kata pengantar - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i...

105

Upload: others

Post on 10-Jul-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya
Page 2: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya
Page 3: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

ni‟mat-Nya sehingga buku dengan judul “Pemahaman

Keagamaan Guru Pendidikan Agama Islam di DKI Jakarta” dapat

tersusun dengan baik.

Buku ini mengenai pemahaman keagamaan guru

pendidikan agama Islam di DKI Jakarta. Penelitian ini

menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan memberikan

gambaran sejelas mungkin obyek penelitian berkenaan dengan

pemahaman keagamaan guru pendidikan agama Islam di DKI

Jakarta. Hasil penelitian disajikan secara sistematis mengenai

fenomena-fenomena yang ada. Unit analisis penelitian adalah

komponen-komponen yang terdapat dalam pemahaman

keagamaan guru pendidikan agama Islam di sekolah dasar

wilayah provinsi DKI Jakarta. Dengan mengacu pada unit

analisis penelitian tersebut, maka subyek penelitian ini adalah

guru pendidikan agama Islam (PAI). Dalam penelitian ini peneliti

bertindak sebagai instrumen penelitian atau alat penelitian utama

(main instrument). Peneliti selaku instrumen utama,

menggunakan alat bantu berupa panduan wawancara untuk

membantu peneliti merekam hasil wawancara. Kesimpulan

penelitian ini adalah bahwa guru pendidikan agama Islam (PAI)

pada Sekolah Dasar (SD) di wilayah Provinsi DKI Jakarta

mayoritas memiliki pemahaman keagamaan yang kontektual.

Page 4: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

ii

Pendekatan kontektual dalam pemahaman keagamaan adalah

pemahaman yang penjabarannya senantiasa memperhatikan

kondisi dan situasi dimana Islam itu di kembangkan. Pendekatan

ini adalah sebagai metode yang menjadikan rasio atau akal

manusia sebagai alat yang paling dominan dalam memperoleh

pengetahuan dan pemahaman atas pelbagai ajaran Islam, teks

teks wahyu dibedah secara kontekstual, kritis, logis dan rasional.

Pendekatan kontekstualis ini juga sebagai manhaj fikir yang

memahami agama Islam sebagai organisme yang hidup dan

berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan manusia.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan buku konsep fitrah

dalam Alqur‟an ini. Penulis hanya dapat berdo‟a semoga

pengorbanan segenap pihak dibalas dengan pahala yang berlipat

ganda oleh Allah Swt.

Penulis

Page 5: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………….…....................…………

i

DAFTAR ISI ...........………………….....................................……………

iii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

1

BAB II KAJIAN TEORITIK .............................................................

6

A. Pemahaman Keagamaan …...........................................................

6

1. Pengertian Pemahaman Keagamaan ……...................…….....

6

2. Pendekatan dalam pemahaman keagamaan ……......................

7

a) Pendekatan Tekstual .........................................................

7

b) Pendekatan Kontekstual ................................................... 9

c) Beberapa Permasalahan dalam Pemahaman Keagamaan

11

1) Zakat dengan Uang ...................................................

11

2) Zakat untuk Muallaf ..................................................

12

3) Hukum Potong Tangan Bagi Pencuri ........................

13

4) Mengganti Kayu Siwak dengan Sikat dan Pasta Gigi

Page 6: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

iv

14

5) Isbal........................................................................... 16

6) Tahlilan .....................................................................

19

7) Saksi Perzinaan .........................................................

24

8) Bunga Bank .............................................................. 33

9) Kesaksian Wanita .....................................................

35

10) Shalat di Bani Quraizhah .........................................

39

B. Guru Pendidikan Agama Islam .....................................................

40

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ….........................

40

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ………...................………

44

3. Syarat-Syarat menjadi Guru .…………....................…...……

45

4. Peran Guru dalam Pendidikan ...………....................…..……

48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........... ……...........................

51

A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................

51

B. Metode Penelitian .........................................................................

54

Page 7: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

v

C. Unit Analisis ................................................................................

54

D. Instrumen Penelitian .....................................................................

55

E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................

63

F. Teknik Analisa Data .....................................................................

64

BAB IV PEMAHAMAN KEAGAMAAN GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI DKI JAKARTA......….............................................. 66

BAB V PENUTUP ...................................................................................

99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

94

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................

139

Page 8: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

1

BAB I

PENDAHULUAN

Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw saat ini

sudah berusia kurang lebih empat belas abad, yakni dari sejak

abad VII hingga abad XX ini. Dalam perjalanan sejarahnya yang

panjang itu Islam yang bersumber pada al-Qur‟an dan al-Hadits

telah dipahami oleh para penganutnya yang memiliki latar

belakang sosial, kultural, politik, pendidikan, kecenderungan,

kecerdasan, disiplin, aliran dan sebagainya yang berbeda-beda.

Berbagai keragaman latar belakang yang dimiliki para

penganutnya itu ternyata telah digunakan untuk memahami al-

Qur‟an dan al-Sunnah. Dari sinilah Islam dalam kenyataan

empiris lahir dalam sosok dan wajah yang amat variatif,

walaupun sumbernya sama, yaitu al-Qur‟an dan Hadits.1

Memahami Islam tidak cukup hanya lewat teks, tapi juga

harus memahami konteks. Keduanya harus dipahami dan tidak

bisa ditinggalkan. Kalau melulu melihat teks, maka akan terpaku

dengan teks dan memutar kembali jarum sejarah ke zaman onta.

Kalau hanya berpegang pada konteks dan melupakan teks, maka

akan seperti anak panah yang lepas dari busurnya.

Dengan mempelajari Qawaid Ushuliyyah dan Qawaid

Fiqhiyyah dan memegang teguh ajaran pesantren yaitu dengan al-

muhafazah 'alal qadimis shalih wal akhzu bil jadidil ashlah, ini

1 Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), Ed. 1. Cet. 2, hlm. 211

Page 9: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

2

cukup bagi seseorang untuk bisa "nyetel" dengan pas antara

wahyu dan akal; teks dan konteks; Nash dengan budaya; mantuq

dan mafhum; azimah dan rukhsah; serta dalalah dan maqashid.

Maka dari itu ajaran-ajaran pesanatren ini tidak tidak

literal dan juga tidak liberal. Cara berpikir 'wasatiyyah' ini

membuat para kiai tidak kesulitan menempatkan diri dalam

perubahan zaman. Masih banyak saudara-saudara kita yang 100

persen hendak mengikuti setiap tindakan dan perilaku Nabi dari

soal cara berpakaian dan lain sebagainya. Tentu tidak keliru kalau

mau mengikuti Nabi dalam segala hal, namun bahanyanya bagi

mereka yang mengikuti secara tekstual adalah sering

menganggap orang lain kurang islami atau kurang „nyunnah‟

kalau mengikuti Nabi secara kontekstual.

Perilaku dan tindakan Nabi itu ada yang bersifat

kemanusiaan belaka dan karenanya tidak memiliki konsekuensi

hukum; dan ada yang memang dilakukan Muhammad sebagai

seorang Nabi yang karenanya memiliki konsekuensi hukum.

Dengan kata lain, harus dibedakan antara sunnah ghairu

tasyri'iyyah dan sunnah tasyri'iyyah.

Banyak masalah-masalah yang muncul di tengah-tengah

masyarakat terkait dengan pemahaman keagamaan tekstual dan

kontekstual ini, antara lain: Apakah saat mengucapkan tasyahud

telunjuk harus digerak-gerakkan atau cukup diam saja? Apakah

laporan seorang sahabat yang melihat telunjuk Nabi bergerak itu

merupakan hal yang harus kita ikuti atau tidak?, yang sunah itu

Page 10: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

3

memakai alat siwaknya atau membersihkan mulut dan giginya?

Apakah tetap dianggap sesuai sunah kalau kita ganti siwak

dengan sikat gigi?, dan lain sebagainya.

Repotnya, yang ngotot pakai siwak itu sering menganggap

yang tidak bersiwak itu tidak mengikuti sunah Nabi. Sikap

menghakimi ini yang sering jadi masalah dalam interaksi sosial

kita sehari-hari.

Pendidikan Agama Islam dilakukan untuk

mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami dan

mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah

ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut

Muhammad Alim, tujuan pendidikan agama Islam adalah

membantu terbinanya siswa yang beriman, berilmu dan

beramal sesuai dengan ajaran Islam.2

Yang jadi permasalahan adalah apakah semua guru

pendidikan Agama Islam mempunyai pemahaman keagamaan

yang sama dalam memahami ajaran Islam.

Karena untuk memahami ajaran Islam ada yang melalui

pendekatan tektual dan ada yang melalui pendekatan kontekstual.

Pendekatan tekstual sangat mengutamakan teks-teks wahyu

sedangkan pendekatan kontekstual lebih mengutamakan rasio

atau akal pikiran. Pendekatan tekstual kelihatannya lebih pasti

2 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 6

Page 11: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

4

namun banyak hal yang tidak dapat dijelaskannya karena hal-hal

tersebut tidak tertulis dalam Al-Quran maupun Hadist sedangkan

pendekatan konstektual lebih luas cakupannya karena bersumber

dari rasio atau akal pikiran yang mana kita tahu bahwa rasio atau

akal pikiran terus berkembang seiring perkembangan zaman,

tetapi terkadang lepas tak jelas arah tujuan.

Maka dari itu peneliti melalui penelitian ini ingin sekali

mengetahui tentang pemahaman keagamaan guru pendidikan

agama Islam di Sekolah Dasar di wilayah Kota Jakarta Selatan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan

masalahnya adalah bagaimana pemahaman keagamaan guru

pendidikan agama Islam pada Sekolah Dasar Wilayah Provinsi

DKI Jakarta?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman

keagamaan guru pendidikan agama Islam pada Sekolah Dasar Wilayah

Provinsi DKI Jakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sumbangan pemikiran dan menambah wawasan

tentang kajian mengenai pemahaman keagamaan guru

pendidikan agama Islam yang dapat dijadikan acuan

dalam penelitian, pembuatan buku dan pengajaran.

Sebagai bahan temuan yang dapat dijadikan dasar

penelitian, mengevaluasi dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Page 12: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

5

2. Secara praktis

a. memberikan masukan kepada kepala sekolah dan

dewan guru tentang pemahaman keagamaan guru

pendidikan agama Islam.

b. memberikan informasi kepada pemerintah, Sekolah

Tinggi Agama Islam Alhikmah Jakarta dan para

pembaca mengenai pemahaman keagamaan guru

pendidikan agama Islam.

Page 13: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

6

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pemahaman Keagamaan

1. Pengertian Pemahaman Keagamaan

Keagamaan Secara etimologi pemahaman berasal dari

kata paham yang diberi awalan pe dan akhiran an. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia pemahaman adalah proses, perbuatan,

cara memahami atau memahamkan.3 Dalam Taksonomi Bloom

pemahaman masuk pada ranah kognitif tingkat dua. Memahami

berarti mengkontruksi makna dari materi pembelajaran baik yang

bersifat lisan, tulisan maupun grafis. Meliputi menafsirkan,

mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan,

membandingkan dan menjelaskan.4

Sedangkan agama adalah sebagaimana yang telah diulas

di atas adalah ajaran yang mengatur peribadahan kepada Tuhan.

Jadi pemahaman keagamaan adalah proses belajar dimana

seseorang mampu memahami nilai agama yang dianutnya

sehingga dapat mempraktikan nilai-nilai tersebut dalam bersikap

dan bertingkah laku. Agama dalam kehidupan individu berfungsi

sebagai suatu sistem nilai yang memuat norma-norma tertentu.

Secara umum norma-norma tersebut menjadi kerangka acuan

3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

op. cit., hal. 636 4 Faisal, Mengintegrasikan Revisis Taksonomi Bloom Kedalam

Pembelajaran Biologi, Jurnal Sainsmat, Vol. IV, No. 2, 2015, hal. 104

Page 14: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

7

dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan

keyakinan agama yang dianutnya.5

Konsep-konsep dalam ajaran agama itu harus diketahui

dan dipahami, karena pemahaman yang benar tentang agama

dapat membantu dalam benarnya pengamalan ajaran agama

tersebut. yang dalam pembahasan ini adalah agama Islam.

2. Pendekatan dalam pemahaman keagamaan

Dalam memahami agama Islam dapat melalui dua

pendekatan, yaitu pendekatan tektual dan pendekatan kontekstual.

a) Pendekatan Tekstual

Disebut pendekatan tekstual karena ia menekankan

signifikansi teks-teks sebagai sentra kajian Islam dengan merujuk

kepada sumber-sumber suci dalam Islam, terutama al-Qur‟an dan

Hadits. Pendekatan ini sangat penting ketika kita ingin melihat

realitas Islam normatif yang tertulis, baik secara eksplisit maupun

implisit, dalam kedua sumber suci di atas. Selain al-Qur‟an dan

Hadits, kajian tekstual juga tidak menafikan eksistensi teks-teks

lainnya sebagaimana ditulis oleh para intelektual dan `ulama‟

besar Muslim terdahulu dan kontemporer.

Pendapat lain mengatakan pendekatan tekstual adalah suatu

model pemahaman yang berpegang pada formal teks,

berpedoman pada tradisi yang terbentuk dimasa silam dan

mengikatkannya secara ketat serta menganggap ajaran islam yang

5 Allan Menzies, Sejarah Agama Agama, (Yogyakarta : Forum,

2014), hal.318

Page 15: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

8

mereka yakini sebagai suatu kebenaran mutlak yang tidak perlu

dirubah lagi karena secara otoritatif telah dirumuskan oleh para

ulama‟ terdahulu secara final dan tuntas, mereka kurang suka

dengan perubahan karena khawatir menimbulkan keresahan yang

mengancam integrasi umat, karena itu dalam merespon tiap

perubahan, model pendekatan ini terkesan hati hati (untuk tidak

mengatakan lamban) dan selalu menempatkan

konsep “Almuhafadatu ala al qadim al-soleh wal akhzu bil

jadidil aslah (memelihara hal-hal yang terdahulu yang masih baik

dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik) pada posisi

bagaimana benang tak terputus dan tepung tak terserak.

Dalam aplikasinya, pendekatan tekstual barangkali tidak

menemui kendala yang cukup berarti ketika dipakai untuk

melihat dimensi Islam normatif. Persoalan baru muncul ketika

pendekatan ini dihadapkan pada realitas ibadah umat Islam yang

tidak tertulis secara eksplisit, baik di dalam al-Qur‟an maupun

Hadits, namun kehadirannya diakui dan, bahkan, diamalkan oleh

komunitas Muslim tertentu secara luas. Contoh yang paling nyata

adalah adanya ritual tertentu dalam komunitas Muslim yang

sudah mentradisi secara turun-temurun seperti slametan (tahlilan

atau kenduren).

Cukup dilematis, memang, bagi pendekatan tekstual untuk

sekedar menjustifikasi bahwa ritual-ritual tersebut merupakan

bagian dari ajaran Islam atau tidak. Sebagai bagian dari diskursus

akademis, tujuan mengkaji ritual-ritual populer dalam Islam

Page 16: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

9

memang bukan untuk membuktikan apakah mereka merupakan

bagian dari ajaran Islam atau tidak. Diskursus semacam ini tentu

saja sudah out of date untuk tetap dikedepankan dalam konteks

analisis ilmiah-akademis dan, oleh karenanya, tidak perlu

dipertahankan dalam tradisi intelektual. Sebaliknya, yang

menjadi concern akademis di sini adalah bagaimana

menempatkan ritual populer tersebut dalam kerangka

proporsional yang tidak berbuntut klaim atau pembenaran

sepihak.

b) Pendekatan Kontekstual

Kata kontekstual berasal dari bahasa Inggris, context yaitu

istilah yang berhubungan dengan kata-kata, konteks, suasana dan

keadaan. Lalu menjadi kata contextual yang berhubungan dengan

konteks, dilihat dalam hubungan dalam kalimat.6 Dalam

pengertian yang lain, kontekstual berarti keadaan atau situasi di

mana suatu kalimat atau perkataan itu di katakan. Indikator-

indikator yang berada dalam situasi di mana kata-kata tersebut

diucapkan ikut mempengaruhi. Misalnya kita mengatakan „ada

macam galak.‟ Apabila kata tersebut di ucapkan di tengah-tengah

hutan, maka kata tersebut dapat menunjukkan kepada keadaan

macan yang sesungguhnya. Tetapi jika kata tersebut diucapkan di

supermarket, kata yang dimaksud dengan macam tersebut bisa

berarti aparat keamanan atau satpam, dan yang sejenisnya. Di sini

6 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,

(Jakarta: Gramedia, 1979), cet. VIII, hal. 143

Page 17: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

10

terlihat bahwa satu kata bisa mengandung arti lebih dari sati

didasarkan pada situasi di mana kata tersebut diucapkan.7

Dengan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa

pendekatan kontektual dalam pemahaaman keagamaan adalah

yang penjabarannya senantiasa memperhatikan kondisi dan

situasi dimana Islam itu di kembangkan. Islam kontekstual adalah

Islam yang di pahami sesuai dengan situasi dan kondisi di mana

Islam tersebut di kembangkan.8

Yakni metode yang menjadikan rasio atau akal manusia

sebagai alat yang paling dominan dalam memperoleh

pengetahuan dan pemahaman atas pelbagai ajaran Islam, karena

itu seluruh teks teks wahyu harus dibedah secara kontekstual,

kritis, logis dan rasional.

