kata pengantar.studi hukum islamdocx

21
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah swt yang telah memberikan berkah dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw yang telah meninggalkan contoh cemerlang tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup dan kehidupan kita di dunia ini. Penulisan makalah “Studi Hukum Islam” ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah Pendekatan Dalam pengkajian Islam(PDPI). Penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan dan wawasan dalam menyusun kalimat, atau tata bahasa dan ejaan yang dipakai dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari baik isi maupun penyajian makalah ini masih belum sempurna. Namun berkat bantuan berbagai pihak, serta usaha penulis sendiri akhirnya makalah ini bisa selesai tepat waktu. Penulis meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan berbagai kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan itu adalah milik Allah. Oleh karena itu sumbangan, saran, keritik pendapat yang sehat dan membangun sangatlah penulis harapkan agar makalah ini menjadi hasil karya ilmiyah yang baik. Tidak lupa pula penulis mohon ampunan kepada Allah Swt atas segala dosa yang pernah penulis lakukan. Amin. Sidikalang, 22 November 2013 1

Upload: raja-angkat

Post on 26-Jun-2015

838 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Studi Hukum Islam tak henti hentinya di kaji dan menarik untuk dijadikan wacana dan penelitian dalam segala aspek yang melingkupi perjalanan dinamika keislaman. kiranya gairah umat islam yang besar untuk melakukan kajian bisa atersalur lewat forum ilmiyah, forum online dan yang lainnya.

TRANSCRIPT

Page 1: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah swt yang telah memberikan berkah dan karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa pula selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw yang telah meninggalkan contoh cemerlang tentang bagaimana seharusnya menjalani hidup dan kehidupan kita di dunia ini.

Penulisan makalah “Studi Hukum Islam” ini diajukan untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah Pendekatan Dalam pengkajian Islam(PDPI). Penulis menyadari memiliki keterbatasan pengetahuan dan wawasan dalam menyusun kalimat, atau tata bahasa dan ejaan yang dipakai dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga menyadari baik isi maupun penyajian makalah ini masih belum sempurna. Namun berkat bantuan berbagai pihak, serta usaha penulis sendiri akhirnya makalah ini bisa selesai tepat waktu.

Penulis meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan berbagai kekurangan dan kelemahan, karena kesempurnaan itu adalah milik Allah. Oleh karena itu sumbangan, saran, keritik pendapat yang sehat dan membangun sangatlah penulis harapkan agar makalah ini menjadi hasil karya ilmiyah yang baik. Tidak lupa pula penulis mohon ampunan kepada Allah Swt atas segala dosa yang pernah penulis lakukan. Amin.

Sidikalang, 22 November 2013

Penulis

1

Page 2: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Wacana hukum secara sepintas dapat kita presepsikan secara sederhana adalah seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik itu peraturan maupun norma berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang didalam masyarakat atau peraturan yang sengaja dibuat oleh penguasa dengan bentuk dan cara tertentu. Bentuknya mungkin berupa hukum tidak tertulis maupun hukum yang  tertulis.

Ketika mengkaji tentang Islam, aspek yang ada didalamnya tidak lepas membicarakan tentang hukum (peraturan) yang ada di dalam Islam itu sendiri, aspek hukum di dalam Islam biasa disebut dengan hukum Islam yang punya konsep dasar dan hukumnya ditetapkan oleh Allah, tidak hanya mengatur tentang  hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan-hubungan lainnya baik itu hubungan dengan Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan masyarakat serta dengan alam sekitar.

Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dari Al-qur’an dan menjadi bagian dari agama Islam, berdasarkan penelitian telah ditetapkan bahwa dalil syara yang menjadi dasar pengambilan hukum yang berhubungan dengan perbuatan manusia itu ada empat yakni Alquran, Al Sunnah, Al ijma Al Qias. Kesemuanya itu dapat dijadikan dalil secara berurut yakni bila di temukan seuatu kejadian pertama kali dicari hukumnya dalam Alqur’an bila ditemukan hukumnya maka dilaksanakan. Bila dalam Alquran tidak ditemukan maka harus dicari Al Sunnah, dan bila hukumnya ditemukan maka harus dilaksanakan. Bila dalam Al Sunnah juga tidak ditemukan maka harus dilihat, apakah para mujtahid telah bersepakat tentang hukum dari kejadian tersebut, dan bila ditemukan kesepakatan mereka maka harus dilaksanakan. Dan bila tidak ditemukan juga, maka harus berijtihad mengenai hukum atas kejadian itu dengan mengkiaskan kepada hukum nash.

Ada dalil selain yang empat dikemukakan diatas, yang mana mayoritas umat islam tidak sepakat atas pengunaan dalil-dalil tersebut. Tetapi sebagian diantara mereka ada yang menggunakan dalil ini sebagai alasan penetapan hukum syara dan sebagaian yang lain mengingkarinya, dalil yang diperselisihkan pemakaiannya itu ada enam al Istihsan, al Mashlahah al mursalah, Al Istishab, al Urf, mazhab Shahabiy. Dan hukum umat sebelum kita. Sehingga keseluruhan dalil syara ada sepuluh dan empat telah disepakati penggunaannya oleh mayoritas umat islam, sedangkan yang enamnya masih diperselisihkan1.

