kata pengantar - dinkes.jombangkab.go.iddinkes.jombangkab.go.id/assets/files/spm/evaluasi spm dinkes...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan Rahmat dan Nikmat NYA maka Buku Evaluasi Penerapan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2017 dapat
disusun.
Penyusunan Buku Evaluasi penerapan SPM Bidang Kesehatan Tahun 2017 ini
sebagai Laporan yang menggambarkan Indikator SPM beserta Target kinerja dan
Realisasi capaian kinerjanya. Dalam buku ini disajikan garafik perbandingan antara
Target dan capaian, Alokasi anggaran untuk pelaksanaan indicator SPM, dukungan
personil, kendala yang dihadapi sehingga tidak dapat mencapai target beserta
solusinya..
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak agar buku ini menjadi
sempurna.
Kami sampaikan terimakasih pada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan Buku Evaluasi penerapan SPM Bidang Kesehatan Tahun 2017 ini.
Semoga Buku ini dapat bermanfaat dengan optimal bagi pihak-pihak terkait, dan
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan kekuatan bagi
kita semua untuk dapat meningkatkan Pelayanan Kesehatan dengan baik.
Jombang, 7 Desember 2018 Plt.KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN JOMBANG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP Pembina Tingkat I NIP. 19680410 200212 1 006
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ……………………………………………………………… i Daftar Isi ………………………………………………………………………….. Ii Daftar Singkatan ……………………………...…………………………………. iii I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1 II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM BIDANG URUSAN
KESEHATAN ………………………………………………………………. 7
A. JENIS PELAYANAN DASAR, INDIKATOR DAN NILAI SPM NASIONAL DAN TARGET PENCAPAIAN DAERAH …………..
7
B. REALISASI PELAKSANAAN SPM ………………………………… 21 C. ALOKASI ANGGARAN ……………………………………………... 92 D. DUKUNGAN PERSONIL …………………………………………… 98 E. PERMASALAHAN DAN SOLUSI ………………………………….. 103 III PROGRAM DAN KEGIATAN ……………………………………………. 107 IV PENUTUP ………………………………………………………………….. 108
iii
DAFTAR SINGKATAN
Alkes = Alat Kesehatan ANC = Antenatal Care ASI = Air Susu Ibu Baduta = Bawah Dua Tahun, Yaitu Anak Usia 18-24 bulan BOK = Bantuan Operasional Kesehatan DBD = Demam Berdarah Dengue DLP = Dokter Layanan Primer DM = Diabetes Mellitus DPT-HB-Hib = Diphteri Pertusis Tetanus - Hepatitis B - Haemophillus type B
Fe = Ferros; atau biasa disebut zat Besi, termasuk zat mikronutrien. Tablet Fe biasa diberikan pada ibu hamil sebagai zat supplemen makanan. Selama menjalani kehamilannya (trimester 1-3) ibu hamil setidaknya mengkonsumsi 90 tablet Fe. Pemberian ini biasa disebut Fe3.
FKTL = Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut FKTP = Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Fornas = Formularium Nasional HIV = Human Immunodeficiency Virus IMS = Infeksi Menular Seksual IVA = Inspeksi Visual Asam Asetat JKN = Jaminan Kesehatan Nasional K4 = Kontak minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal satu kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga.
KD-DBD = Kewaspadaan Dini Demam Berdarah Dengue KDRS = Kewaspadaam Dini Rumah Sakit KEK = Kurang Energi Kronis KIA = Kesehatan Ibu Anak KIE = Komunikasi, Informasi, Edukasi KLB = Kejadian Luar Biasa LB1 = Laporan Bulanan seri 1; berisi Laporan Data Kesakitan LB3 KIA = Laporan Bulanan seri 3; berisi Laporan Data Program KIA LPLPO = Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat MTBS = Manajemen Terpadu Balita Sakit ; suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tata laksana balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan suatu program tetapi pendekatan/cara menatalaksana balita sakit
iv
ODGJ = Orang Dengan Gangguan Jiwa PBI = Penerima Bantuan Iuran PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PKM = Pusat Kesehatan Masyarakat Posbindu = Pos Pembinaan Terpadu Poskestren = Pos Kesehatan Pesantren Posy = Posyandu Posyandu = Pos Pelayanan Terpadu PPIA = Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak Prolanis = Program pengelolaan penyakit Kronis PTM = Penyakit Tidak Menular Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat PWS = Pemantauan Wilayah Setempat RFT = Release From Treatment RKO = Rencana Kebutuhan Obat RS = Rumah sakit SD = Sekolah Dasar SDIDTK = Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang SIHA = Sistem Informasi HIV AIDS SIMPUS = Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIRS = Sistem Informasi Rumah Sakit SMA = Sekolah Menengah Atas SMP = Sekolah Menengah Pertama SOP = Standar Operasional Prosedur SPKP = Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan TB = Tuberkulosis TB 07 = Tuberculosis 07; Jenis Format Laporan untuk mencatat pelayanan
penderita TB UCI = Universal Child Immunization; tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur, dan anak sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 4 dosis hepatitis B, 1 dosis campak. Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak, dan 2 dosis TT
UKS = Usaha Kesehatan Sekolah VCT = Volountary Conselling Testing W1
= Laporan Harian seri 1; yaitu laporan untuk melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit tertentu.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat adalah salah satu
bagian dari upaya pemerintah dalam rangka memenuhi hajat hidup rakyat untuk
mendapat akses pelayanan bidang kesehatan. Pelayanan Kesehatan meliputi
kesehatan individu atau perorangan dan kebutuhan kesehatan masyarakat. Pada
hakikatnya pembangunan bidang kesehatan adalah menciptakan kondisi sehat
pada tiap individu dan lingkungan tempat tinggalnya, serta perilaku hidup
masyarakat yang sehat. Dengan harapan tercipta sebuah kondisi rakyat
Indonesia yang sehat, mandiri, dengan Umur Harap Hidup yang panjang.
Untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional
bidang kesehatan, diperlukan pedoman Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan oleh Pemerinta Pusat. Oleh karena itu Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu unsur Kementerian dan Lembaga Penyelenggaraan
Pemerintah menyusun sebuah Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan. SPM yang disusun di Kementerian Kesehatan berupa target-target
capaian. Penyusunan Target Indikator dan Definisi Operasional SPM Bidang
kesehatan ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 dan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016. Peraturan Pemerintah dan
Permerkes tersebut sebagai dasar penyusunan indikator SPM wajib. Pada
prinsipnya Target Indikator dan Definisi Opersional SPM ini menampung kondisi
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun milik
swasta. Selain itu Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga menetapkan
indikator SPM Tambahan sesuai dengan kebutuhan.
Indikator SPM Tambahan Sesuai Kebutuhan tersebut dilengkapi dengan
definisi operasional, formula perhitungan, dan target capaian SPM selama 5
tahun. SPM ini disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk
menjamin masyarakat supaya mendapatkan akses dan mutu pelayanan dasar
kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib.
SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat
dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian.
2
B. DASAR HUKUM
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421). Selain itu Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700). Dan Juga Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063). Maka dengan memperhatikan dan menimbang Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, urusan Kesehatan merupakan urusan
pemerintah yang dibagi antara Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi dan
Pemerintah daerah kabupaten/kota, bersifat wajib, dan terkait dengan pelayanan
dasar. Selain itu untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan
nasional bidang kesehatan, maka diperlukan pedoman Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) menetapkan kententuan Mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan
Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
Warga Negara secara minimal. Urusan Pemerintahan wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar terdiri atas : a) Pendidikan, b) Kesehatan, c) pekerjaan
umum dan penataan ruang, d) perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, e)
ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat, f) Sosial.
Di Bidang Kesehatan, Kementerian Kesehatan telah mempersiapkan
terlebih dahulu dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
Sebagai acuan pelaksanaan SPM bidang kesehatan di Kabupaten
Jombang, maka diterbitkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang nomor 188/2980/415.17/2017 tentang Penetapan Target Indikator dan
Definisi Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten
Jombang. Berdasarkan SK tersebut terdapat 12 indikator pelayanan wajib dan 27
indikator pelayanan tambahan sesuai Kebutuhan. Seluruh indikator SPM wajib
maupun tambahan tersebut harus dilaksanakan oleh jajaran kesehatan di
3
Kabupaten Jombang baik dari fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun non
pemerintah.
C. KEBIJAKAN UMUM
Strategi pembangunan daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Jombang dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran diwujudkan dalam
kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan merupakan arah atau
ketentuan yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah sebagai dasar untuk
dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam melaksanakan
program/kegiatan guna tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam
mewujudkan tujuan dan sasaran.
Dalam rangka menunjang tercapainya Visi Kabupaten Jombang yaitu ”
Jombang Sejahtera Untuk Semua” maka Dinas Kesehatan memerankan tugas
dan fungsinya untuk mencapai misi yang kedua, dari 5 misi yang ditetapkan untuk
mencapai visi Kabupaten Jombang tersebut. Misi ke 2 : ”Mewujudkan Layanan
Dasar yang Terjangkau”. Untuk Itu Dinas Kesehatan menetapkan Tujuan
Pembangunan Kesehatan untuk ”meningkatkan Usia Harapan Hidup.”
selanjutnya Tujuan ini dijabarkan dengan 5 sasaran strategis yang akan dicapai
selama kurun waktu 5 tahun (2014-2018) sebagai berikut :
1. Sasaran 1 : Meningkatnya status kesehatan, masyarakat pada semua
kontinum siklus kehidupan (life cycle);
Untuk mencapai sasaran 1 ini ditetapkan 7 Program :
1.1. Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi (Program tahun 2017-2018);
1.2. Peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Ibu (Program tahun 2014-
2018);
1.3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat (Tahun 2014-2016);
1.4. Program Peningkatan Kesehatan dan keselamatan Anak (Program Tahun
2014-2016);
1.5. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita (Program tahun
2014-2016);
1.6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (Program Tahun 2014-2016);
1.7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia (Program Tahun
2014-2016).
2. Sasaran 2 : Terkendalinya kasus penyakit menular, tidak menular, kejadian
wabah dan kualitas kesehatan lingkungan;
4
Untuk mencapai sasaran 2 ini ditetapkan 5 Program :
2.1. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
(Program tahun 2017-2018);
2.2. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (Program
tahun 2014-2016);
2.3. Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Kesehatan Matra
(Program taun 2017-2018);
2.4. Program Pengembangan Lingkungan Sehat (Program Tahun 2014-2016);
2.5. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan (Program
Tahun 2014-2016).
3. Sasaran 3 : Meningkatnya pengawasan terhadap peredaran obat dan
makanan;
Untuk mencapai sasaran 3 ini ditetapkan 3 Program :
3.1. Program Pengawasan, Pengendalian Obat dan Kesehatan Makanan
(Program tahun 2017-2018);
3.2. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan (Program
Tahun 2014-2016);
3.3. Program Pengawasan Obat dan makanan (Program taun 2014-2016).
4. Sasaran 4 : Meningkatnya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
Untuk mencapai sasaran 4 ini ditetapkan 2 Program :
4.1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Program
Tahun 2017-2018);
4.2. Program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat (Program tahun 2014-
2016).
5. Sasaran 5 : Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar.
Untuk mencapai sasaran 5 ini ditetapkan 6 Program :
5.1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan (Program tahun 2014-2018);
5.2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat (Program Tahun 2014-2018);
5.3. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan (Program Tahun 2014-
2018);
5.4. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas;
5.5. Program Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Kesehatan;
5.6. Program Peningkatan Aparatur Kesehatan.
5
D. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Penentuan isu-isu strategis ditentukan oleh beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap urusan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Tinjauan dalam penentuan isu-isu
strategis diantaranya mengacu pada:
1. Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.
2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
3. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur.
4. Implikasi RT/RW bagi pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.
Mengacu pada hal telah disebutkan diatas maka terdapat sejumlah isu
strategis sebagai entry point sebagai upaya antisipasi, penanggulangan dan
tindak lanjut. Isu strategis yang diangkat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang meliputi :
1. Permasalahan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang meliputi : (a)
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang masih diatas
toleransi, (b) Masih tingginya Angka Kesakitan, serta (c) masih adanya
sebagaian capaian Standar Pelayanan Minimal yang belum mencapai target.
2. Mulai berlakunya Program Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
merupakan program nasional.
3. Upaya peningkatan kualitas Puskesmas dalam pelaksanaan SJSN.
4. Pemberlakuan Kartu Jombang Sehat bagi seluruh masyarakat khususnya
yang beresiko tinggi yang memeliki KTP Jombang
5. Peningkatan ekonomi mikro yang mendorong perubahan sosial di
masyarakat.
6. Rasio tenaga medis belum sesuai dengan standart kebutuhan tenaga
7. Kebutuhan masyarakat miskin dan non miskin mengenai pelayanan
kesehatan dan dalam implementasinya masih belum optimal.
8. Kebutuhan masyarakat mengenai sanitasi yang layak.
6
9. Mulai meningkatnya angka penyakit tidak menular di masyarakat (jantung
koroner dan diabetes melitus).
10. Jombang sebagai bagian dari Gerbangkertosusila membuka peluang untuk
peredaran makanan, farmasi dan minuman dari luar daerah sehingga
memperbesar peluang beredarnya makanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan
11. Masih belum terkendalinya penyakit menular seperti DBD, HIV/AIDS, TB
Paru,
12. Rendahnya cakupan desa UCI
13. Meningkatnya KLB/bencana,
14. Makin merebaknya penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang,
15. Penyakit-penyakit baru antar wilayah atau antar negara seperti flu burung, flu
babi, flu singapore dan sejenisnya.
7
BAB II PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM
BIDANG URUSAN KESEHATAN
A. JENIS PELAYANAN DASAR, INDIKATOR DAN NILAI SPM NASIONAL, DAN TARGET PENCAPAIAN DAERAH
Sebelum membahas penerapan dan pencapaian SPM bidang kesehatan di
Kabupaten Jombang, maka perlu diketahui jenis-jenis pelayanan dasar, indkator
kinerja, target nasional dan target daerah Kabupaten Jombang.
Faktor-faktor pembahasan akan ditampilkan dalam tabel 2.1 berikut.
8
Tabel 2.1 TARGET DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) WAJIB
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2017-2021 MENURUT PERMENKES NOMOR 43 TAHUN 2016
DI KABUPATEN JOMBANG NO INDIKATOR
SPM TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
100% 100% 100% 100% 100% Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil
=
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan
kesehatan milik pemerintah dan swasta
Jumlah semua ibu hamil di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu yang sama
X 100%
a) PWS Ibu b) LB3 KIA c) SIMPUS d) Koohort Ibu
2
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan
=
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di
fasilitas pelayanan kesehatan
Jumlah semua ibu bersalin yang ada di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun
X 100%
a) LB 3 KIA b) Laporan Persalinan c) SIMPUS dan SIRS d) Kohort Ibu
3
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
=
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar
Jumlah semua bayi baru lahir di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun
X
100%
a) Kohort Bayi b) MTBM c) PWS KIA (Bayi) d) SIMPUS /SIRS
4
Pelayanan Kesehatan Balita
100% 100%
100%
100%
100%
Persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar
=
Jumlah balita usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai dengan standar dalam
kurun waktu satu tahun
Jumlah balita 0-59 bulan yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
X
100%
a) PWS Anak b) LB 3 KIA c) MTBS d) Kohort Balita e) Buku KIA f) Laporan SDIDTK
9
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021 5 Pelayanan
Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
100% 100%
100%
100%
100%
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang mendapatkan
pelayanan skrining kesehatan di satuan pendidikan dasar
Jumlah semua anak usia pendidikan
dasar kelas 1 dan 7 yang ada di wilayah kerja di wilayah Kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran
X
100%
a) Data Skrining Klas 1 dan 7 Prog UKS b) Pemenuhan UKS Kit disesuaikan kebutuhan Sasaran di usulkan dalam Penganggaran.
