kata pengantar - bpblambon-kkp.orgbpblambon-kkp.org/wp-content/uploads/2017/07/lkj... · laporan...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II tahun 2017 Balai
Perikanan Budidaya Laut Ambon ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan Kinerja (LKj) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ini merupakan
perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
Tahun 2017 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya
pencapaian visi dan misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Laporan kinerja Triwulan II
ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai Perikanan Budidaya
Laut Ambon melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 oleh
setiap divisi yang ada di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon.
Laporan Kinerja ini diharapkan mampu memberikan informasi secara transparan
kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja
pada periode berikutnya. Laporan kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dapat
dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu
peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui
pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat.
Ambon, 5 Juli 2017
Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ iv
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................... 1 I. PENDAHULUAN ................................................................................ 2
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 2 1.2. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 3 1.3. Tugas dan Fungsi ......................................................................... 3 1.4. Permasalahan Utama ................................................................... 6 1.5. Sistematika Penyajian Laporan ..................................................... 6
II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA ..................................... 8
2.1 Visi Misi Pembangunan KKP .......................................................... 8 2.2 Visi Misi Pembangunan Perikanan Budidaya .................................... 9 2.3 Visi Misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ............................... 9 2.4 Tujuan BPBL Ambon ..................................................................... 10 2.5 Sasaran Strategis BPBL Ambon ..................................................... 10 2.6 Pengukuran Kinerja ...................................................................... 15
III. AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN .................................... 17
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama .................................................. 17 3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja ......................................................... 18 1. Sasaran Strategis 1, Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan .................................................................. 18 2. Sasaran Strategis 2, Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Budidaya yang Partisipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan ... 21 3. Sasaran Strategis 3, Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Bekelanjutan 28 4. Sasaran Strategis 4, Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Profesional dan Partisipatif . 33 5. Sasaran Strategis 5, Terwujudnya Aparatur Sipil Negara BPBL Ambon
yang Kompeten Profesional, dan Berkepribadian ................................ 34 6. Sasaran strategis 6, Tersedianya Manajemen Pengetahuan BPBL Ambon
yang Handal dan Mudah Diakses ...................................................... 35 7. Sasaran Strategis 7, Terwujudnya Birokrasi BPBL yang Efektif, Efisien
dan Berorientasi Pada Layanan Prima ............................................... 37 8. Sasaran Strategis 8, Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara
Efisien dan Akuntabel ...................................................................... 38
IV. PENUTUP .......................................................................................... 41
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon thn 2017 ........................................ 4
Gambar 2. Produksi benih ikan konsumsi dan ikan hias ...................................... 22
Gambar 3. Kegiatan div produksi BPBL Ambon .................................................. 23
Gambar 4. Produksi induk ikan konsumsi .......................................................... 24
Gambar 5. Kegiatan induk ikan hias .................................................................. 24
Gambar 6. Kegiatan monitoring kawasan di wilayah kerja ................................... 26
Gambar 7. Kegiatan monitoring kualitas perairan TAD ........................................ 27
Gambar 8. Kegiatan Bantuan Benih BPBL Ambon ............................................... 30
Gambar 9. Kegiatan restocking BPBL Ambon ..................................................... 32
Gambar 10. Kegiatan pelayanan penerimaan sampel lab BPBL Ambon ................. 33
Gambar 11. Media Informasi Publik twitter BPBL Ambon .................................... 36
Gambar 12. Media Informasi Publik website BPBL Ambon ................................... 36
Gambar 13. Media Informasi Publik facebook BPBL Ambon ................................. 36
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon ............................................................ 10
Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja BPBL Ambon Tahun 2017 .............................. 17
Tabel 3. Capaian IKU “Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2016” .................... 19
Tabel 4. Capaian IKU “Rata-rata pendapatan Pembudidaya Ikan 2017” .............. 21
Tabel 5. Capaian IKU “Jumlah Benih dengan Mutu Terjamin Tahun 2017” ........... 21
Tabel 6. Capaian IKU “Jumlah Produksi Induk dengan Mutu Terjamin Tahun 2017” 24
Tabel 7. Capaian IKU “Persentase Peningkatan PNBP Tahun 2017” ..................... 25
Tabel 8. Capaian IKU “Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya
Dilakukan Survaillance atau dimonitoring Tahun 2017” ......................... 26
Tabel 9. Capaian IKU “Jumlah Kawasan Budidaya yang mendapat penanganan
Mutu lingkungan (kab/kota) Tahun 2017” ............................................ 28
Tabel 10. Capaian IKU “Jumlah Unit Pembenihan yg siap disertifikasi CPIB
Tahun 2016” .................................................................................... 28
Tabel 11. Capaian IKU “Jumlah Pembudidaya yg siap disertifikasi CBIB
Tahun 2016 ..................................................................................... 29
Tabel 12. Capaian IKU “Jumlah Bantuan Benih Ikan Triwulan II 2017” ................ 29
Tabel 13. Capaian IKU “Jumlah Laboratorium Penyakit Ikan, Kualitas Air, Pakan
Dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis Tahun 2017” ................... 31
Tabel 14. Capaian IKU “Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang
Perikanan Budidaya Tahun 2017” ...................................................... 32
Tabel 15. Capaian IKU “Jumlah lokasi restocking Ikan Triwulan II 2017”.............. 33
Tabel 16. Capaian IKU “Jumlah Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan
Lingkungan triwulan II Tahun 2017” ................................................. 34
Tabel 17. Capaian IKU “Indeks Kompetensi dan Integritas Tahun 2017” .............. 35
Tabel 18. Sistem Informasi Publik di BPBL Ambon .............................................. 35
Tabel 19. Capaian IKU “Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen
Pengetahuan yang terstandar triwulan II Tahun 2017” ........................ 37
Tabel 20. Capaian IKU “Nilai Kerja Reformasi Birokrasi triwulan II Tahun 2017” ... 38
Tabel 21. Capaian IKU “Tingkat maturitas SPIP triwulan II Tahun 2017” .............. 38
Tabel 22. Capaian IKU “Persentase tindak lanjut direktif pimpinan triwulan II
Tahun 2017” .................................................................................... 38
v
Tabel 23. Capaian IKU “Nilai AKIP lingkup DJPB Tahun 2017” ............................. 38
Tabel 24. Realisasi anggaran BPBL Ambon triwulan II Tahun 2017” .................... 39
Tabel 25. Capaian IKU “Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon Tahun 2017” ............ 39
Tabel 26. Capaian IKU “Persentase Kepatuhan terhadap SAP Tahun 2017” .......... 40
Laporan Kinerja Triwulan II
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBL Ambon) sebagai Unit Pelaksana Teknis
dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya
melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan pembudidayaan dengan tetap memperhatikan
kelestarian sumber daya induk/benih ikan dan lingkungan perairan disekitarnya. Lingkup
wilayah kerja BPBL Ambon meliputi wilayah Maluku, Sulawesi dan Papua. Cakupan wilayah
kerja yang cukup luas yakni mencakup indonesia bagian timur, secara langsung berdampak
pada besarnya tanggung jawab yang diemban dengan tugas pokok dalam hal budidaya laut
dimana BPBL Ambon dituntut mampu memecahkan berbagai permasalahan dan tantangan di
bidang budidaya laut guna memenuhi kebutuhan masyarakat serta memajukan kegiatan
budidaya laut di wilayah kerja melalui peningkatan kinerja dan kebijakan program yang telah
ditentukan.
Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan II tahun 2017 ini
merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis
BPBL Ambon Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja adalah dokumen evaluasi untuk mendapatkan
umpan balik peningkatan kinerja terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh BPBL Ambon dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis.
Pada tahun 2017, BPBL Ambon menetapkan 9 sasaran strategis dan 23 indikator kinerja.
Masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi balai. Proses pencapaian Indikator kinerja
pada triwulan II berjalan dengan cukup baik, dimana beberapa IKU utama telah dicapai dan
dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan.
Laporan Kinerja Triwulan II
2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun
2015 –2019 melalui Perpres No. 2 Tahun 2015, telah mengamanatkan agar melakukan
pembangunan berbagai bidang secara berkelanjutan. Fokus RPJMN 2015 – 2019, yaitu
memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan
Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud : (i) ketahanan ekosistem (resilient
ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui
pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan arahan
RPJMN tersebut, selama kurun waktu tahun 2015-2019, fokus kebijakan pembangunan
perikanan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut
: (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii)
Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii)
Meningkatkan kelestararian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
budidaya. Arah kebijakan perikanan budidaya tersebut dengan potensi dan keunggulan
karakteristik yang ada, diyakini mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda
pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian
ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan
melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. Adapun
strategi yang ditempuh untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan
sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi
sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan
budidaya.
Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya,
maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan
dicapai telah dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU seperti yang
tercantum pada Renstra dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan
desain percepatan pembangunan perikanan budidaya.
Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Laporan Kinerja Triwulan II
3
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014
setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun Maksud dan tujuan Penyusunan L a p o r a n K i n e r j a ( LKj) i n i ,
a n t a r a l a i n :
1. sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon kepada seluruh stakeholders;
2. sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Balai Perikanan Budididaya Laut Ambon
pada triwulan kedua tahun 2017 dalam upaya perbaikan kinerja pada tahun berikutnya; dan
3. sebagai bahan inputan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan datang.
1.3. Tugas dan Fungsi
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan
lingkungan serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 6/PERMEN-KP/2014 yang diuraikan lebih rinci dalam
fungsi sebagai berikut :
1. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta
laporan;
2. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya laut;
3. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya laut;
4. Pelaksanaan sertifikasi system perikanan budidaya laut;
5. Pelaksanaan kerjasama teknis budidaya laut;
6. Pengelolaan dan pelayanan system informasi dan publikasi perikanan budidaya laut;
7. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan
budidaya laut;
8. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya laut;
9. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi perikanan
budidaya laut;
10. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya laut; dan
11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Laporan Kinerja Triwulan II
4
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-
KP/2014, BalaiPerikanan Budidaya Laut Ambon telah menjadi Eselon IIIa dengan struktur
organisasi terdiri atas:
1. Kepala Balai
2. Subbagian Tata Usaha
3. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama
4. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis
5. Kelompok Jabatan Fungsional.
Susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, tersaji pada gambar dibawah
ini :
Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon Th. 2017
Dalam menjalankan tugasnya, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dipimpin oleh
seorang Kepala dan dibantu oleh Kepala sub bagian, Kepala seksi, kelompok jabatan fungsional
dan seluruh pegawai yang berjumlah 58 orang dengan kompetensi yang berbeda tetapi
mempunyai tujuan yang sama yaitu mewujudkan tercapainya visi dan misi BPBL Ambon.
Adapun tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPBL Ambon adalah
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Triwulan II
5
1. Subbagian Tata Usaha
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata
laksana, barang milik negara, rumah tangga dan ketatausahaan.
2. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik,
standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta
publikasi perikanan budidaya laut.
3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis
Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian
laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk
unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut.
4. Kelompok Jabatan Fungsional
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kerekayasaan, pengujian, pendampingan,
penerapan standar/sertifikasi perbenihan dan pembudidayaan ikan air laut, pengendalian hama
dan penyakit ikan, pengawasan benih/budidaya serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas
masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari : Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Pengawas
Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan, Pengendali Hama Penyakit Ikan, dan Statistisi.Pegawai
Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada tahun anggaran 2017 terdiri dari 58 orang Pegawai
Negeri Sipil (PNS).
Laporan Kinerja Triwulan II
6
1.4. Permasalahan Utama
Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan
produksi perikanan budidaya adalah :
1. Penyediaan dan distribusi induk unggl dan benih berkualitas masih terbatas;
2. Efisiensi pakan masih rendah;
3. Biaya produksi yang masih tinggi;
4. Penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah rumah tangga dan
sedimentasi di perairan Teluk Ambon Dalam;
5. Ancaman penyakit;
6. keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan
kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya;
7. Pemahaman informasi sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang
masih kurang sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan; dan
8. sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya
keterlambatan penyampaian data dukung.
1.5. Sistematika Penyajian Laporan
Penyusunan Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tw I mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun
2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut:
Pejabatstruktural
Perekayasa
PHPIPengawasPerikanan
StatistisiPranataHumas
Litkayasa ArsiparisFungsional Umum
Series1 4 11 3 11 1 1 14 1 12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Laporan Kinerja Triwulan II
7
Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini disajikan ringkasan mengenai tujuan, sasaran,
capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja dan upaya untuk
mengatasi permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang
mungkin terjadi pada tahun mendatang.
Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balai Perikanan
Budidaya Laut Ambon serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi dari Balai Perikanan
Perikanan Budidaya Laut Ambon sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan
Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan Laporan kinerja.
Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis,
visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada
tahun 2010-2015. Rencana kinerja tahun 2015 dan indikator keberhasilan pencapaian penetapan
kinerja berupa target-target.
Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan hasil
pengukuran kinerja yang diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja (PK), evaluasi dan analisis
capaian kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan pencapaian target serta
hambatan/kendala yang dihadapi dan langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan
di tahun sebelumnya. Disajikan pula akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan
realisasi anggaran dengan pencapaian sasaran termasuk Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Selain itu dijelaskan tentang capaian teknologi yang diperoleh dan adanya perjanjian
kerja sama dengan instansi lain.
Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,
kegagalan, permasalahan dan kendala serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun
mendatang.
Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam
penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV.
Laporan Kinerja Triwulan II
8
BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 – 2019,
telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara
berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya
mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah
(NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya
ikan), dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi
budidaya yang memiliki daya saing, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
pembudidaya. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut
dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya 2015 - 2019.
Kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah
mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan
budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah : (i)
Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii)
Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii)
Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan
budidaya.
Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang
lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat
menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan
program serta kegiatannya, maka Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon menetapkan visi, misi
dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut :
2.1. Visi Misi Pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2015 – 2019 adalah :
“Mewujudkan sector kelautan dan perikanan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis
kepentingan nasional”. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan KKP guna mewujudkan visi
tersebut adalah :
1. Kedaulatan (sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan
yang berdaulat guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan.
Laporan Kinerja Triwulan II
9
2. Keberlanjutan (Sustainability) yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan
dan perikanan yang berkelanjutan.
3. Kesejahteraan (Prosperity) yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang
sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan.
2.2. Visi Misi Pembangunan Perikanan Budidaya
Visi pembangunan perikanan budidaya adalah “Mewujudkan perikanan budidaya yang
mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, berbasiskan kepentingan nasional”. Sementara misi
pembangunan budidaya dalam mewujudkan visinya adalah :
1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya
berbasis pemberdayaan masyarakat.
2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan teknologi
inovatif.
3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan.
