kebijakan pembentukan ukpbj di lingkungan … · 2020-02-27 · permendagri nomor 112 tahun 2018...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PEMBENTUKAN UKPBJ
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
B a l i , 2 6 F e b r u a r i 2 0 2 0
Drs. Makmur Marbun, M.SiDirektur Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah
VISI
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, berlandaskan gotong-royong
MISI
1. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.
3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.
9. Sinergi pemerintah Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan
Ir. H. Joko WidodoPresiden RI
KH. Ma’ruf AminWakil Presiden RI
Prof. H. M. Tito Karnavian, Ph.DMenteri Dalam Negeri
2
5PRIORITAS KERJA
TAHUN KEDEPAN
1. PEMBANGUNAN SDM
Membangun SDM yang pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengundang talenta-talenta global bekerjasama dengan kita.
2. MELANJUTKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
Infrastruktur yang menghubungkan kawasanproduksi dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak lapangan kerja baru, mengakselerasi nilai tambah perekonomianrakyat.
3. PENYEDERHANAAN REGULASI
Segala bentuk kendala regulasi harusdisederhanakan, harus dipotong, harusdipangkas. Pemerintah akan mengajak DPR untuk menerbitkan dua undang-undang besar. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja. Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.
4. REFORMASI BIROKRASI
Eselonisasi harus disederhanakan. disederhanakan menjadi dua level saja, digantidengan jabatan fungsional yang menghargaikeahlian, menghargai kompetensi. Agar seriusmenjamin tercapainya tujuan program pembangunan.
5. TRANSFORMASI EKONOMI
Harus bertransformasi dari ketergantunganpada sumber daya alam menjadi daya saingmanufaktur dan jasa modern yang mempunyainilai tambah tinggi bagi kemakmuran bangsademi keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia.
3
POROS
Pemerintahan & Politik
Dalam Negeri
• pelayanan & pemberdayaan
masyarkat
• pembangunan daerah
• Demokrasi
• penegakan hukum dan
kesatuan bangsa
Menjamin keberlangsungan
• Penjabaran Visi, Misi, dan Programsesuai dgn agenda prioritas kerjaPresiden dan Wakil Presiden.
• Penjabaran Program OperasionalKEMENDAGRI
• Koordinasi antar K/L secara terpadu
berlandaskan
Melaksanakan program
secara efektif, efisien, bersih
berwibawa dlm rangka
memperkokoh NKRI
Komitmen bersama &
partisipasi masyarakat
Mengelola dan memecahkan
berbagai isu strategis
Gubernur, bupati/walikota
SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH YG
BERSIH, EFEKTIF DAN DEMOKRATIS
UU NO. 23 TAHUN 2014ttg PEMDA
MDN melakukan pembinaan dan pengawasanumum penyelenggaraan pemda secara nasional
4
PRESIDEN
KoordinasiKoordinasi
Sebagian
Urusan
Tanggungjawab
PUSAT
DAERAH PROVINSI
KEMENDAGRI
KABUPATEN/KOTA
DESA
EKSEKUTIFLEGISLATIF YUDIKATIF
Kementerian/LPNK
5
N
K
R
I
6
8
(30,7%)
181
(77,3%)34
(57,6%)1.541
(28,1%)
2.544
(42,8%)15.123
(25,2%)
Perbandingan Jumlah Daerah Otonom
Sebelum Desentralisasi 1999
Dengan Sesudah Desentralisasi 1999
Luas Wilayah
1.916.862,20 km2
Jumlah Penduduk
261.142.385 Jiwa
1. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
2. MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
3. MENINGKATKAN DAYA SAING DAERAH
URUSAN OTONOMI DAERAH
KDH DAN DPRD
PARTISIPASIMASYARAKAT
BINWAS
TATA KELOLA
PERANGKATDAERAH
ASN PADAPERANGKAT
DAERAH
INSTRUMENUNTUK MENCAPAI
TUJUAN OTONOMI DAERAH(UU 23 Tahun 2014)
Keberhasilan pencapaian Tujuan Otda sangat ditentukan oleh KDH, DPRD, beserta
perangkat Daerah dan ASN pada Perangkat Daerah.
