kata pengantarsimeuluekab.go.id/uploads/master_plan_percepatan... · 2018-10-29 · kata pengantar...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya, Laporan Akhir pekerjaan Penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan
Ekonomi Kabupaten Simeulue dapat tersusun.
Laporan Akhir merupakan tindak lanjut dari laporan pendahuluan yang telah disusun
sebelumnya. Laporan Akhir ini memuat analisis serta strategi dan program pengembangan
ekonomi yang direncakan di Kabupaten Simeulue.
Muatan utama dalam buku laporan akhir ini berisikan analisis penentuan strategi
pengembangan sumberdaya, pengembangan sumberdaya manusia, investasi dan
pengembangan inftastruktur pendukung serta strategi program pengembangan sektor ekonomi
Kabupaten Simeulue, strategi dan rencana pengembangan investasi, indikasi program serta
tata cara prosedur perijinan penanaman modal.
Akhir kata, Penyusun ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
proses penyusunan Laporan Akhir ini, khususnya kepada Tim Teknis yang telah memberikan
masukan-masukan dan arahan sehingga Laporan Akhir ini dapat tersusun untuk menjadi
pedoman/arahan pengembangan ekonomi Kabupaten Simeulue
TIM PENYUSUN
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
I-1
Bab. 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Simeulue sebagai sebuah kawasan yang terletak di sebelah Barat Provinsi Aceh
dengan jarak 105 Mil laut dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat atau 85 Mil laut dari Tapak Tuan
Kabupaten Aceh Selatan dan berada pada posisi astronomi antara 02° 02’ 03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara
dan 95° 22’ 15’’ - 96° 42’ 45’’ Bujur Timur.
Kabupaten Simeulue merupakan gugus kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan
beberapa pulau-pulau kecil disekitarnya. Terdapat sekitar 63 buah pulau-pulau besar dan kecil antara lain
Pulau Siumat, Pulau Panjang, Pulau Batu Berlayar, Pulau Teupah, Pulau Mincau, Pulau Simeulue Cut,
Pulau Pinang, Pulau Dara, Pulau Langgeni, Pulau Linggam, Pulau Lekon, Pulau Silaut Besar, Pulau
Silaut Kecil, Pulau Tepi, Pulau Ina, Pulau Alafula, Pulau Penyu, Pulau Tinggi, Pulau Kecil, Pulau Khala-
khala, Pulau Asu, Pulau Babi, Pulau Lasia, Pulau Simanaha dan pulau-pulau kecil lainnya.
Panjang Pulau Simeulue ± 100,2 Km dan lebarnya antara 8 - 28 Km. Luas keseluruhan Pulau
Simeulue beserta pulau-pulau kecil disekitarnya adalah 187.666 Ha, sedangkan luas Pulau Simeulue
sendiri adalah 173.346 Ha (SK Kemenhut Nomor: 170/Kpts-II/2000) dan luas 63 buah pulau-pulau
disekitarnya adalah 14.320 Ha. Letak geografis Kabupaten Simeulue membentang dari barat ke timur
yang dibatasi/dikelilingi oleh Samudera Indonesia serta berbatasan dengan perairan internasional
(Samudera Hindia). Dengan Ibukotanya Sinabang, secara administratif Kabupaten Simeulue terdiri atas
10 (Sepuluh) Kecamatan yaitu: Kecamatan Teupah Selatan, Teupah Barat, Simeulue Timur, Teupah
Tengah, Simeulue Tengah, Simeulue Cut, Salang, Teluk Dalam, Simeulue Barat dan Alafan.
Berkembangnya aktivitas masyarakat sejalan dengan desentralisasi dan otonomi daerah
sebagaimana telah diatur dalam undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi
Pemerintah Daerah selaku pengelola daerah untuk lebih berperan aktif dalam mengembangkan potensi
daerahnya. Persaingan yang semakin tajam dalam era otonomi daerah menuntut Pemerintah Daerah
menyiapkan daerahnya sedemikian rupa sehingga mampu menarik investor.
Makin besar arus masuk investasi dapat menciptakan peluang munculnya kegiatan-kegiatan
usaha yang lain. Impikasinya antara lain, meningkatknya kesempatan kerja dan peluang terjadinya
peningkatan PAD. Dengan kata lain bahwa investasi dapat menimbulkan multiplier effect bagi kemajuan
ekonomi daerah. Manfaat penanaman modal langsung (direct invesment) selain sifatnya jangka panjang
juga terjadi adanya transformasi modal, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, akses ke pasar
dunia dan transfer kemampuan manajerial.
Secara umum, arah kebijakan Percepatan Pembangunan ekonomi adalah meningkatkan
taraf hidup rakyat, memperluas lapangan kerja, pemerataan pendapatan masyarakat serta mendorong
agar pertumbuhan ekonomi selalu berkelanjutan. Tujuan yang ingin dicapai ini mengandung
konsekuensi bahwa penggalian potensi-potensi yang terdapat di daerah senantiasa dilakukan untuk
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
I-2
mendorong tumbuhnya investasi baru yang dapat menstimulus perekonomian ke arah yang lebih maju.
Untuk mengoperasionalkan Grand Strategi Percepatan Pembangunan Kabupaten Simeulue
diperlukan perencanaan yang lebih detail yang mencakup perencanaan dan indikator program tahunan,
serta dalam Percepatan Pembangunan pelayanan terhadap masyarakat di Kabupaten Simeulue,
maka diperlukan suatu pedoman bagi pemerintah untuk merencanakan program investasi tahunan yang
tercakup dalam suatu dokumen Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Simeulue.
Kedudukan dokumen Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi ini diarahkan sebagai
panduan atau pedoman bagi perencanaan yang akan dilakukan dan dikembangkan pada Kabupaten
Simeulue yang penyusunannya mengacu dan terintegrasi dengan RPJMD Kabupaten Simeulue yang
telah disusun sebelumnya, sehingga kedudukan Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi ini
sebagai suatu wadah hukum dalam mengintergrasikan setiap kebijakan pembangunan yang ada di
Kabupaten Simeulue yang mana dokumen ini belum dimiliki oleh Kabupaten Simeulue.
1.2. KONSEP
1.2.1. Masterplan
Perencanaan Masterplan, merupakan kegiatan merencanakan pemanfaatan potensi dan ruang
kawasan serta Percepatan Pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk
mengakomodasikan kegiatan kawasan melalui suatu pengkajian, pemaparan untuk menentukan strategi
struktur dan pola pemanfaatan ruang dan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
1.2.2. Percepatan Pembangunan Ekonomi
Percepatan pembangunan ekonomi wilayah memberikan perhatian yang luas terhadap
keunikan karakteristik wilayah (ruang). Pemahaman terhadap sumberdaya alam, sumberdaya manusia,
sumberdaya buatan/infrastruktur dan kondisi kegiatan usaha dari masing- masing daerah serta interaksi
antar daerah (termasuk diantara faktor-faktor produksi yang dimiliki) merupakan acuan dasar bagi
perumusan upaya Percepatan Pembangunan ekonomi ke depan.
1.3. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.3.1. Maksud
Maksud dari penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten
Simeulue ini adalah menghasilkan suatu produk rencana Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi
bagi Kabupaten Simeulue yang dapat menjadi panduan atau pedoman dalam percepatan
pembangunan ekonomi yang akan dilakukan.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
I-3
1.3.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi
di Kabupaten Simeulue antara lain:
1. Mengidentifikasi potensi-potensi ekonomi yang ada di Kabupaten Simeulue sehingga dapat
dikembangkan dimasa mendatang.
2. Menyusun suatu rencana umum untuk pengelolaan potensi ekonomi di KabupatenSimeulue.
3. Merumuskan rencana aksi dalam rangka meningkatkan serta mengembangkan potensi ekonomi
yang akan dilakulan di Kabupaten Simeulue.
1.3.3. Sasaran
Sasaran dari penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten
Simeulue adalah:
1. Tersusunnya dokumen Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Simeulue
sebagai serangkaian proses yang harus dipenuhi, diperhatikan dan diterjemahkan lebih lanjut agar
semua pemangku kepentingan yang terlibat dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik.
2. Meningkatnya Investasi di Kabupaten Simeulue dalam rangka percepatan pembangunan
ekonomi
3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang terencana.
1.4. DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai dasar hukum dalam Penyusunan
Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten Simeulue ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Investasi;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
I-4
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Simeulue Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana
15. Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Simeulue Tahun 2005-2025;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Simeulue Nomor 2 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Simeulue Tahun 2011-2031;
17. Perbub Nomor 11 Tahun 2013 tentang RPJMD
1.5. RUANG LINGKUP
1.5.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah perencanaan penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan
Ekonomi di Kabupaten Simeulue adalah Kabupaten Simeulue yang terdiri dari 10 Kecamatan
dan 138 Desa
1.5.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam Penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan
Ekonomi di Kabupaten Simeulue adalah:
1. Identifikasi potensi dan permasalahan Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kabupaten
Simeulue.
2. Menyusun program-program strategis Percepatan Pembangunan Ekonomi yang berdampak pada
peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penyusunan Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Kabupaten Simeulue sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Berisi latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran, dasar hukum, ruang lingkup wilayah dan
ruang lingkup materi serta sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian Kebijakan
Berisi kajian teori dan kajian kebijakan yang menjadi dasar penyusunan Masterplan
Percepatan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Simeulue.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
I-5
Bab 3 Gambaran Umum Kabupaten Simeulue
Berisi gambaran umum Kabupaten Simeulue yang meliputi kondisi geografis, penggunaan
lahan, kependudukan, potensi sumberdaya alam, prasarana kawasan dan perekonomian.
Bab 4 Penentuan Strategi Percepatan Pembangunan
Berisi analisis penentuan strategi Percepatan Pembangunan sumberdaya, Percepatan
Pembangunan sumberdaya manusia, investasi dan Percepatan Pembangunan inftastruktur pendukung.
Bab 5 Program Rencana Aksi Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi
Berisi program rencana aksi percepatan pembangunan sektor ekonomi Kabupaten Simeulue.
Bab 6 Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-1
Bab. 2 KAJIAN KEBIJAKAN
2.1. RTRW KABUPATEN SIMEULUE
2.1.1. Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang Kabupaten Simeulue sebagai berikut:
Mewujudkan Kabupaten Simeulue sebagai kawasan berbasis sumberdaya alam melalui
pengembangan potensi kelautan, perkebunan, pertanian dan pariwisata dengan
memperhatikan kelestarian alam serta mitigasi kebencanaan.
2.1.2. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue merupakan arah tindakan yang harus
ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue. Kebijakan
penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue dirumuskan berdasarkan:
• Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue
• Karakteristik wilayah Kabupaten Simeulue
• Kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Simeulue dalam mewujudkan tujuan penataan
ruangnya, dan
• ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Kebijakan penataan ruang Kabupaten Simeulue, meliputi:
1. Pengembangan serta pemantapan fungsi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan struktur
dan hirarkinya;
2. Peningkatan aksesibilitas dengan pemerataan sarana prasarana di seluruh wilayah
Kecamatan dan Desa;
3. Pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh minapolitan, agropolitan, pariwisata,
agroindustri dan kawasan budaya melalui peningkatan sistem jaringan prasarana;
4. Pemantapan sistem agropolitan untuk meningkatkan komoditi pertanian unggulan;
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
5. Pengembangan kegiatan perikanan dan pemantapan sistim minapolitan;
6. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
7. Pengembangan kawasan transmigrasi
8. Pengembangan kegiatan industri yang sesuai dengan potensi alam dan sumber daya
manusia;
9. Pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi wisata bahari dan alam
yang memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan budaya;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-2
10. Pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan
11. Pengembangan manajemen resiko bencana; dan
12. Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara.
2.1.3. Strategi Penataan Ruang
Strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue merupakan penjabaran kebijakan
penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue ke dalam langkah-langkah operasional untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten
dirumuskan berdasarkan:
• Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Simeulue.
• Kapasitas sumber daya wilayah Kabupaten Simeulue dalam melaksanakan kebijakan
penataan ruangnya.
• Ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dengan pertimbangan bahwa strategi adalah turunan dari kebijakan yang dijabarkan secara
lebih operasional yang dapat dituangkan dalam bentuk ruang. Mengacu pada kebijakan yang
telah dirumuskan di atas, maka strategi penataan ruang adalah sebagai berikut :
1. Strategi pemantapan fungsi pusat-pusat kegiatan sesuai dengan struktur dan hirarkinya,
meliputi:
a. Menciptakan pusat kegiatan baru serta mengembangkan pusat kegiatan yang telah ada;
b. Menetapkan kegiatan utama pada pusat-pusat kegiatan;
c. Meningkatkan keterkaitan antara pusat kegiatan perkotaan dengan perdesaan; dan
d. Meningkatkan prasarana dan sarana, sosial dan ekonomi di pusat-pusat kegiatan sesuai
dengan fungsi dan hirarki pelayanannya.
2. Strategi untuk peningkatan aksesibilitas dengan pemerataan sarana prasarana di seluruh
wilayah Kecamatan, meliputi:
a. Membangun, meningkatkan dan memelihara kualitas jaringan transportasi ke seluruh
bagian wilayah kabupaten; dan
b. Menyediakan fasilitas pelayanan sosial ekonomi (kesehatan, pendidikan, air bersih, listrik,
pasar, dan lai lain) secara merata.
3. Strategi pengembangan kawasan strategis cepat tumbuh minapolitan, agropolitan,
pariwisata, agroindustri dan kawasan budaya melalui peningkatan sistem jaringan prasarana,
meliputi:
a. Mengembangkan prasarana dan sarana transportasi darat, laut dan udara;
b. Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antar kawasan dan antara kawasan
dengan pusat-pusat kegiatan;
c. Meningkatkan pelayanan jaringan telekomunikasi; dan
d. Meningkatkan pelayanan sumber daya air.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-3
4. Strategi pemantapan sistem agropolitan untuk meningkatkan komoditi pertanian unggulan,
pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, hortikultura, perkebunan dan peternakan,
meliputi:
a. Meningkatkan akses jalan dari sentra agropolitan ke pusat pemasaran;
b. Meningkatkan lahan pertanian lahan basah dengan pemanfaatan lahan tidur berpotensi;
c. Menetapkan fungsi lahan pangan pertanian berkelanjutan;
d. Mengembangan infrasturktur pertanian pangan lahan basah;
e. Mengintensifikasi dan diversifikasi komoditas hasil pertanian lahan kering;
f. Mengintensifikasi dan diversifikasi komoditas hasil hortikultara;
g. Mengoptimalkan lahan perkebunan;
h. Mengintensifikasi dan diversifikasi komoditas hasil perkebunan;
i. Mengembangkan fungsi kawasan perkebunan secara terpadu dengan peternakan dan
pertanian lahan kering;
j. Mengembangkan daerah potensial peternakan;
k. Mengembangkan fungsi peternakan secara terpadu dengan kawasan perkebunan dan
pertanian lahan kering; dan
l. Menumbuhkan dan mengembangkan pasar dan agroindustri.
5. Strategi pengembangan kegiatan perikanan dan pemantapan sistem minapolitan meliputi:
a. Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan tangkap dan budi daya perikanan laut
b. Mengoptimalkan pemanfaatan perikanan budi daya perikanan darat
c. Mengembangkan sentra produksi dan usaha berbasis perikanan; dan
d. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan perikanan.
6. Strategi Peningkatan pengelolaan kawasan lindung meliputi:
a. Menetapkan tata batas kawasan lindung;
b. Meningkatkan dan mengendalikan fungsi kawasan lindung;
c. Memulihkan kawasan lindung yang telah menurun fungsinya;
d. Meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung tanpa mengabaikan fungsi perlindungan
melalui kegiatan pariwisata yang ramah lingkungan; dan
e. Mengatur pola penggunaan lahan di sekitar kawasan lindung.
7. Strategi pengembangan kawasan transmigrasi meliputi:
a. Mengembangkan kawasan pemukiman transmigrasi;
b. Menciptakan kawasan transmigrasi baru;
c. Mengembangkan infrastruktur pendukung kawasan; dan
d. Mendorong pengembangan sentra ekonomi di kawasan transmigrasi.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-4
8. Strategi pengembangan kawasan industri dan agroindusri yang sesuai dengan potensi alam
dan sumber daya manusia, meliputi:
a. Mengembangkan industri berbasis sumber daya alam, hasil pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan yang ada di wilayah kabupaten;
b. Mengembangkan zona kawasan industri;
c. Mengoptimalkan kawasan peruntukan industri;
d. Meningkatkan penataan kawasan peruntukan industri kecil di setiap kecamatan; dan
e. Meningkatkan infrastruktur penunjang kegiatan industri.
9. Strategi pengembangan kawasan wisata meliputi:
a. Meningkatkan kompetensi produk dan tema wisata;
b. Mengembangkan objek unggulan, wisata alam, wisata bahari dan wisata lainnya;
c. Mengembangkan infrastruktur wisata;
d. Mendorong investasi dan partisipasi swasta dan masyarakat dalam pengembangan dan
pengelolaan objek dan daya tarik wisata; dan
e. Mengoptimalkan dan perluasan jaringan kepariwisataan.
10. Strategi pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan meliputi:
a. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya air yang berkelanjutan;
b. Menjaga kelestarian sumber daya air dengan menjaga kelestarian mata air yang ada;
c. Memanfaatkan dan mengelola sumber daya mineral ramah lingkungan;
d. Memanfaatkan potensi tambang;
e. Merehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam; dan
f. Melakukan upaya konservasi sumber daya alam.
11. Strategi pengembangan manajemen resiko bencana meliputi:
a. Menetapkan zona bahaya dan zona aman pada kawasan rawan bencana;
b. Mengembangkan perencanaan sesuai zona kerawanan bencanaan;
c. Mengembangkan sistem pencegahan sesuai sifat dan jenis bencana, serta karakteristik
wilayah;
d. Mengembangkan sistem adaptasi dan mitigasi bencana;
e. Mengembangkan upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana;
f. Mengembangkan sistem penanganan pasca bencana; dan
g. Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi mitigasi bencana.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-5
2.1.4. Rencana Sistem Pusat Kegiatan
Sistem pusat kegiatan di Kabupaten Simeulue terdiri dari: PKL; PPK; dan PPL. Dengan
sebaran Pusat pusat tersebut dikembangkan di wilayah Ibukota Kabupaten, meliputi :
(1) PKL yaitu Kota Sinabang di Simeulue Timur;
(2) PPK terdiri atas :
a. PPK Kampung Aie di Simeulue Tengah; dan
b. PPK Sibigo di Simeulue Barat.
(3) PPL terdiri atas :
a. PPL Nasreuhe di Kecamatan Salang;
b. PPL Selare’e di Teluk Dalam;
c. PPL Labuhan Bajau di Kecamatan Teupah Selatan;
d. PPL Salur di Kecamatan Teupah Barat;
e. PPL Langi di Kecamatan Alafan;
f. PPL Lasikin di Kecamatan Teupah Tengah; dan
g. PPL Kuta Padang di Kecamatan Simeulue Cut.
Adapun fungsi dari setiap pusat-pusat kegiatan yang dikembangkan, disesuaikan dengan
potensi sumber daya alam yang ada di Kabupaten Simeulue, seperti di jabarkan berikut ini :
1. Mengembangkan PKL sebagai pusat pengembangan perikanan dilakukan di PKL Sinabang;
2. Mengembangkan PPL sebagai pusat penelitian dan pengembangan perkebunan, dilakukan
di PPL Nasreuhe, PPL Selare’e dan PPL Labuhan Bajau;
3. Mengembangkan PPK dan PPL sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian,
dilakukan di PPK Kampung Aie, PPK Sibigo dan PPL Nasreuhe;
4. Mengembangkan PKL, PPK, dan PPL sebagai pusat pengembangan perikanan, dilakukan
di PKL Sinabang, PPK Kampung Aie, PPK Sibigo, PPL Nasreuhe, PPL Selare’e, PPL
Labuhan Bajau, PPL Salur, PPL Langi, PPL Lasikin, dan PPL Kuta Padang;
2.1.5. Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam
wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang wilayah kabupaten berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian
lingkungan dalam wilayah kabupaten.
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh
tahun.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-6
A. Kawasan Lindung
A.1 Kawasan hutan lindung yang direncanakan di wilayah Kabupaten Simeulue seluas kurang lebih
60.710 Ha tersebar di beberapa kecamatan, meliputi:
1. Kecamatan Simeulue Timur seluas 9.101,77 ha berada di Desa Air Pinang, Ujung Tinggi, Kuala
Makmur, Sefoyan, Linggi, Lugu, Amaiteng Mulia, Suka Karya, Ameria Bahagia, Air Dingin, Suak
Buluh;
2. Kecamatan Teupah Barat seluas 6.875,21 ha berada di Desa Leubang Hulu, Salur Latun,
Maudil, Inor, Naibos, Laayon dan Angkeo;
3. Kecamatan Teluk Dalam seluas 7.662,05 ha berada di Desa Kuala Baru, Tanjung Raya, Luan
Balu, Bulu Hadek dan Kuala Bakti;
4. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 1.964,04 ha berada di Desa Putra Jaya, Luan Sorep,
Lambaya dan Sebbe;
5. Kecamatan Salang seluas 8.499,10 ha berada di Desa Nasreuhe, Kenangan Jaya, Lalla
Bahagia, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya, Karya Bakti, Padang Unoi, Mutiara dan
Panton Laweh;
6. Kecamatan Simeulue Barat seluas 17.930,71 ha berada di Desa Layabaung, Sembilan, Sigulai
dan Miteum;
7. Kecamatan Alafan 5.960,46 ha berada di Desa Lafakha, Lhok Dalam dan langi;
8. Kecamatan Simeulue Cut seluas 11,23 ha berada di Desa Ujung Padang.
9. Kecamatan Teupah Tengah seluas 2.705,52 ha berada di Desa Abail, Sua-Sua dan Batu-Batu.
A.2 Kawasan perlindungan setempat yang direncanakan di wilayah Kabupaten Simeulue terdiri atas:
1) Kawasan sempadan pantai seluas kurang lebih 1.542,82 Ha atau 100 m dari pasang naik arah kedarat
meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 0,22 Ha berada di Desa Amaiteng Mulia
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 65,93 Ha berada di Desa Putra Jaya, Luan Sorep, Lambaya,
lakubang, Suak Baru, Kampung Aie, Wel-Wel, dan Wellangkum;
c. Kecamatan Teupah Selatan seluas 28,12 Ha berada di Desa Labuhan Bakti;
d. Kecamatan Salang seluas 281,69 Ha berada di Desa Bunga, Nasreuhe, Suak Manang, lalla
Bahagia, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya, Karya Bakti, Padang Unoi, Mutiara, Panton
Laweh, Along dan Ujung Salang;
e. Kecamatan Simeulue Barat seluas 259,89 Ha berada di Desa layabaung, Sembilan, Sinar
Bahagia, Sigulai, Lamamek, Batu Ragi, Malasin, Miteum, Lhok Bikhao, Ujung Harapan, Sanggiran
dan Lhok Makmur;
f. Kecamatan Teluk Dalam seluas 33,46 Ha berada di Desa Sambai, Luan Balu, Bulu Hadek, Lugu
Sekbahak, Gunung Putih, Babussalam dan Muara Aman;
g. Kecamatan Teupah Barat seluas 33,46 Ha berada di Desa Bunon dan Angkeo;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-7
h. Kecamatan Alafan seluas 822,65 Ha berada di Desa Lafakha, Lhok Dalam, Lubuk Baik, langi,
Serafon, Lhok Pauh, Lemerem dan Lewak.
i. Kecamatan Simeulue Cut seluas 46,45 Ha berada di Desa Bubuhan, Amarabu, Latak Ayah dan
Borengan.
2) Sempadan sungai seluas kurang lebih 1.387,47 Ha di tiap lintasan sungai meliputi :
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 129,42 Ha berada di Desa Air Pinang, Kuala Makmur,
Ganting, Sefoyan, Linggi, Lugu, Suka Karya, Air Dingin dan Kota Batu;
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 239,49 Ha berada di Desa Dihit, Situfa Jaya, Lauke, Putra
Jaya, Luan Sorep, Lambaya, lamayang, Kampung Aie dan Wellangkum;
c. Kecamatan Teupah Selatan seluas 28,18 Ha berada di Desa Blang Sebbel dan Alus-Alus;
d. Kecamatan Salang seluas 248,46 Ha berada di Desa Kenangan Jaya, Ganang Pusako, Suak
Manang, lalla Bahagia, Tameng, Tamon Jaya, Karya bakti, Panton Laweh, Along dan Ujung
Salang;
e. Kecamatan Simeulue Barat seluas 154,01 Ha berada di Desa Layabaung, Sigulai, Babul
Makmur, Malasin, Amabaan dan Lhok Makmur;
f. Kecamatan Teluk Dalam 155,82 Ha berada di Desa Kuala Baru, Bulu Hadik dan Kuala Bakti;
g. Kecamatan Teupah Barat seluas 199,7 Ha berada di Desa Leubang, Awe Seubel, Awe Kecil,
Salur Latun, Salur, Salur Lasengalu, Maudil, Inor, Laayon, Angkeo, Bunon dan Silengas;
h. Kecamatan Alafan seluas 103,32 Ha berada di Desa Lafakha, Serafon, Lamerem dan Lewak;
i. Kecamatan Simeulue Cut seluas 26,47 Ha berada di Desa Borengan dan Ujung Padang;
j. Kecamatan Teupah Tengah seluas 52,6 0 Ha berada di Desa Nancawa, Simpang Abail, Lasikin,
Sua-Sua, Batu-Batu, Situbuk dan Sital.
3) Kawasan sekitar danau dan embung meliputi:
a. Danau laut tawar Mutiara di Kecamatan Teluk Dalam seluas kurang lebih 54,58 ha;
b. Danau Laulo di Kecamatan Simeulue Barat seluas kurang lebih 142,75 ha;
c. Danau Tirama di Kecamatan Teluk Dalam seluas kurang lebih 26,54 ha; dan
d. Danau Luan Boya di Kecamatan Teluk Dalam seluas kurang lebih 15,57 ha.
4) Ruang terbuka hijau berada di kawasan perkotaan Kecamatan seluas 30 persen dari kawasan
perkotaan.
A.3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya yang direncanakan di Kabupaten
Simeulue Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya berupa Taman Hutan Raya.
Taman hutan raya (Tahura) seluas kurang lebih 451,51 Ha meliputi;
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 161,79 Ha di Desa Suak Buluh; dan
b. Kecamatan Teupah Selatan seluas 289,72 Ha di Desa Ana’ao.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-8
A.4 Kawasan Rawan Bencana Alam
1) Kawasan bencana alam rawan banjir rendah seluas kurang lebih 8.394,56 Ha meliputi:
a. Kecamatan Teupah Barat seluas 442,68 Ha meliputi Desa Sital, Leubang, Leubang Hulu dan
Awe Seubel;
b. Kecamatan Simeulue Tengah 426,14 Ha meliputi Desa Lambaya, Kampung Aie, Wel-Wel,
Wellangkum;
c. Kecamatan Salang seluas 3.207,79 Ha meliputi Bunga, Nasreuhe, Suak Manang, Ganang
Pusako, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya, Padang Unoi, Karya Bakti, Mutiara,
Panton Lawe, Along dan Ujung Salang
d. Kecamatan Simeulue Barat seluas 2.498 Ha meliputi Desa Sigulai, Babul Makmur, Malasin,
Miteum dan Amabaan;
e. Kecamatan Simeulue Cut seluas 756,21 Ha meliputi Desa Bubuhan, Amarabu, Kota Padang,
Latak Ayah dan Borengan
f. Kecamatan Teupah Tengah seluas 743,54 Ha meliputi Desa Busung, Nancawa, Abail,
Lanting, Lasikin, Sua-Sua, Batu-Batu, Situbuk;
g. Kecamatan Alafan seluas 319,83 Ha meliputi Desa Serafon dan Lafakha
2) Kawasan rawan gerakan tanah tinggi seluas kurang lebih 3.602,17 ha meliputi:
a. Kecamatan Teluk Dalam seluas 1.223,45 Ha meliputi Desa Luan Balu, Tanjung Raya, Kuala
Baru;
b. Kecamatan Simeulue Timur seluas 905,44 Ha meliputi Desa Air Pinang, Ujung Tinggi, Kuala
Makmur;
c. Kecamatan Teupah Barat seluas 1.469,63 Ha meliputi Desa Laayon, Naibos, Inor, Salur
Latun;
d. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 4,05 Ha di Desa Dihit;
3) Kawasan rawan tsunami tinggi seluas lebih kurang 22.195,42 Ha meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 2.972 ha meliputi Desa Ujung Tinggi, Kuala Makmur,
Ganting, Sefoyan, Linggi, Lugu, Amaiteng Mulia, Suka Karya, Suka Maju, Sinabang, Suka
Jaya, Ameria Bahagia, Air Dingin;
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 2.446,15 ha meliputi Desa Lauke, Luan Sorep,
Lambaya, Sebbe, Laure’e, Suak Baru, Lakubang, Kota Baru, Kampung Aie , Wellangkum;
c. Kecamatan Teupah Selatan seluas 3.150,66 ha meliputi Desa Labuhan Bajau, Labuhan
Bakti, Pasir Tinggi, Latiung, Badegong, Alus, Alus, Sineubuk, Blang Sebbel, Anaao, Lataling,
Pulau Bengkalak;
d. Kecamatan Salang seluas 3.601,66 ha meliputi Desa Bunga, Ujung Padang, Nasreuhe,
Ganang Pusako, Lalla Bahagia, Tameng, Jaya baru, Tamon Jaya, Karya Bakti, Mutiara,
Panton Laweh, Along, Ujung Salang ;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-9
e. Kecamatan Simeulue Barat seluas 5.326,48 ha meliputi Desa Layabaung, Sembilan, Sinar
Bahagia, Sigulai, lamamek, Batu Ragi, Miteum, Babul Makmur dan Amabaan ;
f. Kecamatan Teluk Dalam seluas 2.227,23 ha meliputi Desa Tanjung Raya, Luan Balu, Bulu
Hadik, Kuala Bakti dan Gunung Putih;
g. Kecamatan Teupah Barat seluas 1.118,70 ha meliputi Desa Bunon, Inor, Salur, Leubang dan
Sital;
h. Kecamatan Alafan seluas 2.185,91 ha meiputi Desa Lhok Dalam, Lubuk baik, Langi, Lhok
pauh, Lamerem dan Lewak;.
i. Kecamatan Teupah Tengah seluas 1.369,61 ha meliputi Desa Busung, Kahad, Lasikin,
Simpang Abail, Sua-Sua, Batu-Batu, Situbuk, Lating, Abail Labuah dan Nancawa ;dan
j. Kecamatan Simeulue Cut seluas 946,73 ha meliputi Desa Bubuhan, Kuta Inang, Sibuluh,
Ujung Padang.
B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya merupakan kawasan yang karena kondisi dan potensi fisik sumber daya
alamnya dapat dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia
termasuk kebutuhan untuk lahan pemukiman dan pertanian. Rencana Kawasan budidaya di wilayah
Kabupaten Simeulue terdiri dari:
B1. Kawasan Hutan Produksi
Hutan produksi adalah kawasan hutan budidaya yang memiliki peran selain berfungsi sebagai
perlindungan kawasan juga sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah serta dimanfaatkan sebagai bahan baku/material bagi kegiatan
pembangunan dengan prosedur dan mekanisme ketat dalam pemanfaatan dan pengelolaannya.
Sebaran kawasan hutan produksi di Kabupaten Simeulue hampir seluruh kecamatan. Kawasan
peruntukan hutan produksi terdiri atas:
(1) Hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 3.485,95 ha meliputi:
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 2.770,92 ha berada di Desa Labuhan Bajau;
b. Kecamatan Simeulue Barat seluas 143,74 ha berada di Desa Lhok Makmur dan Amabaan; dan
c. Kecamatan Alafan seluas 571,29 ha berada di Desa Lewak.
(2) Hutan produksi seluas kurang lebih 24.407,74 ha meliputi:
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 3.089,65 ha berada di Desa Latiung, Kebun Baru, Ulul
Mayang, Batu Ralang, Alus-Alus dan Suak Lamatan;
b. Kecamatan Simeulue Timur seluas 702,14 ha berada di Desa Nancawa dan Suak Buluh;
c. Kecamatan Teluk Dalam seluas 2.594,17 ha berada di Desa Bulu Hadek, Kuala Bakti, Lugu
Sekbahak dan Muara Aman;
d. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 1.311,89 ha berada di Desa Putra Jaya, Luan Sorep,
Lambaya, Sebbe, Latitik, Lamayang;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-10
e. Kecamatan Salang seluas 222,35 ha berada di Desa Nasreuhe;
f. Kecamatan Simeulue Barat seluas 15.053,48 ha berada di Desa Sigulai, Malasin, Miteum,
Amabaan, Lhok Bikaho, Ujung Harapan, Sanggiran dan Lhok Makmur;
g. Kecamatan Alafan seluas 21,59 ha berada di Desa Lewak;
h. Kecamatan Simeulue Cut seluas 682,67 ha berada di Desa Sibuluh dan Ujung Padang; dan
i. Kecamatan Teupah Tengah seluas 729,80 ha berada di Desa Nancawa.
B2. Kawasan Hutan Rakyat
Kawasan hutan rakyat seluas kurang lebih 4.787,41 ha meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur seluas 731,54 ha berada di Desa Air Dingin, Kota Batu dan Suak
Buluh;
b. Kecamatan Teupah Barat seluas 47,68 ha berada di Desa Leubang Hulu;
c. Kecamatan Alafan seluas 1.425,19 ha berada di Desa Lhok Dalam dan Lubuk Baik, langi, Serafon
dan Lewak;
d. Kecamatan Simeulue Barat seluas 21,01 berada di Desa Amabaan;
e. Kecamatan Teluk Dalam seluas 284,04 ha berada di Desa Muara Aman dan Lugu Sebahak;
f. Kecamatan Teupah Selatan seluas 1.779,97 ha berada di kawasan hutan produksi, meliputi Desa
Pulau Bengkalak, Lataling, Anao, Blang Sebel, Labuhan Bakti, Labuhan Bajau, Labuhan Jaya,
Pasir Tinggi, Batu Ralang, Alus-Alus, Suak Lamatan dan Nancawa; dan
g. Kecamatan Teupah Tengah seluas 497,98 ha berada di Desa Labuah, Abail, Sua-Sua, Batu-Batu,
Situbuk dan Nancawa.
B.3 Kawasan Peruntukan Pertanian
Kawasan peruntukan pertanian direncanakan terdiri atas:
1. Pertanian Tanaman Pangan terdiri atas:
a. Pertanian lahan basah;
- sawah beririgasi yang merupakan sawah berkelanjutan; dan
- sawah tadah hujan;
b. Pertanian lahan kering; dan
c. Pertanian hortikultura;
Sawah beririgasi yang merupakan sawah berkelanjutan seluas kurang lebih 4.870,89 ha meliputi:
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 601,36 ha berada di Desa Suak Lamatan, Blang Sebel,
Lataling, Latiung dan Pulau Bengkalak;
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 712,48 ha berada di Desa Sefulu, Borengan, Ujung Padang,
Latitik, Lauke, Luan Sorep, Putra Jaya, Sebbeh dan Sereta;
c. Kecamatan Simeulue Timur seluas 275,37 ha berada di Desa Ganting, Sefoyan, Air Pinang, Kota
Batu, dan Kuala Makmur;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-11
d. Kecamatan Simeulue Barat seluas 709,61 ha berada di Desa Lamamek, Sembilan, Sigulai, Babul
Makmur, Amabaan, layabaung, Miteum, Sanggiran, dan Sefilan;
e. Kecamatan Salang seluas 776,01 ha berada di Desa Panton Laweh, Along, Meunafah, Tameng
dan Ujung Salang;
f. Kecamatan Teluk Dalam seluas 254,98 ha berada di Desa Sambay, Kuala Bakti, Kuala Baru, Luan
Balu, Muara Aman dan Tanjung Raya;
g. Kecamatan Teupah Tengah seluas 370,59 ha berada di Desa Nancawa, Batu-Batu, Mata Nurung,
Situbuk dan Sua-Sua; dan
h. Kecamatan Simeulue Cut seluas 373,98 ha berada di Desa Bubuhan dan Amarabu.
Sawah tadah hujan seluas kurang lebih 3.599,75 ha meliputi;
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 284,07 ha berada di Desa Pulau Bengkalak, Ana’ao, Blang
Sebel, Labuhan Bakti, Labuhan Bajau, Labuhan Jaya dan Pasir Tinggi;
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 161,45 ha berada di Desa Dihit, Situfa Jaya, Lambaya,
Lakubang, Laure’e, Suak Baru, Kota Baru dan Kampung Aie;
c. Kecamatan Simeulue Timur seluas 640,71 ha berada di Desa Ujung Tinggi, Kuala Makmur,
Ganting, Sefoyan, Linggi, Suka Karya, Air Dingin, Kota Batu dan Suak Buluh;
d. Kecamatan Teupah Barat seluas 389,99 ha berada di Desa Leubang, Leubang Hulu, Awe Seubel,
Nancala, Inor, Laayon, Angkeo, Bunon dan Silengas;
e. Kecamatan Simeulue Barat seluas 354,51 ha berada di Desa Layabaung, Sigulai, Lamamek, Batu
Ragi, Miteum, Amabaan dan Lhok Makmur;
f. Kecamatan Salang seluas 711,16 ha berada di Desa Bunga, Nasreuhe, Kenangan Jaya, Ganang
Pusako, Lalla Bahagia, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya, Karya Bakti, Padang Unoi dan
Ujung Salang;
g. Kecamatan Teluk Dalam seluas 105,53 ha berada di Desa Tanjung Raya, Luan Balu, Gunung
Putih dan Muara Aman;
h. Kecamatan Alafan seluas 458,04 ha berada di Desa Lafakha, Lamerem, Langi, Lewak, Lhok
Dalam, Lhok Pauh, Lubuk baik dan Serafon;
i. Kecamatan Teupah Tengah seluas 446,25 ha berada di Desa Labuah, Abail, Simpang Abail,
Lanting, Lasikin, Sua-Sua dan Batu-Batu;
j. Kecamatan Simeulue Cut seluas 48,04 ha berada di Desa Sefulu dan Ujung Padang.
