kata pengantar - · pdf file5 gambar 4 : parkir liar di bahu jalan dan trotoar hasil...

17
KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan observasi yang berjudul Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi di Fakultas SAPPK Institut T Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang kami sampaikan penyempurnaan pembuatan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pe 1. Ibu Rina Priyani, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing mata Kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung, ya pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 2. Rekan-rekan semua di Kelas K-04 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung. 3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian y menyelesaikan laporan ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini. Akhir kata, semoga Laporan Observasi di Jalan Purnawarman ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya dan kami sebagai penyusun.

Upload: vanque

Post on 04-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan observasi yang berjudul “Laporan Observasi di Jalan Purnawarman”.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi di Fakultas SAPPK Institut Teknologi Bandung.

Dalam Penulisan laporan ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang kami sampaikan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :

1. Ibu Rina Priyani, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing mata Kuliah PL 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung, yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan,

pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini

2. Rekan-rekan semua di Kelas K-04 1201 Teknik Presentasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung.

3. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam

menyelesaikan laporan ini.

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Akhir kata, semoga Laporan Observasi di Jalan Purnawarman ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya dan kami sebagai penyusun.

Bandung, Maret 2012

Page 2: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan di sekitar Bandung Elektronik Center (BEC) yang

berada di Jalan Purnawarman merupakan kawasan padat pengunjung.

Dikawasan tersebut. Di kawasan tersebut terdapat berbagai macam

tempat-tempat komersil seperti BEC, Gramedia, Uniersitas, bimbingan

belaja, Factory Outlet, Food Court dan sebagainya, sehingga di kawasan

tersebut banyak terjadi berbagai permasalahan yang sangat kompleks

seperti, permasalahan sirkulasi lalu lintas, fasilitas pejalan kaki, PKL,

sampah, RTH, dan Parkir. Dengan banyaknya permasalahan yang terjadii

di kawasan tersebut, sehingga mendorong kami untuk melakukan

observasi dan pengamatan di kawasan tersebut sehingga permasalahan

tersebut dapat terpecahkan dan semua itu kami susun dalam Laporan

Observasi Jalan Purnawarman yang kami rangkum dalam tugas Teknik

Presentasi dan Komunikasi

Permasalahan yang ada pada kawasan Jalan Purnawarman dapat

dilihat dari enam sudut pandang yaitu lahan parkir, sirkulasi lalu lintas,

Ruang Terbuka Hijau, Kebersihan lingkungan, pedagang kaki lima,

trotoar dan pejalan kaki. Namun selain kami menampilkan permasalahan

yang ada kami juga memberikan beberapa potensi yang ada di daerah ini

sehingga kami dapat mengkaji secara lebih dalam dan mengoptimalkan

potensi yang telah ada.

1.2 Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang terdapat di kawasan Jalan

Purnawarman dapat dirumuskan kedalam rumusan masalah, antara

lainsebagai berikut,

1. Bagaimanakah gambaran umum kondisi kawasan Jalan

Purnawarman?

2. Permasalahan apa yang terdapat di kawasan tersebut dilihat

dari enam aspek yaitu lahan parkir, sirkulasi lalu lintas,

Ruang Terbuka Hijau, kebersihan lingkungan, pedagang kaki

lima, trotoar dan pejalan kaki?

3. Potensi apa yang dimiliki oleh kawasan Jalan Purnawarman?

4. Solusi apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi

masalah tersebut?

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup yang dikaji dalam album ini terbagi dari dua

pembatasan yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

Wilayah pengkajian pada makalahh ini adalah Jalan

Purnawarman khususnya kawasan sekitar Gramedia dan

Bandung Electronic Center (BEC)

1.3.2 Ruang Lingkup Materi

Aspek yang akan dibahas antara lain,

1. Lahan Parkir

2. Kebersihan Lingkungan

3. Ruang Terbuka Hijau

4. Pedagang Kaki Lima

5. Trotoar dan Pejalan Kaki

6. Sirkulasi Lalu lintas

1.4 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan pemilihan penulisan ini adalah memaksimalkan

potensi kawasan yang ada sesuai dengan fungsinya untuk menciptakan

keteraturan dan kenyamanan. Sasaran untuk mencapai tujuan tersebut

antara lain

1. Mengkaji keadaan di kawasan Jalan Purnawarman secara

umum

2. Mengidentifikasi permasalahan yang ada di Jalan

Purnawarman dari beberapa aspek

3. Mengidentifikasi potensi yang ada di kawasan Jalan

Purnawarman

4. Merumuskan solusi-solusi yang cocok dari permasalahan

yang cocok di terapkan di daerah Jalan Purnawarman

1.5 Metode Peneltian

Dalam menyelesaikan penulisan ini metode penelitian yang

digunakan adalah :

1. Survei/ Observasi langung

Observasi dilaksanakan berupa pengamatan langsung ke

kawasan Jalan Purnawarman dengan mengumpulkan foto-

foto yang terkait dengan aspek yang akan dilteliti pada saat

akhir pekan , dimana Jalan Purnawarman ramai

pengunjung.

2. Metode literatur

Mengumpulkan data-data dari berbagai literatur baik itu

buku maupun internet yang terkait aspek ruang lingkup

materi.

3. Wawancara

Metode wawancara dilakukan kepada pengunjung, satuan

pengamanan dan tukang parkir terkait untuk mencari

informasi dari narasumber yang merasakan dan yang tahu

benar tentang lokasi pengamatan.

BAB II

Page 3: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

3

GAMBARAN UMUM

Sumber : Google maps

Jalan purnawarman berada di kelurahan

Tamansari, Kecamatan Bandung wetan, Kota Bandung,

Provinsi Jawa Barat dengan kode pos 40116. Jalan

Purnawarman adalah salah satu jalan protokol dikota

Bandung. Jalan ini menghubungkan Jalan R.E.

Martadinata, Jalan Taman Sari dan Jalan Wastu kencana.

Posisi jalan bersebelahan dengan Jalan Ir. Haji

Djuanda dan dapat diakses dengan mudah dengan

angkutan umum. Jalan ini semakin padat dengan

dibangunnya BEC, yang letaknya berhadapan dengan

toko buku Gramedia, sementara toko buku tersebut berhadapan dengan

pusat perbelanjaan BIP. Jalan ini juga berdekatan dengan Planet Dago,

jajaran Factory Outlet di jalan Riau dan masih banyak lagi.

