kata pengantar - visit bangka...

209
i Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor unggulan daerah, maka dilaksanakan kegiatan penyusunan “Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.” Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Statistik, bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) serta Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) Institut Teknologi Bandung, yang didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tahapan pelaksanaan kegiatan saat ini berupa penyusunan Laporan Draft Akhir yang terdiri dari 6 (enam) bab, meliputi: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Konsep Sustainable Management Approach for Regional Tourism (SMART), (3) Kajian Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, (4) Perkembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, (5) Penilaian Daya Tarik Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan (6) Strategi Umum Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Fokus dari kegiatan tahap ini adalah menghasilkan strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata di Bangka Belitung. Penyusunan Laporan Draft Akhir ini dilakukan dengan sebaik-baiknya agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan. Namun demikian, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan masa yang akan datang. Akhirnya, disampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Januari, 2013 Tim Penyusun

Upload: others

Post on 12-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

i

Kata Pengantar

Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor unggulan daerah, maka

dilaksanakan kegiatan penyusunan “Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa

Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.” Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan Statistik, bekerja sama dengan United Nations Development

Programme (UNDP) serta Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par) Institut

Teknologi Bandung, yang didukung oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Tahapan pelaksanaan kegiatan saat ini berupa penyusunan Laporan Draft Akhir yang terdiri dari 6

(enam) bab, meliputi: (1) Pendahuluan, (2) Kajian Konsep Sustainable Management Approach for

Regional Tourism (SMART), (3) Kajian Kebijakan Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, (4) Perkembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, (5)

Penilaian Daya Tarik Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan (6) Strategi Umum

Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Fokus dari

kegiatan tahap ini adalah menghasilkan strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata

di Bangka Belitung. Penyusunan Laporan Draft Akhir ini dilakukan dengan sebaik-baiknya agar sesuai

dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan. Namun demikian, saran dan kritik yang membangun

sangat diharapkan untuk perbaikan masa yang akan datang.

Akhirnya, disampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan

laporan ini. Semoga dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Januari, 2013

Tim Penyusun

Page 2: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ii | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... v BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1-1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan dan Sasaran ..................................................................................... 1-2 1.3 Keluaran ..................................................................................................... 1-4 1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................. 1-4

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ...................................................................... 1-4 1.4.2 Ruang Lingkup Materi ........................................................................ 1-5 1.4.3 Definisi Istilah yang Digunakan .......................................................... 1-6

1.5 Sistematika Laporan .................................................................................... 1-8

BAB 2 KAJIAN KONSEP SUISTAINABLE MANAGEMENT APPROACH FOR REGIONAL TOURISM (SMART) ............................................................................................ 2-1 2.1 Pariwisata Berkelanjutan: Definisi dan Urgensi ........................................... 2-1 2.2 Prinsip-prinsip Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan............................. 2-7 2.3 Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan ............................................................................................... 2-3 2.4 Kegagalan dalam Penerapan Pembangunan Kepariwisataan yang Berkelanjutan ..................................................................................... 2-4

BAB 3 POSISI KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG .......... 3-1

3.1 Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .......... .............. 3-1 3.1.1 Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan Nasional ........................ .............. 3-1 3.1.2 Posisi Kepariwisataan dalam Kebijakan Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................. 3-14

3.3 Kajian Kebijakan Aspek-Aspek Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................................................ 3-16

3.2.1 Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan...................................... 3-16 3.2.2 Kajian Kebijakan Perwilayahan Pariwisata ......................................... 3- 18 3.2.3 Kajian Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata ......................... 3-22 3.2.4 Kajian Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pariwisata ........ 3-27 3.2.5 Kajian Kebijakan Pengembangan Pemasaran Pariwisat ..................... 3-28 3.2.6 Kajian Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Kepariwisataan ..................................................... 3-30

Page 3: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

iii | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3.2.7 Kajian Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dalam Mendukung Pengembangan Kepariwisataan ......................................................... 3-31 3.2.8 Kajian Kebijakan Penguatan Budaya dalam Mendukung Pengembangan Kepariwisataan ......................................................... 3-33

3.3 Kajian Kebijakan Pembagian Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengembangan Kepariwisataan ..................... 3-34

BAB 4 PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ............................................................................................. .............. 4-1

4.1 Karakteristik Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......... .............. 4-1 4.1.1 Karakteristik Fisik Alam ....................................................................... 4-1 4.1.2 Karakteristik Sosial Budaya ................................................................. 4-12 4.1.3 Karakteristik Perekonomian ............................................................... 4-20

4.2 Karakteristik Destinasi Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ..... 4-23 4.2.1 Daya Tarik Wisata Unggulan Provinsi ................................................. 4-23 4.2.2 Desa-desa Wisata sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan ................... 4-55 4.2.3 Fasilitas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................. 4-79 4.2.4 Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................. 4-81 4.2.5 Aksesibilitas Pendukung Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................. 4-79

4.3 Karakteristik Pasar Wisatawan .................................................................... 4-83 4.3.1 Jumlah dan Perkembangan Wisatawan ............................................. 4-83 4.3.2 Profil Pasar Wisatawan ....................................................................... 4-85 4.3.3 Karakteristik Perjalanan Wisata Pasar Wisatawan ............................. 4-86

4.4 Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Kepariwisataan ........................ 4-87 4.4.1 Kondisi SDm Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung ......................... 4-87 4.4.2 Organisasi Pendukung Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................. 4-87

4.5 Potensi dan Permasalahan Dalam Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................................................... 4-94 4.6 Isu-isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ........................................................................................... 4-100

BAB 5 PENILAIAN DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA POTENSIAL

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ...................................................... 5-1 5.1 Penilaian Destinasi Unggulan Provinsi ......................................................... 5-1

5.1.1 Kriteria dan Tolok Destinasi Pariwisata Unggulan .............................. 5-6 5.1.2 Prioritasi Destinasi Unggulan Provinsi ................................................ 5-10

5.2 Penilaian Desa Wisata Potensial .................................................................. 5-12 5.2.1 Kriteria dan Tolok Ukur Desa Wisata Potensial .................................. 5-16 5.2.2 Prioritasi Cluster Desa Wisata Potensial ............................................. 5-19

Page 4: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

iv | L a p o r a n D r a f t A k h i r

BAB 6 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA ............................................................................................. 6-1

6.1 Grand Strategy ............................................................................................. 6-1 6.2 Strategi Pengembangan Aspek-aspek Kepariwisataan ................................ 6-2

6.2.1 Strategi Perwilayahan Pariwisata ....................................................... 6-2 6.2.2 Strategi Pengembangan Produk Pariwisata ....................................... 6-8 6.2.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pariwisata ...................... 6- 9 6.2.4 Strategi Pengembangan Pemasaran Pariwisata ................................. 6-10 6.2.5 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Kepariwisataan ................................................................................... 6-11 6.2.6 Strategi Pemanfaatan Teknologi untuk Pengembangan Kepariwisataan ................................................................................... 6- 11 6.2.7 Strategi Penguatan Budaya untuk Mendukung Pengembangan ‘ Kepariwisataan ................................................................................... 6-12

6.3 Mekanisme Insentif dan Disinsentif Dalam Pengembangan Destinasi Unggulan dan Cluster Desa Wisata .............................................................. 6-13

Page 5: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

v | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kepariwisataan yang Berkelanjutan .................................................................................... 2-13 Tabel 3.1 Kriteria dan Indikator Destinasi Unggulan3-12 Tabel 3.2 Tahap Pembangunan Lima Tahunan dan Fokus Pembangunan dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025 ................. 3-15 Tabel 3.3 Visi dan Misi dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....................................................................... 3-17 Tabel 3.4 Arahan Pemanfaatan Ruang Pariwisata dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002-2016 .......................................... 3-19 Tabel 3.5 Rencana Pengembangan KWU Kepulauan Bangka Belitung ..................... 3-21 Tabel 3.6 Rencana Pengembangan Produk Pariwisata di Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................... 3-24 Tabel 3.7 Pengembangan Jalur Wisata di Kawasan Penambangan Timah ............... 3-26 Tabel 3.8 Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................................... 3-27 Tabel 3.9 Rencana Pengembangan Pemasaran Pariwisata di Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................... 3-29 Tabel 3.10 Strategi Pengelolan Lingkungan dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025 ........................................................................ 3-32 Tabel 3.11 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Produk Pariwisata dan yang Terkait dalam Rangka Penguatan Budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................................................................... 3-33 Tabel 3.12 Program Pengembangan Kebudayaan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2017 ....................................................................................... 3-34 Tabel 3.13 Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengembangan Kepariwisataan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38/2007 ............................................................................................... 3-36 Tabel 3.14 Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengembangan Kepariwisataan Berdasarkan Undang-Undang No. 10/2009 ............................................................................................... 3-39 Tabel 4.1 Luas Wilayah Adaministrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............ 4-2 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ................................................................................. 4-13 Tabel 4.3 Persentase Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2011 ....................... 4-22 Tabel 4.4 Daya Tarik Wisata Unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....... 4-24 Tabel 4.5 Daya Tarik Desa Wisata Potensial di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 4-56 Tabel 4.6 Jumlah Sarana Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 4-79 Tabel 4.7 Jumlah Rumah Makan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 4-80

Page 6: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

vi | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 4.8 Jumlah Toko Cenderamata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ................................................................................................ 4-80 Tabel 4.9 Agen Perjalanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ...... 4-81 Tabel 4.10 Perkembangan Jumlah Penumpang Pesawat ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ..................................................................... 4-83 Tabel 4.11 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2011 .......................................... 4-84 Tabel 4.12 Daftar Beberapa Lembaga Penyelenggara Pendidikan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....................................................................... 4-90 Tabel 4.13 Daftar Agen Wisata Anggota dan non Anggota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................................................................... 4-91 Tabel 4.5 Daya Tarik Desa Wisata Potensial di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 4-56 Tabel 5.1 Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....... 5-2 Tabel 5.2 Kriteria dan Tolok Ukur Penentuan Prioritasi Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................... 5-7 Tabel 5.3 Penilaian Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................................................................... 5-10 Tabel 5.4 Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................... 5-14 Tabel 5.5 Kriteria dan Tolok Ukur Penentuan Prioritasi Cluster Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......................................... 5-17 Tabel 5.6 Penilaian Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ..... 5-19

Page 7: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

vii | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daftar Gambar Gambar 1.1 Ruang Lingkup Wilayah ......................................................................... 1-5 Gambar 2.1 Tiga Pilar Pariwisata Berkelanjutan ...................................................... 2-3 Gambar 2.2 Fenomena Pembangunan Berkelanjutan ............................................. 2-5 Gambar 3.1 Peta DPN Palembang-Bnagka Belitung dan sekitarnya ........................ 3-10 Gambar 3.2 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya ........................................ 3-10 Gambar 3.3 Posisi Kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung .............................. 3-14 Gambar 3.4 Keterkaitan antara Misi Pembangunan Kepariwisataan dengan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................................. 3-18 Gambar 3.5 Peta Pembagian KWU di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............ 3-21 Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ........................................................................................... 4-8 Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Kontribusi Tiap Lapangan Usaha Terhadap PDRB di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2011 ........ 4-21 Gambar 4.3 Grafik Distribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011 ........................................................................................... 4-21 Gambar 4.4 PAD Sektor Pariwisata Prov. Kep. Bangka Belitung Tahun 2007-2011 . 4-22 Gambar 4.5 Kontribusi Pariwisata terhadap PAD Kab./ Kota di Kep. Bangka Belitung Tahun 2011 ............................................................................. 4-23 Gambar 4.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................... 4-26 Gambar 4.7 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kelian....................................................... 4-27 Gambar 4.8 Foto Kondisi Kota Tua Muntok ............................................................. 4-28 Gambar 4.9 Foto Kondisi Pantai Romodong ............................................................. 4-29 Gambar 4.10 Foto Kondisi Pulau Penyusuk ................................................................ 4-30 Gambar 4.11 Foto Kondisi Pantai Parai Tenggiri ........................................................ 4-31 Gambar 4.12 Foto Kondisi Pantai Tanjung Pesona ..................................................... 4-32 Gambar 4.13 Foto Kondisi Pantai Matras .................................................................. 4-32 Gambar 4.14 Foto Kondisi Pantai Air Anyer ............................................................... 4-33 Gambar 4.15 Foto Kondisi Situs Kota Kapur ............................................................... 4-34 Gambar 4.16 Foto Kondisi Civic Center ...................................................................... 4-37 Gambar 4.17 Foto Kondisi Pantai Pasir Padi ............................................................... 4-38 Gambar 4.18 Foto Kondisi Museum Timah ................................................................ 4-40 Gambar 4.19 Foto Kondisi Agrowisata Desa Namang ................................................ 4-41 Gambar 4.20 Foto Kondisi Pulau Ketawai................................................................... 4-42 Gambar 4.21 Foto Kondisi Benteng Toboali ............................................................... 4-44 Gambar 4.22 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kerasak .................................................... 4-44 Gambar 4.23 Foto Kondisi Pantai Lepar ..................................................................... 4-45 Gambar 4.24 Foto Kondisi Pantai Liat......................................................................... 4-46

Page 8: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

viii | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.25 Foto Kondisi Pantai Bukit Berahu ......................................................... 4-49 Gambar 4.26 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kelayang .................................................. 4-50 Gambar 4.27 Foto Kondisi Pantai Tanjung Tinggi ....................................................... 4-51 Gambar 4.28 Foto Kondisi Pulau Lengkuas ................................................................ 4-51 Gambar 4.29 Foto Kondisi Tarsius - Batu Mentas ...................................................... 4-52 Gambar 4.30 Foto Kondisi Pantai Burung Mandi ....................................................... 4-53 Gambar 4.31 Foto Kondisi Kepulauan Memperak ...................................................... 4-54 Gambar 4.32 Foto Kondisi Pantai Punai ..................................................................... 4-54 Gambar 4.33 Foto Kondisi Pantai Penyabong ............................................................ 4-55 Gambar 4.34 Peta Sebaran Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ......... 4-58 Gambar 4.35 Foto Kondisi Desa Air Putih ................................................................... 4-60 Gambar 4.36 Foto Kondisi Kampung Gedong............................................................. 4-62 Gambar 4.37 Foto Kondisi Desa Namang ................................................................... 4-68 Gambar 4.38 Foto Kondisi Desa Kurau ....................................................................... 4-69 Gambar 4.39 Foto Kondisi Desa Tanjung Binga .......................................................... 4-73 Gambar 4.40 Foto Kondisi Desa Keciput .................................................................... 4-75 Gambar 4.41 Foto Kondisi Desa Pelepak Putih .......................................................... 4-76 Gambar 4.42 Foto PNPM Desa Burong Mandi ........................................................... 4-77 Gambar 4.43 Foto Kondisi Desa Lenggang Laskar Pelangi ......................................... 4-78 Gambar 4.44 Foto Fasilitas Penunjang Pariwisata di Desa Tanjung Kelumpang ........ 4-78 Gambar 4.45 Grafik Jumlah Tamu Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2003-2011 .................................................................................. 4-85 Gambar 5.1 Peta Sebaran Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................. 5-5 Gambar 5.2 Kerangka Proses Penentuan Prioritas Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................... 5-6 Gambar 5.3 Peta Sebaran Cluster Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................... 5-15 Gambar 5.5 Kerangka proses penentuan prioritasi desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................... 5-16 Gambar 6.1 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan .................................. 6-6 Gambar 6.2 Peta Pusat Cluster Desa Wisata ............................................................ 6-7

Page 9: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

1-1

BAB PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan provinsi pemekaran dari Provinsi Sumatera

Selatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang (UU) No.27 Tahun 2000 sebagai provinsi ke-

31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepulauan Bangka Belitung yang terdiri dari

enam kabupaten dan satu kota, selama ini sangat identik dan dikenal sebagai pulau

penghasil timah. Sebagai wilayah dengan sektor ekonomi utama pertambangan,

permasalahan lingkungan menjadi isu utama yang selalu dihadapi oleh Kepulauan Bangka

Belitung.

Pariwisata sebagai sektor yang lebih ramah lingkungan menjadi sektor alternatif dan

unggulan bagi perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke depan, menggantikan

sektor pertambangan, sekaligus diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor

lainnya. Selain itu, pariwisata juga disiapkan menjadi alat dalam upaya pengembangan

potensi wilayah secara berkelanjutan dan berdampak ekonomi signifikan.

Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional (Ripparnas) telah menetapkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Palembang-Kepulauan Bangka Belitung dan

sekitarnya. Dalam DPN ini terdapat enam Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional

(KPPN), empat diantaranya terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu KPPN

Pangkal Pinang–Sungai Liat dsk, KPPN Belinyu dsk, KPPN Tanjung Kelayang Belitung dsk,

serta KPPN Punai-Belitung dsk nya. Dari empat KPPN tersebut, Kawasan Tanjung Kelayang

Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Page 10: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Secara geografis, Kepulauan Bangka Belitung memiliki lokasi yang strategis karena relatif

dekat dengan ibu kota negara sebagai pintu gerbang utama Indoensia, sekaligus sumber

pasar wisatawan terbesar. Selain itu, potensi kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung

yang besar, baik daya tarik wisata alam, budaya, maupun sejarah, menjadikan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai destinasi unggulan nasional, setelah Bali dan

Lombok.

Dalam konteks kepariwisataan regional dan nasional, potensi bahari dan geowisata

Kepulauan Bangka Belitung merupakan daya tarik yang dapat dikembangkan untuk

menjadikan provinsi ini sebagai destinasi pariwisata unggulan nasional. Kekayaan sosial dan

budaya masyarakat pesisir yang sangat terkait dengan potensi bahari, geowisata, dan

sumber daya alam Kepulauan Bangka Belitung lainnya, jika dikembangkan secara

terintegrasi sebagai desa wisata dapat menjadi daya tarik wisata unggulan Kepulauan

Bangka Belitung.

Untuk lebih mendorong perkembangan kepariwisataan sebagai destinasi pariwisata

nasional, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki peran yang sangat

penting, khususnya sebagai motor bagi terwujudnya pengembangan destinasi unggulan

Kepulauan Bangka Belitung yang lebih terencana dan terintegrasi dengan sektor lain.

Perkembangan destinasi unggulan yang terintegrasi dengan pembangunan sektor lain dan

pembangunan wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat mengakselerasi

pertumbuhan kepariwisataan dan memperluas manfaatnya ke seluruh wilayah provinsi.

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung merupakan upaya untuk merumuskan arahan bagi percepatan

pembangunan sektor kepariwisatan di Kepulauan Bangka Belitung sehingga pembangunan

yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan efektif, bernilai ekonomi, dan berkelanjutan.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dilakukan dengan maksud untuk menguatkan peran dan fungsi Provinsi

Page 11: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kepulauan Bangka Belitung dalam menjalankan pemerintahan yang baik di dalam upaya

pengembangan dan pembangunan Kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

bertujuan untuk pada terumuskannya ukuran, kriteria dan indikator, serta strategi

pengembangan yang membentuk kondisi ideal yang harus dimiliki suatu destinasi atau desa

wisata dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam, manusia, sosial budaya

serta kebijakan-kebijakan yang ada dan potensi kepariwisataan serta tema masing-masing

wilayah. Dengan demikian kekhasan dan keunikan suatu daerah dapat dimunculkan oleh

masing-masing pemerintah daerah kabupaten/kota dalam kerangka untuk menciptakan

keragaman pilihan wisata di Kepulauan Bangka Belitung.

Untuk mencapai maksud tersebut, tujuan dari kegiatan ini adalah menghasilkan strategi

pengembangan destinasi pariwisata unggulan, dan desa wisata potensial sebagai elemen

penunjang destinasi unggulan, yang terintegrasi dengan pembangunan wilayah, serta

memperhatikan daya dukung sumber daya alam, sosial, dan budaya. Berdasarkan tujuan

tersebut, maka sasaran yang harus dicapai adalah:

1. Teridentifikasi dan teranalisisnya kondisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dan aspek-aspek pendukungnya.

2. Terkajinya kebijakan dan rencana terkait pengembangan kepariwisataan (destinasi

pariwisata dan desa wisata) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Terumuskannya kriteria dan indikator destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

4. Dihasilkannya penilaian terhadap destinasi unggulan dan desa wisata berdasarkan

kriteria dan indikator di atas.

5. Penerapan konsep Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan untuk Pariwisata Regional

(SMART) bagi pengembangan destinasi unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

6. Terumuskannya strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dari aspek produk pariwisata, aspek pengembangan ekologi,

aspek penguatan budaya, aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek pemberdayaan

Page 12: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

masyarakat, aspek kelembagaan dan sumber daya manusia, serta aspek mekanisme

insentif dan disinsentif.

7. Terumuskannya rencana aksi pengembangan destinasi pariwisata unggulan dan desa

wisata prioritas.

1.3 KELUARAN

Keluaran Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yaitu tersusunnya Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan

dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi :

1. Konsep Pendekatan Manajemen Berkelanjutan untuk Pariwisata Regional (Sustainable

Management Approach for Regional Tourism - SMART).

2. Kondisi dan penilaian kebutuhan pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata dari aspek pemberdayaan

masyarakat; aspek kelembagaan dan sdm; aspek lingkungan; aspek penguatan budaya;

aspek mekanisme insentif dan disinsentif.

4. Rencana aksi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata potensial yang terdiri

dari program dan kegiatan, dilengkapi tahapan pelaksanaan, serta pemangku

kepentingan yang menjadi penanggung jawab dan pendukung pelaksanaan program dan

kegiatan.

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dari Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa

Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah seluruh wilayah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, yang meliputi enam wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Bangka Barat,

Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten

Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur; serta satu wilayah kota, yaitu Kota Pangkalpinang.

Page 13: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Dalam Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2005-2013, masing-masing wilayah dipetakan berdasarkan karakter dan potensi

dominan kepariwisataannya ke dalam 7 (Tujuh) kawasan u nggulan yaitu:

1. KWU Sejarah – Mentok

2. KWU Rekreasi Pantai – Sungailiat

3. KWU Perkotaan – Pangkalpinang

4. KWU Agrowisata – Koba

5. KWU Alam Bahari – Selat Lepar

6. KWU Budaya Pesisir – Tanjung Binga

7. KWU Bahari Minat Khusus – Memperak

Adapun wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Ruang Lingkup Wilayah

Page 14: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-6 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

1.4.2 Lingkup Kegiatan

Kegiatan Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari:

1. Kegiatan persiapan merupakan kegiatan koordinasi awal antara tim dengan program

Provincial Governance Strengthening Programme, Bappeda dan Statistik Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

2. Pengumpulan data dan informasi, baik data sekunder maupun primer di tingkat provinsi

serta kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengumpulan data dan

informasi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari instansi yang mengurus

bidang kepariwisataan kabupaten dan kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

mengenai daya tarik wisata unggulan dan desa wisata potensial yang menjadi prioritas

pengembangan di daerah.

3. Kegiatan pengolahan dan analisis data primer dan sekunder untuk mendapatkan

gambaran mengenai karakteristik dan perkembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dalam mendukung pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata

potensial.

4. Seminar Awal “Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan dan Desa

Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” dalam rangka menyosialisasikan

pendekatan Sustainable Management Approach for Regional Tourism (SMART) yang

akan digunakan untuk melakukan kajian terhadap strategi pengembangan destinasi

pariwisata unggulan dan desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

5. Workshop “Konsep Sustainable Management Approach for Regional Tourism (SMART)

pada Pengembangan Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” dalam rangka

mendapatkan masukan dan kesepakatan dari instansi terkait di daerah dan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung mengenai desa wisata yang dianggap potensial untuk

dikembangkan sebagai daya tarik wisata unggulan provinsi.

6. Workshop “Konsep Sustainable Management Approach for Regional Tourism (SMART)

pada Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka

Page 15: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Belitung” dalam rangka mendapatkan masukan dan kesepakatan dari instansi terkait di

daerah dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengenai destinasi pariwisata yang

dianggap dapat menjadi unggulan dalam pengembangan kepariwisataan provinsi dan

nasional.

7. Lokakarya “Rencana Aksi Pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan dan Desa Wisata

Potensial di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” dalam rangka mendapatkan masukan

dan kesepakatan dari instansi terkait di daerah dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

mengenai rencana aksi yang telah disusun.

1.4.3 Definisi Istilah yang Digunakan

Dalam Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung terdapat istilah-istilah penting yang harus mendapatkan

pemahaman yang sama dari seluruh pemangku kepentingan dan pembaca laporan draft

akhir ini. Istilah-istilah tersebut adalah:

1. WISATA adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka

waktu sementara (UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan).

2. PARIWISATA adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah (UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan).

3. KEPARIWISATAAN adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan

bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap

orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama

wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha (UU No. 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan).

4. WISATAWAN adalah orang yang melakukan wisata (UU No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan).

Page 16: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5. DESTINASI PARIWISATA adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih

wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,

fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi

terwujudnya kepariwisataan (UU No. 10 Tahun 2009).

6. DESTINASI PARIWISATA UNGGULAN adalah destinasi pariwisata yang dikembangkan

untuk mendorong akselerasi pengembangan pariwisata daerah sesuai dengan potensi

dan kapasitas masing-masing daerah (Peraturan Menbudpar No.

PM.37/UM.001/MKP/07 tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi Pariwisata

Unggulan)

7. DAYA TARIK WISATA adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan

nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia

yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (UU No. 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan).

8. DESA WISATA adalah integrasi antara daya tarik wisata, akomodasi, dan fasilitas

pendukung yang disajikan dalam struktur kehidupan masyarakat yang menyatu

dengan tata cara dan tradisi yang berlaku di suatu desa (Nuryanti, 1993:2).

9. GEOWISATA adalah kegiatan wisata berkelanjutan yang sangat terkait dengan aspek

geologi, geomorfologi, dan fitur alam lainnya dari suatu destinasi pariwisata, serta

sangat terkait dengan budaya, nilai estetika, dan masyarakat setempat (Travel Industry

Association of America; G.M. Timčák).

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN

Laporan Draft Akhir Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini akan terdiri dari 7 (tujuh) bab sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang pentingnya kajian ini dilakukan, tujuan

dan sasaran yang hendak dicapai dengan kajian ini, ruang lingkup kajian, keluaran yang akan

dihasilkan, dan sistematika pelaporan dari laporan draft akhir ini.

Page 17: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

BAB 2 METODOLOGI yang menjelaskan tentang kerangka pendekatan permasalahan,

tahapan kajian, serta metode yang digunakan pada setiap tahapan kajian.

Bab 3 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG yang berisi hasil kajian terhadap kebijakan pembangunan

kepariwisataan (nasional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), kajian terhadap kebijakan

pengembangan destinasi unggulan (nasional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), kajian

kebijakan pengembangan desa wisata (nasional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung), untuk

mengidentifikasi posisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kebijakan

pembangunan nasional maupun provinsi. Kajian kebijakan juga dilakukan untuk

mengidentifikasi kebijakan pembangunan provinsi yang mengatur tentang perwilayahan

pariwisata, pengembangan produk pariwisata, ekologi untuk mendukung pariwisata,

penguatan budaya, pembangunan ekonomi, pengembangan teknologi, pemberdayaan

masyarakat dalam pariwisata, pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan,

serta mekanisme insentif dan disinsentif.

Bab 4 PERKEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

berisi tentang gambaran umum wilayah, baik itu kondisi fisik, sosial budaya, maupun

perekonomian; perkembangan destinasi pariwisata; perkembangan pasar wisatawan;

kondisi sumber daya manusia dan kelembagaan kepariwisataan; potensi dan permasalahan

pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung dilihat dari sisi sosial, teknologi,

ekologi, ekonomi, dan regulasi; serta isu-isu strategis sebagai hasil sintesis dari analisis yang

dilakukan.

BAB 5 PENILAIAN DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA POTENSIAL PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG yang menjelaskan mengenai proses penilaian dan

penentuan destinasi pariwisata unggulan dan desa wisata potensial provinsi yang dilakukan

berdasarkan kriteria dan tolok ukur yang telah ditentukan.

BAB 6 STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA,

berisi tentang hasil rumusah strategi pengembangan berdasarkan isu-isu strategis serta

kondisi destinasi unggulan dan desa wisata potensial terpilih, yang terdiri dari strategi

Page 18: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

pengembangan perwilayahan pariwisata; pengembangan produk pariwisata, termasuk

pengelolaan lingkungan dan penguatan budaya; pengembangan pemasaran; pengembangan

kelembagaan kepariwisataan, termasuk sumber daya manusia; serta mekanisme insentif

dan disinsentif.

Page 19: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

1-1

BAB KAJIAN KONSEP

SUSTAINABLE MANAGEMENT APPROACH FOR REGIONAL TOURISM

(SMART)

2

Konsep Sustainable Management Approah for Regional Tourism (SMART) atau pendekatan

pengelolaan yang berkelanjutan bagi pariwisata regional seutuhnya merupakan konsep

pariwisata berkelanjutan yang diterapkan dalam pengelolaan pariwisata di wilayah provinsi.

Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan merupakan pembangunan pariwisata yang

mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam perencanaan, pelaksanaan,

maupun pengendalian pembangunannya, yang mulai dikembangkan sejak awal tahun 1970-

an.

Di Indonesia, upaya mempromosikan dan mendorong penerapan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan kepariwisataan sudah mulai dilakukan

sejak 1997, bersamaan dengan diberlakukannya Agenda 21: Agenda Pariwisata untuk

Pengembangan Kualitas Hidup secara Berkelanjutan yang merupakan hasil rumusan bersama

Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan United Nations Development Programme

(UNDP).

2.1 PARIWISATA BERKELANJUTAN: DEFINISI DAN URGENSI

Pada hakekatnya, pembangunan pariwisata yang berkelanjutan merupakan pembangunan

pariwisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam

perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian pembangunannya. Untuk itu, penting

memahami terlebih dahulu apa itu pembangunan berkelanjutan.

Page 20: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Berbagai definisi tentang pembangunan berkelanjutan telah dikembangkan seiring dengan

perjalanan untuk menerapkan konsep ini di seluruh belahan dunia. Definisi pembangunan

berkelanjutan pertama kali dirumuskan dalam Brundtland Report yang merupakan laporan

hasil kerja Word Commission on Environment and Development (WCED) setelah bekerja

selama 4 (empat) tahun dalam mengimplementasikan Agenda Global untuk Perubahan.

Definisi pembangunan berkelanjutan yang dikeluarkan oleh WCED pada tahun 1987 tersebut

adalah:

”Pembangunan yang memenuhi kebutuhan dari generasi sekarang tanpa mengurangi

kemampuan dari generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka yang

mencoba mempertemukan aspek pembangunan ekonomi dengan konservasi

lingkungan” (dalam Nurhidayati, 2006).

Seperti juga pembangunan berkelanjutan, pariwisata berkelanjutan memiliki berbagai

definisi. Tiga definisi yang biasa digunakan adalah definisi yang dikeluarkan oleh United

Nations – World Tourism Organization (UNWTO), John Butler (ahli pariwisata yang terkenal

dengan model siklus hidup perkembangan destinasi pariwisata), dan Piagam Pariwisata

Berkelanjutan (1995).

MENURUT PARIWISATA BERKELANJUTAN ADALAH:

UNWTO Pariwisata yang menekankan pemanfaatan lingkungan untuk memenuhi kepentingan pariwisata masa kini dan perbesaran peluang di masa mendatang, pengelolaan pemanfaatan yang bijaksana untuk kepentingan ekonomi, sosial dan keindahan/estetika, dan peningkatan mutu kehidupan manusia dengan tetap menjaga integritas budaya, proses ekologi, keanekaragaman biologi dan unsur-unsur pendukungnya.

JOHN BUTLER Pariwisata yang dikembangkan dan dilestarikan di suatu tempat dengan cara dan skala tertentu sehingga dapat bertahan selama waktu yang tidak terbatas, tanpa merusak atau mengubah lingkungan (manusia/sosial dan fisik) yang dapat menghambat tercapainya keberhasilan pembangunan.

PIAGAM PARIWISATA BERKELANJUTAN

Pembangunan pariwisata yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang, sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial. (Sumber: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2000)

Page 21: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pembangunan pariwisata berkelanjutan dibangun di atas tiga pilar, yaitu ekologi, sosial

budaya, dan ekonomi, yang saling berkaitan erat, berinteraksi satu sama lain, dan

dipertimbangkan sebagai suatu bagian yang terintegrasi. Hubungan ketiga pilar tersebut

dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

Sumber: Sekartjakrarini, 2007

Gambar 2.1 Tiga Pilar Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Ketiga pilar tersebut memiliki tujuan-tujuan pembangunan berikut ini:

1. Keberlanjutan ekonomi : Menjamin keberlanjutan ekonomi dan daya saing dari destinasi

dan usaha pariwisata sehingga mereka dapat menghasilkan

manfaat dalam jangka panjang.

2. Kesejahteraan lokal : Memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap kesejahteraan

masyarakat lokal, terutama mendorong wisatawan untuk

membelanjakan uangnya di sektor ekonomi lokal.

3. Lapangan pekerjaan : Meningkatkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang diciptakan

dan didukung ole pariwisata, termasuk tingkat pembayaran,

kondisi pelayanan, ketersediaan untuk semua tanpa

diskriminasi jenis kelamin, ras.

4. Kesetaraan sosial : Memperluas distribusi manfaat ekonomi dan sosial dari

pariwisata yang diterima oleh masyarakat, termasuk

PEMBANGUNAN

BERKELANJUTAN

EEKKOONNOOMMII

SSOOSSIIAALL //

BBUUDDAAYYAA

EEKKOOLLOOGGII

Page 22: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

peningkatan kesempatan kerja, pendapatan, ketersediaan

pelayanan bagi masyarakat miskin

5. Pemenuhan kebutuhan pengunjung : Menciptakan keamanan, kepuasan, dan

pemenuhan harapan pengunjung akan pengalaman yang

diperoleh, ketersediaan untuk semua, tanpa membedakan

jenis kelamin, ras, dan lain-lain.

6. Pengawasan lokal : Melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan tentang

pengelolaan dan pengembangan pada masa yang akan

datang, tentu saja melalui proses konsultasi dengan

stakeholders lain.

7. Kehidupan masyarakat : Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat lokal, termasuk struktur sosial dan akes terhadap

sumber daya, fasilitas, dan sistem pendukung sosial,

mencegah berbagai bentuk degradasi sosial atau eksploitasi

sosial.

8. Kekayan budaya : Menghargai dan mempertinggi nilai sejarah dari heritage,

keunikan budaya, dan kekhasan masyarakat lokal.

9. Integritas fisik : Mempertahankan dan meningkatkan kualitas lanskap, baik

perkotaan maupun perdesaan, dan mencegak degradasi fisik

dan visual dari lingkungan.

10. Keanekaragaman hayati: Mendukung konservasi alam, habitat, dan suaka margasatwa,

serta meminimalkan kerusakan yang terjadi padanya.

11. Efisiensi sumber daya : Meminimalkan penggunaan sumber daya langka dan tidak

dapat diperbaharui dalam pembangunan dan operasional

fasilitas dan pelayanan pariwisata.

12. Kemurnian lingkungan : Meminimalkan polusi udara, air, dan tanah, serta bangkitan

sampah/limbah dari usaha pariwisata maupun pengunjung.

Page 23: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Dari berbagai pemahaman tentang pembangunan pariwisata berkelanjutan di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan harus

mempertimbangkan tiga faktor penting, yaitu konservasi, partisipasi masyarakat lokal, dan

usaha pariwisata. Dalam penerapannya, faktor konservasi diarahkan untuk mencapai tujuan

pelestarian keanekaragaman hayati dan sumber daya alam. Partisipasi masyarakat lokal

bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan. Sementara

itu, usaha pariwisata bertujuan untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Ketiganya

saling terkait satu sama lain.

Partisipasi masyarakat lokal dan konservasi memiliki keterkaitan dalam pemanfaatan sumber

daya alam secara berkelanjutan. Masyarakat lokal yang menggunakan sumber daya alam

dalam proses pemberdayaannya, harus memperhatikan prinsip-prinsip konservasi.

Sementara itu, dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan, usaha pariwisata juga harus

mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi dalam pengelolaan lingkungan dan sumber

dayanya, dan juga pelibatan masyarakat lokal, baik melalui penerapan perencanaan

partisipatori dalam pengembangan usahanya maupun pengembangan kemitraan usaha

dengan masyarakat. Fenomena pembangunan pariwisata berkelanjutan tersebut dapat

dilihat pada gambar berikut ini.

Sumber: ETE, 2007

Gambar 2.2 Fenomena Pembangunan Berkelanjutan

KONSERVASI Tujuan:

Pelestarian sumber daya alam & keanekaragaman

hayati

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL

Tujuan: Pemberdayaan,

pengentasan kemiskinan

USAHA PARIWISATA

Tujuan:

Keuntungan jangka panjang

Pemanfaatan SDA berkelanjutan

Pengelolaan lingkungan dan keanekaragam

hayati

Perencanaan partisipatif Kemitraan

Page 24: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-6 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Penerapan pembangunan berkelanjutan dalam pengembangan kepariwisataan, termasuk

pengelolaan, sangat penting karena pariwisata merupakan salah satu industri terbesar di

dunia. Pelaku perjalanan wisata dunia meningkat sangat pesat dari 277 juta pada tahun

1980, meningkat hampir dua kali lipat 15 tahun kemudian (1995) menjadi 528 juta, dan terus

meningkat menjadi 983 juta wisatawan pada tahun 2011. Fenomena peningkatan jumlah

pelaku perjalanan ini diperkirakan akan terus terjadi sampai tahun 2030 yang diperkirakan

mencapai angka 1,8 milyar (UNWTO, 2012).

Keterbatasan sumber daya alam, sosial, dan budaya tidak akan mampu memenuhi tuntutan

pertumbuhan pariwisata yang begitu pesat jika para perencana dan pengelola pariwisata

tidak melakukan sesuatu terhadapnya. Tantangan besar yang harus dijawab adalah

bagaimana kegiatan wisata dan pertumbuhan yang diharapkan pada masa yang akan datang

dapat dikelola dengan baik, dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya, dan

bagaimana meningkatkan kapasitas sumber daya tersebut, tidak hanya memikirkan

keberhasilan secara komersial.

Pariwisata juga berkembang menjadi sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan

terhadap perekonomian. Pada tahun 2011, pariwisata berkontribusi sebesar 9,1% terhadap

perekonomian dunia (WTTC, 2012) atau sekitar US$ 6,35 trilyun, dan diharapkan akan

tumbuh 4% per tahun agar dapat mencapai angka kontribusi sebesar 10% pada tahun 2020.

Di Indonesia, kontribusi pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tahun 2011

mencapai 4,1% atau Rp 296,97 triliun (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012),

angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan kontribusinya pada tahun 2006 yang baru mencapai

3,67% (Depbudpar, 2007). Saat ini, pariwisata menjadi penerima devisa terbesar ke-5 di

Indonesia, yaitu sebesar US$ 8,554 milyar, meningkat dari tahun 2010 yang menunjukkan

angka US$ 7,603 miliar (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012).

Pariwisata juga menjadi pembangkit utama dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Pada

tahun 2011, pariwisata dunia mampu menyediakan lebih dari 98 juta lapangan pekerjaan

yang terkait langsung dengan pariwisata (3,3% dari total), dan lebih dari 254 juta lapangan

pekerjaan yang tidak terkait langsung dengan pariwisata (8,7% dari total) (WTTC, 2012).

Seluruh potensi pariwisata yang begitu besar tersebut harus dapat dikelola dengan bijaksana

karena jika tidak, akan menimbulkan berbagai dampak negatif, tidak saja terhadap

lingkungan alam dan budaya, tetapi juga terhadap lingkungan sosial. Pariwisata

Page 25: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

berkelanjutan akan membawa lebih banyak keuntungan bagi destinasi dan masyarakatnya.

Melalui penerapan pembangunan berkelanjutan pada pengembangan pariwisata, maka

akan:

1. Meminimalkan dampak negatif dari pengembangan pariwisata (sosial budaya maupun

lingkungan fisik).

2. Meningkatkan manfaat yang diperoleh oleh masyarakat lokal.

3. Memberikan kontribusi terhadap konservasi sumber daya alam dan budaya.

2.2 PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN PARIWISATA

BERKELANJUTAN

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang

berkelanjutan tetap mengadopsi prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, yaitu:

1. Integrasi kebijakan ekonomi dan lingkungan.

2. Melindungi lingkungan fisik dan sosial serta mempertahankan kelayakan ekonomi saat

ini dan pada masa yang akan datang.

3. Tanggung jawab bersama: memahami bahwa keberlanjutan ekonomi dan lingkungan

merupakan tanggung jawab bersama.

4. Berpikir global, bertindak lokal.

Selain prinsip-prinsip umum, pembangunan kepariwisataan berkelanjutan juga harus

mengacu pada prinsip-prinsip sosial, lingkungan, dan ekonomi yang berkelanjutan. Prinsip-

prinsip sosial yang harus terpenuhi dalam pembangunan berkelanjutan adalah:

1. Penguatan identitas budaya: meningkatkan nilai dan perlindungan terhadap

keberagaman budaya dan identitas, termasuk kekhasan lokal dan dukungan masyarakat

lokal.

2. Perlindungan terhadap kesehatan dan kenyamanan, meliputi:

Menjamin kesehatan dan standar hidup yang baik bagi seluruh masyarakat

Mengimplementasikan upaya pencegahan penyakit dan kualitas pelayanan

kesehatan

Menjamin akses terhadap air, makanan, akomodasi dengan harga terjangkau

Page 26: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Memberikan akses terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

individu agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas masyarakat

Mendukung partisipasi seluruh kelompok masyarakat dan stakeholders lain dalam

pengambilan keputusan dan mempertimbangkan dampak dari keputusan yang

diambil terhadap masyarakat

3. Peningkatan keterlibatan/peran seluruh stakeholders.

4. Saling memahami dan menghargai: perhatian harus diberikan terhadap aspirasi,

kebutuhan, dan pandangan yang beragam dari masyarakat yang akan mempengaruhi

pembangunan.

5. Akses yang sama terhadap informasi.

6. Perencanaan dan pengambilan keputusan yang terbuka dan terpadu: mendorong dan

mendukung proses pengambilan keputusan dan perencanaan yang terbuka,

lintassektoral yang terkait dengan implikasi jangka panjang.

Sementara itu, prinsip-prinsip lingkungan yang harus terpenuhi dalam pembangunan

berkelanjutan adalah:

1. Efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam. Penggunaan sumber daya tidak

boleh melebihi tingkat pertumbuhannya.

2. Meminimasi zat-zat buangan: menerapkan prinsip 3 R (reduction, recycling, reuse).

Produksi zat buangan tidak boleh melebihi kapasitas serapan bumi.

3. Konservasi: pemeliharaan dan konservasi proses lingkungan yang penting,

keanekaragaman hayati, system pendukung kehidupan, nilai estetika dari lingkungan.

Meningkatkan kesadaran manusia terhadap pentingnya keanekaragaman hayati dan

nilainya.

4. Antisipasi: pencegahan atau mitigasi terhadap dampak negatif dari keputusan, program,

dan kebijakan yang diambil.

5. Peningkatan kualitas ekosistem alam.

6. Rehabilitasi dan reklamasi: perbaikan kerusakan lingkungan

7. Inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi: penelitian, pengembangan uji dan

implementasi dari teknologi yang penting bagi peningkatan kualitas lingkungan.

Page 27: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pembangunan berkelanjutan juga harus berpegang pada prinsip-prinsip keberlanjutan

ekonomi, yaitu:

1. Pemenuhan kebutuhan dasar material dan nonmaterial

2. Pemenuhan kualitas hidup minimum

3. Kelayakan bisnis

4. Stabilitas ekonomi

5. Pertumbuhan ekonomi, secara kualitatif, bukan kuantitatif

Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di ataslah yang menjadi acuan dalam

pengembangan kepariwisataan yang berkelanjutan di Indonesia. Dalam pengelolaannya,

pariwisata berkelanjutan harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1. Meminimalkan dampak negatif dari pariwisata (lingkungan, sosial, budaya)

2. Menghasilkan keuntungan ekonomi dari pariwisata untuk masyarakat lokal dan

memperaiki kualitas hidupnya, lingkungan kerjanya, dan aksesnnya terhadap teknologi

dan informasi.

3. Membuka kesempatan bagi masyarakat lokal dan stakeholders lainnya untuk

berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan dalam pengembangan pariwisata.

4. Menginformasikan kepada seluruh stakeholders tentang dampak (positif & negatif) yang

akan ditimbulkan dari pengembangan pariwisata.

5. Berkontribusi terhadap pelestarian dan konservasi sumber daya alam/budaya dan

mendukung upaya-upaya melindungi keanekaragaman hayati.

6. Menciptakan pengalaman berwisata yang lebih berarti bagi wisatawan

7. Menyediakan kesempatan bagi wisatawan untuk mengamati dan memahami hubungan

lingkungan dengan budaya masyarakat.

8. Memberikan perhatian terhadap kebutuhan, hak, dan aspirasi masyarakat lokal dan

stakeholders lainnya.

9. Melihat kebijakan, perencanaan, dan pengelolaan sebagai faktor yang paling penting

dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul akibat pembangunan pariwisata

yang tidak berkelanjutan.

10. Menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan dalam pengembangan pariwisata.

11. Mengutamakan kompromi/penyelesaian masalah dengan mempertimbangkan

kepentingan semua stakeholders.

Page 28: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Untuk lebih mempertegas perbedaan antara pembangunan pariwisata berkelanjutan dengan

pembangunan pariwisata yang tidak berkelanjutan, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PARIWISATA TIDAK BERKELANJUTAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Pembangunan tidak direncanakan dengan baik:

Pembangunan hotel tiba-tiba, tanpa pengetahuan apakah akan memberikan manfaat atau tidak.

Membuat lereng untuk panjat tebing, tetapi tidak berhasil padahal sudah menyebabkan kerusakan ekosistem.

Duplikasi kegiatan/daya tarik wisata dalam suatu wilayah sehingga memunculkan kompetisi yang tidak berguna dan menghamburkan sumber daya.

Pembangunan dikonsep dan direncanakan:

Memiliki business plan yang bertanggung jawab (komprehensif, mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul, memberikan manfaat optimal bagi semua).

Memiliki rencana pengembangan pariwisata wilayah.

Sentralisasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan:

Keputusan untuk proyek-proyek provinsi dibuat di pusat tanpa koordinasi dengan provinsi.

Kepentingan daerah tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan untuk daerah bersangkutan.

Keputusan dibuat pada tingkat lokal/daerah, melibatkan masyarakat dan pihak swasta: Pengusaha dan masyarakat memutuskan apa

yang mereka inginkan dan apa yang mereka tidak inginkan dalam pengembangan pariwisata, tentu saja dengan pendampingan dari para ahli.

Pembangunan yang tidak terbatas:

Hanya mempertimbangkan kepentingan pariwisata dalam perencanaan dan implementasi pembangunan pariwisata, tidak memperhatikan kepentingan sektor lain.

Pembangunan yang teratur, memperhatikan ruang dan waktu:

Mempertimbangkan batasan-batasan dalam pembangunan, misalnya jumlah pengunjung yang dapat ditampung pada suatu kawasan wisata dalam waktu-waktu tertentu, daya dukung fisik wilayah (beban konstruksi), waktu bersarang burung-burung.

Penggunaan lanskap dan sumber daya secara intensif:

Konsentrasi penggunaan pada tempat-tempat tertentu

Upaya-upaya mendatangkan klien (wisatawan/investor) dalam jumlah besar

Dampak negatif dari pembangunan intensif diabaikan

Penggunaan lanskap dan sumber daya secara ekstensif:

Upaya penyebaran pengunjung ke beberapa tempat dalam suatu wilayah

Upaya mendapatkan klien baru dilakukan hanya jika diperlukan

Upaya untuk mengantisipasi dan mengatasi dampak negatif sangat diperhatikan

Memahami pariwisata sebagai solusi menyeluruh untuk persoalan sosial dan ekonomi di suatu wilayah:

Pendekatan tidak profesional yang mengabaikan aspek ekonomi dan logika dalam pembangunan.

Pembangunan tidak dapat tergantung pada satu sektor, beresiko tinggi, dan kemungkinan untuk bertahannya rendah.

Pemanfaatan yang rendah terhadap SDA dan masyarakat yang potensial.

Memahami pariwisata sebagai satu alat untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi dan sosial di suatu wilayah:

Tidak hanya mengandalkan salah satu sektor sehingga jika satu sektor gagal atau bermasalah, sektor lain dapat tetap membuat perekonomian berjalan baik.

Pemanfaatan yang baik terhadap SDA dan masyarakat yang potensial.

Page 29: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-11 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

PARIWISATA TIDAK BERKELANJUTAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Hanya fokus pada tujuan ekonomi, berorientasi pada keuntungan finansial.

Harmonisasi tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Manfaat yang dituju juga berupa perasaan nyaman, pendidikan, pertukaran budaya, iklim yang mendukung, lanskap yang indah dan beragam.

Kebijakan/program pembangunan pariwisata berlaku umum, tanpa pembedaan:

Tidak ada penetapan prioritas, penghamburan sumber daya tanpa hasil yang nyata.

Sulit untuk diukur hasilnya, walaupun biasanya tidak ada keinginan untuk mengukurnya.

Kebijakan/program pembangunan berbeda untuk kegiatan wisata tertentu dan memiliki target-target tertentu:

Menentukan prioritas, apa yang penting untuk wilayahnya apa yang harus dilakukan pertama kali dan apa yang bisa menunggu.

Hasil dapat diukur dengan baik, terdapat upaya untuk transfer pengalaman ke fase berikutnya.

Implementasi proyek-proyek individu dalam wilayah:

Kepentingan individu didahulukan, kepentingan dan kebutuhan pihak lain tidak diperhatikan.

Merupakan konsekuensi satu-satunya dari koordinasi yang buruk.

Koordinasi proyek selalu dilakukan, terdapat upaya untuk meningkatkan sinergitas dalam pembangunan.

Pembangunan dilakukan dengan tujuan untuk memuaskan permintaan yang tidak terbatas. Menerapkan prinsip ”lebih banyak pengunjung lebih baik”:

Tidak melakukan analisis yang profesional, menentukan sendiri apa yang paling baik untuk wilayahnya

Jika pengunjung banyak, kualitas pelayanan menjadi buruk

Upaya dilakukan untuk mendapatkan uang dalam waktu cepat, bukan untuk mengantisipasi/ mengatasi konsekuensi yang timbul

Menetapkan ambang batas lingkungan, pembatasan jumlah pengunjung sesuai dengan daya dukung lingkungannya:

Analisis dan survei disiapkan dan dilakukan

Cenderung untuk menarik wisatawan dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi memiliki daya bayar yang lebih baik. Hal ini tentu saja membutuhkan standar dan kualitas yang lebih tinggi, memerlukan proses yang lebih lama/jangka panjang.