Pertanian lahan kering seluas kurang lebih 5.179,33 ha meliputi;
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 482,93 ha berada di Desa Pulau Bengkalak, Lataling, Ana’ao,
Blang Sebel, Labuhan Bakti, Labuhan Bajau, Labuhan Jaya, Pasir Tinggi, Alus-Alus, Suak
Lamatan, Sineubuk;
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 356,50 ha berada di Desa Dihit, Situfa Jaya, Lauke, Putra
Jaya, Luan Sorep, Lambaya, Sebbe, Lakubang, Suak Baru, Laure’e, Kota Baru, Lamayang,
Kampung Aie, Wel-Wel, Welangkum
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-12
c. Kecamatan Simeulue Timur seluas 879,79 ha berada di Desa Suak Buluh, Kota Batu, Air Dingin,
Amiria Bahagia, Suka Karya, Amaiteng Mulia, Lugu, Linggi, Sefoyan, Ganting, Kuala Makmur dan
Air Pinang.
d. Kecamatan Teupah Barat seluas 233,53 ha berada di Desa Sital, Leubang, Leubang Hulu, Awe
Seubel, Lantik, Awe Kecil, Salur Lasengalu, Salur latun, Salur, Nancala, Maudil, Inor, Naibos,
laayon, Angkeo, Bunon, Silengas,
e. Kecamatan Simeulue Barat seluas 1.361,00 ha berada di Desa Lhok Makmur, Sanggiran, Ujung
Harapan, Amabaan, Lhok Bikhao, Babul Makmur, Miteum, Malasin, Batu Ragi, Lamamek, Sigulai,
Sinar Bahagia, Sefilan, Layabaung;
f. Kecamatan Salang seluas 624,63 ha berada di Desa Ujung Padang, Bunga, Nasreuhe, Kenangan
Jaya, Ganang Pusako, Suak Manang, Lalla Bahagia, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya,
Karya Bakti, Padang Unoi, Mutiara, Panton Laweh, Ujung Salang.
g. Kecamatan Teluk Dalam seluas 241,16 ha berada di Desa Kuala Baru, Tanjung Raya, Luan Balu,
Kuala Bakti, Bulu Hadik, Lugu Sebahak, Gunung Putih, Babussalam dan Muara Aman;
h. Kecamatan Alafan seluas 518,55 ha berada di Desa Lafakha, Lhok Dalam, Lhok Pauh, Lubuk Baik,
Langi, Serafon, Lamerem, Lewak
i. Kecamatan Teupah Tengah seluas 263,58 ha berada di Desa Labuah, Abail, Simpang Abail,
Lanting, Lasikin, Matanurung, Busung, Sua-Sua dan Batu-Batu, Situbuk;
j. Kecamatan Simeulue Cut seluas 217,66 ha berada di Desa Bubuhan, Kuta Inang, Amarabu, Kuta
Padang, Sibuluh, Borengan, Ujung Padang.
Hortikultura seluas kurang lebih 388,86 ha meliputi:
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 50,39 ha berada di Desa Suak Lamatan, Ulul Mayang, Kebun
Baru, Badegong, Latiung
b. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 21,49 ha berada di Desa Lamayang
c. Kecamatan Simeulue Timur seluas 8,24 ha berada di Desa Kota Batu;
d. Kecamatan Teupah Barat seluas 73,95 ha berada di Desa Leubang Hulu;
e. Kecamatan Alafan seluas 49,2 ha berada di Desa Serafon dan Lewak;
f. Kecamatan Simeulue Barat seluas 167,8 ha berada di Desa Amabaan, Malasin, Sigulai;
g. Kecamatan Teluk Dalam seluas 6,33 ha berada di Desa Sambai;
h. Kecamatan Teupah Tengah seluas 11,46 ha berada di Desa Nancawa.
B4. Perkebunan
Kawasan pengembangan perkebunan terdiri atas:
a. perkebunan besar
b. perkebunan rakyat;
Perkebunan besar seluas kurang lebih 5.317,52 ha yang berada di usulan perubahan kawasan hutan
produksi meliputi;
a. Kecamatan Teupah Barat seluas 75,84 ha berada di Desa Naibos;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-13
b. Kecamatan Teluk Dalam seluas 2.830,50 ha berada di Desa Tanjung Raya, Luan Balu, Gunung
Putih dan Muara Aman;
c. Kecamatan Teupah Selatan seluas 2283,42 ha berada di Desa Ana’o, Blang Seubel, Ulul Mayang,
Latiung, Suak Lamatan, Batu Ralang, Alus-Alus dan Labuhan Bakti;
d. Kecamatan Simeulue Timur seluas 119,89 ha berada di Desa Suak Buluh; dan
e. Kecamatan Teupah Tengah seluas 7,87 ha berada di Desa Nancawa.
Perkebunan rakyat seluas kurang lebih 54.346,84 ha yang berada di kawasan areal penggunaan lain
meliputi;
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas 6.130,37 ha berada di Desa Pulau Bengkalak, Lataling,
Ana’ao, Blang Sebel, Labuhan Bakti, Labuhan Bajau, Labuhan Jaya, Pasir Tinggi, Latiung,
Badegong, Kebun Baru, Ulul Mayang, Batu Ralang, Alus-Alus, Suak Lamatan, Senebuk;
b. Kecamatan Simeulue Timur seluas 3.793,85 ha berada di Desa Suak Buluh, Air Dingin, Kota Batu,
Amiria Bahagia, Suka Jaya, Suka Karya, Amaiteng Mulia, Lugu, Linggi, Sefoyan, Ganting, Kuala
Makmur, Ujung Tinggi, Air Pinang, Kuala Baru;
c. Kecamatan Teupah Barat seluas 5.725,14 ha berada di Desa Sital, Leubang, Leubang Hulu, Awe
Seubel, Lantik, Awe Kecil, Salur, Salur Lasengalu, Salur Latun, Nancala, Maudil, Inor, Naibos,
Angkeo, Laayon, Bunon, Silengas;
d. Kecamatan Teupah Tengah seluas 3.071,33 ha berada di Desa Labuah, Abail, Simpang Abail,
Lanting, Lasikin, Busung, Matanurung, Sua-Sua, Batu-Batu dan Situbuk;
e. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 5249,49 ha berada di Desa Dihit, Situfa Jaya, Lauke, Putra
Jaya, Luan Sorep, Lambaya, Sebbe, Lakubang, Suak Baru, Laure’e, Latitik, Kota Baru, Lamayang,
Kampung Aie, Kota Baru, Wel-Wel, Wellangkum,
f. Kecamatan Simeulue Barat seluas 6.162,04 ha berada di Desa Layabaung, Sefilan, Sinar Bahagia,
Sigulai, Lamamek, Babul Makmur, Batu Ragi, Malasin, Miteum, Amabaan, Lhok Bikhao, Ujung
Harapan, Sanggiran, Lhok Makmur;
g. Kecamatan Salang seluas 7.202,36 ha berada di Desa Bunga, Nasreuhe, Suak Manang, Ganang
Pusako, Lalla Bahagia, Tameng, Jaya Baru, Meunafa, Tamon Jaya, Karya Bakti, Padang Unoi,
Mutiara, Panton Laweh, Along, Ujung Salang
h. Kecamatan Simeulue Cut seluas 1.958,42 ha berada di Desa Bubuhan, Kuta Inang, Kuta Padang,
Latak Ayah, Borengan, Amarabu, Sibuluh, Ujung Padang,
i. kecamata Alafan seluas 7.534,06 ha berada di Desa Lafakha, Lhok Dalam, Lubuk Baik, Langi,
Serafon, Lhok Pauh, Lamerem dan Lewak; dan
j. Kecamatan Teluk Dalam seluas 6.193,52 ha berada di Desa Kuala Baru, Tanjung Raya, Luan Balu,
Sambay, Bulu Hadik, Kuala Bakti, Lugu Sekbahak, Gunung Putih, Babussalam, Muara Aman.
Perkebunan rakyat sebagaimana dimaksud pada pasal 31 ayat (9) poin b seluas kurang lebih 1.835,92
ha yang berada di usulan perubahan kawasan hutan lindung meliputi;
a. Kecamatan Teupah Barat seluas 377,09 ha berada di Desa Naibos;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-14
b. Kecamatan Teluk Dalam seluas 1.014,38 ha berada di Desa Tanjung Raya, Luan; dan
c. Kecamatan Simeulue Barat seluas 377,09 ha berada di Desa Laya Baung, Sembilan, Sinar
Bahagia, Sigulai, Lamamek, Babul Makmur, Batu Ragi, Malasin, Miteum, Amabaan, Lhok Bikhao,
Ujung Harapan, Sanggiran dan Lhok Makmur.
B.5 Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan pada wilayah kabupaten direncanakan seluas 868,99 ha meliputi:
1. Kecamatan Teupah Selatan seluas 28,08 ha berada di Desa Labuhan Bakti;
2. Kecamatan Simeulue Tengah seluas 198,28 ha berada di Desa Kampung Aie, Wel-Wel, Lamayang;
3. Kecamatan Simeulue Timur seluas 30,39 ha berada di Desa Sefoyan;
4. Kecamatan Alafan seluas 157,58 ha berada di Desa Lafakha, Serafon, Lewak;
5. Kecamatan Simeulue Barat seluas 80,39 ha berada di Desa Lhok Makmur;
6. Kecamatan Teluk Dalam seluas 6,05 ha berada di Desa Tanjung Raya dan Labuan Bakti;
7. Kecamatan Teupah Tengah seluas 120 ha berada di Desa Labua;
8. Kecamatan Simeulue Cut seluas 150,87 ha berada di Desa Sibuluh; dan
9. Kecamatan Salang seluas 221,35 ha berada di Desa Tameng, Jaya Baru, Karya Bakti, Tamon Jaya;
B.6 Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan seluas kurang lebih 1.017.616,10 ha meliputi:
a. Perikanan tangkap;
b. Budidaya perikanan; dan
c. Penyediaan prasarana perikanan.
Kawasan peruntukan perikanan seluas kurang lebih 276,44 ha meliputi:
a. Perikanan tangkap; dan
b. Budidaya perikanan;
Perikanan tangkap perairan danau, seluas kurang lebih 273,06 ha, meliputi:
a. Kecamatan Teluk Dalam seluas kurang lebih 101,32 Ha di Desa Bulu Hadek;
b. Kecamatan Simeulue Barat seluas kurang lebih 108,79 Ha di Desa Amabaan;
c. Kecamatan Teupah Selatan seluas kurang lebih 0,51 Ha di Desa Blang Seubel;
d. Kecamatan Alafan seluas kurang lebih 58,68 Ha di Desa Serafon;
e. Kecamatan Salang seluas kurang lebih 1,66 Ha di Desa Tameng dan Lala Bahagia;
f. Kecamatan Simeulue Tengah seluas kurang lebih 1,92 Ha di Desa Kampung Aie dan Lakubang;
g. Kecamatan Simeulue Timur seluas kurang lebih 0,18 Ha di Desa Suka Jaya.
Budidaya perikanan meliputi:
Budidaya air tawar kolam seluas kurang lebih 3,16 Ha meliputi :
1. Kecamatan Teupah Selatan seluas kurang lebih 0,33 Ha di Desa Labuhan Bakti;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-15
2. Kecamatan Simeulue Tengah seluas kurang lebih 0,27 Ha di Desa Lauke dan Putra Jaya;
3. Kecamatan Simeulue Barat seluas kurang lebih 0,08 Ha di Desa Layabaung;
4. Kecamatan Alafan seluas kurang lebih 0,09 Ha di Desa Lhok Dalam;
5. Kecamatan Salang seluas kurang lebih 0,48 Ha di Desa Panton Lawe:
6. Kecamatan Simeulue Cut seluas kurang lebih 0,30 Ha di Desa Latak Ayah;
7. Kecamatan Teupah Barat seluas kurang lebih 0,65 Ha di Desa Silengas; dan
8. Kecamatan Teupah Tengah seluas kurang lebih 0,94 Ha di Desa Matanurung dan Kahat.
Budidaya tambak air payau seluas kurang lebih 0,22 Ha di Desa Latiung Kecamatan Teupah Selatan.
B.7 Kawasan Pertambangan
Rencana pengembangan kawasan pertambangan dilakukan untuk memanfaatkan potensi sumber daya
mineral dan bahan galian yang dimiliki Kabupaten Simeulue untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat, dengan tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable) dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian lingkungan
(environmental friendly).
Kawasan peruntukan pertambangan yaitu kawasan peruntukan pertambangan kontruksi, yang berupa
pertambangan pasir dan batu seluas 304,05 meliputi :
a. Kecamatan Simeulue Timur di Desa Kuala Makmur seluas lebih kurang 259,47 ha dan di Desa
Kota Batu seluas lebih kurang 1,81 ha;
b. Kecamatan Teluk Dalam di Desa Kuala Baru seluas lebih kurang 41,56 ha; dan
c. Kecamatan Simeulue Tengah di Desa Putra Jaya seluas kurang lebih 1,21 ha.
B.8 Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri direncanakan meliputi:
1) Peruntukan industri kecil tersebar di seluruh wilayah kecamatan.
2) Peruntukan industri menengah (kawasan ekonomi khusus) di Desa Lauke Kecamatan Simeulue
Tengah seluas lebih kurang 98,12 ha dan di Desa Bulu Hadek Kecamatan Teluk Dalam seluas
lebih kurang 2,24 ha;
3) Industri Pengolahan Kelapa Sawit yang terintegrasi dengan perkebunan di Desa Blang Seubel
Kecamatan Teupah Selatan.
B.9 Kawasan Peruntukan Pariwisata
Rencana pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Simeulue dilakukan untuk
memanfaatkan potensi wisata guna mendorong perkembangan pariwisata dengan memperhatikan
kelestarian nilai-nilai budaya adat istiadat, mutu dan keindahan lingkungan alam untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-16
Selain itu arahan pengembangan kawasan pariwisata di wilayah Kabupaten Simeulue secara ruang
untuk dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
• Meningkatkan devisa dari sektor pariwisata dan meningkatkan investasi di daerah;
• Mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;
• Meningkatkan pendapatan masyarakat;
• Meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional;
• Meningkatkan kesempatan kerja;
• Melestarikan budaya lokal;
• Meningkatkan perkembangan masyarakat;
Guna menghasilkan hasil yang optimal, maka pengelolaan potensi wisata meliputi :
• Pengembangan destinasi pariwisata.
• Pengembangan pemasaran pariwisata.
• Pengembangan kemitraan kepariwisataan melalui penataan obyek wisata unggulan.
• Penataan sarana dan prasarana akomodasi pariwisata.
• Pengembangan potensi budaya daerah dan penggalian potensi lainnya yang didukung dengan
sistem informasi dan promosi yang mudah diakses oleh wisatawan.
• Peningkatan manajemen kepariwisataaan yang terintegrasi.
Kawasan peruntukan pariwisata yang sesuai di wilayah Kabupaten Simeulue adalah:
a. Kawasan wisata religi;
b. Kawasan wisata alam;
c. Kawasan wisata bahari;
d. Kawasan wisata minat khusus; dan
e. Kawasan wisata budaya;
Kawasan wisata religi seluas 0,15 ha meliputi Makam Teungku Di Ujung di Desa Latak Ayah
Kecamatan Simeulue Cut;
Kawasan wisata alam meliputi:
a. Danau Laut Tawar Mutiara seluas 54,58 ha di Desa Buluh Hadek Kecamatan Teluk Dalam;
b. Danau Laulo Mutiara seluas 142,75 ha di Desa Ambaan dan di Desa Serafon Kecamatan
Simeulue Barat;
c. Pulau Baby seluas 2.628,08 ha di Desa Labuhan Bajau Kecamatan Tupah Selatan;
d. Pulau Lasia seluas 636,71 ha di Desa Labuhan Bajau Kecamatan Teupah Selatan;
e. Pulau Penyu seluas 6.21 ha di Desa Malasin Kecamatan Simeulue Barat;
f. Pulau Mincau seluas 104,68 di Desa Pulau Teupah Kecamatan Teupah Barat;
g. Pulau Harapan seluas 5,52 ha di Desa Padang Unoi Kecamatan Salang;
h. Pulau Langeni seluas 39,34 ha di Desa Bulu Hadek Kecamatan Teluk Dalam;dan
i. Pulau Baba seluas 17,10 ha di Desa Bulu Hadek Kecamatan Teluk Dalam;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-17
Kawasan wisata bahari meliputi:
a. Pantai Busung Indah seluas 23,31 ha di Desa Busung Kecamatan Teupah Tengah;
b. Pantai Ganting seluas 3,26 ha di Desa Ganting Kecamatan Simeulue Timur;
c. Pantai Babang seluas 41,38 ha di Desa Kota Batu Kecamatan Simeulue Timur;
d. Pantai Naibos 0,37 ha di Desa Naibos Kecamatan Teupah Barat;
e. Pantai Matanurung seluas 18,66 ha di Desa Matanurung Kecamatan Teupah Tengah;
f. Pantai Maudil seluas 3,65 ha di Desa Maudil Kecamatan Teupah Barat;
g. Kawasan Pulau Pulau kecil seluas 3.306,99 ha di Desa Ana’o Kecamatan Teupah Selatan;
h. Sekitar Teluk Sibigo di Desa Sibigo Kecamatan Simeulue Barat;
i. Sekitar Teluk Sinabang di Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue Timur;
j. Sekitar Teluk Kunggung di Desa Nasreuhe Kecamatan Salang;
k. Objek wisata pantai Angkeo di Desa Angkeo Kecamatan Teupah Barat;
l. Objek wisata pantai Silengas di Desa Silengas Kecamatan Teupah Barat;
m. Objek wisata pantai Labuhan Bakti di Desa Labuhan Bakti Kecamatan Teupah Selatan;
n. Objek wisata pantai Latak Ayah di Desa Latak Ayah Kecamatan Simeulue Cut;
o. Objek wisata pantai Salur di Desa Awe Kecil Kecamatan Teupah Barat;
p. Objek wisata pantai Inor di Desa Inor Kecamatan Teupah Barat; dan
q. Objek wisata Water Park Busung Indah Beach di Desa Busung Kecamatan Teupah Tengah;
Kawasan wisata khusus atau minat, meliputi:
a. Wisata Surfing meliputi perairan Pantai Matanurung di Desa Matanurung Kecamatan Teupah
Tengah, Pantai Maudil di Desa Maudil Kecamatan Teupah Bara, dan Pantai Alus-alus di Desa Alus-
alus Kecamatan Teupah Selatan;
b. Wisata diving meliputi sekitar terumbu karang Pantai Babang di Desa Kota Batu Kecamatan
Simeulue Timur;
c. Event Simeulue dragon boat festival yang dilaksanakan sekitar Teluk Sinabang di Desa Suka Jaya
Kecamatan Simeulue Timur;
d. Wisata Spot Fishing (Mancing Mania ) meliputi perairan Pulau Babi dan Lasia Kecamatan Teupah
Selatan, dan perairan Pulau Simanaha di Desa Sinabang Kecamatan Simeulue Timur;
Kawasan wisata budaya seluas 396,71 meliputi Pulau Siumat di Desa Pulau Siumat sebagai Desa
wisata.
B.10. Kawasan Peruntukan Permukiman
Rencana pengembangan kawasan permukiman dilakukan untuk menyediakan tempat bermukim yang
sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan yang sesuai untuk
pengembangan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan untuk mewujudkan
pembangunan yang berkelanjutan. Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-18
1. Kawasan permukiman perkotaan seluas 337,38 Ha meliputi:
a. Pemukiman perkotaan Sinabang seluas 302,36 Ha meliputi Desa Suak Buluh, Desa Air
Dingin, Desa Ameria Bahagia, Desa Suka Jaya, Desa Sinabang, Desa Suka Karya, Desa
Suka Maju, Desa Amaiteng Mulia, Desa Lugu, Desa Linggi;
b. Pemukiman perkotaan Kampung Aie seluas 27,14 Ha meliputi Desa Kampung Aie, dan Wel-
wel;
c. Pemukiman perkotaan Sibigo seluas 7,88 Ha meliputi Desa Malasin, dan Desa Batu Ragi.
2. Kawasan permukiman perdesaan seluas 897,46 Ha.
B.11. Kawasan Peruntukan Lainnya
Kawasan peruntukan lainnya meliputi
a. Kawasan Pertahanan Keamanan; dan
b. Kawasan Transmigrasi.
Kawasan Pertahanan Keamanan meliputi:
a. Kawasan Tentara Nasional Indonesia, meliputi :
1. Komando Distrik Militer (Kodim) 0115, berada di Desa Amaiteng Mulia Kecamatan Simeulue
Timur;
2. Komando Rayon Militer (Koramil) berada di setiap Kecamatan meliputi;
a) Komando Rayon Militer (Koramil 01) Simeulue Timur di Desa Air Dingin Kecamatan Simeulue
Timur;
b) Komando Rayon Militer (Koramil 02) Simeulue Tengah di Desa Kampung Aie Kecamatan
Simeulue Tengah;
c) Komando Rayon Militer (Koramil 03) Teupah Selatan di Desa Labuhan Bakti Kecamatan Teupah
Selatan;
d) Komando Rayon Militer (Koramil 04) Salang di Desa Nasreuhe Kecamatan Salang;
e) Komando Rayon Militer (Koramil 05) Simeulue Barat di Desa Malasin Kecamatan Simeulue Barat;
f) Komando Rayon Militer (Koramil 06) Teluk Dalam di Desa Kuala Bakti Kecamatan Teluk Dalam;
g) Komando Rayon Militer (Koramil 07) Teupah Barat di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat;
h) Komando Rayon Militer (Koramil 08) Alafan di Desa Langi Kecamatan Alafan;
i) Pengembangan Komando Rayon Militer (Koramil) Teupah Tengah di Desa Simpang Lanting
Kecamatan Teupah tengah; dan
j) Pengembangan Komando Rayon Militer (Koramil) Simeulue Cut di Desa Kuta Padang
Kecamatan Simeulue Cut.
3. Pengembangan Kompi Senapan di Desa Nancawa Kecamatan Teupah Tengah;
4. Unit Intel Kodim 0115 di Desa Air Dingin Kecamatan Simeulue Timur;
5. Pangkalan TNI AL Kabupaten Simeulue sebagai kawasan pangkalan TNI Angkatan Laut di Desa
Lugu Kecamatan Simeulue Timur;
6. Pengembangan Pos Angkatan Laut meliputi:
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-19
a) Pos TNI AL Alafan di Desa Langi Kecamatan Alafan;
b) Pos TNI AL Teupah Selatandi Desa Labuhan Bajau Kecamatan Teupah Selatan;
c) Pos TNI AL Simeulue Tengah di Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah; dan
d) Pos TNI AL Selaut di Pulau Selaut Besar.
b. Kawasan Kepolisian Republik Indonesia, meliputi :
1. Kepolisian Resort (Polres) Simeulue berada di Desa Suak Buluh Kecamatan Simeulue Timur;
2. Kepolisian Sektor (Polsek) berada di setiap Kecamatan meliputi :
a) Kepolisian Sektor (Polsek) Teupah Selatan di Desa Labuhan Bakti Kecamatan Teupah
Selatan;
b) Kepolisian Sektor (Polsek) Simeulue Timur di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue Timur;
c) Kepolisian Sektor (Polsek) Teupah Barat di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat;
d) Kepolisian Sektor (Polsek) Simeulue Tengah di Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue
Tengah;
e) Kepolisian Sektor (Polsek) Teluk Dalam di Desa Luan Balu Kecamatan Teluk Dalam;
f) Kepolisian Sektor (Polsek) Salang di Desa Nasreuhe Kecamatan Salang;
g) Kepolisian Sektor (Polsek) Simeulue Barat di Desa Malasin Kecamatan Simeulue Barat;
h) Kepolisian Sektor (Polsek) Alafan di Desa Langi Kecamatan Alafan;
i) Pengembangan Kepolisian Sektor (Polsek) Teupah Tengah di Desa Lanting Kecamatan
Teupah Tengah; dan
j) Pengembangan Kepolisian Sektor (Polsek) Simeulue Cut di Desa Kuta Padang Kecamatan
Simeulue Cut.
3. Pos Polisi Lalu Lintas di Desa Suka Maju Kecamatan Simeulue Timur.
4. Pos Polisi Air dengan Pos meliputi:
a) Pos Polisi Air Sinabang di Desa Amaiteng Mulia Kecamatan Simeulue Timur;
b) Pos Polisi Air Simeulue Cut di Desa Bubuhan Kecamatan Simeulue Cut; dan
c) Pengembangan Pos Polisi Air di Desa Langi Kecamatan Alafan.
Kawasan Transmigrasi dikembangkan seluas lebih kurang 4.215,81 ha, meliputi:
a. Kecamatan Teupah Selatan seluas lebih kurang 395,04 ha meliputi Desa Transmaranti,
Transjerenge,dan Transbaru;
b. Kecamatan Simeulue Barat seluas lebih kurang 983,51 ha meliputi Desa Sigulai;
c. Kecamatan Simeulue Tengah seluas lebih kurang 782,14 ha meliputi Desa Lauke, Desa
Putra Jaya, dan Desa Situfa Jaya;
d. Kecamatan Teluk Dalam seluas lebih kurang 218,97 ha meliputi Desa Kuala Bakti dan Desa
Bulu Hadik;
e. Kecamatan Salang seluas lebih kurang 845,68 ha meliputi Desa Ujung Salang, Panton Awe,
Mutiara dan Padang Unoi; dan
f. Kecamatan Alafan seluas lebih kurang 990,47 meliputi Desa Lubuk Baik, Desa Lhok Dalam
dan Desa Lafakha.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-20
C. Pola Ruang Laut
Kawasan Pola Ruang Laut Kabupaten Simeulue terdiri atas:
(1) Zona konservasi seluas lebih kurang 111.935,74 Ha meliputi Kecamatan Teluk Dalam, Kecamatan
Simeulue Timur, Kecamatan Teupah Selatan, Kecamatan Teupah Barat, Kecamatan Simeulue
Tengah, Kecamatan Simeuue Cut, Kecamatan Salang, Kecamatan Alafan dan Kecamatan Simeulue
Barat;
(2) Kawasan Konservasi Terumbu Karang seluas lebih kurang 26.120,31 meliputi seluruh Kecamatan;
(3) Zona pemanfaatan umum, meliputi kawasan yang ditetapkan sebagai perikanan tangkap seluas
kurang lebih 1.013.181,67 ha meliputi seluruh wilayah perairan.
(4) Zona budidaya laut keramba apung seluas kurang lebih 4.157,94 ha meliputi Teluk Sinabang, Teluk
Langi, Teluk Sibigo dan Teluk Dalam.
(5) Zona Pemanfaatan Khusus, terdiri atas:
a. Pengolahan Ikan; dan
b. Penyediaan prasarana perikanan.
(6) Pengolahan ikan, berupa pengembangan industri pengolahan ikan di Desa Lauke Kecamatan
Simeulue Tengah;
(7) Penyediaan prasarana perikanan meliputi:
a. Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Lugu di Kecamatan Simeulue Timur;
b. Tempat Pelelangan Ikan (TPI), meliputi :
1. TPI Labuhan Bajau, TPI Latiung dan TPI Labuhan Bakti di Kecamatan Teupah Selatan;
2. TPI Sukakarya , TPI Lugu dan TPI Sukajaya di Kecamatan Simeulue Timur;
3. TPI Salur di Kecamatan Teupah Barat;
4. TPI Kampung Air dan TPI Latak Ayah di Kecamatan Simeulue Tengah;
5. TPI Babussalam, Gunung Putih, Luan Balu di Kecamatan Teluk Dalam;
6. TPI Along di Kecamatan Salang;
7. TPI Lhok Bikhao, TPI Malasin dan Babul Makmur di Kecamatan Simeulue Barat;
8. TPI Lewak dan TPI Langi di Kecamatan Alafan; dan
9. TPI Lasikin di Kecamatan Teupah Tengah
2.1.6. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
Sistem prasarana wilayah yang merupakan bagian dari rencana struktur tata ruang Kabupaten
Simeulue yang terbagi dalam dua sub bagian yaitu: Sistem jaringan prasarana utama serta Sistem
jaringan prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana utama terdiri dari: sistem transportasi darat, sistem transportasi laut dan
sistem transportasi udara. Sedangkan sistem jaringan prasarana lainnya terdiri dari: sistem jaringan
energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem sumber daya air dan sistem jaringan prasarana wilayah
lainnya.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-21
A. Jaringan Transportasi Darat
Sistem Jaringan Transporatsi Darat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok bagian yaitu:
1. Jaringan jalan dan jembatan;
2. Jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan;
3. Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan;
4. Jaringan transportasi penyeberangan.
A.1 Rencana Jaringan Jalan dan Jembatan
Jaringan prasarana jalan dan jembatan merupakan jaringan prasarana yang palin penting dan
sangat terkait dengan penetapan sistem perkotaan: PKL, PPK, PPL. Rencana sistem jaringan jalan dalam
struktur ruang wilayah Kabupaten Simeulue adalah sistem primer (wilayah/antar-wilayah) seperti
dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Pengembangan jaringan jalan kolektor primer K1 dengan status jalan nasional yang terdapat di
Kabupaten Simeulue sepanjang lebih kurang 344,76 Km, terdiri atas :
a. Ruas jalan Sinabang – Batu Ragi sepanjang 93,37 km ;
b. Ruas jalan Batu Ragi - Amabaan sepanjang 18,41 km;
c. Ruas jalan Amabaan – Lewak – Sp.Serfon sepanjang 55,73 km;
d. Ruas jalan Sp. Serafon – Nasreuhe sepanjang 57,53 km;
e. Ruas jalan Nasreuhe – Lasikin sepanjang 64,13 km;
f. Ruas jalan Sp. Lanting – Labuhan Bajau sepanjang 34,00 km; dan
g. Ruas jalan Air Dingin – Kota Batu – Labuhan Bajau sepanjang 21,57 km.
2. Jaringan jalan kolektor primer K3 dengan status jalan provinsi yang terdapat di Kabupaten Simeulue
sepanjang lebih kurang 61,72 km, terdiri atas :
a. Ruas jalan Lauke – Bulu Hadek sepanjang 9,8 km;
b. Ruas jalan Kuala Makmur – Salur Latun sepanjang 19,46 km;
c. Ruas jalan Sigulai – Nasreuhe sepanjang 24,71 km; dan
d. Ruas jalan Sinabang – Lasikin sepanjang 7,74 km;
3. Jaringan jalan lokal primer dengan status jalan kabupaten yang terdapat di Kabupaten Simeulue
sepanjang lebih kurang 75,78 km, terdiri atas :
a. Ruas jalan Simpang Titi Olor - Simpang Batu Asan sepanjang 16,60 km;
b. Ruas jalan Suak Buluh – Ana’o sepanjang 12,76 km;
c. Ruas jalan Simpang Labuah - Suak Lamatan sepanjang 9,40 km;
d. Ruas jalan Kebun Baru – Latiung sepanjang 7,53 km;
e. Ruas jalan Blang Sebel – Badegong sepanjang 9,90 km.
f. Ruas jalan Sp.Lugu Sekbahak – Gunung Putih - Sp.Muara Aman sepanjang 14,27 km;
g. Ruas jalan Busung - Matanurung – Lasikin sepanjang 5,30 km;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-22
4. Jaringan jalan lingkungan primer yang terdapat di Kabupaten Simeulue sepanjang lebih kurang
41,15 km.
a. Ruas jalan Simpang Sefoyan – Ganting sepanjang 4,95 km;
b. Ruas jalan Kota Batu – Babang – Pulau Bengkalak sepanjang 11,16 km;
c. Ruas jalan Belakang Kantor Bupati sepanjang 0,97 km;
d. Ruas jalan Alus-Alus - Suak lamatan sepanjang 3,04 km;
e. Ruas jalan Sua-Sua – Batu-Batu sepanjang 3,24 km;
f. Ruas jalan Pasar Inpres – Air Dingin sepanjang 2,80 km;
g. Ruas jalan Leubang – Leubang Hulu sepanjang 3,90 km;
h. Ruas jalan Sp. Serafon – Amabaan sepanjang 8,76 km; dan
i. Ruas jalan Sigulai – Lamamek sepanjang 2, 34 km.
5. Rencana jaringan jalan dengan panjang lebih kurang 74,21 km meliputi :
a. Rencana jaringan jalan lokal primer ruas jalan Latitik - Kuala Bakti sepanjang 17,87 km;
b. Rencana jaringan jalan lokal primer ruas jalan Simpang Titi Olor - Ujung Sarang sepanjang 4,89
km;
c. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Kota Batu - PDKS sepanjang 3.02 km;
d. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Nancawa – Ujung Sarang sepanjang 9,41
km;
e. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Araban – Bubuhan – Amarabu - Borengan
sepanjang 10,05 km;
f. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Lamayang – Sibuluh-Ujung padang
sepanjang 9,49 km;
g. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan potong Babul Makmur – Miteum sepanjang
2.31 km;
h. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Lhok Makmur - Amabaan sepanjang 1,94
km;
i. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Lamerem – Lewak Hulu sepanjang 3,16
km;
j. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Leubang Hulu – Batu- Batu sepanjang
4,10 km;
k. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan Lanting – Sua-Sua sepanjang 2,36 km;
l. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer ruas jalan tepian Teluk Sinabang sepanjang 2,12
km;
m. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer jalan Kodim - RSU sepanjang 3,13 km; dan
n. Rencana jaringan jalan Lingkungan Primer jalan tepian Teluk Sibigo sepanjang 0,31 km.
o. Jaringan jalan Desa berupa jalan lingkungan dengan total panjang 1.848 km
p. Jembatan dikembangkan pada setiap simpul pertemuan antara jaringan jalan dengan jaringan
sungai di dalam wilayah Kabupaten Simeulue.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-23
A.2. Rencana Jaringan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan
Rencana jaringan prasarana lalu lintas angkutan jalan, meliputi:
a. Terminal;
b. Jembatan timbang; dan
c. Unit pengujian kenderaan bermotor.
a. Terminal
Menurut fungsinya terminal adalah untuk mengendalikan arus kendaraan dan penumpang umum
sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk bergerak atau berhubungan
dengan berbagai kegiatannya. Rencana terminal di Kabupaten Simeulue, sebagai berikut::
1. Peningkatan terminal penumpang tipe C di Desa Suka Jaya Kecamatan Simuelue Timur;
2. Pembangunan halte meliputi:
a. Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah ;
b. Desa Nasreuhe Kecamatan Salang;
c. Desa Langi Kecamatan Alafan;
d. Desa Malasin Kecamatan Simeulue Barat;
e. Desa Bulu Hadek Kecamatan Teluk Dalam;
f. Desa Labuhan Bajau Kecamatan Teupah Selatan; dan
g. Desa Salur Kecamatan Teupah Barat.
h. Desa Lasikin Kecamtan Teupah Tengah;
i. Desa Kuta Padang Kecamatan Simeulue Cut.
3. Pembangunan terminal angkutan barang meliputi:
a. Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue Timur; dan
b. Desa Malasin Kecamatan Simeulue Barat.
b. Jembatan Timbang
Adapun rencana jembatan timbang, berupa pembangunan jembatan timbang meliputi:
1. Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue Timur;
2. Desa Miteum Kecamatan Simeulue Barat.
c. Pengujian Kendaraan Bermotor
Unit pengujian kenderaan bermotor dikembangkan di wilayah Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue
Timur.
A.3 Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan berupa pengembangan rute trayek angkutan kota
meliputi:
1. Trayek angkutan penumpang, terdiri atas :
a. Angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP), meliputi;
Sinabang - Labuhan Haji - Blang Pidie - Simpang Peut – Meulaboh – Calang -Banda Aceh.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-24
b. Trayek angkutan dalam Kabupaten Sinabang, meliputi;
1) Trayek Sinabang – Sp. Lanting - Salur – Kampung Aie;
2) Trayek Sinabang – Selare – Sibigo;
3) Trayek Sinabang – Sp. Lanting - Labuhan Bajau;
4) Trayek Sinabang - Labuhan Bajau;
5) Trayek Kampung Aie – Kota padang - Nasreuhe – Langi; dan
6) Trayek Langi – Sibigo.
2. Trayek angkutan barang, terdiri atas;
a. Sibigo-Meulaboh-Banda Aceh;
b. Sinabang-Labuhan Haji-Medan;
c. Sinabang-Singkil-Medan;
d. Sinabang-Sibolga.
A.4. Rencana Jaringan Transportasi Penyeberangan
Rencana Jaringan transportasi penyeberangan meliputi:
1. optimalisasi pelabuhan penyeberangan sebagai pelabuhan pengumpan, meliputi;
a. Pelabuhan Sinabang di Kecamatan Simeulue Timur;
b. Pelabuhan Sibigo di Kecamatan Simeulue Barat;
2. optimalisasi pelabuhan penyeberangan sebagai pelabuhan rakyat, meliputi :
a. Pelabuhan Ganting;
b. Pelabuhan Pulau Teupah;
c. Pelabuhan Salur;
d. Pelabuhan Busung;
e. Pelauhan Labuhan Bakti;
f. Pelabuhan Pulau Lasia;
g. Pelabuhan Pulau Baby;
h. Pelabuhan Langi;
i. Pelabuhan Lafakha;
j. Pelabuhan Pulau Leukon;
k. Pelabuhan Latak Ayah;
l. Pelabuhan Pulau Simeulue Cut;
m. Pelabuhan Nasreuhe;
n. Pelabuhan Pulau Linggam;
o. Pelabuhan Pulau Selaut;
p. Pelabuhan Pulau Siumat;
q. Pelabuhan Araban;
r. Pelabuhan Labuhan Bakti.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-25
3. Jalur penyeberangan untuk tujuan lintas penyeberangan pengumpan, meliputi:
a. Sibigo-Meulaboh;
b. Sinabang-Labuhan Haji;
c. Sinabang-Singkil;
B. Jaringan Transportasi Laut
Rencana pengembangan pelabuhan laut dilakukan dengan pertimbangan untuk meningkatkan
aksesibilitas, mendukung kegiatan ekonomi dan pengembangan kawasan dan dengan memperhatikan
kebijakan struktur ruang nasional, provinsi, kebijakan pembangunan daerah, rencana zonasi kawasan
pesisir, fungsi, skala pelayanan dan keberadaan pelabuhan yang ada. Rencana jaringan transportasi laut
di Kabupaten Simeulue meliputi:
1. Sistem jaringan transportasi laut, meliputi :
a. Tatanan kepelabuhanan; dan
b. Alur pelayaran.