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
100%
100%
100%
100%
100% Persentase warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapatkan pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah warga negara usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
X
100%
Skrining dilaksanakan : a) Skring Klas 10 SMA (-IVA) b) Proyek skrining penduduk usia di atas SMA mengusulkan dana BOK dan JKN c. Pemeriksaan kesehatan Haji d. ANC Terpadu (-IVA)
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
100% 100% 100% 100% 100% Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali dalam kurun waktu satu
tahun
Jumlah semua penduduk ber usia 60 tahun keatas yang ada di wilayah
Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun perhitungan
X
100%
a) Pelayanan di Posy Lansia, b) Pelayanan di Posbindu c) Pelayanan di Poli Lansia Puskesmas
8
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah estimasi pederita hipertensi berdasar angka prevalensi kab/kota
dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama
X
100%
b) di Prolanis : pasien datang sekali dalam 1 bulan diberi pelayanan penanganan hipertensi c) Data Simpus kunjungan pasien *) ( untuk di RS di Poli Penyakit Jantung)
10
NO INDIKATOR SPM
TARGET FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021 9
Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
Jumlah penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah penyandang DM berdasar angka prevalensi DM nasional di
wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama
X 100%
a) Di RS di Poli penyakit Dalam b) LB1 Puskesmas c) Data SIMPUS
=
10
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayananan kesehatan jiwa sesuai standar
=
Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja kab/kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa promotif preventif sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang ada di wilayah kerja kab / kota dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
X
100%
LB1 Kunjungan Jiwa (Pelayanan dalam gedung dan Luar gedung)
11
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB)
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayananan TB sesuai standar
=
Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun
Jumlah orang dengan TB yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu satu
tahun yang sama
X 100%
a) Form TB 07 di Puskesmas, RS, Klinik dan Poskestren
12
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV
100%
100%
100%
100%
100%
Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
=
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun dalam kurun
waktu satu tahun
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
a) Poli VCT b) Mobile VCT c) PPIA d) Poli IMS e) Kolaborasi TB -HIV
11
Tabel 2.2 TARGET DAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN
BIDANG KESEHATAN TAHUN 2017-2021 DI KABUPATEN JOMBANG
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
1 Desa Siaga Madya
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa yang memenuhi kriteria desa siaga minimal madya dibandingkan dengan jumlah desa siaga yang dibentuk/yang ada.
20% 25% 30% 35% 40% Persentase Desa Siaga Minimal Madya
=
Jumlah desa siaga Minimal Madya
Jumlah semua desa siaga
yang ada
x 100%
Laporan Tahunan Promkes
2
Posyandu Purnama Mandiri
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Posyandu yang diukur dengan Pedoman Telaah Kemandirian Posyandu (Versi Jatim) dengan skor minimal 75.
75% 76% 78% 79% 80% Persentase Posyandu Purnama Mandiri
Jumlah Posyandu Purnama Mandiri
Jumlah seluruh Posyandu
x 100%
Laporan Tahunan Promkes =
3 PHBS tatanan Rumah Tangga Sehat
Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
Persen Rumah Tangga yang telah melaksanakan semua indikator PHBS
55% 57% 59% 61% 63%
Persentase PHBS Institusi Penddidkan =
Jumlah Rumah Tangga yang telah memenuhi semua indikator PHBS tatanan
Rumah Tangga dalam satu kurun waktu tertentu
Jumlah Rumah Tangga yang di Survey PHBS dalam kurun
waktu sama
x
100%
Laporan Bulanan dan/atau Laporan Tahunan Promkes
4
Cakupan Klinik sanitasi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Kegiatan Pemberian Konseling dan tindak lanjut (misal kunjungan rumah, dll.) terhadap Klien guna menganalisa sebab-sebab terjadinya penyakit serta upaya pemecahannya.
10% 12% 15% 17% 20%
Cakupan Klinik Sanitasi
=
Jumlah Kunjungan klien Klinik sanitasi, dalam wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
Jumlah Kunjungan klien / pasien penyakit berbasis
lingkungan, dalam wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
x
100%
Laporan Bulanan Kesling (google. drive)
dari jumlah kunjungan pasien penyakit berbasis lingkungan
12
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
5 Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Jumlah kelompok/klub olahraga yang dibina di wilayah kerja. Kelompok/klub olah raga adalah kelompok olahraga di sekolah, klub jantung sehat, klub senam asma, kelompok senam usila, kelompok senam ibu hamil, kelompok senam diabetes, kelompok senam osteoporosis, kelomp kebugaran jemaah haji, klub fitness & kelompok olahraga/ latihan fisik lainnya. Pembinaan kelompok/ klub olahraga meliputi: pendataan kelompok/ klub olahraga, pemerik saan kesehatan & penyuluhan kesehatan olahraga.
20% 25% 30% 35% 40%
Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
=
Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Jumlah kelompok/klub olah raga yang ada di dalam
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x
100%
Laporan Bulanan Google Drive
6 Cakupan pembinaan kelompok pekerja
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di wilayah kerja. Kelompok pekerja meliputi pekerja formal dan informal.
20% 25% 30% 35%
40%
Cakupan pembinaan kelompok pekerja
=
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di dalam wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
x
100%
Laporan
Bulanan Google Drive
13
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
7
Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persentase Jumlah ibu nifas mendapat pelayanan kesehatan nifas sesuai standar minimal 3 kali dengan distribusi pada 6 jam post partum sampai 3 hari minimal 1 kali, 4 hari -28 hari minimal 1 kali dan 28 hari - 42 hari minimal 1 kali di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu dibanding dengan Jumlah sasaran ibu nifas yang ada di wilayah kerja selama kurun waktu yg sama.
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Pelayanan ibu nifas sesuai standar
=
Jumlah Pelayanan ibu nifas sesuai standart di wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu.
Jumlah sasaran ibu nifas 0-42 hari yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama.
x
100%
a) Kohort Ibu b) PWS Ibu c) SIMPUS
8
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Persentase Jumlah siswa tk SD/ sederajad kelas 2-6 yg mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam 1 wilayah kerja dibanding dengan Jumlah Sasaran seluruh siswa tk SD/ sederajat kelas 2-6 yg ada di wilayah kerja pada periode yg sama.
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD/ sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SD/ sederajad kelas 2-6 yang
mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar
minimal 1 kali dalam periode tertentu dalam satu wilayah
kerja.
Jumlah Sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat
kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang
sama.
x
100%
a)Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS c) SIMPUS
14
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
9
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
100%
100%
100%
100%
100%
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat kelas 8-9
yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu
Jumlah sasaran seluruh
siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang
sama.
x
100%
a) Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS c) SIMPUS
10
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat SMA/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
100%
100% 100% 100% 100%
Pelayanan Pemeriksaan
Berkala siswa tingkat
Lanjutan (SMA)/
sederajat
Jumlah siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang mendapat pelayanan
kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode
tertentu dalam satu wilayah kerja
Jumlah sasaran seluruh
siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada
periode yang sama.
x
100%
a) Laporan Bulanan UKS b) Kohort UKS c) SIMPUS
=
15
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
11
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
95% 95% 95% 95% 95%
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
=
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 table Fe
selama periode kahamilannya pada wilayah dan kurun
waktu tertentu
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu
yang sama
x
100%
Laporan PGZ
12
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Bayi yang mendapat ASI eksklusif ádalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
80%
80%
80%
80%
80%
Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif
=
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja
Jumlah bayi 0 - 6 bulan yang
diperiksa
x
100%
Laporan PGZ
13
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Balita Gizi Buruk Yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana giiburuk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
100% 100% 100% 100% 100% Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
=
Jumlah balita Gizi Buruk yang
dirawat
Jumlah semua balita yang ditemukan
x
100%
Laporan PGZ
14
Ibu Hamil KEK yang ditangani
Kesehatan Keluarga dan Gizi
Ibu hamil KEK yang ditangani dan mendapat pelayanan kesehatan yang terdapat disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
100% 100% 100% 100% 100%
Ibu Hamil KEK yang ditangani
=
Jumlah ibu Hamil KEK yang ditangani pada kurun waktu
tertentu
Jumlah ibu Hamil KEK yang ada dalam kurun waktu yang
sama
x 100%
Laporan PGZ
16
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
15
Desa/ Kelurahan UCI
Surveylans dan Imunisasi
Desa/Kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
88%
90%
92%
94%
96%
Cakupan Desa/Kelurahan UCI
=
Jumlah desa/kelurahan UCI dalam satu wilayah dan kurun
waktu tertentu.
Jumlah desa/kelurahan yang ada dalam satu wilayah dan
pada kurun waktu yang sama.
x
100%
Laporan Bulanan UCI
16
Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster
Surveylans dan Imunisasi
Anak usia 12-36 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
85% 85% 90% 90% 90%
Cakupan Baduta yang Memperoleh Imunisasi Booste9
=
Jumlah anak usia 12-36 bulan yang mendapatkan
imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak dalam satu wilayah
kerja dan kurun waktu tertentu.
Jumlah anak usia 12-36
bulan, dalam satu wilayah kerja dan pada kurun waktu
yang sama.
x
100%
Laporan Bulanan Imunisasi Booster Batita
17 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
Surveylans dan Imunisasi
Desa atau Kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilakukan PE < 24 Jam terhadap KLB pada kurun waktu tertentu.
100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
Jumlah KLB di desa/kelurahan yang
ditangani < 24 jam dalam kurun waktu tertentu
Jumlah KLB di
desa/kelurahan yang terjadi dalam kurun waktu yang
sama
x
100%
Laporan KLB 24 Jam (W1)
=
17
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
18
Meningkatnya rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Rumah/bangunan yang telah diperiksa jentik dan disimpulkan telah bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti di satu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu (1 tahun)
95% 95% 95% 95% 95%
Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aides
Jumlah rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk
Aedes di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di wilayah
kerja dan pada kurun waktu yang sama
x
100%
=
19
Meningkatnya pemeriksaan kontak intensif kusta
Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Menular
Jumlah persentase penderita kusta yg RFT 2-5 thn yang dikontak intensif
100% 100% 100% 100% 100% Pemeriksaan Kontak Intensif Kusta
=
Penderita kusta yang RFT 2-5 thn yang dikontak intensif
Jml. Penderita kusta yang
RFT 2-5 tahun
x 100%
20
Penderita DBD yang Ditangani
Pencegagahn dan Pengendalian Penyakit Menular
Presentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu 1 tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu 1 tahun yang sama.
100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Penanganan
Penderita DBD
=
Jumlah penderita DBD yang Ditangani sesuai SOP di
suatu wilayah dalam waktu satu tahun
Jumlah Penderita DBD yang Ditemukan di satu wilayah
dalam waktu satu tahun yang sama
x
100%
SIMPUS, SIRS,KDRS, dan KD-DBD
21
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yg datang dan dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di suatu wilyah tertentu dalam waktu 1 tahun
100% 100% 100% 100% 100%
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
=
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di satu
wilayah tertentu.
Jumlah perkiraan penderita diare pada suatu wilayah tertentu
dalam waktu yang sama (10% x 100% dari angka kesakitan diare
x jumlah penduduk)
x
100%
Catatan Kader/ register penderita/LB1/Laporan Bulanan dan Klinik.
18
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
22 Cakupan Posbindu
Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Desa yang mempunyai Posbindu dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibanding jumlah desa yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
30% 40% 50% 60% 70%
Cakupan Posbindu =
Desa yang mempunyai Posbindu dalam wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu
Jumlah desa yang ada di wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.
x 100%
Profil PTM Tahunan
23
Peserta Prolanis Aktif
Pencegahan dan Pengendalian PenyakitTidak Menular dan Kesehatan Jiwa
Jumlah peserta prolanis yang aktif dibandingkan dengan jumlah peserta Prolanis yang terdaftar pada kurun waktu tertentu.
50% 50% 50% 50% 50%
Cakupan Peserta Prolanis Aktif
=
Jumlah Peserta Prolanis yang Aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif
yang terdaftar.
x 100%
Laporan Kegiatan Prolanis
24
Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
Pelayanan Kesehatan
Keluarga rawan (Penderita Penyakit Manular & Tidak Menular, termasuk Jiwa, ibu hamil resiko tinggi & KEK,Balita KEK, miskin) yg dapat perawatan di rumah oleh tim terpadu PKM (medis, paramedis, bidan, gizi, kesling,dll sesuai kebutu han), untuk penilaian lingkungan (keadaan rumah, keluarga, keuang an) & pemeriksaan fisik (menilai keadaan awal, deteksi penyakit, respon terapi dll) di wilayah kerja Puskesmas pada waktu tertentu. Keluarga rawan adalah keluarga miskin yg punya masalah kesehatan
30% 35% 40% 45% 50%
Keluarga rawan yang mendapat perawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
=
Keluarga rawan mendapat
Perawatan kesehatan masyarakat dalam kurun
waktu tertentu
Jumlah keluarga rawan di Puskesmas pada kurun
waktu yang sama
x
100%
a).Form dan Register Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas. b). Peserta PBI
19
No INDIKATOR PENANGGUNG JAWAB
DEFINISI OPERASIONAL
TARGET TAHUNAN FORMULA PERHITUNGAN SUMBER DATA 2017 2018 2019 2020 2021
25
Puskesmas Terakreditasi
Pelayanan Kesehatan
Puskesmas yang terakreditasi adalah Puskesmas yang telah memiliki sertifikat akreditasi yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
30% 50% 70% 80% 100%
Persentase Puskesmas
yang Terakreditasi
=
Jumlah Seluruh Puskesmas
Yang terakreditasi
Jumlah Puskesmas yang ada di wilayah kerja
x 100%
26
Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
Kefarmasian, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Tersedianya obat untuk pelayanan kesehatan dasar mengacu pada Fornas Obat Tk.I dan SK Kadinks tentang Fornas di Pelayanan Kesehatan Dasar (Puskesmas)
70% 75% 80% 85% 90%
Ketersediaan Obat
=
Juml total item obat, perbekkes, reagen yang
terlaksana/diadakan/diminta dalam kurun waktu terntentu
Jumlah total item obat,
perbelkes, reagen yang akan diadakan/diminta dalam kurun waktu yang sama
x 100%
LPLPO, Kartu Stok dan RKO (Rencana Kebutuhan Obat)
27
Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan)
Kefarmasian, Alkes dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Jumlah sertifikat keamanan pangan yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan
100% 100% 100% 100% 100% Jumlah Sertifikat PKP
Jumlah SPKP yang diterbitkan pada tahun
tersebut
Jumlah SPKP yang diusulkan pada tahun tersebut
x
100%
Data jumlah sertifikat yang diterbitkan =
Sumber : Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Nomor 188/2980/415.17/2017
20
B. REALISASI PELAKSANAAN SPM 1. Resume Realisasi Pelaksanaan SPM
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian indikator
SPM Bidang Kesehatan yang diterapkan di Kabupaten Jombang selama satu
tahun 2017. Dari indikator yang ada, akan disajikan satu per satu jenis
Pelayanan Dasarnya, Indikator dan Nilai SPM, target pencapaian SPM oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, serta realisasi pencapaiannya, Alokasi
Anggaran, Dukungan Personil, Permasalahan dan solusi.