2.3. Visi Misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon
Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai
Perikanan Budidaya Laut Ambon bertanggung jawab untuk membantu dalam penyelenggaraan
pembangunan perikanan budidaya laut di lingkup wilayah kerjanya adapun visi dan misi yang
ingin diwujudkan oleh BPBL Ambon dalam periode 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
Visi BPBL Ambon tahun 2015 – 2019 yakni “Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya
Laut Ambon sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam pembangunan dan
pengembangan system budidaya laut yang berdaya saing, berkelanjutan dan
berkeadilan.” Sedangkan misi yang diemban oleh BPBL Ambon guna mewujudkan visi
tersebut adalah :
1. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis agribisnis dan melaksanakan alih
teknologi kepada dunia usaha.
2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan.
3. Memfasilistasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan. gamababa
ga
Laporan Kinerja Triwulan II
10
2.4. Tujuan BPBL Ambon
Rumusan rencana strategis ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi BPBL Ambon. Penetapan tujuan adalah hal yang penting
sebagai dasar penentuan arah strategis dan perubahan serta perbaikan yang ingin dicapai
dimasa yang akan datang, yaitu mewujudkan misi BPBL Ambon yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka tujuan BPBL Ambon ditetapkan sebagai berikut :
1. Tersedianya paket teknologi budidaya laut yang adaptif;
2. Terwujudnya BPBL Ambon sebagai institusi yang produktif;
3. Terselenggaranya kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan dalam menunjang
pengembangan kawasan budidaya laut yang menerapkan system usaha yang berdaya
saing berkelanjutan dan berkeadilan.
2.5. Sasaran Strategis BPBL Ambon
Mengacu pada sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya 2015 – 2019 sebagai
penjabaran visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan melalui tahapan
berdasarkan tujuan yang akan dicapai dana rah kebijakan yang terbagi menjadi empat
perspektif dalam bentuk peta sasaran strategis BPBL Ambon.
Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon
PERSPECTIVE SASARAN STRATEGIS
STAKEHOLDER PERSPECTIVE Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat perikanan budidaya.
COSTUMER PERSPECTIVE Terwujudnya pengelolaan sumberdaya
perikanan budidaya yang partisipatif,
bertanggungjawab dan berkelanjutan.
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Terselenggaranya tata kelola
pemanfaatan sumberdaya kelautan
dan perikanan yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan.
Terselenggaranya pengendalian dan
pengawasan sumberdaya kelautan dan
perikanan yang professional dan
partisipatif.
LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya aparatur sipil negara
(ASN) BPBL Ambon yang kompeten,
professional dan berkepribadian.
Laporan Kinerja Triwulan II
11
Tersedianya manajemen pengetahuan
yang handal dan mudah diakses.
Terwujudnya birokrasi yang efektif,
efisien dan berorientasi pada layanan
prima.
Terkelolanya anggaran pembangunan
secara efisien dan akuntabel.
Laporan Kinerja Triwulan II
12
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
STAKEHOLDER PERSPEKTIVE
1. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Perikanan Budidaya
1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102,5
2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8
3. Rata-rata Pendapatan Pembudidaya (Rp) 3.050.000
CUSTOMER PERSPEKTIVE
2. Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan
4. Jumlah produksi benih (ekor) 460.000
5. Jumlah Produksi Induk unggul di UPT/UPTD (ekor)
2.000
6. Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp)
750.350.000
7.
Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveilance (kawasan)
8
8. Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungannya (kab/kota)
8
INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE
3.
Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
9. Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) 1
10. Jumlah unit pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) 2
11. Jumlah bantuan benih ikan (ekor) 155.000
12.
Jumlah Laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit)
1
13. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket)
5
14 Jumlah lokasi restocking (lokasi) 1
4.
Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif
15. Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
990
LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE
5. Terwujudnya ASN BPBL Ambon yang kompeten, profesional dan berintegritas
16. Indeks kompetensi dan integritas BPBL Ambon
80
6. Tersedianya manajemen pengetahuan BPBL Ambon yang handal dan mudah diakses
17. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)
65
7. Terwujudnya birokrasi BPBL Ambon yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
18. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB A (80)
19. Tingkat Maturitas SPIP (level) 2
20. Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%)
100
21. Nilai AKIP Lingkup DJPB 85
8. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel
22. Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (%) 85
23. Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup BPBL Ambon (%)
100
Laporan Kinerja Triwulan II
13
Laporan Kinerja Triwulan II
14
Laporan Kinerja Triwulan II
15
2.6. Pengukuran Kinerja
Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja tahun 2015, BPBL
Ambonmenerapkan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran
capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
1. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah
diverifikasi oleh tim Strategic Management Office (Tim Pengelola Kinerja BPBL
Ambon) sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat;
2. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau,
ditentukan oleh Indeks Capaian IKU.
3. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target
indikator kinerja terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Maximize.
Indeks Capaian = realisasi
target x 100%
IKU yang memiliki polarisasi maximize merupakan indikator kinerja yang menunjukkan
ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan.
2. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Minimize.
Indeks Capaian = [1 + (1 - realisasi
target)] x 100%
IKU yang memiliki polarisasi minimize merupakan indikator kinerja yang menunjukkan
ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih rendah dari nilai target yang ditetapkan.
3. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Stabilize.
I = In+ (In+1 - In)
(Cn+1 - Cn) (C - Cn)
Keterangan :
I = indeks capaian C = capaian, dengan ketentuan:
In = indeks capaian di bawahnya apabila realisasi > target, maka:
In+1 = indeks capaian di atasnya C = 100 – (Ca – 100)
Ca = capaian awal = realisasi/target x
100%
dimana Ca maksimum adalah
200% apabila realisasi<target,
maka C = Ca
Cn = capaian di bawahnya
Laporan Kinerja Triwulan II
16
Cn+1 = capaian di atasnya
IKU yang memiliki polarisasi stabilize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan
ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja diharapkan berada dalam suatu rentangtarget
tertentu.Apabila hasil perhitungan nilai capaian IKU melampaui target, akan menghasilkan
nilai maksimal 110%. Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di
sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan
target.
Laporan Kinerja Triwulan II
17
BAB. III AKUNTABILITAS DAN KEUANGAN
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Pengukuran capaian IKU, bab ini menguraikan tentang indikator kinerja kegiatan,
penjelasan tentang capaiannya, kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator
kinerja kegiatan dan permasalahan yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya termasuk
langkah antisipasi yang dilakukan pada tahun berjalan.
Tabel 2.Capaian IKU dalam Penetapan Kinerja Berbasis BSC (Balance Score Card) Tahun 2017
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN 2017
REALISASI TRIWULAN
II 2017
REALISASI TRIWULAN II
2016
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN 2017
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102,25
- - -
NonKumulatif, dihitung bulanan.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
8
- - -
NonKumulatif, dihitung triwulanan.
3. Rata-rata Pendapatan Pembudidaya (Rp)
3.050.000 - - - NonKumulatif, dihitung triwulanan.
Customer Perspective 2 Terwujudnya
pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan
4 Jumlah Produksi benih yang dihasilkan di UPT/UPTD (Ekor)
460.000 195.100 170.256 20.67 Non Kumulatif, dihitung triwulanan
5 Jumlah Produksi induk unggul yang dihasilkan UPT/UPTD (Ekor)
2.000 1400 1.203 65 Kumulatif, dihitung triwulanan.
6 Persentase peningkatan PNBP BPBL Ambon (%)
750.350.000 331.225.200 341.558.500 44.14 Kumulatif, dihitung triwulanan.