Secara garis besar jalan Purnawarman merupakan jalan dengan

tingkat mobilitas yang tinggi dari sisi penggunaan jalan terutama pada

saat jam kerja dan sekolah yang menyebabkan seringnya terjadi

kemacetan. Kemacetan merupakan dampak dari buruknya sistem

sirkulasi lalu lintas di kawasan tersebut. Penyebab kemacetan tersebut

diantaranya jalan yang sempit tetapi dilalui banyak kendaraan. Banyak

pejalan kaki yang menyebrang sembarangan, parkir yang didirikan di

mana saja, angkot yang berhenti sembarangan, buruknya pintu akses

keluar masuk parker, dan sebagainya. Kemacetan tersebut dapat di atasi

dengan cara memperbaiki sistem keluar masuk parkir, didirikannya halte

untuk angkot dan zebracross yang lebar dan menarik bagi pejalan kaki,

serta revitalisasi trotoar.

Jalan Purnawarman merupakan kawasan dengan aktivitas yang

padat dengan adanya BEC dan Gramedia seperti yang telah disebutkan

diatas. Padatnya aktivitas di daerah tersebut berpengaruh ke segala aspek,

salah satunya aspek kebersihan. Terjaga tidaknya kebersihan suatu

tempat di tandai dengan adanya sampah. Sepanjang Jalan Purnawarman

pun tak luput dari sampah. Sampah-sampah hasil aktivitas manusia itu

banyak sampah berserakan di jalanan..Jika dibiarkan sampah-sampah

tersebut dapat menganggu para pengguna jalan.

Koridor Jalan Purnawarman Bandung adalah salah satu akses

jalan yang ramai dilalui kendaraan one-way yaitu dari Jalan R.E.

Martadinata ke arah Jalan Wastukencana. Namun pada kenyataannya

keramianan aktivitas sirkulasi kendaraan yang frekuensinya tinggi tidak

diiringi dengan lebar jalan yang sesuai. Sehingga sering terjadi

kemacetan atau perlambatan kendaraan karena hal tersebut. Beberapa

kendaraan roda dua yang parkir sembarangan membuat

lebar jalan semakin berkurang. Adanya Pedagang Kaki

Lima (PKL) menyebabkan beberapa orang yang singgah

memarkir kendaraannya di bahu jalan dan hal itu

dipengaruhi kesadaran manusia yang kurang akan

partisipasinya terhadap dasilitas umum. Dengan

menganalisis permasalahan tersebut dapat ditentukan

solusi untuk tertib parkir yang lebih baik dan tidak

mengganggu ketertban umum. Di balik semua daya tarik

itu ada satu hal yang kurang di perhatikan oleh sebagian

bahkan hampir semua pengunjung, maupun pemilik mall-

mall di sana. Ruang Terbuka hijau (RTH) menjadi hal

yang penting dan terlupakan di kawasan tersebut. Selain

itu penempatan RTH yang kurang strategis disana pun

menimbulkan dampak tersendiri khususnya bagi pejalan

kaki yang hendak menggunakan trotoar di kawasan

tersebut.

Gambar 1: Peta Bandung secara umum

Page 4: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

4

BAB III

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

3.1. Lahan Parkir

Keputusan Menteri No. 66 Tahun 1993 menyatakan bahwa

penetapan dan pengadaan fasilitas parkir salah satunya berdasarkan

keselamatan dan kelancaran lalu lintas dan dari Rencana Umum Tata

Ruang Daerah (RUTRD). Dalam Keputusan Menteri tersebut juga

disebutkan bahwa fasilitas parkir di luar badan jalan adalah fasilitas

parkir kendaraan yang dibuat khusus yang dapat berupa taman parkir

dan/atau gedung parkir . Sedangkan Fasilitas Parkir untuk umum adalah

fasilitas parkir di luar badan jalan berupa gedung parkir atau taman parkir

yang diusahakan sebagai kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan

menyediakan jasa pelayanan parkir untuk umum.

Koridor Jalan Purnawarman memiliki beberapa arena parkir yang di

kelola oleh beberapa instansi terkait seperti Gramedia, BEC, Ganesha

Operation dan lain-lain yang menampung dengan baik kendaraan dengan

tarif parkir yang diberikan sehingga kendaraan tersebut mendapat jasa

keamanannya juga (Gambar 1).

3.1.1. Permasalahan

Namun dengan adanya lahan parkir yang resmi dan baik

terdapat pula permasalahan . Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

1. Lahan Parkir di sekitar tempat penyeberangan dan persimpangan

jalan

Dalam pasal 43 UU LLAJ No 22 tahun 2009 tertera ada

beberapa tempat yang melarang parkir di pinggir jalan antara lain adalah

pada jarak 6 m sebelum dan sesudah zebra cross dan pada pada jarak 25

m dari persimpangan. Gambar 1 telah meyatakan lahan parkir itu

dilarang karena dapat mengganggu pejalan kaki yang akan menyeberang.

Namun pejabat berwenang yang seharusnya lebih mengetahui hal

tersebut justru mengajarkan untuk parkir di tempat itu.

Gambar 2 : Lahan Parkir Liar di zebra cross dan

persimpangan jalan

Hasil Observasi, 2012

2. Parkir di bawah rambu dilarang parkir

Secara umum di dalam pasal 43 UU LLAJ No 22 tahun 2009

dikatakan bahwa Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat

diselenggarakan di tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau

jalan kota yang harus dinyatakan dengan Rambu lalu lintas,

dan/atau Marka jalan.

Rambu dilarang parkir dibuat pasti ada sebabnya. Ketika ada kendaraan

yang diparkir di bawah rambu itu berarti telah melanggar aturan yang ada

dan dapat membahayakan orang lain pengguna jalan tersebut.