Model kontekstualis ini juga dapat diartikan

sebagai manhaj fikir yang memahami agama Islam sebagai

organisme yang hidup dan berkembang sesuai dengan denyut

nadi perkembangan manusia, karena itu didalam menafsirkan teks

teks suci mereka menggunakan penafsiran yang kontekstual,

substansial dan non literal.

Karakteristik yang paling nampak dalam model ini meliputi

: Penekanan pada semangat religio etik, bukan pada makna

literal sebuah teks, manhaj yang dikembangkan mereka adalah

penafsiran Islam berdasarkan semangat dan spirit teks,

7 Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), Ed. 1. Cet. 2, hal. 107-108 8 Ibid., hal. 108

Page 18: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

11

memahami latar teks secara kontekstual, substansial dan non

literal, menurut mereka hanya dengan model tersebut, Islam

akan hidup survive dan berkembang secara kreatif menjadi

bagian dari “peradaban manusia” universal. Karena itu bagi

mereka pintu ijtihad mesti dibuka pada semua bidang sehingga

memungkinkan Islam mampu menjawab persoalan kemanusiaan

yang terus berubah, penutupan pintu ijtihad (baik secara terbatas

atau secara keseluruhan) adalah ancaman atas islam itu sendiri,

sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan.

c) Beberapa Permasalahan dalam Pemahaman

Keagamaan

1) Zakat dengan Uang

Rasulullah Saw bersabda:

ف كل أربعني شاة شاة

“Setiap empat puluh ekor kambing zakatnya seekor”.9

عليو وسلم زكاة الفطر صاعا من تر، أوصاعا من ف رض رسول اهلل صلى اهلل ، وأمر غي والكبي من المسلمني ، والذكر واألن ثى، والص ، على العبد والر شعي

با أن ت ؤدى ق بل خروج الناس إىل الصلة “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah

sebanyak satu sha‟ kurma atau gandum atas oaring muslim baik

budak dan orang biasa, laki-laki dan wamita, anak-anak dan

orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat Fitrah

sebelum berangkat (ke masjid) „Idul Fitri” (HR Bukhari dan

Muslim)”.10

9 Hadits riwayatTirmidzi no: 564 dan Abu Daud no: 134

10

Hadits riwayat Bukhari no : 1407 dan Muslim no : 1635 dan 1646

Page 19: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

12

Sebagian ulama memahami hadits-hadits tersebut secara

kontektual, yaitu berdasarkan tujuan ditetapkannya zakat itu.

Pemilik empat puluh ekor kambing wajib memberikan seekor

kambing untuk membahagiakan orang fakir miskin dan boleh

memberikannya seharga kambing tersebut. Begitu juga

mengeluarkan zakat fitrah tujuannya adalah agar orang fakir

miskin bahagia dan bisa memanfaatkannya maka boleh

mengeluartkan zakat senilai satu sha‟ buah kurma atau satu sha‟

gandum. Adapun sebagain ulama memahami secara tektual,

maka tidak sah mengganti zakat dengan harga yang senilai

dengan zakat yang harus dikeluarkan.

2) Zakat untuk Muallaf

Rasulullah Saw biasanya memberikan bagian zakat pada kepala

suku Arab dengan tujuan untuk menarik mereka agar memeluk Islam

atau mencegah mereka agar tidak membahayakan kaum Muslimin.

Bagian ini diberikan pula pada orang-orang Muslim yang baru

(muallaf) sehingga mereka dapat tetap memeluk Islam dengan teguh.

Tetapi Umar bin Khaththab mencabut perintah yang dituliskan Abu

Bakar, dikala ia masih menjadi khalifah bagi penyumbangan tanah-

tanah tertentu pada sejumlah orang atas dasar bahwa Rasulullah telah

memberikan bagian ini untuk memperkuat Islam, tetapi karena keadaan

telah berubah, maka bagian ini tidak valid lagi. Tindakan Umar ini

tampaknya bertolak belakang dengan Qur‟an, tetapi sebenarnya ia

mempertimbangkan situasi yang ada dan mengikuti ruh perintah

Qur‟an. Pertimbangan pribadinya membawanya pada keputusan bahwa

seandainya Rasulullah hidup dalam kondisi yang sama, tentu beliau

Page 20: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

13

akan memutuskan hal yang serupa.11

Pemahaman Umar bin Khaththab

dalam hal ini cenderung menggunakan pendekatan kontektual.

3) Hukum Potong Tangan Bagi Pencuri

Sejumlah budak mencuri seekor unta betina, kemudian

menyembelihnya dan memakannya beramai-ramai. Ketika persoalan ini

disampaikan pada Umar bin Khaththab, seketika itu juga ia

memerintahkan agar dilakukan pemotongan tangan terhadap mereka,

tetapi setelah termenung sesaat ia berkata pada pemilik budak-budak

itu: “kamu pasti yang telah membuat budak-budak ini kelaparan”.

Karena itu ia memerintahkan pemilik budak-budak itu agar mengganti

unta betina dengan dua kali harganya dan mencabut perintah

sebelumnya, yaitu pemotongan tangan pada pencurinya. Cerita lain

menyatakan bahwa seorang laki-laki mencuri suatu barang dari Baitul

Mal, tetapi Umar tidak memotong tangannya. Bahwa Umar

membekukan hukuman pemotongan tangan pencuri pada musim

paceklik adalah fakta sejarah yang masyhur. Dalam kasus-kasus ini

Umar tampaknya melanggar ayat Qur‟an yang memerintahkan

pemotongan tangan pencuri. Tetapi Umar menggunakan pendekatan

kontekstual dalam memutuskan hukum di atas.12

4) Mengganti Kayu Siwak dengan dengan Sikat dan

Pasta Gigi

11

Ahmad Hasan, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup, Terjemahan dari

The Early Development of Islamic Jurisprudence oleh Agah Garnadi,

(Bandung : Penerbit Pustaka, 1984), h. 110. 12

Ibid., h. 110

Page 21: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

14

Islam adalah agama yang mencintai kebersihan, tak

terkecuali kebersihan gigi. Oleh sebab itu, dalam ajaran Nabi

Muhammad SAW seorang Muslim dianjurkan untuk bersiwak

yang berguna untuk membersihkan gigi.

Apa siwak itu? Menurut bahasa Arab siwak berarti

menggosok atau alat yang digunakan untuk itu. Nabi SAW sangat

menganjurkan umatnya untuk bersiwak dalam setiap shalat.

واك عند كل صلة ت، ألمرت هم بالس لول أن أشق على أمArtinya, “Jika tidak memberatkan bagi umatku, maka aku

akan menyuruh mereka untuk bersiwak setiap shalat,” (HR Abu

Dawud).

Pada masa Nabi, sebagaimana disebutkan dalam kitab-

kitab fikih klasik, disebutkan bahwa orang Arab biasa menggosok

gigi dengan kayu yang dikenal dengan kayu arak. Selain itu,

dalam berbagai riwayat hadits, Nabi dan sahabat tidak lupa untuk

mencuci kayu tersebut setelah digunakan bersiwak. Kenapa kayu

arak? Ranting kayu ini lebih lunak dan terasa nyaman di mulut.

Di Indonesia, fenomena bersiwak banyak di sekitar kita.

Kayu arak ini dijual, serta dijadikan oleh-oleh jamaah haji untuk

handai tolan sepulang ke Indonesia. Sebagian orang menganggap,

yang disebut bersiwak adalah menggunakan kayu tersebut

sewaktu-waktu, terutama sebelum shalat.

Zaman sudah berubah, masyarakat juga mengenal sikat

gigi serta pasta gigi. Sikat gigi lebih mudah didapat di Indonesia,

serta bisa menjangkau bagian mulut yang lebih dalam. Nah,

Page 22: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

15

apakah menggunakan sikat dan pasta gigi termasuk bersiwak

juga?

واك أيضا على ما يستاك بو من أراك ونوه ويطلق الس

Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi menyebutkan

dalam kitabnya Fathul Qarib bahwa “Siwak adalah menggosok

gigi dengan kayu arak atau sejenisnya.” Dari keterangan tersebut,

maka selain kayu arok pun bisa dinilai bersiwak.

Lebih lanjut, Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam Al-Fiqhul

Islami wa Adillatuh menyebutkan:

فرة استعمال عود أو نوه كأشنان وصاب ون، ف األسنان وما حولا، ليذىب الصها رىا عن .وغي

Artinya, “Siwak adalah penggunaan kayu atau sejenisnya

seperti sikat dan pasta gigi, untuk membersihkan bagian gigi dan

sekitarnya, supaya kotoran dan sejenisnya bisa hilang.”

Maka perlu diketahui, bahwa tujuan bersiwak ini adalah

mulut yang bersih serta bau mulut yang sedap. Dalam interaksi

kita sehari-hari, gigi kotor dan bau mulut tak sedap membuat

tidak nyaman. Untuk menambah nilai kemuliaan saat beribadah,

maka membersihkan gigi sangat dianjurkan, baik sebelum shalat,

ketika akan membaca Al-Quran, dan sebagainya.

Bersiwak dengan kayu juga perlu diperhatikan. Setelah

digunakan, kayu hendaknya dicuci. Lalu saat ujungnya sudah

mekar, maka ia sulit untuk menjangkau sela-sela gigi. Kayu

siwak yang digunakan tapi tak kunjung dicuci, tentu juga bisa

menyebabkan kayu itu berbau tak sedap.

Page 23: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

16

Membersihkan gigi itu penting, dan meskipun tidak

menggunakan kayu tetap diniatkan bersiwak agar mendapat

kesunahan. Gigi bersih, nafas segar, serta mendapatkan kebaikan

juga. Kalau bisa, kita juga boleh menggunakan kayu arak agar

lebih menambah keutamaan. 13

5) Isbal (Kaki celana/Jubah/Kain menutup mata kaki).

Dari Abu Dzar, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda,

“Ada tiga yang tidak akan diajak bicara oleh Allah Swt pada hari

kiamat, Allah Swt tidak memandang mereka, tidak mensucikan

mereka dan bagi mereka azab yang menyakitkan”. Rasulullah

Saw mengatakannya tiga kali. Abu Dzar berkata, “Mereka itu sia-

sia dan merugi. Siapakah mereka wahai Rasulullah?”. Beliau

menjawab, “Al-Musbil (orang yang memanjangkan

jubah/kain/kaki celana menutupi mata kaki), orang yang

mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang menjual barangnya

dengan sumpah dusta”. (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda,

“Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka”.

(HR. al-Bukhari).

Pendapat Ulama Memahami Hadits-Hadits Ini:

Pendapat Imam Syafi‟i: “Makna Isbal adalah

memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang

yang sombong. Jika pada orang yang tidak sombong, maka

13

www.nu.or.id

Page 24: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

17

makruh. Demikian disebutkan Imam Syafi‟i secara nash tentang

perbedaan antara orang yang memanjangkan kain karena

sombong dan orang yang memanjangkan kain tetapi tidak

sombong.14

Imam an-Nawawi membuat satu bab khusus dalam kitab

Riyadh ash-Shalihin:

باب صعة طول القميص والكم واإلزار وطرف العمامة وحترمي إسبال شيء من ذلك على سبيل اخليلء وكراىتو من غي خيلء

Bab: Sifat panjangnya gamis, ujung gamis, kain dan

ujung sorban. Haram memanjangkan semua itu untuk

kesombongan, makruh jika tidak sombong. 15

Pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar al-„Asqalani:

وف ىذه األحاديث أن إسبال اإلزار للخيلء كبية وأما اإلسبال لغي اخليلء استدل بالتقييد ف ىذه األحاديث باخليلء فظاىر األحاديث حترميو أيضا لكن

على أن اإلطلق ف الزجر الوارد ف ذم اإلسبال حممول على املقيد ىنا فل حيرم اجلر والسبال إذا سلم من اخليلء

Dalam hadits-hadits ini disebutkan bahwa memanjangkan

kain bagi orang-orang yang sombong adalah dosa besar. Adapun

memanjangkan kain bagi yang tidak sombong, zhahir hadits ini

mengandung makna haram juga, akan tetapi diikat dengan

hadits-hadits lain yang mengandung makna sombong. Kalimat

yang bersifat umum dalam kecaman tersebut mengandung makna

ikatan: bagi orang yang sombong. Oleh sebab itu tidak haram

menyeret dan memanjangkan kain jika selamat dari sifat

14

Al-Haifzh Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari Syarh Shahih al-

Bukhari, juz.X (Beirut: Dar alMa‟rifah, 1379H), hal.263. 15

Imam an-Nawawi, Riyadh ash-Shalihin, juz.I, hal.425.

Page 25: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

18

sombong.16

وىذا اإلطلق حممول على ما ورد من قيد اخليلء فهو الذي ورد فيو الوعيد بالتفاق

Penggunaan kalimat yang bersifat umum ini mengandung

makna ikatan, diikat dengan hadisthadits yang mengikat dengan

sifat sombong, maka orang yang memanjangkan kain/jubah/kaki

celana dengan sifat sombong, itulah yang diancam dengan

ancaman yang keras, disepakati ulama tentang ini.17

Pendapat Syekh DR.Yusuf al-Qaradhawi: Salah satu

metode memahami hadits dengan baik adalah:

مجع األحاديث الواردة ف املوضوع الواحد “Menggabungkan beberapa hadits dalam satu tema”.

Hadits tentang Isbal, banyak pemuda Islam yang

bersemangat sangat mengingkari orang lain yang tidak

memendekkan pakaiannya di atas mata kaki. Bahkan mereka

terlalu berlebihan dalam bersikap sampai pada tingkat

menjadikan perbuatan memendekkan kaki celana sebagai syi‟ar

Islam atau kewajiban yang besar dalam Islam. Jika mereka

melihat seorang ulama atau da‟i tidak memendekkan kaki celana

seperti yang mereka lakukan, mereka menuduhnya -bahkan

secara terang-terangan- tidak faham agama!

Jika seseorang mencukupkan dirinya hanya memahami

makna zhahir dengan satu hadits saja, tanpa melihat hadits-hadits

lain yang terkait dengan tema tertentu secara keseluruhan, maka

orang akan mudah terjerumus dalam kekeliruan, jauh dari

16

Al-Haifzh Ibnu Hajar al-„Asqalani, op. cit., juz.X, hal.263 17

Ibid., hal.257.

Page 26: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

19

kebenaran dan tujuan yang dimaksud hadits Rasulullah Saw. 18

Memanjangkan jubah merupakan tradisi kesombongan

raja-raja Romawi dan Persia masa silam. Untuk menunjukkan

keangkuhan dan kesombongan mereka, maka para penguasa itu

memanjangkan jubah yang ujungnya dibawa oleh para pengawal

dan dayang-dayang. Tradisi itu masuk juga ke dalam masyarakat

Jahiliyah. Dalam satu bait sya‟ir jahiliyah dikatakan,

فل يغرنك جر الثوب معتجرا ... اين امرؤ ف عند اجلد تشمي Janganlah engkau terpukau dengan panjangnya jubah

dan sorban yang terurai

Sesungguhnya aku juga orang yang memiliki pakaian

yang panjang.19

6) Tahlilan

Islam di Jawa, yaitu Budha dan Hindu, sehingga praktek

tahlil hukumnya haram dilakukan karena menyerupai dengan

tradisi agama lain. Tuduhan ini dilakukan sebagaimana ketika

mereka mengharamkan perayaan maulid nabi Muhammad Saw.

karena menyerupai perayaan kelahiran dalam agama lain, yaitu

perayaan Natal (Kristen)

Pandangan yang serba membuat kesamaan antara tradisi

Islam dengan tradisi non-Islam ini beranggapan jika bukan orang

Islam yang melakukan pertama kali, berarti itu bid‟ah sesat,

18

Syekh DR.Yusuf al-Qaradhawi, Kaifa Nata‟amal Ma‟a as-Sunnah

an-Nabawiyyah, (Cairo; Dar asySyuruq, 1423H), hal.128 19

DR.Jawwad „Ali, al-Mufashshal fi Tarikh al-„Arab Qabl al-Islam,

Juz.XVIII (Dar as-Saqi, 1422H),

hal.37.

Page 27: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

20

haram, bahkan kafir jika dilakukan oleh orang Islam. Perlu juga

diingat bahwa budaya sarungan itu bukan budaya Islam. Pada

masa nabi Muhammad Sawa. tidak ada. Budaya sarungan umat

Islam yang cuma di Indonesia. Itu pun juga berangkat dari

budaya agama Hindu yang ada di Indonesia. Anggap saja orang

Madura yang kentara dengan budaya sarungnya, dan lihat agama

nenek moyang orang Madura sebelum Islam datang, tak lain

mayoritas menganut Hindu.

Begitu pula dengan budaya celana yang sudah banyak

digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tempo dulu budaya

memakai celana di kalangan Islam Indonesia haram. Hal tersebut

dengan suatu dalil dan alasan bahwa orang yang menyerupai

suatu, maka mereka merupakan bagian dari mereka. Karena

dianggap menyerupai dengan orang Belanda atau Jepang yang

beragama non-Islam, maka memakai celana diharamkan. Itu

semua merupakan buah dari fanatisme dalam beragama yang

mengekang dan mempersulit hidupnya sendiri. Baru ketika

mereka sadar bahwa memakai celan itu penting, pengharaman

lambat laun menyusut dan rata-rata kiai memakai celana.

