kata pengantar - diskepang.riau.go.iddiskepang.riau.go.id/home/download/lkpj_2013.pdf · kata...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat
dan Karunia-Nya, kami telah menyusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Gubernur Riau Tahun 2012 yang dapat diselesaikan pada waktunya.
Laporan ini berisi tentang pelaksanaan kegiatan Pembangunan Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Riau selama tahun 2012 yang didanai APBD.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu diharapkan saran dan masukan guna perbaikan selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar laporan ini dapat menjadi bahan kebijakan
selanjutnya, dan semoga hasil yang telah dicapai dapat bermanfaat bagi
masyarakat .
Demikian, semoga dapat memberikan informasi bagi semua pihak.
PEKANBARU, JANUARI 2013
KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU
MULKAN SYARIF, SE Pembina Utama Muda
NIP. 19630513 198311 1 001
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBD ........................................................... 4
A. PROGRAM ............................................................................................................... 4
B. PROGRAM DAN KEGIATAN .................................................................................. 5
C. REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN .................................... 8
1. PELAKSANAAN PROGRAM ................................................................................ 8
2. KONDISI KETAHANAN PANGAN ...................................................................... 15
3. Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................ 17
A. Aspek Manajemen Ketahanan Pangan ........................................................... 17
B. Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan ......................................... 18
C. Aspek Konsumsi Pangan ................................................................................ 35
D. Aspek Kewaspadaan Pangan dan Keamanan Pangan ................................... 46
E. Aspek Kelembagaan Pangan .......................................................................... 55
F. Realisasi Dan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan APBD .................................. 66
BAB. III PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBN TA.2011 ........................................ 67
1. Program .................................................................................................................. 67
A. Kebijakan ............................................................................................................ 68
B. Tujuan ................................................................................................................. 69
C. Sasaran 2011 ...................................................................................................... 69
D. Dekonsentrasi ..................................................................................................... 70
E. Tugas Pembantuan ............................................................................................. 70
2. Kegiatan APBN 2011 .............................................................................................. 71
3. Realisasi Pelaksanaan APBN................................................................................. 72
BAB. IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI ....................................................................... 75
A. PERMASALAHAN .................................................................................................. 75
B. SOLUSI .................................................................... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 1. ...................................................................................................................... 76
1
BAB I PENDAHULUAN
1. Dasar Hukum
Pembangunan Ketahanan Pangan berdasarkan pada :
1. Undang- Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
2. Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
3. Peraturan Pemerintah no 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintah anatara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
4. Keputusan Presiden No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan
Pangan
5. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah Provinsi Riau.
6. Peraturan Gubernur Riau No.17 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau.
2. Tugas Pokok
Tugas pokok Badan Ketahanan Pangan Propinsi Riau berpedoman
pada Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 dan Perturan Gubrenur Riau
No.17 Tahun 2009. Adapun Tugas Pokok Badan Ketahanan Pangan
adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah
bidang ketahanan pangan dan dapat ditugaskan untuk melaksanakan
penyelenggraan wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada
Gubernur.
2
Untuk menjalankan tugas pokoknya, Badan Ketahanan Pangan
Propinsi Riau mempunyai fungsi :
1. Merumuskan kebijaksanaan
2. Pengambilan keputusan
3. Perencanaan
4. Pengorganisasian
5. Pelayanan umum dan teknis
6. Pengendalian/pengarahan/pembinaan dan bimbingan
7. Pengawasan
8. Pemantauan dan evaluasi
9. Pelaksanaan
10. Pembiayaan
3. Jumlah Pegawai, Tingkat Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Tabel tingkat pendidikan pegawai sampai dengan Desember 2012
Nomor Tingkat Pendidikan
Jumlah pegawai (Orang)
1 S2 6
2 S1 37
3 DIPLOMA 2
4 SLTA 40
5 SLTP 0
6 SD 1
JUMLAH 86
3
Tabel pangkat dan golongan pegawai Sampai Desember 2012
Nomor Pangkat Golongan Jumlah (Orang)
1 Pembina Utama Muda IV/c 1
2 Pembina TK. I IV/b 3
3 Pembina IV/a 6
4 Penata TK. I III/d 12
5 Penata III/c 9
6 Penata Muda TK. I III/b 32
7 Penata Muda III/a 9
8 Pengatur TK. I II/d 4
9 Pengatur II/c 2
10 Pengatur Muda TK. I II/b 7
11 Pengatur Muda II/a 1
JUMLAH 86
Tabel Pejabat Struktural dan Fungsional Sampai Desember 2012
Nomor Jabatan Eselon
Jumlah Orang
1 II a 1
2 III a 4
3 IV a 11
JUMLAH 16
4
BAB II PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBD
A. PROGRAM
Tahun anggaran 2012 Badan ketahanan pangan mendapat alokasi
anggaran APBD murni setelah perubahan sejumlah Rp. 17.879.026.602,- yang
terdiri dari Belanja Tidak Langsung Rp. 8.773.611.900,- dan Belanja Langsung
Rp. 9.105.414.702,- dengan jumlah program sebanyak 7 (tujuh) program
sebagai berikut :
N0 Program Anggaran ( Rp )
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 952.130.493,19
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 641.400.359,00
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 59.900.000,00
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistim Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
315.000.000,00
5. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian dan
Perkebunan
2.010.000.000,00
6. Program Peningkatan Ketahanan Pangan/Pertanian/Perkebunan 4.853.000.000,00
7. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 273.983.850,00
JUMLAH 9.105.414.702,19
5
B. PROGRAM DAN KEGIATAN
Tahun anggaran 2012 Badan Ketahanan Pangan Melaksanakan 7 (tujuh)
program dan 48 kegiatan, 5 (lima ) program dengan 25 kegiatan merupakan
program yang ada di setiap SKPD sedangkan 2 (dua) program dengan 23 kegiatan
yang langsung dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan sebagai kegiatan
pembangunan yaitu program peningkatan kesejahteraan petani Pertanian dan
Perkebunan dengan 4 (empat) kegiatan dan anggaran sejumlah Rp.
2.010.000.000,- Program peningkatan ketahanan pangan pertainan/perkebunan
dengan kegiatan sebanyak 19 (sembilan belas) kegiatan dengan anggaran
sejumlah Rp. 4.853.000.000
Tabel Program dan kegiatan tahun anggaran 2012 sebelum dan setelah perubahan sebagai berikut :
No Nama Kegiatan Sebelum
Perubahan Setelah
Perubahan
I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 952.130.493 952.130.493
1 Penyediaan jasa surat menyurat 46.976.000 46.976.000
2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 180.000.000 180.000.000
3 Penyediaan jasa kebersihan kantor 106.000.000 106.000.000
4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.994.493 75.994.493
5 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 65.000.000 65.000.000
6 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
30.000.000 30.000.000
7 Penyediaan makanan dan minuman 36.160.000 36.160.000
8 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah 312.000.000 312.000.000
9 Penyediaan jasa administrasi kantor 65.000.000 65.000.000
10 Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 35.000.000 35.000.000
II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 641.400.359 641.400.359
11 Pengadaan perlengkapan gedung kantor 35.000.000 35.000.000
12 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 50.000.000 50.000.000
13 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan 75.000.000 75.000.000
6
14 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor 39.600.000 39.600.000
15 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 180.000.000 180.000.000
16 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 206.800.359 206.800.359
17 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
55.000.000 55.000.000
III Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 59.900.000 59.900.000
18 Pendidikan dan Pelatihan Formal 33.500.000 33.500.000
19 Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur 26.400.000 26.400.000
IV Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
315.000.000 315.000.000
20 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
38.916.500 38.916.500
21 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran 11.083.500 11.083.500
22 Penyusunan lakip 15.000.000 15.000.000
23 Penyusunan Rencana Kinerja (Renja) SKPD 250.000.000 250.000.000
V Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 3.000.000.000 2.010.000.000
24 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 1.100.000.000 1.100.000.000
25 Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang dan Aman (3 B+)
350.000.000 350.000.000
26
Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan
200.000.000 200.000.000
27 Penumbuhan dan Pembinaan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
1.350.000.000 360.000.000
VI Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan
5.453.000.000 4.853.000.000
28 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 1.400.000.000 800.000.000
29 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan
130.000.000 130.000.000
30 Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah) Provinsi Riau
150.000.000 150.000.000
31 Penyusunan Statistik Pangan 100.000.000 100.000.000
32 Rapat Penyusunan dan Sinkronisasi Peningkatan ketahanan Pangan
250.000.000 250.000.000
33 Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional 398.878.500 398.878.500
7
34 Replikasi Special Programme for food Security (SPFS) 225.000.000 225.000.000
35 Hari Pangan Sedunia (HPS) Pemberian Penghargaan Ketahanan
250.000.000 250.000.000
36 Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan 350.000.000 350.000.000
37 Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren
300.000.000 300.000.000
38 Musyawarah Pembangunan (MUSREMBANG) Ketahanan Pangan
300.000.000 300.000.000
39 Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam Ketahanan Pangan
292.743.500 292.743.500
40 Pengembagnan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Food Insecurity Atlas (FIA)
250.000.000 250.000.000
41 Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan 250.000.000 250.000.000
42 Pemantauan dan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) 100.000.000 100.000.000
43 Pengembangan Pangan Lokal 208.378.000 208.378.000
44 Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Pedesaan
250.000.000 250.000.000
45 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran 50.000.000 50.000.000
46 Pameran Hari KRIDA Pertanian dan Agribisnis 198.000.000 198.000.000
VII Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 273.983.850 273.983.850
47 Partisipasi dalam rangka pelaksanaan Pameran Tahunan Provinsi Riau tahun 2012
123.983.850 123.983.850
48 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Ketahanan Pangan
150.000.000 150.000.000
Jumlah 10.695.414.702 9.105.414.702
8
C. REALISASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
1. PELAKSANAAN PROGRAM
Ketahanan Pangan sebagaimana mana di amantkan pada Peraturan
Pemerintah nomor 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan adalah adalah
kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata
dan terjangkau.
Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus bertumpu pada
sumberdaya pangan lokal yang mengandung keragaman antar daerah dan
harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, maka seluruh sektor harus
berperan secara aktif dan berkoordinasi secara rapi dengan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan
masyarakat untuk meningkatkan strategi demi mewujudkan ketahanan pangan
nasional.
Oleh karena ketahanan pangan tercermin pada ketersediaan pangan
secara nyata, maka harus secara jelas dapat diketahui oleh masyarakat
mengenai penyediaan pangan. Penyediaan pangan ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga yang terus terus berkembang
dari waktu kewaktu. Untuk mewujudkan penyediaan pangan tersebut, perlu
dilakukan pengembangan sistem produksi, efisiensi sistem usaha pangan,
teknologi produksi pangan, sarana dan prasarana produksi pangan dan
mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.
9
Pembangunan ketahanan pangan di Provinsi Riau pada hakikatnya
mempunyai beban tugas dan tanggung jawab untuk mampu menyelenggarakan
pengaturan dalam penyediaan pangan yang cukup bagi kebutuhan penduduk
Riau, baik ditinjau dari aspek kuantitas, kualitas dan kontiniuitas penyediaan
serta keamanan dan kehalalan sampai di tingkat rumah tangga. Dalam upaya
pemantapan ketahanan pangan di Provinsi Riau yang memiliki tipologi, geografi
dan kondisi sosiologis yang beragam. Dalam rangka memperbaiki sinergi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat, serta mewujudkan efektifitas kebijakan dan kegiatan operasional
pembangunan ketahanan pangan, maka diperlukan suatu acuan bersama yang
memuat konsep, kebijakan dan strategi, hingga kegiatan operasional, serta
peran masing-masing pihak dalam mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi
Riau.
Implementasi perwujudan Ketahanan Pangan dilaksanakan melalui 2
program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan untuk memfasilitasi
terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat,
sehat dan halal, sedangkan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani sehingga
meningkatkan daya beli terhadap pangan.
Secara umum tujuan pembangunan ketahanan pangan yaitu
mewujudkan dan mengembangkan sistim ketahanan pangan yang kuat,
dinamis dan sinergis melalui pengembangan sub sistim ketersediaan pangan
sub system konsumsi pangan, sub system distribusi pangan, mutu dan
10
keamanan pangan dengan memperhatikan potensi, keragaman sumberdaya
pangan dan budaya serta kultur setempat secara rinci , tujuan pembangunan
ketahanan pangan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan membangun subsistim ketersediaan,
subsistim konsumsi dan subsistim distribusi yang sinergik dan
berkelanjutan.
2. Meningkatkan kewaspadaan pangan ditingkat wilayah dengan
meningkatkan kemampuan mengenali dan mengantisipasi secara dini
masalah kerawanan pangan.
3. Meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan, mengenali mutu dan
keamanan pangan yang beragam, bermutu dan bergizi serta
menurunnya tingkat keracunan konsumsi pangan.
4. Meningkatkan koordinasi dan peran aparatur serta masyarakat
sehingga mampu mewujudkan koordinasi dalam membangun
Ketahanan Pangan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan ketahanan pangan
adalah :
1. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup sejumlah 2200
KKal/Kap/hari untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk protein
2. Tercapainya konsumsi pangan penduduk sesuai dengan Pola
Pangan Harapan, dengan konsumsi energi sebesar 2000
KKal/Kap/hari dan Protein sebesar 52 gr/Kap/hari.
3. Meningkatnya keragaman dan kualitas konsumsi dengan
pendekatan beragam, berimbang dan bergizi dengan kontribusi
padi-padian 53,6 % umbi-umbian 3,0 %, Kacang-kacangan 2,4 %,
pangan hewani 7,1 %, sayur dan buah 3,8 %, minyak dan lemak
16,5 %, gula 6,5 %.
4. Berkurangnya daerah rawan pangan di 11 Kabupaten/Kota.
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ketahanan pangan
masyarakat di 11 Kabupaten/Kota.
11
Sasaran Realisasi Pencapaian
1. Tersedianya pangan dalam jumlah yang
cukup sejumlah 2200 KKal/Kap/hari
untuk energi dan 50 Gram/Kap/hari untuk
protein
Ketersediaan energi sejumlah
2.965 Kkal/Kap/hr,
Protein sejumlah 76,61 Gr/Kap/Hr
2. Tercapainya konsumsi pangan penduduk
sesuai dengan Pola Pangan Harapan,
dengan konsumsi energi sebesar 2000
KKal/Kap/hari dan Protein sebesar 52
gr/Kap/hari
Konsumsi Energi Penduduk Riau
Tahun 2011 sebesar 2.050
Kkal/Kap/Hr, dan Protein sebesar
52 Gr/Kap/Hr
Skor Angka Kecukupan Gizi (AKG)
86,5% dari stabdar PPH 100%
Skor PPH Rill 78,5 dari standar
PPH 100
3. Meningkatnya keragaman dan kualitas
konsumsi dengan pendekatan beragam,
berimbang dan bergizi dengan kontribusi
padi-padian 53,6 % umbi-umbian 3,0 %,
Kacang-kacangan 2,4 %, pangan hewani
7,1 %, sayur dan buah 3,8 %, minyak dan
lemak 16,5 %, gula 6,5 %
Keragaman Konsumsi Pangan
Padi-padian 60,1%
Umbi-umbian3,7%
Pangan Hewani 8,7%
Minyak dan Lemak 12,7%
Buah/Biji Berminyak 3,0%
Kacang-kacangan 3,8%
Gula 7,4%
Sayur dan Buah 3,4%
4. Berkurangnya daerah rawan pangan di
11 Kabupaten/Kota
Berdasarkan indikator ketersediaan
pangan, pada umumnya Kab/kota
di Provinsi Riau telah terjadi
peningkatan produksi pangan
khusunys padi-padian sebesar
8,84%
12
Jumlah keluarga miskin di Provinsi
Riau tahun 2010 sebanyak
358.424 kepala keluarga,
mengalami penurunan sebesar
1,02 % dibanding tahun 2009 yang
jumlahnya 367.673 kepala
keluarga
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan
ketahanan pangan masyarakat di 11
Kabupaten/Kota
Telah di bentuknya
Badan/Dinas/Instansi yang menangani
ketahanan pangan di Kab/Kota :
Badan Ketahanan Pangan (Kab. Pelalawan dan Rokan Hilir)
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan /Penyuluhan Pertanian (Kab. Rokan Hulu, Bengkalis,Indragiri Hulu, Kota Pekanbaru)
Badan Pelaksana Penyuluhan/Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan ( Kab. Indragiri Hilir,Kampar, Siak)
Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian,Tanaman Pangan ( Kab. Kuantan Singingi Kab. Kep.Meranti, Kota Dumai)
Kebijakan yang ditempuh dalam mewujudkan ketahanan pangan, yaitu:
1. Mengembangkan subsistem ketahanan pangan secara
sinergis dan berkelanjutan dalam mempercepat peningkatan
kesejahteraan petani dan peningkatan kwalitas sumberdaya
manusia dengan tetap mengacu pada keunggulan komperatif
dan potensi daerah, peluang dan mekanisme pasar yang
kompetitif.