2. Tatanan kepelabuhanan di Kabupaten Simeulue, yaitu pengembangan pelabuhan laut sebagai
pelabuhan pengumpan meliputi :
a. Pelabuhan laut Sinabang di Kecamatan Simeulue Timur;
b. Pelabuhan khusus Ujung Sarang di Kecamatan Teluk Dalam.
3. Alur pelayaran, terdiri atas :
a. Sinabang – Teluk Bayur;
b. Sinabang – Sambas;
c. Sinabang – Labuhan Haji;
d. Sinabang – Kuala Bubon; dan
e. Sinabang – Malahayati;
f. Sinabang – Sabang.
C. Jaringan Transportasi Udara
Sistem Jaringan Transportasi Udara, mencakup bandar udara umum dan bandar udara khusus yang
terdapat pada wilayah kabupaten. Sedangkan ruang udara untuk penerbangan, yang terdiri atas ruang
udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di
sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi penerbangan; dan ruang udara yang ditetapkan,
misalnya untuk lapangan terbang angkatan udara.
Rencana pengembangan sistem transportasi udara diarahkan untuk memantapkan dan
mengoptimalkan pelayanan akan jasa transportasi di Kabupaten Simeulue. Sebagai alternatif bagi
peningkatan aksesibilitas dari dan ke wilayah Kabupaten Simeulue, keberadaan transportasi udara mutlak
diperlukan sebagai sarana alternatif guna mempermudah hubungan antar wilayah.
Ditinjau potensi dan kecenderungan perkembangan di Kabupaten Simeulue, sarana dan prasarana
transportasi udara sudah selayaknya menjadi program dalam pembangunan aspek perhubungan di
daerah ini.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-26
Jaringan transportasi udara meliputi:
1. Tatanan kebandar udaraan; dan
2. Ruang udara untuk penerbangan.
Tatanan kebandarudaraan meliputi:
1. Pengembangan bandar udara Lasikin di Kecamatan Simeulue Timur sebagai bandar udara
pengumpan; dan
2. Pengembangan jalur penerbangan, terdiri atas :
a. Lasikin – Kuala Namu;
b. Lasikin – Cut Nyak Dhien;
c. Lasikin – Sultan Iskandar Muda;
d. Lasikin – Kuala Batu; dan
e. Lasikin – Malikulsaleh.
3. Pembangunan bandar udara lainnya, meliputi:
a. Bandar Udara Air Strip Amabaan di Kecamatan Simeulue Barat sebagai bandar udara
kebencanaan;dan
b. Bandar Udara Pulau Baby sebagai bandar udara pengumpan;
4. Ruang udara untuk penerbangan meliputi:
a. penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan meliputi:
1. Kawasan pendekatan dan lepas landas;
2. Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan;
3. Kawasan di bawah permukaan horizontal;
4. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar;
5. Kawasan di bawah permukaan kerucut;
6. Kawasan di bawah permukaan transisi; dan
7. Kawasan di sekitar penempatan alat bantu navigasi udara.
b. Penetapan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan diatur lebih lanjut oleh Menteri
Perhubungan.
Rencana pembangunan Bandara mengacu pada Rencana Induk Bandara.
D. Rencana Jaringan Energi
Sistem jaringan energi Kabupaten Simeulue terdiri dari :
a. Pembangkit tenaga listrik,; dan
b. Jaringan prasarana energi.
Untuk pengembangan pembangkit tenaga listrik meliputi:
1. Pengembangan energi listrik terbarukan meliputi:
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-27
a. Tenaga surya atau PLTS tersebar di Kecamatan Simeulue Barat dan Alafan serta pulau-pulau
kecil dalam wilayah Kabupaten Simeulue;
b. Rencana pengembangan energi tenaga mikro hydro yang berpotensi di kembangakan pada
Pulau Selaut Kecamatan Alafan, Pulau Baby dan Desa Pulau Teupah di Kecamatan Teupah
Selatan, Desa Pulau Siumat Kecamatan Simeulue Timur; dan
c. Rencana pengembangan energi tenaga biogas di Kecamatan Alafan.
2. Pengembangan energi listrik tidak terbarukan, meliputi;
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dengan kapasitas 8 MW di Desa Lasikin Kecamatan Teupah
Tengah;
b. Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan kapasitas 2x7 MW di Desa Kota Batu Kecamatan
Simeulue Timur.
3. Jaringan prasarana energi terdiri atas:
1) Jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi:
a) Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV yang
menghubungkan seluruh Kecamatan;
b) Pengembangan jaringan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) 220 Volt
2) Pengembangan Gardu Induk , meliputi Gardu Induk Lasikin di Desa Lasikin Kecamatan Teupah
Tengah, Gardu Induk Sibigo di Desa Sibigo Kecamatan Simeulue Barat, Gardu Induk Kampung
Aie di Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah dan Gardu Induk Kota Batu di Desa
Kota Batu Kecamatan Simeulue Timur.
3) Jaringan prasarana energi lainnya yang terdiri dari:
a. Depo Pertamina di Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue Timur;
b. SPBU Pertamina di Desa Suka Jaya Kecamatan Simeulue Timur.
E. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi
Rencana pengembangan sistem prasarana telekomunikasi ditujukan untuk memberikan pelayanan
akan jasa telekomunikasi. Pada era globalisasi seperti dewasa ini peran telekomunikasi memegang
peranan cukup penting dan dibutuhkan oleh semua orang, terutama dalam bidang bisnis, pemerintahan,
kegiatan industri dan sebagainya.
Pengembangan sistem prasarana telekomunikasi di Kabupaten Simeulue diarahkan kepada
keseimbangan pelayanan antar pusat-pusat permukiman, atau sentra-sentra produksi pada setiap
kecamatan. Strategi pengembangan jaringan telekomunikasi diharapkan terintegrasi penggunaan sentral
telepon, jaringan kabel, stasiun transmisi serta sarana penunjang lainnya sejalan dengan perkembangan
teknologi.
Pola pengembangan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Kabupaten Simeulue diarahkan untuk
dapat menunjukan jangkauan pelayanan telekomunikasi pada kota-kota, desa, kawasan-kawasan
tertentu/khsusus dan untuk keperluan khusus lainnya. Jasa telekomunikasi mendorong perkembangan
dan pertumbuhan wilayah, terutama untuk wilayah berakses rendah. Upaya peningkatan aksesibilitas,
selain melalui peningkatan transportasi, juga pengembangan sistem prasarana telekomunikasi.
Upaya-upaya peningkatan sistem telekomunikasi meliputi :
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-28
1. Pengembangan jaringan kabel seluruh kecamatan. Jaringan terrestrial atau kabel berupa
pengembangan jaringan kabel di wilayah dalam Kecamatan Simeulue Timur.
2. Pengembangan Jaringan nirkabel meliputi:
- Sistem jaringan seluler atau tanpa kabel dengan didukung pengembangan menara BTS (Base
Transciever Station) meliputi :
a. Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 5 unit tower, berada di Desa Labuhan Bakti, Desa
Pasir Tinggi, Desa Badegong, Desa Alus-Alus dan Pulau baby;
b. Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 10 unit tower, meliputi 4 unit di Desa Suka Karya, 2
unit di Desa Suak Buluh, Desa Air Dingin, Desa Linggi, Desa Ganting dan Desa Air Pinang;
c. Kecamatan Teupah Tengah sebanyak 2 unit di Desa Busung dan Desa Kahad
d. Kecamatan Teupah Barat sebangyak 3 unit tower, berada di Desa Lantik, Desa Laayon, dan
rencana di Desa Pulau Teupah;
e. Kecamatan Simeulue Tengah sebanyak 3 unit, berada di Desa Kampung Aie, Desa
Lakubang, dan Desa Dihit;
f. Kecamatan Teluk Dalam sebanyak 3 unit, berada di Desa Sambay, Desa Kuala Bakti dan
rencana di Desa Muara Aman;
g. Kecamatan Simeulue Barat sebanyak 2 unit, berada di Desa Malasin dan Desa Layabaung;
h. Kecamatan Salang sebanyak 4 unit, meliputi 2 unit di Desa Nasreuhe, Desa Along, dan Desa
Meunafa;
i. Kecamatan Simeulue Cut sebanyak 1 unit rencana di Pulau Simeulue Cut; dan
j. Kecamatan Alafan sebanyak 1 unit, berada di Desa Langi.
- Pengembangan prasarana teknologi informasi kawasan perkotaan melalui SID-SITAC, sistem
komunikasi dengan dasara BWA (Broardband Wirlass Acess) dan VSAT (Very Small Avperture
Terminal) sesuai dengan konsep Aceh cyber dalam Qanun RTRW Provinsi Aceh.
2.1.7. Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Rencana pengembangan prasarana sumber daya air diarahkan untuk :
1. Memelihara kelestarian sumberdaya air dengan mempertahankan kawasan-kawasan berfungsi
konservasi, mengendalikan penggunaan air dari eksploitasi secara besar-besaran, dan mengamankan
daerah-daerah sempadan sungai atau sumberdaya air lainnya dari kegiatan-kegiatan yang dapat
merusak kualitas air.
2. Mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air berdasarkan keseimbangan antara kebutuhan air
baku untuk permukiman dan kegiatan budidaya dengan ketersediaan sumber daya air, dengan
memperhatikan teknologi, investasi nasional, lingkungan fisik dan hidrologi wilayah
3. Mengembangkan sistem prasarana sumberdaya air selaras dengan pengembangan sistem pusat
permukiman, kawasan budidaya dan kawasan lindung, dalam suatu tata air yang merupakan bagian
dari tata ruang.
4. Mengembangkan embung-embung dan pompanisasi dalam rangka penyediaan air baku serta
konservasi sumber air.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-29
5. Prioritas pengembangan irigasi ini dilakukan pada sentra-sentra pertanian yang telah direncanakan.
Sasaran dari pengembangan prasarana sumber daya air dan irigasi ini ditujukan untuk menunjang
rencana swasembada pangan dan pemenuhan kebutuhna air minum di Kabupaten Simeulue.
Rencana sistem jaringan sumberdaya meliputi pengelolaan wilayah sungai sistem jaringan air baku untuk
air bersih, seperti berikut ini :
1. Pengelolaan Wilayah Sungai, meliputi :
a. Pengendalian banjir;
b. Asdet sumber daya air;
c. Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan /atau sub das; dan
d. Pemanfaatan daerah irigasi;
2. Jaringan air baku untuk air bersih.
A. Pengendalian Banjir
1. Normalisasi sungai meliputi:
a. Sungai Sinabang sepanjang 103,51 m yang berada di Desa Suka Karya Kecamatan Simeulue
Timur;
b. Sungai Salur sepanjang 92,64 m berada di Desa Salur Latun Kecamatan Teupah Barat;
c. Sungai Leubang sepanjang 54,28 m berada di Desa Leubang Kecamatan Teupah Barat;
d. Sungai Luan Batu sepanjang 752,98 m berada di Desa Suak Buluh Kecamatan Simeulue Timur;
e. Sungai Sua-Sua sepanjang 152,49 m berada di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah Tengah
2. Pembangunan tanggul sungai meliputi:
a. Tanggul sungai Sinabang sepanjang 1840,46 m di di Desa Sinabang dan Desa Suka Karya
Kecamatan Simeulue Timur;
b. Tanggul sungai Salur sepanjang 1159,13 m di Desa Salur Kecamatan Teupah Barat;
c. Tanggul sungai Desa Lasikin sepanjang 758,47 m di Desa Lasikin Kecamatan Teupah Tengah
d. Tanggul sungai Desa Sua-Sua sepanjang 532,27 m di Desa Sua-Sua Kecamatan Teupah
Tengah;
e. Tanggul sungai Luan Air Dingin sepanjang 717,02 m di Desa Air Dingin Kecamatan Simeulue
Timur.
3. Pembangunan tanggul laut meliputi:
a. Tanggul laut di teluk Sinabang sepanjang 5.039,32 m yang berada di Desa Lugu, Amaiteng Mulia,
Suka Karya, Suka Maju, Sinabang, Suka Jaya, Ameria Bahagia , Air Dingin,dan Desa Kota Batu;
b. Tanggul laut di teluk Sinabang sepanjang 2.434,57 m yang berada di Desa Air Dingin, Ameri
Bahagia dan Suka Jaya;
c. Tanggul laut di teluk Sibigo sepanjang 312,77 m yang berada di Desa Malasin
d. Tanggul laut Labuhan Bajau sepanjang 504,23 m;
e. Tanggul laut Salur sepanjang 557,11 m;
f. Tanggul laut Lewak sepanjang 979,61 m.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-30
B. Pemanfaatan Danau
Di wilayah Kabupaten Simeulue terdapat empat buah danau kecil yang tersebar di dua kecamatan.
Pemanfaatan danau ini akan diarahkan untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar serta tujuan
objek wisata lokal. Keempat danau tersebut dapat dijelasakan sebagai berikut:
a. Danau Mutiara Laut Tawar di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas 56,95 ha dan volume
air ± 6.834.000 m3;
b. Danau Laulo Laut Tawar di Desa Amabaan Kecamatan Simeulue Barat seluas 169,6 ha dan volume
air ± 20.352.000 m3 ;
c. Danau Tirama di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas 18,72 ha dan volume air ±
1.123.200 m3; dan
d. Danau Luan Boya di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas 10,45 ha dan voleum air ±
627.000 m3.
C. Pemanfaatan Embung
Embung yang merupakan salah satu sumber daya air, dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bagi
kebutuhan air untuk kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan serta kebutuhan air bersih bagi
penduduk. Embung yang ada di Kabupaten Simeulue, meliputi :
a. Embung Sefuluh di Desa Sibuluh Kecamatan Simeulue Tengah seluas 2,29 ha dan volume air ±
68.700 m3;
b. Embung Latitik di Desa Latitik Kecamatan Simeulue Tengah seluas 3,85 ha dan voleume air ±
115.500 m3;
c. Embung Sefoyan di Desa Sefoyan Kecamatan Simeulue Timur seluas 0,83 ha dan volume air ±
16.600 m3.
D. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) meliputi:
a. DAS Devayan seluas14.659 ha;
b. DAS Baby seluas 4.590 ha;
c. DAS Lasia seluas 1.495 ha;
d. DAS Teupah seluas 691 ha;
e. DAS Leukon seluas 429 ha;
f. DAS Siumat seluas 397 ha;
g. DAS Sanggiran seluas 26.535 ha;
h. DAS Along seluas 10.473 ha;
i. DAS Ujung seluas 5.310 ha;
j. DAS Lalla seluas 3.966 ha;
k. DAS Sibusu seluas 9,544 ha
l. DAS Senivung seluas 9.687 ha;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-31
m. DAS Tula-Tula seluas 4.472 ha;
n. DAS Ladon seluas 8.332 ha;
o. DAS Layabaung seluas 9.684 ha;
p. DAS Salit seluas 4.451 ha;
q. DAS Pagaja seluas 8.139 ha;
r. DAS Amuren seluas 4.025 ha;
s. DAS Air Pinang seluas 3.963 ha;
t. DAS Seufulu seluas 8.931 ha;
u. DAS Bota seluas 10.725 ha;
v. DAS Sidolok Sibao seluas 7.766 ha;
w. DAS Linggi seluas 4.391 ha;
x. DAS Pucuk Anao seluas 6.162 ha;
y. DAS Labuhan Bajau seluas 5.231 ha;
z. DAS Suak Lamaatan seluas 6.839 ha;
E. Pemanfaatan Daerah Irigasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 390/KPTS/M Tahun 2007 tentang
Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolaannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, luas Daerah Irigasi di wilayah
Kabupaten Simeulue ± 10.303 ha dengan jumlah irigasi sederhana ± 62 lokasi.
Namun sampai dengan tahun 2011 jumlah DI yang ada berjumlah 41 unit dan hanya mampu mengairi
3.614,35 ha sawah. Hal ini dikarenakan banyak bangunan irigasi yang telah rusak serta debit air yang
makin berkurang. Oleh karena itu pembangunan irigasi tetap direncanakan untuk mendorong program
pencapaian swasembada beras di Kabupaten Simeulue. Adapun Daerah Irigasi yang ada dan
direncanakan dikembangkan meliputi :
1. Daerah Irigasi yang ada terdiri dari :
a. Kewenangan Provinsi Aceh yang berada utuh di kabupaten meliputi:
- Daerah Irigasi Sefuluh seluas 383,26 hektar;
- Daerah Irigasi Suak Lamatan seluas 291,11 hektar.
b. Kewenangan kabupaten meliputi :
1. Daerah Irigasi Ganting seluas kurang lebih 123,99 hektar;
2. Daerah Irigasi Matanurung seluas kurang lebih 40,10 hektar;
3. Daerah Irigasi Situbuk seluas kurang lebih 60,62 hektar;
4. Daerah Irigasi Air Pinang 1 seluas kurang lebih 19,47 hektar;
5. Daerah Irigasi Kuala Baru seluas kurang lebih 70,38 hektar;
6. Daerah Irigasi Luan Balu seluas kurang lebih 5,80 hektar;
7. Daerah Irigasi Sambai seluas kurang lebih 57,91 hektar;
8. Daerah Irigasi Latiung seluas kurang lebih 127,12 hektar;
9. Daerah Irigasi Blang Seubel seluas kurang lebih 78,75 hektar;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-32
10. Daerah Irigasi Lataling seluas kurang lebih 73,05 hektar;
11. Daerah Irigasi Pulau Bengkalak seluas kurang lebih 31,28 hektar;
12. Daerah Irigasi Tanjung Raya seluas kurang lebih 27,27 hektar;
13. Daerah Irigasi Kuala Bakti seluas kurang lebih 14,09 hektar;
14. Daerah Irigasi Sembilan seluas kurang lebih 61,05 hektar;
15. Daerah Irigasi Lamamek seluas kurang lebih 44,66 hektar;
16. Daerah Irigasi Sanggiran seluas kurang lebih 52,11 hektar;
17. Daerah Irigasi Detimon seluas kurang lebih 378,56 hektar;
18. Daerah Irigasi Tameng seluas kurang lebih 79,40 hektar;
19. Daerah Irigasi Amarabu seluas kurang lebih 28,55 hektar;
20. Daerah Irigasi Bubuhan seluas kurang lebih 59,70 hektar;
21. Daerah Irigasi Silengas seluas kurang lebih 39,49 hektar;
22. Daerah Irigasi Awe Kecil seluas kurang lebih 40,27 hektar;
23. Daerah Irigasi Awe Seubel seluas kurang lebih 16,03 hektar;
24. Daerah Irigasi Maudil seluas kurang lebih 57,02 hektar;
25. Daerah Irigasi Nancala seluas kurang lebih 18,15 hektar;
26. Daerah Irigasi Lantik seluas kurang lebih 41,68 hektar;
27. Daerah Irigasi Nancawa seluas kurang lebih 132,65 hektar;
28. Daerah Irigasi Luan Sorip seluas kurang lebih 110,07 hektar;
29. Daerah Irigasi Salur Latun seluas kurang lebih 122,15 hektar;
30. Daerah Irigasi Sigulai seluas 376,67 hektar;
31. Daerah Irigasi Batu Batu seluas 98,98 hektar;
32. Daerah Irigasi Layabaung seluas 13,04 hektar;
33. Daerah Irigasi Sereta seluas 59,28 hektar;
34. Daerah Irigasi Kuala Makmur seluas 52,26 hektar;
35. Daerah Irigasi Sebbeh seluas 185,87 hektar;
36. Daerah Irigasi Lauke seluas 60,47 hektar;
37. Daerah Irigasi Sua-Sua seluas 65,27 hektar;
38. Daerah Irigasi Sembilan I seluas 16,77 hektar.
2. Rencana Irigasi kewenangan kabupaten seluas lebih kurang 1.245,26 ha meliputi :
a. Daerah Irigasi Miteum seluas 80,20 hektar;
b. Daerah Irigasi Amabaan seluas 52,73 hektar;
c. Daerah Irigasi Latitik seluas kurang lebih 210,50 hektar;
d. Daerah Irigasi Putra Jaya seluas kurang lebih 26,38 hektar;
e. Daerah Irigasi Lewak seluas 56,56 hektar;
f. Daerah Irigasi Lamerem seluas 36,99 hektar;
g. Daerah Irigasi Lhok Pauh seluas 15,66 hektar;
h. Daerah Irigasi Langi seluas 45,88 hektar;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-33
i. Daerah Irigasi Lubuk Baik seluas 32,75 hektar;
j. Daerah Irigasi Serafon seluas 45,94 hektar;
k. Daerah Irigasi Lhok Dalam seluas 17,68 hektar;
l. Daerah Irigasi Lafakha seluas 83,79 hektar;
m. Daerah Irigasi Air Pinang 2 seluas kurang lebih 33,92 hektar;
n. Daerah Irigasi Ujung Salang seluas 280,14 hektar;
o. Daerah Irigasi Naibos seluas 23,31 hektar;
p. Daerah Irigasi Inor seluas 39,24 hektar;
q. Daerah Irigasi Meunafa seluas 55,63 hektar;
r. Daerah Irigasi Muara Aman seluas 97,74 hektar; dan
s. Daerah Irigasi Kota Batu seluas 10,22 hektar.
F. Pengembangan sistem air baku untuk air bersih meliputi
Jaringan air baku untuk air bersih berupa pemanfaatan sungai, dan mata air meliputi :
a. Jaringan air baku sungai untuk air bersih, yaitu :
1. Sungai Luan Kuala Makmur kapasitas 1.060 lt/detik di Desa Kuala Makmur Kecamatan
Simeulue Timur;
2. Sungai Luan Lafua kapasitas 210 lt/detik di Desa Labuah Kecamatan Simeulue Timur;
3. Sungai Sebbel kapasitas 1100 lt/detik di Desa Tanjung Raya Kecamatan Teluk Dalam;
4. Sungai Luan Ladon kapasitas 1500 lt/detil di Desa Laure’e Kecamatan Simeulue Tengah
5. Sungai Luan Along kapasitas 2.560 lt/detik di Desa Along Kecamatan Salang;
6. Sungai Salur kapasitas 160 lt/detik di Desa Salur Latun Kecamatan Teupah Barat;
7. Sungai Putra Jaya kapasitas 90 lt/detik di Kecamatan Simeulue Tengah.
b. Jaringan air baku mata air untuk air bersih, yaitu :
1. Mata air Batu Ragi kapasitas 20 lt/detik di Desa Batu Ragi Kecamatan Simeulue Barat;
2. Mata air Sembilan kapasitas 10 lt/detik di Desa Sembilan Kecamatan Simeulue Barat;
3. Mata air Suak lamatan kapasitas 3 l/det di Desa Suak lamatan Kecamatan Teupah Selatan;
4. Mata air Kolok kapasitas 5 lt/detik di Desa Kota Batu Kecamatan Simeulue Timur;
5. Mata air Leubang Hulu kapsitas 10 lt/detik di Desa Leubang Hulu Kecamatan Teupah Barat;
dan
6. Mata air Ana’o kapasitas 5 lt/detik di Desa Ana’o Kecamatan Teupah Selatan.
G. Rencana Sistem Sumber Air Minum
Rencana sistem sumber air minum dilakukan dengan beberapa kriteria untuk pengembangan
prasarana pengolahan air bersih, diantaranya :
a. Pengolahan air bertujuan untuk menghasilkan air minum yang aman bagi masyarakat.
b. Pemanfaatan sumber air permukaan mempertimbangkan pemakaian air di sebelah hilir,
sedangkan pemanfaatan air tanah harus memperhitungkan kapasitas yeild aquifer.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-34
c. Pembangunan pipa diupayakan di atas lahan pemerintah daerah atau lahan yang tidak produktif
dan melayani permukiman yang dilalui minimal melalui hidran umum.
Sistem sumber air minum berupa pengembangan daerah pelayanan meliputi:
1. Pengembangan pengolahan air baku menjadi air minum dan peningkatan sistem jaringan
perpipaannya meliputi :
a. Jaringan perpipaan kawasan kota Sinabang dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang
berada di Desa Sefoyan kapasitas intek terpasang 60 liter/detik dan Labuah kapasitas 20
liter/detik melalui Desa Ujung Tinggi, Kuala Makmur, Gantiing, sefoyan, linggi, lugu, amaiteng
mulia, Suka Karya, Suka Maju, Sinabang, Suka Jaya, Amiria Bahagia, dan Air Dingin;
b. Jaringan perpipaan kawasan kota Sinabang dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang
berada di Desa Kota Batu kapasitas intek terpasang 10 liter/detik dan melalui Desa Kota Batu
Air Dingin dan Amiria Bahagia ;
c. Jaringan perpipaan kawasan kota Sibigo dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang
berada di Desa Batu Ragi kapasitas intek terpasang 15 liter/detik dan melalui Desa Malasin,
Babul Makmur, Batu Ragi, Lamamek dan Sigulai;
d. Jaringan perpipaan Sistem Tanjung Raya dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang
berada di Desa Tanjung Raya kapasitas intek terpasang 10 liter/detik dan melalui Desa
Tanjug Raya, Luan Balu, Sambai, Kuala Baru dan Air Pinang;
e. Jaringan perpipaan kawasan kota Salur dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang berada
di Desa Salur Latun kapasitas intek terpasang 20 liter/detik yang melalui Desa Salur Latun,
Salur Awe Kecil, Salur Lasengalu;
f. Jaringan perpipaan Layabaung/Selare dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang berada
di Desa Layabaung kapasitas intek terpasang 20 liter/detik dan melalui Desa Sinar Bahagia,
Sembilan, Layabaung, Muara Aman, Babussalam , Gunung Putih, Lugu Sekbahak, Kuala
Bakti dan Bulu Hadek;
g. Jaringan perpipaan kawasan perkotaan Kampung Aie dengan Instalasi Pengolahana Air
(IPA) yang berada di Desa Laure’e kapasitas intek terpasang 20 liter/detik yang melalui Desa
Latitik, Kota Baru, Kampung Aie, Wel-Wel, Wellangkum, Bubuhan, Amarabu, Sibuluh, Kuta
Inang, Kuta Padang, Latak Ayah, Borengan, Ujung Padang, Bunga, Nasreuhe Laure’e, Suak
Baru, lambaya;
h. Jaringan perpipaan kawasan kota Nasrehe dengan Instalasi Pengolahana Air (IPA) yang
berada di Desa Along kapasitas intek terpasang 20 liter/detik yang melalui Desa Lafakha,
Along, Mutiara, Padang Unoi, Karya Bakti, Tamon Jaya, Meunafa, Jaya Baru,Tameng, Lalla
Bahagia, Suak Manang, Nasrehe, Bunga;
a. SPAM IKK Desa Matanurung dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
b. SPAM IKK Desa Ana’o dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
c. SPAM IKK Desa Pulau Bengkalak dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
d. SPAM IKK Desa Awe Seubel dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
e. SPAM IKK Desa Kahad dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-35
f. SPAM IKK Desa Salur Latun dengan kapasitas distibusi 3 liter/detik;
g. SPAM IKK Desa Lhok Makmur dengan kapasitas distribusi 3 liter/detik;
h. SPAM IKK Desa Lhok Bikhao dengan kapasitas distribusi 4 liter/detik;
i. SPAM IKK Desa Amaba’an dengan kapasitas distribusi 5 liter/detik.
2. Pengembangan sistem perpipaan perdesaan menggunakan sumber air dari air tanah atau mata
air meliputi:
a. Kecamatan Simeulue Timur yang berada di Desa Ganting, Ujung Tinggi, Air Pinang, Kota
Batu, Suak Buluh, Lugu, Pulau Siumat.
b. Kecamatan Simeulue Barat yang berada di Desa Sinar Bahagia, Amabaan, Miteum, Ujung
Harapan, Lhok Makmur, Sanggiran;
c. Kecamatan Simeulue Tengah yang berada di Desa Latak Ayah, Lakubang, Kuta Baru, Pulau
Simeulue Cut,
d. Kecamatan Alafan yang berada di Desa Lewak, Lamerem, Serafon, Pulau Alaut Eba,
e. Kecamatan Salang yang berada di Desa Ujung Salang, Pulau Lekon
f. Kecamatan Teupah Barat yang berada di Desa Silengas, Angkeo, Nancala, Salur Lasengalu,
Salur Latun, Awe Kecil, Lantik, Pulau Teupah,
g. Kecamatan Teluk Dalam yang berada di Desa Muara Aman;
h. Kecamatan Teupah Selatan yang berada di Desa Lamayang, Trans Meranti, Kebun Baru,
Pulau Bengkalak, Latiung.
2.2. RPJMD KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2012 - 2017
ii. VISI
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diingin kan pada akhir periode perencanaan,
adapun visi Kabupaten Simeulue yang ditetapkanuntuktahun 2012– 2017:
“TerwujudnyaSimeulue yang Maju, Sejahtera danBermartabat
Dalam BingkaiMasyarakat Madani “
Maju:
Sikap dan kondisi masyarakat Simeulue yang mampu memenuhi kebutuhannya untuk lebih
majuyang ditandai dengan laju pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, pemerataan pendapatan
masyarakat, pemantapan infrastruktur berlandaskan dinul islam dengan memperhatikan kearifan
lokal
Sejahtera:
Mengandung makna bahwa kondisi semua lapisan masyarakat secara menyeluruh dapat
terpenuhi hak-hak dasarnya, baik di bidang sosial, ekonomi dan budaya, terutama pangan
sandang dan pangan secara merata.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-36
Bermartabat
sikap dan kondisi masyarakat yang secara aktif mampu merespon peluang dan tantangan zaman
serta berkontribusi dalam proses pembangunan.
Madani
Perwujudan implementasi norma agama dan nilai budaya sebagai landasan moral dan spiritual
dalam seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Simeulue yang memiliki keutamaan untuk
selalu melaksanakan kebaikan dan mencegah kemungkaran sehingga terbentuk karakter dan jati
diri masyarakat yang berakhlak mulia dan berbudaya.
iii. MISI
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 7 Misi Pembangunan Kabupaten Simeulue
Tahun 2012 – 2017, sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
terampil, menguasai teknologi serta memiliki kepribadian yang terpuji bertaqwa kepada Allah
SWT.
yaitu pembangunan yang menekankan pada pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang ditandai dengan membaiknya taraf pendidikan, yang didukung oleh meningkatnya
ketersediaan dan kualitas pelayanan, sosial dasar bagi masyarakat serta mewujudkan
masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta berdaya
saing untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera;
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik dan menyeluruh.
yaitu pembangunan yang menekankan membaiknya derajat kesehatan penduduk, yang
didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan, sosial dasar bagi
masyarakat serta mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya dan beradab serta berdaya saing untuk mencapai kehidupan yang lebih makmur
dan sejahtera;
3. Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur daerah dalam rangka pemenuhan layanan
umum dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup.
yaitu meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan umum yang
memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang
berkeadilan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum untuk menunjang produktifitas
dan mobilitas publik;
4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa serta mendapat
kepercayaan dari masyarakat.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-37
yaitu menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik secara konsisten dan
berkelanjutan yang tercermin dari berkurangnya tingkat korupsi, makin banyaknya keberhasilan
pembangunan di berbagai bidang, dan terbentuknya birokrasi pemerintahan yang professional
dan berkinerja tinggi, menjamin kepastian hukum, melindungi segenap masyarakat serta
memberikan akses dan kesempatan bagi penduduk laki-laki dan perempuan agar memperoleh
manfaat dari pembangunan yang adil dan merata.
5. Mendorong terlaksananya pembangunan mental spritual masyarakat melalui kegiatan
keagamaan, pelaksanaan syariat Islam secara kaffah serta mendorong agar sarana
keagamaan sekaligus berfungsi sebagai tempat pembinaan umat
6. Mengelola potensi Sumber Daya Alam melalui kemitraan dalam berbagai sektor dengan
semua pihak.
Dengan menggali potensi Sumber Daya Alam sebagai Peningkatan pendapatan daerah
melalui kemitraan dalam berbagai sektor dengan semua pihak, yaitu melaksanakan
pembangunan yang memanfaatkan ekonomi Sumberdaya Alam dengan tetap menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan serta keberlanjutan SDA dan lingkungan hidup dengan
tetap menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan;
7. Melaksanakan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan secara Terpadu di Bidang Pertanian dalam
arti luas, kelautan dan perikanan, perdagangan, perindustrian dan Pariwisata dalam Rangka
Memperluas Lapangan Berusaha.yaitu mengembangkan perekonomian daerah yang
berlandaskan ekonomi kerakyatan dengan memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan
ekonomi daerah, yang bertumpu pada pengembangan potensi local berbasis agribisnis dan
agroindustri;
iv. TUJUAN DAN SASARAN
Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan teknis
operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2010 – 2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Simeulue Tahun
2007 -2027, maka kedepan tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan
dan pelaksanaan pembangunan 5 (Lima) tahun ke depan dapat diuraikan dalam tabel 5.1 s/d 5.7
di bawah ini :
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-38
Tabel. 5.1 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 1
Misi 1: Meningkatkan kualitas pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
mapan, terampil, menguasai teknologi serta memiliki kepribadian yang terpuji
bertaqwa kepada Allah SWT.
Tujuan Sasaran
Meningkatkan kualitas
pendidikan
1. Terwujudnya manajemen sekolah yang efisien.
2. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
3. Memantapkan angka partisipasi sekolah.
4. Meningkatnya angka melek huruf.
5. Meningkatnya prestasi siswa.
6. Meningkatnya penguasaan skill dan teknologi siswa
Memperkuat pendidikan
keislaman berbasis sekolah
1. Tumbuhnya kepribadian Islami yang berbasis di sekolah
Memantapkan aksesibilitas
pendidikan
1. Terpeliharanya sarana dan prasarana pendidikan
2. Tersedianya sarana transportasi yang memadai bagi guru
dan siswa.
Meningkatkan Kualitas
Keterampilan Angkatan Kerja
1. Meningkatnya keterampilan dan kewirausahaan
masyarakat
Meningkatkan Kualitas
Kepemudaan dan olahraga
1. Meningkatnya prestasi atlit Simeulue
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olah
raga di event regional, nasional dan internasional.
3. Terlaksananya event olah raga di Simeulue.
Tabel. 5.2 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 2
Misi 2: Mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik guna meningkatakan kualitas kesehatan
masyarakat secara menyeluruh sampai ke pelosok desa
Tujuan Sasaran
Meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
1. Terpeliharanya kesehatan individu, keluarga masyarakat
dan lingkungan.
2. Meningkaatnya kualitas dan jangkauan layanan Keluarga
Berencana.
Memantapkan dan
memperluas akses dan daya
dukung infrastruktur
pelayanan fasilitas
kesehatan
1. Tersedianya layanan kesehatan ke seluruh pelosok
Simeulue.
2. Terpeliharanya infrastruktur kesehatan.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-39
Tabel. 5.3 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 3
Misi 3 : Mewujudkan Sarana dan Prasarana Infrastruktur daerah dalam rangka pemenuhan
layanan umum dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup dan tanggap bencana
Tujuan Sasaran
Meningkatkan Pembangunan
Sarana dan Prasarana
Wilayah.
1. Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan,
transportasi, energi, sumber daya air dan telekomunikasi.
2. Peningkatan sarana dan prasarana dasar permukiman
yang memenuhi standar kesehatan
3. Tersedianya ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
4. Berkurangnya dampak resiko bencana alam dan bencana
kebakaran
Pengawasan dan
Pengendalian Tata
Ruang/Kawasan
1. Terkendalinya pembangunan yang sesuai dengan rencana
tata ruang dan wilayah
Tabel. 5.4 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 4
Misi 4 : Membangun Pemerintahan yang Mantap, Bersih dan berwibawa serta Mendapat
Kepercayaan dari Masyarakat
Tujuan Sasaran
Meningkatkan Kinerja
Kelembagaan Pemerintah
Daerah
1. Meningkatnya kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah.
2. Meningkatnya disiplin dan Kapasitas SDM Aparatur.
Meningkatkan
Penyelenggaraan
Pemerintahan dan Otonomi
Daerah
1. Meningkatnya Akuntabilitas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Meningkatkan Kapasitas
Keuangan Daerah
1. Meningkatnya Pendapatan dan Kualitas Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Mewujudkan penataan dan
Pengelolaan data dan informasi
Daerah
1. Pengelolaan kearsipan dan data daerah yang baik
Mewujudkan regulasi untuk
mendukung terciptanya tata
Terbentunya regulasi sebagi payung hukum dalam
menjalankan tugas-tugas pemerintahan
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-40
kelola pemerintahan yang baik
Meningkatkan Kehidupan
Demokrasi dan Supremasi
Hukum
1. Meningkatnya kualitas kehidupan demokrasi, serta
penegakan hukum dan ham
2. Penegakan syariah Islam
Tabel. 5.5 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 5
Misi 5 : Mendorong terlaksananya pembangunan mental spritual masyarakat melalui kegiatan
sosial, keagamaan, pelaksanaan syariat islam serta mendorong agar sarana
keagamaan sekaligus berfungsi sebagai tempat pembinaan umat.
Tujuan Sasaran
Meningkatkan kualitas
kehidupan beragama
1. Terbinanya dan optimalnya peranan pusat kajian Islam
(Islamik center), Pesantren, TPA dan TQA.
2. Optimalnya peran MPU, MAA dan Petugas Keagamaan.
3. Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran
agama di masyarakat serta terwujudnya kehidupan sosial
yang harmonis rukun dan damai di kalangan umat
beragama.