Diakui atau tidak, latar belakang tahlil itu memang

awalnya merupakan budaya masyarakat Indonesia yang beragama

non-Islam sebelum Islam masuk ke Nusantara ini. Namun karena

di satu sisi nabi Muhammad Saw. khususnya Islam sendiri yang

memiliki sifat menghargai (toleran), maka ekspansi Islam tidak

dengan cara merusak dan meniadakan apa yang telah menjadi

Page 28: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

21

tradisi masyarakat non-Islam sebelumnya (Hal.10). Namun,

upaya ekspansi Islam ini dengan fleksibelitasnya mampu

mengislamkan orang Nusantara ini dengan mudah dan tanpa

kekerasan apapun. Tentunya kelenturan dan cara beradaptasi baik

yang dijadikan senjata ampuh oleh penyebar Islam tempo dulu.

Secara historis, keberadaan tahlil adalah salah satu wujud

keberhasilan islamisasi terhadap tradisi-tradisi masyarakat

Indonesia pr-Islam. Tradisi masyarakat Indonesia ketika ada

orang meninggal dunia adalah berkumpul di rumah duka pada

malam hari untuk berjudi, mabuk-mabukan dan sebagainya.

Lambat laun seiring dengan Islam yang mulai menyentuh

mereka, acara tersebut diisi dengan nilai-nilai keislaman yang

dapat mendatangkan manfaat kepada orang yang meninggal

dunia, keluarga duka, serta masyarakat secara umum. Dari sini

kemudian tradisi tahlilan berkembang luas di tengah masyarakat

seperti yang diamalkan oleh masyarakat saat ini.

Tradisi kumpul-kumpul yang dilakukan oleh masyarakat

non-Islam dulu itu tidak dirusak dan tidak disuruh bubar begitu

saja oleh penyebar agama Islam dahulu. Jika sebaliknya yang

terjadi, maka entah seperti apa lagi Islam di mata masyarakat

non-Islam dahulu hingga sekarang. Maka dari itu, masyarakat

non-Islam yang berkumpul ketika ada acara kematian itu diubah

melalui pendekatan pengaplikasian dengan nilai-nilai keislaman

sebagai dakwah yang paling jitu dan tidak harus merusak yang

Page 29: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

22

sudah ada. Hingga akhirnya acara itu bernilai sebagaimana yang

diamanatkan oleh syariat Islam.

Secara bahasa tahlilan berakar dari kata hallala (هلل)

yuhallilu ( يهلل ) tahlilan ( تهليلا ) artinya adalah membaca “Laila

illallah.” Istilah ini kemudian merujuk pada sebuah tradisi

membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang diambil dari ayat al-

Qur‟an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan untuk orang yang

meninggal dunia.

Biasanya tahlilan dilakukan selama 7 hari dari

meninggalnya seseorang, kemudian hari ke 40, 100, dan pada hari

ke 1000 nya. Begitu juga tahlilan sering dilakukan secara rutin

pada malam jum‟at dan malam-malam tertentu lainnya. Bacaan

ayat-ayat al-Qur‟an yang dihadiahkan untuk mayit menurut

pendapat mayoritas ulama‟ boleh dan pahalanya bisa sampai

kepada mayit tersebut. Berdasarkan beberapa dalil, diantaranya

hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan lainnya;

عليو وسلم قال عن سيدنا معقل بن يسار رضي اهلل عنو ان رسول اهلل صلى اهلل ار الخرة ال غفر اهلل لو اق رؤىا : يس ق لب القران ل يقرؤىا رجل يريد اهلل والد

ابن رواه اب و داود, ابن ماجو, النسائى, احد, الكيم, الب غوى, على موتاكم (هقى, وابن حبان ران, الب ي اب شيبة, الطب

Dari sahabat Ma‟qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah

s.a.w. bersabda : surat Yasin adalah pokok dari al-Qur‟an, tidak

dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha Allah kecuali

diampuni dosadosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-

orang yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud,

dll)

Page 30: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

23

Adapun beberapa ulama juga berpendapat seperti Imam

Syafi‟i yang mengatakan bahwa:

وان ختموا القرأن عنده كان حسناويستحب ان يقراء عنده شيئ من القرأن , Bahwa, disunahkanmembacakan ayat-ayat al-Qur‟an

kepada mayit, dan jika sampai khatam al-Qur‟an maka akan

lebih baik.

Bahkan Imam Nawawi dalam kitab Majmu‟-nya

menerangkan bahwa tidak hanya tahlil dan doa, tetapi juga

disunahkan bagi orang yang ziarah kubur untuk membaca ayat-

ayat Al-Qur‟an lalu setelahnya diiringi berdoa untuk mayit.

Begitu juga Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan

bahwa, dalil yang dijadikan acuan oleh ulama‟ kita tentang

sampainya pahala kepada mayit adalah bahwa, Rasulallah saw

pernah membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di atas kubur

dua sahabatnya sembari bersabda “Semoga ini dapat

meringankan keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini

menjadi kering”.

Imam al-Qurtubi kemudian berpendapat, jika pelepah

kurma saja dapat meringankan beban si mayit, lalu bagaimanakah

dengan bacaan-bacaan al-Qur‟an dari sanak saudara dan teman-

temannya Tentu saja bacaan-bacaan al-Qur‟an dan

lainlainnyaakan lebih bermanfaat bagi si mayit. Abul Walid Ibnu

Rusyd juga mengatakan:

وان قرأ الرجل واىدى ثواب قرأتو للميت جاز ذالك وحصل للميت اجره

Page 31: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

24

Seseorang yang membaca ayat al-Qur‟an dan

menghadiahkan pahalanya kepada mayit, maka pahala tersebut

bisa sampai kepada mayit tersebut.

7) Saksi Perzinaan

Dalam Syariat Islam, sanksi terhadap suatu perbuatan

diberlakukan setahap demi setahap, bahkan ada pula laraangan itu

dimulai dengan cara yang bersifat peringatan dengan berbagai

ragam ungkapan yang dinyatakan dalam al-Qur‟an. Minum

khamer dan berjudi misalnya, sebelum larangan dinyatakan

secara tegas dalam suaart al-Mai‟dah ayat 90, terlebih dahulu

surat al-Baqarah ayat 219 menyatakan bahwa; khamer dan judi

itu terdapat dosa besar dan juga bermanfaat bagi manusia, tetapi

dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Ungkapan tersebut

sebagai himbauan dan peringatan agar kaum muslimin

meninggalkan judi dan minum khamer yang dikala itu begitu

mengakar dalam masyarakat Arab.

Demikian pula sanksi bagi perzinaan juga diberlakukan

tahap demi tahap, sesuai dengan ayat yang diundangkan.20

Pada

awalnya sanksi perzinaan itu adalah seperti yang dinyatakan

dalam firman Allah SWT:

تيٱول فحشتلفٱيأتيي سائكن أربعتستشهدواٱهي عليهي

في فأهسكىهي شهدوا فئى كن لبيىثٱه هي يتىفى حتى

لوىثٱ يجعل ٱأو لل سبيل هكنلذاىٱو٥١لهي ها يأتي

20

Abu Zahrah, Falsafah al-Uqubah fi al-Fiqh al-Islami, (Mesir: Dar

al-Ilm Lil Malayin, 1963), h. 106-107

Page 32: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

25

فئى ف اووهوا إى هوا ع فأعزضىا وأصلحا ٱتابا كاىلل

ا حيوا ابار ٥١تى “Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan

perbuatan keji (zina) hendaklah ada empat orang saksi diantara

kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah

memberi kesaksian, maka kuranglah mereka itu dalam rumah

sampai mereka menemui ajalnya atau sampai Allah memberi

jalan yang lain kepada mereka”.21

“Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji

diantara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya,

kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka

biarlah mereka. Sesungguhnya Allah Penerima taubat lagi Maha

Penyayang”.

ايتٱ ايٱولز ولجلدواٱفلز جلدة هائت هوا ه حد و كل

فيد ٱييتأخذكنبهوارأفت تؤهىىبلل ٱإىكتن ليىمٱولل

يلخزٱ ٢لوؤهييٱوليشهدعذابهواطائفته “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina,

maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera,

dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu

untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada

Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman

mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang

beriman.”22

Menurut para mufassir, pada awal Islam sanksi

perzinaan adalah kurungan bagi wanita yang telah kawin dan bagi

gadis dicerca, sedang bagi laki-laki dipermalukan dan dicerca

dihadapan khalayak ramai. Sanksi yang diungkapkan dalam surat

al-Nisa ayat 15 dan 16 itu bersifat temporer, karena dalam ayat

tersebut ada pula penegasan “Sampai Allah memberikan jalan

lain bagi mereka” yang berarti pula akan ada sanksi lain yang

21

QS. Al-Nisa(3):15-16 22

QS Al-Nur (24) : 2

Page 33: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

26

akan diberlakukan. Kebenaran ini terwujud dalam surat al-Nur

ayat 2 tersebut, yang menurut riwayat bersumber dari Aisyah dan

Sa‟ad bin Mu‟ad, diwahyukan pada tahun keenam hijriyah.23

Tahap-tahap diberlakukan ketentuan hukum dalam syari‟at Islam,

karena syari‟at Islam sangat memperhatikan kemashlahatan

manusia, serta sesuai pula dengan prinsip ajaran yang dibawanya

yaitu tidak mempersempit manusia, seperti yang dikemukakan

dalam surat al-Haj:

ييٱوهاجعلعليكنفي لد هيحزج“Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam

agama itu kesempitan”24

Setiap kejahatan dan pelanggaran supaya dapat

dikenakan sanksi harus melalui pembuktian terlebih dahulu.

Dalam delik seksual (jarimah perzinaan), suatu sanksi baru bisa

dikenakan terhadap pelakunya, manakala telah terbukti

perbuatannya secara sah menurut hukum. Adapun pembuktian

dalam kasus perzinaan ada tiga yaitu:

a. Iqrar (pengakuan), yaitu pelaku mengakui

perbuatannya, bahwa ia benar-benar melakukan

perbuatan yang dituduhkan kepadanya.

b. Bayyinah (bukti-bukti/keterangan kuat), yang tidak

dapat disangkal kebenarannya, seperti wanita hamil

tanpa ada suaminya, atau suami telah lama

meninggalkannya dan tidak pernah melakukan

23

Abu 'A'ia al-Maududi, Tafsir Surah al_Nur, (Damsyiq: Dar a!-

Fikri, 1960), h. 9-10. 24

QS. al-Haj (22) ayat 78 :

Page 34: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

27

aktivitas suami isteri.

c. Syahadah (persaksian), yaitu saksi mengetahui

secara pasti (bukan dari orang lain) atas perbuatan

pelaku zina.25

Persaksian terhadap jarimah perzinaan harus

dikemukakan oleh empat orang saksi, hal itu dinyatakan dalam

nas al-Qur‟an secara jelas sebagai berikut:

تيٱول حشتٱيأتيي سائكلف فهي أربعتستشهدواٱن عليهي

في فأهسكىهي شهدوا فئى كن لبيىثٱه هي يتىفى حتى

ٱأويجعللوىثٱ سبيللل ٥١لهيa. “Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan

perbuatan keji (zina), hendaklah ada empat orang

saksi di antara kamu.”26

بهۥتلقىهإو لكن ليس ا ه بأفىاهكن وتقىلىى علنۦبألستكن

اوهىعدۥوتحسبىه ٱهي ٥١عظينللb. “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita

yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak

mendatangkan empat orang saksi, maka deralah

mereka (yang menuduh) itu delapan puluh kali

dera.”27

c. “Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak

mendatangkan empat orang saksi atas berita

kebohongan itu? Oleh karena mereka tidak

mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada

25

Abd al-Qadir al-Audah, al-Tasri‟ al-Jina‟I al-lslami, (Kairo:

Maktabah al-Gurubah, 1962), juz ii, h. 395 26

QS. Al-Nisa‟ (4) ayat: 15 27

QS. Al-Nur (24) ayat: 4.

Page 35: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

28

sisi Allah orang-orang yang dusta”.28

Dari ayat-ayat yang dikemukakan tersebut, para ulama

mensyaratkan bahwa terhadap tuduhan perzinaan harus

dikemukakan empat orang saksi.29

Berkaitan dengan empat

orang saksi dalam kasus perzinaan, Syaltut mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut: Seseorang boleh mengalirkan darah

karena mempertahankan kehormatan rumah tangganya (kasus

zina) walaupun tanpa empat orang saksi, hal itu semata mata

sebagai pembelaan kehormatannya, manakala bukti telah kuat.30

Karena pembelaan terhadap kehormatan juga didorong rasa

cemburu yang menurutnya hampir mendekati perasaan gila.31

Syaltut memberikan ilustrasi yang terdapat dalam riwayat tentang

putusan Umar ibn Khattab, bahwa ia membenarkan seorang laki-

laki yang menetakkan pedangnya kepunggung laki-laki lain

sehingga meninggal karena didapatkannya berbuat zina dengan

isterinya.32

Lebih lanjut ia mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut: Manakala tidak memungkinkan menghadirkan empat

orang saksi dalam kasus itu, maka cukuplah bukti-bukti kuat

menurut hukum bisa digunakan oleh hakim.33

Dan dengan tegas

28

QS. AI-Baqarah (2) ayat 188 29

Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala al-Mazahib al-arba‟ah,

(Bairut: Dar al-Fikri), 1985 30

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980), h. 345 31

Ibid. 32

Ibid., h. 344-345. 33

Ibid.

Page 36: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

29

ia menyatakan sebagai berikut : Bagi pengadilan banyak cara

untuk menetapkan (keputusan) disamping empat orang saksi.

Dari pendapat yang dikemukakannya tersebut dapat

dinyatakan bahwa jika secara material bukti-bukti telah kuat

mengenai terjadinya perzinaan antara seorang laki-laki dengan

wanita bukan isterinya yang melanggar kehormatan orang lain,

maka hakim bisa memutuskan perkara tanpa empat orang saksi.

Dengan demikian, pemikiran Syaltut tersebut

mengandung mashlahah, karena, jika saja kasus melanggar

kehormatan orang lain (zina) harus dengan empat orang saksi

dalam pembuktiannya, sedangkan hal itu sulit dipenuhi,

sedangkan bukti-bukti lain telah menguatkan, maka akan tidak

terlindungi kehormatan rumah tangga seseorang, dan akan

tergoyahkan pula ketenangan rumah tangganya. Padahal

ketenangan rumah tangga merupakan fondasi penting untuk

menciptakan keharmonisan suatu perkawinan dan kelestariannya.

Berdasarkan mashlahah ini pula, Umar bin Khattab

pernah mendera peminum khamer delapan puluh kali.

Sedangkan pada zaman34

Nabi peminum khamer hanya didera

empat puluh kali. Umar ibn Khattab, seorang sahabat Nabi yang

dianggap oleh jumhur ulama sebagai imam ahli ra‟y, banyak

sekali ia berijtihad dan berfatwa dengan menggunakan

pertimbangan mashlahah seperti; tidak memberikan hak muallaf

dari harta zakat, membunuh orang banyak karena bersama-sama

34

M. Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad antara tradisi dan

Liberasi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998), h. 50-51

Page 37: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

30

membunuh seseorang, mendera peminum khamer delapan puluh

kali, tidak melaksanakan hukuman potong tangan atas pencuri

pada musim paceklik dan dalam suasana perang, mengharamkan

laki-laki muslim menikah dengan wanita kitabiyah,

memerintahkan seseorang mengalirkan air di tanah orang lain

meskipun dilarang oleh pemiliknya, mengadakan penjara,

mengatur adminstrasi pemerintahan, memungut pajak dari rakyat

yang mampu untuk mencukupi biaya pemerintahan, tidak

membagi tanah rampasan perang dan tetap membiarkannya

ditangan pemiliknya, masalah talak tiga, dan masih banyak lagi.35

Karena itu setiap aktivitas yang mengandung manfa‟at,

baik itu dari segi menarik atau menghasilkannya, maupun cara

menolak atau menghindarkan dari bahaya dan kepedihan, pantas

dinamai maslahah. Maslahah itu pada dasarnya adalah sesuatu

yang membawa kearah yang baik dan manfa‟at.

Kalau dilihat dari segi metodologi hukum Islam, maka

dapat dikatakan, bahwa cara pengambilan kesimpulan Syaltut

dalam mengistinbatkan hukum mengenai persoalan di atas adalah

menggunakan maslahah. Ia merumuskan semacam kaidah

sebagai berikut: Dan jika suatu masalah itu didapatkan, maka

disitulah syariat Allah.

Menurut Syaltut agama ini (Islam) diturunkan untuk

kepentingan maslahah manusia, baik untuk kehidupan dunianya

maupun kehidupan akhiratnya. Secara tegas ia menyatakan

35

Ibid., h. 39-67

Page 38: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

31

urgennya maslahah dalam Islam sebagai berikut : Islam itu

semata-mata agama yang dikehendaki darinya pengaturan

maslahah manusia, merialisir keadilan dan menjaga hak-hak

(seseorang).36

Disinilah jelas pandangan Syaltut, bahwa Islam adalah

agama yang mengedepankan maslahah bagi manusia, dan

menjadikan keadilan sebagai suatu prinsip yang harus dirialisir.

Demikian pula haak-hak perseorangan adalah merupakan milik

yang harus dihargai dan dijaga. Dalam kaitan ini, maka menjaga

kehormatan seseorang dalam kasus perzinaan merupakan hak

seseorang yang harus dijaga dan dilindungi, demi tegaknya suatu

keadilan, walaupun belum mencukupi empat orang saksi. Untuk

itu hakim harus mengadili dengan bukti-bukti kuat yang lain,37

demi maslahah pula.