13
2. Mengembangkan wilayah/daerah yang memiliki potensi
dengan mewujudkan kondisi kondusif penyediaan pelayanan
dan insentif usaha yang mengacu pada system usaha tani dan
komoditi terpadu untuk mempercepat pendapatan petani,
merangsang dunia usaha dan perwujudan ketahanan pangan.
Implementasi kebijakan ketahanan pangan tersebut dituangkan dalam
kebijakan operasional yang ditetapkan yaitu :
1. Memfasilitasi dan memberikan dukungan peningkatan ketersediaan
pangan dan gizi berdasarkan potensi dan keunggulan wilayah /
daerah.
2. Mengembangkan pola distrubusi spesifik lokasi sesuai dengan
kondisi suatu wilayah / daerah
3. Memberikan pembinaan terhadap perkembangan harga, mutu dan
keamanan pangan.
4. Mengembangkan pola konsumsi pangan masyarakat dan
penganekaragaman pangan dan gizi menuju Pola Pangan Harapan.
5. Mengembangkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi masayarakat
6. Memberikan dukungan terhadap peran serta aparatur dan
masyarakat dalam peningkatan ketahanan pangan.
7. Mengembangkan dan membina sentra produksi pangan untuk
menunjang ketersediaan pangan.
Peningkatan ketahanan pangan dilaksanakan dengan berbasis
sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal dengan memperhatikan
pendapatan masyarakat, hal ini mengisyaratkan sejauh mungkin kebutuhan
14
pangan dipenuhi dari produksi sendiri dengan memanfaatkan secara optimal
keunggulan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal masing-masing daerah.
Ketahanan pangan dapat terwujud melalui penetapan beberapa subsistem
ketahanan pangan, yaitu subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, subsistem
konsumsi dan subsistem manajemen dan penunjang yang saling berintegrasi
secara berkesinambungan Pembangunan subsistem ketersediaan mencakup
pengaturan kestabilan dan kesinambungan penyediaan pangan baik yang berasal
dari produksi dalam negeri, cadangan maupun import. Pembangunan susbsistem
distribusi mencakup pengaturan untuk menjamin aksebilitas penduduk secara fisik
dan ekonomis terhadap pangan antar wilayah dan atar waktu serta stabilitas
harga pangan strategis. Pembangunan subsistem konsumsi mencakup
pengelolaan pangan di tingkat daerah maupun rumah tangga untuk menjamin
setiap individu memperoleh pangan dalam jumlah, mutu, gizi, keamanan dan
keragaman sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan subsistem manajemen dan
penunjang mencakup dengan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dalam
perwujudan ketahanan pangan dan peningkatan koordinasi lintas sektor dan lintas
pelaku ketahanan pangan.
15
2. KONDISI KETAHANAN PANGAN
Tabel Perkembangan Produksi Pangan Provinsi Riau Tahun 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
1 Beras 310.816,34 312.372,00 332.825,10 363.314,04 340.225,38
2 Jagung 40.410,00 47.959,00 49.476,00 41.862,00 33.197,00
3 Kedelai 2.419,00 4.689,00 5.985,00 5.830,00 7.100,00
4 Kacang Tanah 3.225,00 2.240,00 1.937,00 2.007,00 1.692,00
5 Kacang hijau 1.739,00 1.688,00 989,00 1.228,00 995,00
6 Ubi Jalar 12.814,00 11.330,00 10.189,00 9.967,00 9.912,00
7 Ubi Kayu 51.784,00 50.772,00 52.214,00 75.904,00 79.480,00
8 sagu 159.574,75 159.574,00 159.574,00 222.097,00 249.497
9 Buah-buahan 209.666,50 208.245,00 208.245,00 108.199,00 108.199
10 Sayuran 92.711,85 66.822,00 66.822,00 81.395,00 81.395
11 Daging 49.697,74 53.792,13 46.019,00 37.983,04 38.349
12 Telur 9.035,32 9.888,61 9.888,61 6.176,15 4.161
13 Ikan 174.437,04 132.161,30 123.851,68 130.481,36 149.939
Jumlah 943.893,50 929.371,74 944.163,71 955.962,23 954.202,61
No KomoditiProduksi Pangan (ton)
Tabel Perkembangan Kebutuhan Pangan Provinsi Riau Tahun 2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
1 Beras 552.270,06 577.028,85 557.359,24 576.475,22 611.763,00
2 Jagung 11.294,89 12.194,51 11.916,74 47.115,76 52.814,00
3 Kedelai 42.920,59 46.287,25 45.232,89 37.249,17 56.335,00
4 Kc. Tanah 4.768,95 5.137,26 5.020,24 6.097,33 6.455,00
5 Kc. Hijau 5.019,95 5.396,72 5.273,79 6.097,33 6.455,00
6 Ubi Jlar 9.788,91 10.533,98 10.294,03 16.629,09 17.604,00
7 Ubi Kayu 27.107,74 29.214,94 28.549,46 74.276,62 78.634,00
8 Sagu 1.003,99 1.089,72 1.064,90 1.662,91 1.662,00
9 Buah-buahan 123.490,83 133.101,80 130.069,92 138.021,47 82.155,00
10 Sayuran 250.345,03 269.887,90 263.740,21 144.673,11 152.574,08
11 Daging 37.379,82 40.319,73 39.401,30 46.007,16 48.706,34
12 Telur 39.211,35 42.291,61 41.328,26 48.778,67 51.640,46
13 Ikan 124.563,84 134.295,31 131.236 149.329 157.268,67
JUMLAH 1.229.165,95 1.306.779,58 1.270.487,22 1.292.413,11 1.324.066,56
No KomoditiKebutuhan Pangan (Ton)
16
Ketersediaan Energi dan Protein Provinsi Riau Tahun 2006 - 2011
No. Zat Gizi 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Energi (Kkal) 2.768 2.768 2.887 2.905 2.965 3.002
Energi Nabati 2.032,36 2.032,62 2.139,89 2.739,68 2.786,00 2.823
Enargi Hewani 735,54 735,54 747,00 165,56 179,00 179
2 Protein (Gram) 75,28 75,29 79,09 72,33 76,61 73,31
-Nabati 56,52 56,53 59,67 54,47 58,38 53,55
-Hewani 18,76 18,76 19,42 17,86 18,23 19,76
3 Skor PPH 83,5 83,5 81,5 80,3 82,6 83,13 (Mutu)
Tabel Pola Pangan Harapan ( PPH ) Pada Tingkat Konsumsi Provinsi Riau
Tahun 2011
No Kelompok
Pangan Eenergi
( Kkal/kap/hr ) %
Aktual % AKG
% AKG Standar
Bobot Skor PPH AKG
Skor PPH Riil
Skor PPH
Standar
1 Padi-padian 1152 56 57,6 50 0,5 28,8 25,0 25.0
2 Umbi-umbian 57 3 2,9 6 0,5 1,4 1,4 2,5
3 Pangan Hewani 165 8 8,3 12 2.0 16,6 16,6 24.0
4 Minyak dan Lemak 396 19 19,8 10 0,5 9,9 5,0 5.0
5 Buah/Biji berminyak 50 2 2,5 3 0,5 1,3 1,3 1.0
6 Kacang-kacangan 56 3 2,8 5 2.0 5,6 5,6 10.0
7 Gula 108 5 5,4 5 0,5 2,7 2,5 2,5
8 Sayur dan Buah 110 5 5,5 6 5.0 27,5 27,5 30.0
9 Lain-lain 0,0 3 0.0 0,0 0,0 0.0
Jumlah 2050 102 105 100
93,8 84,9 100.0
17
3. Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi pelaksanaan kegiatan dibagi dalam beberapa aspek sebagai
berikut :
A. Aspek Manajemen Ketahanan Pangan
Rincian Kegiatan
1. Mengikuti pelatihan-pelatihan, rapat-rapat, sosialisasi dan
apresiasi tentang Ketahanan Pangan baik tingkat Propinsi,
Regional maupun Nasional
2. Melakukan Identifikasi penyusunan statistik Ketahanan Pangan
3. Mengolah dan menganalisa data dan Informasi Ketahanan
Pangan
4. Melakukan pemantauan dan monitoring pelaksanaan
program/kegiatan Peningkatan Ketahanan Pangan
5. Melakukan Evaluasi tentang pelaksanaan program/kegiatan
sebagai bahan perencanaan tahun berikutnya
6. Penyusunan laporan, hasil evaluasi dan menyusun rencana
program/kegiatan Peningkatan Ketahanan Pangan
7. Rapat-rapat pembinaan terhadap petugas Propinsi
Kegiatan yang menyangkut manajemen ketahanan pangan dibiayai
melalui anggaran tahun 2012 yang terdiri dari :.
18
a. Monitoring, evaluasi dan pelaporan ketahanan pangan, dengan
jumlah anggaran Rp. 130.000.000,- dengan realisasi sebesar
Rp. 122.075.000 (93,90%)
b. Penyusunan statistik pangan, dengan jumlah angaran Rp.
100.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 69.720.000,-
(69,72%).
c. Rapat Penyusunan dan Sinkronisasi Program/Kegiatan
ketahanan pangan, dengan jumlah anggaran sebesar Rp.
250.000.000,- direalisasikan sebesar Rp. 198.357.200,-
(79,34%).
d. Musyawarah Pembangunan (MUSEMBANG) Ketahanan
Pangan, dengan jumlah anggaran Rp. 300.000.000,- realisasi
sebesar Rp. 285.270.000,- (95,09%).
e. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran dengan jumlah anggaran
Rp. 50.000.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 44.664.000,-
(89,33%).
B. Aspek Ketersediaan, Distribusi dan Harga Pangan
Kegiatan yang dilaksanakan pada aspek ketersediaan, distribusi
dan harga pangan pada tahun 2012 adalah:
1) Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat
Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam
negeri atau daerah, pemasukan dari luar negeri atau luar daerah, dan
cadangan pangan yang dimiliki pemerintah atau masyarakat, Salah
satu upaya untuk mewujudkan cadangan pangan masyarakat adalah
19
dengan mengaktifkan cadangan pangan masyarakat di lumbung-
lumbung pangan.
Tujuan, sasaran dan output dari kegiatan ini sebagai berikut :
Tujuan:
Meningkatkan peran kelembagaan lumbung selain berperan
sebagai fungsi sosial dalam penyediaan cadangan pangan
masyarakat diharapkan juga berperan sebagai fungsi ekonomi
(agribisnis) bagi kesejahteraan anggota dan masyarakat
disekitar desa sasaran.
Berkembangnya usaha pengembangan sagu sebagai
cadangan pangan dan alternatif pangan pengganti beras.
Sasaran :
Menguatnya permodalan usaha kelompok;
Menguatnya posisi tawar (bargaining position) anggota dalam
penjualan hasil usaha tani;
Berkembangnya keterampilan teknis anggota kelompok dari
fungsi sosial menjadi fungsi ekonomi;
Berkembangnya usaha kelompok menuju skala yang mampu
memberikan peningkatan pendapatan yang layak bagi
anggotanya;
Meningkatnya cadangan pangan minimal sebesar 3 bulan
kebutuhan konsumsi masyarakat;
Pengembangan pangan alternatif pengganti beras (sagu).
Output :
Tersedianya cadangan pangan di masyarakat baik dalam
bentuk beras ataupun pangan alternative pengganti beras
(sagu).
Berkembangnya organisasi, administrasi dan jaringan usaha
lumbung pangan dalam bentuk penggilingan padi sehingga
menjadi lumbung berbasis sosial dan agribisnis (lumbung
modern).
20
Berkembangnya usaha tani produktif dan percepatan upaya
diversifikasi pangan.
Kegiatan yang dilakukan pada Pengembangan Cadangan Pangan
Daerah Tahun 2012 adalah :
Identifikasi dan Verifikasi
Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Lumbung Pangan
Pelatihan Manajemen/Motivator Kelompok Sagu
Pembinaan dan Monitoring Cadangan Pangan
Pencairan Dana bantuan Sosial
.Realisasi kegiatan ini Rp. 1.043.499.980,- (94,86%) dari dana
Rp. 1.100.000.000,-
Tabel Kelompok Penerima BANSOS Pengembangan Cadangan
Pangan Daerah Tahun 2012
21
BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT
(APBD ) 2012
No. Nama Kelompok Jumlah Bantuan Keterangan
1. Kabupaten : Indragiri Hulu Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Kuala Cenaku Berkat Usaha II Lumbung Pangan
Desa : Kuala Cenaku
2. Kabupaten : Indragiri Hilir Kelompok Moga Abadi 1 Unit Alat Pengolahan Sagu Modifikasi Lokal
Kecamatan : Gaung Anak Serka (bangsal pengolahan, mesin penggerak,
Desa : Idaman bak pengaduk, bak pengendapan dan lain-lain
3. Kabupaten : Indragiri Hilir Kelompok Tani Sayang Jaya 1 Unit Mesin Pengolahan Gabah Beserta
Kecamatan : Keritang Kelengkapannya
Desa : Kuala Keritang
4. Kabupaten : Pelalawan Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Pangkalan Kuras Karya Bersama Lumbung Pangan
Desa : Betung
5. Kabupaten : Siak Kelompok Lumbung Pangan 1 Unit Mesin Pengolahan Gabah Beserta
Kecamatan : Sabak Auh Gapoktan Harapan Maju Kelengkapannya
Desa : Belading
6. Kabupaten : Kampar Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Bangkinang Seberang Sumber Rezeki Lumbung Pangan
Desa : Pulau
7. Kabupaten : Kampar Kelompok Lumbung Pangan 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Kampar Kiri Hilir Mekar Sari Lumbung Pangan
Desa : Sungai Simpang Dua
8. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Tani Sri Manunggal 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Rambah Samo Lumbung Pangan
Desa : Rambah Baru
9. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Karya Jaya 3.000 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Rambah Samo Lumbung Pangan
Desa : Rambah Utama
10. Kabupaten : Rokan Hulu Kelompok Mitra Karya Mukti 2.799 Kg Beras untuk Kelompok
Kecamatan : Rambah Lumbung Pangan
Desa : Pasir Maju
Kabupaten/Kecamatan/Desa
22
2) Pemberdayaan Gapoktan dalam Penyediaan Pangan Masyarakat
Riau
Kebijakan yang mendasari kegiatan Penumbuhan LDPM adalah
penguatan ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, untuk petani
produksi pangan. Kebijakan tersebut diarahkan untuk : (a)
mendukung upaya petani memperoleh harga produksi yang lebih
baik, (b) meningkatkan kemampuan petani memperoleh nilai tambah
dari hasil produksi untuk perbaikan pendapatan, dan (c) memperkuat
kemampuan pengelolaan cadangan pangan Gapoktan sehingga
dapat meningkatkan akses pangan bagi anggotanya pada saat
menghadapi paceklik.
Pendekatan yang diterapkan adalah pemberdayaan masyarakat
secara partisipatif agar mereka mampu mengenali dan memutuskan
cara yang tepat untuk mengembangkan kegiatan produktif secara
berkelanjutan. Kelompok masyarakat disadarkan agar dapat
bekerjasama dalam kelompok, menghimpun dan mengelola dana
kelompok secara transparan, dengan aturan dan sanksi yang
ditetukan sendiri secara musyawarah. Disamping itu juga
ditingkatkan kemampuan membangun kemitraan dan bernegosisasi
dengan pihak lain untuk memperjuangkan hak dan kepentingannya.
Strategi yang dilaksanakan antara lain : (a) memberikan dukungan
kepada unit usaha Gapoktan untuk memperkuat kemampuan
mengelola distribusi hasil panen anggotanya secara berkelanjutan;
dan (b) memperkuat kemampuan Gapoktan dalam mengelola
cadangan pangan sehingga mudah diakses dan tersedia setiap waktu
secara berkelanjutan.
Berdasarkan strategi tersebut maka komponen kegiatan
Penumbuhan LDPM : (a) Penguatan Kelembagaan Gapoktan; (b)
penguatan unit usaha distribusi/pemasaran/pengolahan dalam
melakukan pembelian dan penjualan gabah/beras petani pada saat
23
panen raya. Harga pembelian ; (c) peningkatan kemampuan
mengelola sebagian gabah/beras untuk cadangan pangan Gapoktan
sehingga mendekatkan akses pangan bagi anggotanya saat paceklik
dan (d) peningkatan kemampuan unit usaha mengembangkan
volume cadangan pangan secara berkelanjutan.
Kegiatan penumbuhan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM) merupakan pemberian bantuan sosial kepada gabungan
kelompok tani (gapoktan), pada tahun 2010 merupakan tahap
penumbuhan diberikan bansos sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh
Juta Rupiah) yang digunakan untuk pembelian gabah/beras petani
yang tergabung dalam gapoktan (18 Gapoktan) dan pada tahun 2011
menjadi tahap pengembangan dan diberikan bansos sebesar Rp.
