kasus skizofrenia (arini dan verdy)
DESCRIPTION
medicalTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
SKIZOPHRENIA MULTIPLE EPISODES,
CURRENTLY IN ACUTE EPISODE
Pembimbing:
dr. Pramudya P Sp.KJ
dr. Agus Susanto Sp.KJ
dr. Eunice P Najoan Sp.KJ
dr. Rudyhard E. Hutagalung Sp.KJ
dr. Feri Ikhwan Nasution Sp.KJ
Disusun oleh:
Antonius Verdy T. (030.09.027)
Arini Damayanti (030.09.029)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 20 APRIL – 23 MEI 2015
0
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Neroktok Pinang Tangerang
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 17 April 2015.
II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Data didapat dari:
1. Autoanamnesis tanggal 20 April 2015
2. Alloanamnesis tanggal 21 April 2015
Tn. M (suami pasien, 51 tahun, PNS seskoal, suku Jawa, agama
Islam, tinggal serumah dengan pasien).
3. Catatan medik.
A. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan mengamuk dan marah-marah sejak
1 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Keluhan Tambahan
Pasien merusak-rusak barang dirumah, bicara kacau dan sulit tidur.
1
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Autoanamnesis pada tanggal 20 April 2015
Pasien datang dibawa oleh suami ke bangsal Bengkalis RSAL
Mintohardjo dengan keluhan mengamuk dan merusak-rusak barang
dirumah 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh suka
marah tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Keluhan ini muncul ketika pasien
ingat bahwa suami pasien telah menikah lagi tanpa sepengetahuan
dirinya. Pasien juga merasa cemburu karena suami yang jarang pulang
kerumah karena bersama dengan istri keduanya.
Pasien mengaku selama ini sulit mengontrol emosi, dan sering
bertengkar dengan suami dan memukul dengan barang yang ada di
rumah. Pasien juga mengatakan sering mendengar bisikan-bisikan yang
memerintahkan pasien untuk membanting-banting barang. Pasien juga
sering melihat sosok seorang pria yang melarang pasien untuk sholat.
Pasien selama dirawat lebih sering tidur daripada beraktivitas. Mandi
sehari sekali. Jarang menyisir rambutnya. Selama dilakukan wawancara
pasien kooperatif menjawab pertanyaan yang diajukan.
Alloanamnesis tanggal 21 April 2015
Menurut suami pasien, pasien pertama kali timbul gejala seperti ini
saat kehamilan anak kedua pada tahun 1990. Saat dulu timbul serangan,
pasien sering menyendiri, melamun dan tiba-tiba marah-marah pada
suaminya serta mebanting-banting barang yang ada dirumah. Pasien juga
terkadang tidak kenal dengan suami. Suami pasien mengaku bahwa ia
telah menikah lagi dan memiliki istri muda yang tinggal terpisah dengan
pasien.
Suami pasien mengatakan setelah sakit pasien tidak bisa mengerjakan
apapun mulai dari pekerjaan rumah tangga sampai dirinya sendiri. Sehari-
harinya pasien hanya dirumah dan beristirahat.
2
Pasien pernah dirawat sebelumnya di bangsal Bengkalis 1 bulan yang
lalu yaitu Maret 2015 karena mengamuk, marah-marah, bersikap kasar
pada suaminya dan tidak bisa tidur. Pasien dibawa paksa oleh suaminya
ke rumah sakit. Menurut suami pasien, serangan ini timbul karena pasien
tidak mau meminum obatnya. Obat yang diberikan Risperidone 2 x 1mg
tab/hari dan Clozapin 1 x 2 mg tab/hari.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pada tahun 1991 pasien berobat jalan ke Rumah Sakit Jiwa Grogol
dengan keluhan sering bicara kacau, melamun, dan menyendiri selama 1
tahun. Pada tahun 1996 pasien dirawat di bangsal bengkalis RSAL
Mintohardjo dengan keluhan sering mendengar bisikan-bisikan orang
yang tidak dikenal.
Pada tahun 2010 pasien dirawat di bangsal bengkalis RSAL
Mintohardjo dengan keluhan mengamuk dan memukul-mukul suaminya
dan diberikan obat Risperidon 2 x 2 mg tab/hari dan Clozapin 1 x 25 mg
tab/hari.
Pada tahun 2013 pasien dirawat di bangsal bengkalis RSAL
Mintohardjo dengan keluhan tidak mau makan, diam saja, bicara kacau,
dan kurang merawat diri dan diberikan obat Risperidon 2 x 2 mg tab/hari
dan Triheksiperidil 2 x 2 mg tab/hari.
