kasus 2

58
1 BAB I PENDAHULUAN KASUS Keluarga Tn. A (40 tahun) terdiri dari istri Ny. B (33 tahun), dua anak perempuan An. C (15 tahun) dan An. D (4 tahun), dua anak laki-laki An. E (8 tahun) dan An. F (7 tahun) telah dikunjungi oleh perawat komunitas Y. Dalam family folder di sentra keperawatan, keluarga ini memiliki masalah stress marital, kesulitan keuangan, nutrisi keluarga yang kurang, anak yang sering bolos sekolah, dan seringnya kejadian infeksi pada anak. An. C dan An. E bukanlah anak kandung Ny. B, tetapi mereka adalah hasi perkawinan Tn. A dengan istri sebelumnya (Ny. H, 35 tahun). An. C dan An. E akan tinggal bersama Ny. H hanya pada saat liburan sekolah. Masalah yang dialami keluarga saat ini kemungkinan di sebabkan oleh tidak dipenuhinya tugas perkembangan keluarga Tn. A dan lumrah terjadi pada jenis keluarga ini. Keluarga ini memang terhubung oleh ikatan darah dan perkawinan, tetapi struktur keluarga Tn. A cukup unik dalam hal pola komunikasi, struktur kekuasaan, struktur peran dan nilai keluarga. Perawta komunitas akan melakukan pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, dan tidak lupa untuk membuat genogram keluarga. Dengan pengkajian yang lengkap akan membantu perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yang optimal. STEP I 1. Ganes : Stress Marital Agni : Stress yang timbul dalam perkawinan Restania : Terjadi pada wanita Lovi : Stress yang dialami setelah menikah 2. Lovi : Sentra Keperawatan Ganes : Istilah untuk nurse station di lingkup keperawatan komunitas, untuk mengambil data tentang keluarga yang dikaji, contoh : puskesmas 3. Restania : Genogram Hanifah : Alat bantu berupa peta skema dari silsilah keluarga pasien, untuk membantu masalah pada keluarga pasien untuk

Upload: tiara-restania-lukita

Post on 16-Sep-2015

37 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

kasus dua

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    KASUS

    Keluarga Tn. A (40 tahun) terdiri dari istri Ny. B (33 tahun), dua anak perempuan

    An. C (15 tahun) dan An. D (4 tahun), dua anak laki-laki An. E (8 tahun) dan An. F

    (7 tahun) telah dikunjungi oleh perawat komunitas Y. Dalam family folder di sentra

    keperawatan, keluarga ini memiliki masalah stress marital, kesulitan keuangan,

    nutrisi keluarga yang kurang, anak yang sering bolos sekolah, dan seringnya

    kejadian infeksi pada anak. An. C dan An. E bukanlah anak kandung Ny. B, tetapi

    mereka adalah hasi perkawinan Tn. A dengan istri sebelumnya (Ny. H, 35 tahun).

    An. C dan An. E akan tinggal bersama Ny. H hanya pada saat liburan sekolah.

    Masalah yang dialami keluarga saat ini kemungkinan di sebabkan oleh tidak

    dipenuhinya tugas perkembangan keluarga Tn. A dan lumrah terjadi pada jenis

    keluarga ini. Keluarga ini memang terhubung oleh ikatan darah dan perkawinan,

    tetapi struktur keluarga Tn. A cukup unik dalam hal pola komunikasi, struktur

    kekuasaan, struktur peran dan nilai keluarga. Perawta komunitas akan melakukan

    pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, dan tidak

    lupa untuk membuat genogram keluarga. Dengan pengkajian yang lengkap akan

    membantu perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

    yang optimal.

    STEP I

    1. Ganes : Stress Marital

    Agni : Stress yang timbul dalam perkawinan

    Restania : Terjadi pada wanita

    Lovi : Stress yang dialami setelah menikah

    2. Lovi : Sentra Keperawatan

    Ganes : Istilah untuk nurse station di lingkup keperawatan

    komunitas, untuk mengambil data tentang keluarga yang

    dikaji, contoh : puskesmas

    3. Restania : Genogram

    Hanifah : Alat bantu berupa peta skema dari silsilah keluarga pasien,

    untuk membantu masalah pada keluarga pasien untuk

  • 2

    membantu masalah kesehatan pasien dalam memberikan

    pelayanan kesehatan yang tepat (bagaimana pola

    komunikasi)

    4. Aziz : Family Folder

    Masriyah : Sejenis rekam medis yang berisi riwayat penyakit pasien

    Ganes : Berisi identitas, riwayat dan perkembangan keluarga klien

    Lovi : Catatan keluarga sebagai acuan perawat melakukan

    pengkajian

    STEP II

    1. Ellys : Apa saja yang termasuk stress marital ?

    2. Ranti : Apa saja fungsi keluarga ?

    3. Masriyah : Apa saja sub bab pola komunikasi, kekuasaan, peran dan

    nilai keluarga ?

    4. Hanifah : Struktur keluarga pada kasus itu bagaimana ?

    5. Mira : Apa yang dimaksud tugas perkembangan keluarga ? dan

    jenis keluarga dalam kasus apa ?

    6. Restania : Cara melakukan pengkajian stress marital ?

    7. Ranti : Konsep dasar keluarga ideal ?

    8. Lovi : Stress dan koping keluarga itu seperti apa ?

    9. Masriyah : Kondisi psikologis anak anak tiri dan ibu tiri ?

    10. Hanifah : Cara intervensi setelah dikaji bagian keperawatan keluarga ?

    11. Mira : Asuhan keperawatan keluarga optimal seperti apa ?

    12. Agni : Batasan perawat dalam mencampuri urusan keluarga ?

    13. Ellys : Bagaimana karakteristik keluarga di kasus ?

    14. Restania : Bagaimana koping anak yang memiliki 2 ibu ?

    15. Lovi : Bagaimana koping ibu terhadap anak tiri ? apakah membuat

    masalah ?

    16. Agni : Fase tumbuh kembang apa yang terganggu sehingga anak

    menjadi bermaslaah ?

    17. Lovi : Apa saja data yang harus dikaji ?

    18. Hanifah : Adakah peran pemerintah dalam menangani kasus ini ?

  • 3

    STEP III

    2. Fungsi Keluarga

    Sammy

    Fungsi ekonomi

    Fungsi kasih sayang

    Fungsi reproduksi

    Fungsi agama

    Fungsi sosialisasi pendidikan

    Fungsi lingkungan

    Fungsi sosial Budaya

    Mira

    Fungsi protektif

    Fungsi afektional

    Fungsi rekreatif

    Fungsi pengendali sosial

    Masriyah

    Fungsi Keperawatan Sosial

    5. Jenis Keluarga

    Ellys

    Keluarga inti ayah, ibu dan anak

    Keluarga besar keluarga inti dan kakek, nenek, paman, bibi

    Keluarga single family orang tua tidak lengkap dan anak

    Masriyah

    Keluarga berantai Keluarga janda duda

    Keluarga komposit poligami, tinggal serumah

    4. Struktur Keluarga

    Restania

    Patrineal garis keturunan ada pada ayah

    Matrineal garis keturunan ada pada ibu

    Lovi

    Pola komunikasi keluarga

  • 4

    Struktur kekuatan keluarga

    Struktur peran

    Nilai atau norma keluarga

    13. Karakteristik Keluarga

    Hanifah

    Ikatan pernikahan atau pertalian darah

    Hidup dalam satu rumah

    Dibawah asuhan kepala keluarga

    Interaksi sesama anggota keluarga

    Setiap anggota keluarga punya peran masing-masing

    17. Data yang harus dikaji

    Ganes

    Personal Hygiene

    Hygiene Lingkungan

    Sosial Ekonomi

    Budaya

    Restania

    Keturunan

    Masriyah

    Koping keluarga

    16. Fase tumbuh kembang yang terganggu

    Sammy

    Fase aktualisasi diri si anak merasa tidak berguna (Erik Erikson)

