kebijakan nabi muhammad terhadap kaum …digilib.uin-suka.ac.id/10732/1/bab i, vi, daftar...
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN NABI MUHAMMAD TERHADAP KAUM YAHUDI DI MADINAH (622-632 M)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)
Oleh:
Fitri Azizah NIM: 07120063
JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2012
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitri Azizah
NIM : 07120063
Jenjang/Jurusan : SI/Sejarah dan Kebudayaan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Yogyakarta, 26 April 2012
Pembuat Pernyataan,
Fitri Azizah
NIM: 07120063
iv
NOTA DINAS
Kepada
Dekan Fakultas Adab dan
Ilmu Budaya
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
السالم عليكم ؤرحمة اللة وبر آا ته
Setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap naskah judul skripsi berjudul:
KEBIJAKAN NABI MUHAMMAD TERHADAP KAUM YAHUDI DI MADINAH (622-632 M)
Yang ditulis oleh:
Nama : Fitri Azizah
NIM : 07120063
Jurusan : Sejarah dan Kebudayaan Islam
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam sidang munaqosyah.
كم و رحمت اللة و برآا تةيوالسالم عل
Yogyakarta, 26 April 2012
Dosen Pembimbing
Drs. H. Jahdan Ibnu Humam Saleh, M.S NIP. 19540212 198103 1 008
v
vi
MOTTO
Menerima kehidupan berarti menerima bahwa
tidak ada hal sekecil apapun yang terjadi karena kebetulan.
Semua sudah terkonsep secara rapih oleh sang Maha Agung Allah
SWT.
(Diinterpretasikan dari karya besar Harun Yahya)
vii
PERSEMBAHAN
Untuk:
Allah SWT yang selalu memberikan hidayah, nikmat dan kasih sayangnya
sepanjang waktu, sehingga aku bisa menjalani kehidupan ini dengan ridhanya.
Ibuku tersayang, terimakasih atas kasih sayang, do’a dan motifasinya selama
ini, kaulah sumber inspirasiku.
Bapak yang telah berjuang keras untuk kemajuan anak-anaknya.
Saudaraku satu-satunya Adik lelakiku.
Mas Denny Arwansyah (Andhen) terimakasih atas cinta, pengertian dan
perhatiannya selama ini.
Teman-temanku seperjuangan Opie iwang (Noviana), Nurjanah, Azkan, Juma,
Ciot, mas Rahman dan teman-teman SKI 07, terima kasih atas kebersamaan
kita dan motivasinya selama ini. Mengenal kalian adalah kebahagiaan.
Teman-teman Ikapmawi Yogyakarta, terimakasih atas rasa kekeluargaannya
selama ini semoga kita tetap menjadi keluarga.
viii
ABSTRAK
Pada tahun pertama Nabi datang ke Madinah, beliau tahu bahwa akan ada banyak gangguan dari musuh terutama dari pihak Quraisy untuk menghancurkan dakwah Islam. Oleh karena itu, Nabi melakukan peningkatkan kewaspadaan untuk memperkuat sistem pertahanan dan berusaha melindungi penduduk Madinah. Salah satunya menjalin hubungan baik dengan orang-orang Yahudi di Madinah, bahkan dalam Piagam Madinah Nabi memberikan kelonggaran beribadah bagi mereka dan sebaliknya orang-orang Yahudi pun berusaha menjalin hubungan baik dengan Nabi.
Dengan banyaknya orang yang masuk Islam dan kedudukan Nabi Muhammad yang semakin diperhitungkan, membuat kaum yahudi di Madinah yang umumnya berpengetahuan dan mempunyai kekayaan materi unggul, merasa tersaingi kedudukannya. Mereka mulai menyerang Nabi dan agamanya melalui persekongkolannya dengan kaum munafik dan pihak Quraisy Mekkah, melakukan adu domba antara suku Aus dan Khazraj, menghina ajaran Muhammad dan masih banyak lagi kerusakan yang mereka perbuat. Dengan adanya peristiwa tersebut sehingga Nabi sebagai kepala negara membuat kebijakan-kebijakan terhadap kaum Yahudi di Madinah sebagai upaya menyelamatkan agama, negara dan penduduk Madinah, karena perbuatan mereka yang sangat membahayakan.
Pokok permasalahan dari penelitian ini adalah tentang kebijakan yang dilakukan Nabi Muhammad dalam menghadapi kaum Yahudi di Madinah. Penelitian ini menggunakan pendekatan politik dan sosial. Teori yang dipakai adalah teori kebijakan kriminal. Pengumpulan data ini memanfaatkan studi pustaka/ library research. Selanjutnya metode yang digunakan adalah metode historis.
Berdasarkan hasil kajian dan analisis studi literature dapat disimpulkan bahwa kebijakan Nabi terhadap kaum Yahudi Madinah merupakan sebuah upaya politik yang bertujuan kepada ranah sosial yaitu untuk melindungi masyarakat madinah dari kriminalitas yang dilakukan oleh kaum Yahudi dan sebagai upaya untuk meyejahterakan masyarakat Madinah. Namun, didalam realisasi kebijakan tersebut Nabi tetap memperhatikan etika-etika kemanusiaan.
ix
KATA PENGANTAR
ميالرحمان الرح اهللابسم
ياء و نب ا شرؤ اال ىليا و الدين و الصالة و السال م عامور الدن ىن علينستع هالحمد هللا رب العالمين وب
اجمعين هبحاصو ا هال ىالمرسلين و عل
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berbagai kenikmatan dan keruniaNya. Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW, serta para sahabat dan pengikutnya, Amin.
Skripsi yang berjudul “Kebijakan Nabi Muhammad terhadap Kaum Yahudi di Madinah (622-632 M)”, merupakan upaya penulis untuk memahami tentang arti penting Kebijakan yang di buat Nabi untuk kemaslahatan masyarakatnya. Dalam kenyataannya, proses penulisan skripsi ini tidak semudah yang dibayangkan. Banyak kendala yang dihadapi selama melakukan penelitian. Oleh karena itu, jika skripsi ini dinyatakan selesai, maka hal tersebut bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri melainkan atas bantuan banyak pihak. Semoga amal baiknya mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Dengan ini penulis haturkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhomat:
1. Dekan dan Pembantu-Pembantu Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Ketua dan Staf Program Study Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya.
