kebijakan insentif fiskal dan pembiayaan untuk mendukung .... diskusi 4/anny_wamenkeu.pdf ·...
TRANSCRIPT
Kebijakan Insentif Fiskal dan Pembiayaan
untuk Mendukung Pertumbuhan
Produksi Pangan
Jakarta Convention Center
Rabu, 8 Februari 2012
Wakil Menteri Keuangan
Seminar Feed Indonesia Feed The World
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Outline
1. Kebijakan Fiskal Pemerintah
2. Perkembangan PDB dan Inflasi
Harga Komoditas Pokok Dalam Negeri
3. Dukungan Fiskal untuk Stabilisasi Pangan Pokok
Produksi Pertanian vs Subsidi Sektor Pertanian
4. Kebijakan Insentif Fiskal Sektor Pertanian:
PPh, PPN, Bea Masuk, dan Bea Keluar
5. Alokasi Dana K/L untuk Stabilisasi Pangan
2
KEBIJAKAN FISKAL PEMERINTAH
1. APBN sebagai instrumen utama Kebijakan Fiskal mempunyai peran
strategis dalam mencapai tujuan dan target pembangunan
2. Peran Strategis APBN adalah terkait 3 fungsi utama yaitu:
a) Fungsi Alokasi
b) Fungsi Distribusi
c) Fungsi Stabilisasi
3. APBN bertujuan untuk mendukung pembangunan 4 pilar strategis yaitu :
a) Pro-poor
b) Pro-Job
c) Pro-Growth
d) Pro-Environment
4
Gambaran Umum
http://www.depkeu.go.id
APBN
Pro-Growth
Pro- Poor
Pro-
Job
Pro-
Enviro
nment
Keterbatasan
AnggaranKeberlanjutan
Fiskal
Kebijakan
Fiskal
Keberlanjutan
Pembangunan
Pembiayaan
KesejahteraanMasyarakat
Alokasi
Distribusi
Stabilisasi
5
Konsep Umum Kebijakan Fiskal
http://www.depkeu.go.id
6
Belanja: Rp1.435,4 T
Perpajakan
Rp1.032,6 T
(78,7%)
PNBP
Rp280,0
T
(21,2%)
Hibah
Rp0,8T
(0,1%)
PPh
Rp520,0T
(50,4%)
PPN Rp352,9T
(34,2%)
Cukai
Rp75,4T
(7,3%)
PBB
Rp35,6T
(3,5%)
Internasi
onal
Rp42,9T
(4,2%)
Pjk
lainyaRp5,6T
(0,5%) SDA
Rp177,3T
(63,8%)
BUMN
Rp28,0T
(10,1%)PNBP
Lainya
Rp50,3T
(19,2%)
BLU
Rp19,2T
(6,9%)
Transfer ke
Daerah
Rp470,4T
(32,8%)Barang
Rp188,0T
(19,5%)
Modal
Rp152,0T
(15,7%)
Bunga
Utang
Rp122,2T
(12,7%) Subsidi
Rp208,9T
(21,6%)
Bansos
Rp47,8T
(4,9%)
Lain-lain
Rp28,5T
(3,0%)
Bel Hibah
Rp1,8T
(0,2%)
Defisit : Rp124,0T
(1,5% PDB)
Dana
Perimbangan
Rp400,0T
(85,0%)
Dana Otsus
dan
Penyesuaian
Rp70,4T
(15,0%)
DBH
Rp100,1T
(25,0%)
DAU
Rp273,8T
(68,5%)
DAK
Rp26,1T
(6,5%)
Belanja
Pemerintah
Pusat :
Rp965,0T
(67,2%)
Asumsi Makro
Kemiskinan : 10,5-11,5%;
Pengangguran: 6,4-6,6%;
Penyerapan TK: 1%
Pertumbuhan 450 ribu TK
Target :
Pegawai
Rp215,9T
(22,4%)
Financing :
Rp124,0T
APBN
Utang
Rp133,6T
(107,7%)
Non Utang
Minus Rp9,5T
(-7,7%)
Pendapatan: Rp1.311,4 T
POSTUR APBN 2012
Pert Ekonomi 6,7
Inflasi 5,3
SPN 3 Bln 6,0
Nilai Tukar 8.800
ICP 90,0
Lifting 950,0
Kebijakan Umum
Meningkatkan belanja infrastruktur untuk mendukung
domestic connectivity, ketahanan pangan, ketahanan energi
dan kesejahteraan masyarakat.
Mendukung pembiayaan progarm multiyears.
Menuju Minimum Essential Forces
Meningkatkan kemampuan mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim.
Memperkuat program pro rakyat (kluster 4)• 6 Program Utama: Rumah murah, Transportasi publik murah, ketersediaan air
bersih, listrik yang efisien dan murah, perbaikan kesejahteraan nelayan, dan masyarakat
miskin perkotaan.
• 3 Program Prioritas : Surplus beras 10 juta ton dalam 5-10 tahun, penciptaan
lapangan kerja untuk menurunkan pengangguran 1 juta orang per tahun dan
pembangunan transportasi Jakarta.
7
Arah Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat
http://www.depkeu.go.id
Program Ketahanan Pangan 2011-2012
8
11,3 16,8
23,2
36,2
44,2
48,5
57,6
69,6
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012RAPBN
Kementerian Negara/Lembaga Subsidi Belanja Lain-Lain
Target Program Ketahanan Pangan 2011-2012 :
Mengatasi peningkatan harga pangan melaluikebijakan stabilisasi harga dengan menyediakanpasokan pangan yang cukup dan melakukan operasipasar (subsidi pangan).
Meningkatkan produksi, produktivias dan kualitaskomoditas pangan dengan target produksi :
o Beras 74,1 juta tono Jagung24,0 juta tono Kedelai 1,9 juta tono Gula 4,4 juta tono Daging 471 juta tono Ikan 14,86 juta ton
Mengantisipasi kenaikan harga pangan duniamelalui kerjasama ketahanan pangan internasional.
Meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitasdari hasil panen
Mencapai surplus beras minimum 10 juta ton per tahun dalam 5- 10 tahun kedepan.
Sumber : Kementerian Keuangan
PERKEMBANGAN PDB DAN INFLASI
http://www.depkeu.go.id
Pertumbuhan Ekonomi 2011 sebesar 6,5 persen sesuai target,
dengan pertumbuhan PDB pada triwulan IV sebesar 6,5 persen ….
5,56,3 6,0
4,6
6,2 6,5
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Pertumbuhan PDB 2006-2011 (%)
4,5 4,1 4,3 5,6 5,9 6,3 5,8
6,8 6,4 6,5 6,5 6,5
-
2,0
4,0
6,0
8,0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2009 2010 2011
Pertumbuhan PDB Triwulanan 2009 - 2011 (%)
Sumber : BPS
http://www.depkeu.go.id
4,7 3,2
8,813,6
13,3
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
2008 2009 2010 2011
Pertumbuhan PDB Pengeluaran (%)
Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Impor
Lapangan Usaha
Pertumbuhan
2009 2010 2011
Pertanian, Peternakan 4.0 3.0 3.0
Pertambangan dan Penggalian 4.5 3.6 1.4
Industri Pengolahan 2.2 4.7 6.2
Listrik, Gas, Dan Air Bersih 14.3 5.3 4.8
Konstruksi 7.1 7.0 6.7
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.3 8.7 9.2
Pengangkutan dan Komunikasi 15.9 13.4 10.7
Keuangan, Real Estat & Jasa Perush. 5.2 5.7 6.8
Jasa-Jasa 6.4 6.0 6.7
Produk Domestik Bruto 4.6 6.2 6.5
PDB tahun 2011: Sisi pengeluaran masih didukung oleh ekspor dan investasi.
Sisi produksi terutama didukung oleh sektor pengangkutan
& komunikasi, sedangkan sektor pertanian relatif kecil.
Pertumbuhan PDB Sektoral (%)
15%
12%
24%
1%
10%
14%
7%
7%10%
Distribusi PDB Sektoral Tahun 2011
Pertanian, Peternakan Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas, Dan Air Bersih
Konstruksi Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estat & Jasa Perush.
Jasa-Jasa
Sumber : BPS
Inflasi bulan Januari 2012 relatif terkendali sebesar 0,76% (mtm) , sehingga inflasi
tahunan menjadi 3,65% (yoy), jauh lebih rendah dari asumsi APBN 2012 sebesar
5,30%, namun berada dalam rentang sasaran inflasi 2012: 4,5%± 1%.
Bulan Januari tahun 2012 tercatat inflasi
sebesar 0,76%(mtm), sementara laju
inflasi tahunannya mengalami
perlambatan dari 3,79%(yoy) di bulan
Desember 2011 menjadi 3,65%(yoy).
Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi
pada bulan Januari adalah bahan
makanan yaitu sebesar 1,85%(mtm).
Kelompok ini juga memberikan
sumbangan terbesar bagi inflasi umum di
bulan ini yaitu sebesar 0,45%(mtm).
Sementara itu, kelompok yang mengalami
inflasi tahunan terbesar adalah kelompok
sandang dengan inflasi sebesar 7,32%
(yoy). Kemudian, disusul inflasi tahunan
kelompok Pendidikan yang mengalami
inflasi sebesar 4,87%(yoy).
0.34
%0.
57%
0.76
%
4.15
%3.
79%
3.65
%
-1.0%
-0.5%
0.0%
0.5%
1.0%
1.5%
2.0%
0%1%2%3%4%5%6%7%8%9%
10%
J-09 F M A M
J J A S O N DJ-
10 F M A MJ J A S O N D
J-11 F M A M
J J A S O N DJ-
12
mtmYoY Perkembangan inflasi 2009- 2012
m-t-m y-o-y
3.29%
4.68%
3.53%
7.32%
4.29%
4.87%
1.84%
1.85%
0.65%
0.54%
-0.08%
0.51%
0.15%
0.23%
-2% 0% 2% 4% 6% 8%
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transport
Inflasi mtm dan YoY bulan Januari 2012
mtm yoy
Sumber : Badan Pusat Statistik
Komponen Pembentuk Inflasi Bulan Januari 2012
Harga bergejolak (volatile food) mengalami inflasisebesar 2.02%(mtm) atau 2,97%(yoy). Komponen inimemberikan kontribusi terbesar ke inflasi umumyaitu sebesar 0,42%(mtm). Dalam komponenini, komoditas yang menyumbang inflasi terbesaradalah beras, yaitu sebesar 0,18%(mtm). Hal ini antaralain disebabkan oleh kenaikan harga komoditastersebut, karena saat ini belum memasuki masapanen atau masih berada dalam masa tanam.
Harga yang diatur pemerintah (administered price)memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,08%(mtm)terhadap inflasi umum. Komponen ini mengalamiinflasi bulanan sebesar 0,43%(mtm) dengan inflasitahunan sebesar 2,96%(yoy).
Meskipun emas perhiasan mengalami deflasi sebesar0,02%(mtm), namun komponen inti secarakeseluruhan mengalami inflasi {0,44%(mtm) atau4,29%(yoy)}. Komponen inti berkontribusi sebesar0,26%(mtm) kepada inflasi umum.
Harga beras domestik mengalami peningkatan lagihingga mencapai harga Rp8.017/Kg. Sementaraitu, harga beras di pasar global mengalami penurunanmenjadi US$519,95/Metric Tonne.
4,29%
2,96%
2,97%
113
115
117
119
121
123
125
127
129
131
133
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
J-09 A S O N D
J-10
F M A MJ J A S O N D
J-11
F M A MJ J A S O N D
J-12
Komponen Inflasi 2009 - 2012 (yoy)
IHK (RHS)
Core
Administered
Volatile
8.017
519,95
300
400
500
600
700
800
5,350
5,850
6,350
6,850
7,350
7,850
8,350
J-09
F M A M J J A S O N DJ-
10F M A M J J A S O N D
J-11
F M A M J J A S O N DJ-
12
USD
/ M
etri
c To
nne
Rupi
ah/K
g
Harga Beras Domestik dan Internasional2009 s.d. 2012
Domestik
Internasional
Sumber : BPS, Kementerian Perdagangan, dan Bloomberg
4.000
9.000
14.000
19.000
24.000
29.000
J'08 M M J S N
J'09 M M J S N
J'10 M M J S N
J'11 M M J S N
J'12
Bawang Merah Gula Pasir
Rp/Kg
4.000
14.000
24.000
34.000
44.000
54.000
64.000
74.000
84.000
J'08 M M J S N
J'09 M M J S N
J'10 M M J S N
J'11 M M J S N
J'12
Daging Sapi Cabe Rawit Cabe Merah
Rp/Kg
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
J'0
8 M M J S N
J'0
9 M M J S N
J'1
0 M M J S N
J'1
1 M M J S N
J'1
2
Migor Curah Migor Kemasan Telur Ayam Ras
Rp/Kg
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000
J'0
8 M M J S N
J'0
9 M M J S N
J'1
0 M M J S N
J'1
1 M M J S N
J'1
2
Beras Umum Beras Medium Kedelai Tepung Terigu
Rp/Kg
14
Kebijakan insentif fiskal pangan dilakukan dalam rangka mengantisipasi
kenaikan berbagai harga pangan pokok di dalam negeri ….
Sumber: BPS dan Departemen Perdagangan, diolah
DUKUNGAN FISKAL
TERHADAP STABILISASI PANGAN POKOK
16
ALOKASI ANGGARAN KETAHANAN PANGAN 2012
16
Rp41,9 T
Alokasi Anggaran
Sekitar
29 Program
Prioritas, a.l.:
Program penyediaan dan pengembangan
prasarana dan sarana pertanian sebesar Rp4,1
triliun;
Program pengelolaan sumber daya air sebesar
Rp8,2 triliun;
Program peningkatan
produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
pangan dengan alokasi anggaran Rp2,9 triliun;
Program pencapaian swasembada daging sapi
dan peningkatan penyediaan pangan hewan
yang aman, sehat, utuh dan halal sebesar Rp2,6
triliun;
Program pengembangan dan pengelolaan
perikanan tangkap sebesar Rp1,3 triliun.
Dukungan APBN terhadap Ketahanan Pangan
No Uraian2010Real
2011APBN-P
2012APBN
1 Dana Stabilisasi Harga Pangan 0,2 2,6 2,0
2 Dana Cadangan Beras Pemerintah 2,5 1,0 2,0
3 Dana Cadangan Benih Nasional 0,2 0,6 0,4
4 Subsidi Pertanian 35,7 34,2 32,8
- Pangan 15,2 15,3 15,6
- Pupuk 18,4 18,8 16,9
- Benih 2,2 0,1 0,3
1. Dana Stabilisasi Harga Pangan diantaranya digunakan untuk impor bahan pangan, menjaga kestabilan hargapangan DN, ganti rugi kepada petani jika terjadi gagal panen, dan sebagai dana tambahan pada program Raskin
2. Dana Cadangan Beras Pemerintah diantaranya digunakan untuk menstabilkan harga melalui operasi pasar,mengantisipasi kelangkaan pangan pasca bencana, dan mendistribusikan pangan dalam keadaan darurat
3. Dana Cadangan Benih Nasional diantaranya digunakan untuk memberikan bantuan benih (padi, kedelai, jagung)yang berkualitas kepada petani dalam rangka mendukung upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanamanpangan
4. Belanja lain-lain yang terkait dengan Subsidi Pertanian pada APBN 2012:
a. Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sebesar Rp1,318M Bantuan Sosial (Kementan)
b. Bantuan Langsung Pupuk (BLP) sebesar Rp1,921M Bantuan Sosial (Kementan)
Triliun Rupiah
17
18
Dukungan fiskal lainnya dalam APBN 2012 yang dapat dimanfaatkan
untuk stabilisasi harga komoditas pangan strategis ….
1. Dana Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar Rp2 triliun dapat
digunakan untuk menambah stok CBP di Bulog sekitar 305 ribu ton dalam
rangka melaksanakan operasi pasar (OP),
2. Dana Cadangan Stabilisasi Harga tahun 2012 sebesar Rp2 triliun. Dana
cadangan ini antara lain dapat digunakan untuk menambah alokasi pada
program peningkatan ketahanan pangan, seperti:
a. Bantuan benih bibit dan sarana produksi pertanian,
b. Peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu produk tanaman,
c. Pengendalian organisme pengganggu tanaman, penyakit
hewan, karantina, dan peningkatan keamanan pangan.
Kementerian Pertanian perlu menyusun rencana kegiatan pemanfaatan Dana
Cadangan Stabilisasi Harga Rp2 triliun tersebut guna meningkatkan produksi
pangan. (Informasi terakhir : Kementan akan memanfaatkan sebagian dana tsb
untuk membeli 1000 unit mesin pengering gabah, antisipasi ganti rugi puso dan
tambahan dana untuk Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN)
atau Program Surplus Beras 10 Juta Ton).
19
BANTUAN PEMBIAYAAN KETAHANAN PANGAN 2012
Anggaran belanja subsidi bunga kredit program untuk tahun 2012 dialokasikan
sebesar Rp1,2 triliun.
Skim SUBSIDI
BUNGA KREDIT
Skim PENJAMINAN
Kredit untuk Program
Ketahanan Pangan dan
Energi(KKP-E)
Anggaran atas risk sharing
terhadap KKP-E bermasalah
yang menjadi beban
pemerintah
Kredit Pengembangan Energi
Nabati dan Revitalisasi
Perkebunan (KPEN-RP)
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Selain subsidi pertanian, Pemerintah juga mengalokasikan
subsidi kredit program untuk sektor pertanian ….
1. Kegiatan usaha yang dapat didanai KKPE meliputi (PMK no.198 tahun 2010):
• Pengembangan tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan
• Pengadaan pangan berupa gabah, jagung, kedelai dan perikanan
• Peternakan dan pembudidayaan ikan
• Pengadaan/peremajaan peralatan, mesin, dan sarana lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatanusaha di atas.
2. Pemerintah memberikan subsidi Bunga Kredit Biofuel (KPEN-RP) dalam upaya peningkatan produksi danproduktivitas tanaman penghasil bahan baku bahan bakar nabati untuk memenuhi kebutuhan sumberenergi alternatif serta pelaksanaan program revitalisasi perkebunan (PMK no.117 tahun 2006)
3. Pemerintah memberikan fasilitas imbal jasa penjaminan KUR salah satunya pada Usaha Mikro, Kecil danMenengah (UMKM) sektor pertanian dan perkebunan (PMK no.159 tahun 2011)
Miliar Rupiah
20
Jenis 2009 20102011
APBN-P
2012
APBN
- Kredit Ketahanan Pangan dan Energi 120,6 132,1 276,0 274,8
- KPEN-RP 27,6 42,3 80,3 93,3
- Imbal Jasa Penjaminan KUR 143,2 223,2 636,2 706,9
21
Produksi pertanian cenderung meningkat seiring dengan dukungan
Pemerintah melalui subsidi pertanian (pupuk dan benih) ….
0
5
10
15
20
25
30
35
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
2006 2007 2008 2009 2010 2011APBN-P
2012APBN
Sub
sidi
Per
tani
an (T
riliu
n R
p)
Pro
duks
i (ju
ta to
n)
Produksi Pertanian Subsidi Pertanian
Produksi Subsidi
Kedelai Pupuk
Jagung Benih
Padi
Sejak tahun 2010, Subsidi Pupuk hanya menampung subsidi harga pupuk Bantuan Langsung
Pupuk (BLP) yang sebelumnya masuk dalam besaran Subsidi Pupuk direalokasi ke Belanja Sosial
Kementan. Subsidi pupuk menurun pada tahun 2012 karena adanya kenaikan HET.
Sejak tahun 2011, Subsidi Benih hanya dialokasikan untuk subsidi harga benih Bantuan
Langsung Benih Unggul (BLBU) yang sebelumnya masuk dalam besaran subsidi benih direalokasi
ke Belanja Sosial Kementan, dan Cadangan Benih Nasional (CBN) direalokasi ke Belanja Lain-lain.
JENIS KEBIJAKAN INSENTIF FISKAL
SEKTOR PERTANIAN
TERHADAP KOMODITAS PANGAN STRATEGIS DILAKUKAN :
23
Insentif Fiskal untuk Stabilisasi Harga Pangan
pe
ngu
ran
ga
n beban pajak
pe
ngu
ran
ga
n bea masuk
pe
nge
na
an bea keluar
Tujuan pemberian insentif fiskal pada pangan adalah untuk menjaga stabilitas harga pangan pokok.
stabilitas harga pangan pokok
Tersedianya bahan pangan pokok dalam jumlah yang
cukup
Insentif Fiskal Sektor Pertanian
• Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu dan Daerah tertentu : • pengembangan usaha peternakan besar/kecil,
• usaha pemanfaatan hutan tanaman,
• pengembangan tanaman pangan,
• pengembangan budidaya hortikultura
• Tax Holiday
Pajak Penghasilan (PPh)
• Produk Primer Pertanian sebagai barang yang tidak dikenai PPN (non-BKP) : Gabah, Jagung, Sagu, Kedelai
Impor dan penyerahan BKP Strategis dibebaskan dari PPN (PP 31/2007)
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
• Penyesuaian tarif BM impor beras.
• Penyesuaian tarif BM atas impor kacang kedelai.
• Penyesuaian tarif BM atas impor tepung gandum.
• Penyesuaian tarif BM atas impor Produk-produk susu tertentu.
• Penyesuaian tarif BM atas impor gula.
Bea Masuk
• Penetapan Pungutan / Bea Keluar Ekspor untuk produk Kelapa Sawit, Kakao, CPO dan turunannya
Pungutan Ekspor / Bea Keluar
24
Insentif Pajak Penghasilan Sektor Pertanian
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentudan/atau di Daerah-Daerah Tertentu (PP 62 2008 perubahan atas PP 1 2007)
Bidang Usaha Tertentu:
Pengembangan usaha peternakan besar/kecil
Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman NPHHK-HTI (HTI)
Bidang Usaha Tertentu dan Daerah Tertentu
Pengembangan tanaman pangan
• Pertanian Padi (Papua, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan)
• Palawija:– Jagung: Gorontalo, Lampung;
– Kedelai: Jawa Timur, Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Jambi
Pengembangan Budidaya Hortikultura
• Pisang (Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara)
• Nanas (Lampung)
• Mangga (Jawa Timur)
UU PPN
Produk primer pertanian sebagai barang yang tidak dikenai PPN (non-BKP), seperti
• gabah,
• jagung,
• sagu,
• kedelai,
PP 31/2007
Impor dan penyerahan barang kena pajak strategis dibebaskan dari PPN
Termasuk barang kena pajak strategis:
makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk makanan ternak, unggas dan
ikan
Barang hasil pertanian
Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan.
Barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang;
a. pertanian, perkebunan dan kehutanan;
b. peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun Penangkaran;
c. perikanan baik dari penangkapan atau budidaya
Insentif PPN Sektor Pertanian
Daftar Sektor Pertanian Bebas PPN
No. SektorBKP/
non BKPPeraturan
Mendapat Fasilitas
Pembebasan PPN% BKP
01 Padi Dibebaskan 0%
02 Jagung non BKP 0%
03 Ketela Pohon Dibebaskan 0%
04 Ubi jalar Dibebaskan 0%
05 Umbi-umbian lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
06 Kacang tanah Dibebaskan 0%
07 Kedele non BKP 0%
08 Kacang-kacangan lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
09 Sayur-sayuran Dibebaskan 0%
10 Buah-buahan Dibebaskan 0%
11 Padi-padian dan bahan makanan lainnya Dibebaskan 0%
12 Karet Dibebaskan 0%
13 Tebu Dibebaskan 0%
14 Kelapa Dibebaskan 0%
15 Kelapa sawit Dibebaskan 0%
16 Hasil tanaman serat Dibebaskan 0%
17 Tembakau Dibebaskan 0%
18 Kopi Dibebaskan 0%
19 T e h Dibebaskan 0%
20 Cengkeh Dibebaskan 0%
21 Kakao Dibebaskan 0%
22 Jambu mete Dibebaskan 0%
23 Hasil perkebunan lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
24 Hasil pertanian lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
25 Ternak dan hasil-hasilnya kecuali susu segar Dibebaskan 0%
26 Susu segar Dibebaskan 0%
27 Unggas dan hasil-hasilnya Dibebaskan 0%
28 Hasil pemerliharaan hewan lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
29 Kayu Dibebaskan 0%
30 Hasil hutan lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
31 Ikan laut dan hasil laut lainnya BKP PP No. 31 Tahun 2007 Dibebaskan dari pengenaan PPN 0%
32 Ikan darat dan hasil perairan darat Dibebaskan 0%
33 Udang Dibebaskan 0%
28
Kebijakan Harmonisasi Tarif Pola Khusus Bidang Pertanian 2004-2012
Insentif Bea Masuk Sektor Pertanian
PERTANIAN Kode HS BTBMI
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Beras (RP/kg) 10.06 430 450 450 450 450 450 450 450 450
Gula (Rp/Kg)Raw
Sugar550 550 550 550 550 150 550 550 550
Refined
Sugar700 790 790 790 790 400 790 790 790
Jagung (%)1005.90.9
0.000 5 5 5 5 5 5 5 5
Kedelai (%)1201.00.9
0.000 10 10 10 0 0 0 0 5
Sesuai Program Harmonisasi tarif berdasarkan pola khusus 2005-2012:• Tarif BM beras 2012 Rp450/Kg (PMK 213 tahun 2011)• Tarif BM kedelai 2012 5% (PMK 213 tahun 2011) mengganti PMK 13 tahun 2011
ALOKASI DANA KEMENTERIAN/LEMBAGA
UNTUK STABILISASI PANGAN
Alokasi Dana untuk Kegiatan Peningkatan
Produksi Beras Nasional (P2BN) TA 2012
• Alokasi Anggaran Kementerian Pertanian TA 2012 sebesar Rp 17,83 triliun atau
naik sebesar Rp 1,11 triliun (6,6%) dari APBN Pagu Definitif 2011 sebesar Rp
16,72 triliun.
• Pagu Anggaran Ditjen Tanaman Pangan TA 2012 dialokasikan sebesar Rp 3,12
triliun. Dialokasikan untuk mendukung kegiatan peningkatan P2BN sebesar Rp
2,66 triliun (85%), dengan rincian sbb :
a. Keg Pengelolaan Produksi Tanaman Serelia Rp 0,87 triliun
b. Keg Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih TP Rp 1,45 triliun
c. Keg Perlindungan TP dari Gangguan OPT Rp 0,18 triliun
d. Keg Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan Rp 0,09 triliun
• Pagu Anggaran Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Tahun 2012
sebesar Rp 4,48 triliun. Dialokasikan untuk mendukung kegiatan peningkatan
P2BN sebesar Rp 3,44 triliun (94%), dengan rincian sbb :a. Pengelolaan Air Irigasi untuk Pertanian Rp 0,65triliun
b. Perluasan Areal dan Pengelolaan Pertanian Rp 1,61 triliun
c. Pengadaan dan Pengawasan Alsintan Rp 0,10 triliun
d. Fasilitas Pupuk dan Pestisida Rp 0,48 triliun
e. Pelayanan Pembiayaan Pertanian & PUAP Rp 0,77 triliun
30
31
Alokasi Dana untuk Swasembada Gula TA 2012
KEGIATAN/SUB KEGIATAN TARGETANGGARAN
Rp (000,-)LOKASI
Swasembada Gula Nasional 7.665 Ha 201.166.255
a. Perluasan (Ekstensifikasi) Tanaman Tebu Rakyat 6.965 Ha 129.095.855 11 Prov, 45 Kab
b Pembangunan Kebun Bibit Datar Tebu / Kultur Jaringan 700 Ha 22.986.170 7 Prov, 40 Kab
c.Biaya Operasional/Pelatihan Tenaga Kontrak Pendamping
(TKP) dan Petugas lapangan Pembantu TKP (PLP-TKP)390 Orang 7.513.450 10 Prov
d. Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Petani Tebu 272 Pkt 8.160.000 11 Prov
e. Persiapan, Pengawalan, Pendampingan dan Administrasi 13 Pkt 4.440.480 12 Prov, 1 Pusat
f. Rekruitmen TKP dan PLP-TKP 282 Org 1.410.000 9 Prov
g. Pengembangan Pertanian Terpadu Tebu - Ternak 12 unit 1.200.000 8 Prov, 9 Kab
h. Administrasi, Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan 12 Pkt 128.400 8 Prov
i. Bantuan Alat Pengairan 340 unit 3.400.000 5 Prov, 17 Kab
j. Traktor dan Implement 30 unit 21.000.000 9 Prov, 22 Kab
k.Pemetaan Kecocokan Lahan Untuk Pengembangan Tebu dan
Pengembangan Tebu Beberapa Varietas (Uji Adaptasi)1 Pkt 1.000.000,00 1 Prov, 1 Kab
l. Penilaian Penangkar Benih Tebu 11 Pkt 330.000,00 8 Prov
m Penataan Varietas Tebu 9 Pkt 501.900,00 9 Prov
http://www.depkeu.go.id
32