Sementara itu Syaltut juga memiliki visi, bahwa ijtihad

itu sendiri berkaitan erat dengan adanya maslahah, seperti

pernyataannya sebagai berikut: Ijtihad berubah sesuai dengan

maslahah yang ada.38

Lebih lanjut pemikirannya mengenai kaitan antara

ijtihad dan mashlahah dapat diumpamakan seakan-akan sebagai

dua sisi dari mata uang logam yang sama yang tidak bisa

dipisahkan. Seperti yang diungkapkannya sebagai berikut :

perbedaan adanya maslahah dalam suatu perkara itu, disebabkan

36

Mahmud Syaltut, al-ahkam Aqidah wa at-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980), h. 482 37

Ibid., h. 345 38

Ibid., h. 496

Page 39: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

32

adanya perubahan waktu, tempat dan (kondisi sosial) orang-orang

(masyarakat), dan disini diwujudkan (dilakukan) ijtihad.

Dengan pertimbangan maslahah ini pula, ia berpendapat

bahwa hukuman ta‟zir39

bisa dijatuhkan lebih berat dari hukuman

hudud, jika hakim menganggap maslahah menghendaki.40

Pendapat ini bisa diilustrasikan sebagai berikut; Jika

terjadi terhadap seseorang yang mengurangi takaran (timbangan)

terus menerus dalam aktivitas perdagangannya, dan perbuatan itu

bisa berpengaruh besar terhadap skala perdagangan yang luas dan

akibatnya juga mendatangkan kerugian cukup besar terhadap

masyarakat, maka orang yang melakukan pelanggaran

mengurangi takaran (timbangan) tersebut bisa dikenakan sanksi

hukuman lebih berat dari pencurian itu sendiri. Karena adanya

maslahah menghendaki untuk itu, yaitu terlindunginya konsumen

(masyarakat) dari kerugian, supaya tercipta perdagangan yang

bersih dan jujur jauh dari penipuan dan manipulasi yang

merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama.41

Di sinilah perlu adanya kesalehan individual dan

kesalehan sosial yang berproses melalui penanaman nilai-nilai

keagamaan. Sehingga setiap warga masyarakat terikat moralitas

religius untuk menuju terwujudnya masyarakat yang baik, jujur,

39

Ta‟zir adalah sanksi hukuman yang tidak ditentukan bentuk

jumlahnya yang dikenakan terhadap perbuatan melawan hukum selain hudud,

qisas, diyat dan kafarah. I.ihat Abd al-Aziz „Amir, al-Ta‟zir fi al-Syari‟ah al-

Islamiyyah, (Kairo: Dar al-Fikri al-Arabi, 1976), h. 52-53 40

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980), h.293 41

DR. H. Abd. Salam Arief, MA, Op. Cit., h. 157

Page 40: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

33

adil, jauh dari manipulasi dan saling mempercayai dalam segala

aspek kehidupan. Dengan demikian akan tercipta masyarakat

yang mengedepankan moralitas luhur yang bersendikan agama.

8) Bunga Bank

Kegiatan hidup manusia hendaklah senantiasa diarahkan

supaya mempunyai makna dan bernilai pengabdian (ibadah)

kepada-Nya. Untuk bernilai ibadah, manusia dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan hidupnya hendaknya selalu

menjunjung tinggi pedoman-pedoman yang diberikan oleh Allah

dalam al-Qur‟an dan petunjuk-petunjuk pelaksanaannya yang

diberikan oleh Rasulullah dalam Sunnah-nya. Namun demikian,

dalil-dalil muamalat yang dikandung oleh al-Qur‟an dan Sunnah

pada umumnya bersifat global (mujmal) dan sedikit sekali yang

terinci dan qat‟i, sehingga memiliki banyak peluang untuk

melakukan ijtihad hukum yang sesuai dengan kemashlahatan

manusia. Syari‟at Islam dalam bidang muamalat memberikan

petunjuk terhadap tujuan pokoknya ialah terciptanya

kemaslahatan manusia. Bertolak dari kenyataan itu, maka akan

terdorong pula usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan

hukum Islam melalui ijtihad lebih dinamis lagi.42

Mahmud Syaltut, seorang cendikiawan dari Mesir

berpendapat bahwa sesungguhnya prinsip syari‟at Islam dalam

bidang muamalah adalah terpenuhinya maslahah, terlindunginya

42

Ibid., h. 85

Page 41: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

34

aturan dan hak-hak serta meningkatnya taraf hidup.43

Sebagai

contoh ia menghalalkan bunga tabungan karena dipandang

memberikan kemashlahatan dan tidak menimbulkan

kemudharatan, baik yang menabung atau yang menerima

tabungan, kedua-duanya mendatangkan kebaikan. Didalamnya

tidak terdapat orang yang menganiaya dan teraniaya, dengan kata

lain tidak ada unsur pemerasan atau pemaksaan. Laba yang

diberikan oleh tabungan adalah sebagai suatu daya tarik saja.

Berdasarkan hal ini, Syaltut membolehkan bunga

tabungan itu berdasarkan ayat 220 dan 279 surat al-Baqarah.

Dalam hal ini, Muhammad Abduh berpendapat, bahwa haram

ataupun halalnya bunga tadi bertitik tolak pada : Allah tidak

mengharamkan sesuatu kecuali karena mendatangkan

mudharat pada dirinya, dan tidak menghalalkan sesuatu, kecuali

karena bermanfaat pada dirinya.44

Pendapat Syaltut tersebut berbeda dengan kalangan ulama

Mesir saat itu yang menyatakan bahwa, keuntungan yang

diberikan oleh Bank adalah haram.45

Akibat dari pendapat ini,

maka lebih dari tiga ribu penabung menolak menerima

keuntungannya, karena keyakinan agama mereka.

Pemahaman diatas cenderung terbagi menjadi dua;

sebagian sahabat memahami hadits secara kontekstual, yaitu yang

43

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, h.391 44

Muhammad abduh, Tafsir al-Manar, (Cairo: Maktabah al-Qahiroh,

juz III, cet IV, 1324), hal. 97 45

Mahmud Syaltut, al-Fatawa, h. 351

Page 42: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

35

dimaksudkan oleh nabi agar para sahabat mempercepat

perjalanannya menuju Bani Quraizhah, sedang sahabat yang lain

memahami hadits secara tekstual dimana mereka harus mematuhi

Rasullullah Saw. sesuai dengan bunyi perintah tersebut meskipun

waktu shalat Ashar sudah habis.

9) Kesaksian Wanita

Allah swt berfirman:

لستشهدواٱو فئى جالكن ر هي فزجلنشهيديي رجليي يكىا

هزأتاىٱو“Dan persaksikan dengan dua orang saksi dari orang

lelaki (diantaramu), jika tidak ada dua orang lelaki, maka

(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan”46

Dalam memahami ayat di atas, seringkali justru mengarah

kepada ketidaksetaraan antara laki-laki dan wanita, bahwa wanita

itu lebih rendah dari laki-laki, oleh karena itu kesaksian seoarang

wanita bernilai separuh dari kesaksian laki-laki. Sehingga para

fuqaha‟ dalam menetapkan masalah kesaksian wanita selalu

dengan perbandingan dua orang saksi wanita sama nilainya

dengan kesaksian seorang laki-laki. Bahkan lebih jauh lagi yaitu

kesaksian wanita tidak dapat diterima dalam masalah pidana

(qisas dan hudud). Kesaksian wanita baru diakui secara mutlak,

tanpa didampingi kesaksian laki-laki hanya terbatas dalam hal

yang berkaitan dengan masalah kewanitaan saja, atau hal-hal

yang lazim diketahui oleh wanita, seperti masalah haid, cacat

pada anggota tubuh wanita, peristiwa kelahiran dan masalah

46

Surat al-Baqarah (2) ayat 282

Page 43: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

36

rada‟ah.47

Dalam suasana dan atmosfir seperti itu, Syaltut

menyatakan pendapatnya, bahwa kesaksian seorang wanita itu

sama dan setara nilainya dengan kesaksian seorang laki-laki.48

Pendapat Syaltut ini tentu saja berbeda dengan pendapat

yang selama ini berkembang dikalangan fuqaha, bahwa kesaksian

seorang wanita itu setengah dari kesaksian seorang laki-laki, atau

dengan formulasi fiqih dinyatakan bahwa kesaksian wanita baru

dianggap sah, bila dikemukakan oleh dua orang wanita dan

seorang laki-laki. Persaksian terhadap jarimah perzinaan harus

dikemukakan oleh empat orang saksi, hal itu dinyatakan dalam

nash al-Qur‟an secara jelas sebagai berikut:

a. “Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan

perbuatan keji (zina), hendaklah ada empat orang saksi di

antara kamu.”49

b. “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita

yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak

mendatangkan empat orang saksi, maka deralah

mereka (yang menuduh) itu delapan puluh kali

dera.”50

c. “Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak

mendatangkan empat orang saksi atas berita

47

Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Al-Turuq al-Hukmiyyah fi al-Siasah al-

Syar‟iyyah, (Kairo : al-Mu‟assasah al-Arabiyyah li al-Tiba‟ah wa al-Nasyr,

1961) h. 92-93 & 151 48

Syaltut, al-lslam Aqidah wa Syari'ah, h. 239-240 49

QS. Al-Nisa‟ (4) ayat: 15 50

QS. Al-Nur (24) ayat: 4.

Page 44: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

37

kebohongan itu? Oleh karena mereka tidak

mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada

sisi Allah orang-orang yang dusta”.51

Dari ayat-ayat yang dikemukakan tersebut, para ulama

mensyaratkan bahwa terhadap tuduhan perzinaan harus

dikemukakan empat orang saksi.52

Berkaitan dengan empat

orang saksi dalam kasus perzinaan, Syaltut mengemukakan

pendapatnya sebagai berikut: Seseorang boleh mengalirkan darah

karena mempertahankan kehormatan rumah tangganya (kasus

zina) walaupun tanpa empat orang saksi, hal itu semata mata

sebagai pembelaan kehormatannya, manakala bukti telah kuat.53

Karena pembelaan terhadap kehormatan juga didorong rasa

cemburu yang menurutnya hampir mendekati perasaan gila.54

Syaltut memberikan ilustrasi yang terdapat dalam riwayat tentang

putusan Umar ibn Khattab, bahwa ia membenarkan seorang laki-

laki yang menetakkan pedangnya kepunggung laki-laki lain

sehingga meninggal karena didapatkannya berbuat zina dengan

isterinya.55

Lebih lanjut ia mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut: Manakala tidak memungkinkan menghadirkan empat

orang saksi dalam kasus itu, maka cukuplah bukti-bukti kuat

menurut hukum bisa digunakan oleh hakim dan dengan tegas ia

51

QS. AI-Baqarah (2) ayat 188 52

Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala al-Mazahib al-arba‟ah,

(Bairut: Dar al-Fikri), 1985 53

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980), h. 345 54

Ibid. 55

Ibid., h. 344-345.

Page 45: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

38

menyatakan sebagai berikut : Bagi pengadilan banyak cara untuk

menetapkan (keputusan) disamping empat orang saksi.56

Dari pendapat yang dikemukakannya tersebut dapat

dinyatakan bahwa jika secara material bukti-bukti telah kuat

mengenai terjadinya perzinaan antara seorang laki-laki dengan

wanita bukan isterinya yang melanggar kehormatan orang lain,

maka hakim bisa memutuskan perkara tanpa empat orang saksi.

Dengan demikian, pemikiran Syaltut tersebut

mengandung mashlahah, karena, jika saja kasus melanggar

kehormatan orang lain (zina) harus dengan empat orang saksi

dalam pembuktiannya, sedangkan hal itu sulit dipenuhi,

sedangkan bukti-bukti lain telah menguatkan, maka akan tidak

terlindungi kehormatan rumah tangga seseorang, dan akan

tergoyahkan pula ketenangan rumah tangganya. Padahal

ketenangan rumah tangga merupakan fondasi penting untuk

menciptakan keharmonisan suatu perkawinan dan kelestariannya.

Berdasarkan mashlahah ini pula, Umar bin Khattab

pernah mendera peminum khamer delapan puluh kali.

Sedangkan pada zaman57

Nabi peminum khamer hanya didera

empat puluh kali. Umar ibn Khattab, seorang sahabat Nabi yang

dianggap oleh jumhur ulama sebagai imam ahli ra‟y, banyak

sekali ia berijtihad dan berfatwa dengan menggunakan

pertimbangan mashlahah seperti; tidak memberikan hak muallaf

56

Ibid. 57

M. Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad antara tradisi dan

Liberasi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998), h. 50-51

Page 46: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

39

dari harta zakat, membunuh orang banyak karena bersama-sama

membunuh seseorang, mendera peminum khamer delapan puluh

kali, tidak melaksanakan hukuman potong tangan atas pencuri

pada musim paceklik dan dalam suasana perang, mengharamkan

laki-laki muslim menikah dengan wanita kitabiyah,

memerintahkan seseorang mengalirkan air di tanah orang lain

meskipun dilarang oleh pemiliknya, mengadakan penjara,

mengatur adminstrasi pemerintahan, memungut pajak dari rakyat

yang mampu untuk mencukupi biaya pemerintahan, tidak

membagi tanah rampasan perang dan tetap membiarkannya

ditangan pemiliknya, masalah talak tiga, dan masih banyak lagi.58

10) Shalat di Bani Quraizhah

Suatu hari sahabat Nabi Muhammad Saw. berkunjung ke

Bani Quraizhah. Kepada mereka, Nabi bersabda; “Janganlah

kamu melaksanakan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizhah”59

Sebelum sampai ke Bani Quraizhah, waktu Ashar hampir habis.

Sebagian sahabat berijtihad dengan melakukan shalat si

perjalanan. Berdasarkan ijtihadnya, perintah tersebut adalah

supaya sahabat melakukan perjalanan secara cepat sehingga bisa

sampai di Bani Quraizhah sebelum waktu shalat Ashar habis.

Sebagian sahabat lagi berpegang kepada makna tersurat sabda

Nabi Saw tersebut, sehingga mereka shalat Ashar di Bani

58

Ibid., h. 39-67 59

Hadits riwayat Bukhari no : 894 dan Muslim dari Ibnu Umar no:

3317

Page 47: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

40

Quraizhah pada malam hari.60

Shahabat yang shalat di jalan

cenderung menggunakan pendekatan kontektual dan shahabat

yang shalat Ashar pada malam hari di Bani Quraidzah

menggunakan pendekatan tekstual.

B. Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, dinyatakan bahwa

pendidik adalah orang yang mendidik. Sedangkan mendidik

itu sendiri artinya memelihara dan memberi latihan mengenai

akhlak dan kecerdasan pikiran.61

Berdasarkan Undang-undang R.I. No. 14/2005 pasal

1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”.62

Hadari Nawawi mengatakan, secara etimologis atau

dalam arti sempit guru adalah orang yang kerjanya mengajar

atau memberikan pelajaran di sekolah/kelas. Secara lebih luas

guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan

60

Shihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyad al-saari

fi Syarh Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1984), Jilid 6, Cet 7,

h. 240 61

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2006), hlm. 291 62

Undang-undang R.I. Nomor 14 Tahun 20005, Guru dan Dosen,

Pasal 1, Ayat (1)

Page 48: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

41

pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu

anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing.63

Menurut Muri Yusuf, pendidik adalah individu yang

mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu situasi

pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.64

Tidak jauh berbeda, dengan pendapat di atas, seorang

guru mempunyai peran yang sangat besar dalam pembentukan

karakter anak didik. A. Qodri memaknai guru adalah contoh

(role model), pengasuh dan penasehat bagi kehidupan anak

didik. Sosok guru sering diartikan sebagai digugu lan ditiru

artinya, keteladanan guru menjadi sangat penting bagi anak

didik dalam pendidikan nilai.65

Demikian beberapa pengertian guru menurut para pakar

pendidikan. Adapun pengertian pendidikan Agama Islam itu

sendiri peneliti mengutip dari beberapa sumber buku sebagai

berikut: PAI dibakukan sebagai nama kegiatan mendidikkan

agama Islam. PAI sebagai mata pelajaran seharusnya

dinamakan “Agama Islam”, karena yang diajarkan adalah

agama Islam bukan pendidikan agama Islam. Nama

kegiatannya atau usaha-usaha dalam mendidikkan agama

Islam disebut sebagai pendidikan agama Islam. Kata

63

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas

sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), hlm. 123 64

Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghali

Indonesia, 1986), hlm. 53-54 65

A. Qodri A Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika

Sosial, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm. 72

Page 49: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

42

“pendidikan” ini ada pada dan mengikuti setiap

mata pelajaran. Pendidikan agama Islam merupakan salah

satu bagian dari pendidikan Islam.66

Pendapat yang lain mengatakan, bahwa Pendidikan

Agama Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana

dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta

diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain

dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.67

Hal ini sesuai dengan UU R.I. No.20/2003 pasal 37 (1):

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat:

a. Pendidikan agama;

b. Pendidikan kewarganegaraan;

c. Bahasa;

d. Ilmu Pengetahuan Alam;

e. Ilmu pengetahuan sosial;

f. Seni dan budaya;

g. Pendidikan jasmani dan olahraga;

h. Keterampilan/kejuruan; dan

66

Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan

Islam,(Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 163 67

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 6

Page 50: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

43

i. Muatan lokal. 68

Di dalam Peraturan Pemerintah R.I. No.19/2005 pasal 6

(1) juga memberikan penjelasan tentang isi kurikulum

pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum untuk jenis

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian;

c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan

dan teknologi;

d. kelompok mata pelajaran estetika;

e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah

raga, dan kesehatan.69

Berdasarkan UU R.I. No.20/ 2003 dan Peraturan

Pemerintah R.I. No.19/2005 pasal 6 (1) pendidikan agama

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan agama (Islam)

sebagai suatu tugas dan kewajiban pemerintah dalam

mengemban aspirasi rakyat, harus mencerminkan dan menuju ke

arah tercapainya masyarakat pancasila dengan warna

68

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 37, Ayat (1) 69

Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005, Standar

Nasional Pendidikan, Pasal 6, Ayat (1)

Page 51: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

44

agama. Agama dan pancasila harus saling isi mengisi dan

saling menunjang.