Pembangunan/konstruksi baru (penginapan, pusat rekreasi, taman bermain, dan lain-lain):

Merupakan cara yang lebih mudah tetapi menyebabkan kerusakan lebih banyak terhadap lingkungan (seperti memerlukan area baru, mempengaruhi keanekaragaman hayati)

Mendatangkan uang lebih cepat, persiapan lebih mudah

Pemanfaatan objek yang sudah ada:

Biasanya lebih kompleks dan mahal

Kekuatan/keunggulan yang dimiliki wilayah dipromosikan dan dimanfaatkan dengan optimal

Meniru model dan teknologi kontruksi arsitektural yang bukan khas lokal:

Keseragaman; material, teknologi, dan perusahaan global

Merupakan cara yang lebih mudah tetapi menurunkan kualitas pengalaman

Mengimplementasikan elemen-elemen arsitektural dan teknologi konstruksi yang khas lokal:

Lebih sulit, tetapi dapat meningkatkan kualitas pengalaman

Hasilnya baru dapat dirasakan dalam jangka menengah

Page 30: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-12 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

PARIWISATA TIDAK BERKELANJUTAN PARIWISATA BERKELANJUTAN

Penggunaan kendaraan tinggi:

problem yang rumit, sulit diselesaikan

masyarakat pengguna kendaraan

kendaraan memiliki dampak negatif yang kuat pada lingkungan, polusi, membutuhkan ruang, masalah keamanan, degradasi pariwisata, dan lain-lain.

Mengutamakan penggunaan transportasi umum dan nonmesin:

tujuan yang sulit untuk dicapai karena transportasi umum biasanya kurang nyaman dan berkualitas rendah

transportasi umum secara signifikan mengurangi polusi

transportasi nonmesin dampak positif pada kesehatan, tidak ada polusi, mendapatkan lebih banyak pengalaman.

Karakter permintaan yang musiman: Puas dengan kondisi pada waktu-waktu puncak yang menghasilkan banyak uang, tetapi sebenarnya diiringi oleh kerugian sosial dan lingkungan, seperti kemacetan, potensi konflik sosial.

Permintaan permanen: Lebih mudah bagi lingkungan sosial dan ekonomi.

Produk yang sama dan umum untuk setiap orang:

menurunkan lama tinggal pengunjung

menurunkan kualitas pengalaman, meningkatkan perasaan tidak puas

pengunjung kurang sensitif terhadap SDA dan masyarakat

Produk khas untuk kelompok tertentu:

menumbuhkan iklim persahabatan dan pengalaman yang menyenangkan

menumbuhkan persepsi yang baik terhadap pariwisata

pengunjung mendukung perlindungan masyarakat dan SDA

Pengunjung bersikap pasif terhadap lingkungan: pengunjung cenderung kurang sensitif terhadap SDA dan masyarakat

Hubungan yang interaktif antara pengunjung dan lingkungan: pengunjung belajar lebih banyak, kemudian memahami kebutuhan untuk melindungi masyarakat dan SDA, dan juga mendukung upaya-upaya tersebut.

Penggunaan tenaga kerja yang murah tetapi tidak berkualitas: Berupaya untuk meningkatkan keuntungan

Penggunaan tenaga kerja berkualitas tinggi:

berpikir untuk jangka panjang

investasi pada SDM lokal yang cenderung akan tinggal lebih lama di daerah tersebut

Penggunaan tenaga kerja dari luar daerah:

eksploitasi tenaga kerja dan pelanggaran HAM

kualitas pekerjaan yang rendah

kebocoran finansial dari keuntungan yang diperoleh wilayah

Penggunaan tenaga kerja lokal:

daerah memperoleh keuntungan

pengalaman yang diperoleh pengunjung biasanya lebih baik

Cara-cara komersial dalam melakukan penjualan Menjual dengan ”hati”

Sumber: ETE, 2007

Page 31: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-13 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2.3 PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN BERKELANJUTAN

Pada dasarnya, seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan pengembangan

kepariwisataan bertanggung jawab dan harus mendapatkan manfaat dari penerapan

pembangunan berkelanjutan. Aktor-aktor pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

dikelompokkan menjadi lima, yaitu usaha pariwisata, masyarakat, pecinta lingkungan,

wisatawan, dan pemerintah. Masing-masing aktor memiliki peran yang penting dalam

mewujudkan pembangunan pariwisata berkelanjutan. Manfaat yang diperoleh masing-

masing aktor juga berbeda sesuai dengan karakteristik kebutuhannya. Berikut adalah peran

dan manfaat yang diperoleh masing-masing aktor.

Tabel 2.1 Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Kepariwisataan yang Berkelanjutan

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN MANFAAT

Usaha pariwisata Meminimalkan dampak negatif

dari operasionalisasi usaha

mereka thd lingkungan sekitar

maupun global.

Profit jangka panjang, citra

perusahaan baik, hubungan

yang baik dengan karyawan

Masyarakat lokal Tidak mengeksploitasi atau

merusak kualitas hidup,

termasuk budaya maupun

kepercayaan masyarakat.

Meningkatkan kesejahteraan

dan kesempatan kerja

Pencinta lingkungan Menjadi ‘alat’ yang efektif bagi

pemantuan pengembangan

lingkungan

Terciptanya lingkungan alam

yang lestari dengan

meminimalkan dampak

lingkungan alam yg mungkin

ditimbulkan pariwisata

Wisatawan Menghargai perbedaan budaya,

menikmati perbedaan,

wisatawan juga akan lebih

waspada terhadap dampak dari

kegiatan wisata yang

dilakukannya sehingga lebih

selektif dalam pengambilan

keputusan berwisata

Mendapatkan pengalaman

berwisata yang berkualitas tinggi

dalam lingkungan yang menarik

dan aman

Pemerintah Stakeholder kunci dalam

mewujudkan berbagai manfaat

yang diharapkan oleh berbagai

stakeholders dengan

kepentingan yang berbeda

Terciptanya pariwisata yang

berkelanjutan, menguntungkan

secara ekonomi, sekaligus

melestarikan sumber daya alam

dan budaya, dalam jangka

panjang

Page 32: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-14 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pemerintah, sebagai aktor yang memiliki kekuatan politis dengan kewenangannya

menerbitkan kebijakan-kebijakan maupun regulasi yang mendorong dan mendukung

terciptanya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, diharapkan dapat menjadi

lokomotif dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian pembangunan

pariwisata yang berkelanjutan.

2.4 KEGAGALAN DALAM PENERAPAN PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN YANG BERKELANJUTAN

Banyak daerah/negara yang telah berhasil menerapkan pariwisata berkelanjutan, tetapi

banyak juga yang belum berhasil menerapkannya atau bahkan mengalami kegagalan.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa alasan yang

menyebabkan terjadinya kegagalan, yaitu:

1. Alasan ekonomi:

Perbaikan ekonomi penduduk melalui pertumbuhan ekonomi dan penciptaan

lapangan kerja merupakan prioritas nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan

upaya konservasi.

Pariwisata, khususnya pariwisata massal skala besar terus didorong karena lebih

menjanjikan dari sisi pendapatan dan investasi.

Penyediaan dana pengembangan pariwisata biasanya tidak disertai dengan dana

untuk pemeliharaannya.

2. Alasan kelembagaan:

Kurang kuatnya kerangka pembangunan pariwisata yang berkelanjutan pada tingkat

nasional.

Lemahnya kerangka kelembagaan karena mekanisme kontrol yang kurang.

Kegagalan untuk merencanakan secara komprehensif arus pergerakan wisatawan

yang besar ke daerah terpencil karena tidak didukung dengan sumber daya lokal,

ketersediaan air dan listrik.

Pariwisata menjadi satu-satunya pilihan untuk pembangunan ekonomi, meskipun

daerah memiliki aset yang kurang untuk menjadi destinasi pariwisata yang layak.

Page 33: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2-15 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Alasan kepariwisataan:

Lingkungan dan budaya lokal menggunakan cara-cara yang mudah, biaya rendah, dan

cepat dalam pengembangan daya tarik wisata sehingga terjadi eksploitasi yang

berlebihan terhadap keduanya.

Kurangnya pemahaman tentang apa itu pariwisata dan bagaimana pariwisata

dijalankan.

Kurangnya komitmen dari pelaku pariwisata untuk melindungi lingkungan dan

budaya lokal.

Kepercayaan yang salah bahwa kecil itu bagus/indah.

4. Alasan sosial/kemasyarakatan:

Masyarakat menjalankan pariwisata tanpa pemahaman yang penuh terhadap

implikasinya.

Pariwisata hanya dikuasai oleh suku, kelompok budaya, kelompok bisnis yang

dominan di masyarakat, atau oleh pemimpin-pemimpin politik.

Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan memang tidak dalam sekejap mata dapat

terwujud. Butuh proses yang sangat panjang dan berkesinambungan untuk

menumbuhkan kesadaran seluruh pihak bahwa keuntungan ekonomi tidak bermakna

apa-apa tanpa disertai keuntungan sosial budaya dan lingkungan. Keberlanjutan ekonomi

dalam jangka panjang tidak akan terwujud jika pelestarian dan peningkatan kualitas

lingkungan alam dan sosial budaya tidak menjadi pertimbangan utama.

Koordinasi dan sinergitas program-program pembangunan kepariwisataan menjadi

penting dalam mendukung penerapan prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang

berkelanjutan. Komitmen yang tinggi dari semua pihak yang terkait menjadi modal

utama terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

Page 34: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

3-1

BAB KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

3

3.1 POSISI KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

3.1.1 Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan Nasional

Dalam dokumen kebijakan pembangunan nasional, kebijakan tentang pembangunan

kepariwisataan di Indonesia telah diatur dalam:

1. Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005-2025.

2. Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Tahun 2010-2014.

3. Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

4. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025.

5. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tentang Destinasi Pariwisata Unggulan

Nasional.

6. Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014.

Posisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kebijakan pengembangan

kepariwisataan yang termuat pada keempat peraturan perundangan tersebut dijelaskan

berikut ini.

Page 35: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

A. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Undang-Undang No.

17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-

2025

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025,

pembangunan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memang tidak diatur

secara khusus, karena RPJPN ini memuat kebijakan umum seluruh sektor pembangunan di

tingkat nasional. Hal-hal yang mengatur tentang pembangunan kepariwisataan dalam RPJPN

bersifat arahan pembangunan secara umum.

Pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sesuai arahan dalam

Undang-Undang No. 10 tahun 2009, merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang, baik di tingkat nasional maupun provinsi. Oleh karena itu, pembangunan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung harus mengacu pada arahan

pembangunan yang ditetapkan dalam RPJPN.

Dalam RPJPN 2005-2025, pembangunan kepariwisataan dilakukan untuk mendukung upaya

Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Berdaya Saing Global. Arahan

pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan pada RPJPN tersebut mengatur bahwa

kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan

meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta

memberikan perluasan kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan dilakukan dengan

memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah

wisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan

ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa.

B. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Peraturan Presiden

No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2010-2014

Selain mengacu pada arahan pembangunan kepariwisataan dalam RPJPN, pembangunan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai salah satu wilayah Republik

Indonesia, juga harus mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2010-2014 yang telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5 tahun

2010.

Page 36: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Dalam RPJMN tersebut, telah ditetapkan 11 prioritas pembangunan nasional, yaitu 1)

reformasi birokrasi dan tata kelola; 2) pendidikan; 3) kesehatan; 4) penanggulangan

kemiskinan; 5) ketahanan pangan; 6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi;

(9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan

paskakonflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi. Selain kesebelas

prioritas tersebut, terdapat tiga prioritas lainnya yang merupakan prioritas bagi Presiden

Republik Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Ketiga prioritas tersebut adalah 1)

politik, hukum dan keamanan; 2) perekonomian; dan 3) kesejahteraan rakyat.

Dari kesebelas prioritas nasional dan tiga prioritas lainnya, kepariwisataan Indonesia

mendapatkan tanggung jawab untuk mendukung terwujudnya tujuan pembangunan untuk:

1) prioritas 4 terkait dengan penanggulangan kemiskinan; 2) prioritas 11 terkait dengan

penguatan kebudayaan, kreativitas, dan inovasi; 3) prioritas nasional lainnya bidang

perekonomian; dan 4) prioritas nasional lainnya bidang kesejahteraan rakyat.

Dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)

Tahun 2012-2014 telah dijelaskan penugasan Kemenparekraf untuk masing-masing prioritas

tersebut, sebagai berikut:

A. Penanggulangan Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan bertujuan menurunkan tingkat kemiskinan absolut dari

14,1% pada 2009 menjadi 8-10% pada 2014 dan memperbaiki distribusi pendapatan

dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan

perluasan kesempatan ekonomi masyarakat.

Penugasan Program Prioritas Pembangunan Nasional kepada Kemenparekraf tahun 2012-

2014 adalah:

1. melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri)

sektor pariwisata, melalui pengembangan desa wisata;

2. mendukung percepatan penyerapan KUR pada sektor-sektor industri kreatif.

B. Penguatan Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

Penguatan kebudayaan, kreativitas, dan inovasi teknologi bertujuan mengembangkan

dan melindungi kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya, untuk

memperkaya khazanah artistic dan intelektual bagi tumbuh-mapannya jati diri dan

Page 37: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

kemampuan adaptif kompetitif bangsa yang disertai pengembangan inovasi, ilmu

pengetahuan, dan teknologi yang dilandasi oleh keunggulan Indonesia sebagai negara

maritim dan kepulauan.

Penugasan Program Prioritas Pembangunan Nasional kepada Kemenparekraf tahun

2012-2014 adalah:

1. mendukung pengembangan sarana, melalui fasilitasi sarana bagi pengembangan,

pendalaman dan pagelaran seni budaya;

2. mendukung program penciptaan,melalui fasilitasi perolehan paten dan HKI, serta

pengkajian dan penerapan inkubasi teknologi;

3. melaksanakan pengembangan kesenian dan perfilman nasional;

4. mendukung Inovasi teknologi melalui peningkatan kemampuan inovasi dan

kreativitas pemuda.

C. Prioritas Nasional Lainnya Bidang Ekonomi

Prioritas nasional lainnya bidang ekonomi terdiri dari 3 substansi inti pembangunan,

yaitu pengembangan industri, diplomasi perdagangan, pelayanan dan perlindungan TKI

(Tenaga Kerja Indonesia). Kemenparekraf memiliki tanggung jawab utama dalam

pengembangan industri, mengacu pada Perpres No 28/2008 tentang Kebijakan Industri

Nasional, khususnya yang terkait industri kreatif, seperti: Kerajinan; Fesyen; Piranti

Lunak; Pasar Barang Seni; Permainan Interaktif; dan konten multimedia lainnya.

Tanggung jawab Kemenparekraf meliputi:

1. menguatkan keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai dari industri;

2. meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai dengan membangun kompetensi

inti industri daerah;

3. meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang digunakan dalam

industri, dan memfokuskan pada penggunaan sumber daya terbarukan;

4. mengembangkan industri kecil dan menengah;

5. menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif;

6. mendorong pertumbuhan klaster industri.

D. Prioritas Nasional Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat

Prioritas nasional lainnya bidang kesejahteraan rakyat terdiri dari 10 substansi inti

pembangunan.

Page 38: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kemenparekraf merupakan penanggung jawab utama pada empat substansi inti, yaitu:

1. peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20%

secara bertahap dalam 5 tahun;

2. promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan

yang kreatif dan efektif;

3. perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung

pariwisata;

4. peningkatan kapasitas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwisata lokal untuk

mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di

wilayah Asia.

Dalam prioritas pembangunan bidang, penugasan pembangunan nasional pada prioritas

bidang kepariwisatan adalah:

1. Pengembangan industri pariwisata, melalui peningkatan investasi di sektor pariwisata.

2. Pengembangan destinasi pariwisata yang berdaya saing tinggi di pasar global, yang

dilakukan melalui:

a) pengembangan daya tarik pariwisata;

b) pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata;

c) peningkatan PNPM Mandiri sektor pariwisata,

3. Pengembangan pemasaran dan promosi pariwisata, yang dilakukan melalui:

a) peningkatan promosi pariwisata luar negeri;

b) peningkatan promosi pariwisata dalam negeri;

c) pengembangan informasi pasar pariwisata;

d) peningkatan publikasi pariwisata;

e) peningkatan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,

Incentive, Travel, Conference, and Exhibition/MICE)

4. Pengembangan sumber daya pariwisata melalui peningkatan jumlah lulusan pendidikan

tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar tenaga kerja, serta peningkatan penelitian

dan pengembangan kepariwisataan.

RPJMN 2010-2014 juga menentukan prioritas pembangunan kewilayahan. Kepariwisataan

memiliki peran penting dalam terwujudnya tiga strategi pengembangan wilayah, yaitu

Page 39: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-6 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

mendorong mendorong pertumbuhan wilayah potensial di luar Jawa-Bali dan Sumatera,

meningkatkan daya saing daerah, serta mendorong percepatan pembangunan daerah.

Untuk wilayah Sumatera, prioritas pembangunan industri pariwisata alam dan budaya

diarahkan pada strategi pengembangan pusat-pusat tujuan wisata dalam satu jalur wisata

terpadu untuk mendukung pencapaian target pengembangan pariwisata, yaitu

meningkatnya jumlah wisman dan wisnus sebesar 20% secara bertahap selama 5 (lima)

tahun (nasional). Dalam prioritas pembangunan kewilayahan, Kepulauan Bangka Belitung

diarahkan sebagai salah satu pusat tujuan wisata di wilayah Sumatera, bersama-sama

dengan Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau, dengan kegiatan prioritasnya

adalah peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas pendukung kegiatan pariwisata di Pulau

Bangka dan Pulau Belitung.

Dengan demikian, pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

khususnya pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata, tentu saja harus diarahkan

untuk mendukung terimplementasikannya kebijakan-kebijakan pembangunan jangka

menengah di bidang kepariwisataan tersebut. Selain itu, pengembangan destinasi unggulan

dan desa wisata juga harus mampu mendukung peran Kepulauan Bangka Belitung sebagai

pusat tujuan wisata di Pulau Sumatera.

C. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Undang-Undang No.

10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang No. 10 tentang Kepariwisataan memang tidak memuat arahan

pembangunan kepariwisataan secara khusus untuk Kepulauan Bangka Belitung. Walaupun

demikian, Undang-Undang Kepariwisataan ini memuat hal-hal yang harus dilakukan oleh

kepariwisataan tingkat provinsi, yaitu:

1. Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan

kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional,

rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk pembangunan

kepariwisataan kabupaten/kota (Pasal 8).

Pasal ini mengamanatkan bahwa pembangunan kepariwisataan di tingkat provinsi harus

diarahkan oleh Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi. Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Provinsi juga harus menjadi pertimbangan dalam

Page 40: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

perumusan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota dan juga

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional.

2. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi diatur dengan Peraturan daerah

Provinsi (Pasal 9).

Pasal ini menunjukkan bahwa kepariwisataan provinsi memiliki peran yang penting

dalam pembangunan provinsi sehingga harus memiliki kekuatan hukum paling tinggi di

tingkat provinsi, yaitu Peraturan Daerah Provinsi.

3. Pada pasal 12 dan 13 Undang-undang tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa

pembangunan kepariwisataan harus menetapkan kawasan strategis pariwisata yang

dikembangkan untuk berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Kawasan strategis pariwisata terdiri dari kawasan strategis pariwisata

nasional, kawasan strategis pariwisata provinsi, dan kawasan strategis pariwisata

kabupaten/kota. Dijelaskan lebih lanjut bahwa kawasan strategis pariwisata provinsi

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi.

Kedua pasal ini kembali menunjukkan peran penting yang harus diemban kepariwisataan

provinsi, yaitu berpartisipasi dalam terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat melalui pengembangan kawasan strategis provinsi.

D. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional Tahun 2010-2025

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) merupakan pedoman

bagi pembangunan kepariwisataan tingkat nasional berjangka panjang, yaitu 15 tahun.

Dalam RIPPARNAS, kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung diatur dalam arahan

pembangunan destinasi pariwisata, khususnya arahan perwilayahan destinasi pariwisata.

Pada pasal 11 Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 dijelaskan bahwa pengembangan

perwilayahan destinasi pariwisata terdiri dari:

Page 41: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

50 destinasi pariwisata nasional (DPN) yang tersebar di 33 provinsi,

88 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) yang tersebar di 50 DPN.

DPN ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi dan/atau lintas

provinsi yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan pariwisata

nasional, yang diantaranya merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN);

memiliki daya tarik wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara nasional dan

internasional, serta membentuk jejaring produk pariwisata dalam bentuk pola

pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan;

memiliki kesesuaian tema daya tarik wisata yang mendukung penguatan daya saing;

memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung pergerakan

wisatawan dan kegiatan kepariwisataan;

memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.

Adapun KSPN ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata;

memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi daya tarik wisata unggulan

dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas;

memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya internasional;

memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi;

memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan wilayah;

memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan

hidup;

memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan aset

budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan;

memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;

memiliki kekhususan dari wilayah;

berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar wisatawan

potensial nasional; dan

memiliki potensi kecenderungan produk pariwisata masa depan.

Page 42: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pembangunan DPN dan KSPN dilaksanakan secara bertahap dengan kriteria prioritas sebagai

berikut:

komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;

posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;

posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik Pembangunan Kepariwisataan di

wilayah sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;

potensi kecenderungan produk pariwisata masa depan;

kontribusi yang signifikan dan/atau prospek

positif dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara

dalam waktu yang relatif cepat;

citra yang sudah dikenal secara luas;

kontribusi terhadap pengembangan keragaman produk pariwisata di Indonesia; dan

keunggulan daya saing internasional.

Dalam lingkup kepariwisataan nasional, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk dalam

DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya. Pengembangan DPN ini terdiri dari tiga

kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) yang seluruhnya terletak di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, yaitu KPPN Pangkalpinang-Sungai Liat dan sekitarnya, KPPN

Belinyu dan sekitarnya, KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya; serta dua kawasan strategis

pariwisata nasional (KSPN), satu terletak di Kepulauan Bangka Belitung, yaitu KSPN Tanjung

Kelayang-Belitung dan sekitarnya, dan satu lagi adalah KSPN Palembang Kota dan sekitarnya.

Untuk lebih jelasnya mengenai peta DPN dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

Page 43: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025

Gambar 3.1 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya

Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025

Gambar 3.2 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya

Page 44: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-11 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Berdasarkan kebijakan perwilayahan destinasi pariwisata yang termuat dalam RIPPARNAS,

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki posisi yang strategis, yaitu

sebagai destinasi pariwisata nasional yang di dalamnya satu kawasan strategis pariwisata

nasional dan tiga kawasan pengembangan pariwisata nasional.

E. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata tentang Destinasi Pariwisata Unggulan

Undang-Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan mendefinisikan bahwa daerah tujuan

pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang

berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik

wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait

dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Kriteria penilaian dan penetapan destinasi pariwisata unggulan telah ditetapkan di dalam

Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.37/UM.001/MKP/07. Penetapan

peraturan ini dimaksudkan untuk mendorong percepatan pengembangan destinasi

pariwisata di daerah – daerah yang selama ini perkembangannya lambat. Dengan peraturan

ini diharapkan daerah- daerah tersebut menjadi destinasi pariwisata unggulan secara

bertahap, sesuai dengan potensi dan kapasitas dari masing-masing untuk melengkapi

destinasi yang sudah ada dan mapan. Dalam peraturan menteri tersebut dengan jelas

disebutkan bahwa kriteria untuk menetapkan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata

unggulan sekurang-kurangnya meliputi beberapa faktor berikut ini :

1) Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata;

2) Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum;

3) Aksesibilitas;

4) Kesiapan dan keterlibatan masyarakat;

5) Potensi pasar; dan

6) Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah

Jika diuraikan secara lebih mendetail, maka kriteria penetapan destinasi pariwisata unggulan

yang selama ini dilakukan dapat mempunyai indikator sebagai berikut:

Page 45: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-12 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 3.1 Kriteria dan Indikator Destinasi Unggulan

KRITERIA INDIKATOR

Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata Ketersediaan renewable and nonrenewable energy yg mendukung pengembangan pariwisata

Ketersediaan daya tarik wisata (alam, budaya, minat khusus)

Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum Ketersediaan fasilitas pariwisata (akomodasi, restoran, biro perjalanan dll)

Ketersediaan fasilitas umum (fas. perbankan, pasar, telekomunikasi, dll)

Aksesibilitas Ketersediaan jaringan transportasi darat, laut, udara beserta sarana pendukungnya

Ketersediaan jaringan utilitas umum (listrik, air bersih, drainase, telekomunikasi, dll)

Kesiapan dan keterlibatan masyarakat Jumlah usaha pariwisata yang dimiliki masyarakat

Partisipasi masyarakat lainnya dalam pengembangan pariwisata

Keberadaan lembaga masyarakat yg terkait dengan pariwisata

Jumlah UMKM yang terlibat dalam pengembangan pariwisata

Potensi pasar Jumlah kedatangan wisatawan (ke daya tarik dan yang menginap)

Length of stay

Jumlah wisatawan potensial

Karakteristik dan pola kunjungan wisatawan

Persepsi dan preferensi wisatawan

Potensi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah

Fungsi dan peran destinasi pariwisata dalam konstelasi pembangunan daerah dan penataan ruang

Persentase PDRB subsektor pariwisata dalam pembangunan ekonomi wilayah

Pariwisata sebagai sektor basis perekonomian wilayah

Persentase tenaga kerja pariwisata

Sumber: Kemenbudpar, 2011

Pengembangan destinasi pariwisata unggulan dititikberatkan pada daerah yang

memerlukan percepatan pengembangan, dalam hal ini adalah daerah/destinasi di luar

Pulau Jawa-Bali. Berdasarkan pemenuhan kriteria tersebut, sejak tahun 2007 sampai 2009

telah ditetapkan 15 destinasi pariwisata unggulan melalui Peraturan Menteri Kebudayaan

dan Pariwisata.

Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan nasional

pada tahun 2009 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.

PM.33/UM.001/MKP/2009 Tahun 2009 tentang Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan

Tahun 2009. Selain Kepulauan Bangka Belitung, destinasi pariwisata lainnya yang juga

ditetapkan sebagai unggulan nasional pada tahun 2009 adalah Kalimantan Barat, Kalimantan

Page 46: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-13 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Selatan, Riau, dan Lampung.

F. Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Strategis

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014

Posisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Strategis

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014 digambarkan dalam posisinya

sebagai destinasi pariwisata nasional (DPN), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN),

dan kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN). Pengembangan DPN, KSPN, dan

KPPN diarahkan untuk mewujudkan visi pembangunan destinasi pariwisata, yaitu

mengembangkan destinasi dan industri pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berbasis

masyarakat dan berkelanjutan, serta mampu mendorong pertumbuhan daerah. Misi yang

hendak dicapai untuk mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan melalui pengembangan destinasi.

2. Peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia melalui pengembangan destinasi.

3. Menciptakan tata pemerintahan Ditjen Pengembangan Destinasi Pariwisata yang

responsif, transparan, dan akuntabel.

Untuk mencapai visi dan misinya tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

memfokuskan pengembangan pada 29 lokasi daya tarik wisata di 25 DPN dan 16 KSPN

sampai tahun 2014. Kepulauan Bangka Belitung belum masuk pada fokus pengembangan

kepariwisataan nasional di jangka menengah ini, tetapi Pemerintah Provinsi dapat mulai

bergerak untuk mengembangkan DPN dan KSPN yang sudah ditetapkan di wilayah

Kepulauan Bangka Belitung.

Berdasarkan keenam kebijakan nasional di bidang kepariwisataan tersebut, posisi

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 47: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-14 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2009 2010 2011 2012 2013 2014 … 2025 DOKUMEN KEBIJAKAN NASIONAL

Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional (DPN), yang di dalamnya terdapat 1 (satu) kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) dan 3

(tiga) kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) RIPPARNAS TAHUN 2010-2025

Kepulauan Bangka Belitung sebagai pusat tujuan wisata nasional di Sumatera

RPJM NASIONAL TAHUN 2010-2014

Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata unggulan

nasional

PM.33/UM.001/MKP/2009 TENTANG PENETAPAN DESTINASI PARIWISATA UNGGULAN TAHUN 2009.

DPN, KSPN, KPPN Kep. Babel BELUM menjadi

prioritas pengembangan

DPN, KSPN, KPPN Kep. Babel AKAN menjadi prioritas pengembangan

RENSTRA KEMENPAREKRAF TAHUN 2012-2014

Gambar 3.3 Posisi Kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan Nasional

3.1.2 Posisi Kepariwisataan dalam Kebijakan Pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dokumen kebijakan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang saat ini dapat

dijadikan acuan dan payung hukum bagi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung adalah Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 13 Tahun

2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahap kedua,

yaitu 2012-2017 masih dalam proses penyusunan sehingga belum dapat dijadikan acuan

pembangunan. Begitu juga dengan RTRW Provinsi yang masih dalam tahap perumusan,

walaupun jika mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 28

tahun 2002 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tahun

perencanaannya masih sampai pada tahun 2016, sehingga masih dapat dijadikan acuan

dalam pemanfaatan ruang provinsi.

Dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2005-2025, pembangunan wilayah

akan diarahkan untuk mencapai visi “Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sebagai Wilayah Agri-Bahari yang Maju dan Berwawasan Lingkungan, Didukung oleh

Sumber Daya Manusia Handal dan Pemerintah yang Amanah Menuju Masyarakat

Sejahtera”. Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diharapkan dapat

berkontribusi besar dalam perwujudan visi tersebut. Kepariwisataan menjadi indikator

dalam pencapaian visi kebaharian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama dalam

Page 48: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-15 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga diharapkan dapat mendukung

terwujudnya misi pembangunan (1), yaitu mengembangkan potensi ekonomi lokal yang

sejalan dengan upaya mewujudkan wilayah agri-bahari dan meningkatkan daya saing daerah

(misi 1). Pariwisata merupakan satu dari empat sektor pembangunan (perkebunan,

perikanan dan kelautan, industri pengolahan, dan pariwisata) yang dapat dikembangkan

dalam rangka pemanfaatan potensi ekonomi daerah secara optimal dan sejalan dengan

upaya pelestarian lingkungan untuk meningkatkan daya saing daerah.

RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan kepariwisataan sebagai sektor

unggulan ke-2 dari enam sektor unggulan pembangunan provinsi, yang secara berturut-turut

adalah: kelautan dan perikanan, pariwisata, pertanian, pertambangan, perindustrian,

perdagangan dan jasa. Pada tahapan pembangunan lima tahunan, kepariwisataan menjadi

fokus pembangunan pada tahap ke-2 (2012-2017) dan tahap ke-4 (2022-2025).

Tabel 3.2 Tahap Pembangunan Lima Tahunan dan Fokus Pembangunan dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025

TAHAP I 2005-2012

TAHAP II 2012-2017

TAHAP III 2017-2022

TAHAP IV 2022-2025

FOKUS PEMBANGUNAN

Penyiapan sarana dan prasarana serta penanganan lingkungan hidup

Pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup

Ekonomi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia

Ekonomi, sumber daya manusia, dan penguatan birokrasi

FOKUS SEKTOR/BIDANG

1. Infrastruktur fisik dan nonfisik

2. Lingkungan Hidup

1. Perkebunan 2. Perikanan 3. PARIWISATA

1. Industri pengolahan 2. Sumber daya

manusia

1. Industri pengolahan 2. PARIWISATA 3. Sumber daya manusia

STRATEGI Persiapan dan pembentukan modal dasar pembangunan

Percepatan pembangunan dan pertumbuhan sentra-sentra ekonomi, wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh (zona pertumbuhan) dengan tetap menerapkan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan.

Memberi nilai tambah pada hasil produk unggulan provinsi ini

Pengembangan SDM yang berkualitas, profesional, berwawasan IPTEK dan berbekal IMTAK

Memperluas akses komoditas hasil industri pengolahan hasil produk unggulan ke pasar regional, nasional bahkan kalau mungkin pasar internasional.

Promosi pariwisata yang kontinyu dan komprehensif terhadap objek-objek wisata yang ada di Bangka Belitung.

Mengembangkan potensi sumber daya manusia dengan bertumpu pada kekuatan/keunggulan daerah.

Sumber: RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2005-2025

Page 49: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-16 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3.3 KAJIAN KEBIJAKAN ASPEK-ASPEK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

3.2.1 Visi dan Misi Pembangunan Kepariwisataan

Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun

2007-2013 telah menetapkan visi pembangunan kepariwisataan, yaitu:

"Terwujudnya Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2013 sebagai Daerah Tujuan

Wisata (DTW) utama di Kawasan Barat Indonesia yang berdaya saing tinggi dengan

menampilkan perpaduan keragaman kebudayaan daerah serta kekuatan potensi

wisata bahari melalui pemanfaatan secara terkendali, berkelanjutan, dan

berwawasan lingkungan".

Untuk mewujudkan visi tersebut, telah ditetapkan lima misi pembangunan kepariwisataan

sebagai berikut:

1. Penciptaan citra pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berbasiskan potensi wisata

bahari dan kekhasan budaya pesisir sebagai identitas provinsi.

2. Peningkatan daya saing pariwisata Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan

kawasan wisata unggulan provinsi yang memiliki keunggulan produk pariwisata dan

keterpaduan dalam pengelolaan.

3. Penerapan perencanaan dan pengelolaan produk pariwisata yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

4. Peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat

Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan pariwisata

5. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Sementara itu, secara kelembagaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dalam Rencana Strategisnya juga telah menetapkan visi Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Tahun 2008 – 2013 yang mendukung terwujudnya visi pembangunan

kepariwisataan, yaitu “Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai Daerah

Pariwisata yang berdaya saing, berbasis Budaya dan Bahari”.

Page 50: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-17 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Dalam Rencana Strategis tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung juga telah menetapkan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengembangan keragaman, kekayaan, dan nilai-nilai budaya.

2. Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana guna memacu percepatan pembangunan pariwisata

dan kebudayaan.

4. Meningkatkan pengembangan pemasaran pariwisata.

5. Meningkatkan pengembangan kemitraan dan kualitas sumber daya manusia.

Kesinergisan visi dan misi pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dengan visi dan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.3 Visi dan Misi dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

RIPPDA PROVINSI 2007-2013

RENSTRA DISBUDPAR 2008-2013

KESIMPULAN

VISI Terwujudnya Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2013 sebagai daerah tujuan wisata (DTW) utama di Kawasan Barat Indonesia yang berdaya saing tinggi dengan menampilkan perpaduan keragaman kebudayaan daerah serta kekuatan potensi wisata bahari melalui pemanfaatan secara terkendali, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai daerah pariwisata yang berdaya saing, berbasis budaya dan bahari.

Kedua visi menunjukkan cita-cita menjadikan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai: - DESTINASI PARIWISATA

BERDAYA SAING - DESTINASI PARIWISATA

BUDAYA - DESTINASI PARIWISATA

BAHARI

MISI 1. Penciptaan citra pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berbasiskan potensi wisata bahari dan kekhasan budaya pesisir sebagai identitas provinsi.

2. Peningkatan daya saing pariwisata Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi yang memiliki keunggulan produk pariwisata dan keterpaduan dalam pengelolaan.

3. Penerapan perencanaan dan pengelolaan produk pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

4. Peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan pariwisata.

5. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

1. Meningkatkan pengembangan keragaman, kekayaan, dan nilai-nilai budaya.

2. Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata.

3. Meningkatkan sarana dan prasarana guna memacu percepatan pembangunan pariwisata dan kebudayaan.

4. Meningkatkan pengembangan pemasaran pariwisata.

5. Meningkatkan pengembangan kemitraan dan kualitas sumber daya manusia.

Misi Renstra Disbudpar bersifat lebih umum, misi RIPPDA dinyatakan dengan lebih spesifik dirinci.

Misi RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan prinsip pembangunan yang diacu, yaitu pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Page 51: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-18 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Keterkaitan misi RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan misi Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Penciptaan citra pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berbasiskan potensi wisata

bahari dan kekhasan budaya pesisir sebagai identitas provinsi.

Peningkatan daya saing pariwisata Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi yang memiliki keunggulan produk wisata dan

keterpaduan dalam pengelolaan.

Penerapan perencanaan dan pengelolaan produk wisata yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

Peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Kepulauan

Bangka Belitung melalui pengembangan pariwisata.

Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Meningkatkan pengembangan keragaman, kekayaan, dan nilai-nilai budaya.

Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata.

Meningkatkan sarana dan prasarana guna memacu percepatan pembangunan pariwisata

dan kebudayaan.

Meningkatkan pengembangan pemasaran pariwisata.

Meningkatkan pengembangan kemitraan dan kualitas sumber daya manusia.

MISI RIPPDA PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TAHUN 2007-2013

MISI RENSTRA DISBUDPAR PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TAHUN 2008-2013

Gambar 3.4 Keterkaitan antara Misi Pembangunan Kepariwisataan dengan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3.2.2 Kajian Kebijakan Perwilayahan Pariwisata

Kajian kebijakan perwilayahan pariwisata dilakukan terhadap RIPPDA Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung tahun 2007-2013 dan RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun

2002-2016. RIPPDA dan RTRW Provinsi yang baru masih dalam proses pembuatan dan belum

dapat dijadikan acuan dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

Dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002-2016, pengelolaan kawasan

pariwisata Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil

guna pemanfaatan ruang dan sumber daya alam serta sumber daya buatan dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan hidup. Arahan pemanfaatan ruang untuk pariwisata dalam

RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 52: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-19 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 3.4 Arahan Pemanfaatan Ruang Pariwisata dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002-2016

NO. KEBIJAKAN DALAM RTRW ARAHAN LOKASI

1. Arahan pemanfaatan ruang kawasan pariwisata

kawasan bagian barat, utara, dan selatan Pulau Bangka

tersebar merata di Pulau Belitung

2. Arahan pengelolaan kawasan lindung

Menetapkan kawasan taman hutan raya di Tanjung Pandan dan Sijuk (Pulau Belitung) dengan langkah-langkah pengelolaan sebagai berikut:

melestarikan fungsi lindung dan tatanan lingkungan kawasan;

pelestarian alam, yang terdiri dari taman nusantara, taman hutan raya, dan taman wisata alam, untuk pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata, peningkatan kualitas lingkungan sekitar, dan perlindungan dari pencemaran.

3. Arahan pengelolaan kawasan pasca-penambangan

Pemanfaatan lahan pascapenambangan untuk pariwisata.

4. Arahan pengelolaan kawasan pulau-pulau kecil

Menetapkan beberapa pulau sebagai pusat pengembangan wisata bahari:

Pulau Panjang,

Pulau Babuar,

Pulau Lepar,

Pulau Pongok,

Pulau Lengkuas,

Pulau Batu Dinding. Jenis wisata bahari yang dikembangkan adalah:

keindahan alam pantai,

memancing,

biota laut.

5. Arahan pengelolaan kawasan perdesaan

Pengembangan pariwisata diarahkan ke pengembangan desa wisata untuk mendorong perkembangan perekonomian desa.

Kegiatan desa wisata diarahkan pada peningkatan pelayanan terhadap wisatawan serta penambahan lahan dan jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan.

Sumber: RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2002-2016

Sementara itu, kebijakan perwilayahan pariwisata dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung tahun 2007-2013 mengarahkan pengembangan kepariwisataan sebagai berikut:

- Pengembangan perwilayahan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dimaksudkan untuk mendukung dan memacu perkembangan sektor-sektor di wilayah

secara keseluruhan secara terintegrasi.

- RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung difokuskan pada pengembangan kawasan

wisata unggulan provinsi, dan memperkuat daya saing pariwisata Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Page 53: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-20 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi didasarkan pada daya tarik wisata

unggulan yang membentuk suatu rangkaian tema atau konsep yang berbeda

antarkawasan, namun mendukung tema utama provinsi.

- Pusat pengembangan pariwisata di setiap kawasan wisata unggulan provinsi berfungsi

sebagai pusat penyebaran pengembangan kegiatan wisata ke wilayah lain yang masih

termasuk dalam satu kawasan wisata, dan sebagai pusat kegiatan wisata kawasan.

KWU Provinsi dapat terdiri dari beberapa daya tarik wisata, dan berada dalam daerah

administrasi yang berbeda, serta memiliki peran strategis karena lokasi/intensitas

kunjungannya. Lokasi dan atau intensitas kunjungan wisatawan di KWU Provinsi

menyebabkan KWU dapat berfungsi sebagai ”show window” Kepulauan Bangka Belitung,

atau juga menyebarkan pengembangan pariwisata ke daerah-daerah lain di Kepulauan

Bangka Belitung.

Rencana pengembangan perwilayahan pariwisata provinsi membagi wilayah Kepulauan

Bangka Belitung ke dalam 7 (tujuh) Kawasan Wisata Unggulan (KWU) provinsi yaitu :

1. KWU Sejarah – Mentok

2. KWU Rekreasi Pantai – Sungailiat

3. KWU Perkotaan – Pangkalpinang

4. KWU Agrowisata – Koba

5. KWU Alam Bahari – Selat Lepar

6. KWU Budaya Pesisir – Tanjung Binga

7. KWU Bahari Minat Khusus - Memperak

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Page 54: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-21 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2013

Gambar 3.5 Peta Pembagian KWU di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Masing-masing KWU dikembangkan dengan sub tema yang saling mendukung tema utama

“wisata bahari dan pulau-pulau kecil” sekaligus memunculkan keragaman didasarkan pada

potensi masing-masing kawasan. Setiap KWU Provinsi memiliki daya tarik wisata unggulan

yang mencirikan kekhasan KWU dan menjadi unggulan provinsi, serta memiliki daya tarik

wisata lain yang mendukung tema pengembangan pariwisata kawasan. Untuk lebih jelasnya,

rencana pengembangan masing-masing KWU dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Rencana Pengembangan KWU Kepulauan Bangka Belitung

1. KAWASAN WISATA SEJARAH-MUNTOK

Daya Tarik Wisata Utama Wisma Ranggam, Pesanggrahan Bukit Menumbing. Mercusuar Tanjung Kelian

Daya Tarik Wisata Pendukung Sejarah pengasingan tokoh-tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, H.Agus Salim, Ali Sastroamidjojo, Muhammad Roem

Pusat KWU Muntok

2. KAWASAN WISATA REKREASI PANTAI-SUNGAILIAT

Daya Tarik Wisata Utama Pantai Parai Tenggiri, Pantai Tanjung Pesona, Pemandian Air Panas Tirta Tapta, Pantai Matras

Daya Tarik Wisata Pendukung Klenteng Dewi Kwan Im, Desa Gedong, Pantai Tikus, Pantai Rebo, Pantai Batu Bedaun

Pusat KWU Sungailiat

Page 55: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-22 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. KAWASAN WISATA PERKOTAAN-PANGKALPINANG

Daya Tarik Wisata Utama Museum Timah, bangunan-bangunan tua bekas kegiatan PT Timah, pusat perbelanjaan Ramayana

Daya Tarik Wisata Pendukung Ruang seminar Hotel Bumi Asih, ruang seminar Hotel Jati Wisata, gedung pertemuan Panti Wangka

Pusat KWU Pangkalpinang

4. KAWASAN AGROWISATA KOBA

Daya Tarik Wisata Utama Perkebunan lada (Simpangkatis, Pangkalan Baru), Pantai Penyak, Pulau Semujur, Pulau Ketawai

Daya Tarik Wisata Pendukung Desa Nelayan Kurau dengan kehidupan nelayannya, Pantai Tanjung Berikat

Pusat KWU Koba

5. KAWASAN WISATA BAHARI-SELAT LEPAR

Daya Tarik Wisata Utama Pantai Tanjung Kerasak, Pulau Lepar, Pulau Pongok

Daya Tarik Wisata Pendukung Pantai Kumbung, Pelabuhan Sadai

Pusat KWU Toboali

6. KAWASAN WISATA BUDAYA PESISIR-TANJUNG BINGA

Daya Tarik Wisata Utama Pantai Tanjung Binga, Desa Wisata Tanjung Binga, Pulau Lengkuas, Museum Pemda Kabupaten Belitung

Daya Tarik Wisata Pendukung Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Resor Bukit Perahu

Pusat KWU Tanjung Pandan

7. WISATA BAHARI MINAT KHUSUS-MEMPERAK

Daya Tarik Wisata Utama Kepulauan Memperak, Pantai Bukit Batu, Pantai Burung Mandi.

Daya Tarik Wisata Pendukung Pantai Serdang, Pantai Nyiur Melambai

Pusat KWU Manggar

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2007-2013

3.2.2 Kajian Kebijakan Pengembangan Produk Pariwisata

Dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2013 telah ditetapkan

kebijakan pengembangan produk pariwisata. Kebijakan tersebut mengarahkan

pengembangan produk pariwisata pada lima hal berikut:

- Produk pariwisata unggulan dikembangkan untuk mendukung tema pariwisata unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu wisata bahari dan pariwisata pulau-pulau

kecil.

- Produk pariwisata Kepulauan Bangka Belitung dikembangkan dalam kerangka

memberikan manfaat bagi lingkungan fisik, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat

Kepulauan Bangka Belitung secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

- Produk pariwisata unggulan yang dikembangkan adalah produk pariwisata yang unik,

tradisi khas Kepulauan Bangka Belitung, dan mencerminkan jati diri masyarakat

Kepulauan Bangka Belitung.

Page 56: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-23 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Pengembangan produk pariwisata unggulan harus mendukung upaya

konservasi/preservasi dan bahkan rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat, dengan

memperhatikan daya dukung spesifik setiap daerah.

- Pengembangan produk pariwisata unggulan diarahkan pada produk pariwisata

berkualitas yang memenuhi standar nasional dan internasional, melalui pengawasan

yang menerus.

- Meningkatkan aksesibilitas ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya dari

potensi pasar wisatawan yang menjadi sasaran, sekaligus membuka peluang bagi

pengembangan wilayah dan sektor-sektor lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

- Meningkatkan aksesibilitas ke dan antar kawasan wisata unggulan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, baik melalui darat, laut, maupun udara.

- Integrasi perencanaan pengembangan transportasi dan infrastruktur pendukung

pariwisata berdasarkan pola pergerakan dan kebutuhan perjalanan, sesuai dengan

tujuan dan sasaran pengembangan wilayah keseluruhan.

Kebijakan pengembangan produk pariwisata tersebut kemudian dijabarkan ke dalam strategi

pengembangan produk pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebagai

berikut:

- Pengembangan pariwisata bahari dan pulau-pulau kecil yang memunculkan identitas

lokal/keunikan dan berdaya saing sebagai tema pengembangan pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang mendukung terwujudnya etalase kelautan wilayah

barat Indonesia

- Pengembangan daya tarik wisata difokuskan pada daya tarik wisata yang mendukung

tema pengembangan kawasan wisata unggulan yang berkelanjutan

- Pengembangan wisata buatan yang mendukung tema pengembangan pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dengan memanfaatkan lahan bekas penambangan timah,

bangunan, peralatan, maupun hal-hal lain yang terkait dengan penambangan timah.

- Pengembangan wisata terpadu dengan daerah tujuan wisata bahari internasional yang

berdekatan dengan Kepulauan Bangka Belitung, seperti Kepulauan Seribu dan Bintan.

Page 57: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-24 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Peningkatan aksesibilitas ke kawasan wisata unggulan provinsi melalui peningkatan

jaringan jalan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi, baik darat, laut,

maupun udara, serta meningkatkan kualitas pelayanan transportasi dan infrastruktur.

- Peningkatan kemudahan aksesibilitas antarkota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

khususnya yang mendukung aksesibilitas antara ibu kota provinsi, pusat kegiatan wilayah

(PKW), dan pusat kegiatan lingkungan (PKL) dengan kawasan wisata unggulan provinsi.

- Peningkatan aksesibilitas antardaya tarik wisata unggulan di setiap kawasan wisata

unggulan provinsi.

- Peningkatan penyediaan dan pelayanan infrastruktur air bersih dan listrik untuk

mendukung pengembangan pariwisata, khususnya di kawasan wisata unggulan provinsi.

RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga mengatur tentang pengembangan produk

pariwisata di kawasan-kawasan wisata unggulan provinsi. Rencana pengembangan produk

wisata untuk masing-masing kawasan wisata unggulan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.6 Rencana Pengembangan Produk Pariwisata di Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

1. KAWASAN WISATA SEJARAH-MUNTOK

Tema Utama Wisata Sejarah

Tema Pendukung Wisata Pendidikan

Aksesibilitas - Penyediaan angkutan umum menuju daya tarik wisata unggulan dan antara KWU provinsi terdekat

- Peningkatan kualitas pelayanan jalan menuju daya tarik wisata unggulan dan daya tarik wisata lain di sekitarnya

Fasilitas - Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan fasilitas hotel eksisting,

- Penyediaan fasilitas hotel melati sampai bintang 3

- Penyediaan tempat makan yang bersih dan higienis

- Peningkatan fungsi biro perjalanan wisata

- Pengembangan interpretasi lisan dan tulisan

2. KAWASAN WISATA REKREASI PANTAI-SUNGAILIAT

Tema Utama Rekreasi pantai

Tema Pendukung Wisata religi

Aksesibilitas Penyediaan angkutan umum menuju daya tarik wisata unggulan dan daya tarik wisata pendukung

Fasilitas - Peningkatan kualitas pelayanan hotel melati di sekitar daya tarik wisata unggulan

- Penyediaan fasilitas tempat makan khas lokal

- Penyediaan fasilitas rekreasi di daya tarik wisata unggulan

Page 58: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-25 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. KAWASAN WISATA PERKOTAAN-PANGKALPINANG

Tema Utama Wisata perkotaan (pendidikan, heritage, belanja)

Tema Pendukung Wisata MICE

Aksesibilitas Penyediaan angkutan umum dalam kota dan angkutan umum menuju KWU lain yang nyaman bagi wisatawan

Fasilitas - Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan hotel

- Pengembangan fasilitas MICE

- Pengembangan interpretasi lisan dan tulisan berbasis pengetahuan pada daya tarik unggulan

- Pengembangan TIC yang informatif dan mudah diakses

- Pengembangan living museum timah

4. KAWASAN AGROWISATA KOBA

Tema Utama Agrowisata (perkebunan dan perikanan)

Tema Pendukung Wisata budaya pesisir

Aksesibilitas - Peningkatan kualitas jalan eksisting, terutama menuju Tanjung Berikat

- Penyediaan angkutan umum

Fasilitas - Penyediaan fasilitas rekreasi dan pengolahan produk di perkebunan lada, Pulau Semujur, dan Pulau Ketawai

- Penyediaan fasilitas akomodasi hotel melati yang berkualitas

- Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan fasilitas tempat makan yang ramah lingkungan

- Pengembangan interpretasi (lisan dan tulisan) thd produk agro

5. KAWASAN WISATA BAHARI-SELAT LEPAR

Tema Utama Wisata alam bahari pulau-pulau kecil

Tema Pendukung -

Aksesibilitas - Perbaikan kualitas kondisi jalan

- Penyediaan angkutan umum

- Pengembangan moda transportasi

Fasilitas - Penyediaan fasilitas diving, snorkeling, dan memancing di perairan dalam

- Penyediaan fasilitas keamanan bagi wisatawan

- Penyediaan fasilitas homestay di Pulau Lepar

- Penyediaan fasilitas hotel melati di Toboali sebagai akses masuk kawasan wisata

- Penyediaan fasilitas tempat makan khas bahari

6. KAWASAN WISATA BUDAYA PESISIR-TANJUNG BINGA

Tema Utama Wisata budaya pesisir

Tema Pendukung Rekreasi pantai

Aksesibilitas - Peningkatan kualitas pelayanan jalan

- Pengembangan transportasi intermoda

Fasilitas - Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan fasilitas hotel eksisting

- Penyediaan fasilitas hotel bintang 3

- Penyediaan fasilitas tempat makan yang bersih dan higienis

- Penyediaan fasilitas rekreasi di daya tarik wisata pendukung

- Pengembangan interpretasi lisan dan tulisan thd budaya pesisir setempat

Page 59: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-26 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

7. WISATA BAHARI MINAT KHUSUS-MEMPERAK

Tema Utama Wisata bahari minat khusus

Tema Pendukung -

Aksesibilitas - Penyediaan transportasi intermoda

- Penyediaan sarana transportasi laut yang nyaman (speedboat)

- Penyediaan prasarana transportasi laut/dermaga yang mendukung

Fasilitas - Penyediaan homestay di Kepulauan Memperak

- Peningkatan kualitas fisik dan pelayanan hotel di Kab. Belitung Timur sbg akses masuk kawasan wisata

- Peningkatan kualitas tempat makan yang bersih dan higienis

- Penyediaan fasilitas diving, snorkeling, dan memancing di perairan dalam

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013

Kebijakan dan strategi pengembangan produk pariwisata dalam Rencana Strategis Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sepenuhnya mengacu pada RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

Untuk menindaklanjuti kebijakan dan strategi pengembangan produk pariwisata, khususnya

pemanfaatan kawasan bekas pertambangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung melakukan penelitian pengembangan jalur wisata pertambangan

di Kepulauan Bangka sebagai wilayah dengan wilayah bekas tambang terluas dibandingkan

Kepulauan Belitung pada tahun 2009. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wilayah

Kepulauan Bangka memiliki kawasan-kawasan potensial yang dapat dikembangkan di

kawasan bekas penambangan timah, seperti dapat dilihat pada table 3.10 berikut.

Tabel 3.7 Pengembangan Jalur Wisata di Kawasan Penambangan Timah

KAWASAN POTENSIAL TEMA JALUR WISATA DAYA TARIK WISATA

1. Kawasan Muntok 2. Kawasan Jebus 3. Kawasan Belinyu 4. Kawasan Sungai Liat 5. Kawasan Pangkal

Pinang 6. Kawasan Damnibung

Koba 7. Kawasan Toboali

A. Trek Wisata Sejarah

1. Jalur wisata sejarah penambangan timah Muntok-Teluk Kelabat

Perkotaan Muntok, Airbelo, Kampung Panji, Perumahan Eropa, Teluk Kelabat

2. Jalur wisata penemuan timah Toboali-Pangkalpinang

Sungai Olin, Kantor PT. Timah, Museum Timah, Pantai Sampur, Pantai Pasir Padi, Kolong Kacang Pedang

B. Trek Geowisata Timah

1. Geotrek 1 – Pangkalpinang Gunung Mangkol, kolong di Pangkalpinang, Pantai Sampur, Museum Timah

2. Geotrek 2, Sungai Liat Bukit di Pemali, TB 1.3 Merawang, Tirta Bangka, Pantai Parang Tenggiri, Pemandian Air Panas

3. Geotrek 3, Belinyu Kaki Gunung Maras, Airrikal, Teluk Kelabat, Airnyato

Page 60: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-27 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

KAWASAN POTENSIAL TEMA JALUR WISATA DAYA TARIK WISATA

4. Geotrek 4, Muntok Gunung Menumbing, danau Sekarbiru, Wisma Ranggam, Taman Salim, Unit Metalurgi

C. Trek Rekreasi Edukatif Timah

1. Jalur wisata rekrrasi edukatif pengolahan timah Jebus Pemali

Taman Salim, Danau Sekarbiru, Airkantung, Airnyato, Pemandian Air Panas Tirta Tapta

2. Jalur wisata rekreasi kolong Pemali – Koba

Pemandian Air Panas Tirta Tapta, Kolom DAM Nimbung, Kolong Kacang Pedang, Airnyato.

Sumber: Studi Kelayakan Bekas Pertambangan Timah di Kepulauan Bangka, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2009.

3.2.3 Kajian Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pariwisata

Dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kebijakan pemberdayaan masyarakat

merupakan bagian tidak terpisahkan dari kebijakan pengembangan produk pariwisata,

pengembangan sumber daya manusia, dan pengelolaan lingkungan. Artinya, pemberdayaan

masyarakat harus dilakukan di ketiga aspek perencanaan dan pengelolaan kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebut. Kebijakan dan strategi pemberdayaan

masyarakat dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 3.8 Kebijakan dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002-2016

NO. ASPEK DALAM RIPPDA PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Pengembangan produk pariwisata

Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan produk pariwisata unggulan, dengan memperhatikan daya dukung spesifik setiap daerah.

Strategi pemberdayaan masyarakat masuk dalam lingkup strategi pengembangan sumber daya manusia.

2. Pengembangan sumber daya manusia

Memberdayakan masyarakat lokal sebagai subjek dalam pengembangan kegiatan pariwisata di daerahnya

Peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata dari tahap perencanaan sampai tahap pengawasan

3. Pengelolaan lingkungan Melibatkan masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan untuk mendukung pariwisata.

Strategi pemberdayaan masyarakat masuk dalam lingkup strategi pengembangan sumber daya

Page 61: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-28 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

NO. ASPEK DALAM RIPPDA PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

manusia, khususnya dalam meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013

3.2.4 Kajian Kebijakan Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Kebijakan dan strategi pengembangan pemasaran pariwisata yang tercantum dalam

Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

juga merupakan kebijakan dan strategi yang termuat dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung tahun 2007-2013. Kebijakan pengembangan pemasaran pariwisata tersebut

adalah:

- Mengembangkan segmen pasar wisatawan eksisting Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, khususnya wisnus regional, sambil menumbuhkembangkan pasar wisatawan

potensial lainnya, termasuk wisman.

- Mengembangkan segmen pasar wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

berdasarkan kawasan wisata unggulan maupun produk wisata yang ditawarkan.

- Mengembangkan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik pasar

wisatawan yang menjadi sasaran di tiap kawasan wisata unggulan,

- Mengembangkan pendekatan pemasaran pariwisata terpadu, dengan tema yang jelas,

secara terorganisir, efisien, dan efektif.

Kebijakan tersebut dijabarkan ke dalam strategi pengembangan pemasaran pariwisata

sebagai berikut:

- Pengembangan pasar wisatawan nusantara (wisnus) dengan memanfaatkan secara

optimal masyarakat Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber pasar utama dan dengan

menjaring lebih banyak lagi wisnus dari daerah sumber pasar terdekat (DKI Jakarta, Jawa

Barat, Banten, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau).

Page 62: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-29 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Pengembangan pasar wisatawan mancanegara (wisman) dengan menjaring wisman dari

daerah sumber pasar terdekat, terutama DKI Jakarta dan Riau, dan dari negara-negara

terdekat (Singapura, Malaysia).

- Pengembangan pasar wisnus maupun wisman yang memiliki ketertarikan dengan budaya

pesisir yang tinggi dan yang memiliki keterkaitan dengan budaya/etnis Cina.

- Pengembangan sistem pemasaran dan promosi yang efektif dan terpadu.

- Penentuan proyeksi pasar wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 10 tahun

mendatang, baik berdasarkan jumlahnya maupun segmen wisatawan yang akan dituju.

Sementara itu, rencana pengembangan pemasaran untuk masing-masing kawasan wisata

unggulan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.9 Rencana Pengembangan Pemasaran Pariwisata di Kawasan Wisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

KAWASAN WISATA UNGGULAN RENCANA PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

1. KAWASAN WISATA SEJARAH-MUNTOK

- Pasar wisnus lokal sebagai pasar utama

- Pengembangan pasar wisatawan/mahasiswa dan wisatawan kapal pesiar

2. KAWASAN WISATA REKREASI PANTAI-SUNGAILIAT

- Pengembangan pasar wisnus rekreasi Indonesia sebagai sumber pasar utama

- Memanfaatkan wisatawa etnis Cina sebagai sumber pasar sekunder

- Memperkuat pasar wisatawan lokal dan regional

- Memanfaatkan wisatawan yang berdinas/bisnis

- Mengembangkan pasar wisatawan kapal pesiar

3. KAWASAN WISATA PERKOTAAN-PANGKALPINANG

- Memperkuat pasar wisatawan lokal dan regional dinas/bisnis sbg pasar utama

- Peningkatan kunjungan wisnus asal DKI Jakarta, Jabar, Banten. dan Sumsel

- Pengembangan wisatawan pelajar/mahasiswa

- Pengembangan wisman nostalgia (Belanda, Inggris)

4. KAWASAN AGROWISATA KOBA - Peningkatan wisnus lokal dan regional

- Pengembangan pasar wisnus pelajar/ mahasiswa

- Pengembangan pasar wisatawan agrowisata perkebunan lada dan perikanan

- Pengembangan pasar wisatawan yang tertarik pada budaya pesisir/nelayan

5. KAWASAN WISATA BAHARI-SELAT LEPAR

- Pemanfaatan wisatawan lokal dan regional

- Pengembangan pasar wisnus dan wisman bahari

- Pengembangan pasar wisatawan kapal pesiar

6. KAWASAN WISATA BUDAYA PESISIR-TANJUNG BINGA

- Pemanfaatan pasar wisatawan lokal dan regional yang berekreasi

- Pengembangan wisnus pelajar/mahasiswa

- Pengembangan pasar wisman dan wisnus budaya

Page 63: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-30 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

KAWASAN WISATA UNGGULAN RENCANA PENGEMBANGAN PEMASARAN PARIWISATA

7. WISATA BAHARI MINAT KHUSUS-MEMPERAK

- Pemanfaatan pasar wisatawan regional minat khusus

- Pengembangan pasar wisnus dan wisman minat khusus bahari

- Pengembangan pasar wisatawan kapal pesiar

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013

3.2.5 Kajian Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Kelembagaan Kepariwisataan

Kebijakan dan strategi pengembangan sumber daya manusia dalam RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013 dipisahkan dari strategis kelembagaan

keparwisataan, tetapi karena dalam Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009

aspek kelembagaan kepariwisataan juga mecakup sumber daya manusia, maka kajian

terhadap kedua kebijakan tersebut dijelaskan bersama dalam subbab ini. Kebijakan dan

strategi kedua aspek ini sebagian juga merupakan kebijakan dan strategi pemberdayaan

masyarakat yang sudah dijelaskan pada subbab 3.2.3. Kebijakan pengembangan sumber

daya mansuia dan kelembagaan kepariwisataan tersebut adalah:

- Mengembangkan SDM pariwisata yang berkualitas dan kompeten pada bidangnya.

- Meningkatkan peran SDM pariwisata sebagai ujung tombak pengembangan pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung.

- Memberdayakan masyarakat lokal sebagai subjek dalam pengembangan kegiatan

pariwisata di daerahnya.

- Koordinasi dan keterpaduan program antarlembaga dalam pengembangan pariwisata.

- Mengembangkan kemitraan dengan institusi dalam dan luar negeri serta antara

institusi/lembaga di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Mengembangkan kelembagaan perpajakan dan retribusi, serta pemasaran dan promosi.

- Mengembangkan sistem kelembagaan yang efektif untuk menciptakan iklim investasi

yang kondusif.

Sementara itu, strategi pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan

kepariwisataan yang ditetapkan untuk dilakukan dalam jangka waktu 2007-2013 adalah:

Page 64: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-31 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran pengelola daya tarik wisata dan

fasilitas penunjang wisata, termasuk masyarakat, terhadap pariwisata berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan.

- Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi

pada bidangnya untuk meningkatkan daya saing kepariwisataan Kepulauan Bangka

Belitung.

- Peningkatan keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata dari tahap

perencanaan sampai tahap pengawasan.

- Peningkatan koordinasi dan konsolidasi antarlembaga pemerintah tingkat provinsi

maupun kabupaten/kota, antara lembaga pemerintah dengan swasta dan masyarakat

dalam pengembangan pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.

- Pengembangan kemitraan/kerja sama dengan negara-negara tetangga, organisasi dunia,

maupun ahli-ahli dalam negeri dalam pengembangan pariwisata bahari dan pulau-pulau

kecil serta pengembangan bekas penambangan timah untuk menjadi daya tarik wisata.

- Pengembangan lembaga pendidikan pariwisata sebagai pencetak sumber daya manusia

pariwisata yang kompeten/berkualitas dan sesuai dengan tuntutan pasar.

3.2.6 Kajian Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dalam Mendukung

Pengembangan Kepariwisataan

Kebijakan pengelolaan lingkungan menjadi prioritas pembangunan lima tahunan dalam

RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama pada lima tahun pertama (2005-2012)

dan kedua (2012-2017). Perhatian Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap

lingkungan hidup tercermin dari dijadikannya lingkungan sebagai salah satu misi

pembangunan provinsi, yaitu misi kelima: penciptaan lingkungan hidup yang asri, nyaman

dan lestari bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2005-2025, strategi pengelolaan

lingkungan hidup untuk setiap tahap pembangunan lima tahunan difokuskan pada

penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah, yang lengkapnya

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 65: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-32 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 3.10 Strategi Pengelolan Lingkungan dalam RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025

TAHAP I 2005-2012

TAHAP II 2012-2017

TAHAP III 2017-2022

TAHAP IV 2022-2025

penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah.

penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah.

pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan.

penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah.

penanganan kerusakan lingkungan hidup pasca pertambangan timah.

Sebagai upaya menindaklanjuti RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013 juga telah menetapkan kebijakan dan strategi

pengelolaan lingkungan untuk mendukung pengembangan kepariwisataan. Kebijakan

pengelolaan lingkungan dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah:

- Meningkatkan upaya penegakan hukum dalam rangka mengatasi dan mengurangi

kegiatan yang merusak lingkungan.

- Meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan dan penanganan

permasalahan lingkungan sebagai upaya mendukung pengembangan pariwisata.

- Mengembangkan upaya pengelolaan permasalahan lingkungan melalui pariwisata.

Strategi yang merupakan langkah-langkah implementasi dari kebijakan pengelolaan

lingkungan untuk mendukung pariwisata adalah:

- Peningkatan pengawasan terhadap kegiatan pelanggaran lingkungan, termasuk

membatasi kegiatan penambangan timah.

- Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan

penanganan permasalahan lingkungan.

- Peningkatan upaya dalam mengelola permasalahan lingkungan menjadi potensi wisata

yang dapat diandalkan, seperti: pengembangan wisata air, reklamasi bekas galian

menjadi kawasan wisata terpadu, dan lain-lain.

Page 66: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-33 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3.2.7 Kajian Kebijakan Penguatan Budaya dalam Mendukung Pengembangan

Kepariwisataan

Kebijakan penguatan budaya secara khusus dimuat dalam Rencana Strategis Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2013. Dalam

RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013 penguatan budaya termasuk dalam

kebijakan pengembangan produk pariwisata. Kebijakan penguatan budaya melalui

pengembangan kepariwisataan yang termuat dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung 2007-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.11 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Produk Pariwisata dan yang terkait dalam Rangka Penguatan Budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2002-2016

KEBIJAKAN STRATEGI UMUM STRATEGI KWU

Produk pariwisata Kepulauan Bangka Belitung dikembangkan dalam kerangka memberikan manfaat budaya masyarakat Kepulauan Bangka Belitung secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Pengembangan kawasan wisata unggulan provinsi yang bertema BUDAYA, yaitu: 1. KWU Sejarah – Mentok 2. KWU Budaya Pesisir –

Tanjung Binga

Pengembangan pariwisata bahari dan pulau-pulau kecil yang memunculkan identitas lokal/keunikan dan berdaya saing sebagai tema pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mendukung terwujudnya etalase kelautan wilayah barat Indonesia

KWU yang mengembangkan daya tarik wisata budaya khas Kepulauan Bangka Belitung adalah:

Sejarah perjuangan bangsa: KWU Sejarah - Mentok

Sejarah penggalian timah: KWU Perkotaan – Pangkalpinang

Budaya pesisir: KWU Budaya Pesisir – Tanjung Bingan dan KWU Agrowisata – Koba

Produk pariwisata unggulan yang dikembangkan adalah produk wisata yang unik, tradisi khas Kepulauan Bangka Belitung, dan mencerminkan jati diri masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.

Sumber: RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013

Sementara itu, kebijakan penguatan budaya yang termuat dalam Rencana Strategis Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa program pelestarian

budaya daerah, program pengembangan budaya daerah, dan program pengembangan

kelembagaan budaya daerah. Sasaran masing-masing program dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Page 67: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-34 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 3.12 Program Pengembangan Kebudayaan Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2017

PROGRAM SASARAN

Program Pelestarian Budaya Daerah 1. Terinventarisasinya aktivitas adat, seni dan budaya daerah.

2. Terinventarisasinya asset kekayaan budaya dan peninggalan sejarah daerah.

3. Terselenggaranya aktivitas adat,seni dan daerah. 4. Terpelihara dan berdaya gunanya asset kekayaan

budaya dan peninggalan sejarah daerah. 5. Adanya hasil penelitian tentang adat , seni, budaya

daerah,sejarah, antropologi, dan arkeologi. 6. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan terhadap

pengelola lembaga kebudayaan.

Program Pengembangan Budaya Daerah 1. Terselenggarannya kegiatan pengembangan kebudayaan daerah.

2. Terlaksananya apresiasi seni budaya daerah 3. Tersosialisasi dan terpublikasinya nilai-nilai budaya

daerah sejarah masyarakat. 4. Terfasilitasinya pengembangan kualitas sumber daya

manusia.

Program Pengembangan Peran Kelembagaan Budaya Daerah

1. Terfasilitasinya kegiatan lembaga kebudayaan daerah. 2. Terindikasinya kegiatan lembaga kebudayaan daerah.

Sumber: Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2013

3.3 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBAGIAN PERAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Peraturan perundangan tentang pembagian peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

dalam pengembangan kepariwisataan daerah sudah lengkap, terutama di tingkat nasional,

sebagai tindak lanjut dari pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia sejak tahun 2004.

Peraturan perundangan mengenai pembagian peran dan wewenang dalam pembangunan

di tingkat nasional terdiri dari:

• Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah,

• Peraturan Pemerintah No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

• Undang-undang No. 12/2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.

32/2004 tentang Pemerintahan Daerah,

• Undang-Undang no. 10/2009 tentang Kepariwisataan.

Page 68: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-35 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pada tingkat nasional, selain pembagian peran dan wewenang, terdapat pula peraturan

perundangan tentang keuangan daerah, yaitu:

• Undang-Undang No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah,

• Peraturan Pemerintah No. 19/2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang

serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi,

• Peraturan Pemerintah No. 23/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.

19/2010 Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan

Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi.

Berdasarkan kajian terhadap peraturan perundangan tersebut, Gubernur, atas nama

Pemerintah Provinsi mempunyai tugas, wewenang, dan kedudukan sebagai wakil

pemerintah pusat di wilayah provinsi yang mempunyai dua tugas utama, yaitu:

1. koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dalam rangka penyusunan

program/kegiatan yang akan dilimpahkan kepada gubernur dan/atau

ditugaspembantuankan kepada provinsi dan kabupaten/kota,

2. koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota dalam rangka sinergitas penyusunan

program/kegiatan yang akan ditugaspembantuankan oleh kementerian/lembaga kepada

kabupaten/kota.

Pembagian secara tegas peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam

pengembangan kepariwisataan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 38/2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Undang-undang No. 10/2009 tentang

Kepariwisataan. Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan kedua

peraturan perundangan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 69: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-36 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 3.13 Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengembangan Kepariwisataan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38/2007

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH

KABUPATEN/KOTA

1. Kebijakan Bidang Kepariwisataan

1. Kebijakan 1. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan skala provinsi:

a. RIPP provinsi.

b. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam pengembangan sistem informasi pariwisata.

c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata.

d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala provinsi.

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala provinsi.

f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala provinsi.

g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala provinsi.

h. Penetapan dan

pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala prov.

1. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala kabupaten/kota:

a. RIPP kabupaten/kota.

b. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sistem informasi pariwisata.

c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata.

d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten/ kota.

f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala kabupaten/kota.

g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala kabupaten/ kota.

h. Penetapan dan

pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala kab./kota.

Page 70: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-37 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH

KABUPATEN/KOTA

i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala provinsi.

2. Pemberian izin usaha pariwisata skala provinsi.

3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala provinsi.

4. Fasilitasi kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala provinsi.

5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala provinsi.

i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/kota.

2. Pemberian izin usaha

pariwisata skala kabupaten/ kota.

3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/kota.

4. Pelaksanaan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala kabupaten/kota.

2. Pelaksanaan Bidang Kepariwisataan

1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan promosi skala provinsi :

a. Penyelenggaraan widya wisata skala provinsi serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata.

b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah.

c. Pengadaan sarana pemasaran skala provinsi.

d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala provinsi.

e. Penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata nasional dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala provinsi.

1. Penyelenggaraan promosi skala kabupaten/kota:

a. Penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten/kota serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata.

b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi.

c. Pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten/ kota.

d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten/kota.

e. Penyediaan informasi

pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

Page 71: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-38 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH

KABUPATEN/KOTA

f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah.

2. Pengembangan sistem

informasi pemasaran pariwisata skala provinsi.

3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala provinsi.

f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan provinsi.

2. Pengembangan sistem

informasi pemasaran pariwisata skala kabupaten/kota.

3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten/ kota.

4. Kebijakan Bidang Kebudayaan dan Pariwisata

1. Rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata skala provinsi.

2. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala provinsi.

3. Pelaksanaan kebijakan nasional dan penetapan kebijakan provinsi penelitian kebudayaan dan pariwisata skala provinsi.

4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh provinsi berkoordinasi dengan Balai Arkeologi.

1. Rencana induk pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata nasional skala kabupaten/kota.

2. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota penelitian kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.

4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten/kota berkoordinasi dengan Balai Arkeologi.

Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa pada prinsipnya hampir seluruh jenis peran/tanggung jawab

Pemerintah Provinsi sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, perbedaan hanya terletak pada skala

objek kewenangan, yaitu skala provinsi untuk Pemerintah Provinsi dan skala kabupaten/kota untuk

Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah Provinsi juga berperan sebagai pelaksana kebijakan

nasional, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota selain berwenang menetapkan kebijakan

kabupaten/kota, juga merupakan pelaksana kebijakan nasional dan provinsi.

Perbedaan jenis peran/tanggung jawab Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Kota

secara jelas terlihat pada aspek kerja sama pengembangan destinasi pariwisata. Pemerintah Provinsi

Page 72: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-39 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

hanya berperan untuk memfasilitasi kerja sama pengembangan destinasi pariwisata skala provinsi,

sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota merupakan pelaksana kerja sama tersebut.

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 berupaya mempertegas kewenangan Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten Kota dalam pembangunan kepariwisataan. Peran Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota menurut Undang-Undang No. 10/2009 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.14 Peran Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengembangan Kepariwisataan Berdasarkan Undang-Undang No. 10/2009

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi;

1. menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota;

2. mengoordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan di wilayahnya;

2. mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya;

3. melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata;

3. melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata;

4. menetapkan destinasi pariwisata provinsi; 4. menetapkan destinasi pariwisata kabupaten/kota;

5. menetapkan daya tarik wisata provinsi; 5. menetapkan daya tarik wisata kabupaten/kota;

6. memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya;

6. memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya;

7. memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru;

8. menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup kabupaten/kota;

7. memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi;

9. memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di wilayahnya;

10. menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata;

8. mengalokasikan anggaran kepariwisataan. 11. mengalokasikan anggaran kepariwisataan.

Seperti juga pada PP No. 38/2007, dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

jenis kewenangan Pemerintah Provinsi sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, hanya

saja objek kewenangannya yang berbeda, yaitu skala provinsi untuk Pemerintah Provinsi dan

skala Kabupaten/Kota untuk Pemerintah Kabupaten/Kota. Perbedaan kewenangan

Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Undang-Undang No. 10/2009 tentang

Kepariwisataan ini dibedakan sebagai berikut:

1. Dalam penyelenggaraan kepariwisataan, kewenangan Pemerintah Provinsi hanya

mengkoordinasikan, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota mengatur sekaligus

mengelola penyelenggaraan kepariwisataan.

Page 73: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

3-40 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2. Dalam promosi destinasi dan produk pariwisata, kewenangan Pemerintah Provinsi

adalah memfasilitasi promosi, sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota selain

memfasilitasi, juga melakukan promosi.

3. Pemerintah Provinsi tidak memiliki wewenang dalam fasiltias pengembangan daya tarik

wisata baru.

4. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian kepariwisataan dalam tingkat kabupaten/kota,

dan bimbingan masyarakat sadar wisata sepenuhnya merupakan kewenangan

Pemerintah Kabupaten/Kota.

Page 74: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-1 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

BAB PERKEMBANGAN

KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

4

4.1 KARAKTERISTIK WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki karakteristik fisik alam yang khas dan unik

meliputi potensi keanekaragaman flora dan fauna, batuan, kekayaan alam laut, serta

bentang alam berupa gunung, lembah, sungai, pantai, dan danau yang patut dikagumi.

Kondisi alam ini didukung oleh karakteristik sosial budaya yang kaya potensi seni, sejarah

dan budaya masyarakat yang berasal dari berbagai suku/etnis. Dalam aspek perekonomian,

wilayah Povinsi Kepulauan Bangka Belitung ditopang oleh kegiatan industri pengolahan,

pertanian, termasuk kelautan dan perikanan, kegiatan pertambangan, perdagangan, serta

kegiatan pariwisata yang saat ini diprioritaskan sebagai sektor utama kegiatan masyarakat

untuk tumpuan masa depan.

4.1.1 Karakteristik Fisik Alam

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki luas mencapai 81.725,14 km2 yang terdiri dari

luas daratan sebesar 16.424,14 km2 (20,1%) dan luas perairan sebesar 65.301 km2 (79,9%).

Karakteristik fisik alam wilayah ini dapat dilihat dari bentang alam kawasan Pulau Bangka

dan Belitung. Keunikan kondisi alam antara lain terletak pada karakteristik geologi, kondisi

morfologi, keindahan terumbu karang, keanekaragaman flora dan fauna, serta didukung

oleh kondisi hidrologi dan iklim.

- Letak Geografis dan Administrasi

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak pada 104050’ sampai 109030’ Bujur Timur dan

0050’ sampai 4010’ Lintang Selatan. Secara administrasi, batas-batas wilayahnya adalah:

Page 75: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sebelah Barat : Selat Bangka

Sebelah Timur : Selat Karimata

Sebelah Utara : Laut Natuna

Sebelah Selatan : Laut Jawa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 2003 tanggal 25 Februari 2003 mengenai

pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka

Barat dan Kabupaten Belitung Timur, maka wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

terbagi menjadi enam kabupaten dan satu kota sebagai berikut:

Tabel 4.1 Luas Wilayah Adaministrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

NO. KABUPATEN/KOTA LUAS

WILAYAH (KM2)

% JUMLAH

KECAMATAN

JUMLAH KELURAHAN/

DESA IBUKOTA

1 Bangka 2.950,69 17,97 8 70 Sungailiat

2 Belitung 2.293,69 13,97 5 48 Tanjung Pandan

3 Bangka Barat 2.820,61 17,17 6 64 Muntok

4 Bangka Tengah 2.126,36 12,95 6 57 Koba

5 Bangka Selatan 3.607,08 21,96 7 53 Toboali

6 Belitung Timur 2.507,00 15,26 7 39 Manggar

7 Pangkalpinang 118,80 0,72 7 42 Pengkalpinang

Jumlah / Total 16.424,23 100 46 373

Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Kep. Bangka Belitung, 2012.

- Kondisi Geologi

Secara fisiografi, Pulau Bangka termasuk ke dalam Sunda Land yang kaya akan sumber daya

alam timah. Namum timah saat ini bukan lagi menjadi produk unggulan yang ditawarkan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bila ditinjau dari sudut geologi, penyebaran bijih timah

di Pulau Bangka Belitung khususnya dan di Indonesia pada umumnya masih merupakan

kelanjutan dari ”Granite Belt” yang berumur Yura-Kapur yang membentang mulai dari Birma,

Muangthai, Malaysia, Kepulauan Riau (Pulau Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur),

serta Pulau Bangka dan Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. ”Granite Belt” sendiri

merupakan deretan formasi batuan granite kaya akan mineral cassiterite yang kemudian

dikenal dengan sebutan ”The Tin Belt”.

Page 76: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pulau-pulau dari ”The Tin Belt” diinterpretasikan merupakan sisa bagian resisten dari gunung

yang muncul pada masa terbentuknya Sunda Shelf. Malaysia, Kepulauan Riau, dan Bangka

berada dalam kelompok elemen tektonik yang sama. Evolusi tektonik di wilayah ini telah

dimulai sejak Paleozoikum Bawah, dimana berdasarkan teori Tektonik Lempeng bahwa

daerah penunjaman (subduction zone) berada di bagian timur Malaysia dan pada

Mesozoikum Bawah-tengah menghasilkan busur gunung api (magmatic arc) dalam bentuk

deretan Pulau Kundur, Pulau Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan sebagian dari

Kalimantan Barat. Pulau Bangka merupakan daerah dengan stadia erosi tingkat lanjut, hal ini

dicirikan dengan keadaan yang umumnya relative datar dan adanya bukit-bukit sisa erosi

(“monadrock”). Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku granit yang

umumnya menempati bagian tepi Pulau Bangka. Daerah pedataran menempati ± 80% dari

luas seluruh daerah yang merupakan tempat endapan alluvial yang mengandung konsentrasi

bijih Timah.

Menurut sejarahnya, pada zaman Paleozoikum Pulau Bangka dan laut di sekitarnya

merupakan daratan. Selanjutnya pada zaman Karbon-Trias berubah menjadi laut dangkal.

Orogenesa kedua terjadi pada masa mesozoikum, Pulau Bangka dan Riau muncul ke

permukaan. Intrusi granit menerobos batuan sedimen seperti batupasir, batulempung, dan

lain-lain pada Trias-Yura atas. Pada batas antara sedimen dan granit terjadi metamorfosa

sentuh. Bersamaan intrusi granit ini terjadi proses pneumotolitik yang menghasilkan

kasiterit. Proses ini dengan proses hydrotermal yang menghasilkan kasiterit mengisi rekahan-

rekahan pada granit. Erosi intensif terjadi pada kenozoikum dimana lapisan yang menutupi

granit terkikis habis sehingga batuan granit tersingkap. Selanjutnya diikuti oleh proses

pelapukan, transportasi, dan pengendapan di lembah-lembah. Suasana daratan bangka

berlanjut sampai Tersier. Pencairan es pada kala Pliostosen mengakibatkan beberapa daerah

di Bangka menjadi laut dangkal seperti sekarang ini. Erosi berlanjut membentuk Pulau

Bangka menjadi daratan hampir rata seperti saat ini. Batuan-batuan yang dijumpai terdiri

atas batuan Pra-Tersier diantaranya, batu pasir, batulempung, lapisan-lapisan pasir,

campuran antara lempung-pasir-lanau, dan sebagainya. Keadaan tanah Kepulauan Bangka

Belitung secara umum mempunyai PH atau reaksi tanah yang asam rata-rata dibawah 5,

akan tetapi memiliki kandungan aluminium yang sangat tinggi. Di dalamnya mengandung

Page 77: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

banyak mineral biji timah dan bahan galian berupa pasir, pasir kuarsa, batu granit, kaolin,

tanah liat dan lain-lain.

Menurut Katili (1967) di Pulau Bangka terdapat dua generasi granit. Granit yang tua tidak

mengandung kasiterit, umumnya terdapat di daerah rendah, yakni granit Klabat & A. Kapo.

Granit generasi muda sebagai pembawa Timah umumnya telah tererosi lanjut

(“monadnock”), adalah (1) Granit Klabat-Jebus, terletak di utara, (2) Granit Belinyu-

Sungailiat, menyebar di bagian timur granit Jebus, (3) Granit Menumbing, (4) Granit

Tempilang, (5) Granit Mangkol, (6) Granit Pading-Koba, dan (7) Granit Toboali.

Kondisi geologi Pulau Bangka dan Pulau Belitung terdiri dari beberapa formasi batuan antara

lain batuan malihan (sekis dan gneis) sebagai batuan tertua yang sebarannya hanya

ditemukan di beberapa tempat, yaitu di bagian selatan dan barat Pulau Belitung. Adapun

geologi dasar laut daerah Bangka–Belitung yang merupakan Paparan Sunda terbukti dari

hasil rekaman seismik pantul dangkal dan hasil pemboran di sekitar Selat Gaspar, di Tanjung

Beriga, dan perairan dekat Pulau Belitung sebelah barat.

Dalam tahap ekspoitasi sumber daya alam timah dilakukan dengan dua cara, yaitu

penambangan lepas pantai dengan armada kapal keruk dengan kedalaman hingga 50 meter

di bawah permukaan laut serta mampu menggali lebih dari 3,5 juta kubik material setiap

bulan, sedangkan penambangan di darat dilakukan dengan pompa semprot. Pada daerah

tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah sungai besar yang disebut

dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah merupakan inti utama cara kerja penambangan

darat, karena pola kerja penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya air dalam jumlah besar.

Pendistribusian logam timah hampir 95% dilaksanakan untuk memenuhi pasar di luar negeri

atau ekspor dan sebesar 5% untuk memenuhi pasar domestik. Negara tujuan ekspor logam

Timah antara lain adalah wilayah Asia Pasifik yang meliputi Jepang, Korea, Taiwan, Cina dan

Singapura, wilayah Eropa meliputi Inggris, Belanda, Perancis, Spanyol dan Italia serta

Amerika dan Kanada. Pendistribusian dilaksanakan melalui pelabuhan di Singapura untuk

ekspor sedangkan untuk domestik dilaksanakan secara langsung dan melalui gudang di

Jakarta. Namun demikian, saat ini, eksploitasi timah dibatasi, sedangkan potensi

pertambangan yang masih cukup prospektif adalah bahan galian golongan C, yakni kaolin,

Page 78: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

pasir kuarsa, granit, tanah liat, pasir bangunan, dan batu diabase. Bahkan kualitas pasir

bangunan merupakan kualitas terbaik kedua dunia setelah Brazil.

Proses geologi dalam pembentukan batuan dan lapisan tanah yang terhampar di Kepulauan

Bangka Belitung menghasilkan wujud yang sangat menarik di permukaan tanah wilayah ini.

Bentukan pegunungan, bukit, danau, pantai, dan sungai, serta lainnya yang membentuk

hamparan Kepulauan Bangka Belitung merupakan rangkaian proses geologi yang

menakjubkan. Berbagai batuan berukuran besar dengan bentuk dan warna yang beragam

memperindah bentangan pantai di hampir seluruh wilayah perairan Bangka Belitung. Pantai-

pantai berbatu besar menjadi tujuan perjalanan bagi para wisatawan nusantara dan

mancanegara yang berkunjung ke daerah ini. Daya tarik pantai yang unik dan khas dengan

batu-batuan granit menjadi salah satu kekuatan utama berkembangnya kegiatan pariwisata

di Kepulauan Bangka Belitung sehingga mampu bersaing dengan daya tarik wisata lainnya di

Indonesia dan internasional.

Tidak hanya itu, provinsi timah ini mampu menceritakan asal eksplorasi penggalian timah

mulai dari Sungai Olin di Kecamatan Toboali oleh orang-orang Johor sekitar tahun 1709

hingga penambangan timah oleh Belanda, Inggris, dan para pedagang Tionghoa sejak tahun

1852 sebagai salah satu jalur timah utama di Asia Tenggara. Wilayah Muntok, Jebus, Gunung

Menumbing, Danau, Sungai Olin, dan lainnya hingga perkampungan Eropa dan

perkampungan tradisional yang menjadi saksi kejayaan timah turut menjadi daya tarik

wisata menarik bagi destinasi pariwisata Bangka-Belitung.

- Kondisi Topografi

Dari aspek morfologi, wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar

merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan.

Sebagian besar daratan Belitung merupakan wilayah dataran yang berada pada ketinggian 0-

100 m di atas permukaan laut. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas

permukaan laut yang tersebar hampir merata di seluruh Bangka-Belitung. Wilayah pantai

yang datar, atau landai merupakan kawasan yang paling diminati wisatawan untuk kegiatan

rekreasi pantai. Kondisi wilayah berupa dataran turut memudahkan akses wisatawan

terhadap daya tarik wisata di Bangka-Belitung.

Page 79: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-6 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daerah perbukitan dan pegunungan di Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar terdapat

di Kecamatan Toboali, Payung, Koba, Mentok, dan Sungailiat. Titik tertinggi adalah Gunung

Maras di Kecamatan Belinyu (P. Bangka) mencapai 699 meter, sedangkan titik tertinggi di

Pulau Belitung adalah Gunung Tajam Kaki dengan ketinggian kurang lebih 500 meter di atas

permukaan laut. Adapun daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing di Kecamatan Mentok

ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter dan Bukit Mangkol di Kecamatan Pangkalan

Baru berketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut. Kegiatan petualangan dan

pendakian ke puncak-puncak gunung tertinggi menjadi daya tarik yang menantang bagi

wisatawan minat khusus terutama komunitas pecinta alam.

- Kondisi Hidrologi

Dari aspek hidrologi, wilayah Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan oleh perairan laut dan

pulau-pulau kecil yang merupakan bagian dari dangkalan Sunda dengan kedalaman laut

tidak lebih dari 30 meter. Wilayah perairan ini terdiri dari perairan terbuka dan perairan

tertutup. Perairan terbuka yang terdapat di sekitar pulau Bangka terletak di sebelah utara,

timur dan selatan pulau Bangka. Sedangkan perairan semi tertutup terdapat di selat Bangka

dan teluk Kelabat di Bangka Utara. Sementara itu perairan di pulau Belitung umumnya

bersifat perairan terbuka.

Laut Natuna, Laut Cina Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Bangka merupakan

wilayah perairan lepas yang mengelilingi Kepulauan Bangka Belitung sebagai sumber bagi

penghidupan pesisir pantai Bangka Belitung. Perairan Selat Bangka menjadi pusat perikanan

tangkap dan tempat berkembangnya Pelabuhan Muntok dan Sungai Selan. Perairan utara

Pulau Bangka turut mengembangkan pelabuhan perikanan Sungai Liat dan Belinyu, perairan

timur Laut Cina Selatan mengembangkan Pelabuhan Perikanan Pangkalpinang dan Kurau.

Begitu pula halnya dengan Selat Gelasa, Toboali/Sadai, Perairan Tanjung Pandan dan Sijuk,

serta Selat Gaspar mampu menghidupkan Pelabuhan perikanan di Manggar.

Selain itu, kawasan perairan laut tersebut menjadi lokasi-lokasi untuk kegiatan wisata bahari,

tempat berlabuhnya kapal pesiar, lokasi penyelaman, snorkelling, juga memancing, serta

bentuk kegiatan pariwisata lainnya yang sarat akan kehidupan laut dan kehidupan

masyarakat nelayan. Di samping sebagai daerah perairan laut, daerah Kepulauan Bangka

Belitung dialiri oleh beberapa sungai seperti Sungai Baturusa, Sungai Buluh, Sungai

Page 80: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kotawaringin, Sungai Kampa, Sungai Layang, Sungai Manise dan Sungai Kurau di Pulau Bangka,

sedangkan di Pulau Belitung mengalir Sungai Buding, Sungai Cerucuk, Sungai Lenggang, dan Sungai

Sembulu.

- Kondisi Iklim

Kondisi iklim yang baik merupakan salah satu potensi yang sangat besar bagi

berkembangnya suatu destinasi pariwisata. Kepulauan Bangka Belitung memiliki iklim yang

dipengaruhi angin musim dengan bulan basah selama tujuh bulan, dan bulan kering selama

lima bulan dalam setahun. Panorama eksotik pantai-pantai di Kepulauan Bangka Belitung

banyak yang terlihat lebih indah pada saat musim kering, juga suasana alam dan kehidupan

masyarakat terasa lebih hidup pada musim tertentu. Selain itu, kondisi iklim yang bersahabat

memberikan kenyamanan dan keamanan untuk berbagai kegiatan wisata bahari di

Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan lintas alam, jelajah pantai, hingga pengamatan flora

dan fauna di suatu kawasan khususnya destinasi pariwisata memiliki waktu ideal tersendiri

sebagai bentuk dari besarnya pengaruh kondisi cuaca dan iklim.

Curah hujan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 berkisar antara 43,6

mm-356,2 mm dengan rata-rata suhu udara selama tahun 2011 mencapai 26,3oC dengan

suhu udara maksimum tertinggi 32,3 oC yang terjadi pada bulan September. Adapun rata-

rata suhu udara maksimum 32,3oC, sedangkan rata-rata suhu udara minimum sebesar

23,3oC. Kelembaban udara berkisar antara 52%-96% dengan rata-rata per bulan mencapai

81,50%. Untuk bulan basah terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni, dan bulan

Oktober sampai bulan Desember dengan curah hujan 228,5-356,2 mm. Bulan kering terjadi

pada bulan Juli, Agustus dan September dengan curah hujan di bawah 200 mm. Perairan

Selatan Bangka – Belitung termasuk daerah basah, rata-rata hujan tidak kurang dari 100

mm/bulan dan temperatur udara berkisar antara 24o-31oC. Pada saat musim timur, arus

bergerak dari tenggara menuju barat laut dengan kecepatan sebesar 18-50 cm/sec. Arus

terbesar terjadi pada musim timur yakni terdapat di Selat Gaspar di antara Pulau Bangka dan

Pulau Belitung.

Page 81: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

Pada musim-musim tertentu, sejumlah daya tarik wisata ramai dikunjungi wisatawan karena

pergantian musim di wilayah iklim tropis memberikan penciptaan suasana alam yang lebih

indah dan eksotis, serta aman dari bahaya gelombang besar dan angin laut. Selain itu,

perubahan musim pun turut menentukan waktu-waktu panen ikan dan ramainya pelabuhan-

pelabuhan perikanan, ataupun waktu panen tanaman perkebunan.

Cuaca di Kepulauan Bangka Belitung dapat dinikmati sepanjang tahun. Namun, kegiatan

wisatawan berupa snorkeling, diving, dan fishing dapat dilakukan pada waktu terbaik di saat

air tenang dan cuaca cerah yaitu pada musim peralihan antara barat ke timur dan musim

peralihan timur ke barat, yaitu pada bulan Mei sampai Juli dan Oktober sampai Nopember.

Adapun waktu yang paling dihindari untuk kegiatan wisata di perairan laut adalah pada

bulan Desember sampai Maret untuk menghindari cuaca tidak menentu, hujan, gelombang

dan angin besar.

- Kondisi Pulau-pulau Kecil

Sebagai kawasan kepulauan yang didominasi perairan, Pulau Bangka Belitung sangat

terkenal dengan keindahan pantainya. Pada umumnya pantai di Bangka berpasir putih dan

halus namun ada juga yang berwarna kuning keemasan seperti bulir padi. Pantainya landai

253.1

309.9

228.5

356.2 343.9

271.6

91.1

40.6

76.6

301.9

351.9

268.5

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Page 82: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

dengan ombak lumayan besar dan dikelilingi oleh batu vulkanik yang unik dan indah. Khusus

untuk Pulau Belitung merupakan pulau yang indah dengan pasir putih, pemandangan unik

dengan pantai pasir putih yang asli dihiasi oleh batu-batu granit yang artistik dan air laut

sejernih kristal dan dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki sejumlah pulau yang telah bernama sebanyak

470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Pulau besarnya antara lain Pulau Bangka

dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P.

Selat Nasik. Pulau-pulau kecil yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri

dari : (1) Kabupaten Bangka, 22 pulau, (2) Kabupaten Bangka Barat, 19 pulau, (3) Kabupaten

Bangka Tengah, 12 pulau, (4) Kabupaten Bangka Selatan, 27 pulau, (5) Kabupaten Belitung,

25 pulau, (6) Kabupaten Belitung Timur, 14 pulau.

Pulau-pulau tersebut ada yang tidak berpenghuni dan ada pula yang hanya berupa gugusan

karang. Wilayah pulau-pulau kecil memiliki potensi dalam pengembangan wisata bahari dan

minat khusus berupa diving seperti yang terdapat di wilayah Kecamatan Memperak

Kabupaten Belitung Timur. Adapun pusat pengembangan pulau kecil di Bangka Selatan

terdiri dari Gugus Pulau Pongok, Gugus Pulau Burung, Pulau Ibul, Pulau Sinyur, Pulau

Kelapan, dan Gugusan Pulau Air, Pulau Panjang, dan Pulau Klenting.

- Kondisi Flora dan Fauna

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki keanekaragaman hayati yang bernilai penting

baik ekosistem, spesies dan genetis baik di darat, perairan tawar maupun di pesisir dan laut.

Di wilayah ini tumbuh bermacam-macam spesies tumbuhan sekitar 316 yang tergolong ke

dalam 65 familia yang memiliki daya adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan. Nilai

penting spesies tumbuhan yang dominan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah

Hopea mangarawan, Hopea sangal, Schiima bancana, Palaquium rostratum, dan

Calophyllum inophyllum. Adapun Bunga Nagasari (Palaquium rostratum (Miq.) Burck)

merupakan maskot tumbuhan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tumbuhan ini

memiliki ciri-ciri berupa pohon besar dengan tinggi 60 m, dan diameter 120 cm. Batangnya

lurus, bulat torak dengan banir tipis, lebar. Sementara itu, kayunya coklat kemerahan,

mengkilat, berurat indah dan ringan, sedangkan buahnya hijau memanjang dan berisi biji

yang memanjang pula. Terdapat pula jenis kayu berkualitas yang diperdagangkan seperti:

Page 83: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kayu Meranti, Ramin, Mambalong, Mandaru, Bulin dan Kerengas. Tanaman hutan lainnya

adalah: Kapuk, Jelutung, Pulai, Gelam, Meranti rawa, Mentagor, Mahang, Bakau dan lain-

lain. Hasil hutan lainnya merupakan hasil ikutan terutama madu alam (madu pahit) dan

rotan.

Fauna di Kepulauan Bangka Belitung lebih memiliki kesamaan dengan fauna di Kepulauan

Riau dan semenanjung Malaysia dibandingkan dengan daerah Sumatera. Beberapa jenis

hewan yang dapat ditemui di Kepulauan Bangka Belitung antara lain: Rusa, Beruk, Monyet,

Lutung, Babi Hutan, Tringgiling, Musang, Elang, Ayam Hutan, Pelanduk Kancil, bermacam-

macam jenis Ular dan Biawak, serta burung atau unggas yang secara ekonomi bernilai tinggi

berupa Wallet, burung Betet berekor panjang, dan Siul Jambu. Di wilayah Pulau Belitung

terdapat penangkaran primata yaitu Mentilin atau Tarsius bancanus saltator, atau dalam

bahasa inggris dikenal sebagai Horsfield’s Tarsier atau Western Tarsier, hewan langka dan

hampir punah yang merupakan satwa identitas Bangka Belitung.

Tarsius mempunyai ciri-ciri berupa tubuh yang relatif mungil dengan panjang berkisar antara

12-15 cm dan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) serta 117 gram (betina). Bulu tubuhnya

berwarna coklat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan. Di Indonesia, Tarsius ini ditemukan

di pulau Kalimantan, Sumatera, dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, dan

Karimata, sedangkan wilayah lainnya terdapat di Sabah dan Serawak (Malaysia) serta Brunei

Darussalam. Secara umum, Mentilin atau Horsfield’s Tarsier dikategorikan dalam status

konservasi vulnerable oleh IUCN Redlist. Mentilin dan semua jenis Tarsius dilindungi

berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun 1999.

Perairan Bangka Belitung mengandung beranekaragam biota laut berupa fitoplankton dan

zooplankton, serta hamparan terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem yang

mempunyai produktifitas organik yang tinggi serta berperan dalam melindungi komponen

ekosistem pesisir dan laut lainnya dari tekanan gelombang dan badai. Luas terumbu karang

terbesar terdapat di Kabupaten Belitung mencapai 9.662 ha dalam kondisi baik, sedangkan

luas terumbu karang paling kecil terdapat di Kabupaten Bangka Barat seluas 139 ha, dan

terumbu karang yang mengalami kerusakan terdapat di Kabupaten Bangka Selatan.

Keberadaan terumbu karang yang tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turut

menambah eksotis kekayaan alam bawah lautnya. Wilayah tersebut adalah (1) Kabupaten

Page 84: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-11 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Bangka, meliputi Pantai Penyusuk, Pulau Putri, Pulau Lampu, Pantai Bedukang, Pulau

Simbang, Pantai Teluk Limau, Pantai Batu Putih, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Rebo, (2)

Kabupaten Bangka Tengah, meliputi Pulau Gelasa, Pulau Semujur, Pulau Panjang, Pulau

Ketawai, Pulau Gusung Asam, Pulau Ketugar, dan Pantai Tanjung Berikat, (3) Kabupaten

Bangka Selatan, meliputi Pulau Lepar dan Pulau Pongok, (4) Kabupaten Bangka Barat,

meliputi Pantai Teluk Limau, Pantai Siangao, Pantai Pala, dan Pantai Tanjung Ular, (5)

Kabupaten Belitung, meliputi Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung

Binga dan Bukit Berahu, Pulau Salma, dan Pulau Kueel, (6) Kabupaten Belitung Timur,

meliputi Pantai Burung Mandi, Pulau Buku Limau, Pulau Nanas, dan Pulau Siadong. Adapun

terumbu karang buatan yang dipasang selama tahun 2004 sampai 2009 sebanyak 5.080 unit

terletak di Pulau Semujur, Pulau Tinggi, Selat Nasik, Sungai Padang, Teluk Inggris, Pulau

Nanas, Perairan Belinyu, dan Pulau Ketawai.