Pelaksanaan SPM tidak hanya ditunjang oleh APBD Kabupaten tetapi
juga mendapat dukungan dari masyarakat, dan APBN. Adapun realisasi
pelaksanaan SPM bidang Kesehatan tahun 2017 tergambar dalam tabel 2.2
berikut: Tabel 2.3
Realisasi Pelaksanaan SPM Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
NASIONAL (%)
TARGET DAERAH
KAB. JOMBANG
(%)
Pembilang Penyebut CAPAIAN
(%) TAHUN
2017 A. PELAYANAN WAJIB 1. Pelayanan Kesehatan
Ibu Hamil 100 100 19.086 21.479 88,86
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
100 100 18.798 20.502 91,69
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
100 100 18.624 19.526 95,38
4. Pelayanan Kesehatan Balita
100 100 84.457 97.394 86,72
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
100 100 41.782 45.210 92,42
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
100 100 41.925 805.764 5,20
7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
100 100 98.749 150.398 65,66
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
100 100 9.998 23.447 42,64
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
100 100 4.990 23.371 21,35
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
100 100 1.929 2.326 82,93
11. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberkulosis (TB)
100 100 1.298 1.298 100
12. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Resiko terinfeksi HIV
100 100 13.266 23.754 55,85
21
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
NASIONAL (%)
TARGET DAERAH
KAB. JOMBANG
(%)
Pembilang Penyebut CAPAIAN
(%) TAHUN
2017 B PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI
KEBUTUHAN
1. Desa Siaga Madya -- 20 261 306 85,29 2. Posyandu Purnama
Mandiri -- 75 1.358 1.566 86,72
3. PHBS tatanan Rumah Tangga Sehat
-- 55 48.283 82.302 58,67
4. Cakupan Klinik sanitasi -- 10 3.909 30.180 12,95 5. Cakupan pembinaan
kelompok/ klub olah raga -- 20 125 134 93.28
6. Cakupan pembinaan kelompok pekerja
-- 20 14 30 46.66
7. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
-- 95 18.801 20.502 91,70
8. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
-- 100 64057 115474 55,47
9. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
-- 100 18.573 60.718 30,59
10. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
-- 100 15.924 51.264 31,06
11. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
-- 95 18.299 21.479 85,19
12. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
-- 80 22.213 26.514 83,78
13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
-- 100 248 248 100
14. Ibu Hamil KEK yang ditangani
-- 100 1.493 1.493 100
15. Desa/ Kelurahan UCI -- 95 241 306 78,76 16. Cakupan Batita yang
Memperoleh Imunisasi Booster
-- 85 15.458 20.167 76,65
17. Cakupan Desa/ Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
-- 100 6 6 100
18. Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
-- 95 317.552 365.000 87
19. Pemeriksaan kontak intensif kusta
-- 100 208 208 100
20. Penderita DBD yang Ditangani
-- 100 351 351 100
21. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
-- 100 28.869 33.833 85,33
22. Cakupan Posbindu -- 30 43 306 14.05
22
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
NASIONAL (%)
TARGET DAERAH
KAB. JOMBANG
(%)
Pembilang Penyebut CAPAIAN
(%) TAHUN
2017 23. Peserta Prolanis Aktif -- 50 233 258 90.31 24. Keluarga rawan yang
mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
-- 30 3.657 14.316 25,54
25. Puskesmas Terakreditasi
-- 30 27 34 79,41
26. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
-- 70 71 83 85,5
27. Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan
-- 100 1671 1470 113,7
Keterangan : belum mencapai target : mencapai target :
2. Uraian Realisasi Tiap Indikator Pencapaian tiap indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2017
akan disajikan dan dibahas berikut ini. Indikator SPM meliputi Pelayanan Wajib
(12 indikator) dan Pelayanan Tambahan (27 indikator). Penyajian data dalam
bentuk diagram batang untuk capaian indikator SPM pada tiap Puskesmas di
tahun berjalan. a. PELAYANAN WAJIB
1) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K4) sesuai standar di wilayah
Kabupaten Jombang tersebut dalam kurun waktu satu tahun..
b) Formula Perhitungan :
Persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan ibu hamil
=
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan K4 di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemerintah dan Swasta
Jumlah semua ibu hamil di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun
X 100%
xxx xxx
23
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah ibu hamil yang telah mendapat pelayanan kesehatan ibu
hamil 88,86 sesuai standar sebanyak 19.086 orang sedangkan
sasaran ibu hamil berjumlah 21.479 orang sehingga cakupan
pelayanan ibu hamil K4 sebesar 88,86%, belum mencapai target SPM
100%,
Gambar 2.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga Dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar 2.1 di atas terlihat bahwa cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil belum mencapai target 100%. Masih ada
kesenjangan (-11,14%), atau jumlah absolut 2.393 ibu hamil yang
belum mendapat pelayanan Ibu Hamil.
Faktor Penyebab tidak tercapainya adalah Jumlah sasaran ibu
hamil lebih besar dari pada jumlah ibu hamil riil di lapangan, sehingga
jika dimasukan formula perhitungan cakupan
Upaya rencana tindak lanjut untuk mencapai target pada tahun
mendatang antara lain :
pencatatan terhadap ibu hamil K1 yang didak mencapai K4 karena
mengalami komplikasi dengan kehamilannya, misal Abortus,
kehamilan terganggu/KEP, kehamilan Mola.
100%
88,86%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (%)
24
Edukasi pada masayarakat atau ibu hamil tentang pentingnya
pencatatan kehamilan sehingga mengurangi mobilitasnya atau
melaporkan jumlah ada perpindahan domisili.
Fokus kegiatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
hamil antara lain :
Konseling pada ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan, pada
trimester pertama hingga trimester terakhir.
2) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dalam memberikan
pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari cakupan pelayanan
kesehatan ibu bersalin sesuai standar di wilayah kerja Kabupaten
tersebut dalam kurun waktu satu tahun. b) Formula Perhitungan :
Persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan
=
Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas pelayanan kesehatan
Jumlah semua ibu bersalin yang ada di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun
X 100%
c) Hasil Pencapaian 2017
Ibu bersalin yang berhasil dilayani sebanyak 18.798 orang,
sedangkan jumlah perkiraan ibu bersalin sebanyak 20.502 orang.
Dengan demikian cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
sebesar 91,69%.
Berikut ini cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
menurut Puskesmas tahun 2017.
25
Gambar 2.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Gambar di atas menunjukkan bahwa Cakupan pelayanan
kesehatan ibu bersalin belum mencapai target SPM 100%. Terdapat
kesenjangan cakupan (-8,31%) atau dalam jumlah absolut sebesar
1.704 orang ibu bersalin yang belum mendapat pelayanan kesehatan
ibu bersalin dari jumlah sasaran 20.502 orang. Hal ini disebabkan
oleh mobilitas penduduk yang tinggi yaitu sasaran yang ber KTP
Jombang namun domisili di luar Kabupaten Jombang, dan sasaran
berdasar proyeksi penduduk jumlahnya lebih besar dari pada jumlah
sasaran riil.
Rencana tindak lanjut untuk mencapai target SPM, terkait
kendala diatas antara lain dengan meningkatkan kualitas pencatatan
pelayanan ibu bersalin dengan melakukan kerja sama lintas sektor
(pelayanan persalinan di RS dan Klinik, Bidan praktik mandiri),
sehingga semakin banyak pelayanan persalinan yang terrekap di
kabupaten.
Fokus kegiatan yang dilakukan untuk meningatkan cakupan
pelayanan kesehatan ibu bersalin antara lain :
edukasi pada sasaran ibu bersalin (saat persalinan) agar
memeriksakan kesehatan ke Fasyankes hingga selesai masa nifas.
100%
91,69%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (%)
26
3) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang -dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dalam memberikan paket
pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai dari persentase jumlah
bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai standar di wilayah Kabupaten
Jombang dalam waktu satu tahun. b) Formula Perhitungan :
Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
=
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai dengan standar
Jumlah semua bayi baru lahir di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun
X 100%
c) Hasil Pencapaian 2017
Jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi baru lahir sesuai standar sejumlah 18.624 bayi,
sedangkan sasaran bayi baru lahir usia 0-28 hari berjumlah 19.526
orang, sehingga cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan adalah 95,38%. Angka ini belum mencapai target SPM
100%. Gambar 2.3
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
100%
95,38%
93%
94%
95%
96%
97%
98%
99%
100%
101%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir(%)
27
Dari gambar 2.3 di atas terlihat bahwa cakupan pelayanan
kesehtan Bayi Baru Lahir belum mencapai target SPM 100%. Jumlah
sasaran bayi baru lahir lebih besar dari pada jumlah bayi baru lahir
riil di lapangan, sehingga jika dimasukan formula perhitungan
cakupan <100%.
Fokus kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir antara lain :
Pendataan bayi baru lahir;
Pelayanan kesehatan berupa Kunjungan Neonatus Lengkap;
Penanganan kasus komplikasi pada neonatus ;
Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi baru lahir jika
diperlukan.
4) Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
a) Definisi Operasional
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 bulan dinilai dari
cakupan balita yang mendapat pelayanan kesehatan balita sehat
sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b) Formula Perhitungan
Persentase anak usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar
=
Jumlah balita usia 0-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai dengan standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah balita 0-59 bulan yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Target SPM pelayanan kesehatan Balita tahun 2017 sebesar
100%. Cakupan pelayanan kesehatan Balita tahun 2017 sebesar
86,72%, yaitu pelayanan pada 84.457 balita, dari total sasaran balita
97.394.
Cakupan tersebut belum mencapai target SPM 100%
disebabkan oleh sasaran balita tidak datang untuk mengakses
pelayanan kesehatan balita di Posyandu, selain itu disebabkan oleh
28
data sasaran menggunakan data proyeksi yang jumlahnya lebih besar
dari pada jumlah riil.
Rencana Tindaklanjut untuk meningkatkan cakupan pelayanan
anak balita antara lain :
meningkatkan sosialisasi dan publikasi jam buka Pelayanan
kesehatan balita di Posyandu serta promosi kepada masyarakat
tentang akses layananan kesehatan balita.
Melakukan pelatihan Review Kader Posyandu untuk meningkatkan
kompetensi kader dalam pemberian layanan kesehatan balita di
Posyandu. Gambar 2.4
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
100%
86,72%
80%
85%
90%
95%
100%
105%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita(%)
29
Gambar 2.5 Foto Pelayanan Kesehatan Balita
Foto Pelayanan di Posyandu Balita Di desa Bandar Pusk Bandar KM
Sumber : Program Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Bandar Kedungmulyo Fokus kegiatan dalam rangka meningkatkan cakupan
pelayanan kesehatan balita antara lain :
Pelayanan kesehatan, berupa penimbangan BB dan pengukuran
TB balita di Posyandu ;
Pemberian kapsul vitamin A 2 kali setahun.
Pemberian Imunisasi dasar lengkap.
5) Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
a) Definisi Operasional Capaian kinerja Pemerintah daerah Kabupaten Jombang dalam
memberikan pelayanan skrining kesehatan anak usia pendidikan
dasar dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan
dasar sesuai standar di wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun
waktu satu tahun ajaran. b) Formula Perhitungan
30
Persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan di satuan pendidikan dasar
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang ada di wilayah kerja di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun ajaran
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017 Jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan kelas 7 padatahun
2017 sebesar 41.782 anak. Sedangkan Jumlah total sasaran anak
usia pendidikan dasar kelas 1 dan 7 yang ada di wilayah Kabupaten
Jombang Tahun 2017 sebesar 45.210. sehingga cakupan pelayanan
kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar sebesar 92,42%.
Gambar 2.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan pelayanan kesehatan
pada anaka usia pendidikan dasar belum mampu mencapai target.
Cakupan ini belum mencapai target SPM 100%, disebabkan oleh :
Kurangnya partisipasi instansi pendidikan dan wali murid tentang
pentingnya pemeriksaan kesehatan peserta didik;
Masih adanya Puskesmas yang belum melaksanakan penjaringan
bagi seluruh siswa.
100%
92,42%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar(%)
31
Gambar 2.7 Foto Kegiatan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar
Foto Kegiatan Screening Kesehatan Siswa SDN Wonosalam
Sumber : Program UKS Puskesmas Wonosalam
Fokus kegiatan dalam pelayanan kesehatan pada usia Pendidikan
Dasar antara lain:
Pendataan anak usia pendidikan dasar kelas 1 dan kelas 7
Pra penjaringan :
a) Informed consent
b) Pembagian Buku Rapor Kesehatanku dan penjelasan
penggunaan
Pelaksanaan penjaringan kesehatan
Pelaksanaan tindak lanjut hasil penjaringan kesehatan
a) Rujukan jika diperlukan
b) KIE
Pencatatan dan pelaporan;
6) Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Jombang dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan warga negara berusia 15-59 tahun
dinilai dari persentase pengunjung usia 15-59 tahun yang mendapat
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun. b) Formula Perhitungan
32
Persentase warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
=
Jumlah pengunjung usia 15-59 tahun mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah warga negara usia 15-59 tahun yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun yang sama
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah penduduk usia produktif yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar berjumlah 41.925 orang, sedangkan jumlah
sasaran pelayanan kesehatan usia produktif adalah 805.764 orang.
Sehingga cakupan pelayanan kesehatan pada usia produktif sebesar
5,20%. Angka belum mencapai target SPM 100%. Hal ini disebabkan
oleh :
Jenis layanan yang diberikan adalah lintas program, dan saat ini
masih sulitnya mengumpulkan data laporan lintas program.
Jenis layanan yang harus diberikan sangat lengkap dan
multidimensi, sehingga masih sedikit yang dapat dimasukkan
sebagai data realisasi Layanan.
Gambar 2.8 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif
Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2 PTM Dinas Kesehatan Kab. Jombang
100%
5,20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Produktif(%)
33
Dari gambar di atas nampak bahwa, cakupan pelayanan kesehatan
Fokus kegiatan dalam pelayanan kesehatan pada usia Produktif
antara lain:
Skrining faktor risiko PTM (pemeriksaan tekanan darah, Gula darah
dan kolesterol;
Konseling tentang faktor resiko PTM;
Pelatihan teknis petugas skrining kesehatan bagi tenaga kesehatan
dan petugas pelaksana (kader) Posbindu PTM;
7) Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang, dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang -dalam memberikan
skrining kesehatan pada warga negara usia 60 tahun keatas yang
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b) Formula Perhitungan :
Jumlah pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah semua penduduk berusia 60 tahun keatas yang ada di wilayah Kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun perhitungan
Persentase warga negara usia 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar
= X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah Pengunjung berusia 60 tahun keatas yang
mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar minimla 1
kali dalam setahun adalah sebesar 98.749 orang. Sedangkan sasaran
penduduk berusia 60 tahun keatas di Kabupaten Jombang tahun
2017 sebesar 150.398 orang. Dengan demikian cakupan pelayanan
kesehatan Usia Lanjut tahun 2017 sebesar 65,66%. Cakupan ini
belum mencapai target SPM 100%. Hal ini disebabkan oleh :
Kurangnya partisipasi sasaran dalam mengakses layanan
Kesehatan Lansia di Posyandu lansia atau di Puskesmas (Poli
Lansia).
34
Kurangnya Petugas Kesehatan dalam kampanye pentingnya
pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Lansia.
Gambar 2.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar 2.9 di atas nampak bahwa cakupan pelayanana
kesehatan Usia Lanjut belum dapat mencapai target 100%.
Fokus kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target pelayanan
kesehatan Usia Lanjut antara lain :
Pendataan lansia;
Skrining kesehatan lansia;
Pelayanan kesehatan lansia di Posyandu Lansia ;
Pelayanan Kesh lansia di Puskesmas (Poli Lansia);
8) Cakupan Pelayanan Penderita Hipertensi
a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar bagi penderita hipertensi, dinilai dari
persentase jumlah penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.
100%
65,66%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Lanjut(%)
35
b) Formula Perhitungan
Persentase penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah estimasi pederita hipertensi berdasar angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Selama tahun 2017 jumlah penderita Hipertensi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah 9.998
orang, sedangkan jumlah estimasi penderita hipertensi adalah
sebesar 23.447 orang. Dengan demikian cakupan pelayanan
kesehatan penderita hipertensi tahun 2017 sebesar 42,64%. Capaian
ini belum mencapai target SPM 100%.
Salah satu penyebab belum tercapainya target SPM pelayanan
kesehatan penderita hipertensi adalah :
a) Petugas Kesehatan Kurang dlm sosialisasi pentingnya pelayanan
Pemeriksaan Kesehatan;
b) Partisipasi sasaran dalam mengakses layanan Kesehatan masih
rendah;
c) Pencatatan dan pelaporan yang kurang kuat. Gambar 2.10
Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2 PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
100%
42,64%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan KesehatanPenderita Hipertensi (%)
36
Fokus kegiatan pelayanan kesehatan penderita hipertensi
antara lain :
Melakukan skrining faktor resiko hipertensi untuk seluruh pasien di
Puskesmas;
Melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar, berupa konseling
tentang diet makanan dan aktivitas fisik, serta terapi farmakologi;
Penyediaan peralatan kesehatan dan obat hipertensi;
9) Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai standar bagi penyandang bagi penyandang DM
yang mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun.
b) Formula Perhitungan
Persentase penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
=
Jumlah penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah penyandang DM berdasar angka prevalensi DM nasional di wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun pada tahun yang sama
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah penyandang DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar sebanyak 4.990 orang sedangkan sasaran Jumlah
penyandang DM berdasar angka prevalensi DM berjumlah 23.371
orang. Dengan demikian cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita
Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2017 adalah 21,35%, belum
mencapai target SPM sebesar 100%.