Revitalisasi sarana ibadah 1. Tersedianya sarana ibadah yang nyaman bagi masyarakat
Meningkatkan upaya revitalisasi
nilai-nilai kebudayaan dan
kearifan lokal
1. Pelestarian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Meningkatkan keberdayaan dan
perlindungan perempuan, anak
dan masyarakat berkebutuhan
khusus
1. Tersedianya sarana dan prasarana pemerintahan yang peka
terhadap pelayanan bagi masyarakat berkebutuhan
khusus.
Tabel. 6 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 6
Misi 6 : Mewujudkan kemitraan dalam berbagai sektor dengan semua pihak.
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan Investasi dan
Perluasan Lapangan Kerja
dengan pengelolaan sumber
daya alam secara terpadu
1. Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta
kualitas dan produktivitas tenaga kerja
2. Meningkatkan Pengembangan dan pengelolaan Kawasan
strategis dan cepat Tumbuh
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-41
Tabel. 5.7 Tujuan dan Sasaran Menurut Misi 7
Misi 7. : Melaksanakan Pembangunan ekonomi kerakyatan secara terpadu di bidang pertanian
dalam arti luas, perdagangan, perindustrian dan pariwisata dalam rangka memperluas
lapangan berusaha.
Tujuan Sasaran
1. Meningkatkan peranan
ekonomi pedesaan dalam
perekonomian daerah.
1. Meningkatnya kapasitas koperasi, ukm dan kelembagaan
ekonomi perdesaan
2. Memperkuat peran sektor
pertanian dan industri
sebagai penggerak utama
perekonomian daerah
1. Penguatan peran sektor pertanian dan industri sebagai
penggerak perekonomian utama daerah dalam
menyokong pengemmbangan kawasan strategis cepat
tumbuhMeningkatnya Ketahanan Pangan
3. Meningkatkan peran sektor
perdagangan dan pariwisata
sebagai pendukung
perekonomian daerah
1. Meningkatnya kinerja perdagangan dalam pemenuhan
kebutuhan pokok Simeulue
2. Meningkatnya kunjungan wisatawan
2.2.4. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Strategi pembangunan ditetapkan dengan menggunakan program indikatif untuk mewujudkan
visi dan misi yang dirumuskan dengan mengembangkan program pembangunan tahunan selama
lima tahun dan dikembangkan dalam suatu pemetaan strategi daerah dan arah kebijakan
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Simeulue ditujukan untuk mewujudkan misi
Pemerintahan Kabupaten Simeulue dan untuk memperjelas arah pengembangan program
prioritas kepala daerah.
Strategi dan Kebijakan pembangunan Kabupaten Simeulue tahun 2012 -2017, yang merupakan
“ grand strategy” dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan adalah
sebagai berikut :
A. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 1
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 1 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Peningkatan kapasitas manajemen pelayanan dan pengelolaan pendidikan
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-42
b. Peningkatan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan dasar dan menengah
c. Penyediaan beasiswa bagi penduduk usia sekolah yang kurang mampu
d. Peningkatan kesadaran pentingnya pendidikan
e. Peningkatan akses pendidikan bagi penduduk usia sekolah dan masyarakat buta huruf
f. Penyediaan alat pendukung pemahaman materi mata pelajaran
g. Menggalakkan dan menumbuhkembangkan pendidikan keislaman di satuan pendidikan
dasar dan menengah
h. Memantapkan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan
i. Menyediakan sarana transportasi massal bagi guru dan siswa
j. Meningkatkan fungsi Balai Latihan Kerja
k. Meningkatkan sarana dan prasarana olah raga
l. Meningkatkan pembinaan olah raga unggulan
m. Meningkatkan sarana dan prasarana olah raga di setiap kecamatan
n. Meningkatkan kesadaran olah raga prestasi masyarakat
o. Meningkatkan kesejahteraan atlit berprestasi di event regional, nasional dan internasional
p. Melaksanakan event olah raga unggulan
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut:
a. Penerapan sistem managemen sekolah berbasis teknologi komputer
b. Peningkatan rata-rata jenjang pendidikan bagi pendidik dan tenaga pendidik
c. Penyediaan beasiswa diarahkan untuk memastikan anak kurang mampu memiliki dana
untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
d. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan, terutama bagi anak
perempuan dan memperkenalkan sekolah kejuruan.
e. Peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat dan mengembangkan pendidikan luar
sekolah dan menyelenggarakan pendidikan satu atap
f. Penyediaan pustaka, alat bantu peraga, laboratorium bahasa, IPA dan Komputer
g. Penyediaan pustaka, alat bantu peraga, laboratorium otomotif, perikanan dan pertanian
h. Penambahan jam belajar untuk materi keagamaan sesuai jenjang pendidikan
i. Revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan
j. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
k. Penyediaan sarana transportasi massal dan biaya operasional yang cukup bagi guru dan
siswa
l. Operasionalisasi dan peningkatan fungsi Balai Latihan Kerja
m. Penerapan link and match BLK dengan dunia usaha
n. Menyelesaikan dan memfungsikan stadion olah raga sebagai pusat pengembangan olah
raga Simeulue
o. Modernisasi sistem pembinaan olah raga unggulan
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-43
p. Peningkatan keikutsertaan olah raga unggulan dalam event-event regional, nasional dan
internasional
q. Peningkatan sarana dan prasarana olah raga di setiap kecamatan
r. Peningkatan kesadaran olah raga prestasi masyarakat melalui sosialisasi manfaat olah
raga
s. Penyediaan beasiswa pendidikan lanjutan bagi atlit usia sekolah berprestasi
t. Penyediaan porsi lapangan kerja di pemerintahan dan dunia usaha bagi atlit berprestasi
u. Memfasilitasi pelaksanaan event olah raga unggulan.
v. Memanfaatkan event olahraga unggulan sebagai wahana pengembangan prestasi dan
daya tarik wisata.
B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 2
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 2 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan individu, kesehatan
keluarga dan kesehatan lingkungan serta peningkatan peran tenaga kesehatan dalam
memfalisitasi kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan jangkauan layanan dan peningkatan kesadaran pentingnya keluarga
berencana
c. Meningkatkan kualitas layanan melalui peningkatan jenjang pendidikan tenaga medis dan
para medis
d. Terpenuhinya alat-alat kesehatan diseluruh pusat pelayanan kesehatan
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut:
a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan kesehatan
individu, keluarga dan lingkungan
b. Penyediaan layanan dan informasi tentang Keluarga Berencana sampai ke desa terutama
bagi laki-laki
c. Meningkatnya rata-rata tingkat pendidikan tenaga medis dan paramedis. Peningkatan jumlah
tenaga medis dan tenaga medis
d. Meningkatnya kualitas pelayanan berdasarkan SPM kesehatan.
e. Menyediakan dan modernisasi alat-alat kesehatan, pemeliharaan infrastruktur kesehatan
C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 3
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 3 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan, transportasi, energi, sumber daya air dan
telekomunikasi
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-44
b. Meningkatkan sarana dan prasarana dasar permukiman yang memenuhi standar kesehatan
c. Menyediakan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
d. Meminimalisir dampak bencana alam
e. Menyusun dokumen dan regulasi tentang penataan ruang serta pengendalian pemanfaatan
ruang
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut:
a. Penyediaan sarana dan prasarana perkantoran pemerintah, sarana transportasi laut, udara
dan darat, perluasan cakupan layanan listrik, penyediaan
b. Penyediaan rumah layak huni bagi kaum dhuafa yang didukung dengan sarana air bersih,
pengolahan persampahan dan limbah
c. Penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
d. Pengelolaan daerah aliran sungai dan daerah rawan longsor, penyediaan jalur dan ruang
evakuasi bencana
e. Percepatan lahirnya regulasi tentang penataan ruang serta penyiapan sumber daya manusia
dibidang penataan ruang
D. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 4
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 4 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Merestrukturisasi kelembagaan pemerintah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
b. Peningkatan fungsi dan peran aparatur pemerintah sesuai dengan kapasitas aparatur
c. Peningkatan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
d. Pemetaan sektor-sektor ekonomi yang berpotensi meningkatkan PAD, memunculkan
sumber-sumber PAD baru, efisensi pembiayaan melalui PAD.
e. Menyusun sistem pengelolaan arsip dan data daerah
f. Meningkatkan kesadaran hukum, pemahaman demokrasi dan ham
g. Meningkatkan pemahaman dan penegakan nilai-nilai Islami
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut::
a. Restrukturisasi kelembagaan pemerintah sesuai dengan kebutuhan terkini Pemerintahan
Kabupaten Simeulue
b. Menerapkan sistem reward and punishment, dan penempatan sdm sesuai dengan kapasitas
dalam struktur kelembagaan
c. Mensinergikan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
d. Pemetaan, Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah
e. Efisiensi penggunaan keuangan daerah
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-45
f. Penyusunan sistem pengelolaan arsip dan data daerah serta penyediaan sumber daya
manusia untuk menjalankan sistem.
g. Peningkatan kesadaran hukum, peningkatan pemahaman akan hak perempuan dan anak
dalam keseimbangan jender , peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
h. Sosialisasi qanun syariat Islam dan penegakan hukum syariat.
E. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 5
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 5 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Pembinaan dan optimalisasi peranan pusat kajian Islam (Islamik center), Pesantren, TPA dan
TQA.
b. Mengoptimalkan peran MPU, MAA dan Petugas Keagamaan.
c. Menyediakan sarana ibadah yangnyaman bagi masyarakat
d. Meningkatkan fungsi rumah ibadah sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan dan
menyediakan saran pendukung kegiatan kemasyarakatan di rumah-rumah ibadah
e. melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam mendukung pembangunan
f. Pelaksanaan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dalam kehidupan bermasyarakat dan
pemerintah
g. Penyediaan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat berkebutuhan khusus
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut::
a. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat kajian Islam, pesantren, TPA dan TQA
b. Peningkatan peran MPU MAA, petugas keagamaan dalam upaya pembinaan dan
peningkatan pemahaman nilai-nilai agama Islam
c. Penyediaan saran ibadah yang nyaman
d. Peningkatan fungsi rumah ibadah sebagai pusat kegitan kemasyrakatan
e. Penyedian sarana pendukung kegiatan di rumah-rumah ibadah
f. Pendokumentasian nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
g. Pengenalan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sejak dini melalui kegiatan belajar mengajar
di sekolah
h. Menyediakan fasilitas pendukung akses pelayanan pemerintah terhadap masyarakat
berkebutuhan khusus
F. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 6
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 6 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Penciptaan Iklim Investasi yang mampu mengembangkan potensi produk unggulan daerah
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
II-46
b. Pembangunan prasarana dan sarana penunjang pengembangan kawasan strategis dan
cepat tumbuh
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut::
a. Meningkatkan promosi kerjasama dan pelayanan investasi/penanaman modal
b. Mengarahkan investasi untuk pengembangan Agropolitan, Minapolitan dan wisata bahari
G. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN MISI 7
Untuk memenuhi tujuan dan sasaran misi 7 sebagaimana tersebut di atas disusunlah strategi
sebagai berikut:
a. Peningkatan peran koperasi dan UKM dalam pembangunan ekonomi kerakyatan
b. Peningkatan produksi dan daya saing sektor pertanian dan perkebunan
c. Peningkatan Ketahanan Pangan
d. Meningkatnya produksi dan daya saing peternakan
e. Peningkatan nilai tambah produk kehutanan non kayu
f. Peningkatan produksi dan daya saing hasil perikanan
g. Tumbuh dan berkembangnya sektor industri berbasis pertanian.
Untuk memantafkan strategi sebagaimana tersebut diatas disusunlah arah kebijakan sebagai
berikut::
a. Meningkatkan pembinaan koperasi dan UKM, terutama yang berbasis pemberdayaan
perempuan
b. Meningkatkan produksi dan daya saing sektor pertanian dan perkebunan
c. Meningkatkan Ketahanan Pangan
d. Meningkatkan produksi dan daya saing peternakan
e. Meningkatkan nilai tambah produk kehutanan non kayu
f. Meningkatkan produksi dan daya saing hasil perikanan
g. Menumbuhkan dan mengembangkan sektor industri berbasis pertanian.
h. Menjaga stabilitas suplai bahan-bahan kebutuhan pokok
i. Mengembangkan dan mempromosikan objek wisata religi dan peninggalan sejarah di
Kabupaten Simeulue
III-1
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-1
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Bab. 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMEULUE
3.1. KONDISI GEOGRAFIS
Secara geografis Kabupaten Simeulue terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Aceh, berjarak
105 Mil Laut dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, atau 85 Mil Laut dari Tapak Tuan , Kabupaten
Aceh Selatan, serta berada pada koordinat 2°15'- 2° 55' Lintang Utara dan 95°40'-96°30 ' Bujur
Timur (Peta Rupa Bumi skala 1 : 250.000 oleh Bakosurtanal). Kabupaten Simeulue merupakan gugusan
kepulauan yang terdiri dari 63 pulau besar dan kecil. Pulau yang terbesar adalah Pulau Simeulue yang
panjangnya ± 100,2 Km dan lebarnya 8 – 28 Km. Pulau Simeulue memiliki luas 198.502 Ha, atau ±94%
dari 212.512 Ha luas keseluruhan Kabupaten Simeulue. Sedangkan luas sisanya yakni 14.491 Ha,
merupakan luas pulau-pulau lainnya yaitu P. Siumat, P.Panjang, P. Batu Berlayar, P. Teupah, P. Mincau,
P. Simeulue Cut, P. Pinang, P. Dara, P. Langgeni, P. Linggam, P. Lekon, P. Selaut Besar, P. Selaut
Kecil, P. Tepi, P. Ina, P. Alafulu, P. Penyu, P. Tinggi, P. Kecil, P. Khala-khala, P. Asu, P. Baby, P. Lasia
dan pulau-pulau kecil lainnya. Kepulauan Simeulue dikelilingi Samudera Indonesia dan berbatasan
langsung dengan perairan internasional. Untuk iklim Kabupaten Simeulue beriklim tropika basah dengan
curah hujan 2.286,7 mm/tahun. Keadaan cuaca ditentukan oleh penyebaran musim. Pada musim barat
yang berlangsung sejak bulan September hingga Februari , sering terjadi hujan yang disertai badai dan
gelombang besar sehingga sangat berbahaya bagi pelayaran. Sedangkan pada musim timur yang
berlangsung sejak bulan Maret sampai Agustus, biasanya menjadi kemarau yang diselingi hujan yang
tidak merata serta keadaan laut yang relatif tenang. Suhu berkisar antara 25º - 33º C serta kelembaban
nisbi antara 60% - 75% yang berlangsung sepanjang tahun, kecepatan angin rata-rata sebesar 3 knot.
Kabupaten Simeulue merupakan salah satu Kabupaten Provinsi Aceh yang beribukota Sinabang dengan
jarak 85 Mil dari Labuhan Haji dengan waktu tempuh selama 10 (sepuluh) Jam pelayaran menggunakan
kapal Penyebrangan KMP Teluk Sinabang, sedangkan jika melalui Kabupaten Singkil menggunakan
Kapal Penyebrangan KMP Teluk Singkil dengan waktu tempuh 13 (tiga belas) Jam. Sedangkan untuk
armada udara menggunakan pesawat terbang Susi Air, yang memilki jadwal penerbangan dari Banda
Aceh-Sinabang dengan waktu tempuh ± 1 jam 10 menit, Sinabang-Nagan raya (Banda Aceh transit via
Nagan Raya) dengan jarak tempuh ± 45 (empat puluh) menit dan Sinabang-Medan dengan waktu
tempuh ± 60 (enam puluh) menit. Kabupaten Simeulue terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 29 (dua puluh
sembilan) mukim dan 138 (seratus tiga puluh delapan) desa.
Adapun batas - batas wilayah Kabupaten Simeulue sebagai berikut:
SebelahBarat :Samudera Indonesia
SebelahTimur :Samudera Indonesia
SebelahUtara :Samudera Indonesia
SebelahSelatan :Samudera Indonesia
III-2
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-2
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Luas wilayah daratan Kabupaten Simeulue beserta pulau-pulau kecil di sekitarnya adalah 212.215 ha,
sedangkan berdasarkan peta digitasi Bappeda kabupaten Simeulue luas wilayah simeulue adalah
183.812 ha, dan terdiri atas 10 kecamatan seperti terlihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Pembagian Administrasi Pemerintah di Wilayah Kabupaten Simeulue
NO KECAMATAN
LUAS MENURUT
DIGITASI PETA DASAR
KABUPATEN (Ha)
LUAS MENURUT UNDANG-UNDANG
PEMBENTUKAN KABUPATEN
(Ha)
JUMLAH
MUKIM DESA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Teupah Selatan 22.223,82 27.153 4 19
2 Simeulue Timur 17.597,26 38.173 4 17
3 Teupah Tengah 8.369,54 - 2 12
4 Teupah Barat 14.673,07 19.395 3 18
5 Simeulue Tengah 11.248,34 26.528 3 16
6 Simeulue Cut 3.539,92 - 2 8
7 Teluk Dalam 22.467,72 13.879 2 10
8 Salang 44.607,41 22.273 3 16
9 Simeulue Barat 19.895,56 41.599 4 14
10 Alafan 19.186,93 23.512 2 8
JUMLAH 183.809,57
183.809,57 29 138
Sumber : Simeulue Dalam Angka 2011 T.A 2012
3.1.1. Topografi
Wilayah Kabupaten Simeulue memiliki relif yang beraneka ragam, terdiri dari daerah dataran
pantai yang tesebar disepanjang pantai. Kepulauan Simeulue bukan merupakan kepulauan vulkanik tetapi
memiliki curah hujan yang tinggi karena dikelilingi samudera yang luas. Tanahnya umumnya memiliki
tingkat keasaman yang tinggi, seperti podsolid merah kuning, podsolid merah coklat, alluvial, organosol,
batu kapur dan tanah bergambut. Menurut Peta Rupa Bumi skala 1 : 250.000 (Bakosurtanal), titik
terendah Pulau Simeulue terletak pada 0 (nol) meter diatas permukaan laut, sedangkan titik tertinggi
terletak pada 600 meter di atas permukaan laut dan sisanya merupakan daerah berbukit-bukit dengan
kemiringan di bawah 18º yang terletak di tengah pulau. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
III-3
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-3
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel 3.2 Luas Wilayah Kabupaten Simeulue Berdasarkan Ketinggian Tempat (M)
Di atas Permukaan Laut
No. Kecamatan
Klasifikasi Ketinggian Tempat (m DPL) Jumlah
0 – 50 m 50 – 100 m
100 – 200 m
200 – 300 m
>300 m
Ha %
Ha Ha Ha Ha Ha
1 Teupah Selatan 13.496,73 7.664,06 1.004,15 58,85 - 22.223,79 12,09
2 Simeulue Timur 7.339,61 3.226,32 3.736,34 2.079,07 1.215,92 17.597,25 9,57
3 Teupah Tengah 3.972,14 2.424,30 1.824,76 148,35 - 8.369,55 4,55
4 Teupah Barat 4.579,50 2.865,18 3.803,99 2.059,01 1.365,38 14.673,06 7,98
5 Simeulue Tengah
6.007,90 2.742,29 2.198,37 294,20 5,58 11.248,33 6,12
6 Simeulue Cut 2.650,82 671,42 191,32 26,37 - 3.539,92 1,93
7 Teluk Dalam 10.798,69 5.739,08 5.027,65 872,18 30,14 22.467,75 12,22
8 Salang 10.582,66 4.937,09 3.920,09 430,55 25,15 19.895,55 10,82
9 Simeulue Barat 16.892,45 14.357,76 10.110,13 3.110,62 136,44 44.607,40 24,27
10 Alafan 9.566,25 6.144,13 3.134,28 339,41 2,84 19.186,91 10,44
Total 85.886,75 50.771,63 34.951,08 9.418,58 2.781,46 183.809,51 100,00
Prosentase Sebaran
46,73 27,62 19,01 5,12 1,51 100,00
Sumber : Bappeda Propinsi (diolah)
3.1.2. Geologi
Secara litologi, jenis batuan penyusun Pulau Simeulue terdiri dari batuan formasi Bancuh Kuala
Makmur yang merupakan batuan tertua dan merupakan batuan dasar (basement rock) di pulau ini.
Formasi bancuh atau campur aduk ini berupa bongkah batuan aneka bahan yang terdiri dari batuan
basal, gabro, sedimen malih, filit, batu sabak dan rijang.
Bongkah – bongkah batuan dengan berbagai ukuran (dari beberapa cm sampai lebih dari 250 m)
terdapat dalam matriks atau massa dasar batu lumpur dan batu lempung yang tergerus kuat. Formasi
batuan ini diperkirakan terbentuk selama Oligo Miosen yaitu pada masa tumbukan antara Lempeng India-
Australia dengan Lempeng Eurasia.
Susut laut pada Miosen Tengah menghasilkan Endapan Karbonat Formasi Sibigo yang terdiri
dari batu gamping koral, kalkarenit dan kalsirudit. Di atas formasi ini dengan lingkungan endapan laut
dangkal terendapkan Formasi Sigulai yang terdiri dari napal dan batu pasir kuarsa.Di dalam batu pasir
banyak terdapat bahan karbon, setempat tufaan dan gampingan. Sebagai bagian dasar dari formasi ini
terdapat Anggota Lasikin yang terdiri dari konglomerat aneka bahan terdiri dari fragmen batuan ultra
III-4
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-4
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
basa, gabro, basal, kuarsa susu dan rijang. Formasi dan anggota ini terendapkan selama Miosen Awal-
Akhir. Diatas Formasi Sigulai dengan lingkungan endapan pada Miosen Akhir-Pliose Awal terendapkan
Formasi Layabaung yang terdiri dari batu pasir tufaan, tufa dan batu lempung tufaan mengandung kuarsa
gelas gunung api dan bahan karbon. Formasi layabaung ini berjemari dengan Formasi Dihit yang terdiri
dari arenit dengan sisipan batu lanau dan batu lempung. Formasi Dihit dijumpai menyebar secara luas
hampir mendominasi Pulau Simeulue. Batu gamping terumbu berupa batu gamping koral, kalkarenit dan
kalsilutit, massif, diperkirakan berumur Plistosen hingga Holosen membentuk pulau-pulau kecil dan teras-
teras di sepanjang pantai Pulau Simeulue. Endapan paling muda yaitu endapan masa kini, dijumpai
endapan danau terdiri dari lempung, lanau dan pasir halus, tersebar di sekitar Danau Amabaan di daerah
Sibigo, endapan rawa tersebar dibanyak tempat, terdiri dari lempung, lumpur dan pasir banyak
mengandung sisa tumbuhan, dan endapan alluvium sebagai endapan sungai dan pantai terdiri dari
lumpur, pasir, lempung, kerikil dan kerakal.
Pulau Simeulue termasuk di deretan kepulauan busur luar. Struktur geologi Pulau Simeulue
mencerminkan suatu kompleks yang dipengaruhi oleh adanya tumbukan dan penyusupan lempung dasar
Samudera India-Australia ke bawah lempeng Benua Eurasia. Seperti halnya deretan kepulauan busur
luar, penyusupan kedua lempeng yang terletak di Samudera Hindia yaitu sebelah barat daya Pulau
Simeulue secara regional menerus dan memanjang disepanjang barat Pulau Sumatera, Selatan Jawa
menerus ke perairan Maluku dan Irian.
Struktur geologi yang berkembang di Pulau Simeulue dijumpai beberapa struktur patahan,
lipatan, kekar dan perdaunan. Struktur patahan dijumpai berupa patahan geser, patahan bongkah dan
patahan naik. Ketiga jenis patahan ini berkembang membentuk pola yang menyebar hampir diseluruh
pulau dengan arah umum barat laut-tenggara dan timur laut barat daya. Patahan geser yang paling besar
adalah Patahan Pagaja yang berarah barat laut-tenggara memanjang hampir sejajar dengan arah
memanjang Pulau Simeulue. Patahan naik dan patahan bongkah dijumpai masing-masing disebelah
timur dan selatan di Kecamatan Teluk Dalam. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin sumbu-sumbu
lipatannya berarah barat laut-tenggara, dijumpai pada Formasi Layabaung dan Formasi Dihit. Struktur
kekar dan perdaunan dijumpai pada batuan-batuan dari hampir seluruh formasi dengan arah dan ukuran
yang beragam. Secara rinci persebaran formasi batuan yang ada di wilayah Kabupaten Simeulue dapat
dilihat pada tabel di berikut ini.
III-5
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-5
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel. 3.3 Luas Wilayah Kabupaten Simeulue Berdasarkan Susunan Geologi
Sumber : Bappeda Provinsi (diolah)
Di wilayah Kabupaten Simeulue mempunyai struktur batuan yang merupakan bahan galian sebagai
bahan induk pembentuk tanah, secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut;
a. Bahan tanah liat untuk pembentuk batu bata, banyak diupayakan oleh masyarakat diareal
sawah. Upaya ini banyak dilakukan di Kecamatan Simeulue Timur.
b. Batuan endapan sungai berupa sirtu (pasir dan batu), banyak terdapat di Sungai Kuala
Makmur, Sungai Kuala Baru, dan Sungai Kota Batu yang didominasi oleh batuan beku yang
merupakan batuan sedimen beku, ukurannya bervariasi dari yang sangat besar sampai yang kecil
dan merupakan pecahan batu sampai butiran.
c. Bahan galian atau butiran emas, potensi jenis batuan ini masih dalam tahap explorasi.
Jenis batuan lainnya yang merupakan pelapukan bahan pembentuk tanah, yang mempunyai
kandungan potensial di Kabupaten Simeulue adalah; Batuan gamping tersebar di kecamatan
Teupah Selatan, Simeulue Timur, Simeulue Tengah, Teluk Dalam dan Alafan.
III-6
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-6
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
3.1.3. Hidrologi
Potensi hidrologi Kabupaten Simeulue, sebagaimana kondisi hidrologi kepulauan sangatlah
terbatas. Hingga saat ini potensi ini hanya dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari sehingga masih
dirasakan cukup. Sumber air permukaan di kepulauan Simeulue berasal dari beberapa mata air, sungai
dan danau.
Di Pulau Simeulue banyak dijumpai sungai, baik sungai sepanjang tahun maupun sungai
musiman, umumnya berpola dendritik, parallel dan sub parallel. Kualitas air, jernih sampai keruh dengan
pH rata – rata 6.5, rawa umumnya dijumpai didaerah pantai, air berwarna jernih kecoklatan, umumnya
payau dengan pH sekitar 6. Mata air dijumpai dibeberapa tempat, umumnya pada Formasi Dihit antara
lain di Desa Labuah, Desa Kuala Makmur, Desa Kampung Air dan dibanyak tempat lainnya lagi. Debit air
rata-rata < 1 liter/detik, jernih, tawar, tidak berbau dan tidak berasa, pH 6,5 dan dapat digunakan untuk
keperluan hidup sehari-hari masyarakat setempat.
Air tanah bebas adalah air tanah yang terdapat diantara permukaan tanah dan lapisan kedap air
(akifer) dibawahnya, dapat muncul sebagai mata air. Air tanah bebas dapat diamati pada sumur-
sumurgali penduduk, umumnya jernih sampai kecoklatan, tidak berbau dan tidak berasa. Didaerah sekitar
pantai kedalaman muka air sekitar 1-2 meter, fluktuasi 1-2 meter dengan debit sekitar10 ltr/ detik. Biasa
juga disebut air tanah dalam yaitu air tanah yang terdapat pada lapisan kedap air (akifer) yang terdapat
dibawah permukaan tanah dengan kedalaman yang sangat bervariasi. Pengamatan hanya bisa dilakukan
dengan metode pendugaan geolistrik dan hasil pemboran air didaerah Lasikin. Lapisan pembawa air
terdapat pada lapisan batu pasir kedap air, pada kedalaman sekitar 120m dibawah permukaan tanah,
kurang produktif dengan debit < 2 ltr/detik, jernih, tidak berbau dan tidak tidak berasa.
a. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Penetapan Wilayah
Sungai, Kabupaten Simeulue terdiri dari 26 Daerah Aliran Sungai yaitu:
1. DAS Sanggiran dengan luas cakupan area seluas ± 26.534,63 ha.
2. DAS Sibusu dengan luas cakupan area seluas ± 9.543,69 ha.
3. DAS Sinifung dengan luas cakupan area seluas ± 9.687,45 ha.
4. DAS Layabaung dengan luas cakupan area seluas ± 9.683,54 ha.
5. DAS Pagaja dengan luas cakupan area seluas ± 8.139,29 ha.
6. DAS Air Pinang dengan luas cakupan area seluas ± 3.963,04 ha.
7. DAS Bota dengan luas cakupan area seluas ± 10.725,20 ha.
8. DAS Delok Sibau dengan luas cakupan area seluas ± 7.765,71 ha.
9. DAS Linggi dengan luas cakupan area seluas ± 4.390,63 ha.
10. DAS Pucuk Anao dengan luas cakupan area seluas ± 6.162,21 ha.
11. DAS Labuhan Bajau dengan luas cakupan area seluas ± 5.231,11 ha.
III-7
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-7
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
12. DAS Suak Lamatan dengan luas cakupan area seluas ± 6.839,41 ha.
13. DAS Devayan dengan luas cakupan area seluas ± 14.659,02 ha.
14. DAS Sefuluh dengan luas cakupan area seluas ± 8.930,52 ha.
15. DAS Amuren dengan luas cakupan area seluas ± 4.024,52 ha.
16. DAS Salit dengan luas cakupan area seluas ± 4.451,15 ha.
17. DAS Ladon dengan luas cakupan area seluas ± 8.332,30 ha.
18. DAS Tula-tula dengan luas cakupan area seluas ± 4.472,28 ha.
19. DAS Lalla dengan luas cakupan area seluas ± 3.966,44 ha.
20. DAS Ujung dengan luas cakupan area seluas ± 5.309,95 ha.
21. DAS Along dengan luas cakupan area seluas ± 10.472,98 ha.
22. DAS Lekon dengan luas cakupan area seluas ± 429,16 ha.
23. DAS Siumat dengan luas cakupan area seluas ± 396,73 ha.
24. DAS Tapah dengan luas cakupan area seluas ± 691,31 ha.
25. DAS Lasia dengan luas cakupan area seluas ± 1.495,30 ha.
26. DAS Baby dengan luas cakupan area seluas ± 4.590,32 ha.
b. Danau
Kabupaten Simeulue memiliki 4 (empat) danau yang belum pernah diteliti sumber airnya. Pemanfaatan
Danau sebagai kawasan budidaya bagi masyarakat sekitar, sebagai berikut:
1. Danau Mutiara Laut Tawar di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas 56,95 ha dan
volume air ± 6.834.000 m3;
2. Danau Laulo Laut Tawar di Desa Amabaan Kecamatan Simeulue Barat seluas 169,6 ha dan volume
air ± 20.352.000 m3;
3. Danau Tirama di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas 18,72 ha dan volume air ±
1.123.200 m3; dan
4. Danau Luan Boya di Desa Buluhadek Kecamatan Teluk Dalam seluas10,45 ha dan volume air ±
627.000 m3.
3.2. PENGGUNAAN LAHAN
Luas penggunaan lahan di Kabupaten Simeulue pada tahun 2009 adalah seluas 17.955 Ha
digunakan untuk tegalan/kebun/ladang, seluas 7.415 Ha, sebagai pekarangan/halaman, seluas
11.299Ha sebagai lahan sawah sedangkan 99.316 Ha merupakan kawasan hutan. Pada tahun 2010
pengggunaan lahan tidak ada perubahan hanya pada lahan sawah terjadi kenaikan menjadi 10.029 Ha.
Sedangkan pada tahun 2011 penggunaan lahan untuk tegalan/kebun/ladang mengalami penurunan
menjadi 14.614 Ha, lahan pekarangan/halaman naik menjadi 9.528 Ha sama halnya dengan lahan sawah
naik menjadi 10.927 Ha.
III-8
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-8
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel 3.4 Persentase Luas Lahan Menurut Penggunaan Dalam Kabupaten Simeulue Tahun 2011
(dalam Ha)
No
Uraian
Persen
1 Pekarangan/ Lahan untuk Bangunan dan Halaman Sekitar 27,17 %
2 Tegalan/Kebun/Ladang/Huma 41,67 %
3 Sawah 31,16 %
Pada tahun 2010 luas penggunaan tanah sebesar 36.669 Ha terdiri atas luas pekarangan / lahan
untuk bangunan gedung seluas 7.415 Ha, tegalan/kebun/ladang/huma seluas 17.955 Ha, sawah seluas
11.299 Ha, untuk lahan sawah yang terluas di Kecamatan Simeulue Tengah. Pada tahun 2011 luas
penggunaan tanah seluas 99.307 Ha , terdiri atas luas pekarangan/lahan untuk bangunan gedung seluas
43.369 Ha, tegalan/kebun/ladang/huma seluas 52.992 Ha, sawah seluas 2.946 Ha, untuk lahan sawah
yang terluas di Kecamatan Simeulue Barat. Sedangkan pada tahun 2012 luas penggunaan tanah sebesar
35.069 Ha terdiri atas luas pekarangan / lahan untuk bangunan gedung seluas 9.528 Ha,
tegalan/kebun/ladang/huma seluas 14.614 Ha, sawah seluas 10.927 Ha, untuk lahan sawah yang terluas
di Kecamatan Simeulue Tengah. Lebih jelasnya,dapat dilihat pada tabel berikut ini :
III-9
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel 3.5 Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2012
Kecamatan
Luas Lahan Tahun 2010 Luas Lahan Tahun 2011 Luas Lahan Tahun 2012
Pekarangan/ Tegalan/
Sawah Jumlah
Pekarangan/ Tegalan/
Sawah Jumlah
Pekarangan/ Tegalan/
Sawah Jumlah Lahan utk Kebun/Ladang/ Lahan utk Kebun/Ladang/ Lahan utk Kebun/Ladang/
Bngn Gdg Huma Bngn Gdg Huma Bngn Gdg Huma
Teupah Selatan 724 5,148 810 6,682 9,500 - 196 9,696 724 2,448 1,251 4,423
Simeulue Timur 4,049 2,334 990 7,373 - 14,500 250 14,750 4,324 2,334 1,194 7,852
Teupah Barat 676 1,176 836 2,688 - 7,378 270 7,648 676 1,176 914 2,766
Simeulue Tengah 850 2,337 2,538 5,725 9,974 7,000 550 17,524 850 2,337 2,525 5,712
Teluk Dalam 292 3,230 1,358 4,880 1,700 2,200 375 4,275 290 3,389 505 4,184
Salang 576 1,137 1,407 3,120 - 7,500 260 7,760 576 1,137 1,377 3,090
Simeulue Barat 177 1,473 2,375 4,025 21,614 8,347 675 30,636 2,017 673 2,176 4,866
Alafan 71 1,120 985 2,176 581 6,067 370 7,018 71 1,120 985 2,176
Jumlah 7,415 17,955 11,299 36,669 43,369 52,992 2,946 99,307 9,528 14,614 10,927 35,069
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-10
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-10
III-10
3.3. KEPENDUDUKAN 3.3.1. Perkembangan Jumlah Penduduk
Perkembangan penduduk di Kabupaten Simeulue selama ini menunjukkan peningkatan, dapat
dilihat dari jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 86.190 jiwa menjadi sebanyak 88.655 jiwa pada
tahun 2012, sehingga laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Simeulue pada tahun 2011
mencapai 2,85 %.
Pertumbuhan penduduk ini selain dikarenakan adanya fertilitas (pertumbuhan penduduk alami),
juga disebabkan adanya pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi masuk yang lebih
besar dari pada migrasi keluar (migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang datang lebih
banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar Kabupaten Simeulue. Jumlah penduduk tersebut
mendiami wilayah seluas 2.125,12 km² sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada tahun 2012
adalah 42 jiwa per km². Adapun rincian jumlah dan komposisi penduduk Kabupaten Simeulue dapat
diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Perkembangan Penduduk Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2012
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue dan Dinas Kependudukan Kab. Simeulue
Peningkatan jumlah penduduk ini pasca bencana merupakan pertumbuhan alamiah dan
migrasi penduduk dari luar pulau ke pulau Simeulue dan menetap untuk mencari penghidupan.
Mengingat pasca bencana gempa dan tsunami banyak kegiatan pembangunan rehabilitasi dan
rekonstruksi sehingga berdampak pada tatanan kehidupan masyarakat dan perekonomian pada
umumnya. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Simeulue selama kurun waktu 5 tahun secara rinci dapat
terlihat pada tabel di bawah ini.
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
2007 2008 2009 2010 2011 2012/ NOV
1 Teupah Selatan 9.812 8.934 9.439 8.972 9.003 9.103
2 Simeulue Timur 28.923 29.436 30.937 29.952 31.103 26.304
3 Teupah Tengah - - - - - 6.151
4 Teupah Barat 6.993 7.575 7.816 7.472 7.563 7.741
5 Simeulue Tengah 9.264 10.016 10.089 9.626 9.782 6.801
6 Simeulue Cut - - - - - 3.221
7 Teluk Dalam 5.658 4.759 5.059 5.043 5.115 5.203
8 Salang 8.210 8.441 8.499 8.082 8.175 8.478
9 Simeulue Barat 10.342 10.361 10.651 10.730 10.731 10.874
10 Alafan 4.759 4.483 4.653 4.827 4.718 4.779
Kab. Simeulue
83.961 84.005 87.143 84.704 86.190 88.655
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-11
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-11
III-11
Tabel 3.7 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Simeulue Tahun 2007-2011
Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan Pertumbuhan
Penduduk (jiwa) Penduduk (%)
2007 83.961 2.365 2,90
2008 84.005 44 0,05
2009 87.143 3.138 3,73
2010 84.704 -2.439 -2,79
2011 86.190 1.486 1,75
RATA-RATA 1.952 2,00
Sumber : BPS Kabupaten Simeulue. Tahun 2012.
Sampai akhir tahun 2011, distribusi penduduk terbesar di Kecamatan Simeulue Timur dengan
jumlah 31.103 jiwa, sementara di kecamatan lainnya tersebar secara merata dengan Kecamatan Alafan
berpenduduk terkecil yaitu 4.718 jiwa.
