kata pengantare-arsip.bontangkota.go.id/images/lkip_inspektorat_tahun... · 2019. 6. 10. ·...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkah dan rahmat-Nyalah maka Pelaporan Kinerja
Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2016 dapat diselesaikan
dengan baik.
Penyusunan Laporan Kinerja ini berperan sebagai alat kendali dan
penilai kinerja secara kuantitatif serta sebagai wujud transparansi
pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Daerah Kota Bontang
sebagai Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Pemerintah Kota
Bontang. Selain itu, Pelaporan Kinerja ini juga merupakan alat akuntabilitas keuangan
sebagai media evaluasi untuk meningkatkan mutu pengelolaan keuangan daerah yang
akuntabel sebagai wujud penerapan anggaran berbasis prestasi kerja (performance
based budgeting).
Pelaporan Kinerja Inspektorat Daerah tahun 2016 mempunyai arti penting karena
merupakan pelaporan kinerja tahun transisi antara tahun terakhir pelaksanaan Rencana
Strategis Tahun 2011-2016 dan tahun pertama pelaksanaan Rencana Strategis Tahun
2016-2021. Oleh karena itu, Pelaporan kinerja ini tidak hanya menyajikan analisa
capaian indikator kinerja sasaran strategis tetapi juga capaian indikator tujuan strategis
untuk mengukur keberhasilan capaian target jangka menengah tahun 2011-2016 yang
akan menjadi data dasar (databasei) pengukuran keberhasilan kinerja di tahun-tahun
mendatang.
Kami berharap Pelaporan Kinerja Inspektorat Daerah tahun 2016 ini dapat dipahami
dengan baik dan memenuhi harapan segenap pemangku kepentingan sehingga
dapat menjadi media evaluasi dalam mengukur dan menilai kinerja Inspektorat
Daerah Kota Bontang dalam mendukung perbaikan akuntabilitas kinerja di masa
yang akan datang. Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi umpan balik
untuk meningkatkan kinerja semua unit organisasi di lingkungan Pemerintah Kota
Bontang.
Bontang, 23 Januari 2017
INSPEKTUR
Ir. HARI BAMBANG RIYADI
Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 195804201987031004
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pelaporan kinerja (annual performance report) merupakan salah satu komponen Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai alat akuntabilitas kinerja yang
dirancang untuk mencapai tujuan manajemen kinerja dalam rangka
pertanggungjawaban hasil kinerja instansi pemerintah. Pelaporan kinerja Inspektorat
Daerah tahun 2016 memberikan penjelasan pencapaian kinerja (performance results)
yang memungkinkan diindentifikasikan sejumlah celah kinerja (performance gaps) atas
pelaksanaan perjanjian kinerja (performance agreement) guna perbaikan kinerja
organisasi di masa mendatang.
Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Intern Pemrintah (APIP) adalah Perangkat
Daerah yang melaksanakan fungsi pengawasan atas penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah Kota Bontang. Inspektorat Daerah berperan memberikan nilai
tambah melalui peningkatan efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian intern,
dan tata kelola serta peningkatan akuntabilitas aparatur sehingga dapat memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance) kepada Walikota Bontang bahwa
progam dan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh komponen pemerintahan Kota
Bontang mendukung pencapaian visi dan misi Kota Bontang 2016-2021 secara efektif,
efesien serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan perundang-undangan.
Peran penting ini telah digambarkan dalam visi Inspektorat Daerah tahun 2016-2021
yakni “APIP yang Berintegritas Sebagai Katalisator Mewujudkan Kepemerintahan Kota
Bontang yang Cerdas Ke Arah yang Lebih Baik (Smart Governance for Better
Government)”. Untuk melaksanakan visi tersebut, Inspektorat Daerah telah menetapkan
misi tahun 2016-2021 adalah “Menjamin Kualitas Pencapaian Tujuan dan Sasaran
Pembangunan Daerah Kota Bontang yang Taat, Akuntabel dan Efektif (The Quality
Achievements of Three Sustainable Urban Development Programs; Smart City, Green City
and Creative City)”. Peta strategis yang disusun menggunakan balance scored card yang
terdiri dari 4 (empat) perspektif yaitu perspektif masyarakat/layanan; perspektif proses
internal (internal business process); perspektif kelembagaan (learning and growth); dan
perspektif keuangan (financial) sebagai konstrain (cost-effectiveness) dan untuk
mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative efficiency).
Perjanjian Kinerja (Performance AgreementI) Perubahan Inspektorat Daerah tahun 2016
terdiri dari 9 (sembilan) sasaran strategis dan 14 (empat belas) indikator kinerja. Target
kinerja fiskal Perjanjian Kinerja Inspektorat Daerah tahun 2016 adalah sebesar
Rp3.543.483.752,00 yang operasionalisasinya didukung 6 (enam) program dan 15
(lima belas) kegiatan.
Hasil pengukuran kinerja diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai akuntabilitas kinerja tujuan strategis yang diukur melalui Indeks Akuntabilitas
Pemerintah Daerah Kota Bontang mencapai 77,3% kategori “Baik”.
2. Nilai rata-rata akuntabilitas sasaran strategis mencapai 96,63% kategori “Sangat
Tinggi”.
3. Nilai akuntabilitas kinerja sasaran strategis Perjanjian Kinerja yang diukur melalui
Nilai Kinerja Organisasi (NKO) mencapai 99,55% kategori “Sangat Tinggi”.
4. Nilai akuntabilitas keuangan sasaran strategis Perjanjian Kinerja mencapai 93,7%
kategori “Sangat Tinggi”.
iii
Rincian capaian akuntabilitas kinerja sasaran strategis Perjanjian Kinerja sebagai berikut:
NO.
PERSPEKTIF
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A. Perspektif Pengguna Layanan (Stakeholders) 37,48%
A.1. Meningkatnya mutu akuntabilitas kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah
68,48%
A.1.1 Persentase jumlah SKPD yang
capaian kinerjanya memiliki
tingkat ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan
dengan kategori “Baik”
% 80 33,8 42,3%
A.1.2. Indeks rata-rata akuntabilitas
kinerja SKPD
Skor 2,5 (CC) 2,5 (CC) 100%
A.1.3. Rasio temuan BPK yang telah
selesai ditindaklanjuti
% 75 75,46 100,61%
A.1.4. Persentase penyelesaian tindak
lanjut rekomendasi hasil
pengawasan APIP
% 100 31 31%
A.2. Meningkatnya mutu akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Kota Bontang
100%
A.2.1. Indeks opini BPK atas LKPD Skor 4 (WTP) 4 (WTP) 100%
A.3. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di
lingkungan pemerintah Kota Bontang
100%
A.3.1. Indeks RB Kota Bontang Skor B B 100%
A.4. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat
dan aparatur yang terbuka dan responsif
100%
A.4.1. Persentase kasus pengaduan
masyarakat dan aparatur yang
telah selesai ditindaklanjuti
% 100 100 100%
A.5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Kota Bontang 100%
A.5.1. Tingkat maturitas SPIP Kota
Bontang
Skor 2 2 100%
B. Proses Internal (Internal Business Process) 31,70%
B.1. Meningkatnya mutu kapabilitas APIP Kota Bontang 105,67
B.1.1 Tingkat kapabilitas APIP Kota
Bontang
Level 2 2 100%
B.1.2 Ketepatan perencanaan
terhadap waktu proses
pelaksanaan dan pelaporan
pengawasan
% 60 70,79 117%
B.1.3 Nilai rata-rata keberhasilan
kegiatan Inspektorat Daerah
% > 84 91,94 100%
iv
NO.
PERSPEKTIF
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
C. Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) 18,71%
C.1. Meningkatnya kapasitas SDM yang profesional 100%
C.1.1 Nilai rata-rata evaluasi kinerja
individu pegawai inspektorat
% > 90 > 90 100%
C.2. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan kualitas
sarana prasarana dalam tata kelola organisasi
87,09%
C.2.1 Jumlah utilitas aset kondisi baik % 100 87,09 87,09%
D. Keuangan (Financial) 11,66%
D.1 Meningkatnya pengelolaan anggaran yang efektif 116,58%
D.1.1 Persentase kinerja pelaksanaan
anggaran Inspektorat Daerah
% 80 93,24 116,58%
Walaupun nilai akuntabilitas kinerja sasaran strategis Perjanjian Kinerja mencapai
99,55% dengan kategori “Sangat Tinggi”, namun capaian indikator kinerja sasaran
strategis belum seluruhnya memenuhi ekspektasi. Hasil evaluasi menunjukkan sebanyak
11 (sebelas) indikator kinerja telah mencapai target (status hijau), 1 (satu) indikator
kinerja belum memenuhi ekspektasi (status kuning) dan 2 (dua) indikator kinerja tidak
memenuhi ekspektasi (status merah).
Permasalahan dalam pencapaian target kinerja sasaran strategis tersebut antara lain:
1. Rasionalisasi anggaran kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala
sebesar 62,15% yang berpengaruh pada berkurangnya jumlah kegiatan
pemeriksaan berkala sehingga tidak mencapai target yang telah ditetapkan dalam
PKPT.
2. Sesuai Laporan Hasil Pembinaan Pemerintah Provinsi Kaltim pada Inspektorat Kota
Bontang Nomor 700/1959-II/Itprov/2016 tanggal 31 Oktober 2016 diketahui
bahwa proses kendali terhadap pelaksanaan pengawasan intern Inspektorat Daerah
belum sepenuhnya memadai.
3. Inspektorat Daerah belum sepenuhnya menerapkan strategi pengawasan intern
yang dapat meningkatkan pengelolaan resiko organisasi auditan yang didukung
dengan profil resiko organisasi auditan dan laporan hasil audit manajemen resiko.
4. Berkurangnya nilai manfaat aset menjadi Rp722.466.780,00 (22,16%) walaupun
kondisi seluruh aset masih baik. Inspektorat Daerah belum dapat menambah aset
baru dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran.
Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan Insepktorat Daerah untuk meningkatkan
capaian target yang telah ditetapkan antara lain dengan memanfaatkan hasil
evaluasi kinerja tahun sebelumnya untuk perbaikan pengelolaan kinerja,
penerapan manajemen pengawasan intern berbasis risiko serta mengoptimalkan
kegiatan pemeliharan rutin sarana dan prasarana aparatur. Selain itu, untuk
mendorong tercapainya target dalam Renstra 2016-2021, Inspektorat Daerah
memberikan perhatian yang lebih terhadap inisiatif strategis yang signifikan dengan
mendorong pencapaian target kinerja dan sasaran strategis yang masih signifikan dalam
mencapai tujuan-tujuan strategis.
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
RINGKASAN EKSEKUTIF ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR DIAGRAM viii
DAFTAR GRAFIK viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI 1
1.2. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI 1
1.3. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS (STRATEGIC ISSUE) 2
1.4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3
1.5. STRUKTUR ORGANISASI 3
1.6. PROFIL DEMOGRAFI INSPEKTORAT DAERAH 4
1.7. PROFIL ASET INSPEKTORAT DAERAH 5
1.8. SISTEMATIKA PENYAJIAN 6
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
7
2.1 PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLAN) 7
2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (KEY PERFORMANCE INDICATORS) 16
2.3. PERJANJIAN KINERJA (PERFORMANCE AGREEMENT) 16
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
26
3.1 TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI TAHUN SEBELUMNYA 26
3.2. KERANGKA ANALISA PENGUKURAN KINERJA 26
3.2.1. PENGUKURAN KINERJA TUJUAN STRATEGIS 26
3.2.2. PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS
27
vi
3.3. CAPAIAN AKUNTABILITAS KINERJA TUJUAN STRATEGIS 27
3.3.1. INDEKS AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BONTANG
29
3.4. CAPAIAN AKUNTABILITAS SASARAN STRATEGIS 30
3.5. EVALUASI CAPAIAN AKUNTABILITAS KINERJA SASARAN STRATEGIS
31
3.5.1. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF STAKEHOLDERS 31
3.5.2. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF INTERNAL BUSINESS PROCESS
48
3.5.3. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF LEARNING AND GROWTH 53
3.5.4. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF FINANCIAL 55
3.6. EVALUASI CAPAIAN AKUNTABILITAS KEUANGAN SASARAN STRATEGIS
57
BAB IV
PENUTUP
60
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Aset Tetap Inspektorat Daerah Tahun 2016 5
Tabel 2.1 Perumusan Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan
Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021
9
Tabel 2.2 Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Daerah 16
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Awal Inspektorat Daerah Tahun 2016 17
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Perubahan Inspektorat Daerah Tahun 2016 19
Tabel 2.5 Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Aksi (Action Plan) Perjanjian
Kinerja Perubahan Inspektorat Daerah Tahun 2016
21
Tabel 3.1 Pembobotan Perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Kota Bontang
27
Tabel 3.2 Kriteria Predikat Hasil Peniaian Indeks Akuntabilitas Pemerintah
Daerah Kota Bontang
27
Tabel 3.3 Capaian Akuntabilitas Kinerja Tujuan Strategis Inspektorat Daerah
Tahun 2016
28
Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota
Bontang Tahun 2016
29
Tabel 3.5 Nilai Kinerja Organisasi Inspektorat Daerah Tahun 2016
Berdasarkan Perspektif
29
Tabel 3.6 Nilai Rata-Rata Akuntabilitas Sasaran Strategis Inspektorat Daerah
Tahun 2011-2016
30
Tabel 3.7 Capaian Akuntabilitas Kinerja Masing-Masing Sasaran Strategis
Perspektif Stakeholders
31
Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.1. 31
Tabel 3.9 Realisasi Indikator Kinerja A.1.2 Tahun 2011-2016 34
Tabel 3.10 Rincian TLRHP BPK RI pada Pemerintah Kota Bontang Tahun 2016 36
Tabel 3.11 Perkembangan Penyelesaian TLRHP Reguler/Berkala Tahun 2010
s.d. 2015
39
Tabel 3.12 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.1 40
Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.2. 40
Tabel 3.14 Realisasi Indikator Kinerja A.2.1 Tahun 2011-2016 41
Tabel 3.15 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.2 42
Tabel 3.16 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.3 42
Tabel 3.17 Rincian Hasil PMPRB Kota Bontang Tahun 2015-2016 43
Tabel 3.18 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.3 44
Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.4 45
Tabel 3.20 Rekapitulasi Pemeriksaan Khusus Tahun 2016 45
Tabel 3.21 Realisasi Jumlah Pemeriksaan Khusus Tahun 2011-2016 46
Tabel 3.22 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.4 46
Tabel 3.23 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.5 47
Tabel 3.24 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.5 48
Tabel 3.25 Capaian Akuntabilitas Kinerja Sasaran Strategis Perspektif Internal
Business Process
48
Tabel 3.26 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis B.1 48
Tabel 3.27 Hasil Penilaian Elemen Kapabilitas APIP Inspektorat Daerah Tahun
2015
49
Tabel 3.28 Realisasi PKPT Kota Bontang Tahun 2016
50
viii
Tabel 3.29 Realisasi Nilai Rerata Kinerja Pelaksanaan Renja Perubahan Tahun
2016
52
Tabel 3.30 Capaian Akuntabilitas Kinerja Masing-Masing Sasaran Strategis
Perspektif Learning and Growth
53
Tabel 3.31 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis C.1 53
Tabel 3.32 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran C.1 54
Tabel 3.33 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis C.2 54
Tabel 3.34 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran C.2 55
Tabel 3.35 Capaian Akuntabilitas Kinerja Sasaran Strategis Perspektif Financial 55
Tabel 3.36 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis D.1 56
Tabel 3.37 Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran D.1 57
Tabel 3.38 Rincian Anggaran Belanja Inspektorat Daerah TA. 2016 57
Tabel 3.39 Alokasi Belanja Rencana Kerja (Renja) TA. 2016 58
Tabel 3.40 Target dan Realisasi Belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Inspektorat Daerah 4
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Komposisi Berdasarkan Jabatan Pegawai 4
Diagram 1.2 Komposisi Pangkat dan Golongan Pegawai 5
Diagram 2.1 Alur Pikir Renstra Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021 7
Diagram 2.2 Peta Strategis (Strategy Map) Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021 8
Diagram 3.1 Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP SKPD Tahun 2011-2016 34
Diagram 3.2 Perkembangan Capain Penyelesaian TLRHP BPK RI Tahun 2011
s.d. 2016
37
Diagram 3.3 Perbandingan capaian penyelesaian TLRHP BPK RI Kota/Kab/Prov
se-Kaltim Semester 1 Tahun 2016
37
Diagram 3.4 Komposisi Realisasi Belanja Inspektorat Daerah TA. 2016 57
Diagram 3.5 Realisasi Belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016 59
DAFTAR GRAFIK
Grafiik 3.1. Perkembangan Nilai Rata-Rata Akuntabilitas Sasaran Strategis
Tahun 2011-2016
30
Grafik 3.2. Realisasi Indikator Kinerja A.1.1. Tahun 2014-2016 32
Grafik 3.3. Realisasi Indikator Kinerja A.1.4 Tahun 2010 s.d. 2015 39
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI
Inspektorat Daerah Kota Bontang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota
Bontang Nomor 7 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah menjadi Perda Nomor 5 tahun
2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Inspekorat Daerah Kota Bontang merupakan unsur
pengawas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dipimpin oleh Inspektur bertanggung
jawab langsung kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Menindaklanjuti amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
Pemerintah Kota Bontang telah melakukan perubahan struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) Perangkat Daerah termasuk Inspektorat Daerah. Perubahan organisasi Inspektorat
Daerah ditetapkan dalam Perda Kota Bontang Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
1.2. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Pengawasan intern pemerintah daerah merupakan unsur manajemen pemerintah yang
penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance).
Seiring dinamika penyelenggaraan pemerintahan daerah, fungsi Inspektorat Daerah Kota
Bontang tidak lagi hanya bertindak sebagai pemeriksa yang berupaya mencari terjadinya
kesalahan saja (watchdog). Konteks kekinian Inspektorat Daerah lebih banyak berfungsi
sebagai katalisator perubahan (catalyst of change) dalam pencapaian visi dan misi
pemerintah daerah.