Dalan hukum Islam (Syari’ah, Fiqh, Ushul al-Fiqh, Mazhab, Fatwa, Qaul), Islam sebagai norma hukum dan etika, mazhab utama dan pendekatan hukum yang mereka pakai terhadap kajian hukum Islam sampai kepada disiplin-disiplin utama studi hukum dan cabang cabangnya serta yang terakhir mengenai tokoh dan karya terpenting dalam perkembangan mutakhir kajian-kajian hukum Islam.

1 Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fikih, cet XII, Kuwait : An-Nasir,1978 .

2

Page 3: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di utarakan sebelumnya, kiranya dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Pengertian Syariah, Fiqih, Ushul Fiqih Hukum Islam2. Islam sebagai sumber norma hukum dan etik3. Mazhab utama dalam hukum Islam dan Pendekatan Hukum Islam4. Pengkajian modern hukum Islam5. Signifikasi dan kontribusi pendekatan hukum islam dalam Studi Islam

C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui Pengertian Syariah, Fiqih, Ushul fiqih, Hukum Islam2. Mengetahui Islam sebagai sumber hukum dan etik3. Mengetahui Mazhab Utama dalam Hukum Islam dan Pendekatan Hukum Islam4. Mengetahui Signifikasi Kontribusi Pendekatan Hukum Islam dalam Studi Islam.

3

Page 4: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

BAB IIPEMBAHASAN

A. 1 Pengertian Syari’ah

Secara  harfiah  kata syari’ah berasal dari kata syara’a – yasy’rau – syariatan yang berarti jalan keluar tempat air untuk minum2. Pengertian lainya yang dikemukakan dalam kitab Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li Imam Syafi’i, secara bahasa Syari’ah adalah jalan lurus. Syariah dalam arti istilah adalah hukum-hukum dan aturan-aturan yang disampaikan Allah kepada hamba-hambanya 3dengan demikian syariah dalam pengertian ini adalah wahyu Allah, baik dalam pengertian wahyu al-Matluww (Al-Qur’an), maupun al-Wahyu gair matluw (Sunnah).

Mahmud syaltut dalam bukunya “al-islamu aqidah wa syari’ah“ memberi pengertian “syari’ah” dengan tegas dan terinci sebagai berikut:

قته على فى بهانفسه االنسان ليأخذ اصولها شرع او الله شرعها التى النظم هي ألشريعةبالحيا قته وعال بالكون وعالقة ن االنسا بأخيه وعالقته المسلم بأخيه بريهوعالقته

                                                                                   ت

Artinya:

Syari’ah ialah segala peraturan yang telah disyari’atkan Allah, atau Ia telah mensyari’atkan dasar-dasarnya, agar manusia melaksanakannya, untuk dirinya sendiri, dalam berkomunikasi dengan Tuhan, berkomunikasi dengan sesama muslim, berkomunikasi dengan sesama manusia, dan berkomunikasi dengan alam semesta dan berkomunikasi dalam kehidupan

Syariah dalam literatur hukum Islam ada tiga pengertian :

1. Syari’ah dalam arti sebagai hukum yang dapat berubah sepanjang masa.2. Syari’ah dalam arti sebagai hukum Islam baik yang tidak dapat berubah sepanjang

masa maupun yang dapat berubah.3. Syari’ah dalam pengertian hukum yang digali (berdasarkan atas apa yang disebut

Istinbat ) dari Al–Qur’an dan Sunnah.4

2 Louis Ma’luf, Al-Munjid fi Al-Lughat, Beirut: Dar al-Masyriq, t.th., hal. 3833 Lajnah Marasiah, Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li Imam Syafii, Kairo:Maktabu Risalah Wathabi’iayah, 2000, hal.24 Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, Bandung: LPPM Universitas Bandung,1995, h.10

4

Page 5: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

2. Fiqh

Fiqh secara bahasa berarti fahm yang bermakna mengetahui sesuatu dan memahaminya dengan baik. Menurut pengertian isthilahnya Abu Hanifah memberikan pengertian (Ma’rifatu nafsi ma laha wa ma alaiha) mengetahui sesuatu padanya dan apa apa yang bersamanya yaitu mengetahui sesuatu  dengan dalil yang ada. Pengertian yang Abu Hanifah kemukakan ini umum yang mencakup keseluruh aspek seperti Aqidah dengan wajibnya beriman atau Akhlak dan juga Tasawuf.5 Pengertian fiqh secara istilah yang paling terkenal adalah pengertian fiqh menurut Imam Syafi’i yaitu pengetahuan tentang syari’ah; pengetahuan tentang hukum-hukum perbuatan mukallaf berdasarkan dalil yang terperinci.

Berdasarkan dengan perkembangan hukum Islam ke berbagai belahan Dunia, term fiqh berkembang hingga digunakan untuk nama-nama bagi sekelompok hukum-hukum yang bersifat praktis. Dalam peraturan perundang-undangan Islam dan sistem hukum Islam kata fiqh ini diartikan dengan hukum yang dibentuk berdasarkan syariah, yaitu hukum-hukum yang penggaliannya memerlukan renungan yang mendalam, pemahaman atau pengetahuan dan juga Ijtihad6. Dalam kajian studi Hukum Islam ini arti fiqh yang dimaksudkan adalah arti fiqh dalam pengertian yang diberikan oleh Imam Syafi’i yang lebih mengkhususkan artian fiqh kepada aturan-aturan mengenai perbuatan mukallaf.