3.3.2.Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk sampai akhir tahun 2011 di Kabupaten Simeulue terkelompok relatif
merata di setiap kecamatan, kecuali Kecamatan Simeulue Timur memiliki kepadatan penduduk tertinggi
sebesar 81 jiwa/km2, dan terendah Kecamatan Alafan dengan kepadatan penduduk sebesar 20
jiwa/km2. Secara keseluruhan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Simeulue tahun 2011
mencapai 39 jiwa/Km2 .
Secara rinci Kepadatan Penduduk Kabupaten Simeulue tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel di
bawah ini.
Tabel 3.8 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Simeulue Tahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Simeulue 2011
NO KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
LUAS WILAYAH
(KM2)
KEPADATAN PENDUDUK
PERSENTASE PENDUDUK (%)
1 Teupah Selatan 9.003 271,53 33 10,45
2 Simeulue Timur 31.103 381,73 81 36,09
3 Teupah Tengah - - - -
4 Teupah Barat 7.563 193,95 39 8,77
5 Simeulue Tengah 9.782 265,28 37 11,35
6 Simeulue Cut - - -
7 Teluk Dalam 5.115 138,79 37 5,93
8 Salang 8.175 222,73 37 9,48
9 Simeulue Barat 10.731 415,99 26 12,45
10 Alafan 4.718 235,12 20 5,47
Jumlah 86.190 2.125,12 39 100
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-12
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-12
III-12
Rendahnya kepadatan penduduk tersebut karena luas wilayah yang relatif luas. Masalah
kepadatan penduduk ini patut menjadi perhatian mengingat Kabupaten Simeulue masih memiliki daya
dukung yang cukup besar untuk mengembangkan berbagai sektor dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
3.3.3.Penduduk Menurut Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut kelompok usia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu usia
produktif dan usia non produktif, sedangkan untuk usia non produktif sendiri dibedakan menjadi 2 (dua)
lagi, yaitu usia belum produktif (usia sekolah) dan usia tidak produktif. Kelompok usia belum produktif
(usia sekolah adalah antara usia 0 tahun sampai14 tahun yang merupakan tanggungan orangtua,
karena mereka belum bisa bekerja, sedangkan yang termasuk dalam usia tidak produktif adalah usia
55 tahun keatas. Adapun untuk usia produktif adalah usia antara15 tahun sampai dengan usia 55
tahun). Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.9
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2011
No Kelompok
Umur Laki-laki Perempuan Total
1 0-4 5.202 4.853 10.055
2 5-9 5.195 4.742 9.937
3 10-14 4.663 4.363 9.026
4 15-19 3.653 3.498 7.151
5 20-24 3.233 3.206 6.439
6 25-29 3.930 3.819 7.749
7 30-34 3.730 3.416 7.146
8 35-39 3.091 2.779 5.870
9 40-44 2.698 2.417 5.115
10 45-49 2.247 2.021 4.268
11 50-54 1.684 1.607 3.291
12 55-59 1.176 1.095 2.271
13 60-64 823 953 1.776
14 65-69 632 648 1.280
15 70-74 289 383 672
16 75+ 172 303 475
Total 42.418 40.103 82.521
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2012
Dari data penduduk berdasarkan usia ini, dapat diketahui potensi SDM yang tersedia yang
dapat di gunakan untuk mengelola kekayaan alam yang ada di Kabupaten Simeulue. Dalam hal ini,
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-13
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-13
III-13
terutama SDM yang akan bergerak di bidang perikanan.
3.3.4. Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Simeulue tercatat pada Kantor Dinas Sosial, Tenaga
Kerja danTransmigrasi Kabupaten Simeulue. Dari perkembangan selama kurun waktu 3 tahun, dapat
dilihat bahwa perkembangan tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Simeulue didominasi oleh
penduduk dengan tingkat pendidikan SD dan SLTP, diurutan kedua adalah penduduk dengan tingkat
pendidikan S1.
Tingkat pendidikan ini berpengaruh pada kualitas ketersediaan SDM yang ditawarkan. Masih
ditemukan penduduk pencari kerja dengan tingkat pendidikan SD. Hal ini mengindikasikan bahwa masih
ditemukan sumberdaya manusia dengan kualitas SDM yang kurang mampu untuk berkompeten dalam
persaingan dunia usaha.Lebih jelasnya mengenai jumlah pencari kerjadi Kabupaten Simeulue dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.10 Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
3.4. POTENSI SUMBER DAYA ALAM 3.4.1. Sektor Pertanian A. Pertanian
Pertanian di Kabupaten Simeulue meliputi tanaman pangan, tanaman holtikultura dan
tanaman perkebunan. Tanaman pangan meliputi padi sawah, padi ladang, jaung, ketela rambat/ubijalar,
ketela pohon/ubikayu dan sebagainya. Tanaman holtikultura meliputi sayur-sayuran dan buah-buahan,
sedangkan tanaman perkebunan meliputi tanaman rempah-rempahan.
No
Tingkat
Pendidikan
Belum ditempatkan Tahun Lalu
YangTerdaftar Tahun Ini
Yang Ditempatkan Tahun Ini
Yang Belum DitempatkanTahun
Ini
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 SD 165 297 298 647 309 378 390 275 343 297 282 261
2 SLTP 437 484 576 552 412 218 387 201 91 484 616 606
3 SLTA/SMK 7453 8891 10451 2258 2395 2277 52 102 40 8891 10315 12105
4 DI/DII 2883 2832 2853 206 101 20 134 37 0 2832 2851 2836
5 DIII 2840 3035 3274 422 399 228 83 56 5 3035 3325 3417
6 S1 7965 8317 8962 614 965 316 165 109 11 8317 9025 9052
7 S2/S3 0 3 4 3 1 3 0 1 0 3 4 7
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-14
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-14
III-14
A.1. Tanaman Pangan 1) Padi Sawah
Produksi padi sawah di Kabupaten Simeulue terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu Lokal dan
Unggul. Untuk padi lokal pada tahun 2009 luas tanam 2.560 Ha dengan luas panen 2.560 Ha
menghasilkan produksi sebesar 4.731,90 ton. Pada tahun 2010 dengan luas tanam 2.263 Ha dan luas
panen 2.263 Ha dapat menghasilkan 8.282,80 ton. Tahun 2011 dengan luas tanam 4.215 Ha dan Luas
Panen 4.215 Ha dapat menghasilkan 12.386,27 ton.
Untuk padi unggul pada tahun 2009 dengan luas tanam dan luas panen sama yaitu 3.485 Ha
menghasilkan produksi 12.858,50 Ha. Pada tahun 2010 luas tanam dan luas panen masing-masing
sebesar 3.355 Ha meningkatkan produksi menjadi 13.296,80. Dan pada tahun 2011 dengan Luas
Tanam dan Panen sebesar 2.648 Ha menghasilkan produksi 10.167,22 ton.
Tabel 3.11 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Simeulue Kelompok Lokal
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Luas Tanam (Ha) Produksi (ton)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Teupah Selatan
137.00 202.00 202.00 137.00 202.00 202.00 205.5 706.80 605.10
2 Simeulue Timur
141.00 248.00 451.50 141.00 248.00 451.50 246.8 880.10 1,200.05
3 Teupah Barat 401.00 581.00 761.00 401.00 581.00 761.00 802 1,982.25 2,129.63
4 Simeulue Tengah
120.00 218.00 622.30 120.00 218.00 622.30 240.00 940.00 1,803.13
5 Teluk Dalam 183.00 93.00 365.00 183.00 93.00 365.00 338.60 345.55 1,022.20
6 Salang 727.00 193.00 443.50 727.00 193.00 443.50 1,381.30 690.20 1,367.85
7 Simeulue Barat
150.00 580.00 820.50 150.00 580.00 820.50 270.00 2,229.00 2,514.65
8 Alafan 701.00 148.00 549.50 701.00 148.00 549.50 1247.8 508.90 1,743.66
9 Simeulue Cut - - - - - - - - -
10 Teupah Tengah
- - - - - - - - -
Jumlah 2,560 2,263 4,215 2,560 2,263 4,215 4,732 8,283 12,386
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-15
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-15
III-15
Tabel 3.12 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Simeulue
(Kelompok Unggul)
Sumber : Kabupaten Simeuluie Dalam Angka, 2010-2012
3) Jagung
Produksi jagung menjadi perhatian mulai tahun 2010 walaupun hanya Kecamatan
Alafan yang memulainya dengan Luas Tanam 2 (dua) Ha, Luas Panen 2 (dua) Ha diperoleh
produksi sebesar 3.000 kg. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan ketertarikan pada
jagung yaitu 8 (delapan) kecamatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.13
Luas Panen dan Produksi Jagung di Kabupaten Simeulue pada tahun 2011
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Luas Tanam (Ha) Produksi (ton)
2009 2010 2011 2009 2010 2011 2009 2010 2011
1 Teupah Selatan 400.00 325.00 338.00 400.00 325.00 338.00 1,276.50 1,359.00 1,289.85
2 Simeulue Timur 150.00 292.00 314.00 150.00 292.00 314.00 495.00 1,140.30 1,163.82
3 Teupah Barat 153.00 195.00 223.00 153.00 195.00 223.00 596.70 692.55 839.85
4 Simeulue Tengah
1,097.00 845.00 590.00 1,097.00 845.00 590.00 4,004.10 3,496.00 2,335.75
5 Teluk Dalam 350.00 323.00 110.00 350.00 323.00 110.00 1,197.00 1,344.95 455.50
6 Salang 269.00 440.00 274.50 269.00 440.00 274.50 1,049.10 1,636.00 1,062.15
7 Simeulue Barat 975.00 660.00 688.00 975.00 660.00 688.00 3,958.50 2,665.50 2,602.30
8 Alafan 91.00 275.00 110.00 91.00 275.00 110.00 282.10 962.50 418.00
9 Simeulue Cut - - - - - - - - -
10 Teupah Tengah - - - - - - - - -
Jumlah 3,485 3,355 2,647 3,485 3,355 2,647 12,858 13,296 10,167
No Kecamatan Luas Tanam Luas Panen Produksi
(Ha) (Ha) (kg)
1 Teupah Selatan 151 142 248,500
2 Simeulue Timur 10 10 17,500
3 Teupah Barat 5 5 8,750
4 Simeulue Tengah 18 18 31,500
5 Teluk Dalam 9 4 7,000
6 Salang 13 13 22,750
7 Simeulue Barat 32 25 43,750
8 Alafan 11 9 15,750
Jumlah 249 226 395,500
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-16
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-16
III-16
4) Ketela Rambat/Ubi Jalar
Hasil produksi ketela rambat/ jalar pada tahun 2011 hanya pada Kecamatan Teupah Selatan
dengan Luas Tanam 1 (satu) Ha Luas Panen 1 (satu) Ha sebesar 1.400 kg. Sedangkan pada tahun
2010 dengan Luas Tanam 2 (dua) Ha dan Luas Panen 2 (dua) Ha menghasilkan 300 kg.
5) Ketela Pohon/ Ubi Kayu
Hasil produksi ketela pohon/ ubi kayu pada tahun 2010 dengan Luas Tanam 5 (lima) Ha dan
Luas Panen 5 (lima) Ha menghasilkan 53.000 kg. Pada tahun 2011 luas Tanam 4 (empat) Ha , luas
panen 6 (enam) Ha menghasilkan 63.600 kg. Lebih jelasnya, dapat dilihat berikut ini.
Tabel 3.14
Luas Panen dan Produksi Ketela Pohon/Ubi Kayu di Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012 A.2. Tanaman Holtikultura
1) Tanaman Sayuran
Jenis tanaman sayuran yang ada di Kabupaten Simeulue antara lain cabe merah, cabe rawit,
kacang panjang, mentimun, labu siam, terong, tomat dan melinjo.
Produksi sayuran pada tahun 2010 antara lain cabe merah 7.600 kg, cabe rawit 3.300 kg, kacang
panjang 7.100 kg, mentimun 2.500 kg, terong 600 kg, tomat 600 kg dan melinjo 1.300 kg.Pada tahun
2011 tanaman sayuran antara lain cabe merah 16.900 kg, cabe rawit 4.100 kg, kacang panjang 13.400
kg, mentimun 8.400 kg, terong 3.300 kg, tomat 1.500 kg dan melinjo 1.700 kg.Lebih jelasnya, dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Luas Tanam (Ha) Produksi (Kg)
2010 2011 2010 2011 2010 2011
1 Teupah Selatan 1 1 1 2 12,000 21,200
2 Simeulue Timur 1 1 1 - 10,000 -
3 Teupah Barat - 1 - - - -
4 Simeulue Tengah 1 1 1 - 11,000 -
5 Teluk Dalam 1 - 1 - 10,000 -
6 Salang - - - 1 - 10,600
7 Simeulue Barat 1 - 1 1 10,000 10,600
8 Alafan - - - 2 - 21,200
Jumlah 5 4 5 6 53,000 63,600
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-17
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-17
III-17
Tabel 3.15 Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
2) Tanaman Buah-buahan
Jenis tanaman buah yang ada di Kabupaten Simeulue meliputi alpukat, mangga, rambutan,
duku, durian, jambu biji, sawo, pepaya, pisang, nenas, belimbing, kedondong, sirsak,semangka, nangka
dan manggis.
Tabel 3.16 Luas Panen dan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Simeulue
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012 A.4. Tanaman Perkebunan dan Kehutanan
A.4.1. Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang ada di Kabupaten Simeulue meliputi karet, kelapa dalam,
kopi, cengkeh, pala, pinang, kakao, sagu, aren, kelapa sawit.
Pada tahun 2009 yang terproduksi untuk tanaman perkebunan rakyat hanya 10 (sepuluh) komoditi ,
No Jenis Komoditi
Produksi
2010 2011
(kg)
1 Cabe Merah 7,600 16,900
2 Cabe Rawit 3,300 4,100
3 Kacang Panjang 7,100 13,400
4 Mentimun 2,500 8,400
5 Terong 600 3,300
6 Tomat 600 1,500
7 Melinjo 1,300 1,700
No Jenis Komoditi
Produksi
2010 2011
(kg)
1 Mangga 200 600
2 Rambutan - 700
3 Durian 20,250 21,400
4 Jambu Biji 1,200 3,000
5 Sawo 300 600
6 Pepaya 2,700 7,700
7 Pisang 7,600 19,600
8 Nenas 1,200 2,100
9 Belimbing 800 3,200
10 Nangka 2,500 4,300
11 Manggis - 1,600
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-18
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-18
III-18
perkembangannya di masing-masing kecamatan dapat dilihat lebih jelasnya pada tabel-tabel berikut ini :
Tabel 3.17 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Teupah Selatan - Kabupaten Simeulue
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet - - - - - 269 109 22 400 16
2 Kelapa Dalam
- - - - - 331 480 366 1,177 157
3 Kopi 10 9 10 29 2 - - - - -
4 Cengkeh 40 299 2,168 2,507 55 - - - - -
5 Pala 160 28 22 210 4 - - - - -
6 Pinang 48 118 26 192 55 - - - - -
7 Kakao 188 89 62 339 4 - - - - -
8 Sagu 92 157 44 293 11 - - - - -
9 Aren 3 1 1 5 - - - - - -
10 Kelapa Sawit 3 1 1 5 - - - - - -
Jumlah 544 702 2,334 3,580 131 600 589 388 1,577 173
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.18 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Simeulue Timur - Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 100 36 53 189 2 - - - - -
2 Kelapa Dalam - - - - - 177 376 512 1,065 216
3 Kopi 3 5 5 13 2 - - - - -
4 Cengkeh - - - - - 113 240 2,744 3,097 12
5 Pala 173 23 35 231 5 - - - - -
6 Pinang 312 83 41 436 39 - - - - -
7 Kakao 200 93 71 364 6 - - - - -
8 Sagu 3 2 21 26 3 - - - - -
9 Aren 4 1 2 7 - - - - - -
10 Kelapa Sawit 2 - - 2 - - - - - -
Jumlah 797 243 228 1,268 57 290 616 3,256 4,162 228
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-19
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-19
III-19
Tabel 3.19 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Teupah Barat- Kabupaten Simeulue
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 27 12 28 67 2 - - - - -
2 Kelapa Dalam - - - - - 281 373 341 995 204
3 Kopi 7 3 3 13 1 - - - - -
4 Cengkeh - - - - - 123 448 2,640 3,211 46
5 Pala 30 14 27 71 2 - - - - -
6 Pinang 44 82 29 155 27 - - - - -
7 Kakao 71 16 32 119 3 - - - - -
8 Sagu 19 106 39 164 12 - - - - -
9 Aren 4 2 2 8 - - - - - -
10 Kelapa Sawit 3 - - 3 - - - - - -
Jumlah 205 235 160 600 47 404 821 2,981 4,206 250
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.20 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 107 43 31 181 8 - - - - -
2 Kelapa Dalam
- - - - - 179 302 210 691 121
3 Kopi 18 14 15 47 6 - - - - -
4 Cengkeh - - - - - 160 382 1,262 1,804 22
5 Pala 97 26 31 154 5 - - - - -
6 Pinang 223 105 35 363 60 - - - - -
7 Kakao 130 80 54 264 8 - - - - -
8 Sagu 89 125 31 245 10 - - - - -
9 Aren 8 7 3 18 - - - - - -
10 Kelapa Sawit 64 - - 64 - - - - - -
Jumlah 736 400 200 1,336 97 339 684 1,472 2,495 143
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-20
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-20
III-20
Tabel 3.21
LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di Kecamatan Salang Kabupaten Simeulue
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.22 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Simeulue Barat- Kabupaten Simeulue
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 17 15 12 44 2 - - - - -
2 Kelapa Dalam
- - - - - 270 451 294 1,015 219
3 Kopi 11 5 11 27 6 - - - - -
4 Cengkeh - - - - - 41 673 73 787 18
5 Pala 81 19 16 116 4 - - - - -
6 Pinang 116 45 12 173 12 - - - - -
7 Kakao 47 25 19 91 2 - - - - -
8 Sagu 80 206 30 316 15 - - - - -
9 Aren 12 9 1 22 - - - - - -
10 Kelapa Sawit 1,325 - - 1,325 - - - - - -
Jumlah 1,689 324 101 2,114 41 311 1,124 367 1,802 237
No Jenis
Komoditi
Pola Swadaya Murni Pola Perbantuan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 38 12 8 58 2 - - - - -
2 Kelapa Dalam 145 309 427 881 183 - - - - -
3 Kopi 4 4 8 16 1 - - - - -
4 Cengkeh - - - - - 194 500 54 748 29
5 Pala 281 42 12 335 8 - - - - -
6 Pinang 266 125 7 398 74 - - - - -
7 Kakao 88 38 37 163 4 - - - - -
8 Sagu 121 331 27 479 25 - - - - -
9 Aren 12 8 2 22 - - - - - -
10 Kelapa Sawit - 1 1 2 - - - - - -
Jumlah 955 870 529 2,354 297 194 500 54 748 29
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-21
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-21
III-21
Tabel 3.23 LuasTanam dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat
di Kecamatan Teluk Dalam dan Alafan - Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
Pola Swadaya Murni Kec.Teluk Dalam Pola Swadaya Murni Kec. Alafan
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Karet 30 16 3 49 1 15 4 1 20 1
2 Kelapa Dalam 120 233 296 649 91 18 237 416 671 58
3 Kopi 4 4 1 9 1 3 1 - 4 -
4 Cengkeh - 600 898 1,498 42 6 531 49 586 44
5 Pala 21 4 10 35 1 83 13 9 105 2
6 Pinang 67 64 2 133 22 54 38 - 92 15
7 Kakao 67 56 41 164 4 48 21 33 102 2
8 Sagu 67 155 11 233 15 63 174 6 243 25
9 Aren 10 5 - 15 - 15 10 - 25 21
10 Kelapa Sawit 287 - - 287 - - - - - -
Jumlah 673 1,137 1,262 3,072 177 305 1,029 514 1,848 168
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
1) Cengkeh
Perkembangan produksi cengkeh di Kabupaten Simeulue pada tahun 2010 dengan luas
tanam untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) 677 Ha, tanaman menghasilkan (TM) 3.673
Ha, tanaman rusak (TR) 9.888 Ha, dan menghasilkan produksi sebesar 652 Ton. Sedangkan
pada tahun 2011 dengan luas tanam untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) 677 Ha,
tanaman menghasilkan (TM) 3673 Ha, tanaman rusak (TR) 9.888 Ha menghasilkan produksi
sebesar 252 Ton. Hal ini dikarenakan tidak adanya peremajaan dan pemeliharaan cengkeh.
Tabel 3.24
Luas Panen dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Simeulue
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Jenis Komoditi
Cengkeh tahun 2010 Cengkeh tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan
40 299 2,168 2,507 56 40 299 2,168 2,507 20
2 Simeulue Timur
113 240 2,744 3,097 103 113 240 2,744 3,097 12
3 Teupah Barat 123 448 2,640 3,211 50 123 448 2,640 3,211 34
4 Simeulue Tengah
160 382 1,262 1,804 124 160 382 1,262 1,804 46
5 Teluk Dalam - 600 898 1,498 120 - 600 898 1,498 35
6 Salang 41 673 73 787 29 41 673 73 787 5
7 Simeulue Barat 194 500 54 748 135 194 500 54 748 86
8 Alafan 6 531 49 586 35 6 531 49 586 14
Jumlah 677 3,673 9,888 14,238 652 677 3,673 9,888 14,238 252
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-22
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-22
III-22
2) K e l a p a Perkembangan kelapa di Kabupaten Simeulue pada tahun 2010 dengan luas tanam untuk
tanaman belum menghasilkan (TBM) 1.765 Ha, tanaman menghasilkan (TM) 2.761 Ha, tanaman
rusak (TR) 2.782 Ha.menghasilkan produksi sebesar 2.529 Ton. Sedangkan pada tahun 2011
dengan luas tanam untuk tanaman belum menghasilkan (TBM) 1.729 Ha, tanaman menghasilkan
(TM) 3.051 Ha, tanaman rusak (TR) 7.442 Ha. menghasilkan produksi sebesar 1.514 Ton.
Tabel 3.25 Luas Panen dan Produksi Kelapa di Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
Kelapa Dalam tahun 2010 Kelapa Dalam tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 336 480 336 1,152 376 336 480 336 1,152 256
2 Simeulue Timur 177 376 512 1,065 194 185 376 512 1,073 195
3 Teupah Barat 180 373 291 844 326 180 373 291 844 164
4 Simeulue Tengah 291 302 210 803 357 266 327 210 803 195
5 Teluk Dalam 120 233 296 649 272 120 233 296 649 110
6 Salang 404 451 294 1,149 359 404 451 294 1,149 150
7 Simeulue Barat 189 309 427 925 337 170 454 427 1,051 240
8 Alafan 68 237 416 721 308 68 357 296 721 204
Jumlah 1,765 2,761 2,782 7,308 2,529 1,729 3,051 2,662 7,442 1,514
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012 3) Pala
Produksi pala di Kabupaten Simeulue tahun 2010 s e b e s a r 52 ton n a i k sampai dengan
tahun 2011 menjadi 83 ton. Kecamatan yang mempunyai jumlah produksi tinggi terdapat di Kecamatan
Simeulue Barat dan Simeulue Tengah.
Tabel 3.26 Luas Panen dan Produksi Pala di Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
Pala tahun 2010 Pala tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 160 28 22 210 5 160 28 22 210 4
2 Simeulue Timur 173 23 35 231 9 186 28 35 249 12
3 Teupah Barat 30 14 27 71 5 30 14 27 71 5
4 Simeulue Tengah 110 26 31 167 14 114 36 31 181 23
5 Teluk Dalam 21 4 10 35 4 51 4 10 65 2
6 Salang 81 19 16 116 2 81 19 16 116 4
7 Simeulue Barat 301 42 12 355 11 293 87 12 392 32
8 Alafan 83 13 9 105 2 83 13 9 105 1
Jumlah 959 169 162 1,290 52 998 229 162 1,389 83 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-23
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-23
III-23
4) Pinang
Produksi Pinang dari tahun 2010 s a m p a i tahun 2011 terjadi penurunan produksi.Tahun
2011 penurunan produksi yang paling sedikit ada pada kecamatan Alafan sedangkan produksi
terbesar ada pada kecamatan Simeulue barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 3.27 Luas Panen dan Produksi Pinang di Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
Pinang tahun 2010 Pinang tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 48 118 26 192 56 48 118 26 192 42
2 Simeulue Timur 312 83 41 436 103 312 83 41 436 35
3 Teupah Barat 44 82 29 155 50 44 82 29 155 27
4 Simeulue Tengah
223 105 35 363 124 223 105 35 363 44
5 Teluk Dalam 67 64 2 133 120 67 64 2 133 18
6 Salang 116 45 12 173 29 116 45 12 173 14
7 Simeulue Barat 266 125 7 398 135 266 125 7 398 46
8 Alafan 54 38 - 92 35 54 38 - 92 10
Jumlah 1,130 660 152 1,942 652 1,130 660 152 1,942 236
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
5) Kakao
Perkembangan produksi Kakao di Kabupaten Simeulue mengalami perkembangan yang
fluktuatif. Pada tahun 2010 hasil produksi 652 ton dengan luas tanam untuk tanaman kakao
keseluruhan sebesar 1870 ha, menurun di tahun 2011 dengan hasil produksi mencapai 158 ton
dengan luas tanam keseluruhan sebesar 1890 ha. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.28 Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
kakao tahun 2010 kakao tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 188 89 62 339 56 126 111 102 339 38
2 Simeulue Timur 200 85 79 364 103 141 154 79 374 42
3 Teupah Barat 171 2 46 219 50 156 17 46 219 9
4 Simeulue Tengah
200 60 74 334 124 114 146 74 334 46
5 Teluk Dalam 67 - 97 164 120 62 5 97 164 1
6 Salang 127 3 41 171 29 117 13 41 171 5
7 Simeulue Barat 102 38 37 177 135 92 58 37 187 15
8 Alafan 48 - 54 102 35 34 14 54 102 2
Jumlah 1,103 277 490 1,870 652 842 518 530 1,890 158
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-24
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-24
III-24
6) Sagu
Produksi sagu mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2010 produksi sagu
mencapai 184 ton yang kemudian naik pada tahun 2011 menjadi 252 ton. Kecamatan yang
mempunyai produksi tinggi di tahun 2011 terdapat di Kecamatan Salang.Lebih jelasnya, dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.29 Luas Panen dan Produksi Sagu di Kabupaten Simeulue
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka,2010-2012
7) Kelapa Sawit
Kelapa sawit menyebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Simeulue. Pada tahun
2010 produksi hanya sebesar 8 ton sedangkan pada tahun 2011 produksi sebesar 219 ton.Lebih
jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.30
Luas Panen dan Produksi Kelapa Sawit di Kabupaten Simeulue
No Jenis Komoditi
Kelapa sawit tahun 2010 Kelapa sawit tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 1 4 - 5 5 399 64 - 463 12
2 Simeulue Timur 379 - - 379 - 389 1 - 390 -
3 Teupah Barat 3 - - 3 - 3 - - 3 -
4 Simeulue Tengah 187 - - 187 1 175 12 - 187 8
5 Teluk Dalam 287 - - 287 1 183 104 - 287 54
6 Salang 1,325 - - 1,325 1 476 386 - 862 145
7 Simeulue Barat - 1 1 2 - 9 1 - 10 -
8 Alafan - - - - - - - - - -
Jumlah 2,182 5 1 2,188 8 1,634 568 - 2,202 219
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Jenis Komoditi
Sagu tahun 2010 Sagu tahun 2011
Luas Tanam (Ha) Produksi Luas Tanam (Ha) Produksi
TBM TM TR Jumlah (Ton) TBM TM TR Jumlah (Ton)
1 Teupah Selatan 92 157 44 293 18 92 157 44 293 25
2 Simeulue Timur 3 2 21 26 7 3 2 21 26 24
3 Teupah Barat 19 106 39 164 21 19 106 39 164 18
4 Simeulue Tengah
89 125 31 245 39 89 125 31 245 45
5 Teluk Dalam 67 155 11 233 15 67 155 11 233 22
6 Salang 80 206 30 316 28 80 206 30 316 34
7 Simeulue Barat 121 331 27 479 25 121 331 27 479 52
8 Alafan 63 174 - 243 31 63 174 6 243 32
Jumlah 534 1,256 203 1,999 184 534 1,256 209 1,999 252
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-25
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-25
III-25
A.4.2. Kehutanan
Luas hutan di Kabupaten Simeulue berdasarkan jenis penggunaannya sebesar 99.316 Ha
yang terdiri dari hutan produksi tetap sebesar 43.369 Ha , hutan lindung 2.946 Ha dan hutan produksi
terbatas sebesar 53.001 Ha. Untuk pembagian berdasarkan kecamatan. Lebih jelasnya, dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.31
Luas Hutan
Sumber: Dishutbun, 2013
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Simeulue, produksi kehutanan yang dihasilkan dari hutan
negara ini antara lain kayu mano, semambu dan campuran. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 3.32 Produksi Kayu
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
No Kecamatan
Jenis Penggunaan (Ha) 2010 Jenis Penggunaan (Ha) 2011
Luas Tanam (Ha) Jumlah Luas Tanam (Ha) Jumlah
HP HPTS HL Total HP HPTS HL Total
1 Teupah Selatan 9,500 - 196 9,696 9,500 - 196 9,696
2 Simeulue Timur - 14,500 250 14,750 - 14,500 250 14,750
3 Teupah Barat - 7,378 270 7,648 - 7,378 270 7,648
4 Simeulue Tengah 9,974 7,000 550 17,524 9,974 7,000 550 17,524
5 Teluk Dalam 1,700 2,200 375 4,275 1,700 2,200 375 4,275
6 Salang - 7,500 260 7,760 - 7,500 260 7,760
7 Simeulue Barat 21,614 8,347 675 30,636 21,614 8,347 675 30,636
8 Alafan 581 6,076 370 7,027 581 6,076 370 7,027
Jumlah 43,369 53,001 2,946 99,316 43,369 53,001 2,946 99,316
No Jenis Hasil Hutan Jumlah pada tahun 2010 Jumlah pada tahun 2011
Satuan Produksi Iuran Satuan Produksi Iuran
1 Rotan
Mano Ton 157,299 22,179,159 Ton 324,506 45,755,346
Semambu Ton 176,428 7,409,976 Ton 356,529 14,974,218
Lambang Ton - - Ton
Campuran Ton - 66,897,960 Ton 229,932 66,897,960
2 Kayu Olahan / Gergajian
m3 - - m3 - -
3 Kayu api m3 - - m3 - -
4 Kayu Glondongan m3 - - m3 - -
Pinus Mercusi m3 - - m3 - -
Kayu Rimba Campuran m3 - - m3 - -
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-26
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-26
III-26
Dari tabel di atas, dapat di ketahui bahwa perkembangan produksi hasil hutan mengalami
peningkatan selama kurun waktu 2 tahun terakhir. Peningkatan tersebut terjadi pada jenis kayu mano
yaitu pada tahun 2010 sebesar 157.299 m³ dan pada tahun 2011 meningkat produksinya menjadi
324.506 m³. Untuk jenis kayu semambu pada tahun 2010 sebesar 176.428 m3 meningkat produksinya
menjadi 356.529 m³ pada tahun 2011. Sedangkan untuk kayu campuran pada tahun 2011 telah
mencapai 229.932 m³.
B. Peternakan
Dalam upaya pengembangan usaha peternakan maka telah dikeluarkan UU Nomor 18 tahun
2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang mengamanatkan kepada pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melakukan pembinaan dan pengembangan usaha peternakan di masing-
masing daerah. Peluang pengembangan usaha peternakan di Kabupaten Simeulue masih terbuka
lebar apabila dikaitkan dengan perkiraan (estimasi) peningkatan kebutuhan konsumsi hasil
ternak seiring dengan peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi dan taraf hidup
masyarakat. Beberapa jenis komoditas peternakan yang perkembangannya cukup baik di
Kabupaten Simeulue meliputi sapi, kerbau, kambing, domba, ayam ras, ayam buras, d a n itik.
Untuk lebih jelasnya mengenai ternak besar maupun ternak kecil dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 3.33
Populasi ternak di Kabupaten Simeulue
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Dari data di atas dapat dilihat bahwa populasi ternak di Kabupaten Simeulue mengalami
peningkatan. Pada peternakan kerbau ditahun 2009 sebanyak 42.160 ekor, ditahun 2010 terjadi
peningkatan sebanyak 44.337 ekor dan ditahun 2011 terjadi penurunan sebanyak 33.550 ekor.
Populasi ternak kerbau ini ditahun 2009 terbesar di Kecamatan Salang. Tahun 2010 ternak kerbau
terbesar di kecamatan Salang sebanyak 9.037 ekor dan pada tahun 2011 populasi terbesar terdapat
di Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 6.567 ekor. Ternak kerbau ini tidak mengalami peningkatan
selama 3 tahun terakhir ini dari 42.160 ekor ditahun 2009 menjadi 33.550 ekor. ditahun 2011. Pada
Kecamatan Populasi Tahun 2009 Populasi Tahun 2010 Populasi Tahun 2011
Kerbau Sapi Kambing Domba Kerbau Sapi Kambing Domba Kerbau Sapi Kambing Domba
Teupah Selatan 2,785 781 2,232 - 3,318 790 2,249 27 2,812 638 2,464 -
Simeulue Timur 6,234 276 3,616 - 6,361 286 3,647 19 6,567 271 3,996 17
Teupah Barat 4,169 - 1,330 - 4,406 178 1,345 - 3,324 47 1,474 -
Simeulue Tengah 8,465 196 593 - 8,828 208 611 - 5,551 363 669 -
Teluk Dalam 2,457 70 268 - 2,588 76 282 - 1,392 80 308 -
Salang 8,753 218 356 - 9,037 225 457 - 5,143 102 501 -
Simeulue Barat 4,973 168 896 - 5,232 178 1,075 - 5,382 173 1,178 -
Alafan 4,324 - 269 - 4,567 7 284 - 3,379 24 311 -
Jumlah 42,160 1,709 9,560 - 44,337 1,948 9,950 46 33,550 1,698 10,901 17
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-27
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-27
III-27
populasi ternak sapi padai tahun 2009 sebanyak 1.709 ekor, pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang
tidak begitu signifikan sebanyak 1.948 ekor dan terjadi penurunan populasi ternak sapi ditahun 2011
sebanyak 1.698 ekor. Pada peternakan sapi ini dari tahun 2009, 2010 sampai dengan tahun 2011
mengalami peningkatan hanya di Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 781, 790 dan 638 ekor . Ternak
sapi ini mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir 1.709 ekor pada tahun 2009 menjadi 1.698 ekor
ditahun 2011.Pada peternakan kambing ditahun 2009 sebanyak 9.560 ekor, tahun 2010 terjadi
penibgktan sebanyak 9.950 ekor dan pada tahun 2011 terjadi peningkatan kembali sebanyak 10.910
ekor. Ternak kambing ini ditahun 2009 terbesar dikecamatan Simeulue Timur sebanyak 3.616 ekor,
ditahun 2010 di Kecamatan Simeulue Barat sebanyak 1.075 ekor dan ditahun 2011 diKecamatan
Simeulue Barat kembali mengalami peningkatan sebaanyak 1.178 ekor. Selama 3 tahun terakhir ini
pada populasi ternak kambing mengalami peningkatan. Untuk populasi domba di Kabupaten Simeulue
sejak dari tahun 2010 sebanyak 46 ekor dan terjadi penurunan ditahun 2011 sebanyak 17 ekor.
Populasi domba tahun 2010 ini terbanyak di Kacamatan Teupah Selatan sebanyak 27 ekor dan ditahun
2011 juga di Kacamatan Teupah Selatan tapi mengalami penurunan menjadi 17 ekor.
Tabel 3.34 Jumlah pemotongan ternak menurut jenisnya Tahun 2009 - 2011
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.35 Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Simeulue Tahun 2009 - 2011
Kecamatan Populasi Tahun 2009 Populasi Tahun 2010 Populasi Tahun 2011
Kerbau Sapi Kambing Domba Kerbau Sapi Kambing Domba Kerbau Sapi Kambing Domba
Teupah Selatan 29 15 42 - 61 24 79 - 35 - 2 -
Simeulue Timur 617 74 844 - 563 74 888 - 669 15 425 25
Teupah Barat 43 - 39 - 49 7 97 - 50 - 9 -
Simeulue Tengah 81 10 59 - 84 9 56 - 69 - 5 -
Teluk Dalam 21 - 15 - 51 2 56 - 30 - 2 -
Salang 53 10 40 - 82 14 78 - 42 - 3 -
Simeulue Barat 60 - 39 - 59 4 97 - 60 - - -
Alafan 15 - 11 - 20 - 29 - 20 - - -
Jumlah 919 109 1,089 - 969 134 1,380 - 975 15 446 25
Kecamatan Populasi Tahun 2009 Populasi Tahun 2010 Populasi Tahun 2011
Ayam buras
ayam ras Itik
Ayam buras
ayam ras itik
Ayam buras
ayam ras itik
Teupah Selatan 53,640 - 2,937 60,132 - 2,194 19,936 - 2,522
Simeulue Timur 24,913 - 5,498 26,326 6,800 6,157 68,630 25,500 8,683
Teupah Barat 14,515 - 754 15,256 - 1,611 2,124 - 2,124
Simeulue Tengah 22,239 - 4,860 23,907 - 3,289 2,808 - 2,808
Teluk Dalam 9,823 - 546 11,001 - 1,249 1,339 - 1,339
Salang 8,272 - 1,102 9,264 - 844 2,109 - 2,109
Simeulue Barat 18,397 - 2,544 14,004 - 5,443 2,630 - 2,630
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-28
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-28
III-28
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Dari tabel di atas, dapat diketahui perkembangan ternak unggas yang ada di Kabupaten
Simeulue mengalami perkembangan yang fluktuatif. Ternak ayam buras pada pada tahun 2009
sebanyak 164.050 ekor, pada tahun 2010 terjadi peningkatan sebanyak 173.346 ekor dan pada
tahun 2011 terjadi penurunan sebanyak 100.703 ekor. Populasi ternak ayam buras ini pada tahun
2009 dan 2010 paling dominan di Kecamatan Teupah Selatan sebanyak 53.640 dan 60.132 ekor,
pada tahun 2011 beralih ke Kecmatan Simeulue Timur sebanyak 68.630 ekor. Ternak ayam buras
mengalami penurunan dari tahun 2009 sebanyak 164.050 ekor menjadi 100.703 ekor di tahun 2011.