PP Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah mengamanatkan Inspektorat Daerah selaku
Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) melakukan pengawasan intern atas
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah untuk memberikan jaminan (reasonable
assurance) bahwa pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana secara efektif dan
efesien serta mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sejalan dengan hal tersebut, PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) menegaskan bahwa peran Inspektorat Daerah adalah
memperkuat dan menunjang efektivitas pelaksanaan SPIP dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efesien
dan efektif, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
2
Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan
Inspektorat Daerah sangatlah strategis.
Inspektorat Daerah lebih mengutamakan
pencegahan (prevention) terhadap hal-hal
yang dapat menghambat pencapaian tujuan
organisasi daripada melakukan penindakan
yang bersifat represif. Inspektorat Daerah
diharapkan dapat mendorong peningkatan
efektivitas dan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kota Bontang untuk
mencapai tujuan otonomi daerah yakni
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sasaran pengawasan Inspektorat Daerah meliputi pelaksanaan APBD dan seluruh pegawai
serta Perangkat Daerah/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bontang yang berada di
dalam wilayah administratif Kota Bontang termasuk pelaksanaan APBD Kota Bontang
yang berada di luar wilayah administratif Kota Bontang. Sesuai Peraturan Daerah (Perda)
Kota Bontang Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Daerah, ruang lingkup pengawasan Inspektorat Daerah Kota Bontang tahun
2016 sebanyak 26 (dua puluh enam) urusan wajib dan 8 (delapan) urusan pilihan yang
dilaksanakan oleh 47 (empat puluh tujuh) SKPD.
Agar fungsi pengawasan dapat dilakukan secara terarah, efektif, efesien dan terpadu,
maka Pemerintah Kota Bontang menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT)
setiap tahunnya yang disinergikan dengan kebijakan pengawasan daerah dari pemerintah
provinsi Kaltim dan pemerintah pusat. Hal ini dilakukan bukan hanya memenuhi mandat
ketentuan peraturan yang berlaku, tetapi juga agar terciptanya sistem pengawasan yang
terintegrasi secara nasional.
1.3. PENENTUAN ISU STRATEGIS (STRATEGIC ISSUE)
Beberapa isu-isu strategis yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan tugas pengawasan
daerah tahun 2016 antara lain:
1. ISU STRATEGIS INTERNAL
Tata kelola APIP Kota Bontang masih sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal ini
terlihat dari:
a. Inspektorat Daerah Kota Bontang belum sepenuhnya melaksanakan sistem
pengawasan intern berbasis manajemen resiko (risk based management).
b. Pengelolaan tugas pengawasan daerah yang belum sepenuhnya didukung sistem
informasi manajemen (SIM) berbasis teknologi informasi yang terintegrasi dan
memadai.
c. Pedoman teknis pelaksanaan tugas pengawasan belum seluruhnya disusun.
d. Kebijakan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) pengawasan yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat saat ini belum sepenuhnya mendukung
manajemen tugas pengawasan.
APIP Kota Bontang terdiri dari Auditor, Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintah Daerah (P2UPD) dan PNS tertentu. Pembinaan jabatan fungsional
Perwujudan peran efektif Inspekorat Daerah: 1. Penjamin mutu (quality
assurance) 2. Pemberi peringatan dini
(early warning system) 3. Memelihara dan
meningkatkan kualitas tata kelola (good governance)
3
Auditor dilakukan oleh BPKP, sedangkan Kementerian Dalam Negeri melakukan
pembinaan jabatan fungsional P2UPD. Pola hubungan kerja antara masing-
masing jabatan APIP tersebut masih belum sepenuhnya dapat dilakukan secara
terpadu dalam satu tugas pengawasan.
2. ISU STRATEGIS EKSTERNAL
a. SPIP belum diimplementasikan sepenuhnya pada Pemerintah Kota Bontang dan
SKPD.
b. SAKIP Kota Bontang belum sepenuhnya berjalan efektif.
c. SKPD belum seluruhnya menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Daerah Kota Bontang. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan hasil pengawasan Inspektorat Daerah untuk meningkatkan kualitas
tata kelola SKPD belum sepenuhnya berjalan efektif.
d. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan pembentukan Zona Integritas pada
Pemerintah Kota Bontang belum berjalan efektif.
1.4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Walikota Bontang Nomor 33 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Inspektorat Daerah menetapkan
tugas pokok dan fungsi Inspektorat Daerah sebagai berikut:
1. TUGAS POKOK
Tugas Inspektorat Daerah adalah membantu Walikota membina dan mengawasi
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan.
2. FUNGSI
Inspektorat Daerah menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;
b. Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Walikota;
d. Penyusunan laporan hasil pengawaan;
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat dan;
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan
fungsinya.
1.5. STRUKTUR ORGANISASI
Perubahan yang signifikan pada struktur organisasi Inspektorat Daerah sesuai amanat UU
Nomor 23 tahun 2014 adalah jabatan struktural Esselon IV dibawah Sekretaris yang pada
awalnya berjumlah 3 (tiga) jabatan, berkurang 1 (satu) jabatan yakni Kasubag Evaluasi
dan Pelaporan. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan analisa beban kerja (ABK) bahwa
tipe organisasi Perangkat Daerah untuk Inspektorat Daerah adalah Tipe B.
4
Susunan organisasi Inspektorat Daerah Kota Bontang sesuai Peraturan Daerah Kota
Bontang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
sebagai berikut:
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Inspektorat Daerah
1.6. PROFIL DEMOGRAFI INSPEKTORAT DAERAH
Jumlah Pegawai pada Inspektorat Daerah Kota Bontang per 31 Desember 2016 sebanyak
42 (empat puluh dua) orang Pegawai dengan komposisi sebagai berikut:
Diagram 1.1
Komposisi Berdasarkan Jabatan Pegawai
INSPEKTUR
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
SEKRETARIS
KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIN
KASUBAG PERENCANAAN
KEUANGAN
4
2
4
13
1
3 2
3
8
1
0
2
4
6
8
10
12
14
Pejabat Struktural Auditor P2UPD Fungsional Umum Non PNS
Pria
Wanita
5
Diagram 1.2
Komposisi Pangkat dan Golongan Pegawai
1.7. PROFIL ASET INSPEKTORAT DAERAH
Nilai Aset Tetap yang dimiliki Inspektorat Daerah berdasarkan Laporan Keuangan Akhir
Tahun 2015 per 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp3.260.120.699,00, sebanyak 572
unit, dan Aset Rusak sebanyak 35 buah senilai Rp150.224.800,00.
Tabe 1.1
Komposisi Aset Tetap Inspektorat Daerah Tahun 2016
NO. INVENTARIS BARANG UNIT NILAI (Rp)
1. Alat-alat angkutan 20 1.144.497.000,00
2. Alat-alat kantor dan rumah tangga 520 2.021.851.712,00
3. Alat-alat studio dan komunikasi 27 54.407.847,00
4. Alat-Alat Laboratorium 4 31.749.000,00
5. Alat-alat Olah raga 1 7.615.140,00
6. Aplikasi SIM 1 49.225.000,00
Total 572 3.260.120.699,00
1
2
2
3
2
4
2
3
3
1
1
2
1
5
2
5
2
1
1
1
0 1 2 3 4 5 6
Pembina Utama Muda (IV/c)
Pembina Tk. I (IV/b)
Penata Tk. I (III/d)
Penata (III/c)
Penata Muda Tk. I (III/b)
Penata Muda (III/a)
Pengatur Tk. I (II/d)
Pengatur (II/c)
Pengatur Muda Tk. I (II/b)
Pengatur Muda (II/a)
Pegawai Non PNS
Pegawai Wanita Pria
6
1.8. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri PAN dan RB
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas dasar pembentukan organisasi, aspek
strategis organisasi, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, sumber daya manusia
serta sarana dan prasarana kantor.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelsakan secara ringkas dokumen perencanaan yang
menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Inspektorat Daerah dan
Penetapan Kinerja tahun 2016
Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Inspektorat
Daerah tahun 2016 terhadap pencapaian sasaran strategis tahun 2016 yang memuat
capaian indikator kinerja utama, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas
keuangan.
Bab IV – Penutup, menjelaskan kesimpulan analisis pencapaian kinerja Inspektorat Daerah
dan rekomendasi perbaikan di masa mendatang.
7
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC PLAN)
Alur pikir Rencana Strategis Inspektorat Daerah Kota Bontang Tahun 2016-2021 adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Alur Pikir Renstra Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021
Berdasarkan alur pikir Rencana Strategis tersebut, maka dirumuskan visi, misi, dan tujuan
strategis dan sasaran jangka menengah Inspektorat Daerah menggunakan metode Balance
Scored Card. Penggunaan metode Balance Scored Card bertujuan untuk menghasilkan
perumusan strategi dari 4 (empat) perspektif yaitu perspektif masyarakat/layanan;
perspektif proses internal (internal business process); perspektif kelembagaan (learning
and growth); dan perspektif keuangan (financial) sebagai konstrain (cost-effectiveness)
dan untuk mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas (allocative efficiency).
Peta strategis (Strategy Map), perumusan tujuan dan sasaran jangka menengah serta
strategi dan kebijakan Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021 disajikan pada Gambar 2.2
dan Tabel 2.1 sebagai berikut:
PENGEMBANGAN WILAYAH PERKOTAAN
•Peningkatan kualias capaian pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah Kota Bontang yang akuntabel berbasis Pembangunan Kota Berkelanjutan dengan pilar Smart City, Green City dan Creative City
HUKUM DAN APARATUR
•Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi Kota Bontang yang akuntabel, bersih dan efektif sebagai perwujudan pencegahan dan pemberantasan korupsi
PERAN EFEKTIF APIP
•Peningkatan mutu kapabilitas Inspektorat Daerah yang dapat menjadi role model APIP pada Kab/Kota/Provinsi Kalimantan Timur
8
Gambar 2.2
Peta Strategis (Strategy Map) Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021
VISI
APIP yang Berintegritas Sebagai Katalisator Mewujudkan Kepemerintahan Kota Bontang yang
Cerdas Ke Arah yang Lebih Baik (Smart Governance for Better Government)
MISI
Menjamin Kualitas Pencapaian Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah Kota Bontang yang
Taat, Akuntabel dan Efektif (The Quality Achievements of Three Sustainable Urban
Development Programs; Smart City, Green City and Creative City)
TUJUAN
1. Meningkatkan mutu akuntabilitas kinerja dan keuangan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah Kota Bontang (The Quality of Performance Accountability and
Financial Accountability)
2. Meningkatkan kualitas tata kelola dan reformasi birokrasi Kota Bontang yang akuntabel,
bersih dan efektif (The Quality of Governance and Bureaucratic Reform)
3. Meningkatkan kualitas tata kelola organisasi Inspektorat Daerah yang berintegritas,
profesional dan modern (The Quality of Internal Audit Capability)
PEN
GG
UN
A L
AY
AN
AN
BIS
NIS
INTE
RN
AL
PER
UM
BU
HA
N D
AN
PEM
BEL
AJA
RA
N
KEUANGAN
Meningkatnya mutu
akuntabilitas kinerja
penyelenggaraan
urusan pemerintahan
daerah
Meningkatnya mutu
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
kota Bontang
Meningkatnya
efektivitas pelaksanaan
reformasi birokrasi di
lingkungan pemerintah
Kota Bontang
Meningkatnya
efektivitas penanganan
kasus pengaduan
masyarakat dan aparatur
yang terbuka dan
responsif
Meningkatnya
kualitas penerapan
SPIP Kota Bontang
Meningkatnya mutu
kapabilitas APIP Kota Bontang
Meningkatnya
efektifitas pelaksanaan
pencegahan dan
pemberantasan korupsi
Kota Bontang
Meningkatnya
kapasitas SDM yang
profesional Meningkatnya
pengelolaan anggaran
yang efektf
Meningkatnya pemanfaatan
teknologi informasi dan
kualitas sarana prasarana
dalam tata kelola organisasi
Meningkatnya mutu
kelembagaan dan
ketatalaksanaan
9
Tabel 2.1
Perum
usan Tujuan dan Sasaran Jangka M
enengah Pelayanan Inspektorat D
aerah T
ahun 2016-2021
TU
JU
AN
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
TU
JU
AN
SA
SA
RA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N
DA
TA
DA
SA
R
TA
HU
N
20
15
TA
RG
ET
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N PA
DA
T
AH
UN
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
TS.0
1
Menin
gkatkan m
utu
akuntabili
tas kin
erja
dan
keuangan
penyele
nggaraan
urusan
pem
erin
tah
an
daerah
Ko
ta
Bo
ntang
(T
he
Qu
ality
of
Perfo
rm
ance
Acco
untabili
ty
and
Financia
l
Acco
untabili
ty)
a.
Persep
ktif p
engguna la
yanan
(stakeho
lders) 40
%
IT
.0
1.0
1
Nila
i evalu
asi
penyele
ngaraan urusan
pem
erin
tah
an
daerah
Ko
ta
Bo
tang
dengan
predik
at
“Sangat
Tin
ggi”
IT
.0
1.0
2
Nila
i SA
KIP
Ko
ta
Bo
ntang
dengan
katego
ri B
ke atas
SS.0
1.0
1
Menin
gkatnya
mutu
akuntabilitas
kin
erja
penyele
nggaraan
urusan
pem
erin
tah
an
daerah
IK
U.0
1.0
1.0
1
Indeks
rata-rata
akuntabilit
as
penyele
nggaraan
urusan
pem
erin
tah
an daerah
N/A
-
2
(Sko
r
C)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
IK
U.0
1.0
1.0
2
Indeks rata-rata akuntabilit
as
kin
erja Perangkat D
aerah
2,5
(Sko
r
CC
)
2,5
(Sko
r
CC
)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
3
(Sko
r
B)
IK
U.0
1.0
1.0
3
Rasio
tem
uan B
PK
yang telah
sele
sai dit
ind
akla
njuti
71%
75%
80
%
82,5%
85%
87,5%
90
%
IK
U.0
1.0
1.0
4
Rasio
tem
uan A
PIP yang tela
h
sele
sai dit
ind
akla
njuti
N/A
-
70
%
75%
80
%
85%
10
0%
IT
.0
1.0
3
Op
ini
LK
PD
K
ota
Bo
ntang
berp
redik
at
WT
P
SS.0
1.0
2
Menin
gkatnya
mutu
akuntabilitas
pengelo
laan
keuangan
daerah
ko
ta B
ontang
IK
U.0
1.0
2.0
1
Indeks o
pin
i B
PK
atas LK
PD
4
(W
TP)
4
(W
TP)
4
(W
TP)
4
(W
TP)
4
(W
TP)
4
(W
TP)
4
(W
TP)
10
TU
JU
AN
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
TU
JU
AN
SA
SA
RA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N
DA
TA
DA
SA
R
TA
HU
N
20
15
TA
RG
ET
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N PA
DA
T
AH
UN
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
TS.0
2
Menin
gkatkan
kualit
as
tata
kelo
la
dan
refo
rm
asi
bir
okrasi
Ko
ta
Bo
ntang
yang
akuntabel,
bersih
dan efektif
(T
he
Qu
ality
of
Go
vern
ance
and
Bureaucratic
Refo
rm
)
IT
.0
2.0
2
Indeks
RB
K
ota
Bo
ntang
berp
redik
at
“B
”
IT
.0
2.0
1
Indeks Persep
si
Ko
rupsi
(IPK
)
Ko
ta
Bo
ntang
mencap
ai n
ilai 5
,9
SS.0
2.0
1
Menin
gkatnya
efektiv
itas
pela
ksanaan
refo
rm
asi biro
krasi d
i
lingkungan
pem
erin
tah
Ko
ta
Bo
ntang
IK
U.0
2.0
1.0
1
Indeks R
B K
ota B
ontang
C
B
B
B
B
B
B
IK
U.0
2.0
1.0
2
Jum
lah
Perangkat
Daerah
pela
yan
an p
ublik
yang telah
berp
redik
at
ZI
menuju
WB
K/W
BB
M
-
-
1 PD
1 PD
2 PD
2 PD
2 PD
SS.0
2.0
2
Menin
gkatnya
efektiv
itas
pela
ksanaan
pencegahan
dan
pem
berantasan
ko
rup
si K
ota B
ontang
IK
.0
2.0
2.0
1
Rasio
cap
aia
n A
D PPK
K
ota
Bo
ntang
dengan
katego
ri
“M
em
uaskan”
96,78%
-
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
SS.0
2.0
3
Menin
gkatnya
efektiv
itas
penanganan
kasus
pengaduan
masyarakat
dan
ap
aratur
yang
terbuka
dan
resp
onsif
IK
U.0
2.0
3.0
1
Persentase
kasus
pengaduan
masyarakat
dan
ap
aratur
yang
tela
h
sele
sai
ditin
daklanjuti
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
IT
.0
2.0
3
Tin
gkat
maturit
as
SPIP
Ko
ta
Bo
ntang
pad
a
Level 3 (T
erdefin
isi)
SS.0
2.0
4
Menin
gkatnya
kualit
as
penerap
an
SPIP K
ota B
ontang
IK
U.0
2.0
4.0
1
Jum
lah
Perangkat
Daerah
yang
mem
ilik
i tingkat
maturit
as SPIP p
ada le
vel 3
N/A
-
5 PD
10
PD
15 PD
20
PD
29 PD
11
TU
JU
AN
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
TU
JU
AN
SA
SA
RA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N
DA
TA
DA
SA
R
TA
HU
N
20
15
TA
RG
ET
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N PA
DA
T
AH
UN
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
TS.0
3
Menin
gkatkan
kualit
as
tata
kelo
la
organis
asi
Insp
ekto
rat
Daerah
yang
berin
tegritas,
pro
fesio
nal
dan
mo
dern
(T
he
Qu
ality
of
In
tern
al
Audit
Cap
abilit
y)
b.