Sehingga dari permasalahan tersebut dapat menyebabkan beberapa hal

antara lain angka kecelakaan lalu lintas yang tinggi dikarenakan

kecelakaan terhadap kendaraan yang keluar dari tempat parkir . Ataupun

kecelakaan yang terjadi dengan pejalan kaki yang keluar dari trotoar

yang parkir tanpa memperhatikan situasi lalu lintas. Kejadian ini terbukti

ada setelah penulis bertanya kepada salah satu penjual makanan bahwa

pernah ada yang terserempet mobil karena keluar dari badan trotoar

untuk berjalan. Menurunnya kapasitas jalan karena lebar bahu jalan yang

efektif berkurang sehingga sering menimbulkan sebab kemacetan terlebih

saat akhir pekan. Padahal penyediaan lahan parkir yang baik telah banyak

mengurangi kemacetan.

Gambar 3 : : Parkir Sembarangan di bawah rambu Dilarang

Parkir

Hasil Observasi, 2012

3. Parkir di trotoar dan badan jalan

Di dalam ilmu sipil parkir di pinggir jalan juga menurunkan

struktur beton di kiri kanan jalan. Dan dalam segi psikologi dapat

mengubah persepsi perubahan kebiasaan parkir sesorang di suatu tempat

sehingga orang akan terbiasa parkir di pinggir jalan.

Page 5: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

5

Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar

Hasil Observasi, 2012

4. Penuhnya parkiran yang sudah ada

Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan tidak

lepas dari kurangnya perhatian pihak berwenang dan masih

kurangnya lahan parkir yang ada terlebih kendaraan roda dua

karena ketika penulis datang banyak parkiran motor telah penuh

sehingga mereka akhirnya parkir di bahu jalan bahkan trotoar.

3.1.2 Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman merupakan jalan yang padat

setiap harinya terutama karena adanya BEC ,Gramedia dan adanya

peraturan one-way side pada jalan ini. Kawasan ini telah memiliki

beberapa lahan parkir yang disediakan oleh gedung perbelanjaan antara

lain : parkir basement BEC, parkir luar BEC, parkir Factory Outlet,

parkir Gramedia, Parkir Ganesha Operation, parkir liar di sepanjang bahu

jalan,dan area parkir terbuka di beberapa ruas. Namun jumlah kendaraan

yang hendak parkir lebih banyak dari volume tempat parkir yang hanya

menampung satu lahan saja secara mendatar saja. Ada beberapa tempat

di kawasan ini yang mempunyai potensi sebagai lahan parkir yang dapat

menampung jumlah kendaraan lebih banyak lagi yaitu jika didirikan

sebuah gedung parkir dan parkir basement.

Hasil Observasi, 2012

Gambar 5 : Potensi Lahan Parkir yang sudah ada

Page 6: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

6

3.2. Kebersihan Lingkungan

Padatnya aktivitas di kawasan Jalan Purnawarman berpengaruh

ke segala aspek, salah satunya aspek kebersihan. Terjaga tidaknya

kebersihan suatu tempat di tandai dengan adanya sampah. Dari hasil

observasi sepanjang Jalan Purnawarman tak luput dari sampah. Sampah-

sampah hasil aktivitas manusia itu banyak berserakan di jalanan dan

mengganggu pemandangan kota. Jika dibiarkan sampah-sampah tersebut

dapat menyebabkan kenyamanan terganggu dan juga mengakibtakan

penyakit. Karena Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah

didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses

alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak

terpakai lagi dan sebagainya.

3.2.1. Permasalahan

Berdasarkan data observasi secara visual, beberapa permasalahan yang

hadir antara lain :

1. Jumlah tempat sampah di daerah Jalan Purnawarman hanya terdapat

di empat lokasi.

Dalam suatu lokasi seharusnya terdapat dua tempat sampah yaitu

untuk sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini dilakukan untuk

memudahkan pemilahan sampah. Tetapi pada kenyataannya di dekat

BEC hanya terdapat satu buah tempat sampah hampir rusak yang terikat

di tiangnya. (Gambar 7)

2. Sampah meluap

Minimnya jumlah tempat sampah juga menyebabkan sampah

meluap dari tempatnya. Selain menghalangi jalan, timbunan sampah ini

dapat menjadi sumber penyakit.

3. Banyaknya PKL yang menghasilkan sampah

Faktor lain penyebab banyaknya sampah adalah adanya pedagang

kaki lima di sepanjang jalan, terutama penjual makanan. Banyaknya

penjual makanan dapat menimbulkan sifat konsumtif yang berpotensi

menghasilkan sampah.

4. Saluran Air yang kotor

Saluran air juga menjadi sasaran tempat pembuangan sampah.

Jika sampah di saluran air terus menumpuk dapat mengakibatkan

penyumbatan pada sistem drainase dan dapat memicu terjadinya banjir.

Selain saluran air, petak tanah untuk pohon juga dipenuhi oleh sampah-

sampah plastik. (Gambar 8)

5. Kepedulian masyarakat yang kurang

Banyaknya sampah yang menumpuk tak lepas dari kepedulian

dan kebiasaan masyarakat lah yang kurang ditambah lagi krangnya

sanksi tegas.

Gambar 6 : Sampah yang meluap

Hasil Observasi, 2012

Gambar 7 : Sampah di Selokan

Hasil Observasi, 2012

Gambar 8 : Banyak sampah dibuang sembarangan seperti di

petak tanah

Hasil observasi, 2012

3.2.2. Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman memiliki banyak ruang kosong yang dapat

ditempatkan beberapa tempat sampah kecil untuk dua jenis sampah yaitu

organik dan anorganik. Selain itu kawasan Bandung memiliki Dinas

Kebersihan yang biasanya setiap pagi selalu mengambil sampah dalam

Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) untuk dibuang ke

Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam rangka kebersihan tersebut

koordinasi antara banyak pihak sangat diperlukan untuk menangani

sampah di kawasan Jalan Purnawarman.

Page 7: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

7

3.3. Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima ini timbul dari adanya suatu kondisi

pembangunan perekonomian dan pendidikan yang tidak merata diseluruh

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). PKL ini juga timbul dari

akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak

memiliki kemampuan dalam berproduksi. Pemerintah dalam hal ini

sebenarnya memiliki tanggung jawab didalam melaksanakan

pembangunan bidang pendidikan, bidang perekonomian dan penyediaan

lapangan pekerjaan. Ketentuan ini diatur dalam peraturan perundang-

undangan yang tertinggi yaitu UUD 45. Diantaranya adalah : Pasal 27

ayat (2) UUD 45, Pasal 31 UUD 45, Pasal 33 UUD 45 dan Pasal 34 UUD

45.