7 Jumlah kawasan budidaya yang disurvailan dan atau dimonitoring penyakit ikannya (Kab/kota)
8 7 3 87.5 Kumulatif, dihitung triwulanan.
8 Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungannya (kab/kota)
8 5 0 62.5 Kumulatif, dihitung triwulanan.
Internal Process Perspective
3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan
11 Jumlah Bantuan Benih Ikan (Ekor)
155.000 151.300 108.000 97.61 Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
12 Jumlah Laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit)
1 0 1 0 Kumulatif, dihitung di akhir tahun
13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (Paket)
5 0 1 0
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Bidang Keskanling
1 0 0 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Bidang Perbenihan 2 2 0 100
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
- Bidang Pakan
1 0 0 -
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
Laporan Kinerja Triwulan II
18
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN 2017
REALISASI TRIWULAN
II 2017
REALISASI TRIWULAN II
2016
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN 2017
KETERANGAN
- Bidang Pembesaran ikan 1 0 1 -
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
14 Jumlah lokasi restocking 1 2 0 200
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
4 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif.
15 Jumlah Sampel yang diuji dalam rangka pelayanan leboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (Sampel)
990 704 801 71.11
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
Learning and Growth Perspective
5 Terwujudnya ASN BPBL Ambon yang kompeten, profesional dan berintegritas
16 Indeks Kompetensi dan integritas BPBL Ambon
80 - - -
Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun.
6 Tersedianya manajemen pengetahuan BPBL Ambon yang handal dan mudah diakses
17 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (%)
65 - - -
7 Terwujudnya birokrasi BPBL Ambon yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPBL Ambon
A (80) - - -
19 Tingkat Maturitas SPIP
(level) 2 - - -
20 Persentase tindak lanjut
direktif pimpinan (%) 100 - - -
21 Nilai AKIP lingkup DJPB
85 - - -
9 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel
22 Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (%)
85 - - -
23 Persentase kepatuhan
terhadap SAP lingkup BPBL Ambon (%) 100 - - -
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja
Bagian berikut menguraikan tentang evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan dan
analisis capaian kinerja dari sasaran strategis.
SASARAN STRATEGIS 1: TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELAUTAN
DAN PERIKANAN
Laporan Kinerja Triwulan II
19
Pencapaian sasaran strategis tersebut dilakukan dengan IKU (1) Nilai Tukar
Pembudidaya Ikan (NTPi) dan (2) Pertumbuhan PDB Perikanan, dan (3) Rata-rata pendapatan
pembudidaya (Tabel 3).
SASARAN STRATEGIS URAIAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET TAHUN
2017
REALISASI TRIWULAN II
2017
REALISASI TRIWULAN II
2016
% CAPAIAN TERHADAP
TARGET TAHUN 2017
KETERANGAN
Stakeholder Perspective
1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya
1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
102,25
- - -
Non Kumulatif, dihitung bulanan.
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
8
- - -
Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
3. Rata-rata Pendapatan Pembudidaya (Rp)
3.050.000 - - - Non Kumulatif, dihitung triwulanan.
IKU 1 : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang
diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya
ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya
ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk
memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat
kemampuan/daya beli pembudidaya. Beberapa kendala dalam pencapaian target NTPi
diantaranya adalah biaya pakan yang tinggi dan fluktuatif. Pakan merupakan komponen paling
besar dalam suatu kegiatan budidaya ikan (40 – 70%), hal ini menunjukan bahwa pakan
mempengaruhi tinggi rendahnya produksi ikan. Sebagian besar bahan baku pakan pada saat
ini masih mengandalkan impor, trend permintaan bahan baku pakan akan mengalami kenaikan
seiring dengan peningkatan aktivitas atau kebutuhan budidaya ikan. Hal ini lambat laun akan
berpengaruh dalam kegiatan produksi, dimana akan terjadi competitor harga di pasaran.
Diperlukan alternative cara guna menekan biaya produksi pakan dalam kegiatan budidaya, saat
ini pemanfaatan pakan berbahan baku local terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
pakan ikan budidaya dengan harga yang relative lebih murah sehingga pembudidaya dapat
memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari kegiatan budidaya ikan.
Laporan Kinerja Triwulan II
20
IKU 2 : Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan
yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB
Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan)
tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya. Pertumbuhan
PDB merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan termasuk di dalamnya
perikanan budidaya. Capaian konstribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional, diantaranya
berasal dari kegiatan perikanan budidaya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan turut
memegang peranan untuk mendorong pertumbuhan PDB nasional.Untuk meningkatkan PDB
perikanan ini salah satu langkah yang dilakukan adalah peningkatan produksi perikanan
budidaya melalui industrialisasi perikanan budidaya, pengembangan kawasan minapolitan
perikanan budidaya dan penerapan blue economy perikanan budidaya.
IKU 3 : Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp)
Pendapatan (Stice, Skousen, 2004, 230), didefinisikan sebagai berikut : “Pendapatan
adalah sebagai arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha
atau penghentian hutang- hutangnya atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat
dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau pelaksanaan aktivitas-
aktivitas lainnya yang membentuk operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan
usaha tersebut.”
Pendapatan masyarakat nelayan pembudidaya bergantung terhadap pemanfaatan
potensi sumberdaya perikanan yang terdapat di lautan. Pendapatan masyarakat nelayan secara
langsung maupun tidak akan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan
dari hasil berlayar merupakan sumber pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi
mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap
kehidupan mereka, terutama terhadap kemampuan mereka dalam mengelola lingkungan
tempat hidup mereka.
Menurut Sitorus (1994) pendapatan adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan
melalui suatu usaha. Pada hakikatnya jumlah uang yang diterima oleh seseorang produsen
(nelayan/petani ikan) untuk produksi yang dijualnya tergantung dari:
1. Jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen
2. Jumlah produk yang dipasarkan
3. Biaya-biaya untuk menggerakan produk ke pasar
Laporan Kinerja Triwulan II
21
Tabel 4. Capaian IKU “Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp) Triwulan II tahun 2017”. IKU 2017 IKU 2016 Ket
Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp) Nilai Adopsi
- Target Tahunan 3.050.0000
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
SASARAN STRATEGIS 2 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN
BUDIDAYA YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNG JAWAB DAN BERKELANJUTAN
IKU 4 : Jumlah Benih dengan Mutu Terjamin (ekor)
Target jumlah benih yang harus diproduksi oleh BPBL Ambon tahun 2017 sebesar
460.000 ekor. Capaian dari indikator pada triwulan II ini adalah sebesar 195.100 ekor atau 42,41%
dari target yang telah ditetapkan. Benih yang dihasilkan terdiri atas benih ikan konsumsi dan
benih ikan hias laut.
Tabel 5. Capaian IKU “Produksi Benih dengan Mutu Terjamin Triwulan II tahun 2017”.