30.000.000 (tiga puluh juta rupiah). Bila gabah/beras anggota
gapoktan tidak ada maka gapoktan dapat membeli gabah/beras di
daerah lain dan dijual kembali kepada anggota gapoktan atau pihak
lainnya. Kemudian pada tahun 2011 diberikan bansos kepada 4
(empat) Gapoktan tahap penumbuhan sebesar Rp. 50.000.000,- yang
digunakan untuk pembelian gabah/pembangunan atau renovasi
gudang.
Realisasi kegiatan ini Rp. 229.176.000,- (63,66 %) dari Anggaran Rp.
360.000.000,-
24
Nama Gapoktan, Lokasi Dan Jumlah Bansos LDPM Tahun 2010
1. KABUPATEN ROKAN HILIR
No. Nama Gapoktan
Alamat Jumlah Anggota
Nama Pengurus Jumlah Dana (Rp.)
Penambahan Bansos 2011 (Rp.)
1. Al Hikmah Desa Teluk Pulau Hulu
376 Orang
Ketua : H. Zaini
50.000.000.
30.000.000
Kec. Rimbo Melintang
2.
Mukti Jaya
Desa Mukti Jaya 349 Orang
Ketua : Ruwarto 50.000.000
30.000.000
Kec. Rimba Melintang
3. Cahaya Baru Desa Serusa 381 Orang Ketua : Miskun 50.000.000 30.000.000
Kec. Bangko
4. Sumber Rezeki
Desa Parit Aman 204 Orang
Ketua : Supratno. 50.000.000
30.000.000
Kec. Bangko
5.
Bakti Mulya
Desa Pedamaran 834 Orang
Ketua : Rajudin Nst 50.000.000
30.000.000
Kec. Bangko
6.
Mandiri
Desa Sungai Manasib
323 Orang
Ketua : Syamsuri 50.000.000
30.000.000
Kec. Bangko Pusako
7.
Sido Mulyo
Desa Rokan Baru 242 Orang
Ketua : Heri Susanto 50.000.000
30.000.000
Kec. Bangko
8.
Maju Bersama
Desa Jumrah 200 Orang
Ketua : Ruslan A. Gani 50.000.000
30.000.000
Kec. Rimbo Melintang
9. Surya Kencana
Desa Suak Temenggung
325 Orang
Ketua : Wagimin 50.000.000
30.000.000
Kec. Bangko
25
2. KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Gapoktan Penerima Bansos LDPM Tahun 2011
NO Nama Gapoktan Desa/Kecamatan Kabupaten Jumlah Bansos
1. Sidomulyo Desa Nusanatara/Kecamatan Keritang Indragiri Hilir 50.000.000
2. Mekar Sari Desa Raja Bejamu/Kecamatan Sinaboi Rokan Hilir 50.000.000
3. Sumber Rejeki Desa Bunga Raya/Kecamatan Bunga
Raya
Siak 50.000.000
4. Selera Tani Desa Api-Api/Kecamatan Bukit Batu Bengkalis 50.000.000
No. Nama Gapoktan
Alamat Jumlah Anggota
Nama Pengurus Jumlah Dana (Rp.)
Penambahan Bansos 2011 (Rp.)
1. Teska Desa Teluk Sungka
130 Orang Ketua : Marsum
50.000.000. 30.000.000
Kec. Gaung Anak Serka
2. Sepakat II
Desa Teluk Pinang
106 Orang Ketua : Abdul Satari 50.000.000
30.000.000
Kec. Gaung Anak Serka
3. Muara Baru Desa Benteng 229 Orang Ketua : H. Baharuddin. 50.000.000 30.000.000
Kec. Sungai Batang
4. Usaha Baru
Desa Benteng Utara
211 Orang Ketua : Ibnu Hasim 50.000.000
30.000.000
Kec. Sungai Batang
5. Isna Utama Mandiri
Desa Kota Baru Reteh
157 Orang Ketua : Syahrani 50.000.000
30.000.000
Kec. Keritang
6. Setia Kawan
Desa Kotabaru Reteh
160 Orang Ketua : Muliadi 50.000.000
Kec. Keritang
7. Mekar Usaha Desa Sanglar 322 Orang Ketua : Mahmud Khoiri 50.000.000 30.000.000
Kec. Reteh
8. Mawar Indah Desa Sanglar 158 Orang Ketua : Nur Amin 50.000.000 30.000.000
Kec. Reteh
9. Bina Tani
Desa Kuala Sebatu
72 Orang Ketua : Mahmud Khoiri 50.000.000
30.000.000
Kec. Batang Tuaka
26
PERKEMBANGANGAN DANA BANSOS PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT/PEMBERDAYAAN GAPOKTAN DALAM PENYEDIA PANGAN
MASYARAKAT di PROVINSI RIAU TAHUN 2010 - 2012 ANGGARAN APBD
1 Mukti Jaya Rimba Melintang Mukti Jaya 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 2.173,00
2 Sumber Rezeki Bangko Parit Aman 80.000.000 32.000.500 42.999.500 5.000.000 94.064.700 2.200,01
3 Cahaya Baru Bangko Serusa 80.000.000 33.400.000 41.600.000 5.000.000 84.866.971 2.190,91
4 Al Hikmah Rimba Melintang Teluk Pulau 80.000.000 30.050.000 44.950.000 5.000.000 98.331.568 2.000,00
5 Bakti Mulia Bangko Pedamaran 80.000.000 28.000.000 47.000.000 5.000.000 93.544.400 2.300,91
6 Maju Jaya Rimba Melintang Jumrah 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 90.177.866 2.100,00
7 Surya Kencana Bangko Suak Tumenggung 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 373,91
8 Sido Mulyo Bangko Rokan Baru 80.000.000 29.500.000 45.500.000 5.000.000 84.810.662 2.103,00
9 Mandiri Sungai Manasib Bangko Pusako 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 92.834.614 173,91
11 Mekar Sari Sinaboi Raja Bejamu 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 98.440.947 73,91
770.000.000 272.950.500 447.049.500 50.000.000 933.953.620 15.689,56
12 Muara Baru Sungai Batang Benteng 80.000.000 33.400.000 41.600.000 5.000.000 91.003.186 1.470,59
13 Mekar Usaha Reteh Sanglar 80.000.000 32.000.500 42.999.500 5.000.000 94.064.700 1.562,50
14 Maw ar Reteh Sebarang Sanglar 80.000.000 35.000.000 40.000.000 5.000.000 81.602.857 1.501,50
15 Karya Mandiri Keritang Seberang Pabenaan 80.000.000 30.050.000 44.950.000 5.000.000 98.331.568 1.449,28
16 Isna Utama Mandiri Keritang Kotabaru Reteh 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 89.563.787 1.470,59
17 Bina Tani Batang Tuaka Kuala Sebatu 80.000.000 25.000.000 50.000.000 5.000.000 100.197.628 1.470,59
18 Suka Maju Gaung Anak Serka Sungai Empat 80.000.000 30.000.000 45.000.000 5.000.000 98.440.947 1.470,59
19 Teska Gaung Anak Serka Teluk Sungka 80.000.000 33.500.000 41.500.000 5.000.000 77.354.779 1.470,59
20 Sepakat II Gaung Anak Serka Teluk Pinang 80.000.000 29.750.000 45.250.000 5.000.000 93.350.362 1.538,46
21 Sido Mulyo Keritang Nusantara 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 98.440.947 1.572,33
Indragiri Hilir ------------------------------------------------------------- 770.000.000 278.700.500 441.299.500 50.000.000 922.350.761 14.977,01
22 Sumber Rejeki Bunga Raya Bunga Raya 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 56.753.731 1.572,33
50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 56.753.731 1.572
23 Selera Tani Bukit Batu Api-api 50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 55.919.118 1.572,33
50.000.000 - 45.000.000 5.000.000 55.919.118 1.572
1.640.000.000 551.651.000 978.349.000 110.000.000 1.968.977.230 33.811
Siak -------------------------------------------------------------
Bengkalis -------------------------------------------------------------
Riau -------------------------------------------------------------
Unit Usaha Cadangan
Pangan
Perputaran
Penggunaan Dana
selama
periode pelaporan
(Des- 2012)
Stok Beras yang
ada digudang KECAMATAN DESA
Rokan Hilir -------------------------------------------------------------
NO NAMA KELOMPOK
ALAMAT
TOTAL BANSOS (Rp.)Pembangunan/
Rehab Gudang
Unit Usaha
Distribusi
Pangan
27
3) Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga Pangan
Dalam aspek distribusi, ketersediaan dan keterjangkauan dipengaruhi
oleh berbagai hal seperti kondisi dan struktur sarana dan prasarana,
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, serta kelembagaan yang
terkait dengan sistem distribusi pangan. Dalam kerangka sistem
distribusi, harga pangan sangat menentukan terjadinya aliran barang
melalui proses perdagangan. Pada sisi suplay, harga pangan
dipengaruhi oleh berbagai faktor determinan seperti volume produksi,
harga internasional dan volume impor. Pada sisi dimana harga
ditentukan oleh dinamika permintaan baik untuk konsumsi maupun
permintaan industri, selain itu harga pangan juga dipengaruhi oleh
dinamika harga barang substitusi dan komplementernya serta
kebijakan-kebijakan yang berlaku.
Pemantauan dan analisis distribusi dan harga pangan menjadi
penting untuk dilaksanakan agar tidak terjadi hambatan distribusi
pangan sehingga ketersediaan pangan dapat terjamin dengan baik
dan tidak terjadi gejolak harga sehingga tetap terjangkau daya beli
masyarakat.
Sistem distribusi yang menghubungkan produsen dengan konsumen
akan memberikan nilai tambah yang besar dalam perekonomian,
namun konsekuensinya akan mengakibatkan biaya distribusi dan
besar kecilnya biaya distribusi akan menentukan harga pangan
ditingkat pedagang pengecer.
Tujuan dari kegiatan pemantauan dan analisis distribusi dan harga
pangan antara lain:
Lancarnya distribusi pangan dalam mempertahankan
ketersediaan pangan untuk pemenuhan kebutuhan pangan
masyarakat
Dipertahankannya stabilitas harga sehingga tidak terjadi
gejolak harga yang dapat mempengaruhi tingkat pemenuhan
kebutuhan konsumsi pangan masyarakat
28
Terjadinya koordinasi yang baik antar daerah dan antar
instansi yang terkait dengan distribusi dan harga pangan
Terumuskannya kebijakan distribusi dan harga pangan
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai adalah :
Teridentifikasinya masalah maupun hambatan tentang
ketersediaan dan distribusi pangan serta dirumuskannya
upaya meminimalisasi hambatan tersebut.
Tersedianya data dan informasi mengenai
pemasukan/penyaluran bahan pangan dari dan keluar Provinsi
Riau melalui pintu masuk jembatan timbang dan pelabuhan.
Tersedianya data dan informasi harga pangan di masing-
masing kabupaten/kota sebagai bahan pengendalian kebijakan
stabilitas harga.
Kemudian keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
Tersusunnya data dan informasi distribusi dan harga pangan di
masing-masing kabupaten / kota di Provinsi Riau.
Laporan distribusi dan harga pangan wilayah.
Hasil pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dalam 2 bagian yaitu
distribusi dan harga pangan :
1). Distribusi
Kelancaran distribusi pangan di Provinsi Riau merupakan factor
penting dalam menjaga kestabilan ketersediaan dan harga
pangan, mengingat sebagian besar kebutuhan pangan Provinsi
Riau dipasok dari luar Provinsi, sehingga ketergantungan dan
kelamcaran distribusi menjadi vital. Kelancaran distribusi pangan
biasanya berkaitan dengan cuaca/iklim pada suatu daerah, curah
hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sebagian besar
29
daerah di Provinsi Riau, mengingat wilayahnya merupakan
dataran rendah.
Informasi yang didapat dari Badan Metereologi dan Geofisika,
dipredksi sampai akhir tahun 2012 terjadi curah hujan yang tinggi,
sehingga akan mengakibatkan terjadinya banjir dan berpengaruh
terhadap kelancaran distribusi pangan dengan putusnya jalur
distribusi seperti prasarana jalan dan infrastruktur lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan Provinsi Riau, produksi
pangan yang berasal dari produksi dala daerah belum mampu
memenuhi kebutuhan dan masih didatangkan dari luar Provinsi
Riau seperti Sumatera Utara, Sumetera Barat, Jambi dan
Sumatera Selatan. Ketergantungan Provinsi Riau dalam rangka
ketersediaan pangan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena
Provins iRiau bukan daerah potensial penghasil padi serta pangan
lainnya, karena sumberdaya alamnya kurang mendukung
disebabkan oleh kondisi tanah Podsolik Merah Kuning dan daerah
pasang surut.
Dengan keterbatasan sumberdaya alam yang ada, fungsi
distribusi menjadi sangat vital didalam mentransformasikan bahan
pangan dari daerah prodisen ke daerah konsumen, baik melalui
jalan darat maupun laut. Pemasukan bahan pangan melalui pintu
masuk pelabuhan serta jembatan timbang setiap tahunnya
mengalami penigkatan.
30
Tabel Pemasukan Bahan Pangan ke Provinsi Riau Tahun 2007-2011
No Komoditi Pangan
Pemasukan Bahan Pangan (TON)
2007 2008 2009 2010 2011
1 Beras 455.650 466.631 477.612 489.123 496.363
2 Jagung 7.750 8.433 9.116 8.652 8.696
3 Kedelai 52.357 61.558 70.759 64.423 65.389
4 Kc. Tanah 11.345 12.613 13.881 13.550 13.618
5 Kc. Hijau 9.765 9.674 9.583 10.949 11.004
6 Ubi Jlar 1.225 1.446 1.668 1.977 2.026
7 Ubi Kayu 3.755 4.042 4.329 4.057 4.077
8 Buah-buahan 105.765 119.621 133.478 155.172 160.603
9 Sayuran 234.765 252.765 270.765 292.675 297.065
10 Daging 6.457 8.170 9.883 11.826 12.004
11 Telur 37.575 41.352 45.130 48.897 50.120
12 Ikan 27.500 52.495 77.490 132.442 134.428
13 Terigu 35.211 37.596 40.110 41.313 42.553
14 Minyak Goreng 59.192 60.904 62.656 63.596 56.345
1). Harga
Perkembangan harga pangan di Kabupaten/Kota Provinsi Riau sejak
Januari – Desember 2012 relatif stabil, kecuali beberapa komoditi
seperti pangan olahan pabrik mengalami kenaikan sebesar 4,35 – 8
% pada bulan Maret, hal ini dipengaruhi kenaikan harga BBM,
sedangkan untuk sayuran seperti bawang merah dan cabe merah
dipengaruhi oleh cuaca/iklim. Fluktuasi harga dapat terjadi pada saat
Hari Besar Keagamaan Nasional seperti bulan Ramadhan dan Hari
Raya dengan kenaikan antara 5 – 10 % untuk komoditi daging, telur
dan tepung terigu karena tingginya permintaan.
Kenaikan harga yang cukup signifikan adalah Bawang merah dan
cabe merah disebabkan karena rendahnya pasokan dari daerah
pemasok seperti Brebes, Sumatera Barat dan pulau jawa lainnya
akibat adanya gangguan produksi (gagal panen) disebabkan
tingginya curah hujan sehingga bawang merah dan cabe merah
busuk.
31
Khusus untuk komoditi daging sapi kenaikan harga cukup tinggi
karena disebabkan adanya pembatasan impor sapi dari Australia.