3.3.1. Permasalahan

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di Jalan

Purnawarman Bandung, pedagang kaki lima menjadi salah satu

permasalahan kota diantaranya yaitu:

1. Alih fungsi trotoar

PKL cenderung ditempatkan di lahan yang tidak direncanakan

seperti trotoar. Akibatnya trotoar beralih fungsi dari yang semula untuk

jalur pedestrian menjadi lapak dagangan para PKL.

Gambar 9 : Alih fungsi Trotoar menjadi Lapak

Hasil Observasi, 2012

2. Kemacetan lalu lintas dan terganggunya pejalan kaki dan

pengguna kendaraan bermotor

Kita ketahui bahwa BEC yang terletak di Jalan Purnawarman adalah

Pusat Elektronik di Kota bandung. Ini merupakan magnet bagi para

pengunjung untuk datang dan tentunya melewati Jalan Purnawarman.

Pedagang Kaki lima kerap menggunakan trotoar atau bahu jalan sehingga

tidak ada batas antara pejalan kaki dan pengguna kendaraan bermotor.

Pejalan kaki yang seharusnya berjalan di trotoar terpaksa berjalan di bahu

jalan. Dan ini menyebabkan kemacetan lalu lintas di sepanjang jalan.

Gambar 10 : Tidak adanya batas Antara Pejalan Kaki dan

Pengendara Motor Karena Adanya PKL

Hasil observasi, 2012

3. Pencemaran saluran air

Sebagian dari PKL menggunakan sungai dan saluran air terdekat

untuk membuang sampah dan air cuci. Padahal ini akan menjadi

penyebab pencemaran air dan keberlangsungan makhluk hidup yang ada

di dalamnya. Banyak juga dari mereka yang membuang sampahnya

sembarangan sehingga merusak keindahan kota dan jalan

3.3.2. Potensi

Keberadaan PKL akan menambah eksotik keindahan sebuah

lokasi wisata di tengah-tengah kota apabila keberadaannya ditata dengan

konsisten. Jalan Purnawarman mempunyai potensi yang mendukung

karena posisinya yang berada di pusat kota Bandung. Dengan banyak

pusat perbelanjaan yang ada, membuat para PKL bersaing dalam

berdagang dan menumbuhkan bibit entrepreneuship di Indonesia. PKL

dijadikan sebagai bagian dari solusi (part of solution). PKL dapat

dijadikan sebagai mitra kerja pemerintah dalam mengurangi kemiskinan,

mengurangi pengangguran, dan sekaligus sebagai mitra dalam penataan

perkotaan. Pedagang kaki lima pada umumnya adalah self-employed,

artinya mayoritas PKL terdiri dari satu tenaga kerja. Karena itu modal

yang dimiliki relatif kecil.

Page 8: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

8

3.4. Ruang Terbuka Hijau

Banyaknya pendatang menyebabkan keterbatasan lahan untuk

akses publik khususnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan yang

dekat dengan pusat perekonomian. Salah satunya adalah kawasan Jalan

Purnawarman. Penempatan bangunan yang kurang staregis juga

ketersedian lahan yang kurang memadai menyebabkan banyak

permasalahan terutama permasalahan tentang ketersediaan RTH bagi

masyarakat sebagai sarana untuk berinteraksi di kawasan yang nyaman.

Menurut data yang dilansir Greenlife Society setidaknya 90 pusat

perbelanjaan di kota Bandung masih berhutang 85 ribu meter persegi

ruang hijau.Selain itu Dari data Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

2007, ruang terbuka hijau di Kota Bandung kini tersisa 8,76 %, dari 30%

RTH yang seharusnya di miliki oleh sebuah kota. Dari kedua fakta

tersebut menunjukan bahwa kota Bandung berada pada posisi kritis

Menurut Undang –Undang no.27 tentang Penataan ruang, ruang

terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih

luas baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area

memanjang di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang

pada dasarnya tanpa bangunan. Salah satu fungsinya yakni sebagai

pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara, dan sebagai

sarana estetika kota. Namun hal ini di kurang di terapkan,salah satunya di

kawasan jalan Purnawarman.

3.4.1. Permasalahan

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan di Jalan

Purnawarman Bandung, RTH di tempat ini menghadapi permasalahan

kota diantaranya yaitu:

1. Penempatan RTH tidak sesuai

Mall-mall di sekitar jalan Purnawarman sebenarnya sudah

menyediakan lahan untuk RTH, namun kapasitas dan cara penempatan

lahannya kurang sesuai karena masih banyak pepohonan besar yang di

tempatkan di tengah-tengah trotoar sehingga pedestrian susah untuk

melewati trotoar diantara pohon dan PKL.

Gambar 11 : Komponen RTH yang tdak sesuai pengalokasiannya

Hasil observasi, 2012

Gambar 12 : PKL tinggal diantara pohon

Hasil observasi, 2012

2. RTH mengganggu hak pejalan kaki

Trotoar yang sempit diperparah oleh adanya pohon besar

mengakibatkan pejalan kaki menjadi enggan untuk jalan diantara pohon

besar tersebut sehingga mereka memilih berjalan di bahu jalan.

Gambar 13 : Pejalan Kaki memilih berjalan di bahu jalan

Hasil observasi, 2012

3. RTH yang tidak terawat dengan baik dan alih fungsinya

RTH yang sudah disediakan di Jalan Purnawarman tidak terawat

dengan baik terlihat dari banyaknya sampah yang menumpuk di sisi

pohon. Tuna wisma juga tidak jarang menggunakan RTH sebagai MCK

dan tempat tinggal.

Page 9: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

9

Gambar 14 : Sampah mengganggu kebersihan RTH

Hasil Observasi, 2012

Gambar 15 : RTH digunakan sebagai MCK oleh tuna wisma

Hasil observasi, 2012

3.4.2. Potensi

Kawasan Jalan Purnawarman memiliki potensi dalam pengembangan

RTH dikarenakan jika kita melihat kawasan ini dari google maps kita

akan bisa melihat kawasan ini hijau oleh pepohonan. Jika dikelola

dengan baik kawasan ini akan menjadi sebuah pusat perbelanjaan yang

nyaman dan hijau. Selain itu juga sebagai penopang Ruang Terbuka

Hijau di Bandung.