    10. Tahapan Askep keluarga

    Lovi

    Pengkajian genogram, riwayat, dll

    Tetapkan diagnosa

    Lakukan perencanaan keperawatan

    Pelaksanaan

  • 5

    Agni

    Kaji trust terlebih dahulu

    18. Peran Pemerintah

    Restania

    BPJS

    KB

    Ranti

    Sekolah keluarga untuk keluarga baru

    Ganes

    Perlindungan anak

    8. Macam-macam stress dan koping

    Ganes

    Stress jangka panjang (>6 bulan), jangka pendek (

  • 6

    Ganes

    Bina trust, kaji secara interpersonal

    Restania

    Mengkaji budaya

    7. Konsep dasar keluarga ideal

    Irvan

    Controlling dan kehangatan tinggi

    Agni

    Proporsi semimbang Pada anggota keluarga

    Perbedaan jarak usia anak tidak berdekatan

    Sammy

    Menjalankan fungsi keluarga dengan baik

    Hanifah

    Interaksi antar keluarga hangat

    Ganes

    Lingkungan hidup yang sesuai dna ideal

    Mira

    Berperan sesuai fungsi dan perannya

    14. Koping anak

    Ranti

    Kaji dulu hubungan ibu tiri dan anak tiri dan ibu kandung dan ibu tiri

    Agni

    Ibu tiri dan ibu kandung saling menghargai dan menyupport keluarga

    terutama anak

    9. Kondisi psikologis anak ketika terjadi perceraian

    Irvan

    Jika masih kecil, belum mengerti, namun ketika sudah besar maka akan

    timbul kebingungan

    Ellys

    Kepercayaan anak kepada ibu baru pasti kurang

  • 7

    Ketika ayah menikah lagi, pasti anak berubah psikologisnya, menjadi merasa

    tidak berguna

    Lovi

    Jika anak dan ibu bisa menerima biasanya tidak akan ada masalah

    Agni

    Jauhi pemikiran bahwa ibu tiri itu jahat

    Dekati anak dan ibu tiri

    15. Koping anak dan ibu tiri

    Lovi

    Jangan membeda-bedakan anak

    Agni

    Harusnya ketika ibu menerima pernikahan, pasti bisa menerima kondisi

    keluarga

    11. Asuhan keperawatan

    Hanifah

    Tepat Sasaran

    Keluarga dapat normal kembali

    Restania

    Kaji penyebab infeksi

    12. Peran perawat sejauh apa dalam mencampuri urusan keluarga

    Ranti

    Pemberdayaan keluarga

    Sammy

    Pengkajian

    Menentukan masalah yang ada

    Melakukan intervensi (konseling)

    Restania

    Bina trust

    Ganes

    Melakukan perencanaan-perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga

  • 8

    Memfasilitasi keluarga untuk melakukan intervensi masalah

    Mensosialisasikan fasilitas-fasilitas yang di sediakan pemerintah

    Pencerdasan keluarga

    Irvan

    Inform concent pada keluarga

    STEP V

    Pola Komunikasi

    Nilai-nilai Keluarga

    Kekuasaan

    Family Folder

    Konsep Keluarga (Pengertian)

    Jenis-jenis keluarga

    Tugas Perkembangan Keluarga

    Struktur dan peran keluarga

    Genogram

    Stress Koping Keluarga dan Koping Individu

    Aspek legal etik perawat dalam melakukan pengkajian

    STEP IV

    MIND MAP

  • 9

    Faktor-faktor predisposisi

    Stressor

    Keluarga

    Jenis dan karakteristik dan struktur

    Fungsi dan peran

    Masalah keluarga

    Ayah Ibu Tiri Anak Mantan Istri

    Infeksi, Bolos, Gg. Tukem, Nutrisi

    Ekonomi, Koping, Nutrisi

    Pengkajian Stress dan koping

    Family folder (genogram, riwayat)

    Hygiene, Sosek dan budaya

    Aspek legal etik perawat

    Peran pemerintah

    Analisa data

    Diagnosa

    NCP

  • 10

    REPORTING

    Pengertian Keluarga

    Hanifah :

    2 orang atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan

    pernikahan atau pengangkatan adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga,

    berinteraksi satu sama lain, di dalam perannya masing-masing yang bertujuan untuk

    menciptakan dan mempertahankan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik,

    sosial dan psikologis anggota

    Ellys :

    Sekelompok kecil masyarakat yang berkumpul didalam satu atap (Depkes RI !998)

    Struktur Keluarga

    Restania :

    Pola dan proses komunikasai (ada yang berhasil ada yang tidak) (ada syarat-

    syarat)

    Struktur peran

    Struktur kekuatan

    Nilai-nilai dalam keluarga (pedoman) (nilai dan norma)

    (Friedman)

    Sammy :

    Tipe struktur kekuatan

    Legitimate power/authority hak untuk mengontrol, seperti orang tua

    terhadap anak

    Referent power seseorang yang ditiru

    Resource or expert power berdasrkan pendapat ahli

    Reward power pengaruh kekuatan karena adanya harapan

    yang akan diterima

    Coercive power pengaruh yang dipaksakan sesuai

    keinginannya

    Informational power pengaruh yang dilalui melalui proses

    persuasi

    Affective power pengaruh yang diberikan melalui manipulasi

    dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual

  • 11

    Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan

    keputusan dalam keluarga seperti :

    Konsensus

    Tawar menawar atau akomodasi

    Kompromi atau de facto

    Paksaan

    Agni :

    Macam Macam Pola Komunikasi

    Pola Komunikasi Persamaan (berperan seseuai dengan perannya masing-

    masing) ada persamaan peran, setiap keluarga punya hak suara yang sama

    Pola Komunikasi Terpisah pengambilan keputusan berdasarkan pendapat

    ahli

    Pola Kumunikasi tidak seimbang dan terpisah kepala keluarga

    mendominasi (kepala keluarga yang berhak mengambil keputusan)

    Pola Komunikasi monopoli Dia yang memiliki keuasaan berhak

    mengambil keputusan, otoriter, tidak menerima pendapat dari yang lain

    Masriyah :

    Macam-macam Struktur

    Patrilineal berdasarkan garis keturunan ayah

    Matrilineal berdasarkan garis keturunan ibu

    Matrilokal suami tinggal dengan keluarga orang tua istri

    Patrilokal istri tinggal dengan keluarga orang tua suami

    Keluarga kawin tinggal dengan keluarga dari suami atau istrinya

    Ranti :

    Jenis Struktur

    Struktur legalisasi semua keluarga mempunyai hak yang sama untuk

    mengemukakan pendapat

    Struktur hangat menerima, penuh toleransi

    Struktur terbuka mendorong kejujuran dan kebenaran

    Struktur kaku tergantung pada peraturan

    Struktur bebas tidak adanya peraturan

    Struktur kasar abuse, menyiksa, kejam

    Suasana emosi yang dingin sukar berteman, apatis, menutup diri

  • 12

    Disorganisasi keluarga ada gangguan, disfungsi individu atau stress

    emosional

    Jenis Keluarga

    Ellys

    Tradisional

    Keluarga inti ayah, ibu dan anak

    Dyad family suami istri tanpa anak hidup bersama

    Usila keluarga yang anak-anaknya sudah memisahkan diru

    Childless family keluarga tanpa anak akibat terlambat menikah

    Keluarga besar (extended family) ada tiga generasi

    Blanded family janda duda lalu menikah

    Single parent family karena perceraian

    Kin network family beberapa anggota keluarga (paman, bibi) tinggal

    dalam satu rumah

    Non traditional

    Unmarriage mother

    Keluarga tiri

    Gay, lesbian, transgender family

    Non marital heteroseksual

    Masriyah

    Keluarga berantai (suami istri sudah menikah berkali-kali)

    Keluarga berkomposisi (poligami)

    Restania

    Poster family (keluarga yang menerima titipan anak)

    Homeless family (tidak punya tempat tinggal)

    Lovi

    Dibagi berdasarkan garis keturunan, jenis pemukiman

    Mira

    Tradisional

    Commuter family (tinggal di kota yang berbeda)

    Multigeneral family (dengan kelompok umur yang berbeda)

    Non Tradisional

  • 13

    Step parents family (tinggal dengan keluarga tiri)

    Cohibiting couple (tinggal bersama tapi tidak menikah)

    Fungsi Keluarga

    Hanifah

    1. Fungsi Agama sarana untuk dijarkan kehidupan agama

    2. Fungsi sosial budaya menanamkan nilai kultural

    3. Fungsi cinta kasih menanamkan rasa cinta kasih

    4. Fungsi perlindungan menciptakan keluarga dengan suasana aman

    5. Fungsi reproduksi memebntuk generasi

    6. Fungsi pendidikan tempat terbaik untuk mengajarkan

    7. Fungsi ekonomi ayah sebagai pencari nafkah

    8. Fungsi lingkungan untuk menciptakan kehidupan harmoonis

    Agni

    1. Fungsi afektif fungsi internal, untuk memberi cinta kasih

    Komponennya salah satu cinta kasih

    2. Fungsi perawatan kesehatan harus melaksanakan praktek asuhan

    kesehatan, mencegah penyebaran infeksi

    Restania

    1. Asih kasih sayang

    2. Asuh pembinaan

    3. Asah pendidikan

    Lovi

    Mengukur fungsi keluarga dikembangkan intrumen Family Apgar

    A : Adaptasi

    P : Partnership

    G : Growth

    A : Affection

    R : Resolve

    Mira (Allender, 1998)

    1. Afecction

    2. Security and Acceptance

    3. Identity and satisfaction

  • 14

    4. Affiliation and companionship

    5. Sosialitation

    6. Control

    Genogram

    Ganes

    Tujuan genogram

    Untuk mengidentifikasi keluarga inti, orang-orang atau siapapun yang hidup

    dengan keluarga inti, dan ada tidaknya anggota keluarga yang memiliki

    masalah kesehatan

    Untuk melihat relationship antara orang yang terlibat dalam keluarga

    Mengumpulkan informasi terhadap anggota keluarga (umur, dll)

    Melihat kesesuaian informasi yang di sampaikan anggota keluarga

    Melihat informasi tambahan

    Format genogram

    Minimal 3 generasi ke atas dan ke bawah, di hitung dari keluarga yang kita kaji.