Banyak sekali pengertian yang dikemukakan oleh para

pakar pendidikan tentang pendidikan agama Islam, singkatnya

pengertian guru PAI adalah guru yang mengajar mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, tugasnya

membentuk anak didik menjadi manusia beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, membimbing,

mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak

didik, ahli dalam materi dan cara mengajar materi itu, serta

menjadi suri tauladan bagi anak didiknya.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa: Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.70

70

Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan

Nasional, Pasal 3

Page 52: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

45

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi

yang harus dipelajari oleh peserta didik di sekolah adalah

pendidikan agama Islam, karena pendidikan agama

mempunyai misi utama dalam menanamkan nilai dasar

keimanan, ibadah dan akhlak. Menurut Muhammad Alim,

tujuan pendidikan agama Islam adalah membantu

terbinanya siswa yang beriman, berilmu dan beramal sesuai

dengan ajaran Islam.71

Jelaslah bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan

untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan

dan pengamalan tentang agama Islam, sehingga menjadi

manusia muslim yang beriman, dan bertakwa kepada Allah

Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Syarat-Syarat menjadi Guru

Guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang

tertulis di dalam Undang-undang R.I. No.14 tahun 2005

tentang guru dan dosen yaitu: “Guru wajib memiliki

kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”72

71

Muhammad Alim Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 3-7 72

Undang-undang R.I. Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen,

pasal 8.

Page 53: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

46

Dari undang-undang tersebut, syarat-syarat untuk

menjadi guru diuraikan sebagai berikut:

a. Berijazah

Yang dimaksud dengan ijazah ialah ijazah yang dapat

memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai

guru di suatu sekolah tertentu. Ijazah bukanlah semata-mata

sehelai kertas saja, ijazah adalah surat bukti yang

menunjukkan bahwa seseorang telah mempunyai ilmu

pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang tertentu,

yang diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan.

b. Sehat jasmani dan rohani

Kesehatan merupakan syarat yang tidak bisa

diabaikan bagi guru. Seorang guru yang berpenyakit

menular contohnya, akan membahayakan kesehatan anak- anak

dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai

pengajar dan pendidik. Bahkan seseorang tidak akan dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik jika badannya selalu

terserang penyakit. Namun hal ini tidak ditujukan kepada

penyandang cacat.

c. Memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi

sosial.

Kompetensi guru merupakan kemampuan dan

kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, artinya guru

Page 54: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

47

harus memiliki kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik. Mulai dari merencanakan program belajar

mengajar, melaksanakan interaksi atau mengelola proses

belajar mengajar, dan melakukan penilaian. selanjutnya

beralih pada kompetensi kepribadian, hal ini berkaitan

dengan kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak

mulia, arif dan berwibawa. Berikutnya kompetensi

profesional, adalah berbagai kemampuan yang diperlukan

agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional.

Meliputi kepakaran atau keahlian dalam suatu bidang. Dan

yang terakhir, kompetensi sosial, merupakan kemampuan

pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi, bergaul, dan bekerja sama secara efektif

dengan peserta didik, sesama pendidik, sesama tenaga

kependidikan, dengan orang tua/ wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.73

Guru merupakan profesi yang mulia, mendidik dan

mengajarkan pengalaman baru bagi anak didiknya. Menurut

Dryden dan Jeannette Vos, yang dikutip Asep Mahfudz

mengatakan bahwa syarat yang harus dimiliki guru dalam

mengembangkan pendidikan yang memiliki perspektif global

adalah kemampuan konseptual. Yakni berkenaan dengan

peningkatan pengetahuan guru dalam konteks isu-isu global.

Guru harus belajar mengenai isu, dinamika, sejarah dan nilai-

73

Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Sumber Daya Manusia di

Lembaga pendidikan Islam, (Malang: UIN Maliki Press, 2011), hlm. 51

Page 55: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

48

nilai global. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bagi

guru dalam membangun suasana belajar dinamis.74

Guru Pendidikan Agama Islam harus mempunyai

sikap positif terhadap Islam, kepribadian dan akhlaknya harus

sesuai dengan ajaran Islam. Guru Pendidikan Agama Islam

yang ideal adalah guru yang sanggup membawa anak didik

kepada penguasaan ajaran Islam, melalui ilmu yang

diajarkannya.75

4. Peran Guru dalam Pendidikan

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan, tidak hanya sekedar mentransformasikan

pengetahuan dan pengalamannya, memberikan

ketauladanan, tetapi juga diharapkan menginspirasi anak

didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan

memiliki akhlak baik.76

Adapun peran guru dalam proses pembelajaran sebagai

berikut:

a. Guru sebagai sumber belajar, peran ini

berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran.

74

Asep Mahfudz, Be A Good Teacher or Never: 9 Jurus Cepat

Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer, (Bandung: Nuansa,

2011), hlm. 45-46 75

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 122-125 76

Asep Yonny dan Sri Rahayu Yunus, Begini Cara Menjadi Guru

Inspiratif dan Disenangi Siswa, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011),

hlm.

Page 56: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

49

b. Guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam

memberikan pelayanan agar memudahkan siswa

dalam kegiatan proses pembelajaran.

c. Guru sebagai pengelola, guru berperan dalam

menciptakan iklim belajar yang memungkinkan

siswa dapat belajar secara nyaman.

d. Guru sebagai demonstrator, maksudnya adalah peran

untuk mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu

yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan

memahami setiap pesan yang disampaikan guru.

e. Guru sebagai pembimbing, guru berperan

dalam membimbing peserta didik agar dapat

menemukan berbagai potensi yang dimilikinya

sebagai bekal hidup dan harapan setiap orang tua dan

masyarakat.

f. Guru sebagai pengelola kelas, guru bertanggung

jawab memelihara ligkungan kelas, agar

senantiasa menyenangkan untuk belajar.

g. Guru sebagai mediator, guru harus memiliki

keterampilan memilih dan menggunakan media

pendidikan, untuk lebih mengefektifkan proses

belajar-mengajar.

h. Guru sebagai evaluator, guru hendaknya menjadi

evaluator yang baik, agar dapat mengetahui

keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan

Page 57: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

50

siswa terhadap pelajaran dan keefektifan

metode mengajar.77

Semua peranan ini harus dikuasai oleh guru, agar tujuan

pendidikan dapat tercapai, yakni untuk mencerdaskan generasi

bangsa. Seiring berkembangnya zaman, dunia mengalami

kemajuan dalam segala bidang disebut era globalisasi.

Globalisasi merupakan keadaan yang riskan terutama bagi

perkembangan anak didik. Oleh karena itu guru menempati

posisi strategis dalam membentuk karakter anak didik agar ke

depannya tercipta generasi cerdan dan berkarakter. Dalam era

globalisasi ini, guru memiliki peran yang strategis dalam

persoalan intelektual dan moralitas. Guru harus memosisikan diri

sebagai sosok pembaharu. Dalam tantangan global guru juga

berperan sebagai agent of change dalam pembaharuan

pendidikan.78

77

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Diva

Press, 2011), hlm. 49 - 61 78

Asep Mahfudz, Be A Good Teacher or Never: 9 Jurus Cepat

Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer, (Bandung: Nuansa, 2011),

hlm. 45

Page 58: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar wilayah provinsi DKI

Jakarta. Daftar Sekolah Dasar yang diteliti sebagai berikut:

Pertama, SD Negeri (SDN) Cipete Utara 01 Pagi di jalan RS.

Fatmawati Cipete Utara Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12150.

Sekolah yang sudah menggunakan kurikulum K-13 ini memiliki luas

tanah 6,551 M2, jumlah guru 19 orang, jumlah siswa laki-laki sebanyak

208 orang dan siswa perempuan sebanyak 185 orang. Guru PAI di

sekolah ini bernama Hasmawati.

Kedua, SD Negeri (SDN) Tengah 03 Pagi berada di jalan

Rantai Perak Selatan Kampung Tengah Kramat Jati Jakarta Timur

13540. Sekolah terakreditasi B ini memiliki guru sebanyak 11 orang,

jumlah siswa sebanyak 220 orang. Guru PAI di sekolah ini bernama

Paridah.

Ketiga, SD Swasata (SDS) Kartika VIII-2 Jakarta Timur di

Jalan Rantai Emas Bulak Rantai Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat

Jati Jakarta Timur 13540. Guru PAI sekolah ini bernama Edwin

Rahmadi, beliau adalah salah satu guru dari 26 guru yang aktif

mengajar di sekolah tersebut.

Keempat, SD Islam Teladan Saadatuddarain berlokasi di jalan

kebagusan Kecil RT. 005/01 Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan

Page 59: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

52

52

12630. Sekolah yang berdiri sejak tahun 1960 memiliki luas tanah 2000

M2. Guru PAI sekolah ini bernama Siti Hindun.

Kelima, SD Islam Darul Maarif berada di jalan Rs. Fatmawati

No. 45 RT. 02/05 Cipete Selatan Cilandak Kota Jakarta Selatan 12410.

Sekolah yang memiliki luas 5524 M2 ini masih menerapkan kurikulum

KTSP dan terakreditas B. Guru PAI Sekolah ini bernama Ahmad

Muhajir.

Keenam, SD Islam Taman Quraniyah berada di Jalan Melati

No. 100 RT. 05/04 Tanjung Barat Jagakarsa Kota Jakarta Selatan

12530. Sekolah yang didirikan pada tahun 1967 ini memiliki luas 1974

M2. Sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013. Guru PAI

sekolah ini bernama Hijrianah Kamalia.

Ketujuh, SD Islam Terpadu Al-Ihsan berada di Jalan Baung IV

No. 43 Kebagusan Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan.

Sekolah yang memiliki luas tanah 12.000 M2 telah menerapkan

kurikulum 2013 dengan jumlah guru 38 orang dan jumlah siswa 372

orang. Guru PAI sekolah ini bernama Didit Prasetyo.

Kegiatan penelitian ini disusun dalam jangka waktu tujuh bulan

kegiatan yaitu dari bulan Juni hingga bulan Desember 2018, dengan

rincian pelaksanaan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Kegiatan Bulan

6 7 8 9 10 1 12

Page 60: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

53

53

1

I. PERSIAPAN

Pengurusan Ijin

Penetapan Jadwal

Pelaksanaan Penelitian

Penyusunan Instrumen

Uji coba instrument

II. OPERASIONAL

Persiapan Bahan dan Alat

Pengumpulan Data

Pemantauan Pengumpulan

Data

Koleksi dan Validasi Data

Analisis Data

Penafsiran Hasil Analisis

III. PELAPORAN

Penyusunan Konsep Laporan

Konsultasi dan Diskusi

Penyusunan Konsep Akhir

Persiapan Pelaporan

Seminar dan Pemantauan

IV. PENGGANDAAN DAN

PENGIRIMAN

Pengandaan Laporan

Page 61: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

54

54

Pengiriman

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau

subjek yang diteliti secara tepat.79

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa

penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu dengan

memberikan gambaran sejelas mungkin obyek penelitian

berkenaan dengan pemahaman keagamaan guru pendidikan

agama Islam di sekolah dasar wilayah provinsi DKI Jakarta. Hasil

penelitian disajikan secara sistematis mengenai fenomena-

fenomena yang ada.

C. Unit Analisis

Unit analisis penelitian adalah komponen-komponen yang

terdapat dalam pemahaman keagamaan guru pendidikan agama Islam

di sekolah dasar wilayah provinsi DKI Jakarta.

Dengan mengacu pada unit analisis penelitian tersebut, maka

subyek penelitian ini adalah guru pendidikan agama Islam (PAI).

D. Instrumen Penelitian

79 Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan

Prakteknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal. 156.

Page 62: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

55

55

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen

penelitian atau alat penelitian utama (main instrument). Peneliti selaku

instrumen utama, menggunakan alat bantu berupa panduan wawancara,

alat rekam untuk membantu peneliti merekam hasil wawancara.

Peneliti melakukan pengamatan dalam rangka melihat dan

mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian

sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.80

Peneliti akan berperan sebagai seorang pengamat partisipan.

Peneliti akan datang ke sekolah sebagai seorang pengamat yang

identitasnya diketahui secara jelas.

Tabel 3.2

Rambu-rambu Wawancara

No Pertanyaan Penelitian Aspek yang

ditanyakan

Unit

Analisis

Metode

1. Ada Ulama yang berpendapat

bahwa zakat fitrah itu harus

dengan makanan pokok

(seperti nasi, gandum)

sebagaimana perintah

langsung dari Nabi

Muhammad Saw dalam

haditsnya, tetapi sebagai

ulama ada yang membolehkan

Pemahaman

keagamaan

yang tekstual

dan

kontekstual

Guru

Pendidika

n Agama

Islam

(PAI)

Sekolah

Dasar

Wawanc

ara dan

observas

i

80 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 125.

Page 63: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

56

56

zakat fitrah dengan uang

karena lebih „mashlahah‟

untuk fakir miskin. Anda

memilih pendapat yang mana

dan sebutkan alasannya!

2. Muallaf (orang yang baru

masuk Islam) tidak perlu lagi

di berikan zakat karena

Agama Islam sudah kuat saat

ini? Setujukah anda! Dan

berikan alasannya!.

3. Pencuri itu tidak perlu

dihukum jika ia mencuri

dengan alasan kelaparan

apalagi harus di potong

tangannya sebagaimana yang

tertera dalam nash al-Qur‟an.

Apa pendapat anda dan

jelaskan alasannya!

4.

Sikat gigi dengan pasta sama

saja dengan bersiwak yang

berarti sama juga mengikuti

sunnah Nabi Muhammad Saw,

karena inti dari pada bersiwak

adalah membersihkan gigi.

Page 64: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

57

57

Apa pendapat anda?

5. Bagi laki-laki haram Isbal

(menggenakan pakaian sampai

bawah mata kaki)

sebagaimana hadits Nabi

Muhammad Saw. Tetapi ada

yang membolehkan dengan

catatan „tidak sombong‟ ketika

menggenakannya. Apa

pendapat anda dan jelaskan!.

6. Acara tahlilan yang biasa di

lakukan oleh orang Indonesia

tidak ada contohnya dari Nabi

Muhammad Saw. Apa

pendapat Anda dan jelaskan!.

7. Berdasarkan ayat al-Qur‟an

bahwa tuduhan perzinaan

harus disaksikan oleh empat

orang saksi. Tetapi sebagian

ulama berpendapat bahwa

manakala „bukti sudah kuat,‟

boleh seorang penzina di

laporkan tanpa harus

disaksikan empat orang saksi,

dikarenakan syarat empat

Page 65: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

58

58

saksi itu terlalu sulit. Hal ini

demi menjaga keturunan dan

kehormatan dan keutuhan

rumah tangga. Bagaimana

menurut Anda!

8. Seorang ulama Mesir

berpendapat bahwa prinsip

Islam dalam bidang muamalah

adalah adanya „mashlahah‟.

Maka dari itu beliau

menghalalkan bunga tabungan

karena dipandang memberikan

kemashlahatan dan tidak

menimbulkan kemudharatan,

baik yang menabung ataupun

yang menerima tabungan,

kedua-duanya mendatangkan

kebaikan. Didalamnya tidak

terdapat orang yang

menganiaya dan teraniaya,

serta tidak ada unsur

pemerasan/ pemaksaan.

Setujukah anda dengan

pendapat ini! Sebutkan

alasannya!

9. Allah swt berfirman: “Dan

Page 66: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

59

59

persaksikan dengan dua orang

saksi dari orang lelaki

(diantaramu), jika tidak ada

dua orang lelaki, maka

(boleh) seorang lelaki dan dua

orang perempuan”Dalam

memahami ayat ini, seringkali

justru mengarah kepada

ketidaksetaraan antara laki-

laki dan wanita, bahwa wanita

itu lebih rendah dari laki-laki,

oleh karena itu kesaksian

seorang wanita bernilai

separuh dari kesaksian laki-

laki. Sehingga para fuqaha‟

dalam menetapkan masalah

kesaksian wanita selalu

dengan perbandingan dua

orang saksi wanita sama

nilainya dengan kesaksian

seorang laki-laki. Kesaksian

wanita baru diakui secara

mutlak, tanpa didampingi

kesaksian laki-laki hanya

terbatas dalam hal yang

berkaitan dengan masalah

kewanitaan saja seperti

Page 67: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

60

60

masalah haid dan peristiwa

kelahiran. Dalam masalah ini,

Ada seorang ulama

berpendapat bahwa kesaksian

seorang wanita itu sama dan

setara nilainya dengan

kesaksian seorang laki-laki.

Apa pendapat Anda!

10. Pada suatu hari sahabat

Nabi Saw. hendak

berkunjung ke

perkampungan Bani

Quraizhah. Lalu Nabi Saw

memerintahkan mereka

dengan sabdanya;

“Janganlah kalian

melaksanakan shalat Ashar

kecuali di perkampungan Bani

Quraizhah.” Kemudian,

ketika dalam perjalanan dan

sebelum sampai ke

perkampungan Bani

Quraizhah, waktu Ashar

hampir habis. Maka sebagian

sahabat (Kelompok A)

berijtihad dengan

Page 68: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

61

61

memutuskan untuk tetap

melaksanan shalat Ashar di

perjalanan. Mereka beralasan

bahwa Nabi memerintahkan

agar para shahabat

mempercepat langkah kakinya

agar cepat tiba di

perkampungan Bani

Quraizhah, akan tetapi jika

belum sampai juga dan waktu

Ashar mau habis, maka kita

harus melaksanakan shalat

Ashar diperjalanan.