Wilayah perairan yang hangat serta pengaruh hamparan geologi paparan batuan bawah laut

yang termasuk bagian dari hamparan batuan gunung berapi yang subur merupakan tempat

yang aman dan ideal bagi tumbuhnya terumbu karang tersebut dengan berbagai jenis biota

laut yang beragam jenisnya. Wisatawan minat khusus berupa komunitas hobi kegiatan

menyelam yang berasal dari berbagai negara atau wisatawan asing lainnya telah banyak

yang memberikan apresiasi sangat baik terhadap kekayaan alam bawah laut Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dan menjadikannya sebagai destinasi pariwisata diantara lokasi

lainnya di dunia pada umumnya.

Ekosistem alam wilayah kepulauan Bangka Belitung juga dilengkapi dengan hutan mangrove

dan padang lamun, merupakan tipe hutan tropis yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau

muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Luas hutan mangrove terbesar

terdapat di Kabupaten Bangka Barat mencapai 42.643,08 ha, sedangkan yang terendah

terdapat di Kota Pangkalpinang 8,49 ha. Luas padang lamun tertinggi terdapat di Kabupaten

Belitung mencapai 3.657,15 ha, dan yang terendah terdapat di Kabupaten Bangka Tengah.

Perlindungan terhadap laut dan ekosistemnya terus diupayakan melalui konservasi penyu

dan ikan napoleon yang terletak di Pulau Pesambung, Pulau Nangka, Pulau Pesemut, dan

Pulau Memperang. Daerah perlindungan laut berbasis masayarakat yang merupakan

program konservasi laut terletak di Desa Penutuk Kecamatan Lepar, Bangka Selatan.

Page 85: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-12 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Banyaknya kawasan-kawasan yang memiliki kekhasan, keunggulan baik dari aspek morfologi

maupun kekayaan sumber daya hayati, ataupun kawasan yang sifatnya kritis dan perlu

dilindungi sehingga di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki sebaran

kawasan lindung yang terdapat di Pulau Bangka berupa Cagar Alam G. Lalang, G.

Menumbing, G. Maras, G. Mangkol, G. Permisan, dan Jening Mendayung yang tersebar di

Kecamatan Muntok, Jebus Kelapa, Belinyu, Sungailiat, Merawang, Simpang Katis, Sungai

Selan, Toboali, Payung, dan Koba. Adapun di wilayah Pulau Belitung, kawasan lindung

berupa Taman Wisata Alam Laut Perairan dan tersebar hampir di setiap kecamatan di

wilayah Manggar dan Kecamatan Gantung. Kawasan lindung ini memiliki kekayaan

keanekaragaman hayati yang sangat besar sebagai daya tarik ekowisata. Selain itu, terdapat

kawasan Taman Hutan Raya di Kecamatan Tanjung Pandan dan Kecamatan Sijuk Pulau

Belitung yang memiliki daya tarik utama berupa koleksi tumbuhan, satwa alami, dan lainnya

sebagai destinasi pariwisata bagi pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, serta

kebudayaan dan pariwisata.

4.1.2 Karakteristik Sosial Budaya

Karakteristik sosial budaya masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dipahami

dari corak kehidupan masyarakatnya, adat istiadat, seni, budaya, suku, agama, bahasa,

sejarah, serta norma atau nilai-nilai yang ada di masyarakat. Karakteristik tersebut

memunculkan ciri khas kehidupan masyarakat di perkotaan maupun perdesaan Bangka

Belitung yang mampu menjadi daya tarik wisata. Aspek penerimaan masyarakat terhadap

pendatang, keluhuran budi bahasa serta pelestarian tradisi dan potensi kreatifitas

masyarakat menjadi faktor penting dalam mendukung pengembangan destinasi unggulan

pariwisata dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Komposisi Penduduk dan Kondisi Sosial Ekonomi

Penduduk Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari penduduk asli bersuku bangsa Melayu

(60%), suku Cina (30%), dan sisanya terdiri dari suku Menado, Jawa, Sunda, Banten, Bugis,

Banjar, Madura, Palembang, Minang, Aceh, Flores, dan Maluku. Penduduk Bangka Belitung

merupakan masyarakat beragama yang menjunjung tinggi kerukunan beragama. Penduduk

mayoritas beragama Islam (86,91%), sisanya beragama Budha (7,83%), Kristen (2,70%),

Katolik (2,45%), dan Hindu (0,11%).

Page 86: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-13 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 sebanyak 1.261.737

jiwa atau naik 3,14% dari tahun 2010. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 655.051 jiwa dan

perempuan sebanya 606.686 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata selama periode

tahun 2000-2010 sebesar 3,14% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di

Kabupaten Bangka Tengah sebesar 3,81% dan tingkat pertumbuhan terendah terdapat di

Kabupaten Belitung Timur sebesar 2,76%. Adapun kepadatan rata-rata penduduk sebesar 77

orang per Km2, dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kota Pangkalpinang mencapai 1.517

orang per Km2, dan kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Belitung Timur sebesar 44

orang per Km2.

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

NO. KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENDUDUK (JIWA) DISTRIBUSI

(%)

LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (%)

(2000-2010) L P JUMLAH

1 Bangka 148.899 137.016 285.915 22,7 3,11

2 Belitung 83.248 77.618 160.866 12,7 2,36

3 Bangka Barat 94.132 86.522 180.654 14,3 3,35

4 Bangka Tengah 87.077 79.217 166.294 13,2 3,81

5 Bangka Selatan 92.322 85.627 177.949 14,1 3,11

6 Belitung Timur 57.061 52.748 109.809 8,7 2,76

7 Pangkalpinang 92.313 87.937 180.250 14,3 3,40

Jumlah 655.051 606.868 1.261.737 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Kep. Bangka Belitung, 2012.

Berdasarkan data statistik tahun 2011, jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas)

sebanyak 893.894 jiwa yang terbagi menjadi 68,43% merupakan angkatan kerja, dan 31,57%

bukan termasuk angkatan kerja. Dari angkatan tersebut, 25,03% bekerja di sektor pertanian,

18,98% terserap di sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta 15,51% bekerja di sektor

jasa kemasyarakatan.

Mata pencaharian penduduk yang umumnya bekerja di sektor pertanian didukung oleh luas

lahan pertanian yang mencapai 749.220 ha atau 45,62% dari luas daratan, 394.641 ha

berupa lahan hutan negara, serta 102.321 ha berupa rawa-rawa yang berpotensi

menghasilkan produk pertanian. Adapun lahan perkebunan seluas 307.326 ha yang

menghasilkan komoditas lada, kelapa sawit, dan karet. Lahan tegal/kebun seluas 118.651 ha,

Page 87: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-14 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

lahan sawah yang ditanami padi sekitar 17.969 ha, sedangkan yang telah memiliki irigasi

seluas 7.166 ha.

Bidang industri kerajinan yang dihasilkan berupa industri pengolahan hasil agro industri,

perikanan, perkebunan dan hasil laut. Industri kerajinan yang diusahakan masyarakat adalah

kerajinan tangan berupa industri pewter dari timah, gelang, cincin, tongkat dari akar bahar,

anyaman kopiah/peci resam dan sebagainya. Adapun industri kerajinan makanan berupa

penganan terasi, rusip, getas/kerupuk, siput gonggong, dan lainnya.

Potensi perikanan laut yang cukup besar menjadi orientasi kehidupan masyarakat di pesisir

berupa aktivitas budidaya laut yang didominasi oleh tiga jenis komoditas utama berupa

Kerapu, Kerang Mambe, dan rumput laut. Namun saat ini mengalami penurunan jumlah

seiring dengan hadirnya penambangan timah di perairan pantai dan laut, serta penangkapan

dengan menggunakan peralatan yang tidak ramah lingkungan. Saat ini, kondisi laut dan

pesisir di pantai-pantai Pulau Bangka cenderung mengalami degradasi lingkungan. Beberapa

wilayah di perairan Kabupaten Bangka Selatan kekeruhan airnya melampaui baku mutu

daerah yang berasal dari aktivitas tambang inkonvensional (TI) apung, kapal isap, dan kapal

keruk. Tailing dari aktivitas pertambangan ini meningkatkan laju sedimentasi di laut sehingga

mengakibatkan terjadi degradasi terumbu karang sebagai tempat berkembang biaknya ikan.

Dari aspek kesejahteraan penduduk, jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode

sepuluh tahun terakhir antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 cukup fluktuatif.

Tingkat kemiskinan menurun secara signifikan dari 11,62% atau 106,2 ribu orang pada tahun

2002, menjadi 5,75% atau 72,06 ribu orang pada tahun 2011. Dilihat menurut daerah,

jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan maupun di daerah perdesaan mengalami

peningkatan. Di daerah perkotaan, jumlah penduduk miskin naik dari 21,85 ribu orang

menjadi 25,32 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan, jumlah penduduk miskin naik dari

45,90 ribu orang menjadi 46,74 ribu orang.

- Kondisi Seni Budaya

Asal-usul penduduk kepulauan Bangka Belitung masih diperdebatkan hingga saat ini. Orang

Melayu tua dari Sriwijaya dan Jambi sudah lebih awal mendiami Bangka, melalui bukti

Prasasti Kota Kapur. Namun, diperkirakan sebelumnya sudah ada pula penduduk yang lebih

tua lagi yang mendiami wilayah Air Abik yang disebut sebagai suku Urang Lom. Selain itu,

Page 88: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-15 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

adapula yang berpendapat bahwa penduduk asli Pulau Bangka adalah mereka yang

merupakan hasil pertalian perkawinan antara pelaut-pelaut yang datang dari Jawa,

Palembang, Minangkabau, dan Bugis yang kemudian menjadi penduduk asli yang baru.

Ragam masuknya penduduk ini membawa bahasa ibunya, sehingga Bangka memiliki

kekayaan bahasa dengan fonetis yang beragam.

Falsafah hidup masyarakat setempat memegang adat Serumpun Sebalai, adalah suatu

bentuk etika kehidupan keseharian masyarakat Bangka Belitung yang rukun damai dan

dalam hubungan kekeluargaan walaupun terdiri dari bermacam-macam etnis dan agama.

Hal lain yang menarik adalah “Budaya Dak Kawa Nyusah yang berarti “Tidak Mau Susah”,

dalam arti positif bermakna “tidak mau mencampuri urusan orang lain” dimana

masyarakatnya mampu lebih profesional, lebih sesuai dengan kata hati yang menjadi wujud

dari sebuah kejujuran, keberanian dan ketegasan untuk mengatakan tidak.

Budi bahasa Bangka Belitung merupakan budi yang ramah dengan diiringi bahasa yang

santun. Hal ini terlihat pada setiap kunjungan ke rumah-rumah masyarakat adatnya, tamu

akan mendapat pelayanan yang baik, keterbukaan masyarakat membuat para pendatang

betah untuk tinggal dan menetap. Kebudayaan yang tumbuh di Bangka Belitung erat

kaitannya dengan dominasi Islam yang diterima dalam masyarakatnya sebagai aturan hukum

wajib agama. Namun tradisi kepercayaan yang melebur pada sistem kepercayaan

masyarakatnya masih cukup kental yang berlaku pada penduduk-penduduk perkampungan,

suku-suku, serta etnik yang masuk setelah masa kolonial Belanda yaitu Etnik China.

Menurut sejarahnya, wilayah Bangka terbentuk oleh dominasi Kesultanan Palembang pada

tahun 1659-1707 setelah lepas dari Kesultanan Banten. Pada masa yang hampir sama,

Belitung dikuasai oleh Mataram yaitu Ki Gegedeh Yakob, Cakraninggrat I tahun 1618-1661,

setelah menikahi putri Ki Ronggo Udo, yaitu penguasa Belitung sebelumnya. Dominasi politis

setelah Majapahit runtuh tahun 1478, masuklah pengaruh Islam di Bangka Belitung dan

membentuk sistem adat istiadat yang mengacu pada nilai-nilai Islam melalui tokoh-tokoh

Syech Abddurahman Sidik ulama Banjar dari Kalimantan, masuk di wilayah Mendo Barat,

beserta ulama Islam lainnya.

Islam berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan Bangka Belitung. Berbagai

perayaan Islam yang menonjol terlihat pada tradisi “pesta lebaran” yang di rayakan secara

sukacita baik hari raya Idul fitri atau pun Idul adha. Begitu pula dengan peringatan Maulud

Page 89: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-16 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Nabi dirayakan dengan “pesta lebaran”, juga digelar acara nganggung di setiap mesjid

hampir di seluruh pulau Bangka, hingga acara karnaval Islami di Desa Kemuja, Mendo Barat,

serta acara ruahan menjelang puasa di daerah tempilang yang digelar di pantai sehingga

terkenal dengan acara “Perang Ketupat”.

Acara tradisi adat dan seremoni Islam memaknai hubungan sosial yang tinggi dalam umat

Islam di Bangka Belitung. Masuknya Islam di Belitung langsung menyentuh kepada sistem

pemerintahannya, yaitu raja pada masa itu seperti Ki Ronggo Udo dari Gresik Jawa Timur

kemudian menguasai Kerajaan Hindu Badau yang sebelumnya di bawah kekuasaan

Majapahit, Kyai Massud atau Ki Gegedeh Yakob yang kemudian menjadi Raja Balok, Datuk

Ahmad dari Pontianak yang kemudian menjadi Ngabehi di wilayah Belantu, KA Siasip yang

menjadi penghulu agama Islam pertama di Belitung, serta sejumlah ulama seperti Syech

Abubakar Abdullah dari Pasai, dan lainnya. Dengan demikian, budaya tumbuh seiring dengan

kebijakan tersebut.

Hukum adat yang berlaku sesudah masa kerajaan adalah hukum yang masih dijalankan oleh

pemangku yang ada di bawahnya atau terdapat pada masyarakat adatnya, misalnya sesepuh

turunan raja, kepala kampung, kepala suku. Sedangkan adat-istiadat lokal masyarakat saat

ini ada di bawah para penghulu dan dukun kampung. Sedangkan wewenang tentang perihal

tradisi kepercayaan ada pada dukun-dukun, seperti dukun obat, dukun angin, dukun hujan,

dukun hutan, dukun api, dukun madu, dukun buaya, serta dukun di berbagai spesifikasi

lainnya.

Keunggulan dari norma atau hukum adat yang tak tertulis itu adalah loyalitas dan

kebersamaan tetap terjaga pada lingkungan masyarakat adatnya yang dengan sendirinya

membentuk karakter masyarakat menjadi masyarakat yang homogen. Misalnya pada

masyarakat pulau Belitung, mereka homogen dalam bahasa, agama, dan adat istiadat. Suku-

suku lain dari komunitas yang lebih kecil pun kebanyakan sudah melebur dalam sistem

tersebut, seperti Suku Sekak sudah banyak yang masuk Islam, serta menguasai bahasa

setempat, meskipun tradisi kepercayaan mereka masih tetap ada.

Adat atau norma yang dieksekusi oleh Kepala Kampung dan para kepala suku, menyangkut

tentang semua aturan setempat /kearifan lokal adalah aturan yang sudah berlaku secara

turun-temurun. Aturan tersebut kemudian dipertegas secara kepercayaan oleh para dukun

dan secara agama oleh penghulu atau lebai kampung. Kearifan lokal yang berkaitan dengan

Page 90: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-17 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

alam sebagai sumber kehidupan yang kemudian mentradisi secara ritual berkaitan dengan

kepercayaan diakumulasikan dalam acara ritual misalnya seperti: Buang Jong pada suku

Sekak, Nuju Jeramik pada suku Urang Lom, Maras Taon di tradisi Urang Belitong.

Berkaitan dengan hubungan antar manusia, adat tradisi yang berkaitan dengan ritual

pernikahan di Bangka Belitung memiliki eksotika tersendiri misalnya tradisi prosesi melamar,

prosesi seremonial pernikahan, prosesi pesta pernikahan. Belitung terkenal dengan istilah

Begawai yang prosesinya melibatkan perangkat penghulu hingga personil perangkat

kerjanya yang dilaksanakan secara sistematis dan unik hingga kini. Di wilayah Pulau Bangka

juga dikenal adanya tradisi Kawin Massal dengan prosesi kebersamaan adat sepintu

sedulangnya.

Wilayah hukum adat pokok Bangka Belitung telah membentuk kesatuan adat tersendiri,

serta sudah melebur ke dalam karakter masyarakatnya. Namun perubahan arus budaya

barat dari Belanda dan budaya timur dari China yang mulai masuk sejak eksploitasi timah di

kedua wilayah Bangka Belitung cukup berpengaruh di berbagai bidang, terutama di bidang

ekonomi maka akulturasi dan inkulturasi pun tak terelakan.

Karakter masyarakat pekerja timah pada perusahaan timah cenderung menjadi feodal pada

masa-masa permulaan. Gejala ini muncul ketika Belanda memberlakukan pengkotakan,

sistem levelitas pada pekerjanya di Belitung, misalnya level jabatan karyawan tertentu akan

mendapat keistimewaan dan fasilitas kesejahteraan tertentu pula, sehingga muncul sikap

yang merendahkan level terbawah, atau bersikap angkuh dan sombong ketika status

sosialnya terangkat. Pengaruh itu, membuat orang-orang China pada strata kuli memiliki

rasa kebersamaan nasib hingga hubungan sosial dengan masyarakat asli menjadi akrab

sehingga terjadi perkawian campuran, etnik China yang masuk Islam, serta banyak

keturunan etnik China di Bangka yang tidak bisa lagi menggunakan bahasa ibunya.

Akulturasi di salah satu identitas budaya Bangka terlihat pula dari kelengkapan pakaian adat

pengantin adat Bangka yang disebut dengan Paksian, ada dipengaruhi oleh budaya China

terutama pada warna serta simbol-simbol mahkota pengantin perempuan yang disebut

dengan Paksian. Sedangkan pada identitas budaya lainnya seperti kesenian, sastra pantun

yang erat kaitannya dengan bahasa melayu, masih tetap bertahan. Pada tarian terjadi

akulturasi dari China, Arab dan Melayu, begitu pula dengan musik tradisional gambus

pengaruh Persianya sangat kental. Kesenian asli yang tak terpengaruh adalah kesenian

Page 91: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-18 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

campak Suku Sekak atau Suku Laut, tapi kesenian asli ini kurang mendapat perhatian

sehingga perlu dilestarikan.

Berikut adalah bentuk-bentuk seni budaya masyarakat yang berkembang di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, yaitu: (a) upacara tradisional, meliputi Perang Ketupat, Buang

Jong, Mandi Belimau, Ruwah, Kongian, Imlek, Sembahyang Rebut, Sembahyang Kubur,

Kawin Masal, Nganggung, Maulid Nabi Muhammad, Isra' Mi'raj, Muharoman, Selikur,

Nyukur, Idul Fitri/Hari Raya Puasa, Idul Adha/Hari Raya Haji, Nujuh Hari, Empat Puluh Hari,

Nyeratus Hari; (b) seni terdiri dari seni musik yang meliputi : Dambus, Suling, Gendang

Melayu, dan seni tari meliputi : Tari Tanggai, Tari Zapin, Tari Campak, Rebana, Rudat, Tari

Bahtera Bertiang Tujuh, dan Sekapur Sirih. Adapun kerajinan masyarakat yang khas dari

wilayah ini adalah Kain Cual.

Seiring dengan perkembangan kegiatan pariwisata dewasa ini, jenis daya tarik wisata budaya

yang khas ditampilkan dari wilayah ini antara lain: upacara rebo kasan, upacara buang jong,

upacara kawin masal, upacara ceriak nerang, upacara perang ketupat, upacara sepintu

sedulang, upacara sembahyang kubur, dan upacara barongsai. Adapun kesenian daerahnya

terdiri dari (a) seni tari, meliputi tari campak, kedidi, taber, sepintu sedulang, mutik, sahang,

dambus, japin, malibang timah, gajang manunggang, ulak busung, ancak, betiong, dan

randau, (b) seni musik, meliputi bedincak badaek, lagu yoo miak, icak-icak dak tahu, musik

campak, gambus, serta (c) seni drama, meliputi drama tari putri Si Punai, dan Dul Muluk.

Berbagai peristiwa penting, heroik, jejak sejarah, dan seni tradisi menampilkan kekayaan

seni budaya, serta karakter masyarakat yang patut menjadi perhatian sebagai unsur utama

dalam pengembangan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Sejarah Pelayaran

Penemuan bukti sejarah otentik berupa prasasti Kota Kapur di Sungai Menduk Bangka Barat

tahun 686 masehi mulai membuka penelusuran tentang sejarah Bangka Belitung. Prasasti

yang dibuat oleh penguasa kerajaan Sriwijaya tersebut berisikan 240 kata bahasa Sanskerta

tentang larangan untuk melakukan pemberontakan. Hal ini membuktikan bahwa Pulau

Bangka pada masa Kerajaan Sriwijaya telah menjadi pusat aktivitas yang ramai.

Catatan sejarah mengungkapkan bahwa Pulau Bangka pernah dihuni oleh orang-orang Hindu

dalam abad ke-7 pada masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Selain itu, Pulau Bangka juga

Page 92: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-19 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

pernah menjadi wilayah kekuasaan beberapa kerajaan besar seperti kerajaan Majapahit

ketika dibawah kekuasaan Raja Hayam Wuruk dengan pendampingnya mahapatih Gajah

Mada dan kerajaan Mataram. Namun, baik pada masa kerajaan Sriwijawa maupun kerajaan

Majapahit atau pun Mataram pulau Bangka kurang mendapatkan perhatian, meskipun

letaknya sangat strategis di tengah-tengah jalur pelayaran lalu lintas perdagangan

internasional. Baru setelah perdagangan dari daratan Asia maupun Eropa berlomba-lomba

ke Indonesia, pulau Bangka mulai menjadi perhatian setelah ditemukannya rempah-rempah.

Kurangnya perhatian terhadap pulau Bangka dan Belitung menyebabkan banyaknya bajak

laut yang menjadikan pulau Bangka dan Belitung sebagai tempat persembunyian yang

berdampak pada penderitaan bagi penduduknya.

Dalam rangka mengatasi kekacauan dan menjaga keamanan pelayaran di sekitar selat

Malaka, Sultan Johor dengan sekutunya Sutan dan Raja Alam Harimau Garang mengerahkan

pasukan ke Pulau Bangka dan Belitung. Setelah misi pembebasan pulau Bangka dan Pulau

Belitung berhasil, Sultan Johor dan sekutunya mengembangkan agama Islam di tempat

kedudukannya masing-masing di Kotawaringin dan Bangka kota. Namun hal ini tidak

berlangsung lama, kemudian kembali pulau Bangka menjadi sarang kaum bajak laut.

Sekitar tahun 1709, dengan ditemukannya timah oleh orang-orang Johor di Sungai Olin-

Toboali, mulailah pulau Bangka disinggahi oleh segala macam perahu dari Asia maupun

Eropa seiring dengan lokasi Kepulauan Indonesia yang strategis, yaitu terletak di antara

silang pelayaran dan perdagangan antar wilayah yang berpusat di Kanton, Cina. Sejak awal

Masehi, Kepulauan Indonesia telah terlibat di dalam dinamika tersebut. Secara geografis,

pelayaran itu melintasi beberapa jalur di Kepulauan Indonesia dalam upaya mencapai

Kanton. Dari arah barat ada tiga gerbang masuk pelayaran melintasi kepulauan Indonesia,

yaitu Selat Malaka, Laut Selatan dan Selat Sunda (Anyer). Perkembangan jalur-jalur ini terkait

erat dengan musim dan arah tiupan angin. Di lokasi tertentu muncul angin berputar (roaring

forties atau westerlies). Untuk kapal layar yang masih berteknologi sederhana, pelayaran

pesisir pantai merupakan jalur pelayaran yang lebih aman. Dari Selat Malaka, jalur

selanjutnya memasuki Laut Cina Selatan. Sementara, penyusuran Laut Selatan akan tiba di

selat Lombok atau Laut Arafura untuk selanjutnya memasuki Laut Banda hingga Laut

Sulawesi. Lalu, setelah mencapai Selat Sunda, jalur pelayaran menjadi bercabang empat,

Page 93: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-20 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

yaitu melalui Laut Jawa hingga ke Selat Sulawesi, melalui Selat Bangka, Gaspar dan Karimata

yang merupakan bagian dari pulau Belitung.

Jalur pelayaran ini sangat penting dalam perkembangan kegiatan perdagangan internasional

pada masa itu. Pada tahun 1998, terdapat penemuan kapal karam bernama Jewel of Muscat

di daerah perairan pulau Bangka dan Belitung yang merupakan kapal dari daerah Arab dalam

perjalanan menuju ke Cina untuk membeli keramik dan tembikar. Dalam perjalanannya

pulang kembali dari Cina menuju ke daerah Arab, kapal tersebut singgah di perairan Pulau

Bangka Belitung, namun kemudian tenggelam karena adanya gelombang besar akibat cuaca

buruk. Kapal ini karam lebih dari 1100 tahun yang lalu atau lebih dari satu millennium.

Jumlah barang-barang yang ditemukan di kapal tersebut mencapai sekitar 48.000 benda

berharga, terdiri dari perhiasan, emas, pot, keramik, mangkuk, logam, kaca, kayu, gading,

batu, tulang, dan lainnya yang kini sebagian koleksinya disimpan di Museum Maritim di

Singapura. Barang-barang berharga peninggalan dari kapal karam di perairan Bangka

Belitung ini merupakan salah satu peninggalan yang sangat ternilai di dunia.

4.1.3 Karakteristik Perekonomian

Karakteristik perekonomian wilayah provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat dari

gambaran kontribusi 9 (sembilan) sektor/lapangan usaha terhadap produk domestik regional

bruto. PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 atas dasar harga berlaku

sebesar 30,255 triliyun rupiah atau meningkat sebesar 13,89% dari tahun 2010. Laju

pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dengan migas sebesar 6,40%.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir telah terjadi perubahan struktur ekonomi di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sejak tahun 2007-2010, struktur ekonomi terbesar

adalah sektor primer (pertanian dan pertambangan), diikuti sektor tersier (perdagangan,

hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan dan jasa-jasa), dan

terakhir sektor sekunder (sektor industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, dan sektor

bangunan). Pada tahun 2011, struktur ekonomi wilayah dibentuk oleh sektor tersier yang

menjadi dominan di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 35,85%, diikuti sektor primer

(35,14%), dan sektor sekunder (29,01%).

Page 94: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-21 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Kontribusi Tiap Lapangan Usaha Terhadap PDRB di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008-2011

Berdasarkan data statistik tahun 2011, tiga lapangan usaha yang memberikan kontribusi

terbesar adalah industri pengolahan (20,56%); perdagangan, hotel, dan restoran (19,18%);

dan pertanian (18,41%). Sementara itu, kontribusi pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang terdiri dari sublapangan usaha hotel, restoran, serta jasa hiburan dan rekreasi,

terhadap PDRB memang masih sangat kecil, yaitu kurang dari 1,5%. Sejak tahun 2008,

kontribusi pariwisata menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat sebagaimana

terlihat pada tabel di bawah ini.

Gambar 4.3 Grafik Distribusi PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

Pertanian Pertambangandan Penggaliaan

IndustriPengolahan

Listrik, Gas danAir Bersih

Konstruksi /Bangunan

Perdagangan,Hotel, danRestoran

Pengangkutandan Komunikasi

Keuangan, RealEstate dan Jasa

Perusahaan

Jasa-Jasa

Pertanian , 18.41

Pertambangan dan Penggalian , 16.73

Industri Pengolahan; 20,56

Bangunan , 7.78

Listrik, Gas, dan Air bersih, 0.67

Perdagangan, Hotel dan Restoran

, 19.18

Pengangkutan dan Komunikasi , 3.27

Keuangan, sewa, dan jasa

perusahaan , 2.61

jasa-jasa, 10.79

Page 95: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-22 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 4.3 Persentase Kontribusi Lapangan Usaha Terkait Pariwisata terhadap PDRB Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2011

LAPANGAN USAHA 2007 2008 2009 2010 2011

a. Hotel 0,07% 0,07% 0,07% 0,08% 0,08%

b. Restoran 1,18% 1,13% 1,21% 1,20% 1,25%

c. Jasa hiburan dan rekreasi 0,01% 0,01% 0,01% 0,01% 0,01%

JUMLAH 1,26% 1,21% 1,29% 1,29% 1,34%

Sumber: BPS, Prov. Kepulauan Bangka Belitung Dalam Angka, 2012.

Penerimaan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dalam kurun waktu lima tahun terakhir, antara tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 terus

meningkat setiap tahun. Pada tahun 2007, jumlah penerimaan PAD mencapai sekitar 4 miliar

rupiah dan berkontribusi sebesar 24,24% terhadap penerimaan daerah. Adapun pada tahun

2011, jumlah penerimaan dari sektor pariwisata sebesar 12 miliar rupiah atau sekitar 38,98%

dari penerimaan daerah.

Gambar 4.4 PAD Sektor Pariwisata Prov. Kep. Bangka Belitung Tahun 2007-2011

Kegiatan pariwisata tersebar di setiap wilayah kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung. Penerimaan asli daerah dari masing-masing kabupaten/kota tersebut paling besar

terdapat di Kota Pangkalpinang sebesar 30,94%, diikuti oleh Kabupaten Belitung sebesar

26,38%, dan pada posisi ketiga adalah Kabupaten Bangka dengan nilai PAD sebesar 20,01%,

serta penerimaan paling sedikit dari sektor pariwisata terdapat di Kabupaten Bangka Selatan

sebesar 1,06%.

Page 96: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-23 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.5 Kontribusi Pariwisata terhadap PAD Kab./ Kota di Kep. Bangka Belitung Tahun 2011

4.2 KARAKTERISTIK DESTINASI PARIWISATA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

4.2.1 Daya Tarik Wisata Unggulan Provinsi

Daya tarik wisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diidentifikasi berdasarkan

daya tarik wisata yang memang sudah diunggulkan oleh masing-masing Pemerintah

Kabupaten/Kota dan hasil penelitian daya tarik wisata yang sudah ada sebelumnya. Daya

tarik wisata unggulan ini memiliki jenis wisata yang berbeda-beda antara lain wisata alam,

wisata budaya, maupun wisata buatan. Masing-masing daya tarik wisata tersebut saling

menguatkan bersama-sama dengan fasilitas pariwisata, fasilitas umum pendukung

pariwisata, prasarana pendukung, serta masyarakat membentuk suatu destinasi pariwisata

unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sektor pariwisata menjadi prioritas utama dalam pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung. Masing-masing kabupaten/kota memiliki daya tarik wisata yang unik dan khas,

serta diunggulkan yang mempertimbangkan beberapa faktor, seperti potensi keunikan dan

kelangkaan daya tarik wisata, kesiapan pengembangan, dukungan masyarakat, potensi

kunjungan wisatawan, prospek di masa yang akan datang, ataupun aspek pelestarian nilai-

nilai alam dan budaya. Selain daya tarik wisata yang diunggulkan Pemerintah

Kabupaten/Kota, sudah banyak pula penelitian yang membahas tentang daya tarik wisata di

Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan hasil analisis terhadap kebijakan Pemerintah

Page 97: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-24 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kabupaten/Kota dan hasil penelitian terkait daya tarik wisata di Kepulauan Bangka Belitung,

maka daya tarik wisata unggulan yang teridentifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Daya Tarik Wisata Unggulan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

NO KABUPATEN/KOTA NAMA OBYEK JENIS

1. Bangka Barat 1. Pantai dan Mercusuar Tanjung Kelian Pantai

2. Kota Tua Muntok Sejarah Budaya

3. Pesanggrahan Menumbing Sejarah Budaya

4. Pembuatan Empe-empe Desa Belo Laut Budaya dan Kuliner

2. Bangka 5. Pantai Romodong Pantai

6. Pantai Penyusuk Pantai

7. Kampung Gedong Desa Wisata

8. Pantai Parai Tenggiri Pantai

9. Pantai Tanjung Pesona Pantai

10. Pantai Matras Pantai

11. Pantai Air Anyer Pantai

12. Situs Kota Kapur Sejarah Budaya

3. Kota Pangkalpinang 13. Civic Center Sejarah Budaya

14. Pantai Pasir Padi Pantai

15. Hutan Kota Tuatunu Konservasi

16. Museum Timah Museum

4. Bangka Tengah 17. Agrowisata Desa Namang Agrowisata

18. Desa Nelayan Kurau Desa Wisata

19. Pulau Ketawai Pantai

5. Bangka Selatan 20. Agrowisata Desa Nyelanding Agrowisata

21. Benteng Toboali Sejarah Budaya

22. Pantai Tanjung Kerasak Pantai

23. Pulau Lepar Pantai

24. Pulau Liat Pantai

25. Pulau Mendanau Pantai

26. Kepulauan Salman Pulau-pulau Kecil

6. Belitung 27. Kota Tanjung Pandan Sejarah Budaya

28. Pantai Bukit Berahu dan Desa Tanjung Binga Pantai

29. Pantai Tanjung Kelayang Pantai

30. Pantai Tanjung Tinggi Pantai

31. Pulau Lengkuas Pantai

32. Tarsius Batu Mentas Konservasi

7. Belitung Timur 33. Pantai Burung Mandi Pantai

34. Kepulauan Memperak Pulau-pulau Kecil

35. Desa Lenggang “Laskar Pelangi” Desa Wisata

36. Pantai Punai Pantai

37. Pantai Penyabong Pantai

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012.

Berikut adalah uraian masing-masing daya tarik wisata unggulan di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Adapun uraian daya tarik desa wisata lebih lanjut dijelaskan pada sub bab

berikutnya tentang daya tarik desa-desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 98: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-25 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Kabupaten Bangka Barat

1. Pantai dan Mercusuar Tanjung Kelian

Pantai Tanjung Kelian terdapat di Kecamatan Muntok, kota tua yang berdiri sejak berabad

silam yang pada zaman Belanda telah dibangun menjadi sebuah kota pelabuhan. Lokasi

pantainya berjarak sekitar 9 km dari Kota Muntok, atau 10 menit dari Pelabuhan Mentok

yang merupakan pintu gerbang sebelah barat Pulau Bangka. Kondisi pantai cukup cantik dan

bersih, disertai hamparan pasir berwarna putih.

Daya tarik wisata yang terdapat di pantai ini berupa menara atau mercusuar yang dibangun

pada tahun 1862, sisa bangkai kapal bekas Perang Dunia II, dan monumen peringatan 21

perawat Australia yang gugur dalam peristiwa pemboman kapal laut Australia oleh tentara

Jepang pada tanggal 16 Februari 1942, juga terdapat prasasti peringatan sebagai ucapan

terima kasih pada kapal bantuan kesehatan Australia, serta adanya dermaga Tanjung Kelian

yang akan menggantikan Pelabuhan Muntok sebagai tempat kedatangan dan

pemberangkatan ferry penyeberangan.

Salah satu daya tarik Pantai Tanjung Kelian adalah keberadaan Mercusuar Muntok yang

berfungsi untuk melihat keluar masuk kapal-kapal dari/ke Pelabuhan Mentok. Ruangan

Mercusuar tersebut berdiamater tiga meter, didalamnya terdapat lampu mercusuar

berkekuatan 1.000 watt dengan daya sorot hingga sejauh 40 mil. Setiap kali dinyalakan

membutuhkan 20 liter solar, sehingga dapat bertahan selama 12 jam. Dari puncak menara,

dapat terlihat sepertiga wilayah Bangka Barat, kapal-kapal nelayan yang sedang bersandar di

Pelabuhan Mentok, pemancing ikan yang sedang duduk di rongsokan bangkai kapal di

pinggir pantai, dan deretan pohon kelapa sawit.

Page 99: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-26 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.6 Peta Sebaran Daya Tarik Wisata Unggulandi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 100: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-27 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pantai Tanjung Kelian menyimpan potensi keindahan alam yang menawan, serta catatan

sejarah yang sangat menarik. Setiap sore pantai ini selalu ramai dikunjungi keluarga yang

datang dengan membawa tikar dari rumah, anak-anak muda yang duduk di atas sepeda

motor, ataupun para pemancing ikan. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan oleh

pengunjung antara lain menikmati pemandangan laut, memancing, berkemah, berenang,

serta bermain air laut dan pasir.

Gambar 4.7 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kelian

2. Kota Tua Muntok

Kota Tua Muntok terdapat di wilayah Kecamatan Muntok, Ibukota Kabupaten Bangka Barat.

Wilayah ini dapat diakses dengan menggunakan kendaraan dalam 3 jam perjalanan. Fasilitas

yang tersedia berupa sarana perkotaan berupa akomodasi, rumah-rumah makan, serta pasar

tradisional yang menjual makanan khas.

Daya tarik Kota Tua Muntok adalah kota yang menyimpan berbagai bukti sejarah dari sejak

zaman kerajaan, penjajahan Belanda, hingga periode perang Kemerdekaan RI. Bukti sejarah

tersebut antara lain: Monumen Proklamator Bung Karno dan Bung Hatta yang terbuat dari

batu granit dengan tinggi sekitar 7 m, Masjid Jamik Mentok di Pusat Kota Mentok yang

berdiri sejak tahun 1879 M saat Bangka dibawah kekuasaan Kesultanan Palembang

Darussalam. Masjid Jami' ini merupakan Masjid pertama di Muntok, didirikan pada periode

Kolonial Belanda oleh Batin Muntok dibantu oleh masyarakat setempat, termasuk orang-

orang Cina Kaya yang sebagian telah masuk Islam dan Mayor Chung A Thiam. Bangunan

Masjid bergaya kolonial II dengan atap tumpang seperti masjid kuno di Jawa, serta ornamen

dan arsitektur yang unik dan bermakna, adapula pesanggrahan Menumbing, rumah Mayor

Muntok, dan lainnya.

Page 101: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-28 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.8 Foto Kondisi Kota Tua Muntok

3. Pesanggrahan Menumbing

Pesanggarahan Menumbing terdapat di Kecamatan

Mentok, berada di kaki Gunung Menumbing, dekat dengan

area pelabuhan lama. Wilayah ini dapat diakses dengan

menggunakan kendaraan dalam 3 jam perjalanan dari Kota

Pangkalpinang.

Daya tarik Pesanggrahan Menumbing adalah sebuah rumah yang terletak di puncak Gunung

Menumbing dengan panorama yang indah dan cuaca yang sejuk di Kota Mentok. Rumah ini

merupakan salah satu rumah pengasingan Ir. Soekarno dalam perjuangannya merintis

kemerdekaan pada masa penjajahan Belanda. Pesanggarahan Menumbing atau Rumah

Mayor Muntok ini dibangun pada tahun 1834, terletak di Jalan RE Martadinata, Muntok.

Gaya bangunan utama rumah mayor dipengaruhi oleh arsitektur Eropa dengan pilar-pilar

besar, pada pintu masuk terdapat 2 relief Shisa, the guardian lions. Rumah ini merupakan

kediaman Mayor Chung A Tiam, Mayor kedua yang diangkat oleh Pemerintah Belanda

sebagai kepala dari masyarakat Cina. Masyarakat cina di Muntok didatangkan oleh

pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan tambang timah Bangka Tin Winning

Berdrijf (BTW) sebagai pemegang monopoli penambangan timah yang melakukan

penambangan besar-besaran di Bangka dan melarang pertambangan partikelir.

- Kabupaten Bangka

1. Pantai Romodong

Pantai Romodong terletak di Desa Bukit Ketok, Kecamatan Belinyu. Pantai Remodong

sepanjang 4 Km ini berada di tengah-tengah Teluk Kelabat yang dapat melihat daratan

Page 102: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-29 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kabupaten Bangka Barat yang tampak samar-samar. Letak pantai ini sekitar 77 km dari Kota

Sungailiat.

Daya tarik Pantai Romodong di antaranya adanya pintu gerbang yang terbuat dari batu alam

dengan ukuran yang sangat besar atau disebut Batu Belah Tangkup, di pantainya terdapat

seonggok batu besar yang berbentuk seperti katak atau Batu Kodok, disertai keunikan

tumbuhan berupa pohon kelapa bercabang dua. Kondisi pantainya sangat indah dan

berpasir putih bersih serta padat, dengan panjang pantai sekitar 500 meter, memiliki

tebaran batu-batu yang menghiasi panorama pantai. Kegiatan yang dilakukan pengunjung

biasanya mandi atau berenang dengan riak ombak yang tenag, melihat sunset di sore hari

dan kegiatan memancing ikan.

Di sekitar Pantai Romodong ini terdapat perkampungan Romodong yang penduduknya

adalah nelayan dan petani. Di sepanjang jalan dapat melihat danau, hutan rimba,

perkebunan penduduk, dan tambang inkonvensional. Jalan menuju Pantai Romodong ini

cukup sulit karena terdapat lubang-lubang besar dengan kondisi jalan bercampur tanah

kuning.

Pantai Romodong ini belum dilengkapi dengan fasilitas wisata, termasuk tidak ada papan

petunjuk arah sehingga membuat pantai Romodong sangat sepi. Sarana jalan dibangun

melewati Pantai Romodong adalah jalan untuk warga Desa Bukit Ketok yang mayoritas

adalah nelayan.

Gambar 4.9 Foto Kondisi Pantai Romodong

2. Pantai Penyusuk

Pantai Penyusuk terdapat di Kecamatan Belinyu, di ujung utara Pulau Bangka, atau sekitar 6

km ke arah utara dari Pantai Romodong. Akses menuju Pantai Penyusuk membutuhkan

waktu 1,5 jam menggunakan kendaraan roda empat dari simpang Kecamatan Kelapa.

Page 103: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-30 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pantai ini memiliki daya tarik wisata yang menarik dan unik, pantainya dihiasi dengan

tebaran batu-batuan granit berukuran besar dan kecil, lokasi ini memiliki keindahan laut

yang biru dan tenang dengan riak gelombang kecil. Dari pantai ini terlihat empat buah pulau

kecil. Kegiatan yang dilakukan wisatawan biasanya berupa berjalan-jalan di tepi pantai, dan

berenang. Di Pantai Romodong terdapat beberapa gazibu dan bangunan warung-warung

makan yang cukup baik.

Kualitas keindahan Pantai Penyusuk pada awalnya perairannya jernih dan kaya akan biota

laut. Ikan, cumi, udang, dan rajungan sangat mudah diperoleh nelayan di kawasan Pantai

Penyusuk. Namun, sejak beroperasinya beberapa kapal keruk timah dan hadirnya kapal

hisap, perairan Pantai Penyusuk mulai lebih keruh dan membuat terumbu karang di kawasan

ini banyak yang mati karena tertutup oleh sedimen. Di Pantai Penyusuk juga terdapat

Mercusuar yang terletak di atas bukit Pulau Lampu yang dapat melihat warna-warni karang

dari bukit ini, namun sekarang yang terlihat hanya warna kecoklatan saja, karena karangnya

sudah mati.

Gambar 4.10 Foto Kondisi Pulau Penyusuk

4. Pantai Parai Tenggiri

Pantai Parai Tenggiri terletak di Kelurahan Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat. Berjarak sekitar

30 km dari Kota Pangkalpinang atau waktu tempuh sekitar 45 menit perjalanan dengan

kendaraan bermotor dari Kota Pangkalpinang. Pantai Parai Tenggiri merupakan pantai paling

indah di deretan pantai timur Pulau Bangka. Pantai ini memiliki banyak bebatuan dengan

dekorasi alam yang sangat indah, gugusan batu karang berukuran besar dan membentuk

formasi yang indah jika disatukan dengan pohon-pohon kelapa serta pasirnya yang putih

bersih, kondisi air lautnya berwarna biru dan bening. Lingkungan pantai yang tertata asri

dan bersih ini juga memiliki objek fotografi yang sangat indah, serta panorama sunrise yang

memukau.

Page 104: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-31 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kawasan pariwisata favorit para pelancong ini sudah dilengkapi resort yang merupakan hotel

bintang empat, yaitu Parai Beach Resort and Spa. Tiket masuk ke kawasan Pantai Parai

Tenggiri sekitar Rp25.000,- yang dapat ditukar dengan juice, minuman ringan, atau minuman

lain sesuai selera. Pantai Parai Tenggiri merupakan satu-satunya kawasan tujuan wisata

internasional di Pulau Bangka. Fasilitas yang tersedia mulai dari akomodasi, restoran, bar,

kafe, kolam renang, dan fasilitas olahraga. Di ujung kiri pantai ini terdapat sebuah gugusan

bebatuan yang ditata dengan baik dan diberi nama Rock Island. Akses menuju ke sana dapat

melalui sebuah jembatan dengan penerangan lampu di sepanjang tepi kanan dan kirinya.

Pada malam hari, pengunjung dapat menikmati hidangan lezat dan minuman bar sambil

mendengarkan suara deburan ombak.

Fasilitas lainnya yang tersedia di pantai ini, antara lain parasailing, banana boat, jetski, dan

kolam renang. Keamanan dan kenyamanan wisatawan sangat diperhatikan melalui

keberadaan beberapa safety guide yang memantau pengunjung yang berenang.

Gambar 4.11 Foto Kondisi Pantai Parai Tenggiri

5. Pantai Tanjung Pesona

Pantai Tanjung Pesona terletak di Desa Rambak, Kecamatan Sungailiat yang berjarak 9 km

dari Kota Sungailiat. Pantai yang berada diantara Pantai Teluk Uber dan Pantai Tikus ini

mempunyai panorama laut lepas, pemandangan yang indah, serta di atas tanjung terdapat

bebatuan yang besar. Kondisi air laut di pantai ini cukup tenang untuk berenang, namun

lokasi di pinggir pantainya tidak terawat dan sudah tidak alami. Fasilitas pariwisata yang

tersedia antara lain hotel berbintang tiga, ruang pertemuan, arena billyard, tempat bermain

anak-anak, dan fasilitas menarik lainnya.

Page 105: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-32 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.12 Foto Kondisi Pantai Tanjung Pesona

6. Pantai Matras

Pantai Matras terletak di Kelurahan Sinar Baru, Kecamatan Sungailiat yang berjarak sekitar 7

km dari Kota Sungailiat ke arah utara. Pantai ini mempunyai akses yang sangat mudah

karena terdapat fasilitas jalan aspal yang mulus dan lebar, sehingga semua jenis kendaraan

dapat memasuki lokasi ini hingga ke bibir pantai. Kondisi pantainya cukup indah dan

menarik, berpasir putih dan landai sepanjang 3 km dari ujung selatan hingga ujung utara

dengan dilatarbelakangi pepohonan kelapa dan aliran sungai alami, sehingga mendapat

jukulan Pantai Surga. Lebar pantai sekitar 20 -30 meter.

Di kawasan Pantai Matras telah dibangun banyak tempat peristirahatan berupa bungalow

sederhana yang kian menambah betah pengunjung. Di sekitar lokasi pantai terdapat

beberapa hotel, penginapan, layanan tour/travel, dan tempat hiburan. Terdapat juga pusat-

pusat penjualan souvenir dan makanan khas Bangka seperti kemplang panggang, kerupuk

ikan, keretek ikan/cumi, rusip, belacan/trasi, lada bubuk, dan sebagainya. Pengunjung yang

masuk ke Pantai Matras dikenakan biaya saat memasuki gerbang pantai sebesar Rp 2.000,-

sampai Rp 5.000,- per orang. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menikmati

pemandangan alam pantai, menikmati kuliner khas Bangka, serta kegiatan alam patai

lainnya.

Gambar 4.13 Foto Kondisi Pantai Matras

Page 106: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-33 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

7. Pantai Air Anyer

Pantai Air Anyer berada di antara Kota Pangkalpinang dan Kota Sungailiat, terletak 15 km

dari Kota Sungailiat, tepatnya di Desa Air Anyer, Kecamatan Merawang. Pantai Air Anyer

merupakan pantai yang landai dengan luas kurang lebih 100 ha. Daya tarik pantai ini

memiliki keindahan pada waktu pagi hari ketika air laut surut. Pantai ini lebih banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat keberangkatan perahu nelayan untuk

melaut. Pantai Air Anyer juga merupakan pantai yang dimanfaatkan masyarakat setempat

untuk Upacara Adat Rebo Kasan sebagai ucapan syukur dan doa kepada Tuhan YME sebelum

berangkat ke laut untuk mencari ikan.

Kegiatan yang dilakukan wisatawan biasanya berenang, mencari kerang putih dengan alat

tradisional yang terbuat dari bambu, mencari ikan atau nebak ikan. Fasilitas yang tersedia di

Pantai Air Anyer belum memadai, seperti penginapan, sanitasi, dan jalan yang masih belum

terawat.

Gambar 4.14 Foto Kondisi Pantai Air Anyer

8. Situs Kota Kapur

Situs Kota Kapur terdapat di Desa Kota Kapur, Kecamatan Mendo Barat. Akses menuju Situs

Kota Kapur dapat bermula dari arah laut menuju sebuah bukit dengan melalui mulut Sungai

Mendo yang penuh dengan hamparan hutan Mangrove selama 15 menit menggunakan

perahu hingga di dermaga Desa Kota Kapur. Situs ini berada pada dataran dari perbukitan

yang dikelilingi rawa dan dibentengi gundukan tanah yang memanjang di bagian barat,

timur, dan selatan situs.

Situs Kota Kapur merupakan situs benteng tanah tempat ditemukannya Prasasti Kota Kapur

yang merupakan temuan arkeologi prasasti dari kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditulis

dalam aksara Pallawa menggunakan bahasa Melayu Kuno yang ditemukan oleh J.K. van der

Page 107: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-34 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Meulen pada Desember 1892 dan pertama kali dianalisis oleh H. Kern, seorang ahli epigrafi

bangsa Belanda yang bekerja pada Bataviaasch Genootschap di Batavia. Dalam Prasasti Kota

Kapur disebutkan Sriwijaya telah menguasai bagian selatan Sumatera, Pulau Bangka, dan

Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Sri Jayanasa telah

melancarkan ekspedisi militer untuk menghukum Bumi Jawa yang tidak berbakti kepada

Sriwijaya. Sriwijaya adalah sebuah kerajaan besar di Sumatera pada abad ke-7 Masehi yang

menguasai bagian barat Nusantara, Semenanjung Malaysia, dan Thailand bagian selatan.