Persep
ktif Pro
ses Intern
al (Internal B
usin
ess Process) 30
%
IT
.0
3.0
1
Tin
gkat
kap
abilit
as
APIP
Ko
ta
Bo
ntang
pada
Level
3
(Integrated)
SS.0
3.0
1
Menin
gkatnya
mutu
kap
abili
tas A
PIP K
ota
Bo
ntang
IK
.0
3.0
1.0
1
Tin
gkat kap
abilit
as A
PIP K
ota
Bo
ntang
Level 2
Level 2
Level 3
(3
ele
men
di
Level
3)
Level 3
(4
ele
men
di
Level
3)
Level 3
(6
ele
men
di
Level
3)
Level 3
(1
ele
men
di
Level
3)
Level 3
(2
ele
men
di
Level
4)
IK
.0
3.0
1.0
2
Indeks
kep
uasan
audit
i atas
kin
erja
pengaw
asan
Insp
ekto
rat D
aerah
N/A
-
3
3
3
3
3
IK
.0
3.0
1.0
3
Ketep
atan
waktu
pro
ses
pela
ksanaan
dan
pela
po
ran
pengaw
asan
N/A
60
%
70
%
80
%
80
%
80
%
90
%
IK
.0
3.0
1.0
4
Nila
i rata-rata
keberh
asila
n
kegia
tan Insp
ekto
rat D
aerah
N/A
>
84%
>
84%
>
84%
>
84%
>
84%
>
84%
c.
Persep
ktif Pem
bela
jaran dan
Pertum
buhan (Learnin
g and G
ro
wth) 20
%
SS.0
3.0
2
Menin
gkatnya
kap
asitas
SD
M
yang
pro
fesio
nal
IK
.0
3.0
2.0
1
Tin
gkat efektifitas p
enerap
an
manajem
en SD
M Insp
ekto
rat
Daerah
N/A
-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
12
TU
JU
AN
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
TU
JU
AN
SA
SA
RA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N
DA
TA
DA
SA
R
TA
HU
N
20
15
TA
RG
ET
K
IN
ER
JA
SA
SA
RA
N PA
DA
T
AH
UN
20
16
20
17
20
18
20
19
20
20
20
21
SS.0
3.0
3
Menin
gkatnya
mutu
kele
mbagaan
d
an
ketatala
ksan
aan
IK
.0
3.0
3.0
1
Tin
gkat
kem
atangan
manajem
en ris
iko
Insp
ekto
rat
Daerah
N/A
-
Level 3
Level 3
Level 3
Level 4
Level 4
SS.0
3.0
4
Menin
gkatnya
pem
anfaatan
tekno
logi
info
rm
asi
dan
kualit
as
saran
a
prasarana d
ala
m tata
kelo
la o
rganis
asi
IK
.0
3.0
4.0
1
Jum
lah
pro
ses
bis
nis
yang
tela
h berbasis
T
IK
N/A
-
Perenc
Im
ple
n
40
%
Im
ple
n
60
%
Im
ple
n
80
%
Im
ple
n
10
0%
IK
.0
3.0
4.0
2
Jum
lah
utilitas
aset
ko
nd
isi
baik
N/A
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
d
. Persep
ktif K
euangan (Fin
ancial)
10
%
SS.0
3.0
5
Menin
gkatnya
pengelo
laan
anggaran yang efektif
IK
.0
3.0
5.0
1
Jum
lah
kegia
tan
utam
a
pengaw
asan in
tern yang telah
menerap
kan
anggaran
resp
onsif gender (A
RG
)
N/A
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
IK
.0
3.0
5.0
2
Persentase
kin
erja
pela
ksanaan
anggaran
Insp
ekto
rat D
aerah
N/A
80
%
80
%
80
%
80
%
80
%
80
%
13
SASARAN SS.01.01
Meningkatnya mutu akuntabilitas kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah
Strategi 1
Peningkatan strategi sistem pengelolaan
pengawasan intern berdasarkan prioritas
pelaksanaan urusan pemerintah daerah
Kebijakan 1
a. Menyempurnakan PKPT berbasis risiko yang
memprioritaskan aspek pelaksanaan SPM
dan standar pelayanan publik serta tema
unggulan pengawasan tahunan selain
prioritas pada aspek administratif dan
finansial.
b. Implementasi kegiatan pengawasan teknis
Perangkat Daerah berfokus pada penilaian
efektivitas, efesiensi dan ekonomis
(performance audit) selain ketaatan
(compliance audit).
c. Meningkatkan peran efektif Inspektorat
Daerah sebagai pemberi jasa konsultansi
(advisory service) dan penjamin mutu
(quality assurance) atas pelaksanaan tupoksi
Perangkat Daerah.
d. Meningkatkan evaluasi yang berkelanjutan
atas kualitas implementasi SAKIP Perangkat
Daerah.
e. Meningkatkan pemantauan penyelesaian
tindak lanjut seluruh hasil pengawasan
intern Inspektorat Daerah tidak terbatas
hanya hasil kegiatan audit/pemeriksaan
berkala.
Strategi 2
Peningkatan efektifitas penyelesaian
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK dan
APIP lainnya.
Kebijakan 2
a. Meningkatkan pemantauan penyelesaian
tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK dan
APIP lainnya secara efektif
b. Meningkatan koordinasi, sinkronisasi dan
sinergisitas pada BPK dan APIP lainnya.
SASARAN SS.01.02
Meningkatnya mutu akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kota Bontang
Strategi
Penguatan kualitas pengelolaan keuangan
daerah termasuk aset daerah berbasis
akrual
Kebijakan
Implementasi kegiatan pengawasan intern
terkait pengelolaan keuangan daerah sejak
tahap perencanaan dan penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan dan penyerapan APBD, sampai
dengan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD.
14
SASARAN SS.02.01
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan pemerintah Kota
Bontang
Strategi
Peningkatan kualitas reformasi birokrasi
Kota Bontang yang komprehensif dan
menyeluruh
Kebijakan
a. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan Road Map reformasi birokrasi
Kota Bontang.
b. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi
pembentukan sistem zona integritas pada
Perangkat Daerah yang melakukan
pelayanan publik langsung kepada
masyarakat.
SASARAN SS.02.02
Meningkatnya efektifitas pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi Kota
Bontang
Strategi
Peningkatan kinerja pencegahan dan
pemberantasan korupsi Kota Bontang
Kebijakan
a. Meningkatkan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan aksi daerah pencegahan dan
pemberantasan korupsi Kota Bontang.
b. Fasilitasi kegiatan satuan tugas sapu bersih
pungutan liar Kota Bontang.
SASARAN SS.02.03
Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat dan aparatur yang
terbuka dan responsif
Strategi
Peningkatan sistem manajemen
pengaduan yang efektif
Kebijakan
Meningkatkan efektifitas pengelolaan tindak
lanjut pengaduan masyarakat dan aparatur
atas pelayanan publik, kedisplinan pegawai
pada domain penyalahgunaan wewenang.
SASARAN SS.02.04
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Kota Bontang
Strategi
Peningkatan kualitas implementasi sistem
pengendalian intern Perangkat Daerah
yang efektif
Kebijakan
Meningkatkan pemantauan dan evaluasi
untuk menjamin mutu penerapan manajemen
risiko Perangkat Daerah.
SASARAN SS.03.01
Meningkatnya mutu kapabilitas APIP Kota Bontang
Strategi
Peningkatan mutu produk dan keunggulan
operasional sistem tata kelola pengawasan
Kebijakan
Implementasi rencana aksi (action plan)
peningkatan kapabilitas APIP Kota Bontang
15
SASARAN SS.03.02
Meningkatnya kapasitas SDM yang profesional
Strategi
Penerapan manajemen kinerja individu
berbasis kompetensi dan perilaku
Kebijakan
Implementasi manajemen SDM secara
menyeluruh sesuai peraturan perundang-
undangan kepegawaian yang meliputi
pemenuhan jumlah SDM, pengembangan
kompetensi, pengembangan karir,
peningkatan disiplin dan perilaku serta
pencapaian target kinerja pegawai
SASARAN SS.03.03
Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan kualitas sarana prasarana dalam tata
kelola organisasi
Strategi 1
Penerapan sistem manajemen organisasi
berbasis ICT terinteroperabilitas
Kebijakan 1
a. Penyusunan rencana induk (grand design)
pemanfaatan ICT
b. Mengembangkan sistem pengolahan data
dan informasi eksternal dan internal secara
bertahap.
c. Pengembangan dan pemanfaatan sistem
informasi manajemen pengawasan intern,
tata kelola arsip dan dukungan
manajemen internal lainnya bertahap
Strategi 2
Pemanfaatan sarana dan prasarana kerja
yang optimal dan memenuhi standar
Kebijakan 2
Pemenuhan standar dan pemanfaatan sarana
dan prasarana kerja secara optimal
SASARAN SS.03.04
Meningkatnya mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan
Strategi
Penerapan sistem manajemen risiko
Inspektorat Daerah
Kebijakan
Penerapan rencana tindak pengendalian
(RTP) pada seluruh tingkat organisasi
Inspektorat Daerah secara berkelanjutan dan
dimuktahirkan
SASARAN SS.03.05
Meningkatnya pengelolaan anggaran yang efektf
Strategi
Penerapan perencanaan dan penganggaran
berbasis kinerja secara komprehensif dan
konsisten
Kebijakan
a. Penerapan analisa standar belanja (ASB)
biaya pengawasan intern
b. Pemantauan dan evaluasi berkala realisasi
anggaran dan rencana kerja serta
perjanjian kinerja
16
2.2. INDIKATOR KINERJA UTAMA (KEY PERFORMANCE INDICATOR)
Inspektorat Daerah telah melakukan perubahan Indikator Kinerja Utama (IKU) sejalan
dengan ditetapkannya Renstra tahun 2016-2021. Penetapan IKU dengan memilih
indikator kinerja yang mempunyai fokus pada perspektif stakeholders. Indikator Kinerja
Utama (IKU) Inspektorat Daerah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2
Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Daerah
NO. SASARAN IKU
1. Meningkatnya mutu akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah
a. Indeks rata-rata akuntabilitas
penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah
b. Rasio temuan BPK yang telah selesai
ditindaklanjuti
c. Rasio temuan APIP yang telah selesai
ditindaklanjuti
d. Indeks rata-rata akuntabilitas kinerja
Perangkat Daerah
2 Meningkatnya mutu akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah kota
Bontang
Indeks opini BPK atas LKPD
3. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan
pemerintah Kota Bontang
Indeks RB Kota Bontang
4. Meningkatnya efektivitas penanganan
kasus pengaduan masyarakat dan
aparatur yang terbuka responsif
Persentase kasus pengaduan masyarakat dan
aparatur yang telah selesai ditindaklanjuti
5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP
Kota Bontang
Jumlah Perangkat Daerah yang memiliki
tingkat maturitas SPIP pada level 3 (Terdefinisi)
6. Meningkatnya mutu kapabilitas APIP
Kota Bontang
Tingkat kapabilitas APIP Kota Bontang
2.3. PERJANJIAN KINERJA (PERFORMANCE AGREEMENT)
Perjanjian kinerja (performance agreement) pada dasarnya adalah pernyataan
komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas
dan terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya. Inspektorat Daerah Kota Bontang telah menetapkan Perjanjian
Kinerja Awal Tahun 2016 yang terdiri dari 10 (sepuluh) sasaran strategis dengan
anggaran kinerja (performance budgeted) sebesar Rp2.763.635.000,00 sesuai rincian
sebagai berikut:
17
Tabel 2.3
Perjanjian Kinerja Awal Inspektorat Daerah Tahun 2016
NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
1. Meningkatnya kinerja dan
pemanfaatan hasil
pengawasan intern
pemerintah daerah Kota
Bontang
a. Persentase jumlah SKPD yang capaian
kinerjanya memiliki tingkat ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan
dengan kategori “Baik”
80%
b. Rasio temuan BPK yang telah selesai
ditindaklanjuti
90%
c. Persentase penyelesaian tindak lanjut
rekomendasi hasil pengawasan APIP
100%
2. Meningkatnya akuntabilitas
pengelolaan keuangan
daerah kota Bontang yang
baik
a. Angka salah saji neraca LKPD Kota
Bontang
3%
b. Nilai temuan ketidakpatuhan hasil
pemeriksaan LKPD Kota Bontang
terhadap realisasi belanja APBD
0,3%
3. Terwujudnya SAKIP yang
efektif pada pemerintah
Kota Bontang
Jumlah SKPD yang memiliki akuntabilitas
kinerja minimal “CC”
45 SKPD
4. Terwujudnya efektivitas
pelaksanaan pencegahan
dan pemberantasan korupsi
(PPK) Kota Bontang
Capaian keberhasilan sasaran RAD PPK Kota
Bontang dengan predikat “Memuaskan”
100%
5. Terwujudnya zona integritas
di lingkungan Pemerintah
Kota Bontang
Jumlah SKPD yang telah berpredikat ZI
menuju WBK/WBBM
1 SKPD
6. Terwujudnya efektivitas
pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan
pemerintah Kota Bontang
Nilai evaluasi PMPRB Kota Bontang Baik
7. Meningkatnya efektivitas
penanganan kasus
pengaduan masyarakat yang
responsif
Presentase kasus pengaduan masyarakat yang
telah selesai ditindaklanjuti
100%
8. Terwujudnya penerapan
SPIP Kota Bontang
a. Jumlah SKPD yang telah melaksanakan
Penilaian Risiko dengan metoda CSA
23 SKPD
b. Jumlah RTP penyelenggaraan SPIP Kota
Bontang yang selesai ditindaklanjuti
100%
10. Terwujudnya efektivitas
perencanaan pengawasan
dan pengelolaan tugas
pengawasan daerah
a. Presentase kesesuaian capaian kinerja
jangka menengah Inspektorat Daerah
terhadap penugasan RPJMD Kota
Bontang 2011-2016
100%
b. Capaian cakupan pengawasan daerah 80%
18
Seiring dengan perubahan kebijakan keuangan daerah tahun 2016 , Inspektorat Daerah
melakukan perubahan perjanjian kinerja. Selain itu, beberapa hal yang menjadi dasar
perubahan perjanjian kinerja tahun 2016 adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan perjanjian kinerja perubahan tahun 2016 merupakan masa
transisi/peralihan antara tahun terakhir pelaksanaan periode Renstra Inspektorat
Daerah Tahun 2011-2016 dengan tahun pertama pelaksanaan periode Renstra
Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021.
Dengan demikian, capaian pelaksanaan perjanjian kinerja perubahan tahun 2016
harus dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada periode Renstra
tahun 2011-2016 dan menjadi data awal untuk pelaksanaan perjanjian kinerja
tahun-tahun berikutnya selama periode Renstra tahun 2016-2021.
2. Pemerintah Kota Bontang melakukan perubahan struktur organisasi dan tata kerja
(SOTK) Perangkat Daerah sesuai amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah yang berlaku efektif tanggal 3 Januari 2017.
Perjanjian kinerja perubahan tahun 2016 sebagaimana diuraikan dalam Renstra
Inspektorat Daerah Tahun 2016-2021 pada Bab VII tentang Pelaksanaan Masa Transisi
beserta target pertriwulan disajikan pada tabel 2.4. Rincian program dan kegiatan yang
mendukung pencapaian perubahan perjanjian kinerja tahun 2016 dijelaskan pada tabel
2.5 sebagaimana terlampir.
19
Tabel 2.4
Perjanjian K
inerja Perubahan Inspektorat D
aerah Tahun 2016
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
T
AR
GET
REN
CA
NA
PELA
KSA
NA
AN
T
RIW
ULA
N (T
W)
TW
1
TW
2
TW
3
TW
4
A.
Persep
ktif p
engguna la
yanan
(stakeho
lders) 40
%
A.1
Menin
gkatnya
mutu
akuntab
ilitas
kin
erja
penyele
nggaraan
urusan
pem
erin
tah
an daerah
a.
Persentase jum
lah SK
PD
yang cap
aian
kin
erjanya m
em
ilik
i tin
gkat ketaatan
terhad
ap
p
eraturan
perundang-
undangan dengan katego
ri “B
aik
”
80
%
-
-
-
80
%
b.
Indeks rata-rata akuntabilit
as kin
erja
SK
PD
2,5
(Sko
r C
C)
-
2,5
(Sko
r C
C)
-
-
c.
Rasio
tem
uan B
PK
yang tela
h sele
sai
ditin
daklanjuti
75%
-
75%
-
75%
d.
Persentase p
enyele
saian tin
dak la
njut
reko
mendasi hasil p
engaw
asan A
PIP
10
0%
20
%
60
%
80
%
10
0%
A.2
Menin
gkatnya
mutu
akuntab
ilitas
pengelo
laan
keuangan
d
aerah
ko
ta
Bo
ntang
Indeks o
pin
i B
PK
atas LK
PD
4 (W
TP)
-
4 (W
TP)
-
-
A.3
Menin
gkatnya
efektivitas
pela
ksanaan
refo
rm
asi
biro
krasi
di
lin
gkungan
pem
erin
tah
K
ota B
ontang
Indeks R
B K
ota B
ontang
B
-
B
-
-
A.4
Menin
gkatnya
efektivit
as
penangan
an
kasus
pengaduan
masyarakat
dan
ap
aratur yang terbuka dan
resp
onsif
Persentase kasus p
engaduan m
asyarakat
dan
ap
aratur
yang
tela
h
sele
sai
ditin
daklanjuti
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
A.5
Menin
gkatnya kualitas p
enerap
an SPIP
Ko
ta B
ontang
Tin
gkat m
aturitas SPIP K
ota B
on
tang
2
-
2
-
-
20
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
T
AR
GET
REN
CA
NA
PELA
KSA
NA
AN
T
RIW
ULA
N (T
W)
TW
1
TW
2
TW
3
TW
4
B
Persep
ktif Pro
ses Intern
al (Internal B
usin
ess Process) 30
%
B.1
Menin
gkatnya
mutu
kap
abilit
as
APIP
Ko
ta B
ontang
a.