Page 10: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

10

3.5. Sirkulasi Lalu Lintas

Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang menunjukkan

apakah suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak. Tempat yang

kami pilih adalah Kawasan di sekitar Bandung Electronic Center (BEC)

dan Gramedia, di daerah ini terdapat di salah satu bagian dari Jalan

Purnawarman. Kami memilih kawasan ini karena di daerah tersebut

banyak terdapat permasalah perkotaan , salah satunya buruknya sirkulasi

lalu lintas. Sirkulasi lalu lintas merupakan aspek penting yang

menunjukkan apakah suatu kawasan berhasil direncanakan atau tidak.

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009

didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas

Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah

prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang,

dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Pemerintah

mempunyai tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan

yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien

melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Ada tiga

komponen lalu lintas yaitu manusia, kendaraan, dan jalan. Sirkulasi lalu

lintas yang baik haruslah dapat memberikan kelancaran dan keamanan

bagi pihak yang terkait, yaitu manusia sebagai pengendara dan manusia

sebagai pejalan kaki.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sirkulasi yang

buruk menyebabkan kemacetan, kemacetan sendiri didefinisikan sebagai

situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang

disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak

mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga

tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk. Banyak

kerugian yang akan didapatkan ketika kita terjebak kemacetan,

diantaranya waktu, tenaga, dan materi.

3.5.1. Permasalahan

Keadaan yang terjadi di kawasan sekitar BEC tersebut terlihat

tidak ideal. Banyak permasalahan yang terjadi salah satunya kemacetan

sebagai akibat dari kesemerawutan antara sirkulasi pejalan kaki dan

kendaraan bermotor. Permasalahan kemacetan tersebut antara lain:

1. Ruas jalan yang tidak terlalu lebar yaitu sekitar lima meter.

2. Sistem keluar masuk parkir yang buruk.

Gedung BEC tidak memiliki tata masa bangunan yang baik.

Bangunan tersebut terlalu dekat dengan jalan. Apabila pengunjung

sedang padat, menyebabkan kendaraan yang hendak masuk ke basemen

parkir. Perlu mengantri hingga ruas jalan utama. Hal itu menyebabkan

terjadi penumpukan kendaraan dan ujung-ujungnya kembali lagi pada

kemacetan.

Gambar 16 : Membelok saat hendak parkir menjadi salah satu

penyebab kemacetan di BEC

Hasil observasi, 2012

3. Parkir liar di bahu jalan dan trotoar

Area parkir yang didirikan di trotoar menyebabkan pejalan kaki

akhirnya berjalan di bahu jalan seperti juga banyaknya kendaraan roda

dua yang diparkir di bahu jalan merupakan salah satu penyebab

kemacetan.

Gambar 17 : Penyebab Kemacetan yaitu angkot, parkir

sembarangan dan pejalan kaki

Hasil observasi, 2012

4. Perilaku pejalan kaki

Pejalan kaki menyebrang jalan sembarangan dimanapun mereka mau.

Meskipun di jalan purnawarman sudah terdapat zebracross, mereka tidak

menggunakannya dan menyebrang sembarangan. Seperti yang terlihat

pada gambar berikut :

Gambar 18 : Pejalan kaki menyeberang sembarangan

Hasil observasi, 2012

5. Angkot yang mengetem dan menunurunkan penumpang

sembarangan

Page 11: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

11

Buruknya sistem transportasi di Kota Bandung menyebabkan hal di atas

terjadi. Para supir angkot dengan seenaknya berhenti di tengah jalan,

tidak mengidahkan pengemudi lain.

6. Rambu lalu lintas tidak dipatuhi

Sebenarnya di sepanjang jalan purnawarman kawasan BEC telah terdapat

rambu Dilarang Parkir. Tetapi hal itu tidak diindahkan oleh pengemudi

yang justru memakirkannya di tempat yang dilarang. Hal tersebut dapat

menghambat sirkulasi lalu lintas.

3.5.2. Potensi

Jalan di Purnawarman adalah salah satu jalan padat dengan jalur satu

arah. Jalan ini memiliki potensi bisnis yang menguntungkan. Namun

karena adanya beberapa kendala maka ada hal yang kurang pada daerah

Purbawarman ini. Dengan perevitalisasian trotoar maka antara hak

pejalan kaki dan kendaraan menjadi jelas.

Page 12: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

12

3.6. Trotoar dan Pejalan Kaki

Berjalan kaki adalah salah satu solusi utama yang dapat

diterapkan untuk mengurangi permasalahan di jalan Purnawarman.

Dengan banyaknya pejalan kaki akan mengurangi jumlah pengguna

kendaraan pribadi sehingga mampu mengurangi volume kendaraan.

Namun, fasilitas bagi pejalan kaki di jalan purnawarman kurang

memadai.

Fasilitas pejalan kaki sendiri mencakup jalur pejalan kaki, lapak

tunggu, lampu penerangan, rambu, pagar pembatas, marka jalan dan

pelindung. Salah satu jalur utama bagi pejalan kaki adalah trotoar. trotoar

memiliki fungsi utama untuk memberikan pelayanan pada pejalan kaki

sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanandan kenyamanan

pejalan kaki tersebut. Trotoar juga berfungsi memperlancar lalu lintas

jalan raya karena tidak terganggu atau terpengaruh oleh lalu lintas

pejalan kaki.

Undang-undang (UU) no 22 tahun 2009 pasal 131 ayat 1telah

menyatakan,’’ pejalan kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung

yang berupa trotoar, tempat penyeberangan, dan fasilitas lain.”Dengan

jelas dapat diartikan bahwa secara hukum trotoar –trotoar di Indonesia

adalah milik pejalan kaki.