37
Gambar 2.11 Cakupan dan Target Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes
Melitus (DM) di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar diatas Nampak bahwa cakupan Pelayanan
kesehatan penderita Diabetes Mellitus belum dapat mencapai target
SPM 100%. Faktor penyebab belum tercapainya target antara lain
adalah :
Petugas kesehatan Kurang dalam sosialisasi pentingnya
pelayanan Pemeriksaan Kesehatan;
Partisipasisasarandlmmengakseslayanan Kesehatan;
Pencatatandanpelaporan yang kurang solid.
Gambar 2.12 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus
Senam Prolanis Penderita Diabetes Mellitus di Desa Jatiganggong Kec. PerakSumber : Program PTM dan Prolanis Puskesmas Perak
100%
21,35%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus (DM)
(%)
38
Fokus kegiatan dalam pencapaian target tersebut antara lain :
Pemberian edukasi pada penderita tentang penyakit DM;
Senam Prolanis bagi penderita DM;
Terapi farmakologi;
10) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Jombang dalam hal ini Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang dalam memberikan pelayanan
kesehatan ODGJ berat dinilai dengan jumlah ODGJ berat (psikotik) di
wilayah kerjanya yang mendapat pelayanan kesehatan jiwa promotif
preventif sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun..
b) Formula Perhitungan
Persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayananan kesehatan jiwa sesuai standar
=
Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja kab/kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa promotif preventif sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang ada di wilayah kerja kab / kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
X
100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerja kab/kota yang
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sebanyak 1.929 orang.
Sedangkan Jumlah ODGJ berat (psikotik) yang ada di Kabupaten
Jombang sebesar 2.326 orang. Dengan demikian cakupan ODGJ
berat yang mendapatkan pelayananan kesehatan jiwa sesuai
standar adalah sebesar 82,93%, angka ini belum mencapai target
SPM 100%.
39
Gambar 2.13 Cakupan dan Target Pelayanan Kesehatan Orang dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar 2.13 dapat diketahui bahwa capaian kinerja
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
masih belum mencapai target. Hal ini dikarenakan oleh. :
o Petugas Kesehatan Kurang dalam sosialisasi pentingnya
pelayanan Pemeriksaan Kesh;
o Partisipasi sasaran dalam mengakses layanan Kesehatan jiwa;
o Pencatatan dan pelaporan yang kurang rapid an handal.
Fokus kegiatan dalam pencapaian target dalam Pelayanan
Kesehatan Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ) Berat, antara lain :
Pendataan dan penemuan penderita ODGJ Berat di wilayah
setempat;
Pelayanan kesehatan ODGJ Berat di Puskesmas;
Melakukan kunjungan rumah (KIE keswa dan dukungan moral);
Pelayanan ODGJ Berat di Posyandu Jiwa;
Peningkatan pengetahuan SDM pelaksana program keswa.
11) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB) a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang -dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang- dalam memberikan
pelayanan orang dengan TB dinilai dari persentase jumlah orang
100%
82,93%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) Berat (%)
40
yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar di wilayah kerjanya
dalam kurun waktu satu tahun. b) Formula Perhitungan
Persentase orang dengan TB mendapatkan pelayananan TB sesuai standar
=
Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun
Jumlah orang dengan TB yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu
satu tahun yang sama
X 100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017 Jumlah orang yang mendapatkan pelayanan TB sesuai standar
adalah 1.298 orang. Sedangkan Jumlah orang dengan TB yang ada
di wilayah Kabupaten Jombang adalah 1.298 orang. Sehingga
cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB)
pada tahun 2017 sebesar 100%, sudah mencapai target SPM 100%.
Gambar 2.14
Cakupan dan Target Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB)
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas, Nampak bahwa cakupan pelayanan
kesehatan dengan TB sudah dapat mecapai target SPM 100%.
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB) (%)
41
Gambar 2.15 Pelayanan Kunjungan Rumah Penderita Tuberculosis (TB)
Foto Kegiatan Kunjungan Rumah Penderita TB Paru Sumber : Program P2PM TB Paru Puskesmas Cukir
Fokus kegiatan dalam pencapaian target dalam Pelayanan
Kesehatan Orang dengan Tuberculosis (TB), antara lain :
Pembinaan pelaksana Program TB Puskesmas oleh koordinator
program TB Dinkes;
Pelayanan dan pemeriksaan TB di Puskesmas;
Meningkatkan jejaring kerja dan kemitran pelayanan TB???;
Penyuluhan/promosi kesehatan tentang penyakit TB serta
penyediaan medis KIE TB.
12) Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang- dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang- dalam memberikan
pemeriksaan HIV terhadap orang berisiko terinfeksi HIV dinilai dari
persentase orang berisiko terinfeksi HIV yang datang ke fasyankes
dan mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
42
b) Formula Perhitungan
Persentase orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar
=
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar di fasyankes dalam kurun waktu satu tahun dalam kurun waktu
satu tahun
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu
tahun yang sama
X
100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar di fasyankes adalah 13.266 orang,
sedangkan Jumlah orang beresiko terinfeksi HIV yang ada di
Kabupaten Jombang sebanyak 23.754 orang, sehingga cakupan
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV tahun
2017 sebesar 55,85%. Angka ini belum mencapai target SPM 100%.
Gambar 2.16 Cakupan dan Target Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko
terinfeksi HIV di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas nampakbahwa cakupan Pelayanan
Kesehatan orang dengan resiko terinfeksi HIV masih 55,85%, belum
mencapai target SPM 100%.
100%
55,85%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko terinfeksi HIV (%)
43
Fokus kegiatan dalam pencapaian target dalam Pelayanan
Kesehatan Orang dengan resiko terinfeksi HIV, antara lain :
Pemetaan kelompok sasaran
Penyiapan SDM
Promosi/penyuluhan
Jejaring kerja dan kemitraan
Pemeriksaan HIV;
Rujukan kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
b. PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
1) Desa Siaga Madya a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dalam mengupayakan desa
siaga yang memenuhi kriteria desa siaga minimal madya
dibandingkan dengan jumlah desa siaga yang dibentuk/yang ada di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
b) Formula Perhitungan
Persentase Desa Siaga Minimal Madya
=
Jumlah Desa Siaga Minimal Madya
Jumlah semua desa siaga yang ada
X
100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah Desa Siaga Minimal Madya yang di Kabupaten Jombang
Tahun 2017 adalah 261 desa, sedangkan jumlah semua desa siaga
yang ada adalah 306. Dengan demikian cakupan Desa Siaga minimal
Madya tahun 2017 sebesar 85,29%.
44
Gambar 2.17 Cakupan dan Target Desa Siaga Minimal Madya
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Promkes dan Pemasy Dinas Kesehatan Kab.Jombang
Dari gambar di atas nampak bahwa cakupan Desa siaga Madya
telah mampu mencapai target bahkan lebih.
Gambar 2.18 Kegiatan Pengupayaan Desa Siaga
Foto Kepala Puskesmas didampingi tenaga Promkes Advokasi Desa
Siaga ke Perangkat Desa Kec. Ploso Sumber : Seksi Promkes Puskesmas Bawangan-Ploso
20%
85,29%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Target (%) Cakupan Desa Siaga Minimal Madya (%)
45
Fokus kegiatan dalam pencapaian target dalam Pengupayaan
Desa siaga Minimal Madya, antara lain :
Advokasi kepada pemangku kebijakan desa untuk pengupayaan
desa siaga berstrata minimal madya;
Bina suasana lintas program dan lintas sektor dan masyarakat
sasaran untuk pengupayaan desa siaga berstrata minimal
madya;
Pelaksanaan 5 program desa siaga;
Pelaksanaan Pengukuran Perkembangan Desa Siaga.
2) Posyandu Purnama Mandiri
a) Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang- dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang- dalam mengupayakan
Posyandu Purnama mandiri terhadap Posyandu yang ada dinilai dari
persentase Posyandu yang memenuhi penilaian telaah kemandirian
Posyandu dengan skor minimal 75 (versi Jawa Timur) dibandingkan
dengan jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu satu tahun.
b) Formula Perhitungan Persentase Posyandu Purnama Mandiri
=
Jumlah Posyandu Purnama Mandiri
Jumlah seluruh Posyandu
X
100%
c) Hasil Pencapaian Tahun 2017
Jumlah Posyandu berstrata Purnama dan Mandiri di Kabupaten
Jombang Tahun 2017 sebanyak 1.358 Pos, sedangkan Jumlah
seluruh Posyandu yang ada adalah 1.566 Pos. Sehingga cakupan
Posyandu Purnama Mandiri tahun 2017 adalah 86,72%. Cakupan ini
sudah dapat mencapai target SPM 75%.
46
Gambar 2.19 Cakupan dan Target Posyandu Purnama Mandiri
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Promkes dan Pemasy Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang
Pada gambar di atas terlihat bahwa Posyandu Purnama
Mandiri telah melampaui Target SPM 75%.
Fokus kegiatan dalam pengupayaan tingkat kemandirian
Posyandu berstrata Purnama dan Mandiri antara lain :
Pelayanan Posyandu dengan lima (5) meja pelayanan setiap
bulan;
Pemenuhan sarana dan prasarana posyandu;
Pendistribusian blanko telaah kemandirian Posyandu dari
Puskesmas ke Desa (Poskesdes);
Pelaksanaan telaah kemandirian Posyandu terhadap seluruh
Posyandu yang ada di wilayah desa tersebut.
3) PHBS tataran Rumah Tangga Sehat a) Definisi Operasional :
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang dalam hal
ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dalam mengupayakan
pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku rumah tangga ber PHBS dinilai dari perbandingan rumah
tangga yang telah memenuhi semua indikator PHBS tatanan rumah
tangga dalam kurun waktu tertentu dengan jumlah rumah tangga
75%
86,72%
68%70%72%74%76%78%80%82%84%86%88%
Target (%) Cakupan Posyandu Purnama Mandiri (%)
47
yang disurvey PHBS di wilayah kerjanya dalam kurun waktu yang
sama.
b) Formula Perhitungan
Persentase PHBS Tatanan Rumah Tangga
=
Jumlah Rumah Tangga yang telah memenuhi semua indikator PHBS tatanan Rumah Tangga dalam satu kurun waktu tertentu
Jumlah Rumah Tangga yang di Survey PHBS dalam kurun waktu sama
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah Rumah Tangga yang telah memenuhi semua indikator
PHBS tatanan Rumah Tangga sebesar 48.283. sedangkan Rumah
tangga yang disurvey PHBS sebanyak 82.302 Rumah tangga.
Dengan demikian cakupan Rumah Tangga ber PHBS tahun 2017
sebesar 58,67%. Cakupan ini sudah mencapai target SPM 55%. Gambar 2.20
Cakupan dan Target PHBS Tataran Rumah Tangga di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Promkes dan Pemasy Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan PHBS tataran Rumah
Tangga antara lain :
Melaksanakan survey PHBS;
Analisa hasil survey PHBS;
Intervensi Pemberdayaan masyarakat untuk Hidup Bersih dan
Sehat;
Penyuluhan Hidup Sehat tanpa Asap Rokok.
55%
58,67%
53%
54%
55%
56%
57%
58%
59%
Target (%) Cakupan PHBS tatanan Rumah Tangga(%)
48
4) Cakupan Klinik Sanitasi
a) Definisi Operasional
Klinik sanitasi adalah kegiatan konseling, inspeksi kesehatan
lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan terhadap
pasien/klien guna menganalisa sebab-sebab terjadinya penyakit serta
upaya pemecahannya. Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Jombang dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten
Jombang adalah perbandingan antara Jumlah Kunjungan klien Klinik
sanitasi, dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan
Jumlah Kunjungan klien / pasien penyakit berbasis lingkungan, dalam
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
b) Formula Perhitungan
Cakupan Klinik Sanitasi
=
Jumlah Kunjungan klien Klinik sanitasi, dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah Kunjungan klien / pasien penyakit berbasis lingkungan, dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah Kunjungan klien Klinik sanitasi, di Puskesmas se
Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 3909 kunjungan.
Sedangkan Jumlah Kunjungan klien/pasien penyakit berbasis
lingkungan di Puskesmas se Kabupaten Jombang tahun 2017
sebesar 30.180 kunjungan. Dengan Demikian Cakupan Klinik sanitasi
tahun 2017 sebesar 12,95%. Angka ini Sudah mencapai target SPM
10% dari total kunjungan klien/pasien penyakit berbasis lingkungan.
49
Gambar 2.21 Cakupan Klinik Sanitasi
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari garfik diatas nampak bahwa cakupan klinik sanitasi tahun
2017 sudah mampu mencapai Target SPM 10%.
Fokus kegiatan untuk pencapaian target Cakupan Klinik Sanitasi
antara lain :
Konseling pada pasien penyakit berbasis lingkungan
Untuk melaksanakan Konseling tersebut, Tenaga Kesehatan
Lingkungan mengacu pada Contoh Bagan dan Daftar Pertanyaan
Konseling ;
Hasil Konseling dicatat dalam formulir pencatatan status kesehatan
lingkungan dan selanjutnya Tenaga Kesehatan Lingkungan
memberikan lembar saran/tindak lanjut dan formulir tindak lanjut
Konseling kepada Pasien.
5) Cakupan Pembinaan Kelompok/Klub Olah Raga a) Definisi Operasional
Pembinaan kelompok/klub olahraga meliputi pendataan
kelompok/klub olahraga, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan olahraga. Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang adalah
perbandingan antara Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di
dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dengan Jumlah
10%
12,95%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
Target (%) Cakupan Klinik Sanitasi (%)
50
kelompok/klub olah raga yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama.
b) Formula Perhitungan
Cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga
=
Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelompok/klub olah raga yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah kelompok/klub olah raga yang dibina di Kabupaten Jombang
tahun 2017 adalah 125 kelompok, sedangkan Jumlah kelompok/klub
olah raga yang ada di Kabupaten Jombang sebanyak 134 kelompok.
sehingga cakupan Pembinaan Kelompok/Klub Olah Raga 93.28%.
Hal ini sesuai dengan target SPM 20%.
Gambar 2.22 Cakupan Pembinaan Kelompok/Klub Olah Raga
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Kab. Jombang
Dari gambar di ats Nampak bahwa cakupan pembinaan
kelompok/klub olah raga sudah melebihi target SPM 20%.
Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan Klinik Sanitasi
antara lain :
Pendataan kelompok olah raga;
20%
93,28%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Target (%) Cakupan Pembinaan Klub Olah Raga (%)
51
Pemeriksaan Kesehatan anggota klub Olah Raga;
Penyuluhan kesehatan olah raga.
6) Cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja
a) Definisi Operasional :
Jumlah kelompok pekerja formal dan informal yang dibina di wilayah
kerja dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan Jumlah
kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu
yang sama.
b) Formula Perhitungan
Cakupan pembinaan kelompok pekerja
=
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelompok pekerja yang ada di dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah kelompok pekerja yang dibina di Kabupaten Jombang tahun
2017 sebanyak 14 kelompok. Sedangkan jumlah kelompok pekerja
yang ada di Kabupaten Jombang tahun tersebut adalah 30 kelompok.
Dengan demikian cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja adalah
sebesar 46.67%. Angka ini sudah mencapai target SPM 20%. Gambar 2.23
Cakupan Pembinaan Kelompok Pekerja di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi kesling Kesjaor Dinas Kesehatan Kab. Jombang
20%
46,67%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Target (%) CakupanPembinaan Kelompok Pekerja (%)
52
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan pembinaan
kelompok pekerja sudah dapat mencapai target SPM 20%.