3. Drs. H. Jahdan Ibnu Humam Saleh, M.S. Selaku Dosen Pembimbing penulis, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan telah memberikan bimbingan dan
x
3. Drs. H. Jahdan Ibnu Humam Saleh, M.S. Selaku Dosen Pembimbing penulis, dengan penuh kesabaran dan keikhlasan telah memberikan bimbingan dan arahannya serta telah meluangkan waktunya, sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Dra. Hj. Ummi Kulsum, M. Hum, selaku Dosen Penasehat Akademik. 5. Seluruh Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam, terimakasih atas Ilmu yang
telah diberikan. 6. Terimakasih kepada kedua orang tuaku, Bapak dan Ibu serta adikku yang
senantiasa mendo’akan penulis hingga terselesaikan skripsi ini. 7. Dani Arwansyah yang selalu memberi dorongan dan motivasi bagi penulis 8. Teman-teman di Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam angkatan 2007 kelas
A & B, terimakasih atas segala motivasinya. 9. Masih banyak pihak-pihak yang ikut andil dalam proses penulisan skripsi ini,
mohon maaf karena penulis tidak bisa menyebutkan satu persatunya. Dengan kerendahan hati, penulis haturkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini. Semoga kebaikan tersebut menjadi amal shaleh, serta mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan semoga skripsi yang penulis buat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal’Alamin.
Yogyakarta, 26 April 2012 Penulis, Fitri Azizah NIM.07120063
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO ....................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah................................................................... 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 7 D. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 8 E. Landasan Teori ............................................................................................ 10 F. Metode Penelitian ....................................................................................... 12 G. Sitematika Pembahasan............................................................................... 13
BAB II : KONDISI MADINAH ....................................................................................... 16
A. Situasi Madinah Menjelang Kedatangan Nabi Muhammad ....................... 16 B. Hadirnya Nabi Muhammad dan Pembuatan Piagam Madinah ................... 22 C. Hubungan Nabi Muhammad dengan Kaum Yahudi Madinah .................... 31
BAB III : PELANGGARAN-PELANGGARAN KAUM YAHUDI MADINAH ........ 35
A. Kaum Yahudi Bani Qainuqah ..................................................................... 35 B. Kaum Yahudi Bani Nazir ............................................................................ 37
C. Kaum Yahudi Bani Quraizah ...................................................................... 42
BAB IV : SANKSI NABI MUHAMMAD TERHADAP KAUM YAHUDI
MADINAH ........................................................................................................ 47
xii
A. Kaum Yahudi Bani Qainuqah ..................................................................... 47 B. Kaum Yahudi Bani Nazir ............................................................................ 50 C. Kaum Yahudi Bani Quraizah ...................................................................... 56
BAB V: MADINAH PASKA KONFLIK DAN UPAYA PENGAMANAN MADINAH JANGKA PANJANG ................................................................. 61
A. Penyerangan Nabi Muhammad ke Khaibar ................................................ 61 B. Penaklukan Kota Yahudi di sekitar Khaibar ............................................... 70 C. Dampak Kebijakan Nabi Muhammad bagi Madinah ................................. 73
BAB VI : PENUTUP ......................................................................................................... 77
A. Kesimpulan ................................................................................................. 77 B. Saran............................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................... 83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Yatsrib atau yang dikenal dengan nama Madinah, merupakan oasis
(sumber ketenangan). Daerah tersebut merupakan tempat yang subur dan
memiliki air berlimpah. Ada dua tempat penting di kota ini yaitu Harrah Waqim
yang berada di sebelah timur dan Harrah al Wabarah di sebelah barat. Wilayah
Harrah Waqim merupakan wilayah paling subur dibandingkan dengan wilayah
Harrah al Wabarah.1
Penduduk Madinah sejak awal sudah bercocok tanam, sehingga pertanian
menjadi hal penting bagi perekonomian di tempat itu. Penduduknya yang paling
mendominasi adalah dari suku Aus, Khazraj dan Yahudi. Kaum Yahudi terdiri
dari tiga suku yaitu Bani Qainuqah, Bani Nazir dan Bani Quraizah.2 Kaum Yahudi
Bani Quraizah dan Bani Nazir merupakan kaum Yahudi yang berpindah dari
Syiria ke Yatsrib. Mereka menetap di Harrah Waqim, sedangkan Bani Qainuqah3
menetap di wilayah yang lebih rendah tingkat kesuburannya yaitu di Harrah al
Wabarah.
1 Akram Diya Al’Umari, Masyarakat Madinah Pada Masa Rasulullah SAW: Sifat dan
Organisasi yang dimilikinya, terj. Asmara Hadi Usman (Jakarta : Media Da’wah, 1994), hlm. 53. 2 Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 582-
585. 3Para sejarawan masih banyak yang berbeda pandapat mengenai asal-usul Bani Qainuqah,
ada yang berpendapat bahwa mereka adalah kaum Yahudi yang pindah ke Hijaz, dan ada juga yang berpendapat mereka bangsa Arab yang menganut Yudaisme. Perbedaan ini seringkali juga berlaku pada suku-suku Yahudi yang lebih kecil. Lihat Akram Diyya al ‘Umari, Masyarakat Madinah, hlm. 54.
2
Suku Aus dan suku Khazraj berasal dari daerah Yaman. Mereka
menisbatkan kepada nenek moyangnya yaitu Aus dan Khazraj, anak atau cucu
dari Amr bin Amir, yang keluar dari Yaman karena mencari perlindungan dari
jebolnya bendungan Ma’rib.4 Suku Aus tinggal di daerah Awali5 , bersama suku
Bani Quraizah dan Bani Nazir. Sedangkan suku Khazraj menempati wilayah yang
kurang subur, bertetangga dengan kaum Yahudi Bani Qainuqah.6
Dominasi kaum Yahudi di bidang politik, ekonomi dan sosial seringkali
menjadi penyebab perselisihan dengan suku Arab yaitu suku ‘Aus dan Khazraj.
Sementara di sisi lain sesama kaum Yahudi juga seringkali terjadi perselisihan.
Oleh karena itu, dibutuhkanlah sosok yang bijak sebagai pendamai di dalam
menyelesaikan perselisihan di bidang politik dan sosial yang mereka hadapi.7
Dengan adanya harapan dari suku-suku di Madinah terhadap seseorang
yang mampu mendamaikan mereka, meskipun di Makkah sendiri terjadi banyak
kekacauan yang disebabkan oleh kaum Quraisy yang banyak melakukan berbagai
penyiksaan terhadap umat Islam Makkah. Maka hal tersebut tidak mengurangi
keberhasilan dakwah Nabi kepada penduduk Yatsrib yang sedang melaksanakan
haji.8
4 Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam Al-Mu’afiri, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam,
jilid 2, terj. Fadli Bahri (Bekasi: Darul Falah, 2006) hlm. 8. 5 Tempat yang tinggi. 6 Muhammad Ridha, Sirah Nabawiiyah, terj. Ansori Umar Sitanggal Abu Farhan
(Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2010 ), hlm. 132-133. 7 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad,terj. Ali Audah (Bogor: Lentera
Antar Nusa, 2001) hlm. 163-164. Lihat juga Akram Diya, Masyarakat Madinah, hlm. 57. 8Ameer Ali, Api Islam Sejarah Evolusi dan cita-cita Islam dengan Riwayat Hidup Nabi
Muhammad S.A.W, terj. H. B Jassin (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm.147-173.