Sedangkan sebagaian shahabat

yang lain (Kelompok B) tetap

menjadikan teks perintah Nabi

Saw sebagai pedoman, yaitu

janganlah kita Shalat Ashar

kecuali sudah sampai di Bani

Quraizah. Maka shalat

Asharnya nanti di Bani

Quraizah walaupun sampai

tujuan pada malam hari. Pada

masalah ini Anda lebih

cenderung kepada kelompok

A atau B? Jelaskan!

Page 69: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

62

62

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa rangkaian teknik pengumpulan data yang

digunakan. Tahap pertama, studi kepustakaan untuk mendapatkan

wawancara teoritis yang komprehensif tentang pokok permasalahan

serta merumuskan kerangka analisis dan pembahasan terhadap

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Tahap kedua, adalah studi lapangan meliputi studi dokumentasi

yang dilakukan untuk data dan informasi mengenai pelaksanaan

pendidikan dan peraturan sekolah, disamping itu dilakukan pengamatan

partisipatif. Teknik lain yang digunakan dalam studi lapangan adalah

melakukan pengamatan di ruang kantor, pusat administrasi

penyelenggaraan pendidikan, ruang kelas dimana terjadi kegiatan

belajar mengajar, laboratorium, dan perpustakaan. Dari pengamatan,

disamping dicatat peristiwa-peristiwa yang terjadi, juga dikumpulkan

data atau informasi yang erat kaitannya dengan kejadian yang diamati.

Tahap ketiga, peneliti berusaha mengumpulkan data sebanyak

mungkin melalui wawancara yang didapat dari informasi responden

berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan yang diduga ada

kaitannya dengan masalah pemahaman keagamaan guru pendidikan

agama Islam di sekolah dasar wilayah provinsi DKI Jakarta. Dalam

situasi seperti ini dituntut kejelian dan ketajaman peneliti dalam

menyeleksinya.

F. Teknik Analisa Data

Page 70: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

63

63

Ada empat tahap analisa data yang dilakukan dalam

penelitian ini, sebagaimana dianjurkan oleh Miles & Huberman

sebagai berikut.

Pertama, pengumpulan data melalui berbagai cara seperti

studi dokumenter, pengamatan, dan wawancara.

Kedua, data mentah yang terkumpul kemudian direduksi

melalui proses pemilihan dan pemilahan, pemusatan,

penyederhanaan, abstraksi dan transformasi. Beberapa teknik

yang membantu dalam pereduksian data antara lain: membuat

ringkasan data, catatan lapangan, pembuatan kode, pembuatan

tema, kategori, klaster, partisi, atau penulisan memo.

Ketiga, tampilan data dilakukan dalam bentuk kata-kata

yang dikenal sebagai teks naratif atas informasi atau kejadian

yang diamati. Tampilan data hanya sebagai pembantu dan acuan

dalam proses pereduksian dan pemaknaannya.

Keempat, vertifikasi dan penarikan kesimpulan.81

Pada tahap

ini dapat dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data.

Pelaksanaannya didasarkan atas sejumlah kriteria. Ada empat kriteria

yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).82

Salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data untuk kriteria

kepercayaan (credibility) adalah triangulasi yaitu memeriksa melalui

81 Matthew B.Miles and Michael A.Huberman, Qualitative Data

Analysis, A Sourcebook of New Methods (Beverly Hills Page Publications, 1984), hal. 23.

82 Lexy J.Moleong, op.cit., hal.. 173.

Page 71: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

64

64

sumber yang lain.83

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan

triangulasi untuk mengecek kebenaran suatu data agar diperoleh tingkat

kepercayaan dan objektivitas data.

Kriteria keteralihan (transferability) dapat diperiksa dengan

teknik uraian rinci.84

Peneliti mengumpulkan, mencatat, dan

melaporkan data yang sangat terinci mengenai hal-hal yang dianggap

bertalian dengan masalah yang diteliti.

Kriteria kebergantungan (dependability) dan kepastian

(confirmability) dapat diperiksa dengan teknik auditing.85

Peneliti

melacak kebenaran laporan apakah sesuai dengan data yang

dikumpulkan.

83 Ibid., hal. 178. 84 Ibid., hal. 183. 85 Ibid., hal. 183-184.

Page 72: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

66

BAB IV

PEMAHAMAN KEAGAMAAN GURU PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI DKI JAKARTA

A. Hasil Penelitian

1. Zakat Fithrah dengan Uang

Rasulullah Saw bersabda :

ف رض رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم زكاة الفطر صاعا من تر، أوصاعا من ، وأمر غي والكبي من المسلمني ، والذكر واألن ثى، والص ، على العبد والر شعي

دى ق بل خروج الناس إىل الصلة با أن ت ؤ

Artinya : “Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat Fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas orang muslim baik budak dan orang biasa, laki-laki dan wamita, anak-anak dan orang dewasa, beliau memberitahukan membayar zakat Fitrah sebelum berangkat (ke masjid) ‘Idul Fitri” (HR Bukhari dan Muslim)86

Sebagian ulama memahami hadits-hadits tersebut secara

kontektual, yaitu berdasarkan tujuan ditetapkannya zakat itu. Pemilik

empat puluh ekor kambing wajib memberikan seekor kambing untuk

membahagiakan orang fakir miskin dan boleh memberikannya seharga

kambing tersebut. Begitu juga mengeluarkan zakat fitrah tujuannya

adalah agar orang fakir miskin bahagia dan bisa memanfaatkannya

maka boleh mengeluartkan zakat senilai satu sha‟ buah kurma atau

satu sha‟ gandum. Adapun sebagain ulama memahami secara tektual,

maka tidak sah mengganti zakat dengan harga yang senilai dengan

zakat yang harus dikeluarkan.

86 Hadits riwayat Bukhari no : 1407 dan Muslim no : 1635 dan 1646

Page 73: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

67

67

Setelah dilakukan penelitian melalui wawancara dan observasi

kepada beberapa guru Sekolah Dasar di wilayah Kota Jakarta Selatan,

maka di temui sebagian dari mereka yang berpaham keagamaannya

tekstual dan sebagiannya lagi kontektual.

Adapun yang berpaham tekstual seperti pendapat Nur Nurosid

Fauzi salah satu guru PAI SDN Cililitan 01 Pagi Jakarta yang

mengatakan bahwa zakat fitrah itu harus dengan makanan pokok.

Karena pendapat terkuat dalam fiqih adalah menggunakan makanan

pokok sesuai hadits Nabi Muhammad Saw dan bisa dianalogikan

dengan Qurban sekiranya diganti dengan duit pada akhirnya kurbanpun

nantinya bisa lebih mashlahat dengan uang daripada daging qurban itu

sendiri.87

Hasmawati pun demikian, bahwa zakat fithrah itu harus

dengan makanan pokok sesuai perintah langsung dari Nabi Muhammad

Saw dalam haditsnya. Karena kalau dengan uang itu tidak semua orang

bisa memberi, malah nanti akan menimbulkan kesenjangan.88

Ahmad Muhajir juga berpandangan tekstual dalam hal ini

karena zakat dengan makanan pokok lebih mashlahat dan manfaat89

serta sesuai dengan hadits Nabi Saw.90

Berbeda dengan Paridah yang berpaham kontekstual yang

membolehkan zakat fithrah dengan uang karena lebih mashlahah untuk

87

Nur Nurosid Fauzi, Guru PAI SDN Cililitan 01 Pagi Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018. 88

Hasmawati, Guru PAI SDN Cipete Utara 01 Pagi Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018. 89

Siti Hindun, Guru PAI Sekolah Dasar Islam Teladan

Sa‟adatuddarain, Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018 90

Ahmad Muhajir, Guru PAI Darul Ma‟arif Jakarta, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018

Page 74: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

68

68

fakir miskin. Beliau mengatakan bahwa saat ini kebutuhan bukan hanya

makanan pokok saja tapi materi (uang) juga dibutuhkan.91

Bahkan Edwin Rahmadi, guru PAI SDS Kartika Jakarta

membolehkan zakat fitrah dengan uang dengan alasan karena uang

lebih praktis.92

Begitupun dengan Hijrianah Kamalia, yang

membolehkan zakat fithrah dengan uang dengan alasan karena lebih

manfaat untuk fakir miskin. Menurut penglihatannya bahwa sebagian

masyarakat miskin saat ini jika menerima makanan pokok dalam

jumlah yang besar maka makanan pokok tersebut (beras) dijual kembali

untuk mendapatkan uang.93

2. Zakat untuk Muallaf

Rasulullah Saw biasanya memberikan bagian zakat pada kepala

suku Arab dengan tujuan untuk menarik mereka agar memeluk Islam

atau mencegah mereka agar tidak membahayakan kaum Muslimin.

Bagian ini diberikan pula pada orang-orang Muslim yang baru

(muallaf) sehingga mereka dapat tetap memeluk Islam dengan teguh.

Tetapi Umar bin Khaththab mencabut perintah yang dituliskan Abu

Bakar, dikala ia masih menjadi khalifah bagi penyumbangan tanah-

tanah tertentu pada sejumlah orang atas dasar bahwa Rasulullah telah

memberikan bagian ini untuk memperkuat Islam, tetapi karena keadaan

telah berubah, maka bagian ini tidak valid lagi. Tindakan Umar ini

tampaknya bertolak belakang dengan Qur‟an, tetapi sebenarnya ia

mempertimbangkan situasi yang ada dan mengikuti ruh perintah

91

Paridah, Guru PAI SDN Tengah 03 Pagi Jakarta, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018. 92

Edwin Rahmadi, Guru PAI SDS Kartika Jakarta, Wawancara

Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018. 93

Hijrianah Kamalia, Guru PAI SD Islam Taman Quraniyah Jakarta,

Wawancara Pribadi, Jakarta, 11 Mei 2018

Page 75: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

69

69

Qur‟an. Pertimbangan pribadinya membawanya pada keputusan bahwa

seandainya Rasulullah hidup dalam kondisi yang sama, tentu beliau

akan memutuskan hal yang serupa.94

Pemahaman Umar bin Khaththab

dalam hal ini cenderung menggunakan pendekatan kontektual.

Dalam hal ini, seluruh guru PAI tingkat SD di wilayah

provinsi DKI Jakarta tidak sependapat dengan pratek Umar bin

Khaththab yang meniadakan zakat untuk muallaf, yang menunjukkan

bahwa mayoritas para guru berpikiran tekstual dalam masalah ini.

Seperti Edwin Rahmadi mengatakan dengan tegas

ketidaksetujuannya dengan pencabutan zakat untuk muallaf, karena

muallaf (orang yang baru masuk Islam) itu perlu bimbingan.95

Ahmad Muhajir merasakan perlunya zakat untuk muallaf

karena dengan dikasih zakat, muallaf tahu bahwa agama Islam adalah

agama sosial kepada sesama.96

Muallaf juga ada yang kaya dan ada

yang miskin, Islam mengajarkan kerohiman dan kepedulian kepada

siapa pun juga termasuk muallaf.97

Nur Nurosid Fauzi melihat bahwa muallaf itu harus dikuatkan

dalam iman dan Islamnya. Semoga dengan zakat ini menjadi semakain

kuat Iman Islamnya.98

Hasmawati juga tidak setuju dengan pencabutan muallaf dari

penerima zakat karena muallaf itu harus dipedulikan.99

Tetapi menurut

Paridah, jika ketika masuk Islam, ia (muallaf) sudah mapan

94

Ahmad Hasan, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup, Terjemahan dari The

Early Development of Islamic Jurisprudence oleh Agah Garnadi, (Bandung :

Penerbit Pustaka, 1984), h. 110. 95

Edwin Rahmadi, loc. cit. 96

Ahmad Muhajir, loc. cit. 97

Hijrianah Kamalia, loc. cit. 98

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit. 99

Hasmawati, loc. cit.

Page 76: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

70

70

kehidupannya, maka tidak perlu zakat lagi, tettapi jika tidak mampu

maka harus di bantu dengan zakat agar tidak pindah keyakinan lagi.100

3. Hukum Potong Tangan Bagi Pencuri

Sejumlah budak mencuri seekor unta betina, kemudian

menyembelihnya dan memakannya beramai-ramai. Ketika persoalan ini

disampaikan pada Khalifah Umar bin Khaththab, seketika itu juga ia

memerintahkan agar dilakukan pemotongan tangan terhadap mereka,

tetapi setelah termenung sesaat ia berkata pada pemilik budak-budak

itu: “kamu pasti yang telah membuat budak-budak ini kelaparan”.

Karena itu ia memerintahkan pemilik budak-budak itu agar mengganti

unta betina dengan dua kali harganya dan mencabut perintah

sebelumnya, yaitu pemotongan tangan pada pencurinya. Cerita lain

menyatakan bahwa seorang laki-laki mencuri suatu barang dari Baitul

Mal, tetapi Umar tidak memotong tangannya. Bahwa Umar

membekukan hukuman pemotongan tangan pencuri pada musim

paceklik adalah fakta sejarah yang masyhur. Dalam kasus-kasus ini

Umar tampaknya melanggar ayat Qur‟an yang memerintahkan

pemotongan tangan pencuri. Tetapi Umar menggunakan pendekatan

kontekstual dalam memutuskan hukum di atas.

Hampir mayoritas guru sepakat pendapat Umar bin Khathtab

dalam masalah ini yang bersifat kontektual. Seperti Edwin Rahmadi

setuju dengan pendapat Umar bin Khathtab dan ia berpendapat bahwa

mencuri karena lapar itu disebabkan oleh pemilik budak tersebut.

makam menurutnya sangat pantas jika pemilik budak yang di

100

Paridah, loc. cit.

Page 77: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

71

71

hukum.101

Nur Nurosid Fauzi menambahkan bahwa semua

keputusan hukum harus dilihat dari latar belakang masalahnya

sehingga bisa memutuskan hukum dengan tepat.102

Paridah punya pandangan yang unik bahwa yang

dimaafkan hanya untuk kebutuhan makan saja, jika untuk

kemewahan maka para budak itu tetap harus di potong tangan. 103

Hanya Ahmad Muhajir yang berpikiran tektual dalam

masalah ini dengan mengatakan bahwa semua alasan apapun kalau

memang terbukti bersalah maka syariat Islam harus dijalankan karena

kalau menghukumi orang dilihat dari alasannya maka orang akan

banyak beralasan untuk berbuat demikian.104

4. Mengganti Kayu Siwak dengan dengan Sikat dan

Pasta Gigi

Islam adalah agama yang mencintai kebersihan, tak terkecuali

kebersihan gigi. Oleh sebab itu, dalam ajaran Nabi Muhammad SAW

seorang Muslim dianjurkan untuk bersiwak yang berguna untuk

membersihkan gigi.

Pada masa Nabi, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab

fikih klasik, disebutkan bahwa orang Arab biasa menggosok gigi

dengan kayu yang dikenal dengan kayu arak. Selain itu, dalam berbagai

riwayat hadits, Nabi dan sahabat tidak lupa untuk mencuci kayu

101

Edwin Rahmadi, loc. cit. 102

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit. 103

Paridah, loc. cit. 104

Ahmad Muhajir, loc. cit.

Page 78: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

72

72

tersebut setelah digunakan bersiwak. Kenapa kayu arak? Ranting kayu

ini lebih lunak dan terasa nyaman di mulut.

Di Indonesia, fenomena bersiwak banyak di sekitar kita. Kayu

arak ini dijual, serta dijadikan oleh-oleh jamaah haji untuk handai tolan

sepulang ke Indonesia. Sebagian orang menganggap, yang disebut

bersiwak adalah menggunakan kayu tersebut sewaktu-waktu, terutama

sebelum shalat.

Zaman sudah berubah, masyarakat juga mengenal sikat gigi

serta pasta gigi. Sikat gigi lebih mudah didapat di Indonesia, serta bisa

menjangkau bagian mulut yang lebih dalam. Nah, apakah

menggunakan sikat dan pasta gigi termasuk bersiwak juga?.

Secara kontektual, tujuan bersiwak itu agar mulut menjadi

bersih serta bau mulut yang sedap hilang. Dalam interaksi kita sehari-

hari, gigi kotor dan bau mulut tak sedap membuat tidak nyaman. Untuk

menambah nilai kemuliaan saat beribadah, maka membersihkan gigi

sangat dianjurkan, baik sebelum shalat, ketika akan membaca Al-

Quran, dan sebagainya meskipun tidak menggunakan kayu arak tetapi

tetap diniatkan bersiwak agar mendapat kesunahan. 105

Menurut Nur Nurosid Fauzi, bahwa menggunakan pasta gigi

tetap mendapat pahala sunnah dari segi hasil dan bagi yang memakai

siwak akan mendapat pahala sunnah dari sisi hasil dan juga proses

(karena alatnya sesuai dengan sunnah Nabi).106

Hal senada juga di

ungkapkan oleh Siti Hindun, bahwa Nabi Muhammad Saw itu cinta

kebersihan dan untuk mendapatkan siwak yang seperti Nabi contohkan

105

www.nu.or.id 106

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit.