Ternak ayam ras ini hanya terhitung mulai tahun 2010 sebanyak 6.800 ekor dan pada tahun 2011
sebanyak 25.500 ekor, populasi ini hanya didominasi di Kecamatan Simeulue Timur dan mengalami
peningkatan selama 2 tahun terakhir. Pada ternak itik ditahun 2009 sebanyak 19.110 ekor, tahun 2010
mengalami peningkatan sebanyak 21.760 dan di tahun 2011 mengalami peningkatan kembali
sebanyak 23.342 ekor. Populasi itik ini juga didomonasi di Kecamatan Simeulue Timur selama 3 tahun
terakhir dan juga mengalami peningkatan dari tahun 2009 sebanyak 5.498 ekor menjadi 23.342 ekor
di tahun 2011.
Tabel. 3.36
Jumlah Pemotongan ternak unggas menurut jenisnya Tahun 2009 - 2011
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Alafan 12,251 - 869 13,456 - 973 1,127 - 1,127
Jumlah 164,050 - 19,110 173,346 6,800 21,760 100,703 25,500 23,342
Kecamatan Populasi Tahun 2009 Populasi Tahun 2010 Populasi Tahun 2011
Ayam buras
ayam ras Itik
Ayam buras
ayam ras itik
Ayam buras
ayam ras Itik
Teupah Selatan
3,148 - 206 5,192 - 2,194 614 - 388
Simeulue Timur
29,963 - 748 30,210 6,596 6,157 4,157 23,325 500
Teupah Barat 3,675 - 87 5,657 - 1,611 818 - 305
Simeulue Tengah
8,862 - 327 7,033 - 3,289 1,834 - 365
Teluk Dalam 1,658 - 65 3,963 - 1,249 659 - 295
Salang 8,099 - 128 5,636 - 844 777 - 327
Simeulue Barat
5,583 - 319 5,300 - 5,443 884 - 362
Alafan 1,596 - 38 3,922 - 973 437 - 268
Jumlah 62,584 - 1,918 66,913 6,596 21,760 10,180 23,325 2,810
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-29
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-29
III-29
B. Kelautan dan Perikanan
Potensi kelautan dan perikanan yang ada di Kabupaten Simeulue didukung dengan
luasan kawasan perikanan tangkap yang tersebar di seluruh wilayah yang ada. Potensi untuk luasan
perikanan laut dapat dilihat dari tabel dibawah ini dengan data tahunan yaitu produksi ikan tahun 2009
jenis ikan Tuna sebanyak 336.82 ton, tongkol 3316.98 ton, tenggiri 305.63 ton, kembung 3446.57 ton,
kurisi 446.04 ton, ekor kuning 316.86 ton dan kakap 325.36 ton. Pada tahun 2010 dari hasil perikanan
tangkap dengan jenis ikan yang sama tidak mengalami jumlah peningkatan, tetapi dengan hasil yang
sama. Pada tahun 2011 terjadi penurunan yang cukup signifikan dengan hitungan hanya ratusan ton
berbeda jauh dengan tahun 2009 dan 2010 dengan hitungan ribuan ton. Pada tahun 2011 dari hasil
perikanan tangkap yaitu tuna 358 ton, tongkol 2187 ton, tenggiri 386 ton, kembung 332 ton, kurisi 155 ton,
ekor kuning 129 ton dan kakap 495 ton.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-30
III-30
Tabel 3.37
Jenis Perikanan Tangkap Tahun 2009
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Simeulue, 2011
Kecamatan
Jenis Ikan
Tuna Tongkol Kerapu Tenggiri Kembung Kuwe Kurisi Selar Lemuru Ekor
kuning Alu-alu
Pari Cumi-cumi
Teri Kepiting Kakap Lobster Teripang Hiu Lain-lain
Teupah Selatan
30.71 302.44 145.52 27.96 31.69 24 40.67 13.34 4.78 28.89 8.86 1.26 3.27 22.28 0.23 29.67 1.65 0.5 0.22 9.8
Simeulue Timur
108.09 1,064.48 512.19 98.4 111.54 84.48 143.14 46.94 16.81 101.69 31.17 4.44 11.5 78.41 0.81 104.41 5.8 1.77 0.76 34.48
Teupah Barat
33.7 331.9 159.7 30.68 34.78 26.34 44.63 14.63 5.24 31.71 9.72 1.39 3.59 24.45 0.25 32.55 1.81 0.55 0.24 10.75
Simeulue Tengah
31.1 306.25 147.36 28.31 32.09 24.3 41.18 13.5 4.84 29.25 8.97 1.28 3.31 22.56 0.23 30.04 1.67 0.51 0.22 9.92
Teluk Dalam
23.68 233.19 112.2 21.56 24.43 18.51 31.36 10.28 3.68 22.28 6.83 0.97 2.52 17.18 0.18 22.87 1.27 0.39 0.17 7.55
Salang 25.94 255.44 122.91 23.61 26.77 20.27 34.35 11.26 4.03 24.4 7.48 1.07 2.76 18.82 0.19 25.06 1.39 0.42 0.18 8.27
Simeulue Barat
41.89 412.57 198.51 38.14 42.23 32.74 55.48 18.19 6.51 39.41 12.08 1.72 4.46 30.39 0.31 40.47 2.25 0.68 0.29 13.36
Alafan 41.71 410.71 197.62 37.97 43.04 32.59 55.23 18.11 6.48 39.23 12.03 1.71 4.44 30.25 0.31 40.29 2.24 0.68 0.29 13.3
Jumlah 336.82 3316.98 159.6.01 306.63 346.57 263.23 446.04 146.25 52.37 316.86 97.14 13.84 35.85 244.34 2.51 325.36 18.08 5.5 2.37 107.43
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-31
III-31
Tabel 3.38 Jenis Perikanan Tangkap Tahun 2010
Kecamatan
Jenis Ikan
Tuna Tongkol Kerapu Tenggiri Kembung Kuwe Kurisi Selar Lemuru Ekor
kuning Alu-alu
Pari Cumi-cumi
Teri Kepiting Kakap Lobster Teripang Hiu Lain-lain
Teupah Selatan
38.79 381.97 183.79 35.31 31.69 30.31 51.36 16.84 6.03 36.49 11.19 1.59 4.13 28.14 0.29 37.47 2.08 0.63 0.27 62.96
Simeulue Timur
86.55 852.29 410.09 78.79 111.54 67.64 114.61 37.58 13.46 81.42 24.96 3.56 9.21 62.78 0.65 83.6 4.65 1.41 0.61 140.44
Teupah Barat
39.28 386.86 186.15 35.76 34.78 30.7 52.02 17.06 6.11 36.96 11.33 1.62 4.18 28.5 0.3 37.95 2.11 0.64 0.28 63.73
Simeulue Tengah
28.16 277.31 133.43 25.64 32.09 22.01 37.29 12.23 4.38 26.49 8.12 1.16 3 20.43 0.21 27.2 1.51 0.46 0.2 45.69
Teluk Dalam
38.44 378.57 182.15 35 24.43 30.04 50.91 16.69 5.98 36.16 11.09 1.58 4.09 27.89 0.29 37.13 2.06 0.63 0.27 62.38
Salang
28.16 277.31 133.43 25.64 26.77 22.01 37.29 12.23 4.38 26.49 8.12 1.16 3 20.43 0.21 27.2 1.51 0.46 0.2 45.69
Simeulue Barat
57.18 563.13 270.96 52.06 42.23 44.69 75.73 24.83 8.89 53.79 16.49 2.35 6.08 41.48 0.43 55.24 3.07 0.93 0.4 92.82
Alafan
20.26 199.53 96.01 18.44 43.04 15.83 26.83 8.8 3.15 19.06 5.84 0.83 2.16 14.7 0.15 19.57 1.09 0.33 0.14 32.89
Jumlah
336.82 3316.97 1596.01 306.64 346.57 263.23 446.04 146.26 52.38 316.86 97.14 13.85 35.85 244.35 2.53 325.36 18.08 5.49 2.37 546.6
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-32
III-32
Tabel 3.39 Jenis Perikanan Tangkap
Tahun 2011
Kecamatan
Jenis Ikan
Tuna Tongkol Kerapu Tenggiri Kembung Kuwe Kurisi Selar Lemuru Ekor
kuning Alu-alu Pari
Cumi-cumi Teri Kepiting Kakap Lobster Teripang Hiu
Lain-lain
Teupah Selatan
40 200 85 36 32 130 15 14 34 12 12 2 4 36 1 62 4 1 - 40
Simeulue Timur
65 346 95 88 82 280 40 30 65 37 13 4 12 85 2 99 3 4 - 154
Teupah Barat 42 176 93 48 33 250 18 15 35 14 10 2 4 57 4 54 3 1 - 54
Simeulue Tengah
41 285 89 40 40 150 17 11 32 13 11 1 5 49 1 67 4 1 - 60
Teluk Dalam 41 184 63 51 40 161 15 13 34 16 9 2 4 59 5 53 2 1 - 60
Salang 43 263 76 39 41 290 17 17 32 12 10 2 3 60 3 54 1 1 - 50
Simeulue Barat
40 363 87 36 32 290 15 16 33 14 15 2 5 48 7 54 2 1 - 42
Alafan 46 370 105 48 32 200 18 15 34 11 14 2 4 52 3 52 2 1 - 43
Jumlah 358 2187 693 386 332 1751 155 131 299 129 94 17 41 446 26 495 21 11 0 503
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-33
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-33
III-33
3.4.2. Sektor Pariwisata
Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi
yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa daerah. Upaya pengembangan
dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan tidak hanya tersedianya obyek wisata
unggulan daerah tetapi juga tersedianya sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Jenis-jenis
pariwisata yang ada di Kabupaten Simeulue sebagai berikut :
Tabel 3.40 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Simeulue Timur Tahun 2012
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Simeulue Timur
1 Pantai Busung-Pasir Putih Busung 7 12
2 Pantai Busung-Pasir Merah Busung 8 12.1
3 P.Busung-Pasir Gelombang Busung 8 12
4 Pantai Lasikin Lasikin 18 11
5 Pantai Ganting Ganting 5 11
6 Pantai Matanurung Matanurung 6 15
7 Pantai Simanaha Sinabang 2 2
8 Pulau Siumat Ganting 10 10 mil Laut
9 Pulau Panjang Sinabang 5 4
10 Teluk Sinabang-Pelabuhan Sinabang 1 0
11 Gua Ganting Ganting 1/2 15
12 Gua Air Pinang Air Pinang 1/2 20
13 Pantai Batu-batu Batu-batu 15 18
14 Air Terjun Busung Busung 1/2 12
15 Pantai Babang Kota Batu - -
Sumber: Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.41 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Simeulue Tengah
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Simeulue Tengah
1 Air Terjun Putra Jaya Putra Jaya 2 52
2 Pantai Kampung aie/ araban Kampung Aie 10 59
3 Pantai Dihit Dihit 8 49
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-34
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-34
III-34
4 Pulau Simeulue Cut Kampung Aie 25 68.2
5 Pantai Amuren Lambaya 6 55
6 Pantai Lauke Lauke 7 50
7 Pantai Putra Jaya Putra Jaya 9 50.2 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.42
Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue Kecamatan Simeulue Barat
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Simeulue Barat
1 Pantai Sigulai Sigulai 8 90
2 Pantai Bikhao Batu Ragi 4 107
3 Pantai Sembilan Sembilan 3 88
4 Pulau Penyu Malasin 4 100
5 Pulau Tinggi Lamamek 5 95
6 Pulau Kala-kala Malasin 2 105
7 Teluk Sibigo Malasin 3 88
8 Air Terjun Sembilan Sembilan 3 60
9 Danau Laut Tawar Amabaan 20 70
10 Gua Sembilan Sembilan 4 60 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.43 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Alafan
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Alafan
1 Pulau Selaut Besar Lewak 10 130
2 Pulau Selaut kecil Lewak 8 120
3 Pulau Lekon Lekon 10 101
4 Batu Alafan Lubuk baik 5 105
5 Batu Siambung-ambung Lubuk baik 4 105
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-35
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-35
III-35
Tabel 3.44 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Salang
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Salang
1 Pulau Harapan Padang Unoi 20 100
2 Pantai Nasreuhe Nasreuhe 15 76
3 Teluk Lunggung Nasreuhe 4 73
4 Pantai Bidadari Lalla Bahagia 8 70
5 Pantai Meunafa Meunafa 6 75
6 Pantai Along Along 7 88 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.45 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Teluk Dalam
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Teluk Dalam
1 Teluk Dalam Teluk Dalam 15 70
2 Air Terjun Sambay Sambay 3 35
3 Air Terjun Tanjung Raya Tanjung Raya 4 28
4 Air Terjun Kuala Bakti Kuala Bakti 4 70
5 Air Terjun Selaree Kuala Bakti 17 70
6 Danau Laut Tawar Bulu Hadek 20 55
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.46
Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue Kecamatan Teupah Barat
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Teupah Barat
1 Pantai Salur Salur 12 25
2 Pantai Angkeo Angkeo 5 28
3 Pantai Bunon Bunon 4 26
4 Pantai Inor Inor 3 20
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-36
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-36
III-36
5 Pantai Laayon Laayon 3 25
6 Pantai Silengas Silengas 3.1 22
7 Pulau Teupah Pulau Teupah 8 15 mil Laut
8 Pulau Mincau Pulau Teupah 7 10 mil Laut
9 Pulau Sevelak Salur 5 11 mil Laut
10 Pantai Nancala Nancala 7 30
11 Pantai Maudil Maudil 9 29.5 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.47 Obyek Wisata di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Teupah Selatan
No Kecamatan/ Nama Taman Wisata Lokasi Luas (Ha)
Jarak dari
Ibukota
Kabupaten (km)
Teupah Selatan
1 Pantai Alus-alus Alus-alus 6 25
2 Pantai Badegong Badegong 4 23
3 Pantai Latiung Latiung 5 26
4 Pantai Labuhan Raya Labuhan Bakti 5.2 28
5 Pantai Pasir Tinggi Pasir Tinggi 4.3 28
6 Pulau Babi Labuhan Bajau 15 29
7 Pulau Lasia Labuhan Bakti 14 30
8 Pulau Batu Berlayar Labuhan Bakti 10 32
9 Teluk Labuhan Bajau Labuhan Bajau 4 24
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2012 3.4.3. Sektor Perdagangan A. Sarana Perdagangan dan Perekonomian
Potensi ekonomi di suatu daerah khususnya perdagangan dapat diketahui dengan
banyaknya jumlah pusat-pusat pertumbuhan perdagangan yang terdapat di daerah tersebut. Pusat-
pusat pertumbuhan pedagangan di Kabupaten Simeulue secara kasat mata berada di sinabang
Kecamatan Simeulue Timur, Kampung Aie di Simeulue Tengah, Salur di Kecamatan Teupah Barat
dan Malasin di Kabupaten Simeulue Barat. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah-wilayah
yang berpotensi dalam pengembangan perdagangan.
Dalam pengembangan sektor perdagangan di Kabupaten Simeuleu, pemerintah
sangat mendukung peranan semua pihak baik swasta perorangan maupun perusahaan. Oleh
karena itu pemerintah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pihak-pihak yang
ingin terjun kedalam dunia usaha bagi kemajuan perdagangan di Kabupaten Siomeulue,
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-37
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-37
III-37
dimana dalam hal ini tetap berpedoman pada aturan-aturan yang berlaku pula. Untuk itu di
Kabupaten Simeulue setiap perusahaan harus yang akan menjalankan usahanya harus
memiliki izin sesuai dengan bidang yang akan digelutinya.
B. Ijin Usaha
Apabila dilihat dari penerbitan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar
Perusahaan (TDP) mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada tahun 2011, jumlah SIUP yang
diterbitkan sebanyak 127 buah (118 kecil , 4 sedang dan 1 besar) menurun dibandingkan tahun
2010 yang mencapai 128 buah (120 kecil, 4 sedang dan 4 besar). Sedangkan banyaknya
perusahaan yang mengajukan TDP sebanyak 125 buah pada tahun 2011 dalam bentuk PT
sebanyak 3 buah, koperasi 8 buah, CV 63 buah, perusahaan perorangan 51 buah. Jumlah ini
menurun drastis dari 2 tahun sebelumnya. Lebih jelasnya, dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3.48 Jumlah Perusahaan Yang Memiliki SIUP di Kabupaten Simeulue
Kecamatan Perusahaan Perusahaan Perusahaan
Jumalh Besar Menengah Kecil
Teupah Selatan - 2 2 4
Simeulue Timur 5 2 106 113
Teupah Barat - - 5 5
Simeulue Tengah - - 1 1
Teluk Dalam - - 1 1
Salang - - - -
Simeulue Barat - - 2 2
Alafan - - 1 1
Jumlah 2011 5 4 118 127
Jumlah 2010 4 4 120 128
Jumlah 2009 1 6 146 153
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.49 Perkembangan SIUP di Kabupaten Simeulue Tahun 2008-2011
Kecamatan 2008 2009 2010 2011
Teupah Selatan 5 1 - 4
Simeulue Timur 67 139 113 113
Teupah Barat 1 5 3 5
Simeulue Tengah 4 7 8 1
Teluk Dalam - - 1 1
Salang - - 1 -
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-38
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-38
III-38
Simeulue Barat - 1 2 2
Alafan 2 - - 1
Jumlah 79 153 128 127 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Tabel 3.50 Rekapitulasi TDP (Tanda Daftar Perusahaan) di Kabupaten Simeulue Tahun 2008-2011
Bentuk Usaha Tahun
2008 2009 2010 2011
PT 6 3 10 3
Koperasi 2 1 1 8
CV 12 48 38 63
Firma - - - -
Perorangan 58 92 81 51
Jumlah 2011 78 144 130 125
Jika dilihat rekapitulasi Tahun 2008 – 2011 untuk segala bentuk usaha mengalami kenaikan dan penurunan , sehingga beragam total yang diperoleh.
Tabel 3.51 Rekapitulasi TDP (Tanda Daftar Perusahaan) di Kabupaten Simeulue Tahun 2011
Kecamatan Bentuk Usaha
PT Koperasi CV Firma Perorangan
Teupah Selatan - 1 2 - 1
Simeulue Timur 3 4 56 - 47
Teupah Barat - - 3 - 2
Simeulue Tengah
- - - - 1
Teluk Dalam - 1 - - -
Salang - 1 - - -
Simeulue Barat - - 2 - -
Alafan - 1 - - -
Jumlah 2011 3 8 63 - 51
Jumlah 2010 10 1 38 - 81
Jumlah 2009 - - - - - Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-39
III-39
Tabel 3.52 Jumlah Koperasi menurut Jenis dan Aktivitas yang dilakukan
Di Kabupaten Siumeulue Tahun 2011
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2010-2012
Jenis Identitas Koperasi Aktivitas Tahun 2010 Aktivitas Tahun 2011 Aktivitas Tahun 2012
Aktif Tak
Aktiv Total RAT Aktif
Tak Aktiv
Beku Total RAT Aktif Tak
Aktiv Beku Total RAT
KUD 5 1 6 3 3 3 - 6 3 3 3 - 6 -
Kop. Pertanian 2 1 3 1 1 1 1 3 - 1 1 1 3 -
Kop.Perkebunan 3 25 28 2 2 1 24 27 2 2 - 25 27 -
Kop.Peternakan - 6 6 - - 1 5 6 - - 1 5 6 -
Kop.Nelayan 4 9 13 - - 4 9 13 - - 4 9 13 -
Koppontren - 1 1 - - - 1 1 - - 1 - 1 -
Kopkar - 4 4 - - - 4 4 - - - 4 4 -
Kop.Serba usaha 24 16 40 6 8 12 22 42 6 9 12 22 43 1
Kop.Pasar 3 - 3 - - 1 2 3 - - 1 2 3 -
Kop. Pegawai Negeri 6 2 8 1 1 5 2 8 1 1 5 2 8 1
Kop.Wanita 2 2 4 1 - 2 2 4 - - 2 2 4 -
Kop.Perikanan 7 3 10 1 1 6 3 10 1 1 6 3 10 -
Kop.Profesi - - - - - - - - - - - - - -
Kop.Syariah - - - - - - - - - - - - - -
Kop.Primkopad 1 - 1 1 1 - - 1 1 1 - - 1 1
Kop.Primkopol 1 - 1 - - 1 - 1 - 1 - - 1 -
Kop.Lainnya - 8 8 - - - 3 3 - 1 - 8 9 -
Jumlah 58 78 136 16 17 37 78 132 14 20 36 83 139 3
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-40
III-40
Tabel 3.53 Jumlah Koperasi menurut Jumlah Anggota, Modal Usaha dan Volume Usaha
Di Kabupaten Siumeulue Tahun 2011
Jenis Identitas Koperasi Jml Modal Usaha Tahun 2010 Vol Jml
Modal Usaha Tahun 2010
Vol Jml Modal Usaha Tahun
2010 Vol
Anggt Sendiri Luar Usaha Anggt Sendiri Luar Usaha Anggt Sendiri Luar Usaha
KUD 295 3,384,212 992,900 3,642,257 304 92,665 992,900 - 303 92,665 990,900 -
Kop. Pertanian 113 10,905 465,000 641,590 63 10,905 465,000 40,552 83 10,905 46,500 40,552
Kop.Perkebunan 1,837 176,156 1,117,500 1,359,058 134 16,700 1,057,500 1,283,964 614 16,700 1,057,500 1,283,964
Kop.Peternakan 257 229,550 - 979,480 27 6,750 - - 127 6,750 - -
Kop.Nelayan 534 80,565 712,000 1,137,039 257 17,080 787,000 - 437 17,080 787,000 -
Koppontren 25 750 5,000 - - - 5,000 - 20 338,985 5,000 -
Kopkar 116 10,820 - - - - - - 80 2,750 - -
Kop.Serba usaha 1,639 424,964 7,744,000 3,106,699 994 321,835 7,504,000 2,034,723 1,457 62,420 7,504,000 2,034,723
Kop.Pasar 58 42,530 130,000 76,863 20 2,750 130 - 60 5,440 130,000 -
Kop. Pegawai Negeri 255 69,898 20,000 439,179 195 62,418 20 12,375 235 400,946 20,000 12,735
Kop.Wanita 149 7,200 140,000 237,035 93 5,440 140 - 133 - 140,000 -
Kop.Perikanan 455 508,447 9,745,340 906,144 341 400,947 10,045,340 402,523 401 - 10,045,340 402,523
Kop.Profesi - - - - - - - - 53 - - -
Kop.Syariah - - - - - - - - - - - -
Kop.Primkopad 53 17,150 - 40,525 53 17,150 - 40,525 - 17,150 - 40,525
Kop.Primkopol 52 22,560 - 20,671 52 22,560 - - 52 22,560 - -
Kop.Lainnya 235 292,447 135,000 - - - 135,000 - 209 15,000 135,000 -
Total 6,073 5,278,154 21,206,740 12,586,539 2,533 977,200 20,992,030 3,814,663 4,264 1,009,351 40,525 3,815,022
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka, 2012
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-41
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-41
III-41
3.5. PRASARANA 3.5.1. Jaringan Jalan, Terminal dan Pelabuhan
Prasarana jalan yang tersedia di Kabupaten Simeulue sepanjang 736 km, terdiri dari jalan
strategis nasional rencana sepanjang 243,672 km, rencana jalan provinsi sepanjang 237,70 km dan
jalan kabupaten sepanjang 255,48 km, pada akhir tahun 2013. Kondisi jalan starategi nasional
rencana yang baik ( layak ) sepanjang 174 km dan rencana jalan propinsi sepanjang 68,40 km,
kondisi jalan kabupaten yang layak dan baik sepanjang 32,40 km.
Kondisi yang menghubungkan antar wilayah/kawasan di kabupaten simeulue sebagian
masing kurang memadai (rusak) sepanjang 402,55 km (54,63%) dan yang belum tembus sepanjang
59 km (8,07 %) dari total panjang jalan kabupaten simeulue (736 km). Isu yang mendesak
pembangunan jalan pada tahun 2014 adalah dilakukannya percepatan peningkatan kelas jaringan
jalan di seluruh kabupaten simeulue dan prioritas pembangunan jalan disepanjang 59,5 km dari total
jalan yang masih belum tembus.
3.5.2. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telepon dikelola oleh PT.Telkom melingkupi 10 Kecamatan dan pengembangan
pelayanan telepon seluler dikembangkan dengan pengembangan menara telekomunikasi dengan
konsep menara bersama.
3.5.3.Jaringan Listrik
Penyediaan jaringan listrik serta pengelolaan sarana dan prasarananya dilakukan PLN
sebagai perusahaan listrik negara. Sistem pelayanan jaringan listrik secara umum digunakan untuk
dari kegiatan rumah tangga, industri, social dan instansi pemerintah. Pelayanan jaringan listrik
yang ada dapat dikatakan baik mengingat jaringan listrik yang ada sudah masuk kedalam wilayah
Kabupaten Simeulue.
Jaringan listrik di Kabupaten Simeulue telah menjangkau 10 kecamatan yang ada di
Simeulue, Lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.54
Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Simeulue
Unit Pelanggan
1.Ranting Sinabang 6.714
2.Sub Ranting Lasikin 3.036
3.Sub Ranting Kampung Aie 2.388
4.Sub Ranting Sibigo 1.662
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-42
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-42
III-42
5.Sub Ranting Nasreuhe 818
6.Sub Ranting Labuhan Bajau 1.633
Tahun2011 16.251
Tahun2010 14.294
Tahun2009 13.133 Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka,2012
Tabel 3.55 Kebutuhan Listrik Kabupaten SimeulueTahun 2008-2010
No JenisPenggunaan Jumlah(Va) Jumlah(Kwh)
1 Rumah tangga 129.926.500 257.420.316
2 Usaha 26.524.300 40.991.604
3 Sosial 7.250.600 12.333.984
4 Perkantoran/Instansi 1.688.300 3.768.648
5 Peneranganumum 3.213.690 12.669.792
6 Industri 13.305.900 28.126.788
Jumlah 181.909.290 355.311.132
2010 176.897.242 334.399.222
2009 171.330.513 326.536.423
Sumber : Kabupaten Simeulue Dalam Angka 2009-2012 3.6. PEREKONOMIAN
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah kabupaten
dalam periode tertentu dapat ditunjukkan oleh nilai PDRB bak atas dasar berlaku maupun atas
dasar konstan.
Berdasarkan Buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Simeulue yang
diterbitkan oleh BPS Kabupaten Simeulue, bahwa jika diukur dari kenaikan PDRB, perekonomian
Kabupaten Simeulue pada tahun 2011 secara keseluruhan mengalami pertumbuhan sebesar
3,71%. Adapun nilai PDRB Kabupaten Simeulue pada tahun 2010 Atas Dasar Harga Berlaku tahun
2000 adalah sebesar 594.460,93milyar rupiah, sedangkan Atas Dasar Harga Konstan adalah
sebesar 265.804,61milyar rupiah.
Berdasarkan sumber data di atas, didapat bahwa laju pertumbuhan PDRB tahun 2011
(3,71%) lebih kecil dari laju pertumbuhan PDRB tahun 2010 (5,16%). Pada tahun 2011, dari 9
sektor/ lapangan usaha terdapat 3 sektor yang mengalami peningkatan, sedangkan 6 lainnya
menurun. Sektor yang mengalami peningkatan tertinggi ada pada sektor Jasa-jasa (2,53%), diikuti
sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan (0,64%) dan sektor Keuangan, Persewaan, Jasa
Perusahaan (0,12%). Laju pertumbuhan PDRB Simeulue Tahun 2010 dan 2011 menurut lapangan
usaha (sektor-sektor) secara lebih terinci dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-43
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-43
III-43
Tabel 3.56 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Simeulue Tahun 2009 s.d 2011 Menurut Lapangan Usaha
Sumber : BPS Kab. Simeulue Catatan : *) angka diperbaiki **) angka sementara Walaupun sektor Pertanian mengalami pertumbuhan yang negatif (-1,98%), akan tetapi
dalam struktur ekonomi Kabupaten Simeulue sektor ini merupakan penyumbang utama terhadap
PDRB Kabupaten Simeulue yaitu sebesar 38,06%. Angka tersebut dapat dilihat pada tabel peranan
sektor ekonomi dalam PDRB Kabupaten Simeulue menurut sector atas dasar harga berlaku
(ADHB) tahun 2009-2011. Urutan kedua adalah sektor Jasa-jasa memberikan kontribusi terbesar
kedua terhadap PDRB 2011 yaitu sebesar 18,13% dan diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran pada urutan ketiga yang memberikan konstribusi terhadap PDRB yaitu sebesar 17,65%.
No. LAPANGAN USAHA
Laju Pertumbuhan (persen)
2009 2010* 2011**
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pertanian 1,33 2,68 -1,98
2. Pertambangan dan Penggalian 10,42 9,44 8,12
3. Industri Pengolahan 1,25 1,10 1,22
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 25,47 27,41 10,97
5. Bangunan 11,36 10,20 9,90
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,37 10,12 9,13
7. Pengangkutan dan Komunikasi 8,44 9,03 6,75
8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
14,86 10,16 10,80
9. Jasa – Jasa 2,71 2,04 4,57
PDRB 5,19 5,16 3,71
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-44
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN SIMEULUE 2013
III-44
III-44
Tabel 3.57 Peranan Sektor Ekonomi dalam PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Simeulue Tahun 2009 s.d 2011
Sumber : BPS Kab. Simeulue Catatan : *) angka diperbaiki **) angka sementara
No. LAPANGAN USAHA
Laju Pertumbuhan (persen)
2009 2010* 2011**
(1) (2) (3) (3) (4)
1. Pertanian 44,26 41,61 38,06
2. Pertambangan dan Penggalian 0,92 1,04 1,12
3. Industri Pengolahan 1,77 1,62 1,38
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,62 0,73 0,87
5. Bangunan 8,79 10,28 11,28
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,82 17,12 17,65
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,68 7,28 8,05
8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan
3,01 3,12 3,45
9. Jasa – Jasa 17,13 17,20 18,13
PDRB 100 100 100
IV-1 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Bab. 4 PENENTUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Dari hasil analisis pengembangan potensi sumberdaya alam yang menjadi kontribusi dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Simeulue, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sektor primer yang menjadi sektor basis Kabupaten Simeulue adalah pertanian, untuk
pertanian tanaman perkebunan, kehutanan, perikanan, sektor perdagangan, restoran dan hotel
2. Sektor primer yang perlu diintervensi perkembangannnya adalah pertanian, untuk subsektor pertanian
bahan makanan
3. Sektor sekunder yang perlu diintervensi adalah:
a. Sektor industri pengolahan
b. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum
c. Sektor Bangunan
4. Sektor tersier yang perlu diintervensi perkembangannya, adalah sektor jasa-jasa termasuk
didalamnya adalah potensi pariwisata.
Untuk menentukan strategi pengembangan dari masing-masing sektor, maka dilakukan analisis
melalui analisis SWOT dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh
masing-masing sektor dalam perkembangannya dengan memperhatikan isu-isu strategis yang terjadi.
Analisis penentuan strategi ini meliputi sektor-sektor sumberdaya alam yang menjadi basis maupun yang
memerlukan intervensi dalam pengembangannya sehingga ikut mendukung peningkatan PDRB
Kabupaten Simeulue. Sektor sumberdaya alam ini meliputi pertanian dalam arti luas, ESDM, industri
pengolahan, perdagangan dan pariwisata.
4.1. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR POTENSI EKONOMI KABUPATEN
SIMEULUE
4.1.1. Analisis SWOT Sektor Pertanian
Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati
untuk memproduksi suatu bahan pangan, bahan baku industri dan sumber energi. Sektor pertanian
adalah sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Simeulue, terutama untuk
subsektor pertanian perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sedangkan untuk subsektor
tanaman bahan makanan memerlukan intervensi dalam pengembangannya untuk dapat menjadi sektor
basis bagi Kabupaten Simeulue. Isu strategis yang menjadi permasalahan disektor Pertanian sebagai
berikut:
IV-2 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
A. Sub Sektor Pertanian
1. Keterlibatan masyarakat
a. Sebagian besar yang bekerja di sektor pertanian adalah petani penggarap;
b. Usaha di sektor pertanian baru sebatas sebagai mata pencaharian sampingan;
c. Sedikitnya kaum muda yang terjun di usaha pertanian
2. Akses Pelatihan dan Informasi
a. Strategi pengembangan pertanian belum berjalan optimal
b. Akses pelatihan, sekolah lapang, magang bagi petani belum sepenuhnya merata dan
kurangnya sokongan anggaran
c. Akses informasi pertaniaan belum berfungsi dengan baik.
3. Mutu pelatihan dan teknologi informasi
a. Kualitas sarana dan prasarana praktek yang kurang memadai
b. Kualitas SDM pendidik/tenaga ahli/ narasumber masih terbatas
c. Jenjang pendidikan yang dimiliki tenaga penyuluh sudah baik namun dari segi pemahaman
dan pengalaman di lapangan masih relatif kurang
d. Masih belum meratanya penyuluhan yang dirasakan bagi anggota kelompok tani
e. Informasi dan teknologi yang diterima petani jarang yang up to date.
4. Tata kelola atau akuntabilitas
a. Masih rendahnya pencitraan publik bidang pertanian
b. Masih banyaknya keluhan dan aduan masyarakat tentang pertanian
c. Manajemen pengelolalaan administrasi sarana dan prasarana pertanian yang belum berfungsi
dengan baik.
5. Keterbatasan lahan dan sarana prasarana penunjangnya
a. Adanya usaha dari masyarakat untuk alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian
b. Terbatasnya sumber air irigasi dan jaringannya
c. Terbatasnya akses jalan untuk pengangkutan saprodi dan hasil produksi dan Masih terbatasnya
akses pasar dalam penjualan
d. Masih terbatasnya alat pengolah hasil pertanian dan limbah pertanian agar memiliki nilai
tambah
6. Permodalan dan kebijakan pertanian
a. Pengembangan pertanian terbesar masih disokong dari dana DAK dan Tugas Pembantuan
b. Pengembangan pertanian organic belum sepenuhnya didukung baik dari tenaga ahlinya
maupun dari pendanaan kegiatannya;
c. Bantuan permodalan bagi alumni peserta magang masih belum ada sehingga sulit
mengembangkan ketrampilannya;
d. Bantuan saprodi dan alsintan masih kurang memadai.
IV-3 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
B. Sub Sektor Kelautan dan Perikanan
1. Rendahnya pendapatan pelaku usaha perikanan, baik nelayan maupun pembudidaya ikan,
disebabkan keterampilan yang rendah.
2. Masih rendahnya peran serta, kemandirian kelembagaan dalam pengawasan dan pengendalian
kerusakan wilayah pesisir dan laut.
3. Produktivitas usaha perikanan budidaya masih kurang, disebabkan terbatasnya keterampilan, sarana
prasarana, akses modal, dan akses pemasaran hasil usaha.
4. Rendahnya kualitas produk perikanan, disebabkan masih minimnya penanganan dan pengolahan
pasca panen.
5. Belum optimalnya pengembangan kawasan budidaya menjadi sentra-sentra produksi perikanan.
6. Kualitas data statistik kelautan dan perikanan sebagai pendukung perencanaan pembangunan masih
rendah.
C. Sub Sektor Kehutanan dan Perkebunan
1. Masih adanya lahan yang perlu direboisasi sehingga dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
2. Sulitnya untuk melakukan pengendalian terhadap kegiatan penebangan pohon yang dilakukan di
lahan hutan rakyat, karena belum adanya landasan hukum dalam pengaturan kegiatan pemanenan
hasil hutan.
3. Masyarakat belum membudidayakan tanaman hasil hutan seperti rotan yang menjadi sector
unggulan Kab. Simeulue
4. Tingginya ancaman kerusakan hutan akibat pencurian kayu (illegal logging) dan kebakaran hutan.
D. Sub Sektor Peternakan
1. Sulitnya melakukan pembenihan dan penyuntikan (vaksin) ternak karena ternak masih dipelihara secara
lepas
2. Pengendalian penyakit ternak seperti cacing hati, virus dsb masih sulit di tuntaskan
3. Belum adanya tempat pengolahan hasil produksi peternakan, sehingga produksi ternak yang
dihasilkan dijual mentah keluar daerah dan masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
pengolahan hasil produksi peternakan tersebut
4. Belum optimalnya upaya kawasan terpadu peternakan
5. Kurang berjalannya sistem ternak bergulir pada peternak dan kurangnya pendampingan dari
penyuluh peternakan
Dari temuan hasil analisis dan isu strategis sub sektor yang berkembang, maka dapat dirumuskan
masing-masing faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi pengembangan dari subsector tersebut
sebagai berikut ini.