Komoditi pabrikan seperti susu, gula pasir dan tepung terigu terjadi
perbedaan harga masing-masing daerah karena aspek distribusi,
yaitu adanya biaya transportasi dari lokasi distributor ke tujuan
pemasaran. Harga bahan pangan pokok seperti beras juga
mengalami fluktuasi harga hal ini dipengaruhi oleh pola panen di
saerah sentra
Tabel Perkembangan Rata-rata Harga Pangan Tingkat Pengecer Provinsi Riau
Tahun 2012
Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Beras Premium 11.688 12.000 12.000 12.000 12.000 11.500 12.000 11.667 12.000 12.000 12.222 12.389
Beras Medium 11.250 12.000 10.500 10.500 10.500 10.200 10.500 10.300 11.250 11.250 11.883 12.358
Beras Termurah 8.800 8.700 8.500 8.500 8.500 8.000 8.500 8.100 8.500 8.500 8.767 8.967
Rata-rata Harga Beras 10.579 10.900 10.333 10.333 10.333 9.900 10.333 10.022 10.583 10.583 10.957 11.238
% Kenaikan rata-rata
Harga beras Tahun 20122,60
Komoditi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Cabe Merah 53.750 21.875 21.875 24.250 34.000 23.250 21.000 22.500 16.250 16.500 18.250 24.500
Bawang Merah 20.000 13.000 13.000 14.000 18.000 14.000 18.000 13.000 10.750 18.000 19.000 19.750
Bawang Putih 21.500 12.000 12.000 12.000 15.000 12.000 20.000 15.333 14.500 18.000 20.000 20.000
Tomat 7.000 5.750 5.750 5.750 5.000 5.750 6.000 6.000 5.250 8.000 5.750 6.000
Wortel 7.750 7.250 7.250 7.250 8.000 7.250 8.000 6.867 5.875 9.000 8.250 8.500
Kentang 7.750 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 6.000 6.467 5.250 6.500 5.750 6.000
Daging Sapi 62000 66.500 75.000 74.000 75.800 75.750 86.250 88.333 85.000 87.500 90.000 90.000
Daging Ayam 22250 19.750 19.750 20.000 20.500 20.000 21.250 21.333 18.750 19.250 18.500 19.750
Telur Ayam 1025 1.000 1.000 1.000 37.800 1.000 1.035 1.057 1.093 950 900 925
Ikan Tangkapan
a. Kakap 45.000 45.000 55.000 54.250 51.000 54.250 55.500 54.000 58.250 55.750 55.000 59.125
b. Kembung 29.500 24.250 29.000 29.500 29.500 29.500 31.250 30.000 34.250 33.500 28.000 29.500
c. Tongkol Sisik 28.500 24.250 23.563 25.875 30.000 25.875 28.375 26.167 35.000 36.500 35.000 35.000
d. Serei 26.500 19.250 27.750 27.750 22.000 27.750 29.500 28.667 30.500 30.500 30.000 28.500
e. Udang Sedang 49.500 45.000 65.000 65.000 60.500 65.000 70.000 68.333 67.500 70.000 75.000 75.000
Ikan Budidaya
a. Patin 15000 16.250 17.000 17.000 15.300 17.000 17.500 17.000 15.500 16.500 17.000 17.000
b. Ikan Mas 21000 24.500 25.000 25.000 21.800 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
c. Mujair 23500 25.000 26.000 25.500 22.600 25.500 25.000 24.667 23.750 22.750 22.000 22.500
d. Lele 15000 16.250 15.000 15.000 13.500 15.000 15.500 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000
Realisasi Kegiatan Pemantauan dan Analisis Distribusi dan Harga
Pangan sebesar Rp. 233.041.400,- (93,22%) dari anggaran Rp.
250.000.000,-
32
4) Pembinaan dan Analalisis Akses Pangan Masyarakat Desa
Akses pangan adalah kemampuan rumah tangga untuk secara
periodic memenuhi sejumlah pangan yang cukup melalui kombinasi
cadangan pangan mereka sendiri dan hasil dari rumah/pekarangan
sendiri, pembelian, barter, pemberian, pinjaman atau bantuan
pangan.
Tujuan dan sasaran dari kegiatan Analisis Akses Pangan Masyarakat
Desa sebagai berikut:
a). Tujuan
Meningkatkan kemampuan petugas dalam menganalisis Akses
pangan Masyarakat
Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi
besaran Ketersediaan pangan wilayah
Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi lokasi
dan rumah tangga yang mengalami masalah akses pangan
Meningkatkan kemampuan petugas dalam mengidentifikasi factor
factor yang mempengaruhi akses pangan masyarakat dan
pengaruhnya terhadap kerawanan pangan wilayah.
b). Sasaran :
Terbangunya jaringan data dan informasi akses pangan yang
terintegrasi
Tersedianya data dan informasi untuk bahan pengambilan
kebijakan dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi
masalah akses pangan masyarakat
Teridentifikasinya lokasi dan rumah tangga yang mengalami
masalah akses pangan
Teridentifikasinya tingkat kedalaman dan penyebab masalah
akses pangan masyarakat pedesaan.
33
Analisis akses pangan dilandaskan kepada kemampuan analisis di
tingkat indicator penentu yaitu:
Indikator Fisik (ketersediaan pangan pokok)
Indikator Ekonomi (ukuran kemampuan masyarakat rata-rata
pendudu dalam membeli pangan) yaitu meliputi :
o Persentase penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskinan;
o Persentase penduduk yang bekerja kurang dari 36 Jam
per minggu;
o Nilai Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) per
kapita
Indikator social yang mencakup persentase penduduk yang
tidak tamat sekolah dasar;
Penilaian kondisi akses pangan dibagi dalam 6 tingkatan mulai dari
sangat rendah - rendah - cukup rendah - cukup tinggi – tinggi –
sangat tinggi berdasarkan nilai indeks komposit sebagai berikut:
>=0,08 Akses Pangan Sanagat Rendah = Prioritas 1
0,64 - < 0,8 Akses Pangan Rendah = Prioritas 2
0,48 - < 0,64 Akses Pangan Cukup Rendah = Prioritas 3
0,32 - < 0,48 Akses Pangan Cukup Tinggi = Prioritas 4
0,16 - < 0,32 Akses Pangan Tinggi = Prioritas 5
< 0,16 Akses Pangan Sangat Tinggi= = Prioritas 6
34
Tabel Komposit Akses Pangan Tahun 2011
No
Kabupaten
Ketersediaan
Pangan
% Panjang jalan
yang tidak dapat dilalui kendaraan
roda 4
% desa yang
berjarak > 3km dari pasar
%
Penduduk
miskin
%
Penduduk yang
bekerja
< 15
%
daya beli
%
Peduduk Tidak
Tamat SD
Indek
komposit
1 Kuantan Singingi 237,27 3,10 23,65 14,42 21,23 67,82 32,68 0,50
2 Indragiri Hulu 84,14 16,70 13,37 10,25 17,80 58,80 27,12 0,40
3 Indragiri Hilir 312,36 69,32 4,15 11,11 20,20 71,83 27,34 0,50
4 Pelalawan 345,29 19,71 8,08 16,71 21,95 60,94 28,85 0,58
5 Siak 153,49 7,29 8,26 5,71 17,84 58,78 24,87 0,29
6 Kampar 121,85 4,83 11,33 10,04 20,09 60,88 20,90 0,33
7 Rokan Hulu 196,21 8,60 8,66 15,49 26,84 68,70 29,62 0,49
8 Bengkalis 144,43 21,56 5,71 7,91 13,69 54,88 20,22 0,27
9 Rokan hilir 464,30 15,21 12,00 9,32 9,89 67,05 27,43 0,42
10 Dumai 93,84 4,00 8,62 6,08 7,53 40,12 11,58 0,04
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa infrastruktur dan kemiskinan sangat
mempengaruhi masyarakat dalam akses pangan sampai ditingkat rumah
tangga.
Realisasi pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp. 221.940.700,- (88,78%) dari
dana sebesar Rp. 250.000.000,-
35
C. Aspek Konsumsi Pangan
Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan konsumsi pangan sebagai berikut :
1) Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi,
Berimbang dan Aman (3 B+).
Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan ini adalah :
1. Memberdayakan masyarakat agar mampu mengotimalkan pemanfaatan
sumber daya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan
berkelanjutan.
2. Mendorong penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat berbasis
pangan lokal agar hidup sehat dan produktif.
3. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk
mengkonsumsi pangan dengan beragam, bergizi, Berimbang dan aman.
4. Mendorong pengembangan teknologi ketahanan pangan terutama pangan
lokal non beras guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosialnya.
5. Tercapainya Pola Pangan Harapan di Provinsi Riau sebesar 93,3 pada
tahun 2014.
Sedangkan sasaran kegiatannya adalah :.
1. Penurunan konsumsi beras sebesar 1,5 % per kapita/tahun.
2. Melakukan Sosialisasi dan advokasi kepada stake holder dan
Anggota PKK Kab/Kota.
3. Melaksanakan Promosi P2KP baik di media masa dan televisi lokal.
Jumlah anggaran kegiatan ini Rp. 350.000.000.- dengan realisasi Rp.
313.621.200.- ( 89,61 % ).
36
Tabel Standar Nasional Pola Pangan Harapan ( PPH ) Pada Tingkat Konsumsi
No Kelompok Pangan
Berat Eenergi % AKG Bobot
Skor PPH
( Gram/kap/hr ) ( Kg/kap/Th ) ( Kkal/kap/hr )
1 Padi-padian 275 100 1000 50 0,5 25.0
2 Umbi-umbian 100 37 120 6 0,5 2,5
3 Pangan Hewani 150 55 240 12 2.0 24.0
4 Minyak dan Lemak 20 7 200 10 0,5 5.0
5 Buah/Biji berminyak 10 4 60 3 0,5 1.0
6 Kacang-kacangan 35 13 100 5 2.0 10.0
7 Gula 30 11 100 5 0,5 2,5
8 Sayur dan Buah 250 91 120 6 5.0 30.0
9 Lain-lain - 60 3 0.0 0.0
Jumlah
2.000 100
100.0
Tabel Jumlah Konsumsi Pangan Penduduk Riau Tahun 2011 (gram/kap/hari)
No Kabupaten
Padi-
padian Umbi-
umbian
Pangan Hewani
Minyak dan
Lemak
Bh/biji Berminyak
Kacang- kacangan
Gula
Sarur dan
Buah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kampar 330 52 125 96 17 23 29 178
2 Pekanbaru 331 53 114 122 17 20 30 192
3 Rokan Hulu 338 49 118 111 17 20 29 164
4 Kuansing 329 40 127 99 17 20 25 164
5 Inhu 337 37 119 102 17 17 33 151
6 Inhil 333 47 114 126 17 20 32 151
7 Pelalawan 334 50 106 146 17 20 32 164
8 Siak 336 39 123 113 17 23 29 164
9 Rokan Hilir 340 45 122 101 17 20 29 151
10 Dumai 330 54 128 89 17 23 30 164
11 Kep.Meranti 336 51 112 122 17 20 29 123
12 Bengkalis 330 51 122 103 17 24 29 178
Riau 334 47 119 111 17 21 30 162
Nasional 275 100 150 20 10 35 30 250
Sumber: laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan tahun 2011
37
Tabel Perkembangan Konsumsi Pangan Provinsi Riau Tahun 2011 (Kg/Kap/Th)
Beras Jagung Terigu U,Kayu U.Jalar Kentang Sagu Daging Susu Telur Ikan M.Kelapa L.Hew an Kelapa Kemiri Kedelai K.Tanah K.Hijau G.Pasir G.Kelapa Sayur Buah
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kampar 103 8 10 16 1 1 1 10 1 7 28 21 14 4 2 4 2 3 7 3 45 20
Pekanbaru 103 8 10 17 1 1 1 8 1 7 26 23 21 6 1 4 1 3 7 4 25 45
Rokan Hulu 106 8 10 15 1 1 1 7 0 8 28 22 18 5 1 4 2 1 8 3 45 15
Kuansing 102 10 8 11 2 1 1 9 0 8 29 23 13 5 1 3 2 2 8 1 35 25
Inhu 105 8 10 9 3 1 1 6 0 9 28 21 16 5 2 4 1 2 7 5 35 20
Inhil 104 6 12 14 1 1 1 10 1 7 24 22 24 6 0 4 2 2 6 6 40 15
Pelalaw an 104 6 11 15 1 1 1 9 0 8 21 25 28 4 2 4 2 2 5 6 25 35
Siak 105 11 7 10 3 1 1 10 1 7 27 24 17 3 3 4 3 2 8 3 40 20
Rokan Hilir 106 9 9 13 2 1 0 7 0 8 30 22 15 4 2 4 1 2 8 3 30 25
Dumai 103 7 10 17 0 1 1 11 1 6 28 20 12 4 2 3 2 3 7 4 45 15
Kep.Meranti 105 7 11 16 1 2 0 10 1 7 24 20 24 6 0 5 1 2 8 3 25 20
Bengkalis 103 9 9 16 1 1 1 8 1 7 28 22 16 4 2 4 2 3 7 3 40 25
Riau 104 8 10 14 1 1 1 9 1 7 27 22 18 5 1 4 2 2 7 4 36 23
Bh/Biji berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan BuahKabupaten
Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak
Sumber: laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan tahun 2011
Tabel Perkembangan Konsumsi Energi Penduduk Kabupaten/ Kota Dalam Provinsi Riau
Tahun 2011 (kkal/kap/hr )
Beras Jagung Terigu
Ubi
Kayu
Ubi
Jalar Kentang Sagu Daging Susu Telur Ikan
Mnyk
Kelapa
Lmk
Hewan Kelapa Kemiri Kedelai
Kc
Tanah
Kc
Hijau
Gula
Pasir
Gula
Kelapa Sayur Buah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Kampar 1.013 28 97 49 2 1 11 46 11 45 70 105 228 21 35 15 24 27 73 34 78 41 2.056
2 Pekanbaru 1.017 26 101 51 2 2 7 37 7 49 64 115 351 29 11 17 6 25 71 38 43 92 2.162
3 Rokan Hulu 1.042 28 96 45 3 1 11 35 3 54 69 110 300 27 18 16 25 12 79 26 78 31 2.109
4 Kuansing 1.007 33 81 32 7 2 6 42 4 53 73 115 210 26 21 13 21 23 81 10 61 51 1.973
5 Inhu 1.037 26 103 26 9 1 13 31 2 60 69 105 260 24 27 15 8 18 72 48 61 41 2.055
6 Inhil 1.022 21 117 41 5 2 8 48 5 49 59 110 391 30 7 16 23 14 58 59 70 31 2.184
7 Pelalawan 1.027 22 114 46 3 2 10 44 2 54 53 125 307 21 35 15 23 16 55 64 43 71 2.154
8 Siak 1.035 37 71 29 8 2 9 49 8 45 67 120 280 16 53 18 32 16 77 29 70 41 2.112
9 Rokan Hilir 1.047 30 91 38 6 3 4 33 3 53 74 108 250 23 30 15 18 19 78 27 52 51 2.053
10 Dumai 1.012 25 105 52 2 2 10 51 13 44 70 100 200 22 32 14 24 27 72 36 78 31 2.021
11 Kep.Meranti 1.032 23 112 47 3 3 3 48 9 45 58 100 401 30 5 19 13 14 75 31 43 41 2.156
12 Bengkalis 1.014 30 90 47 3 1 12 40 10 47 70 109 255 20 38 16 25 27 74 33 70 51 2.082
Riau 1.026 28 98 42 4 2 9 42 7 50 66 110 286 24 26 16 20 20 72 36 62 47 2.093
Minyak dan Lemak
No Kabupaten
Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Bh/Biji berminyak Kacang-kacangan Gula
Sayur dan
Buah
Total
Sumber: laporan Analisis Situasi Konsumsi Pangan tahun 2011
38
2) Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional
Guna memotivasi masyarakat agar terus mengkonsumsi makanan sehat
dan seimbang, diperlukan sosialisasi secara berkesinambungan maupun
gerakan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
tentang manfaat konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan
berimbang.
Sejak tahun 2002 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
telah mensosialisasikan slogan ”Panganku Beragam, Bergizi, Berimbang
(3B)” kepada masyarakat luas terutama anggota PKK, Dasawisma di
seluruh Indonesia.
Seiring dengan banyaknya makanan cepat saji maka diperlukan
dorongan minat masyarakat (PKK, Dasawisma dll) agar mau
menerapkan pangan yang beragam, bergizi dan berimbang dan tujuan
utamanya adalah untuk mengankat kembali citra makanan khas daerah
yang ada di Indonesia, khususnya di Provinsi Riau yang selama ini
dirasakan ada pergeseran dengan makanan modern (cepat saji), maka
dipandang perlu bahwa tiap daerah dapat mengembangkan menu 3B
yang berbasis pada kearifan lokal.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengimplementasikan hal
diatas adalah lomba menyusun menu yang menyajikan menu beragam,
bergizi dan berimbang sesuai dengan sumberdaya pangan daerah
masing-masing. Lomba yang dilaksanakan meliputi tingkat Provinsi dan
di tingkat Nasional.
Lomba yang akan dilaksanakan di tingkat Provinsi merupakan lomba
yang akan diikuti oleh para pemenang tingkat Kabupaten/Kota yang telah
dilaksanakan di daerah masing-masing dan pemenang lomba tingkat
Propinsi tersebut diikutsertakan dalam lomba tingkat Nasional di
Palangka Raya Kalimantan Tengah dalam rangka peringatan Hari
Pangan Sedunia XXXII tahun 2012.
39
Tujuan
1. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat umum dan ibu-ibu
dalam menyusun dan menciptakan menu beragam, bergizi dan berimbang
sesuai potensi sumberdaya lokal.
2. Semakin memasyarakatkan pola makan atau aneka menu beragam, bergizi
dan berimbang sesuai dengan sumberdaya lokal untuk konsumsi keluarga.
3. Memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk pangan unggulan
daerah yang berpotensi untuk dikembangkan ke jenjang tingkat Nasional.
Sasaran
1. Peserta Lomba Cipta Menu Tingkat Provinsi adalah organisasi wanita/ PKK
tingkat Kabupaten/Kota dengan maksud untuk mempercepat pemahaman
masyarakat tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan
aman kepada masyarakat luas terutama bagi anggota keluarga yang
menentukan dalam memilih dan mengkonsumsi menu makanan sehari-hari
sesuai potensi sumberdaya wilayah yang dilaksanakan oleh Organisasi Wanita
dan Tim Penggerak PKK di 12 Kabupaten/Kota.