3
Nabi melakukan dakwah kepada penduduk Yatsrib dimulai tahun 621 M
dan pada tahun 622 M diputuskan untuk hijrah ke Yatsrib.9 Hal pertama yang
dilakukan Nabi setelah sampai di Yatsrib atau Madinah antara lain membangun
masjid,10 mempersaudarakan sesama muslim11 dan berupaya menyatukan
penduduk Madinah yang sebelumnya saling bermusuhan.
Upaya Nabi dalam menyatukan penduduk Madinah yaitu melalui sebutan
mereka sebagai kaum muslimin terhadap kaum Muhajirin dan Anshar dan juga
membuat perjanjian dengan penduduk Madinah termasuk kaum Yahudi.12
Perjanjian tersebut dinamakan dengan Piagam Madinah yang berisi 47 pasal,
dengan rincian 23 pasal membahas tentang hubungan umat Islam sesama umat
Islam yaitu antara Anshar dan Muhajirin, sedangkan 24 pasal membahas tentang
hubungan umat Islam dengan Yahudi.13
Setelah adanya perjanjian tersebut (Piagam Madinah) maka resmilah
Madinah dan kawasan sekitarnya bukan lagi sebagai kota, melainkan sebagai
sebuah negara dengan kepala negaranya adalah Nabi Muhammad. Keputusan
tersebut terbentuk berdasarkan kesepakatan penduduk Madinah.14
Pada awalnya kaum Yahudi berusaha menyambut baik Muhammad
sebagai pemimpin mereka. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar mendapatkan
dukungan dari kaum muslimin untuk membantu mereka dalam melawan
9Ibid., hlm. 155. 10Ibid., hlm.193-194. 11Al-Hamid al-Husaini, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW Sejak Sebelum
Diutus Menjadi Nabi (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000), hlm. 457. 12 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, hlm. 199. 13 Akram Diya al-‘Umari, Masyarakat Madinah, hlm. 144-159. 14Al-Hamid al-Husaini, Membangun Peradaban, hlm. 471.
4
Nasrani.15 Seiring berjalannya waktu Nabi Muhammad semakin berpengaruh di
Madinah sehingga menyebabkan kecemasan bagi kaum Yahudi, yang
menganggap itu sebagai ancaman bagi kedudukan mereka.16 Selanjutnya mereka
mulai memusuhi Nabi dan agamanya secara terbuka ketika kiblat diubah dari
Yerussalem ke Makah pada tahun ke 2 H/ 623 M.17
Bani Qainuqah adalah kelompok Yahudi pertama yang melanggar
perjanjian dengan kaum muslimin. Pelanggaran yang mereka lakukan adalah
melakukan pelecehan terhadap perempuan muslimat di pasar Bani Qainuqah yang
menimbulkan konflik dan korban jiwa antar kelompok yaitu antara kaum Yahudi
dan kaum muslimin.18
Salam bin Misykam dan Ka’ab bin Asyraf adalah tokoh golongan Yahudi
Bani Nazir yang berani melakukan pelanggaran terhadap Piagam Madinah.19
Orang-orang Bani Nazir juga mencoba melakukan intrik untuk membunuh Nabi
Muhammad. 20
Pada saat terjadi Perang Akhzab atau disebut juga Perang Khandaq kaum
Yahudi Bani Quraizah melakukan pengkhianatan dengan membuka daerah
pemukiman yang tidak dilintasi parit. Mereka melakukan itu sebagai upaya
kerjasama dengan musuh, sehingga pasukan musyrikin dapat masuk ke dalam
15Muhammad Husain Haikal, Sejarah Hidup Muhammad, hlm. 196. 16Afzalur Rahman, Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer (Jakarta:
Amzah, 2006), hlm. 280. 17Ibid., hlm. 280. 18Al-Hamid al- Husaini, Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW, hlm. 509. 19Ibid., hlm. 511. 20Ibid., hlm. 541.
5
kota untuk menyerang tempat kediaman Nabi, namun upaya tersebut dapat
digagalkan oleh kaum muslimin.21
Kebijakan Nabi terhadap kaum Yahudi Madinah merupakan upaya tegas
dari seorang pemimpin negara terhadap bentuk kriminalitas yang dilakukan oleh
penduduknya berupa pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati
bersama. Pelanggaran kaum Yahudi mengakibatkan keresahan sosial yaitu ketidak
nyamanan bagi kaum muslimin yang sering dihina dan dilecehkan yang pada
akhirnya berakibat pada pertumpahan darah dan konflik antar kelompok sehingga
memecah belah hubungan sosial dan rasa persatuan penduduk Madinah.
Pelanggaran dan pengkhianatan kaum Yahudi tersebut, juga berdampak pada
aspek politik Madinah karena pertikaian yang terjadi melemahkan kesatuan
masyarakat Madinah sebagai sebuah negara yang baru dibangun.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Nabi merupakan upaya politik yang
bertujuan pada ranah sosial yaitu memberi rasa aman kepada penduduknya,
dengan tujuan akhir menyejahterakan masyarakat Madinah. Dalam melaksanakan
kebijakan tersebut, Nabi harus menetapkan hukuman bagi mereka yang bersalah
sebagaimana yang terdapat pada Piagam Madinah yang telah disepakati bersama,
meskipun dalam realisasinya Nabi juga tetap memperhatikan etika-etika
kemanusiaan.
Ketetapan kebijakan tersebut adalah kebijakan yang paling tepat dan
menarik untuk lebih didalami lagi karena di dalamnya banyak nilai yang dapat
21Ibid., hlm. 574.
6
digali. Khususnya adalah kebijakan Nabi dalam memberikan hukuman kepada
kaum Yahudi di Madinah.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Madinah yang semula bernama Yatsrib adalah tempat Nabi menjalankan
jabatannya sebagai kepala pemerintahan (622-632 M) dengan mengeluarkan
kebijakan terhadap pengkhianatan kaum Yahudi. Kebijakan itu merupakan
konsekuensi dari seorang pemimpin negara dalam menyelamatkan agama dan
negara dari bahaya yang mengancamnya. Kebijakan Nabi Muhammad tersebut
berupa pengusiran dan eksekusi mati dengan tetap memperhatikan etika-etika
moral.
