kasus 4 po

14
Hubungan Kemitraan antara Perusahaan dan Karyawan Sebuah perusahaan dalam perjalanan bisnisnya akan sering menghadapi tekanan. Berbagai tekanan yang datang bukan hanya berasal dari eksternal perusahaan, tidak jarang tekanan malah justru banyak ditimbulkan oleh faktor internal perusahaan. Sebenarnya, tekanan yang datang baik dari internal maupun eksternal, tidak selalu menghambat perusahaan untuk maju dan berkembang. Seringkali faktor-faktor tadi malahan memberi kesempatan kepada perusahaan untuk menjadi lebih besar. Anda ingat perumpamaan “Makin besar ombak yang dihadapi pelaut, maka akan semakin ulung si pelaut tersebut“. Sekarang adalah tinggal bagaimana perusahaan menyikapi tekanan sebagai sebuah sarana untuk terus menerus mengkoreksi diri dan memperbaiki segala sesuatu secara berkesinambungan. Tekanan dari internal ataupun eksternal perusahaan sebenarnya dapat dihadapi bila perusahaan sebisa mungkin selalu menciptakan dan menjaga hubungan baik melalui komunikasi “bebas hambatan” dengan kedua belah pihak tadi. Pembicaraan kali ini kita fokuskan pada bagaimana menciptakan dan menjaga hubungan baik antara perusahaan, dengan para karyawannya. Mengapa karyawan penting? Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Sekalipun tidak mempunyai pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan, karyawan adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami benar apa yang menjadi hak-hak karyawan. Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan karyawan, perhatian yang diberikan perusahaan kepada hak-hak karyawan, dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan. Kelompok karyawan yang mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat membantu perusahaan mengatasi hal- hal yang tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian, kebanjiran, kerusakan mesin, dll. Sebaliknya karyawan yang merasa tidak diperhatikan atau merasa tidak mendapat simpati dari perusahaan akan dapat merugikan perusahaan. Kedudukan struktural yang lemah, biasanya membuat

Upload: indiana

Post on 17-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

doc

TRANSCRIPT

Hubungan Kemitraan antara Perusahaan dan Karyawan Sebuah perusahaan dalam perjalanan bisnisnya akan sering menghadapi tekanan. Berbagai tekanan yang datang bukan hanya berasal dari eksternal perusahaan, tidak jarang tekanan malah justru banyak ditimbulkan oleh faktor internal perusahaan. Sebenarnya, tekanan yang datang baik dari internal maupun eksternal, tidak selalu menghambat perusahaan untuk maju dan berkembang. Seringkali faktor-faktor tadi malahan memberi kesempatan kepada perusahaan untuk menjadi lebih besar. Anda ingat perumpamaan Makin besar ombak yang dihadapi pelaut, maka akan semakin ulung si pelaut tersebut. Sekarang adalah tinggal bagaimana perusahaan menyikapi tekanan sebagai sebuah sarana untuk terus menerus mengkoreksi diri dan memperbaiki segala sesuatu secara berkesinambungan. Tekanan dari internal ataupun eksternal perusahaan sebenarnya dapat dihadapi bila perusahaan sebisa mungkin selalu menciptakan dan menjaga hubungan baik melalui komunikasi bebas hambatan dengan kedua belah pihak tadi. Pembicaraan kali ini kita fokuskan pada bagaimana menciptakan dan menjaga hubungan baik antara perusahaan, dengan para karyawannya. Mengapa karyawan penting? Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Sekalipun tidak mempunyai pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan, karyawan adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami benar apa yang menjadi hak-hak karyawan. Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan karyawan, perhatian yang diberikan perusahaan kepada hak-hak karyawan, dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan. Kelompok karyawan yang mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat membantu perusahaan mengatasi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran, pencurian, kebanjiran, kerusakan mesin, dll.Sebaliknya karyawan yang merasa tidak diperhatikan atau merasa tidak mendapat simpati dari perusahaan akan dapat merugikan perusahaan. Kedudukan struktural yang lemah, biasanya membuat para karyawan membentuk sebuah kelompok/paguyuban informal yang fungsinya adalah membela kepentingan para karyawan. Kelompok inilah yang umumnya menjadi penggerak karyawan dalam melakukan gerakan protes atau yang sejenis lainnya. Karyawan yang bersatu dan merasa hak-hak mereka tidak mendapat perhatian dari Top Management biasanya akan menjadi sangat sensitif. Para karyawan yang tidak puas terhadap keputusan / kebijakan perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan, misalnya pemogokan masal.Karyawan yang tidak mendapat simpati dari perusahaan dan melakukan protes, biasanya mendapat simpati besar dari masyarakat. Hal ini dapat memperburuk citra perusahaan yang berakhir pada hilangnya kepercayaan masyarakat (atau lebih tepatnya konsumen) kepada perusahaan. Bila krisis kepercayaan sudah terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa perusahaan sedang mengalami kemunduran.Perhatian masyarakat dan kebijakan pemerintah untuk industri sangat berpengaruh terhadap pembuatan kebijakan atau peraturan dalam perusahaan, khususnya dalam hal tenaga kerja. Masalah ketenagakerjaan selalu menjadi masalah utama yang harus cepat ditangani oleh para pemilik perusahaan dan Top Management. Kita semua, baik pengusaha, karyawan, masyarakat umum, maupun pemerintah sangat mendambakan hubungan industrial yang baik. Hanya dengan hubungan industri yang baik maka akan tercipta kondisi yang kondusif bagi pembangunan industri yang kuat dan sekaligus perekonomian nasional yang handal. Hubungan industri yang baik adalah hubungan yang menggambarkan partnership dan introspeksi, partner in production, partner in profit, dan partner in responsibility. Sebagai perusahaan yang baik, dalam menentukan kebijakan/aturan hendaknya hak-hak karyawan diikutsertakan sebagai bahan pertimbangan, misalnya UMR, masalah kesehatan dan keamanan kerja, jaminan kemerdekaan bagi karyawan untuk berserikat, jaminan perusahaan bahwa mereka tidak akan melakukan diskriminasi dalam hal ras, agama, suku, jenis kelamin, dll, jaminan bahwa perusahaan tidak akan melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun mental dalam kegiatan bekerja, jam kerja yang sesuai, kompensasi, dan sebagainya. Bila perusahaan telah dapat melindungi dan memenuhi hak-hak karyawannya, sudah barang tentu loyalitas karyawan akan meningkat sehingga diharapkan kinerja karyawan pun meningkat. Namun toh kepercayaan karyawan saja belum cukup untuk meningkatkan citra positif perusahaan. Perusahaan tetap memerlukan kepercayaan dari pihak luar seperti masyarakat, pemerintah, pers, dll, dan biasanya pihak luar perlu bukti nyata bahwa perusahaan telah menjalankan kewajibannya. Untuk itu perusahaan memerlukan sebuah sistem manajemen yang dapat membantu perusahaan melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan yang baik dan memperhatikan hak-hak karyawan sebagaimana mestinya sekaligus membuktikannya kepada pihak luar.Sistem manajemen yang dibutuhkan adalah yang mampu :Membangun, mengelola, dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah atau yang terkait mengenai berbagai masalah yang memiliki pengaruh besar dalam hubungan industrial. Membuktikan bahwa prosedur, aturan, atau kebijakan yang perusahaan buat telah sesuai dengan sistem manajemen tersebut. Dengan kata lain sistem ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengaudit prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Salah satu alternatif sistem manajemen tentang hubungan ketenagakerjaan tersebut adalah SA 8000, yang mulai banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia. (IS)

