kasus 1
DESCRIPTION
dataTRANSCRIPT
KASUS 1
1. Masalah pada pasien
Batuk berdahak bercampur darah
Meriang
Berkeringat malam
Nafsu makan berkurang
Peminum alkohol dan perokok aktif
Asma (-)
TD 130/80 mmHg
BTA (+)
Hb 9,5 mg/dl
SGOT 160 IU/dl
SGPT 80 mg/dl
2. Diagnosis kerja
- Tuberkulosis dengan gangguan fungsi hepar
3. Tujuan terapi
Untuk membunuh kuman BTA
Untuk menaikkan kadar Hb
Untuk mengatasi batuk berdahak campur darah dan meriang
4. Golongan obat yang dapat digunakan
Tuberkulostatik
Antianemia
5. Tabel golongan obat
No Golongan obat Efikasi Kecocokan Keamanan
1. Tuberkulostatik Dapat digunakan
untuk pasien yang
menderita
tuberkulosis.
I: orang yang
terinfeksi M.
tuberkulosis
KI:
ES: demam,
trombositopenia,
anemia, mual,
muntah
Sko
r
Total: 240 90 90 60
2. Antianemia Dapat diberikan
pada pasien yang
mengalami
penurunan
hemoglobin
I: orang dengan
hemoglobin rendah
KI:
ES: mual, nyeri
lambung,
konstipasi, diare
Sko
r
Total: 250 90 90 70
Golongan obat yang diberikan pada pasien adalah golongan tuberkulostatik dan antianemia.
Tabel obat yang dapat digunakan
No Golongan
obat
Efikasi Kecocokan Keamanan Biaya
1. Ferrous Sulfat Dapat diberikan
pada orang dengan
hemoglobin
rendah karena
kekurangan besi.
Larut dalam
suasana asam.
I: anemia karena
defisiensi besi
KI:
ES: mual,
nyeri lambung,
konstipasi,
diare
Tablet salut
300 mg ->Rp
450
Skor Total: 340 90 90 80 80
2. Isoniazid Dapat diberikan
pada pasien yang
menderita
tuberkulosis
I: TBC paru KI:
ES: demam,
trombositopeni
a, anemia,
hati-hati pada
penderita
penyakit hati
Tablet 300 mg
->Rp 92
Skor Total: 345 90 90 70 95
3. Rifampisin Dapat diberikan
pada pasien yang
menderita
I: TBC KI: ikterus
ES: gangguan
pencernaan,
Tablet 300 mg
->Rp 455
tuberkulosis fungsi hati
abnormal,
leukopenia,
trombositopeni
a
Skor Total:320 90 90 60 80
4. Etambutol Dapat diberikan
pada pasien yang
menderita
tuberkulosis
I: TBC KI:
ES: gangguan
pencernaan,
sakit kepala,
pusing
Tablet 250 mg
->Rp 315
Skor Total: 345 90 90 80 85
5. Pirazinamid Dapat diberikan
pada pasien yang
menderita
tuberkulosis
I: Pengobatan
TB dengan
kombinasi lain
KI:penyakit
hati akut
ES: warna
kuning pada
kulit atau mata,
mual, muntah,
demam
Tablet 500 mg
->Rp 198
Skor Total: 270 90 90 0 90
6. Streptomisin Dapat diberikan
pada pasien yang
menderita
tuberkulosis
I: TBC KI:
ES: syok,
defisiensi
vitamin K dan
B
Serbuk injeksi
1 gram ->Rp
3.200
Skor Total 330 90 90 80 70
Obat kombinasi yang diberikan adalah Streptomisin+Etambutol+Isoniazid dan Ferrous
Sulfat.