Page 79: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

73

73

sulit di dapatkan di sini (Indonesia).107

Hijrianah Kamalia juga setuju

dalam pandangan kontekstual ini, karena inti bersiwak adalah untuk

membersihkan gigi.108

Sebagian guru ada yang berpandangan tekstual dalam hal ini,

yang mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara siwak dan pasta

gigi, seperti Ahmad Muhajir mengatakan bahwa kandungan yang ada

dalam siwak itu lebih banyak manfaatnya dibanding pasta gigi

diantaranya bisa menguatkan ingatan, mata menjadi terang,109

menguatkan badan, dan dapat menghilangkan kuman.110

Siwak juga

banyak dan mudah di dapat di Indonesia.111

5. Isbal (Kaki celana/Jubah/Kain menutup mata kaki)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda,

“Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka”.

(HR. al-Bukhari).

Pendapat Ulama Memahami Hadits-Hadits Ini:

Pendapat Imam Syafi‟i: “Makna Isbal adalah memanjangkan

kain di bawah kedua mata kaki, hanya bagi orang yang sombong. Jika

pada orang yang tidak sombong, maka makruh. Demikian disebutkan

Imam Syafi‟i secara nash tentang perbedaan antara orang yang

memanjangkan kain karena sombong dan orang yang memanjangkan

107

Siti Hindun, loc. cit. 108

Hijrianah Kamalia, loc. cit. 109

Ahmad Muhajir, loc. cit. 110

Paridah, loc. cit. 111

Edwin Rahmadi, loc. cit.

Page 80: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

74

74

kain tetapi tidak sombong.112

Hadits tentang Isbal, banyak orang yang bersemangat sangat

mengingkari orang lain yang tidak memendekkan pakaiannya di atas

mata kaki. Bahkan mereka terlalu berlebihan dalam bersikap sampai

pada tingkat menjadikan perbuatan memendekkan kaki celana sebagai

syi‟ar Islam atau kewajiban yang besar dalam Islam. Jika mereka

melihat seorang ulama atau da‟i tidak memendekkan kaki celana seperti

yang mereka lakukan, mereka menuduhnya -bahkan secara terang-

terangan- tidak faham agama. 113

Salah seorang guru SD PAI di wilayah provinsi DKI Jakarta

yang bernama Edwin Rahmadi memahami hadits Nabi Muhammad

Saw di atas secara tektual, alasannya kalau isbal, di khawatirkan akan

mengotori celana.114

Adapun mayoritas guru lainnya seperti Nur Nurosid Fauzi

berpendapat bahwa boleh menggenakan celana di bawah mata kaki

selama tidak sombong. Bagi yang menggenakan celana di atas mata

kaki pun haram bila disertai kesombongan dan merasa paling benar dan

suci.115

112

Al-Haifzh Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari Syarh Shahih al-

Bukhari, juz.X (Beirut: Dar alMa‟rifah, 1379H), hal.263. 113

Syekh DR.Yusuf al-Qaradhawi, Kaifa Nata‟amal Ma‟a as-Sunnah

an-Nabawiyyah, (Cairo; Dar asySyuruq, 1423H), hal.128 114

Edwin Rahmadi, loc. cit. 115

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit.

Page 81: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

75

75

Hasmawati berpendapat bahwa tidak haram bagi laki-laki

menggenakan pakaian sampai bawah mata kaki, karena menutup mata

kaki atau tidak, kedua-duanya sama sama masih menutup aurat.116

Menurut Siti Hindun bahwa batas kesombongan itu bukan dari

pakaian yang dikenakannya, jika ada yang memakai di atas mata kaki

atau di bawah mata kaki itu boleh boleh saja.117

Allah Swt menyukai

keindahan, hadits Nabi jangan dipahami secara letter saja, tetapi harus

dipahami berdasarkan pemahaman dari ulama-ulama yang mumpuni.118

6. Tahlilan

Praktek tahlil hukumnya haram menurut sebagian orang karena

menyerupai dengan tradisi agama lain yaitu Hindu dan Budha. Tuduhan

ini juga berlaku untuk perayaan maulid nabi Muhammad Saw. karena

menyerupai perayaan kelahiran dalam agama lain, yaitu perayaan Natal

(Kristen)

Pandangan yang serba membuat kesamaan antara tradisi Islam

dengan tradisi non-Islam ini beranggapan jika bukan orang Islam yang

melakukan pertama kali, berarti itu bid‟ah sesat, haram, bahkan kafir

jika dilakukan oleh orang Islam. Perlu juga diingat bahwa budaya

sarungan itu bukan budaya Islam. Pada masa nabi Muhammad Sawa.

tidak ada. Budaya sarungan umat Islam yang cuma di Indonesia. Itu

pun juga berangkat dari budaya agama Hindu yang ada di Indonesia.

Anggap saja orang Madura yang kentara dengan budaya sarungnya, dan

116

Hasmawati, loc. cit. 117

Siti Hindun, loc. cit. 118

Ahmad Muhajir, loc. cit.

Page 82: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

76

76

lihat agama nenek moyang orang Madura sebelum Islam datang, tak

lain mayoritas menganut Hindu.

Begitu pula dengan budaya celana yang sudah banyak

digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Tempo dulu budaya memakai

celana di kalangan Islam Indonesia haram. Hal tersebut dengan suatu

dalil dan alasan bahwa orang yang menyerupai suatu, maka mereka

merupakan bagian dari mereka. Karena dianggap menyerupai dengan

orang Belanda atau Jepang yang beragama non-Islam, maka memakai

celana diharamkan. Itu semua merupakan buah dari fanatisme dalam

beragama yang mengekang dan mempersulit hidupnya sendiri. Baru

ketika mereka sadar bahwa memakai celana itu penting, pengharaman

lambat laun menyusut dan rata-rata kiai memakai celana.

Hasil penelitian yang kami dapati bahwa seluruh guru PAI SD

di wilayah provinsi DKI Jakarta sepakat memahami tahlilan dengan

pemahaman kontektual. Seperti Nur Nurosid Fauzi mengatakan

bahwa memang betul tidak ada contoh dari Nabi Muhammad Saw

merupakan bid‟ah, namun karena diisi dengan hal-hal yang diajarkan

Nabi semisal dzikir, baca al-Qur‟an dan nasehat agama sehingga

menjadi bid‟ah hasanah, dimana yang mengamalkan mendapat pahala.

Jadi tahlilan tidak beda dengan model perkumpulan semisal pengajian,

bedah buku, seminar yang tak ada contohnya dari Nabi Saw.119

Pendapat ini senada dengan pendapatnya Ahmad Muhajir

yang berpendapat bahwa tidak semua yang tidak dicontohkan itu

bid‟ah. Karena bid‟ah itu ada bid‟ah hasanah dan sayyi‟ah, dan tahlilan

itu bid‟ah hasanah, karena tujuannya baik yaitu mendoakan orang yang

119

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit.

Page 83: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

77

77

telah wafat dan menghibur kesedihan atas orang yang ditinggalkan dan

itu tradisi tidak bertentangan dengan syariat Islam.120

Hasmawati berpendapat bahwa selama ajarannya tidak

menyimpang dari Islam maka tahlilan itu boleh saja dilakukan. Karena

dengan adanya tahlilan bisa menambah kerukunan umat Islam dan

dapat menjaga silaturahmi.121

Menurut Edwin Rahmadi tahlilan itu

baik dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.122

Siti Hindun juga berpendapat bahwa tahlilan memang tidak

diajarkan Rasulullah Saw akan tetapi Nabi menganjurkan kita untuk

banyak banyak mengucapkan kalimat thayibah dan tahlilan adalah doa

dan ucapan-ucapan kalimat thayibah tersebut.123

7. Saksi Perzinaan

Terkait dengan empat orang saksi dalam kasus perzinaan,

Syaltut mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Seseorang boleh

mengalirkan darah karena mempertahankan kehormatan rumah

tangganya (kasus zina) walaupun tanpa empat orang saksi, hal itu

semata mata sebagai pembelaan kehormatannya, manakala bukti telah

kuat.124

Syaltut memberikan ilustrasi yang terdapat dalam riwayat

tentang putusan Umar ibn Khattab, bahwa ia membenarkan seorang

laki-laki yang menetakkan pedangnya kepunggung laki-laki lain

120

Ahmad Muhajir, loc. cit. 121

Hasmawati, loc. cit.. 122

Edwin Rahmadi, loc. cit. 123

Siti Hindun, loc. cit. 124

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980), h. 345

Page 84: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

78

78

sehingga meninggal karena didapatkannya berbuat zina dengan

isterinya.125

Lebih lanjut ia mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut: Manakala tidak memungkinkan menghadirkan empat orang

saksi dalam kasus ini, maka cukuplah bukti-bukti kuat menurut hukum

bisa digunakan oleh hakim.126

Dengan tegas ia menyatakan bahwa

pengadilan itu punya banyak cara untuk menetapkan suatu keputusan

hukum disamping empat orang saksi.

Pemikiran Syaltut ini sangat kontektual yang melihat dari sisi

mashlahahnya. Karena jika suatu kasus yang melanggar kehormatan

orang lain seperti zina harus dengan empat orang saksi dalam

pembuktiannya, sedangkan hal itu sulit dipenuhi, sedangkan bukti-bukti

lain telah menguatkan, maka akan tidak terlindungi kehormatan dan

ketenangan rumah tangga seseorang. Padahal kehormatan dan

ketenangan rumah tangga merupakan fondasi penting untuk

menciptakan keharmonisan suatu perkawinan dan kelestariannya.

Karena itu setiap aktivitas yang mengandung manfa‟at, baik

itu dari segi menarik atau menghasilkannya, maupun cara menolak atau

menghindarkan dari bahaya dan kepedihan, pantas dinamai maslahah.

Maslahah itu pada dasarnya adalah sesuatu yang membawa kearah yang

baik dan manfa‟at.

Kalau dilihat dari segi metodologi hukum Islam, maka dapat

dikatakan, bahwa cara pengambilan kesimpulan Syaltut dalam

mengistinbatkan hukum mengenai persoalan di atas adalah

menggunakan maslahah. Ia merumuskan semacam kaidah sebagai

125

Ibid., h. 344-345. 126

Ibid.

Page 85: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

79

79

berikut: “jika suatu masalah itu didapatkan, maka disitulah syariat

Allah.”

Pendapat Syaltut ini diamini oleh sebagian guru PAI SD di

wilayah provinsi DKI Jakarta Selatan ini, seperti Paridah menyetujui

pendapat Syaltut karena zaman tekhnologi sudah canggih dan dapat

disaksikan oleh orang banyak. Adapun kebenaran sebuah video dapat

memanggil ahli IT sehingga dapat melihat jelas kebenarannya.127

Ahmad Muhajir sangat setuju dengan pendapat Syaltut,

karena dengan seperti itu, akan memberikan efek jera bagi orang yang

melakukan zina tersebut dan menjaga kehormatan bagi pihak yang

dirugikan.128

Bahkan menurut Siti Hindun bahwa bukti video adalah bukti

yang kuat. Bahkan kalau dengan saksi satu orang yang sebagai saksi

kunci dengan bukti yang kuat juga maka itu sah-sah saja.129

Tapi berbeda dengan Nur Nurosid Fauzi yang berpendapat

bahwa saksi zina harus empat orang saksi. Karena tuduhan zina

terhadap seseorang merupakan dosa besar, maka dibutuhkan kehati-

hatian dalam tuduhan.130

Maka menuduh zina itu harus disaksikan

empat orang, jika tidak mencapai empat orang maka tidak sah.131

8. Bunga Bank

127

Paridah, loc. cit. 128

Ahmad Muhajir, loc. cit. 129

Siti Hindun, loc. cit. 130

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit. 131

Hasmawati, loc. cit.

Page 86: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

80

80

Mahmud Syaltut, seorang cendikiawan dari Mesir berpendapat

bahwa sesungguhnya prinsip syari‟at Islam dalam bidang muamalah

adalah terpenuhinya maslahah, terlindunginya aturan dan hak-hak serta

meningkatnya taraf hidup.132

Maka dari itu ia menghalalkan bunga

tabungan karena dipandang memberikan kemashlahatan dan tidak

menimbulkan kemudharatan, baik yang menabung atau yang menerima

tabungan, kedua-duanya mendatangkan kebaikan. Didalamnya tidak

terdapat orang yang menganiaya dan teraniaya, dengan kata lain tidak

ada unsur pemerasan atau pemaksaan. Laba yang diberikan oleh

tabungan adalah sebagai suatu daya tarik saja.

Berdasarkan hal ini, Syaltut membolehkan bunga tabungan itu

berdasarkan ayat 220 dan 279 surat al-Baqarah. Dalam hal ini,

Muhammad Abduh berpendapat, bahwa haram ataupun halalnya bunga

tadi bertitik tolak pada : Allah tidak mengharamkan sesuatu

kecuali karena mendatangkan mudharat pada dirinya, dan tidak

menghalalkan sesuatu, kecuali karena bermanfaat pada dirinya.133

Pendapat Syaltut ini berbeda dengan kalangan ulama Mesir saat itu

yang menyatakan bahwa, keuntungan yang diberikan oleh Bank adalah

haram.134

Nur Nurosid Fauzi sepakat dengan mayoritas ulama Mesir

yang berpendapat bahwa konsep dasar riba adalah sesuatu yang

bertambah. Allah Swt menghalalkan jual beli artinya bila pihak bank

memutar uang nasabah untuk jual beli maka itu sistem bagi hasil dan

132

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, h.391 133

Muhammad abduh, Tafsir al-Manar, (Cairo: Maktabah al-

Qahiroh, juz III, cet IV, 1324), hal. 97 134

Mahmud Syaltut, al-Fatawa, h. 351

Page 87: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

81

81

itu boleh tapi kalau bunga bukan dari sistem jual beli makanya menjadi

riba‟.135

Ahmad Muhajir juga tidak setuju dengan pendapat Syaltut.

Alasannya bahwa di satu sisi mungkin tidak ada yang dirugikan, tetapi

disisi lain, nanti akan banyak orang yang menghalalkan riba dalam

suatu transaksi padahal jelas bahwa riba termasuk dosa besar dan

seringan-ringannya dosa riba adalah seperti menzinahi ibu sendiri.136

Tetapi pendapat Syaltut ini banyak memperoleh dukungan dari

guru PAI yang lainnya seperti Hijrianah Kamalia berpendapat bahwa

zaman sudah semakin berkembang dan modern. Pihak Bank dan

nasabah tidak ada unsur paksaan di kedua belah pihak. 137

Di samping

itu, menurut Hasmawati, ada unsur kemashlahatan dan tidak

menimbulkan kemudaratan diantara kedua belah pihak.138

9. Kesaksian Wanita

Allah swt berfirman:

فزجل رجليي يكىا لن فئى جالكن ر هي شهيديي وٱستشهدوا

وٱهزأتاى

135

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit. 136

Ahmad Muhajir, loc. cit. 137

Hijrianah Kamalia, loc. cit. 138

Hasmawati, loc. cit.

Page 88: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

82

82

“Dan persaksikan dengan dua orang saksi dari orang lelaki

(diantaramu), jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang

lelaki dan dua orang perempuan”139

Dalam memahami ayat ini, seringkali mengarah kepada

ketidaksetaraan antara laki-laki dan wanita, bahwa wanita itu lebih

rendah dari laki-laki, oleh karena itu kesaksian seorang wanita bernilai

separuh dari kesaksian laki-laki. Sehingga para fuqaha‟ dalam

menetapkan masalah kesaksian wanita selalu dengan perbandingan dua

orang saksi wanita sama nilainya dengan kesaksian seorang laki-laki.

Bahkan lebih jauh lagi yaitu kesaksian wanita tidak dapat diterima

dalam masalah pidana (qisas dan hudud). Kesaksian wanita baru diakui

secara mutlak, tanpa didampingi kesaksian laki-laki hanya terbatas

dalam hal yang berkaitan dengan masalah kewanitaan saja, atau hal-hal

yang lazim diketahui oleh wanita, seperti masalah haid, cacat pada

anggota tubuh wanita, peristiwa kelahiran dan masalah rada‟ah.140

Dalam suasana dan atmosfir seperti itu, Syaltut menyatakan

pendapatnya, bahwa kesaksian seorang wanita itu sama dan setara

nilainya dengan kesaksian seorang laki-laki.141

Pendapat Syaltut ini tentu saja berbeda dengan pendapat yang

selama ini berkembang dikalangan fuqaha, bahwa kesaksian seorang

wanita itu setengah dari kesaksian seorang laki-laki, atau dengan

formulasi fiqih dinyatakan bahwa kesaksian wanita baru dianggap sah,

bila dikemukakan oleh dua orang wanita dan seorang laki-laki.