Gambar 2.24 Foto Kegiatan Pembinaan Kelompok Pekerja
Pos UKK Dusun Sumoyono Desa Cukir Kec. Diwek
Sumber : Program Kesehatan Kerja Puskesmas Cukir
Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan Pembinaan
Kelompok Pekerja antara lain :
Pendataan kelompok pekerja;
Pembinaan pada kelompok pekerja formal dan informal ;
melakukan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan;
melakukan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
7) Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
a) Definisi Operasional :
Perbandingan Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan
nifas sesuai standar minimal 3 kali dengan distribusi pada 6 jam post
partum sampai 3 hari minimal 1 kali, 4 hari -28 hari minimal 1 kali dan
28 hari - 42 hari minimal 1 kali di wilayah kerja dalam kurun waktu
tertentu dengan Jumlah sasaran ibu nifas yang ada di wilayah kerja
selama kurun waktu yang sama.
53
b) Formula Perhitungan
Persentase Pelayanan ibu nifas sesuai
standar
=
Jumlah Pelayanan ibu nifas sesuai standart di wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu
Jumlah sasaran ibu nifas 0-42 hari yang ada di wilayah kerja dalam kurun waktu yang
sama
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar di Kabupaten Jombang tahun 2017 sebesar 18.801 orang
bufas sedangkan jumlah sasaran ibu nifas di Kabupaten Jombang
tahun tersebut adalah 20.502 orang. Dengan demikian Persentase
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas tahun 2017 sebesar 91,70%. Angka
ini belum mencapai target SPM 95%.
Gambar 2.25
Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa persentase Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas tahun 2017 belum mencapai target SPM 95%,
hal ini disebabkan oleh mobilitas penduduk yang tinggi sehingga
95%
91,70%
90%
91%
92%
93%
94%
95%
96%
Target (%) Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (%)
54
memungkinkan ibu nifas pindah dari kota Jombang ke kota lain atau
sebaliknya, sehingga pelayanan kesehatan ibu nifas mengalami
kesulitan dalam pencatatannya. Rencana tindak lanjut dari penyebab
masalah ini adalah Edukasi pada ibu nifas untuk control atau
mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat dimana dia
mendaptkan pertolongan persalinan;
Fokus kegiatan untuk meningkatkan Persentase Pelayanan
Kesehatan Ibu Nifas antara lain :
Pelayanan kesehatan nifas di Puskesmas dan jaringannya;
Kunjungan rumah ke ibu nifas untuk memberikan layanan
kesehatan;
Pelayanan KB pasca persalinan;
8) Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
a) Definisi Operasional :
Perbandingan jumlah siswa tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang
mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar
minimal 1 kali dalam periode tertentu dalam satu wilayah kerja
dengan Jumlah Sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat kelas 2-
6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang sama.
b) Formula Perhitungan
Persentase Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SD/ sederajad kelas 2-6 yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali dalam periode tertentu dalam satu wilayah kerja.
Jumlah sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang ada di wilayah kerja pada periode yang sama
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah siswa tingkat SD/sederajad kelas 2-6 yang mendapat
pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal di
Kabupaten Jombang tahun 2017 sebesar 64.057 siswa, sedangkan
jumlah sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang
ada di Kabupaten Jombang tahun tersebut adalah 115.474 siswa.
Dengan demikian cakupan Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa
55
tingkat SD sederajat sebesar 55,47%. Angka ini belum mencapai
target SPM 100%. Gambar 2.26
Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Jombang
Dari gambar di atas nampak bahwa cakupan pelayanan Pemeriksaan
berkala siswa SD dan sederajat belum dapat mencapai target SPM
100%. Hal ini disebabkan oleh :
Kurangnya partisipasi instansi pendidikan dan wali murid tentang
pentingnya pemeriksaan kesehatan peserta didik.
Masih adanya puskesmas yang belum melaksanakan pemeriksaan
berkala bagi seluruh siswa.
Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan Pemeriksaan
berkala siswa SD dan sederajat antara lain :
o Pertemuan pra pelayanan untuk melakukan komunikasi advokasi
dan koordinasi lintas sektor bagi guru UKS dan pimpinan sekolah.
o Sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala
bagi murid dan wali murid.
o Kerjasaama dengan pihak STIKES utk membantu pelaksanaan
kegiatan penjaringan.
o pelayanan kesehatan berkala bagi siswa sekolah.
100%
55,47%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat (%)
56
9) Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SMP/sederajat a) Definisi Operasional :
Perbandingan antara jumlah siswa tingkat SMP/sederajat kelas 8-9
yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai
standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja
dengan jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-
9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang sama.
b) Formula Perhitungan
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar
SMP/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SMP/sederajat kelas 8-9 yang mendapat pelayanan
kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu
dalam satu wilayah kerja
Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMP/sederajad kelas 8-9 yang ada di wilayah kerja dan pada periode yang
sama
X
100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah siswa tingkat SMP/ sederajad kelas 8-9 yang mendapat
pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal di
Kabupaten Jombang tahun 2017 sebesar 18.573 siswa, sedangkan
jumlah sasaran seluruh siswa Tingkat SD/ sederajat kelas 2-6 yang
ada di Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 60718 siswa.
Dengan demikian cakupan pelayanan pemeriksaan berkala siswa
SMP/sederajat tahun 2017 sebesar 30,59%.
57
Gambar 2.27 Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SMP sederajat
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Jombang
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan
pemeriksaan berkala siswa SMP dan sederjat belum mencapai target
SPM 100%. Hal ini disebabkan oleh :
Kurangnya partisipasi instansi pendidikan dan wali murid tentang
pentingnya pemeriksaan kesehatan peserta didik.
Masih adanya puskesmas yg belum melaksanakan pemeriksaan
berkala bagi seluruh siswa.
Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan pelayanan Pemeriksaan
berkala siswa SMP dan sederajat antara lain :
o Pertemuan pra pelayanan untuk melakukan komunikasi advokasi
dan koordinasi dengan lintas sektor bagi guru UKS dan pimpinan
sekolah.
o Sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala
bagi murid dan wali murid.
o Kerjasaama dengan pihak STIKES untuk membantu pelaksanaan
kegiatan penjaringan.
o Pelayanan kesehatan berkala bagi siswa sekolah.
100%
30,59%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SMP sederajat
(%)
58
10) Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat a) Definisi Operasional : Perbandingan antara Jumlah siswa tingkat
SMA/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan
berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu
wilayah kerja dengan Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat
SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan pada
periode yang sama.
b) Formula Perhitungan
Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat
=
Jumlah siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang mendapat pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar minimal 1 kali periode tertentu dalam satu wilayah kerja Jumlah sasaran seluruh siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada di wilayah kerja dan periode yang sama
X
100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah siswa tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang mendapat
pelayanan kesehatan pemeriksaan berkala sesuai standar tahun
2017 sebanyak 15924. Sedangkan Jumlah sasaran seluruh siswa
tingkat SMA/sederajad kelas 11-12 yang ada sebanyak 51264
siswa. Dengan demikian, cakupan pelayanan Pemeriksaan Berkala
siswa tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat sebesar 31,06%, belum
mencapai target SPM 100%.
59
Gambar 2.28 Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SMA sederajat
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan pelayanan
pemeriksaan berkala siswa SMA dan sederjat belum mampu
mencapai target. Hal ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi
instansi pendidikan dan wali murid tentang pentingnya pemeriksaan
kesehatan peserta didik, serta masih adanya Puskesmas yang belum
melakukan pelayanan pemeriksaan berkala bagi siswa SMA dan
sederajat.
Fokus kegiatan dalam upaya pencapaian, cakupan pelayanan
Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/sederajat adalah :
Pertemuan pra penjaringan bagi guru
Sosialisasi ttg pentingnya penjaringan bagi wali murid
Kerjasaama dgn pihak stikes utk membantu pelaksanaan kegiatan
penjaringan
11) Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
a) Definisi Operasional : Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe
(suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan
100%
31,06%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SMA
sederajat (%)
60
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
=
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kahamilannya pada wilayah dan kurun waktu tertentu
Jumlah ibu hamil pada wilayah dan kurun waktu yang sama
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama periode
kahamilannya sejumlah 18.299 orang, sedangkan jumlah target
sasaran ibu hamil tahun 2017 sebanyak 21.479 orang. Sehingga
cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe tahun 2017 sebesar 85,19%,
belum mencapai target SPM 95%.
Gambar 2.29
Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan ibu hamil mendapat
90 tablet Fe tahun 2017 belum dapat mencapai target SPM 100%,
sebab tidak ada dropping tablet Fe dari Kemenkes sementara
Kabupaten Jombang tidak ada anggaran untuk menyediakan tablet
Fe. Fokus kegiatan yang dilakukan dalam pemberian 90 tablet Fe
bagi ibu hamil adalah :
Penyuluhan pada ibu hamil tentang manfaat dan dampak minum
tablet Fe selama kehamilan.
Validasi data sasaran ibu hamil.
95%
85,19%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
Target (%) Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe (%)
61
Koordinasi laporan pemberian Fe dari RS ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang.
Peningkatan koordinasi dengan Bidan Praktik Swasta dan Klinik
Bersalin dalam pemberian 90 tablet Fe pada bumil
12) Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
a) Definisi Operasional : Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi
yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan Cakupan Bayi Mendapat ASI Eksklusif
=
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja Jumlah bayi 0 – 6 bulan yang diperiksa
X
100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja pada tahun 2017
sebanyak 22.213 bayi, sedangkan Jumlah bayi usia 0 – 6 bulan yang
diperiksa sebanyak 26.514 bayi. Dengan demikian cakupan bayi
mendapat ASI Eksklusif tahun 2017 sebesar 83,78%. Cakupan ini
sudah mencapai target SPM 80%. Gambar 2.30
Cakupan ASI Ekslusif di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Berdasarkan gambar di atas Nampak bahwa cakupan ASI
Eksklusif sudah dapat mencapai target SPM 80%.
80%
83,78%
78%
79%
80%
81%
82%
83%
84%
85%
Target (%) Cakupan ASI Eksklusif (%)
62
Fokus kegiatan untuk peningkatan capaian kinerja Pemberian ASI
Eksklusif pada bayi antara lain :
Sosialisasi pelaksanaan program pemberian ASI eksklusif kepada
petugas Puskesmas, Posyandu, Polindes dan sarana kesehatan
lainnya.
Promosi pemberian ASI melalui Kelompok Pendukung ASI (KP-
ASI) yang ada di desa;
Penyediaan ruang ASI di tempat-tempat kerja dan di fasilitas
umum; 13) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
a) Definisi Operasional : Balita Gizi Buruk Yang ditangani di sarana
pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
=
Jumlah balita Gizi Buruk yang dirawat
Jumlah semua balita Gizi Buruk yang ditemukan
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan tahun 2017 sebanyak
248 balita. Sedangkan jumlah semua balita gizi buruk yang ditemukan
adalah 248. Sehingga cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
tahun 2017 sebesar 100%. Capaian ini sudah sesuai dengan target
SPM 100%. Gambar 2.31
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (%)
63
Fokus kegiatan dalam upaya peningkatan cakupan penanganan
balita gizi buruk antara lain :
Meningkatkan koordinasi dengan Puskesmas menyangkut masalah
pelaporan Balita Gizi Buruk;
Melakukan pelacakan kasus balita gizi buruk jika ada pelaporan
dari kader atau Puskesmas;
Merawat balita gizi buruk di TFC, RSUD, atau perawatan dirumah
dengan memberi PMT Pemulihan;
Memperkuat stok untuk Pemberian Makanan Tambahan.
Penyediaan alokasi anggaran APBD untuk perawatan di RSUD
bagi balita gizi buruk, sehingga sasaran dapat perawatan gratis.
14) Ibu Hamil KEK yang ditangani
a) Definisi Operasional : Ibu hamil KEK yang ditangani dan mendapat
pelayanan kesehatan yang terdapat disatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan :
Ibu Hamil KEK yang ditangani =
Jumlah ibu Hamil KEK yang ditangani pada kurun waktu tertentu
Jumlah ibu Hamil KEK yang ada dalam
kurun waktu yang sama
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah ibu Hamil KEK yang ditangani pada tahun 2017 adalah
sebesar 2401 dari jumlah ibu hamil KEK yang ada sejumlah 2401
orang. Dengan demikian, cakupan ibu hamil KEK yang ditangani
sebesar 100%.
Berikut ini capaian penanganan balita diare tiap Puskesmas.
64
Gambar 2.32 Cakupan Ibu Hamil KEK yang Ditangani
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kab. Jombang
Fokus kegiatan dalam upaya peningkatan cakupan Ibu Hamil
KEK yang Ditangani antara lain :
Pelayanan kesehatan Ibu Hamil;
Skrining status gizi ibu hamil;
Pemberian PMT pemulihan ibu Hamil KEK;
Konseling gizi seimbang bagi ibu hamil KEK.
15) Desa/ Kelurahan UCI
a) Definisi Operasional : Cakupan desa/kelurahan UCI adalah
perbandingan antara desa/kelurahan UCI dengan jumlah
desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja tertentu dalam kurun waktu
satu tahun.
b) Formula Perhitungan
Cakupan Desa / kelurahan UCI
=
Jumlah desa/kelurahan UCI dalam satu wilayah dan kurun waktu tertentu
Jumlah desa/kelurahan yang ada dalam satu wilayah dan pada kurun waktu yang
sama
X
100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah desa/kelurahan UCI di Kabupaten Jombang tahun 2017
adalah 241 desa/kelurahan dari total 306 desa/kelurahan yang ada di
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupanibu Hamil KEK yang Ditangani (%)
65
Kabupaten Jombang. Dengan demikian, cakupan desa/kelurhan UCI
sebesar 78,76%. Puskesmas dapat kita lihat dalam gambar berikut. Gambar 2.33
Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
Pada gambar diatas dapat diketahui cakupan desa/kelurahan
UCI tahun 2017 belum dapat mencapai target. Hal ini disebabkan
karena adanya bayi yang belum Imunisasi Dasar Lengkap (IDL),
alokasi sasaran program secara riil di desa tidak sama dengan
sasaran dari Pusdatin yang menggunakan proyeksi penduduk, dan
sebab lain karena adanya penolakan imunisasi.
Fokus kegiatan dalam upaya untuk peningkatan desa/kelurahan
UCI antara lain :
Pendataan sasaran imunisasi;
Pelayanan Imunisasi di Posyandu dan di Puskesmas, untuk
sasaran bayi.
Pelayanan imunisasi-imunisasi lain mengikuti program imunisasi
Nasional.
95%
78,76%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Target (%) Cakupan Desa/Kelurahan UCI (%)
66
16) Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster a) Definisi Operasional : Anak usia 12-36 bulan yang mendapatkan
imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
b) Formula perhitungan
Cakupan baduta yang mendapatkan imunisasi booster
Jumlah anak usia 12-36 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-Hib dan Campak dalam satu wilayah kerja dan kurun waktu tertentu
= X 100% Jumlah anak usia 12-36 bulan
dalam satu wilayah kerja dan kurun waktu yang sama
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah anak usia 12-36 bulan yang mendapat imunisasi DPT-HB-Hib
dan Campak di Kabupaten Jombang tahun 2017 adalah 15458 anak,
sedangkan jumlah sasaran anak Batita (usia 12-36 bulan) sebesar
20167 anak. Sehingga cakupan batita yang memperoleh Imunisasi
Booster adalah 76,65%.