Produksi Benih dengan Mutu Terjamin (Ekor) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 460.000 415.000
- Target Triwulan II 124.400 82.500
- Realisasi Triwulan II 195.100 42.200
- Persentase capaian tahunan (%) 42,41 10,7
Penganggaran kegiatan produksi benih pada tahun 2017 ini dipaparkan menjadi
beberapa point kegiatan yakni :
Operasional Pengelolaan Induk, senilai Rp. 370.320.000,-
Operasional produksi benih ikan laut, senilai Rp. 342.000.000,-
Operasional produksi benih ikan hias laut, senilai Rp. 418.275.000,-
Operasional produksi pakan alami, senilai Rp. 188.500.000,-
Pengadaan peralatan dan mesin produksi benih, senilai Rp. 675.700.000,-
Beberapa kendala dalam produksi benih bermutu antara lain pertama adalah
penanganan induk yang tepat, penanganan induk memiliki peranan penting dalam
keberhasilan suatu kegiatan pembenihan. Induk yang stress akibat handling biasanya akan
gagal memijah atau bahkan mati. Penanganan dapat dilakukan dengan pemilihan sarana
pembenihan yang tepat disesuaikan dengan kebiasaan setiap species ikan, karena setiap ikan
memiliki toleransi yang berbeda dalam tingkat stressnya. Kedua tingkat serangan penyakit yang
Laporan Kinerja Triwulan II
22
tinggi pada stadia larva dan benih. Pada ikan konsumsi, serangan penyakit virus VNN (viral
nervous necrocis) banyak menyerang ikan konsumsi pada stadia ini. Gejala klinis berupa
kehilangan keseimbangan karena virus ini menyerang bagian otak dan mata. Infeksi VNN dapat
menyebabkan kematian hingga 100% dalam kegiatan pemeliharaan. Upaya yang dilakukan
adalah pemberian antibiotic, vitamin dan imunostimulan dalam pakan, sesuai dosis yang
dianjurkan, dan Ketiga adalah penanganan parameter kualitas media pemeliharaan, hal yang
mungkin dilakukan adalah dengan menjaga suhu media hidup tetap optimal, suhu merupakan
factor pembatas yang penting bagi kegiatan produksi benih upaya seperti penggunaan heater
atau pemanas dalam menjaga suhu selalu terjaga. Kemampuan ikan dalam beradaftasi terhadap
suhu bervariasi tergantung jenis ikan dan ukurannya, secara umum suhu tidak selalu
mematikan akan tetapi mampu mempengaruhi gangguan kesehatan ikan dalam jangka
panjang, misalnya stress yang ditandai abnormalitas tubuh dan gerakan, benih ikan memiliki
kerentanan yang cukup tinggi terhadap fluktuasi perubahan parameter lingkungan.
Rencana aksi yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi dan penjaminan
kualitas benih yang dihasilkan antara lain melalui penerapan biosecurity di lingkungan hatchery
secara ketat, melakukan manajemen pemberian pakan induk dan benih yang tepat, pakan yang
diberikan harus memiliki standar kualitas yang baik, terutama dalam kandungan nutrisi pakan
yang terkandung didalamnya. Pakan induk dan benih tepat secara ukuran, jumlah, frekuensi
pemberian sehingga berdampak pada peningkatan survival rate induk dan benih, dan secara
umum optimalkan implementasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) di instalasi produksi.
Gambar 2. Kegiatan Produksi Benih Ikan Konsumsi dan Ikan Hias BPBL Ambon
Laporan Kinerja Triwulan II
23
Gambar 3. Kegiatan Divisi Produksi BPBL Ambon
IKU 5 : Jumlah Produksi Induk dengan Mutu Terjamin (ekor)
Target jumlah produksi induk/calon induk unggul pada tahun 2017 yaitu 2000 ekor.
Sampai akhir Triwulan II capaian produksi calon induk unggul 1400 ekor ekor, sebagian ukuran
bobot tubuh ikan belum mencapai standar calon induk dan sampai saat ini masih dilakukan
pemeliharan. Komoditas induk yang diproduksi oleh BPBL Ambon meliputi jenis ikan konsumsi
dan ikan hias. Produksi induk unggul ikan konsumsi yaitu kerapu macan, kakap putih dan
bubara. Sedangkan produksi induk unggul ikan hias yaitu ikan hias clownfish dengan berbagai
varian.
Penganggaran kegiatan produksi induk unggul pada tahun 2017 ini dipaparkan menjadi
beberapa point kegiatan yakni :
Operasional Pengelolaan produksi calon induk, senilai Rp. 380.000.000,-
Operasional produksi benih ikan hias di KJA, senilai Rp. 58.000.000,-
Kendala yang terjadi dalam produksi induk unggul, terutama penyediaan induk unggul ikan
konsumsi adalah fluktuasi kualitas air di perairan Teluk Ambon Dalam akibat tingginya curah
hujan mengakibatkan kerentanan stress calon induk ikan meningkat dan memicu tingginya
tingkat serangan penyakit iridovirus pada ukuran tertentu. Sedangkan kendala pemenuhan
calon induk ikan hias adalah dalam upayanya menghasilkan induk varian unggul seperti
picasso, black photon, frostbite belum dapat dilakukan secara massal.
Rekomendasi terhadap terhadap kegiatan produksi induk unggul adalah meningkatkan
laju pertumbuhan dengan menggunakan pakan ikan berkualitas yang didukung dengan
menjaga kualitas media pemeliharaan, sarana dan prasarana pendukung budidaya agar tetap
dalam kondisi optimal. Salah satu langkah yang dapat dilakukan antara lain penambahan
multivitamin pada pakan yang diberikan secara rutin pada ikan untuk merangsang
pertumbuhan dan meningkatan kemampuan imunitas ikan terhadap infeksi suatu penyakit,
serta menerapkan konsep biosecurity dengan baik dan benar di lingkungan budidaya.
Laporan Kinerja Triwulan II
24
Tabel 6. Capaian IKU “Produksi Induk dengan Mutu Terjamin Triwulan II tahun 2017”.
Produksi Induk dengan Mutu Terjamin (Ekor) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 2.000 1.500
- Target Triwulan II 474 375
- Realisasi Triwulan II 1400 306
- Persentase capaian tahunan (%) 70 20,40
Gambar 4. Kegiatan Produksi Induk Ikan Konsumsi BPBL Ambon
Gambar 5. Kegiatan Produksi Induk Ikan Hias BPBL Ambon
IKU 6 : Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp)
Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPBL Ambon Tahun 2017 adalah sebesar
Rp 750.350.000. Sedangkan realisasi PNBP hingga akhir Triwulan II tahun 2017 adalah sebesar
Rp 111.360.950 atau 14,84%. Capaian PNBP tersebut diperoleh dari penjualan hasil perikanan,
pendapatan jasa lainnya.
Laporan Kinerja Triwulan II
25
Tabel 7. Capaian IKU “Nilai PNBP BPBL Ambon Triwulan II Tahun 2017”.
Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 750.350.000 750.350.000
- Target Triwulan II 187.587.000 -
- Realisasi Triwulan II 331.225.200 238.879.300
- Persentase capaian tahunan (%) 44.14 44,17
IKU 7 : Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survaillance
dan atau monitoring (kawasan)
Timbulnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang kompleks
antara 3 komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah akibat berbagai
stressor, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang memburuk. Ilustrasi ketiga
komponen tersebut dalam bentuk lingkaran yang akan saling berinteraksi satu sama lain
Penyakit ikan merupakan kendala utama dan penyebab kegagalan dalam kegiatan industri
akuakultur. Tingkat serangan penyakit dari intesitas rendah hingga tinggi menimbulkan
kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi pembudidaya.
Sakit pada ikan adalah suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan
kemampuan ikan secara gradual dalam mempertahankan fungsi fisiologi normal, (irianto, 2005)
IKU jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan
melalui survailan mulai ditetapkan pada tahun 2017, dimana indikator ini didefinisikan sebagai
banyaknya kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya disurveillance pada kurun waktu
tertentu yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi terhadap
kejadian suatu serangan penyakit ikan. Keberhasilan atas indikator kinerja ini ditunjukkan
dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada suatu kawasan budidaya sebagai
dampak dari penerapan tindakan pengendalian.