Tin
gkat
kap
abilit
as
APIP
Ko
ta
Bo
ntang
2
-
2
-
-
b.
Ketep
atan
perencan
aan
terhadap
waktu
pro
ses
pela
ksanaan
dan
pela
po
ran p
engaw
asan
60
%
60
%
60
%
60
%
60
%
c.
Nila
i rata-rata keberhasilan
kegia
tan
Insp
ekto
rat D
aerah
> 84%
20
%
40
%
60
%
> 84%
C
Persep
ktif Pem
bela
jaran dan
Pertum
buhan (Learnin
g and G
ro
wth) 20
%
C.1
Menin
gkatnya
kap
asitas
SD
M
yang
pro
fesio
nal
Nila
i rata-rata evalu
asi
kin
erja in
dividu
pegaw
ai in
sp
ekto
rat
> 90
%
> 90
%
> 90
%
> 90
%
> 90
%
C.2
M
enin
gkatnya
pem
anfaatan
tekno
logi
info
rm
asi
dan
kualitas sarana p
rasaran
a
dalam
tata kelo
la o
rganis
asi
Jum
lah utilit
as aset ko
nd
isi baik
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
10
0%
D
Persep
ktif K
euangan (Fin
ancial)
10
%
D.1
Menin
gkatnya
pengelo
laan
anggaran
yang efektif
Persentase kin
erja p
ela
ksanaan anggaran
Insp
ekto
rat D
aerah
80
%
20
%
40
%
60
%
80
%
21
Tabel 2.5
Rencana K
erja (R
enja) dan R
encana A
ksi (A
ctio
n Plan) Perjanjia
n K
inerja Perubahan Inspektorat D
aerah Tahun 2016
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
REN
CA
NA
K
ER
JA
(R
EN
JA
)
REN
CA
NA
A
KSI
PR
OG
RA
M PR
IO
RIT
AS /
KEG
IA
TA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
A
TA
RG
ET
A
NG
GA
RA
N
A.
Persep
ktif p
engguna la
yanan
(stakeho
lders) 40
%
A.1
Menin
gkatnya
mutu
akuntabilitas
kin
erja
penyele
nggaraan
urusan
pem
erin
tah
an daerah
Pro
gram
Penin
gkatan
Sis
tem
Pengaw
asan
Internal
dan
Pengendalia
n K
eb
ijakan K
DH
Presentase
penyele
saian
cakup
an
pengaw
asan
daerah berbasis
ris
iko
83,57%
Pela
ksanaan
kegia
tan p
engaw
asan
intern
berup
a
aud
it,
mo
nito
rin
g
dan
evalu
asi
sesuai
Kep
utusan
Walik
ota
Bo
ntang
No
mo
r
578
Tahun 20
15 tentang PK
PT
tahun
20
16
Rasio
tem
uan B
PK
yang
tela
h
sele
sai
ditin
daklanjuti
75%
Persentase
penyele
saian
tin
dak la
njut reko
men
dasi
hasil
pengaw
asan A
PIP
10
0%
C
akup
an
SK
PD
yang
mem
ilik
i akuntabilitas
kin
erja m
inim
al “B
”
18%
1.
Kegia
tan
Pela
ksanaan
Pengaw
asan
Internal
Secara B
erkala
Jum
lah p
enyelesaian aud
it
ko
mp
rehensif
penyele
nggaraan
pem
erin
tah
an daerah
47 SK
PD
592.280
.0
00
,0
0
a.
Mela
kukan audit/ p
em
erik
saan
berkala
SK
PD
atas p
ela
ksanaan
adm
inis
trasi
um
um
pem
erin
tah
an
dan
urusan
pem
erin
tah
an daerah.
b.
Mela
kukan
mo
nito
rin
g
aset
serta p
ersediaan
SK
PD
.
c.
Menin
gkatkan
pem
beria
n
jasa
ko
nsultansi
pada
SK
PD
dan
op
tim
alis
asi klin
ik p
engaw
asan.
22
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
REN
CA
NA
K
ER
JA
(R
EN
JA
)
REN
CA
NA
A
KSI
PR
OG
RA
M PR
IO
RIT
AS /
KEG
IA
TA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
A
TA
RG
ET
A
NG
GA
RA
N
Jum
lah
penyele
saian
mo
nto
rin
g A
set T
etap
dan
Persedia
an
47 SK
PD
2.
Kegia
tan
Pengendalian
Manajem
en
Pela
ksanaan
Kebijakan K
DH
Jum
lah
penyele
saian
revie
w
perencanaan
dan
penganggaran Pem
erin
tah
Daerah
15 SK
PD
dan
4 O
P
25.650
.0
00
,0
0
Mela
kukan
Reviu
A
PB
D
20
16
Perubahan d
an A
PB
D T
ahun 20
17
3.
Kegia
tan O
ptim
alis
asi
dan
Evalu
asi LP2P bagi PN
S
Jum
lah
LH
M
LP2P
Ko
ta
Bo
ntang yang d
isusun
1 LH
M
28.50
0.0
00
,0
0
Mela
kukan
inventaris
asi
dan
mo
nito
rin
g PN
S G
ol. III/a ke atas
untuk
menila
i ketaatan
penyam
paia
n LP2P
4.
Kegia
tan
Penin
gkatan
Pengaw
asan dan Penilaian
Akuntabilit
as K
inerja
Jum
lah
LH
E
SA
KIP SK
PD
yang diterbitkan
45 LH
E
10
6.760
.0
00
,0
0
Mela
kukan
evalu
asi
imp
lem
entasi
SA
KIP SK
PD
5.
Kegia
tan
Reko
nsili
asi
Tem
uan
Hasil
Pem
erik
saan
Jum
lah
lap
oran
TLR
HP
BPK
R
I
sem
esteran
yang
diterb
itkan
2 la
po
ran
59.569.0
00
,0
0
Mela
kukan
pem
antauan
atas
penyele
saian
tindak
lanjut
reko
mendasi
hasil
pem
erik
saan
BPK
R
I secara berkala
6.
Kegia
tan
Tin
dak
lanjut
Hasil
Tem
uan
Pengaw
asan
Jum
lah
lap
oran
pem
uktahir
an
data
TLH
P
APIP
sem
esteran
yang
dis
ele
saik
an
2 la
po
ran
36.0
92.0
00
,0
0
Mela
kukan
pem
antauan
atas
penyele
saian
tindak
lanjut
reko
mendasi
hasil
kegia
tan
pengaw
asan
Insp
ekto
rat
Daerah
dan A
PIP lain
nya secara berkala
A.2
Menin
gkatnya
mutu
akuntabilitas
pengelo
laan keuangan
daerah ko
ta B
ontang
Pro
gram
Penin
gkatan
Sis
tem
Pengaw
asan
Internal
dan
Pengendalia
n K
eb
ijakan K
DH
Nila
i tem
uan
ketid
akp
atuhan
hasil
pem
erik
saan
LK
PD
K
ota
Bo
ntang terhadap
realis
asi
bela
nja A
PB
D
0%
Pela
ksanaan
revie
w
LK
PD
dan
pendam
pin
gan
pem
erik
saan
BPK
sesuai
Keputusan
Walik
ota
Bo
ntang N
om
or 578
T
ahun 20
15
tentang PK
PT
tahun 20
16
23
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
REN
CA
NA
K
ER
JA
(R
EN
JA
)
REN
CA
NA
A
KSI
PR
OG
RA
M PR
IO
RIT
AS /
KEG
IA
TA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
A
TA
RG
ET
A
NG
GA
RA
N
Im
ple
mentasi
Sis
tem
Akuntansi Pem
erin
tah
an
Jum
lah
LH
R
LK
PD
K
ota
Bo
ntang
TA
.
20
15
yang
diterb
itkan
1 LH
R
33.320
.0
00
,0
0
Mela
kukan
Reviu
LK
PD
T
ahun
20
15
dan
Pend
am
pin
gan
dari
Pem
erik
saan B
PK
R
I
A.3
Menin
gkatnya efektiv
itas
pela
ksanaan
refo
rm
asi
biro
krasi
di
lin
gkungan
pem
erin
tah
Ko
ta
Bo
ntang
Pro
gram
Penin
gkatan
Sis
tem
Pengaw
asan
Internal
dan
Pengendalia
n K
eb
ijakan K
DH
Indeks R
B K
ota B
ontang
67,6 (B
)
Pela
ksanaan
mo
nito
ring
PM
PR
B
sesuai
Keputusan
Walik
ota
Bo
ntang N
om
or 578
T
ahun 20
15
tentang PK
PT
tahun 20
16
Mo
nito
rin
g Penilaian M
an
dir
i
Pela
ksanaan
R
efo
rm
asi
Bir
okrasi K
ota B
ontang
Jum
lah LH
M PM
RB
K
ota
Bo
ntang sem
esteran yang
dis
ele
saik
an
2 LH
E
0,0
0
Mela
kukan
evalu
asi
atas
pela
ksanaan
rencana
aksi
8
area
perubahan R
efo
rm
asi B
iro
krasi
A.4
Menin
gkatnya efektiv
itas
penanganan
kasus
pengaduan
masyarakat
dan
ap
aratur
yang
terbuka d
an resp
onsif
Pro
gram
Pengin
tensifik
asia
n
Penanganan
Pengaduan
Masyarakat
Persentase
kasus
pengaduan
masyarakat
yang
tela
h
selesai
ditin
daklanjuti
10
0%
Mela
kukan
pem
erik
saan
khusus
atas
pengaduan
masyarakat
Ko
ta
Bo
ntang
Kegia
tan
Pen
anganan
K
asus
Pengaduan
Masyarakat
Ko
ta
Bo
ntang
Jum
lah
penyele
saian
tin
dak la
njut p
enanganan
kasus
pengaduan
masyarakat d
an ap
aratur
5 kasus
15.810
.0
00
,0
0
Mela
kukan
pem
erik
saan
d
engan
tujuan terten
tu d
an p
em
erik
saan
khusus atas p
engaduan m
asyarakat
Ko
ta B
ontang
A.5
Menin
gkatnya
kualitas
penerap
an
SPIP
Ko
ta
Bo
ntang
Pro
gram
Penyele
nggaraan
Sis
tem
Pengend
alaia
n Intern
Pem
erin
tah
Nila
i m
aturit
as SPIP K
ota
Bo
ntang
Level 2
Pela
ksanaan
m
onito
rin
g
dan
evalu
asi
SPIP
sesuai
Kep
utusan
Walik
ota
Bo
ntang
No
mo
r
578
Tahun 20
15 tentang PK
PT
tahun
20
16
Kegia
tan
Pelaksanaan
Dia
gno
stic
A
ssesm
ent SK
PD
Jum
lah
penyele
saian
DA
SK
PD
6 SK
PD
36.720
.0
00
,0
0
Mela
kukan
Dia
gno
stic
A
ssesm
ent
SK
PD
dan evalu
asi
penerap
an SPIP
tin
gkat K
ota B
ontang
24
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
REN
CA
NA
K
ER
JA
(R
EN
JA
)
REN
CA
NA
A
KSI
PR
OG
RA
M PR
IO
RIT
AS /
KEG
IA
TA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
A
TA
RG
ET
A
NG
GA
RA
N
B
Persep
ktif Pro
ses Intern
al (Internal B
usin
ess Process) 30
%
B.1
Menin
gkatnya
mutu
kap
abili
tas
APIP
Ko
ta
Bo
ntang
Kegia
tan N
on
B
udgeter
Tin
gkat K
ap
abili
tas A
PIP
Ko
ta B
ontang
Level 2
0
,0
0
Im
ple
mentasi
rencana
aksi
penin
gkatan kap
abilitas A
PIP K
ota
Bo
ntang
K
etep
atan
perencanaan
terhad
ap
w
aktu
proses
pela
ksanaan
dan
pela
po
ran p
engaw
asan
60
%
0,0
0
Mela
kukan
kendali
mutu
atas
pela
ksanaan kegia
tan p
engaw
asan
sesuai PK
PT
Lap
oran
mo
nito
rin
g
dan
evalu
asi
rencan
a
kerja
(R
enja) yang d
iterbitkan
4 Lap
oran
triw
ula
n
0,0
0
Mela
kukan
mo
nito
rin
g
dan
evalu
asi p
elaksanaan
rencana kerja
(R
enja) Insp
ekto
rat D
aerah
C
Persep
ktif Pem
bela
jaran dan
Pertum
buhan (Learn
ing an
d G
ro
wth) 20
%
C.1
Menin
gkatnya
kap
asitas
SD
M yang p
ro
fesio
nal
Pro
gram
Pela
yanan
Adm
inis
trasi Perkanto
ran
Nila
i rata-rata
evalu
asi
kin
erja
ind
ividu
bula
nan
pegaw
ai in
sp
ekto
rat
> 90
%
M
ela
kukan
evalu
asi
kin
erja
pegaw
ai
secara b
erjenjang m
ela
lui
ap
likasi
e-p
erfo
rm
ance
setia
p
bula
nnya
Kegia
tan
Penyed
iaan
Jasa
Tenaga
Ad
min
istrasi/
Teknis
Perkanto
ran
Jum
lah
pegaw
ai
Insp
ekto
rat
yang
mend
ap
atkan T
KT
T
42 PN
S
1.695.661.752,0
0
Mela
kukan
evalu
asi
kin
erja
pegaw
ai
secara b
erjenjang m
ela
lui
ap
likasi
e-p
erfo
rm
ance
setia
p
bula
nnya
Pro
gram
Penin
gkatan
Kap
asitas
Sum
ber
Daya
Ap
aratur
Rata-rata
jum
lah
jam
lat
pegaw
ai
Insp
ekto
rat
terhad
ap
hari
kerja
setahun
> 5%
Mela
ksanakan d
ikla
t bagi
pegaw
ai
mela
lui
pela
tih
an
kanto
r
sendir
i
(PK
S)
maupun
lem
baga
terakred
itasi
1.
Kegia
tan
Pen
did
ikan
dan
Pela
tih
an Fo
rm
al
Jum
lah
ap
arat
pengaw
as
yang
mengik
uti
dik
lat
substantif p
engaw
asan
42 PN
S
596.865
.0
00
,0
0
Mela
ksanakan
dik
lat
substantif
pengaw
asan bagi ap
arat p
engaw
as
pada le
mb
aga terakred
itasi
25
NO
.
SA
SA
RA
N ST
RA
TEG
IS
REN
CA
NA
K
ER
JA
(R
EN
JA
)
REN
CA
NA
A
KSI
PR
OG
RA
M PR
IO
RIT
AS /
KEG
IA
TA
N
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
A
TA
RG
ET
A
NG
GA
RA
N
2.
Wo
rksho
p
Im
ple
mentasi
Peraturan
Perundang-
Undangan
Jum
lah
ap
arat
pengaw
as
dan SK
PD
yang m
engik
uti
wo
rksho
p
42 PN
S
47 SK
PD
42.0
40
.0
00
,0
0
Mela
ksanakan
wo
rksho
p
pengadaan
barang
dan
jasa
bagi
selu
ruh
pegaw
ai
Insp
ekto
rat
Daerah
dan
SK
PD
d
engan
narasum
ber dari LK
PP
C.2
M
enin
gkatnya
pem
anfaatan
tekno
logi
info
rm
asi
dan
kualitas
sarana
prasaran
a
dala
m
tata kelo
la o
rganis
asi
Pro
gram
Penin
gkatan
Sarana
dan Prasarana A
paratur
Rasio
sarana
dan
prasarana
yang
tersedia
dengan
kebutuhan
pegaw
ai
sesuai
standar
kualit
as
pela
yanan
yang
baik
10
0%
Mela
kukan
pem
elih
araan
rutin
terhad
ap
p
erala
tan
kerja
kan
to
r
dan sarana m
obilit
as
Pem
elih
araan
R
utin
/B
erkala
Gedung K
anto
r
Jum
lah p
eraw
atan gedung
kanto
r
yang
tela
h
dilaksanakan
1
bangunan
2.0
00
.0
00
,00
Mela
kukan
peraw
atan
rutin
gedung kanto
r
Pem
elih
araan
R
utin
/B
erkala
Kendaraan D
inas/O
perasio
nal
Junla
h
kendaraan
din
as/o
perassio
nal
yang
dir
aw
at secara rutin
20
unit
254.216.0
00
,0
0
Mela
kukan
peraw
atan
rutin
kendaraan din
as/o
perasio
nal
Pem
elih
araan
R
utin
/B
erkala
Perala
tan dan
Perle
ngkap
an
Gedung K
anto
r
Jum
lah
perala
tan
gedung
kanto
r
yang
dir
aw
at
secara rutin
1 unit
9.0
00
.0
00
,00
Mela
kukan p
eraw
atan rutin
p
ad
a
mesin
fo
to
ko
pi kanto
r
D
Persep
ktif K
euangan (Fin
ancial)
10
%
D.1
Menin
gkatnya
pengelo
laan
anggaran
yang efektf
Kegia
tan N
on
B
udgeter
Lap
oran realis
asi
fis
ik d
an
keuangan
Insp
ekto
rat
Daerah
4 la
po
ran
triw
ula
n
0,0
0
Mela
kukan
evalu
asi
cap
aia
n
fis
ik
dan keuangan Insp
ekto
rat D
aerah
mela
lui ap
likasi e C
on
tro
llin
g
26
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI TAHUN SEBELUMNYA
Sesuai laporan hasil evaluasi SAKIP Nomor: 700/2701/Inspektorat.01 tanggal
10 Agustus 2016, implementasi SAKIP Inspektorat Daerah memperoleh nilai evaluasi
sebesar 79,18 (Sangat Baik). Beberapa perbaikan yang disarankan untuk meningkatkan
akuntabilitas kinerja Inspektorat Daerah adalah sebagai berikut:
1. Menindaklanjuti rekomendasi evaluasi tahun-tahun sebelumnya dalam rangka
memperbaiki kualitas perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan
kinerja, yakni:
a. Sistem pengumpulan data kinerja dituangkan dalam pedoman/SOP yang
diformalkan.
b. Target kinerja yang diperjanjikan digunakan untuk mengukur keberhasilan
maupun kegagalan sehingga dijadikan dasar pemberian reward and
punishment.
c. Hasil evaluasi Program ditindaklanjuti untuk perbaikan kinerja.