Gambar 2.34 Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan batita yang
memperoleh Imunisasi Booster adalah 76,65% belum dapat
mencapai target SPM 85%. Hal ini disebabkan oleh adanya batita
85%
76,65%
72%
74%
76%
78%
80%
82%
84%
86%
Target (%) Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster (%)
67
yang belum memperoleh imunisasi booster secara lengkap, dan
karena adanya penolakan imunisasi. Fokus kegiatan pelayanan Batita yang mendapatkan imunisasi
Booster antara lain :
Pendataan sasaran imunisasi;
Pelayanan Imunisasi di Posyandu, untuk sasaran Batita;
Pemberian Penyuluhan tentang imunisasi;
Pemberian konseling tentang imunisasi. 17) Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam a) Definisi Operasional : Cakupan KLB di desa / kelurahan mengalami
KLB yang ditangani < 24 jam terhadap KLB kurun waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan
Cakupan desa / kelurahan
mengalami KLB ditangani <24 jam
=
Jumlah KLB di desa ditangani < 24 jam
Jumlah KLB di desa di wilayah
kerja tertentu
X 100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah KLB di desa ditangani < 24 jam yang ada di Kabuapten
Jombang tahun 2017 adalah 6 KLB. Dan semua KLB sudah ditangani
<24 jam. Dengan demikian cakupan desa/kelurahan mengalami KLB
ditangani <24 jam pada tahun 2017 sebesar 100%.
Gambar 2.35 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidkan Epidemiologi <24 Jam di Kab Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Surveilens & Imunisasi Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Peneyelidikan Epid <24 Jam (%)
68
Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa penanganan kasus
KLB di desa/kelurhan sudah sesuai target SPM 100%.
Fokus kegiatan dalam upaya penanganan KLB di Desa/Kelurahan
dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam antara lain :
Pengumpulan data;
Pengamatan kasus yang berpotensi kearah KLB.
Analisa dan penyajian data;
Pencegahan dan pengendalian KLB.
18) Rumah/Bangunan yang Bebas Jentik Nyamuk Aedes Aegypti
a) Definisi Operasional : Rumah/Bangunan yang telah diperiksa jentik
dan disimpulkan telah bebas jentik nyamuk Aedes Aegypti di suatu
wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu.
b) Formula Perhitungan
Rumah/bangunan Bebas Jentik
=
Jumlah rumah/bangunan/penampungan air bebas jentik nyamuk aedes aygepti pada suatu wilayah kerja pada kurun
waktu 1 tahun
Jumlah rumah/bangunan/penampungan air yang diperiksa di wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
X
100%
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah rumah/bangunan/penampungan air yang bebas jentik
nyamuk aedes aygepti di Kabupaten Jombang tahun 2017 sejumlah
317.552 rumah, sedangkan jumlah rumah yang ada sekitar 365000
rumah. Dengan demikian cakupan rumah/bangunan yang bebas
jentik nyamuk Aedes Aegypti tahun 2017 sebesar 87%. Cakupan ini
belum mencapai target SPM 95%. Hal ini disebabkan oleh
masyarakat masih belum melaksanakan PSN secara rutin dan juga
karena kinerja Jumantik kursng optimal.
69
Gambar 2.36 Cakupan Rumah/Bangunan yang Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Aegypti di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Fokus kegiatan dalam upaya meningkatkan cakupan
rumah/bangunanan bebas jentik Aedes antara lain :
Pendataan jumlah Rumah/bangunan dalam wilayah kerja;
Sosialisasi pentingnya PSN pada forum-forum yang ada di desa;
Pembentukan tim pemantau jentik berkala dan pembinaan kader
Jumantik;
Penyusunan jadwal pemantauan jentik berkala;
Pelaksanaan pemantauan jentik berkala;
Penyusunan laporan rumah/bangunan bebas jentik Aedes. 19) Pemeriksaan kontak intensif kusta
a) Definisi Operasional : Persentase focus (penderita yang sedang
dalam pengobatan MDT dan mantan penderita yang sudah RFT atau
selesai berobat 5 tahun terakhir) yang dilakukan pemeriksaan kontak
intensif (20 orang/focus) di suatu wilayah kerja kurun waktu 1 tahun.
b) Formula Perhitungan :
Persentase Pemeriksaan Kontak Intensif Kusta
=
Jumlah Focus yang dilakukan pemeriksaan kontak intensif (20 orang per Focus) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu 1 (satu) tahun
X 100%
Jumlah Focus yang ada di suatu wilayah pada kurun waktu satu tahun
95%
87%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
Target (%) Cakupan Rumah/Bangunan yang Bebas Jentik Aedes Aegypti (%)
70
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah focus yang dilakukan pemeriksaan kontak intensif (20
orang per Focus) di Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 208
orang dari jumlah focus yang ada pada tahun yang sama sebanyak
208, sehingga cakupan kinerja pemeriksaan kontak intensif kusta
tahun 2017 sebesar 100%. Angka ini sudah mencapai target SPM
100%.
Gambar 2.37 Cakupan Pemeriksaan kontak intensif kusta
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa cakupan
Pemeriksaan kontak intensif kusta sudah mencapai target SPM
100%.
Beberapa focus kegiatan untuk meningkatkan cakupan
pemeriksaan kontak intensif kusta antara lain :
a. Peningkatan kegiatan pemeriksaan kontak kusta (intensif dan
serumah) dengan fokus penderita baru dan RFT 2-5 tahun.
b. Peningkatan kegiatan lintas program dan lintas sektoral
c. Sosialisasi penyakit kusta melalui kegiatan Active Case Finding
diantaranya : Rapid Village Survey (RVS), Chase Survey, School
Survey.
d. Advokasi ke StakeHolder untuk Support dana
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Pemeriksaan Kontak Intensif Kusta (%)
71
20) Penderita DBD yang Ditangani a) Definisi Operasional : Presentase penderita DBD yang ditangani
sesuai standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun
dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan /
dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
b) Formula Perhitungan :
Penderita DBD yang Ditangani =
Jumlah Penderita DBD yang Ditangani sesuai SOP di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
X 100% Jumlah Penderita DBD yang Ditemukan di wilayah dan dalam kurun waktu yang sama
c) Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah Penderita DBD yang ditangani sesuai SOP di Kabupaten
Jombang tahun 2017 sebanyak 351 orang. Sedangkan Jumlah
Penderita DBD yang Ditemukan di Kabupaten Jombang pada tahun
yang sama sebesar 351. Dengan demikian cakupan Penderita DBD
yang Ditangani tahun 2017 sebesar 100%. Angka ini sudah mencapai
target SPM 100%.
Gambar 2.38 Cakupan Penderita DBD yang Ditangani
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Penderita DBD yang Ditangani (%)
72
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan penderita DBD
yang ditangani sudah 100%, sesuai dengan target SPM.
Beberapa fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan penderita
DBD yang ditangani antara lain :
a. Sosialisasi DBD ke masyarakat masih sangat diperlukan ;
b. Peningkatan pengetahuan petugas di layanan kesehatan ;
c. Tertib protap dalam menangani penderita DBD.
d. Refreshing tata laksana DBD oleh dokter Spesialis
21) Penemuan Penderita Diare yang Ditangani a. Definisi Operasional : Cakupan Penemuan Penderita Diare yang
Ditangani adalah jumlah penderita diare yang datang dan dilayani
sesuai standar di wilayah Kabupaten Jombang dalam kurun waktu
satu tahun.
b. Formula Perhitungan :
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
=
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di
satu wilayah tertentu
Jumlah perkiraan penderita diare semua umur pada suatu wilayah tertentu dalam
waktu yang sama (10% x angka kesakitan diare x jumlah penduduk)
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan
dan kader di Kabupaten Jombang tahun 2017 sebanyak 28.869
orang. Sedangkan Jumlah perkiraan penderita diare semua umur di
Kabupaten Jombang pada tahun yang sama sebesar 33833 orang.
Dengan demikian cakupan Penemuan penderita diare yang di tangani
tahun 2017 sebesar 85,33%. Angka ini belum mampu mencapai
target SPM 100%.
73
Gambar 2.39
Cakupan Penemuan Penderita Diare yang Ditangani di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas nampak bahwa cakupan penemuan
penderita diare yang ditangani belum mencapai target SPM 100%.
Hal ini disebabkan karena Jejaring puskesmas dengan fasyankes
swasta (BPS,DPM, klinik swasta) wilayah kerjanya belum berjalan
pada tiap Puskesmas. Rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah ini adalah Puskesmas melakukan jejaring dengan fasyankes
swasta (BPS,DPM, klinik swasta) untuk melaporkan kasus diare yang
dilayani.
Beberapa fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani antara lain :
a. Sosialisasi diare ke masyarakat;
b. Peningkatan pengetahuan petugas;
c. Koordinasi pencatatan dan pelaporan dari Fasyankes swasta;
d. Peningkatan kegiatan STBM dalam program kesehatan lingkungan
22) Cakupan Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) Penyakit Tidak Menular a. Definisi Operasional : Cakupan desa/kelurahan yang melaksanakan
Posbindu dalam kurun waktu tertentu.
100%
55,85%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Target (%) Cakupan Penemuan Penderita Diare yang Ditangani (%)
74
b. Formula Perhitungan :
Cakupan Posbindu
=
Desa yang mempunyai Posbindu dalam wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah desa yang ada di wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Desa/kelurahan yang mempunyai Posbindu di wilayah Kabupaten
Jombang tahun 2017 sebanya 43 desa. Sedangkan desa/kelurahan
yang ada sebanyak 306 desa/kelurahan. Sehingga cakupan Posbindu
tahun 2017 sebesar 14,05%. Angka ini belum mencapai target SPM
30%. Gambar 2.40
Cakupan Posbindu Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar diatas Nampak bahwa cakupan posbindu PTM
tahun 2017 tidak dapat mencapai target SPM 30%. Hal ini disebabkan
oleh :
a) Petugas Kesehatan masih kurang dalam sosialisasi pentingnya
pelayanan Pemeriksaan Kesehatan di Posbindu PTM;
b) Partisipasi masyarakat dalam mengakses layanan Kesehatan
masih perlu ditingkatkan;
c) Pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan Posbindu PTM yang
kurang solid.
30%
14,05%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
Target (%) Cakupan Posbindu Penyakit Tidak Menular (%)
75
Sehingga perlu adanya rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah tersebut antara lain :
1) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan.
2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama membuat inovasi dalam
pelayanan.
3) System pencatatan dan Pelaporan yang sederhana dan mudah.
Beberapa fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan posbindu
PTM antara lain :
a. Pengukuran BB, TB, lingkar perut, dan Tekanan Darah;
b. Pemeriksaan Laboratorium sederhana
c. Peningkatan keterampilan petugas dan peningkatan kemampuan
fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan layanan.
23) Peserta Prolanis Aktif
a. Definisi Operasional : Jumlah peserta prolanis yang aktif
dibandingkan dengan jumlah peserta Prolanis yang terdaftar pada
kurun waktu tertentu.
b. Formula Perhitungan :
Cakupan Peserta Prolanis Aktif
=
Jumlah Peserta Prolanis yang Aktif
Jumlah Peserta Prolanis aktif yang terdaftar
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah Peserta Prolanis yang Aktif tahun 2017 sebanyak 233
orang, sedangkan jumlah Peserta Prolanis aktif yang terdaftar
berjumlah 258 orang. Sehingga cakupan peserta prolanis aktif tahun
2017 sebesar 90,31%.
76
Gambar 2.41 Cakupan Peserta Prolanis Aktif
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi P2PTM Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Beberapa fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan peserta
Prolanis Aktif antara lain :
a. Mengambil data peserta Prolanis dari BPJS lalu disampaikan ke
tiap Puskesmas;
b. Senam Prolanis
c. Pengukuran BB, TB, Tensi darah, Gula darah
d. Konseling kesehatan peserta Prolanis
24. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care) a. Definisi Operasional : Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam memberikan pelayanan Keperawatan
kesehatan masyarakat adalah persentase jumlah keluarga rawan
yang mendapat perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerja
dan dalam kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah keluarga
rawan yang ada dalam wilayah kerja dan kurun waktu yang sama.
50%
90,31%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Target (%) Cakupan Peserta Prolanis Aktif (%)
77
b. Formula Perhitungan :
Keluarga rawan yang mendapat perawatan kesehatan masyarakat (Home Care
=
Keluarga rawan mendapat Perawatan kesehatan masyarakat di suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu
Jumlah keluarga rawan (2,66% x KK miskin) di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Keluarga rawan mendapat Perawatan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Jombang tahun 2017 dalah sebanyak 3.657, sedangkan
jumlah keluarga rawan tahun 2017 sebanyak 14.316 sehingga
dengan demikian cakupan keluarga rawan yang mendapat perawatan
kesehatan masyarakat (Home Care) tahun 2017 sebesar 25,54%.
Gambar 2.42 Cakupan keluarga rawan yang mendapat perawatan kesehatan masyarakat (Home Care) di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan Keluarga rawan
mendapat perkesmas tahun 2017 belum dapat mencapai target. Hal
ini disebabkan oleh :
1) Kurangnya pemahaman pelaksana program Perkesmas untuk
sasaran KK rawan;
2) Belum semua Puskesmas melakukan pendataan Keluarga Sehat;
3) Capaian Keluarga Sehat untuk keluarga bermasalah belum
dimasukkan sebagai capaian Perkesmas.
30%
25,54%
23%
24%
25%
26%
27%
28%
29%
30%
31%
Target (%) Cakupan Keluarga Rawan Mendapat Perawtaan Kesehatan
Masyarakat (%)
78
Untuk mengantasi hal tersebut, maka disusun rencana tindak
lanjut berupa pertemuan rutin pelaksana program Perkesmas.
Beberapa fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan keluarga
rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home
Care) antara lain :
1) Seleksi Keluarga;
2) Menyimpulkan Keluarga yang akan dibina;
3) Menyusun rencana pembinaan;
4) Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Masyarakat Keluarga rawan;
24) Puskesmas Terakreditasi a. Definisi Operasional : Capaian kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota dalam mengupayakan akreditasi puskesmas adalah
persentase jumlah Puskesmtas yang telah terakreditasi dan dalam
kurun waktu tertentu dibanding dengan jumlah seluruh puskesmas
yang ada dalam wilayah kerja dan kurun waktu yang sama.
b. Formula Perhitungan :
Persentase Puskesmas yang terakreditasi
=
Jumlah Puskesmas terakreditasi di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Jumlah seluruh Puskesmas di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang
sama
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah Puskesmas terakreditasi di Kabupaten Jombang hingga tahun
2017 adalah sebanyak 27 Puskesmas, sedangkn jumlah seluruh
Puskesmas yang ada di Kabupaten Jombang adalah 34 Puskesmas.
Dengan demikian, cakupan Puskesmas terakreditasi tahun 2017
adalah sebesar 79,41%. Sudah mampu mencapai target SPM 30%.
79
Gambar 2.43 Cakupan Puskesmas Terakreditasi
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan Puskesmas
terakreditasi tahun 2017 sudah mampu mencapai target SPM. Fokus
kegiatan sebagai Upaya untuk meningkatkan cakupan Puskesmas
terakreditasi dilakukan melalui beberapa kegiatan berikut :
Menyusun Roadmap pelaksanaan Akreditasi Puskesmas tingkat
Kabupaten;
Pelatihan Akreditasi untuk Puskesmas yang mau diusulkan
penilaian akreditasi pada tahun tersebut;
Penyusunan Roadmap Akreditasi oleh Puskesmas;
Pendampingan akreditasi Puskesmas oleh tim pendamping;
Penyusunan Self Asessment Akreditasi Puskesmas;
Pre Survey Akreditasi;
Pengajuan usulan Survey Akreditasi;
Survey Akreditasi;
Pengumumam kelulusan dan nilai Akreditasi Puskemas dari Komisi
Akreditasi;
Melakukan monitoring dan evaluasi keberlanjutan proses Akreditas
pasca penilaian akreditasi.
30%
79,41%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Target (%) Cakupan Puskesmas Terakreditasi (%)
80
25) Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
a. Definisi Operasional : Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang-dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dan
jaringannya- dalam memberikan pelayanan Ketersediaan Obat
Sesuai Kebutuhan dinilai dari Persentase Pelayanan Penyediaan
Jenis Obat yang dilaksanakan di Puskemas dalam kurun waktu
tertentu dibandingkan dengan Jenis Obat, perbelkes, dan/atau reagen
yang direncanakan untuk disediakan Puskesmas sesuai Formularium
Kabupaten dalam Kebijakan yang berlaku, di Puskesmas dalam kurun
waktu yang sama.
b. Formula Perhitungan :
Ketersediaan Obat
=
Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang disediakan/diadakan/diminta di Puskesmas/Dinkes dalam kurun waktu tertentu
Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang direncanakan untuk disediakan/diadakan/diminta Puskesmas / Dinkes sesuai Fornas dalam Kebijakan yang berlaku, di Puskesmas/Dinkes dalam kurun waktu yang sama.