Menurut sejarahnya, Sebelum adanya Kerajaan Sriwijaya, wilayah ini dihuni oleh kelompok

masyarakat yang menghuni pemukiman di dalam lingkungan benteng tanah. Mereka adalah

penganut ajaran Hindu Waisnawa seperti yang berkembang di Asia tenggara daratan dan

Pantai Utara Jawa. Kelompok masyarakat tersebut memasarkan Kapur Sirih. Pada tahun

1922, ditermukan bagian atas sebuah arca yang berciri-ciri sebagai arca Wisnu. Diduga

bagian atas arca ini berasal dari sekitar abad 6-7 masehi dengan langgam Pra-Angkor. Hal ini

mengindikasikan bahwa Kota kapur berhubungan dengan Kerajaan di Asia tenggara daratan.

Pada tahun 1993 ditemukan struktur bangunan dan potongan-potongan arca, serta pada

tahun 2007 ditemukan pula bangkai perahu kuno yang terbuat dari jenis kayu besi yang

terdapat di kolong-kolong penambangan timah oleh tim gabungan dari Balai Arkeologi

Palembang, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi, serta Dinas Pariwisata Seni dan

Budaya Kabupaten Bangka.

Saat ini pengembangan Situs Kota Kapur sebagai daya tarik wisata sejarah mulai digalakan

dengan berusaha melakukan pembebasan lahan di sekitar areal situs, serta menyiapkan

replika prasasti, dan mencari penemuan lainnya.

Gambar 4.15 Foto Kondisi Situs Kota Kapur

Page 108: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-35 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Kota Pangkalpinang

1. Civic Center

Civic Center terdapat di Kota Pangkalpinang. Akses menuju lokasi tersebut sangat mudah

karena terletak di pusat kota yang dilalui kendaraan. Civic Center merupakan gedung-gedung

peninggalan zaman dulu yang bergaya kolonial dan menjadi kantor-kantor pemerintahan

pada masa kedatangan orang-orang Eropa ke Bangka.

Daya tarik Kota Pangkalpinang berupa kawasan sejarah kota tua yang berusia 254 tahun.

Pemerintah Kolonialisme Belanda di Pangkalpinang menyisakan warisan bangunan-

bangunan sebagai pusat konsentris yang mencerminkan pada “civic centre” antara lain:

kediaman Residen (Residentshuis te Pangkalpinang op Bangka), Wilhelmina Park

(Tamansari), House Hill atau rumah-rumah tinggal karyawan Banka Tin Winning Bedryf

(BTW), Woon Huis te Pangkalpinang (Wisma Timah), bangunan-bangunan kantor seperti

Kantor Residen (resident cantoor), Landraad, Post, Telegraaf En Telefoondienst (Kartos Pos),

jalan-jalan seperti Resident straat (jalan Merdeka), Jalan Trem, tempat peribadatan

Kerkeraad Der Protestansche Gemeente to Pangkalpinang (GPIB Maranatha), Cathedra

(katedral) Santo Yosef, sekolah seperti HCS (Hollandsch-Chineesche School) sekarang SMP

Negeri 1, HES (Hollandsch-Europeesche School) sekarang SMK Negeri 1, Penjara, Bruderan,

Kuburan (kerkhof), Sarana air minum (waterleiding), rumah sakit (Hoofdgebouw van Het

ziekenhius van de Bangkatinwinning te Pangkalpinang), serta Societeit Concorda (sekarang

Panti Wangka).

Menurut sejarahnya, kehadiran penguasa kolonial Belanda di Pangkalpinang, menjadikan

Kota Pangkalpinang sebagai ibukota Keresidenan Bangka pada pada tanggal 3 September

1913 sehingga menyisakan bangunan-bangunan yang mencerminkan kekuasaan ke civic

centre antara lain kediaman Residen (Residentshuis te Pangkalpinang op Bangka), dan

Wilhelmina Park (Tamansari).

Pada masa kerajaan, konsep kewilayahan Kota Pangkalpinang diatur oleh Kesultanan

Palembang Darussalam yang membagi wilayah kekuasaan yang berada di luar lingkaran

ibukota kesultanan atas wilayah Sindang (terdapat di pangkal-pangkal di Pulau Bangka),

wilayah Kepungutan dan wilayah Sikap (yang berada di pedalaman atau daerah uluan

Palembang). Untuk wilayah Sikap dan Kepungutan diberlakukan adat perdagangan serah,

Page 109: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-36 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

pajak tanah dan pajak hasil pertanian serta pengaturan masyarakatnya dengan undang-

undang Simbur Cahaya. Kemudian pada wilayah Sindang seperti pangkal-pangkal di Pulau

Bangka termasuk Pangkalpinang diberlakukan pajak Tiban dan Tukon, sedangkan pengaturan

masyarakatnya diatur dengan undang-undang Sindang Mardika. Atas dasar inilah kita

masyarakat yang bermukim di Pulau Bangka dipersatukan oleh satu wilayah masyarakat

hukum adat terestrial, yaitu hukum adat berdasarkan pada pertalian tempat tinggal atau

daerah, bahkan antropolog Belanda Cornelis Van Vollenhoven menyebutnya dengan daerah

hukum adat Bangka Belitung dan merupakan salah satu dari 19 lingkungan hukum adat yang

ada di Nusantara yang berbeda dari tradisi adat kaum pendatang.

Pembentukan pangkal-pangkal di Pulau Bangka berfungsi sebagai tempat kedudukan

Demang yang bertugas mengawasi distribusi timah sebagai penghasilan utama Kesultanan

Palembang Darussalam. Salah satu Pangkal yang didirikan masa itu adalah Pangkalpinang

yang berasal dari nama generic “Pangkal atau Pengkal, sering juga disebut Pekalen” dan

nama spesific Pinang atau Pinlang (bahasa Mandarin) atau Pinkong dalam dialek Hakka.

Kehadiran penguasa kolonial Belanda di Pangkalpinang dengan menjadikan Pangkalpinang

sebagai ibukota Keresidenan Bangka pada tanggal 3 September 1913, memperluas konsentri

pemukiman masyarakat Pangkalpinang di sekitar keresidenan sebagai pusat pemerintahan

(bestuur) dan di kawasan-kawasan tertentu di pusat perdagangan (pasar) atau pada pusat

keramaian (kolonial-gemeente). Pada masa Residen A.J.N. Engelenberg, mulailah dilakukan

pembentukan Gemeente-gemeente di Pulau Bangka termasuk di Pangkalpinang.

Struktur tata ruang dan konsentrasi permukiman masyarakat Pangkalpinang setelah masa

kemerdekaan semakin menyebar dan meluas sesuai dengan pusat-pusat konsentrasi di atas,

yaitu ada di sekitar sungai, di sekitar parit atau tambang, di sekitar rumah residen, di sekitar

pasar dan pusat keramaian dan terkonsentrasi di kiri dan kanan jalan. Keberadaan kampung-

kampung dan konsentrasi tempat tinggal masyarakat Kota Pangkalpinang terus berkembang

dan berproses hingga saat ini sesuai dinamika perkembangan dan pertumbuhan masyarakat,

perkembangan ekonomi, politik, sosial dan budayanya hingga terbentuknya Kota

Pangkalpinang seperti sekarang ini.

Salah satu bangunan bersejarahnya adalah Rumah Residen yang terletak di jalan Merdeka

nomor 1. Saat ini merupakan rumah dinas Walikota yang sebelumnya adalah rumah Residen

Belanda. Pada tahun 1913 Belanda memindahkan pusat Keresidenan dari Mentok ke

Page 110: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-37 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pangkalpinang sekaligus memisahkan antara administrasi pertambangan BTW (Banka Tin

Winning) dengan administrasi negeri (Bestuur), dengan Residen pertama A.J.N Engelenberg.

Rumah ini sangat bersejarah karena merupakan pusat pemerintahan dan pusat kegiatan di

Kota Pangkalpinang. Di depannya terdapat alun-alun atau lebih dikenal dengan Lapangan

Merdeka sebagai tempat bertemunya para pemimpin dengan masyarakat. Di halaman

rumah tersebut juga terdapat dua meriam kuno berangka tahun 1840 dan 1857.

Adapula Taman Merdeka atau lebih dikenal dengan Tamansari yang terletak di pusat kota

Pangkalpinang. Di taman rekreasi kota ini, terdapat lapangan tenis, panggung hiburan

rakyat, tempat permainan anak-anak, lapanga voli, jembatan sehat, lapangan permainan

olahraga tradisioanl Gasing. Kawasan Tamansari di Jl Merdeka Pangkalpinang ditata menjadi

tempat wisata dan pusat hiburan masyarakat, adanya rencana pembangunan panggung

terbuka yang lebih representastif untuk pementasan atraksi kesenian daerah. Selian itu,

kawasan tersebut juga direncanakan untuk lokasi pusat penjualan bunga dan aneka macam

burung-burung peliharaan, pusat berbagai jenis makanan, pusat bermain dan lokasi objek

wisata baik dalam maupun luar negeri.

Gambar 4.16 Foto Kondisi Civic Center

2. Pantai Pasir Padi

Pantai Pasir Padi terletak di Kota Pangkalpinang. Berjarak sekitar 7 km dari ibu kota Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang. Pantai ini memiliki karakteristik pantai

berpasir putih dengan laut birunya yang tenang, serta pemandangan sunrise yand indah.

Keunikan Pantai Pasir Padi adalah memiliki garis pantai sepanjang 100 hingga 300 m dengan

ombaknya yang tenang dan kontur pasir yang padat, putih dan halus. Lokasi Pantai Pasir Padi

berada tidak jauh dari Pulau Punan yang dapat dikunjungi dengan berjalan kaki ketika air

laut surut. Lokasi lain yang berdekatan adalah Pulau Semujur dan Pulau Panjang yang

berjarak sekitar 2,5 Km dari perairan Pasir Padi.

Page 111: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-38 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pantai Pasir Padi adalah pantai yang paling digemari oleh masyarakat dari semua tingkatan

usia. Kegiatan yang dapat dilakukan berupa mandi dan berjemur di pantai dengan air lautnya

yang hangat dan ombaknya yang tenang. Banyak kelompok pengunjung yang sengaja datang

untuk bermain sepakbola pantai, bahkan pada saat air surut, pantai yang landai ini menjadi

arena balap sepeda motor. Selain itu, lokasi pantai ini sering menjadi tempat

penyelenggaraan acara keagamaan seperti Pechun dan acara-acara lainnya. Fasilitas yang

tersedia di wilayah ini berupa akomodasi hotel berbintang yang dilengkapi restoran, dan

ruang konferensi, pameran dan lain-lain. Di sekitar pantai terdapat warung-warung

tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut dan minuman yang menambah meriah

suasana pantai.

Gambar 4.17 Foto Kondisi Pantai Pasir Padi

3. Hutan Kota Tuatunu

Hutan Wisata Tuatunu terdapat di Kelurahan Tuatunu Indah,

Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang yang berjarak

sekitar 6 km dari pusat kota. Luas wilayah hutan ini mencapai

sekitar 137 ha. Akses ke wilayah ini cukup mudah karena

terletak di sekitar pusat kota yang dilali kendaraan dengan

kondisi jalan yang baik.

Daya tarik wisata hutan ini adalah kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan

konservasi dan perkemahan. Keadaan tanah mempunyai PH rata-rata di bawah 5, dan

sebagian kecil daerahnya berupa rawa. Jenis flora yang dominan adalah karet, mahoni,

bisbul, kayu seru, kayu kabel, kayu serambet, kayu gerunggang, kayu pelumpang, kayu

rengas, kayu palawan, kayu nyatoh, kayu meranti merah, rumbia. Sedangkan jenis

binatangnya yaitu jenis burung, kancil/pelanduk, napo, berbagai jenis primate, lebah madu

dan berbagai jenis ular.

Page 112: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-39 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4. Museum Timah

Museum Timah Indonesia atau Museum Teknologi Pertimahan terletak di Kota

Pangkalpinang, berlokasi di jalan Jenderal Ahmad Yani No. 17. Museum ini didirikan pada

tahun 1958, dengan tujuan mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung dan

memperkenalkannya pada masyarakat luas. Sebelum menjadi museum, bangunannya

dijadikan rumah tempat tinggal karyawan perusahaan BTW (Banka Tin Winning). Museum ini

sempat menjadi tempat perundingan pemimpin-pemimpin Republik Indonesia dengan

Belanda dan UNCI (United Nations Commission for Indonesia) sehingga lahirlah Roem-Royen

Statement pada tanggal 7 Mei 1949. Kemudian rumah ini menjadi Museum Timah Indonesia

pada 2 Agustus 1997. Museum ini merupakan museum pertama di Indonesia dan bahkan

satu-satunya di Asia yang isinya sarat dengan rekam jejak sejarah pertimahan di Bangka

Belitung khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

Museum Timah memiliki berbagai jenis koleksi, seperti macam-macam peralatan tradisional

yang pernah digunakan dalam penambangan timah, catatan perjalanan pertambangan timah

dari zaman Belanda sampai perkembangannya saat ini. Benda tradisionalnya, antara lain

centong air kayu yang pernah digunakan oleh para kuli tambang timah untuk menciduk air

dan biji timah di tahun 1700-an, ada pula belincong yang terbuat dari kayu dan batu yang

digunakan untuk menambang timah. Sementara itu, untuk benda peninggalan masa kolonial

Belanda antara lain cetakan balok timah dan stempel balok timah milik Mijnbow

Maatschappij Biliton (GMB) yang berfungsi untuk memberi merek pada balok timah produksi

GMB. Beberapa foto juga menampilkan sejarah panjang timah di Bangka dan Belitung. Salah

satu yang selalu menarik perhatian pengunjung adalah gambar suasana dan kondisi

penambangan timah di masa kolonial Belanda dengan berbagai replika kapal-kapal

penambang timah, dan sebagainya. Museum ini beroperasi dari senin sampai jumat pukul

08.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Pada tahun 2010, jumlah kunjungan wisatawan ke museum Timah semakin meningkat

hingga pada tahun 2012 jumlah pengunjung sebanyak 433 orang. Pengunjung pada

umumnya wisatawan lokal seperti rombongan pelajar, sementara wisatawan dari luar

daerah tergabung dalam 'tour agency' yang menyertakan Museum Timah sebagai tujuan

wisatanya.

Page 113: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-40 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Hal ini mendorong dilakukannya upaya rehabilitasi, mulai dari renovasi tata letak sehingga

lebih fokus pada pertambangan, serta penambahan koleksi materi agar alur sejarah

pertambangan menjadi semakin jelas. Upaya untuk memajukan museum ini juga terlihat dari

kerjasama yang dijalin antara PT Timah Tbk dengan pihak pemerintah daerah baik provinsi

maupun kabupaten/kota melalui Dinas Pariwisata dan Dinas Pendidikan, dengan

memberikan dana operasional museum sebesar Rp.30-40 juta per bulan.

Museum ini menjadi salah satu Destinasi Wisata Sejarah yang menarik bagi wisatawan

karena merupakan satu satunya museum timah yang ada di Indonesia bahkan satu satunya

di dunia. Museum Timah juga menjadi daya tarik luar biasa bagi wisatawan yang pernah

memiliki hubungan emosional dengan Bangka Belitung, seperti orang-orang Belanda yang

dulu pernah bekerja di Bangka.

Gambar 4.18 Foto Kondisi Museum Timah

Kabupaten Bangka Tengah

1. Agrowisata Desa Namang

Hutan Lindung Namang terletak di Desa Namang, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka

Tengah. Luas kawasan hutan ini sebesar 152,4 ha. Hutan ini memiliki keanekaragaman

sumber daya hayati yang antara lain terdiri atas beragam spesies pohon seperti gelam,

letting, pelawan, dan rempodong sebagai sumber nectar bagi lebah.

Hutan lindung ini tersebut berfungsi sebagai kawasan wisata hutan, dan paru-paru udara

bagi Kabupaten Bangka Tengah. Di hutan ini juga terdapat pembudidayaan jamur pelawan

yang tumbuh subur sebagai salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan. Serbuk

bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi

madu khas Bangka Tengah. Madu pahit ini berasal dari kandungan alkaloid yang merupakan

Page 114: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-41 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga bermanfaat ntuk menjaga

kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit.

Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan ini telah

dikembangkan oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung ini. Di sekitar hutan

lindung Namang terdapat Desa Namang yang telah mencetak sawah baru seluas 86 ha di

atas lahan bekas tambang yang diubah menjadi lahan pertanian untuk budidaya padi.

Kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan di wilayah ini berupa lintas alam, pengamatan

burung, pengamatan tumbuhan, dan lainnya. Fasilitas yang tersedia berupa trek jalur lintas

alam, tempat duduk kayu, pos penjaga, dan toilet.

Gambar 4.19 Foto Kondisi Agrowisata Desa Namang

5. Pulau Ketawai

Pulau Ketawai merupakan pulau kecil kebanggaan masyarakat Kabupaten Bangka Tengah,

terletak di Desa Kurau Kecamatan Koba. Lokasinya berjarak sekitar 18 km dari Kota

Pangkalpinang ke arah selatan dan ditempuh sekitar 30 menit menggunakan perahu dari

dermaga Desa Kurau.

Pulau Ketawai termasuk dalam ekosistem pesisir yang terdiri dari ekosistem padang lamun

dan ekosistem terumbu karang. Wilayahnya didominasi oleh pohon kelapa yang sengaja

ditanam. Ekosistem padang lamun yang cukup luas dan merata terletak di bagian timur

pulau yang didominasi oleh lamun jenis Thalassia hemprichii dan ditemui pula jenis Halodule

uninevis. Selain itu, ditemukan pula beberapa jenis makro alga.

Daya tarik Pulau Ketawai berupa hamparan pasir putih bersih, air yang jernih, keindahan

bawah lautnya dengan batu-batu karang, bangkai kapal tenggelam Tapan Jaya di kedalaman

12-15 meter yang ditemukan sekitar tahun 2005 yang merupakan salah satu lokasi

penyelaman favorit wisatawan. Kondisi kapal saat ini sudah berkarat, diisi oleh terumbu

Page 115: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-42 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

karang yang berukuran kecil. Daya tarik lainnya berupa ekosistem terumbu karang yang

cukup luas dan beragam, hamparan pasir putih di pantainya, juga adanya lokasi-lokasi

penyelaman. Kondisi karang yang ditemukan mulai dari kondisi yang sangat baik, sedang

hingga semuanya tertutup makroalga yang didominasi oleh sargassum dengan tinggi

mencapai satu meter. Jenis karang yang ditemukan yaitu karang Acroppora branching,

acropora tubulate, montipora, fungia, coral massif dan beberapa jenis softcoral, makroalga

Halimeda sp. yang berwarna putih kehijauan dengan bentuk yang khas. Jenis ikan karang

yang ditemui cukup beragam, mulai dari beraneka jenis amphiprion, parrotfish, Lutjanus sp.,

kerapu, ekor kuning, damselfishes dan lainnya. Namun demikian, di lokasi ini juga terdapat

kerusakan karang akibat limbah penambangan timah berupa material pasir dan lumpur yang

menutupi terumbu karang, serta lalu lintas jet ski dan puluhan TI beroperasi saat mengeruk

timah.

Pengembangan Pulau Ketawai sebagai daya tarik wisata berupa pengembangan 50 unit

resort wisata dengan sistem ‘ecogreen’ yang mengedepankan unsur keindahan alam,

pembangunan keramba apung ikan, dan dermaga marina. Resort tersebut ditargetkan untuk

pengunjung bertaraf internasional yang menyediakan berbagai pilihan hiburan untuk

pengunjung sehingga dapat menikmati keindahan laut secara maksimal. Pulau Ketawai

merupakan lokasi yang dilalui oleh even Sail Morotai, sehingga penyediaan infrastruktur

terus dibenahi oleh Pemerintah Bangka Tengah, seperti menambahkan perahu, pemasangan

jetty atau pohon, pembersihan pantai, dan lain-lain.

Gambar 4.20 Foto Kondisi Pulau Ketawai

Kabupaten Bangka Selatan

1. Benteng Toboali

Benteng Toboali terletak di Kelurahan Tanjung Ketapang, Kecamatan Toboali, Kabupaten

Bangka Selatan. Untuk menuju ke benteng ini dapat ditempuh dengan menggunakan

Page 116: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-43 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

kendaraan roda dua maupun roda empat sekitar 10 menit perjalanan dari pusat Kota

Toboali.

Daya tarik benteng ini berupa keunikan bangunan yang dibuat secara permanen dari batu

bata, semen dan kapur dengan dinding yang tebal. Benteng ini dibangun pada tahun 1825

sebagai pusat penjagaan dan kekuatan pemerintahan Belanda. Lokasinya terletak di Pinggir

Pantai dan berada pada sebuah bukit yang terjal dengan memiliki ketinggian sekitar 18

meter. Posisinya cukup strategis sehingga dapat mengamati Kota Toboali dan sekitarnya dari

segala penjuru ataupun dari arah laut. Reruntuhan Bangunan Benteng secara berurutan dari

pintu masuk terdiri dari: (1) Kediaman Inspektur Benteng, (2) Bangunan Gudang, (3) Barak

Prajurit, (4) Ruang Administrasi dan Keuangan, (5) Ruang Penyimpanan Bubuk Mesiu, (6)

Ruang Penjaga Pintu Masuk, serta (7) Dapur dan Tempat Penyimpanan Makanan.

Di sebelah selatan benteng terlihat Laut Jawa serta adanya bangunan mercusuar, dan agak

ke sebelah barat terdapat pelabuhan Bom Pendek yang terdapat bekas bangunan dermaga

kapal. Sebelah timur terdapat bangunan asrama polisi yang memiliki ciri dan cerita

masyarakat setempat, sedangkan pada bagian utara terdapat lapangan yang cukup luas yang

menjadi halaman depan bagi beberapa bangunan tua masa kolonial seperti kantor wedana,

dan tiga bangunan bergaya kolonial lainnya yang belum diketahui fungsinya, serta bangunan

penting lainnya seperti bangunan perusahaan timah Bangka, rumah sakit, kantor Pos,

Pecinan, Pasar, Kelenteng Dewi Sin Mu dan juga beberapa bangunan tradisional masyarakat

pribumi beserta mesjid lama yang sudah mengalami perubahan total.

Menurut sejarahnya, setelah Kerajaan Palembang berhasil ditaklukkan Belanda, terjadi

perseteruan yang semakin menajam dan mengarah pada ”perang timah” pada etnis-etnis

pendatang maupun penduduk setempat. Pemerintah kolonial Belanda pada 1819

mengeluarkan Tin Reglement (TI) yang berisi bahwa : (1) Penambangan Timah di Bangka

langsung di bawah kekuasaan Residen; (2) Timah adalah monopoli penuh pemerintah

Belanda, dan (3) Tambang timah partikelir dilarang samasekali. Belanda merasa harus

mengawasi secara langsung pengelolaan timah mulai dari pertambangan, pengolahan hingga

pengangkutannya yang dilakukan oleh Perusahaan Pertambangan Timah Bangka. Maka

untuk mengurus kelompok-kelompok etnis ini Belanda menerapkan sistem kepemimpinan

dengan mengangkat seorang kapiten atau Mayor. Bukti tinggalan berupa rumah mayor

tampak di kawasan pecinan sebelah utara benteng.

Page 117: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-44 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kegiatan yang biasa dilakukan pengunjung antara lain dimanfaatkan sebagai lokasi untuk

fotografi. Fasilitas di sekitar benteng belum dilengkapi dengan fasilitas penunjang wisata

yang memadai.

Gambar 4.21 Foto Kondisi Benteng Toboali

2. Pantai Tanjung Kerasak

Pantai Tanjung Kerasak terletak di Desa Pasir putih, Kecamatan Toboali, berjarak sekitar 30

km dari Toboali, Kabupaten Bangka Selatan. Pantai ini memiliki daya tarik berupa panorama

yang sangat indah dengan pasirnya yang putih, airnya yang jernih kebiru-biruan, ombaknya

landai, kecuali pada musim angin Barat berombak besar dan bergulung-gulung. Kondisi

sekitar pantai merupakan hutan alami yang sering digunakan untuk kegiatan berkemah.

Pantainya dapat digunakan untuk mandi dan olah raga volley pantai. Wilayah ini juga

memiliki hasil laut yang melimpah, seperti udang, kepiting, dan ikan-ikan laut, karena daerah

ini sangat kaya dengan terumbu karang, hutan bakau dan mangrove yang merupakan habitat

dan ekosistem bagi berbagai biota laut. Begitu pula dengan ikan tangkap lainnya berupa

Giant Trvelly, Merlin, Kakap, Kue, Ikan Napoleon, dan ikan-ikan lainnya.

Gambar 4.22 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kerasak

Page 118: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-45 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Pulau Lepar

Pulau Lepar terdapat di Kecamatan Lepar Pongok, Bangka Selatan dengan luas mencapai

25.416,38 ha. Kawasan pulau ini berupa dataran dan berbukit. Akses untuk mencapai Pulau

Lepar dengan menggunakan perahu motor milik masyarakat dengan waktu tempuh sekitar

60 menit dari Pelabuhan Sadai. Adapun Pelabuhan Sadai berjarak tempuh 2 jam dari Kota

Pangkalpinang dengan jalur darat.

Daya tarik pulau ini berupa Ekosistem yang terdapat di wilayah ini adalah mangrove di

sepanjang pantai dengan jenis Rhizopora sp dan Avicennia sp. Ekosistem terumbu karang

dapat ditemui pada kedalaman 0,5 sampai 13 meter, yang dilengkapi dengan jenis ikan

karang, seperti ikan kupu-kupu, ikan papakulu, ikan kakatua, serta ikan damsel. Ekosistem

padang lamun juga banyak ditemui di perairan dangkalnya.

Pulau ini memiliki potensi tambang timah yang telah digarap masyarakat. Penduduk Pulau

Lepar tersebar di tiga dusun. Masyarakat yang tinggal di pulau ini merupakan komunitas

nelayan yang umumnya bermukim dipinggir pantai dan beberapa telah berubah profesi

menjadi buruh penambang inkonvensional. Kegiatan masyarakat lainnya adalah petani

kebun.

Fasilitas yang terdapat di wilayah ini adalah adanya persediaan air tawar/tanah yang cukup

memadai untuk kebutuhan hidup penduduknya. Wilayah ini dilayani oleh sarana listrik PLN,

air bersih dari sumur-sumur, jalan-jalan desa dengan jenis kendaraan mobil roda enam, roda

empat, dan roda dua.

Gambar 4.23 Foto Kondisi Pantai Lepar

Page 119: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-46 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4. Pulau Liat

Pulau Liat terdapat di Kecamatan Lepar Pongok, Bangka Selatan dengan luas wilayah

mencapai 4.651, 88 ha. Akses untuk mencapai Pulau Liat dengan menggunakan perahu

motor dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Pelabuhan Sadai. Adapun Pelabuhan Sadai

berjarak tempuh 2 jam dari Kota Pangkalpinang dengan jalur darat.

Pulau Liat memiliki daya tarik berupa keindahan alam dan panorama yang masih asli dan

unik. Keindahan alam bawah laut Pulau Liat terkenal akan biota lautnya, serta adapula sisa-

sisa kapal tenggelam di perairannya yang baru berhasil ditemukan berada pada kedalaman

18-20 meter dan diberi nama Situs Batu Mandi dan Situs Karanglucan. Wilayah ini juga

memiliki ekosistem mangrove, dan terumbu karang, namun telah banyak yang mengalami

kerusakan yang cukup parah.

Di wilayah ini juga terdapat perkampungan nelayan. Hasil tangkapan ikan antara lain adalah

lobster, ikan kembung, pari, bawal, layur, dan tenggiri. Masyarakat terkonsentrasi pada satu

dusun dan pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap.

Gambar 4.24 Foto Kondisi Pantai Liat

5. Pulau Mendanau

Pulau Mendanau terletak di Kecamatan Selat Nasik, Kabupaten Belitung. Luas pulau ini

sebesar 12.097,18 ha. Pulau ini berbatasan dengan Selat Gaspar di sebelah Barat. Jarak Pulau

Mendanau berada sekitar 3,61 mil laut dari Kota Tanjung Pandan, dan dapat ditempuh

dengan perahu motor selama dua sampai tiga jam.

Pulau ini memiliki daya tarik wisata alam yang didominasi oleh tumbuhan mangrove dengan

bentuk pantai berbatu dan berpasir lumpur. Pada wilayah ini pun memiliki terumbu karang

dan padang lamun, serta dilalui aliran alami Sungai Mapam dan Sungai Rawai.

Page 120: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-47 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Pengembangan pariwisata di wilayah ini terdapat di Pasir Panjang yang biasa digunakan

untuk wisata renang dan wisata pantai. Fasilitas pariwisata yang tersedia berupa Wisma

Mendanau.

Di Pulau ini terdapat tiga desa yang ditempati oleh Suku Melayu, Bugis, dan Buton dengan

kondisi latar belakang budaya yang berbeda-beda. Jumlah penduduk Pulau Mendanau

sekitar 2.335 jiwa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Perikanan

tangkap merupakan potensi yang berkembang di daerah ini. Nelayan menggunakan armada

perahu dan perahu motor dengan alat tangkap pancing atau jaring kepiting untuk rajungan.

Jenis ikan yang dihasilkan dari hasil tangkapan adalah ikan kakap merah, laisi, tongkol sunu,

tembang, dan tenggiri yang banyak dijual di PPI. Selain perikanan tangkap, terdapat pula

kegiatan penambangan batu besi sebagai sumber pendapatan masyarakat daerah ini.

Prasarana dasar yang terdapat di wilayah ini adalah jaringan listrik, telepon (celullar XL), air

bersih, jalan, dan dermaga. Jalan yang terdapat di Pulau ini telah dilakukan pengerasan dan

beraspal. Permasalahan yang muncul adalah kurangnya infrastruktur yang mendukung

dalam pengembangan wilayah, seperti kondisi air bersih yang terbatas, serta kenaikan harga

bahan bakar minyak yang mempengaruhi nelayan.

6. Kepulauan Salman

Kepulauan Salman yang terletak di Kecamatan Lepar Pongok telah ditetapkan sebagai

kawasan pariwisata bahari oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan melalui Peraturan

Daerah No. 16 tahun 2007 tentang Kawasan Wisata Bahari. Kepulauan Salman merupakan

kawasan di Kabupaten Bangka Selatan yang persentase tutupan karang hidupnya sangat

tinggi dibandingkan lokasi lainnya.

Perairan Kepulauan Salman dapat ditempuh sekitar 3 jam perjalanan laut dengan

menggunakan kapal motor tradisional rakyat dari Pelabuhan Sadai, Kecamatan Toboali.

Kondisi perairan Kepulauan Salam masih jernih dan berarus sehingga sangat memungkinkan

untuk tumbuh suburnya karang batu jenis acropora Sp. Karang ini merupakan karang batu

yang sangat sensitif dengan lingkungan sehingga akan mudah mati jika kondisi

lingkungannya tidak mendukung.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 oleh Pusat Penelitian

Oceanografi-LIPI, fauna laut yang terdapat di perairan Kepulauan Salman terdiri dari 114

Page 121: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-48 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

jenis ikan karang yang mewakili 20 famili, 5 famili ikan major yang diwakili 58 jenis ikan hias

yang potensial, 14 famili ikan target (ikan pangan) yang diwakili sebanyak 51 jenis. Beberapa

famili ikan yang dominan adalah Caesionidae (ekor kuning); ikan kerapu (serranidae); ikan

napoleon (labridae) yang merupakan jenis napoleon yang di lindungi oleh jenis cheilinus

undulates, yang hanya terdapat 2 (dua) ekor di perairan ini; ikan lencam; ikan kakap

(lutjanidae); ikan bibir tebal (Haemulidae); dan ikan indicator (Chaetodontidae)

(http://contenttugas.wordpress.com/terumbu-karang-lepar-pongok).

Kabupaten Belitung

1. Kota Tanjungpandan

Kota Tanjungpandan adalah ibu kota Kabupaten Belitung, terletak di pantai barat Pulau

Belitung. Kota Tanjungpandan dapat diakses melalui udara selama 45 menit perjalanan dari

Jakarta, atau sekitar 30 menit penerbangan dari Pangkalpinang. Akses lainnya melalui jalur

laut dengan menggunakan Jetfoil atau kapal laut lainnya menuju Pelabuhan Tanjungpandan.

Kota Tanjungpandan memiliki daya tarik yang khas dan unik, sebagai kota bersejarah dalam

kegiatan penambangan timah. Wilayah ini terkenal dengan lada putih (Piper sp.) yang dalam

bahasa setempat disebut sahang, dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih

(Stannuum), pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Pada tahun 1812, Pulau

Belitung keseluruhan dahulu dimiliki Britania Raya, sebelum akhirnya ditukar kepada

Belanda, bersama-sama Bengkulu, dengan Singapura dan New Amsterdam (sekarang bagian

kota New York). Kota utamanya adalah Tanjung Pandan. Di sekitar pulau ini terdapat pulau-

pulau kecil seperti pulau Mendanau, Kalimambang, Gresik, Seliu dan lain-lain.

Pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu Kabupaten Belitung, beribukota di Tanjung

Pandan, dan Belitung Timur, beribukota Manggar. Sebagaian besar penduduknya, terutama

yang tinggal di kawasan pesisir pantai sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya

dengan hasil ikan laut. Berbagai olahan makanan yang berbahan ikan menjadi sumber

pangan utama. Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk.

Saat ini Kota Tanjungpandan semakin berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa

yang melayani kebutuhan di Pulau Belitung. Di pusat kota ini merupakan lokasi penyediaan

sarana dan prasarana wisata berupa hotel dan biro-biro perjalanan wisata Pulau Belitung.

Page 122: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-49 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2. Pantai Bukit Berahu dan Desa Tanjung Binga

Pantai Bukit Berahu berada di Desa Tanjung Binga, Kecamatan Sijuk, Belitung. Terletak

sekitar 18 km dari Kota Tanjungpandan. Akses menuju ke lokasi ini sangat mudah karena

berada di tepi jalan utama dan dapat dilalui dengan kendaraan roda dua dan roda empat

dengan kondisi jalan yang baik.

Daya tarik Pantai Bukit Berahu adalah panorama pantai yang indah yang dapat dinikmati dari

atas bukit. Dari puncak Bukit Berahu, pengunjung dapat menikmati pemandangan laut dan

panorama yang menarik ke arah pesisir Pantai Tanjung Binga. Pantai Tanjung Binga yang

berdekatan dengan bersebelahan dengan Bukit Berahu memiliki terumbu karang yang

dangkal, sehingga wisatawan dapat melakukan snorkling. Pantai Bukit Berahu dan Desa

Tanjung Binga merupakan desa nelayan. Banyak perahu-perahu nelayan ditambatkan ditepi

pantai pada pagi hari, dan ketika malam tiba perahu nelayan berlabuh di tengah laut untuk

mencari ikan. Penduduk Desa Tanjung Binga pun memiliki produk olahan masyarakat seperti

kuliner dodol, kerupuk ikan, serta anyaman tikar. Di Desa Tanjung Binga tersedia homestay

dengan kondisi baik dan bersih.

Fasilitas yang tersedia berupa restoran, pondokan yang bersih dan sejuk, kolam renang, dan

cottage. Cottage Bukit Berahu terletak di tepian pantai dan menghadap langsung ke laut

lepas. Bangunan cottage Bukit Berahu dirancang dari kayu dengan gaya khas tradisional

Belitung.

Gambar 4.25 Foto Kondisi Pantai Bukit Berahu

2. Pantai Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang terdapat di Kecamatan Sijuk, berjarak sekitar 27 km dari Kota

Tanjungpandan. Daya tarik Pantai Tanjung Kelayang berupa pasir putih yang halus sepanjang

± 5 km, ombak yang tenang, serta pemandangan alam yang memukau. Pantai ini

Page 123: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-50 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

membentuk teluk dengan hamparan bebatuan granit di ujung barat. Di tepi pantainya

terdapat tonggak-tonggak tempat nelayan menambatkan perahu. Selain itu, terdapat pula

Mercusuar dengan ketinggian 65 m yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1862 untuk

pengamatan dan penyelamatan lalu lintas kapal. Pada malam hari, sinar lampu mercusuar ini

dapat terlihat dengan jelas dengan radius ± 5 km dari arah laut.

Kegiatan yang dilakukan wisatawan berupa berperahu menuju pulau-pulau kecil yang unik,

berenang di pantai, menikmati pemandangan alam, bersepeda, serta menikmati kuliner khas

di rumah-rumah makan yang tersedia. Fasilitas yang tersedia berupa akomodasi, gazibu,

taman bermain, lapangan olahraga, rumah makan, dan lainnya.

Gambar 4.26 Foto Kondisi Pantai Tanjung Kelayang

3. Pantai Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi atau Pantai Bilik terletak di Kecamatan Sijuk, Tanjungpandan. Berjarak

sekitar 30 Km dari Kota Tanjung Pandan. Daya tarik wisata Pantai Tanjung Tinggi adalah pasir

pantai yang putih halus, granit raksasa, air laut berwarna biru kehijauan dan ombak yang

tenang. Pantai ini merupakan sebuah teluk kecil sepanjang ± 100 meter yang diapit oleh 2

semenanjung. Batu-batu granit yang ada di kawasan ini ada yang berukuran beberapa ratus

kubik. Tumpukan batu-batu granit ini membentuk bukit-bukit, lorong-lorong dan gua-gua

kecil yang menyekat-nyekat Pantai Tanjung Tinggi.

Kegiatan wisata yang dilakukan pengunjung adalah berenang, bermain pasir, menyusuri

batu-batu granit raksasa, fotografi, menikmati pemandangan laut dan kuliner khas seperti

gangan dan minuman kelapa muda. Fasilitas wisata yang tersedia berupa deretan warung

makan yang menyediakan menu makanan laut dan kuliner lokal seperti gangan dan

minuman kelapa muda. Warung-warung makan tersebut dikelola oleh masyarakat desa

Tanjung Tinggi. Tidak jauh dari Pantai, terdapat fasilitas resort berbintang, Lor In Hotel and

Page 124: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-51 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Resort. Namun demikian, lahan wilayah Pantai Tanjung Tinggi yang memiliki sumber daya

alam yang tinggi ini dimiliki oleh swasta.

Gambar 4.27 Foto Kondisi Pantai Tanjung Tinggi

4. Pulau Lengkuas

Pulau Lengkuas terletak di perairan Pulau Belitung. Berjarak sekitar 30 menit dari Pantai

Tanjung Kelayang atau Tanjung Binga dengan menggunakan perahu mesin. Pantai ini

memilik daya tarik berupa pemandangan pantai yang berpasir putih, batu-batu granit

raksasa dan air laut yang jernih berwarna kehijauan. Daya tarik lainnya adalah adanya

Mercusuar Pulau Lengkuas dalam keadaan baik dan terawat. Panorama laut lepas terlihat

dengan sangat indah. Selain itu, terdapat pula pangkaran penyu. Kegiatan yang biasa

dilakukan wisatawan adalah berenang, bermasin pasir, melakukan snorkeling atau diving dan

fotografi. Pada daerah depan perairan Pulau Lengkuas terdapat tempat diving yang bagus

dan wreck indomarine. Fasilitas yang tersedia berupa toilet, serta bangunan mass untuk

penginapan, serta tempat menjual makanan ringan dengan jumlah sangat terbatas.

Gambar 4.28 Foto Kondisi Pulau Lengkuas

Page 125: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-52 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5. Batu Mentas

Gunung Tajam Kaki dan Air Terjun Gurok Beraye terletak di Dusun Air Pegantungan, Desa

Kacang Botor, Kecamatan Badau. Lokasinya sekitar 32 km dari Tanjung Pandan. Di area

Gunung Tajam terdapat kawasan hutan lindung dengan luas area 30 hektar. Di puncak

Gunung Tajam ini terdapat stasiun pemancar TVRI yang sebelumnya dikelola oleh PT.Timah

dan sudah diserahkan kepada Pemda Kabupaten Belitung, dan terdapat makam Syech

Abdullah Abu Bakar. salah satu penyebar agama Islam pertama di Belitung. Pada kaki gunung

ini terdapat daya tarik wisata Batu Mentas, merupakan kawasan pariwisata alam yang juga

melestarikan habitat Tarsius.

Daya tarik wilayah ini berupa pemandangan Gunung Tajam yang merupakan gunung

tertinggi di Pulau Belitung, mencapai 510 m dari permukaan laut. Di gunung ini terdapat air

terjun Gurok Beraye yang memiliki air yang jernih. Gunung ini adalah gunung non-vulkanik.

Sebutan Gunung Tajam pun diberikan karena apabila melihat gunung ini dari kejauhan akan

berbentuk seperti segitiga yang meruncing.

Gambar 4.29 Foto Kondisi Tarsius - Batu Mentas

Kabupaten Belitung Timur

1. Pantai Burung Mandi

Pantai Burung Mandi berada di Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar. Berjarak sekitar 85

km dari Kota Tanjunpandan yang atau sekitar 17 km dari Manggar. Akses transportasi yang

dapat dilalui untuk menuju tempat ini adalah dengan transportasi darat. Bagi wisatawan dari

luar Belitung, dapat menyewa kendaraan seperti motor atau mobil travel dari Tanjung

Pandan atau dari Manggar untuk menuju akses tempat ini.

Page 126: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-53 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daya tarik di pantai ini adalah keunikan pantai yang landai panjang ± 2 km dan lebar pantai

mencapai sekitar 300 meter dengan medan landai. Tanah pantainya adalah pasir putih

karena berdasarkan keadaan geologinya adalah batuan granit. Karakteristik pantai berpasir

coklat dan halus, laut biru yang tenang dan panorama gunung Burung Mandi yang indah.

Perahu-perahu nelayan yang berjajar di sepanjang pantai menambah marak suasana pantai

dengan deretan pohon kelapa dan pohon khas pantai. Atraksi alam di Pantai Burung Mandi

adalah pemandangan Kepulauan Momparang. Di dekat pantai ini terdapat daya tarik lain

berupa Vihara Dewi Kuan Im.

Fasilitas yang tersedia di pantai ini adalah galeri, tempat penyewaan perahu, alat berenang,

warung-warung makan, tempat sampah, toilet, serta panggung hiburan atau balai

serbaguna.

Gambar 4.30 Foto Kondisi Pantai Burung Mandi

2. Kepulauan Memperak

Kepulauan Memperak terdapat di Kecamatan Manggar, sebelah barat Pulau Belitung.

Terletak sekitar 9,79 mil laut yang dapat dicapai dengan perahu motor. Wilayah ini memiliki

luas sebesar 11,13 ha.

Daya tarik Kepulauan Memperak berupa bentuk pantai berbatu dan berpasir putih, serta air

laut yang berwarna biru jernih, juga terdapat terumbu karang yang masih alami dengan

berbagai jenis ikan, serta penyu hijau, dan penyu sisik. Keindahan bawah lautmya tersebar di

Pulau Bakau, Pulau Gusong Madau, Pulau Buku Limau, Pulau Memperak, Pulau Siadong,

Pulau Pemanas, Pulau Keran, Pulau Sekepar, dan pulau-pulau lainnya di wilayah perairan

Belitung Timur. Aktivitas yang biasa dilakukan wisatawan diantaranya memancing, berenang,

berjemur, diving, snorkeling, dan hiking. Pulau ini tidak berpenduduk sehingga alat

transportasi tidak tersedia setiap saat.

Page 127: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-54 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.31 Foto Kondisi Kepulauan Memperak

3. Pantai Punai

Pantai ini terletak di bagian ujung selatan Pulau Belitung, tepatnya di Desa Tanjung

Kelumpang, Kecamatan Simpang Pesak, Belitung Timur. Pantai ini berjarak 93 km dari

Tanjung Pandan. Akses menuju pantai ini cukup mudah dengan menggunakan kendaraan

roda dua atau roda empat, karena terdapat jalan raya yang menghubungkannya ke daerah

lain dengan kondisi jalan aspal.

Pantai Punai memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan laut biru yang tenang dan

panorama pohon kelapa yang ada di pesisirnya. Aktivitas yang bisa dilakukan di pantai ini

diantaranya berenang, olahraga voli, memancing dan snorkeling. Pantai Punai telah

dilengkapi dengan fasilitas wisata berupa hpmestay, lapangan olahraga, serta warung-

warung makan, serta galeri souvenir, Masjid, dan panggung hiburan.

Gambar 4.32 Foto Kondisi Pantai Punai

4. Pantai Penyabong

Pantai Penyabong berada di Kecamatan Membalong, berjarak sekitar 65 Km dari kota

Tanjung Pandan. Akses menuju pantai ini cukup mudah dengan menggunakan kendaraan

roda dua atau roda empat, karena terdapat jalan raya yang menghubungkannya ke daerah

lain dengan kondisi jalan aspal, dan beberapa berupa jalan tanah yang lebar.

Page 128: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-55 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Daya tarik pantai ini berupa pasir putih dan pohon pandan laut yang berjejer di sepanjang

pantai. Pantai ini memiliki keunikan berupa bentangan batu besar yang lebar dan panjang

menjorok ke laut. Warna lautnya biru kehijauan dengan air yang sangat jernih. Daya tarik

lainnya berupa kuliner khas makanan laut, seperti ikan bakar, cumi, dan lainnya. Wisatawan

yang berkunjung biasanya melakukan aktivitas berenang, berjalan-jalan di tepi pantai,

memancing, bermain pasir, dan lainnya. Fasilitas yang tersedia berupa warung-warung

makan.

Gambar 4.33 Foto Kondisi Pantai Penyabong

4.2.2 Desa-desa Wisata sebagai Daya Tarik Wisata Unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki banyak wilayah pedesaan yang unik dan khas

serta menampilkan budaya tradisional yang beragam diantara desa-desa tersebut. Corak

kehidupan masyarakat pedesaan yang berpotensi dalam menunjang pengembangan

pariwisata pun cukup beragam, antara lain desa di wilayah pesisir yang identik dengan

kehidupan nelayan, ataupun desa-desa yang terletak di sekitar kawasan hutan yang memiliki

kegiatan budidaya tanaman tertentu, ataupun desa yang merupakan tempat tinggal khas

etnis tertentu. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri sebagai daya tarik wisata,

sehingga menumbuhkan desa-desa wisata.

Pengembangan desa-desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah mulai tumbuh

sejak lama, namun saat ini lebih diprioritaskan pengembangannya seiring dengan dukungan

pemerintah pusat dan daerah melalui berbagai program, salah satunya program PNPM

mandiri pariwisata sejak tahun 2009-2012. Beberapa desa wisata yang telah dikembangkan

melalui program tersebut adalah (1) Kabupaten Belitung, meliputi : Desa Tanjung Binga,

Desa Terong, Desa Pelepak Putih, Desa Tanjung Tinggi, dan Desa Keciput (Dusun Tanjung

Tinggi); (2) Kabupaten Bangka, meliputi : Desa Rebo, Desa Matras, Kampung Gedong; (3)

Page 129: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-56 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kota Pangkalpinang, meliputi : Desa Tuatunu Indah, (4) Kabupaten Belitung Timur, meliputi :

Desa Burong Mandi, Desa Buku Limau, dan Desa Tanjung Kelumpang; (5) Kabupaten Bangka

Barat, meliputi : Desa Air Putih dan Desa Sungai Daeng; (6) Kabupaten Bangka Selatan,

meliputi : Desa Nyelanding, Kelurahan Ketapang, dan Desa Pasir; (7) Kabupaten Bangka

Tengah, meliputi : Desa Kurau. Namun demikian, desa-desa lainnya yang tidak termasuk

dalam pengembangan PNPM Mandiri Pariwisata dapat menjadi daya tarik wisata unggulan

sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Tabel 4.5 Daya Tarik Desa Wisata Potensial di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

NO KABUPATEN/KOTA NAMA OBJEK

1. Bangka Barat 1. Kelurahan Tanjung

2. Desa Sungai Daeng

3. Desa Air Putih

4. Desa Belo Laut

2. Bangka 5. Kampung Gedong

6. Desa Air Abik

7. Kelurahan Sinar Baru

8. Desa Tanjung Ratu

9. Desa Matras

10. Desa Rebo

11. Desa Air Anyir

12. Desa Batu Rusa

3. Kota Pangkalpinang 13. Kelurahan Tuatunu Indah

4. Bangka Tengah 14. Desa Namang

15. Desa Kurau

5. Bangka Selatan 16. Desa Nyelanding

17. Kelurahan Tanjung Ketapang

18. Desa Rias

19. Desa Pasir Putih

20. Desa Sadai

21. Desa Penutuk

6. Belitung 22. Desa Terong

23. Desa Tanjung Binga

24. Desa Keciput

25. Desa Sijuk

26. Desa Pelepak Putih

7. Belitung Timur 27. Desa Burung Mandi

28. Desa Lenggang

29. Desa Tanjung Kelumpang

- Kabupaten Bangka Barat

1. Kelurahan Tanjung

Kelurahan Tanjung terdapat di Kecamatan Muntok yang merupakan Ibukota Kabupaten

Bangka Barat. Akses menuju kawasan ini cukup mudah karena terletak di pusat kota. Lokasi

Page 130: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-57 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Kelurahan Tanjung berdekatan dengan Desa Air Putih, Desa Belo Laut, dan Desa Sungai

Daeng, yang juga memiliki potensi sebagai desa wisata di Kecamatan Muntok.

Wilayah Desa Tanjung merupakan bagian dari kawasan hutan konservasi dengan

karakteristik lahan yang didominasi oleh lahan hutan. Daya tarik Kelurahan Tanjung berupa

Pantai Tanjung Kelian yang merupakan daya tarik wisata unggulan pemerintah daerah.

2. Desa Sungai Daeng

Desa Sungai Daeng terdapat di Kecamatan Muntok yang merupakan ibu kota Kabupaten

Bangka Barat. Akses menuju kawasan ini cukup mudah karena terletak di sekitar 5 Km dari

pusat kota. Lokasi Desa Sungai Daeng berdekatan dengan Desa Air Putih, Desa Belo Laut, dan

Kelurahan Tanjung, yang juga memiliki potensi sebagai desa wisata di Kecamatan Muntok.

Daya tarik Desa Sungai Daeng adalah kawasan yang merupakan percontohan yang berhasil

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Daya tarik lainnya adalah adanya rintisan

Pondok Pesantren berbasis pariwisata. Di desa ini juga terdapat Pesanggrahan Muntok atau

dulu dikenal dengan Wisma Ranggam, merupakan tempat pengasingan Bung Hatta dan Bung

Karno pada tahun 1949. Daya tarik ini merupakan daya tarik wisata sejarah yang sangat

bernilai tinggi.