Batasan waktu yang digunakan penulis adalah mulai tahun 622 M sampai
632 M. Tahun 622 M adalah tahun dimulainya Nabi bermukim di Madinah dan
melakukan kontak dengan kaum Yahudi,22 sedangkan tahun 632 M adalah tahun
Nabi wafat.23 Untuk mempermudah di dalam melakukan penelitian, maka penulis
merumuskan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
1. Apa sajakah pengkhianatan-pengkhianatan yang dilakukan oleh kaum
Yahudi Madinah setelah kedatangan Nabi?
2. Bagaimana realisasi kebijakan Nabi Muhammad terhadap kaum
Yahudi Madinah?
22Muhammad Ridha, Sirah Nabawiiyah, hlm. 305. 23Ibid., hlm 813.
7
3. Bagaimana upaya pengamanan Nabi Muhammad terhadap Madinah
dari bahaya kaum Yahudi dari luar Madinah?
4. Mengapa Nabi memberi sanksi terhadap kaum Yahudi Madinah?
5. Apa sajakah pengaruh positif kebijakan Nabi bagi Madinah dan umat
Islam?
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
Dalam pembahasannya penulis mencoba mengungkapkan secara lebih
gamblang mengenai perilaku kaum Yahudi di Madinah yang menyebabkan Nabi
mengeluarkan kebijakan terhadap mereka. Penulis berharap dari penelitian
tersebut dapat memberikan pengertian dan pemahaman mengenai alasan-alasan
Nabi Muhammad mengeluarkan kebijakan terhadap kaum Yahudi di Madinah,
serta mendapat gambaran mengenai situasi dan kondisi pada saat itu, sehingga
tidak ada kerancuan di dalam mendeskripsikan tujuan Nabi Muhammad
mengeluarkan kebijakan tersebut.
Dengan mengacu terhadap tujuan dari penelitian tersebut, diharapkan
penelitian ini mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pengetahuan terhadap kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan Nabi Muhammad sebagai kepala negara dalam rangka
menyelamatkan agama dan negara khususnya terhadap kaum Yahudi
di Madinah.
2. Sebagai bahan pembelajaran dalam mengambil sikap terhadap
ancaman musuh.
8
3. Menambah khazanah keilmuan dan wawasan pembaca tentang
kehidupan kaum Yahudi pada masa Nabi Muhammad hidup.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang Nabi Muhammad ataupun tentang kaum Yahudi di
Madinah telah banyak dilakukan. Umumnya penelitian yang telah ada, seringkali
membahas tentang Nabi Muhammad secara keseluruhan, meskipun sudah juga
ada yang membahas tentang perbuatan-perbuatan kaum Yahudi pada masa itu.
Pembahasan tersebut lebih banyak membahas Yahudi dalam banyak hal dan
memperluas.
Penelitian tentang kaum Yahudi sudah banyak dilakukan, tetapi
pembahasannya terlalu luas sehingga tidak memfokuskan pembahasannya pada
masa Nabi Muhammad, khususnya ketika berada di Madinah.
Buku yang berjudul Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW
Sejak Sebelum Diutus Menjadi Nabi, tahun 2000, ditulis oleh H.M.H. al-Hamid
al-Husaini. Buku tersebut cukup banyak membahas kaum Yahudi secara luas,
baik sebelum kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah maupun sesudah
kedatangannya, namun di dalamnya terlalu banyak membahas tentang berbagai
peristiwa sehingga pembahasannya tidak fokus terhadap satu peristiwa khususnya
tentang kebijakan Nabi Muhammad terhadap kaum Yahudi di Madinah. Dalam
buku tersebut belum membahas secara kronologis tentang kebijakan Nabi dan
tidak menguraikan bahayanya jika Nabi tidak mengeluarkan kebijakan tersebut.
Buku yang ditulis oleh Muhammad Husain Haekal, dengan judul Sejarah
Hidup Muhammad, penerjemah Ali Audah, tahun 2001, penerbit Lentera Antar
9
Nusa. Buku tersebut membahas tentang kehidupan Nabi dari lahir sampai wafat,
juga membahas tentang kebijakan Nabi Muhammad terhadap kaum Yahudi di
Madinah, namun pembahasannya masih bersifat parsial dan belum membahas
tentang bahayanya jika Nabi tidak mengeluarkan kebijakan tersebut.
Buku yang berjudul Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer,
karya Afzalur Rahman, tahun 2006, penerbit Amzah, di dalamnya membahas
kebijakan Nabi Muhammad terhadap kaum Yahudi di Madinah, namun
pembahasannya hanya garis besarnya saja dan tidak dibahas secara rinci dan utuh.
Buku yang berjudul Sirah Nabawiyah, karya Syaikh Shafiyyurrahman al-
Mubarakfury, penerjemah Kathur Suhardi, tahun 2007, penerbit Pustaka al-
Kautsar, di dalamnya membahas tentang sejarah bangsa Arab dan kehidupan Nabi
dari lahir hingga wafat. Selain itu juga membahas tentang kebijakannya terhadap
kaum Yahudi Madinah termasuk penaklukan ke wilayah Yahudi di luar Madinah.
Akan tetapi pembahasannya masih bersifat parsial dan tidak diuraikan secara
kronologis.
Karya-karya yang telah disebutkan di atas merupakan karya-karya sumber
inspirasi penulis, terutama Sirah Nabawiyah tulisan Shafiyyurrahman al-
Mubarakfury. Penulis berharap dengan itu mampu mengungkapkannya secara
lebih komprehensif, sehingga dapat menjelaskan kembali akan bahayanya Zionis
Yahudi dahulu dan sekarang terhadap kelangsungan Umat Islam.
10
E. Landasan Teori
Istilah kebijakan atau sebagian orang mengistilahkan kebijaksanaan
seringkali disamakan pengertiannya dengan policy. Hal tersebut dikarenakan
sampai saat ini belum diketahui terjemahan yang tepat istilah policy ke dalam
bahasa Indonesia. Hoogerwerf menyebutkan bahwa pada hakekatnya pengertian
kebijakan adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah, upaya untuk
memecahkan, mengurangi, mencegah suatu masalah dengan cara tertentu yaitu
dengan tindakan yang terarah.24
Dalam buku yang berjudul Kebijakan Politik Kriminal: Penegakan Hukum
dalam Rangka Penanggulangan Kejahatan, karya Moh. Hatta menyebutkan bahwa
upaya atau kebijakan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan
kejahatan termasuk dalam bidang kebijakan kriminal (criminal policy). Kebijakan
kriminal tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas yaitu kebijakan sosial
(social policy) yang terdiri dari upaya/kebijakan untuk kesejahteraan sosial (social
welfare policy) dan kebijakan untuk perlindungan masyarakat (social defence
policy). Kebijakan penanggulangan kejahatan (kebijakan kriminal) direalisasikan
dengan cara penal atau hukuman, maka kebijakan tersebut harus memperhatikan
dan mengarah pada tercapainya tujuan dari kebijakan sosial yaitu berupa social
welfare dan social defence.25
24http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/457/jbptunikompp-gdl-irfanharip-22823-4-babiit-
a.pdf. Diakses pada tanggal 7 september 2011.