3.6.1. Permasalahan

Setelah melakukan observasi permasalahan yang terdapat pada

Jalan Purnawarman yang menyangkut trotoar dan pejalan kaki yaitu alih

fungsi Trotoar, diantaranya :

1. Tempat berjualan bagi PKL (makanan dan aksesoris gadget)dan

warung kopi,

2. Parkir liar bagi yang tidak kebagian lahan parkir ,

3. Sebagai tempat tinggal sementara pengemis dan tuna wisma,

4. Tempat sampah umum bagi para pedagang,

Gambar 19 : Tempat sampah yang berada di trotoar

Hasil observasi, 2012

5. Media iklan dan vandalisme,

Gambar 200 : Media Iklan yang memenuhi badan trotoar

Hasil observasi, 2012

3.6.2. Potensi

Dalam hal trotoar Jalan Purnawarman memiliki sebuah potensi

yaitu ruas jalan diantara Jalan Purnawarman (Gramedia-BEC) tidak

terlalu jauh sehingga pejalan kaki dan trotoar mempunyai porsi yang

seimbang untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Sehingga revitalisasi trotoar yang baik menjadi sebuah

rekomendasi sebagai penunjang potensi Jalan Purnawarman yang baik.

Page 13: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

13

BAB IV

GAGASAN PENYELESAIAN

Kota besar seperti Bandung memang sulit di lepaskan dari

permasalahan kota yang semakin di perparah dengan prilaku pengguna

kota nya yang kurang bisa menghargai peraturan dan kelestarian

lingkungan. Tak heran, bila salah satu kawasan di kota Bandung seperti

di sepanjang jalan Purnawarman tepatnya di sekitar kawasan BEC dan

Gramedia yang merupakan pusat perbelanjaaan, memiliki permasalahan

yang begitu kompleks seperti yang telah diungkapkan sebelumnya,.

Berikut ini adalah gagasan penyelesaian dari setiap sudut pandang

permasalahan,

4.1 Lahan Parkir

Masalah terbesar mengenai prasarana lahan parkir adalah kurangnya

lahan parkir yang nyaman dan aman. Dengan potensi yang ada pada

kawasan Jalan Purnawarman yaitu tersedia beberapa lahan parkir umum

walaupun dengan tingkat luasan yang tidak terlalu besar dapat dibuat

sebuah solusi. Solusi tersebut adalah pembuatan sistem gedung parkir

atau parkir basement. Yang baru menerapkan sistem ini adalah BEC.

Mungkin dengan sistem serupa dapat diterapkan pada parkiran yang lain

dengan jangkauan objek yang lebih luas yaitu masyarakat umum

pengunjung kawasan Jalan Purnawarman.

Gambar 21 : Sistem gedung parkir

Sumber : Google

Gambar 22 : Parkir Basement

Sumber : Google

Parkir basement atau gedung parkir mempunyai keunggulan dapat

menampung banyak kendaraan hanya dengan luas tanah yang minin dan

hal ini cocok dengan keadaan Jalan Purnawarman.

4.2 Kebersihan Lingkungan

Kurangnya tempat sampah menjadi masalah terbesar mengapa

banyak orang membuang sampahnya sembarangan di kawasan Jalan

Purnawarman. Sehingga solusi paling tepat secara preventif adalah

pembuatan tempat sampah yang lebih banyak di setiap 5-10 meter. Lebih

baik lagi tempat sampah itu dapat bervariasi untuk dua jenis sampah

organik dan anorganik. Tindakan selanjutnya adalah pemanfaatan

Sumber Daya Manusia untuk bekerja menjaga kebersihan lingkungan di

kawasan Jalan Purnawarman.

Sumber : google

Sumber : Google

4.3 Pedagang Kaki Lima

Dengan pengolahan PKL yang lebih baik pemerintah bisa

memberdayakan SDM PKL yang sebelumnya mengganggu menjadi

salah satu tiang ekonomi. Salah satunya dengan pemberdayaan PKL

dalam kegiatan koperasi dan pengalokasian PKL seperti di daerah

Surakarta

Gambar 25 : Koperasi PKL

Gambar 23 : Pemberian dua jenis tempat sampah

Gambar 24 : Pendayagunaan Petugas kebersihan

Gambar 26 : Tempat wisata kuliner di Surakarta yang berisi

PKL

Sumber :

Google

Page 14: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

14

4.4 Ruang Terbuka Hijau

Masalah terbesar yang dihadapi oleh RTH adalah kurangnya tempat

yang layak bagi RTH dan perawatan RTH itu sendiri. RTH pada sebuah

trotoar tidak salah , namun yang salah itu adalah para PKL yang

mempersempit ruas trotoarnya. Dengan begitu penyelesaian paling awal

adalah mengalokasikan PKL yang tidak tertib. Kedua adalah merawat

RTH itu sendiri sedemikian rupa sehingga RTH di Bandung selain

menjadi penyejuk juga menjadi taman yang indah dan menambah nilai

tambah bagi wisatawan.

4.5 Sirkulasi Lalu-Lintas

Solusi untuk sirkulasi lalu lintas, antara lain :

- Perbaiki sistem keluar masuk parkir

Apabila jalur masuk parkir diperbaiki dengan memperlebar pintu

masuk, maka penumpukan kendaraan akan dapat teratasi.

- Perluas dan pernyaman zebracross bagi penyebrang jalan

Pemerintah dapat memberikan jalur penyebrangan zebracross yang

lebar dan menarik midalnya dengan motif tertentu, serta akan lebih

baik jika di beri rambu penyebrangan. Hal tersebut agar pejalan kaki

lebih tertarik melewati zebracross tersebut karena terdapat nilai

estetikanya.

- Halte pemberhentian angkot

Agar penumpang lebih teratur dalam memberhentikan angkot, maka

akan baik jika halte didirikan. Juga perlu ada penindakan tegas bagi

supir angkot agar mereka tidak berhenti seenaknya, dan menunggu

penumpang di halte.

- Revitalisasi trotoar agar pejalan kaki tidak turun ke jalan.

Revitalisasi trotoar diperlukan agar pejalan kaki berjalan pada

tempatnya dan mencegah agar pejalan kaki tidak turun kejalan.