X
100%
c. Hasil Kegiatan Tahun 2017
Jumlah total item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang
disediakan/diadakan/diminta di Puskesmas/Dinkes Kabupaten
Jombang tahun 2017 sebanyak 71 jenis obat. Sedangkan jumlah total
jenis atau item obat, perbekkes, dan/atau reagen yang direncanakan
untuk disediakan/diadakan/diminta Puskesmas / Dinkes sesuai
Fornas dalam Kebijakan yang berlaku, di Puskesmas/Dinkes tahun
2017 sebanyak 83 ietm obat. Dengan demikian cakupan ketersediaan
obat sesuai kebutuhan tahun 2017 sebesar 85.5%. angka ini sudah
mencapai target SPM 70%.
81
Gambar 2.44 Cakupan Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan
di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Farkalkes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan ketersediaan
obat sesuai kebutuhan tahun 2017 sudah mencapai target SPM 70%.
Fokus kegiatan dalam rangka untuk mencapai target SPM antara
lain :
a. Merekapitulasi Rencana Kebutuhan Obat Puskesmas, Gudang
Farmasi Kabupaten, dan Kebutuhan Obat Program;
b. Menyesuaikan hasil dari point 1 dengan ketersediaan anggaran
dan ketersediaan obat di GFK;
c. Melakukan proses pengadaan sesuai ketentuan serta
menyelesaikan proses administrasinya.
26) Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan
Pangan) a. Definisi Operasional : Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang dalam memberikan pelayanan Penyuluhan Keamanan
Pangan (PKP) dinilai dari cakupan Pelayanan Penyuluhan Keamanan
Pangan sesuai standar kepada pemilik atau penanggung jawab
Industri Rumah Tangga Pangan di wilayah Kabupaten Jombang
dalam bentuk penerbitan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
(SPKP) dalam kurun waktu satu tahun.
70%
85,54%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Target (%) Cakupan Ketersediaan Obat Sesuai Kebutuhan (%)
82
b. Formula Perhitungan :
Jumlah Sertifikat PKP
=
Jumlah SPKP yang diterbitkan pada tahun tersebut
Jumlah SPKP yang diusulkan pada tahun tersebut
X
100%
c. Hasil kegiatan Tahun 2017 :
Jumlah SPKP yang diterbitkan pada tahun 2017 sebanyak 1.671
sertifikat. Sedangkan Jumlah SPKP yang diusulkan pada tahun
tersebut sebanyak 1.470 sertifikat. Dengan demikian cakupan
penyuluhan keamanan pangan (Penerbitan Sertifikat Penyuluhan
Keamanan Pangan) tahun 2017 sebesar 113,7%. Angka ini sudah
mencapai target SPM 100%.
Gambar 2.45
Cakupan Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan SPKP) di Kabupaten Jombang Tahun 2017
Sumber : Seksi Farkalkes Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Dari gambar di atas Nampak bahwa cakupan cakupan
penyuluhan keamanan pangan (Penerbitan Sertifikat Penyuluhan
Keamanan Pangan) tahun 2017 sudah dapat mencapai target SPM
100%.
Beberapa Fokus kegiatan untuk meningkatkan cakupan
penyuluhan keamanan pangan (Penerbitan Sertifikat Penyuluhan
Keamanan Pangan) antara lain :
100%
113,70%
90%
95%
100%
105%
110%
115%
Target (%) Cakupan Penyuluhan Keamanan Pangan (%)
83
Penyebaran informasi mengenai pelaksanaan Penyuluhan
Keamanan pangan;
Pendaftaran calon peserta penyuluhan Keamanan Pangan;
Koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan perdagangan untuk
Publikasi acara Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP);
Pelaksanaan PKP;
Penerbitan SPKP.
C. ALOKASI ANGGARAN
Untuk merealisasikan penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan maka pada tahun 2017 dialokasikan anggaran APBD Kabupaten
Jombang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2.4
Rekapitulasi Biaya SPM Bidang Kesehatan Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
No Indikator SPM Program / Kegiatan Realisasi Anggaran (Rp)
A. PELAYANAN WAJIB 1. Pelayanan
Kesehatan Ibu Hamil
Program : Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Pencegahan komplikasi kehamilan.
98.696.400,-
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Program : Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Perawatan ibu dan anak pasca persalinan.
49.413.500,- 3. Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir
Program Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Perawatan ibu dan anak pasca persalinan.
Anggaran sudah termasuk dalam anggaran ”Pelayanan kesehatan ibu Bersalin”
4. Pelayanan Kesehatan Balita
Program Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Pelatihan Dan Pendidikan Perawatan Anak Balita.
37.879.650,-
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
Program : Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Pembinaan, bimbingan dan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja.
111.439.000,-
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
a) Program : Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Anggaran sudah termasuk dalam kegiatan
84
No Indikator SPM Program / Kegiatan Realisasi Anggaran (Rp)
Kegiatan : Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
b) Program : Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi;
Kegiatan : Pembinaan, bimbingan dan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah dan remaja .
c) Program : Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Kegiatan : Peningkatan Survellance Epidemiologi Dan Penanggulangan Wabah :
”Posbindu PTM” dan ”Pelayanan Kesehatan Siswa SMA” dan Anggaran ”pelayanana kesehatan Haji (masuk di anggaran Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam).
7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
Program : Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi; Kegiatan : Pelayanan pemeliharaan kesehatan Lansia
68.404.950,-
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Program : Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kegiatan: 1) Sosialisasi Pengendalian PTM di Sekolah 2) SosialisasiPengendalian PTM di Fasyankes 3) SosialisasiPengendalian PTM di Masyarakat
Anggaran sudah masuk dalam anggaran ”Cakupan Posbindu PTM”
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
Program : Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kegiatan: 1) SosialisasiPengendalian PTM di Sekolah 2) SosialisasiPengendalian PTM di Fasyankes 3) SosialisasiPengendalian PTM di Masyarakat
Anggaran sudah masuk dalam anggaran ”Cakupan Posbindu PTM”
10.
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Program : Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kegiatan: 1) Bimbingan Teknis Kesehatan Jiwa bagi
Dokter Puskesmas 2)Terapi Aktivitas Kelompok 3) Rapat Koordinasi TPKJM Kabupaten 4)Penguatan Kapasitas Camat tentang
Kesehatan Jiwa 5)Pembinaan Penanggung jawab Program
Kesehatan Jiwa 6)Kegiatan Lepas Pasung 7)Pasung Kit
1)26.748.000,-
2) 4.000.000,- 3) 6.650.000,- 4) 3.312.500,-
5) 2.270.000,-
6) 8.400.000,- 7) 2.600.000,-
11.
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberkulosis (TB)
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan : a) Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) 337.228.900,-
12 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan :
Dana Sudah termasuk dalam kegiatan
85
No Indikator SPM Program / Kegiatan Realisasi Anggaran (Rp)
Resiko terinfeksi HIV
a) Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Pelayanan Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular
B PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN 1. Desa Siaga
Madya Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kegiatan Penguatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
444.751.100,-
2. Posyandu Purnama Mandiri
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kegiatan Penguatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
Anggaran sudah termasuk dalam anggaran Desa Siaga
3. PHBS tatanan Rumah tangga Sehat
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan informasi Sadar Hidup Sehat
381.333.000,-
4 Cakupan Klinik Sanitasi
Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Kesehatan Matra. Kegiatan Pengembangan sanitasi total berbasis masyarakat
231.777.500
5 Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Kesehatan Matra. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Formal dan Informal
38.082.500
6 Cakupan pembinaan kelompok pekerja
Program Pengembangan Lingkungan Sehat dan Kesehatan Matra. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Formal dan Informal
Termasuk dalam anggaran Cakupan pembinaan kelompok/klub olah raga.
7 Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan dgn kunjungan rumah ibu nifas
0,-
8 Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
Pengukuran Berat badan, Tinggi Badan 0,-
9 Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
Pengukuran Berat badan, Tinggi Badan 0,-
10 Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
Pengukuran Berat badan, Tinggi Badan 0,-
11 Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
Program: Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Kegiatan : Pemberian Tambahan Makanan Dan Vitamin
127.612.860,-
86
No Indikator SPM Program / Kegiatan Realisasi Anggaran (Rp)
12 Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Program: Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi
163.147.500 13 Cakupan Balita
Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Program: Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Kegiatan : a) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya; b) Pemberian Tambahan Makanan Dan Vitamin
a) 94.991.900 b) 127.612.860
14 Ibu Hamil KEK yang ditangani
Program: Peningkatan Kesehatan Keluarga dan Gizi Kegiatan : a) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya; b) Pemberian Tambahan Makanan Dan Vitamin
a) 94.991.900 b) 127.612.860
15 Desa / Kelurahan UCI
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak menular Kegiatan PelayananVaksinasi bagi Balita dan Anak Sekolah.
167.875.000
16 Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak menular Kegiatan PelayananVaksinasi bagi Balita dan Anak Sekolah
Anggaran sudah termasuk dalam anggaran Desa/Kelurahan UCI
17.
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam
Program Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular Kegiatan Peningkatan Survellance Epidemiologi Dan Penanggulangan Wabah
33.312.000,-
18.
Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan : a) Pencegahan Penularan Penyakit Endemik/Epidemik
289.515.000
19.
Pemeriksaan kontak intensif kusta
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan : a) Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Dana Sudah termasuk dalam kegiatan Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
87
No Indikator SPM Program / Kegiatan Realisasi Anggaran (Rp)
20.
Penderita DBD yang Ditangani
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan : a) Penyemprotan/Fogging Sarang Nyamuk b) Pengadaan Alat Fogging Dan Bahan-Bahan Fogging c) Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
a) 260.634.516 b) 202.460.000 c) Dana sudah termasuk dalam kegiatan Pelaya-nan Pencegahan & Penanggu-langan Penyakit Menular
21.
Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Kegiatan : a) Pelayanan Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular
Dana Sudah termasuk dalam kegiatan Pelaya-nan Pencegahan & Penanggu-langan Penyakit Menular
22.
Cakupan Posbindu PTM
Program : Pelayanan, Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit Tidak menular; Kegiatan : a) Sosialisasi Pengendalian PTM di Sekolah; b) Sosialisasi Pengendalian PTM di Fasyankes; c) Pertemuan Teknis Program PTM
a) 788.000,- b) 1.470.000,- c) 1.521.000,-
23.
Peserta Prolanis Aktif
Program : Program Upaya Kesehatan Masyarakat; Kegiatan : Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Melekat pada dana JKN Puskesmas
24 Keluarga Rawan yang Mendapat Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Home Care)
1) Program : Upaya Kesehatan Masyarakat. 1)Kegiatan : Fasilitasi perencanaan dan pengawasan BOK . 2) Program : Peningkatan aparatur kesehatan. 2)Kegiatan : bimbingan teknis aparatur medis.
80.800.000,- 5.006.000,-
25 Puskesmas Terakreditasi
Program : Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; Kegiatan : Akreditasi Puskesmas
1.157.392.101
26.
Ketersediaan Obat sesuai Kebutuhan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Kegiatan Pengadaaan Obat Dan Perbekalan Kesehatan
2.979.742.045,-
27.
Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Penyuluhan Keamanan Panagan)
Program pengawasan, pengendalian obat dan kesehatan makanan Kegiatan Pengawasan Dan Pengendalian Keamanan Dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga. Ditambah Dukungan Dana dari Dinas Perindustrian Kabupaten Jombang
16.475.300,-
88
D. DUKUNGAN PERSONIL Untuk mendukung pelaksaan indikator kerja SPM bidang kesehatan,
tenaga kesehatan pemberi layanan kesehatan tersebar di seluruh Kabupaten
Jombang pada instansi Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit Daerah
maupun swasta, serta unit pelayanan kesehatan lainnya.
Tenaga kesehatan dimaksud di atas ada yang berstatus sebagai PNS maupun
Non PNS.
Diantara tenaga kesehatan tersebut beserta kuantitasnya dapat dilihat
pada tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.5 Dukungan Tenaga Kesehatan dalam Implementasi SPM Bidang Kesehatan
Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
No Indikator SPM Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan
A PELAYANAN WAJIB 1 Pelayanan Kesehatan Ibu
Hamil a) Bidan Koordinator b) Bidan Desa
a) 34 b) 306
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
a) Bidan Koordinator b) Bidan Desa
a) 34 b) 306
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a) Bidan Koordinator b) Bidan Desa
a) 34 b) 306
4 Pelayanan Kesehatan Balita
a) Bidan Koordinator b) Bidan Desa
a) 34 b) 306
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
a) Koordinator program UKS Kabupaten
b) Koordinator program UKS Puskesmas
c) Bidan Desa d) Perawat Puskesmas e) Dokter gigi Puskesmas f) Ahli gizi Puskesmas g) Tenaga Promkes
Puskesmas
a) 1 b) 34 c) 306 d) 34 e) 34 f) 34 g) 34
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
a) Koordinator program UKS Kabupaten
b) Koordinator program UKS Puskesmas
c) Koordinator program PTM Kabupaten
d) Koordinator program PTM Puskesmas
e) Bidan Desa f) Perawat Puskesmas
a) 1 b) 34 c) 1 d) 34 e) 306 f) 34
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut
a) Koordinator program Lansia Kabupaten
b) Koordinator program Lansia Puskesmas
c) Bidan Desa
a) 1 b) 34 c) 306
8 Pelayanan Kesehatan a) Koordinator program PTM a) 1
89
No Indikator SPM Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan
Penderita Hipertensi
Kabupaten b) Koordinator program PTM
Puskesmas c) Perawat Puskesmas d) Bidan Desa
b) 34
c) 306 d) 306
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
a) Koordinator program PTM Kabupaten
b) Koordinator program PTM Puskesmas
c) Perawat Puskesmas d) Bidan Desa
a) 1
b) 34
c) 306 d) 306
10 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
a) Koordinator program Kesh Jiwa Kabupaten
b) Koordinator program Kesehatan Jiwa Puskesmas
c) Bidan Desa
a) 1
b) 34
c) 306
11 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Tuberkulosis (TB)
a) Koordinator program TB Kabupaten
b) Koordinator program TB Jiwa Puskesmas
a) 1
b) 34
12 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Resiko terinfeksi HIV
a) Koordinator program HIV Kabupaten
b) Koordinator program HIV Jiwa Puskesmas
a) 1
b) 34
B PELAYANAN TAMBAHAN SESUAI KEBUTUHAN 1. Desa Siaga Madya a) Petugas promkes
Kabupaten b) Koordinator Promkes di
Puskesmas
a) 3 b) 34
2. Posyandu Purnama Mandiri a) Petugas Promkes Kabupaten
b) Koordinator Promkes di Puskesmas
a) 3 b) 34
3. PHBS tatanan Rumah tangga Sehat
a) Petugas promkes Kabupaten
b) Koordinator Promkes di Puskesmas
a) 3 b) 34
4. Cakupan Klinik sanitasi a) Petugas Saniatrian Kabupaten
b) Koordinator Sanitarian di Puskesmas
a) 1 b) 34
5. Cakupan pembinaan kelompok/ klub olah raga
a) Petugas Kesehatan olah raga Kabupaten
b) Koordinator Kesehatan Olah Raga di Puskesmas
a) 1
b) 34
6. Cakupan pembinaan kelompok pekerja
a) Petugas Kesehatan Kerja Kabupaten
b) Koordinator Kesehatan Kerja di Puskesmas
a) 1 b) 34
7. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
a) Petugas KIA Kabupaten b) Koordinator Bidan di
puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34
c) 306
90
No Indikator SPM Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan
8. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
a) Petugas UKS Kabupaten b) Koordinator UKS di
Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34
c) 306
9. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
a) Petugas UKS Kabupaten b) Koordinator UKS di
Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34
c) 306
10. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan (SMA)/ sederajat
a) Petugas UKS Kabupaten b) Koordinator UKS di
Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34
c) 306
11. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
a) Ahli Gizi Kabupaten b) Ahli Gizi di Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34 c) 306
12. Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
a) Ahli Gizi Kabupaten b) Ahli Gizi di Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34 c) 306
13. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
a) Ahli Gizi Kabupaten b) Ahli Gizi di Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34 c) 306
14. Ibu Hamil KEK yang ditangani
a) Ahli Gizi Kabupaten b) Ahli Gizi di Puskesmas c) Bidan Desa
a) 1 b) 34 c) 306
15. Desa / Kelurahan UCI a) Pengelola Program Imunisasi Kab. Jombang
b) Koordinator Imunisasi di Puskesmas
c) Bidan Desa
a) 1
b) 34
c) 306 16. Cakupan Batita yang
Memperoleh Imunisasi Booster
a) Pengelola Program Imunisasi Kab. Jombang
b) Koordinator Imunisasi di Puskesmas
c) Bidan Desa
a) 1
b) 34
c) 306 17. Cakupan Desa/Kelurahan
Mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epdemiologi < 24 Jam
a) Pengelola Program Surveilens Dinkes Kab Jombang
b) Koordinator Surveilens di Puskesmas
a) 1
b) 34
18. Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
a) Pengelola Program DBD Kab Jombang
b) Koordinator DBD di Puskesmas
c) Sanitarian di Puskesmas d) Bidan Desa
a) 1
b) 34
c) 34 d) 306
19. Pemeriksaan kontak intensif kusta
a) Pengelola Program Kusta Kabupaten Jombang
b) Koordinator Program Kusta di Puskesmas
a) 1 b) 34
20. Penderita DBD yang Ditangani
a) Pengelola Program DBD Kabupaten Jombang
b) Koordinator Program DBD di Puskesmas
a) 1 b) 34
21. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
a) Pengelola Program Diare Kabupaten Jombang
a) 1
91
No Indikator SPM Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehatan
b) Koordinator Program Diare di Puskesmas
b) 34
22. Cakupan Posbindu a) Pengelola Program PTM Kabupaten Jombang
b) Koordinator Program PTM di Puskesmas
c) Bidan Desa
a) 1 b) 34
c) 306
23. Peserta Prolanis Aktif
a) Pengelola Program PTM Kabupaten Jombang
b) Koordinator Program PTM di Puskesmas
a) 1 b) 34
24. Keluarga Rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
a) Koordinator Perkesmas Kabupaten
b) Pelaksana Program Perkesmas Puskesmas
a) 1 orang b) 34 orang
25. Puskesmas Terakreditasi a) Penanggung Jawab Akreditasi Kabupaten
b) Ketua Akreditasi Puskesmas
c) Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas di Kabupaten
d) Seluruh Staf di Puskesmas
a) 1
b) 34
c) 12
26. Ketersediaan Obat sesuai kebutuhan
a) Apoteker Pemesan Obat di Dinkes Kab Jombang
b) Apoteker di GFK c) Penanggung Jawab Obat
di Puskesmas
a) 1
b) 1 c) 34
27. Penyuluhan Keamanan Pangan (Penerbitan Sertifikat Keamanan Pangan
a) Apoteker Penanggung Jawab Keamanan Pangan di Dinkes Kab Jombang
1
Sumber : Seksi Sarana dan Tenaga Kesehatan Dinkes Kab. Jombang
E. PERMASALAHAN DAN SOLUSI Pada tabel 2.2 diatas terlihat bahwa ada beberapa indikator SPM yang belum
mencapai target. Berikut ini uraian tentang penyebab masalah sehingga suatu
indikator SPM tidak dapat mencapai target diikuti solusi penyelesaian
masalahnya. Diantara Indikator yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel 2.4
berikut.