    Tugas Perkembangan Keluarga

    Sammy

    Pasangan Baru Baru saja membentuk suatu keluarga, baru saja menikah,

    masih membutuhkan suatu adaptasi lingkungan, masih saling belajar dengan

    pasangan.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Membina hubungan intim dan memuaskan

    2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial

    3. Mendiskusikan rencana memiliki anak

    Keluarga child bearing kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil

    sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan

    atau 2,5 tahun.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Persiapan menjadi orang tua

    2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan

    sexual dan kegiatan

  • 15

    3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

    Keluarga dengan anak pra sekolah tahap ini dimulai saat anak pertama

    berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,

    privasi dan rasa aman

    2. Membantu anak untuk bersosialisasi

    3. Pembagian waktu dan tanggung jawab untuk individu, pasangan dan anak

    Keluarga dengan anak sekolah dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai

    sekolah ) dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Keluarga sudah

    mulai sibuk dengan urusan masing-masing.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Mempertahankan keintiman pasangan

    2. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

    termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

    3. Membantu sosialisasi anak dalam mengembangkan minat dan bakatnya

    Keluarga dengan anak remaja dimulai saat anak berumur 13 tahun dan

    berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Untuk memebrikan tanggung jawab

    pada anak demi menyongsong masa depannya

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab

    2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga

    3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari

    perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

    Keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat anak pertama

    meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan

    rumah.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Mempertahankan keintiman pasangan

    2. Membantu orang tua memasuki masa tua

    3. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

    4. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

  • 16

    Keluarga usia pertengahan dimulai pada saat anak yang terakhir

    meninggalkan rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan

    meninggal.

    Tugas perkembangannya yaitu :

    1. Mempertahankan kesehatan.

    2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-

    anak

    3. Meningkatkan keakraban pasangan

    Keluarga usia lanjut dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu

    pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :

    1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

    2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

    pendapatan

    3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat

    4. Melakukan life review

    Masiyah :

    Peran perawat dalam tahap perkembangan keluarga

    Tahap Keluarga Baru Bagaimana program KB, persiapan memiliki anak

    Tahap Keluarga Child Bearing Bagaimana mengurus bayi, beradaptasi dengan

    kedatangan keluarga baru, membangun jalinan kasih antara orang tua dan bayi

    Tahap Keluarga Anak Sekolah Bagaimana cara mendidik anak dengan baik,

    mempersiapkan masa depan anak

    Proses Keluarga dan Mekanisme Koping

    Aziz

    1. Peran Keluarga

    2. Komunikasi Keluarga

    3. Ritual dan kebiasaan keluarga

    4. Pembuat Keputusan

    5. Stress dan koping (kepercayaan, struktur, komunikasi)

    Agni

    1. Pola komunikasi yang tidak seimbang menyebabkan stress dan koping yang

    maladaptif

  • 17

    Peran Perawat dalam Keperawatan Keluarga

    Restania

    Pemberian asuhan keperawatan

    Sebagai pengamat

    Sebagai koordinator

    Sebagai fasilitator

    Sebagai pendidik kesehatan

    Sebagai penyuluh atau konsultan

    Ellys

    Memodifikasi Keluarga

    Hanifah

    Memodifikasi Lingkungan

    Pengkajian Keluarga

    Masriyah

    1. Data fokus (status ekonomi)

    2. Genogram

    3. Pengkajian Lingkungan (kondisi rumah, karakteristik lingkungan)

    4. Struktur Keluarga, nilai dan norma, tipe keluarga, pola komunikasi

    5. Fungsi Keluarga

    6. Stress dan koping keluarga

    7. Riwayat keluarga Inti

    8. Riwayat keluarga sebelumnya

    Berdasarkan kasus

    Tahap perkembangan keluarga ditentukan dari anak pertama keluarga inti

    yang sedang dijalani. (Friedman)

    Ganes

    Memakai Instrumen Pengkajian

    SOGO (Parents Involvement N...)

    Familly Stressor System S Inventory

    Membuat Genogram

    Proses Keperawatan

  • 18

    1. Membuat janji

    2. Pertemuan keluarga

    3. Pemilihan instrumen

    4. Genogram

    5. Pengkajian kognitif

    6. Analisa data

    7. Menentukan rantai keluarga

    8. Menentukan diagnosa dan Nursing Care Plan

  • 19

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian Keluarga

    Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

    beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

    dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).

    Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,

    hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah

    tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,

    menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam

    Setiadi, 2008).

    Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,

    adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

    umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap

    anggota keluarga (Duval dan Logan, 1986 dalam Setiadi, 2008).

    Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah

    a. Unit terkecil dari masyarakat.

    b. Terdiri atas dua orang atau lebih.

    c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.

    d. Hidup dalam satu rumah tangga.

    e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.

    f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.

    g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.

    h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

    2.2. Tipe Keluarga

    Tradisional

    a. The nuclear family (keluarga inti)

    Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

    b. The dyad family

    Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama

    dalam satu rumah

    c. Keluarga usila

  • 20

    Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah

    memisahkan diri

    d. The childless family

    Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak

    terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang

    terjadi pada wanita

    e. The extended family (keluarga luas/besar)

    Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu

    rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakak-nenek,

    keponakan, dll)

    f. The single-parent family (keluarga duda janda)

    Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini

    terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan

    (menyalahi hukum pernikahan)

    g. Commuter family

    Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut

    sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul

    pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

    h. Multigenerational family

    Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal

    bersama dalam satu rumah

    i. Kin-network family

    Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan

    dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya

    : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll

    j. Blended family

    Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan

    membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya

    k. The single adult living alone / single-adult family

    Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya

    atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati

    Non Tradisional

    a. The unmarried teenage mother

  • 21

    Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari

    hubungan tanpa menikah

    b. The stepparent family

    Keluarga dengan orangtua tiri

    c. Commune family

    Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan

    saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang

    sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas

    kelompok / membesarkan anak bersama

    d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

    Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui

    pernikahan

    e. Gay and lesbian families

    Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana

    pasangan suami-istri (marital partners)

    f. Cohabitating couple

    Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa

    alasan tertentu

    g. Group-marriage family

    Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,

    yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,

    termasuk sexual dan membesarkan anaknya

    h. Group network family

    Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai, hidup berdekatan

    satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga

    bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya

    i. Foster family

    Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara

    dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan

    bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

    j. Homeless family

    Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen

    karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau

    problem kesehatan mental

  • 22

    k. Gang

    Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang

    mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi

    berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

    2.3. Fungsi Keluarga

    Keluarga yang sejahtera yaitu keluarga menerapkan fungsi-fungsi yang seharusnya

    berjalan didalam kehidupan keluarga.

    Fungsi keluarga ini dikenal dengan Delapan fungsi keluarga setiap fungsi dalam

    delapan fungsi keluarga tersebut mempunyai makna masing-masing yang

    mempunyai peran penting pada kehidupan keluarga, diantaranya yaitu ;

    1) Fungsi Agama

    Keluarga sebagai wahana pembinaaan kehidupan ber Agama yaitu beriman

    dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Setiap langkah yang dilakukan oleh setiap

    anggota keluarga hendaknya selalu berpijak pada tuntunan agama yang

    dianutnya.

    Dalam menerapkan fungsi Agama, yang tidak boleh diabaikan salah satunya

    adalah tolerasai ber-agama, mengingat bahwa kita hidup di negara yang

    terdiri dari berbagai suku bangsa dan mempunyai kepercayaan dan agama

    yang sangat beragam

    2) Fungsi Sosial Budaya

    Keluarga menjadi wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai luhur

    budaya yang selama ini menjadi panutan dalam tata kehidupan mereka.

    sehingga nilai luhur yang selama ini sudah menjadi panutan dalam

    kehidupan bangsa tetap dapat dipertahankan dan dipelihara.

    3) Fungsi Cinta kasih

    Keluarga harus menjadi tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih

    sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara. Dalam kehidupan keluarga cinta kasih dan kasih sayang antara

    anggota keluarga akan dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab yang

    besarterhadap keharmonisan keluarga tersebut, sehingga setiap anggota

    keluarga akan selalu menjaga komitmen yang telah dibuat bersama, demikian

    juga dalam kehidupan bermasyarakat, dengan fungsi ini akan menumbuhkan

    keharmonisan dalam bertetangga dan bermasyarakat.

  • 23

    4) Fungsi Perlindungan

    Keluarga menjadi wahana terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan

    adil bagi seluruh anggota keluarganya. Sehingga setiap anggota keluarga

    akan selalu merasa bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam

    lingkungan keluarganya sendiri.

    5) Fungsi Reproduksi

    Keluarga tempat diterapkannya cara hidup sehat, khususnya dalam

    kehidupan reproduksi. Diharapkan setiap anggota keluarga harus memahami

    cara hidup sehat dan mengerti tentang kesehatan reproduksinya.. Oleh sebab

    itu pemahaman dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi, alat kontrasepsi

    rasional, pengetahuan lain tentang Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi

    remaja, tentang Triad KRR dan juga tentang ketahanan keluarga melalui

    bina-bina yang tentu wajib harus dimiliki.