7. BSO, dosis, dan jumlah obat
Ferrous Sulfat: tablet salut 300 mg diberikan setiap hari
Streptomisin: serbuk injeksi 1 gram, vial @1ml diberikan setiap hari
Etambutol: tablet 250 mg diberikan setiap hari
Isoniazid: tablet 300 mg diberikan setiap hari
8. Resep
dr. MayaNo SIP: xxx
Jl. Swakarya no 8 MataramTlp. 012345678
Mataram, 17 juni 2014
R/ Ferrous sulfat tab 300mg No. VIIs.u.d.d tab I p.c. _____________________________________ ParafR/ Streptomisin inj 1 gr vial No. VIIs.i.m.m_____________________________________ParafR/ Etambutol tab 250mg No. XXIs.t.d.d tab I p.c. _____________________________________ ParafR/ Isoniazid tab 300mg No. VIIs.u.d.d tab I p.c. _____________________________________ Paraf
Pro : Tn. ZainulUmur : 30 tahunAlamat : Jalan Pelangi No 30 Mataram
9. Edukasi
Untuk pemberian streptomisin, pasien diminta untuk pergi ke dokter
Pasien perlu meningkatkan nutrisi dan gizi
Pasien diminta untuk control untuk mengatasi efek samping obat apabila terjadi
Pasien diminta untuk mengurangi konsumsi alkohol dan merokok selama pengobatan
KASUS 2
1. Masalah pada skenario:
Keluhan sesak nafas sejak kemarin
Pasien menderita batuk berdahak, pilek, dan demam
Sesaknya sering kambuh jika terkena flu atau terpapar debu
RR 32 kali/menit, wheezing (+), dan ronkhi (+), tampak retraksi pada suprasternal,
pernapasan cuping hidung (+), tampak kongesti pada mukosa hidung dan secret
kuning kental keluar dari hidung.
Diagnosis pasien
bronkopneumonia.
2. Golongan obat yang dapat digunakan sebagai terapi:
golongan obat yang diberikan pada kasus ini adalah Antibiotik
- Sefalosforin : Sefalosporin bekerja dengan cara menghambat sintesis
peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
Indikasi : Obat ini hanya digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang
tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan spektrum
antibakterinya (sehingga jarang digunakan sebagai obat pilihan infeksi apapun).
Efek samping : a. Reaksi alergi, gejalanya mirip dengan reaksi alergi yang
ditimbulkanolehpenisilin.
b. Anafilaksis dengan spasme bronkus dan urtikaria dapat terjadi
c. dapat timbul toksisitas ginjal, termasuk nefritis interstisial dan bahkan nekrosis
tubulus.
- Kloramfenikol : Bekerja dengn menghambat sintesis protein mikroba. Merupakan
antibiotik bakteriostatis berspektrum luas
Indikasi pemberian: terapi infeksi riketsia berat, seperti tifus dan demam
bintik rocky mountain. Alternative juga pada terapi meningitis
meningokokal pada pasien dengan hiperensitivitas berat terhadap penisilin.
Efek samping yang dapat muncul dari pemberian obat ini meliputi
gangguan pada saluran cerna seperti mual, muntah dan diare (jarang pada
anak), gangguan pada sumsum tulang, toksisitas pada neonatus
- Makrolid
- Penisilin
Edukasi
- Edukasi orangtua untuk mengenali tanda bahaya umum seperti anak tidak bisa minum atau menyusui, anak selalu memuntahkan semuanya, anak menderita kejang, anak tampak letargis dan tidak sadarkan diri
- Berikan makanan keluarga 3 kali sehari sebanyak 1/3 sampai ½ porsi dewasa yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah. Berikan makanan selingan kaya gizi diantara waktu makan.
KASUS 3
Masalah pada pasien
- Perempuan Hamil 4 bulan
- Demam menggigil sejak 2 hari hilang timbul.
- Sakit kepala dan pegal – pegal seluruh badan.
- Konjungtiva anemis, TD 135/85 mmHg, suhu 38,5 C.
- Hb 10,5 mg/dl
- Positif terinfeksi Plasmodium vivax.
2. Diagnosis kerja
Malaria tertiana (malaria vivax)
3. Tujuan terapi
- Mengurangi dan menghilangkan parasitemia
- Mengurangi dan menghilangkan gejala
4. Golongan obat yang dapat digunakan
4 aminoquinolon
Arylaminoalcohol
Phenanthrene methanol
Antifolat
Artemisin
a. 4 aminoquinolon
Gametosida, dapat mengeliminasi semua stadium seksual, memepengaruhi
stadium perkembangan parasit malaria.
Skizontosida darah (basmi parasit stadium eritrosit dan eliminasi stadium seksual di
eritrosi pada plasmodium vivaks, ovale, malariae, tetapi tidak efektif pada gametosit
plasmodium falciparum yang matang.
Cocok sebagai profilaksis dan penanganan malaria selama kehamilan tanpa bukti ancaman
terhadap fetus
Efek samping
Sering terjadi gangguan saluran cerna, sakit kepala ringan, gatal, anoreksia, lesu, pandangan
kabur, dan urtikaria.
b. Arylaminoalcohol