25 Moh. Hatta, Kebijakan Politik Kriminal: Penegakan Hukum dalam Rangka Penanggulangan Kejahatan (Yogyakarta: pustaka Pelajar, 2010), hlm. 37-38.
11
Kebijakan Nabi terhadap kaum Yahudi merupakan otoritas dari seorang
pemimpin negara untuk menindak tegas terhadap perbuatan kriminal yang
dilakukan oleh warganya yaitu berupa pelanggaran terhadap perjanjian yang telah
disepakati. Perbuatan pelanggaran tersebut telah mengancam stabilitas sosial
masyarakat yaitu rusaknya hubungan antar kelompok masyarakat karena hinaan,
gangguan dan fitnah yang mereka lakukan, sehingga rasa kesatuan terpecah-belah.
Dalam bidang politik pelanggaran yang dilakukan yaitu berupa kerjasama
dengan musuh dan rusaknya hubungan antar kelompok masyarakat, mengancam
keamanan dan pertahanan negara yang pada akhirnya akan menghambat
kesejahteraan masyarakat.
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan sosial dan
politik. Pendekatan sosial dalam kajian sejarah akan melihat segi-segi sosial
peristiwa yang dikaji, seperti golongan sosial, nilai hubungan dengan golongan
lain, konflik berdasar kepentingan umum dan lain-lain.26
Pendekatan politik digunakan untuk meneliti tentang hukum dan
kebijakan-kebijakan sosial yang meliputi kelompok- kelompok interest birokrasi,
ideologi, otoritas dan lain sebagainya. Pendekatan politik yang demikian akan
meningkatkan analisis baik pada tingkatan makro maupun mikro, kualitas proses
terjadinya konflik, kepemimpinan, otoritas, yang kesemuanya itu tidak berbeda
meskipun dampaknya berbeda.27
26Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992), 4-5. 27Ibid., hlm. 166-168.
12
Pendekatan politik ini berfungsi menjelaskan tentang fungsi hukum yang
digunakan sebagai dasar peraturan bagi semua penduduk, kewenangan atau
otoritas sebagai kepala negara, ideologi dan lain sebagainya.
F. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis
peristiwa masa lampau. Oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode
historis. Metode ini memiliki empat langkah kegiatan yaitu heuristik, verifikasi,
interpretasi dan historiografi.28 Langkah-langkah kegiatan tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Heuristik (pengumpulan sumber)
Dalam melakukan penelitian ini, penulis berusaha mencari berbagai
sumber sebanyak-banyaknya yang berkaitan dengan kehidupan kaum Yahudi
di Madinah terutama pada masa Nabi Muhammad, yang berupa buku-buku
dan artikel. Pengumpulan sumber dilakukan diberbagai perpustakaan antara
lain di Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga, Perpustakaan Daerah DIY,
Perpustakaan St. Collage Ignatius kota Yogyakarta, beberapa toko buku di
Yogyakarta dan dari internet.
2. Verifikasi (kritik sumber)
Upaya selanjutnya adalah melakukan kritik sumber, meliputi kritik ekstern
dan kritik intern. Kritik ekstern dilakukan untuk meneliti tentang keotentikan
atau keaslian sumber, kritik ini lebih condong di dalam melakukan penelitian
28 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta : PT Bentang Pustaka, 1995),
hlm. 94-102.
13
bagian-bagian fisik, seperti bahasa, kalimat dan ungkapan yang dipakai
penulis. Di samping itu peneliti juga mempertimbangkan tingkat kepakaran
penulis terhadap buku yang ditulisnya. Adapaun kritik intern bertujuan untuk
memperoleh kredibilitas data sejarah melalui sumber-sumber sejarah dengan
membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain.29
3.Interpretasi (penafsiran)
Pada tahap ini peneliti melakukan penafsiran terhadap data yang tersusun
menjadi fakta. Di dalam melakukan penafsiran ada dua cara yaitu dengan
analisis (menguraikan) dan sintesis (menyatukan).30 Pada tahap penafsiran,
analisis dilakukan agar dapat mensintesiskan sejumlah fakta yang kemudian
disusun dalam suatu interpretasi yang menyeluruh dengan menggunakan teori.
4. Historiografi (penulisan sejarah)
Pada tahap ini peneliti memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Peneliti menjabarkan hasil penelitian dengan menghubungkan peristiwa yang
satu dengan peristiwa yang lain dalam bentuk bab-bab dan sub-sub yang saling
berkaitan sehingga menghasilkan karya yang kronologis dan utuh.
G. Sistematika Pembahasan
Agar mempermudah pembahasan dan menghindari kejanggalan dalam
penyusunan skripsi, maka perlu adanya penyusunan bahasan secara sistematis.
Penyusunan penelitian dalam skripsi ini terdiri dari enam bab.
29Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Yayasan
Penerbit Universitas Indonesia, 1975), hlm. 80-96. 30 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu, hlm. 100-101.
14
Bab I merupakan pendahuluan, di dalamnya mancakup latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab ini
diharapkan dapat mempermudah untuk mengetahui gambaran umum mengenai isi
skripsi dan sebagai acuan dalam melakukan penelitian berikutnya.
Bab II membahas tentang kondisi di Madinah, baik sebelum kedatangan
Nabi maupun sesudahnya. Di dalamnya membahas tentang kondisi alam,
masuknya Yahudi ke Yatsrib, kondisi sosial, ekonomi maupun politik Yatsrib.
Lalu dibahas juga mengenai hubungan Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi di
Madinah termasuk pembuatan Piagam Madinah. Hal tersebut penting guna
mengetahui sebab-sebab terjadinya peristiwa-peristiwa yang nanti akan
dilanjutkan pembahasannya pada bab selanjutnya.
Bab III menguraikan tentang perselisihan-perselisihan antara kaum
Muslimin dengan kaum Yahudi Madinah, pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan kaum Yahudi yaitu oleh kaum Yahudi Bani Qainuqah, Bani Nazir dan
Bani Quraizah, serta menguraikan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya.
Bab IV berisi tentang kebijakan baru yang dikeluarkan Nabi Muhammad
sebagai konsekuensi yang diterima kaum Yahudi atas perbuatannya. Kebijakan itu
ditujukan kepada Bani Qainuqah, Bani Nazir dan Bani Quraizah.