    6) Fungsi Pendidikan

    Keluarga menjadi wahana terbaik dalam proses sosialisasi dan pendidikan

    bagi anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga ini sebetulnya adalah

    pendidikan inti yang menjadi fondasi untuk perkembangan anak. Sedangkan

    pendidikan yang diperoleh dari sekolah maupun dari lingkungan sebetulnya

    hanya merupakan sebagian dari pendidikan yang diperlukan.

    7) Fungsi Ekonomi

    Bahwa keluarga adalah tempat membina kualitas kehidupan ekonomi, dan

    kesejahteraan keluarga. Setiap anggota keluarga punya kewajiban yang sama

    untuk melakukan kegiatan yang akan menambah kesejahteraan keluarga. Hal

    ini mempunyai makna bahwa seluruh anggota keluarga dapat bersikap

    ekonomis, relistis dan mau berjuang untuk peningkatan kesejahteraan

    keluarga.

    8) Fungsi Lingkungan

    Keluarga menjadi wahana untuk menciptakan warganya yg mampu hidup

    harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam, dalam bentuk

    keharmonisan antar anggota keluarga, keharmonisan dengan tetangga serta

    keharmonisan terhadap alam sekitarnya.

    Friedman (1998) mengidentifikasikan lima fungsi keluarga, sebagai berikut :

    1) Fungsi afektif (the Affective Function)

  • 24

    Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala

    sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang

    lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial

    anggota keluarga.

    2) Fungsi sosialisasi Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

    individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

    lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna

    untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku

    sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai

    budaya keluarga.

    3) Fungsi reproduksi (the reproduction function) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

    menjaga kelangsungan keluarga.

    4) Fungsi ekonomi (the economic function) Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

    keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

    individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

    5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)

    Fungsi perawatan adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

    keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini

    dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

    Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat

    dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga,

    yaitu :

    1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

    2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

    3. Keluarga mampu melakukan perawatan tarhadap anggota keluarga

    yang sakit

    4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan

    kesehatan

    5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

    lingkungan setempat

  • 25

    Sedangkan menurut Allender (1998), fungsi keluarga diidentifikasi sebagai berikut :

    1. Affection a. Menciptakan suasana persaudaraan atau menjaga perasaan

    b. Mengembangkan kehidupan sexual dan kebutuhan sexual.

    2. Security and acceptance a. Mempertahankan kebutuhan fisik

    b. Menerima individu sebagai anggota keluarga

    3. Identity and satisfaction a. Mempertahankan motivasi

    b. Mengembangkan peran dan self image

    c. Mengidentifikasi tingkat social dan kepuasan aktifitas

    4. Affiliation and companionship a. Mengembangkan pola komunikasi

    b. Mempertahankan hubungan yang harmonis

    5. Socialization a. Mengenal kultur (nilai dan prilaku)

    b. Aturan atau pedoman hubungan internal dan eksternal

    c. Melepas anggota

    6. Controls a. Mempertahankan control social

    b. Adanya pembagian kerja

    c. Penempatan dan menggunakan sumber daya yang ada

    2.4. Struktur keluarga

    Berdasarkan garis perkawinan :

    a. Patrilineal

    Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

    generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

    b. Matrilineal

    Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

    generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

    c. Matrilokal

    Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri

    d. Patrilokal

  • 26

    Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

    e. Keluarga kawin

    Hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa

    sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan

    suami atau isteri

    Berdasarkan unsur penting dalam kehidupan berumah tangga :

    a) Pola komunikasi keluarga

    Berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga merupakan tugas

    keluarga, dan dapat menurunkan beban masalah. Komunikasi dalam keluarga

    dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi,

    dan ada hierarki kekuatan. Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi

    apabila tertutup, adanya isu atau berita negatif, tidak berfokus pada suatu hal, dan

    selalu mengulang isu dan pendapat sendiri. karakterisitik komunikasi berfungsi

    untuk:

    1. Karakteristik pengirim

    - Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat

    - Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

    - Selalu meminta dan menerima umpan balik

    2. Karakteristik penerima

    - Siap mendengarkan

    - Memberikan umpan balik

    - Melakukan validasi

    b) Struktur kekuatan keluarga

    Kekuatan merupakan kemampuan dari individu untuk mengontol, mempengaruhi,

    atau mengubah perilaku orang lain ke arah positif. Ada beberapa macam tipe

    struktur kekuatan yaitu legitimate power, referent power, reward power, coercive

    power, affective power, dan expert power. Dalam urusan pengambilan keputusan

    yang diambil adalah dengan musyawarah bersama terlebih dahulu, namun untuk

    pengambilan keputusan terakhir adalah pemegang keputusan yang mempunyai

    hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan.

    c) Struktur peran

    Peran antar kelurga menggambarkan perilaku interpersonal yang berhubungan

    dengan masalah kesehatan dalam posisi dan situasi tertentu.

    d) Nilai dan norma keluarga.

  • 27

    Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan, dan mengikat anggota keluarga

    dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada

    lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar

    masyarakat keluarga. Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai

    kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.

    2.5. Peran Keluarga

    Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat dan

    kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

    Peranan individu didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran

    yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :

    a. Peran- peran formal

    Peran- peran formal bersifat eksplisit yaitu setiap kandungan struktur peran

    kelurga.

    Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

    a. Peranan Ayah

    Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari

    nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,

    sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari

    kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

    b. Peranan Ibu

    Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

    mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

    pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

    sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat

    berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

    c. Peran Anak

    Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

    perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual

    b. Peran- peran informal

    Peran- peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak ke permukaan dan

    dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan emosional individu

    dan atau untuk menjaga keseimbangan dalam keluargamisalnya: pendorong,

    penguat, pendamai, pengharmonis

  • 28

    2.6. Tahapan Perkembangan Keluarga

    Keluarga sebagaimana individu berubah dan berkembang setiap saat. Masing-masing

    tahap perkembangan mempunyai tantangan, kebutuhan, sumber daya tersendiri, dan

    meliputi tugas yang harus dipenuhi sebelum keluarga mencapai tahap yang

    selanjutnya. Menurut Duvall (1977) terdapat 8 tahapan perkembangan keluarga

    (Eight-Stage Family Life Cycle)

    Tahap Married couples (without children)

    Pasangan yang baru saja menikah dan belum memiliki anak

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Membina hubungan intim dan memuaskan

    2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

    3. Mendiskusikan rencana memiliki anak

    Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga

    suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri

    Tahap Keluarga Child bearing

    Kelahiran anak pertama, kondisi dimana keluarga sedang beradaptasi dengan

    kedatangan anggota keluarga baru

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Persiapan menjadi orang tua

    2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan

    seksual, dan kegiatan

    3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

    Tahap Keluarga dengan anak pra sekolah

    Keluarga sedang mempersiapkan kondisi mental dan finansial untuk

    menyupport sekolah anaknya

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,

    privasi dan rasa aman

    2. Membantu anak untuk bersosialisasi

    3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga

    harus terpenuhi

    4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun

    dengan masyarakat

  • 29

    5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak

    6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

    7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang

    Tahap Keluarga dengan anak sekolah

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan

    2. Mempertahankan keintiman pasangan

    3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

    termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

    Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada

    anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah

    Tahap Keluarga dengan anak remaja

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.

    2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.

    3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.

    Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.

    Terjadi perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.

    Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan

    membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua

    dan anaknya yang berusia remaja.

    Tahap Keluarga dengan anak dewasa

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

    2. Mempertahankan keintiman pasangan

    4. Membantu orang tua memasuki masa tua

    5. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

    6. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

    Tahap Keluarga usia pertengahan

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Mempertahankan kesehatan

    2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan

    anak-anak

  • 30

    3. Meningkatkan keakraban pasangan

    Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain mempertahankan kesehatan pada

    pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain

    sebagainya.

    Tahap Keluarga usia lanjut

    Tugas perkembangan pada tahap ini adalah :

    1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

    2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

    pendapatan

    3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat

    4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

    5. Melakukan life review

    6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama

    keluarga pada tahap ini

    Perbandingan Tahap-Tahap Siklus Kehidupan Keluarga menurut

    (Duvall dan Miller), (Charter dan McGoldrick)

    Charter dan McGoldrick

    (Perspektif Terapi Keluarga)

    Duvall dan Miller

    (Perspektif Sosiologis)

    1. Keluarga antara : dewasa muda

    yang belum kawin

    2. Penyatuan keluarga melalui

    perkawinan : pasangan yang baru

    menikah

    3. Keluarga dengan anak kecil (masa

    bayi hingga usia sekolah)

    Tidak ada yang diidentifikasi di sini,

    meskipun Duvall menganggap dewasa

    muda sedang proses dilepas. Karena

    terdapat waktu yang cukup antara masa

    remaja dan pernikahan.

    1. Keluarga pemula atau tahap

    pernikahan.

    2. Keluarga sedang mengasuh anak

    (anak tertua adalah bayi sampai

    umur 30 bulan)

    3. Keluarga dengan anak usia

    prasekolah (anak tertua berumur 2

    hingga 5 tahun).