92
Tabel 2.6
Penyebab Masalah dan Solusi untuk Indikator SPM yang Belum Mencapai Target Di Kabupaten Jombang Tahun 2017
No Indikator SPM Penyebab Masalah Solusi 1. Pelayanan Kesehatan
Ibu Hamil a) Tidak semua ibu hamil
mengakses layanan ANC terpadu pada Puskesmas;
b) Tidak semua ibu hamil melakukan ANC terpadu pada kehamilan Trimester I.
a) Mengoptimalkan program Kelas Ibu hamil.
b) Pelaksanaan program ANC terpadu.
c) Pelaksanaan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
a) Masih ada ibu bersalin yang sudah melahirkan sebelum tiba di Faskes tempat persalinan
b) Sasaran ibu Bersalin lebih besar dari pada jumlah riil ibu bersalin.
a) Meningkatkan program Suami siaga
b) Pemberdayaan Kader kesehatan Pendamping ibu hamil.
c) Meningkatkan mutu pencatatan dan pelaporan pelayanan Ibu bersalin dengankerjasama dengan jejaring.
3. Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
a) Sasaran bayi baru lahir lebih besar dari pada jumlah riil bayi baru lahir
b) Adanya mobilitas ibu bersalin, dimana ibu bersalin berpindah domisili, sehingga bayi baru lahir juga pindah domisili.
Meningkatkan mutu pencatatan dan pelaporan pelayanan Ibu bersalin dengankerjasama dengan jejaring.
4. Pelayanan Kesehatan Balita
1. Rendahnya partisipasi orang tua balita dalam mendapatkan pelayanan Balita yang telah dibuka oleh tenaga kesehatan (bidan)
2. Lemahnya koordinasi lintas sektor antara tenaga kesehatan dengan Dinas Pendidikan khususnya PAUD
1. Menjalin kerjasama lintas sektor dengan pemerintah desa untuk bersama meningkatkan partisipasi masyarakat terutama dengan anak balita untuk memanfaatkan pelayanan anak balita yang dibuka tenaga kesehatan;
2. Meningkatkan koordinasi dengan dinas pendidikan terutama pada PAUD untuk bersama meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita.
5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar
a. Kurangnya partisipasi instansi pendidikan dan wali murid ttg pentingnya pemeriksaan kesehatan peserta didik
b. Masih adanya puskesmas yg belum melaksanakan penjaringan bagi seluruh siswa.
c. Jadwal Pemeriksaan Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar berbarengan dengan jadwal imunisasi Anak Sekolah.
a. Meningkatkan sosialisasi tentang pentingnya pemeriksaan penjaringan peserta didik bagi guru dan wali murid
b. Memotivasi Puskesmas untuk pelaksanaan penjaringan dgn target 100% lembaga.
6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif
a) Indikator kinerja ini masih baru sehingga kurang difahami ragam pelayanannya
b) Lemahnya pencatatan dan pelaporan dari lintas program.
a) Meningkatkan Pembinaan pada pelaksana Program,
b) Memfasilitasi format pelaporan dan sistem pelaporan.
93
No Indikator SPM Penyebab Masalah Solusi 7. Pelayanan Kesehatan
pada Usia Lanjut
a) Banyak sasaran Usila (Terutama sasaran yang laki-laki) tidak mau mengakses layanan kesehatan Usila di Posyandu Usila atau Poli Lansia di Puskesmas.
b) Sasaran menggunakan Proyeksi penduduk jumlahnya lebih besar dari pada jumlah riil sasaran.
a) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dan pelayanan kesehatan Usila,
b) Melakukan kunjungan rumah bagi sasaran usila yang belum pernah mengakses layanan kesehatan usila.
8. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi
Lemahnya sistem pencatatan dan pelaporan
Melakukan koordinasi lintas program di Puskesmas tentang pencatatan dan pelaporan pelayanan penderita hipertensi.
9. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM)
Lemahnya sistem pencatatan dan pelaporan
Melakukan koordinasi lintas program di Puskesmas tentang pencatatan dan pelaporan pelayanan penderita DM.
10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
a) adanya stigma di masyarakat dan keluarga ODGJ
b) kurangnya dukungan lintas sektor
a) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat pentingnya pelayanan kesehatan jiwa pada ODGJ
b) Meningkatkan kerjasama dan dukungan Lintas sektor untuk peningkatan layanan kesehatan ODGJ.
11. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Resiko terinfeksi HIV
a) adanya stigma di masyarakat dan keluarga penderita HIV
b) tidak mudah menjangkau orang-orang beresiko HIV agar mau diskrining HIV.
a) Meningkatkan sosialisasi ke masyarakat pentingnya pelayanan kesehatan / skrining HIV
b) Meningkatkan kerjasama dan dukungan Lintas sektor untuk peningkatan layanan kesehatan & skrining HIV.
12. Pelayanan kesehatan ibu Nifas
Adanya ibu Nifas yang tinggal sementara di kota luar Jombang setelah persalinan sehingga sulit melakukan pelayanan kesehatan ibu nifas.
Meningkatkan kerjasama lintas sector dan jejaring kerja untuk pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan ibu nifas.
13. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat SD sederajat
a) Jadwal pelaksanaan pelayanan kesehatan berkala siswa berbenturan dengan kegiatan lain.
b) Kurangnya komitmen pelaksana UKS dalam melaksanakan program tersebut.
a) Menjadwal ulang kegiatan pemeriksaan berkala siswa sekolah
b) Meninkatkan pembinaan untuk penguatan komitmen pelaksana program UKS dalam melaksanakan kegiatan dimaksud.
14. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Dasar SMP/ sederajat
a) Jadwal pelaksanaan pelayanan kesehatan berkala siswa berbenturan dengan kegiatan lain.
b) Kurangnya komitmen pelaksana UKS dalam melaksanakan program tersebut.
a) Menjadwal ulang kegiatan pemeriksaan berkala siswa sekolah
b) Meninkatkan pembinaan untuk penguatan komitmen pelaksana program UKS dalam melaksanakan kegiatan dimaksud.
15. Pelayanan Pemeriksaan Berkala siswa tingkat Lanjutan
a) Jadwal pelaksanaan pelayanan kesehatan berkala siswa berbenturan dengan kegiatan lain.
a) Menjadwal ulang kegiatan pemeriksaan berkala siswa sekolah
b) Meninkatkan pembinaan
94
No Indikator SPM Penyebab Masalah Solusi (SMA)/ sederajat b) Kurangnya komitmen pelaksana
UKS dalam melaksanakan program tersebut.
untuk penguatan komitmen pelaksana program UKS dalam melaksanakan kegiatan dimaksud.
16. Cakupan Bumil mendapat 90 tablet Fe
a) Jumlah stok tablet Fe kurang mencukupi untuk seluruh sasaran ibu hamil yang ada
b) Jumlah sasaran ibu hamil dengan proyeksi penduduk lebih besar dari penduduk riil.
Memperbaiki perencanaan pengadaan tablet Fe
17. Desa/ Kelurahan UCI 1. Kesadaran masyarakat untuk memberikan imunisasi lengkap pada bayi masih kurang.
2. Adanya Bayi yang belum mencapai Imunisasi dasar Lengkap (IDL), alokasi sasaran riil desa tidak sesuai dengan sasaran dari Pusdatin.
3. Adanya Penolakan Imunisasi
1. Sosialisasi pentingnya imunisasi dasar lengkap.
2. Membuat laporan imunisasi berdasarkan sasaran riil sebagai perbandingan bahwa pencapaian desa UCI sudah maksimal.
18. Cakupan Batita yang Memperoleh Imunisasi Booster
1. Kesadaran masyarakat untuk memberikan imunisasi Booster pada Batita masih kurang.
2. Adanya Balita yang belum memperoleh Imunisasi Booster secara lengkap;
3. Adanya penolakan imunisasi
1. Sosialisasi dan advokasi pentingnya imunisasi dasar lengkap
19. Rumah/ bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes
a) Masih ada anggota keluarga di beberapa rumah / bangunan yang belum rutin dalam PSN di rumah masing-masing,
b) Masih lemahnya pencatatan dan pelaporan berjenjang
a) Meningkatkan sosialisasi pentingnya PSN di tiap rumah oleh anggota keluarga,
b) Meningkatkan dukungan lintas sektor
c) Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan berjenjang,
20. Penemuan Penderita Diare yang Ditangani
Penanganan kasus diare lebih banyak bersifat pasif
Kurangnya surveilens penyakit diare
a) Meningkatkan peran kader kesehtaan untuk menemukan dan menangani kasus diare,
b) Meningkatkan surveilens diare
c) Memperbaiki pencatatan dan pelaporan penanganan diare.
21. Cakupan Posbindu Masih banyak sasaran yang belum mengakses pelayanan posbindu PTM
Meningkatkan jam buka layanan sesuai dengan kesanggupan sasaran untuk mengakses.
22. Keluarga rawan yang mendapat keperawatan kesehatan masyarakat (Home Care)
a) Kurangnya pemahaman pelaksana program Perkesmas untuk sasaran KK Rawan; b) belum semua Puskesmas melakukan pendataan Keluarga Sehat; c) Capaian Keluarga Sehat untuk keluarga bermasalah belum dimasukkan sebagai capaian Perkesmas.
a) Pendalaman materi program Perkesmas bagi pelaksana program Perkesmas dalam pertemuan rutin Dinkes. b) Pelaksanaan pendataan KS menyesuaikan denagn perencanaan anggaran.
95
BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN
Diantara beberapa program yang telah dilaksanakan terkait dengan
pelaksanaan SPM bidang kesehatan di Kabupaten Jombang beserta capaian
kinerjanya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Program dan Kegiatan Terkait SPM Bidang Kesehatan Tahun 2017
JENIS PELAYANAN INDIKATOR KINERJA
Target RPJMD
2017
Capaian
Pembilang Penyebut % /
per 1000 KH/
per 100.000 KH
1 Kesehatan Keluarga
1 Menurunkan Angka Kematian Bayi per 1000 KH
11,6 per 1.000 KH
159 18.707 8
2 Menurunkan Angka Kematian Balita per 1000 KH
9 per 1.000 KH
177 18.707 9
3 Menurunkan Kematian Ibu Maternal per 100.000 KH
89 per 100.000
KH
28 18.707 150
2
Gizi 1 Prevalensi Balita Gizi Buruk
0,25% 248 76469 0,32
3
P2P 1
Angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) kasus DBD
<1 2 351 1
4 PL 1 Persentase Desa ODF 28,4% 102 306 33,3 5 Yankes 1 Prosentase Cakupan
Rawat Jalan 70,8% 829.801 1.253.078 66,22
96
BAB IV
PENUTUP
Indikator SPM tahun 2017 ada beberapa yang mengalami perubahan. Hali ini
cukup menyita perhatian dan konsentrasi dalam pemahaman dan implementasi
dilapangan. Ada indikator yang berubah target capaian kinerjanya menjadi lebih
tinggi dan ada pula indikator baru dalam SPM yang mana mengacu pada
Permenkes nomor 43 tahun 2016. Sehingga banyak indikator SPM yang belum
mencapai target, meskipun ada beberapa indikator SPM yang telah mencapai target.
Setiap indikator memiliki tantangan dan peluang yang berbeda-beda, sehingga
keluaran capaian tiap indikator SPM berbeda, ada yang dapat mencapai taget dan
ada yang belum dapat mencapai target SPM.
Kondisi ini adalah fakta yang perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan
dengan lintas program dan pengambil kebijakan serta dengan lintas sektor terkait
maupun dengan jejaring kerja. Sehingga diharapkan diwaktu mendatang tenaga
kesehatan mampu merumuskan rencana kegiatan dan strategi pelaksanaan
program dan kegiatan dengan tepat dan efektif.
Oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan usulan yang dapat
meningkatkan capaian kinerja sesuai standar dengan mutu layanan prima dan
mampu memberi kepuasan masyarakat.
Keberadaan buku Evaluasi SPM ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk
masukan rencana tindak lanjut pada pihak-pihak terkait, baik yang bergerak di
bidang kesehatan maupun sektor lain yang berhibungan dengan pencapaian
indikator SPM Bidang Kesehatan.
Penyajian data dalam buku evaluasi SPM Bidang kesehatan Tahun 2017 ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kami perlu mendapat masukan dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan penyajian buku Evaluasi SPM ini.
Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG dr. PUDJI UMBARAN, M.KP
Pembina Tingkat I NIP. 19680410 200212 1 006