Bab V membahas upaya Nabi Muhammad dalam mengamankan Madinah
dari serangan kaum Yahudi dari luar dan mengupayakan keamanan Madinah
15
jangka panjang dari serangan kaum Yahudi dan membahas dampak kebijakan
tersebut bagi Madinah .
Bab VI yaitu penutup berisi kesimpulan dan saran yang diperlukan.
Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang
dilakukan.
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkhianatan kaum Yahudi terhadap Piagam Madinah merupakan
bentuk kriminalitas kelompok terhadap pemerintahan yang dibentuk oleh
Nabi Muhammad. Macam kriminalitas itu meliputi gangguan terhadap
perempuan muslimat, menjalin kerjasama dengan musuh dan melakukan
upaya pembunuhan terhadap Nabi.
Pelaku kriminalitas di Madinah (622-632 M) adalah kaum Yahudi
Bani Qainuqah, Bani Nazir dan Bani Quraizah. Mereka itu membuat
ketidaknyamanan bagi kaum muslimin dan menimbulkan keresahan sosial
yang berakibat memecah persatuan penduduk Madinah.
Karisma kepemimpinan Nabi Muhammad terlihat ketika
mengeluarkan kebijakan terhadap kaum Yahudi dengan jalan pengusiran
dan pengeksekusian bagi yang bersalah. Pemberian sanksi itu
dimaksudkan untuk memberi keamanan dan kesejahteraan penduduk
Madinah.
Dalam menjalankan aturan hukum, Nabi tetap memperhatikan
etika-etika kemanusiaan yaitu tidak dengan cara membabi buta dan tanpa
egoisme pribadi. Serta melalui perundingan dalam memutuskan sebuah
kebijakan. Nabi pun memberi hak kaum Yahudi untuk membela diri.
Upaya lain yang dilakukan oleh Nabi untuk mengamankan
Madinah jangka panjang adalah dengan menghimpun pasukan guna
78
menaklukan kota-kota Yahudi di sekitar Madinah antara lain Khaibar,
Wadil Qura, Fadak dan Taima. Dengan upaya penaklukan tersebut
menjadikan mereka tunduk kepada kepemimpinan Nabi Muhammad.
Pengkhianatan kaum Yahudi itu telah melanggar hukum dan juga
membahayakan bagi kehidupan sosial dan politik Madinah sehingga Nabi
memberi sanksi kepada mereka.
Seusai Nabi menyelesaikan masalah dengan kaum Yahudi, maka
Nabi telah memberikan keamanan bagi penduduk Madinah sehingga
mempermudah Nabi membangun Madinah dan menyejahterakan
penduduknya. Lebih dari itu, keamanan Madinah memberi keleluasaan
bagi Nabi untuk menyiarkan dakwah Islam lebih luas yaitu berdakwah ke
negara-negara di luar Madinah.
79
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji tentang kebijakan Nabi
Muhammad, hendaknya lebih berfikir kritis dalam melakukan penelitian, serta
tidak memandang permasalahan hanya dari satu aspek sudut pandang, tapi dari
berbagai aspek. Oleh karena itu, permasalahan yang dikaji pun akan lebih jelas
mengenai sebab-sebabnya, tujuan serta dampaknya, sehingga tidak ada
kesimpang-siuran yang menyalah artikan tentang kebijakan tersebut.
2. Dalam kajian ini penulis merasakan sulitnya menemukan teori yang tepat untuk
digunakan sebagai acuan didalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis
menyarankan agar penulisan selanjutnya dapat mencari sumber sebanyak-
banyaknya dan lebih jeli menggunakan teori di dalam pembahasannya.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Ameer. Api Islam Sejarah Evolusi dan cita-cita Islam dengan Riwayat Hidup
Nabi Muhammad S.A.W, terj. H. B Jassin. Jakarta: Bulan Bintang, 1978.
Al-Husaini, Al- Hamid. Membangun Peradaban Sejarah Muhammad SAW Sejak
Sebelum diutus Menjadi Nabi. Bandung: Pustaka Hidayah, 2000.
An-Nadwy, Abul Hasan Ali Al- Hasany. Riwayat Hidup Rasulullah SAW, terj.
Arifin, Yusuf Ali Muhdhar. Surabaya: Bina Ilmu, 1989.
Al-‘Umari, Akram Diya. Masyarakat Madinah Pada Masa Rosulullah SAW: Sifat
dan Organisasi yang dimilikinya, jilid 1, terj. Asmara Hadi Usman.
Jakarta : Media Da’wah, 1994.
Al-Mubarakfury, Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah, terj. Kathur Suhardi.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007.
Ahmad, Zainal Abidin. Piagam Nabi Muhammad Konstitusi Negara Tertulis yang
Pertama di Dunia. Jakarta: Bulan Bintang, 1973.
Al- Mu’afiri, Abu Muhammad Abdul Malik Bin Hisyam. Sirah Nabawiyah Ibnu
Hisyam, jilid 1, terj. Fadli Bahri. Bekasi: Darul Falah, 2011.
---------------------------------------------------------------------. Sirah Nabawiyah Ibnu
Hisyam, jilid 2, terj. Fadli Bahri. Bekasi: Darul Falah, 2011.
Al-Quraisyi, Al- Imam Al-Hafidz Imamuddin Abu. Ringkasan Bidayah Wa
Nihayah, terj. Asmuni. Jakarta, Pustaka Azzam, 2009.
Al-Asyqalani, Al- Imam Al- Hafidz Ibnu Hajar. Fathul Baari, jilid 20, terj.
Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.
81
--------------------------------------------------------. Fathul Baari, jilid 16, terj.
Amiruddin. Jakarta: Pustaka Azzamm, 2007.
Al- Maghluts, Sami bin Abdullah, Atlas Perjalanan Hidup Nabi Muhammad.
Jakarta: PT Niaga Swadaya.
Al-Ghazali, Muhammad, Fiqhus-Sirah Menghayati Nilai-Nilai Riwayat Hidup
Muhammad Rasulullah SAW, terj. Abu Laila, Muhammad Tohir.
Bandung: PT Al- Ma’arif,
Bek, Muhammad Al- Khudlari, Tarjamah Nurul Yaqin, terj. Ahmad Sunarto.
Semarang: CV Asy- Syifa, 1992.
Chalil, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, jilid 1. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
----------------------.Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, jilid 2. Jakarta: Gema
Insani Press, 2001.
Departemen Agama. Ensiklopedi Islam, jilid 2. Jakarta: CV Anda Utama, 1993.
Dewan Radaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, jilid 3. Jakarta: PT
Intermasa, 1997.
Gottschalk, Louwis. Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta:
Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1975.
Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad,terj. Ali Audah. Bogor:
Lentera Antar Nusa, 2001.