    4. Keluarga dengan anak usia sekolah

  • 31

    4. Keluarga dengan anak remaja

    5. Keluarga melepaskan anak dan

    pindah

    6. Keluarga dalam kehidupan terakhir

    (anak tertua umur 6 hingga 12

    tahun)

    5. Keluarga dengan akan remaja (anak

    tertua berumur 13 hingga 20)

    6. Keluarga melepaskan anak dewasa

    muda (semua anak meninggalkan

    rumah)

    7. Orangtua usia pertengahan (tidak

    ada jabatan lagi hingga pensiun)

    8. Keluarga dalam masa pensiun dan

    lansia (mulai dari pensiun hingga

    pasangan yang meninggal.

    2.7. Mekanisme Koping Keluarga menghadapi Stress Marital

    Stress Marital

    Stress Marital adalah stress yang terjadi didalam kehidupan rumah tangga akibat

    beberapa masalah yang terjadi didalam perkawinan, baik antara suami, istri, maupun

    anak-anak.

    Masalah yang paling sering terjadi adalah masalah finansial, masalah anak-anak,

    kesibukan sehari-hari yang sangat melelahkan dan menjadi stressor, pola komunikasi

    antara anggota keluarga yang buruk, dan kebiasaan jelek anggota keluarga, misal

    suami suka berjudi, istri suka bergosip sehingga melupakan kewajibannya sebagai I

    bu rumah tangga, anak yang memakai narkoba, dll.

    Strategi Koping Keluarga

    Strategi Koping Keluarga Internal

    Strategi koping keluarga internal memiliki tiga jenis strategi, yaitu strategi

    hubungan, kognitif dan komunikasi.

    1. Strategi hubungan

    a. Mengandalkan kelompok keluarga Keluarga tertentu saat mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih

    bergantung pada sumber mereka sendiri. Bersatu adalah satu dari proses penting

    dalam masalah kehidupan keluarga. Keluarga berhasil melalui masalah dengan

    menciptakan struktur dan organisasi yang lebih besar dirumah dan keluarga. Ketika

  • 32

    keluarga menetapkan struktur yang lebih besar, hal ini merupakan upaya untuk

    memiliki pengendalian yang lebih besar terhadap keluarga mereka. Upaya ini

    biasanya melibatkan penjadwalan waktu anggota yang lebih ketat, lebih banyak

    tugas per anggota keluarga, organisasi ikatan yang lebih ketat, dan rutinitas ynag

    lebih mantap dan terprogram. Bersamaan dengan lebih ketatnya batasan keluarga,

    menimbulkan kebutuhan pengaturan dan pengendalian anggota keluarga yang lebih

    besar, disertai harapan bahwa anggota lebih disiplin dan menyesuaikan diri. Jika

    berhasil, keluarga menerapkan pengendalian yang lebih besar dan mencapai integrasi

    dan kohesivitas yang lebih besar.

    b. Kebersamaan yang lebih besar Salah satu membuat keluarga semakin erat dan memelihara sreta mengelola tingkat

    stress dan moral yang dibutuhkan keluarga adalah dengan berbagi perasaan dan

    pemikiran serta terlibat dalam pengalaman aktivitas keluarga. Kebersamaan yang

    lebih besar menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi, atribut keluarga yang

    mendapatkan perhatian yang luas sebagai atribut keluarga inti (Olson, 1993).

    Hubungan yang paling penting membutuhkan kohesivitas dan saling berbagi dalam

    system keluarga.kohesivitas keluarga yang tinggi khususnya membantu saat keluarga

    pernah trauma, karena anggota sangat memerlukan dukungan. Aktivitas anggota

    keluarga diwaktu luang merupakan sumber koping yang sangat penting guna

    memperbaiki kohesi, moral, dan kepuasaan kelurga. Seperti yang banyak dikatakan

    orang, peribahas sebuah kelurga yang berperan bersama, tetap barsama

    mengandung banyak sekali kebenaran. Strategi koping ini akhirnya bertujuan

    membangun integrasi, kohesivitas, dan resilienceyang lebih besar dalam keluarga.

    c. Fleksibitas peran Perubahan yang cepat dan pervasif dalam masyarakat serta dalam keluarga,

    khususny pada pasangan, merupakantipe strategi keluarga yang sangat kuat. Olson

    (199) dan Walsh (1998) telah menekankan bahwa fleksibitas peran adalah satu dari

    dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi terhadap

    perubahanperkembangan dan lingkungan. Ketika keluarga berhasil mengatasi,

    keluarga mampu memelihara suatu keseimbangan dinamik antara perubahan dan

    stabilitas. Fleksibitas peran memungkinkan kesimbangan ini berlanjut.

    2. Strategi kognitif

    a. Normalisasi

  • 33

    Strategi koping keluarga fungsional lainnya adalah kecenderunagan bagi keluarga

    untuk normalisasi suesuatu sebanyak mungkin saat mereka mengatasi stressor jangka

    panjang yang cenderung mengganggu kehidupan keluarga dan aktivitas rumah

    tangga. Normalisasi adalah proses terus menerus yang melibatkan pengakuan

    pentakit kronik tetapi menegaskan kehidupan keluarga sebagai kehidupan keluarga

    yang normal, menegaskan efek social memiliki anggota yang memiliki atau

    menderita penyakit kronik sebagi suatu yang minimal, dan terlibat dalam perilaku

    yang menunjukkan kepada orang lain bahwa keluarga tersebut adalah normal.

    Keluara menormalkan dengan memenuhi ritual dan rutinitas. Hal ini membantu

    keluarga mengatasi stress dan meningkatkan rasa keutuhan sepanjang waktu, sangat

    penting guna menormalisasi situasi keluarga (Fiase, 2000).

    b. Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan penilaian pasif

    Keluarga yang menggunakan strategi koping ini cenderung melihat aspek positif dari

    peristiwa hidup penuh stress dan membuat peristiwa penuh stress menjadi tidak

    terlalu penting dalam hierarki nilai keluarga. Hal ini ditandai dengan naggota

    keluarga yang memiliki rasa percaya dalam mengatasi kekganjilan denga

    mempertahankan pandangan optimistic terhadap peritiwa, terus memiliki harapan

    dan berfokus pada kekuatan dan potensi.

    Pembingkaian ulang adalah cara persepsi koping individu dan sering kali

    dipengaruhi oleh keyakinan keluarga. Keluarga memiliki persepsi bersama, dan

    proses pembingkaian ulang akan dipengaruhi oleh persepsi ini. Rolland

    menekankan bahwa keyakinan individu dan keluarga berfungsi sebagai peta

    kognitif yang membimbing tindakan dan keputusan keluarga. Keyakinan dapat

    sedemikian rupa, selaras dengan pandangan hidup, paradigm dan nilai keluarga.

    Cara kedua keluarga mengendalikan makna stressor adalah dengan penilaian pasif,

    kadang disebut sebagai penerimaan pasif. Pada cara kedua ini, keluarga

    menggunakan strategi koping kognitif kolektif dalam memandang stressor atau

    kebutuhan yang menimbulkan stres sebagai sesuatu yang akan selesai dengan

    sendirinya sepanjang waktu dan tentang hal tersebut tidak ada atau sedikit yang

    dapat dilakukan. Seperti yang ditekankan Boss (1988), penilaian pasif dapat menjadi

    strategi penurun stress yang efektif dalam jangka waktu pendek, khususnya dalam

    kasus saat tidak ada satu pun yang dapat dilakukan. Akan tetapai jika strategi ini

    digunakan secara konsisten dan sepnjang waktu, penggunaannya menghambat

  • 34

    pemecahan masalah yang aktif da perubahan dalam keluarga serta dapat menggangu

    adaptasi keluarga.

    c. Pemecahan masalah bersama Pemecahan masalah bersama diantara anggota keluarga adalah styrategi konitif dan

    komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui metode penelitian

    laboratorium oleh kelompok peneliti keluarga (Klien, 1983 ; Reis, 1981 ; Strauss,

    1968) dan dalam lingkungan alami (Chesler & Barbari, 1987). Pemecahan masalah

    keluarga yang efektif meliputitujuh langkah spesifik :

    Mengidentifikasi masalah

    Mengkomunikasikan tentang masalah

    Menghasilkan solusi yang mungkin

    Memutuskan satu dari solusi

    Melakukan tindakan

    Memantau atau memastikan bahwa tindakan dilakukan

    Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah

    Dengan memasukkan strategi pemecahan masalah ini dalam kehidupan keluarga,

    keluarga dipercaya dapat berfungsi secar efektif. Reiss menyebutkan keluarga yang

    menggunakan proses pemecahan masalah yang efektif sebagi keluarga yang peka

    terhadapa lingkungan. Tipe keluarga ini seperti melihat sifat masalah sebagi sesuatu

    dia luar sana dan tidak mencoba membuat masalah menjadi internal.

    d. Mendapatkan informasi dan pengetahuan Keluarga yang berbasis kognitif berespon terhadap stress dengan mencari

    pengetahuan informasi berkenaan dengan stressor dan kemungkinan stressor. Hal ini

    khususny terbukti dalam kasus masalah kesehatan berat atau yang mengancaam

    hidup. Dengan mendapatkan informasi yang bermamfaat, dapat meningkatkan

    perasaan memiliki beberapa pengendalan terhadap situasi dan mengurangi rasa takut

    keluarga terhadap sesuatu yang tidak diketahui dan juga mengurangi rasa takut

    keluarga terhadap sesuatu yang tidak diketahui serta membantu keluarega menilai

    stressor ( maknanya) lebih akurat dan mengambil tindakan yang diperlukan.