3. Usul al-Fiqh

Usul Fiqh terdiri dari dua kata usul jamak dari asl yang berarti dasar atau sesuatu yang dengannya dapat dibina atau dibentuk sesuatu, dan kata fiqh yang berarti pemahaman yang mendalam. Menurut Istilah, Pengertian usul fiqh adalah ilmu tentang kaedah kaedah dan pembahasan yang mengantarkan kepada lahirnya hukum-hukum syariah yang bersifat amaliah yang diambil dari dalil-alil yang terperinci7. Dengan demikian usul al-fiqh adalah ilmu yang digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang maksud syariah. Dengan kata lain usul al-fiqh adalah sistem (metodologi) dari ilmu fiqh.

4. Mazhab

Pengertian mazhab secara bahasa berarti “tempat untuk pergi” yaitu jalan, sedangkan pengertian mazhab secara istilah adalah: pendapat seorang tokoh fiqh tentang hukum dalam masalah ijtihadiyah8 Secara lebih lengkap mazhab adalah: faham atau aliran hukum dalam Islam yang terbentuk berdasarkan ijtihad seorang mujtahid dalam usahanya memahami dan menggali hukum-hukum dari sumber Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah9.

5  Wahbah Zuhaili, Al- Fiqh al-Islam wa-Adillatuhu, jld I, Damaskus: Darul Fikri,1997, hal.296 Juhaya S. Praja. Op cit. hal.137 Abdul Wahab Khalaf, Op Cit, hal.7388  Wahbah Zuhaili, Op cit. hal.329  Departemen Agama RI, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: Ananda Utama, 1997, hal.875

5

Page 6: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

5. Fatwa

Fatwa artinya petuah, nasehat, jawaban atas pertanyaan yang berkaitan dengan hukum. Dalam istilah fiqh, fatwa berarti pendapat yang dikemukakan oleh seorang mujtahid atau faqih sebagai jawaban yang diajukan peminta fatwa dalam suatu kasus yang sifatnya tidak mengikat.

Pihak yang meminta fatwa bisa pribadi atau lembaga maupun kelompok masyarakat. Fatwa yang dikemukakan mujtahid tersebut tidak bersifat mengikat atau mesti diikuti oleh si peminta fatwa dan oleh karenanya fatwa ini tidak mempunyai daya ikat. Pihak yang memberi fatwa dalam istilah fiqh disebut dengan Mufti, sedangkan pihak yang meminta fatwa disebut mustafti10.

6. Qaul

Kata Qaul secara etimologi adalah bentuk masdar dari kata kerja Qala-Yaqulu. Kata Qaul dapat bermakna kata yang tersusun lisan, baik sempurna maupun tidak11. kiranya secara simpel Qaul dapat diartikan sebagai ujaran, ucapan, perkataan. Dalam istilah fiqh kata Qaul dinisbatkan kepada imam atau pemimpin suatu mazhab atau ulama fiqh yaitu berupa perkataan maupun ucapan daripada imam fiqh tersebut. Istilah ini juga dikenal dalam fiqh Imam Syafi’i, yaitu Qaul Qadim dengan Jadid. Qaul Qadim adalah pendapat beliau ketika berada di Irak, sedangakan Qaul Jadid adalah pendapat beliau ketika berada di Mesir12.

B.        Islam Sebagai Norma, Hukum dan Etika

Islam sebagai agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasulnya merupakan Agama yang mencakup seluruh aspek hidup atau kehidupan manusia diantaranya sebagai sumber norma, hukum dan etika hidup manusia, norma dalam artian kata adalah kaidah yakni tolak ukur, patokan, pedoman yang dipergunakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan benda13. Pengertian norma erat dengan pengertian hukum. Maka pembicaraan seputar Islam sebagai norma, hukum, dan etika tidak lepas kaitannya dengan sumber norma, hukum, etika dalam Islam itu sendiri.

Adapun sumber norma dan hukum dalam Islam yang pokok ada dua yaitu, Al-Qur’an dan As-Sunnah, disamping kedua pokok terdapat pula sumber tambahan yaitu, Al- Ijtihad. Ijtihad telah memainkan peran dan memberikan porsi yang cukup besar, hingga timbulnya mazhab yang bermacam-macam.

Al-Qur’anAl–Qur’an merupakan sumber azasi yang pertama norma dan hukum dalam Islam, ialah kitab kodifikasi firman Allah SWT kepada kepada umat manusia. Pada garis besarnya Al-Qur’an memuat Akidah, Syariah ( Ibadah dan Muamalah ), Akhlak, kisah-kisah lampau berita-berita yang akan datang serta berita-berita dan pengetahuan lainnya.

10  Abdul Azis Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam,Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,1997, hal.32611  Lisan al-Arab, jld XI, Beirut: Dar-Sadr, tth, hal.57212 Abdul Azis Dahlan. Op cit. hal,32613 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di indonesi Jakarta: Raja Grafindo

Persada Cet II 2004, hal.44

6

Page 7: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

As-SunnahAs-Sunnah (Sunnah Rasul) sumber azasi yang kedua norma dan nilai dalam Islam, ialah segala ucapan, perbuatan dan sikap Muhammad SAW sebagai rasul Allah, yang berfungsi sebagai penafsir dan pelengkap bagi Al-Qur’an.