Penetapan target Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan
Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) pada tahun 2017 adalah 8.
Sampai akhir triwulan II baru tercapai 6 kawasan yang menjadi sasaran surveillance yakni
Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Halmahera Selatan, Kota Tual, Kota
Ambon, Kabupaten Maluku Tenggara. Kegiatan ini mencakup perjalanan monitoring,
pengawasan HPI dan obat ikan senilai Rp. 60.000.000,-.
Target penyakit yang dilakukan surveillance adalah penyakit bakterial dan virus. Jenis
penyakit potensial pada system budidaya meliputi penyakit viral, yang terutama bersumber dari
infeksi vertikal dari induk. Kemungkinan lain infeksi berasal dari infeksi horisontal melalui air,
Laporan Kinerja Triwulan II
26
pakan, dan kontaminasi dari manusia (penanganan budidaya). Pemberlakuan sistem biosekuriti
dan kontrol yang ketat akan memberikan kualitas benih yang memenuhi persyaratan mutu,
seperti tidak mengandung virus yang berbahaya (SPF) dan memiliki ketahanan tubuh yang baik.
Gambar 6. Kegiatan Monitoring Kawasan di berbagai wilayah kerja
Tabel 8. Capaian IKU “Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survaillance
dan atau monitoring (kawasan) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survaillance dan atau monitoring (kawasan)
Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 8 5
- Target Triwulan II 2 1
- Realisasi Triwulan II 6 1
- Persentase capaian tahunan (%) 87.5 20
IKU 8 : Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan
(Kabupaten/Kota)
Timbulnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang kompleks
antara 3 komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah akibat berbagai
stressor, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang memburuk. Ilustrasi ketiga
komponen tersebut dalam bentuk lingkaran yang akan saling berinteraksi satu sama lain
Penyakit ikan merupakan kendala utama dan penyebab kegagalan dalam kegiatan industri
Laporan Kinerja Triwulan II
27
akuakultur. Tingkat serangan penyakit dari intesitas rendah hingga tinggi menimbulkan
kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi pembudidaya.
IKU Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan
(Kabupaten/Kota) mulai ditetapkan pada tahun 2017, dimana indikator ini didefinisikan sebagai
banyaknya Kabupaten/Kota (kawasan) budidaya yang perlu mendapat penanganan mutu
lingkungan, hal ini terkait dengan timbulnya penyakit ikan akibat dari menurunnya kualitas
parameter lingkungan pada kurun waktu tertentu yang disertai tindakan pengendalian guna
menekan tingkat prevalensi terhadap kejadian suatu serangan penyakit ikan. Capaian kegiatan
ini pada triwulan II mencapai 5 Kab/Kota dari 8 Kab/Kota yang ditargetkan, 5 Kab/Kota itu
adalah Kabupaten Buru, Kabupaten Malteng, Kota Tual, Kabupaten Halmahera Selatan dan
Kota Ambon. Keberhasilan atas indikator kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat
prevalensi penyakit ikan pada suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan
tindakan pengendalian.
Penetapan target Indikator Kinerja Jumlah kawasan budidaya yang mendapat
penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) pada tahun 2017 adalah 8 Kabupaten/Kota.
Sampai akhir triwulan II belum tercapai target kabupaten/kota yang menjadi sasaran
penanganan mutu lingkungan.
Gambar 7. Kegiatan Monitoring Kualitas Perairan TAD Kota Ambon
Laporan Kinerja Triwulan II
28
Tabel 9. Capaian IKU Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota)
Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 8 0
- Target Triwulan II 2 0
- Realisasi Triwulan II 5 0
- Persentase capaian tahunan (%) 62.5 0
SASARAN STRATEGIS 3 : TERSELENGGARANYA TATA KELOLA PEMANFAATAN SUMBER
DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG ADIL, BERDAYA SAING DAN
BERKELANJUTAN
IKU 9 : Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit)
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CBIB) merupakan standar wajib digunakan oleh
pelaku usaha pembenihan perikanan. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak
pembudidaya yang belum belum menerapkannya. Hal itu menjadi salah satu tujuan BPBL
Ambon yaitu meningkatkan Pembinaan sistem Pembenihan ikan Laut yang baik dan benar dan
meningkat. Diharapkan dengan penerapan CPIB secara menyeluruh dapat meningkatkan
produksi, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk perikanan budidaya secara
berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha budidaya perikanan.
Pada tahun 2017, BPBL menargetkan satu unit hatchery perbenihan yang siap disertifikasi CPIB.
Tabel 10. Capaian IKU “Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 1 0
- Target Triwulan II 0 0
- Realisasi Triwulan II 0 0
- Persentase capaian tahunan (%) 0 0
IKU 10 : Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit)
Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) merupakan standar wajib digunakan oleh pelaku
usaha perikanan budidaya. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak pembudidaya yang
Laporan Kinerja Triwulan II
29
belum belum menerapkannya. Hal itu menjadi salah satu tujuan BPBL Ambon yaitu
meningkatkan pembinaan dan sosialisasi kegiatan budidaya Laut yang baik dan benar.
Diharapkan dengan penerapan CBIB secara menyeluruh pada kegiatan budidaya laut mampu
meningkatkan produksi, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk perikanan budidaya
secara berkelanjutan terutama dalam menjamin kualitas mutu produk budidaya yang
dihasilkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha budidaya perikanan.
Kegiatan ini mencakup perjalanan monitoring, dalam rangka pendampingan kawasan dan
penerapan CBIB, senilai Rp. 84.000.000,-.
Pada tahun 2017, BPBL menargetkan dua unit pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB.
Pada triwulan II ini pelaksanaan pendampingan kawasan dan penerapan CBIB telah dilakukan
di dua (2) Kabupaten yakni Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Maluku Tengah.
Tabel 11. Capaian IKU “Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 2 0
- Target Triwulan II 0 0
- Realisasi Triwulan II 0 0
- Persentase capaian tahunan (%) 0 0
IKU 11 : Jumlah bantuan benih ikan (ekor)
Program bantuan benih dan restocking merupakan program prioritas Ditjen Perikanan
Budidaya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program ini adalah IKU baru Ditjen
Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya.
Target atas bantuan benih adalah 155.000 ekor benih dan pada triwulan II telah tersalurkan
151.300 ekor benih atau 97.6%. Komoditas yang diberikan kepada pembudidaya yaitu ikan
konsumsi (kakap putih) dan ikan hias clownfish. Pelaksanaan kegiatan bantuan benih diberikan
kepada pembudidaya di Provinsi Maluku, yakni Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten
Seram Bagian Barat. Kegiatan ini mencakup bahan kegiatan distribusi benih (paket) senilai Rp.
103.900.000,-
Tabel 12. Capaian IKU “Jumlah Bantuan Benih Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah Bantuan Benih (ekor) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 155.000 330.000
- Target Triwulan II 45.000 0
- Realisasi Triwulan II 151.300 0
- Persentase capaian tahunan (%) 97.6 0
Laporan Kinerja Triwulan II
30
Gambar 8. Kegiatan Bantuan Benih Ikan BPBL Ambon
IKU 12 : Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang
memenuhi standar teknis (unit)
Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan berperan penting dalam melakukan
pengujian dan menganalisa sampel untuk pemeriksaan penyakit ikan, kualitas air, pakan dan
residu. Validitas hasil uji ditentukan oleh kemampuan SDM yang handal serta sarana dan
prasarana yang layak. Ketepatan dan keakuratan hasil uji dari laboratorium itulah yang
dibutuhkan untuk menentukan kebijakan dan langkah selanjutnya dalam mengantisipasi
serangan penyakit.