Hatta, Moh. Kebijakan Politik Kriminal. Yogyakarta: pustaka Pelajar, 2010.
82
IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan,
1992.
Kartono, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka, 2005.
Misrawi, Zuhairi. Madinah Kota Suci, Piagam Madinah dan Teladan Muhammad
SAW. Jakarta: Kompas, 2009.
Nasution, Harun. Ensiklopedi Islam Indonesia . Jakarta: Djambatan, 1992.
Ridha, Muhammad. Sirah Nabawiiyah, terj. Ansori Umar Sitanggal Abu Farhan.
Bandung : Irsyad Baitus Salam, 2010.
Rahman, Afzalur. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer. Jakarta:
Amzah, 2006.
------------------------Ensiklopedi Muhammad:Muhammad Sebagai Negarawan.
Bandung: Pelangi Mizan, 2009.
Wasfi, Mustafa Kamal. Strategi Rasulullah Menghadapi Ulah Yahudi, terj.
Abdulkadir Mahdamy. Solo: Pustaka Mantiq, 1992.
Sumber Internet:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/457/jbptunikompp-gdl-irfanharip-22823-4-
babiit-a.pdf.
Gambar 1
Sumber :
1: Peta Pem
Sami bin
Muhamm
La
mukiman Y
n Abdullah
mad, Jakarta
ampiran-la
Yahudi di U
h al- Magh
a: PT Niaga
ampiran
Utara Hijaz
hluts, Atlas
Swadaya. 2
z ketika Na
s Perjalana
2008.
abi berhijra
an Hidup
83
ah
Nabi
Sumber:
Gamb
Sami bin
Muhamma
bar 2: Peta
Abdullah
ad, Jakarta:
perang Ba
al- Magh
PT Niaga S
ani Qainuqa
hluts, Atlas
Swadaya. 20
ah di Madi
s Perjalana
008.
inah.
an Hidup
84
Nabi
85
Gambar 3: Peta perang Bani Nazir di Madinah
Sumber: Sami bin Abdullah al- Maghluts, Atlas Perjalanan Hidup Nabi
Muhammad, Jakarta: PT Niaga Swadaya. 2008.
Sumber:
Gamb
Sami bin
Muhamm
bar 4: Peta
n Abdullah
mad, Jakarta
perang Ba
h al- Magh
a: PT Niaga
ani Quraiza
hluts, Atlas
Swadaya. 2
ah di Madin
s Perjalana
2008.
nah
an Hidup
86
Nabi
Sumber:
Gamb
Sami bin
Muhamm
bar 5: Ru
Kha
n Abdullah
mad, Jakarta
ute Perjal
aibar melal
h al- Magh
a: PT Niaga
lanan Pas
ui jalur Ut
hluts, Atlas
Swadaya 2
ukan Mu
ara.
s Perjalana
008.
slimin me
an Hidup
87
enuju
Nabi
88
AL-ISRA’: 80
≅ è%uρ Éb>§‘ ©Í_ ù=Åz÷Š r& Ÿ≅ yzô‰ãΒ 5− ô‰Ï¹ ©Í_ ô_Ì÷zr& uρ yltøƒ èΧ 5− ô‰Ï¹ ≅ yèô_$# uρ ’ Ík< ⎯ ÏΒ y7Ρà$ ©!
$YΖ≈ sÜ ù=ß™ # Z ÅÁΡ ∩∇⊃∪
Artinya:
Dan Katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi Engkau kekuasaan yang menolong.213
AL-BAQARAH:144
ô‰s% 3“ttΡ |= =s) s? y7 Îγ ô_uρ ’ Îû Ï™!$yϑ¡¡9 $# ( y7 ¨Ψ uŠ Ïj9 uθãΨ n=sù \'s#ö7 Ï% $yγ9|Ê ös? 4 ÉeΑ uθsù y7 yγ ô_uρ tôÜ x©
ωÉfó¡ yϑø9 $# ÏΘ# tysø9 $# 4 ß] øŠ ymuρ $tΒ óΟ çFΖä. (#θ—9 uθ sù öΝ ä3yδθã_ãρ … çν tôÜ x© 3 ¨βÎ) uρ t⎦⎪Ï% ©!$# (#θè?ρé&
|=≈ tGÅ3ø9 $# tβθßϑn=÷è u‹s9 çμΡr& ‘,ysø9 $# ⎯ ÏΒ öΝ Îγ În/ §‘ 3 $tΒuρ ª!$# @≅ Ï≈ tóÎ/ $£ϑtã tβθè=yϑ÷ètƒ ∩⊇⊆⊆∪
213Ayat ini adalah ayat Al-Qur’an yang memerintahkan Nabi untuk segera berhijrah ke
Madinah menyusul sahabat-sahabat lain yang telah terlebih dahulu berhijrah. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh, jilid 1, hlm. 455.
89
Artinya:
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, Maka sungguh
Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu
ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja kamu berada, Palingkanlah mukamu ke
arahnya. dan Sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al
kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram
itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang
mereka kerjakan.214
AL-HAJJI: 39
tβÏŒ é& t⎦⎪Ï% ©#Ï9 šχθè=tG≈ s) ムöΝ ßγ ¯Ρr'Î/ (#θßϑÎ=àß 4 ¨βÎ) uρ ©!$# 4’ n?tã óΟÏδÎóÇtΡ íƒ Ï‰s) s9 ∩⊂®∪
Artinya:
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena
Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar
Maha Kuasa menolong mereka.215
214Ayat ini adalah ayat Al-Qur’an yang memerintahkan Nabi untuk merubah arah kiblat
dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram. Ibid., hlm. 569-570. Lihat Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam al-Mu’afiri, Sirah Nabawiyah, jilid 1, hlm. 512.
215Ayat ini adalah ayat tentang diperbolehkannya kaum muslimin untuk berperang. Abul Hasan Ali al-Hasany an-Nadwy, As-Sirah an-Nabawiyah, hlm. 188.