Al-IjtihadAl-Ijtihad, sumber tambahan norma, hukum nilai dan etika dalam Islam, ialah usaha sungguh-sungguh seseorang atau beberapa orang tertentu, yang memiliki syarat – syarat tertentu untuk memastikan kepastian hukum secara tegas dan positif yang tidak terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah14.

Secara garis besar berbicara tentang Islam sebagai norma hukum dan etika maka tidak lepas pula pembicaraan tersebut mengacu pada tiga hal pokok diatas yang mana ketiganya merupakan rujukan, tolak ukur dan panduan ummat Islam dalam kehidupan mereka dari hal yang terkecil sampai yang besar dalam mengarungi kehidupan ini. Ketiga bidang di atas baik itu norma, hukum dan etika yang dalam Al-Qur’an, etika disebut dengan akhlak. Adapun konsep akhlak dalam Islam lebih luas cakupannya dari pada konsep etika yang biasa kita kenal selama ini semua ini tidak terlepas dari isi Al-Qur’an, As-Sunnah dan serta Ijtihad seperti yang telah diuraikan di atas15.

Lebih lanjut bisa dijelaskan bahwa apabila dilihat dari ilmu hukum, Syari’at merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam berdasarkan iman yang berkaitan dengan akhlak, baik dalam baik hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Norma norma hukum dasar ini dijelaskan dan dirinci lebih lanjut oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya. Agama Islam meliputi juga akhlak, atau etika yang berarti perangai, sikap, tingkah laku watak, budi pekerti ,yang berkenaan dengan sikap dan perbuatan manusia terhadap Tuhan dan sesama makhluk ciptaan tuhan.

Dalam pengertian modern hukum adalah aturan yang hanya dapat diberlakukan oleh otoritas politik, sementara para ulama Islam memahamkan hal ini sebagai setiap tindak dan perilaku setiap manusia bahkan kegiatan nurani manusia sekalipun syari’ah juga berkepentingan dengan niat, seperti ada pada pelaksanaan sholat, puasa, berzakat, sebagaimana pula pada pelaksanaan hukum keluarga dan pidana.

Di dalam Islam iman bukanlah doktrin teologi yang dogmatis, atau pula bukan keyakinan intelektual, atau pula bukan proposisi filosofis. Ia justru harus diwujudkan dalam suatu tindakan kegiatan sehari hari, yang meluap dari sikap bathin menjadi sikap lahiri, dari skala pribadi memancar berskala masyarakat, dan dari moral ke hukum adalah syari’ah yang mewujudkan cita imani dan moral menjadi sasaran-sasaran bentuk-bentuk dan kode-kode yang gamblang terumuskan, layak, serta nyata, yang ada dalam jangkauan setiap orang dalam mewujudkannya. Inilah salah satu alasan pula bahwa ia merupakan salah satu karunia dan rahmat Allah SWT yang terbesar dan juga salah satu sarana untuk mencapai kemajuan kemanusiaan16.

14 Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet III 1992, hal.7815 Muhammad Daud Ali, Op cit. hal. 4116 Khursid Ahmad dkk, Shari’ah: the way of god, the Islamic Fondation, terj. Nashir Budiman dan Mujibah Utami, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1995 hal. 80

7

Page 8: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

Hanya manusialah yang bisa  dan wajib untuk mewujudkan cita iman dan moral ke dalam tindakan dan amalan. Sebagian orang telah berusaha memisahkan kedua hal tersebut, sedang sebagian lainnya telah terjerumus ke dalam perbincangan filsafat yang tiada akhir. Bahkan mutakhirnya tidak mampu lagi merumuskan apakah yang etis, bermoral, beretika, ataupun yang baik. Inilah sekilas penjelasan bahwa islam merupakan sumber norma hukum dan etika yang ketiganya harus tumbuh dan berkembang dalam bentuk tindakan  manusia.

C.   Mazhab Hukum Utama dan Pendekatan Terhadap Kajian Hukum

Al-Mazahib (aliran-aliran) dan arti secara sastranya adalah “jalan untuk pergi”. Dalam karya-karya tentang agama Islam, istilah mazahab erat kaitannya dengan hukum Islam adapun mazhab hukum yang terkenal sampai saat ini ada 4 mazhab yaitu mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali. Ini adalah hanya beberapa mazhab yang ada dalam Islam dan mereka bukanlah hukum sunni yang refresentatif karena sejak dari abad pertama sampai kepada permulaan abad keempat tidak kurang dari 19 mazhab hukum atau lebih dalam Islam yang dalam arti kata  muslim terdahulu tidak henti hentinya untuk menyesuaikan hukum dengan peradaban yang berkembang17.