Page 131: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-58 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.34 Peta Sebaran Desa Wisata Potensial di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 132: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-59 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Desa Air Putih

Desa Air Putih terdapat di Kecamatan Muntok yang merupakan Ibukota Kabupaten Bangka

Barat. Akses menuju kawasan ini cukup mudah karena terletak di pusat kota. Lokasi Desa Air

Putih berdekatan dengan Desa Belo Laut, Desa Sungai Daeng, dan Desa Tanjung yang juga

memiliki potensi sebagai desa wisata di Kecamatan Muntok.

Desa Air Putih merupakan salah satu desa mandiri di Kabupaten Bangka Barat. Desa Air Putih

merupakan lokasi tempat Pesanggrahan Menumbing yang memiliki nilai sejarah perjuangan

bangsa Indonesia berada. Kegiatan masyarakat desa ini berorientasi pada pengolahan

perikanan, namun masih banyak pula yang melakukan kegiatan tambang inkonvensional (TI)

di Bukit Menumbing dan TI apung di pesisir pantai. Secara umum, budaya masyarakat yang

berkembang berupa budaya Nganggung sebagai ciri masyarakat sejiran setason.

Desa Air Putih memiliki daya tarik wisata alam yaitu Pantai Tanjung Ular yang terletak sekitar

15 km dari Kota Mentok. Ciri khas pantai ini mempunyai bentuk lekukkan yang indah seperti

ular, dengan pasir putih yang sangat halus dan landai serta terdapat beberapa bebatuan

didepannya, menambah daya tarik pantai itu sendiri. Juga terdapat menara pantai untuk

melihat kapal-kapal yang akan berangkat dari Pelabuhan Mentok atau sebaliknya. Desa Air

Putih memiliki peran yang strategis dalam kegiatan Kota Muntok yang merupakan salah satu

kawasan industri Mentok dengan luas lahan 578.74 Ha. Jarak tempuh dari Bandara Depati

Amir menuju Kawasan Industri Mentok adalah 138 km. Di Desa air putih juga terletak Pantai

Jungku dengan ciri khas masyarakat nelayan. Namun kondisi pantai telah rusak dan tempat

tinggal nelayan tidak tepelihara dengan baik. Hampir setiap tahun kawasan Pantai Jungku

dipadati oleh para pekerja tambang timah apung pada musim air laut tenang antara bulan

April hingga Oktober. Masyarakat mendirikan tenda-tenda disepanjang kawasan pantai dan

membuang sampah sembarangan. Hal ini berkaitan dengan wilayah Desa Air Putih yang

masuk dalam Wasprod II Bangka Barat dan selama ini menjadi objek penambangan dari PT

Timah.

Fasilitas penunjang ke daya tarik Desa Air putih antara lain berupa jalan serta fasilitas dasar

lainnya telah ada. Namun demikian, kondisi jalan di beberapa tempat di Desa Air Putih

dalam keadaan rusak berat hampir sepanjang 7 Km dari Dusun Jungku menuju Dusun

Selindung sehingga sulit dilalui kendaraan. Rusaknya jalan disebabkan oleh keluar masuknya

truk-truk yang mengangkut alat-alat TI apung dengan kapasitas beban berat. Begitupula

Page 133: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-60 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

dengan jembatan Jalan Raya Desa Air Putih yang menghubungkan ke perkampungan

penduduk Dusun Penggalang, Pesisir Pantai Tanjung Ular, Desa Air Putih dan Muntok dalam

keadaan rusak.

Kedudukan Desa Air Putih, Kelurahan Tanjung, Kelurahan Sungai Baru, Desa Air Belo, Desa

Bendol, dan Desa Gaya Baru di Kecamatan Mentok merupakan kawasan yang ditetapkan

sebagai kawasan hutan sejak masa Pemerintah Hindia-Belanda, yakni masuk dalam kawasan

Register 7, dengan luas sekitar 3.897 Ha. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. SK

410/Kpts-II/1986, areal ini ditunjuk sebagai kawasan hutan lindung, serta ditindaklanjuti oleh

SK Menteri Kehutanan No. 357/Menhut-II/2004, yang menyatakan kawasan ini ditunjuk

sebagai kawasan hutan konservasi.

Gambar 4.35 Foto Kondisi Desa Air Putih

4. Desa Belo Laut

Desa Belo Laut terdapat di Kecamatan Muntok, Bangka

Barat. Akses menuju Desa Belo Laut sangat mudah karena

terdapat di sekitar pusat kota.

Daya tarik Desa Belo Laut adalah empe-empe yang memiliki

cita rasa yang khas dan awet. Pempek udang asli Desa Belo

Laut ini dipasarkan sampai ke palembang, Jakarta, dan lainnya selain melayani permintaan

lokal. Pempek udang asli ini terbuat dari udang, tepung sagu dan garam, tanpa campuran

bahan pengawet dan penyedap rasa dengan diolah menggunakan teknik tradisional.

Potensi lainnya di desa ini adalah penetapan Desa Belo Laut sebagai desa mandiri. Penduduk

Desa Belo Laut pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Kegiatan yang ada di

Desa Belo laut berupa budidaya ikan air tawar. Daya tarik lainnya adalah usaha budidaya

Kerang Darah yang telah diusahakan oleh sekitar 60 rumah tangga petani. Luas lahan yang

Page 134: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-61 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

dimanfaatkan seluas 300.000 meter persegi yang menghasilkan produksi sebanyak 572 ton

selama setahun.

- Kabupaten Bangka

- Kampung Gedong

Kampung Gedong merupakan sebuah desa wisata yang terletak di daerah Kuto Panji,

Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Lokasinya berjarak kurang lebih 54 Km dari Kota

Sungailiat. Akses transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi ini adalah menggunakan

akses transportasi darat seperti mobil atau sepeda motor. Namun, tidak adanya angkutan

umum, maka akses transportasi dapat menggunakan kendaraan pribadi atau mobil sewaan

dari travel atau rental mobil dari sekitar ibukota Belinyu atau Pangkalpinang.

Daya tarik desa ini adalah sebuah kawasan yang dikenal sebagai perkampungan masyarakat

asli Tionghoa. Penduduk desa ini merupakan keturunan asli orang Tionghoa yang pertama

kali datang ke Pulau Bangka sebagai penambang timah, yang didatangkan dari negerinya

pada masa kolonial dahulu. Masyarakat Kampung Gedong memegang teguh tradisi leluhur

dalam hal adat istiadat dan budaya Tionghoa asli. Penggunaan bahasa sehari-hari masih

menggunakan bahasa Tionghoa asli. Kekhasan daya tarik wisata dari Kampung Gedong ini

lebih kepada wisata budaya. Hal ini juga terlihat dari segi arsitektur desa yang memiliki ciri

khas, yaitu bangunan rumah tradisional yang saling berhadap-hadapan dan sejajar antara

satu dengan yang lain. Penduduk Kampung Gedong bermata pencaharian sebagai pedagang

dan pembuat makanan khas Bangka seperti kerupuk, kemplang, getas dan lain-lain, sehingga

penganan ini menjadi souvenir khas bagi wisatawan.

Desa ini tidak dialiri listrik, karena masyarakat desa masih ingin menjaga kemurnian tradisi.

Namun demikian, mereka sangat menyambut baik kedatangan orang luar dari desa mereka,

baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Meskipun desa ini masih

terbilang tidak terlalu terbawa arus kekinian, namun hal ini justru menjadi daya tarik

tersendiri bagi Kampung Gedong sehingga ramai dikunjungi oleh wisatawan. Fasilitas yang

disediakan bagi wisatawan adalah homestay.

Page 135: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-62 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 4.36 Foto Kondisi Kampung Gedong

- Desa Air Abik

Desa Air Abik terletak di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka. Jarak desa ini sekitar 13 km

dari Kecamatan Belinyu. Adapun akses transportasi yang dapat digunakan adalah

transportasi darat, yaitu motor dan mobil. Aksesnya harus menelusuri jalan ditengah hutan

Gunung Muda dan Gunung Pelawan yang rusak dan berlubang-lubang.

Daya tarik wisata yang terdapat di Desa Air Abik ini adalah wisata budaya suku asli Bangka,

yaitu Suku Lom. Suku Lom dikenal sebagai suku yang belum memiliki agama yang dianggap

agama besar, dan masih memegang kepercayaan terhadap nenek moyang dan leluhurnya.

Suku Lom disebut sebagai Suku Mapur karena tinggal di Dusun Mapur. Suku tersebut dikenal

sebagai salah satu komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi di tengah

perubahan zaman. Perkampungan Suku Lom di Dusun Air Abik memiliki rumah-rumah

kampung berjajar rapi di kiri-kanan jalan. Sebagian bangunan rumah sudah permanen,

semipermanen, dan sebagian lagi masih berupa rumah kayu sederhana dengan atap genting.

Bahkan beberapa rumah dilengkapi parabola. Ada juga beberapa mobil dan sepeda motor.

Jumlah penduduk Dusun Air sebanyak 139 keluarga. Desa ini terbuka untuk dikunjungi oleh

orang luar, termasuk oleh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara, hanya saja

masih sedikit wisatawan yang mengetahui ciri khas dari wisata budaya desa ini. Adapun

fasilitas yang disediakan sebagai bentuk daya tarik wisatanya adalah perkampungan adat

biasa, yang belum memiliki homestay atau atraksi lainnya.

Page 136: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-63 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Desa Wisata Sinar Baru

Kelurahan Sinar Baru terletak di Kecamatan Sungailiat,

Kabupaten Bangka. Desa ini berlokasi berjarak sekitar 40 km

dari Pangkalpinang atau 7 Km dari Kota Sungailiat. Akses

transportasi yang digunakan menuju lokasi Desa Sinar Baru

adalah transportasi darat seperti mobil atau sepeda motor.

Jumlah penduduk Desa Sinar Baru sebanyak 9.643 jiwa yang

terdiri dari 4.949 laki-laki dan 4.694 perempuan. Adapun jenis mata pencaharian

masyarakatnya adalah petani, pedagang dan penambang timah.

Jenis daya tarik wisata yang berada di desa ini adalah Pantai Teluk Limau yang terletak

diantara Pantai Parai & Pantai Matras. Pantai ini sangat luas dan sangat cantik, namun akses

jalan menuju pantai ini masih sulit melalui jalan setapak dan tanah kuning. Kunjungan

wisatawan nusantara dan mancanegara ke desa ini masih terbatas.

- Desa Tanjung Ratu

Desa Tanjung Ratu sudah sangat dikenal sebagai desa penghasil

lada putih di Pulau Bangka. Perkebunan lada putih di wilayah ini

luasnya mencapai 100 ha. Susana di sekitar perkebunan sangat

sejuk dan segar. Penduduknya dengan senang hati memberikan

informasi tentang proses budidaya lada putih.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Tanjung Ratu diperbolehkan memetik tanaman lada

putih yang sudah siap untuk di panen. Pemandangan hamparan tanaman lada putih

merupakan pemandangan indah yang juga menjadi daya tarik yang kuat bagi wisatawan.

- Desa Matras

Desa Wisata Matras terdapat di Kelurahan Sinar Baru,

Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. Berjarak sekitar 12

km dari Kota Sungailiat atau sekitar 45 km dari Pangkalpinang

atau satu jam perjalanan menggunakan kendaraan roda

Page 137: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-64 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

empat dengan kondisi jalan bergelombang.

Salah satu daya tarik wisata yang terkenal di desa ini adalah Pantai Matras merupakan salah

satu pantai terfavorit di Bangka. Pantai landai berpasir putih halus sepanjang 3 km dan lebar

20 -30 meter, serta dilatarbelakangi pepohonan kelapa dan aliran sungai alami. Desa ini

selalu ramai dikunjungi terutama pada musim liburan untuk berwisata di Pantai Matras.

Daya tarik lainnya berupa seni musik Dambus, kerajinan cenderamata yang juga turut

dikembangkan di Desa Bukit Kuala, Jalan Laut, dan Sinar Jaya. Masyarakat Desa Matras

mengolah pangan berupa makanan khas Bangka seperti Kemplang Panggang, Kerupuk Ikan,

Keretek Ikan/Cumi, Rusip, Belacan/Trasi, Lada Bubuk, dan sebagainya.

Fasilitas yang tersedia di Desa Matras berupa pinter gerbang memasuki lokasi wisata, serta

telah banyak dibangun tempat peristirahatan berupa bungalow untuk kebutuhan wisatawan.

Di sekitar lokasi pantai terdapat beberapa hotel, penginapan/homestay, layanan tour/travel,

dan tempat hiburan. Terdapat juga pusat-pusat penjualan souvenir di pusat galeri. Untuk

kegiatan wisata bahari, masyarakat melalui kegiatan PNPM Mandiri pariwisata mengadaka

peralatan wisata bahari berupa baju pelampung, kaki bebek, peralatan snorkling, alat

pancing, dan sebagainya.

- Desa Rebo

Desa Rebo terletak di Kecamatan Sungailiat, Kabupaten

Bangka. Desa Rebo berjarak sekitar 8 km dari Kota Sungailiat,

dan sekitar 46 km dari Pangkalpinang. Akses transportasi yang

dapat digunakan menuju lokasi Desa Rebo adalah transportasi

darat seperti mobil atau sepeda motor. Penduduk Desa Rebo

berjumlah sekitar 4.132 jiwa yang terdiri dari 2.068 laki-laki dan 2.064 perempuan. Mata

pencaharian penduduk desa ini adalah nelayan, pedagang, dan penambang timah.

Daya tarik wisata Desa Rebo adalah Pantai Rebo. Pantai ini dikenal sebagai pantai yang

bagus untuk melihat sunrise karena karakter pantainya yang berbukit-bukit. Selain itu,

terdapat bebatuan granit yang menambah elok Pantai Rebo, garis pantainya membentang

kurang lebih 10 Km. Namun demikian, di wilayah pantai ini terdapat tambang terapung,

yaitu kegiatan tambang yang menggunakan mesin penghisap atau menyedot pasir yang

mengandung timah.

Page 138: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-65 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Wisatawan yang datang ke Kampung Rebo pada umunya berkunjung ke Pantai Rebo yang

masih didominasi oleh wisatawan nusantara. Fasilitas yang tersedia berupa homestay yang

disediakan oleh masyarakat Kampung Rebo.

- Desa Air Anyir

Desa Air Anyir terletak di Kecamatan Merawang, Kabupaten

Bangka. Berjarak sekitar 15 km dari Kota Sungaillat arah ke

Pangkalpinang, atau 10 Km dari dari Kota Pangkalpinang.

Akses transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi Desa

Air Anyir ini adalah dengan menggunakan akses transportasi

darat seperti mobil atau sepeda motor. Namun dikarenakan tidak ada angkutan umum,

maka akses transportasi dapat menggunakan kendaraan pribadi atau mobil sewaan dari

travel atau rental mobil sekitar Pangkal Pinang.

Daya tarik wisata yang menonjol di Desa Air Anyir ini adalah wisata budaya dan wisata

pantai. Daya tarik Desa Air Anyir adalah adanya Upacara Rebo Kasan yang dipusatkan di

Pantai Desa Air Anyir sebagai ucapan syukur dan doa kepada Tuhan YME sebelum pergi ke

laut untuk mencari ikan. Tradisi Rebo Kasan merupakan upaya untuk menolak bala yang

dipercaya sering menghadang pada bulan tersebut. Ritual ini dilaksanakan secara turun-

menurun setiap tahun pada bulan Shafar dalam penanggalan Hijriah, tepatnya di hari Rabu.

Desa ini ramai dikunjungi oleh wisatawan nusantara/wisatawan lokal terutama saat ritual

Rebo Kasan. Beberapa warga di Desa Air Anyir ini pun telah menyediakan homestay bagi

para wisatawan yang berkunjung ke desanya.

- Desa Batu Rusa

Desa Batu Rusa, terletak di Kecamatan Sungailiat. Berjarak lebih kurang 19 km dari Kota

Pangkalpinang. Akses transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi Desa Batu Rusa

adalah dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.

Daya tarik wisata desa ini adalah wisata sejarah/wisata religi. Di desa ini terdapat Gereja

Katholik dan Gua Maria Kanaan. Tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan ziarah umat

Katholik dan wisata sejarah bagi wisatawan umum. Pembangunan Gua Maria Kanaan di

Gereja Katolik Santo Yohanes Pembabtis Baturusa bertujuan memberikan sarana umat

dalam memuliakan Tuhan Allah dengan melalui devosi kepada Bunda Maria. Tingginya

Page 139: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-66 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

devosi umat terhadap Bunda Maria, sehingga umat katolik di Baturusa didasari sikap umat

yang menyakini bahwa penyertaan Bunda Maria dalam kehidupan menggereja telah

memberi semangat bagi kemajuan hidup menggereja. Devosi ini telah dilakukan sejak tahun

1979. Wujud devosi pun pernah dilakukan dengan berjalan kaki dari Baturusa menuju

Pangkalpinang, selama 8 tahun. Dengan doa dan harapan umat untuk bisa mempunyai

tempat untuk berdevosi. Selain wisata ziarah, di Desa Batu Rusa juga kerap kali

diselenggarakan upacara adat Mandi Limau dan Rebo Kasan.

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Batu Rusa ini, berasal dari berbagai daerah di

nusantara dan juga wisatawan mancanegara. Beberapa warga setempat menyediakan

fasilitas homestay bagi wisatawan yang berkunjung ke desanya. Namun demikian,

keadaannya masih sangat terbatas.

- Kota Pangkalpinang

- Kelurahan Tuatunu Indah

Desa wisata potensial yang terdapat di Kota Pangkalpinang hanya satu, yaitu Desa Wisata

Tuatunu yang terletak di Kelurahan Tuatunu Indah, Kecamatan Gerunggang, Kota

Pangkalpinang, berjarak sekitar 6 km dari pusat kota. Akses menuju desa ini cangat mudah

dilalui oleh kendaraan dengan kondisi jalan yang sangat baik dan beraspal.

Daya tarik Desa Tuatunu adalah wisata budaya sebuah perkampungan yang kental dengan

adat istiadat kebudayaan Melayu sehingga disebut juga sebagai kampung Melayu. Desa ini

berdekatan pula dengan daya tarik desa lainnya di Kota Pangkapinang yaitu Kelenteng Kwan

Ti Miauw, Perkampungan Cina Bintang, sehingga menjadi jalur wisata budaya dengan tema

Jejak Tradisi Daerah Pangkalpinang yang saat ini dikembangkan. Budaya desa ini terdiri dari

tradisi Nganggung, yaitu tradisi gotong-royong masyarakat Kota Pangkalpinang dengan

membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji untuk

makan bersama-sama. Tradisi Nganggung sering juga disebut dengan adat Sepintu

Sedulang. Tradisi tersebut biasanya dilakukan pada upacara keagamaan, seperti Hari Raya

Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Nisfu Sya’ban dan pada kegiatan 1 Muharam. Daya tarik

lainnya adalah wiata alam di hutan Wisata Tuatunu.

Page 140: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-67 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Menurut sejarahnya, pembentukan Kampung Melayu Tuatunu merupakan bagian dari

kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda berupa pembukaan jaringan jalan yang

menghubungkan beberapa sentra di Bangka terutama sentra penambangan timah di

Muntok, Jebus, Koba, Belinyu, Sungailiat, Merawang, Baturusa, Pangkalpinang, Sungaiselan,

dan Toboali. Kebijakan kedua berupa penjagaan keamanan Belanda yang meredam

perlawasan rakyat pimpinan Depati Bahrin dan Depati Amir. Pembentukan kampung

merupkan paya ntuk mengelompokkan penduduk dalam satuan rumah yang berbentuk

kampung agar tidak tersebar tidak beraturan. Sehingga Kampung Tuatunu sekarang

merupakan kampung yang terhampar memanjang pada jalan utama mengarah ke Kota

Pangkalpinang.

Penduduk Kampung Tuatunu mayoritas beragama Islam. budaya masyarakat adalah budaya

melayu yang kental dengan nuansa Islam. berbagai perayaan sangat meriah berupa acara

Ruwahan, dan Nganggung.

- Kabupaten Bangka Tengah

1. Desa Namang

Desa Namang terletak di Kecamatan Namang, Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.

Akses menuju Desa Namang sangat mudah, berjarak sekitar 30 menit perjalanan dengan

menggunakan bis dari Kota Pangkalpinang ke arah Selatan.

Desa Namang terletak di sekitar kawasan hutan lindung kalong seluas 152,4 Ha. Hutan

lindung kalong tersebut memiliki beragam spesies pohon seperti gelam, letting, pelawan dan

rempodong, sumber nectar bagi lebah. Jumlah penduduk Desa Namang sebanyak 2.302 jiwa

dengan luas wilayah sekitar 37,68 km2. Desa Namang memiliki potensi sumber daya alam

berupa perikanan air tawar, holtikultura, perdagangan, perkebunan sawit, karet, lada,

pertanian, dan pertambangan timah.

Daya tarik Desa Namang berupa kegiatan agrowisata, yaitu pengembangan lahan pertanian

padi sawah yang memanfaatkan sisa lahan penambangan timah atau kolong. Selain itu, Desa

Namang juga merupakan tempat pengemasan dan pemasaran jamur pelawan, dan madu

pahit yang dihasilkan dari budidaya pohon pelawan dan lebah madu di hutan lindung

Namang. Masyarakat Desa Namang membentuk kelompok usaha produktif baik di kawasan

Page 141: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-68 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

hutan lindung Namang maupun kelompok usaha yang membudidayakan lahan pertanian.

Saat ini sudah dicetak sawah baru seluas 86 Ha.

Dari aspek seni budaya, beberapa ritual yang dilakukan oleh warga Desa Namang pada saat

panen padi adalah Ritual ‘Muruk Jerami’ yang sudah dilakukan turun temurun sejak tahun

1990-an. Ritual tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur seluruh warga desa bahwa

panen padi pada tahun tersebut melimpah ruah dan diharapkan hasil panen pada tahun

depan dapat lebih banyak lagi. Selain itu, ritual ini pun dipercaya oleh warga desa dapat

terhindar dari mara bahaya serta dilindungi oleh Maha Kuasa dalam kesehariannya dalam

beraktivitas.

Potensi kegiatan wisata yang didukung oleh sumber daya alam hayati serta kreativitas

masyarakatnya didukung pula oleh fasilitas yang tersedia berupa akomodasi sederhana,

balai serba guna, koperasi, dan dilengkapi prasarana dasar listrik dan air bersih.

Gambar 4.37 Foto Kondisi Desa Namang

2. Desa Kurau

Desa Kurau berada di Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah. Desa ini terletak sejauh

20 Km dari Kota Pangkalpinang. Akses menuju desa ini dapat ditempuh dengan perjalanan

darat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Desa ini terletak dipinggir

jalan raya menuju Koba, ibukota Bangka Tengah.

Desa Kurau yang di kepalai oleh 2 kepala desa yaitu Kurau Barat dan Kurau Timur. Jumlah

penduduknya 2.777 jiwa. Sekitar 70% penduduk Desa Kurau bermatapencaharian sebagai

nelayan dan tinggal di perkampungan nelayan yang sederhana. Penduduk desa ini sebagian

besar adalah nelayan keturunan Bugis walaupun ada pula yang merupakan masyarakat

melayu Bangka asli.

Page 142: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-69 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Desa Kurau memiliki pemandangan yang menarik dan eksotik. Setiap hari Jum’at dan Sabtu

Desa Kurau banyak dikunjungi wisatawan yang hanya sekedar menikmati indahnya

pemandangan tepi laut, membeli hasil laut (ikan, udang dll), atau berperahu menelusuri

sungai, serta yang paling populer adalah mengunjungi Pulau Ketawai. Wisatawan yang

datang ke desa ini pun tidak hanya wisatawan lokal atau dari nusantara saja, melainkan juga

wisatawan mancanegara, meskipun jumlahnya belum begitu banyak. Fasilitas yang terdapat

di desa ini adalah pasar ikan (TPI), lapangan parkir, warung-warung makan, dan tempat

tambat perahu.

Gambar 4.38 Foto Kondisi Desa Nelayan Kurau

- Kabupaten Bangka Selatan

1. Desa Nyelanding

Desa Nyelanding terdapat di Kecamatan Air Gegas, Bangka Selatan. Akses menuju desa ini

dapat dicapai dengan mudah melalui jalan darat, yang menyediakan transportasi angkutan

sebanyak 15 unit.

Daya tarik wisata di desa ini berupa kawasan wisata tirta air panas Nyelanding, wisata agro

perkebunan Lada. Daya tarik seni budaya berupa tradisi Sikok Selawang, tradisi Nganggung,

serta perayaan satu Muharam (Tahun Baru Islam). Daya tarik lainnya berupa wisata kuliner

makanan khas daerah di warung-warung makan yang tersedia.

Program pengembangan kegiatan wisata di desa ini berupa penyelenggaraan festival budaya

daerah. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini dalam setahun mencapai 2.576

orang. Jumlah penduduk Desa Nyelanding sebanyak 4.321 jiwa atau 1.241 kepala keluarga.

Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Fasilitas pariwisata di

desa ini didukung oleh fasilitas warung makan sebanyak 5 unit, serta sarana kamar mandi

dan toilet di kawasan wisata tirta air panas Nyelanding.

Page 143: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-70 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2. Kelurahan Tanjung Ketapang

Kelurahan Tanjung Ketapang terdapat di Kecamatan Toboali, Bangka Selatan. Akses menuju

desa ini dapat dicapai dengan mudah dengan melalui jalan darat, yang menyediakan

transportasi angkutan sebanyak 32 unit.

Daya tarik Desa Tanjung Ketapang berupa kawasan wisata Benteng Toboali, prosesi

pembuatan terasi, prosesi nyungkur udang, dan prosesi berburu teritip. Daya tarik seni

budaya berupa Group Dambus. Daya tarik lainnya berupa wisata kuliner makanan khas

daerah di warung-warung makan yang tersedia. Program pengembangan kegiatan wisata di

desa ini berupa pergelaran musik, dan penyelenggaraan pameran pembangunan. Jumlah

wisatawan yang berkunjung ke daerah ini dalam setahun mencapai 1.500 orang.

Jumlah penduduk Kelurahan Tanjung Ketapang sebanyak 10.193 jiwa atau 2.471 kepala

keluarga. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Fasilitas pariwisata di desa ini didukung oleh adanya gazibu kawasan wisata Sejarah Benteng

Toboali, fasilitas homestay sebanyak 1 unit, rumah makan 8 unit, serta kios cenderamata.

3. Desa Rias

Desa Rias terdapat di Kecamatan Toboali, Kabupaten

Bangka Selatan, berjarak sekitar 10 km dari Kota Toboali.

Lokasi ini dapat ditempuh selama 30 menit perjalanan

dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat

dari pusat kota.

Daya tarik Desa Rias adalah adanya potensi agrowisata

perkebunan Jeruk. Pengunjung perkebunan ini dapat menikmati keasrian alam kawasan

Desa Rias. Jumlah penduduk Desa Rias mencapai 7.000 lebih jiwa dan sebagian besar

masyarakat bermatapencaharian sebagai petani. Di desa ini juga terdapat Pasar Tradisional

Desa Rias, sebagai sarana untuk memudahkan akses masyarakat dalam bertransaksi jual beli

hasil pertaniannya, seperti kacang, jagung, terong dan lainnya. Hal ini menjadi motivasi bagi

masyarakat untuk mengolah lahan tidur menjadi lahan produktif.

Selain itu, Desa Rias juga merupakan kawasan pertanian padi. Permasalahan yang dihadapi

berupa adanya aktifitas Tambang Inkonvensional (TI) darat di lahan persawahan, serta

merambah bendungan persawahan Desa Trans Rias. Sekitar 20 unit pron mesin TI mini

Page 144: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-71 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

beroperasi di kawasan bendungan persawahan Desa Rias. Lokasi aktivitas tambang juga

berdekatan dengan saluran irigasi persawahan sehingga mengganggu program pertanian.

4. Desa Pasir Putih

Desa Pasir Putih terdapat di Kecamatan Tukak Sadai, Bangka Selatan. Akses menuju desa ini

dapat dicapai dengan mudah dengan melalui jalan darat, yang menyediakan transportasi

angkutan sebanyak 7 unit.

Daya tarik wisata di desa ini berupa wisata Pantai Tanjung Kerasak, dengan kegiatan yang

dilakukan berupa menyelam, snorkling, memancing, dan menjelajah laut. Daya tarik lainnya

berupa wisata kuliner makanan khas daerah di warung-warung makan yang tersedia.

Program pengembangan kegiatan wisata di desa ini berupa pergelaran musik, dan

perkemahan pemuda. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini dalam setahun

mencapai 8.760 orang.

Jumlah penduduk Desa Pasir Putih sebanyak 3.330 jiwa atau 884 kepala keluarga. Sebagian

besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Fasilitas pariwisata di desa ini

didukung oleh adanya pintu gerbang kawasan wisata pantai, gazibu kawasan wisata di Pantai

Tanjung Kerasak, serta toilet.

5. Desa Sadai

Desa Sadai terdapat di Kecamatan Tukak Sadai, Kabupaten Bangka Selatan, lokasi Pelabuhan

Sadai yang menghubungkan Pulau Bangka dengan Pulau Belitung dari jalur laut. Daya tarik

desa ini adalah corak kehidupan pesisir dengan penduduk yang bermatapencaharian sebagai

nelayan. Penduduk desa pada umumnya beragama Islam, sehingga banyak perayaan besar

digelas pada hari raya Islam. Adat tradisi desa ini seperti budaya Bangka Belitung pada

umumnya, yaitu tradisi Nganggung, makan bersama dengan hidangan laut yang menggugah

selera pada saat acara perayaan Islam. Di desa ini terdapat sekitar tujuh Kelompok Usaha

Bersama (KUBE) Nelayan yang banyak menghasilkan ikan tangkapan, salah satunya adaleh

jenis ikan cumi, dan ikan lainnya. Di desa ini juga pemerintah mencanangkan kawasan

Page 145: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-72 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

industri sadai (KIS) sebagai sarana untuk mendukung potensi kelautan dan perikanan di Desa

Sadai.

6. Desa Penutuk

Desa Penutuk terdapat di Pulau Lepar, Kecamatan Lepar Pongok. Daya

tarik Desa Penutuk adalah suatu desa yang memiliki ekosistem pesisir

paling lengkap di wilayah lainnya di Pulau Lepar. Desa ini memiliki

ekosistem terumbu karang, hamparan padang lamun dan vegetasi

hutan mangrove yang mengelilingi Desa ini. Desa Penutuk merupakan

penghubung antara Pulau Bangka (Desa Sadai) dan Pulau Lepar, karena di desa inilah satu-satunya

terdapat BOM atau dermaga tempat penyandaran kapal-kapal. Masyarakat Desa Penutuk bermata

pencaharian sebagai petani, nelayan dan penambang timah (TI). Terdapat kebun sawit milik

perusahaan swasta dan yang diusahakan masyarakat di wilayah ini.

- Kabupaten Belitung

1. Desa Terong

Desa Terong terdapat di Kecamatan Sijuk, Belitung. Lokasi Desa Terong berada di tepi jalan

utama. Daya tarik wisata desa ini adalah keunikan pantai, kesenian gambus, serta adanya

hiburan masyarakat. Penduduk Desa Terong pada umumnya bermata pencaharian sebagai

nelayan. Hal ini didukung oleh lokasinya yang terdapat di pesisir pantai. Laut menjasi sarana

pemenuhan kebutuhan pangan dan perekonomian masyarakat. Desa Terong merupakan

salah satu desa penerima PNPM Mandiri Pariwisata sehingga menjadi desa wisata. Desa

Terong berada dalam koridor kawasan pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung.

2. Desa Tanjung Binga

Desa Tanjung Binga terletak di Kecamatan Sijuk, dengan jarak sekitar 25 km dari Kota

Tanjungpandan. Akses transportasi yang dapat dilalui untuk menuju tempat ini adalah

dengan transportasi darat. Bagi wisatawan dari luar Belitung, dapat menyewa kendaraan

seperti motor atau mobil travel dari Tanjung Pandan untuk menuju akses tempat ini.

Daya tarik Desa Tanjung Binga adalah pantai yang didukung oleh kegiatan wisata bahari ke

pulau-pulau kecil diantaranya Pulau Lutung, Pulau Hilang, Pulau Kera, serta pulau-pulau

lainnya yang terletak di desa lain yaitu Pulau Lengkuas dan Pulau Burung. Wisatawan dapat

melakukan kegiatan memancing, snorkeling, serta menangkan ikan bersama nelayan atau

Page 146: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-73 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

program Ngerisi dengan asik, juga kegiatan Madegan berupa mancing ikan di began yang

dilakukan pada malam hari, ataupun nyerucuk yang merupakan kegiatan menangkap udang.

Di Desa ini terdapat objek wisata bukit berahu yang dilengkapi dengan cottage-cottage,

kolam renang dan lapangan golf sembilan lubang. Selain itu ada juga wisata belanja berupa

oleh-oleh ikan asin segar tanpa formalin, yang biasanya disenangi wisatawan untukmenjadi

buah tangan selepas berkunjung ke Tanjung Binga.

Produk khas Desa Tanjung Binga yang diproduksi oleh masyarakat di desa tersebut adalah

dodol Tanung Binga, Abon Ikan, Keripik Rumput Laut, serta Kerupuk Ikan Cumi, serta

Anyaman Tikar. Desa Tanjung Binga berpenduduk 4.186 jiwa yang bermata pencaharian

sebagai nelayan, petani, karyawan dan pedagang. Kegiatan pariwisata belum menjadi

kegiatan utama masyarakat, karena adanya pekerjaan di laut yang lebih menjanjikan. Namun

demikian, penerimaan masyarakat cukup baik terhadap pendatang, serta mendukung

melalui pengembangan berbagai kerajinan khas desa.

Kegiatan ritual laut dipimpin oleh seorang dukun kampung, begitu pula dengan kegiatan

selamatan desa sebagai rasa syukur atas kegiatan pertanian yang melimpah. Selamatan

kampung ini dilakukan dalam enam bulan sekali, dan adapula selamatan setiap tanggal 1

Muharam. Begitu pula halnya dengan penentuan waktu-waktu untuk melaut dan lainnya

yang dilakukan melalui kesepakatan 68 dukum kampung. Fasilitas wisata yang tersedia di

Desa Tanjung Bingan berupa homestay, serta galeri KUKM.

Gambar 4.39 Foto Kondisi Desa Tanjung Binga

Page 147: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-74 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Desa Keciput

Desa Keciput berada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Jarak desa ini dari ibu kota

Tanjung Pandan sekitar 27 km. Akses menuju Desa Keciput dapat menggunakan transportasi

darat untuk menjangkau pusat desanya, sedangkan untuk sebagian lagi dapat menggunakan

perahu kater atau perahu nelayan yang disewakan kepada wisatawan.

Desa Keciput merupakan desa yang memiliki potensi wisata bahari. Daya tarik wisata yang

terkenal di Desa Keciput adalah kawasan Pantai Tanjung Kelayang dan perairan Pulau

Lengkuas. Ikon tempat ini adalah atraksi wisata Pantai Tanjung Kelayang berikut pulau-pulau

kecil disekitarnya, meliputi pemandangan batu kepala burung yaitu bukit granit ditengah

laut yang menyerupai kepala burung serta pulau pulau kosong disisi barat laut. Sedangkan

atraksi alam di Pulau Lengkuas meliputi pemandangan terumbu karang dilihat dari atas

mercusuar pulau itu. Penelusuran pulau-pualau kecil tersebut dilakukan dengan

menggunakan perahu. Kegiatan wisatawan berupa snorkeling, diving, menyaksikan

panorama keindahan matahari tenggelam. Keberadaan Pantai Tanjung Kelayang dan Pulau

Lengkuas membuat Desa Keciput banyak dikunjungi wisatawan nusantara terutama dari

Jakarta, dan wisatawan mancanegara terutama pada saat penyelenggaraan sail Wakatobi-

Belitung 2011 yang salah satunya dilaksanakan di wilayah tersebut.

Seni budaya yang berkembang di Desa Keciput adalah kesenian Bagendong, serta seni khas

belitung berupa Tari Selamat Datang, dan Tari Spen yang diajarkan melalui sanggar-sanggar

yang tersedia. Budaya masyarakat berupa adat Buang Jong juga dilakukan di Desa Keciput.

Jumlah penduduk Desa Keciput sebanyak 2.582 jiwa. Penggunaan tanah di wilayah ini pada

umumnya meliputi permukiman, jasa perdagangan dan kebun campuran. Kegiatan ekonomi

masyarakat Desa Keciput disekitar pantai Tanjung Kelayang adalah nelayan sekaligus petani

kebun campuran serta perdagangan. Aktivitas ekonomi masyarakat yang mendukung wisata

antara lain berupa mengolah bahan makanan menjadi kuliner yaitu dodol belitung, sambal

abon, dan kerupuk ikan cumi.

Dalam mendukung kegiatan pariwisata, masyarakat Desa Keciput menyediakan sarana

kebutuhan pengunjung berupa penginapan/Cottage, dan homestay sebanyak 37 unit, sarana

makan/minum, dan toilet, serta penyewaan perahu dan sarana diving dan snorkling.

Prasarana dasar berupa air bersih dari sumur, dan listrik. Saat ini, di Desa Keciput telah

Page 148: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-75 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

memiliki galeri wisata yang menampilkan berbagai produk khas dari Desa Keciput, serta

tempat penyewaan sepeda.

Gambar 4.40 Foto Kondisi Desa Keciput

4. Desa Sijuk

Desa Sijuk merupakan salah satu desa induk pemekaran di

Kecamatan Sijuk sejak tahun 2012 lalu. Akses transportasi

yang dapat dilalui untuk menuju tempat ini adalah dengan

transportasi darat. Bagi wisatawan dari luar Belitung, dapat

menyewa kendaraan seperti motor atau mobil travel dari

Tanjung Pandan untuk menuju akses tempat ini.

Daya tarik Desa Sijuk berupa keindahan pantai serta kuliner. Potensi daya tarik lainnya

berupa wisata pendidikan di Museum Maritim Indonesia yang masih dalam tahap

pembangunan di sekitar Pantai Panyaeran. Produk khas Desa Sijuk adalah terasi Sijuk, dan

kerajinan kerang, serta kerupuk ikan. Salah satu daya tarik wisata lainnya di Desa Sijuk

adalah Pantai Penyaeran Kecamatan Sijuk, berjarak sekitar 34 km dari Kota Tanjungpandan.

Pantai ini memiliki ciri khas pasir putih dan garis pantai yang landai dengan lebar sekitar 15

m disaat air surut membuat Pantai Penyaeran sangat cocok untuk kegiatan berjemur,

mencari kulit kerang atau sekedar jalan-jalan dibibir pantai sambil menanti sunset tiba. Di

Pantai Penyaeran wisatawan dapat menikmati panorama bebatuan dan juga kegiatan

nelayan yang menambatkan perahunya di muara sungai di dekat pantai. Selain itu,

beberapa sanggar tari yang merupakan daya tarik wisata budaya pun terdapat di desa ini.

Seni musik Hadran merupakan jenis kesenian yang terdapat di Desa ini berupa iringan musik

untuk pengantin. Acara rutin budaya masyarakat adalah Maras Taun, berupa selamatan

pantai. Program kegiatan wisata di desa ini berupa lomba memancing. Beberapa wisatawan

Page 149: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-76 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

asing yang berasal dari Australia, Jepang, dan Jerman banyak yang menyukali upacara adat

pernikahan desa ini.

Kegiatan masyarakat pada umumnya adalah nelayan, petani, dan pekebun sawit, serta

penambang timah. Fasilitas wisata yang terdapat di Desa ini adalah homestay sebanyak 15

unit dan adanya guide sebanyak 20 orang.

5. Desa Pelepak Putih

Desa Pelepak Putih, merupakan pemekaran dari Desa Sijuk, Kecamatan Sijuk, yang terbentuk

sejak tahun 2012. Letaknya sekitar 27 km dari Tanjung Pandan. Akses ke Desa Pelepak Putih

dapat dilalui dengan transportasi darat dan kondisi jalan dalam keadaan baik.

Di Desa Pelepak Putih, terdapat Dusun Balitung, merupakan permukiman warga Bali yang

melakukan transmigrasi ke Belitung sejak tahun 1990. Daerah ini lebih dikenal dengan

sebutan kampung Bali. Daya tarik Desa Pelepak Putih ini adalah permukimannya yang khas

dengan arsitektur bali dan gapura candi bentar. Seperti layaknya permukiman di Bali, hampir

setiap rumah di Dusun Balitung memiliki pura pribadi yang dipenuhi dengan sesaji. Dusun

Balitung memiliki pura utama yang disebut dengan nama Pura Jagatnatha dan menjadi pusat

peribadatan warga Hindu di kampung ini. Produk kesenian Kampung Bali seperti Tari Barong

dan seni bangunan khas Bali. Setiap perayaan hari besar umat hindu masyarakat kampong

Bali melaksanakan upacara-upacara adat di Pura dan memakai pakaian adat khas Bali.

Suasana Bali sangat kental, karena warganya masih berbicara menggunakan Bahasa Bali

dengan dialek yang khas. Mata pencaharian masyarakat kampong Bali mayoritas sebagai

petani atau berkebun lada, walaupun ada juga yang telah beralih menjadi penambang timah.

Gambar 4.41 Foto Kondisi Desa Pelepak Putih

Page 150: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-77 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Kabupaten Belitung Timur

1. Desa Burung Mandi

Dusun Burung Mandi berada di Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung

Timur. Desa ini berjarak 85 km dari Kota Tanjungpandan yang atau sekitar 17 km dari

Manggar. Akses transportasi yang dapat dilalui untuk menuju tempat ini adalah dengan

transportasi darat. Bagi wisatawan dari luar Belitung, dapat menyewa kendaraan seperti

motor atau mobil travel dari Tanjungpandan atau dari Manggar untuk menuju tempat ini.

Daya tarik wisata utama di Dusun Burung Mandi adalah Pantai Burung Mandi dan Vihara

Dewi Kuan Im yang merupakan Kelenteng terbesar di Belitung. Kondisi pantainya berpasir

putih dan mengandung batuan granit. Pantai Burung Mandi memiliki panjang kira-kira 2 Km,

dan lebar mencapai sekitar 300 meter dengan kondisi landai. Atraksi alam Pantai Burung

Mandi berupa pemandangan Kepulauan Momparang.

Jumlah penduduk Dusun Burung Mandi sebanyak 368 jiwa yang bermukim dipinggir pantai

dan bekerja sebagai buruh tambang, pedagang, nelayan dan petani. Penggunaan tanah di

desa Burung Mandi meliputi permukiman, hutan lindung serta kebun campuran. Wilayah ini

dilalui oleh sungai besar, yaitu Sungai Mempayak. Desa Burung Mandi sering didatangi oleh

wisatawan nusantara dan mancanegara, terutama mereka yang keturunan Tionghoa dan

melakukan kunjungan ke vihara Dewi Kuan Im untuk beribadah.

Gambar 4.42 Foto Kondisi Desa Burong Mandi

2. Desa Lenggang

Desa Lenggang atau Lingga terletak di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.

Berjarak sekitar 15 km dari Kota Manggar, atau sekitar 90 km dari Kota Tanjungpandan.

Akses menuju desa Lenggang cukup mudah dengan kondisi jalan sangat baik. Daya tarik

wisata desa ini adalah adanya Museum Kata (Museum Sastra, Andrea Hirata), Replika SD

Page 151: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-78 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Muhammadiyah, bendungan Pice, yang sempat menjadi salah satu lokasi syuting film laskar

pelangi, serta deretan kedai kopi yang dinamakan 1000 kedai kopi Manggar di dekat

Bendungan Pice.

Gambar 4.43 Foto Kondisi Desa Lenggang Laskar Pelangi

3. Desa Tanjung Kelumpang

Desa Tanjung Kelumpang terdapat di pantai selatan Pulau Belitung. Akses menuju Desa

Tanjung Kelumpang sangat mudah karena terletak di jalan raya utama Provinsi, dengan

kondisi jalan yang sangat baik.

Daya tarik Desa Tanjung Kelumpang adalah corak kehidupan masyarakat pesisir di sekitar

Pantai Punai. Luas Desa Tanjung Kelumpang yang menjadi aset desa adalah 2 ha. Dalam

mendukung kegiatan pariwisata, masyarakat desa menyediakan homestay, membangun

galeri, serta membentuk kelompok sadar wisata. Jumlah homestay yang ada sebanyak 4

unit. Partisipasi aktif masyarakat pun terlihat dari sejumlah pramuwisata yang menjadi tim

keselamatan pantai sebanyak 25 orang, serta menjaga kebersihan pantai. Daya tarik lainnya

berupa kuliner khas pantai seperti kepiting dan ikan bakar. Kegiatan yang dilakukan

wisatawan di desa ini cukup beragam yang didukung oleh fasilitas yang tersedia berupa

panggung hiburan, lapangan olah raga, serta fasilitas rumah makan.

Gambar 4.44 Foto Fasilitas Penunjang Pariwisata di Desa Tanjung Kelumpang

Page 152: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-79 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4.2.3 Fasilitas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

A. Akomodasi

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

didukung oleh tersedianya fasilitas akomodasi, fasilitas makan minum, serta aksesibilitas.

Pada tahun 2011 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat 105 unit hotel dengan

jumlah kamar sebanyak 2.458 kamar tidur. Sebaran sarana hotel paling banyak terdapat di

Kabupaten Belitung sebanyak 603 unit hotel. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir dari

tahun 2009-2011 terjadi penambahan jumlah hotel sebesar 45,83%.

Berdasarkan kelasnya, jumlah hotel bintang pada tahun 2011 sebanyak 17 unit dan hotel

non bintang sebanyak 88 unit. Pada tahun 2010 jumlah hotel sebanyak 78 unit hotel yang

terbagi menjadi hotel bintang sebanyak 13 unit dan jumlah hotel non bintang sebanyak 65

unit. Sementara itu, pada tahun 2009, jumlah hotel sebanyak 72 unit hotel yang terbagi

menjadi 11 unit hotel bintang dan 61 unit hotel non bintang.

Tabel 4.6 Jumlah Sarana Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

KABUPATEN/KOTA JUMLAH HOTEL

(UNIT) JUMLAH KAMAR

(UNIT) KETERANGAN

Kab. Bangka 19 425 4 Hotel Bintang

Kab. Belitung 27 603 6 Hotel Bintang

Kab. Bangka Barat 7 115 1 Hotel Bintang

Kab. Bangka Tengah 4 494 3 Hotel Bintang

Kab. Bangka Selatan 4 119 -

Kab. Belitung Timur 17 172 -

Kota Pangkalpinang 27 530 3 Hotel Bintang

Tahun 2011 105 2.458 17 Hotel Bintang

Tahun 2010 78 - -

Tahun 2009 72 - -

Sumber: BPS, Prov. Kepualauan Bangka Belitung, Tahun 2012.

B. Restoran/Rumah Makan

Jumlah restoran yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011

sebanyak 59 unit yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Jumah rumah makan yang

paling banyak terdapat di Kabupaten Belitung sebanyak 26 unit. Restoran atau rumah makan

Page 153: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-80 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ini menawarkan jenis makanan yang bervariasi, mulai dari makanan tradisional nusantara

hingga makanan eropa, cina, dan lainnya.

Tabel 4.7 Jumlah Rumah Makan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

NO. KABUPATEN / KOTA JUMLAH

1 Kota Pangkal Pinang 14

2 Kab. Belitung Timur 6

3 Kab. Belitung 26

4 Kab. Bangka 9

5 Kab. Bangka Tengah 3

6 Kab. Bangka Barat 1

Jumlah 59 Sumber: www.visitbangkabelitung.com, diunduh bulan September 2012.

C. Cenderamata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memproduksi barang-barang kerajinan khas daerah

yang unik dan menjadi souvenir menarik bagi para pengunjung. Kerajinan tersebut antara

lain berupa kerajinan khas, batik, tenun, makanan, akar bahar, renda, souvenir laskar

pelangi, dan lainnya. Lokasi tempat penjualan cenderamata paling banyak terdapat di Kota

Pangkalpinang sebanyak 8 unit.

Tabel 4.8 Jumlah Toko Cenderamata

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

NO. KABUPATEN / KOTA JUMLAH

1. Kota Pangkal Pinang 8

2. Kab. Belitung Timur 1

3. Kab. Belitung 2

4. Kab. Bangka 2

5. Kab. Bangka Barat 1

Jumlah 14 Sumber: www.visitbangkabelitung.com, diunduh bulan September 2012.

D. Agen Perjalanan

Kegiatan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangkan Belitung didukung oleh adanya agen

perjalanan wisata yang memberikan layanan sewa kendaraan dan tur / perjalanan wisata di

wilayah Bangka Belitung. Pada tahun 2011 terdapat sekitar 34 agen perjalanan wisata yang

paling banyak terdapat di Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung.

Page 154: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-81 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 4.9 Agen Perjalanan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011

NO. KABUPATEN / KOTA JENIS JUMLAH

1 Kota Pangkal Pinang Agen perjalanan wisata 5

2 Kota Pangkal Pinang Biro perjalanan wisata 10

3 Kab. Belitung Timur Biro perjalanan wisata 5

4 Kab. Belitung Biro perjalanan wisata 10

5 Kab. Bangka Biro perjalanan wisata 4

Jumlah 34

Sumber: www.visitbangkabelitung.com, diunduh bulan September 2012.

4.2.4 Fasilitas Umum Pendukung Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Perkembangan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membawa dampak pada

peningkatan pembangunan sarana dan prasarana wilayah baik yang dibangun oleh

pemerintah daerah maupun pembangunan melalui kegiatan PNPM mandiri dari pemerintah

pusat. Infrastruktur dasar yang sangat penting untuk mendukung kegiatan pariwisata salah

satunya adalah jaringan jalan, ketersediaan energi listrik dan air bersih. Kondisi eksisting

pada beberapa kawasan di pedesaan pesisir pantai masih ada yang belum teraliri listrik dan

pelayanan air bersih. Beberapa tahun terakhir, program PNPM mandiri telah berperan

membangun infrastruktur pedesaan dan perkotaan, serta infrastruktur penunjang ekonomi

wilayah di kabupaten / kota Kepulauan Bangka Belitung.

Sarana pendukung pariwisata lainnya berupa sarana kesehatan dan peribadatan. Sarana

kesehatan masyarakat yang tersedia yang juga melayani kebutuhan wisatawan pada

umumnya berupa 13 unit rumah sakit, 58 unit puskesmas, serta 160 unit puskesmas

pembantu. Tempat peribadatan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tersebar merata

terdiri dari Mesjid (722 unit), Mushola (455 unit), Langgar (120 unit), Gereja Protestan (161

unit), Gereja Katholik (31 unit), dan Vihara (63 unit).