IV-4 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
a. Kekuatan
o Adanya dukungan kebijakan kehutanan dan perkebunan yang menetapkan lahan berkelanjutan
o Potensi hasil produksi yang tinggi didukun adany sentra-sentra pengembangan pertanian
o Penetapan kawasan minapolitan mendukung pengembangan kelautan dan perikanan
o Menyerap banyak tenaga kerja
o Potensi fisik geografis menyangkut kesuburan tanahnya mendukung untuk pengembangan
pertanian
o Mempunyai beberapa komoditas yang merupakan komoditas unggulan kabupaten
o Adanya kelompok tani dan kelompok pembudidaya ikan yang dapat sebagai wadah dalam
peningkatan pertanian dalam arti luas
o Pengembang kawasan agropolitan (Simeulue Barat, Salang, Simeulue Tengah dan Simeulue Timur)
o Potensi peternakan khususnya pada ternak kerbau yang memiliki karakteristik dan populasi yang
terus meningkat serta daya jual yang tinggi
o Hasil hutan jenis rotan merupakan penyuplai terbesar di Indonesia untuk industri olahan
o Besarnya potensi kearifan local seperti cengkeh dan kelapa dalam yang memang menjadi basis
tanaman perkebunan di Kabupaten Simeulue.
b. Kelemahan
o Tingkat produktifitas yang cenderung kurang stabil dalam memenuhi kebutuhan pangan di
Kabupaten Simeulue
Masih rendahnya pengetahuan petani dalam pengelolaan pertanian berkelanjutan
o Penyediaan bibit unggul dan pupuk yang kadangkala masih menghadapi kendala (Bantuan
saprodi dan alsintan masih kurang memadai)
o Masih rendahnya pengetahuan petani dalam usaha pengolahan hasil pasca panen untuk
meningkatkan nilai jual produk
o Kesulitan petani dalam mengatasi fluktuasi harga komoditas saat panen
o Tidak semua kelompok tani berjalan efektif
o Masih rendahnya investasi dalam pengolahan hasil pertanian
o Rendahnya nilai tambah di sektor pertanian sehingga masyarakat kurang tertarik
o Keterbatasan alih teknologi yang dapat menunjang peningkatan produktifitas maupun
pengolahan hasil pertanian
o Dukungan sarana dan prasarana penunjang masing sangat dibutuhkan untuk kelancara proses
produksi maupun distribusi
c. Peluang
o Kebutuhan pangan terus meningkat seiring dengan peningkatan perkembangan penduduk
o Adanya peluang pengembangan dengan sektor lain seperti sektor industri pengolahan dan
IV-5 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
sektor perdagangan (bahan baku industri)
o Adanya peluang pasar pada komoditi rotan, cengkeh dan kelapa dalam
d. Ancaman
o Pada subsektor kehutanan, sulit melakukan pengendalian terhadap kegiatan penebangan
pohon terutama pada hutan rakyat
o Masih adanya lahan yang perlu direboisasi di Kabupaten Simeulue yang dapat menjadi
ancaman bagi kelestarian lingkungan
o Adanya ancaman degradasi lingkungan akibat kegiatan budidaya pertanian dalam arti luar jika
pengelolaan kegiatan tidak memperhatikan pelestarian lingkungan (seperti penggunaan pupuk
kimia, penangkapan ikan yang over fishing)
o Masih adanya sistem ijon (tengkulak) sehingga merugikan petani/pembudidaya
o Ancaman adanya alih fungsi pemanfaatan lahan
Tabel 4.1 Analisis SWOT Sektor Pertanian
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Dukungan kebijakan pemerintah
2. Dukungan sentra dalam
peningkatan hasil produksi
3. Adanya kawasan agropolitan
4. Penyerapan tenaga kerja
5. Potensi kondisi fisik
geografis mendukung
pertanian
6. Adanya komoditas unggulan
7. Adanya kelompok
tani/pembudidaya
8. Pengembang kawasan
agropolitan
9. Potensi peternakan khususnya
pada ternak kerbau
10. Hasil hutan jenis rotan
merupakan penyuplai terbesar di
Indonesia untuk industri olahan
11. Besarnya potensi kearifan local
seperti cengkeh dan kelapa
dalam
1. produktifitas yang cenderung
kurang stabil
2. rendahnya pengetahuan petani
3. kendala dalam penyediaan bibit
unggul dan pupuk
4. masih rendahnya pengetahuan
pengelolaan hasil
5. fluktuasi harga komoditas
6. Tidak semua kelompok tani
berjalan efektif
7. Masih rendahnya investasi
8. Rendahnya nilai tambah di
sektor pertanian
9. Keterbatasan alih teknologi
10. Perlu dukungan sarana dan
prasarana
IV-6 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Peluang (opportunity) Strategi Kekuatan – Peluang Strategi Kelemahan - Peluang
1. Kebutuhan pangan terus
meningkat
2. peluang pengembangan
dengan sektor lain
(industri, perdagangan)
3. Adanya peluang pasar
pada komoditi rotan,
cengkeh dan kelapa
dalam
1. pengembangan sektor pertanian
(pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan
kehutanan) sesuai dengan
rencana pengembangan tata
ruang
2. peningkatan usaha pertanian
yang mendukung agribisnis
3. peningkatan kualitas SDM dalam
pengembangan pertanian
4. pengembangan pertanian dengan
konservasi lingkungan
5. peningkatan kelembagaan
organisasi kelompok pertanian
dalam mendukung aktivitas
budidaya
1. peningkatan produksi pertanian
untuk mencukupi kebutuhan
pangan
2. peningkatan kualitas SDM
pertanian
3. peningkatan kemudahan
akses penyediaan
saprotan bagi
petani/pembudidaya
4. kebijakan pemerintah dalam
ikut menjaga stabilitas harga
jual hasil pertanian
5. optimalisasi fungsi kinerja
organisasi kelompok
tani/pembudidaya
6. peningkatan iklim investasi di
bidang pertanian
7. peningkatan akses informasi dan
teknologi kepada
petani/pembudidaya
8. peningkatan nilai tambah hasil
pertanian dengan usaha
pengolahan hasil (industri)
pertanian
9. pengembangan dan peningkatan
sarana prasarana pendukung
pertanian (dalam arti luas)
IV-7 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Hambatan (threats) Strategi Kekuatan – Hambatan Strategi Kelemahan – Hambatan
1. Sulit melakukan
pengendalian terhadap
kegiatan penebangan
pohon terutama pada
hutan rakyat
2. Masih adanya lahan yang
perlu direboisasi di
Kabupaten Simeulue yang
dapat menjadi ancaman
bagi kelestarian
lingkungan
3. Ancaman degradasi
lingkungan akibat kegiatan
budidaya pertanian
4. Ancaman adanya alih
fungsi pemanfaatan lahan
1. Peningkatan pemahaman kepada
masyarakat petani/pembudidaya
tentang konservasi pertanian
2. Peningkatan usaha reboisasi
untuk mengatasi masalah lahan
kritis
3. Peningkatan kelembagaan
pertanian dalam meningkatkan
usaha budidaya, pengembangan
teknologi, penyediaan saprotan,
pemasaran
4. Pengendalian pemanfaatan lahan
melalui peraturan kebijakan yang
ada
1. Penguatan SDM pertanian
2. Peningkatan kualitas
lingkungan pertanian
3. Penerapan aturan insentif
dan disintensif dalam
pengendalian
pemanfaatan lahan
4. Pengembangan usaha
agribisnis yang
mendukung pengelolaan
hasil
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi dalam
pengembangan sektor pertanian adalah:
a. Pengembangan sektor pertanian (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan)
sesuai dengan rencana pengembangan tata ruang
b. Peningkatan usaha pertanian yang mendukung agribisnis
c. Pengembangan usaha agribisnis yang mendukung pengelolaan hasil
d. Peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan pertanian
e. Pengembangan pertanian dengan konservasi lingkungan
f. Peningkatan produksi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan
g. Peningkatan kemudahan akses penyediaan saprotan bagi petani
h. Kebijakan pemerintah dalam ikut menjaga stabilitas harga jual hasil pertanian
i. Peningkatan iklim investasi di bidang pertanian
j. Peningkatan akses informasi dan teknologi kepada petani/pembudidaya
k. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana pendukung pertanian (dalam arti luas)
l. Peningkatan pemahaman kepada masyarakat petani/pembudidaya tentang konservasi
pertanian
m. Peningkatan usaha reboisasi untuk mengatasi masalah lahan kritis
IV-8 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
n. Peningkatan kelembagaan pertanian dalam meningkatkan usaha budidaya,
o. Pengembangan teknologi, penyediaan saprotan, pemasaran
p. Pengendalian pemanfaatan lahan melalui peraturan kebijakan yang ada
q. Penerapan aturan insentif dan disintensif dalam pengendalian pemanfaatan lahan
4.1.2. Analisis SWOT Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan merupakan potensi sektor primer dalam penyumbang PDRB
kabupaten yang perlu diintervensi pengembangannya untuk dapat menjadi sektor basis bagi Kabupaten
Simeulue. Perkembangan sektor industri pengolahan sangat tergantung dari potensi sumberdaya
yang lain, seperti pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan. Potensi industri pengolahan
yang menjadi unggulan ada di Kabupaten Simeulue meliputi kerajinan anyaman tikar pandan, kerajinan
bunga plastik, kerajinan kaligrafi pelepah pisang, pandai besi, bordir dan kerajian relief/ukir kayu
merupakan industri andalan yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan kegiatan
industri yang ada.
Isu strategis sektor Industri di Kabupaten Simeulue adalah:
1. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran produk industri,
yang ditandai kurang berkembangnya inovasi sistem produksi.
2. Masih rendahnya pengembangan industri kecil dan rumahan yang ada pada masyarakat
3. Belum optimalnya upaya peningkatan kemampuan teknologi industri
4. Terdapat beberapa industri kecil dan menengah yang terbatasnya akses permodalan dan
pemasaran.
5. Kurang berkembangnya sentra-sentra industri di daerah yang disebabkan kurangnya daya
kreativitas SDM dalam inovasi produk industri.
6. Iklim usaha industri kecil dan menengah (IKM) belum terwujud secara kondusif
7. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah belum
terwujud secara optimal
8. Sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah belum sesuai harapan masyarakat
9. Belum optimalnya upaya peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Dari temuan hasil analisis dan
isu strategis sektor industri pengolahan yang berkembang, maka dapat dirumuskan masing-masing
faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi pengembangan sektor industri pengolahan sebagai
berikut ini.
a. Kekuatan
o Dukungan kebijakan pemerintah daerah tentang pengembangan kawasan industri yang ada di
Kabupaten Simeulue memberikan jaminan kepastian mendirikan industri
o Industri kecil atau rumah tangga menjadi wadah bagi pengembangan usaha pasca panen
komoditas sumberdaya alam baik unggulan, andalan maupun potensial kabupaten Simeulue
IV-9 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
o Penyerapan tenaga kerja tinggi
o Dukungan pemerintah berupa penyediaan sarana dan prasarana pendukung dalam pengembangan
industri kecil pengolahan
b. Kelemahan
o Kualitas sumberdaya manusia yang masih kurang dan perlu ditingkatkan dalam upaya
pengembangan kualitas produk yang dihasilkan
o Upaya promosi pemasaran yang belum berjalan optimal
o Kemampuan permodalan yang masih terbatas
o Masih terbatasnya pemanfaatan teknologi dan informasi dalam proses promosi produk
o Penguasaan teknologi pengolahan yang masih rendah, sehingga berakibat pada kualitas dan
kuantitas produk hasil industri yang dihasilkan
o Kemampuan untuk mengakses pasar tingkat regional maupun nasional untuk beberapa
komoditas industri masih lemah
c. Peluang
o Pasar bagi hasil industri pengolahan terbuka luas baik pasar dalam negri maupun peluang ekspor
o Adanya lembaga keuangan yang dapat menjadi peluang bagi pengembangan modal usaha
o Potensi ketersediaan bahan baku industri dapat dipenuhi oleh potensi sumberdaya alam yang ada
di kabupaten Simeulue
o Adanya akses teknologi dan komunikasi yang dapat menjadi peluang pengembangan
industri baik pengembangan proses produksi maupun pemasaran
o Peningkatan jumlah penduduk merupakan peluang besar dalam pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja bagi sektor industri
d. Hambatan
o Dukungan terhadap sarana dan prasarana penunjang masih sangat dibutuhkan untuk
kelancaran proses produksi
o Tingkat kemudahan dalam mengakses pinjaman permodalan masih rendah
o Perlu dikembangkan proyek kemitraan bagi industri kecil atau rumah tangga dengan industri
besar atau menengah, sehingga dapat berkembang dengan baik
o Proses perijinan dan penerapan insentif terhadap pengembangan industri belum banyak
dilakukan
IV-10 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel 4.2 Analisis SWOT Sektor Industri Pengolahan
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Dukungan kebijakan
pemerintah daerah tentang
pengembangan kawasan
industry
2. Industri kecil atau rumah
tangga menjadi wadah bagi
pengembangan usaha pasca
panen komoditas
sumberdaya alam
3. Penyerapan tenaga kerja
tinggi
4. Dukungan pemerintah berupa
penyediaan sarana dan
prasarana pendukung
1. Kualitas sumberdaya
manusia yang masih kurang
2. Upaya promosi pemasaran
yang belum berjalan optimal
3. Kemampuan permodalan
yang masih terbatas
4. Masih terbatasnya
pemanfaatan teknologi dan
informasi
5. Penguasaan teknologi
pengolahan yang masih
rendah
6. Kemampuan mengakses
pasar untuk beberapa
industri masih lemah
Peluang (opportunity) Strategi Kekuatan – Peluang Strategi Kelemahan – Peluang
1. Pasar bagi hasil industry
pengolahan terbuka luas
2. Lembaga keuangan
sebagai peluang bagi
pengembangan modal
usaha
3. Potensi
ketersediaan
bahan baku
industri besar
4. Adanya akses teknologi
dan komunikasi dalam
proses produksi
maupuan pemasaran
5. Ketersediaan SDM
sebagai potensi
tenaga kerja
1. Pengembangan industri
2. pengolahan berupa IKM
3. Peningkatan kontinuitas
4. produktifitas hasil pertanian
(dalam arti luas) sebagai
bahan baku industri
5. Peningkatan kualitas SDM
dalam meningkatkan kualitas
hasil produk
6. Pengembangan teknologi
Industry
7. Peningkatan kualitas sarana
dan prasarana pendukung
sektor industri pengolahan
8. Memberikan jaminan
keamanan dalam
pengembangan investasi
usaha
1. Peningkatan kualitas SDM
2. dalam pengembangan
industri pengolahan
3. Pengembangan teknologi
informasi pemasaran hasil
produk
4. Memberikan kemudahan
akses terhadap
pengembangan modal usaha
IV-11 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Hambatan (threats) Strategi Kekuatan – Hambatan Strategi Kelemahan –
Hambatan
1. Persaingan produk
dengan daerah lain
2. Sarana dan prasarana
penunjang masih kurang
dan sangat dibutuhkan
3. Tingkat kemudahan
dalam mengakses
pinjaman permodalan
masih rendah
4. Perlu dikembangkan
proyek kemitraan
5. Proses perijinan dan
penerapan insentif belum
banyak dilakukan
1. Peningkatan kualitas hasil
produksi industri pengolahan
2. Peningkatan sarana
dan prasarana
penunjang
3. Peningkatan kerjasama
industri dalam
pengembangan sektor
industri pengolahan
4. Regulasi kebijakan
pengembangan sektor
industri melalui penerapan
insentif dan disinsentif
1. Peningkatan kualitas SDM
2. dalam pengembangan sektor
industri pengolahan
3. Peningkatan teknologi
pengolahan dan pemasaran
hasil produksi
4. Peningkatan kemudahan
dalam pengembangan modal
usaha dan kemitraaan
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
Dari hasil analisis SWOT dapat disimpulkan strategi pengembangan sektor industri pengolahan sebagai
berikut:
a) Pengembangan industri pengolahan berupa IKM
b) Peningkatan kontinuitas produktivitas hasil pertanian (dalam arti luas) sebagai bahan baku industri
c) Pengembangan teknologi pengolahan industri
d) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendukung sektor industri pengolahan
e) Memberikan jaminan keamanan dalam pengembangan investasi usaha
f) Pengembangan teknologi informasi pemasaran hasil produk
g) Memberikan kemudahan akses terhadap pengembangan modal usaha
h) Peningkatan kerjasama industri dalam pengembangan sektor industri pengolahan
i) Regulasi kebijakan pengembangan sektor industri melalui penerapan insentif dan disinsentif
j) Peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan sektor industri pengolahan
4.1.3. Analisis SWOT Sektor Perdagangan
Pembangunan perdagangan merupakan salah satu kegiatan di bidang ekonomi yang
mempunyai peran strategis dalam pembangunan. Sektor perdagangan berperan dalam mendukung
kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong
pembentukan harga yang wajar. Sektor perdagangan merupakan sektor tersier yang memerlukan
intervensi dari pemerintah daerah untuk dapat berkembang menjadi sektor basis.
Pembangunan perdagangan sangat penting dalam upaya mempercepat pertumbuhan
IV-12 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
ekonomi dan pemerataan, dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam penciptaan lapangan
usaha serta perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan. Kegiatan sektor perdagangan
saling berkait dan saling menunjang dengan kegiatan sektor lainnya, seperti sektor produksi, yaitu
pertanian, industri, dan pertambangan; sektor keuangan; sektor perhubungan dan telekomunikasi.
Kebijakan pemeritah Kabupaten Simeulue yang mendukung pengembangan perdagangan
adalah dengan penetapan kawasan-kawasan strategis yang dimanfaatkan untuk kepentingan
pertumbuhan ekonomi. Penetapan kawasan strategis ini mendukung pengembangan kegiatan
perdagangan di Kabupaten Simeulue. Kawasan strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yang
ada di Kabupaten Simeulue adalah:
a. Kawasan perkotaan, meliputi Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan Simeulue Tengah
b. Kawasan Pengrajin rumahan (home industry), meliputi rata-rata kecamatan yang ada pada
Kabupaten Simeulue
c. Kawasan agropolitan, Kecamatan Simeulue Timur, Simeulue Barat, Simeulue Tengah dan
Salang
d. Kawasan Minapolitan, Kecamatan Simeulue Timur dan Teupah Selatan
e. Kawasan Wisata, Kecamatan Teupah Selatan, Simeulue Cut dan Teluk Dalam
Isu strategis sektor perdagangan yang ada di Kabupaten Simeulue adalah:
1. Belum optimalnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan.
2. Belum optimalnya pelayanan perijinan, permodalan usaha dan pemasaran hasil produksi IKM.
3. Belum optimalnya upaya pengembangan dan peningkatan ekspor.
4. Rendahnya perlindungan dan jaminan usaha perdagangan skala kecil dan menengah dalam
menghadapi persaingan usaha di daerahnya (desa dan pasar tradisional).
5. Belum meratanya prasarana dan sarana perekonomian (jumlah pasar tradisional, toko dan warung
skala kecil) di wilayah kecamatan.
Dari temuan hasil analisis dan isu strategis sektor industri pengolahan yang berkembang, maka
dapat dirumuskan masing-masing faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi pengembangan
sektor industri pengolahan sebagai berikut ini.
a. Kekuatan
o Dukungan pemerintah Kabupaten Simeulue dengan menetapkan kawasan strategis pertmbuhan
ekomoni dalam peraturan tata ruang wilayah
o Adanya potensi disektor lain yang mendukung perkembangan sektor perdagangan
o Peningkatan kegiatan ekspor dari komoditas indutri pengolahan yang ada
IV-13 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
b. Kelemahan
o Belum optimalnya usaha promosi yang dilakukan pemerintah daerah dalam
mempromosikan potensi yang ada
c. Peluang
o Kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat dipengaruhi oleh perkembangan jumlah
penduduk yang ada merupakan peluang pasar
o Pasar ekspor masih terbuka luas
d. Hambatan
o Masih terkendalanya penyediaan sarana dan prasarana pendukung perdagangan dalam jumlah
dan mutu yang memadai, misalnya masih terdapat jaringan jalan yang rusak
o Belum mantapnya sistem pengadaan dan penyaluran komoditas
o Mutu sumber daya manusia yang masih kurang mendukung pengembangan indudtri antara
lain rendahnya kemampuan dan keterampilan manajemen usaha dan organisasi
o Terbatasnya pelayanan informasi harga dan pelayanan lainnya
o Letak geografis daerah yang jauh dari daratan sehingga menyulitkan dalam mobilisasi barang keluar
daerah
Tabel 4.3 Analisis SWOT Sektor Perdagangan
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Dukungan pemerintah Kabupaten
Simeulue dengan menetapkan
kawasan perdagangan dan jasa
Industri
2. Adanya potensi disektor lain yang
mendukung perkembangan
sektor perdagangan
3. Peningkatan kegiatan ekspor dari
komoditas indutri pengolahan
yang ada
1. Belum optimalnya usaha
promosi yang dilakukan
pemerintah daerah dalam
mempromosikan potensi
yang ada
IV-14 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Peluang (opportunity) Strategi Kekuatan – Peluang Strategi Kelemahan –
Peluang
1. Kebutuhan masyarakat
yang semakin meningkat
dipengaruhi oleh
perkembangan jumlah
penduduk yang ada
merupakan peluang pasar
2. Pasar ekspor masih
terbuka luas
1. Peningkatan kontinuitas
produksi pertanian dan
perdagangan
2. Pengembangan kawasan
perdagangan dan jasa melalui
perbaikan dan peningkatan
sarana dan prasarana
pendukung
3. Pengembangan peningkatan
kegiatan ekspor
1. Pengembangan teknologi
pemasaran
(promosi) yang
menaik minat
konsumen
Sumber : Hasil Analisis Tim 2013
Dari hasil hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi
pengembangan sektor perdagangan adalah:
a. Peningkatan kontinuitas produksi pertanian dan perdagangan dalam menunjang sektor perdagangan
b. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa melalui perbaikan dan peningkatan sarana dan
Hambatan (threats) Strategi Kekuatan –
Hambatan
Strategi Kelemahan – Hambatan
1. Terkendalanya penyediaan
sarana dan prasarana
pendukung perdagangan
2. Belum mantapnya sistem
pengadaan dan penyaluran
komoditas
3. Mutu sumber daya manusia
yang masih rendah antara
lain rendahnya kemampuan
dan keterampilan
manajemen usaha dan
organisasi.
4. Terbatasnya pelayanan
informasi harga dan
pelayanan lainnya
1. Peningkatan sarana dan
prasarana pendukung
kawasan perdagangan
2. Peningkatan kualitas SDM
dalam bidang
perdagangan
3. Pengembangan teknologi
informasi yang dapat
diakses masyarakat dengan
mudah
1. Pengembangan teknologi
informasi yang dapat
diakses masyarakat
dengan mudah
IV-15 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
prasarana pendukung
c. Pengembangan peningkatan kegiatan ekspor
d. Pengembangan teknologi pemasaran (promosi) yang menaik minat konsumen
e. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kawasan perdagangan
f. Peningkatan kualitas SDM dalam bidang perdagangan
g. Pengembangan teknologi informasi yang dapat diakses masyarakat dengan mudah
h. Peningkatan ekspor komoditas
4.1.4. Analisis SWOT Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata merupakan bagian dari sektor perdagangan yang merupakan sektor tersier
yang memerlukan intervensi dari pemerintah daerah untuk dapat berkembang menjadi sektor basis.
Perkembangan pariwisata di Kabupaten Simeulue diperlukan untuk dapat menunjang perkembangan
kawasan yang ada disekitarnya. Dampak positif dari perkembangan sector pariwisata terhadap
kehidupan masyarakat adalah peningkatan perekonomian masyarakat yang ada di sekitar kawasan
wisata sehingga dapat meningkatkan taraf hidup. Manfaat bagi pemerintah daerah adalah peningkatan
PDRB sehingga ikut menyumbang pembangunan yang direncanakan.
Isu strategis sektor pariwisata di Kabupaten Simeulue adalah:
1. Terdapat beberapa obyek wisata yang belum berkembang secara optimal.
2. Kurang intensifnya promosi dan edukasi masyarakat tentang sadar wisata dan
pengembangan wisata tematik (wisata budaya, dan wisata bahari) dan destinasi wisata di
Kabupaten Simeulue.
3. Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam rangka pengembangan pariwisata berbasis
masyarakat, terutama peningkatan wisata bahari di wilayah pesisir.
4. Belum optimalnya pemasaran paket wisata di Kabupaten Simeulue secara terintegrasi dengan paket
wisata di wilayah sekitarnya seperti Singkil-P. Banyak- Sabang
5. Belum optimalnya pengembangan destinasi pariwisata di obyek wisata unggulan.
6. Belum pengembangan kemitraan dalam pengembangan pariwisata.
Dari temuan hasil analisis dan isu strategis sektor pariwisata yang berkembang, maka dapat
dirumuskan masing-masing faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi pengembangan sektor
pariwisata sebagai berikut ini.
a. Kekuatan
o Potensi kawasan wisata yang ada di Kabupaten Simeulue : wisata alam dan wisata bahari
o Adanya peraturan daerah sebagai payung hukum dalam pengembangan sector pariwisata
o Panorama alam yang masih Asli dan keindahan bawah laut
IV-16 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
b. Kelemahan
o Belum optimalnya jaringan kerjasama lintas sektor dan lintas daerah tujuan wisata
o Kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang wisata daerah seperti penginapan dan restoran
o Kualitas SDM yang kurang dalam mengelola potensi yang ada
o Kurangnya maksimalnya promosi beberapa wisata yang ada, sehingga berpengaruh pada
rendahnya minat masyarakat untuk berkunjung ke obyek wisata yang ada
o Masih lemahnya pengelolaan sebagian besar daerah tujuan wisata dan aset-aset wisata
sehingga kurang atraktif dan kurang mampu bersaing
c. Peluang
o Banyaknya potensi wisata yang dapat dikembangkan dengan didukung adanya sentra-
sentra industri yang mendukung pengembangan wisata dan atraksi wisata
o Adanya dukungan pemerintah dalam pengembangan kawasan pariwisata
o Dukungan masyarakat yang ada di kawasan pariwisata
d. Hambatan
o Pengemasan produk wisata atau event wisata yang kurang menarik bagi wisatawan (belum
berjalannya jaring wisata/paket wisata)
o Persaingan dengan daerah lain yang lebih gencar dalam mengembangkan dan
mempromosikan wisata yang ada
o Kurangnya atensi dari pihak investor untuk mengembangkan beberapa obyek wisata yang ada
Tabel 4.4 Analisis SWOT Sektor Pariwisata Kabupaten Simeulue
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Potensi kawasan wisata
yang ada di Kabupaten
Simeulue : wisata alam dan
wisata bahari
2. Adanya peraturan daerah
sebagai payung hukum
dalam pengembangan sektor
pariwisata
3. Panorama alam yang masih
alami dan asli serta
keindahan bawah laut
1. Kurangnya ketegasan
pengelola dalam melaksanakan
aturan yang ada.
2. Sarana dan prasarana
yang masih perlu ditingkatkan
3. Kurang optimalnya promosi
dalam pengembangan
pariwisata
4. Kurangnya kerjasama dengan
biro-biro wisata dalam
pengembangan pemasaran
5. Beberapa obyek wisata tidak
dikemas secara menarik
IV-17 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Peluang (opportunity) Strategi (kekuatan – Peluang) Strategi (kelemahan – Peluang)
1. Banyaknya potensi wisata
yang dapat dikembangkan
dengan didukung adanya
sentra-sentra industri yang
mendukung pengembangan
wisata dan atraksi wisata
2. Adanya dukungan
pemerintah dalam
pengembangan kawasan
pariwisata
3. Dukungan masyarakat yang
ada dikawasan pariwisata
1. Memaksimalkan event
budaya dan religi yang telah
berkembang dan dikemas
secara menarik
2. Meningkatkan promosi
wisata untuk menarik
investor ikut serta dalam
pengembangan pariwisata di
Kabupaten Simeulue
1. Meningkatkan kinerja
pengelola dalam perencanaan,
perawatan, pemeliharaan
kawasan wisata
2. Meningkatkan sarana dan
prasarana untuk mendukung
pengembangan pariwisata
3. Pengembangan event wisata
untuk menambah daya tarik
wisata
4. Pengembangan kualitas SDM
melalui pelatihan kelompok
seni dan budaya yang
berkembang di kawasan wisata
Hambatan (threats) Strategi (kekuatan – hambatan) Strategi (kelemahan – hambatan)
1. Pengemasan produk wisata
atau event wisata yang kurang
menarik bagi wisatawan (belum
berjalannya jaring wisata/paket
wisata)
2. Persaingan dengan daerah
lain yang lebih gencar dalam
mengembangkan dan
mempromosikan wisata yang
ada
3. Kurangnya atensi dari pihak
investor untuk
mengembangkan beberapa
obyek wisata yang ada
1. Mengembangkan perencanaan
paket wisata sehingga
wisatawan mendapatkan
pengetahuan yang banyak
tentang pariwisata di Simeulue
1. Menggali event-event
wisata yang berpotensi
dikembangkan untuk
mengisi obyek wisata secara
kontinyu
2. Pengembangan kerjasama
dengan wilayah lain dalam
pengemasan kunjungan
wisatawan
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi pengembangan
pariwisata di Kabupaten Simeulue adalah:
a) Menciptakan event-event daerah yang telah berkembang dan dikemas secara menarik seperti
surfing, dragon boat dan festival seni dan budaya
b) Meningkatkan promosi wisata untuk menarik investor ikut serta dalam pengembangan
IV-18 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
pariwisata di Kabupaten Simeulue
c) Meningkatkan kinerja pengelola dalam perencanaan, perawatan, pemeliharaan
kawasan wisata
d) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan pariwisata
e) Pengembangan kualitas SDM melalui pelatihan kelompok seni dan budaya yang
berkembang di kawasan wisata
f) Mengembangkan perencanaan paket wisata sehingga wisatawan mendapatkan pengetahuan
yang banyak tentang pariwisata di Simeulue
g) Pengembangan kerjasama dengan wilayah lain dalam pengemasan kunjungan wisatawan
4.2. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
Dalam upaya peningkatan iklim berinvestasi di Kabupaten Simeulue, diperlukan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dapat mendukung perkembangan yang ada.
Potensi sumberdaya manusia yang dapat sebagai modal dalam penyediaan tenaga kerja bagi
pengembangan sektor ekonomi yang ada, perlu didukung oleh peningkatan kualitas SDM.
Isu strategis pengembangan SDM di Kabupaten Simeulue adalah:
1. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja yang disebabkan oleh: rendahnya tingkat
pendidikan dan ketrampilan tenaga kerja.
2. Kurangnya kesempatan kerja yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kesempatan
kerja yang ada dengan kebutuhan masyarakat akan pekerjaan dan penyerapan angkatan kerja
yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan angkatan kerja sehingga jumlah pengangguran
bertambah.
3. Belum optimalnya perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan.
Dari temuan hasil analisis dan isu strategis pengembangan SDM yang berkembang,
maka dapat dirumuskan masing-masing faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi
pengembangan SDM sebagai berikut.
a. Kekuatan
o Perkembangan penduduk di Kabupaten Simeulue menjadi modal bagi penyediaan tenaga
kerja
o Dukungan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia
o Adanya kelompok-kelompok masyarakat dalam mendukung pengembangan pengelolaan
sumberdaya
b. Kelemahan
o Tingkat ketrampilan masyarakat yang masih kurang
o Masih adanya penduduk yang tercatat sebagai pencari kerja dengan tingkat pendidikan yang
rendah
IV-19 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
c. Peluang
o Adanya lembaga pendidikan yang berperan dalam peningkatan kualitas sumberdaya
manusia
o Pengembangan potensi sektor ekonomi yang menjadi peluang bagi penyediaan lapangan
pekerjaan
o Terdapat pencari kerja dengan tingkat pendidikan tinggi
d. Hambatan
o Kemauan individu/personal untuk mau berkembang maju tergantung pada masing-masing
individu
Tabel 4.5 Analisis SWOT Pengembangan SDM
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Perkembangan penduduk di
Kabupaten Simeulue menjadi
modal bagi penyediaan tenaga
kerja
2. Dukungan pemerintah dalam
upaya peningkatan kualitas
sumberdaya manusia
3. Adanya kelompok-
kelompok masyarakat dalam
mendukung pengembangan
pengelolaan sumberdaya
1. Tingkat ketrampilan masyarakat
yang masih kurang
2. Masih adanya penduduk yang
tercatat sebagai pencari kerja
dengan tingkat pendidikan yang
rendah
Peluang (opportunity) Strategi (kekuatan – Peluang) Strategi (kelemahan – Peluang)
1. Adanya lembaga pendidikan
2. yang berperan dalam
peningkatan kualitas
sumberdaya manusia
3. Pengembangan potensi sektor
ekonomi yang menjadi peluang
bagi penyediaan lapangan
pekerjaan
4. Terdapat pencari kerja dengan
tingkat pendidikan tinggi
1. Peningkatan akses informasi
dan teknologi untuk
peningkatan SDM
2. Peningkatan kelembagan
organisasi masyarakat
1. Peningkatan ketrampilan
masyarakat dalam pengelolaan
sumberdaya alam melalui pelatihan
ketrampilan
Hambatan (threats) Strategi (kekuatan – hambatan) Strategi (kelemahan – hambatan)
1. Kemauan individu/personal
untuk mau berkembang maju
tergantung pada masing-masing
individu
1. Pengembangan media
sosialisasi dan sarasehan
1. Pengembangan media sosialisasi
dan sarasehan
IV-20 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi pengembangan SDM
di Kabupaten Simeulue adalah:
a. Peningkatan akses informasi dan teknologi untuk peningkatan SDM
b. Peningkatan kelembagan organisasi masyarakat
c. Peningkatan ketrampilan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam melalui pelatihan
ketrampilan
d. Pengembangan media sosialisasi dan sarasehan
4.3. ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
Keberadaan prasarana wilayah berperan penting dalam pengembangan potensi ekonomi
daerah dan pengembangan investasi. Kondisi prasarana yang baik dan mendukung kelancaran proses
produksi dan distribusi barang menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh pemilik modal dalam
mengembangkan investasinya di suatu wilayah. Kondisi beberapa prasarana yang berpengaruh antara
lain jaringan jalan, jaringan drainase dan jaringan irigasi, jaringan air bersih, jaringan energi listrik,
jaringan telekomunikasi. Beberapa isu strategis terkait permasalahan infrastruktur di Kabupaten Simeulue
adalah:
1. Masih adanya jaringan jalan dengan kondisi rusak.
2. Belum optimalnya kondisi drainase dan fungsi drainase.
3. Belum optimalnya sistem informasi / data base jalan dan jembatan
4. Belum optimalnya pengelolaan jaringan irigasi dan pelayanan jaringan pengairan untuk lahan
persawahan.
5. Belum optimalnya pengelolaan dan penyediaan air baku.
6. Belum optimalnya pengelolaan dan pengembangan konservasi sungai, danau dan
sumberdaya lainnya.
7. Belum optimalnya pengelolaan air minum dan limbah.
8. Belum optimalnya pembangunan infrastruktur pedesaan
Dari temuan hasil analisis dan isu strategis infrastruktur yang berkembang, maka dapat
dirumuskan masing-masing faktor yang berpengaruh dalam analisis strategi pengembangan infratruktur
sebagai berikut.
a. Kekuatan
o Dukungan pemerintah daerah dalam pengembangan infrastruktur yang ada
o Masuk dalam kawasan daerah terpencil sehingga adanya perhatian dari pemerintah pusat
b. Kelemahan
o Beberapa infrastruktur mengalami kerusakan dan kurang berfungsi optimal
IV-21 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
c. Peluang
o Adanya dana bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat dalam pengembangan
infrastruktur
o Dukungan peran serta masyarakat dalam pengembangan infrastruktur yang ada
d. Hambatan
o Keterbatasan anggaran dana, sehingga pemerintah daerah menyelesaikan masalah
infrastruktur secara bertahap
o Beberapa masyarakat kurang sadar dalam rangka ikut memelihara infrastruktur yang sudah
ada
Tabel 4.6 Analisis SWOT Pengembangan Infrastruktur
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness) 1. Dukungan pemerintah daerah
dalam pengembangan
infrastruktur yang ada
2. Masuk dalam kawasan daerah
terpencil sehingga adanya
perhatian dari pemerintah pusat
1. Beberapa infrastruktur
mengalami kerusakan dan
kurang berfungsi optimal
Peluang (opportunity) Strategi (kekuatan – Peluang) Strategi (kelemahan – Peluang)
1. Adanya dana bantuan dari
pemerintah provinsi dan
pusat dalam
pengembangan infrastruktur
2. Dukungan peran serta
masyarakat dalam
pengembangan infrastruktur
yang ada
1. Rencana pengembangan
infrastruktur wilayah dalam
mendukung perkembangan
potensi yang ada
2. Peningkatan hubungan
koordinasi dengan pemerintah
provinsi maupun pusat dalam
penyusunan rencana
pengembangan infrastruktur
1. Peningkatan kondisi
infrastruktur dalam
mendukung perkembangan
wilayah
IV-22 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Hambatan (threats) Strategi (kekuatan – hambatan) Strategi (kelemahan –
hambatan)
1. Keterbatasan anggaran
dana,sehingga pemerintah
daerah menyelesaikan
masalah infrastruktur
secara bertahap
2. Beberapa masyarakat
kurang sadar dalam rangka
ikut memelihara infrastruktur
yang sudah ada
1. Menggali sumber pendanaan
pembangunan di luar pemerintah
2. Peningkatan peran aktif
masyarakat dalam upaya ikut
menjaga/memelihara infrastruktur
yang telah ada
1. Peningkatan kondisi
infrastruktur dalam
mendukung perkembangan
wilayah
2. Menggali sumber
pendanaan pembangunan di
luar pemerintah
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi pengembangan infrastruktur
di Kabupaten Simeulue adalah:
a. Rencana pengembangan infrastruktur wilayah dalam mendukung perkembangan potensi
yang ada
b. Peningkatan hubungan koordinasi dengan pemerintah provinsi maupun pusat dalam
penyusunan rencana pengembangan infrastruktur
c. Menggali sumber pendanaan pembangunan di luar pemerintah
d. Peningkatan peran aktif masyarakat dalam upaya ikut menjaga/memelihara
infrastruktur yang telah ada
4.4 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN INVESTASI/PENANAMAN MODAL
Rencana pengembangan investasi atau penanaman modal pada suatu daerah merupakan hal
yang penting dalam rangka pembangunan wilayah. Paradigma pembangunan ekonomi yang sata
ini berkembang adalah usaha untuk menarik minat investasi dihadapkan pada permasalahan
yang kompleks, yaitu diantaranya tingkat persaingan yang tinggi dalam
menarik/mengembangkan investasi di suatu wilayah, tuntutan pelayanan dari investor yang
semakin besar, stabilitas politik dan keamanan, kepastian jaminan hukum yang berpengaruh dalam
pengembangan investasi.