Timbulnya mazhab-mazhab ini disebabkan oleh beberapa faktor yang oleh Ali As-Sais dan Muhammad Syaltut mengemukakanya :

– Perbedaan dalam memahami tentang lafaz Nash

_ Perbedaan dalam memahami Hadist

_ Perbedaan dalam memahami kaidah lughawiyah Nash

_ Perbedaan tentang Qiyas

_ Perbedaan tentang penggunaan dali-dalil hukum

_ Perbedaan tentang mentarjih dalil-dalil yang berlawanan

_ Pebedaan dalam pemahaman Illat hukum

_ Perbedaan dalam masalah Nasakh18

Berbagai kemungkinan yang menjadi penyebab timbulnya selain yang dikemukakan di atas, lahirnya mazhab juga terjadi karena perbedaan lingkungan tempat tinggal mereka, para fuqaha’ terus mengembangkan istinbath hukum yang  mereka gunakan secara individu dari berbagai persoalan hukum yang mereka hadapi dan metode yang mereka gunakan terus melembaga dan terus di ikuti oleh para pengikutnya yaitu para murid-murid mereka.

D. Mazhab hukum yang terkenal dan pendekatannya terhadap kajian hukum

Sebagaimana telah disinggung, bahwa lahirnya berbagai mazhab yang ada dilatar belakangi oleh faktor yang pada dasarnya perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan metodologi dalam melahirkan hukum. Perbedaan ini melahirkan mazhab yang berkembang

17 Said Ramadan, Islamic Law its Scope and Equity , Jakarta:Gaya Media Pratama, 1996, hal.6618 Muhammad Abu Zahrah, Muhadarat fil Ushul al-Fiqh al-Ja’fary, Muhadharat ad-Dirasah al-Arabiyah al-‘Aliyah, 1995 hal.28.

8

Page 9: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

luas di berbagai wilayah Islam sampai saat ini diantaranya adalah mazhab dari golongan Syi’ah dan dari golongan Sunni:

a) Imam Ja’far

Beliau bernama lengkapnya Ja’far bin Muhammad al- Baqir bin Ali Zainal- Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Beliau adalah ulama besar dalam banyak bidang ilmu Filsafat, Tasawuf, Fiqih, dan juga ilmu kedokteran.Fiqh Ja’fari adalah fiqih dalam mazhab Syi’ah pada zamannya karena sebelum dan pada masa Ja’far Ash-Shadiq tidak ada perselisihan. Perselisihan itu muncul sesudah masanya. Dasar istinbat yang beliau pakai dalam mengambil kepastian hukun adalah: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, ‘Aqal (Ra’yu)19.

Pengikutnya banyak di Iran dam negara sekitarnya, Turki, Syiria, dan Afrika Barat. Mazhab ini diikuti juga oleh ummat Islam negara lainnya meskipun jumlahnya tidak banyak.

b) Mazhab Hanafi

Mazhab ini dihubungkan dengan Imam Abu Hanifah, ia di kenal sebagai pendiri mazhab hanafi. Nama lengkapnya  adalah Nukman bin Tsabit bin Zuthyi keturunan parsi yang cerdas dan punya kepribadian yang kuat serta berbuat, didukung oleh faktor lingkungan sehingga dalam mengantar beliau menuju jenjang karier yang sukses dalam bidang ilmiyah. Dasar istinbat yang beliau pakai dalam mengambil kepastian hukum fiqih adalah: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qawlu Shahaby, Qiyas, Istihsan, ‘Uruf.

Pola fiqih Abu Hanifah adalah:

-         Kelapangan dan kelonggaran dalam pengalaman ibadah

-         Dalam memberi keputusan dan fatwa, lebih memperhatikan kepentingan golongan

miskin dan orang lemah

-         Menghormati hak kebebasan seseorang sebagai manusia

-         Fiqh Abu Hanifah diwarnai dengan masalah fardhiyah (Perkara yang diada-adakan).

Banyak kejadian atau perkara yang belum terjadi, tetapi telah difikirkan dan telah

ditetapkan hukumnya.

Adapun diantara murid-murid Abu Hanifah yang berperan sangat penting dalam penyebaran mazhab Abu Hanifah maraka adalah:

1. Abu Yusuf dialah orang pertama menyusun kitab mazhab Hanafi dan memyebarkannya sebagai dalil dari Dasar istinbat imam Malik. Dasar istinbat fiqh Imam Malik adalah Al-Quran, Sunnah, Qiyas, Masalihul Mursalah, ‘Uruf, Qaulu Shahabi. Adapum pola fiqh Imam Malik meliputi:

-        Ushul fiqh Imam Malik lebih luwes, lafadz ‘Am atau Muthlaq dalam nash Al-Qur’an

dan Sunnah

19 Ibid, hal. 83

9

Page 10: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

-        Fiqhnya lebih banyak didasarkan pada Maslahah

-        Fatwa Sahabat dan keputusan-keputusan pada masa sahabat, mewarnai penjabaran

pengembangan  hukum Imam Malik.