Pada tahun 2014 pasien dirawat di bangsal bengkalis RSAL
Mintohardjo dengan keluhan marah-marah pada suaminya dan memukul
suami dengan ulekan. Obat yang diberikan Risperidon 2 x 2 mg tab/hari
dan Clozapin 1 x 25 mg tab/hari.
3
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Menurut suami, pasien tidak pernah menderita penyakit yang
serius.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Pasien menyangkal pernah mengonsumsi alkohol dan zat-zat
psikoaktif. Pasien hanya mengonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh
dokter.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Masa Prenatal dan Perinatal
Selama mengandung, ibu pasien dalam keadaan sehat. Riwayat
pengunaan obat terlarang dan minum alkohol selama kehamilan
disangkal. Pasien lahir normal, cukup bulan, trauma lahir atau cacat
bawaan disangkal.
2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, pasien tidak pernah sakit berat,
tumbuh kembang normal seperti anak lainnya.
3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mengatakan pendidikan terakhir SD.
3. Masa Kanak Akhir dan Remaja
Menurut suami, sejak remaja pasien sosok pribadi yang pemalu,
pendiam dan jarang bergaul dengan teman-temannya, hanya
mempunyai beberapa teman dekat saja. Pasien lebih suka berada
dirumah dari pada bermain keluar.
4
4. Masa Dewasa
Pasien selama ini tidak pernah berkerja. Pasien menikah pada usia
18 tahun, merupakan pernikahan pertama pasien. Pasien cukup taat
beragama. Pasien sering mengikuti pengajian di masjid. Pasien belum
pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum selama ini.
E. Riwayat Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan : Pasien
Pasien merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Suami pasien
merupakan seorang PNS dan telah menikah lagi dan memiliki istri muda.
Pasien memiliki 2 orang anak, anak pertama perempuan usia 33 tahun,
sudah menikah dan memiliki 1 anak laki-laki. Anak kedua pasien
perempuan berusia 24 tahun dan belum menikah. Menurut keterangan
suami pasien, tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki riwayat
gangguan jiwa.
F. Riwayat Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami di rumah milik pribadi. Anaknya
yang sudah berkeluarga tinggal berdekatan dengan rumah pasien. Anak
bungsunya tinggal bersama anak pertamanya.
5
G. Persepsi dan Harapan Pasien
Pasien mengatakan ingin pulang kerumahnya. Pasien tidak tahu bahwa
dirinya sakit tetapi sadar dirawat di rumah sakit. Penyakit pada dirinya
menurut pasien diakibatkan karena kecemburan pada suami pasien yang
menikah lagi.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Berdasarkan pemeriksaan tanggal 21 Maret 2015, hari pertama pasien
dirawat
A. Deskripsi Umum
Kesadaran
Kompos mentis, tidak terdapat gangguan dalam memusatkan,
mengalihkan dan mempertahankan perhatian.
Penampilan
Pasien seorang wanita berusia 49 tahun, wajah dan penampilan
tampak sesuai dengan usia. Mata coklat, kulit sawo matang, rambut ikal
berwarna putih diikat. Pakaian tampak baik, perawatan diri cukup.
Psikomotor
Pasien tampak tenang.
Sikap terhadap Pemeriksa
Pasien terlihat cukup kooperatif selama wawancara namun tidak
ada kontak mata dengan pemeriksa.
6
B. Pembicaraan
Pasien berbicara dengan lancar dan spontan saat ditanya,
produktivitas kata-kata yang dikeluarkan baik namun terkadang tidak
nyambung. Intonasi tidak terlalu tinggi dan tidak rendah.
C. Mood dan Afek
Mood : irritable
Afek : datar
Keserasian : serasi
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : halusinasi auditorik dan visual
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
E. Pikiran
1. Proses Pikir : koheren
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Tidak ada
F. Kesadaran dan Kognisi
1. Kesadaran
Kompos mentis, kesiagaan baik.
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui hari dan waktu
saat dilakukan wawancara.
7
Tempat : Baik, pasien mengetahui sedang berada di
RSAL Mintohardjo.
Orang : Baik, pasien mengetahui dengan siapa dia
berbicara dan mengenali dokter serta perawat di
RSAL Mintohardjo.
3. Daya ingat
Jangka panjang : Kurag baik, pasien tidak ingat tanggal lahir.
Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat apa yang
dilakukan tadi pagi dan apa yang dimakan
untuk sarapan.