Revitalisasi dapat dilakukan dengan memindahkan PKL ke lahan

yang masih kosong tetapi masih di sekitar kawasan BEC dan

Gramedia. Selanjutnya perbaiki trotoar dengan di tanam pohon-

pohon hias. Di sepanjang trotoar sekaligus untuk menambah Ruang

Terbuka Hijau.

4.6 Trotoar dan Pejalan Kaki

Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kepeduliannya dan

bekerja sama untuk mengembalikan fungsi utama trotoar sebagai salah

satu bagian dari fasilitas pejalan kaki. Hal ini perlu dilakukan agar kedua

pihak saling membantu bukannya melempar tanggung jawab.

Pemerintah memperhatikan hak-hak pejalan kaki dalam

pengelolaan jalan, karena yang selama ini yang terlihat adalah

pemerintah lebih memperhatikan pengguna kendaraan daripada pejalan

kaki. Hal ini terlihat dari banyaknya pembangunan yang mendukung

pengguna kendaraan dari pada pejalan kaki. Pemerintah juga dapat

berperan dengan mengurangi jumlah arus kendaraan yang melintas

perancangan trotoar yang baik dan perelokasian para pedagang dan

pengemis agar tidak memenuhi trotoar.

Masyarakat sebagai pengguna jalan dapat berperan dalam menjaga

perawatan trotoar, contohnya dengan tidak membuang sampah

sembarangan, tidak melakukan vandalisme dan menggunakan fasilitas

yang tersedia sesuai dengan tujuannya. Hal ini sebenarnya harus

dilakukan sebagai kesadaran karena fasilitas pejalan kaki termasuk dalam

fasilitas umum yang dibangun dengan menggunakan uang masyarakat.

Dengan terjaganya fasilitas pejalan kaki, pemerintah tidak perlu

mengeluarkan dana khusus untuk perbaikan fasilitas tersebut, selain itu

kebersihan dan ketertiban akan menciptakan keamanan dan kenyamanan.

Kembali adalah merevitalisasi trotoar dan mengembalikan fungsi

utamanya untuk kenyamanan dan terpenuhinya hak-hak pejalan kaki.

Page 15: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

15

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kawasan Bandung Elektronik Center (BEC) dan Gramedia yang

ada di jalan Purnawarman merupakan salah satu kawasan padat

pengunjung di Kota Bandung karena di kawasan tersebut terdapat banyak

tempat-tempat komersial seperti BEC, Gramedia, Factory Outlet,

Universitas, Bimbingan belajar dan sebagainya. Hal tersebut

menyebabkan berbagai permasalah perkotaan dan lingkungan terjadi.

Misalnya kemacetan, kesemerawutan, sampah, dan sebagainya.

Banyaknya kendaraan yang melewati kawasan BEC

menyebabkan penumpukan kendaraan. Penumpukan kendaraan tersebut

tidak sebanding dengan besarnya jalan hingga akhirnya menyebabkan

kemacetan. Namun, kemacetan tidak semata-mata disebabkan oleh

besarnya jalan, banyak aspek lain yang memperparah sirkulasi lalu lintas

di jalan purnawarman seperti salah satunya adalah buruknya fasilitas

pejalan kaki. Trotoar mengalami berbagai pengalihan fungsi. Baik itu

sebagai tempat berjualan, signage, dan sebagainya. Trotoar yang

seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki justru digunakan untuk lahan

PKL menjual dagangannya akbatnya pejalan kaki yang hendak lewat

justru turun ke ruas jalan hingga menghambat jalannya kendaraan. PKL

yang berjualan di trotoar bukan hanya menghalangi pejalan kaki tapi juga

menyebabkan permasalahan lingkungan seperti sampah dan pencemaran

air di saluran pembuangan. Keadaan itu diperburuk dengan minimnya

tempat sampah yang ada di sekitar kawasan BEC dan Gramedia, hanya

ada sekitar empat tong sampah di kawasan tersebut. Akibatnya sampah

berserakan di sepanjang trotoar juga di bawah pepohonan dan kemudian

menciptakan suasana kumuh. Permasalahan selanjutnya yaitu RTH. Di

kawasan tersebut terdapat bebererapa RTH berupa pepohonan di pinggir

jalan. Namun RTH itu tidak terawat dan justru menimbulkan banyak

masalah bagi RTH itu sendiri maupun pengunjung. Banyaknya pohon

besar di trotoar yang sempit dan kondisi RTH yang tidak terawat

menimbulkan ketidaknyamanan publik.

Parkir juga menjadi masalah di kawasan ini. Padatnya

pengunjung berdampak pada kebutuhan lahan untuk parkir kenadaraaan.

Sebenarnya lahan parkir telah disediakan oleh para pengelola gedung

seperti yang ada di besement Bandung Electronik Center, lahan parkir

yang ada di Gramedia maupun bangunan-bangunan lain. Namun lahan

fasilitas parkir di kawasan BEC masih belum baik. Pintu masuk parkir

terlalu kecil hanya cukup untuk satu ukuran mini bus sehingga apabila

pengunjung sedang banyak terjadi antrian kendaraan hingga ke ruas jalan

hingga kemacetan pun terjadi. Selain itu beberapa pihak justru

menggunakan bahu jalan, trotoar dan penyeberangan jalan untuk

memarkir kendaraan dengan alasan lebih dekat, dan praktis. Keadaan ini

menyebabkan kemacetan karena ruas jalan pejalan kaki maupun

kendaraan bermotor dipakai untuk parkir.

Namun dari keseluruhan permasalahan yang ada terdapat potensi

dari kawasan Jalan Purnawarman untuk dapat lebih baik. Antara

ketersediaan lahan yang kurang dimanfaatkan dengan baik dan bijak.