Diantara beberapa murid-murid Imam Malik yang mengembangkan ajarannya adalah: Abdullah bin Wahab, Abdul Rahman bin Kosim, Asyhab bin Abdul Aziz, Abdur-rahman bin Hakam, Ashbaga bin Al-faraz al Umawi.

d). Mazhab Syafi’i

Mazhab ini dibentuk oleh Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin al-Saib bin Abdu-Yazid bin Hasim. Dan kemudian, dia dipopulerkan dengan nama imam Syafi’i. Ia merupakan seorang muntaqil ras Arab asli dari keturunan Quraiys dan berjumpa nasab dengan Rasullulah pada Abdu Al-Manaf. Adapun sumber istinbat beliau mengenai hukum fiqih adalah: Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Perkataan Sahabat, Qias, Istishab20. Banyak karya-karya iam Syafi’idalam memeberikan keterangan kajian fiqh menurut imam Syafi’i diantaranya : kitab ar-Risalah. al-Um, serta banyaknya pengikut mazhab ini sampai sekarang.

Pola pikir imam Syafi’i:1. Ciri khas yang dapat dipetik dari fiqih Syafi’i ialah polanya mengawinkan

antara cara yang ditempuh Imam Malik dengan Imam Hanafi.2. Pembatasan hukum dibatasi pada urusan atau kejadian yang benar-benar terjadi.3. Terdapat banyak perbedaan antara pendapat Syafi’i sendiri, antara Qaul Qodim

( pendapatnya sewakyu di Irak ) dengan Qaul Jadid ( pendapatnya sewaktu di Mesir) Sahabat-sahabatnya yang menyebarkan mazhab ini antaranya Ahmad Ibnu Hambal, Al Hasan bin Muhammad bin Ash-Shabah Az-Zakfani, Abu Ali al Husein bin Ali Qarabisy, Yusuf bin Yahyah Al Buaithy, Abu Ibrahim Ismail Yahya al Muzani dan Ar-Rabik bin Sulaiman al Murady.

e). Mazhab Hanbali

Imam Ahmad adalah tokoh dari mazhab ini beliau bernama Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal. Beliau berpegang teguh pada ayat Al-Quran dipahami secara lahir dan secara mafhum adapun dasar istinbat mengenai hukum fiqih adalah Al-Qur’an, Sunnah, Fatwa sahabat, Qiyas. Adapun pola fikir imam Hanbal adalah:1. al-Nushush dari al-Qur’an dan Sunnah. Apabila telah ada ketentuan dalan alqur,an

maka ia mengambil makna yang tersurat, makna yang tersirat diabaikan.2. Apabila tidak ada ketentuan dalam al-Qur’an dan Sunnah maka ia mengambil atau

menukil fatwa sahabat yang disepakati dari sahabat sebelumya.3. Apabila fatwa sahabat berbeda-beda maka ia mengambil fatwa sahabat yang paling

dekat dengan dalil yang ada dalam al-Qur’an dan Sunnah.4. Beliau menggunakan hadist mursal dan hadist dha’if  apabila tidak ada ketentuan

sahabat, atsar, ataupun ijmak yang menyalahinya.

20Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada 1996, hal.151

10

Page 11: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

5. Apabila hadist mursal dan dhaif  tidak ada maka ia menggunakan metode Qiyas dalam keadaan terpaksa.21

6. Langkah terakhir adalah menggunakan Sadd al-Dzar’i

Beliau tidak memiliki karya yang dia buat sendiri hanya saja para muridnya mengembangkan ajarannya dan membuat karya-karya tentang istinbat hukum yang beliau lakukan, salah satu contoh dari kitab mazhab ini adalah sahabat al-Jamik al-Kabir karya Ahmad bin Muhammad bin Harun. Adapun tokoh yang menyebarkan ajarannya adalah Ahmad bin Muhammad bin Harun, Ahmad bin Muhammad ibn Hajjaj al Maruzi, Ishak bin Ibrahim, Shalih ibn Hanbal, ‘Abdul Malik ibn ‘Abdul Hamid ibn Mahran al-Maumuni22.

E.      Pengkajian Hukum disiplin-disiplin Utama Studi Hukum dan Cabang-cabangnya

Disiplin Hukum adalah sistem ajaran mengenai kenyataan atau gejala gejala hukum yang ada dan hidup di tengah pergaulan. Menghadapi kenyataan yang terjadi dalam pergaulan hidup yang menentukan apa yang seharusnya dilakukan dalam menghadapi kenyataan tertentu.

Berbicara disiplin hukum, maka ruang lingkup utamanya tiga yaitu:

1. Ilmu Hukum adalah Ilmu tentang hukum yang paling umum, sebagai aturan yang paling luas dan konsep yang paling penting. Ilmu hukum ini bisa  di defenisikan sebagai ilmu kaidah yang menelaah hukum sebagai kaidah atau sistem kaidah-kaidah dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum.Cabang ilmu hukum diantaranya Sosiologi Hukum, Antropologi Hukum, Psikologi Hukum.

2. Filsafat Hukum adalah Ilmu pengetahuan tentang hakikat hukum, yang isinya dasar dasar kekuatan yang mengikat dari hukum atau perenungan dan perumusan nilai-nilai, termasuk penyesuain nilai-nilai

3. Politik Hukum adalah disiplin hukum tang mengkhususkan diri pada usaha memerankan hukum dalam mencapai tujuan yang di cita-citakan oleh masyarakat tertentu atau kegiatan-kegiatan mencari dan memilih nilai-nilai dan menerapkan nilai tersebut bagi hukum dalam mencapai tujuannya23.

