kasus 6-3 spm

10
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Kasus 6-3 : GENERAL APPLIANCE CORPORATION Nama : Hestia Mahardini (43214120389) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2015

Upload: heztymahardini

Post on 15-Sep-2015

1.470 views

Category:

Documents


319 download

DESCRIPTION

jawaban kasus spm

TRANSCRIPT

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Kasus 6-3 : GENERAL APPLIANCE CORPORATION

Nama :

Hestia Mahardini (43214120389)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

2015

GENERAL APPLIANCE CORPORATION

A. POKOK PERMASALAHAN

1. Masalah Utama Kompor Pada bulan juli 1987, Divisi Produk Chrome mengusulkan untuk menaikkan harga kompor tersebut sebesar 90 sen; 80 sen mencerminkan biaya tambahan atas operasi tambahan dan 10 sen merupakan markup laba atas tambahan biaya tersebut. Sebelum usulan tersebut diajukan, harga produk tersebut sekarang adalah $10/ unit. Divisi kompor elektrik sangat keberatan dengan usulan kenaikan harga tersebut dan setelah tiga minggu berdebat, diputuskan untuk membawa pertikaian tersebut kepada staf keuangan untuk mencari jalan tengah. 2. Masalah Pengendalian Thermostatis pada pertengahan tahun 1987, kapasitas produksi dari perusahaan-perusahaan independen tersebut jauh melebihi permintaannya. Salah satu akibatnya adalah menurunnya tingkat harga. Sebagai akibat dari penurunan harga tersebut, yang juga dialami oleh Divisi Motor Elektrik, laba yang dihasilkan oleh produk ini menurun drastis, dari laba sebelum pajak sebesar 15% dari nilai investasi pada tahun 1984 menjadi mendekati nol pada tahun 1987. Pada Oktober 1987, Divisi Motor Elektrik dan Divisi Kulkas melakukan negosiasi untuk harga tahun 1988. Divisi Kulkas mengusulkan harga $2,15, yaitu harga yang dibayarkan kepada Monson Controls Corporation. Meskipun demikian, Divisi Motor Elektrik tetap menolak untuk menurunkan harganya dibawah $2,40 kepada pihak manapun. Setelah beberapa minggu bernegosiasi, pertikaian tersebut akhirnya diserahkan kepada staf keuangan untuk penyelesaian.3. Masalah Transmisi Pada akhir tahun 1985, Divisi Gear and Transmission memulai negosiasi dengan Divisi mesin cuci mengenai harga transmisi yang baru, mengusulkan harga $12 ditambah beberapa penyesuaian kecil terhadap perubahan biaya yang terjadi sejak tahun sebelumnya. Divisi Mesin Cuci menolak untuk menerima harga yang diusulkan dan tetap bertahan pada harga $11,21.Divisi Gear and Transmission menolaknya, bahkan menolak untuk mempertimbangkan usulan proyek tersebut. Dan setelah perdebatan sengit selama beberapa hari, kedua divisi tersebut setuju untuk menyerahkan permasalahan ini kepada staf keuangan untuk mencari jalan tengah. B. PEMBAHASANMenurut saya, seluruh divisi atau staff keuangan sebagai penengah masalah tersebut harus paham terlebih dahulu tentang prinsip dasar harga transfer. Bagi divisi penjualan, harga transfer merupakan pendapatan dan akan diperhitungkan adanya laba untuk pusat laba penjualan, sedangkan bagi pusat laba pembelian, harga transfer merupakan biaya atau harga pokok sehingga diharapkan masih dapat dijual dengan memperoleh keuntungan. Selanjutnya staff keuangan harus memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan, menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita maksudnya, sistem harus dirancang sedemikian rupa sehingga keputusan yang meningkatkan laba unit usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan, membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual, sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola. Kondisi-kondisiyang mempengaruhi harga transfer adalah: Prinsip Dasar Harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi Ideal Harga transfer berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-kondisi di bawah ini ada.