2. Peserta Lomba Cipta Menu adalah para juara pertama Lomba Cipta Menu
Pangan B2SA tingkat Kabupaten/Kota
Keluaran/Hasil yang ingin dicapai
Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat
Propinsi adalah :
1. Tersedianya resep-resep makanan B2SA sesuai dengan potensi wilayah
2. Terjadi perubahan pola pangan menyangkut dari pola pangan tradisional
menuju pola pangan hidup sehat (B2SA)
40
Anggaran kegiatan ini sejumlah Rp. 398.878.500,- terealisasi sebesar
Rp. 282.048.975.,- atau sebesar 70,71 %.
Lomba Cipta Menu B2SA dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 15 Juli
2012 bertempat di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau
dimulai pada pukul 07.00 WIB, diawali dengan display/demonstrasi
penyiapan menu yang akan disajikan para peserta dengan waktu sekitar
1–1,5 jam
Pada pelaksanaan kegiatan di Provinsi para peserta dinilai karena ini
sifatnya juga memberikan informasi kepada masyarakat pengunjung
bahwa yang dinamakan pangan tidak hanya makanan yang bersumber
dari beras saja sebagai sumber korbohidrat atau sumber tenaga,
sehingga diharapkan masyarakat dapat mengetahui sumber pangan
alternatif pengganti beras. Lomba Cipta Menu B2SA perlu, hal ini dirasa
penting karena kegiatan ini mendukung program nasional dalam rangka
mengkonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman
dengan memanfaatkan sumber pangan potensi wilayah masing-masing
kabupaten/kota. Adapun sebagai para juara Lomba Cipta Menu B2SA
Tingkat Provinsi pada tahun 2012 sebagai berikut:
1. Kategori Juara
No Juara Nilai Asal Peserta Keterangan
1
2
3
Harapan III
Harapan II
Harapan I
71,46
71,67
71,79
Kota Dumai
Kab. Siak
Kab. Pelalawan
41
4
5
6
Juara III
Juara II
Juara I
73,68
75,25
75,77
Kab. Kuantan Singingi
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Rokan Hulu
Mewakili Prov.
Riau di Tk.
Nasional
2. Kategori Kreativitas Pengembangan Resep : Kabupaten Meranti
3. Kategori Pemanfaatan Pangan Lokal Spesifik Wilayah : Kabupaten Bengkalis
4. Kategori Tata Saji Terbaik : Kabupaten Rokan Hilir
5. Kategori Favorit Pengunjung : Kota Dumai
Gambar 1. Peserta Lomba Cipta Menu Tingkat Propinsi sedang mengikuti technical meeting
pada tanggal 14 Juli 2012 di Aula Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau
Gambar 2. Tim Juri dari BKP Pusat sedang menilai salah satu peserta
Lomba Cipta Menu
42
Gambar 3. Pemenang I Lomba Cipta Menu Tingkat Propinsi Riau Tahun 2012 Kabupaten Rokan Hulu sekaligus
mewakili Propinsi Riau di Tingkat Nasional
Gambar 4. Para Pemenang Lomba Cipta Menu berfoto bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Riau
a. Lomba Cipta Menu Tingkat Nasional.
Lomba yang dilaksanakan di tingkat Nasional merupakan
lomba yang diikuti oleh para pemenang tingkat Provinsi se
Indonesia yang telah dilaksanakan di daerah masing-masing
dan pemenang lomba tingkat Provinsi tersebut
diikutsertakan dalam lomba tingkat Nasional di Temanggung
43
Tilung Palangka Raya Kalimantan Tengah dalam rangka
peringatan Hari Pangan Sedunia XXXII tahun 2012.
Melalui kegiatan Lomba tersebut diharapkan berbagai
instansi pemerintah dapat mempromosikan program dan
produk-produk pangan yang aman dikonsumsi, mutunya
baik dan halal.
Provisni Riau pada Lomba Cipta Menu berbasis Potensi Sumberdaya
Wilayah diwakili oleh TP PKK Kab. Rokan Hulu.
Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang
dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal Tingkat Nasional
dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 yang secara
resmi dibuka langsung oleh Bapak Wakil Presiden dan
dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Koordinator
Perekonomian dan Keuangan dan Gubernur Kalimantan
Tengah pada pukul 09.00 WIB yang bersamaan dengan
pelaksanaan puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia XXXII
Tahun 2012.
Pada kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi
Seimbang dan Aman Berbasis Sumber Daya Lokal
Tingkat Nasional Tahun 2012, Propinsi Riau
memperoleh Juara Harapan II pada Kategori Umum.
Pemenang Lomba Cipta Menu 3B berbasis Potensi
Sumberdaya Wilayah Tingkat Nasional terdiri dari :
@ Kategori Umum :
Juara I : Provinsi Jawa Timur
Juara II : Provinsi Kalimantan Barat
Juara III : Provinsi Sumatera Utara
44
Juara Harapan I : Provinsi Jawa Tengah
Juara Harapan II : Provinsi Riau
Juara harapan III : Provinsi Lampung
@ Kategori Kreativitas Pengembangan Resep :
I. Jawa Barat
II. DIY Yogyakarta
III. Kalimantan Selatan
@ Kategori Pemanfaatan Pangan Lokal Spesifik Wilayah :
I. Kepulauan Riau
II. Kalimantan Tengah
III. Kalimantan Timur
@ Kategori Tata Saji Terbaik : Jambi
@ Kategori Favorit Pengunjung : Nusa Tenggara Timur
3) Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam
Ketahanan Pangan
kegiatan ini bertujuan untuk
1. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Perempuan dalam membangun
ketahanan pangan keluarga.
2. Menumbuhkan kesadaran keluarga untuk mengenali dan mengetahui
sumber pangan yang ada diwilayah/di sekitarnya.
3. Menumbuhkan kesadaran keluarga agar mau dan mampu
memanfaatkan lahan pekarangan menjadi sumber pangan dan gizi
keluarga
Anggaran sebesar Rp. 292.743.500,- direalisasikan sebesar Rp.
255.072.700,- atau sebesar 87,13 %.
45
Kegiatan yang akan dicapai dalam kegiatan pemanfaatan lahan
pekarangan adalah meningkatkan Ketahanan Pangan Keluarga,
khususnya pada 4 (empat) kelompok PKK/KWT di 4 (empat)
Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu,
Kota Dumai dan Kota Pekanbaru pada tahun 2010 dan 3 (tiga)
Kabupaten pada tahun 2011 yaitu Kabupaten Indragiri Hilir,
Pelalawan dan Rokan Hilir serta 5 (lima) kabupaten pada Tahun
2012 yaitu Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hilir, Rokan Hilir,
Pelalawan dan Kampar.
NAMA-NAMA KELOMPOK WANITA TANI
PENERIMA PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN TAHUN 2012
No. Nama Kelompok Kecamatan/Desa Kabupaten/Kota Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Palam (25 orang)
Bulan Bintang (25 orang)
Makmur Jaya (25 orang)
Cahaya Arbes (25 orang)
Barokah (25 orang)
Batang Tuaka / Tanjung Siantar
Gunung Toar / Kampung Baru
Batu Hampar / Bantayan
Pangkalan Kerinci /Kerinci Timur
Kampar / Naumbai
Indragiri Hilir
Kuantan Singingi
Pekanbaru
Pelalawan
Kampar
46
D. Aspek Kewaspadaan Pangan dan Keamanan Pangan
a) Pemberdayaan Daerah Rawan Pangan
Ketahanan pangan secara umum pada saat ini belum dapat diwujudkan,
hal ini ditandai dengan masih banyaknya kejadian kerawanan pangan di
berbagai daerah di Kabupaten/ Kota yang bersifat kronis ( terjadi
berulang sepanjang waktu) dan transien (terjadi secara mendadak).
Kejadian kerawanan pangan kronis disebabkan Penanganan kerawanan
pangan kronis dan transien yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena belum
adanya pemahaman yang sama tentang kerawanan pangan, belum
memadainya sumberdaya dalam oleh ketidak mampuan masyarakat
menangani permasalahan kekurangan pangan yang terjadi secara
berulang-ulang sepanjang waktu. Sedangkan kejadian rawan pangan
transien biasanya disebabkan oleh adanya bencana alam maupun
bencana yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Kejadian yang
terjadi secara berulang-ulang maupun yang disebabkan oleh bencana
alam dan bencana buatan manusia berakibat pada terjadinya kerawanan
pangan karena berpengaruh negatif terhadap produksi pangan, distribusi
pangan, kehidupan sosial ekonomi masyarakat, akses pangan maupun
status gizi masyarakat.
Sampai saat ini penanganan kerawanan pangan belum berjalan sesuai
dengan sistem koordinasi dan sinkronisasi yang kita harapkan. Dalam
rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pananganan rawan
pangan, maka perlu dilakukan beberapa upaya antara lain penyamaan
persepsi tentang rawan pangan dan koordinasi operasional dalam
pemberian bantuan.
Tujuan kegiatan ini merupakan suatu dasar dalam menentukan indikator
kinerja suatu organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka tujuan
yang diinginkan adalah:
Menyamakan persepsi dalam menangani kejadian rawan pangan
pada tingkat masyarakat Kabupaten/ Kota.
47
Memberikan data dan informasi tentang factor yang mempengaruhi
terjadinya kerawanan pangan.
Mengidentifikasi masalah pangan yang terjadi di beberapa
kabupaten/kota.
Memberikan bantuan pangan kepada masyarakat yang menjadi
korban bencana alam
Sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah:
Tersedianya data dan informasi yang mempengaruhi terjadinya
kerawanan pangan.
Terumuskannya langkah-langkah yang akan ditempuh dalam rangka
menghadapi kerawanan pangan di suatu wilayah.
Terbangunnya koordinasi lintas sektoral dan kesamaan persepsi
dalam hal penanganan kerawanan pangan.
Berkurangnya jumlah masayarakat yang mengalami kerawanan
pangan disebabkan bencana alam dengan member bantuan pangan..
Pelaksanaan kegiatan Penanggulangan Daerah Rawan Pangan
dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu : 1). Persiapan; 2). Rapat
Koordinasi ; 3). Pemanatauan Dini Rawan Pangan/Pengumpulan Data
Rawan Pangan; 4). Penyaluran Paket bantuan Pangan.
Realisai kegiatan ini adalah Rp. 151.766.200,- (75,88%) dari anggaran
Rp. 200.000.000,-
Lokasi Penerima Paket Bantuan Daerah Rawan Pangan Tahun 2012
No Kabupaten/Kecamatan Desa Jumlah
KK
Jenis Paket bantuan
Beras
(Kg/KK)
Gula Pasir
(Kg/KK)
Minyak
Goreng
(liter/KK)
Ikan
Sarden
(Klg/KK)
1 Kuantan Singingi
Logas Tanah Darat
Rambahan 200 20 5 2 2
48
b) Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan
Food Insecurity Atlas (FIA)
Saat ini pelaksanaan SKPG dirasakan sangat penting sebagaimana
dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota, dimana
sebagian aspek-aspek penanganan kerawanan pangan merupakan
urusan daerah. Pemerintahan Provinsi mempunyai kewajiban (1)
pencegahan dan pengendalian masalah pangan akibat menurunnya
ketersediaan pangan didaerah karena berbagai sebab; (2) pencegahan
dan penanggulangan masalah pangan sebagai akibat menurunnya mutu,
gizi dan keamanan pangan; (3) peningkatan dan pencegahan penurunan
akses pangan masyarakat ; dan (4) penanganan dan pengendalian
kerawanan pangan. Untuk Pemerintahan Kabupaten dan Kota
mempunyai kewajiban penanganan urusan Ketahanan Pangan yang
terkait dengan SKPG seperti (1) melakukan identifikasi kelompok rawan
pangan ; (2) melakukan penanganan penyaluran pangan untuk kelompok
rawan pangan tingkat Kabupaten; (3) melakukan pencegahan dan
pengendalian, serta penanggulangan masalah pangan sebagai akibat
penurunan akses pangan, mutu, gizi, ketersediaan dan keamanan
pangan ;(4) melakukan pengumpulan dan analisis informasi Ketahanan
Pangan di Kabupaten / Kota untuk penyusunan kebijakan Ketahanan
pangan tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi .
Mengingat pelaksanaan SKPG melibatkan berbagai lintas sektor
khususnya di daerah, diperlukan penyamaan persepsi bagi instansi yang
terkait dengan kegiatan ini baik dalam kelembagaan penanganan,
pengaplikasian instrument dan indikator serta mekanisme pengumpulan,
pengolahan dan analisa data sampai dengan penyusunan rencana
tindak atau intervensi.
49
Tujuan kegiatan ini antara lain :
Mengoptimalkan penyelenggaraan pemantauan dini situasi
pangan dan gizi melalui langkah-langkah pengumpulan data dan
informasi kondisi pangan dan gizi pada kurun waktu tertentu.
Membangun koordinasi dan kerjasama lintas institusi dan
stakeholder serta masyarakat dalam penanganan program-
program penanggulangan kerawanan pangan dan gizi.
Memperoleh data dan informasi tentang situasi pangan serta
faktor yang mempengaruhi kondisi rawan pangan secara priodik
dan berkesinambungan.
Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tersedianya data dan informasi berdasarkan instrument dan
indikator SKPG secara periodik, terjadwal dan berkesinambungan
seluruh Kabupaten/Kota se Propinsi Riau.
Tersedianya bahan analisis dan peramalan situasi pangan dan
gizi sebagai bahan kebijakan dalam rangka mengantisipasi
terjadinya kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap data /
informasi yang didapat dari kegiatan Sistem Kewaspadaan
Pangan dan Gizi (SKPG), dapat diambil kesimpulan antara lain :
Dari hasil analisis terhadap kondisi pangan di Provinsi Riau,
khususnya produksi beras mengalami peningkatan pada tahun
2011 sebesar 6,80 % dibanding tahun 2010, sedang kebutuhan
beras penduduk Riau pada tahun 2011 sebanyak 659.539 ton
masih kekurangan sebesar 343.721 ton atau 52,11 %.
Tingkat ketergantungan kebutuhan beras penduduk Riau terhadap
daerah pemasok mengalami peningkatan sebesar 4,05 % pada
tanun 2011 menjadi 52,11 % dibanding tahun 2010 sebesar 46,37
%. Peningkatan ini antara lain disebabkan meningkatnya jumlah
penduduk Provinsi Riau dari 5.543.031 jiwa menjadi 5.738.543
jiwa atau sebesar 3,41 %
Dari 11 Kabupaten/Kota se Provinsi Riau hanya kabupaten
Rokan Hilir mempunyai produksi beras yang tertinggi yaitu
50
sebanyak 94.328,46 ton dengan kebutuhan penduduknya sebesar
65.346,05 ton sehingga surplus sebanyak 27.928,41 ton atau
29,99%.
Ketersediaan pangan (Beras, Jagung dan umbi-umbian) di
Provinsi Riau tahun 2011 sebesar 373.373 ton yang tertinggi
berada di Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 92.280 ton disusul
Kabupaten Indragiri Hilir sebesar 79.242 ton dan yang terendah
berada di Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 4.112 ton.
Dari aspek ketersediaan, berdasarkan skor pertanian kabupaten
Rokan Hilir mempunyai nilai skor 4 yang dikategorikan daerah
surplus, sedang daerah lainnya dikategorikan rawan dengan
resiko tinggi. Daerah yang mempunyai nilai skor 8 dengan tingkat
resiko tinggi adalah Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki nilai
skor 3 dari 2 indikator (indikator pertanian dan sosial ekonomi).
Aspek akses pangan, dilakukan dengan pendekatan kondisi
sosial masyarakat. Jumlah keluarga miskin di Provinsi Riau
tahun 2011 sebanyak 390.170 kepala keluarga, mengalami
kenaikan sebesar 8,14 % dibanding tahun 2010 yang jumlahnya
358.424 kepala keluarga. Jumlah Kepala Keluarga miskin yang
tertinggi berada di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan
persentase 57 % dengan skor 3 disusul Kabupaten Pelalawan
dengan persentase 45 % dan Kabupaten Indargiri Hilir 41%,
artinya kemampuan keluarga tersebut dalam memenuhi
pangannya tergolong prioritas 1 dan harus dilakukan intervensi,
kecuali Kabupaten Kepulauan Meranti penanggulangan keluarga
miskin merupakan prioritas 1, selanjutnya keluarga miskin yang
terendah berada di Kotamadya Pekanbaru dengan persentase
12%.