Hubungan Kemitraan antara Perusahaan dan Karyawan Oleh : Abu Majid Turut merasa memiliki adalah faktor terpenting yang harus ditumbuhkan dalam diri setiap karyawan dalam suatu perusahaan. Jika perasaan itu telah ada dalam diri setiap karyawan dari level paling bawah hingga top managemen,maka dapat dipastikan perusahaan akan solid dan berkembang dengan pesat. Tetapi tentu saja hal tersebut bukanlah persoalan yang mudah karena erat kaitanya dengan hubungan imbal balik antara perusahaan dengan karyawannya. Tidak bisa dihindari bahwa sebuah perusahaan dalam perjalanan bisnisnya akan sering menghadapi tekanan. Berbagai tekanan yang datang bukan hanya berasal dari eksternal perusahaan, seperti lingkungan, supliyer, pesaing dll. Namun tidak jarang tekanan malah justru banyak ditimbulkan oleh faktor internal perusahaan. Rasa tidak puas dilingkungan kerja, provokasi teman dll dapat menjadi pemicunya.Sebenarnya, tekanan yang datang baik dari internal maupun eksternal, tidak selalu menghambat perusahaan untuk maju dan berkembang. Seringkali faktor-faktor tadi malahan memberi kesempatan kepada perusahaan untuk menjadi lebih besar. Seperti sebuah perumpamaan Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudera yang tenang, tapi ia akan dilahirkan dari samudera yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan ( Dr. Farhan Aulawi ). . Sekarang adalah tinggal bagaimana perusahaan menyikapi tekanan sebagai sebuah sarana untuk terus menerus mengkoreksi diri dan memperbaiki segala sesuatunya secara berkesinambungan. Lagi-lagi ini adalah tugas bersama antara HRD, SDM, MSDM serta departemen terkait. Tekanan dari internal ataupun eksternal perusahaan sebenarnya dapat dihadapi bila perusahaan sebisa mungkin selalu menciptakan dan menjaga hubungan baik melalui komunikasi bus way alias bebas hambatan dengan kedua belah pihak. Artinya seorang karyawan bawahan dapat dengan bebas tanpa tekanan dan perasaan was-was untuk mencurahkan segala problemanya. Dulu, salah satu atasan saya Bp. Isro Umarghani ( maaf jika tidak berkenan ), pernah menerapkan methode seperti ini, secara periodik beliau memanggil bawahannya satu persatu untuk sharing tentang apa saja, semua permasalahan yang dihadapi karyawan bersangkutan, utamanya adalah masalah pekerjaan. Ini adalah upaya yang sangat bagus agar masalah yang ada dapat diatasi secara dini.Kembali pada judul diatas, dalam hubungan Kemitraan antara perusahaan dengan karyawannya, ada sebuah sertifikasi sistem manajemen yang mengatur tentang hubungan ketenagakerjaan. (kalau tidak salah) namanya SA 8000, semacam ISO 9000 atau ISO 12000 dan ISO 14000 yang telah dimiliki PT.Pupuk Kaltim. SA 8000 telah mulai banyak diterapkan di perusahaan-perusahaan di Indonesia, dimana SA 8000 ini mengatur tentang bagaimana menciptakan dan menjaga hubungan baik antara perusahaan, dengan para karyawannya. ( Link http://dcm.co.id/our-services/consulting/sa-8000/) Mengapa karyawan penting?. Karyawan merupakan asetkrusial yang dimiliki perusahaan. Sekalipun tidak mempunyai 'pengaruh' besar dalam proses pengambilan keputusan, karyawan adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Ketika pertama perusahaan dirintis, maka segenap tenaga dan pikiran management dan seluruh karyawan tercurah pada proyek yang akan dikembangkan. Diawal-awal berdiri perusahaan terjadi hubungan yang sangat harmonis antara perusahaan dengan karyawan, sama-sama ingin mencapai satu tujuanyaitu mendirikan sebuah perusahaan. Titik rawan mulai muncul ketika pemimpin perusahaan salah menempatkan pejabat tanpa melihat perjuangan per individu. Mulailah muncul sedikit gejolak karena semua merasa memiliki porsi berjuang lebih besar dibanding yang lain, tetapi tidak mendapat kedudukan yang sesuai. Dalam perjalanan selanjutnya persoalan demi persoalanpun telah dapat diatasi. Nah ketika bahtera sedang berlabuh dilautan yang tenang, artinya semua telah merasa puas dengan keadaan masing-masing, maka akan kembali muncul persoalan.mulai ada kasak-kusuk, pikiran mulai terpengaruh oleh provokasi pihak lain, bahkan tak jarang provokasi dari karyawan sendiri. Kalau dipikir-pikir kita sudah bekerja dengan segenap jiwa raga kita, rasanya pantas ya kalau kita mendapatkan sesuatu yang lebih", pemikiran seperti ini lazim muncul pada diri karyawan karena merasa ikut andil dalam membesarkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami benar apa yang menjadi hak-hak karyawan. Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan karyawan, perhatian yang diberikan perusahaan atas hak-hak karyawan, dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan.Kelompok karyawan yang mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat membantu perusahaan mengatasi hal-hal yang tidak terduga, seperti Shut down pabrik, kebakaran, pencurian, kerusakan / trouble mesin, dll.Sebaliknya karyawan yang merasa tidak diperhatikan atau merasa tidak mendapat simpati dari perusahaan akan dapat merugikan perusahaan. Di banyak perusahaan ( diluar Pupuk Kaltim tentunya), Kedudukan struktural yang lemah, biasanya membuat para karyawan membentuk sebuah aliansi atau kelompok mula-mula bersifat informal yang fungsinya adalah membela kepentingan para karyawan. Kelompok inilah yang umumnya menjadi penggerak karyawan dalam melakukan gerakan protes atau yang sejenis lainnya. Celakanya, karyawan baru yang belum tahu banyak tentang perusahaanpun bisa jadi ikut bergabung tanpa tahu tujuannya. Karyawan senasib yang bersatu dan merasa hak-hak mereka tidak mendapat perhatian dari Top Management biasanya akan menjadi sangat sensitif. Para karyawan yang tidak puas terhadap keputusan / kebijakan perusahaan dapat melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan, misalnya ancaman boikot, pemogokan masal dll. Karyawan yang tidak mendapat simpati dari perusahaan dan melakukan protes, biasanya mendapat simpati besar dari masyarakat. Hal ini dapat memperburuk citra perusahaan yang berakhir pada hilangnya kepercayaan masyarakat (atau lebih tepatnya konsumen) kepada perusahaan. Bila krisis kepercayaan sudah terjadi, maka sudah dapat dipastikan bahwa perusahaan sedang mengalami kemunduran.Perhatian masyarakat dan kebijakan pemerintah untuk industri sangat berpengaruh terhadap pembuatan kebijakan atau peraturan dalam perusahaan, khususnya dalam hal tenaga kerja. Masalah ketenagakerjaan selalu menjadi masalah utama yang harus cepat ditangani oleh para pemilik perusahaan dan Top Management. Kita semua, baik pengusaha, karyawan, masyarakat umum, maupun pemerintah sangat mendambakan hubungan industrial yang baik. Hanya dengan hubungan industri yang baik maka akan tercipta kondisi yang kondusif bagi pembangunan industri yang kuat dan sekaligus perekonomian nasional yang handal. Hubungan industri yang baik adalah hubungan yang menggambarkan partnership dan introspeksi, partner in production, partner in profit, dan partner in responsibility. Dalam SA 8000 mengatur bagaimana Sebagai perusahaan yang baik, dalam menentukan kebijakan/aturan hendaknya hak-hak karyawan diikutsertakan sebagai bahan pertimbangan, misalnya UMR, masalah kesehatan dan keamanan kerja, jaminan kemerdekaan bagi karyawan untuk berserikat, jaminan perusahaan bahwa mereka tidak akan melakukan diskriminasi dalam hal ras, agama, suku, jenis kelamin, dll, jaminan bahwa perusahaan tidak akan melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun mental dalam kegiatan bekerja, jam kerja yang sesuai, kompensasi, dan sebagainya. Bila perusahaan telah dapat melindungi dan memenuhi hak-hak karyawannya, sudah barang tentu loyalitas karyawan akan meningkat sehingga diharapkan kinerja karyawan pun meningkat. Namun toh kepercayaan karyawan saja belum cukup untuk meningkatkan citra positif perusahaan. Perusahaan tetap memerlukan kepercayaan dari pihak luar seperti masyarakat, pemerintah, pers, dll, dan biasanya pihak luar perlu bukti nyata bahwa perusahaan telah menjalankan kewajibannya. Untuk itu perusahaan memerlukan sebuah sistem manajemen yang dapat membantu perusahaan melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan yang baik dan memperhatikan hak-hak karyawan sebagaimana mestinya sekaligus membuktikannya kepada pihak luar, maka Sistem manajemen yang dibutuhkan adalah yang mampu :1. Membangun, mengelola, dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintah atau yang terkait mengenai berbagai masalah yang memiliki pengaruh besar dalam hubungan industrial.

2. Membuktikan bahwa prosedur, aturan, atau kebijakan yang diterapkan telah sesuai dengan sistem manajemen tersebut. Dengan kata lain sistem ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mengaudit prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan...(Abu Majid)

a. Peningkatan loyalitasBerdasarkan tujuan peningkatan loyalitas, peningkatan loyalitas karyawan harus mendapatkan perhatian yang khusus dari pihak manajemen perusahaan. Jika peningkatan loyalitas karyawa dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka karyawan akan memiliki semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal pada perusahaan. Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting, pemeliharaan hubungan yang berkelanjutan dan serasi dengan karyawan dalam setiap perusahaan menjadi sangat penting. Tujuan utama perusahaan melakukan program peningkatan loyalitas karyawan adalah untuk membuat setiap orang dalam perusahaan merasa betah dan senantiasa bertahan sekalipun terjadi hal-hal yang dapat mengganggu kestabilan dan keadaan perusahaan.Loyalitas merupakan tekad dan kesanggupan untuk mentaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Flippo, 1996). Banyak faktor yang menjadikan seorang karyawan menjadi loyal, diantaranya kepuasan kerja, kompensasi atau insentif, komunikasi yang efektif, motivasi yang diberikan oleh perusahaan, tempat kerja yang nyaman, pengembangan karir, pengadaan pelatihan dan pendidikan karyawan, partisipasi kerja, pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja serta hubungan dengan karyawan lain. Dimana, faktor-faktor tersebut sebagian diantaranya merupakan metode dalam program pemeliharaan karyawan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa loyalitas karyawan dapat diciptakan melalui program peningkatan loyalitas karyawan.7 Tips Meningkatkan Loyalitas KaryawanOleh Herman Yudiono

Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya karena bisa saja mereka mengundurkan diri dengan alasan tertentu. Bagaimana supaya mereka loyal sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu?Jika Anda pemilik atau manajemen perusahaan, tujuh tips berikut dapat membantu meningkatkan loyalitas karyawan Anda. 1. Memberikan hak-hak karyawan dengan baikKaryawan direkrut untuk bekerja. Akan tetapi, kewajiban tersebut harus seimbang dengan hak-hak mereka. Hak-hak tersebut antara lain: Gaji Tunjangan kesehatan Pelatihan Fasilitas kerja Kesejahteraan keluarga Jaminan sosial tenaga kerja Keamanan Tunjangan hari rayaHak-hak di atas tentunya harus diberikan secara profesional agar karyawan Anda tidak pindah kerja. Jika hak-haknya sudah diberikan, karyawan akan fokus kepada kewajibannya saja tanpa direpotkan memikirkan hal-hal lain yang mengganggu. Dengan kata lain, mereka tenang bekerja untuk memberikan kontribusi terbaik bagi kemajuan perusahaan.Bagaimana jika hak-hak karyawan tidak diberikan secara baik? Anda jangan mengharapkan kinerja mereka akan baik karena mereka akan terdemotivasi atau menuntut hak-haknya. Bukan tidak mungkin, mereka akan mengadukan Anda dan perusahaan Anda ke pihak berwenang.2. Menerapkan penilaian kinerja yang efektifCara lain untuk meningkatkan loyalitas karyawan adalah menerapkan penilaian kinerja yang efektif. Penilaian seperti ini dilakukan secara fair dan objektif. Fair berarti Anda menilai berdasarkan standar yang telah disepakati, sedangkan objektif berarti menilai berdasarkan pencapaian