Adapun disiplin utama studi hukum dalam hukum Islam tidak lepas dari beberapa kajian yaitu: Disiplin utama Syari’ah, Tarekh Tasyri’, Ushul fiqh, fiqh selanjutnya akan berkembang menjadi cabang cabang kajian studi hukum lain seperti: Ilmu Fiqh ( Fiqh Siyasah, Muamalat, Jinayah, Munakahat dan sebagainya) selanjutnya ada juga kajian Qawaid Fiqhiyah dan Ushuliyah, fatwa, Qanun, Qadha’dan lainnya.

F.     Kontribusi Tokoh dan Karya Terpenting Perkembangan Modern Kajian Hukum Islam dalam Studi Islam

21Jaih Mubarak, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: Remaja Rosyda Karya, 2000 hal.11822. Ibid, hal.11623 Soedjono Dirjo Sisworo, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),hal.46.

11

Page 12: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

Perkembangan terakhir dalam kajian hukum Islam ini terjadi setelah adanya persentuhan budaya dengan barat. Bisa dikatakan kalau awal perkembangan mutakhir dalam hukum Islam ini dimulai di Turki dan Mesir yang menyadari bahwa Islam semakin tertinggal dari Barat maka mulai saat itulah muncul toko-tokoh dalam Islam yang mencoba mereformasi hukum Islam dengan mengangkat tema bahwa pintu ijtihad telah terbuka demi perkembangan Islam dari zaman ke zaman.

Dalam berbagai bidang muncul tokoh-tokoh yang mencoba memberikan sumbangan fikirannya dalam perkembangan Islam dan hukum Islam sebagai contoh: Abdul Qadir Audah dengan bukunya Tasyri’ul jina’i Al-Islamy bi al-Qonun al-Wadhie yang memcoba membandingkan antara hukum Perancis dengan hukum Islam. Muhammad Baqir Al-Sadr seorang ulama Syiah dari Irak, Sayyid Abu a’la Al-Maududi seorang  idiolog fundamentalis dalam Islam khususnya Pakistan, Ali Abd Al-Razik  yang menulis buku Al-Islam wa Ushul Al-hukm, buku ini menimbulkan kontroversi di Mesir dan juga negeri-negeri lain karna buku ini mengemukakan mengenai pembenaran di hapuskannya kesulthanan Utsmaniyah di Turki dan berpendapat Islam tidak menentukan bentuk pemerintahan24.

Di Indonesia sendiri pengkajian hukum Islam terus berkembang dengan didirikannya IAIN serta banyaknya universitas-universitas swasta yang mengkaji Islam di berbagai daerah di Indonesia khususnya di fakultas syariah yang benar-benar kajian utama dari fakultas ini adalah hukum Islam. Lain dari itu adanya MUI yang selalu memberikan fatwa yang sesuai yang sesuai dengan keadaan Islam di Indonesia dalam memberikan istinbat hukum sesuai dengan masalah yang ada serta majelis-majelis lainnya disetiap organisasi Islam di Indonesia, seperti majelis tarjihnya Muhammadiyah. Hal ni merupakan suatu karya yang penting bagi ummat Islam Indonesia serta perkembangan yang baik dalam pembaruan hukum Islam. Selanjutnya perkembangan yang paling besar yang ada di Indonesia ini adalah lahirnya Kompilasi Hukum Islam yang merupakan fiqhnya indonesia serta telah banyaknya dimulai pembentukan Undang-undang di Indonesia berasaskan hukum Islam.

Belakangan ini  beredar wacana bahwa KHI yang ada ini sudah tidak cocok lagi menurut kemajuan zaman untuk itu nenerapa tokoh Islam mencoba memberikan pembaruan KHI yang biasa saat ini dikenal dengan Counter Legal Draft KHI (CLD KHI) yang sampai saat ini masih belum selesai di perbincangkan karena masih terjadi pro dan kontra atas isi dari CLD KHI tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan sebagian pihak memandang bahwa sejumlah pasal yang ada di dalam CLD KHI itu melanggar ajaran Islam, perbincangan dan wacana akan hal inisangat menyorot perhatian para tokoh-tokoh Islam.

Kontroversi ini terus di perdebatkan hingga saat ini. Siti Musadah Mulia merupakan dengan beberapa anggota kelompoknya adalah penyusun dari CLD KHI ini, ironisnya hal ini tidak diterima oleh kalangan kebanyakan Ulama. Karena rancangan KHI ini dianggap nyeleneh dan tidak sesuai dengan AL-Qur’an dan Sunnah25.

Sebagian ulama telah menghitung, tidak kurang dari 39 kesalahan dalam CLD KHI. Sebagian yang lain mengakulasi ada 19 kesalahan. Karena harus segera dicabut dari peredaran agar tidak membingungkan dan semakin meresahkan masayarakat, hal ini dikenukakan oleh Ulama yang tidak mendukung sama sekali tentang pembaharuan ini.

24 Jhon L. Esposito, Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern (Bandung: Mizan, 2002), hal.209-21025 Abdul Moqsith Ghazali, Argumen Metodologi CLD KHI, www.Islam lib.com

12

Page 13: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

Diantara hal-hal yang paling kontroversial dalam pasal-pasal CLD KHI Ini adalah adanya iddah bagi kaum lelaki, tidak diperbolehkannya berpoligami, anak berbeda agama mendapat warisan, wanita bisa menikahkan dirinya sendiri dan banyak lagi hal-hal yang menimbulkan pro dan kontra dalam CLD KHI ini.