Penderita gizi buruk dan gizi kurang di Provinsi Riau pada tahun
2011 berjumlah 3.933 balita mengalami penurunan sebesar
20,85% bila dibanding dengan tahun 2010 yang jumlahnya
4.949 balita namun persentase KEP mengalami peningkatan
dimana persentase KEP pada tahun 2010 sebesar 9,72 % turun
51
menjadi 9,40 % atau 0,32 % pada tahun 2011. Walaupun terjadi
penurunan jumlah Balita penderita gizi buruk dan gizi kurang,
upaya untuk menurunkan angka balita yang mengalami gizi
kurang dan gizi buruk tetap dilakukan dengan cara penyuluhan
kepada ibu hamil dan ibu menyusui serta optimalisasi posyandu.
Realisasi kegiatan ini sejumlah Rp. 234.364.000,- (93,75%) dari
anggaran Rp. 250.000.000,-
c) Koordinasi dan Pembinaan Otoritas Kompetensi Mutu dan
Keamanan Pangan
Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan Koordinasi dan
Pembinaan Otoritas Kompetensi Mutu dan Kemanan Pangan adalah :
Mensosialisasikan peraturan dan perundang-undangan yang
berkaitan dengan mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian
kepada masyarakat, produksen pangan dan konsumen
Terjalinnya koordinasi dengan instansi stakeholder terkait dalam
pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan produk
hasil pertanian dalam rangka program kerja OKKP-D Propinsi Riau.
Penyediaan pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi oleh
masyarakat
Keluran dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petugas
Otoritas Kompeten Keamanan Pangan-Daerah (OKKP-D), dalam upaya
menjalin koordinasi dengan instansi terkait, dalam mendukung
tersedianya pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi oleh
masyarakat. Serta terlaksananya sertifikasi Prima 3 kepada kelompok
usaha produk sayur sebanyak 2 kelompok yaitu kelompok Manunggal
Abadi dengan komoditi Salak Pondoh di Kecamatan Dayun Kab.Siak dan
kelompok Arifin Kecamatan Tameran Kab.Bengkalis dengan komoditi
buah naga.
52
Kegiatan pokok Koordinasi dan Pembinaan Otoritas Kompetensi Mutu
dan Keamanan Pangan tahun 2012 , terdiri dari beberapa kegiatan
antara lain :
Melakukan rapat-rapat koordinasi dengan isntansi terkait
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia petugas Propinsi dan
Kabupaten Kota.
Melakukan Konsultasi dan menghadiri pertemuan dan pelatihan
ditingkat pusat, dalam upaya peningkatan pengetahuan Sumberdaya
manusia dalam pemantapan keamanan pangan.
Pembuatan bahan materi informasi, berupa leaflet dan poster.
Penyusunan Dokumen Sistim Mutu (Doksistu) sebagai dukumen
acuan bagi petugas OKKPD dalam operasional Otoritas Kompeten
Keamanan Pangan Daerah.
Melakukan Audit Internal Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan
Daerah.
Melakukan uji coba labolatorium beberapa komodi sayuran terhadap
kandungan pestisida.
Melakukan sertifikasi kelompok usaha yang bergerak dibidang
pengembangan sayur-sayuran di Provinsi Riau.
Pembinaan dan pematauan ke Kabupaten Kota terhadap kelompok
usaha yang potensial untuk di sertifikasi.
Dalam upaya untuk mengetahui residu pestisida pada buah dan sayur
yang beredar dipasaran atau yang dikonsumsi masyarakat, perlu
dilakukan uji sampel labolatorium, uji ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kandungan residu pestisida yang ada pada buah dan
sayur tersebut. Kandungan pestisida yang diperbolehkan adalah sesuai
Batas Maksimum Residu (BMR) pestisida hasil pertanian, yang
dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Pengujian
labolatorium baru dilakukan pada produk sayuran, dengan mengambil
53
sampel diKota Pekanbaru Data hasil pengujian labor terhadap beberapa
jenis sayuran diperoleh dengan hasil sebagian terdeteksi, tetapi masih
dibawah Batas Maksimum Residu (BMR), dan sebahagian besar lainya
tidak terdeteksi.
Dokumen sistim mutu Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah
merupakan suatu panduan yang dapat dijadikan acuan,dan dokumen ini
merupakan salah satu persyaratan dalam verifikasi OKKP-D. Dokumen
sistim Mutu Doksistu), terdiri dari Panduan Mutu, Dukumen Prosedur
dan Form Pendukung. Dokumen sistim mutu ini disusun berdasarkan
kebutuhan yang diperlukan oleh daerah. Pengerjaan Dokumen Sistim
Mutu telah dapat dilakukan pada tahun 2010, walaupun ada perbaikan
dan penyempurnaan Dokumen Sistim Mutu terus disempurnakan, sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan yang diperlukan. Dokumen Sistim Mutu
telah dikirimkan kepada OKKP-pusat dan telah disempurnakan, hal ini
sesuai alur proses yang diatur dalam Pedum OKKP-Pusat dan apabila
telah disetujui makan OKKP-D Provinsi Riau dapat diakreditasi dan diberi
sertifikat lulus akreditasi.
Sertifikasi adalah pengakuan pada pangan hasil pertanian sebagai bukti
bahwa produk tersebut telah melalui proses produksi dan perlakuan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Sertifikasi kepada produk
sayur dan buah telah dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan
Pangan (OKKP-D) kepada Kelompok / pelaku usaha pangan segar.
Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp.150.000.000,-. dengan
realisasi Rp. 138.985.000,- (92,66%)
54
d) Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS)
Salah satu program yang akan memperbaiki ketahanan pangan
melalui percepatan peningkatan produksi, produktivitas pangan dan
mengurangi ketidakstabilan produksi serta peningkatan usaha
produktif lainnya.
Pada tahun 2012 melalui dana APBD telah dilaksanakan pelatihan
pengolahan ubi kayu menjadi makanan selingan yang dilaksanakan
di Pekanbaru dengan peserta berasal dari Kab.Kepulauan Meranti,
Pelalawan, Bengkalis, Kampar, Kota Pekanbaru dan Kota Dumai
dengan masing-masing peserta sebanyak 3 orang
Secara umum tujuan yang akan dicapai dari kegiatan SPFS adalah
sebagai berikut :
Mengendalikan air secara mikro untuk dapat melindungi penduduk
dari kekurangan/ kelebihan air akibat pengaruh cuaca.
Mempercepat peningkatan produksi tanaman pangan, peternakan,
perikanan dan perkebunan.
Membangun sistem produksi yang dapat diterima secara ekonomi.
Membentuk program pertanian dan program investasi yang dapat
menjamin ketahanan pangan dan gizi seimbang.
Membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan
produksi pangan dengan basis kegiatan ekonomi yang
berkelanjutan serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengakses pangan.
Kemudian Output yang dilaksanakan dari kegiatan ini adalah :
1. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman kelompok tani
penerima bantuan tahun 2011 tentang penggunaan mesin
penepung.
2. Kelompok tani penerima bantuan dapat meningkatkan ekonomi
keluarga dan kelompok dengan melakukan pengolahan ubi kayu
menjadi makan selingan.
55
Selain itu juga dilaksanakan penyaluran bantuan mesin pengolahan
ubi kayu pada 3 Kabupaten seperti pada table dibawah:
No Kabupaten/kota Kecamatan Desa Nama
Kel.Tani
1 Indragiri Hulu Pasir Penyu Sekar Mawar Sidorejo
2 RokanHulu Tandun Tandun Barat Walet
3 Kuantan Singingi Kuantan
Tengah
Pulau Aro Ronge Biru
Jumlah anggaran sebesar Rp. 225.000.000,- dengan
realisasi Rp. 194.410.000,- ( 86,40 % ).
E. Aspek Kelembagaan Pangan
Penyelenggaraan Desentralisasi dalam aspek Kelembagaan dan
Penyuluhan Pangan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a) Pengembangan Desa Mandiri Pangan.
Masalah keamanan dan kerawanan pangan, gizi kurang/ buruk serta
kemiskinan masih menjadi persoalan masyarakat hingga saat ini.
Perwujudan Ketahanan Pangan dimulai dari rumah tangga sebagai
dasar peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sangat
menentukan kemampuan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan.
Berdasarkan hal tersebut diatas dari hasil konfrensi Dewan Ketahanan
Pangan tahun 2004 tentang kesepakatan Gubernur/ Ketua Dewan
Ketahanan Pangan Propinsi menyepakati pengembangan Desa
Mandiri Pangan dengan mengalokasikan dana APBD untuk kegiatan
tersebut mulai tahun 2006.
Sehubungan hal tersebut pada tahun 2010 sebagai kesinambungan
program desa mandiri pangan kegiatan Desa Mandiri Pangan dengan
tujuan Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi (mengurangi
56
kerawanan pangan dan gizi) masyarakat melalui pendayagunaan
Sumberdaya kelembagaan dan budaya lokal dipedesaan.
Kegiatan Desa Mandiri Pangan Tahun 2011 sebesar Rp. 500.000.000,-
yang dialokasikan pada DPA Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau
Tahun 2011 merupakan dana operasional, sedangkan untuk bantuan
Sosial yang dialokasikan pada Sekretariat Daerah Rp. 600.000.000,-
merupakan bantuan sosial yg berada pada Pos Sekretariat Daerah.
Untuk Tahun 2011 ini penyaluran bantuan sosial Desa Mapan
dialokasikan pada 12 Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan
Gubrenur Riau no. Kpts.1137/XII/2011 tanggal 5 Desember 2011,
rincian kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel berikut:
Bantuan Sosial kepada masing-masing kelompok Desa Mandiri
Pangan sebesar Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) bersifat
dana sosial, bertujuan untuk menunjang usaha yang dlakukan oleh
masing-masing kelompok afinitas. Penyaluran bantuan sosial ini
berdasarkan rencana usaha kelompok ( RUK ) yang besarnya
No. KABUPATEN KECAMATAN DESA JUMLAH BANTUAN
(RP.)
1. INDRAGIRI HILIR TEMPULING TELUK KIAMBANG 50.000.000,-
2. BENGKALIS SIAK KECIL LUBUK MUDA 50.000.000,-
3. PELALAWAN PANGKALAN KERINCI KUALA TERUSAN 50.000.000,-
4. ROKAN HILIR SINABOI SINABOI 50.000.000,-
5. SIAK SABAK AUH SUNGAI TENGAH 50.000.000,-
6. KUNATAN SINGINGI KUANTAN TENGAH PULAU KOMANG SENTAJO 50.000.000,-
7. KAMPAR XIII KOT KAMPAR KOTO MESJID 50.000.000,-
8. INDRAGIRI HULU RENGAT KAMPUNG PULAU 50.000.000,-
9. ROKAN HULU RAMBAH HILIR SEREMBOU INDAH 50.000.000,-
10. DUMAI MEDANG KAMPAI KELURAHAN MUNDAM 50.000.000,-
11. PEKANBARU RUMBAI LEMBAH DAMAI 50.000.000,-
12. KEPULAUAN MERANTI TEBING TINGGI BANGLAS BARAT 50.000.000,-
57
disesuaikan dengan jenis usaha masing-masing kelompok afinitas
dengan jumlah anggota 20 orang / kelompok. Adanya bantuan sosial
ini diharapkan dapat meningkatkan usaha masyarakat yang tergabung
pada kelompok Desa Mandiri Pangan, sehingga pada akhirnya dapat
terwujudnya ketahanan pangan dan gizi masyarakat serta pendapatan
rumah tangga.
Pengumpulan Data Dasar Rumah Tangga (DDRT) dilakukan untuk
mengetahui penduduk miskin pada desa sasaran yang dijadikan
sebagai perioritas dalam kelompok desa mandiri pangan.
Pengumpulan data DDRT ini dilakukan pada desa mandiri pangan
yang baru dibentuk tahun 2012 yaitu :
DESA MANDIRI PANGAN TAHUN 2012
No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
1. Bengkalis Bengkalis Ketam Putih
2. Rokan Hulu Tambusai Utara Mekar Jaya
3. Kampar Kampar Kiri Hulu Koto Setingkai
4. Pelalawan Kerumutan Lipai Bulan
5. Rokan Hilir Batu Hampar Bantaian Hilir
6. Siak Siak Air Putih
7. Dumai Dumai Selatan Mekar Sari
8. Pekanbaru Tenayan Raya Sail
9. Indragiri Hilir Tempuling Mumpa
10 Indragiri Hulu Kuala Cinaku Kuala Mulia
11 Kuansing Benai Benai Kecil
12 Meranti Ransang Citra Damai
Pembinaan kegiatan desa mandiri pangan dilakukan pada desa
mandiri pangan yang telah dibentuk pada tahun sebelumnya pada 12
Kabupaten/Kota. Pembinaan ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan
dan perkembangan desa mandiri pangan yang dilakukan oleh
58
masing-masing kelompok desa mandiri pangan yang telah dibentuk
pada tahun sebelumnya. Melalui pembinaan ini diharapkan dapat
menjadikan kelompok desa mandiri pangan lebih baik lagi dimasa
datang dan terwujudnya ketahanan pangan serta peningkatan gizi
masyarakat.
Penyaluran dana Bantuan Sosial (Bansos) untuk desa mandiri
pangan yang dibentuk tahun 2012 direncanakan akan disalurkan
pada tahun 2013 melalui rekening bantuan sosial pada Sekretariat
Daerah Provinsi Riau pada APBD Provinsi Riau Tahun Anggaran
2013
Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan Tahun 2012
sejumlah Rp. 800.000.000,- dengan realiasi Rp. 203.447.600
(25,43%)
b) Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Riau.
Dewan Ketahanan Pangan (DKP) dibentuk berdasarkan Peraturan
Presiden No.83 Tahun 2006 dengan tujuan untuk menwujudkan
ketahanan pangan sebagaimana yang diatur dalam UU No.7 Tahun
1996 tentang Pangan. Dalam rangka pemantapan Dewan Ketahanan
Pangan di Propinsi Riau melalui Dewan Ketahanan Pangan yang
dibentuk melalui Keputusan Gubernur Riau no. Kpts.23/III/2009 yang
membantu Gubernur dalam merumuskan kebijakan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan.
Pelaksanaan koordinasi Dewan Ketahanan Pangan dilaksanakan
melalui forum Rapat Dewan Ketahanan Pangan yang melibatkan
Dinas/Instansi selaku anggota DKP di tingkat Provinsi yang terdiri dari:
Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten
1 kali.
59
Rapat Kelompok Kerja (POKJA)Teknis Dewan Ketahanan Pangan
Provinsi 1 kali.
Rapat Kelompok Kerja (POKJA) Ahli Dewan Ketahanan Pangan 1
kali.
Kegiatan Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan dibiayai dengan
anggaran Rp. 350.000.000 dengan realisasi sebesar Rp. 227.762.000
atau 65,07%.
c) Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan
Pangan
a. Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun.
Pelaksanaan HPS dimaksudkan sebagai media untuk
meningkatkan pemahaman, kepedulian dan menggalang
kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam meningkatkan dan
menangani masalah pangan.