kinerja, bukan berdasarkan suka atau tidak suka.Jika kinerja mereka dinilai secara efektif, karyawan akan senang karena jerih payah mereka dihargai dengan baik. Dengan demikian, mereka umumnya betah bekerja di perusahaan tersebut.3. Menerapkan jenjang karier yang jelasSelain hak karyawan dan penilaian kinerja yang efektif, menerapkan jenjang karier yang jelas dapat juga meningkatkan kesetiaan karyawan pada perusahaannya. Jenjang karier yang jelas ini akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga dia bisa meraih puncak kariernya.Kejelasan jenjang karier umumnya berkaitan dengan: Waktu kerja Kompetensi suatu posisi Kinerja karyawan Perilaku karyawanSebagi contoh, seorang junior engineer bisa dipromosikan menjadi engineer setelah tiga tahun bekerja sepanjang kinerja, perilaku, dan kompetensinya memenuhi persyaratan posisi engineer.4. Mempromosikan karyawanMempromosikan karyawan merupakan cara lain dalam meningkatkan kesetiaan karyawan pada perusahaan. Cara ini umumnya dilakukan kepada karyawan spesial yang sangat dibutuhkan perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan takut kehilangan karyawan tersebut karena jika yang bersangkutan keluar akan mengganggu kinerja perusahaan.Promosi ini diharapkan membuat karyawan bersangkutan merasa tertantang dengan jabatan barunya sehingga mengeluarkan kemampuan terbaiknya, tanpa memikirkan untuk pindah ke perusahaan lain. Selain itu, promosi ini memberikan tambahan finansial bagi karyawan bersangkutan.5. Membebaskan kreativitasMembebaskan kreativitas karyawan dalam bekerja merupakan tips lain yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesetiaan karyawan. Yang dimaksud kreativitas ini adalah hal-hal baik di luar standar kerja yang sudah ditetapkan.Sebagai contoh, seorang engineer mengusulkan cara alternatif yang dapat melipatgandakan produksi tanpa peningkatan biaya. Atau, seorang staf marketing yang mengusulkan cara unik yang berpotensi meningkatkan penjualan sebesar 50% dalam 3 bulan.Usulan-usulan kreatif dari karyawan hendaknya Anda maknai sebagai kreativitas mereka, tanpa harus memangkasnya karena di luar standar kerja yang diterapkan. Bagi si karyawan, pembebasan kreativitas ini akan memacu mereka bekerja lebih baik karena tidak merasa jenuh dalam rutinitas yang monoton.6. Memberikan pinjaman lunakMemberikan pinjaman lunak dapat juga dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan loyalitas karyawan. Mengapa? Selain dibantu dari sisi finansial, si karyawan bersangkutan harus melunasi pinjaman tersebut seandainya ia mengundurkan diri dari perusahaan.Pinjaman lunak ini dapat berupa: Pinjaman sebesar 24-36 gaji karyawan (tanpa bunga dan dicicil maksimal 10% dari gaji karyawan) Pinjaman uang muka pembelian mobil atau biaya pembuatan rumah7. Memberikan bonusCara terakhir untuk meningkatkan loyalitas karyawan adalah memberikan bonus. Ini bisa berupa bonus kinerja (performance bonus), bonus akhir tahun (year-end bonus), atau bonus pembagian keuntungan (profit-sharing bonus). Pemberian bonus ini menunjukkan bahwa perusahaan Anda profesional karena memberikan hal lain di luar hak karyawan. Oleh karena itu, diharapkan karyawan akan betah bekerja sehingga loyal kepada perusahaan.Simpulannya, loyalitas karyawan tidak dapat dipastikan dengan standar tertentu. Meskipun demikian, tidak ada salahnya Anda menerapkan satu atau beberapa tips di atas dalam meningkatkan loyalitas karyawan Anda.