Capaian terhadap indikator kinerja ini dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap
unsure dasar yang dimuat di dalam cara berlaboratorium yang baik (good laboratory
practices/GLP), yang meliputi : (i) kelayakan bangunan; (ii) terpenuhinya SDM (jumlah maupun
Laporan Kinerja Triwulan II
31
kompetensi); (iii) ketersediaan / kecukupan peralatan yang mendukung operasional pengujian;
dan (iv) metode uji yang digunakan.
Dalam pencapaian IKU ini mencakup kegiatan :
Pengadaan peralatan laboratorium (validasi metode uji) senilai Rp. 1.000.000,-
Pengadaan bahan uji laboratorium senilai Rp. 151.400.000,-
Pada Indikator Kinerja jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu
yang memenuhi standar teknis di tahun 2017 ditargetkan 1 (satu) unit. Kinerja di bidang ini
dapat terealisasi 1 (satu) unit laboratorium penguji bidang kualitas air yang telah terakreditasi
oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan standar ISO/SNI 17025 mengenai jaminan mutu
laboratorium pengujian. Pencapaian target dari point IKU ini direncanakan pada Triwulan IIII
tahun berjalan.
Tabel 13. Capaian IKU “Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit)Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang
memenuhi standar teknis (unit)
Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 1 0
- Target Triwulan II 0 0
- Realisasi Triwulan II 0 0
- Persentase capaian tahunan (%) 0 0
IKU 13 : Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya
(paket)
Perekayasaan yang dilakukan pada tahun 2017 difokuskan pada bidang utama
peningkatan produksi ikan dan rumput laut mencakup kegiatan pembenihan berbagai
komoditas serta pemanfaatan bahan baku local dalm pembuatan pakan ikan. Secara lengkap
dikategorikan menjadi 5 bagian yakni :
Perekayasaan bidang perbenihan (2) senilai Rp. 155.000.000,-
Perekayasaan bidang keskanling (1) senilai Rp. 20.000.000,-
Perekayasaan bidang sarpras (1) senilai Rp. 25.000.000,-
Perekayasaan bidang pembesaran (1) Rp. 110.025.000,-
Dalam pelaksanaannya, perekayasaan ini menggunakan 1 tipe organisasi yaitu tipe A. Tipe
A terdiri dari 1 Kepala Program, 1 Program Manager, 1 Chief Engineering, 5 WBS (Work
Breakdown Structure) dan 11 WP (Work Page) serta 39 ES (Engineering Staf) dan 36 TS (Technical
Staf). Dalam waktu 3 bulan (triwulan pertama) tipe organisasi perekayasa mengalami
Laporan Kinerja Triwulan II
32
perubahan menjadi tipe B dan tipe C. Hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi anggaran pada
awal tahun sehingga membutuhkan revisi dan penyesuaian kegiatan (terlampir),
Tabel 14. Capaian IKU “Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan
budidaya (paket)
Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 5 0
- Target Triwulan II 0 0
- Realisasi Triwulan II 2 0
- Persentase capaian tahunan (%) 0 0
IKU 14 : Jumlah lokasi Restocking (Lokasi)
Program bantuan benih dan restocking menjadi program prioritas Ditjen Perikanan
Budidaya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program ini adalah IKU Ditjen
Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya.
Target atas bantuan benih adalah 155.000 ekor benih dan pada triwulan II tersalurkan 151.300
ekor benih atau 97.6% termasuk benih untuk kegiatan program penebaran kembali (restocking)
di perairan umum. Komoditas yang di restocking di perairan antara lain ikan konsumsi (kakap
putih), ikan hias clownfish, dan Banggai cardinal fish. Pelaksanaan kegiatan restocking
dilakukan di beberapa lokasi perairan di Provinsi Maluku, yakni Kabupaten Maluku Tengah
(Perairan Pulau Pombo) dan Kabupaten Seram Bagian Barat (Perairan Teluk Kotania).
Gambar 9. Kegiatan Restocking di Perairan Pulau Pombo dan Teluk Kotania
Laporan Kinerja Triwulan II
33
Tabel 15. Capaian IKU “Jumlah Lokasi Restocking Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah Lokasi Restocking (Lokasi) Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 1 0
- Target Triwulan II 0 0
- Realisasi Triwulan II 2 0
- Persentase capaian tahunan (%) 200 0
SASARAN STRATEGIS 4 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG PROFESIONAL DAN PARTISIPATIF
IKU 15 : Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)
Hingga akhir Triwulan II tahun 2017, capaian kinerja pada sasaran strategis jumlah
pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan mampu melebihi target yang
ditetapkan pada triwulan pertama. Capaian realisasi terhadap jumlah sampel yang dilayani pada
laboratorium penguji kesehatan ikan dan lingkungan BPBL Ambon mencapai 704 sampel dari
target 990 sampel. Laboratorium Penguji BPBL Ambon telah terakreditasi oleh KAN dan
memenuhi standar teknis sebagai laboratorium penguji. Cakupan ruang lingkup pengujian
meliputi pengujian parasit, mikrobiologi, virus, kualitas air, histologi, pengujian logam berat
dan analisa residu antibiotik.
Gambar 10. Kegiatan pelayanan penerimaan sampel di Lab Keskanling
Pencapaian IKU ini didasarkan pada kegiatan :
Uji banding Laboratorium senilai Rp. 10.000.000,-
Kalibrasi alat Laboratorium uji senilai Rp. 10.000.000,-
Biaya perjalanan dalam rangka kalibrasi alat senilai Rp. 15.000.000,-
Laporan Kinerja Triwulan II
34
Tabel 16. Capaian IKU “Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) Triwulan II tahun 2017”.
Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan
(sampel)
Keterangan
IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif,
dihitung di
triwulanan. - Target Tahunan 990 920
- Target Triwulan II 195 231
- Realisasi Triwulan II 704 442
- Persentase capaian tahunan (%) 71.1 48,04
SASARAN STRATEGIS 5: TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA BPBL AMBON
YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERINTEGRITAS
IKU 16 : Indeks kompetensi dan integritas (persen)
Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya, salah
satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan
professional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam
pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas,
kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam era globalisasi. Oleh sebab itu, salah satu
sasaran strategis yang ditetapkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya adalah tersedianya SDM
Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan profesional.
SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap
(attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk
mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada
integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan struktural diharapkan sesuai
dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat terpenuhi.
Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural berpedoman pada
Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM menggambarkan jenis dan level
kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan
dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu indeks kompetensi dan integritas merupakan
angka yang menunjukkan agregasi dari indeks kompetensi (membandingkan kompetensi hasil
rekomendasi penilaian kompetensi/assessment dari asesor dengan jenis standar kompetensi
yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-
SJ/2014), persentase capaian output SKP, persentase tingkat kehadiran dan kepatuhan pejabat
terhadap LHKPN/LHKASN.
Laporan Kinerja Triwulan II
35
Tabel 17. Capaian IKU “Indeks kompetensi dan integritas (persen) Triwulan II tahun 2017”. IKU 2017 IKU 2016 Ket
Indeks kompetensi dan integritas (persen) Nilai Adopsi
- Target Tahunan 80
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
SASARAN STRATEGIS 6: TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BPBL AMBON
YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES
IKU 17 : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan
terstandar (persen)
Manajemen pengetahuan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan Ditjen
Perikanan Budidaya untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari baik oleh masyarakat maupun
unit kerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dalam menetapkan kebijakan untuk mencapai
visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi
pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi.