    3. Strategi Komunikasi

    a. Terbuka dan jujur Anggota keluarga yang menunjukkan keterbukaan, kejujuran, pesan yang jelas dan

    perasaan serta afeksi yang lebih besar dibutuhkan pada masa ini. Satir mengamati

  • 35

    bahwa komunikasi keluarga yang fungsional adalah langsung, terbuka,jujur dan

    jelas. Keterbukaan adalah komunikatif dalam berbagai ide dan perasaan. Pemecahan

    masalah kolaboratif, yang dibahas sebagai strategi koping kognitif, juga merupakan

    strategi koping kognitif, juga merupakan strategi komunikasi, yang memfasilitasi

    koping dan adaptasi keluarga.

    b. Menggunakan humor dan tawa Studi mengenai resilience menekankan bahwa humor tidak terhingga nilainya dalam

    mengatasi penderitaan (Walsh, 1998). Humor tidak hnya dapat menyokong

    semangat, humor juga dapat menyokong sistem imun seseorang dalam mendorong

    penyembuhan. Demikian juga bagi keluarga, rasa humor adalah sebuah aspek yang

    penting. Humor dapat dapat memperbaiki sikap keluarga terhadap masalah dan

    perawatan kesehatan serta mengurangi kecemasan dan ketegangan. Humor dan tawa

    dapat dipandang sebagai alat perawatan diri untuk mengatasi stress karena

    kemampuan tertawa dapat memberikan seseorang perasaan memiliki kekuatan

    terhadap situasi. Humor dan tawa dapat menyokang sikap positif dan harapan bukan

    perasaan tidak berdaya atau depresi dalam situasi penuh stress.

    Strategi Koping Keluarga Eksternal

    1. Strategi komunitas

    Kategori ini merujuk pada upaya koping keluarga yang terus menerus, jangka

    panjang, dan umum bukan upaya seseorang menyesuaikan untuk mengurangi

    stressor khusus siapapun. Pada kasus ini, anggota keluarga ini adalah peserta aktif

    (sebagai anggota aktif atau posisi pimpinan) dalam klub, organisasi dan kelompok

    komunitas. Hubungan komunitas yang kreatif dapat dibuat untuk memnuhi

    kebutuhan anggota keluarga seperti meminta anggota keluarga lansia yang kurang

    memiliki kontak keluarga memberiakan bantuan disentra perawatan anak yang

    kekurangan staf (Walsh, 1998).

    2. Memanfaatkan sistem dukungan social

    a. Dukungan social keluarga Dukungan social keluarga merujuk pada dukungan social yang dirasakan oleh

    anggota keluarga ada atau dapat diakses (dukungan social dapat atau tidak

    digunakan, tetapi anggota keluarga dapat menerima bahwa orang pendukung siap

    memberikan bantuan dan pertolongan jika jika dibutuhkan). Dukungan sosial

    keluarga dapat dating dari dalam dukungan social keluarga seperti dukungan

  • 36

    pasangan atau dukungan subling atau dari luar dukungan social keluarga yaitu

    dukungan social berada diluar keluarga nuklir (dalam jaringan social keluarga).

    b. Sumber dukungan keluarga Menurut Caplan (1974) terdapat tiga sumber dukungan social umum. Sumber ini

    terdiri atas jaringan informalyang spontan. Dukungan terorganisasi yang tidak

    diarahkan oleh petugas kesehatan professional dan upaya terorganisasi oleh

    professional kesehatan. Dari semua ini jaringan informal (diidentifikasi diatas

    kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang

    dibutuhkan. Caplan (1976) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi pendukung

    meliputi :

    Dukungan social (keluarga berfungsi sebagi pencari dan penyebar informasi

    mengenai dunia)

    Dukungan penilaian (keluarga bertindaksebagai sistem pembimbingumpan

    balik, membimbing dan merantarai pemecahan masalahdan merupakan

    sumber sera validator identitas anggota)

    Dukungan tambahan (keluarga adalah sunber bantuan praktis dan konkret)

    Dukungan emosional (keluarga berfungsi sebagai pelabuhan istirahat dan

    pemulihan serta membantu penguasaan emosional)

    Meningkatkan moral keluarga

    c. Dukungan spiritual Berbagai studi menunjukkan hubungan yang jelas antara kesejahteraan spiritual dan

    peningkatan kemampuan individu atau keluarga untuk mengatasi stress dan penyakit.

    Agama adalah dorongan yang kuat dan pervasif dalam membentuk keluarga (Miller,

    2000). Cara koping yang berbasis spiritual bervariasi secara signifikan lintas budaya.

    Penelitian mengenai koping keluarga dan individu serta resilience secara konsisten

    menunjukkan bahwa dukungan spiritual adalah penting dalam mendukung

    kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat mengatasi penderitaan.

    Strategi Koping Disfungsional Keluarga

    Keluarga menggunakan berbagai strategi koping disfungsional khusus dalam upaya

    untuk mengatasi masalah mereka. Pada sebagian besar kasus, strategi ini dipilih

    secara tidak sadar, sering kali sebagai respons yang digunakan keluarga asal mereka

    dalam upaya perlu diperhatikan bahwa strategi koping disfungsional keluarga ini

  • 37

    digunakan untuk mengurangi stress dan ketegangan keluarga. Strategi koping

    disfungsional yang sering digunakan adalah:

    1. Penyangkalan masalah keluarga Penyangkalan adalah mekanisme pertahanan yang digunakan oleh anggota keluarga

    dan keluarga sebagai satu kesatuan. Pada basis jangka pendek, penyangkalan

    keluarga sering kali fungsional, karena ini memungkinkan keluarga membeli waktu

    untuk melindungi dirinya sementara secara bertahap menerima peristiwa yang

    menimbulkan kepedihan. Tetapi juga berlangsung lama, penyangkalan bersifat

    disfungsional bagi keluarga.

    2. Pola dominasi atau kepatuhan ekstrem (otoritarinisme) Otoritariniasme adalah kecenderungan seseorang untuk berhenti mandiri karena

    ketidakberdayaan dan ketergantungan, serta keinginana untuk bergabung dengan

    seseorang atau sesuatu diluar dirinya agar mendapatkan kekuasaan atau kekuatan

    yang dirasakan kurang. Dalam keluarga otoriter, orang mengundurkan diri dari

    integritas pribadi mereka dan menjadi bagian dari simbiosis yang tidak sehat, patuh

    kepada dominasi. Anggota keluarga yang patuh sangat bergantung pada individu

    yang dominan.

    3. Perpecahan dan kecanduan dalam keluarga Untuk mengurangi ketegangan atau stress dalam keluarga, anggota keluarga boleh

    jadi secara fisik atau psikososial saling terpisah. Perpisahan ini mencakup kehilangan

    anggota keluarga karena pengabaian, perpisahan atau perceraian dan gangguan

    psikososial anggota keluarga lewat keterlibatan anggota dalam kecanduan (misalnya

    alcohol, obat-obatan dan berjudi). Banyak orang mengenali bahwa kecanduan

    alcohol dan obat-obatan adalah penyakit, hanya sedikit sekali yang mengenali

    sebagai penyakit keluarga (Al-Anon Family Groups, 2000). Saat ini kecanduan

    anggota keluarga dipahami sebagai masalah sistem keluarga bukan masalah individu.

    Alcohol dan obat-obatan telah memiliki pola intergenerasi. Penyalahgunaan

    minuman pada dewas muda telah ditemukan dipengaruhi oleh disfungsi dalam

    keluarga asal.

    4. Kekerasan dalam keluarga Menggunakan ancaman, mengkambinghitamkan dan otoriterisme ekstrem dapt

    menyebabkan kekerasan dalam keluarga. Kekereasan dalam keluarga dapat dikenali

    sebagai satu dari empat masalah kesehatan masyarakat utama saat ini (Galles, 2000 ;

    Walsh,1996). Terdapat enam tipe kekerasan dalam kelurga, antara lain:

  • 38

    o Penganiayaan pasangan o Penganiayaan dan pengabaian anak o Penganiayaan saudara kandung o Penganiayaan lansia o Penganiayaan orang tua o Penganiayaan homoseksual

    2.8. Pengkajian

    Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara

    terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari

    tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :

    1. Wawancara keluarga

    2. Observasi fasilitas rumah

    3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)

    4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dsb

    Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

    A. Data Umum

    Pengnkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

    1. Nama kepala keluarga (KK)

    2. Alamat dan telepon

    3. Pekerjaan kepala keluarga

    4. Pendidikan kepala keluarga

    5. Komposisi keluarga dan genogram

    6. Tipe keluarga

    Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi

    dengan jenis tipe keluarga tersebut.

    7. Suku bangsa

    Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku

    bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

    8. Agama

    Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

    mempengaruhi kesehatan.