Prasarana jaringan listrik di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dilayani oleh PLN

tersambung sebesar 302.417 KVA dengan daya terpasang 89.392 KW. Jumlah pembangkit

listrik sebanyak 58 unit dengan produksi listrik sebesar 51.367.527 KWH. Konsumen rumah

tangga adalah pelanggan terbesar sebanyak 70% dari total layanan terhadap pelanggan.

Page 155: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-82 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4.2.5 Aksesibilitas Pendukung Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Transportasi darat yang tersedia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupa sarana jalan

sepanjang 509,59 km berstatus jalan negara, 550,97 km jalan provinsi dengan jenis

permukaan aspal. Kondisi jalan yang tercatat baik sebanyak 61,47%, dan jalan rusak sebesar

10,79%. Jumlah kendaraan roda empat tahun 2011 sebanyak 43.514 unit kendaraan, berupa

bis, truk, sedan, pick up, jeep dan kendaraan roda dua. Namun demikian, jumlah dan jenis

sarana transportasi yang mendukung kebutuhan wisatawan masih terbatas.

Transportasi laut Kepulauan Bangka Belitung dilayani oleh kapal-kapal di Pelabuhan

Pangkalbalam, dan Pelabuhan Kawasan yang didominasi oleh kapal pelayaran dalam negeri

sebanyak 3.637 unit dan pelayaran luar negeri sebanyak 219 unit. Di wilayah ini terdapat 8

unit pelabuhan, terdiri dari 3 pelabuhan barang dan 5 pelabuhan penumpang merangkap

pelabuhan barang. Enam pelabuhan berlokasi di Pulau Bangka dan dua lainnya di Pulau

Belitung. Armada kapal yang melayani jalur pelayaran ini terdiri dari armada milik

pemerintah (Pelni) dan swasta, dan 2 jenis kapal yaitu kapal cepat dan kapal feri. Untuk rute

Jakarta-Tanjungpandan dengan kapal feri mencapai 12 jam, sedangkan waktu tempuh rute

yang sama dengan kapal cepat hanya 4 jam.

Transportasi udara dilayani melalui dua Bandar Udara, yaitu Bandara Depati Amir di Pulau

Bangka dan Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Pada tahun 2011, frekuensi

kedatangan dan keberangkatan pesawat sebanyak 5.699 dan 5.702 penerbangan, dengan

membawa penumpang sebanyak 656.551 yang datang dan 665.826 berangkat. Rute

penerbangan dilayani oleh maskapai penerbangan Sriwijaya Air, Batavia Air, Adam Air dan

Riau Airlines.

Perkembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan pengaruh pada

meningkatnya jumlah penumpang pesawat terbang pada tahun 2011 yaitu sebesar 19,33%

dari tahun sebelumnya. Jumlah penumpang pada tahun 2011 sebanyak 851.100 penumpang

per tahun yang terdiri dari 656.700 penumpang melalui Bandara Pangkalpinang, dan 194.400

melalui Bandara Tanjungpandan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan

jumlah penumpang ke Bandara Depati Amir–Pangkalpinang sebesar 99,34% dan peningkatan

jumlah penumpang ke Bandara Hanandjoeddin – Tanjungpandan sebesar 129,70%.

Peningkatan jumlah penumpang pesawat yang cukup berarti terjadi pada tahun 2008 di

Page 156: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-83 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Bandara Hanandjoeddin sebesar 22,77% yang diperkirakan merupakan dampak dari adanya

fenomena Belitung sebagai bumi Laskar Pelangi yang banyak menarik kunjungan wisatawan.

Tabel 4.10 Perkembangan Jumlah Penumpang Pesawat

Ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2011

TAHUN DEPATI AMIR

(PANGKALPINANG) HANANDJOEDDIN

(TJ. PANDAN)

JUMLAH PENUMPANG

(ORANG)

PERTUMBUHAN (%)

2006 329.430 84.630 414.060

2007 357.440 88.970 446.410 7,81

2008 400.508 109.235 509.743 14,19

2009 480.320 134.500 614.820 20,61

2010 544.652 168.528 713.180 16,00

2011 656.700 194.400 851.100 19,34

Sumber : Dinas Perhubungan Prov. Kep. Bangka Belitung, 2012.

4.3 KARAKTERISTIK PASAR WISATAWAN

4.3.1 Jumlah dan Perkembangan Wisatawan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi pasar wisatawan nusantara maupun

wisatawan mancanegara yang cukup besar. Kedekatan letak geografis Kepulauan Bangka

Belitung dengan Provinsi Sumatera Selatan, ditunjang ketersediaan fasilitas transportasi laut

dan udara yang mempermudah aksesibilitas turut memperbesar peluang pasar pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung. Penyelenggaraan even wisata bahari Belitung-Wakatobi, even

Sail Belitung, serta visit Bangka Belitung Archi 2010, turut memperbanyak serta

memperbesar segmen pasar wisatawan domestik maupun mancanegara ke Kepulauan

Bangka Belitung.

Sumber wisatawan domestik dari daerah-daerah terdekat cukup tinggi, yaitu berasal dari

Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Jambi, Provinsi Riau, D.K.I. Jakarta,

Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten, merupakan potensi pasar wisatawan nusantara

bagi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 157: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-84 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 4.11 Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2010

BULAN TAMU ASING TAMU DOMESTIK JUMLAH

Januari 77 11.919 11.996 Februari 70 12.131 12.201 Maret 43 14.627 14.670 April 97 17.114 17.211 Mei 112 16.406 16.518 Juni 145 18.159 18.304 Juli 149 19.533 19.682 Agustus 136 12.409 12.545 September 165 15.945 16.110 Oktober 128 17.181 17.309 November 182 17.129 17.311 Desember 191 18.747 18.938 Jumlah 2011 1.495 191.300 192.795

Jumlah 2010 688 136.022 136.710

Jumlah 2009 622 93.816 94.438

Jumlah 2008 380 79.063 79.443

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2011

Tabel di atas menguraikan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung cenderung mengalami peningkatan. Pada kurun waktu

empat tahun terakhir periode 2008-2011, jumlah wisatawan paling banyak mencapai

192.795 wisatawan pada tahun 2011 atau meningkat sebesar 63,46% dari jumlah wisatawan

pada tahun 2008. Perkembangan jumlah wisatawan mancanegara ke Kepulauan Bangka

Belitung pada tahun 2008-2011 sebesar 74,58%, sedangkan perkembangan jumlah

wisatawan nusantara ke Kepulauan Bangka Belitung dalam periode tahun 2008-2011

sebesar 58,67%.

Sementara itu, jumlah wisatawan yang menginap di wilayah Kepulauan Bangka Belitung

dapat dilihat dari jumlah tamu ke fasilitas akomodasi. Jumlah tamu yang berkunjung ke

fasilitas akomodasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2011 sebanyak 192.695

tamu. Sebesar 99,2% adalah tamu domestik dan 0,78% tamu asing. Perkembangan jumlah

tamu baik asing maupun domestik selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan.

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seiring dengan adanya peningkatan kegiatan

kepariwisataan termasuk even-even pariwisata bertaraf internasional dan nasional. Program

visit Babel 2010, serta booming Laskar Pelangi memberikan pengaruh pada peningkatan

jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 158: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-85 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2012

Gambar 4.45 Grafik Jumlah Tamu Hotel di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2003-2011

4.3.2 Profil Pasar Wisatawan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap catatan perjalanan para wisatawan baik asing

maupun nusantara yang pernah berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui

blog di internet, dapat diketahui karakteristik identitas wisatawan dan pola perjalanan

wisatawan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Karakteristik demografis wisatawan ditinjau dari jenis kelamin, usia, serta daerah asal

wisatawan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berdasarkan identitas gender, rata-rata

wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didominasi oleh

wisatawan berjenis kelamin pria. Menurut kelompok usia, rata-rata wisatawan yang

berkunjung ke Provinsi kepulauan Bangka Belitung berada di kelompok usia 25-35 tahun

dan disusul oleh wisatawan berusia 15-25 tahun. Adapun berdasarkan daerah asalnya, rata-

rata wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya

berasal dari Jakarta, lalu disusul oleh wisatawan yang berasal dari Sumatera Selatan,

kemudian Bandung, Sidoarjo, Kediri, Negara Jepang, Bangka Belitung, Pekanbaru, dan

Malang.

292 926 519 327 131 422 622 688 1,487

76,569

100,109 104,919 92,261

61,818

80,196

93,816

131,828

187,333

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tamu Asing

Tamu Indonesia

Page 159: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-86 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4.3.3 Karakteristik Perjalanan Wisata Pasar Wisatawan

Karakteristik pola perjalanan wisatawan ke Kepulauan Bangka Belitung ditinjau melalui daya

tarik yang paling banyak dikunjungi, lama tinggal, moda transportasi yang digunakan, teman

perjalanan, serta pengeluaran wisatawan. Berdasarkan hasil pengamatan, daya tarik wisata

yang paling menarik dan banyak diminati wisatawan antara lain, pertama Pantai Tanjung

Tinggi, lalu SD Muhammadiyah Gantong, Pantai Tanjung Pendem, Kota Tanjung Pandan,

Pantai Parai, Pantai Matras, dan selanjutnya Pantai Burung Mandi, Pantai Tanjung Pesona,

Pantai Teluk Uber, Pantai Bukit Berahu, Pantai Tanjung Kelayang, Kota Manggar, Sentra oleh-

oleh kota Belitung, Lahan Tambang, Viahra Dwi Kwan In, Pulau Ketawai, Pantai Sumur 7,

Pantai Batu Daun, Pantai Pasir Padi, Museum Timah, Mie Belitung, Tugu Meteor, Bendungan

Pice, Pulau Lengkuas, Pulau Burung, Pulau Pasir, Sungailiat, Pemandian Air Panas Pemali,

Sentra Oleh-oleh Bangka, Pantai Tenggiri, Kampung Nelayan Bugis, Toboali, kota Pangkal

Pinang, Tanjung Rhuu dan Kota Muntok.

Wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung pada umumnya

bertujuan untuk liburan dan rekreasi, selanjutnya diikuti oleh adanya kepentingan untuk

berbisnis, dan survei yang ditugaskan dari kantor. Waktu kunjungan wisatawan ke Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung rata-rata adalah dalam rangka mengisi waktu luang, kemudian

waktu liburan hari-hari besar, serta adanya tugas jalan dari kantor.

Teman perjalanan wisatawan selama berkunjung ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

pada umumnya bersama dengan teman-teman, lalu keluarga, sendiri dan dengan pasangan.

Adapun moda transportasi yang paling banyak digunakan oleh wisatawan yaitu Kapal Fery,

Pesawat, Jet Foil, bus, angkutan umum, mobil pribadi, minibus, travel, mobil sewaan, motor

sewaan, taxi dan kapal layar.

Lama kunjungan wisatawan berwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung paling banyak

lebih dari satu hari, selanjutnya diikuti oleh rata-rata 3 jam, 7 hari, 8 hari dan 4 hari.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung adalah wisatawan yang juga menginap. Adapun pengeluaran

wisatawan selama melakukan kunjungan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rata-rata

menghabiskan uang lebih dari Rp.600.000,-.

Page 160: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-87 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sebagian besar wisatawan mengetahui informasi tentang objek-objek wisata di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yaitu paling banyak bersumber dari informasi teman, film Laskar

Pelangi, keluarga, internet, media elektronik, dan mengetahui sendiri.

4.4 SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN

4.4.1 Kondisi SDM Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung

Sumber daya manusia pendukung pariwisata di tingkat pemerintahan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan

kegiatan pariwisata daerah. Program-program pembangunan kepariwisataan daerah Provinsi

Kepulauan Bangka-Belitung dilaksanakan oleh lemabaga pemerintah sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi dari masing-masing personil. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung nomor 6 tahun 2008, susunan organisasi dan tata kerja Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari 1 sekretaris, 4

bidang dan 15 subbidang.

Adapun struktur organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai berikut : (1)

Kepala Dinas, (2) Sekretaris, (3) Bidang Perencanaan, (4) Bidang Pengembangan Kebudayaan,

(5) Bidang Promosi dan Pemasaran Wisata, (6) Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) dan Kelembagaan, (7) Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan (8) Kelompok Jabatan

Fungsional.

Renstra Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2008-2013 menguraikan

tentang program pengembangan kemitraan dan kualitas sumber daya manusia aparatur,

sebagai berikut :

1. Meningkatkan peluang keterlibatan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung dalam

perencanaan, pengelolaan dan penyediaan pengembangan pariwisata untuk penigkatan

kualitas kehidupannya;

2. Menigkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan berkualitas dalam

pengembangan pariwisata; dan

3. Menciptakan koordinasi yang seimbang antara sektor publik dan factor yang terkait

dalam pengembangan pariwisata, serta dengan masyarakat lokal, lembaga swadaya,

masyarakat dan akademisi.

Page 161: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-88 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

A. SDM Usaha Pariwisata

Sumber daya manusia usaha pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat

dari jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pariwisata. Berdasarkan mata pencaharian,

jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang termasuk usia kerja pada tahun 2011

sebanyak 893.894 jiwa. Penduduk usia kerja pada umumnya bekerja pada sektor pertanian

sebesar 25,93%, bekerja di sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebanyak 18,98%, dan di

sektor jasa kemasyarakatan sebanyak 15,51%, pekerja di sektor industri pengolahan

sebanyak 5,46%, serta 34,13% bekerja di sektor lainnya. Masyarakat yang bekerja dalam

sektor pariwisata melalui sub sektor perdagangan, hotel, dan restoran menempati urutan

kedua setelah jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa

dukungan sumber daya manusia cukup besar, namun demikian, permasalahan yang dihadapi

dari aspek sumber daya manusia pendukung pariwisata masih terbatas, baik secara kuantitas

maupun kualitas.

Dengan demikian, dalam Rencana Strategis Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung menguraikan tentang strategi pengembangan sumber daya

manusia pariwisata yang dilakukan melalui :

1. Mengembangkan SDM pariwisata yang berkualitas dan kompeten pada bidangnya;

2. Meningkatkan peran SDM pariwisata sebagai ujung tombak pengembangan pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung; dan

3. Memberdayakan masyarakat lokal sebagai subjek dalam pengembangan kegiatan

pariwisata di daerahnya.

B. Potensi Masyarakat

Potensi masyarakat pendukung kegiatan pariwisata dapat dilihat dari jumlah penduduk di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang pada tahun 2011 sebanyak 1.261.737 jiwa atau

bertambah 3,14% dari tahun 2010. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 655.051 jiwa, dan

perempuan sebanyak 606.686 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk tahun 1990-2000

sebesar 0,93% per tahun, dan meningkat menjadi 3,14% per tahun pada periode tahun

2000-2010. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 77 orang per km2.

Pada tahun 2011, struktur industri pengolahan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

didominasi oleh kelompok industri pangan yaitu sebanyak 2.530 unit usaha yang tersebar di

Page 162: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-89 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

berbagai wilayah. Penyerapan tenaga kerja sektor industri mencapai 25.922 orang, yang

paling besar adalah kelompok industri kimia dan bahan bangunan sebesar 9.549 orang.

Kegiatan industri kerajinan di wilayah ini pada umumnya adalah mengolah hasil agro

industri, perikanan, perkebunan, dan hasil laut. Hal ini menunjukkan bahwa potensi kegiatan

masyarakat cukup besar dalam mendukung pariwisata melalui karya kreatif masyarakat

dalam pengolahan hasil-hasil pertanian yang berpotensi meningkatkan produk khas daerah.

Seiring dengan kegiatan pariwisata yang umumnya terdapat di kawasan pesisir pantai, maka

potensi masyarakat pendukung pariwisata berasal dari lingkungan masyarakat pedesaan

pesisir pantai. Hal ini sejalan dengan kondisi bahwa penduduk asli Kepulauan Bangka

Belitung adalah Suku Laut yang juga disebut Orang Sekak, atau Sekah, dan tinggal di sekitar

Teluk Kelabat, Kurau, Pulau Lepar, Muara Sungai Kampa, dan di pantai-pantai Pulau Belitung.

Penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri dari berbagai macam suku bangsa,

kebudayaan dan golongan sosial yang secara garis besar terdiri dari Melayu, Bugis, Jawa,

Bali, Batak, Buton, Flores, Sunda, Madura, keturunan Cina, dan warga negara asing yang

telah menetap di Kepulauan Bangka Belitung. Jumlah penduduk warga negara asing

didominasi oleh warganegara Cina. Hal ini terjadi karena warganegara Cina menurut

sejarahnya telah membaur dengan penduduk pribumi. Bahasa yang paling dominan

digunakan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah bahasa Melayu, sebagai bahasa

daerah. Seiring dengan keanekaragaman suku bangsa yang ada di provinsi ini, bahasa lain

yang digunakan antara lain bahasa Mandarin dan bahasa Jawa.

Pada dasarnya karakteristik masyarakat yang cukup terbuka dalam menerima pendatang

khususnya wisatawan, sehingga menjadi modal utama dalam mendukung perkembangan

pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung. Salah satu contoh bentuk dukungan masyarakat

dalam pariwisata terlihat dari banyaknya homestay yang disediakan masyarakat sebagai

sarana akomodasi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan pada saat penyelenggaraan event

di Bangka Belitung seperti even Sail Wakatobi-Belitung, ataupun dukungan terhadap visit

Babel Archi 2010. Melalui fasilitasi pemerintah daerah, masyarakat mendapatkan berbagai

bentuk pelatihan dan arahan untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan, termasuk pelatihan

berbahasa asing.

Penyelenggaraan berbagai even yang melibatkan masyarakat seperti festival seni budaya,

termasuk festival adat kampung yang tercantum dalam kalender even pariwisata yang

Page 163: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-90 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

dilakukan secara rutin menunjukkan bahwa potensi dukungan masyarakat terhadap

pariwisata cukup besar.

C. Lembaga Pendidikan Pariwisata

Kuantitas dan kulitas sumber daya manusia dalam bidang pariwisata tidak dapat dilepaskan

dari ketersediaan lembaga pendidikan kepariwisataan baik tingkat sekolah menengah

ataupun tingkat pendidikan tinggi. Keberadaan lembaga pendidikan pariwisata mutlak

diperlukan untuk meningkatkan kualitas kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

secara keseluruhan. Dengan tersedianya lembaga pendidikan pariwisata maka kebutuhan

tenaga pariwisata dapat diisi oleh tenaga-tenaga pariwisata yang berasal dari Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. Hal ini tentu saja akan menciptakan nilai tambah bagi

masyarakat terhadap semakin berkembangnya sektor kepariwisataan di bangka Belitung.

Dengan mempunyai keterampilan dan ilmu kepariwisataan maka masyarakat dengan

otomatis dapat berperan dan lebih menikmati dampak ekonomi dari kemajuan

pembangunan kepariwisataan.

Pemerintah Kab/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitun mulai mendirikan

berbagai lembaga pendidikan pariwisata dalam upaya memenuhi kebutuhan sumber daya

manusia yang terampil dan berwawasan luas dalam bidang pariwisata. Diantara lembaga

pendidikan pariwisata yang sudah ada di Kepulauan Bangka Belitung antara lain adalah:

Tabel 4.12 Daftar Beberapa Lembaga Penyelenggara Pendidikan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

NO. NAMA LEMBAGA JENJANG KABUPATEN/KOTA

1. SMK Pariwisata Sekolah Menengah Tanjung pandan, Belitung

2. SMK Mitra Nusa Bakti Sekolah Menengah Manggar, Belitung Timur

3. SMK El John (SMIP) Sekolah Menengah Bangka

4. SMKN 3 Pangkalpinang Sekolah Menengah Pangkal Pinang

Dengan jumlah lulusan rata-rata enam puluh orang atau dua kelas per sekolah, maka tenaga

kerja yang dihasilkan oleh sekolah menengah kejuruan yang menyelenggarakan pendidikan

pariwisata sangat tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja pariwisata di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Peningkatan jumlah lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pariwisata yang mampu menghasilkan tenaga kerja

Page 164: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-91 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

pariwisata yang handal sangat mendesak untuk mendukung perkembangan kepariwisataan

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

4.4.2 Organisasi Pendukung Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

A. Association of Indonesian Tours and Travel (ASITA)

Association of Indonesian Tours and Travel (ASITA) merupakan salah satu organisasi yang

mendukung perkembangan pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung. Peran Asita selama ini

lebih banyak dilakukan oleh Asita di luar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, hal ini terjadi

karena masih minimnya agen perjalanan yang profesional, mempunyai jaringan luas dan

berbentuk badan usaha yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Keanggotaan

Asita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai saat ini terdiri dari empat belas agen

perjalanan wisata, jumlah ini merupakan yang terkecil diantara Dewan Pimpinan Daerah

Asita di seluruh Indonesia. Meski demikian terdapat juga agen perjalanan wisata yang bukan

anggota Asita. Peningkatan jumlah agen perjalanan yang profesional dalam kerangka

membangun pariwisata harus dilakukan agar wisatawan mempunyai banyak pilihan dalam

mempersiapkan perjalanannya ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tabel 4.13 Daftar Agen Wisata anggota dan non anggota Asita Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

NO. NAMA AGEN WISATA JENIS KABUPATEN/KOTA

1. Afat Biro perjalanan wisata Belitung Timur

2. Atim Biro perjalanan wisata Belitung Timur

3. Yustisia Biro perjalanan wisata Belitung Timur

4. Barokah Travel Agen perjalanan wisata Belitung Timur

5. Levi Tour and Travel Biro perjalanan wisata Belitung Timur

6. B-Trans Biro perjalanan wisata Belitung

7. Belitung Bersama Tours Biro perjalanan wisata Belitung

8. PT. Sashi Anugerah Raya Biro perjalanan wisata Belitung

9. De-Belitong Biro perjalanan wisata Belitung

10. Duta Persada Belitung Agen perjalanan wisata Belitung

11. Levi Tour and Travel Biro perjalanan wisata Belitung

12. Lisa Tour and Travel Biro perjalanan wisata Belitung

13. Lotus Agen perjalanan wisata Belitung

14. PT.Ildatu Muda Travelindo Biro perjalanan wisata Belitung

15. Bangka Indah Travel Agen perjalanan wisata Belitung

16. Carmeta Ampuh Tour and Travel Biro perjalanan wisata Belitung

17. Duta bangka Sarana Biro perjalanan wisata Belitung

Page 165: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-92 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

NO. NAMA AGEN WISATA JENIS KABUPATEN/KOTA

18. JN Travel Agen perjalanan wisata Belitung

19. Kopperhud Agen perjalanan wisata Belitung

20. Mega Wisata Tour and Travel Biro perjalanan wisata Belitung

21. Bahtera Nurani Pratama Agen perjalanan wisata Belitung

22. PT. Panin Siwi Santosa Biro perjalanan wisata Belitung

23. Trans Utama Raya Agen perjalanan wisata Belitung

24. Bella Wisata Tour and Travel Biro perjalanan wisata Bangka

25. Mega Wisata Biro perjalanan wisata Bangka

Sumber: www.visitbangkabelitung.com, diunduh bulan Januari 2012.

B. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)

Keberadaan fasilitas penunjang hotel dan penginapan di suatu destinasi merupakan syarat

mutlak agar suatu destinasi dapat berkembang dan dikunjungi banyak wisatawan dengan

tingkat lama tinggal yang cukup lama. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)

sebagai wadah berkumpulnya para pengusaha hotel dan penginapan merupakan salah satu

organisasi pendukung pariwisata di kepulauan Bangka Belitung. Keberadaan PHRI sangat

penting dalam kerangka menghimpun pengusaha hotel dan restoran agar mempunyai

standar dan pemahaman yang sama ketika melayani keinginan dan kepentingan wisatawan.

PHRI di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih dalam tahap perkembangan dan tidak

seluruh pengusaha hotel dan restoran yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah

masuk menjadi anggota PHRI. Rendahnya kesadaran untuk menjadi anggota PHRI banyak

disebabkan oleh kekurang mengertian para pengusaha terhadap fungsi dan manfaat dari

menjadi anggota PHRI. Selama ini pengusaha lebih takut akan peningkatan pajak apabila

hotel atau restorannya menjadi anggota PHRI, sedangkan pada kenyataannya PHRI dapat

membantu penyeberluasan promosi terhadap hotel dan restoran anggotanya sehingga lebih

mudah dikenali dan diakses informasinya oleh wisatawan.

Kepengurusan PHRI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum mempunyai cabang

kepengurusan di seluruh Kab/kota yang ada. Kenyataan ini tentu saja dapat menjadi kendala

bagi pembangunan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung secara umum. Kesulitan

wisatawan dalam mengakses hotel dan restoran diberbagai tempat pada gilirannya dapat

menghambat arus wisatawan ke daerah tersebut. Menurut data BPS dan Disbudpar Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, saat ini terdapat paling tidak 102 hotel/penginapan dan 56

Page 166: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-93 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

restoran. Dari 56 restoran tersebut tersebar 25 restoran di pulau Bangka dan 31 restoran di

pulau Belitung yang tidak seluruhnya menjadi anggota PHRI.

C. Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI)

Destinasi pariwisata tidak dapat berkembang maksimal apabila tidak ada tenaga yang dapat

memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap obyek wisata yang ada. Himpunan

Pramuwisata Indonesia (HPI) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya

pembangunan sektor pariwisata di Kepulauan Bangka Belitung memegang peranan yang

sangat penting untuk dapat memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap seluruh daya

tarik yang ada. Penjelasan dan interpretasi terhadap suatu daya tarik wisata tidak bisa

diberikan oleh orang yang tidak memahami dengan baik.

Selama ini Provinsi Bangka Belitung masih sangat kekurangan pramuwisata/pemandu wisata

terutama pada saat-saat liburan atau peak season. Pada saat tersebut wisatawan banyak

yang mengeluhkan tidak adanya pemandu wisata yang dapat menemani mereka berkeliling

obyek wisata sekaligus dapat menjelaskan fenomena yang ada.

Peranan HPI dalam upaya menghimpun seluruh pemandu wisata yang ada di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung sangat strategis karena dalam payung HPI maka standar

kualifikasi seorang pemandu wisata dapat dikontrol dan diawasi sehingga wisatawan dapat

memperoleh penjelasan dan interpretasi yang seragam dari setiap pemandu wisata

terhadap satu obyek yang ada. Selain itu HPI juga dapat berperan dalam mencetak pemandu

wisata- pemandu wisata baru yang profesional dan handal. Saat ini jumlah pemandu wisata

yang beroperasi diseluruh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tidak terdata dan setiap

pemandu wisata terkesan berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya pengaturan yang seharusnya

dilakukan oleh HPI.

D. Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar)

Kelompok penggerak pariwisata (Kompepar) merupakan salah satu organisasi yang dibentuk

dari masyarakat untuk mendukung perkembangan pariwisata Kepulauan Bangka Belitung.

Kelompok masyarakat ini dapat menjadi mitra pemerintah dalam upaya meningkatkan

pembangunan pariwisata yang berbasis masyarakat. Keterlibatan Kompepar sangat penting

agar pembangunan pariwisata tidak hanya melibatkan pemerintah dan investor akan tetapi

Page 167: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-94 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

juga dapat secara langsung melibatkan masyarakat untuk mengelola potensi pariwisata yang

ada.

Keberadaan Kompepar harus didorong agar manfaat ekonomi secara maksimal dapat

dirasakan dan dampak dari pembangunan kepariwisataan di seluruh wilayah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang bersinggungan dengan masyarakat dapat diminimalisir.

4.5 POTENSI DAN PERMASALAHAN DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Kepariwisataan sebagai sektor unggulan dan sektor yang diprioritaskan dalam pembangunan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka kondisi lingkungan internal dan eksternal sangat

mempengaruhi pengembangan sektor ini. Identifikasi potensi dan permasalahan dari

berbagai aspek memberikan pengaruh penting dalam menetapkan strategi pembangunan

pariwisata berkelanjutan (SMART) di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Aspek

pembangunan berkelanjutan pada intinya dipengaruhi oleh karakteristik sosial, teknologi,

ekologi, ekonomi, dan regulasi (STEER). Keterkaitan antar aspek tersebut dapat menciptakan

hubungan yang saling menguatkan dan melengkapi dalam mengatasi dampak serta

menjawab isu-isu strategis pembangunan untuk mengembangkan kepariwisataan

berkelanjutan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

- Sosial

Kondisi sosial bersifat dinamis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam hubungan

antarindividu atau masyarakat yang berubah setiap saat tergantung pada kepercayaan,

budaya, gaya hidup, serta nilai-nilai yang dianut masyarakat. Pengaruh aspek sosial yang

mendukung pengembangan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, antara

lain:

1. Karakteristik masyarakat Kepulauan Bangka Belitung yang ramah, sangat menjaga

kerukunan antaretnis, serta kuat dalam menjalankan nilai-nilai agama, serta menjunjung

tinggi budayanya sangat mendukung pengembangan pariwisata.

2. Penerimaan mayarakat terhadap kegiatan pariwisata cukup baik dan masyarakat dapat

berbaur dengan para pendatang secara baik.

Page 168: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-95 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Corak kehidupan sosial masyarakat dengan dominasi mata pencaharian sebagai nelayan,

petani, dan pedagang, serta penambang merupakan pelaku penting dalam menunjang

pengembangan agrowisata.

4. Seiring dengan kebijakan pembatasan dan penghentian kegiatan penambangan timah

inkonvensional, terjadi perubahan kegiatan masyarakat dari penambang menjadi

pekerja di bidang lain terutama pertanian, nelayan, atau perdagangan.

5. Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 sebanyak

1.261.737 jiwa, dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 72.060 jiwa atau 5,75%,

mendorong sektor pariwisata dapat berperan dalam mensejahterakan masyarakat.

6. Tingkat pendidikan masyarakat pada umumnya adalah lulusan SMP, merupakan

tantangan dalam upaya peningkatan sumber daya manusia untuk mendukung sektor

pariwisata.

7. Masyarakat yang sebagian besar tinggal di pedesaan, pada umumnya hidup di

lingkungan yang berupa rawa-rawa, diantara kolong-kolong, dan hutan atau semak

menjadikan suasana khas melayu sangat kental yang nyaman untuk tempat

penghidupan, namun demikian, kendala yang dihadapi berupa sulitnya sarana

transportasi umum, dan keterbatasan sarana air bersih.

8. Tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2011 di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung sebesar 68,40%, dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,61%. Adapun

yang bekerja di bidang pariwisata terlibat sebagai pekerja di sarana wisata seperti hotel,

restoran, biro perjalanan wisata, dan lainnya.

9. Partisipasi masyarakat dalam mendukung pariwisata berupa penyediaan homestay,

serta bekerja di sektor kuliner khas daerah.

10. Kekayaan etnis yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi daya tarik

yang sangat tinggi nilainya dalam pengembangan wisata budaya.

11. Kesadaran masyarakat yang sangat tinggi terhadap penjagaan lingkungan menjadi faktor

pendorong yang sangat besar dalam pengelolaan lingkungan alam dalam menunjang

pariwisata, terutama pencegahan kapal hisap di perairan Pulau Bangka dan Belitung.

Page 169: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-96 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Teknologi

Perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam berbagai bidang dimanfaatkan untuk

meningkatkan kapasitas, efektifitas dan efisiensi pengelolaan pembangunan. Dalam bidang

kepariwisataan, pemanfaatan teknologi informasi memiliki pengaruh yang lebih besar bagi

kepentingan pelayanan terhadap wisatawan dan promosi pariwisata di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Perkembangan teknologi di tingkat global telah membawa dampak yang

positif bagi pembangunan kepariwisataan wilayah ini, antara lain berupa:

1. Munculnya pengembangan keilmuan terkait pariwisata melalui berbagai pola

pendekatan dan program-program pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh

pemerintah dengan anggaran yang tersedia, berupa penyelengaraan event kreatif dan

minat khusus budaya dan alam, pelaksanaan seminar tematik meliputi kebaharian,

penelitian meliputi penelitian terhadap situs/peninggalan bersejarah, serta pelatihan

SDM pariwisata, dan lainnya.

2. Meningkatnya penggunaan website untuk fasilitas pariwisata, seperti hotel, biro

perjalanan, serta agen transportasi wisata, dan lainnya.

3. Hampir setiap wilayah di Provinsi Kepulauan angka Belitung telah dapat dijangkau oleh

prasarana komunikasi nir kabel.

4. Penggunaan internet turut memperkuat hubungan antar individu/lembaga dan antar

lokasi tanpa batas.

5. Munculnya berbagai penemuan yang unik dan bernilai istimewa dalam bidang

kebaharian masih dalam tahap pengembangan yang perlu didukung oleh berbagai pihak

dan dukungan dana.

6. Pembangunan kemitraan antara pemerintah dengan industri pariwisata dalam bidang

pengembangan teknologi belum terwujud dengan baik.

7. Penyediaan sarana transportasi yang belum memadai menuntut kebutuhan akan

pengembangan sistem transportasi publik yang efektif dan efisien.

8. Pengembangan daya tarik wisata seperti wisata agro, wisata kuliner, yang identik dengan

pengolahan bahan pangan, serta penciptaan kreasi seni dan budaya dilakukan melalui

upaya pembelajaran ke daerah lain untuk memperoleh pengembangan keilmuan.

Page 170: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-97 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

9. Teknologi sederhana dalam bidang industri manufaktur khususnya tekstil memiliki daya

saing yang tinggi di pasar internasional melalui keistimewaan produk kain Cual khas

Bangka.

10. Teknik-teknik pengelolaan lingkungan dalam upaya untuk mengonservasi kawasan dan

mendiversifikasi produk wisata, ataupun teknik pengelolaan kawasan bekas

tambang/kolong menjadi kawasan produktif memerlukan pengembangan teknik dan

konsep yang lebih komprehensif.

11. Penggunaan energi masih terbatas, salah satunya dalam bidang penyediaan prasarana

dasar air bersih, sehingga memerlukan pengembangan teknologi penyediaan air dan

penjernihan air terutama di pulau-pulau kecil.

12. Munculnya inovasi baru yang mampu dikomunikasikan dalam lingkup global melalui

peran para genius local, seperti Museum Sastra, Museum Maritim, Geowisata bawah

laut, serta lainnya.

- Ekologi

Kondisi lingkungan alam menjadi faktor utama dalam keberlanjutan siklus kehidupan

masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kegiatan pariwisata yang masih sarat

dengan mengeksplorasi keindahan dan keunikan alam mendorong pada upaya perlindungan

dan pelestarian terhadap lingkungan alam. Kondisi ekologi yang memberikan pengaruh pada

pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, adalah:

1. Kekayaan alam Pulau Bangka dan Belitung sebagai penghasil timah dunia telah

dieksploitasi dalam kurun waktu bertahun-tahun sehingga memunculkan bekas-bekas

tambang hampir di setiap wilayahnya baik di darat maupun di laut. Hanya sedikit

kawasan yang masih dalam kondisi terjaga alamnya. Hal ini mendorong perlunya

rehabilitasi lahan bekas tambang dan mengurangi polusi atau zat-zat kimia yang

dihasilkan dari proses penambangan.

2. Upaya penyelamatan lingkungan yang dilakukan dengan mengubah kawasan bekas

tambang atau kawasan yang kurang produktif menjadi lahan produktif untuk kegiatan

pertanian merupakan produk alternatif bagi pengembangan kegiatan pariwisata.

3. Munculnya kerusakan terumbu karang, hutan mangrove dan padang lamun akibat dari

penggalian pasir dan kapal hisap di wilayah perairan Bangka Belitung perlu penanganan

yang komprehensif dan kebijakan yang kuat dalam pengawasan dan pengendalian.

Page 171: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-98 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

4. Keterbatasan sumber air bersih di wilayah-wilayah Bangka Belitung terutama di pulau-

pulau kecil memerlukan upaya penjagaan keseimbangan tata air wilayah.

- Ekonomi

Kondisi lingkungan eksternal dari aspek ekonomi sangat dinamis. Kecenderungan

perkembangan konsumsi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan terkait hiburan dan

rekreasi terus berkembang hingga memunculkan berbagai permintaan akan produk

pariwisata yang berbeda, berkualitas, khas, dan unik, sehingga mendorong berkembangnya

travel pattern baru dalam pola berwisata masyarakat. Perkembangan kegiatan pariwisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dipengaruhi aspek ekonomi, adalah:

1. Pertumbuhan sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus meningkat

setiap tahun, namun kontribusi sektor pariwisata relatif masih kecil terhadap

penerimaan daerah dibandingkan dengan sektor lainnya.

2. Tantangan menjadikan sektor pariwisata sebagai alat yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, perlu diikuti oleh berbagai upaya pengembangan sistem

investasi pariwisata yang inovatif dan kreatif.

3. Pengembangan sektor pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan pula

pada upaya untuk mengatasi ketergantugan pada sumber daya alam.

4. Terbatasnya jumlah investasi di bidang pariwisata menunjukkan bahwa peran swasta

dan masyarakat dalam pembangunan pariwisata masih belum optimal di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

5. Kondisi ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung belum mampu menciptakan iklim

investasi yang kondusif.

6. Pada umumnya, perkembangan daya tarik wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

masih berada dalam tahapan eksplorasi, sehingga diperlukan upaya peningkatan dan

pengembangan sumber daya pariwisata.

7. Pengembangan daya tarik di destinasi pariwisata maupun di desa-desa wisata perlu

dikembangkan ke arah yang lebih terfokus dan bernilai jual lebih tinggi.

8. Perkembangan pembangunan fasilitas pariwisata seperti hotel dan rumah makan

memberikan peluang terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat di Bangka Belitung.

9. Pengembangan desa-desa wisata sejalan dengan konsep one village one product telah

mulai berkembang di desa-desa mandiri.

Page 172: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-99 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

- Regulasi

Aspek regulasi meliputi faktor-faktor antara lain keberadaan peraturan terkait pariwisata,

serta kebijakan-kebijakan lainnya yang berpengaruh terhadap perkembangan kegiatan

pariwisata. Berikut sejumlah kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi pembangunan

kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, antara lain:

1. Adanya program pemerintah pusat dalam pengembangan destinasi unggulan di

Indonesia, serta pengembangan desa-desa wisata melalui PNPM Mandiri Pariwisata

memberikan dampak sangat baik berupa terbangunnya desa-desa wisata di Bangka

Belitung sebagai daya tarik wisata.

2. Program visit Indonesia di daerah-daerah juga membawa Bangka Belitung tampil

sebagai salah satu destinasi unggulan di Indonesia dan merupakan tujuan wisata setelah

Bali dan Lombok.

3. Peraturan pemerintah yang menetapkan Bangka Belitung sebagai salah satu etalase

kelautan Indonesia menggerakan semangat kebaharian yang kemudian ditindaklanjuti

oleh berbagai even terkait pariwisata dengan melibatkan kerja sama dari berbagai pihak

dan menyelenggarakan berbagai even internasional.

4. Fasilitasi dan dukungan pemerintah dalam menanggapi berbagai potensi yang muncul

seperti booming Laskar Pelangi, mampu memunculkan jati diri dan identitas masyarakat

Belitung hingga dikenal di tingkat global, sehingga mendatangkan banyak wisatawan

nusantara dan mancanegara.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD 2005-2025), dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD 2012-2017) Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung menetapkan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan dan diprioritaskan

dalam pembangunan daerah, bersama-sama dengan sektor pertanian, kelautan dan

perikanan, industri, dan pertambangan.

6. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan

zona-zona pertumbuhan pariwisata sehingga terdapat delapan zona pariwisata.

7. Kebijakan pemerintah belum mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif

terutama bagi pengembangan investasi bidang pariwisata.

Page 173: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-100 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

8. Perlunya pengembangan dan penguatan kemitraan dan kerjasama antar stakeholder,

serta perlunya penyusunan kerangka regulasi yang dapat mendorong swasta dan

masyarakat ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan kepariwisataan.

9. Pembangunan sektor unggulan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diikuti

pula oleh dukungan dari berbagai instansi terkait sesuai dengan tugas dan

kewenangannya, antara lain program pengembangan usaha kecil dan menengah,

program pengembangan pulau-pulau kecil, pengembangan sektor pertanian, dan

perikanan, serta dukungan dalam pengembangan seni dan budaya daerah.

4.6 Isu-Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan mempertimbangkan masukan dari stakeholder

terkait melalui diskusi, seminar, dan lokakarya. Penelaahan mendalam terhadap potensi dan

permasalahan dari setiap aspek sehingga dapat dilihat dengan jelas letak strategis isu

tersebut untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan kebijakan. Berikut adalah isu-

isu srategis yang bernilai penting sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun strategi

pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Isu-isu strategis tersebut, adalah:

1. Kapasitas sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung pengembangan Kepulauan

Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

2. Kepemimpinan yang konsisten dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan yang

berpihak pada pariwisata.

3. Kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung

sebagai destinasi pariwisata nasional.

4. Keterpaduan pembangunan seluruh sektor dan pemerintahan dalam mendukung

pengembangan kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

5. Pariwisata sebagai alat bagi penguatan struktur ekonomi masyarakat perdesaan.

Page 174: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

4-101 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

6. Pariwisata untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap sumber

daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

7. Pariwisata untuk memberikan nilai tambah bagi kawasan pertambangan timah.

Page 175: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

5-1

BAB PENILAIAN DESTINASI UNGGULAN DAN

DESA WISATA POTENSIAL PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

5

5.1 PENILAIAN DESTINASI UNGGULAN PROVINSI

Destinasi unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah kawasan geografis yang

terdiri dari beberapa daya tarik wisata unggulan kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung yang di dalamnya juga terdapat fasilitas umum, fasilitas pariwisata,

prasarana pendukung, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya

kepariwisataan. Pengelompokan daya tarik wisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dilakukan dengan tujuan untuk:

a. Secara kolektif membentuk atau memunculkan ciri khas yang memperkuat jati diri

masyarakat Kepulauan Bangka Belitung.

b. Meningkatkan daya saing produk pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, baik secara

nasional atau bahkan internasional.

c. Menciptakan keterpaduan pembangunan daya tarik wisata unggulan dan pembangunan

antarsektor dalam mendukung pengembangan kepariwisataan.

d. Efisiensi pelaksanaan program pembangunan kepariwisataan, baik perencanaan,

pengelolaan, maupun pemasaran dan promosi.

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pengelompokan tersebut adalah:

1. Faktor geografis, kedekatan geografis merupakan faktor penting yang harus

dipertimbangkan dalam menentukan pengelompokan destinasi pariwisata provinsi.

Perencanaan dan pengembangan kepariwisataan akan lebih mudah dilakukan jika jarak

fisik antardestinasi dekat. Kedekatan geografis juga akan mempermudah koordinasi

pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan destinasi pariwisata unggulan. Kedekatan

geografis tidak terikat pada letak administratif. Artinya, jika daya tarik wisata unggulan di

Page 176: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

suatu kabupaten/kota memiliki jarak yang lebih dekat dengan daya tarik wisata unggulan

di kabupaten/kota tetangganya, maka akan digabungkan menjadi satu destinasi

pariwisata dengan daya tarik wisata unggulan di kabupaten/kota tetangganya. Dengan

demikian, destinasi pariwisata yang terbentuk akan mencakup dua kabupaten/kota.

2. Faktor aksesibilitas: faktor kedekatan geografis harus ditunjang dengan aksesibilitas yang

baik. Walaupun letak daya tarik wisata berdekatan, bila tidak ditunjang oleh aksesibilitas

yang mudah, maka pengelompokannya akan dilakukan dengan destinasi pariwisata lain

yang aksesibilitasnya lebih baik. Faktor kemudahan aksesibilitas ini diperlukan agar

perkembangan pariwisata di suatu destinasi dapat menyebar ke destinasi lain di

sekitarnya.

3. Faktor pengikat merupakan ’tanda’ fisik atau nonfisik yang berfungsi sebagai pengikat

beberapa daerah tujuan wisata. ’Tanda’ fisik dapat berupa bentang alam, jalur jalan, atau

batas wilayah, sedangkan nonfisik dapat berupa pengaruh suatu budaya tertentu. Daya

tarik wisata yang berada dalam satu faktor pengikat yang sama memiliki kecenderungan

karakteristik fisik dan nonfisik wilayah yang sama sehingga mempermudah perumusan

rencana dan program yang akan dilakukan pada destinasi pariwisata tersebut.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka destinasi pariwisata unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terbentuk dari daya tarik wisata unggulan

kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

DESTINASI DAYA TARIK WISATA DAYA TARIK UNGGULAN

KAWASAN PARIWISATA MUNTOK DAN SEKITARNYA

- Pantai dan Mercusuar Tanjung Kelian

- Mercusuar peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1862, bekas kapal karam, tugu peringatan korban Perang Dunia II.

- Kota Tua Muntok - Kawasan bangunan heritage, Pesanggrahan Muntok yang merupakan tempat pengasingan

Presiden Soekarno dan para pemimpin Indonesia lainnya pada tahun 1949, Mesjid Jami Mentok, Klenteng China Kong Pu Miau, Rumah Mayor China, pasar kuliner khas

Bangka.

- Pesanggrahan Menumbing - Tempat penginapan yang digunakan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ketika diasingkan di Wisma Ranggam/

Pesanggrahan Muntok - Desa Belo Laut - Tempat pembuatan empe-empe dan kerupuk

khas yang terkenal di Kabupaten Bangka Barat

Page 177: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

DESTINASI DAYA TARIK WISATA DAYA TARIK UNGGULAN

KAWASAN PARIWISATA BELINYU – SUNGAILIAT DAN

SEKITARNYA

- Kampung Gedong - Perkampungan etnis Cina yang masih memegang teguh adat istiadat Cina, termasuk

bangunan rumahnya, terdapat industri kerupuk ikan khas Belinyu.

- Pantai Parai Tenggiri - Resort dengan pemandangan pantai dan batu granit khas Kepulauan Bangka Belitung.

- Pantai Tanjung Pesona - Resort dengan pemandangan pantai dan batu granit khas Kepulauan Bangka Belitung.

- Pantai Matras - Pantai pasir putih berbatu dengan

pemandangan aliran sungai yang indah.

KAWASAN PARIWISATA PANGKALPINANG – MENDO BARAT – BANGKA TENGAH DAN SEKITARNYA

- Museum Timah - Sejarah timah yang digambarkan dengan diorama, dimulai dengan tampilan duplikat prasasti Kota Kapur, dan denah endapan biji timah di Asia Tenggara.

- Bangunan Museum Timah juga bernilai sejarah sebagai rumah yang pernah ditinggali Presiden Soekarno dan Wakilnya Moh. Hatta bersama

tokoh perjuangan lainnya, H. Agus Salim, Mr. Ali Sastro Amidjojo, dan Mr. Moh. Roem saat mereka diasingkan di Bangka.

- Civic Centre - Kawasan bangunan heritage Kota Pangkalpinang yang menggambarkan pusat

kekuasaan jaman dahulu, terdiri dari GPIB Maranatha, Rumah Eks Residen, Tugu Merdeka, dan Taman Wilhelmina/Tamansari

- Hutan Kota Tuatunu - Hutan di tengah Kota Pangkalpinang berfungsi sebagai hutan wisata dan konservasi.

- Pantai Pasir Padi - Pantai di pusat kota yang dilengkapi dengan

warung-warung makan seafood - Situs Kota Kapur - Bukti sejarah yang dipahat pada tanggal 28

April 686, sebelum balatentara Sriwijaya menyerang Bhumi Jawa, dan menjadi penanda bahwa wilayah Desa Kota Kapur merupakan

bagian dari Kerajaan Sriwijaya .

- Agrowisata Desa Namang - Agrowisata madu pelawan, hamparan sawah yang luas yang jarang ditemui di Pulau Bangka

- Desa Nelayan Kurau - Budaya kehidupan masyarakat nelayan, merupakan pintu gerbang dari Pulau Bangka ke Pulau Ketawai

- Pulau Ketawai - Ekosistem padang lamun dan terumbu karang

KAWASAN PARIWISATA TOBOALI DAN SEKITARNYA

- Agrowisata Nyelanding - Air panas, perkebunan jeruk

- Benteng Toboali - Benteng peninggalan Belanda, tempat favorit bagi fotografer

- Pantai Tanjung Kerasak - Pantai pasir putih berbatu yang ditanami

pohon cemara laut.

KAWASAN PARIWISATA GUGUSAN PULAU DI SELAT GASPAR

- Pulau Lepar - Pemandangan alam bawah laut dan pulau-pulau kecil, Benteng Penutuk

- Pulau Liat - Pemandangan alam bawah laut

- Pulau Mendanau - Pemandangan alam bawah laut

- Kepulauan Salman - Pemandangan alam bawah laut

KAWASAN PARIWISATA PULAU BELITUNG DAN SEKITARNYA

- Kota Tanjung Pandan - Pariwisata perkotaan

- Pantai Bukit Berahu dan Desa Tanjung Binga

- Pantai dengan pemandangan pulau sangat kecil di dekatnya, dilengkapi dengan fasilitas penginapan, makan dan minum, kolam renang.

- Desa Tanjung Binga merupakan desa dengan

Page 178: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

DESTINASI DAYA TARIK WISATA DAYA TARIK UNGGULAN

kehidupan budaya nelayan pesisir.

- Pantai Tanjung Kelayang - Pantai ini yang membentuk teluk dengan hamparan bebatuan granit di ujung barat,

sangat berpotensi bagi pengembangan geowisata

- Pintu gerbang dari Pulau Belitung ke Pulau Lengkuas.

- Pantai Tanjung Tinggi - Pantai dengan batu-batu granit besar dan

tinggi merupakan potensi besar bagi pengembangan geowisata.

- Salah satu lokasi pembuatan film Laskar

Pelangi. - Pulau Lengkuas - Mercusuar setinggi 60 m, yang dibangun pada

tahun 1882, pernah menjadi lokasi pembuatan film “The Philosopher”, dan pemandangan bawah laut yang masih dapat dilihat jelas dari

permukaan.

- Pantai Penyabong - Pantai berpasir putih dan berbatu granit raksasa yang landai dan lebar sebagai daya tarik geowisata.

- Batu Mentas - Penangkaran tarsius, kegiatan wisata outbound, dan ecolodge.

- Pantai Burung Mandi - Pantai dengan vihara dan perahu-perahu kater (bambu di kanan-kiri kapal sebagai haluan)

- Kepulauan Memperak - Pemandangan bawah laut dan pulau-pulau

kecil.

- Desa Lenggang “Laskar Pelangi” - Lokasi dan bangunan-bangunan yang digunakan dalam pembuatan fi lm Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata.

- Pantai Punai - Pantai berpasir putih dan merupakan habitat burung punai.

Peta sebaran destinasi pariwisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat

pada gambar di halaman berikut.