BPBL Ambon telah memiliki sistem informasi dalam bentuk website dan media sosial
lainnya seperti facebook dan twitter untuk penyampaian informasi diseminasi publik. Kendala
dalam sistem informasi publik ini adalah keterbatasan jaringan internet serta pemutakhiran
data-data kegiatan untuk dipublikasikan ke masyarakat.
Tabel 18. Sistem informasi di BPBL Ambon
No Jenis Sistem
Informasi URL Jenis Ket
1 Website http://bpblambon-kkp.org Diseminasi
publiK
Laman
UPT BPBL
Ambon
2 Facebook https://www.facebook.com/humas.b
pbla?hc_ref=NEWSFEED
Diseminasi
publiK
Media
informasi
3 Twitter @bpbl_ambon Diseminasi
publiK
Media
informasi
Laporan Kinerja Triwulan II
36
Gambar 11. Media Sosial Twitter
Gambar 12. Media Publikasi Website
Gambar 13. Media Publikasi Facebook
Laporan Kinerja Triwulan II
37
Tabel 19. Capaian IKU “Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (persen) Triwulan II tahun 2017”.
IKU 2017 IKU 2016 Ket
Persentase unit kerja yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan terstandar (persen)
Nilai Adopsi
- Target Tahunan 65
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
Secara umum kendala yang dihadapi adalah kondisi sinyal jaringan internet yang kurang
stabil sehingga data tidak terupdate secara berkala. Rencana aksi yang dilakukan guna
mendukung IKU ini adalah memperkuat jaringan internet dan membentuk tim pengelola
website dan melakukan update atas pemanfaatan teknologi informasi.
SASARAN STRATEGIS 7 : TERWUJUDNYA BIROKRASI BPBL AMBON YANG EFEKTIF,
EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA
IKU 18 : Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen)
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah
langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna
serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri
yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh
terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal
Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap
indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang
meliputi 8 area perubahan yaitu : 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan perundang-
undangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem
Manajemen SDM 6. Penguatan Akuntabilitas 7. Penguatan Pengawasan 8. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik.
Laporan Kinerja Triwulan II
38
Tabel 20. Capaian IKU “Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen) Triwulan II tahun 2017”. IKU 2017 IKU 2016 Ket
Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen) Nilai Adopsi
- Target Tahunan A (80)
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
IKU 19 : Tingkat Maturitas SPIP (level) Tabel 21. Capaian IKU “Tingkat Maturitas SPIP (level) Triwulan II tahun 2017”.
IKU 2017 IKU 2016 Ket
Tingkat Maturitas SPIP (level) Nilai Adopsi
- Target Tahunan 2
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
IKU 20 : Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Tabel 22. Capaian IKU “Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Triwulan II tahun 2017”.
IKU 2017 IKU 2016 Ket
Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Nilai Adopsi
- Target Tahunan 100
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
IKU 21 : Nilai AKIP Lingkup DJPB Tabel 23. Capaian IKU “Nilai AKIP Lingkup DJPB Triwulan II tahun 2017”.
IKU 2017 IKU 2016 Ket
Nilai AKIP Lingkup DJPB Nilai Adopsi
- Target Tahunan 85
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
SASARAN STRATEGIS 8 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN SECARA
EFISIEN DAN AKUNTABEL
IKU 22 : Nilai kinerja anggaran (persen)
Realisasi Belanja instansi pada Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp 17.625.514.000,-
Pada pertengahan tahun anggaran terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 2.733.600.000,-
sehingga pagu anggaran BPBL Ambon menjadi Rp. 14.891.914.000,-.
Laporan Kinerja Triwulan II
39
Tabel 24. Realisasi Anggaran BPBL Ambon
Nama Kegiatan Pagu Target per Juni (Rp)
Realisasi Juni (Rp)
Persentase Capaian Juni (%)
Realisasi s/d Juni (Rp)
Persentase s/d Juni(%)
Pengelolaan Sistem Keskanling
286.900.000 18.362.000 47.201.400 257,06 160.854.400 56.07
Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan
3.656.170.000 214.146.000 211.589.050 98.81 2.032.685.550 55.60
Pengelolaan kawasan dan kesehatan
941.870.000 50.499.000 9.251.000 18.32 532.491.500 56.54
Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan
1,093.199.000 69.965.000 119.601.200 170.94 510.077.141 46.66
Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
8,913,775,000 971.068.000 1.008.158.717 103.82 3.805.929.281 42.70
14.891.914.000 1.324.040.000 1.395.801.367 105.42 7.042.037.872 47.29
IKU 22 : Nilai kinerja anggaran (persen) Tabel 25. Capaian IKU “Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (persen) Triwulan II tahun 2017”.
IKU 2017 IKU 2016 Ket
Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (persen) Nilai Adopsi
- Target Tahunan 85
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
IK 23 : Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen)
SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang
terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi
Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-instansinya
melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai
dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum; (ii) Menyediakan informasi
yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah baik secara
nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan
informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara
keseluruhan; dan (iv) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
Laporan Kinerja Triwulan II
40
Upaya rekonsiliasi terhadap Laporan SAI dilakukan secara rutin bulanan di KPPN
Ambon dan tindak lanjut atas hal tersebut segera dilaksanakan. Hal lain yang dilakukan dalam
mengupayakan peningkatan atas ketaatan terhadap SAP adalah pembinaan dan peningkatan
kompetensi petugas SAIBA dan BMN, penatausahaan dan pengelolaan BMN serta investarisasi
aset BMN.
IKU 23 : Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen) Tabel 26. Capaian IKU “Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen) Triwulan II
tahun 2017”. IKU 2017 IKU 2016 Ket
Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (%)
Nilai Adopsi
- Target Tahunan 100
- Realisasi Triwulan II 0
- Persentase capaian
tahunan (%)
0
Laporan Kinerja Triwulan II
41
BAB IV. PENUTUP
Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan II Tahun 2017
menyajikan berbagai keberhasilan maupun kendala dalam mencapai Sasaran Strategis Balai
Perikanan Budidaya Laut Ambon pada triwulan pertama yang tercermin pada capaian Indikator
Kinerja Utama (IKU). Secara umum capaian sasaran strategis menunjukkan perkembangan
yang signifikan, meskipun terdapat indikator yang belum mencapai target yang diharapkan. Hal
tersebut disebabkan beberapa indikator kinerja membutuhkan komitmen, keterlibatan, dan
dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia usaha dan civil society.
Secara umum indikator kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon belum mencapai
target yang ditetapkan. Ada beberapa keberhasilan pada kegiatan internal BPBL Ambon
melingkupi kegiatan-kegiatan pada pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan
pembudidayaan ikan, kegiatan pengelolaan sistem perbenihan ikan, kegiatan sistem
pengembangan prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, pengembangan sistem produksi
pembudidayaan ikan dan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya.’
Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis akan
menadi fokus perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Upaya koordinasi dan peningkatan
kerjasama akan dilakukan dengan lebih intensif.
Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat memberikan
informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas dan fungsi BPBL
Ambon, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun
mendatang. Secara internal laporan kinerja ini telah menjadi motivator untuk lebih
meningkatkan kinera organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders /mitra kerja,
sehingga kontribusi BPBL Ambon dalam pembangunan perikanan budidaya dapat lebih
dirasakan.