Orang-orang yang Kompeten Idealnya, para manajer harus memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka, sama seperti kinerja jangka pendeknya. Staf yang terlibat dalam negosiasi dan arbitrase harga transfer juga harus kompeten. Atmosfer yang Baik Para manajer harus menjadikan profitabilitas, sebagaimana diukur dalam laporan laba rugi mereka, sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka. Harga Pasar Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan harga pasar normal dan mapan dari produk identik yang sedang ditransfer maksudnya, harga pasar mencerminkan kondisi yang sama (kuantitas, waktu pengiriman, dan kualitas) dengan produk yang dikenakan harga transfer. Dianggap cara yang terbaik karena harga pasar cocok dengan konsep pusat laba (dapat mengukur kontribusi setiap pusat laba), dan menjadikan penilaian prestasi atas dasar laba menjadi layak untuk diterapkan (dapat mengoptimal-kan suatu divisi untuk memperoleh laba). Kelemahan : Tidak semua produk yang ditransfer memiliki harga pasar Harga pasar sering berubah sehingga harga transfer berubah Sering terdapat harga yang sama untuk produk yang sama Kebebasan Memperoleh Sumber Daya Alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternatif yang paling baik untuk mereka. Manajer pembelian harus bebas untuk membeli dari pihak luar, dan manajer penjualan harus bebas untuk menjual ke pihak luar. Informasi Penuh Para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada, serta biaya dan pendaparan yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut.

Negosiasi Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi kontrak antar unit usaha.Jika semua kondisi di atas terpenuhi, maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita-cita, dan tidak membutuhkan administrasi pusat. Hambatan-hambatan dalam Perolehan Sumber Daya Sekarang akan dipertimbangkan situasi di mana manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan tersebut dan akibat-akibat yang terjadi dengan adanya hambatan dalam perolehan sumber daya pada kebijakan harga transfer yang ada.

Pasar yang Terbatas Dalam banyak perusahaan, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli dapat saja sangat terbatas. Ada beberapa alasan akan hal ini: a.Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan eksternal. b.Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdefernsiasi, tidak ada sumber daya dari luar. c.Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka perusahaan cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variabel perusahaan, di mana hal ini jarang sekali terjadi. Suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitif walaupun perusahaan tersebut tidak membelli atau menjual produknya ke pasar bebas dengan cara: a.Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga transfer. b.Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran. c.Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar. d.Jika pusat laba pembelian produk yang serupa dari pasar luar/bebas, maka pusat laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-produk eksklusifnya.

Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri Misalnya jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas dengan kata lain, pusat laba tersebut memiliki kapasitas yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Sebaliknya, andaikan jika pusat laba pembelian tidak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi tersebut terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam industri. Dalam kasus ini, output dari pusat laba pembelian terhalng dan kembali, laba perusahaan tidak dapat optimal. Jika jumlah transfer dalam perusahaan adalah kecil atau situasi tersebut bersifat sementara, banyak perusahaan membiarkan para pembeli dan penjualn untuk saling bekerja sama tanpa campur tang kantor pusat. Beberapa perusahaan memberikan wewenang kepada pusat laba pembelian atau penjualan untuk menyerahkan keputusan perolehan sumber daya ke satu orang atau komite yang terpusat. Pricing Corporate Services Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan jasa-jasa unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya. Tiga teori pemikiran mengenai jasa-jasa. 1.Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis. Dan sebaliknya, jika membayar melebihi dari biaya variable standard, maka mereka mungkin tidak akan menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer senior. 2.Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya variable standard ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya penuh/fullcost). Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha tidak mempercayai bahwa jasa