Pelaksanaan “Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-32
Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012” disejalankan dengan
melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Tema Hari Pangan
Sedunia pada tahun ini adalah : “Agricultural Cooperatives-
Key To Feeding The World” atau “Agroindustri Berbasis
Kemitraan Petani Menuju Kemandirian Petani”. Rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan
Peringatan HPS ke-32 Tahun 2012 diantaranya adalah : 1)
Bazar/Pameran Produk-Produk Pertanian Badan/Dinas di
Lingkup Pertanian pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2012;
2) Upacara Peringatan Hari Pangan Sedunia dan Hari Ulang
Tahun Perkebunan pada hari Selasa tanggal 18 Desember 2012;
serta 3) Pemberian Penghargaan Di Bidang Pertanian Lingkup
Badan/Dinas Pertanian Provinsi Riau yang diserahkan pada saat
Upacara Peringatan HPS.
dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut :
60
Pada saat Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-32 dan Hari Ulang
Tahun Perkebunan ke-55 Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012
diserahkan Penghargaan dari Badan/Dinas Lingkup Pertanian,
diantara yang menyerahkan penghargaan itu adalah :
a) Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau,
b) Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan
c) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
Jenis penghargaan yang diserahkan dari Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Riau Tahun 2012 adalah “Penghargaan Adhikarya Pangan
Nusantara (APN) Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012”. Adapun
kategori penilaian APN Tahun 2012 diantaranya adalah :
1) Kategori Pembina Ketahanan Pangan
Gubernur
Bupati/Walikota
Kepala Desa/Lurah
2) Kategori Pelopor Ketahanan Pangan
3) Kategori Pelayanan Ketahanan Pangan
Penyuluh/Pendamping
(Pertanian/Kehutanan/Perikanan/PU/Kesehatan Masyarakat),
Petugas Pengendali Hama dan Penyakit Tumbuhan/Hewan
Petugas Pengawas (benih/bibit/mutu hasil pertanian), medik
veteriner dan pengendali (OPT dan Ikan)
Peneliti Di Bidang Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Kesehatan
Masyarakat, Keamanan dan Mutu Pangan, Teknologi Pangan,
baik yang ada di Lembaga Penelitian Pusat maupun Daerah
4) Kategori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan
Kelompok/Gabungan Kelompok yang memproduksi pangan
61
Kelompok/Gabungan Kelompok yang memberdayakan anggota
kelompoknya dalam pengembangan usaha produktif/kesehatan
dan gizi masyarakat (UPJA; PUAP; LM3; SLPTT; Demapan;
Kelompok Lumbung; LDPM; PKK dan Posyandu)
Kelompok atau lembaga atau perusahaan yang mengembangkan
industri pangan olahan (hulu dan hilir) dan merakit teknologi (misal
: industri tepung umbi; industri mi singkong, industria mocaf dan
industria alsintan)
5) Pemangku Ketahanan Pangan
Adapun pemenang “Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi
RiauTahun 2012” ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Riau Nomor :
Kpts.649/VIII/2012 Tanggal 3 Agustus 2012. Secara rinci nama-nama
pemenang sebagai berikut :
Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012
NO. KATEGORI NAMA PEMENANG DAERAH ASAL
I. PEMBINA KETAHANAN PANGAN
1. BUPATI/WALIKOTA Drs. H. ACHMAD, M.Si KAB. ROKAN HULU
2. KEPALA DESA/LURAH 1. MISNANTO KAB. INDRAGIRI HULU
2. ASNAWI NAZAR, S.Pi
KAB. KEP. MERANTI
II. PELOPOR KETAHANAN PANGAN 1. AL KAHFI SUTIKNO
KAB. ROKAN HILIR
2. MUFID KAB. INDRAGIRI HULU
III. PELAYANAN KETAHANAN PANGAN
PENYULUH/PENDAMPING 1. Ir. ISMAIL KAB. KUANTAN SINGINGI
2. ANDI RAMIKO, SP KOTA DUMAI
3. SUPANA KAB. PELALAWAN
IV. PELAKU PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN
1. KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUKSI
1. POKTAN MEKAR TANI
KAB. KUANTAN SINGINGI
2. KELOMPOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
1. GAPOKTAN LAPOASE
KAB. INDRAGIRI HILIR
2. KPK MELUR KOTA DUMAI
3. POKTAN TANI MAJU
KAB. ROKAN HILIR
V. PEMANGKU KETAHANAN PANGAN 1. SUPRIANTO KAB. KEP. MERANTI
62
Kepada para penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara
Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012 diberikan hadiah berupa : piagam;
piala; simbol uang yang diterima dan uang cash. Untuk lebih jelasnya,
besarnya hadiah yang diterima oleh masing-masing pemenang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Riau Nomor : Kpts.813/BKP-LBG/2012 Tanggal 13
Desember 2012
Penetapan Hadiah Pemenang Adhikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi Riau Tahun 2012
No. KATEGORI PEMENANG HADIAH (Rp)
I. PEMBINA KETAHANAN PANGAN
a. BUPATI
BUPATI TERBAIK BUPATI ROKAN HULU -
b. KEPALA DESA
TERBAIK I KEPALA DESA TANJUNG SARI 2.000.000,-
TERBAIK II KEPALA DESA BANGLAS BARAT 1.000.000,-
II. PELOPOR KETAHANAN PANGAN
TERBAIK I ALKAHFI SUTIKNO 2.000.000,-
TERBAIK II MUFID 1.000.000,-
III. PELAYANAN KETAHANAN PANGAN
a. PENYULUH/PENDAMPING
TERBAIK I Ir. ISMAIL 2.000.000,-
TERBAIK II ANDI RAMIKO, SP 1.000.000,-
TERBAIK III SUPANA 1.000.000,-
IV.
PELAKU PEMBANGUNAN KETAHANAN
PANGAN
a. KELOMPOK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TERBAIK I GAPOKTAN LAPOASE 2.000.000,-
TERBAIK II KPK MELUR 1.000.000,-
TERBAIK III KELOMPOK TANI MAJU 1.000.000,-
b. KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUKSI
KELOMPOK PENGEMBANGAN PRODUKSI
TERBAIK POKTAN MEKAR TANI 2.000.000,-
V. PEMANGKU KETAHANAN PANGAN
PEMANGKU KETAHANAN PANGAN TERBAIK SUPRIANTO 2.000.000,-
JUMLAH : 18.000.000,-
Diharapkan melalui pemberian penghargaan ini kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS serta masyarakat dapat
63
meningkatkan motivasi dan kinerja di lapangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan di Provinsi Riau.
Kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan
Ketahanan Pangan dilaksanakan dengan anggaran Rp. 250.000.000
dengan realisasi Rp. 194.990.000 (78%).
d) Pameran Hari Krida Pertanian dan Agribisnis
Atas dasar pemahaman dan upaya melestarikan budaya dan nilai-nilai
luhur yang diwariskan oleh para leluhur kita, maka setiap tanggal 21
Juni diperingati oleh segenap masyarakat pertanian; petani, peternak,
pekebun, pegawai, pengusaha yang bergerak di sektor pertanian,
sebagai Hari Krida Pertanian (HKP). Pada Hari Krida Pertanian
masyarakat pertanian menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan-Nya berupa
kekayaan alam yang melimpah seperti bumi, air, matahari, iklim,
kekayaan fauna dan flora serta mineral yang oleh masyarakat
pertanian diolah dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Dalam rangkain kegiatan Hari Krida Pertanian, Badan Ketahanan
Pangan Provinsi Riau pada tahun 2012 mengikuti pameran “Batam
Agribusiness Expo 2012” yang di laksanakan di Mega Mall Batam
Center. Pameran ini diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian RI;
Kementerian Perindustrian RI; Kementerian Perdagangan RI;
Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau; Pemerintah Kota Batam;
Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia dan Mega Mall Batam
Center. Dan sebagai media partner adalah Batam Pos dan Event
Organizer : PT. Fery Agung Corindotama (FERACO) Jakarta. Pameran
ini dilaksanakan mulai tanggal 2 sd. 5 November 2012.
Realisasi kegiatan Pameran Hari Krida Pertanian dan Agribisnis
sebesar Rp. 138.445.800,- (69,92%) dari Anggaran Rp.198.000.000,-
64
e) Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat
(LM3)
Pada umumnya pondok pesantren yang berada di Provinsi Riau
mempunyai keunggulan strategis antara lain : 1).memiliki sumberdaya
lahan pertanian sebagai modal untuk mengembangkan usaha
pertanian dan peternakan; 2). Mempunyai sumberdaya kepemimpinan
yang unggul terutama tokoh agama yang kharismatik dan merupakan
panutan bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya; 3)
merupakan lembaga yang strategis untuk mensosialisaikan berbagai
inovasi; 4) merupakan pasar potensial dari hasil pertanian dan
peternakan selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri dalam
mencukupi kebutuhan oangan dan gizi para santri serta untuk memeuhi
berbagai kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, Pemberdayaan LM3 Pondok
Pesantren melalui kegiatan usaha agribisnis tanaman pangan dan
peternakan diharapkan dapat menjadi salah satu alternative dalam
upaya meningkatkan ketahanan pangan secara berkelanjutan serta
dapat berperan secara optimal sebagai agen pembangunan bagi
masyarakat sekitarnya.
Tujuan yang akan dicapai dari kegiatan pemberdayaan Lembaga
Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren adalah :
Meningkatkan Keterampilan dan kualitas masyarakat pondok
pesantren dan masyarakat lingkungannya dalam mewujudkan
ketahanan pangan
Mengembangkan potensi pondok pesantren sebagai salah satu
pelaku utama pengembangan ekonomi pedesaan
Meningkatnya lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat
di lingkungan pondok pesantren
Mewujudkan ketahanan pangan dilingkungan pondok pesantren
melalui peningkatan akses ponpes terhadap pangan yang cukup dan
berkualitas.
Kegiatan yang ingin dicapai dalam Pemberdayaan Lembaga Mandiri
yang Mengakar di Masyarakat (LM3) Pondok Pesantren adalah
65
meningkatnya budidaya ayam arab dan telur ayam kampung yang
dihasilkan.
Penyaluran bantuan ayam arab dilakukan pada masing-masing
pondok pesantren menerima sebanyak 250 ekor ayam arab dan
2.700 kg pakan ayam. Adanya bantuan ini diharapkan dapat
memotifasi pondok pesantren untuk mengembangkan ayam arab dan
masyarakat sekitarnya untuk dapat pula melakukan budidaya ayam
arab, sehingga secara bertahap keberadaan ayam ayam di Provinsi
Riau semakain bertambah dan produksi telur ayam kampung akan
semakin meningkat.
Daftar Ponpes Penerima Bantuan dan Peserta Magang LM3 Tahun 2012
No Kabupaten/
Kota
Kecamatan/Desa Nama Jabatan Ponpes
1. Kepulauan Meranti
Rangsang/Tj.Samak M. Taukhidin
Pengasuh Santri
An-Nur
Firdaus Santri
Sahril Santri
Al-Kautsart
2. Pekanbaru Tenayan Raya/Kulim Suprianto
Pengasuh Santri
Harsyid HS Santri
Abdul Mukhlis Santri
(Kepala Badan Ketahanan Pangan Prov.Riau meninjau lokasi bantuan ayam arab)
Jumlah anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 300.000.000,-
dengan relaisasi Rp. 263.487.500,- (87,83%).
66
F. Realisasi Dan Anggaran Pelaksanaan Kegiatan APBD
Dari 2 program utama yang dilaksanakan tahun 2012 yaitu Program
Peningkatan Kesejahteraan Petani Rp 2.010.000.000,- dan Program
Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan Rp.
4.853.000.000,- sebagai mana termuat dalam tabel dibawah ini.
N0 Program Anggaran ( Rp ) Realisasi
Anggaran (Rp)
%
1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2.010.000.000 1.738.063.380 86,47
2. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 4.853.000.000 3.498.972.375 84,22
JUMLAH 6.863.000.000 5.237.035.755 76,31
Untuk lebih rinci realisasi pelaksanaan Program/Kegiatan sampai dengan 31 Desember 2011 dapat dilihat pada lampiran 1
67
BAB. III PROGRAM DAN KEGIATAN DANA APBN TA.2012
1. Program
Kegiatan ketahanan pangan tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Badan
Ketahanan Pangan, merupakan kegiatan tahun pertama dari RPJM 2010-2014.
Kegiatan tersebut direncanakan dengan mempertimbangkan : (1) keberlanjutan
program dan kegiatan; (2) fokus dan penajaman pada implementasi tugas
pokok dan fungsi kelembagaan; (3) dilakukan sinergi antar program/kegiatan;
dan (4) sinkronisasi antara program pusat dan daerah. Program dan kegiatan
yang dilaksanakan pada tahun pertama RPJM 2010-2014 tersebut, masih
menggunakan format program dan kegiatan pada tahun yang lalu, tetapi arah
dan substansi kegiatannya sudah menerapkan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai keluaran yang dirancang pada sasaran jangka menengah 2010-2014.
Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau pada tahun 2012 mendapatkan
sumber dana APBN Dekonsentrasi dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat dengan jumlah dana
Rp.8.333.000.000,- dimana juga terdapat alokasi dana untuk 5 Kabupaten Kota
yaitu :
Kab. Rokan Hilir Rp. 634.900.000,-
Kab. Siak Rp. 641.900.000,-
Kab. Kuantan Singingi Rp. 561.400.000,-
Kota Pekanbaru Rp. 985.300.000,-
Kota Dumai Rp. 638.900.000,-
Sedangkan untuk dana Tugas Pembantuan tahun 2012 dialokasikan pada 6
Kabupaten dengan jumlah Rp. 4.659.400.000,- dengan rincian sebagai berikut :
Badan Penyuluhan Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kab.Kampar
Rp. 799.800.000
Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Pertanian Kab. Indragiri
Hulu Rp. 692.800.000
68
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Pelalawan Rp. 852.300.000
Badan Pelaksana Penyuluhan Dan Ketahanan Pangan Kab. Indragiri
Hilir Rp. 589.400.000
Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Pertanian Kab.Bengkalis
Rp. 799.800.000
Badan Ketahanan Pangan Dan Penyulhan Kabupaten Rokan Hulu
Rp. 925.300.000
Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat yang
dilakukan Badan Ketahanan Pangan bertujuan memfasilitasi upaya koordinasi,
pemantauan, pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan serta
pengembangan di bidang ketahanan pangan.Sedangkan Program Peningkatan
Kesejahteraan Petani bertujuan memfasilitasi upaya peningkatan
pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi masalah rawan pangan dan gizi.
Secara umum kebijakan program, tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan
pangan 2010 sebagai berikut :
A. Kebijakan
1. Peningkatan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan :
Ketersediaan dan cadangan pangan berbasis sumberdaya domestik.
Pemantapan kemandirian pangan.
Pemberdayaan ketahanan pangan.
2. Peningkatan Distribusi Pangan :
Pengembangan distribusi pangan.
Koordinasi dan sinkronisasi distribusi.
Pemberdayaan distribusi pangan.
3. Peningkatan Konsumsi dan Keamanan Pangan :
Konsumsi dan keamanan pangan berbasis pangan lokal.
69
Penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya,
kelembagaan, berdaya dan kearifan lokal.
Peningkatan keamanan pangan.
4. Peningkatan Manajemen Ketahanan Pangan :
Pelayanan prima.
Koordinasi pusat dan daerah, lintas sektor.
Partisipasi dan peran masyarakat.
Optimalisasi Dewan Ketahanan Pangan
B. Tujuan
Memberdayakan aparat dan masyarakat supaya memaksimalkan
pemanfaatan sumberdaya dan mengatasi kendala dalam pemantapan
ketahanan pangan keluarga.
C. Sasaran 2012
1. Dipertahankannya ketersediaan pangan sebesar 2.200
Kkal/kap/hari.
2. Terpenuhinya rata-rata konsumsi energi 2.000 Kkal/Kap/Hari dan
protein 52 Gram/Kap/Hari .
3. Terbinanya pemantapan ketahanan pangan keluarga :
4. Pengembangan Desa Mandiri Pangan di 11 Kab/Kota se Provinsi
Riau (6 Kabupaten TP Murni, 5 Kab/Kota DK Provinsi );
5. Penanganan Daerah Rawan Pangan di 11Kab/Kota se Provinsi
Riau;
6. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, 3 Gapoktan
Gapoktan tahun 2011 dan 3 Gapoktan tahun 2012
7. Pengembangan Lumbung Pangan DAK 2011 1 Lumbung dan
Lumbung Pangan DAK 2010 8 Lumbung
8. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan di 11
Kab/Kota
9. Penanganan dan Pengembangan Keamanan Pangan Segar di 3
Kab dan 1 Kota
70
D. Dekonsentrasi
Sesuai Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan disebutkan bahwa Dekonsentrasi adalah
pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu.
Sedangkan Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN
yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan
untuk instansi vertikal pusat di daerah.
Untuk dana dekonsentrasi yang dikelola oleh Badan Ketahanan Pangan
Provinsi Riau tahun 2011 di prioritaskan untuk kegiatan 1). Lembaga
Distribusi Pangan Masyaraskat (LDPM) dengan sasaran Gabungan
Kelompok Tani (Gapoktan) untuk stabilisasi harga, 2). Lumbung Pangan
dengan sasaran pemberdayan lumbung pangan untuk cadangan
pangan, dan 3).Percepatan Diversifikasi Pangan dengan sasaran
pengembangan lokal serta perbaikan gizi bagi anak SD dan MI di
pedesaan
E. Tugas Pembantuan
8. Dasar Hukum
Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada
daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah
kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang
menugaskan. Dana Tugas Pembantuan Provinsi adalah dana
yang berasal dari APBD Provinsi yang dilaksanakan oleh
kabupaten, atau kota dan desa yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas
71
pembantuan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah
Kabupaten, atau Kota, dan/atau Desa.
9. Instansi Pemberi Tugas Pambantuan
Pelaksanaan Tugas Pembantuan pada lingkup kerja Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Riau melalui Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian.
2. Kegiatan APBN 2012
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2012
dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas harga Pangan
a. Jumlah Gapoktan yang diberdayakan
b. Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan
c. Laporan Kondisi Harga Pangan Pokok
d. Laporan Pemantauan/Pengumpulan Data Distribusi, Harga dan
Cadangan Pangan
2. Pengembangan Ketersediaan Dan Penanganan Rawan Pangan
a. Jumlah Desa Mandiri yang diberdayakan
b. Lokasi Penanganan Rawan Pangan, SKPG
c. Laporan Hasil Penyusunan FSVA
d. Laporan Kajian Ketersdiaan Pangan, Rawan Pangan dan
Akses Pangan
e. Laporan Apresiasi Analisis Ketersediaan Pangan dan Akses
Pangan
f. Laporan Kegiatan dan Pembinaan (Output Generik)
72
3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan
Peningkatan Keamanan Pangan Segar
a. Pendampingan P2KP (Percepatan Penganekragaman
Konsumsi Pangan)
b. Pemantauan, Monitoring, Evaluasi dan Perumusan Kebijakan
P2KP
c. Laporan Promosi P2KP
d. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk
e. Hasil Koordinasi Keamanan Pangan Segar
f. Hasil Pemantauan dan Pengawasan Keamanan Pangan
4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan
Pangan
a. Dokumen Perencanaan, penganggaran dan laporan keuangan
b. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program
c. Dukungan Manajemen dan Administrasi
3. Realisasi Pelaksanaan APBN
Tahun anggaran 2012 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau dialokasikan
anggaran dekonsentrasi sebesar Rp. 3.989.462.000 yang yang dilaksanakan
melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat,
serta Tugas Pembantuan Provinsi sebesar Rp. 3.055.600.000 yang juga
dilaksanakan melalui Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan
Pangan Masyarakat.