2. Rencana Aksi atas kinerja dimanfaatkan untuk pengarahan dan pengorganisasian
kegiatan serta dimonitoring pencapaiannya secara berkala.
3. Pengukuran kinerja dilakukan secara berjenjang serta dikembangkan menggunakan
teknologi informasi.
Tindak lanjut hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Inspektorat Daerah adalah telah
disusun sistem pengumpulan data kinerja meliputi SOP Pengumpulan data kinerja dan
SOP Pengukuran capaian kinerja.
3.2. KERANGKA ANALISA PENGUKURAN KINERJA
3.2.1. PENGUKURAN KINERJA TUJUAN STRATEGIS Pengukuran keberhasilan tujuan strategis dalam laporan kinerja Inspektorat Daerah
tahun 2016 terdiri dari 2 (dua) jenis, yakni:
1. Pengukuran capaian indikator kinerja masing-masing tujuan strategis.
2. Pengukuran rata-rata capaian indikator kinerja seluruh tujuan strategis
berperspektif stakeholder menggunakan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah yang merupakan rerata indikator-indikator
tujuan strategis yang mendeskripsikan tingkat kemampuan pemerintah daerah dalam
mencapai kinerjanya bagi kesejahteraan masyarakat. Sistem penilaian Indeks
27
Akuntabilitas Pemerintah Daerah tersebut mengacu pada jurnal “Penilaian Indeks
Akuntabilitas Instansi Pemerintah” yang dipublikasikan pada Jurnal BPK Tata Kelola
dan Akuntabilitas Keuangan Negara Vol. 1 No. 1 Tahun 2015. Namun demikian, hasil
jurnal dimaksud belum dapat digunakan seluruhnya untuk menghitung Indeks
Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang karena keterbatasan informasi.
Perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang dengan
pembobotan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pembobotan Perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang
NO. KOMPONEN BOBOT (%) MAKSIMUM SKOR
1. Nilai EKPPD 20 4
2. Nilai Evaluasi SAKIP 20 4
3. Opini LKPD 20 4
4. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 20 10
5. Nilai PMPRB 10 5
6. Tingkat Maturitas SPIP 10 5
Bobot 100
Tabel 3.2
Kriteria Predikat Hasil Peniaian Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang
HASIL AKHIR TINGKAT AKUNTABILITAS
90% – 100% Sangat Baik
61% – 89% Baik
50% – 60% Cukup
< 49% Kurang
3.2.2. PENGUKURAN KINERJA SASARAN STRATEGIS Pengukuran keberhasilan sasaran strategis menggunakan formula perhitungan yang
ditetapkan dalam Keputusan Inspektur Daerah Nomor 25 Tahun 2016 tentang
Pengukuran Kinerja di Lingkungan Inspektorat Daerah Kota Bontang.
3.3. CAPAIAN AKUNTABILITAS KINERJA TUJUAN STRATEGIS
Pengukuran capaian akuntabilitas kinerja masing-masing tujuan strategis Inspektorat
Daerah tahun 2016 dibandingkan dengan target provinsi dan nasional adalah sebagai
berikut:
28
Tabel 3.3
Capaia
n A
kuntabilitas K
inerja Tujuan Strategis Inspektorat D
aerah Tahun 2016
NO
.
TU
JU
AN
IN
DIK
AT
OR
K
IN
ER
JA
T
UJU
AN
R
EA
LISA
SI
TA
RG
ET
PR
OV
IN
SI
TA
RG
ET
NA
SIO
NA
L
KET
ER
AN
GA
N
1.
Meningkatkan
mutu
akuntabilitas
kinerja
dan
keuangan
penyelenggaraan
urusan
pem
erintahan daerah K
ota
Bo
ntang
(T
he
Qualit
y
of
Perfo
rm
ance
Acco
untabilit
y
and
Fin
ancia
l A
cco
untabilit
y)
a.
Nilai
evaluasi
penyelengaraan
urusan
pem
erintahan daerah K
ota
Bo
tang
dengan
predikat
“Sangat T
inggi”
Sangat T
inggi
(Sko
r 3,8)
Sangat T
inggi
Sangat T
inggi
Tercapai
b.
Nilai
SA
KIP
Ko
ta
Bo
ntang
dengan katego
ri B ke atas
B
(Sko
r 64,16
)
B
B
Tercapai
c.
Opini
LK
PD
K
ota
Bo
ntang
berpredikat W
TP
WT
P
WT
P
WT
P
Tercapai
2.
Meningkatkan kualitas tata
kelo
la
dan
refo
rm
asi
biro
krasi
Ko
ta
Bo
ntang
yang akuntabel, bersih dan
efektif
(T
he
Qualit
y
of
Go
vernance
and
Bureaucratic
R
efo
rm
)
a.
Indeks
RB
Ko
ta
Bo
ntang
berpredikat “B”
B
(N
ilai 67,6)
B
B
Tercapai
b.
Indeks Persepsi K
orupsi (IPK
)
Ko
ta Bo
ntang m
encapai nilai
5,9
5,27
5,9
Meningkat
Tidak T
ercapai
c.
Tingkat m
aturitas SPIP K
ota
Bo
ntang
pada
Level
3
(T
erdefinisi)
Nilai 2,88
-
Level 3
Tidak T
ercapai
3.
Meningkatkan kualitas tata
kelo
la
organisasi
Inspekto
rat
Daerah
yang
berintegritas,
pro
fesio
nal
dan m
odern
(T
he
Qualit
y
of
Internal
Audit
C
apabilit
y)
Tingkat
kapabilitas
APIP
Ko
ta
Bo
ntang
pada
Level
3
(Integrated)
Level 2
-
Level 3
Tidak T
ercapai
29
3.3.1. INDEKS AKUNTABILITAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BONTANG
Hasil perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang tahun 2016
mendapatkan nilai sebesar 77,3% dengan kategori Baik dirincikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Perhitungan Indeks Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kota Bontang Tahun 2016
NO. KOMPONEN CAPAIAN SKOR MAKS.
SKOR
BOBOT
(%)
HASIL AKHIR
(%)
1 2 3 4 5 6 7 = (4/5 x 6)
1. Nilai EKPPD Sangat
Tinggi
4 4 20 20
2. Nilai Evaluasi SAKIP B 3 4 20 15
3. Opini LKPD WTP 4 4 20 20
4. Indeks Persepsi Korupsi
(IPK)
5,27 5,27 10 20 10,54
5. Nilai PMPRB B 3 5 10 6
6. Tingkat Maturitas SPIP 2,88 2,88 5 10 5,76
Nilai 77,3
3.4. CAPAIAN AKUNTABILITAS SASARAN STRATEGIS
Nilai kinerja organisasi (NKO) Inspektorat Daerah tahun 2016 sebesar 99,55% kategori
Sangat Tinggi yang diukur dari capaian masing-masing perspektif sasaran strategis
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.5
Nilai Kinerja Organisasi Inspektorat Daerah Tahun 2016 Berdasarkan Perspektif
NO. PERSPEKTIF
NILAI
PERSPEKTIF
(NP) %
BOBOT (%) NILAI
1 2 3 4 5 = (3x4)/100%
A. Pengguna Layanan (Stakeholder) 93,7 40 37,48
B. Proses Internal (Internal Business
Process)
105,67 30 31,70
C. Pembelajaran dan Pertumbuhan
(Learning and Growth)
93,54 20 18,71
D. Keuangan (Financial) 116,58 10 11,66
Jumlah 100 99,55
30
Nilai rata-rata capaian akuntabilitas sasaran strategis tahun 2011-2016 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Nilai Rata-Rata Akuntabilitas Sasaran Strategis Inspektorat Daerah Tahun 2011-2016
NO. TAHUN NILAI KINERJA
ORGANISASI (%)
AKUNTABILITAS
KEUANGAN (%)
RATA-RATA
AKUNTABILITAS
(%)
PREDIKAT
1 2011 117,8 75,86 96,83 Sangat Tinggi
2 2012 104,72 81,31 93,02 Sangat Tinggi
3 2013 108,8 80,25 94,53 Sangat Tinggi
4 2014 78,41 83,42 80,92 Tinggi
5 2015 91,8 77,76 84,78 Tinggi
6. 2016 99,55 93,7 96,63 Sangat Tinggi
Rata – Rata 91,12 Sangat Tinggi
Grafik 3.1
Perkembangan Nilai Rata-Rata Akuntabilitas Sasaran Strategis Tahun 2011-2016
Berdasarkan tabel 3.6 dan grafik 3.1, walaupun nilai rata-rata capaian akuntabilitas
sasaran strategis tahun 2011-2016 mencapai 91,12% dengan kategori “Sangat Tinggi”
namun nilai rata-rata akuntabilitas sasaran strategis Inspektorat Daerah tahun 2011-2016
berfluktuatif. Hal ini disebabkan capaian kinerja sasaran strategis cenderung mengalami
penurunan capaian target, sedangkan akuntabilitas keuangan cenderung meningkat
setiap tahunnya sebagaimana tergambar pada grafik 3.1.
0
20
40
60
80
100
120
140
2011 2012 2013 2014 2015 2016
NILAI KINERJA ORGANISASI AKUNTABILITAS KEUANGAN
AKUNTABILITAS RATA-RATA
31
3.5. EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA SASARAN STRATEGIS
3.5.1. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF STAKEHOLDERS
Tabel 3.7
Capaian Akuntabilitas Kinerja Masing-Masing Sasaran Strategis Perspektif Stakeholders
NO. INDIKATOR KINERJA CAPAIAN
A.1. Meningkatnya mutu akuntabilitas kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah
68,48%
A.2. Meningkatnya mutu akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang 100%
A.3. Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
pemerintah Kota Bontang
100%
A.4. Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat dan
aparatur yang terbuka dan responsif
100%
A.5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Kota Bontang 100%
Nilai Perspektif Stakeholders 93,7%
Pencapaian sasaran strategis A.1 diukur dari 4 (empat) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.8
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.1.
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A.1.1 Persentase jumlah SKPD yang
capaian kinerjanya memiliki
tingkat ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan
dengan kategori “Baik”
% 80 33,8 42,3%
A.1.2. Indeks rata-rata akuntabilitas
kinerja SKPD
Skor 2,5 (CC) 2,5 (CC) 100%
A.1.3. Rasio temuan BPK yang telah
selesai ditindaklanjuti
% 75 75,46 100,61%
A.1.4. Persentase penyelesaian tindak
lanjut rekomendasi hasil
pengawasan APIP
% 100 31 31%
Nilai Sasaran Strategis 68,48
SASARAN STRATEGIS A.1.
Meningkatnya mutu akuntabilitas kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah
32
Penjelasan capaian masing-masing indikator kinerja sasaran strategis tersebut adalah
sebagai berikut:
A.1.1. Persentase jumlah SKPD yang capaian kinerjanya memiliki tingkat ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan dengan kategori “Baik”
Formula perhitungannya adalah jumlah
SKPD yang diperiksa tidak memiliki
temuan pengembalian keuangan terhadap
total SKPD yang harus diperiksa.
Perhitungan capaian indikator kinerja
tersebut juga berdasarkan hasil
pengawasan SKPD atas aspek administrasi
pemerintahan umum (pengelolaan SDM,
pengelolaan keuangan daerah,
pengelolaan barang milik daerah dan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi) serta
80% dari total kegiatan sasaran strategis
SKPD dimaksud telah mencapai target
kinerja mempedomani ketentuan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Berdasarkan Progam Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Kota Bontang Tahun
2016, jumlah SKPD yang menjadi Obyek Pemeriksaan (Obrik) adalah sebanyak
47 SKPD. Sampai dengan akhir tahun 2016, jumlah Obrik yang telah diperiksa
sebanyak 34 SKPD dan LHP yang diterbitkan secara tepat waktu sebanyak 17
LHP. Adapun jumlah SKPD yang diperiksa tidak memiliki temuan pengembalian
keuangan dan 80% dari total kegiatan sasaran strategisnya telah dilaksanakan
secara memadai adalah sebanyak 8 SKPD.
Realisasi indikator kinerja persentase jumlah SKPD yang capaian kinerjanya
memiliki tingkat ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dengan
kategori “Baik” tahun 2016 sebesar 33,8% atau tercapai 42,3% dari target
sebesar 80% dengan status tidak memenuhi ekspetasi ( merah).
Grafik 3.2
Realisasi Indikator Kinerja A.1.1. Tahun 2014-2016
65,71
55,56
42,3
0
10
20
30
40
50
60
70
2014 2015 2016
(%)
TAHUN
Indikator kinerja tersebut
dipergunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan Inspektorat
Daerah sebagai quality assurance
(penjamin mutu) dalam rangka
meningkatkan kinerja Perangkat
Daerah terhadap
penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah Kota
Bontang yang dapat
dipertanggungjawabkan
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku.
33
Dari grafik 3.2. terlihat bahwa capaian indikator kinerja persentase jumlah SKPD
yang capaian kinerjanya memiliki tingkat ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan dengan kategori “Baik” tahun 2014-2016 mengalami
penurunan rata-rata per tahun sebesar 11,4%.
Sama dengan tahun sebelumnya, hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam
mencapai target indikator kinerja adalah:
1. Internal
a. Penyelesaian Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) belum
seluruhnya mencapai target keluaran/produk sebesar 31,91% dan target
waktu sebesar 37,5%.
Hal ini disebabkan antara lain:
1) Rasionalisasi anggaran kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Internal
Secara Berkala sebesar 62,15% yang berpengaruh pada
berkurangnya jumlah kegiatan pemeriksaan berkala sehingga tidak
mencapai target yang telah ditetapkan dalam PKPT.
2) Penambahan tugas pengawasan intern selain PKPT antara lain
review perencanaan dan penganggaran daerah sebanyak 23 Obrik
dan pemeriksaan penyalahgunaan wewenang sehingga menyulitkan
dalam pengalokasian sumber daya atau teamate.
b. Sesuai Laporan Hasil Pembinaan Pemerintah Provinsi Kaltim pada
Inspektorat Kota Bontang Nomor 700/1959-II/Itprov/2016 tanggal
31 Oktober 2016 diketahui bahwa proses kendali terhadap pelaksanaan
pengawasan intern Inspektorat Daerah belum memadai.
2. Eksternal
a. Beberapa pelaksanaan kegiatan utama SKPD (core business) belum
sepenuhnya memenuhi prinsip ekonomis, efektif dan efesien.
b. Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan beberapa SKPD belum
sepenuhnya mentaati peraturan perundang-undangan pengelolaan
keuangan daerah sehingga masih terdapat temuan keuangan yang
signifikan.
c. Penatausahaan dan pelaporan keuangan SKPD belum sepenuhnya
diadministrasikan dengan baik.
d. Sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan SKPD belum dilaksanakan
dengan baik yang terlihat dari pencatatan aset yang belum memadai
dan masih adanya penganggaran yang belum sesuai dengan
peruntukannya.
e. Sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
SKPD belum sepeuhnya baik. Hal ini terlihat masih adanya pengadaan
barang dan jasa yang belum sesuai ketentuan serta belum didukung
bukti yang lengkap dan sah.
f. Struktur pengendalian intern masih lemah. Hal terlihat dari beberapa
SKPD belum memiliki sistem dan prosedur (SOP) yang baku untuk
kegiatan utama serta pengendalian secara berjenjang belum optimal
dilakukan.
Upaya pemecahan masalah yang adalah sebagai berikut:
1. Menerapkan pengelolaan kegiatan pengawasan intern berbasis manajemen
risiko (risk based managemenet).
34
2. Memberikan rekomendasi hasil pengawasan yang aplikatif sehingga mudah
ditindaklanjuti oleh SKPD dalam memperbaiki sistem pengendalian intern
SKPD dan meningkatkan ketaatan pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Mengoptimalkan peran Unit Pengelolaan Pengaduan dan Layanan
Konsultasi Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (UP2LKPUPD)
dalam rangka meningkatkan kinerja Perangkat Daerah dan mematuhi
peraturan perundang-undangan.
A.1.2. Indeks Rata-Rata Akuntabilitas Kinerja SKPD
Indikator kinerja ini untuk mengukur kinerja Inspektorat Daerah dalam rangka
meningkatkan implementasi SAKIP Perangkat Daerah. Inspektorat Daerah telah
melakukan evaluasi SAKIP SKPD sebanyak 45 SKPD. Walaupun nilai evaluasi
SAKIP Kota Bontang mendapatkan predikat B, namun hasil evaluasi
menunjukkan nilai rata-rata evaluasi SAKIP SKPD hanya sebesar 53,51 atau
indeks rata-rata akuntabilitas kinerja SKPD mencapai skor 2,5 (CC).
Realisasi indikator kinerja indeks rata-rata akuntabilitas kinerja SKPD tahun 2011-
2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Realisasi Indikator Kinerja A.1.2 Tahun 2011-2016
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Indeks rata-rata
akuntabilitas kinerja
SKPD
2,5
(CC)
2,5
(CC)
3 (B) 2,5
(CC)
2,5
(CC)
2,5
(CC)
Diagram 3.1.
Rekapitulasi Hasil Evaluasi SAKIP SKPD Tahun 2011-2016
2011 2012 2013 2014 2015 2016
AA 1 3 9 0 0 0
A 8 4 12 2 2 2
B 5 8 12 8 6 13
CC 6 7 8 24 25 17
C 2 4 0 10 12 12
D 6 2 0 1 0 1
0
5
10
15
20
25
30
SKP
D
TAHUN
35
Berdasarkan tabel di atas, hasil evaluasi SAKIP SKPD bernilai CC ke atas
berfluktuasi setiap tahunnya. Beberapa kendala dan permasalahan dalam
implementasi SAKIP SKPD antara lain adalah:
1. Internal a. Metode
1) Perubahan penilaian evaluasi SAKIP menyesuaikan
perkembangan penerapan SAKIP. Hal ini berdampak
pada penilaian evaluasi SAKIP belum sepenuhnya
memiliki standar yang baku dan evaluator memiliki
personal adjustment yang berbeda-beda.