90
AL-BAQARAH: 190-193
(#θè=ÏG≈ s%uρ ’Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# t⎦⎪Ï% ©!$# óΟ ä3tΡθè=ÏG≈ s) ムŸωuρ (# ÿρ߉tG÷ès? 4 χÎ) ©!$# Ÿω = Åsãƒ
š⎥⎪ωtG÷èßϑø9 $# ∩⊇®⊃∪ öΝ èδθè=çFø% $# uρ ß] ø‹ym öΝ èδθßϑçGø É) rO Ν èδθã_Ì÷zr& uρ ô⎯ ÏiΒ ß] ø‹ym
öΝ ä.θã_t÷zr& 4 èπ uΖ÷FÏ ø9 $# uρ ‘‰x© r& z⎯ ÏΒ È≅ ÷Gs) ø9 $# 4 Ÿωuρ öΝ èδθè=ÏG≈ s) è? y‰ΖÏã ωÉfó¡ pR ùQ $# ÏΘ# tpt ø:$# 4©®Lym
öΝ ä.θè=ÏF≈ s) ムÏμŠ Ïù ( βÎ* sù öΝ ä.θè=tG≈ s% öΝ èδθè=çFø% $$sù 3 y7 Ï9≡ x‹x. â™!# t“ y_ t⎦⎪ÍÏ≈ s3ø9 $# ∩⊇®⊇∪ ÈβÎ* sù (# öθpκ tJΡ$# ¨βÎ* sù
©!$# Ö‘θà xî ×Λ⎧Ïm§‘ ∩⊇®⊄∪ öΝ èδθè=ÏG≈ s%uρ 4©®Lym Ÿω tβθä3 s? ×π oΨ ÷FÏù tβθä3tƒ uρ ß⎦⎪Ïe$!$# ¬! ( ÈβÎ* sù (# öθpκ tJΡ$#
Ÿξsù tβ≡ uρô‰ãã ωÎ) ’ n?tã t⎦⎫ÏΗÍ>≈ ©à9$# ∩⊇®⊂∪
Artinya:
‘’Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi)
janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu
jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu
(Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah
91
kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi
kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah
mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka
berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi
dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. jika mereka berhenti
(dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap
orang-orang yang zalim.216
MUHAMMAD: 20
ãΑθà) tƒ uρ š⎥⎪Ï% ©!$# (#θãΖtΒ# u™ Ÿωöθ s9 ôM s9 Ìh“ çΡ ×ο u‘θß™ ( !# sŒ Î* sù ôM s9 Ì“Ρé& ×ο u‘θß™ ×π yϑs3øt ’Χ tÏ. èŒ uρ $pκ Ïù
ãΑ$tFÉ) ø9 $# |M ÷ƒ r& u‘ t⎦⎪Ï% ©!$# ’ Îû Ν Íκ Í5θè=è% ÖÚ tΒ tβρãÝàΖ tƒ y7 ø‹s9 Î) tsà tΡ Äc©Å øóyϑø9 $# Ïμø‹n=tã z⎯ ÏΒ ÏNöθyϑø9 $# (
4’ n<÷ρr' sù óΟ ßγ s9 ∩⊄⊃∪
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?"
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas Maksudnya dan disebutkan di
216Ayat ini adalah ayat yang memperbolehkan Nabi untuk melakukan pengusiran maupun
pembunuh terhadap musuh yang berlaku zalim. Shafiyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, hlm. 266-267.
92
dalamnya (perintah) perang, kamu Lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena
takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka.217
ALI IMRAN 12-13
≅ è% š⎥⎪Ï% ©#Ïj9 (#ρãx x. šχθç7 n=øóçGy™ šχρç|³ ósè?uρ 4’ n<Î) zΟ ¨Ζyγ y_ 4 }§ø♥ Î/ uρ ߊ$yγ Ïϑø9 $# ∩⊇⊄∪ ô‰s%
tβ$Ÿ2 öΝ ä3s9 ×π tƒ# u™ ’ Îû È⎦÷⎫tGt⁄ Ïù $tGs) tGø9 $# ( ×π y∞ Ïù ã≅ ÏG≈ s) è? †Îû È≅‹ Î6 y™ «!$# 3“t÷zé& uρ ×ο tÏù% Ÿ2
Ν ßγ tΡ÷ρttƒ óΟ Îγ øŠ n=÷W ÏiΒ š”ù& u‘ È⎦÷⎫yèø9 $# 4 ª!$# uρ ߉Îiƒ xσ ム⎯ Íν ÎóÇuΖÎ/ ⎯ tΒ â™!$ t±o„ 3 χÎ) ’ Îû šÏ9≡ sŒ Zο uö9Ïès9
_Í<'ρT[{ Ì≈ |Áö/ F{ $# ∩⊇⊂∪
Artinya:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di
dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. dan Itulah tempat yang
seburuk-buruknya".Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan
yang telah bertemu (bertempur). segolongan berperang di jalan Allah dan
(segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan)
217Ayat ini adalah ayat yang menyinggung tentang orang-orang yang enggan
melaksanakan perintah berperang dikarenakan takut.Ibid, hlm. 267.
93
orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan
bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.218
AL-MAIDAH: 11
$pκ š‰ r'≈ tƒ š⎥⎪Ï% ©!$# (#θãΨ tΒ# u™ (#ρãä. øŒ $# |M yϑ÷èÏΡ «!$# öΝ à6 ø‹n=tæ øŒ Î) §Ν yδ îΠ öθs% βr& (# þθäÜ Ý¡ö6 tƒ öΝ ä3øŠ s9 Î)
óΟ ßγ tƒ ω÷ƒ r& £#s3sù óΟ ßγ tƒÏ‰÷ƒ r& öΝ à6Ζtã ( (#θà) ¨?$# uρ ©!$# 4 ’ n?tãuρ «!$# È≅ ©. uθtGuŠ ù=sù šχθãΨ ÏΒ÷σ ßϑø9 $# ∩⊇⊇∪
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kamu akan nikmat Allah (yang diberikan-
Nya) kepadamu, di waktu suatu kaum bermaksud hendak menggerakkan
tangannya kepadamu (untuk berbuat jahat), Maka Allah menahan tangan mereka
dari kamu. dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah sajalah orang-
orang mukmin itu harus bertawakkal.219
218Ayat ini adalah ayat yang memperbolehkan kaum Yahudi untuk di perangi.
Muhammad Abdul Malik bin Hisyam al-Mu’afiri, Sirah Nabawiyah, hlm. 514. 219Ayat ini adalah ayat yang menginformasikani tentang rancana Bani Nazir untuk
membunuh Nabi Muhammad. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh, jilid 2, hlm. 519.
94
AL-HISYR:5
$tΒ Ο çF÷èsÜ s% ⎯ ÏiΒ >π uΖŠ Ïj9 ÷ρr& $yδθßϑçGò2ts? ºπ yϑÍ←!$s% #’ n?tã $yγ Ï9θß¹é& ÈβøŒ Î* Î6 sù «!$# y“Ì“ ÷‚ã‹ Ï9 uρ
t⎦⎫É) Å¡≈ x ø9 $# ∩∈∪
Artinya:
Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang
kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, Maka (semua itu) adalah dengan
izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang
fasik.220
220 Ayat ini adalah ayat yang memperbolehkan Nabi melakukan tindakan terhadap kebun
korma milik kaum Yahudi Madinah agar mereka menyerah. Shafiyurrahman al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, hlm. 383.