Dalam rangka usaha untuk meningkatkan investasi di Kabupaten Simeulue, lain melalui
pembiayaan konvensional, perlu dikembangkan usaha-usaha untuk menarik investor swasta untuk ikut
andil menanamkan modalnya dalam pembangunan daerah. Pengembangan potensi- potensi daerah
dioptimalkan dalam rangka turut memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi wilayah.
Tantangan yang dihadapi adalah usaha peningkatan investasi di masa mendatang akan mengalami
persaingan yang tinggi antar wilayah yang ada maka dalam perencanaan pengembangan investasi
sangat diperlukan memperhatikan permasalahan global yang terjadi, pengembagan realisasi penanaman
IV-23 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
modal, kendala dan permasalahan yang berkembang selama ini, serta sasaran penanaman modal
yang telah diidentifikasi secara cermat.
Salah satu bentuk pembangunan ekonomi adalah menggali dan mengolah sumber kekayaan
ekonomi yang potensial dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi yang nyara dan riil yang
selanjutnya dapat terealisasi melalui upaya pelaksanaan dan pengembangan kegiatan di bidang
investasi. Keberhasilan pengembangan investasi diharapkan dapat mendorong berbagai kegiatan yang
berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penyerapan tenaga kerja, alih teknologi,
perbaikan kualitas sumberdaya manusia, konservasi sumberdaya alam dan peningkatan pendapatan
daerah.
a. Kekuatan
o Potensi sumberdaya alam yang dapat dikembangkan dalam peningkatan investasi
o Potensi sumberdaya manusia
b. Kelemahan
o Kualitas SDM yang masih rendah
o Beberapa kondisi infrastruktur kurang mendukung (memerlukan perbaikan dan
pembangunan)
o Promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah kurang berjalan optimal, sehingga potensi-
potensi yang dimiliki kurang dapat terpublikasi secara baik.
o Koordinasi antar instansi terkait masih perlu untuk ditingkatkan dalam mendukung proses
pengembangan investasi daerah
o Kurang tersosialisasikannya prosedur investasi mengakibatkan rendahnya minat investor
o untuk menanamkan modalnya di kabupaten Simeulue
c. Peluang
o Adanya potensi modal swasta dalam mengembangan investasi
o Masih terbukanya peluang bagi swasta untuk menanamkan modalnya di wilayah
Kabupaten Simeulue
o Terbukanya pasar dalam negeri dan luar negeri dalam pengembangan pemasaran
d. Hambatan
o Masih terdapat investor yang belum paham terhadap prosedur perijinan investasi
o Belum optimalnya jaminan keamanan dan kepastian hukum yang diberikan pemerintah daerah
kepada investor
o Masih lemahnya pemberian insentif disinsetif pemerintah terhadap investor
IV-24 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Tabel 4.7 Analisis SWOT Pengembangan Investasi
Kekuatan (strength) Kelemahan (weakness)
1. Potensi sumberdaya alam
2. Potensi sumberdaya
manusia
1. Kualitas SDM yang masih rendah
2. kondisi infrastruktur kurang
mendukung Sistem
pemasaran/promosi yang masih
lemah
3. Koordinasi antar instansi terkait
masih perlu untuk ditingkatkan
4. Kurang tersosialisasikannya
prosedur investasi
Peluang (opportunity) Strategi (kekuatan – Peluang) Strategi (kelemahan – Peluang)
1. Potensi modal swasta
dalam mengembangan
investasi
2. Terbukanya peluang bagi
swasta
3. untuk menanamkan
modalnya
4. Terbukanya pasar dalam
negeri dan luar negeri
1. Pengembangan investasi
Kabupaten Simeulue
melalui pemberdayan potensi
daerah
2. Peningkatan usaha
menggali sumber pendanaan
pembangunan di luar
pemerintah
1. Peningkatan kualitas SDM dan
manajemen organisasi
2. Pengembangan infrastruktur
untuk mendukung kegiatan investasi
3. Peningkatan teknologi informasi
dalam sistem pemasaran wilayah
4. Peningkatan akses perluasan pasar
dalam negeri maupun luar negeri
Hambatan (threats) Strategi (kekuatan – hambatan) Strategi (kelemahan – hambatan)
1. Prosedur perijinan investasi
2. Jaminan keamanan
dan kepastian hukum
3. Lemahnya pemberian
insentif disinsetif
1. Peningkatan kemudahan
prosedur perijinan dalam
berinvestasi
2. Peningkatan jaminan
keamanan dan kepastian
hukum bagi investor dalam
menanamkan modalnya
3. Memperbaiki kebijakan
investasi dengan
merumuskan cetak biru
4. pengembangan kebijakan
investasi
1. Peningkatan kondisi infrastruktur
dalam mendukung perkembangan
wilayah
2. Peningkatan teknologi informasi
dalam sistem pemasaran wilayah
3. Peningkatan kualitas SDM dan
manajemen organisasi
4. Peningkatan kemudahan prosedur
perijinan dalam berinvestasi
5. Peningkatan jaminan keamanan
dan
6. kepastian hukum bagi investor
dalam menanamkan modalnya
7. Memperbaiki kebijakan investasi
dengan merumuskan cetak biru
pengembangan kebijakan investasi
Sumber: Hasil Analisis Tim 2013
IV-25 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Dari hasil analisis SWOT yang telah dilakukan, dapat disimpulkan strategi pengembangan
investasi di Kabupaten Simeulue adalah:
a. Pengembangan investasi Kabupaten Simeulue melalui pemberdayan potensi daerah
b. Peningkata usaha menggali sumber pendanaan pembangunan di luar pemerintah
c. Peningkatan kondisi infrastruktur dalam mendukung perkembangan wilayah
d. Peningkatan teknologi informasi dalam sistem pemasaran wilayah
e. Peningkatan akses perluasan pasar dalam negeri maupun luar negeri
f. Peningkatan kualitas SDM dan manajemen organisasi
g. Peningkatan kemudahan prosedur perijinan dalam berinvestasi
h. Peningkatan jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investor dalam menanamkan modalnya
i. Memperbaiki kebijakan investasi dan memperbaiki perumusan cetak biru pengembangan
kebijakan investasi
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 1
Bab. 5 RENCANA STRATEGIS
Rencana pengembangan Ekonomi Kabupaten Simeulue dikembangkan berdasarkan 4
(empat) strategi utama, yaitu:
1. Pengembangan Sektor Pertanian Sawah Padi
2. Pengembangan Sektor Peternakan
3. Pengembangan Sektor Perkebunan
4. Pengembangan Sektor Perikanan Tangkap dan Budidaya
Strategi utama ini dapat dijabarkan dalam beberapa rencana strategis program untuk periode
Jangka menengah atau panjang sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Simeulue yang telah tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Simeulue.
5.1. RENCANA PENGEMBANGAN POTENSI EKONOMI DAERAH
Rencana pengembangan sektor potensi ekonomi yang termuat dalam misi ke 7 ini merupakan
pengembangan ekonomi bagi sektor yang menjadi sektor basis atau unggulan di Kabupaten Simeulue
yang berpengaruh memberikan kontribusi bagi pembentukan pendapatan domestik regional bruto bagi
sektor yang lain. Sektor tersebut adalah pengembangan sector pertanian sawah, pengembangan
sector peternakan, pengembangan sektor perkebunan dan SK pengembangan sektor perikanan
tangkap dan budidaya tujuan pengembangan sektor-sektor potensi daerah tersebut adalah:
1. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas hidup, kemampuan dan kapasitas ekonomi dan sosial
masyarakat.
2. Meningkatkan ikatan komunitas masyarakat atau rakyat sekitar kawasan yang memiliki
tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keamanannya.
3. Mengembangkan keanekaragaman hasil yang menjamin kelestarian fungsi dan manfaat lahan.
4. Meningkatkan mutu, produktivitas dan keamanan kawasan.
5. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesempatan berusaha dan meningkatkan
pendapatan negara dan pendapatan masyarakat atau rakyat.
6. Mendorong dan mempercepat pengembangan wilayah dan kawasan demi mencapai kemajuan
dan kemandirian daerah
.
5.1.1 Rencana Pengembangan Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang penting bagi penyediaan kebutuhan pangan
bagi masyarakat Kabupaten Simeulue dan juga penyediaan bahan baku bagi industri pengolahan.
Kontribusi sektor pertanian dalam menyumbang PDRB di Kabupaten Simeulue sebesar 34,1%.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 2
Komoditas unggulan di sektor pertanian yang ada di Kabupaten Simeulue dikembangkan
untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif dan daya saing dibandingkan dengan daerah lain.
Komoditas unggulan di sektor pertanian adalah:
5.1.1.1. Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan
A. Pertanian Tanaman Pangan (Padi/Sawah)
Subsektor tanaman bahan makanan merupaka salah satu sub sektor pertanian yang mencakup
tanaman padi, palawija, buah-buahan dan sayur-sayuran. Luas panen padi sawah pada tahun 2011
seluas 4.215 hektar untuk padi lokal dan 2.648 hektar untuk padi unggul, sedangkan untuk produksinya
masing-masing 12.386,27 ton untuk padi lokal dan 10.167,22 ton untuk padi unggul.
B. Perkebunan
Potensi hasil perkebunan unggulan yang ada di Kabupaten Simeulue tersebar di beberapa
wilayah yang ada di Simeulue. Hasil perkebunan ini pada umumnya digunakan sebagai bahan baku
untuk berbagai jenis industri pengolahan yang banyak berkembang di Kabupaten Simeulue. Hasil
perkebunan yang menjadi unggulan dan akan dikembangkan di Kabupaten Simeulue adalah:
• Kelapa Dalam : Teupah Selatan, Simeulue Timur, Simeulua Barat dan Salang
• Cengkeh :Teupah Selatan,Teupah Barat, Teupah Tengah, Simeulue Tengah,
Simeulue Barat dan Teluk Dalam
• Karet :Teupah Tengah, Alafan, Simeulue Barat, Simeulue Tengah dan Teupah
barat
C. Peternakan
Peternakan yang ada di Kabupaten Simeulue tersebar di seluruh wilayah yang ada di
Simeulue. Pada umumnya, kawasan peternakan menjadi satu dengan kawasan pertanian yang ada
ataupun berada pada permukiman penduduk untuk peternakan skala kecil. Komoditas peternakan
yang menjadi komoditas unggulan Kabupaten Simeulue meliputi komoditas kerbau, sapi, kambing
dan domba, juga ternak unggas terdiri dari ayam buras dan itik. Komoditas yang akan dikembangkan
adalah komoditas kerbau yang merupakan komoditas unggulan Kabupaten Simeulue yang
populasinya terbesar dari komoditas ternak lainnya yaitu sebesar 33.550 pada tahun 2011,
komoditas kerbau di Kabupaten Simeulue sudah mempunyai kawasan terpadu peternakan yang
dikembangkan pada dua lokasi, yaitu pada kecamatan Teupah Tengah dan Teluk Dalam.
D. Regulasi dan Kebijakan Sektor Pertanian, Perkebunan dan Peternakan
Untuk melaksanakan strategi pengembangan pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan
peternakan), beberapa hal terkait regulasi yang perlu dilakukan adalah:
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 3
1. Kebijakan pertanian diarahkan pada terwujudnya pemanfaatan sumberdaya pertanian secara
optimal khususnya pada padi sawah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan melalui (1)
peningkatan kualitas SDM Pertanian; (2) pengelolaan potensi lahan secara optimal; (3)
pengembangan sumberdaya pertanian.
2. Peningkatan kepastian tata ruang untuk pengembangan kegiatan hulu pertanian (tanaman pangan,
perkebunan dan peternakan).
3. Perbaikan regulasi, insentif, serta disinsentif untuk pengembangan pasar hilir industri
pengolahan hasil pertanian (tanaman pangan, perkebunan dan peternakan)
4. Pengembangan komoditas unggulan berupa padi sawah, tanaman kelapa dalam dan cengkeh,
peternakan terpadu kerbau dan perikanan tangkap untuk dapat bersaing di pasar regional
maupun nasional
5. Pengembangan Kawasan terpadu pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan
6. Peningkatan komoditas andalan dan potensial untuk dapat menjadi komoditas unggulan
kabupaten, mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di dalam Kabupaten Simeulue dan juga
dapat bersaing di pasar regional, nasional dan internasional
E. Program Peningkatan Sektor PertanianTanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan
1. Pengembangan sektor pertanian sesuai dengan rencana pengembangan tata ruang
a) Pembuatan profil potensi pertanian Tanaman Pangan, perkebunan dan peternakan unggulan
b) Pengembangan sentra-sentra kawasan pertanian dan peternakan sesuai rencana tata ruang
c) Peningkatan Pengembangan kawasan agropolitan sesuai rencana tata ruang
2. Peningkatan usaha pertanian yang mendukung agribisnis
a) Penyusunan renstra dengan pola fokus dan jelas target capaian kinerja untuk pertanian tanaman
pangan, perkebunan dan peternakan
b) Peningkatan produksi potensi UAP pertanian tanaman pangan, perkebunan dan peternakan
melalui ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian
c) Pengembangan usaha peningkatan komoditas andalan dan potensial menjadi
komoditas unggulan
d) Pengembangan padang gembala dengan memanfaatkan intensifikasi di bidang kehutanan
3. Pengembangan usaha agribisnis yang mendukung pengelolaan hasil
a) Pengembangan usaha industri pengolahan hasil pertanian dan peternakan melalui
pengolahan pasca panen, seperti pembuatan permen susu kerbau, kerupuk, dendeng dan abon
b) Pengadaan peralatan pengolahan hasil pertanian tanaman pangan dan peternakan
c) Peremajaan Kelapa dalam dan cengkeh untuk meningkatkan produksi dan pengembangan
komoditas karet
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 4
4. Peningkatan produksi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan
a) Pengembangan pertanian dan peternakan dengan menggunakan bibit unggul
b) Pemantapan ketahanan pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi tanaman pangan
c) Pengembangan sentra unggulan tanaman pangan dan produk unggulan andalan potensial
d) Pelatihan dan pengadaan peralatan peningkatan mutu hasil produksi pangan, dan
peternakan yang ramah lingkungan
6. Kebijakan pemerintah dalam ikut menjaga stabilitas harga jual hasil pertanian
a) Dukungan subsidi pemerintah untuk penyediaan pupuk dan bibit unggul
b) Mengurangi import produk sektor pertanian tanaman dan menggiatkan program eksport pada
sektor produksi potensial
7. Peningkatan iklim investasi di bidang pertanian
a) Penguatan modal kelompok tani
b) Pelibatan sektor swasta pada investasi dengan bagi promosi yang baik dan bagi hasil yang
seimbang
8. Pengendalian pemanfaatan lahan melalui peraturan kebijakan yang ada
a) Sosialisasi RTRW Kabupaten Simeulue terutama tentang pola ruang kawasan pertanian kepada
dinas/instansi terkait dan masyarakat
b) Pembuatan aturan insentif disinsentif pertanian dan peternakan
c) Sosialisasi aturan insentif dan disinsentif sektor pertanian dan peternakan
d) Memberikan insentif berupa award bagi beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan peduli
lingkungan
F. Program Peningkatan SDM
1. Peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan pertanian, perkebunan dan peternakan
a) Sosialisasi teknologi pertanian, perkebunan dan peternakan
b) Pelatihan ketrampilan masyarakat dalam bidang pertanian, peternakan dan peternakan serta
pengolahan hasilnya
c) Pemberdayaan kelompok tani (pertanian, perkebunan dan peternakan)
2. Peningkatan akses informasi dan teknologi kepada petani
a) Sosialisasi rutin 1-3 bulanan terhadap informasi dan teknologi melaluai balai-balai desa
kelompok tani dan papan pengumuman
b) Peningkatan peran serta PPL dalam memberikan informasi dan alih teknologi kepada petani
3. Peningkatan kelembagaan dan pemasaran
a) Pengembangan kelembagaan gapoktan melalui pelatihan manajemen organisasi
b) Pelatihan manajemen pemasaran
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 5
c) Peningkatan promosi hasil pertanian dan peternakan
d) Pengembangan dan optimalisasi STA yang ada
e) Pengembangan pemasaran melalui pameran
f) Standarisasi pelabelan hasil olahan pertanian dan peternakan
G. Program Peningkatan Infrastruktur
1. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana pendukung pertanian
a) Pengembangan balai benih yang sesuai dengan kemampuan lahan cocoknya
b) Perbaikan dan pemeliharaan jaringan jalan produksi yang mengalami kerusakan
c) Perbaikan dan pemeliharaan saluran irigasi
d) Pengembangan dan pembuatan embung dan sumur resapan
2. Peningkatan kemudahan akses penyediaan saprotan dan Alsintan bagi petani/peternak
a) Pengalokasian suply saprotan tingkat desa melalui UPJA
b) Peningkatan kondisi rumah potong hewan
5.1.1.2. Sub Sektor Kelautan dan Perikanan
A. Sektor Kelautan dan Perikanan
Pada tahun 2011 produksi perikanan mencapai 8.538 ton, alat tangkap yang digunakan
sebagian besar nelayan adalah pancing tangan. Sebagai sarananya menggunakan perahu motor
khususnya robin sebanyak 1.648 dan untuk yang menggunakan perahu tanpa motor sebanyak 1.397 di
Kabupaten Simeulue terdapat kawasan perikanan atau yang disebut kawasan minapolitan yang
ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Simeulue yang merupakan salah satu sector unggulan.
B. Regulasi dan Kebijakan Sektor Kelautan dan Perikanan
Untuk melaksanakan strategi pengembangan sektor kelautan dan perikanan, beberapa
hal terkait regulasi yang perlu dilakukan adalah:
1. Kebijakan kelautan dan perikanan diarahkan pada terwujudnya pemanfaatan sumberdaya
perikanan tangkap dan budidaya yang secara optimal dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan melalui (1) peningkatan kualitas SDM Nelayan; (2) pengelolaan potensi kelautan
secara optimal dan pengembangan perikanan.
2. Peningkatan kepastian tata ruang untuk pengembangan kegiatan hulu perikanan.
3. Perbaikan regulasi, insentif, serta disinsentif untuk pengembangan pasar hilir industri
pengolahan hasil kelautan dan perikanan.
4. Kebijakan pengembangan minapolitan Kabupaten Simeulue, antara lain:
a. Pengelolaan kawasan minapolitan secara terintegrasi dan komprehensif
b. Peningkatan pertumbuhan produktivitas kawasan minapolitan
c. Peningkatan pertumbuhan kawasan minapolitan melalui struktur ruang
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 6
d. Keberpihakan kepada upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan tenaga kerja
e. Keberpihakan kepada lingkungan hidup
5. Pengembangan komoditas unggulan untuk dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional
6. Peningkatan komoditas andalan dan potensial untuk dapat menjadi komoditas unggulan kabupaten,
mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di dalam Kabupaten Simeulue dan juga dapat
bersaing di pasar regional, nasional dan internasional
B. Program dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan
1. Pengembangan sektor kelautan, perikanan dan peternakan sesuai dengan rencana pengembangan
tata ruang
a) Pembuatan profil potensi kelautan dan perikanan unggulan, andalan dan potensial
b) Pengembangan pusat kegiatan minabisnis di masing-masing kota mina melalui pasar
minapolitan
c) Kajian dan pengembangan kawasan budidaya air laut, air payau dan air tawar
d) Pengembangan Sub Terminal Minabisnis dengan optimalisasi Kios Pemasaran Hasil Perikanan
2. Peningkatan usaha kelautan dan perikanan yang mendukung minabisnis
a) Pelatihan, alih informasi dan teknologi usaha pengelolaan dan pemasaran hasil kelautan dan
perikanan
b) Penyusunan renstra kelautan dan perikanan
c) Pengembangan Balai Pengkajian Teknologi perikanan secara terpadu
d) Penebaran benih ikan di perairan umum
3. Pengembangan usaha minabisnis yang mendukung pengelolaan hasil perikanan
a) Pengembangan usaha industri pengolahan hasil perikanan
b) Pengadaan peralatan minaprosessing
c) Pelatihan dan penanganan pasca panen produk perikanan
d) Pengembangan wisata sebagai bagian dari pengembangan minabisnis
4. Peningkatan produksi perikanan untuk mencukupi kebutuhan pangan
a) Pengembangan pembenihan ikan kolam air tawar
b) Pengembangan pembenihan ikan air payau
c) Pengembangan pembenihan rumput laut
d) Pengembangan pembenihan lobster, kepiting, kerapu, teripang
e) Pemantapan ketahanan pangan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi bidang perikanan
f) Pengembangan Kultur Jaringan
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 7
g) Pengembangan sistem budidaya (polikultur)
h) Pengembangan pembuatan pakan ikan (kista artemia)
5. Kebijakan pemerintah dalam ikut menjaga stabilitas harga jual hasil perikanan
a) Dukungan subsidi pemerintah untuk penyediaan benih unggul dan obat bagi sektor
perikanan
b) menggiatkan program eksport pada sektor produksi unggulan
6. Peningkatan iklim investasi di bidang perikanan
a) Penguatan modal kelompok mina
b) Pelibatan sektor swasta pada investasi dengan bagi promosi yang baik dan bagi hasil yang
seimbang
c) Penyusunan buku potensi kelautan, perikanan yang akan dikembangkan dalam
pengembangan penanaman modal
7. Pengembangan perikanan dengan konservasi lingkungan
a) Rehabilitasi kawasan pesisir dengan pengembangan mangrove
b) Penanggulangan abrasi pantai dengan pembangunan groin
c) Monitoring terumbu karang
d) Rehabilitasi ekosistem budidaya perikanan melalui budidaya silvo fishery
e) Pendampingan Pengelolaan Lingkungan Berbasis Masyarakat
f) Peningkatan kebersihan pantai/laut untuk menunjang kegiatan pariwisata
g) Pengembangan teknologi uji kualitas air untuk menanggulangi tingkat pencemaran
8. Pengendalian pemanfaatan lahan melalui peraturan kebijakan yang ada
a) Sosialisasi RTRW Kabupaten Simeulue terutama tentang pola ruang kawasan perikanan
dan kepada dinas/instansi terkait dan masyarakat
b) Pembuatan aturan insentif disinsentif untuk kegiatan perikanan
c) Sosialisasi aturan insentif dan disinsentif kegiatan perikanan
d) Memberikan insentif berupa award bagi beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan
peduli lingkungan
e) Penyuluhan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut
C. Program Pengembangan SDM
1. Peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan kelautan, perikanan dan peternakan
a) Sosialisasi teknologi kelautan dan perikanan ramah lingkungan
b) Peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengolahan pasca panen perikanan
c) Seminar-seminar contoh best dan bad practice
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 8
d) Pengembangan potensi peran wanita nelayan dalam pengolahan ikan
e) Pemberdayaan kelompok pembudidaya ikan dan peternak
f) Pelatihan Perbengkelan bagi nelayan
2. Peningkatan akses informasi dan teknologi kepada petani
a) Sosialisasi rutin 1-3 bulanan terhadap informasi dan teknologi melaluai balai-balai desa,
kelompok pembudidaya/peternak dan papan pengumuman
b) Peningkatan peran serta PPL dalam memberikan informasi dan alih teknologi kepada
pembudidaya
c) Pendampingan pengelolaan potensi perikanan berbasis masyarakat
3. Peningkatan kelembagaan dan pemasaran
a) Pengembangan kelembagaan gapoktan melalui pelatihan manajemen organisasi
b) Pelatihan manajemen pemasaran
c) Pemberdayaan masyarakat perikanan melalui diversifikasi usaha
d) Pendampingan pada Kelompok pembudidaya ikan dan peternak
e) Diklat/pelatihan peningkatan kualitas SDM budidaya bagi pembudidaya/Pokdakan
f) Pembangunan Pusat Expo Pemasaran dan Showroom Produk perikanan
g) Pembentukan kelompok masyarakat pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan
dan perikanan
h) Standarisasi pelabelan hasil olahan perikanan
D. Program Pengembangan Infrastruktur
1. Peningkatan kemudahan akses penyediaan saprotan bagi pembudidaya
a) Pengalokasian suply saprotan tingkat desa
b) Pengembangan kios perikanan di tiap desa
2. Pengembangan dan peningkatan sarana prasarana pendukung kelautan dan perikanan
a) Perbaikan dan pemeliharaan jaringan jalan produksi perikanan yang mengalami kerusakan
b) Perbaikan dan pemeliharaan sarana prasarana perikanan
c) Peningkatan kondisi pelabuhan perikanan (TPI dan PPI)
d) Pembangunan docking tempat perbaikan alat nelayan
e) Pengadaan dan Rehabilitasi rumah nelayan
f) Normalisasi saluran tambak dan kolam
g) Pengembangan fasilitas cool storage
h) Pengembangan tambak/kolam percontohan
i) Pengembangan usaha pengolahan ikan melalui penyediaan pengolahan ikan
j) Pengadaan Sarana Balai Informasi Kawasan Minapolitan
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 9
5.1.2. Rencana Pengembangan
A. Industri Pengolahan
Industri penglolahan merupakan kegiatan hilir yang mengolah produk hasil sumberdaya alam
yang dihasilkan di Kabupaten Simeulue. Pada umumnya, industri pengolahan yang ada memanfaatkan
sumberdaya yang dihasilkan dari haslil kegiatan pertanian dan peternakan, kehutanan dan perkebunan,
kelautan dan perikanan.
Sektor pengolahan yang bisa dijadikan industry pengolahan pada di Kabupaten Simeulue
yang merupakan komoditas unggulan adalah:
• Kerbau : Bakso, Kerupuk, Abon, Dendeng dan olahan susu
• Perikanan Tangkap : Abon, Ikan Kaleng, Ikan Asin
• Budidaya : Rumput Laut, Lobster
• Kelapa Dalam : Minyak Kelapa, Tepung Kelapa, Nata de coco dan kerajinan tempurung
kelapa
• Cengkeh : Minyak Cengkeh, Bahan Kosmetik
Regulasi dan Kebijakan Untuk lebih meningkatkan kegiatan ekonomi industri pengolahan
diperlukan dukungan regulasi dan kebijakan berupa:
1. Kebijakan pada Urusan perindustrian diarahkan pada terwujudnya industri kecil/home industry yang
bertumpu pada mekanisme pasar melalui:
(1) inovasi city branding
(2) pembinaan industri kecil/home industri
(3) fasilitasi akses permodalan industri kecil/home industri
(4) pengembangan sentra-sentra industri kecil/home industri
(5) peningkatan kemitraan usaha industri kecil/home industri
2. Peningkatkan iklim usaha dan investasi industri pengolahan secara umum dengan pengembangan
padat karya;
3. Pemberian insentif untuk kegiatan industri pengolahan yang mempunyai peningkatan nilai tambah
yang tinggi;
4. Perluasan pasar domestik bagi produk industri pengolahan, terutama yang masih mempunyai pasar
lokal;
5. Peningkatan kerja sama bilateral dengan negara tujuan ekspor, hal ini didukung oleh adanya
kebijakan di banyak negara yang membatasi impor yang didominasi oleh negara tertentu;
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 10
B. Investasi Usaha
Peranan pemerintah daerah dalam pengembangan strategi investasi adalah:
1. Enterpreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab menjalankan usaha bisnis melalui pengembangan
usaha sendiri /BUMD sehingga aset-aset pemerintah daerah dapat dikelola lebih baik sehingga
secara ekonomis menguntungkan.
2. Koordinator
Pemerintah daerah menerapkan kebijakan atau mengusulkan strategi bagi pembangunan
daerahnya, dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan yang mempunyai potensi untuk
berkembang.
3. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan
attitudinal (prilaku atau budaya masyarakan di daerahnya melalui pengaturan penetapan daerah
(zoning) yang lebih baik.
4. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha
melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi investor masuk ke Kabupaten
Simeulue. Stimulasi ini dapat dilakukan dengan cara antara lain: pembuatan brosur-brosur,
pembangunan kawasan industri, pembuatan outlet untuk produk industri kecil, membantu industri
kecil melakukan pameran.
Program pengembangan investasi di Kabupaten Simeulue adalah:
1) Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Strategi ini bertujuan menciptakan iklim investasi yang berdaya saing global. Sasaran yang
ingin dicapai adalah meningkatnya kegiatan investasi yang mampu meningkatkan kesempatan
berusaha dan kesempatan kerja. Pengembangan program strategi pengembangan investasi berupa:
a. Pengembangan peraturan di bidang investasi;
b. Penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal;
c. Penyusunan FS untuk setiap pengembangan potensi ekonomi daerah dalam rangka
pengembangan investasinya;
d. Pemberian insentif penanaman modal yang lebih menarik;
e. Konsolidasi perencanaan penanaman modal di pusat dan daerah;
f. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan investasi, baik asing maupun domestik;
g. Pengembangan sistem informasi penanaman modal di pusat dan daerah;
h. Perkuatan kelembagaan penanaman modal di pusat dan daerah; serta
i. Melakukan kajian kebijakan penanaman modal baik dalam dan luar negeri.
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 11
2) Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Program ini bertujuan membangun citra Kabupaten Simeulue sebagai daerah tujuan
investasi yang menarik. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya jumlah minat investor untuk
melakukan investasi di Kabupaten Simeulue. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran di atas,
kegiatan-kegiatan pokoknya adalah:
a. Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah yang terkait dengan investasi;
b. Fasilitasi terwujudnya kerjasama strategis antara usaha besar dengan UKMK.
c. Promosi investasi yang terkoordinasi baik di dalam dan di luar negeri.
d. Mendorong dan fasilitasi peningkatan koordinasi dan kerjasama di bidang investasi dengan
instansi pemerintah dan dunia usaha baik di dalam maupun di luar negeri.
3) Pengembangan Kapasitas dan Efisiensi Pelayanan Infrastruktur Strategi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan perijinan dalam pengembangan investasi
di Kabupaten Simeulue.
a. Pengembangan pelayanan perijinan satu atap
b. Pengembangan sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perijinan.
c. Pengembangan kapasitas dan perkuatan sistem pelayanan pelabuhan
Untuk ekspor-impor, perdagangan dalam negeri, maupun kemudahan perijinan untuk tujuan investasi
di Kabupaten Simeulue.
Langkah-langkah tersebut di atas merupakan kebutuhan bagi peningkatan iklim investasi dan
daya saing ekspor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan strategi dan program pengembangan
penanaman modal.
4) Peningkatan akses perluasan pasar dalam negeri maupun luar negeri
Tujuan dari program ini adalah mendukung upaya peningkatan daya saing global
produk serta meningkatkan peranan ekspor dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Sasaran program
ini adalah meningkatnya perluasan pasar, diversifikasi mata dagangan ekspor non-migas dan
mendorong peningkatan nilai ekspor. Kegiatan-kegiatan pokok yang akan dilakukan adalah:
a. Pengembangan strategi pemantapan ekspor terutama ke negara-negara non tradisional
sehingga mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional.
b. Peningkatan kualitas pelayanan kelembagaan Pusat Promosi ekspor (ITPC) sesuai kebutuhan
eksportir secara berkelanjutan dan perluasan pembukaan kantor baru di negara/kawasan mitra
dagang sesuai potensi pasar ekspornya, serta perkuatan kapasitas kelembagaan promosi daerah.
c. Peningkatan kualitas pelayanan kepada para eksportir dan calon eksportir agar meningkatnya
kapasitas SDM para eksportir dan calon eksportir melalui pendekatan support at company level.
d. Fasilitasi peningkatan mutu produk komoditi pertanian, perikanan dan industri yang berpontesi
ekspor.
e. Melanjutkan regulasi dan debirokratisasi melalui penyederhanaan prosedur
MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
V- 12
f. Ekspor dan impor dengan ke arah penyelenggaraan konsep single document.
g. Peningkatan jaringan informasi ekspor dan impor agar mampu merespon kebutuhan dunia usaha
terutama eksportir kecil dan menengah.
h. Pengembangan dan implementasi fasilitasi ekspor dan impor seperti kelembagaan trade financing
untuk ekspor.
5.2 INDIKASI PROGRAM
Indikasi program memuat strategi dan program pengembangan dari Tahun 2014 - 2017
dalam mendukung pengembangan ekonomi di Kabupaten Simeulue. Namun dari keseluruhan Program
yang direncanakan terdapat 4 (empat) Program yang akan difokuskan kepada beberapa komoditi lokal
dan komoditi yang sudah menjadi kearifan lokal pada Kabupaten Simeulue seperti pada Pertanian
lebih di fokuskan kepada Tanaman Sawah Padi agar terciptanya swasembada beras, pada kehutanan
perkebunan lebih difokuskan terhadap penyelesaian rehab dan peremajaan kelapa dalam dan
cengkeh yang merupakan tanaman atau komoditi unggulan Kabupaten Simeuleu, pada peternakan
difokuskan pada kawasan terpadu peternakan dan pada Periakanan difokuskan kepada perikanan
tangkap dan budidaya serta pengolahan hasil produksi dari keseluruhan komoditi tersebut ditampung
oleh bidang Perindustrian dan Perdagangan, Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan peta berikut:
VI-1 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
Bab. 6 K E S I M P U L A N
Untuk membangun suatu program pengembangan investasi yang berkelanjutan diperlukan
suatu mekanisme perencanaan program yang tertata sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah dengan tidak
mengabaikan dampak terhadap lingkungan, dan dapat mengoptimalisasikan sumber daya manusia
serta sumber daya yang ada disekitar wilayah pengembangan.
Dari hasil analisis penentuan strategi pengembangan potensi untuk mendukung peningkatan
investasi/penanaman modal di Kabupaten Simeulue ini akan digunakan sebagai dasar dalam proses
strategi pengembangan penanaman modal yang akan dilakukan. Strategi hasil analisis ini nantinya
akan diturunkan dalam suatu program pembangunan yang terencana dan berdasarkan kajian kebijakan
pengembangan potensi ekonomi dan investasi yang telah ada. Strategi pengembangan penanaman
modal ini akan diindikasikan ke dalam tahapan rencana tiap tahunnya.
Orientasi kebijakan investasi harus lebih diarahkan ke sektor-sektor yang menjadi potensi di
wilayah Kabupaten Simeulue. Untuk lebih meningkatkan daya saing investasi/penanaman modal di
Kabupaten Simeulue, perlu adanya pembenahan di berbagai bidang seperti infrastruktur,
peningkatan mutu sumber daya manusia dan pengoptimalan sumberdaya alam yang dimanfaatkan
sebagai modal dalam pengembangan investasi sehingga Kabupaten Simeulue akan tetap menjadi
tujuan stakeholders/para pelaku usaha untuk berinvestasi dan lebih memiliki daya saing di pasar
dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan dalam upaya meningkatkan daya
saing investasi memerlukan strategi pengembangan investasi. Strategi pengembangan
invetasi/penanaman modal di Kabupaten Simeulue secara umum sebagai berikut:
1. Pengembangan potensi sektor ekonomi kabupaten melalui pengembangan komoditas unggulan,
andalan dan potensial yang menjadi daya saing produk melalui penguatan hulu – hilir.
2. Pengembangan dan pembangunan infrastruktur wilayah untuk menarik investor dalam
mendukung peningkatan investasi di Kabupaten Simeulue.
3. Kepastian hukum terhadap status lahan dan kebijakan pemanfaatan lahan yang sesuai dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simeulue.
4. Strategi penguatan SDM dalam upaya meningkatkan kualitas pengetahuan dan ketrampilan tenaga
kerja.
5. Penguatan kelembagaan dan manajemen koordinasi dalam proses investasi.
6. Pembangunan sistem informasi potensi investasi daerah yang memuat potensi-potensi berbagai
sektor ekonomi unggulan, tata cara prosedur investasi, kebijakan pola ruang kabupaten serta
pengaturan insentif dan disinsentif.
7. Pembangunan jejaring kerja melalui berbagai kegiatan usaha promosi, pemanfaatan teknologi
informasi dalam upaya mendukung daya saing investasi di Kabupaten Simeulue.
VI-2 MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI
KABUPATEN SIMEULUE 2013
8. Peningkatan dukungan mengembangan jaringan modal melalui bekerjasama dengan berbagai
pihak baik swasta maupun lembaga keuangan perbankan.
9. Jaminan stabilitas keamanan wilayah dalam berinvestasi.
Pengembangan potensi sumberdaya alam yang menjadi kontribusi dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Simeulue, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sektor primer yang menjadi sektor basis Kabupaten Simeulue adalah pertanian, untuk pertanian
tanaman perkebunan, kehutanan, perikanan, sektor perdagangan, restoran dan hotel
2. Sektor primer yang perlu diintervensi perkembangannnya adalah pertanian, untuk subsektor pertanian
bahan makanan
3. Sektor sekunder yang perlu diintervensi adalah:
a. Sektor industri pengolahan
b. Sektor Listrik, Gas dan Air Minum
c. Sektor Bangunan
4. Sektor tersier yang perlu diintervensi perkembangannya, adalah sektor jasa-jasa termasuk
didalamnya adalah potensi pariwisata.
Rencana pengembangan Ekonomi Kabupaten Simeulue dikembangkan berdasarkan 4 (empat)
strategi utama, yaitu:
1. Pengembangan Sektor Pertanian Sawah Padi
2. Pengembangan Sektor Peternakan
3. Pengembangan Sektor Perkebunan
4. Pengembangan Sektor Perikanan Tangkap dan Budidaya
Strategi utama ini dapat dijabarkan dalam beberapa rencana strategis program untuk periode
Jangka menengah atau panjang sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Simeulue yang telah tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Simeulue.
Program yang direncanakan terdapat 4 (empat) Program yang akan difokuskan kepada beberapa
komoditi lokal dan komoditi yang sudah menjadi kearifan lokal pada Kabupaten Simeulue seperti pada
Pertanian lebih di fokuskan kepada Tanaman Sawah Padi agar terciptanya swasembada beras, pada
kehutanan perkebunan lebih difokuskan terhadap penyelesaian rehab dan peremajaan kelapa dalam dan
cengkeh yang merupakan tanaman atau komoditi unggulan Kabupaten Simeuleu, pada peternakan
difokuskan pada kawasan terpadu peternakan dan pada Periakanan difokuskan kepada perikanan
tangkap dan budidaya serta pengolahan hasil produksi dari keseluruhan komoditi tersebut ditampung
oleh bidang Perindustrian dan Perdagangan.