2) Kegiatan evaluasi dan pemantauan penyelesaian
rekomendasi hasil evaluasi SAKIP SKPD belum
dilakukan.
2. Eksternal a. Personalia
Beberapa pejabat SKPD yang melaksankan fungsi
perencanaan program belum sepenuhnya memahami
penerapan SAKIP.
b. Metode
1) Perencanaan kinerja
Beberapa SKPD belum memilki perencanaan kinerja
yang memadai, permasalahan yang dominan adalah
penetapan indikator kinerja yang memenuhi kriteria
yang Baik (SMART).
2) Pengukuran kinerja
a) Beberapa SKPD memiliki pedoman pengumpulan
data kinerja yang diformalkan serta
pengumpulan data dan pengukuran kinerja
belum dilakukan secara periodik.
b) Beberapa SKPD belum menyusun rencana aksi
untuk melaksanaan perjanjian kinerja.
c) Beberapa SKPD belum menyusun indikator
kinerja individu (IKI) dan perjanjian kinerja
individu.
3) Pelaporan kinerja
LKIP SKPD belum disajikan informatif dan baik sesuai
ketentuan. LKIP SKPD belum sepenuhnya
memberikan data dan informasi pencapaian sasaran
kinerja yang riil secara memadai serta belum
menyajikan perbandingan capaian kinerja pada
tahun-tahun sebelumnya sesuai rentang Renstra
sebagai bahan evaluasi.
4) Evaluasi kinerja
Beberapa SKPD belum menindaklanjuti hasil evaluasi
SAKIP SKPD tahun sebelumnya.
Upaya pemecahan masalah antara lain:
1. Berkoordinasi dengan Bagian Organisasi Setda dalam penerapan SAKIP
SKPD.
2. Melakukan pemantauan atas penyelesaian rekomendasi LHE SAKIP SKPD
secara berkala.
36
A.1.3. Rasio temuan BPK yang telah selesai ditindaklanjuti
Metode pengukuran capaian indikator kinerja
tersebut adalah jumlah rekomendasi LHP BPK
RI berstatus telah selesai ditindaklanjuti (TS)
pada periode semester II tahun berjalan.
Sampai dengan tahun 2016, BPK RI telah
menerbitkan 21 LHP pada Pemerintah Kota
Bontang dengan temuan sebanyak 297
temuan terdiri dari 656 rekomendasi senilai
Rp81.380.283.234,00. Hasil rapat
pemuktahiran data penyelesaian TLRHP BPK
semester II Tahun 2016 tanggal 17 Desember
2016 diketahui bahwa Pemerintah Kota Bontang telah selesai menindaklanjuti
495 rekomendasi (75,46%) dengan nilai temuan keuangan daerah sebesar
Rp34.208.444.321,00 (42,04%).
Tabel 3.10
Rincian TLRHP BPK RI pada Pemerintah Kota Bontang Tahun 2016
NO. LHP
JUMLAH
REKOMENDASI
STATUS REKOMENDASI
TS TB BT TT
1. Neraca Awal Kota Bontang TA. 2004 12 12 0 - -
2. LKPD Kota Bontang TA. 2004 8 6 2 - -
3. LKPD Kota Bontang TA. 2005 34 31 3 - -
4. LKPD Kota Bontang TA. 2006 56 54 2 - -
5. Bantuan Parpol Kota Bontang TA. 2006 9 7 2 - -
6. LKPD Kota Bontang TA. 2007 31 30 1 - -
7. LKPD Kota Bontang TA. 2008 66 44 22 - -
8. Kinerja RSUD Kota Bontang 33 33 0 - -
9. Belanja Daerah kota Bontang TA. 2009 41 32 9 - -
10. LKPD Kota Bontang TA. 2009 22 13 9 - -
11. LKPD Kota Bontang TA. 2010 45 42 3 - -
12. Kinerja PDAM Kota Bontang TA. 2010-2011 41 37 4 - -
13. LKPD Kota Bontang TA. 2011 34 21 13 - -
14. Belanja Modal Jalan & Bangunan 2011-2012 18 8 10 - -
15. LKPD Kota Bontanng TA. 2012 22 13 8 - 1
16. Kinerja RSUD Kota Bontang 2012-2013 65 48 17
17. Kinerja PT Bontang Migas dan Energi 11 11 0 - -
18. LKPD Kota Bontang TA. 2013 30 10 18 1 1
19. Kinerja Pendidikan Dasar TA. 2013-2014 18 17 1 - -
20. LKPD Kota Bontang TA. 2014 31 11 20 - -
21. LKPD Kota Bontang TA. 2015 29 15 14
TOTAL 656 495 158 1 2
Ket : TS = Telah Sesuai TB = Tindak Lanjut Belum Sesuai
BT = Belum Ditindaklanjuti TT = Tidak Dapat Ditindaklanjuti
Indikator kinerja ini
termasuk Indikator Kinerja
Kunci (IKK) penyelengaraan
pemerintahan daerah pada
sub aspek Efektivitas
Perencanaan, Penyusunan,
Pelaksanaan Tata Usaha,
Pertanggungjawaban dan
Pengawasan APBD
37
Diagram 3.2
Perkembangan Capain Penyelesaian TLRHP BPK RI Tahun 2011 s.d. 2016
Berdasarkan diagram 3.1 tersebut di atas menunjukkan bahwa penyelesaian
TLRHP BPK RI pada Pemerintah Kota Bontang berfluktuasi setiap tahunnya.
Adapun perbandingan penyelesaian TLRHP BPK RI pada kab/kota/prov se-
Kaltim disajikan pada diagram berikut:
Diagram 3.3
Perbandingan capaian penyelesaian TLRHP BPK RI Kota/Kab/Prov se-Kaltim
Semester 1 Tahun 2016
SMT I2011
SMT II2011
SMT I2012
SMT II2012
SMT I2013
SMT II2013
SMT I2014
SMT II2014
SMT I2015
SMT II2015
SMT I2016
SMT II2016
TIDAK DAPAT DITINDAKLANJUTI (TT) 0 0 0 0 0 0 0 0,19 0,36 0,36 0,3 0,3
BELUM DITINDAKLANJUTI (BT) 0,64 10,55 0 0 0 0 0 3,83 0,18 0 0,3 0,15
BELUM SESUAI (TB) 30,77 25,63 35,65 28,94 24,07 28,6 25,64 25,67 27,63 24,02 28,51 24,09
TELAH SELESAI (TS) 68,59 63,82 64,35 71,06 75,93 71,4 74,58 70,31 71,83 75,62 70,89 75,46
0
20
40
60
80
100
120
%
96,42 92,36
84,38 83,62 83,06
70,88 67,70 65,00 57,48 55,24
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
38
Hambatan dalam pencapaian indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelesaian rekomendasi hasil
pemeriksaan BPK RI belum berjalan secara optimal.
b. Beberapa Kepala SKPD belum sepenuhnya memahami pentingnya
penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan BPK dalam rangka
meningkatkan akuntabilitas keuangan.
c. Sistem pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang sebelum tahun 2006
masih belum sepenuhnya dilaksanakan secara tertib dan baik, sehingga
menyulitkan dalam penelusuran dokumen yang diperlukan untuk
menyelesaikan rekomendasi hasil pemeriksaan BPK.
d. Sistem dan prosedur pengelolaan BMD pemerintah Kota Bontang yang
belum sepenuhnya memadai.
e. Terdapat beberapa penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan yang
bersifat finansial masih dilakukan secara bertahap.
Upaya pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan pemantauan dan monitoring penyelesaian rekomendasi hasil
pemeriksaan BPK RI antara lain melalui rekonsiliasi TLHP BPK RI secara
berkala dengan SKPD/unit kerja terkait.
b. Meningkatkan peran Majelis TPTGR untuk mempercepat penyelesaian
rekomendasi hasil pemeriksaan BPK yang bersifat finansial.
A.1.3. Persentase penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan APIP
Salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan
sistem pengawasan intern oleh APIP adalah
ditindaklanjutinya hasil pengawasan guna
perbaikan kinerja SKPD yang diperiksa.
Formula perhitungan indikator kinerja
Persentase penyelesaian tindak lanjut
rekomendasi hasil pengawasan APIP adalah
jumlah rekomendasi hasil pengawasan
Inspektorat Daerah yang telah selesai
ditindaklanjuti pada periode PKPT tahun
sebelumnya.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan PKPT Kota Bontang Tahun 2015, jumlah
LHP yang telah terbit sebanyak 40 LHP Reguler/Berkala dengan 256 temuan
terdiri dari 518 rekomendasi senilai Rp160.116,416,00.
Perkembangan penyelesaian TLHP PKPT Kota Bontang Tahun 2015 per
31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
a. Rekomendasi yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 163 rekomendasi
atau 31% dengan nilai pengembalian ke kas daerah sebesar
Rp33.268.280,00 atau 21%.
b. Rekomendasi yang masih dalam proses ditindaklanjuti sebanyak 9
rekomendasi atau 2%.
c. Rekomendasi yang belum ditindaklanjuti sebanyak 346 rekomendasi atau
67% senilai Rp126.848.136,00 atau 77%.
Indikator kinerja ini untuk
mengukur kinerja
pemanfaatan hasil
pengawasan Inspektorat
Daerah untuk meningkatkan
kinerja SKPD terhadap
penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah Kota
Bontang
39
Tabel 3.11
Perkembangan Penyelesaian TLRHP Reguler/Berkala Tahun 2010 s.d. 2015
NO. STATUS
REKOMENDASI
TAHUN
2010
TAHUN
2011
TAHUN
2012
TAHUN
2013
TAHUN
2014
TAHUN
2015
1. Rekomendasi
yang telah selesai
ditindaklanjuti
100% 63,28% 20,94% 24,15% 71% 21%
2. Rekomendasi
masih dalam
proses
ditindaklanjuti
- 20,31% 12,39% 5,08% 6% 2%
3. Rekomendasi
yang belum
ditindaklanjuti
- 16,41% 66,67% 70,77% 23% 77%
Grafik 3.3
Realisasi Indikator Kinerja A.1.4 Tahun 2010 s.d. 2015
Berdasarkan grafik 3.2. di atas diketahui penyelesaian TLRHP tahun 2010 s.d.
2015 mengalami kecenderungan yang menurun rata-rata pertahun sebesar
11,5%.
Kendala dan permasalahan yang dihadapi adalah sbb:
a. Penyelesaian beberapa laporan hasil pengawasan (LHP) masih belum tepat
waktu.
b. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penyelesaian rekomendasi LHP PKPT
Kota Bontang yang belum berjalan optimal.
c. Beberapa rekomendasi yang bersifat finansial masih diselesaikan secara
bertahap oleh Obrik yang bersangkutan.
d. Masih adanya pemahaman yang berbeda terhadap penyelesaian
rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat oleh Obrik yang bersangkutan.
0
20
40
60
80
100
120
2010 2011 2012 2013 2014 2015
PER
SEN
TASE
(%
)
TAHUN
40
Upaya pemecahan masalah antara lain:
a. Meningkatkan koordinasi dan pemantauan penyelesaian rekomendasi hasil
pemeriksaan Inspektorat pada Obrik terkait secara lebih intensif.
b. Menyusun rencana aksi (action plan) penyelesaian tindak lanjut
rekomendasi hasil pemeriksaan (TLRHP) antara tim pemeriksa dengan Obrik
yang bersangkutan sehingga diperoleh kesepakatan bersama untuk
menyelesaikan rekomendasi LHP dimaksud.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya
didukung 6 (enam) kegiatan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala;
2. Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH;
3. Peningkatan Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja;
4. Tindak lanjut Hasil Temuan Pengawasan;
5. Rekonsiliasi Temuan Hasil Pemeriksaan;
6. Optimalisasi dan Evaluasi LP2P bagi PNS
Pagu anggaran 6 (enam) kegiatan tersebut sebesar Rp848.851.000,00 direalisasikan
(capaian input) sebesar Rp796.672.500,00 atau 93,85%. Perhitungan efesiensi sumber
daya pencapaian sasaran A.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.1
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Meningkatnya mutu akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah
93,85 68,48 72,97
Pencapaian sasaran strategis A.2 diukur 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.13
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.2.
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A.2.1. Indeks opini BPK atas LKPD Skor 4 (WTP) 4 (WTP) 100%
Nilai Sasaran Strategis 100%
SASARAN STRATEGIS A.2.
Meningkatnya mutu akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kota Bontang
41
Formula perhitungan capaian sasaran adalah opini
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) Kota
Bontang pada periode tahun sebelumnya. Opini BPK
atas LKPD menunjukkan capaian kualitas pengelolaan
keuangan daerah yang dapat memenuhi prinsip
transparansi dan akuntabilitas. Pada tahun 2015,
pemerintah Kota Bontang mulai menerapkan standar
akuntansi berbasis akrual untuk penyusunan laporan
keuangan. Sesuai hasil pemeriksaan keuangan BPK RI,
LKPD Kota Bontang tahun 2015 mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau tercapai 100%.
Realisasi indikator kinerja indeks opini BPK atas LKPD tahun 2011-2016 sebagai berikut:
Tabel 3.14
Realisasi Indikator Kinerja A.2.1 Tahun 2011-2016
NO. INDIKATOR KINERJA
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Indeks opni BPK atas LKPD 3
(WDP)
3
(WDP)
3
(WDP)
3
(WDP)
4
(WTP)
4
(WTP)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut:
1. Kegiatan pendampingan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan terinci BPK RI
atas LKPD Kota Bontang berjalan efektif. Hal ini menunjukkan Inspektorat Daerah
telah mampu menjadi counterpart (mitra) BPK RI untuk meningkatkan kualitas
LKPD Kota Bontang.
2. Pemerintah Kota Bontang telah menggunakan aplikasi sistem pengelolaan
keuangan daerah untuk pengelolaan pendapatan, pengelolaan belanja dan
pengelolaan barang milik daerah.
3. Kegiatan asistensi dan rekonsiliasi pelaporan keuangan SKPD telah dilakukan oleh
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) secara berkala.
4. Pejabat pengelola keuangan SKPD berperan aktif untuk menyelesaikan pelaporan
keuangan sesuai standar akuntansi berbasis akrual.
5. Pemerintah Kota Bontang berperan aktif menindaklanjuti dengan pemeriksaan
yang berpotensi terjadinya penyimpangan keuangan daerah sebelum
diterbitkannya LHP BPK RI.
Walaupun demikian, masih terdapat beberapa hambatan/permasalahan yang signifikan
dihadapi dalam pencapaian sasaran tersebut sebagai berikut:
1. Aplikasi sistem pengelolaan keuangan daerah belum seluruhnya terintegrasi atau
interoperabilitas. Hanya aplikasi sistem pengelolaan belanja yang dapat
dioperasikan secara daring (online), sedangkan pengelolaan pendapatan dan
pengelolaan barang milik daerah masih dioperasikan secara luring (offline).
2. Pejabat pengelola keuangan SKPD tidak seluruhnya memahami standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual karena memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda-beda sehingga diperlukan pendampingan yang intensif dalam menyusun
laporan keuangan.
3. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa SKPD belum sepenuhnya mempedomani
ketentuan yang berlaku.
4. Pengelolaan pendapatan daerah belum sepenuhnya dilakukan secara optimal.
Indikator kinerja sasaran ini
untuk mengukur kinerja
Inspektorat Daerah
meningkatkan kualitas
pengelolaan keuangan
daerah Kota Bontang
berbasis akrual
42
5. Pengelolaan barang milik daerah belum sepenuhnya dilakukan secara memadai.
Upaya pemecahan masalah antara lain:
1. Meningkatkan kegiatan monitoring kas dan persediaan yang bersumber selain
APBD Kota Bontang.
2. Berkoordinasi dengan Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BKPD) untuk
menyempurnakan aplikasi sistem pengelolaan keuangan daerah serta pemberian
pendidikan dan pelatihan tentang standar akuntansi pemerintah bagi pejabat
pengelola keuangan SKPD.
3. Memprioritaskan kegiatan pengawasan intern terhadap SKPD yang memiliki
anggaran yang besar dan beresiko tinggi terjadinya penyimpangan pengelolaan
keuangan.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Sistem
Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan KDH yang operasionalisasinya
didukung kegiatan Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Pagu anggaran kegiatan Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan sebesar
Rp33.320.000,00 direalisasikan (capaian input) sebesar Rp 33.320.000,00 atau 100%.
Perhitungan efesiensi sumber daya pencapaian sasaran A.2 sebagai berikut:
Tabel 3.15
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.2
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Meningkatnya mutu akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah
Kota Bontang
100 100 100
Pencapaian sasaran strategis A.3 diukur 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.16
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.3
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A.3.1. Indeks RB Kota Bontang Skor B B 100%
Nilai Sasaran Strategis 100%
SASARAN STRATEGIS A.3.
Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
pemerintah Kota Bontang
43
Reformasi birokrasi adalah salah satu upaya untuk
melakukan penataan sistem penyelenggaraan
pemerintahan yang baik, efektif dan efesien, sehingga
dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat dan
profesional. Formula perhitungan indikator kinerja
sasaran adalah hasil evaluasi penilaian mandiri
reformasi pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB)
tahap ketiga periode tahun sebelumnya melalui sistem
daring (online) Kementerian PANRB. PMPRB
merupakan instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan
reformasi birokrasi yang dilakukan secara mandiri (self
assessement) oleh pemerintah daerah yang
bersangkutan.
Agar pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berjalan efektif, Pemerintah Kota Bontang
telah menetapkan Peraturan Walikota Bontang Nomor 657 Tahun 2013 tentang
Roadmap Reformasi Birokrasi.