tersebut bernilai sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas atau efisiensi dari unit jasa tersebut. Biaya penuh mencerminkan biaya jangka panjang perusahaan, dan inilah yang harus dibayar. 3.Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya. Harga pasar digunakan jika memungkinkan, jika tidak, maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan. Logikanya adalah modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagaimana dengan unit produksi. Pilihan Penggunaan JasaPihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih apakah menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa tersebut dari pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka atu memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali. Kesederhanaan dari Mekanisme HargaHarga yang dibebankan kepada jasa korporat tidak akan mencapai tujuan yang dimaksudkan, kecuali jika metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit usaha. Penentuan Harga Jasa KorporatJasa-jasa korporat yang berkaitan dengan kegiatan unit usaha juga harus diperhitungkan dalam harga produk yang dihasilkan atau dijual oleh unit usaha. Jasa korporat dapat ditentukan dengan dua jenis transfer, yaitu: 1.Pengendalian jumlah jasa korporat yang diterima oleh unit penerima, yaitu dengan biaya variabel standar, biaya penuh atau biaya satndar penuh. 2.Pilihan penggunaan jasa, yaitu manajer unit usaha juga diberi kesempatan untuk memilih dan menggunakan jasa dari luar jasa korporat. Administrasi Harga Transfer Bagaimana pelaksanaan dari kebijakan harga transfer yang dipilih khususnya dalam tingkat negosiasi yang diizinkan untuk menentukan harga transfer, metode penyelesaian konflik dalam menentukan harga transfer, dan klasifikasi produk yang sesuai dengan metode yang paling tepat. Negosiasi Jika harga transfer tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat maka unit usaha dapat menegosiasikan harga transfer satu sama lain. Dengan kata lain, bahwa kepercayaan dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen lini (Line Management). Beberapa kelemahan jika harga transfer ditentukan oleh staf pusat, diantaranya adalah Jika kantor pusat mengendalikan penentuan harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Unit bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasar dan biaya-biaya yang ada, sehingga merupakan pihak yang paling tepat untuk mencapai harga yang pantas. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik Suatu prosedur harus dibuat untuk menengahi arbitrase harga transfer, prosedur dalam menengahi arbitase harga transfer bisa diserahkan tugas kepada seorang eksekutif saja, atau membentuk suatu komite yang memiliki tiga tanggung jawab yaitu menyelesaikan arbitase harga transfer, meninjau alternative perolehan sumber daya yang mungkin ada dan mengubah peraturan harga transfer bila perlu. Arbitrase dapat dilakukan dengan beberapa cara. 1.Secara formal. Dengan menyerahakan kasus secara tertulis kepada pihak penengah / pendamai (arbitrator) 2.Secara informal atau secara lisan saja. Terdapat empat cara dalam menyelesaikan konflik dalam arbitrase tersebut, yaitu : 1.Memaksa (Forcing) 2.Membujuk (Smoothing) 3.Menawarkan (Bargaining) 4.Penyelesaian Masalah (Problem Solving)

Klasifikasi Produk Semakin besar jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka semakin formal dan spesifik peraturan yang ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka perolehan seumber daya dapat dikendalikan dengan peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau beli (make or buy decision) yang melebihi jumlah tertentu. Beberapa perusahaan membagi produknya ked alam dua kelas : 1.Kelas I Meliputi seluruh produk dimana manajemen senior ingin mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan produk-produk yang bervolume besar, produk-produk yang tidak memiliki sumber dari luar, dan produk-produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh pihak manajemen demi alas an kualitas atau alasan tertentu. 2.Kelas II Meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini merupakan produk-produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya ganggguan terhadap operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang relative kecil, diproduksi dengan peralatan umum (general purpose equipment). Produk-produk kelas II ditransfer pada harga pasar. Model Harga Transfer Teoritis (Theoritical Transfer Pricing Model) Model ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1.Model-model yang berdasarkan teori ekonomi klasik Model ekonomi klasik pertama kali dikemukakan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuath artikel tahun 1956. Ia menggunakan kurva permintaan untuk transfer produk menengah dari satu unit usaha ke unit usaha lain untuk mendapatkan harga transfer. Dengan menggunakan harga transfer yang ada, kedua unit tersebut akan menghasilkan total laba maksimum dengan mengoptimalkan laba masing-masing unit. 2.Model-model yang berdasarkan program linier Merupakan model yang berdasarkan pendekatan biaya kesempatan, juga mengkombinasikan hambatan-hambatan kapasitas, menghitung pola produksi optimal Pasar yang Terbatas Dalam banyak perusahaan, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli dapat saja sangat terbatas. Ada beberapa alasan akan hal ini: a.Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan eksternal. b.Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdefernsiasi, tidak ada sumber daya dari luar. c.Jika suatu perusahaan telah melakukan investasi yang besar, maka perusahaan cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variabel perusahaan, di mana hal ini jarang sekali terjadi. Suatu perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitif walaupun perusahaan tersebut tidak membelli atau menjual produknya ke pasar bebas dengan cara: a.Jika ada harga pasar yang diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga transfer. b.Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran. c.Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar. d.Jika pusat laba pembelian produk yang serupa dari pasar luar/bebas, maka pusat laba tersebut dapat meniru harga kompetitif untuk produk-produk eksklusifnya.