5.2. Saran

Berdasarkan permasalahan diatas kami menyarankan agar

pemerintah segera melakukan revitalisasi kawasan tersebut. Utamanya

segera perbaiki fasilitas pejalan kaki dengan merevitalisasi trotoar,

menfungsikan trotoa sebagaimana mestinya dan memperbaiki fasilitas

publik. Pedagang kaki lima yang menempati trotoar dapat dijadikan part

of solution, Keberadaan PKL akan menambah eksotik keindahan sebuah

lokasi wisata di tengah-tengah kota apabila keberadaannya ditata dengan

baik dan konsisten. Jadi PKL perlu dipindahkan ke lahan lain tetapi

dengan penataan kawasan yang menarik, dengan tidak menggunakan

trotoar Jalan Purnawarman yang sempit. Setelah PKL dipindahkan

langkah selanjutnya adalah pembersihan trotoar dari parkir liar dan

sampah. Pemerintah perlu menambah jumlah tempat

sampah,pemberdayaan petugas kebersihan dan juga akan lebih baik jika

dilakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Selain itu,

pemerintah perlu mengalokasikan dananya untuk menata RTH di sekitar

kawasan BEC dan Gramedia. RTH yang baik dan rapi akan sangat

bermanfaat baik untuk untuk kesehatan maupun estetika kawasan.

Solusi selanjutnya adalah masalah parkir. Pemerintah perlu

membangun bangunan parkir khusus untuk daerah Jalan Purnawarman

yang mampu menampung mobil maupun motor. Kemudian, lakukan

razia terhadap kendaraan yang parkir sembarangan dengan memberikan

surat tilang agar ada unsur jera pada masyarakat yang melakukan

pelanggaran terhadap ketertiban umum. Rekomendasi kami selanjutnya

adalah pemerintah perlu memperbaiki sistem transportasi massal di kota

Bandung agar masyarakat tidak menggunkan kendaraan pribadi sehingga

jumlah kendaraan tidak membludak dan kemacetan dapat tertekan.

Apabila solusi solusi tadi telah dilaksanakan maka sirkulasi lalu lintas

semua pihak baik pejalan kaki maupun pengendara akan menjadi lancar

dan mencegah terjadinya kemacetan dan kesemerawutan kawasan.

Penyusun

Page 16: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Peta Bandung secara umum ......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 3

Gambar 2 : Lahan Parkir Liar di zebra cross dan persimpangan jalan ........................................................................................................................................................................................................................................................................... 4

Gambar 3 : Parkir Sembarangan di bawah rambu Dilarang Parkir ................................................................................................................................................................................................................................................................................. 4

Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar .......................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 5

Gambar 5 : Potensi Lahan Parkir yang sudah ada ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 5

Gambar 6 : Sampah yang meluap ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 6

Gambar 7 : Sampah di Selokan ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 6

Gambar 8 : Banyak sampah dibuang sembarangan seperti di petak tanah ................................................................................................................................................................................................................................................................... 6

Gambar 9 : Alih fungsi Trotoar menjadi Lapak ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 7

Gambar 10 : Tidak adanya batas Antara Pejalan Kaki dan Pengendara Motor Karena Adanya PKL ............................................................................................................................................................................................................................ 7

Gambar 11 : Komponen RTH yang tdak sesuai pengalokasiannya ................................................................................................................................................................................................................................................................................. 8

Gambar 12 : PKL tinggal diantara pohon ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 8

Gambar 13 : Pejalan Kaki memilih berjalan di bahu jalan .............................................................................................................................................................................................................................................................................................. 8

Gambar 14 : Sampah mengganggu kebersihan RTH ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 9

Gambar 15 : RTH digunakan sebagai MCK oleh tuna wisma .......................................................................................................................................................................................................................................................................................... 9

Gambar 16 : Membelok saat hendak parkir menjadi salah satu penyebab kemacetan di BEC ..................................................................................................................................................................................................................................... 10

Gambar 17 : Penyebab Kemacetan yaitu angkot, parkir sembarangan dan pejalan kaki .............................................................................................................................................................................................................................................. 10

Gambar 18 : Pejalan kaki menyeberang sembarangan .................................................................................................................................................................................................................................................................................................. 10

Gambar 19 : Tempat sampah yang berada di trotoar .................................................................................................................................................................................................................................................................................................. 12

Gambar 20 : Media Iklan yang memenuhi badan trotoar ............................................................................................................................................................................................................................................................................................ 12

Gambar 21 : Sistem gedung parkir ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 13

Gambar 22 : Parkir Basement ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 13

Gambar 25 : Koperasi PKL ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................. 13

Gambar 23 : Pemberian dua jenis tempat sampah ...................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 13

Gambar 24 : Pendayagunaan Petugas kebersihan ....................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 13

Gambar 26 : Tempat wisata kuliner di Surakarta yang berisi PKL ................................................................................................................................................................................................................................................................................ 13

Page 17: KATA PENGANTAR - · PDF file5 Gambar 4 : Parkir Liar di Bahu Jalan dan Trotoar Hasil Observasi, 2012 4. Penuhnya parkiran yang sudah ada Tapi tidak dipungkiri kelalaian pemarkir kendaraan

17

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Danarto Rudi, Analisis Pemanfaatan Gedung Parkir Di Pusat Perbelanjaan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kotamadya Bandung, Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi, ITB, 1998

IEPF. 2010. Gerakan 3R Pembentukan Masyarakat Peduli Daur Ulang. Bandung: Indonesian Education Promoting Foundation.

Tibbalds,Francis. 2001. Making People Friendly Town. London: Spon Press

Wibisono, Penentuan Alternatif Penyediaan Ruang Parkir Luar Jalan di Kawasan Braga, Tugas Akhir Jurusan Teknik Planologi, ITB, 1999

Web :

Kodar Solihat, 2011. Angkot Ngetem Sumber Kmecetan. http://www.pikiran-rakyat.com. Diakses 1 Maret 2012

Retno Damayanti, 2008. Alih Fungsi Trotoar http://retnodamayanthi.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 1 Maret 2012

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahas Indonesia. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. Diakses pada tanggal 5 Maret 2012

http://ayikngalah.wordpress.com/fakultas/trotoar/

http://simpangmahar.blogspot.com/2010/02/ruang-terbuka-hijau-rth.html#ixzz1oKeORyRy

http://binamarga.pu.go.id/referensi/nspm/standar6110.pdf

http://www.djpp.depkumham.go.id/inc/buka.php?czozMToiZD0yMDAwKzkmZj11dTIyLTIwMDlidC5odG0manM9MSI7

http://bintangpapua.com/opini/11161-pedagang-kaki-lima-dan-permasalahannya-di-perkotaa

http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagang_kaki_lima

http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/pedagang_kaki_lima.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir_di_pinggir_jalan

http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir