kebakaran hutan

4
KEBAKARAN HUTAN Kebakaran hutan atau lahan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang menyebabkan kurang berfungsinya hutan atau lahan dalam menunjang kehidupan yang berkelanjutan sebagai akibat dari penggunaan api yang tidak terkendali maupun faktor alam yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan atau lahan. Penyebabnya di antaranya : 1. Aktivitas manusia yang menggunakan api di kawasan hutan dan lahan sehingga menyebabkan bencana kebakaran 2. Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 3. Jenis tanaman yang sejenis dan memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menyebabkan semakin rentan terhadap bencana kebakaran. 4. Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalarnya api. 5. Topografi yang terjal semakin mempercepat dan merembetnya api dari bawah ke atas. MITIGASI Dalam melakukan upaya mitigasi kebakaran hutan dapat di lakukan dengan berbagai macam cara dan tindakan yang sesuai, seberti berikut ini : 1. Mapping : pembuatan peta kerawanan hutan di wilayah teritorialnya masing-masing. Fungsi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun yang lazim digunakan adalah 3 cara berikut: • pemetaan daerah rawan yang dibuat berdasarkan hasil olah data dari masa lalu maupun hasil prediksi • pemetaan daerah rawan yang dibuat seiring dengan adanya

Upload: rifqi-zakaria

Post on 04-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kebakaran hutan

TRANSCRIPT

KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan atau lahan adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang menyebabkan kurang berfungsinya hutan atau lahan dalam menunjang kehidupan yang berkelanjutan sebagai akibat dari penggunaan api yang tidak terkendali maupun faktor alam yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan atau lahan.

Penyebabnya di antaranya :1. Aktivitas manusia yang menggunakan api di kawasan hutan dan lahan sehingga menyebabkan bencana kebakaran2. Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.3. Jenis tanaman yang sejenis dan memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang terdegradasi menyebabkan semakin rentan terhadap bencana kebakaran.4. Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalarnya api.5. Topografi yang terjal semakin mempercepat dan merembetnya api dari bawah ke atas.

MITIGASIDalam melakukan upaya mitigasi kebakaran hutan dapat di lakukan dengan berbagai macam cara dan tindakan yang sesuai, seberti berikut ini :

1. Mapping : pembuatan peta kerawanan hutan di wilayah teritorialnya masing-masing. Fungsi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, namun yang lazim digunakan adalah 3 cara berikut: pemetaan daerah rawan yang dibuat berdasarkan hasil olah data dari masa lalumaupun hasil prediksi pemetaan daerah rawan yang dibuat seiring dengan adanya survai desa (Partisipatory Rural Appraisal) pemetaan daerah rawan dengan menggunakan Global Positioning System atau citra satelit2. 2. Informasi : penyediaan sistem informasi kebakaran hutan.Hal ini bisa dilakukan dengan pembuatan sistem deteksi dini (early warning system) di setiap tingkat. Deteksi dini dapat dilaksanakan dengan 2 cara berikut : analisis kondisi ekologis, sosial, dan ekonomi suatu wilayah pengolahan data hasil pengintaian petugas

3. 3. Sosialisasi : pengadaan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan kepada masyarakat. Penyuluhan dimaksudkan agar menginformasikan kepada masyarakat di setiap wilayah mengenai bahaya dan dampak, serta peran aktivitas manusia yangseringkali memicu dan menyebabkan kebakaran hutan. Penyuluhan juga bisa menginformasikan kepada masayarakat mengenai daerah mana saja yang rawan terhadap kebakaran dan upaya pencegahannya.

4. Standardisasi : pembuatan dan penggunaan SOP (Standard Operating Procedure)Untuk memudahkan tercapainya pelaksanaan program pencegahan kebakaran hutan maupun efektivitas dalam penanganan kebakaran hutan

KONSERVASI

Konservasi / Rehabilitasi hutan berperan sebagai penutup tanah dan lingkungannya dari pengaruh kekeringan akibat sinar matahari dan angin. Akibat kebakaran, lantai hutan akan terbakar termasuk herba, semak, coppice stumps, seedling, seresah, sapling, dan beberapa jenis pohon. Jika areal bekas terbakar ditumbuhi tumbuhan, maka regenerasi hutan yang akan muncul pada kondisi lingkungan yang miskin hara adalah rumput-rumputan dan jenis yang resisten terhadap api dan/atau kekeringan.Rehabilitasi areal bekas terbakar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Pendekatan suksesi alami dan 2. Pendekatan suksesi buatan. Suksesi alami biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan hutan ke kondisi yang mendekati yang semula. Sedangkan suksesi buatan dilakukan dengan cara menanam jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut serta diadakan pemeliharaan terhadap ekosistem yang sedang diperbaiki. Pendekatan suksesi alamiAkibat kebakaran hutan akan muncul lahan-lahan terbuka sehingga merangsang regenerasi jenis-jenis vegetasi yang tergolong rentan terhadap kebakaran seperti rerumputan, semak dan belukar. kebakaran yang beulang-ulang telah menciptakan habitat yang sesuai untuk jenis-jenis yang tahan terhadap kebakaran. Umumnya hidup jenis-jenis ini dirangsang oleh adanya api. Disamping itu jenis-jenis pionir lain akan muncul di habitat yang baru. Dalam hal ini alang-alang sangat cocok dengan habitat yang sering terbakar, disebabkan sifatnya intoleren, dapat tumbuh pada kondisi yang kurang subur (jenis pionir), disamping kebakaran yang terjadi tidak mematikan rhizom alang-alang yang berada di bawah tanah, sehingga setelah kebakaran alang-alang tumbuh lebih baik. Dengan demikian rehabilitasi areal bekas terbakar dapat didekati dengan mempelajari proses suksesi yang terjadi di areal yang didominasi oleh alang-alang ini. Untuk merehabilitasi lahan yang didominasi oleh alang-alang, langkah awal adalah mengetahui sifat alang-alang dan beberapa teknik pengendaliannya. Rehabilitasi lahan bekas terbakar merupakan rehabilitasi kondisi tanahnya. Jika areal ini telah terehabilitasi maka kesuburan tanah akan meningkat.Secara alami dalam suksesi areal bekas terbakar, alang-alang akan hilang. Namun demikian suksesi alami ini memerlukan waktu yang sangat luas tidak akan dengan mudah mengalami suksesi alami, karena biasanya areal ini setiap tahun mengalami kebakaran. Oleh karena itu pencegahan kerusakan suksesi alami ini merupakan salah satu cara untuk menguerangi berkembangnya alang-alang

Pendektan suksesi buatan

Suksesi buatan dimaksudkan agar proses suksesi yang terjadi untuk pengembalian kondisi lahan baik aspek tanah dan iklim maupun vegetasi penutupnya berlangsung lebih cepat. Salah satu pendekatannya dapat dilakukan dengan pemilihan jenis yang akan ditanam di areal bekas terbakar. menyatakan bahwa jenis pohon yang dipilih untuk merehanilitasi areal bekas terbakar harus memenuhi persyaratan ekologi, ekonomi, dan sistem silvikultur. Secara ekologis, jenis yang dipilih seyogyanya jenis andalan setempat, atau jenis yang sesuai dengan kondisi tempat tumbuh, jenis yang sesuai dengan fungsi hutan dan sesuai dengan komposisi asal. Persyaratan ekonomis diantaranya adalah kesesuaian dengan kelas perusahaan/tujuan pengelolaan, sedangkan untuk rehabilitasi hutan lindung dan hutan konservasi sebaiknya dikembangkan jenis-jenis penghasil non kayu. Ketersediaan sistem silvikulturjenis-jenis yang akan dikembangkan harus terjamin.