Berdasarkan hasil PMPRB Kota Bontang secara online tahap ketiga diketahui indeks RB
Kota Bontang tahun 2016 memperoleh skor 70,73% atau berkategori baik sesuai target
kinerja yang ditetapkan mencapai 100%. Rincian perbandingan hasil evaluasi PMPRB
Kota Bontang tahun 2015 s.d. 2016 sebagai berikut:
Tabel 3.17
Rincian Hasil PMPRB Kota Bontang Tahun 2015-2016
NO. PENILAIAN TAHUN 2015 TAHUN 2016
A. PROSES 48,78 51,34
I. Manajemen Perubahan 4,46 4,6
II. Penataan Peraturan Perundang-undangan 5 5
III. Penataan dan Penguatan Organisasi 5,67 6
IV. Penataan Ketatalaksanaan 3,96 4,67
V. Penataan Sistem Manajemen SDM 14,2 14,23
VI. Penguatan Akuntabilitas 6 6
VII. Penguatan Pengawasan 4,34 4,84
VIII. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 5,16 6
B. HASIL 18,82 19,4
I. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja
Organisasi
8,64 8,67
II. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 2 3
III. Kualitas Pelayanan Publik 8,18 7,73
Indeks RB 67,6 70,73
Indikator kinerja sasaran ini
untuk mengukur kinerja
Inspektorat Daerah
meningkatkan kualitas
pelaksanaan reformasi
birokrasi di lingkungan
pemerintah daerah Kota
Bontang yang berorientasi
pada pelayanan publik
yang prima.
44
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran antara lain:
1. Komitmen Walikota Bontang melaksanakan reformasi birokrasi sebagai upaya
mewujudkan smart governance pada pemerintah Kota Bontang.
2. Koordinasi antar SKPD untuk melaksanakan roadmap reformasi birokrasi berjalan
efektif.
3. Kegiatan pemantauan atas implementasi roadmap reformasi birokrasi telah
dilaksanakan secara berkala.
Walaupun target kinerja telah tercapai, masih terdapat kendala atau permasalahan
yang dihadapi adalah:
1. SKPD belum seluruhnya menetapkan program quick wins reformasi birokrasi.
2. Pemerintah Kota Bontang belum menetapkan role model atau agent of change.
3. Survey eksternal atas persepsi korupsi belum dilaksanakan.
4. Inspektorat Daerah telah melakukan penilaian awal pada beberapa SKPD yang
melakukan pelayanan publik secara langsung kepada masyarakat yang akan
diusulkan menjadi Zona Integritas.
Hasil penilaian menunjukkan beberapa SKPD dimaksud belum ada yang
memenuhi kriteria untuk ditetapkan menjadi Zona Integritas.
Hal ini mengakibatkan Pemerintah Kota Bontang belum dapat mencanangkan
Zona Integritas.
5. Pemerintah Kota Bontang masih memproses penyelesaian kebijakan penerapan
Whistel Blowing System, penanganan benturan kepentingan, penanganan
pengaduan masyarakat serta
Upaya pemecahan masalah adalah:
1. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana kerja
pembangunan ZI menuju WBK/WBBM oleh SKPD yang akan diusulkan menjadi ZI.
2. Melakukan koordinasi dengan Bagian Hukum dan Bagian Organisasi Setda serta
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) untuk segera menetapkan
kebijakan penerapan Whistle Blowing System dan kebijakan penanganan benturan
kepentingan serta penanganan pengaduan masyarakat.
3. Melakukan koordinasi dengan Bagian Organisasi Setda untuk melakukan
perubahan roadmap reformasi birokrasi Kota Bontang mempedomani Peraturan
Menteri PANRB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2015-2019.
Operasionalisasi sasaran tersebut merupakan kegiatan Non Budgeting tidak memiliki
anggaran kegiatan. Perhitungan efesiensi sumber daya pencapaian sasaran A.3 sebagai
berikut:
Tabel 3.18
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.3
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Meningkatnya efektivitas
pelaksanaan reformasi birokrasi di
lingkungan pemerintah Kota
Bontang
100 100 100
45
Pencapaian sasaran strategis A.4 diukur 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.19
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.4
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A.4.1. Persentase kasus pengaduan
masyarakat dan aparatur yang
telah selesai ditindaklanjuti
% 100 100 100%
Nilai Sasaran Strategis 100%
Fornula perhitungan sasaran ini tidak hanya jumlah
penyelesaian laporan hasil pemeriksaan khusus untuk
menindaklanjuti laporan pengaduan masyarakat,
tetapi juga kasus disiplin aparatur serta pemeriksaan
khusus lainnya.
Salah satu unsur praktik good governance adalah
partisipasi masyarakat sebagai wujud kontrol sosial
(social control) terhadap penyelenggaraan
kepemerintahan daerah dan mutu pelayanan publik .
Selama tahun 2016, Inspektorat Daerah telah menyelesaikan pemeriksaan khusus
sebanyak 11 laporan, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.20
Rekapitulasi Pemeriksaan Khusus Tahun 2016
NO. URAIAN JUMLAH HASIL
1 Pengaduan masyarakat terkait pelayanan
publik
1 Penyelesaian secara
administratif
2 Pengaduan masyarakat terkait kepemilikan
aset pribadi
1 Tidak terbukti
3 Pengaduan masyarakat terkait penerimaan
siswa baru
1 Tidak terbukti
4 Kasus pelanggaran disiplin pegawai 2 Pengusulan hukuman disiplin
5 Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa 5 Pengusulan ke dalam Daftar
Hitam (Blacklist)
6 Pengelolaan BUMD 1 Perbaikan tata kelola internal
SASARAN STRATEGIS A.4
Meningkatnya efektivitas penanganan kasus pengaduan masyarakat dan aparatur
yang terbuka dan responsif
Indikator kinerja sasaran ini
untuk mengukur kinerja
Inspektorat Daerah
mendorong peningkatan
partisipasi masyarakat
dalam pengawasan
kepemerintahan Kota
Bontang
46
Tabel 3.21
Realisasi Jumlah Pemeriksaan Khusus Tahun 2011-2016
NO. URAIAN
REALISASI
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1. Jumlah LHP Khusus 3 1 8 8 4 11
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran antara lain:
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan jalannya roda
kepemerintahan Kota Bontang.
2. Meningkatnya efektifitas penyelesaian tindak lanjut laporan pengaduan masyarakat
yang dilakukan Inspektorat Daerah.
Kendala atau permasalahan yang dihadapi adalah:
1. SKPD belum seluruhnya menerapkan standar pelayanan publik untuk penanganan
pengaduan masyarakat secara efektif.
2. SKPD belum seluruhnya melakukan pembinaan kedisiplinan pegawai secara efektif.
3. SKPD belum seluruhnya melakukan pengendalian atas pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa secara efektif.
Upaya pemecahan masalah adalah:
1. Penerapan standar pelayanan publik menjadi salah satu sasaran pengawasan intern
dalam program kerja pengawasan (PKP) pemeriksaan komprehensif.
2. Meningkatkan efektifitas kegiatan review pengadaan barang dan jasa setiap
triwulan.
3. Meningkatkan pembinaan manajemen kepegawaian melalui kegiatan pemeriksaan
komprehensif.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui Program Pengintensifikasian
Penanganan Pengaduan Masyarakat, terdiri dari 1 (satu) kegiatan yakni Penanganan
Kasus Pengaduan Masyarakat Kota Bontang.
Pagu anggaran kegiatan tersebut sebesar Rp15.810.000,00 direalisasikan (capaian
input) sebesar Rp15.810.000,00 atau 100%. Perhitungan efesiensi sumber daya
pencapaian sasaran A.1 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.22
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.4
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Persentase kasus pengaduan
masyarakat dan aparatur yang telah
selesai ditindaklanjuti
100 100 100
47
Pencapaian sasaran strategis A.5 diukur 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.23
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis A.5
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
A.5.1. Tingkat maturitas SPIP Kota
Bontang
Skor 2 2 100%
Nilai Sasaran Strategis 100%
Formula perhitungan sasaran ini adalah hasil penilaian
BPKP atas tingkat maturitas SPIP Kota Bontang.
Berdasarkan Laporan Hasil Penilaian BPKP atas Tingkat
Maturitas Penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Kota
Bontang tahun 2015 Nomor: LHE-83/PW17/3/2016
tanggal 25 Februari 2016 menunjukkan bahwa nilai
maturitas SPIP Kota Bontang sebesar 2,88 (Level 2)
berada pada level Berkembang.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah sosialisasi
implementasi SPIP SKPD yang dilakukan oleh BPKP dan Inspektorat Daerah secara
intensif.
Beberapa permasalahan yang mempengaruhi penilaian sebagai berikut:
1. Pemerintah Kota Bontang belum melakukan indentifikasi risiko dan analisa risiko
seluruh kegiatan pokok unit organisasi.
2. Pemerintah Kota Bontang hanya melaksanakan kebijakan dan prosedur pada
sebagian kegiatan pokok unit organisasi dan mendokumentasikannya secara
memadai.
3. Pemerintah Kota Bontang telah melakukan pemantauan yang berkelanjutan,
terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan, namun belum didukung dengan
pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer.
Upaya pemecahan masalah adalah BPKP menjadi quality assurance kegiatan penilaian
maturitas penyelenggaraan SPIP Perangkat Daerah.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui Program Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang didukung kegiatan Pelaksanaan
Diagnostic Assesment SKPD. Anggaran kegiatan tersebut sebesar Rp36.720.000,00
SASARAN STRATEGIS A.5.
Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Kota Bontang
Indikator kinerja sasaran ini
untuk mengukur kinerja
Inspektorat Daerah untuk
meningkatkan mutu
penerapan SPIP pada
Pemerintah Kota Bontang
48
telah direalisasikan sebesar Rp 32.640.000,00 atau 88,89%. Perhitungan efesiensi
sumber daya pencapaian sasaran A.5 sebagai berikut:
Tabel 3.24
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran A.5
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Tingkat maturitas SPIP Kota
Bontang
88,89 100 120
3.5.2. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF INTERNAL BUSINESS PROCESS
Tabel 3.25
Capaian Akuntabilitas Kinerja Sasaran Strategis Perspektif Internal Business Process
NO. INDIKATOR KINERJA CAPAIAN
B.1. Meningkatnya mutu kapabilitas APIP Kota Bontang 105,67
Nilai Perspektif Internal Business Process 105,67
Pencapaian sasaran strategis B.1 diukur dari 3 (tiga) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.26
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis B.1
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
B.1.1 Tingkat kapabilitas APIP Kota
Bontang
Level 2 2 100%
B.1.2 Ketepatan perencanaan
terhadap waktu proses
pelaksanaan dan pelaporan
pengawasan
% 60 70,79 117%
B.1.3 Nilai rata-rata keberhasilan
kegiatan Inspektorat Daerah
% > 84 91,94 100%
Nilai Sasaran Strategis 105,67%
SASARAN STRATEGIS B.1
Meningkatnya mutu kapabilitas APIP Kota Bontang
49
Penjelasan capaian masing-masing indikator kinerja sasaran strategis tersebut adalah
sebagai berikut:
B.1.1. Tingkat kapabilitas APIP Kota Bontang
Indikator kinerja ini untuk mengukur kinerja internal Inspektorat Daerah dalam
rangka meningkatkan mutu penerapan tata kelola pengawasan intern. Formula
perhitungan berdasarkan hasil penilaian BPKP Perwakilan Provinsi Kaltim atas
tingkat kapabilitas Inspektorat Daerah.
Pada tahun 2016, BPKP Perwakilan Provinsi Kaltim tidak melakukan penilaian
kapabilitas Inspektorat Daerah Kota Bontang tetapi melakukan pemantauan
terhadap tindak lanjut hasil penilaian tahun sebelumnya. Dengan demikian,
capaian indikator kinerja tingkat kapabilitas APIP Kota Bontang tetap
menggunakan hasil penilaian tahun 2015 karena tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan Laporan Hasil Evaluasi (LHE) BPKP RI Perwakilan Provinsi Kaltim
Nomor: LEV-183/PW17/3/2015 disimpulkan bahwa tingkat kapabilitas APIP Kota
Bontang berada pada level 2 (infrastructure). Hasil penilaian elemen kapabilitas
APIP Inspektorat Daerah Kota Bontang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.27
Hasil Penilaian Elemen Kapabilitas APIP Inspektorat Daerah Tahun 2015
NO. ELEMEN LEVEL KETERANGAN
1. Peran dan Layanan 2 Infrastructure
2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 Infrastructure
3. Praktek Profesional 1 Initial
4. Akuntabilitas dan Manajemen Kinerja 2 Infrastructure
5. Budaya dan Hubungan Organisasi 2 Infrastructure
6. Struktur Tata kelola 2 Infrastructure
Beberapa permasalahan yang mempengaruhi penilaian elemen praktik
profesional sebagai berikut:
1. Inspektorat Daerah belum sepenuhnya menerapkan kendali mutu tersebut
pada kegiatan pengawasan intern.
2. Inspektorat Daerah belum membangun dan mengembangkan
pedoman/juklak pengawasan intern meliputi metodelogi, standar dan
perangkat untuk setiap penugasan mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan pemantauan tindak lanjut.
3. Inspektorat Daerah belum menerapkan strategi pengawasan intern yang
dapat meningkatkan pengelolaan resiko organisasi auditan yang didukung
dengan profil resiko organisasi auditan dan laporan hasil audit manajemen
resiko.
4. Inspektorat Daerah belum sepenuhnya melakukan reviu dan penyesuaian
kebijakan pengawasan intern yang disesuaikan dengan standar nasional dan
internasional.
50
Upaya pemecahan masalah adalah:
1. Inspektorat Daerah membentuk tim internal untuk menindaklanjuti
rekomendasi hasil penilaian kapabilitas APIP.
2. BPKP telah menyediakan aplikasi penilaian mandiri kapabilitas APIP yang
dapat diakses secara daring (on line) pada website resmi BPKP sehingga
Inspektorat Daerah dapat melakukan penilaian mandiri (self assesment)
kapabilitasnya secara berkala.
B.1.2. Ketepatan perencanaan terhadap waktu proses pelaksanaan dan pelaporan
pengawasan
Indikator kinerja tersebut digunakan untuk mengukur kinerja internal
Inspektorat Daerah atas akurasi perencanaan dan pelaksanaan sistem
pengawasan intern. Formula perhitungan realisasi indikator kinerja adalah
jumlah produk pengawasan yang dihasilkan dan kesesuaian realisasi sasaran
pengawasan yang telah ditetapkan dalam PKPT.
Inspektorat Daerah Kota Bontang telah menetapkan sasaran dan ruang lingkup
pengawasan yang dikukuhkan dengan SK Walikota Bontang Nomor 578 Tahun
2015 tentang Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Kota Bontang Tahun
2016 terdiri 26 (dua puluh enam) urusan wajib dan 8 (delapan) urusan pilihan
sebanyak 310 aktivitas pengawasan intern. Target dan realisasi pelaksanaan
PKPT tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.28
Realisasi PKPT Kota Bontang Tahun 2016
NO. URAIAN KEGIATAN
JUMLAH LAPORAN
TARGET REALISASI
1. Monitoring Aset dan Persediaan 91 91
2. Monitoring kemajuan fisik kegiatan akhit tahun 2 0
3. Monitoring ketaatan perpajakan PNS (LP2P) 24 24
4. Reviu laporan keuangan dan kinerja 2 2
5. Reviu perencanaan daerah tahunan 47 12
6. Reviu perencanaan daerah lima tahunan 0 1
7. Reviu penganggaran daerah 6 29
8. Penilaian SPIP SKPD 23 12
9. Pendampingan pemeriksaan BPK RI 2 4
10. Evaluasi SAKIP 47 45
11. Pemeriksaan komprehensif/reguler 59 17
12. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu 2 5
13. Pemeriksaan khusus/kasus 5 11
310 253
51
Dari tabel di atas diketahui bahwa realisasi produk pengawasan intern tahun
2016 sebesar 81,29% dari target yang tetapkan dalam PKPT tahun 2016. Hasil
evaluasi menunjukkan jumlah sasaran pengawasan intern yang direalisasikan
sebesar 60,29% dari target. Perhitungan nilai rata-rata memperoleh realisasi
ketepatan perencanaan terhadap waktu proses pelaksanaan dan pelaporan
pengawasan tahun 2016 dalah sebesar 70,79% atau 117% dari target kinerja
sebesar 60%.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKPT Kota Bontang berjalan cukup
efektif.
Walaupun demikian, sesuai laporan hasil pembinaan Inspektorat Provinsi Kaltim
pada Inspektorat Kota Bontang Nomor: 700/1959-II/Itprov/2016 tanggal
31 Oktober 2016 mengindentifikasikan beberapa permasalahan yang
mempengaruhi pencapaian sasaran sebagai berikut:
1. Kendali mutu dan penjaminan mutu (quality control and quality assurance)
atas pelaksanaan kegiatan pengawasan intern belum berjalan secara efektif.
2. Kebutuhan JF APIP (Auditor dan P2UPD) di Inspektorat Kota Bontang
belum mencukupi dibandingkan jumlah aktivitas pengawasan intern.
3. Kegiatan pengawasan intern yang ditetapkan dalam Program Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT) tidak seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai
jadwal.
4. Proses penyusunan rencana penugasan dan progrm kerja pengawasan
belum sepenuhnya dilaksanakan secara memadai
5. Penerbitan Laporan Hasil Kegiatan Pengawasan belum seluruhnya tepat
waktu
6. Kegiatan audit/pemeriksaan berkala yang dilaksanakan belum sepenuhnya
menilai efektivitas, efesiensi dan ekonomis atas pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Perangkat Daerah (performance audit) dan masih berfokus pada
audit ketaatan (compliance audit) yang bersifat administratif saja.
Upaya pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan PKPT berbasis manajemen risiko yang mempertimbangkan
kemampuan sumber daya terhadap peta auditan yang dimiliki.
2. Meningkatkan kendali mutu dan penjaminan mutu (quality control and
quality assurance) atas kegiatan pengawasan intern mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban.
