kata pengantar utang
DESCRIPTION
kjhgTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kami panjatkan karena atas
berkat, rahmat serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini denagn
judul sistem informasi akuntansi utang.
Dalam penulisan malakah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang terkait. Pada kesempatan ini kami berterima kasih kepada Ibu Astuti SE.
selaku dosen mata kuliah system informasi akuntansi yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan, serta kepada para orangtua kami yang selalu tiada
henti memberikan dukungan dan doa yang tak pernah putus serta seluruh pihak
yang terkait yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun laporan
observasi ini,dan berharap laporan ini dapat membantu dan berguna. kritik dan
saran kami harapkan demi sempurnanya laporan observasi ini.
Pematangsiantar, 10 oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
System informasi pada saat ini diperlukan untuk menunjang jalannya
operasional sebuah perusahaan. Perkembangan zaman pada saat ini menuntut
sebuah perusahaan untuk memiliki sebuah system yang cukup canggih. System
informasi dibutuhkan untuk menghasilkan informasi yang falid dan akurat untuk
perusahaan sehingga akan mempermudah dan menghasilkan keuntungan bagi
sebuah perusahaan.
System informasi akuntansi dalam perusahaan sangat diperlukan dalam
jalannya operasional sebuah perusahaan. System informasi akuntansi sekarang ini
dibutuhkan oleh banyak bidang usaha guna membantu kelancaran bidang usaha
itu sendiri tidak hanya sekedar membantu untuk otomatisasi proses system pada
usaha tersebut, tetapi hingga pelaporan keuangan dan analisa pelaporan juga dapat
dilakukan, karena selain waktu yang lebih singkat yang dibutuhkan agar pelaporan
yang diterbitkan,ketepatan serta keakuratan juga sangat diperlukan guna
menunjang suatu laporan yang sangat baik. Sehingga system informasi akuntansi
yang baik diperlukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan informasi yang
akurat dan falid.
Dalam operasional perusahaan system informasi akuntansi utang juga
sangat diperlukan terkait berhubungan dengan system akuntansi pembelian, kedua
system ini sangat erat terkait. Dalam sebuah perusahaan diperlukan system
akuntansi utang yang baik guna melihat bagaimana prosedur penjalanan utang,
retur pembelian, fungsi yang berjalan terkait system akuntansi utang. Akan tetapi
pada kenyataannya seringkali terdapat masalah pada jalannya system informasi
akuntansi karena belum optimalnya penerapan system akuntansi utang yang ada
dalam sebuah perusahaan. Seringkali terjadi masalah yang disebabkan karena
kurangnya pengoptimalan system akuntansi utang seperti kesulitan dalam menilai
kinerja pemasok,kesulitan dalam memonitoring adanya retur pembelian dan lain-
lain.
Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang suatu system akuntansi utang
maka diadakan observasi langsung pada sebuah perusahaan perorangan Putra
Rigen di Karanganyar,Klego,Boyolali mengenai system akuntansi utang yang
diterapakan pada perusahaan tersebut.
Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang suatu system akuntansi utang
maka diadakan observasi langsung pada sebuah perusahaan perorangan Putra
Rigen di Karanganyar, Klego, Boyolali mengenai system akuntansi utang yang
diterapakan pada perusahaan tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum perusahaan perorangan Putra Rigen?
2. Bagaimana gambaran umum system akuntansi utang perusahaan Putra
Rigen?
3. Bagaimana evaluasi terkait system akuntansi utang yang dijalankan oleh
perusahaan perorangan Putra Rigen.
C. Tujuan
1. Mengidentifikasi gambaran umum perusahaan perorangan Putra Rigen.
2. Mengidentifikasi gambaran umum system akuntansi utang perusahaan
perorangan Putra Rigen.
3. Mengidentifikasi evaluasi terkait system akuntansi utang yang dijalankan
oleh perusahaan perorangan Putra Rigen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Retur Pembelian
Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok. Karena adanya ketidakcocokan dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.
B. Fungsi Yang Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Fungsi Gudang
2. Fungsi Pembelian
3. Fungsi pengiriman
4. Fungsi Akuntansi
1. Fungsi Gudang. Bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada
fungsi pengiriman, seperti yang tercantum dalam tembusan memo debet yang
diterima dari fungsi pembelian.
2. Fungsi Pembelian. Betanggung jawab untuk mengeluarkan memo debet
untuk retur pembelian.
3. Fungsi Pengiriman. Bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang
kepada pemasok sesuai perintah retur pembelian dalam memo debet yang
diterima dari fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab untuk mencatat:
a. Transaksi retur penjualan dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
b. Bekurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu
persediaan.
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam
arsip bukti kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu utang.
C. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Memo Debit. Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang
memberikan otorisasi bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali
barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi akuntansi untuk
mendebit rekening utang karena transaksi retur pembelian.
2. Laporan Pengiriman Barang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman
untuk melaporkan jenis kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada
pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debet dari
fungsi pembelian.
D. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Untuk mencatat transaksi retur pembelian:
1. Jurnal Retur Pembelian Atau Penjulan Umum. Digunakan untuk mencatat
transaksi retur penjualan yang mengurangi jumlah persediaan dan utang
dagang.
2. Kartu Persediaan. Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok
persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada
pemasoknya.
3. Kartu Utang. Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur
akibat pengembalian barang.
E. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Retur Pembelian
Sistem retur pembelian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
1. Prosedur Perintah Retur Pembelian. Retur pembelian terjadi atas perintah
fungsi pembelian kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali
barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan (dalam sistem akuntansi
pembelian) kepada pemasok yang bersangkutan. Dokumen yang digunakan
adalah memo debit.
2. Prosedur Pengiriman Barang. Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada
pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian yang tercantum dalam
memo debit.
3. Prosedur Pencatatan Utang. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa
dokumen-dokumen yang berhubungan dengan retur pembelian dan
menyelenggarakan pencatatan berkurangnya utang dalam kartu utang atau
mengarsipkan dokumen memo debet sebagai pengurang utang.
F. Unsur Pengendalian Intern
Unsur pokok pengendalian intern terdiri dari:
1. Organisasi
a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi
pengiriman, fungsi pencatatan utang, fungsi akuntansi yang lain. Tidak ada
transaksi retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu
fungsi tersebut.
1. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
a. Memo debet untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian.
b. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi
pengiriman barang.
c. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan pada
memo debet yang didukung dengan laporan pengiriman barang.
d. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
2. Praktik yang Sehat
a. Memo debit untuk retur pembelian bernomor urut tercetak dan
pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian.
b. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggung jawabkan oleh fungsi pengiriman.
c. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik
direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
G. Bagan Alir (Flowchart) Sistem Retur Pembelian
Bagan alir sistem retur pembelian sebagai berikut:
H. Prosedur Pencatatan Utang
Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang atau kewajiban perusahaan timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan atau rekenig utang. Utang muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena itu sistem
65
4
1
Bagian PembelianMu
laiMembuat mem
o debit
2
32
Memo 1 debit
N Dikirim ke pemasok sbg packing slip
3
Bagian Pengiriman
Bagian Gudang1
Menerima barang dari
Bagian Gudang & mengirimk
annya
Membuat
laporan pengiriman
barang5Memo debit 42Lapor
an 1 penerimaan barang
4N
2
Memo 3 debit
Mengirimkan
barang ke
Bagian Pengiri
manMemo 3 debitKartu
gudang
N
2Laporan 1 penerimaan barang
Bagian Jurnal
LPB 1
Dikirim ke pemasok
3
Bagian Utang
Bagian Kartu Persediaan
6
Membandingkan kuantitas
dalam LPB dgn memo debit
Kartu persediaan
Memo 2 debit
Jurnal retur pembelian
7
4
2Memo 1 debit
Surat pengantar
LPB 12
Memo 1 debit
5
7
LPB 1Me
mo 2 debit
N
5
Arsip bukti kas keluar yg belum dibayar
LPB 1Me
mo 2 debit
Mengisi
harga pokok persediaanLPB 1Me
mo 2 debit
6
akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi pembelian. Prosedur pencatatan utangAda dua Account: Account payable procedure dan Voucher payable procedure.
1. Account Payable Procedure
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur adalah:
a. Faktur dari pemasok.
b. Kuwitansi tanda terim auang yang ditandatangani oleh pemasok atau
tembusan pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim pemasok, yang berisi
keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah:
a. Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada
tiap kreditur.
b. Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.
c. Jurnal pengeluaran kas, digunaakn untuk mencatat transaksi pembayaran
utang dan pengeluaran kas yang lain.
Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai berikut :
Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :
a. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian.
b. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting ke dalam kartu
utang diselenggarakan untuk setiap kreditur.
Pada saat jumlah dalam faktur dibayar:
a. Cek dalam jurnal pengeluaran kas.
b. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan
pembayaran utang diposting kedalam kartu utang.
2. Voucher Payable Procedures
Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah:
Bukti kas keluar, Formulir ini mempunyai tiga fungsi :
a. Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan pengeluaran
kas sesuai yang tercantum didalamnya.
b. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayarannya
(sebagai remittance advice).
c. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi
lain.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah sebagai berikut:
a. Register bukti kas keluar (voucher register).
b. Register cek (check register).
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi menjadi berikut:
a. One-Time Voucher Procedures
One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1) One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis)
Dalam procedure ini, faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari pemasok
disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.