perusahaan, dan menghitung nilai yang menunjukan kontribusi laba dari setiap sumbar daya yang langka. 3.Model-model yang berdasarkan nilai Shapley Nilai shapley dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S.Shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisi perusahaan atau individu di antara anggota-anggota individual sesuai dengan proporsi kontribusi yang dibuat oleh masing-masing. C. SOLUSI PENYELESAIAN KASUS

Case 5-3 General Appliance Coorporation Stove Top Problems Kondisi yang ada: VP dari Manufacturing Staff telah menjalankan tugasnya sesuai prosedur. Ada 2 sisi jika transfer pricing dilakukan. Pertama Stove Division menyetujui tetapi profit divisi ini berkurang. Kedua, profit Stove Division tidak menurun tetapi kualitas barang yang diproduksi menurun. Pertanyaan mendasar: Apakah masalah terletak pada transfer price? Ataukah ada tahapan sebelumnya yang terlewat? Solusi: Dinyatakan bahwa kualitas perlu dinaikkan. Tidak ada pengujian terhadap pernyataan ini. oleh karena pernyataan ini merupakan dasar dalam penentuan transfer pricing, pernyaaan ini baiknya diuji terlebih dahulu. Pengujian dapat dilakukan secara informal seperti mengadakan pertemuan antara divisi-divisi yang bersangkutan (Stove Division, Chrome Products Division, dan Manufacturing Staff). Pengujian secara teknis merupakan kebijakan dari ahli-ahli yang bersangkutan di bidangnya. Kemudian keputusan transfer pricing didasarkan pada temuan-temuannya. Jika transfer pricing memang perlu dilakukan, maka itu merupakan konsekuensi yang harus ditanggung oleh Stove Division karena pada umumnya hasil pengujian merupakan fakta.

Thermostatic Control Problem Dihitung terlebih dahulu jika thermostatic control unit dibeli dengan harga $ 2,45 dan $ 2,15. Kemudian diperlihatkan proporsi kebutuhan tiap divisi. Di soal disebutkan bahwa keperluan thermostatic control unit untuk divisi Laundry lebih besar 5x daripada divisi Refrigeration. Setelah dihitung dan dibandingkan, maka kemudian dilihat kebijakan transfer price-nya (apakah cenderung short-term strategy atau long-term strategy). Dengan proporsi kebutuhan dan kebijakan transfer price dijadikan sebagai variabel penentu, maka dapat dibuat keputusan apakah divisi Refrigeration dan Laundry harus membeli semua thermostatic control unit dengan harga $ 2,45 atau dicampur dengan unit dari pihak eksternal entitas yang seharga $ 2,15. Transmission Problem Jika pabrik tetap dibuat (dengan kata lain investasi tetap dijalankan) maka transfer price yang bisa disetujui adalah $ 11,25 (lowest price pada investment analysis). Nobody to blame. However, jika investasi tidak jadi dilakukan, maka transfer price yang $ 12 itu $ 0,5 nya harus ada yang menanggung ($ 0,5 adalah error yang terjadi). Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menetapkan transfer price dalam range lowest value from analysis sampai dengan $ 11,5. Artinya bahwa kesalahan perhitungan sebesar $ 0,5 ditanggung kedua divisi. Nobody gets the most profit or nobody gets the loss. Sebagai pencegahan di masa depan, perusahaan harus memperbaiki sistem approval mereka dalam capital investment