B.1.3. Nilai rata-rata keberhasilan kegiatan Inspektorat Daerah
Indikator kinerja ini dipergunakan untuk mengukur kinerja internal Inspektorat
Daerah atas pelaksanaan Rencana Kerja (Renja) yang memenuhi prinsip efektif,
efesien dan ekonomis. Formula perhitungan indikator kinerja adalah nilai rerata
tertimbang kinerja masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) dari
seluruh kegiatan maupun program.
Rencana kerja (Renja) perubahan Inspektorat Daerah tahun 2016 terdiri dari
program administrasi umum pemerintah yang diperuntukan sebagai dukungan
manajemen dan teknis pelaksanaan tugas pengawasan intern pemerintahan
daerah sebanyak 4 program dan 17 kegiatan, serta program urusan wajib
52
prioritas pembangunan daerah untuk melaksanakan tugas pengawasan intern
pemerintahan daerah sebanyak 3 program dan 9 kegiatan.
Hasil evaluasi menunjukkan realisasi nilai rerata keberhasilan kegiatan
Inspektorat Daerah tahun 2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.29
Realisasi Nilai Rerata Kinerja Pelaksanaan Renja Perubahan Tahun 2016
NO PROGRAM JUMLAH
KEGIATAN
NILAI RERATA
KINERJA
A. Program Administrasi Umum Pemerintahan
A.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 11 100
A.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3 92
A.3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1 100
A.4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Apartur
1 100
A.5 Nilai total rerata kinerja (A.1 + A.2 + A.3 + A.4)/4 x koef. 0,3 29,4
B. Program Urusan Wajib Prioritas Pembangunan Daerah
B.1. Program Peningkatan Sistem Pengendalian Internal
dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
7 86,33
B.2. Program pengintensifikasian Penanganan Pengaduan
Masyarakat
1 100
B.3. Program Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP)
1 81,71
B.4 Nilai total rerata kinerja (B.1 + B.2 + B.3)/3 x koef. 0,7 62,54
Nilai Rerata Keberhasilan Kegiatan 91,94
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata keberhasilan kegiatan
Inspektorat Daerah tahun 2016 adalah sebesar 91,94% dengan kategori
“Berhasil” atau mencapai 109,45% dari target > 84%.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja (Renja) Inspektorat Daerah
berjalan efektif.
Sama halnya dengan pencapaian indikator kinerja A.1.1., permasalahan yang
mempengaruhi pencapaian sasaran yakni adanya rasionalisasi anggaran kegiatan
sebesar 62,15% yang berpengaruh pada jumlah dan jadwal pelaksanaan
kegiatan.
Upaya pemecahan masalah adalah melakukan revisi rencana tindak
pengendalian (RTP) kegiatan.
53
3.5.3. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF LEARNING AND GROWTH
Tabel 3.30
Capaian Akuntabilitas Kinerja Masing-Masing Sasaran Strategis Perspektif Learning and
Growth
NO. INDIKATOR KINERJA CAPAIAN
C.1. Meningkatnya kapasitas SDM yang profesional 100%
C.2. Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan kualitas sarana prasarana
dalam tata kelola organisasi
87,09%
Nilai Perspektif Learning and Growth 93,54%
Pencapaian sasaran strategis C.1 diukur dari 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.31
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis C.1
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
C.1.1 Nilai rata-rata evaluasi kinerja
individu pegawai inspektorat
% > 90 > 90 100%
Nilai Sasaran Strategis 100%
Indikator kinerja ini untuk mengukur kinerja internal Inspektorat Daerah atas
penerapan manajemen SDM Inspektorat Daerah yang efektif. Formula perhitungan
indikator kinerja diperoleh dari hasil perhitungan evaluasi aktivitas harian (daily
activities) pegawai dan penilaian perilaku pegawai setiap bulannya dari aplikasi kinerja
e-performance
Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, Pemerintah Kota Bontang telah
melakukan penilaian prestasi kerja pegawai terdiri dari:
1. Capaian SKP bulanan sebagai hasil penilaian aktifitas kegiatan yang diperoleh dari
rencana kerja tahunan (Renja) maupun pekerjaan tambahan yang nyata dan
terukur.
2. Perilaku kinerja meliputi aspek orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin,
kerja sama dan kepemimpinan.
Hasil evaluasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata evaluasi kinerja individu pegawai
Inspektorat dari aplikasi e-performance mencapai >90% setiap bulannya atau
mencapai 100% dari target.
SASARAN STRATEGIS C.1
Meningkatnya kapasitas SDM yang profesional
54
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran sama halnya dengan
pencapaian indikator kinerja B.1.3 adalah pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
rencana kerja (Renja) Inspektorat Daerah berjalan efektif.
Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian sasaran antara lain adalah rincian
aktifitas kegiatan dalam aplikasi e-performance bersifat umum untuk seluruh SKPD,
sehingga aktifitas kegiatan pengawasan intern Inspektorat Daerah belum seluruhnya
terakomodir pada aplikasi tersebut yang mempengaruhi hasil penilaian pegawai.
Upaya pemecahan masalah adalah menetapkan kebijakan internal terkait kesesuaian
rincian aktifitas kegiatan dalam aplikasi e-performance dan kegiatan dalam PKPT.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang operasionalisasinya didukung
kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Administrasi/Teknis Perkantoran.
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang operasionalisasinya
didukung 2 (dua) kegiatan, yakniKegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal serta
Kegiatan Workshop Implementasi Peraturan Perundang-Undangan
Pagu anggaran sebesar Rp2.334.566.752,00 direalisasikan (capaian input) sebesar
Rp1.871.533.319,00 atau 80,16%. Perhitungan efesiensi sumber daya sebagai berikut:
Tabel 3.32
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran C.1
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Meningkatnya kapasitas SDM yang
profesional
80,16 100 120
Pencapaian sasaran strategis C.2 diukur dari 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.33
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis C.2
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
C.2.1 Jumlah utilitas aset kondisi baik % 100 87,09 87,09%
Nilai Sasaran Strategis 87,09%
SASARAN STRATEGIS C.2
Meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi dan kualitas sarana prasarana
dalam tata kelola organisasi
55
Formula perhitungan indikator kinerja adalah nilai aset
kondisi baik yang digunakan terhadap capaian
keluaran (output).
Jumlah aset Inspektorat Daerah kondisi baik per
31 Desember 2016 sebanyak 572 unit senilai
Rp3.260.120.699,00. Seluruh aset dimaksud telah
digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
pengawasan intern atau 100%. Hasil evaluasi
menunjukkan nilai rerata capaian kinerja keluaran
(output) kegiatan sebesar 87,09%. Dengan demikian
jumlah utilitas aset kondisi baik seebsar 87,09%.
Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian sasaran antara lain adalah
berkurangnya nilai manfaat aset menjadi Rp722.466.780,00 (22,16%) walaupun
kondisi seluruh aset masih baik. Inspektorat Daerah belum dapat menambah aset baru
dikarenakan adanya rasionalisasi anggaran.
Upaya pemecahan masalah adalah mengoptimalkan kegiatan pemeliharan rutin sarana
dan prasarana aparatur.
Target indikator kinerja sasaran tersebut dicapai melalui Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur yang operasionalisasinya didukung 3 (tiga) kegiatan yakni:
1. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
3. Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Gedung Kantor
Pagu anggaran sebesar Rp265.216.000,00 direalisasikan (capaian input) sebesar
Rp263.899.030,00 atau 99,5%. Perhitungan efesiensi sumber daya sebagai berikut:
Tabel 3.34
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran C.2
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Meningkatnya kapasitas SDM yang
profesional
99,5 100 100,5
3.5.4. SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF FINANCIAL
Tabel 3.35
Capaian Akuntabilitas Kinerja Sasaran Strategis Perspektif Financial
NO. INDIKATOR KINERJA CAPAIAN
D.1 Meningkatnya pengelolaan anggaran yang efektif 116,58%
Nilai Perspektif Financial 116,58%
Indikator kinerja ini untuk
mengukur kinerja internal
Inspektorat Daerah dalam
rangka memenuhi sarana
dan prasarana kerja yang
layak untuk menunjang
kegiatan pengawasan intern
dan mengukur nilai manfaat
aset terhadap penyelesaian
PKPT.
56
Pencapaian sasaran strategis D.1 diukur dari 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.36
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis D.1
NO. INDIKATOR KINERJA SAT.
TAHUN 2016
STATUS
TARGET REALISASI CAPAIAN
D.1.1 Persentase kinerja pelaksanaan
anggaran Inspektorat Daerah
% 80 93,24 116,58%
Nilai Sasaran Strategis 116,58%
Indikator kinerja ini dipergunakan mengukur kinerja internal Inspektorat Daerah atas
kualitas kinerja anggaran secara kuantitatif. Formula perhitungan indikator kinerja
diperoleh dari realisasi anggaran, kesesuaian perencanaan anggaran dan capaian output
belanja.
Inspektorat Daerah mendapatkan anggaran Belanja Langsung setelah perubahan tahun
2016 sebesar Rp 3.989.613.652,00 direalisasikan sampai dengan per 31 Desember 2016
sebesar Rp3.720.676.472,00 atau 93,26%. Jumlah DPA murni tahun 2016 sebanyak
40 DPA dan seluruh DPA direvisi disebabkan adanya rasionalisasi anggaran yang
merubah seluruh pagu anggaran kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan capaian rata-rata
output belanja sebesar 90,96%. Berdasarkan data tersebut diperoleh hasil perhitungan
atas realisasi persentase kinerja pelaksanaan anggaran Inspektorat Daerah sebesar
93,24% atau mencapai 116,58% dari target sebesar 80%.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran sama halnya dengan
pencapaian indikator kinerja B.1.3 adalah pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
rencana kerja (Renja) Inspektorat Daerah berjalan efektif.
Permasalahan yang mempengaruhi pencapaian sasaran antara lain adalah indikator
kinerja persentase kinerja pelaksanaan anggaran Inspektorat Daerah termasuk indikator
kinerja baru. Pengukuran capaian indikator kinerja tersebut hanya dilakukan pada akhir
tahun belum dilakukan setiap triwulan secara periodik. Hal ini dimaksudkan agar
Inspektorat Daerah mendapatkan kondisi riil kinerja keuangan yang menjadi bahan
pengambilan kebijakan manajemen pengawasan intern.
Upaya pemecahan masalah adalah Inspektorat Daerah melakukan pemantauan capaian
kinerja pelaksanaan anggaran setiap triwulan.
Operasionalisasi sasaran tersebut merupakan kegiatan Non Budgeting tidak memiliki
anggaran kegiatan. Perhitungan efesiensi sumber daya pencapaian sasaran D.1 sebagai
berikut:
SASARAN STRATEGIS D.1
Meningkatnya pengelolaan anggaran yang efektif
57
Tabel 3.37
Efesiensi Sumber Daya Pencapaian Sasaran D.1
SASARAN CAPAIAN
INPUT (%)
NILAI SASARAN
STRATEGIS (%)
EFESIENSI SUMBER
DAYA(%)
1 2 3 4 = (3/2)
Persentase kinerja pelaksanaan
anggaran Inspektorat Daerah
100 116,58 116,58
3.6. EVALUASI CAPAIAN AKUNTABILITAS KEUANGAN SASARAN STRATEGIS
Anggaran Belanja yang dialokasikan pada DPPA Inspektorat Daerah tahun 2016 sebesar
Rp8.565.210.561,00 direalisasikan sebesar Rp8.165.132.144,00 dengan perincian:
Tabel 3.38
Rincian Anggaran Belanja Inspektorat Daerah TA. 2016
NO. KELOMPOK BELANJA TARGET (Rp) REALISASI (Rp) %
1. Belanja Tidak Langsung 4.575.596.909,00 4.444.455.972,00 97,13
a. Belanja Pegawai (Gaji PNS dan
Tunjangan)
4.575.596.909,00 4.444.455.972,00 97,13
2. Belanja Langsung 3.989.613.652,00 3.720.676.472,00 93,26
a. Belanja Pegawai 1.637.049.552,00 1.551.944.289,00 94,80
b. Belanja Barang dan Jasa 2.352.564.100,00 2.168.732.183,00 92,19
c. Belanja Modal 0,00 0,00 0,00
T O T A L 8.565.210.561,00 8.165.132.444,00 95,33
Diagram 3.4
Komposisi Realisasi Belanja Inspektorat Daerah TA. 2016
54,43%
45,57%
Belanja Tidak Langsung
Belanja Langsung
58
Rincian alokasi Belanja Langsung rencana kerja (Renja) tahun 2016 sebagai berikut:
Tabel 3.39
Alokasi Belanja Rencana Kerja (Renja) TA. 2016
NO. ALOKASI BELANJA LANGSUNG TARGET (Rp) REALISASI (Rp) %
1. Belanja program/kegiatan urusan
wajib untuk melaksanakan
Perjanjian Kinerja (Performance
Agreement) Inspektorat Daerah
tahun 2016
3.534.483.752,00 3.311.977.206,00 93,70
2. Belanja program adminstrasi
umum untuk dukungan teknis
dan manajemen (supporting)
455.129.900,00 408.699.266,00 89,80
T O T A L 3.989.613.652,00 3.720.676.472,00 85,18
Rincian target dan realisasi belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai berikut:
Tabel 3.40
Target dan Realisasi Belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016
NO. URAIAN SASARAN TARGET (Rp) REALISASI (Rp) CAPAIAN
(%)
A.1 Meningkatnya mutu akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah
848.851.000,00 796.672.500,00 93,85
A.2 Meningkatnya mutu akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah kota
Bontang
33.320.000,00 33.320.000,00 100,00
A.3 Meningkatnya efektivitas pelaksanaan
reformasi birokrasi di lingkungan
pemerintah Kota Bontang
- - 100,00
A.4 Meningkatnya efektivitas penanganan
kasus pengaduan masyarakat dan
aparatur yang terbuka dan responsif
15.810.000,00 15.810.000,00 100,00
A.5 Meningkatnya kualitas penerapan
SPIP Kota Bontang
36.720.000,00 32.640.000,00 88,89
B.1 Meningkatnya mutu kapabilitas APIP
Kota Bontang
- - 100,00
C.1 Meningkatnya kapasitas SDM yang
profesional
2.334.566.752,00 2.169.635.676,00 92,94
C.2 Meningkatnya pemanfaatan teknologi
informasi dan kualitas sarana
prasarana dalam tata kelola organisasi
265.216.000,00 263.899.030,00 99,50
D.1 Meningkatnya pengelolaan anggaran
yang efektf
- - 100,00
TOTAL 3.534.483.752,00 3.311.977.206,00 93,70
59
Diagram 3.5
Realisasi Belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Tabel di atas menunjukkan anggaran belanja Perjanjian Kinerja Rp3.534.483.752,00
direalisasikan Rp3.311.977.206,00 atau 93,70% dengan kategori “Sangat Tinggi”.
Dari diagram di atas, terlihat bahwa realisasi belanja sasaran strategis C.1
“Meningkatnya kapasitas SDM yang profesional” mendapatkan porsi tertinggi sebesar
65,33% dari total realisasi belanja Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Hal ini menunjukkan
komitmen Inspektorat Daerah untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur
pengawas karena akan mempengaruhi mutu hasil pengawasan intern.
0,00 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00
Sasaran A.1
Sasaran A.2
Sasaran A.3
Sasaran A.4
Sasaran A.5
Sasaran B.1
Sasaran C.1
Sasaran C.2
Sasaran D.1
Rp
Realisasi
Target
60
BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Inspektorat Daerah Tahun 2016 merupakan
perwujudan transparansi dan akuntabilitas Inspektorat Daerah melaksanakan tugas dan
fungsi serta penggunaan anggaran. Laporan kinerja ini juga merupakan wujud kinerja
dalam pencapaian visi dan misi, sebagaimana yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran
strategis yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bontang Tahun 2016-2021 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Bontang Tahun 2016.
Berdasarkan hasil pengukuran atas seluruh target kinerja yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2016 diperoleh nilai kinerja organisasi (NKO)
sebesar 99,55% dengan kategori “Sangat Tinggi”. Capaian tersebut didukung anggaran
belanja sebesar Rp3.534.483.752,00 direalisasikan Rp3.311.977.206,00 atau 93,70%
dengan kategori “Sangat Tinggi”.
Dari 9 (sembilan) sasaran strategis dan 14 (empat belas) indikator kinerja diketahui
capaian 11 (dua belas) indikator kinerja telah memenuhi ekspetasi (status hijau), 1 (satu)
indikator kinerja belum memenuhi ekspektasi (status kuning) dan 2 (dua) indikator
kinerja tidak memenuhi ekspetasi (status merah). Walaupun demikian, nilai rata-rata
capaian akuntabilitas sasaran strategis tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun 2015.
Upaya-upaya yang telah dan akan dilakukan Insepktorat Daerah untuk meningkatkan
capaian target yang telah ditetapkan antara lain dengan memanfaatkan hasil
evaluasi kinerja tahun sebelumnya untuk perbaikan pengelolaan kinerja dan
penerapan manajemen pengawasan intern berbasis risiko serta mengoptimalkan
kegiatan pemeliharan rutin sarana dan prasarana aparatur. Selain itu, untuk
mendorong tercapainya target dalam Renstra 2016-2021, Inspektorat Daerah
memberikan perhatian yang lebih terhadap inisiatif strategis yang signifikan dengan
mendorong pencapaian target kinerja dan sasaran strategis yang masih signifikan dalam
mencapai tujuan-tujuan strategis.
LKIP Inspektorat Daerah tahun 2016 diharapkan dapat menyajikan informasi kinerja
secara memadai kepada publik dan para pemangku kepentingan baik dalam aspek
format penyajian maupun maupun aspek akuntabiltasnya.
Inspektorat Daerah menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya
atas bantuan dan kerja sama semua pihak yang terlibat dan turut membantu
mewujudkan capaian Sasaran Strategis tahun 2016.