Kebanyakan literatur dan studi hukum Islam di Indonesia mendekati hukum Islam secara tekstual dan normatif. Objeknya pun terbatas dengan pendekatan teks-teks fiqih, atau undang-undang keluarga dan belakangan memfokuskan pada catatan catatan persidangan di peradilan syariah26

Hukum islam dibentuk secara gradual atau tadrij, dan didasarkan pada al-Qur’an yang diturunkan secara berangsur-angsur. Prinsip tadrij memberikan jalan kepada kita untuk melakukan pembaruan karena hidup manusia mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah memperbarui pemahaman keagamaan secara sistematis sesuai dengan perkembangan manusia dalam berbagai bidang, terutama teknologi.

BAB III

PENUTUP

26 Muhammad Kholid Masud, Application of Islamic law in Courts, ISIM Newsletter,9/2002, hal 5

13

Page 14: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

1 Hukum Islam dalam perjalananya mengalami perkembangan yang sangat pesat, sejak zaman Rasulullah, para sahabat, dan kurun waktu selanjutnya sampai lahir para mujtahid mazhab dengan berbagai karya ilmiyah sebagai khazanah intlektual ke Islaman

2 Hukum Islam (fiqh) atau syari’at islam adalah koleksi daya upaya para Fuqaha dalam menerapkan syari’at islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Syari’ah adalah peraturan yang telah ditetapkan (diwahyukan) oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw untuk manusia yang mencakup tiga bidang, yaitu keyakinan, perbuatan dan akhlak, sedangkan tasyri’ adalah pembuatan atau pembentukan undang-undang untuk mengetahui hukum-hukum bagi perbuatan orang dewasa, dan ketentuan-ketentuan hukum serta peristiwa yang terjadi dikalangan mereka.

3 Disiplin utama studi hukum dalam hukum Islam tidak lepas dari beberapa kajian yaitu: Disiplin utama Syari’ah, Tarekh Tasyri’, Ushul fiqh, fiqh selanjutnya akan berkembang menjadi cabang cabang kajian studi hukum lain seperti: Ilmu Fiqh ( Fiqh Siyasah, Muamalat, Jinayah, Munakahat dan sebagainya) selanjutnya ada juga kajian Qawaid Fiqhiyah dan Ushuliyah, fatwa, Qanun, Qadha’dan lainnya.

B. Saran

1. Para penyelenggara Pendidikan, dan praktisi hukum, serta Institusi-Instiusi senantiasa membuka ruang kajian dan pengkajian Hukum Islam secara konprehensif efektif, dan terukur sesuai dengan kondisi kekinian.

2. Kirannya gairah umat islam yang besar untuk melakukan kajian hukum islam seharusnya bisa tersalur, baik dalam forum kegiatan-kegiatan ilmiah maupun forum yang lainnya yang kondusif bagi bertemunya ide-ide baru dan kongkit. Tentunya pertemuan ilmiyah itu harus menghimpun segala potensi yang ada, dari berbagai lingkungan keahlian, dari berbagai aliran pemikiran, guna memproleh masukan yang memiliki cakrawala yang luas yang kemudian menjadi bahan pembinaan hukum sehingga disosialisasikan dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Kata pengantar.studi hukum islamdocx

Ali, Muhammad Daud, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Raja Grafindo Persada Cet II 2004),

Agama, Departemen RI, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ananda Utama, 1997)

Ahmad, Khursid dkk, Shari’ah: the way of god, the Islamic Fondation, terj. Nashir Budiman dan Mujibah Utami, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995)

Ansari, Endang Saifuddini, Kuliah Al-Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet III 1992

As-Sais, M. Ali dan Mahmud Syaltut, Perbandingan Mazhab dalam Masalah Fiqh, terj. Ismuha, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)

AR, Hasbi , Perbandingan Mazhab Suatu Pengantar, (Medan: Naspar Djaja 1985)

Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,1997)

Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet III 1992)

Espos, Jhon L., Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern,( Bandung: Mizan, 2002)

Khalaf, Abdul Wahhab, Ilmu Usul al-Fiqh, (Jakarta: Pustaka Amani -Jakarta, 2003)

Lajnah, Marasiah, Buhutsu fi Fiqhi ala Mazhabi li Imam Syafii (Kairo: Maktabu Risalah Wathabi’iayah, 2000)

Mubarak, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, (Bandung: Remaja Rosyda Karya, 2000).

Masud, ,Muhammad Kholid, Application of Islamic law in Courts, ISIM Newsletter,9/2002

Nata, H. Abuddin,Masail al Fiqhiyah, (Bogor : Kencana 2003)

Said, Ramadan, Islamic Law its Scope and Equity (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996)

Rosyada, Dede, Hukum Islam dan Pranata Sosial, J(akarta: Raja Grafindo Persada, 1996)

Praja, Juhaya, S. Filsafat Hukum Islam (Bandung: LPPM Universitas Bandung,1995)

Wahbah Zuhaili,  Al- Fiqh al-Islam wa-Adillatuhu, jld I (Damaskus: Darul Fikri,1997)

15