Jangka segera : Baik, pasien dapat mengulang beberapa kata
yang disebutkan pemeriksa
4. Konsentrasi dan perhatian
Pasien dapat mempertahankan konsentrasi dan perhatiannya
terhadap pemeriksa selama wawancara.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien dapat membaca dan menulis dengan cukup baik.
6. Kemampuan visuospasial
Cukup baik, pasien dapat meniru gambar pentagram dengan baik.
7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat menyebutkan persamaan jeruk dan apel, pasien
menjawab sama-sama buah.
8. Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Kesan baik, pasien tahu nama presiden Indonesia saat ini.
9. Kemampuan Mengendalikan Impuls
Selama wawancara pasien dapat mengendalikan diri dengan baik.
10. Daya Nilai dan Tilikan
- Daya nilai sosial : Baik
- Uji daya nilai : Baik
8
- Penilaian realita : Terganggu
- Tilikan : Derajat 1, pasien tidak mengakui dirinya
mengalami gangguan dan tidak
memerlukan pertolongan obat-obatan.
11. Taraf Dapat Dipercaya
Pasien cukup dapat dipercaya.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
Status gizi : Kurang
Tanda vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 80 x/menit
Frekuensi pernapasan : 22 x/menit
Mata dan THT : dalam batas normal
Mulut dan gigi : dalam batas normal
Thoraks : cor/pulmo : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : gerakan +/+, kekuatan otot 5/5
B. Status Neurologis
GCS : 15
Gejala rangsang selaput otak : negatif
Tanda-tanda efek samping ekstrapiramidal :
- Tremor tangan : negatif
- Akatisia : negatif
- Bradikinesia : negatif
- Cara Berjalan : normal
9
- Keseimbangan : baik
- Rigiditas : negatif
Motorik : baik
Sensorik : baik
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. Karakteristik Simptom
- Halusinasi auditorik berupa mendengar bisikan yang
memerintahkan pasien merusak-rusak barang dan halusinasi
visual berupa melihat sosok seorang pria.
B. Disfungsi Sosial dan Pekerjaan
Sejak onset timbulnya pasien tidak pernah melakukan pekerjaan
rumah tangga, sehari-harinya dirumah dan beristirahat.
C. Durasi
Gejala berlangsung secara kontinu > 6 bulan dimana pasien sudah
mengalami gangguan tersebut sejak tahun 1990 sampai saat ini.
D. Bukan merupakan gangguan skizoafektif dan gangguan mood. Pada
pasien tidak terdapat episode manik.
E. Bukan merupakan akibat langsung penggunaan zat-zat tertentu
ataupun kondisi medis umum.
F. Tidak ada riwayat gangguan austistik dan gangguan pervasif
sebelumnya.
VI. DIAGNOSIS
Szikophrenia multiple episodes, currently in acute episode
10
VII. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik: Tidak ada.
2. Psikologik :
- Mood yang irritable
- Tidur terganggu
- Halusinasi auditorik dan visual
- Tilikan pasien yang buruk
- Kepatuhan pasien yang buruk untuk minum obat jangka panjang
3. Lingkungan dan sosioekonomi :
- Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga mengenani
gangguan jiwa yang berakibat kurangnya dukungan dan perhatian
suami terhadap kepatuhan pasien minum obat.
- Hubungan dengan suami kurang baik sejak mengetahui suami
menikah lagi
VII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : dubia ad malam
VIII. PENATALAKSANAAN
A. Psikofarmaka :
Resperidone 2x1 mg (tab/hari)
Clozapine 1x25 mg (tab/hari)
B. Psikoterapi
1. Terhadap pasien :
- Membangun relasi dengan pasien membuat merasa nyaman
sehingga diperhatikan
11
- Membimbing pasien mengenai pentingnya meminum obat
secara rutin dan tepat waktu, serta memberitahu pasien akibat
apabila tidak meminum obat.
- Memberikan informasi kepada pasien mengenai gangguan
yang dialaminya memerlukan terapi seumur hidup sehingga
pemakaian obat harus diminum dalam jangka yang lama.
2. Terhadap Keluarga
Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien
tentang penyakit pasien yang meliputi menjelaskan penyebab
sakitnya pasien, penjelasan tanda-tanda awal kekambuhan,
hal-hal yang dapat memicu kekambuhan, peran pengobatan
terhadap penyakit termasuk efek samping obat yang mungkin
terjadi.
IX . SARAN
Minum obat secara teratur.
Apabila kambuh segera kontrol ke dokter.
Menjelaskan efek samping yang muncul selama pasien
mengkonsumsi obat.
Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa pengobatan akan
dilakukan seumur hidup dan dukungan dari keluarga sangatlah
penting.
12