    9. Status sosial ekonomi keluarga

  • 39

    Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala

    keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

    keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

    keluarga serta barangn-barang yang dimiliki oleh keluarga.

    10. Aktivitas rekreasi keluarga

    Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama

    untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan

    mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

    B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

    1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

    Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.

    2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

    Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga

    serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

    3. Riwayat keluarga inti

    Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi

    riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,

    perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan

    kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap

    pelayanan kesehatan.

    4. Riwayat keluarga sebelumnya

    Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

    C. Pengkajian Lingkungan

    1., Karakteristik rumah

    Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah

    ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum

    yang digunakan serta denah rumah.

    2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

    Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang

    meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,

    budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

    3. mobolitas geografis keluarga

    Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah

    tempat.

  • 40

    4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

    Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta

    perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan

    masyarakat.

    5. Sistem pendukung keluarga

    Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga

    yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.

    Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota

    keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

    D. Struktur Keluarga

    1. Pola komunikasi keluarga

    Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

    2. Struktur kekuatan keluarga

    Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain

    untuk mengubah perilaku.

    3. Struktur peran

    Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal

    maupun informal.

    4. Nilai atau norma keluarga

    Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang

    berhubungan dengan kesehatan.

    E. Fungsi Keluarga

    1. Fungsi afektif

    Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki

    dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga

    lainnya, bagaiman kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana

    keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

    2. Fungsi sosialisasi

    Hal yang perlu dikaji adalah bagaiman interaksi atau hubungan dalam keluarga,

    sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

    3. Fungsi perawatan kesehatan

    Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan

    serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga

    mengenai sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan

  • 41

    kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas

    kesehatan keluarga, yaitu : keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,

    mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan tarhadap

    anggota keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan

    kesehatan dan kleluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

    di lingkungan setempat.

    Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan

    pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :

    a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

    yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta

    dari masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala,

    faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

    terhadap masalah.

    b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

    tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;

    1) Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

    luasnya masalah

    2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

    3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

    dialami

    4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit

    5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah

    kesehatan.

    6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

    7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

    8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap

    tindakan dalam mengatasi masalah.

    c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga

    yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan

    menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang

    perlu dikaji adalah ;

    1) Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan

    yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/penyakit.

  • 42

    2) Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang

    diperlukan untuk perawatan.

    3) Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan

    memadai.

    4) Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan

    yang diperlukan

    5) Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri

    dalam keluarga

    6) Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam

    memelihara lingkungan dimasa mendatang.

    7) Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan

    pencegahan penyakit

    8) Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan

    bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.

    9) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,

    pengobatan dan rehabilitasi).

    10) Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya

    perawatan dan pencegahan.

    4. Fungsi reproduksi

    Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

    a. Berapa jumlah anak

    b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

    c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan

    jumlah anggota keluarga.

    5. Fungsi ekonomi

    Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

    a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

    papan

    b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

    sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

    F. Stress dan Koping Keluarga

    1. Stressor jangka pendek dan panjang

    a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

  • 43

    b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

    2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

    Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

    situasi/stressor.

    3. Strategi koping yang digunakan

    Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

    4. Strategi adaptasi disfungsional

    5. Strategi adaptasi disfungsional yang pernah digunakan keluarga saat

    menghadapi permasalahan

    G. Pemeriksaan Kesehatan

    Pemeriksaan kesehatan dilakukan terhadap semua anggota keluarga. Metode yang

    digunakan tidak berbeda dengan pemeriksaan di klinik. Data pemeriksaan kesehatan

    dapat meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

    H. Harapan Keluarga

    Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

    kesehatan yang ada.

    Pengkajian Keluarga (menurut Friedman)

    Menurut teori/ model family center nursing friedman, meliputi 7 komponen

    pengkajian yaitu:

    a. Pengkajian

    1) Data Fokus

    Identitas kepala keluarga, komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga, suku

    bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga, dan aktivitas rekreasi

    keluarga

    2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

    - Tahap perkembangan keluarga saat ini

    Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

    keluarga ini yaitu keluarga memasuki perkembangan tahap II yaitu

    keluarga sedang mengasuh anak dimulai dengan kelahiran anak pertama

    hingga bayi berusia 8 bulan. Tugas perkembangan: Perubahan peran

    menjadi orang tua, Perubahan hidup yang sulit, masa transisi, tugas kritis.

  • 44

    Masalah : (1) Suami merasa diabaikan, peningkatan perselisihan dan

    argumentasi suami dan isteri, interupsi dalam jadual yang continue,

    kehidupan seksual dan sosial terganggu, (2) Adaptasi dengan perubahan

    anggota keluarga : Peran, interaksi, kebutuhan-kebutuhan, keselamatan,

    keterbatasan, toilet training, komunikasi bayi, (3) Mempertahankan

    hubungan yang memuaskan dengan pasangannya: pembentukan kembali

    pola komunikasi, Pembentukan perasaan, perkawinan, hubungan seksual

    menurun, konseling KB, hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah

    sangat penting bagi stabilitas dan moral keluarga

    Masalah kesehatan : Pendidikan maternitas, Perawatan bayi yang

    baik, Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini,

    Imunisasi, Tumbuh kembang.

    - Riwayat keluarga inti

    Adanya riwayat anggota keluarga yang terkena gangguan perkembangan

    pada motorik kasar anak yang mempunyai resiko terhambatnya tumbuh

    kembang.

    - Riwayat keluarga sebelumnya

    3) Pengkajian lingkungan

    - Karakteristik rumah yang cukup nyaman, ventilasi cukup, status rumah

    yang dihuni keluaraga adalah rumah sendiri

    - Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal, yang meliputi

    tetangga yang ada di sekitar rumah keluarga cukup ramah. Keluarga

    tinggal di pedesaan, sehingga jarak antara rumah dengan tetangga tidak

    berhimpitan karena masih banyak lahan yang kosong. Warga memiliki

    kebiasaan mengadakan kerja bakti. Penduduk setempat juga mempunyai

    kebiasaan apabila ada tetangga yang sakit mereka saling membantu.

    Keluarga merasa nyaman tinggal di pedesaan tersebut karena keluarga

    merasa tetanggatetangga sekitar saling membantu dan tidak merugikan

    dalam berbagai hal.

    - Fasilitas transportasi

    Transportasi merupakan sarana yang penting dan sangat diperlukan agar

    mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera. Ketiadaan sarana

  • 45

    transportasi menjadikan masyarakat enggan berkunjung ke pelayanan

    kesehatan sehingga kondisi akan semakin memburuk.

    - Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

    Keluarga sering mengajarkan kepada keluarga tentang kebersamaan,

    sehingga keluarga saling menghormati dengan masyarakat sekitar.

    Keluarga mengatakan perkumpulan di masyarakat sangat berguna yaitu

    untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di lingkungan dan tempat

    berinteraksi antar tetangga (silahturahmi), dan mengikuti acara pengajian

    tahlilan bapak-bapak.

    - Sistem pendukung keluarga

    Dalam keluarga terdapat sistem pendukung yang sifatnya positif yaitu jika

    ada masalah dalam keluarga biasanya di selesaikan secara bersama-sama

    danterbuka, rasa saling memaafkan, ada rasa saling menyayangi dan

    mengasihi dalam anggota keluarga, hubungan antar anggota keluarga

    cukup baik, keluarga menanamkan pola hidup sederhana.

    4) Struktur keluarga

    - Pola komunikasi keluarga

    Berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga

    merupakan tugas keluarga, dan dapat menurunkan beban masalah.

    - Struktur kekuatan keluarga

    Dalam urusan pengambilan keputusan yang diambil adalah dengan

    musyawarah bersama terlebih dahulu, namun untuk pengambilan

    keputusan terakhir adalah pemegang keputusan yang mempunyai hak

    dalam menentukan masalahdan kebutuhan.

    - Struktur peran

    Peran antar kelurga menggambarkan perilaku interpersonal yang

    berhubungan dengan masalah kesehatan dalam posisi dan situasi tertentu.

    - Nilai dan norma keluarga.

    Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai kekuasaan dan

    kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.

    5) Fungsi keluarga

    - Fungsi afektif

    - Fungsi sosialisasi

  • 46

    - Fungsi perawatan kesehatan

    - Fungsi reproduksi

    6) Stress dan koping keluarga

    - Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang

    Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang

    memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stesor

    jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang memerlukan

    penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

    - Respon keluarga terhadap stress

    Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

    situasi /stresor

    - Strategi koping yang digunakan

    Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

    permasalahan.

    - Strategi adaptasi disfungsional

    Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

    digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara

    keluarga mengatasi masalah secara maladaptive.

    7) Harapan keluarga

    Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

    petugas kesehatan yang ada.

  • 47

    CONTOH FORMAT PENGUMPULAN DATA KELUARGA

    A. Data Dasar Keluarga

    1. Nama Kepala Keluarga (KK) : _______________________

    2. Usia : _______________________

    3. Pendidikan : _______________________

    4. Pekerjaan : _______________________

    5. Alamat / No. Telp : _______________________

    No Nama Jenis

    Kelamin

    Hub. Dg

    KK TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan

    6. Komposisi Keluarga : _______________________

    7. Genogram (Gambarkan genogram keluarga klien)

    8. Tipe Keluarga

    Keluarga inti Keluarga besar

    Janda / duda Lain-lain

    9. Suku Bangsa : _______________________

    10. Agama : _______________________

    11. Status Sosial Ekonomi Keluarga

    Total pendapatan keluarga per bulan :

    ( ) Dibawah Rp. 600.000,-

    ( ) Rp. 600.000,- s/d Rp. 1.000.000,-

    ( ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-

    ( ) Di atas dari Rp. 2.000.000,-

    Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari hari ?