Faktur 3
Pada saat jatuh tempo
Membuat bukti kas
keluar
32
Faktur 1 dari pemasok
T
Jurnal pengeluar
an kas
32
Bukti kas 1 keluar
N
Dikirim ke kreditur bersama dgn cek
A
Faktur disimpan sementara menunggu jatuh temponya
2) One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual
basis). Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian
utang dari pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh
bagian utang, yang kemudian atas dasr dokumen ini dilakukan
pencatatan transaksi pembelian dalam register bukti kas keluar
(voucher register).
b. Build-Up Voucher Procedures
Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip
SO
P
3
Me
mbu
a t b
uk ti kas ke
l uar
Fak tur
d ari
pem
as
ok
A
Re
gister ce
k
32
Bu
kti ka
s 1
kel ua
r
ND
ik irim
ke
pem
aso
k
A
Fak tur
3
2B
ukti
kas 1
ke
l uar
1
Re
giste
r bukti
kas
kel ua
r
1
Me
ngisi
cek
Fak tur
3
2B
ukti
kas 1
ke
l uar
Ce
k
bukti kas keluar yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas dasar waktu (accrual basis).
Distribusi PembelianDistribusi adalah prosedur peringkasan rincian yg tercantum dalam media
(faktur dari pemasok misalnya) dan pengumpulan total ringkasan tsb untuk keperluan pembuatan laporan.
Distribusi pembelian adalah prosedur peringkasan pendebitan yg timbul dari transaksi pembelian & pembayarannya untuk penyusunan laporan & pencatatan dalam jurnal. Hampir semua debit dari transaksi pembelian menyangkut persediaan & biaya.Dalam perusahaan yg kecil, pendebitan yg timbul dari transaksi pembelian terutama bersumber dari : jurnal pengeluaran kas.Dalam perusahaan yg besar, pendebitan yg timbul dari transaksi pembelian bersumber dari:
Mencatat faktur dalam
bukti kas keluar
Faktur dari pemasok
A
32
Bukti kas 1 keluar
Dikirim ke Bagian Kasa pada saat bukti kas keluar
jatuh tempo
32
Bukti kas 1 keluar
Register bukti
kas keluar
Faktur dari pemasok
Arsip bukti kas keluar yg belum dibayar merupakan catatan utang yg diselenggarakan atas dasar waktu
Bukti kas keluar
diambil dari arsip pada saat akan dilakukan
pembayaran
• register bukti kas keluar (voucher register) atau jurnal pembelian , atau
dari
• distribusi faktur yg diterima dari pemasok
Dalam perusahaan manufaktur, klasifikasi yg umum dipakai untuk pendebitan yg timbul dari transaksi pembelian & pembayarannya sbb :1. Untuk Bahan Baku
a. Jenis bahan baku b. Produk yg menggunakan bahan baku tsbc. Kombinasi diantara keduanya
2. Untuk Suku Cadanga. jenis suku cadang
3. Untuk Biaya Yg Berasal Dari Pembelian Jasaa. menurut jenis biayab. menurut fungsi atau pusat pertanggung-jawabanc. kombinasi jenis & pusat pertanggung-jawaban
Metode Distribusi PembelianMetode distribusi: 1. metode jurnal berkolom 4. metode tiket tunggal2. metode rekening berkolom 5. metode distribusi dgn komputer3. metode rekening tunggal1. Metode jurnal berkolom
a. jurnal pengeluaran kas c. register bukti kas keluarb. jurnal pembelian
a. jurnal pengeluaran kas
Faktur dari pemasok
APada saat faktur jatuh tempo
Jurnal pengeluaran
kas berkolom Laporan
keuangan
Buku besar
Jurnal pengeluaran kas berkolom merupakan alat distribusi
Faktur dari pemasok
b. jurnal pembelian
c. register bukti kas keluar
Fak tur d
ari p
ema
sok
Dis tribu
s i pem
belia
n d
ilakuka
n atas d
asar w
ak tu (a
c crual ba
sis )
Jur na
l p
emb
elian
Lap
oran
keu a
nga
n
Bu
ku b
es ar
2. Metode rekening berkolom
Bukti kas keluar
Membuat rekapitulasi
register bukti kas keluar
Laporan keuangan
Buku pembant
u
Rekapitulasi register bukti kas keluar
Register bukti kas
keluar
5. Metode distribusi dgn komputer Kerangka kode rekening biaya
3. Metode rekening tunggal
Bu
kti kas
kel ua
r
Lap
oran
keu a
nga
n
Re
kenin
g b
er kolom
Re
gister
buk ti kas ke
l uar
1 2
Jenis Biaya
7 83 4 5 6
Pusat Pertanggung-
jawaban
Produk
4. Metode tiket tunggal
Faktur
Faktur yg disortasi menurut klasifikasi rekening tunggal
Menjumlah posting dalam
rekening tunggal
Sortasi faktur
Pre-list tapeFaktur
Rekapitulasi posting dalam rekening tunggal
Buku besar
Laporan keuangan
Rekening
tunggal
Dibandingkan untuk membuktikan ketelitian posting ke dalam rekening tunggal
Bukti kas keluar
Membuat rekapitulasi tiket tunggal
Rekapitulasi tiket tunggal
Membuat tiket
tunggal dari bukti kas
keluar
Tiket tunggal
N
Pada akhir bulan tiket tunggal diambil dari arsip
Buku besar
Posting
Tiket tunggal
Menurut nomor rekening
Membuat rekapitulasi tiket tunggal
Rekapitulasi tiket tunggal
Bukti kas keluar
Summary strip berfungsi sebagai laporan