139

Surat al-Baqarah (2) ayat 282 140

Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Al-Turuq al-Hukmiyyah fi al-Siasah al-

Syar‟iyyah, (Kairo : al-Mu‟assasah al-Arabiyyah li al-Tiba‟ah wa al-Nasyr,

1961) h. 92-93 & 151 141

Syaltut, al-lslam Aqidah wa Syari'ah, h. 239-240

Page 89: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

83

83

Pendapat Syaltut ini disetujui oleh beberapa guru PAI tingkat

SD di wilayah provinsi DKI Jakarta Selatan seperti Ahmad Muhajir

berpendapat bahwa ia setuju dengan pendapat Syaltut karena laki-laki

dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama terutama

dalam keadaan darurat. 142

Siti Hindun berpendapat bahwa wanita dan laki-laki memang

tidak sebanding namun jika tidak ada yang menjadi saksi lain maka

tidak mengapa, asalkan wanita tersebut saksi yang dapat dipercaya.143

Menurut Hasmawati, bahwa persaksian itu tidak perlu

memandang jenis kelamin, jadi laki-laki atau perempuan bisa saja

untuk dijadikan saksi asalkan kesaksiannya itu sesuai dengan kenyataan

dan sesuai dengan apa yang diucapkan.144

Tetapi Nur Nurosid Fauzi, tidak sepakat dengan pendapat

Syaltut, alasannya karena secara psikologis lelaki dan wanita itu

berbeda. Imam al-Ghazali berpendapat bahwa laki laki itu akalnya

sembilan dan nafsunya satu, sementara perempuan itu akalnya satu dan

nafsunya sembilan. Mungkin karena faktor inilah al-Qur‟an

membandingkan satu laki-laki dengan dua perempuan.145

Paridah juga mengatakan hal yang sama, bahwa hukum harus

mengikuti firman Allah. Perempuan terkadang mengedepankan

perasaan dibanding fikiran. Jika dua perempuan menjadi saksi maka

dapat membantu untuk menguatkan alasan perempuan yang satunya

142

Ahmad Muhajir, loc. cit. 143

Siti Hindun, loc. cit. 144

Hasmawati, loc. cit. 145

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit.

Page 90: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

84

84

lagi.146

Bahkan menurut Edwin Rahmadi, wanita itu bersifat bengkok

atau mudah dipengaruhi karena terbuat dari tulang rusuk Nabi Adam

AS, maksudnya adalah wanita itu kurang tegar dan perasaannya mudah

terbawa.147

Hijriyanah Kamalia juga berpendapat bahwa wanita selalu

mengutamakan perasaannya dalam memberikan kesaksian dan laki-laki

lebih kuat dari seorang wanita.148

10. Kasus Bani Quraidhoh

Suatu hari sahabat Nabi Muhammad Saw. berkunjung ke

Bani Quraizhah. Kepada mereka, Nabi bersabda; “Janganlah kamu

melaksanakan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizhah”149 Sebelum

sampai ke Bani Quraizhah, waktu Ashar hampir habis. Sebagian

sahabat berijtihad dengan melakukan shalat si perjalanan. Berdasarkan

ijtihadnya, perintah tersebut adalah supaya sahabat melakukan

perjalanan secara cepat sehingga bisa sampai di Bani Quraizhah

sebelum waktu shalat Ashar habis. Sebagian sahabat lagi berpegang

kepada makna tersurat sabda Nabi Saw tersebut, sehingga mereka

shalat Ashar di Bani Quraizhah pada malam hari.150

Shahabat yang

shalat di jalan cenderung menggunakan pendekatan kontektual dan

146

Paridah, loc. cit. 147

Edwin Rahmadi, loc. cit. 148

Hijrianah Kamalia, loc. cit. 149

Hadits riwayat Bukhari no : 894 dan Muslim dari Ibnu Umar no:

3317 150

Shihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyad al-saari

fi Syarh Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1984), Jilid 6, Cet 7,

h. 240

Page 91: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

85

85

shahabat yang shalat Ashar pada malam hari di Bani Quraidzah

menggunakan pendekatan tekstual.

Nur Nurosid Fauzi memilih kecenderungannya kepada ke

kelompok A, walau Nabi Saw memerintahkan shalat Ashar di Bani

Quraidzah, akan tetapi ada aturan yang itupun adalah ajaran Nabi

Muhammad Saw bahwa shalat itu harus pada waktunya. Karenanya

walau dia tidak shalat Ashar di Bani Quraidzah tetap disebut sebagai

orang yang taat pada Nabi Muhammad Saw.151

Begitu juga dengan Siti Hindun, yang lebih cenderung ke

kelompok A yang melaksanakan sholat diperteangahan jalan walaupun

belum sampai Bani Quraidzah. Karena menurutnya orang yang sholat

di luar waktu atau melewati waktu adalah termasuk orang yang lalai

dan merugi.152

Begitupun Ahmad Muhajir yang lebih cenderung

kepada kelompok A, karena sholat yang baik adalah sholat di awal

waktu.153

Berbeda dengan Hasmawati yang lebih cenderung kepada

kelompok B, dengan alasan karena itu perintah dari imam mereka yaitu

Nabi Muhammad Saw.154

Paridah juga cenderung kepada kelompok B,

karena Ashar bisa bisa di lakukan di di Bani Quraidzah dan ini bisa

dijadikan sebagai pembelajaran.155

151

Nur Nurosid Fauzi, loc. cit. 152

Siti Hindun, loc. cit. 153

Ahmad Muhajir, loc. cit. 154

Hasmawati, loc. cit. 155

Paridah, loc. cit.

Page 92: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

86

86

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti mencoba

untuk membahas temuan-temuan penelitian tersebut dalam sebuah tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Beberapa Permasalahan Pemahaman Keagamaan

NO PERMASALAHAN PENDEKATAN

TEKTUAL KONTEKTUAL

1 Zakat Fitrah dengan Uang 4 3

2 Zakat untuk Muallaf 7 0

3 Hukum Potong Tangan 1 6

4 Hukum Siwak Sikat Gigi 3 4

5 Hukum Isbal 2 5

6 Hukum Tahlilan 0 7

7 Saksi Perzinaan 3 4

8 Hukum Bunga Bank 2 5

9 Kesaksian Wanita 4 3

10 Kasus Bani Quraidzah 3 4

Page 93: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

87

87

JUMLAH 29 Guru 41 Guru

Tabel 4.2

Pemahaman Keagamaan Guru SD PAI DKI Jakarta

NO

NAMA

SEKOLAH

PEMAHAMAN KEAGAMAAN

GURU PAI SEKOLAH DASAR WILAYAH DKI JAKARTA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

T K T K T K T K T K T K T K T K T K T K

1 SDN Cililitan

01 Pagi

V V V V V V V V V V

2 SDN Cipete

Utara 01 Pagi

V V V V V V V V V V

3 SDN Tengah

03 Pagi

V V V V V V V V V V

4 SDS Kartika

VIII-2

V V V V V V V V V V

5 SDIT

Saadatuddarain

V V V V V V V V V V

6 SDI Darul

Maarif

V V V V V V V V V V

Page 94: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

88

88

7 SDI Taman

Quraniyah

V V V V V V V V V V

JUMLAH 4 3 7 1 6 3 4 2 5 7 3 4 2 5 4 3 3 4

Dalam masalah zakat fithrah dengan uang, melalui penelitian

ini didapati bahwa guru yang memahami zakat fithrah harus dengan

makanan pokok (tekstual) jumlahnya lebih banyak dibanding guru yang

membolehkan zakat fihrah dengan uang (kontekstual). Dengan

demikian bahwa guru yang berfaham tekstual dalam masalah ini lebih

banyak dibanding guru yang berpaham kontektual.

Kasus zakat untuk muallaf, para guru sepakat bahwa zakat

fithrah boleh di diberikan kepada muallaf (orang yang baru masuk

Islam) sebagaimana teks firman Allah Swt. Dalam masalah ini seluruh

guru berpaham tektualis.

Hukum potong tangan bagi pencuri memperlihatkan bahwa

hampir seluruh guru berpikir kontekstual karena menyetujui ijtihad

Umar bin Khaththab yang tidak memotong tangan pencuri. Umar lebih

memilih menghukum pemilik budak karena

Tiga orang guru berpandangan tekstual dalam mengganti

siswak dengan pasta gigi, bahwa kandungan yang ada dalam siwak itu

lebih banyak manfaatnya dibanding pasta gigi. Sedangkan empat orang

guru berpandangan kontekstual bahwa bisa saja siwak yang sulit dicari

di Indonesia di ganti dengan pasta gigi.

Page 95: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

89

89

Mayoritas guru memahami masalah Isbal dengan paham

kontektual, yakni seseorang boleh saja memakan celana atau kain

menutupi mata kaki asalkan jangan diiringi dengan kesombongan.

Dalam masalah tahlilan, seluruh guru membolehkan praktik

tahlilan, karena walaupun tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad

Saw akan tetapi seluruh amalannya mengandung nilai pahala.

Dalam kasus saksi perzinaan, empat dari tujuh guru berpiki

kontekstual dengan berpendapat bahwa manakala bukti-bukti sudah

cukup kuat tentang adanya perzinaan, maka tanpa empat orang saksi

pun bisa dijatuhkan hukuman.

Mayoritas para guru berpaham kontektual karena

membolehkan bunga tabungan. Karena dipandang memberikan

kemashlahatan, tidak menimbulkan kemudharatan, tidak terdapat orang

yang menganiaya dan teraniaya, dengan kata lain tidak ada unsur

pemerasan atau pemaksaan. Laba yang diberikan oleh tabungan adalah

sebagai suatu daya tarik saja.

Empat dari tujuh guru berpaham tekstual dalam memahami

ayat tentang kesaksian wanita, alasannya karena secara psikologis lelaki

dan wanita itu berbeda. Dan yang terakhir, yaitu dalam kasus Bani

Quraidzoh, mayoritas guru berpaham kontekstual, dalam hal ini mereka

sepakat dengan para shahabat yang memilih untuk shalat di jalan,

karena esesnsi dari perintah Nabi Muhammad adalah agar para

shahabat mempercepat perjalanan ke Bani Quraidzah. Tetapi jika belum

sampai juga padahal sudah mempercepat langkah, maka alangkah

baiknya shalat ashar di waktunya sebelum sampai Bani Quaraidzah.

Page 96: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

90

90

Page 97: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab

sebelumnya, maka pada bab ini akan disampaikan kesimpulan dan

saran.

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah bahwa guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Dasar (SD) di wilayah

provinsi DKI Jakarta mayoritas memiliki pemahaman keagamaan yang

kontektual. Pendekatan kontektual dalam pemahaman keagamaan

adalah pemahaman yang penjabarannya senantiasa memperhatikan

kondisi dan situasi dimana Islam itu di kembangkan. Pendekatan ini

adalah sebagai metode yang menjadikan rasio atau akal manusia

sebagai alat yang paling dominan dalam memperoleh pengetahuan dan

pemahaman atas pelbagai ajaran Islam, teks teks wahyu dibedah secara

kontekstual, kritis, logis dan rasional. Pendekatan kontekstualis ini juga

sebagai manhaj fikir yang memahami agama Islam sebagai organisme

yang hidup dan berkembang sesuai dengan denyut nadi perkembangan

manusia. Maka bagi mereka pintu ijtihad mesti dibuka pada semua

bidang sehingga memungkinkan Islam menjawab persoalan

kemanusiaan yang terus berubah-ubah.

B. Saran

Adapun saran-saran yang akan disampaikan adalah sebagai

berikut:

Page 98: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

93

93

1. Kepada para guru, kepala sekolah dan para pembaca

diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan

pemikiran dan menambah wawasan tentang kajian mengenai

pemahaman keagamaan guru pendidikan agama Islam tingkat

Sekolah Dasar di wilayah provinsi DKI Jakarta yang dapat

dijadikan acuan dalam penelitian, pembuatan buku dan

pengajaran. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

dasar penelitian, evaluasi dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

2. Kepada Pemerintah Republik Indonesia agar mengalokasikan

dana yang cukup untuk pelatihan dan pembinaan para guru

terkait dengan pemahaman keagamaan para guru di sekolah.

Page 99: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

94

DAFTAR PUSTAKA

A. Qodri A Azizy, Pendidikan (Agama) untuk Membangun Etika

Sosial, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003

Abd al-Qadir al-Audah, al-Tasri‟ al-Jina‟I al-lslami, (Kairo:

Maktabah al-Gurubah, 1962), juz ii

Abd al-Rahman al-Jaziri, al-Fiqh Ala al-Mazahib al-arba‟ah,

(Bairut: Dar al-Fikri)Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah

wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-Syuruq, 1980)

Abd al-Aziz „Amir, al-Ta‟zir fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah, (Kairo:

Dar al-Fikri al-Arabi, 1976)

Abu 'A'ia al-Maududi, Tafsir Surah al_Nur, (Damsyiq: Dar a!-

Fikri, 1960)

Abu Zahrah, Falsafah al-Uqubah fi al-Fiqh al-Islami, (Mesir:

Dar al-Ilm Lil Malayin, 1963)

Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), Ed. 1. Cet. 2

Ahmad Fatah Yasin, Pengembangan Sumber Daya Manusia

di Lembaga pendidikan Islam, (Malang: UIN Maliki

Press, 2011)

Page 100: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

95

Ahmad Hasan, Pintu Ijtihad Sebelum Tertutup, Terjemahan dari

The Early Development of Islamic Jurisprudence oleh

Agah Garnadi, (Bandung : Penerbit Pustaka, 1984)

Allan Menzies, Sejarah Agama Agama, (Yogyakarta : Forum,

2014)

Asep Mahfudz, Be A Good Teacher or Never: 9 Jurus

Cepat Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer,

(Bandung: Nuansa, 2011)

Asep Yonny dan Sri Rahayu Yunus, Begini Cara Menjadi Guru

Inspiratif dan Disenangi Siswa, (Yogyakarta: Pustaka

Widyatama, 2011)

Asef Umar Fakhruddin, Menjadi Guru Favorit, (Jogjakarta: Diva

Press, 2011)

Asep Mahfudz, Be A Good Teacher or Never: 9 Jurus

Cepat Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer,

(Bandung: Nuansa, 2011

Faisal, Mengintegrasikan Revisis Taksonomi Bloom Kedalam

Pembelajaran Biologi, Jurnal Sainsmat, Vol. IV, No. 2,

2015

Page 101: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

96

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan

Kelas sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Haji

Masagung, 1989)

Ibnu Hajar al-„Asqalani, Fath al-Bari Syarh Shahih al-Bukhari,

juz.X (Beirut: Dar alMa‟rifah, 1379H)

Jawwad „Ali, al-Mufashshal fi Tarikh al-„Arab Qabl al-Islam,

Juz.XVIII (Dar as-Saqi, 1422H)

John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,

(Jakarta: Gramedia, 1979), cet. VIII

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian

M. Atho Mudzhar, Membaca Gelombang Ijtihad antara tradisi

dan Liberasi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1998)

Mahmud Syaltut, al-lslam Aqidah wa al-Syari‟ah, (Kairo: Dar al-

Syuruq, 1980)

Matthew B.Miles and Michael A.Huberman, Qualitative Data

Analysis, A Sourcebook of New Methods (Beverly Hills

Page Publications, 1984)

Page 102: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

97

Muhammad abduh, Tafsir al-Manar, (Cairo: Maktabah al-

Qahiroh, juz III, cet IV, 1324)

Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan

Islam,(Jakarta: Rajawali Press, 2012)

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006)

Muhammad Alim Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006)

Muri Yusuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Ghali

Indonesia, 1986)

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2006)

Shihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyad al-

saari fi Syarh Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Kitab al-

Arabi, 1984), Jilid 6, Cet 7

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan

Prakteknya (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)

Page 103: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

98

Yusuf al-Qaradhawi, Kaifa Nata‟amal Ma‟a as-Sunnah an-

Nabawiyyah, (Cairo; Dar asySyuruq, 1423H)

Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan

Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982)

Page 104: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

94

BIODATA PENULIS

Dr. H. TAUFIK ABDILLAH SYUKUR

Lc, MA, lahir di Jakarta, 28 Maret 1978.

Putra ketiga dari DR. (HC). Dr. KH. Manarul

Hidayat, M.Pd dan Dra. Hj. Mahyanah MH.

Menyelesaikan S1 di Universitas Yarmouk

Jordania (2001), S2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004) dan

S3 Universitas Ibnu Khaldun Bogor program studi Pendidikan

Islam (2013) dengan predikat cumlaude (A) dan merupakan

wisudawan terbaik pada wisuda ke-55 tahun akademik 2012-

2013.

Sebelumnya pernah menimba ilmu di beberapa pesantren

antara lain; PP. Darul Ulum Jombang, Majlis Al-Ihya Bogor,

Ribat Al-Jufri Madinah Munawwaroh Saudi Arabia.

Pernah aktif di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jordan,

Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Kota

Depok, Forum Komunikasi Pondok Pesantren Kota Depok.

Pernah menjabat sebagai kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA,

dan Madrasah Diniyah.

Saat ini aktif sebagai Direktur Azhari Islamic School

Cilandak, Pengasuh Santri Al-Manar Azhari Islamic Boarding

School Depok, Pembimbing manasik haji dan umroh serta Dosen

di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah Jeruk Purut Cilandak

Jakarta.

SITI RAFIQOH, lahir di Jakarta, 29

September 1979, merupakan putri ketujuh

dari Bapak H. Abdurrahman Djanan dan

Ibu Hj. Royanih.

Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Islam

Teladan 01 Pagi Jakarta (1991), MTs Al-Wathoniyah 05 Jakarta

(1994), MA Daar El-Qolam Tangerang (1997), IAIN Syarif

Page 105: KATA PENGANTAR - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ni‟mat-Nya

95

Hidayatullah di Jakarta (2001), dan selanjutnya tahun 2002

melanjutkan studi di S2 Universitas Negeri Jakarta, tahun 2009

melanjutkan studi S2 jurusan Ilmu Tafsir di PTIQ dan berhasil

diselesaikan pada tahun 2012.

Sejak tahun 2003 mulai bekerja sebagai Penyuluh Agama

Islam Fungsional dilingkungan Kantor Departemen Agama

Kodya Jakarta Selatan, tahun 2011 pindah tugas menjadi Guru

PAI di Azhari Islamic School Cilandak. Sejak tahun 2001 sampai

sekarang tercatat sebagai guru di Al-Manar Azhari Islamic

Boarding School di Limo-Cinere Depok.