    ( ) Ya ( ) Tidak

    Bila tidak apa yang dilakukan keluarga : __________________

    Apakah keluarga mempunyai tabungan ?

    ( ) Ya ( ) Tidak

    Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga ?

    ( ) Ada ( ) Tidak

  • 48

    Bila ada, siapa : ______________________________________

    Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga ?

    ( ) Ayah ( ) Ibu ( ) Lain - lain

    12. Aktivitas Rekreasi Keluarga

    Kebiasaan rekreasi keluarga

    ( ) Tidak tentu ( ) 1 kali sebulan

    ( ) 2 kali sebulan ( ) 3 kali sebulan

    ( ) Lain lain sebutkan : _______________________________

    Penggunaan waktu senggang

    ( ) Nonton TV ( ) Mendengarkan radio

    ( ) Membaca ( ) Nonton bioskop

    ( ) Lain lain sebutkan : _______________________________

    13. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

    Tahap perkembangan keluarga saat ini : ___________________

    Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : _______

    14. Riwayat Keluarga Inti : _______________________

    15. Riwayat Keluarga Sebelumnya : _______________________

    B. Lingkungan

    1. Perumahan

    1.1. Jenis rumah

    ( ) Permanen ( ) Semi-permanen ( ) Non-permanen

    1.2. Luas Bangunan _________ m2

    1.3. Luas Penerangan ________ m2

    1.4. Status rumah

    ( ) Milik pribadi ( ) Kontrakan

    ( ) Sewa bulanan ( ) Lain - lain

    1.5. Atap rumah

    ( ) Genteng ( ) Seng/asbes

    ( ) Sirap/atap ( ) Lain-lain

    1.6. Ventilasi rumah

    ( ) Ada ( ) Tidak ada

  • 49

    1.7. Bila ada beberapa luasnya

    ( ) > 10% luas lantai ( ) < 10% luas lantai

    1.8. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari

    ( ) Ya ( ) Tidak

    1.9. Penerangan

    ( ) Listrik ( ) Patromak

    ( ) Lampu tempel ( ) Lain-lain

    1.10.Lantai

    ( ) Keramik ( ) Ubin ( ) Plaster

    ( ) Papan ( ) Tanah

    1.11. Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan

    ( ) Bersih ( ) Berdebu ( ) Sampah bertebaran

    ( ) Banyak lalat ( ) Banyak lawa-lawa ( ) Lain-lain

    2. Denah Rumah

    3. Pengelolahan Sampah

    3.1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah

    ( ) Ya ( ) Tidak

    3.2. Bagaimana cara pengelolahan sampah rumah tangga

    ( ) Dibuang kesungai/Got ( ) Diambil petugas

    ( ) Ditimbun ( ) Dibakar ( )Lain-lain ________

    4. Sumber Air

    4.1. Sumber air yang digunakan oleh keluarga

    ( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan ( ) PAM

    ( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain lain _____________

    4.2. Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga

    ( ) Sumur gali ( ) Pompa listrik

    ( ) Pompa tangan ( ) PAM

    ( ) Sungai ( ) Air isi ulang

    5. Jamban Keluarga

    5.1. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri

    ( ) Ya ( ) Tidak

    5.2. Bila ya apa jenis jamban keluarga

  • 50

    ( ) Leher angsa ( ) Cemplung ( )Lain lain _____________

    5.3. Beberapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja ?

    ( ) < 10 meter ( ) > 10 meter

    6. Pembuangan Air Limbah

    Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor) ?

    ( ) Ya, bagaimana kondisinya _____________________________________

    ( ) Tidak, dimana pembuangannya _________________________________

    7. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan

    7.1. Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat ?

    ( ) Tidak

    ( ) Ada, apa jenisnya ________________________________________

    7.2. Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat

    ( ) Tidak

    ( ) Ada, apa jenisnya ________________________________________

    7.3. Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut ?

    ( ) Tidak

    ( ) Ada, apa alasannya _______________________________________

    7.4. Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga

    dengan kendaraan umum ?

    ( ) Bila ya dengan kendaraan apa ______________________________

    ( ) Bila tidak bagaimana cara mengatasinya ______________________

    8. Karakteristik Tetangga dan Komunitas ______________________________

    9. Mobilitas Geografis Keluarga _____________________________________

    10. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat ________________

    11. Sistem Pendukung Keluarga ______________________________________

    C. Struktur Keluarga

    1. Pola Komunikasi Keluarga

    ________________________________________

    2. Struktur Kekuatan Keluarga

    _______________________________________

    3. Struktur Peran

  • 51

    __________________________________________________

    4. Nilai dan Norma Budaya

    _________________________________________

    D. Fungsi Keluarga

    1. Fungsi Afektif _________________________________________________

    2. Fungsi Sosialisasi ______________________________________________

    E. Stres dan Koping Keluarga

    1. Stresor Jangka Pendek dan Jangka Panjang __________________________

    2. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Masalah ___________________

    3. Strategi Koping yang Digunakan __________________________________

    4. Strategi Adaptasi Disfungsional ___________________________________

    5. Pemeriksaan Fisik ______________________________________________

    No. Sistem Ayah Ibu Anak 1 Anak 2 Anak 3

    1 TTV

    2 Kulit/kepala

    3 Mata

    4 Telinga

    5 Hidung

    6 Mulut

    7 Dada

    8 Abdomen

    9 Ekstremitas

    10 Kesimpulan

    F. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

    ________________________________________________________________

    ________________________________________________________________

    G. Fungsi Perawatan Kesehatan (Penjajakan Tahap II)

    ________________________________________________________________

  • 52

    ________________________________________________________________

    Genogram berdasarkan kasus

    2.9. Legal Etik Pelayanan Kesehatan Keluarga

    Pengertian Aspek Legal

    Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan

    keabsahan suatu tindakan ditinjau dari hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan

    keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat, walaupun

    format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek

    legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis

    terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada

    pasien, keluarga, kelompok, komunitas. (Dikutip dari Hand Out Aspek Legal &

    Manajemen Resiko dalam pendokumentasian Keperawatan, Sulastri).

    Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein

    (1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau

    dicetak yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah

    menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien,

    boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien.

    Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari

    perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggungjawaban anggota tim kesehatan

    lain dalam pemberian perawatan.

    Dasar Hukum Keperawatan

    1) Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO.

    1239 TAHUN 2001

    M : ..... D : .....

    Foster at ....

    40 A H C 15 E 8

    C 33 C 15 E 8 7 F D 4 Foster at .... M : ....

  • 53

    2) Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang

    Kesehatan

    Pasal 32 (ayat 4): Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu

    kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga

    kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

    3) Pada Kepmenkes No.1239 tahun 2001 (pasal 16), dalam

    melaksanakan kewenangannya perawat berkewajiban untuk:

    Menghormati hak pasien

    Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani

    Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku

    Memberikan informasi

    Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan

    Melakukan catatan perawatan dengan baik

    Area Overlapping (Etik Hukum)

    Hak Hak Pasien

    Informed-consent

    Hak-hak Pasien :

    Hak untuk diinformasikan

    Hak untuk didengarkan

    Hak untuk memilih

    Hak untuk diselamatkan

    Informed Consent

    Dasar dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53 ayat

    ( 2) dan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan

    medik.

    Akuntabilitas Legal

    Aturan legal yang mengatur praktik perawat

    Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik

    Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan

    Potensial Area Tuntutan

    Malpraktik

  • 54

    Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya

    yang membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi

    Dokumentasi

    Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan

    sebagai bukti.

    Informed consent

    Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur

    sesudah diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan

    fakta-fakta yang berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter

    Accident and Incident report

    Incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan.

    Perawat perlu menjamin kelengkapan dan keakuratan pelaporan askep.

    Aspek Legal dalam Pendokumentasian Keperawatan

    Terdapat 2 tipe tindakan legal :

    Tindakan sipil atau pribadi

    Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar individu

    Tindakan kriminal

    Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan

    masyarakat secara keseluruhan.

    Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti pihak yang

    bertanggung jawab tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Jika

    perawat tidak melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatau aktifitas atau

    mendokumentasikan secara tidak benar, dia bisa di tuntut melakukan mal

    praktik.

    Dokumentasi keperawatan harus dapat diparcaya secara legal, yaitu harus

    memberikan laporan yang akurat mengenai perewatan yang diterima klien.

    Tappen Weiss dan whitehead (2001) manyatakan bahwa dokumen dapat

    dipercaya apabila hal-halk sbb :

    Dilakukan pada periode yang sama. Perawatan dilakukan pada

    waktu perawatan diberikan.

    Akurat. Laporan yang akurat ditulis mengenai apa yang dilakukan