kain Motif
Batik sebagai SouvenirKhas Malang yang
Bernilai Seni Tinggi
Dikota Malang
12-13 Juni
2015, Solo
24
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
30/31
Curiculum Vitae
Nama Lengkap : Shynta Putri Indraswari
Pekerjaan : MahasiswaPendidikan : Semester 5 (S1)
Alamat tempat tingal : Jalan Ahmad Yani,
Kecamatan Banjarrejo Pagelaran Malang
Kewarganegaraan : WNI
No Telpn : 085655947323
Email : [email protected]
B. Penghargaan dalam Penulisa Karya Tulis Ilmiah
No. NamaPertemuanIlmiah/Seminar JudulArtikelIlmiahWaktu
danTempat
1 Call for paper student conference
for suistainable Development
SELF XII 2015
Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Petani
Guna Mewujudkan
Pangan Melalui
Progam Pembiayaan
Kredit Dengan Zakatsebagai Sumber Dana
26 APRIL
2015 Bali
25
-
8/19/2019 Karya Tulis Ilmia_lisa Rahayu_Univ Neg Malang
31/31
LAMPIRAN
TABEL 1. Rencana Kinerja Tahunan Tahun anggaran 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Meningkatnya Pemanfaatan UsahaEkonomi Mikro di Kawasan Pesisir danPersiapan Terhadap Bencana Alam Laut
Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap 3.10%
Meningkatnya Jumlah KawasanPengelolaan Perikanan BebasIllegal,Unreported dan Unregulated (IUU)Fishing
Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap
3.10%
Meningkatnya Produksi PerikananBudidaya
Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Budidaya
4.70%
Meningkatnya Produksi PerikananTangkap
Persentase Peningkatan ProduksiPerikanan Tangkap
3.10%
Meningkatnya Produksi Ikan Olahan Persentase Peningkatan ProduksiIkan Olahan
10%
Meningkatnya Konsumsi Ikan Per Kapita Persentase Peningkatan KonsumsiIkan/Kapita/Tahun
5%
(sumber: Dinas kelautan dan perikanan kota malang)
Gambar 1. Perolehan ikan tangapan per kecamatan di Kabupaten Malang
Tahun 2012