Page 179: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

41

23

7

89

10

11

5 6

121415

13

19

20

21

22

23

1 20

2 21

3 22

4 23

5 24

6 25

7 26

8 27

9 28

10 29

11 30

12 31

13 32

14 33

15 3416

3517

3618

3719

Pantai dan MercusuarTanjung Kelian

Agrowisata Desa Nyelanding

Kota Tua Muntok Benteng Toboali

Pesanggrahan Menumbing Pantai Tanjung Kerasak

Pembuatan empe-empeDesa Belo Laut

Pulau Lepar

Pantai Romodong Pantai Liat

Pantai Penyusuk Pulau Mendanau

Kampung Gedong Kepulauan Salman

Pantai Tanjung Pesona

Kota Tanjung PandanPantai Parai Tenggiri

Pantai Bukit Berahu dan Desa Tanjung Binga

Pantai Matras Pantai Tanjung Kelayang

Pantai Air Anyer Pantai Tanjung Tinggi

Civc Centre Pulau Lengkuas

Pantai Pasir Padi Pantai Burung Mandi

Hutan Kota Tuatunu Kepulauan Memperak

Museum Timah Desa Lenggang‘Laskar Pelangi’

Situs Kota KapurPantai Punai

Agrowisata Desa NamangPantai Penyabong

Desa Nelayan Kurau‘Tarsius’ Batu Mentas

Pulau Ketawai

24 25

27

2829 30

33

3536

37

32

34

31

26

16

1817

Sumber peta dasar:RTRW Provinsi Kepulauan Bangka BelitungTahun 2010-2030

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGANDESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA

DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PETADESTINASI PARIWISATA UNGGULANPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Kawasan Pariwisata Muntok dsk

Kawasan Pariwisata Toboali dsk

Kawasan Pariwisata

Pulau Belitung dsk

Kawasan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar

Kawasan Pariwisata

Belinyu-Sungailiat dsk

Kawasan Pariwisata

Pangkalpinang-Mendo Barat-

Bangka Tengah dsk

Gambar 5.1 Peta Sebaran Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 180: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

1-6

5.1.1 Kriteria dan Tolok Destinasi Pariwisata Unggulan

Penilaian terhadap destinasi pariwisata unggulan dilakukan untuk memberikan prioritasi

dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengembangan

destinasi pariwisata unggulan harus dapat menjawab isu-isu strategis pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengembangan destinasi pariwisata

unggulan juga harus berpegang pada prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang

berkelanjutan yang merupakan dasar dari konsep Sustainable Management Approach for

Regional Tourism (SMART).

Sesuai dengan Program Penguatan Peran Pemerintahan Provinsi (Provincial Government

Strengthening Programme/PGSP) yang sedang dilakukan oleh United Nations Development

Programme (UNDP) di Provinsi Kepulauan Belitung, maka peran Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota dalam pengembangan kepariwisataan juga harus menjadi pertimbangan

dalam penentuan destinasi pariwisata unggulan provinsi. Lebih jelasnya, proses penentuan

prioritas pengembangan destinasi pariwisata unggulan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.2 Kerangka proses penentuan prioritas destinasi pariwisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 181: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kriteria dan tolok ukur yang

digunakan untuk menentukan prioritasi destinasi pariwisata unggulan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.2 Kriteria dan Tolok Ukur Penentuan Prioritasi Destinasi Pariwisata Unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ISU STRATEGIS KRITERIA TOLOK UKUR

1. Kapasitas sumber daya

manusia pariwisata untuk mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung

sebagai destinasi pariwisata nasional.

a) Kawasan dengan beberapa daya

tarik wisata yang sudah dikelola dengan baik.

Terdapat daya tarik wisata yang sudah

dikelola oleh pihak swasta secara

profesional. Terdapat daya tarik wisata yang sudah

dikelola oleh masyarakat secara tradisional.

Terdapat daya tarik wisata yang dikelola

oleh pemerintah daerah/BUMN.

b) Dukungan SDM pemerintah di bidang pariwisata.

Instansi yang mengurus bidang

kepariwisataan memiliki visi yang jelas untuk dicapai .

SDM pemerintah bidang pariwisata

mengenal potensi dan permasalahan di

daerahnya.

c) Persepsi dan preferensi masyarakat terhadap pariwisata.

Persepsi masyarakat positif terhadap

pariwisata. Preferensi masyarakat untuk terlibat

dalam pengembangan pariwisata sangat tinggi (>50%).

2. Kepemimpinan yang konsisten dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan yang

berpihak pada pariwisata.

a) Pariwisata menjadi sektor unggulan ke-1 sampai 3 di daerah.

Komitmen bahwa pariwisata menjadi

sektor unggulan ke-1 s.d. 3 tercantum dalam dokumen RPJPD dan RPJMD.

Pariwisata masuk dalam program-

program prioritas pembangunan.

b) Kebijakan dan rencana

kepariwisataan sudah berkekuatan hukum.

Sudah memiliki Perda tentang

RIPPARDA

Kebijakan dan rencana yang terkait

kepariwisataan lainnya sudah menjadi Perda, Perwal/Perbup, Kepwal/Kepbup

c) Terdapat program dan kegiatan kepariwisataan yang sudah

dilaksanakan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun.

Pemda memiliki program dan kegiatan

rutin dan berkesinambungan di bidang kepariwisataan yang dilakukan setiap

tahun. Program dan kegiatan kepariwisataan

dievaluasi keberhasilannya setiap tahun.

3. Kapasitas infrastruktur untuk

mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

a) Berpotensi menjadi pusat

pelayanan pariwisata (ibu kota kabupaten/kota, provinsi).

Merupakan ibu kota kabupaten/ kota

atau provinsi .

Merupakan tempat konsentrasi

wisatawan saat ini.

b) Berpotensi menjadi pintu gerbang laut dan/atau udara di Pulau Bangka dan Belitung.

Terdapat bandara dan/atau pelabuhan

yang menghubungkan dengan wilayah-wilayah sumber pasar utama.

Aksesibilitas dari bandara/ pelabuhan ke

wilayah lain dalam destinasi sangat baik.

Page 182: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ISU STRATEGIS KRITERIA TOLOK UKUR

Dilalui jalur kapal pesiar.

Dilalui jalur pelayaran penumpang.

4. Keterpaduan pembangunan seluruh sektor dan pemerintahan dalam

mendukung pengembangan kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

a) Merupakan destinasi pariwisata berskala nasional.

Sudah dikunjungi wisatawan dari luar

Kepulauan Bangka Belitung dalam jumlah besar.

Merupakan destinasi pariwisata nasional

yang ditetapkan oleh Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Merupakan kawasan pariwisata

unggulan dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2005-2013, RIPPDA Kabupaten/Kota terkait.

b) Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur pendukung pariwisata sudah lengkap.

Memiliki fasilitas akomodasi .

Memiliki fasilitas makan minum.

Terdapat angkutan umum dari pintu

masuk ke destinasi dan dari wilayah destinasi lainnya.

Jalan akses ke daya tarik wisata dalam

destinasi dalam kondisi baik.

c) Adanya dukungan dari sektor

pembangunan lain

Daya tarik wisatanya tidak berdiri

sendiri, tetapi terkait dengan sektor

pembangunan lainnya. Terdapat potensi sektor lain yang mulai

berkembang sebagai daya tarik wisata.

d) Berpotensi tinggi untuk menarik

investor.

Merupakan wilayah prioritas investasi

Kepulauan Bangka Belitung.

Merupakan wilayah di sekitar/dekat dengan wilayah prioritas investasi

Kepulauan Bangka Belitung. Tidak berpotensi menimbulkan konflik

dengan kegiatan perekonomian lainnya.

e) Berpotensi untuk menyebarkan

kunjungan wisatawan ke kabupaten/kota lain di Kep. Bangka Belitung.

Terdapat angkutan umum yang

menghubungkan dengan destinasi lain

di Kepulauan Bangka Belitung Dapat membentuk rangkaian tema jalur

wisata tertentu. Menjadi salah satu daya tarik wisata

dalam paket wisata biro perjalanan wisata.

f) Sudah ada dukungan kebijakan dari sektor lain untuk pengembangan kawasan pariwisata.

Merupakan kawasan prioritas/strategis

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Merupakan kawasan prioritas salah satu

sektor pembangunan. Memiliki rencana tata ruang.

4. Pariwisata sebagai alat bagi penguatan struktur ekonomi

masyarakat.

a) Terdapat area yang memiliki

kekhasan di bidang ekonomi

kreatif.

Merupakan area dengan jenis usaha

ekonomi kreatif satu-satunya di wilayah kabupaten/kota.

Merupakan area dengan jenis usaha

ekonomi kreatif satu-satunya di wilayah provinsi.

b) Terdapat area yang memiliki

kekhasan budaya kehidupan

masyarakat.

Memiliki budaya kehidupan masyarakat

yang khas salah satu suku di Kepulauan Bangka Belitung.

Merupakan asal mula kesenian/ upacara

Page 183: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ISU STRATEGIS KRITERIA TOLOK UKUR

adat/kerajinan khas Kepulauan Bangka Belitung.

Memiliki bangunan yang terkait dengan

sejarah Kepulauan Bangka Belitung.

c) Berpotensi untuk menyebarkan

perkembangan ke wilayah

sekitarnya.

Berlokasi dekat dengan area lain yang

memiliki potensi saling mendukung dengan potensi yang dimilikinya.

Memiliki akses yang mudah dengan

wilayah sekitarnya sekitarnya (jalan bagus, ada angkutan umum).

5. Pariwisata untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dan wisatawan

terhadap sumber daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

a) Terdapat potensi sumber daya alam khas Kepulauan Bangka Belitung sebagai potensial menjadi

daya tarik wisata berdaya saing tinggi

Memiliki potensi lanskap khas

Kepulauan Bangka Belitung. Memiliki potensi geowisata yang terkait

erat dengan sejarah pembentukan Kepulauan Bangka Belitung.

b) Terdapat flora dan fauna khas

Kepulauan Bangka Belitung yang harus dikonservasi.

Merupakan kawasan lindung flora dan

fauna dalam RTRW Provinsi, kab/kota.

Ditetapkan sebagai taman wisata alam

atau taman hutan raya

c) Terdapat peninggalan sejarah/budaya berskala nasional.

Terdapat bangunan peninggalan

sejarah/budaya kerajaan nasional Terdapat bangunan peninggalan sejarah

perjuangan nasional

6. Pariwisata untuk memberikan nilai tambah bagi kawasan pertimahan.

a) Kawasan bekas pertambangan

timah yang memiliki nilai sejarah.

Merupakan kawasan tempat timah

pertama kali ditemukan. Merupakan kawasan tempat penggalian

dan pengolahan timah pertama kali, Merupakan kawasan bekas perumahan

pekerja tambang timah atau kantor timah atau pabrik pengolahan timah,

dan lain-lain.

b) Kawasan bekas pertambangan

timah yang memiliki nilai

konservasi tinggi.

Merupakan kawasan bekas

pertambangan timah yang karena alasan pelestarian lingkungan harus dikelola dengan baik (dekat dengan

kawasan lindung provinsi, dan lain-lain). Merupakan kawasan bekas

pertambangan yang karena alasan pemulihan kondisi lingkungan harus

segera dikelola dengan baik (sudah menc emari air, tanah, udara di sekitarnya).

Memiliki dokumen pengelolaan dan

pemantauan lingkungan selama dan

pasca tambang.

c) Kawasan dan atau tempat aktivitas

pertambangan yang dapat diakses

oleh masyarakat umum.

Kawasan penggalian tambang timah.

Kawasan pengolahan timah.

Pabrik pengolahan timah.

Kantor administrasi timah.

Page 184: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5.1.2 Prioritasi Destinasi Unggulan Provinsi

Sesuai dengan proses penentuan prioritasi destinasi unggulan provinsi yang telah dijelaskan

pada gambar 5.2, tolok ukur menjadi variabel dalam menilai potensi suatu destinasi

pariwisata unggulan untuk menjawab isu strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung. Masing-masing tolok ukur dinilai dengan menggunakan Skala

Guttman/skalogram, dengan parameter angka 1 untuk tolok ukur yang terpenuhi dan angka

0 untuk tolok ukur yang tidak terpenuhi.

Setelah dilakukan penilaian dengan menggunakan skalogram, langkah berikutnya adalah

mengelompokkan destinasi pariwisata unggulan ke dalam tiga kelompok hasil kumulatif

penilaian, yaitu:

Kategori 1 : destinasi pariwisata unggulan provinsi yang kondisi dan potensi

pengembangannya memenuhi lebih dari 75% tolok ukur yang ditetapkan.

Kategori 2 : destinasi pariwisata unggulan provinsi yang kondisi dan potensi

pengembangannya memenuhi 25% - 75% tolok ukur yang ditetapkan.

Kategori 3 : destinasi pariwisata unggulan provinsi yang kondisi dan potensi

pengembangannya memenuhi kurang dari 25% tolok ukur yang ditetapkan.

Hasil penilaian destinasi pariwisata unggulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.2 Penilaian Destinasi Pariwisata Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ISU STRATEGIS YANG DAPAT DIJAWAB

KAWASAN MUNTOK

DSK

KAWASAN BELINYU-

SUNGAILIAT DSK

KAWASAN

PANGKALPINANG- MENDO BARAT-

BANGKA TENGAH

DSK

KAWASAN TOBOALI

DSK

KAWASAN

GUGUSAN PULAU DI

SELAT

GASPAR

KAWASAN PULAU

BELITUNG DSK

1. Kapasitas sumber daya manusia untuk mendukung

pengembangan Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

● ● ● ● ● ●

2. Kepemimpinan yang

konsisten dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan

yang berpihak pada pariwisata.

● ● ● ● ● ●

Page 185: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-11 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ISU STRATEGIS YANG DAPAT DIJAWAB

KAWASAN MUNTOK

DSK

KAWASAN BELINYU-

SUNGAILIAT DSK

KAWASAN PANGKALPINANG-

MENDO BARAT-BANGKA TENGAH

DSK

KAWASAN TOBOALI

DSK

KAWASAN GUGUSAN PULAU DI

SELAT

GASPAR

KAWASAN PULAU

BELITUNG DSK

3. Kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan

Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

● ● ● ● ● ●

4. Keterpaduan

pembangunan seluruh sektor dan pemerintahan dalam mendukung pengembangan

kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

● ● ● ● ● ●

5. Pariwisata sebagai alat

bagi penguatan struktur ekonomi masyarakat. ● ● ● ● ● ●

6. Pariwisata untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dan

wisatawan terhadap sumber daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

● ● ● ● ● ●

7. Pariwisata untuk

memberikan nilai tambah bagi kawasan pertimahan. ● ● ● ●

● ●

Keterangan:

● Kategori 1 ●

Kategori 2 ● Kategori 3

Berdasarkan hasil identifikasi kondisi dan potensi destinasi pariwisata unggulan dalam

menjawab isu strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

maka prioritasi pengembangan destinasi pariwisata unggulan berturut-turut adalah:

Page 186: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-12 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

1. Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya

2. Kawasan Pangkalpinang-Mendo Barat- Bangka Tengah dan sekitarnya

3. Kawasan Muntok dan sekitarnya

4. Kawasan Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya

5. Kawasan Toboali dan sekitarnya

6. Kawasan Gugusan Pulau di Selat Gaspar

5.2 PENILAIAN DESA WISATA POTENSIAL

Desa wisata potensial merupakan desa wisata yang sudah dan atau mulai dikembangkan

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berpotensi

untuk menyebarkan perkembangan ke desa-desa lain di sekitarnya. Seperti juga destinasi

pariwisata unggulan, pengembangan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

akan dilakukan dalam bentuk cluster desa wisata sehingga dapat memperluas manfaat yang

ditimbulkan dan menjamin keberlanjutan perkembangan pariwisata di lingkungan

perdesaan.

Pengelompokan desa wisata potensial dilakukan dengan mempertimbangkan tiga model

cluster desa wisata yang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

berikut ini:

1. MODEL CLUSTER DESA WISATA DENGAN DESA TERKAIT DI SEKITAR DESA WISATA

Cluster yang terdiri dari desa-desa

yang memiliki potensi sebagai desa wisata maupun telah berkembang sebagai desa wisata dan menjadi

destinasi pariwisata di suatu wilayah tertentu, serta desa-desa di sekitarnya sebagai wilayah terkait atau desa pendukung perkembangan desa wisata

yang secara langsung maupun tidak langsung akan turut menerima manfaat dalam menanggulangi kemiskinan dan

meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat.

2. MODEL CLUSTER ODTW DENGAN DESA TERKAIT DI SEKITAR DTW

Page 187: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-13 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Cluster yang terdiri dari desa-desa

yang berada di sekitar daya tarik wisata, yang memiliki keterkaitan geografis dan keterkaitan fungsi secara langsung

maupun tak langsung dengan daya tarik wisata (DTW) yang ada.

Daya tarik wisata (misalnya: Kawasan Candi Borobudur, Kawasan Taman

Nasional Rinjani, Kawasan Danau Maninjau) memiliki posisi strategis sebagai poros dan generator pengembangan yang diharapkan dapat

mendistribusikan manfaat ekonomi bagi desa-desa sekitarnya.

3. MODEL CLUSTER USAHA PARIWISATA DENGAN DESA TERKAIT DI SEKITARNYA

Cluster yang terdiri dari desa-desa

yang berada di sekitar lokasi usaha-usaha pariwisata (hotel, resort, pusat kuliner, dan sebagainya) yang memiliki

keterkaitan geografis dan keterkaitan fungsi secara langsung maupun taklangsung dengan usaha pariwisata yang ada.

Usaha pariwisata tersebut (misalnya: Kawasan Resort Nusa Dua, Kawasan Resort Tanjung Lesung, Hotel) memiliki posisi strategis sebagai poros dan

generator pengembangan yang diharapkan dapat mendistribusikan manfaat ekonomi bagi desa-desa

sekitarnya.

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka dari desa-desa wisata yang potensial

dikembangkan di kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terbentuk enam

cluster desa wisata berikut ini.

Page 188: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-14 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 5.3 Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

CLUSTER DESA WISATA POTENSI

CLUSTER DESA WISATA MUNTOK

- Kelurahan Tanjung - Terdapat Kampung Tanjung yang merupakan kampung suku Melayu dengan budaya masyarakat yang khas.

- Terdapat Kampung Petenun tempat produksi kain cual. - Bangunan heritage seperti Mesjid Jami Mentok, Klenteng China

Kong Pu Miau, Rumah Mayor China. - Pasar kuliner khas Bangka.

Berpotensi sebagai pusat pelayanan cluster, pengembangan homestay.

- Desa Sungai Daeng - Terdapat Pesanggrahan Muntok berpotensi besar sebagai daya tarik wisata.

- Desa Air Putih - Terdapat Pesanggarahan Menumbing berpotensi besar sebagai daya tarik wisata.

- Desa Belo Laut - Tempat pembuatan empe-empe dan kerupuk khas yang terkenal di

Kabupaten Bangka Barat, berpotensi sebagai pusat oleh-oleh. CLUSTER DESA WISATA

MATRAS

- Kelurahan Sinar Baru - Terdapat daya tarik wisata dalam bentuk resort yang sudah dikenal

dalam skala nasional, yaitu Pantai Parai Tenggiri dan Tanjung Pesona.

- Desa Tanjung Ratu - Potensi perkebunan lada sebagai agrowisata.

- Desa Matras - Terdapat Pantai Matras dengan pasir putihnya dan budaya kehidupan nelayan.

CLUSTER DESA WISATA SUNGAILIAT

- Desa Rebo - Terdapat Pantai Rebo, Pantai Tikus, dan Pantai Batu Ampar.

- Desa Baturusa - Budaya khas masyarakat Bangka: upacara rebo kasan, mandi limau.

- Desa Air Anyir - Terdapat Pantai Air Anyir.

CLUSTER DESA WISATA BANGKA TENGAH

- Desa Namang - Wana wisata hutan lindung Namang - Agrowisata jamur pelawan.

- Desa Kurau - Budaya kehidupan desa nelayan - Pintu gerbang dari Pulau Bangka ke Pulau Ketawai .

CLUSTER DESA WISATA

TANJUNG KETAPANG DSK

- Desa Tanjung Ketapang - Pemandangan alam bawah laut dan pulau-pulau kecil, Benteng

Penutuk.

- Desa Rias - Agrowisata jeruk, persawahan.

CLUSTER DESA WISATA PASIR PUTIH DSK

- Desa Pasir Putih - Terdapat Pantai Tanjung Kerasak

- Desa Sadai - Terdapat Pelabuhan Sadai sebagai pintu masuk Pulau Bangka - Desa Penutuk - Terdapat benteng Belanda

CLUSTER DESA WISATA

BELITUNG DSK

- Desa Tanjung Binga - Kehidupan dan budaya masyarakat nelayan

- Desa Terong - Kehidupan dan budaya masyarakat nelayan

- Desa Keciput - Terdapat Pantai Tanjung Tinggi yang memiliki potensi besar untuk

pengembangan geowisata. - Terdapat wisata kuliner makanan laut.

- Desa Sijuk - Terdapat beberapa homestay

- Desa Pelepak Putih - Permukiman dan budaya masyarakat Bali

Peta sebaran desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada

gambar di halaman berikut.

Page 189: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-15 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Sumber peta dasar:RTRW Provinsi Kepulauan Bangka BelitungTahun 2010-2030

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGANDESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA

DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PETADESA WISATA POTENSIAL

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

56

2 413

98

7

101112

13

16

1514

17

18

29

28

Kelurahan Tanjung Desa Nyelanding

Desa Sungai Daeng Desa Tanjung Ketapang

Desa Air Putih Desa Rias

Desa Belo Laut Desa Pasir Putih

Kampung Gedong Desa Sadai

Desa Air Abik Desa Penutuk

Kelurahan Sinar Baru Desa Terong

Desa Tanjung Ratu Desa Tanjung Binga

Desa Matras Desa Keciput

Desa Rebo Desa Sijuk

Desa Air Anyir Desa Pelepak Putih

Desa Batu Rusa Desa Burung Mandi

Kelurahan Tuatunu Indah Desa Lenggang

Desa Namang Desa Tanjung Kelumpang

Desa Kurau

27

23

22

25

26

24

1 16

2 17

3 18

4 19

5 20

6 21

7 22

8 23

9 24

10 25

11 26

12 27

13 28

14 29

15

2019

21

CLUSTER DESA WISATA MUNTOK

CLUSTER DESA WISATA TANJUNG KETAPANG DSK CLUSTER

DESA WISATA PASIR PUTIH DSK

CLUSTER DESA WISATA

BELITUNG DSK

CLUSTER DESA WISATA

MATRAS DSK

CLUSTER DESA WISATA

SUNGAILIAT

CLUSTER DESA WISATA BANGKA TENGAH

Gambar 5.3 Peta Sebaran Cluster Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 190: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-16 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5.2.1 Kriteria dan Tolok Ukur Desa Wisata Potensial

Penilaian terhadap desa wisata dilakukan hanya pada cluster yang terbentuk berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengembangan cluster desa

wisata harus mendukung pengembangan destinasi pariwisata unggulan dalam menjawab

isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seperti

juga pengembangan destinasi pariwisata unggulan, desa wisata potensial Kepulauan Bangka

Belitung harus dikembangkan dengan mengacu pada konsep Sustainable Management

Approach for Regional Tourism (SMART). Proses penentuan prioritas pengembangan desa

wisata potensial dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 5.4 Kerangka proses penentuan prioritasi desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kriteria dan tolok ukur yang

digunakan untuk menentukan prioritasi desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 191: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-17 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Tabel 5.4 Kriteria dan Tolok Ukur Penentuan Prioritasi Cluster Desa Wisata Potensial

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ISU STRATEGIS KRITERIA TOLOK UKUR

1. Kapasitas sumber daya manusia pariwisata untuk mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung

sebagai destinasi pariwisata nasional.

a) Desa wisata yang sudah dikelola dengan baik.

Merupakan desa wisata yang sudah

dikelola dengan baik oleh masyarakat. Merupakan desa wisata yang sudah

menjadi kunjungan wisatawan dan masuk dalam paket wisata.

b) Dukungan SDM pemerintah di

bidang pariwisata.

Instansi pemerintah kabupaten/kota

yang mengurus bidang kepariwisataan

memiliki visi yang jelas untuk dicapai . SDM pemerintah bidang pariwisata

mengenal potensi dan permasalahan di daerahnya.

c) Persepsi dan preferensi masyarakat

terhadap pariwisata.

Persepsi masyarakat positif terhadap

pariwisata.

Preferensi masyarakat untuk terlibat

dalam pengembangan pariwisata sangat tinggi (>50%).

2. Kapasitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan

Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

a) Berpotensi menjadi pusat pelayanan pertumbuhan pariwisata

desa-desa di sekitarnya.

Merupakan desa wisata yang saat ini

memiliki fasilitas pelayanan pariwisata yang lebih lengkap dibandingkan desa

lain di sekitarnya. Merupakan tempat konsentrasi

wisatawan saat ini.

b) Berpotensi menjadi pintu gerbang

desa wisata.

Merupakan desa yang saat ini sudah

berfungsi sebagai pintu gerbang menuju

desa/daya tarik wisata lain di sekitarnya.

3. Keterpaduan pembangunan seluruh sektor dan pemerintahan dalam

mendukung pengembangan kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

a) Adanya dukungan dari sektor pembangunan lain.

Daya tarik wisatanya tidak berdiri

sendiri, tetapi terkait dengan sektor pembangunan lainnya.

Terdapat potensi sektor lain yang mulai

dapat dikembangkan sebagai daya tarik

wisata dan fasilitas pendukung.

b) Berpotensi untuk menyebarkan kunjungan wisatawan ke desa-desa di sekitarnya.

Terdapat jaringan transportasi yang

menghubungkan dengan desa-desa lain di sekitarnya.

Dapat membentuk rangkaian tema

jalur/program wisata tertentu.

4. Pariwisata sebagai alat bagi penguatan struktur ekonomi masyarakat.

a) Terdapat desa yang memiliki kekhasan di bidang ekonomi kreatif.

Merupakan desa dengan jenis usaha

ekonomi kreatif satu-satunya di wilayah kabupaten/kota.

Merupakan desa dengan jenis usaha

ekonomi kreatif satu-satunya di wilayah provinsi.

b) Terdapat desa yang memiliki kekhasan budaya kehidupan masyarakat.

Memiliki budaya kehidupan masyarakat

yang khas salah satu suku di Kepulauan Bangka Belitung.

Merupakan asal mula kesenian/ upacara

adat/kerajinan khas Kepulauan Bangka

Belitung. Memiliki bangunan yang terkait dengan

sejarah Kepulauan Bangka Belitung.

Page 192: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-18 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ISU STRATEGIS KRITERIA TOLOK UKUR

c) Berpotensi untuk menyebarkan perkembangan ke desa-desa sekitarnya.

Berlokasi dekat dengan desa lain yang

memiliki potensi saling mendukung dengan potensi yang dimilikinya.

Memiliki akses yang mudah dengan

desa-desa sekitarnya (jalan bagus, ada

angkutan umum).

5. Pariwisata untuk meningkatkan apresiasi masyarakat dan wisatawan

terhadap sumber daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

a) Terdapat potensi sumber daya alam khas Kepulauan Bangka Belitung sebagai potensial menjadi

daya tarik wisata berdaya saing tinggi.

Memiliki potensi lanskap khas

Kepulauan Bangka Belitung. Memiliki potensi geowisata yang terkait

erat dengan sejarah pembentukan Kepulauan Bangka Belitung.

b) Terdapat flora dan fauna khas Kepulauan Bangka Belitung yang harus dikonservasi.

Merupakan kawasan lindung flora dan

fauna dalam RTRW Provinsi, kab/kota. Ditetapkan sebagai taman wisata alam

atau taman hutan raya.

c) Terdapat peninggalan sejarah/budaya berskala nasional.

Terdapat bangunan peninggalan

sejarah/budaya kerajaan nasional . Terdapat bangunan peninggalan sejarah

perjuangan nasional .

6. Pariwisata untuk memberikan nilai tambah bagi kawasan pertimahan.

a) Kawasan bekas pertambangan

timah yang memiliki nilai sejarah.

Merupakan kawasan tempat timah

pertama kali ditemukan. Merupakan kawasan tempat penggalian

dan pengolahan timah pertama kali . Merupakan kawasan bekas perumahan

pekerja tambang timah atau kantor

timah atau pabrik pengolahan timah, dan lain-lain.

b) Kawasan bekas pertambangan

timah yang memiliki nilai

konservasi tinggi.

Merupakan kawasan bekas

pertambangan timah yang karena alasan pelestarian lingkungan harus

dikelola dengan baik (dekat dengan kawasan lindung provinsi, dan lain-lain).

Merupakan kawasan bekas

pertambangan yang karena alasan pemulihan kondisi lingkungan harus

segera dikelola dengan baik (sudah menc emari air, tanah, udara di sekitarnya).

Memiliki dokumen pengelolaan dan

pemantauan lingkungan selama dan pasca tambang.

c) Kawasan dan atau tempat aktivitas pertambangan yang

dapat diakses oleh masyarakat umum.

Kawasan penggalian tambang timah.

Kawasan pengolahan timah.

Pabrik pengolahan timah.

Kantor administrasi timah.

Page 193: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-19 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5.2.2 Prioritasi Cluster Desa Wisata Potensial

Seperti juga dalam penentuan destinasi pariwisata unggulan, tolok ukur sebagai variabel

akan diukur dengan menggunakan metode skalogram untuk memberikan penilaian terhadap

potensi suatu desa wisata dalam mendukung dalam menjawab isu strategis pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Kategorisasi juga dilakukan terhadap hasil penilaian desa wisata potensial menggunakan

metode yang sama dengan penilaian terhadap destinasi pariwisata unggulan, yaitu:

Kategori 1 : cluster desa wisata potensial yang kondisi dan potensi pengembangannya

memenuhi lebih dari 75% tolok ukur yang ditetapkan.

Kategori 2 : cluster desa wisata potensial yang kondisi dan potensi pengembangannya

memenuhi 25% - 75% tolok ukur yang ditetapkan.

Kategori 3 : cluster desa wisata potensial yang kondisi dan potensi pengembangannya

memenuhi kurang dari 25% tolok ukur yang ditetapkan.

Hasil penilaian terhadap cluster desa wisata potensial dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.4 Penilaian Desa Wisata Potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ISU STRATEGIS YANG DAPAT DIJAWAB

CLUSTER DESA

WISATA

MUNTOK

CLUSTER DESA

WISATA

MATRAS DSK

CLUSTER DESA

WISATA

SUNGAILIAT

CLUSTER DESA

WISATA

BANGKA TENGAH

CLUSTER DESA

WISATA TANJUNG

KETAPANG DSK

CLUSTER DESA

WISATA

PASIR PUTIH DSK

CLUSTER DESA

WISATA

BELITUNG

1. Kapasitas sumber daya manusia untuk

mendukung pengembangan Kepulauan Bangka

Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional.

● ● ● ● ● ● ●

2. Kapasitas infrastruktur untuk

mendukung pengembangan Kepulauan Bangka Belitung sebagai

destinasi pariwisata nasional.

● ● ● ● ● ● ●

Page 194: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-20 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

ISU STRATEGIS YANG DAPAT DIJAWAB

CLUSTER DESA

WISATA

MUNTOK

CLUSTER DESA

WISATA MATRAS

DSK

CLUSTER DESA

WISATA

SUNGAILIAT

CLUSTER DESA

WISATA BANGKA

TENGAH

CLUSTER DESA

WISATA TANJUNG

KETAPANG DSK

CLUSTER DESA

WISATA PASIR

PUTIH DSK

CLUSTER DESA

WISATA

BELITUNG

3. Keterpaduan pembangunan

seluruh sektor dan pemerintahan dalam mendukung

pengembangan kepariwisataan sebagai sektor ekonomi andalan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

● ● ● ● ● ● ●

4. Pariwisata sebagai alat bagi penguatan struktur ekonomi

masyarakat. ● ● ● ● ● ● ●

5. Pariwisata untuk meningkatkan

apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap sumber

daya alam dan budaya Kepulauan Bangka Belitung.

● ● ● ● ● ● ●

6. Pariwisata untuk memberikan nilai

tambah bagi kawasan pertimahan. ● ● ●

● ● ● ●

Keterangan:

● Kategori 1 ●

Kategori 2 ● Kategori 3

Page 195: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

5-21 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Berdasarkan penilaian di atas, cluster desa wisata potensial menurut prioritas

pengembangannya adalah:

1. Cluster Desa Wisata Muntok dan Cluster Desa Wisata Belitung

2. Cluster Desa Wisata Matras dan sekitarnya

3. Cluster Desa Wisata Bangka Tengah

4. Cluster Desa Wisata Sungailiat

5. Cluster Desa Wisata Tanjung Ketapang dan sekitarnya

6. Cluster Desa Wisata Pasir Putih dan sekitarnya

Page 196: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

6-1

BAB STRATEGI UMUM PENGEMBANGAN

DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA

6

6.1 GRAND STRATEGY

Grand strategy merupakan langkah strategis yang menjadi dasar dalam mewujudkan

terciptanya destinasi pariwisata dan desa wisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung sebagai motor penggerak perekonomian rakyat dan daerah, motor bagi upaya

pelestarian dan pengembangan budaya masyarakat, serta motor bagi peningkatan kualitas

lingkungan Kepulauan Bangka Belitung. Perumusan strategi pengembangan destinasi

pariwisata unggulan dan desa wisata didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu

yang merupakan hasil analisis dan kajian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

Dasar-dasar pertimbangan dalam perumusan grand strategy pengembangan destinasi

unggulan dan desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah:

1. Visi dan misi pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

menekankan pada tiga hal penting, yaitu peningkatan daya saing, pengembangan

potensi budaya dan bahari sebagai daya tarik wisata unggulan.

2. Isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung yang harus

dijawab melalui pengembangan destinasi pariwisata dan desa wisata unggulan provinsi.

3. Prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

4. Kondisi dan potensi daya tarik wisata unggulan dan desa wisata potensial dalam

menjawab isu-isu strategis pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

Page 197: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-2 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

5. Peran Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam pengembangan

kepariwisataan provinsi dan kabupaten/kota.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka grand strategy pengembangan

destinasi pariwisata unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka Belitung adalah:

1. Perencanaan yang sinergis antara daya tarik wisata geologis, pertambangan, sejarah,

budaya, dan rekreasi pantai sebagai potensi pariwisata unggulan provinsi yang dapat

meningkatkan daya saing pariwisata daerah, memperkuat citra sebagai destinasi

pariwisata budaya dan alam bahari, serta memberikan nilai tambah yang positif bagi

identitas provinsi sebagai wilayah pertambangan timah di Indonesia.

2. Perencanaan yang sinergis antara destinasi unggulan dan desa wisata potensial

Kepulauan Bangka Belitung untuk menciptakan keterpaduan pembangunan dan

penyebaran perkembangan pariwisata yang lebih luas.

3. Perencanaan multisektor yang sinergis dan terintegrasi dalam mendukung

pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka Belitung

menuju destinasi pariwisata internasional.

4. Pemberian peran lebih kepada masyarakat sebagai perencana, pengelola, dan

pengendali pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.

6.2 STRATEGI PENGEMBANGAN ASPEK-ASPEK KEPARIWISATAAN

Grand strategy pengembangan destinasi pariwisata unggulan dan desa wisata Kepulauan

Bangka Belitung dijabarkan ke dalam aspek-aspek kepariwisataan dan pendukungnya yang

mencakup perwilayahan pariwisata, produk pariwisata, pemberdayaan masyarakat,

pemasaran pariwisata, sumber daya manusia dan kelembagaan, pengelolaan lingkungan,

teknologi, dan penguatan budaya.

6.2.1 Strategi Perwilayahan Pariwisata

Strategi perwilayahan pariwisata bagi destinasi unggulan dan desa wisata terdiri dari:

1. Pengembangan Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjung Pandan sebagai pusat pelayanan

pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 198: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-3 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2. Pengembangan Kota Tua Muntok, Kota Belinyu, Kawasan Namang, Kota Toboali, Pulau

Lepar, Kawasan Tanjung Kelayang sebagai pusat-pusat destinasi unggulan pariwisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Pengembangan Desa Wisata Tanjung, Desa Wisata Matras, Desa Wisata Rebo, Desa

Wisata Namang, Desa Wisata Tanjung Ketapang, Desa Wisata Pasir Putih, dan Desa

Wisata Keciput sebagai pusat-pusat cluster desa wisata potensial Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

4. Pengembangan Kawasan Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah, Kawasan Muntok

dan sekitarnya, serta Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya sebagai destinasi primer

yang berfungsi menyebarkan perkembangan pariwisata ke destinasi-destinasi lainnya.

5. Pengembangan Kawasan Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, Kawasan Toboali dan

sekitarnya, dan Kawasan Gugusan Pulau-Pulau di Selat Gaspar sebagai destinasi

sekunder yang berfungsi mendorong pertumbuhan daya tarik wisata dan usaha

pariwisata di dalam kawasan.

6. Peningkatan keterkaitan antara destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata

potensial melalui pengembangan jalur-jalur wisata.

7. Penetapan fungsi masing-masing destinasi unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

sebagai berikut:

DESTINASI UNGGULAN FUNGSI

Kawasan Pariwisata Muntok dsk • Perlindungan terhadap warisan budaya penambangan timah dan perjuangan Indonesia.

• Integrasi potensi sejarah dengan budaya masyarakat.

Kawasan Pariwisata Sungailiat- Belinyu dsk

• Pengendalian kegiatan pertambangan pada kawasan pantai.

• Pemberian nilai tambah pada kegiatan terkait pertambangan timah melalui geowisata timah.

Kawasan Pariwisata Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka Tengah

• Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan usaha pariwisata berstandar nasional dan internasional.

• Perlindungan terhadap benda cagar budaya.

Kawasan Pariwisata Toboali dsk

• Pendorong pertumbuhan daya tarik wisata dan usaha pariwisata.

• Pendorong perekonomian masyarakat

Kawasan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar

• Perlindungan terhadap kekayaan pulau-pulau kecil dan bawah laut Selat Gaspar.

Page 199: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-4 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

• Penguatan keterhubungan antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung.

Kawasan Pariwisata Pulau Belitung dsk

• Peningkatan upaya diversifikasi produk melalui geowisata.

• Pengendalian kegiatan pertambangan timah menuju pengembangan Geopark Nasional.

8. Penetapan fungsi desa wisata untuk mendukung pengembangan destinasi unggulan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai berikut:

CLUSTER DESA WISATA FUNGSI

Cluster Desa Wisata Muntok dsk

• Peningkatan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap warisan budaya penambangan timah dan perjuangan Indonesia.

• Pengembangan potensi kuliner khas dan perikanan sebagai daya tarik wisata unggulan.

Cluster Desa Wisata Matras dsk

• Peningkatan peran masyarakat dalam pengembangan kepariwisataan.

• Integrasi potensi masyarakat dengan usaha pariwisata yang sudah berkembang.

Cluster Desa Wisata Sungailiat dsk

• Pengembangan budaya pesisir sebagai daya tarik wisata unggulan.

• Pengembangan geowisata timah dan kegiatan pendukungnya sebagai alternatif sumber pendapatan masyarakat.

Cluster Desa Wisata Bangka Tengah dsk

• Integrasi potensi pertanian dan perikanan masyarakat dengan pariwisata sebagai sebagai alternatif kegiatan ekonomi masyarakat perdesaan.

• Mendorong potensi masyarakat di desa-desa sekitarnya untuk mendukung pengembangan pariwisata.

Cluster Desa Wisata Tanjung Ketapang dsk

• Peningkatan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap warisan sejarah.

• Penguatan potensi masyarakat untuk mendukung pengembangan pariwisata.

Cluster Desa Wisata Pasir Putih dsk

• Peningkatan apresiasi masyarakat dan wisatawan terhadap warisan sejarah di Pulau Lepar.

• Penguatan ekonomi masyarakat perdesaan melalui pariwisata.

Cluster Desa Wisata Belitung dsk

• Integrasi potensi desa-desa wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Tanjung Kelayang.

• Penyebaran manfaat ekonomi pariwisata kepada masyarakat yang lebih luas.

Strategi perwilayahan pariwisata dapat dilihat pada peta berikut ini.

Page 200: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-5 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Page 201: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-6 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 6.1 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan

Page 202: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-7 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

Gambar 6.2 Peta Pusat Cluster Desa Wisata

Page 203: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-8 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

6.2.2 Strategi Pengembangan Produk Pariwisata

Strategi pengembangan produk pariwisata bagi destinasi unggulan dan desa wisata terdiri

dari:

1. Penetapan tema spesifik untuk masing-masing destinasi pariwisata unggulan sebagai

berikut:

DESTINASI UNGGULAN TEMA UTAMA TEMA PENDUKUNG

Kawasan Pariwisata Muntok dsk • Pariwisata warisan budaya

• Wisata kuliner

Kawasan Pariwisata Sungailiat- Belinyu dsk

• Budaya pesisir Bangka Belitung

• Geowisata

Kawasan Pariwisata Pangkalpinang - Mendo Barat - Bangka Tengah

• Pariwisata sejarah Bangka Belitung

• Agrowisata pesisir

Kawasan Pariwisata Toboali dsk

• Pariwisata sejarah timah • Agrowisata

Kawasan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar

• Pariwisata pulau-pulau kecil

• Ekowisata taman bawah laut

Kawasan Pariwisata Pulau Belitung dsk

• Geowisata • Rekreasi pantai

2. Penetapan tema spesifik untuk masing-masing destinasi pariwisata unggulan sebagai

berikut:

CLUSTER DESA WISATA TEMA

Cluster Desa Wisata Muntok dsk • Pariwisata sejarah pertimahan

Cluster Desa Wisata Matras dsk • Rekreasi pantai

Cluster Desa Wisata Sungailiat dsk • Budaya nelayan

Cluster Desa Wisata Bangka Tengah dsk • Agrowisata pesisir

Cluster Desa Wisata Tanjung Ketapang dsk • Pariwisata sejarah

Cluster Desa Wisata Pasir Putih dsk • Pariwisata bahari

Cluster Desa Wisata Belitung dsk • Geowisata

Page 204: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-9 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

3. Pengembangan usaha pariwisata yang sesuai dengan karakteristik destinasi pariwisata

unggulan.

4. Peningkatan aksesibilitas antardestinasi pariwisata melalui perjalanan darat dengan

meningkatkan status jalan yang menghubungkan destinasi-destinasi pariwiata unggulan

menjadi jalan negara/provinsi.

5. Peningkatan aksesibilitas menuju daya tarik wisata di dalam destinasi melalui perjalanan

darat dengan meningkatkan status jalan menuju daya tarik wisata menjadi jalan

kabupaten/kota.

6. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan Bandara Depati Amir dan Hanandjoedin

menjadi bandara internasional untuk memperluas pasar pariwisata.

7. Peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan Pelabuhan Pangkal Balam, Tanjung

Pandan, dan Pelabuhan Sadai untuk memperkuat keterkaitan antara Bangka dengan

Belitung dan antara Kepulauan Bangka Belitung dengan sumber pasar utama.

6.2.3 Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pariwisata

Strategi pengembangan produk pariwisata bagi destinasi unggulan dan desa wisata terdiri

dari:

1. Melaksanakan sosialisasi tentang rencana pengelolaan pariwisata ke masyarakat, secara

bertahap, rutin, dan berlanjut, tentang:

• apa dan bagaimana pariwisata perdesaan dikembangkan.

• bidang-bidang atau peluang-peluang apa saja yang bisa ditangani oleh masyarakat

dan bagaimana masyarakat bisa berperan dan terlibat.

2. Melaksanakan pendampingan dan pelatihan/penyuluhan bagi masyarakat di berbagai

bidang yang dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal.

3. Memberikan insentif/kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai hal terkait

pengembangan pariwisata perdesaan yang dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk

terlibat lebih banyak.

4. Menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan

pariwisata, misalnya memberikan rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan

Page 205: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-10 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

masyarakat terhadap pemerintah dan aparat desa, serta pemangku kepentingan lain

yang terlibat.

5. Membentuk semacam badan pengelola untuk mengorganisir masyarakat yang terlibat

dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Badan ini bisa sebagai pelindung bagi

masyarakat juga, sekaligus dimanfaatkan sebagai jembatan antara masyarakat dan

pemerintah atau dengan pihak swasta.

6.2.4 Strategi Pengembangan Pemasaran Pariwisata

Strategi pengembangan pemasaran pariwisata destinasi unggulan dan desa wisata terdiri

dari:

1. Pemanfaatan media jejaring sosial Facebook, YouTube, Linkedln sebagai media promosi

destinasi unggulan dan desa wisata potensial.

2. Pengembangan pasar pariwisata dengan menjadikan komunitas hobi (fotografi, geotrek,

pecinta alam, komunitas sejarah, komunitas sepeda, memancing, bird watching,

berburu) sebagai target pasar utama destinasi unggulan.

3. Pengembangan promosi pariwisata kreatif berbasis teknologi informasi dan komunikasi

sesuai dengan target pasar yang dituju.

4. Pengembangan periklanan yang terintegrasi dan berlanjut melalui kerja sama dengan

media elektronik dan media cetak.

5. Pengembangan kerja sama dengan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan di

seluruh kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung dan di Provinsi Sumatera Selatan,

DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

6. Pengembangan kemitraan dengan biro perjalanan wisata dalam rangka perluasan

jangkauan pasar wisatawan.

7. Pengembangan program-program community marketing dengan komunitas hobby.

Page 206: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-11 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

6.2.5 Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan

Kepariwisataan

Strategi pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan destinasi unggulan dan

desa wisata terdiri dari:

1. Mengembangkan regulasi yang konsisten tentang integrasi dalam pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Peraturan Daerah.

2. Pengembangen kelembagaan pengelolaan cluster desa wisata yang berfungsi sebagai

koordinator dan pengelola desa wisata di destinasi pariwisata unggulan provinsi.

3. Mengembangkan program pelatihan dan sertifikasi di bidang perencanaan, pengelolaan,

dan pengendalian pariwisata perkotaan, secara rutin, berkala, dan berlanjut, bagi SDM

pemerintah dan usaha pariwisata.

4. Mengembangkan program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat

mengenai kewirausahaan dan pengelolaan produk pariwisata kreatif.

5. Mengembangkan regulasi untuk melindungi karya kreatif masyarakat dan industri

pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6. Mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata dengan pihak dalam dan luar negeri

untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan pariwisata.

7. Memperkuat kemitraan antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha pariwisata,

komunitas hobi, dan institusi lainnya.

6.2.6 Strategi Pemanfaatan Teknologi untuk Pengembangan Kepariwisataan

Strategi pemanfaatan teknologi bagi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata

terdiri dari:

1. Mengembangkan basis data dan informasi kepariwisataan berbasis teknologi informasi

yang menjangkau seluruh wilayah di destinasi unggulan dan desa wisata dalam rangka

penyediaan data bagi identifikasi kebutuhan pembangunan kepariwisataan.

Page 207: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-12 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

2. Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi pariwisata terpadu di destinasi

unggulan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, wisatawan, dan

investor.

3. Memanfaatkan media sosial dan online (situs web, blog) lainnya bagi promosi destinasi

unggulan dan cluster desa wisata yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

4. Mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan produk pariwisata di

destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

5. Mengembangkan teknologi interpretasi untuk meningkatkan kualitas produk pariwisata

dan apresiasi wisatawan dan masyarakat.

6.2.7 Strategi Penguatan Budaya untuk Mendukung Pengembangan

Kepariwisataan

Strategi penguatan budaya untuk mendukung pengembangan destinasi unggulan dan desa

wisata terdiri dari:

1. Mengembangkan basis data kesejarahan dan kebudayaan Bangka Belitung sebagai upaya

penguatan potensi pariwisata sejarah dan budaya.

2. Meningkatkan pemberdayaan sanggar seni dan budaya khas Bangka Belitung untuk

mendukung pengembangan destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

3. Mengembangkan desa-desa budaya khas Bangka Belitung sebagai desa wisata berbasis

budaya masyarakat.

4. Mengembangan desa-desa kerajinan khas Bangka Belitung sebagai desa wisata kreatif

yang mendukung pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata potensial.

5. Mengembangkan sistem pemeliharaan dan pengelolaan bangunan-bangunan warisan

budaya untuk mendukung pengembangan pariwisata sejarah dan budaya di destinasi

unggulan dan desa wisata.

Page 208: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-13 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

6.3 MEKANISME INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI UNGGULAN DAN CLUSTER DESA WISATA

Mekanisme insentif dan disinsentif dalam pengembangan destinasi unggulan dan cluster

desa wisata diberlakukan untuk mempercepat pertumbuhan pariwisata dan perluasan

manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat dan lingkungannya.

Mekanisme insentif diberlakukan kepada:

sumber daya manusia pariwisata bersertifikat,

usaha pariwisata yang melibatkan masyarakat lokal dan bahan lokal dalam operasional

usahanya.

program-program pengembangan kepariwisataan yang terintegrasi dengan program

pembangunan lainnya.

program-program pengembangan kepariwisataan yang berupaya menyebarkan

perkembangan ke masyarakat dan wilayah sekitarnya.

Insentif diberikan berupa:

penghargaan personal berupa remunerasi dari Pemerintah, swasta, maupun pihak lain

yang terkait,

sertifikasi kompetensi bagi sumber daya manusia dan sertifikasi badan usaha bagi usaha

pariwisata,

jaringan pasar usaha pariwisata,

keringanan pembayaran pajak dan biaya-biaya pembangunan lainnya,

prioritas dukungan dana dari pemerintah dan nonpemerintah,

dukungan fasilitasi program,

dukungan sarana dan prasarana.

Mekanisme disinsentif diberlakukan kepada:

sumber daya manusia dan usaha pariwisata yang melanggar norma agama, sosial, dan

budaya,

usaha pariwisata yang dalam melakukan operasional usahanya dapat mengancam

keberlangsungan kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan alam,

Page 209: Kata Pengantar - Visit Bangka Belitungvisitbangkabelitung.com/public/file/download/Kajian_Strategi... · Kata Pengantar Dalam rangka mendorong pembangunan kepariwisataan sebagai sektor

Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6-14 | L a p o r a n D r a f t A k h i r

usaha pariwisata yang melakukan usaha tanpa perizinan yang lengkap dan atau

melanggar tata ruang yang telah ditetapkan.

Disinsentif diberikan berupa:

pemutusan hubungan kerja,

besaran nilai pajak yang lebih tinggi,

tidak diberikan perpanjangan izin usaha,

penutupan usaha.