Pada alokasi dana tugas pembantuan yang dilaksanakan oleh Badan
Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2011 terdapat 5 (lima) Kabupaten/Kota
Pelakana Kegiatan yaitu Kabupaten Rokan Hilir Rp. 316.000.000, Kabupaten
Siak Rp. 500.700.00, Kabupaten Kuantan Singingi Rp. 444.000.000, Kota
Pekanbaru Rp. 665.700.000, dan Kota Dumai Rp. 447.700.000,.
73
Pada tingkat Kabupaten juga dialokasikan dana Tugas Pembantuan di 6
(enam) Kabupaten yaitu Kabupaten Pelalawan Rp. 1.151.700.000, Kabupaten
Indragiri Hulu Rp. 873.700.000, Kabupaten Indragiri Hilir Rp. 689.700.000,
Kabupaten Kampar Rp. 1.074.700.000, Kabupaten Bengkalis Rp.
1.111.700.000, dan Kabupaten Rokan Hulu Rp. 753.700.000,- Realisasi
anggaran APBN 2011 per Satuan Kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel anggaran dan realisasi Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
No SatkerJumlah anggaran
Semula (Rp)
Jumlah Anggaran
Revisi (Rp)Realisasi (Rp) %
I Dekonsentarsi
1 BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI RIAU 8.333.000.000 8.333.000.000 7.529.303.840 90,36
Jumlah I8.333.000.000 8.333.000.000 7.529.303.840 90,36
II Tugas Pembantuan
2 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
KABUPATEN ROKAN HULU 925.300.000 925.300.000 912.692.300 98,64
3 BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN
PELALAWAN852.300.000 852.300.000 823.885.900 96,67
4 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
PERTANIAN KAB. INDRAGIRI HULU 692.800.000 692.800.000 688.642.500 99,40
5 BADAN PENYULUHAN PERTANIAN DAN
KETAHANAN PANGAN KAB. KAMPAR799.800.000 799.800.000 749.470.000 93,71
6 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN
PERTANIAN KAB. BENGKALIS799.800.000 799.800.000 546.160.000 68,29
7 BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN
KETAHANAN PANGAN KAB. INDRAGIRI HILIR589.400.000 589.400.000 564.905.000 95,84
Jumlah II 4.659.400.000 4.659.400.000 4.285.755.700 91,98
Jumlah I + II 12.992.400.000 12.992.400.000 11.815.059.540 90,94
74
Tabel Realisasi Fisik dan Keuangan APBN 2012 DEKONSENTRASI
REALISASI TERTIMBANG
Rp. MURNI BLN JUMLAH BOBOT Rp. MURNI % BLN % JUMLAH % % %
1 2 3 4 5 (3+4) 6 7 8 (6:3) 9 10 (8:4) 11 (6+8) 12 (11:5) 13 14
14PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN
KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT
I. 1814PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN
STABILITAS HARGA PANGAN1.540.600.000 - 1.540.600.000 18,49 1.481.850.000 96,19 - - 1.481.850.000 96,19 96,50 17,84
1.814.001Jumlah Gabungan Kelompok Tani yang
diberdayakan
918.000.000 918.000.000 11,02 872.870.000 95,08 872.870.000 95,08 95,10 10,48
1.814.002 Jumlah Lumbung Pangan yang diberdayakan 307.600.000 307.600.000 3,69 306.330.000 99,59 306.330.000 99,59 99,60 3,68
1.814.003 Laporan Kondisi Harga Pangan Pokok 100.000.000 100.000.000 1,20 94.350.000 94,35 94.350.000 94,35 94,40 1,13
1.814.004 Laporan Pemantauan/Pengumpulan Data Distribusi,
Harga dan Cadangan Pangan
215.000.000 215.000.000 2,58 208.300.000 96,88 208.300.000 96,88 96,90 2,50
II 1815PENGEMBANGAN KETERSEDIAAN DAN
PENANGANAN RAWAN PANGAN
2.643.500.000 2.643.500.000 31,72 2.163.596.840 81,85 - - 2.163.596.840 81,85 82,55 26,19
1815.001 Jumlah Desa Mandiri yang diberdayakan 1.153.500.000 1.153.500.000 13,84 1.030.345.000 89,32 1.030.345.000 89,32 89,40 12,38
1815.003 Lokasi Penanganan Rawan Pangan, SKPG 585.000.000 585.000.000 7,02 447.936.840 76,57 447.936.840 76,57 76,60 5,38
1815.005 Laporan Hasil Penyusunan FSVA 100.000.000 100.000.000 1,20 82.000.000 82,00 82.000.000 82,00 82,00 0,98
1815.006 Laporan Kajian Ketersdiaan Pangan, Rawan Pangan
dan Akses Pangan
85.000.000 85.000.000 1,02 63.940.000 75,22 63.940.000 75,22 75,30 0,77
1815.007 Laporan Apresiasi Analisis Ketersediaan Pangan dan
Akses Pangan
75.000.000 75.000.000 0,90 75.000.000 100,00 75.000.000 100,00 100,00 0,90
1815.009 Laporan Kegiatan dan Pembinaan (Output Generik) 645.000.000 645.000.000 7,74 464.375.000 72,00 464.375.000 72,00 72,00 5,57
III. 1816
PENGEMBANGAN PENGANEKARAGAMAN
KONSUMSI PANGAN DAN PENINGKATAN
KEAMANAN PANGAN SEGAR
3.323.900.000 -
3.323.900.000 39,89 3.071.257.000 92,40
- - 3.071.257.000 92,40 92,38 36,85
1816.001 Pendampingan P2KP (Percepatan Penganekragaman
Konsumsi Pangan)
1.198.900.000 1.198.900.000 14,39 1.193.205.000 99,52 1.193.205.000 99,52 99,60 14,33
1816.002 Pemantauan, Monitoring, Evaluasi dan Perumusan
Kebijakan P2KP
635000000 635.000.000 7,62 484.770.000 76,34 484.770.000 76,34 76,40 5,82
1816.003 Laporan Promosi P2KP 1.040.000.000 1.040.000.000 12,48 962.432.000 92,54 962.432.000 92,54 92,60 11,56
1816.004 Situasi Konsumsi Pangan Penduduk 150.000.000 150.000.000 1,80 135.800.000 90,53 135.800.000 90,53 90,60 1,63
1816.007 Hasil Koordinasi Keamanan Pangan Segar 100.000.000 100.000.000 1,20 95.050.000 95,05 95.050.000 95,05 95,10 1,14
1816.010 Hasil Pemantauan dan Pengawasan Keamanan Pangan 200.000.000 200.000.000 2,40 200.000.000 100,00 200.000.000 100,00 100,00 2,40
IV 1817DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA
BADAN KETAHANAN PANGAN
825.000.000 825.000.000 9,90 812.600.000 98,50
- - 812.600.000 98,50 98,67 9,77
1817.001Dokumen Perencanaan, penganggaran dan laporan
keuangan
450.000.000 450.000.000 5,40 441.600.000 98,13 441.600.000 98,13 98,20 5,30
1817.002 Hasil Pemantauan dan Evaluasi Program 200.000.000 200.000.000 2,40 200.000.000 100,00 200.000.000 100,00 100,00 2,40
1817.009 Dukungan Manajemen dan Administrasi 175.000.000 175.000.000 2,10 171.000.000 97,71 171.000.000 97,71 97,80 2,05
JUMLAH 8.333.000.000 8.333.000.000 100,00 7.529.303.840 90,36 7.529.303.840 90,36 92,53 90,65
NO PROGRAM/KODE/ KEGIATAN/OUTPUT PENYEDIAAN DANA
REALISASI PENYERAPAN DANA
PELAKSANAAN FISIK
75
BAB. IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI
A. PERMASALAHAN
1. Masih adanya program dan kegiatan urusan ketahanan pangan yang
dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau belum disertai
dengan perencanaan yang komprehensif.
2. Belum padunya kerjasama antar sektor dan antar daerah dalam menunjang
pembangunan ketahanan pangan, karena kelembagaan ketahanan pangan
daerah belum berjalan secara optimal dan efektif.
B. SOLUSI
1. Menyusun perencanaan yang komprehensif setiap program dan kegiatan yang
akan diusulkan.
2. Meningkatkan kooridnasi dan kerjasama antar sektor dalam lingkup ketahanan
pangan dengan Kabupaten/Kota
76
Lampiran 1.
Realisasi pelaksanaan anggaran Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau tahun 2010 per 27 Desember 2012
Jumlah
Anggaran Bobot Volume
Rp (%) Kegiatan % Tertimbang % Rp
1 3 4 5 6 7 8 9
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 952.130.493
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 46.976.000 0,52 1 Tahun 28,49 0,15 28,49 13.385.200
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 180.000.000 1,98 1 Tahun 95,00 1,88 94,97 170.939.144
3 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 106.000.000 1,16 1 Tahun 100,00 1,16 94,94 100.634.450
4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 75.994.493,19 0,83 1 Tahun 100,00 0,83 97,53 74.117.918
5 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 65.000.000 0,71 1 Tahun 100,00 0,71 99,41 64.615.985
6 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 30.000.000 0,33 1 Tahun 77,04 0,25 77,04 23.112.000
7 Penyediaan Makanan dan Minuman 36.160.000 0,40 1 Tahun 33,70 0,13 33,30 12.040.000
8 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah 312.000.000 3,43 1 Tahun 67,33 2,31 67,33 210.069.800
9 Penyediaaan jasa administrasi kantor 65.000.000 0,71 1 Tahun 95,00 0,68 79,10 51.415.000
10 Pengelola Administrasi Kepegawaian 35.000.000 0,38 1 Tahun 100,00 0,38 99,47 34.815.000
No Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan
Realisasi
Fisik Keuangan
2
77
Jumlah
Anggaran Bobot Volume
Rp (%) Kegiatan % Tertimbang % Rp
1 3 4 5 6 7 8 9
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 641.400.359
11 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 35.000.000 0,38 1 Tahun 100,00 0,38 95,86 33.550.000
12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 50.000.000 0,55 1 Tahun 100,00 0,55 98,07 49.035.800
13 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan 75.000.000 0,82 1 Tahun 100,00 0,82 98,84 74.128.362
14 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Peralatan Kantor 39.600.000 0,43 1 Tahun 100,00 0,43 99,93 39.571.100
15 Rehabilitasi sedang/berat 180.000.000 1,98 1 Tahun 100,00 1,98 95,61 172.105.800
16 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 206.800.359 2,27 1 Tahun 100,00 2,27 93,14 192.610.000
17 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan 55.000.000 0,60 1 Tahun 100,00 0,60 87,26 47.990.800
Bangunan Kantor
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 59.900.000
18 Pendidikan dan Pelatihan Formal 33.500.000 0,37 1 Tahun 35,37 0,13 35,37 11.850.000
19 Pembinaan Mental dan Fisik Aparatur 26.400.000 0,29 1 Tahun 71,14 0,21 71,10 18.770.000
No Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan
Realisasi
Fisik Keuangan
2
78
Jumlah
Anggaran Bobot Volume
Rp (%) Kegiatan % Tertimbang % Rp
1 3 4 5 6 7 8 9
315.000.000
20 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar 38.916.500 0,43 1 Lap 100,00 0,43 100,00 38.916.200
Realisasi Kinerja SKPD
21 Penyusunan pelaporan pronosis realisasi anggaran 11.083.500 0,12 1 Lap 100,00 0,12 100,00 11.083.500
22 Penyusunan laporan lakip 15.000.000 0,16 1 Lap 100,00 0,16 75,85 11.376.800
23 Penyusunan Rencana Kerja (Renja) SKPD 250.000.000 2,75 1 Lap 85,00 2,33 75,88 189.710.400
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2.010.000.000,00
24 Pengembangan Cadangan Pangan Masyarakat 1.100.000.000 12,08 19 klpk 100,00 12,08 94,86 1.043.499.980
25 350.000.000 3,84 6 Kab/kota 97,50 3,75 89,61 313.621.200
26 Penanggulangan Daerah Rawan Pangan 200.000.000 2,20 11 Kab/Kota 75,88 1,67 75,88 151.766.200
27 360.000.000 3,95 18 klpk tani 90,00 3,56 63,66 229.176.000
Masyarakat Riau
No Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan
Realisasi
Fisik Keuangan
2
Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi,
Berimbang dan Aman (3B+)
Pemberdayaan Gapoktani dalam Penyediaan Pangan
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Pencapaian Kinerja dan Keuangan
79
Jumlah
Anggaran Bobot Volume
Rp (%) Kegiatan % Tertimbang % Rp
1 3 4 5 6 7 8 9
Program Peningkatan Ketahanan Pangan 4.853.000.000
28 Pengembangan Desa Mandiri Pangan 800.000.000 8,79 10 desa 50,00 4,39 25,43 203.447.600
29 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Ketahanan Pangan 130.000.000 1,43 33 orang 100,00 1,43 93,90 122.075.000
30 150.000.000 1,65 11 Kab/kota 100,00 1,65 92,66 138.985.000
31 Penyusunan Statistik Pangan 100.000.000 1,10 20 bk,70 Pt 90,00 0,99 69,72 69.720.000
32 Rapat Penyusunan dan Sinkronisasi Program/Kegiatan 250.000.000 2,75 25,18 85,00 2,33 79,34 198.357.200
Ktehananan Pangan
33 Lomba Cipta Menu 3 B+ Tingkat Provinsi dan Nasional 398.878.500 4,38 12 Kab/kota 100,00 4,38 70,71 282.048.975
34 Replikasi Special Programme For Food Security (SPFS) 225.000.000 2,47 41 klpk tani 94,87 2,34 86,40 194.410.000
35 250.000.000 2,75 12 Kab/kota 100,00 2,75 78,00 194.990.000
36 Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Riau 350.000.000 3,84 50 orang 68,00 2,61 65,07 227.762.000
37 300.000.000 3,29 3 ponpes 100,00 3,29 87,83 263.487.500
38 Musyawarah Pembangunan (MUSEMBANG) Ketahanan 300.000.000 3,29 100,00 3,29 95,09 285.270.000
Pengan
39 292.743.500 3,22 100 org 90,00 2,89 87,13 255.072.700
(4 klpk)
Pengelolaan Pemanfaatan Pekarangan/Peran Perempuan dalam
Ketahanan Pangan
No Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan
Realisasi
Fisik Keuangan
2
Pengembangan/Koordinasi OKKPD (Otoritas Kompetensi Keamanan
Pangan Daerah) Provinsi Riau
Hari Pangan Sedunia (HPS), Pemberian Penghargaan Ketahanan
Pangan
Pemberdayaan Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3)
Pondok Pesantren
80
Jumlah
Anggaran Bobot Volume
Rp (%) Kegiatan % Tertimbang % Rp
1 3 4 5 6 7 8 9
40 250.000.000 2,75 97,05 2,66 93,75 234.364.000
41 Pemantauan dan Analisis Distribusi Harga Pangan 250.000.000 2,75 11 Kab/Kota 95,00 2,61 93,22 233.041.400
42 Penyusunan dan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) 100.000.000 1,10 44 100,00 1,10 89,56 89.562.500
43 Pengembangan Pangan Lokal 208.378.000 2,29 44 62,50 1,43 48,15 100.328.000
44 Pembinaan dan Analisis Akses Pangan Masyarakat Desa 250.000.000 2,75 11 Kab/kota 95,00 2,61 88,78 221.940.700
45 50.000.000 0,55 44 89,33 0,49 89,33 44.664.000
46 Pameran Hari Krida Pertanian dan Agrivbisnis 198.000.000 2,17 20 org 75,00 1,63 69,92 138.445.800
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah 273.983.850
47 Partisipasi dalam rangka pelaksanaan Pameran Tahunan 123.983.850 1,36 20 org 100,00 1,36 88,55 109.791.850
Propinsi Riau tahun 201
48 Pengembangan Sistem Infiormasi manajemen Ketahanan 150.000.000 1,65 20 org 63,33 1,04 60,93 91.388.600
Pangan
87,27 77,79 7.083.059.464
Pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan
Food Insecurity Atlas (FIA)
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran
TOTAL DANA KEGIATAN 9.105.414.702 100
No Nama Kegiatan / Perincian Kegiatan
Realisasi
Fisik Keuangan
2