7
BelanjaModal
OPDBelanja
Barang & Jasa
BelanjaPegawai
OPDBelanja
Barang & Jasa
BelanjaPegawai
BelanjaModal
STRATEGIMEMPERBESAR RUANGFISCAL
MELALUIPENATAANPERANGKATDAERAH DALAMPP 18/2016
Pilihan Moderat, belanja aparatur = belanja publik
Terjadi inefisiensi :Belanja aparatur > belanja publik
BelanjaBarang& Jasa
BelanjaPegawai
BelanjaModalOPD
Lebih mengutamakan belanjamodal untuk publik dibandingbelanja aparatur, dgn mengecilkanorganisasi sebagai strategiantisipasi
8
DASAR HUKUM & TUJUAN
PENATAAN, PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PERANGKAT DAERAH
DASAR HUKUM
11
Tujuan Penataan Perangkat Daerah
1.Membentuk perangkat daerah yang rasional,
proporsional, efektif dan efisien, sehingga
tepat fungsi dan tepat ukuran;
2.Meningkatkan kualitas pelayanan publik,
melalui pengurangan belanja pegawai dan
memperbesar belanja modal.
Tujuan Pembinaan dan Pengendalian
1.Untuk meningkatkan kemampuan Daerah dalam
penataan perangkat Daerah yang tepat fungsi, dan
sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat
Daerah yang modern
2.Untuk menjamin penataan Perangkat Daerah yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan
UU Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan daerah
PP Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah
PP Nomor 72 Tahun 2019
tentang Perubahan atas PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
Permendagri Nomor 112 Tahun 2018
tentang Pembentukan UKPBJ di LingkunganPemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota
Permendagri Nomor 99 Tahun 2018
tentang Pembinaan dan Pengendalian PenataanPerangkat Daerah
LEMBAGA TERTENTU(UU 23/2014 JO Ps l 46 (5 ) PP 18/2016 )
KETENTUAN PASAL 231 UU 23/2014 :
Dalam hal ketentuan peraturan perundang-undanganmemerintahkan pembentukan lembaga tertentu diDaerah, lembaga tersebut dijadikan bagian dariPerangkat Daerah yang ada setelah dikonsultasikankepada Menteri dan menteri yang menyelenggarakanUrusan Pemerintahan bidang pendayagunaan aparaturnegara
Contoh : • Unit Kerja Pengadaan Barang & Jasa (UKPBJ)• Sekretariat Komisi Informasi Daerah• Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia• Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh), dsb
Melekat Pada Perangkat Daerah Yang Ada
13
PERUMPUNAN PERANGKAT DAERAH
Penggabungan Urusan
Pemerintahan
Perumpunan Urusan Pemerintahan
Pengabungan urusan
pemerintahan paling banyak 3
(tiga) urusan pemerintahan
a) Pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga, serta pariwisata;
b) Kesehatan, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pengendalian penduduk
dan keluarga berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil serta pemberdayaan
masyarakat dan Desa;
c) Ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, sub urusan ketenteraman dan
ketertiban umum dan sub urusan kebakaran;
d) Penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan menengah, perindustrian, perdagangan, energi dan
sumber daya mineral, transmigrasi, dan tenaga kerja;
e) Komunikasi dan informatika, statistik, dan persandian;
f) Perumahan dan kawasan permukiman, pekerjaan umum dan penataan ruang,
pertanahan, perhubungan, lingkungan hidup, kehutanan, pangan, pertanian, serta
kelautan dan perikanan; dan
g) Perpustakaan dan kearsipan
a) Kedekatan karakteristik Urusan
Pemerintahan; dan/atau
b) Keterkaitan antar penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan.
1
2
3
14
FUNGSI PERANGKAT DAERAH
Dinas Daerah merupakan pelaksana fungsi inti (operating core) yang melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pembantu
kepala Daerah dalam melaksanakan fungsi mengatur
dan mengurus sesuai bidang Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah, baik urusan wajib maupun
urusan pilihan
Badan Daerah melaksanakan fungsi
penunjang (technostructure) yang melaksanakan tugas
dan fungsi sebagai pembantu kepala Daerah
dalam melaksanakan fungsi mengatur dan mengurus
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
fungsi inti (operating core).
15
PEMBENTUKAN UPT DAN CABANG DINAS
(Psl 19 , Ps l 22 dan Psl 41 PP 18 /2016)
UPT :
• Pada dinas dan Badan dapatdibentuk UPT dinas untukmelaksanakan kegiatan teknisoperasional dan/atau kegiatan teknispenunjang tertentu;
• Teknis operasional adalah Yanglangsung berhubungan denganmasyarakat
• Teknis penunjang tertentu adalahyang mendukung tugas organisasiinduk
CABANG DINAS:• Cabang dinas dapat dibentuk di
kab/kota hanya untuk urusan yang diotonomikan kepada daerah provinsi : 1. Kehutanan2. Energi dan Sumber Daya Mineral3. Kelautan4. Pendidikan Menengah
• Tujuan dibentuk Cabang dinas: untuk percepatan dan efisiensi pelayan publik urusan pemerinta-han.
16
Apakah Kriteria Pembentukan UPTD?
Kegiatan teknis Operasional
Penyedia barang dan/ jasa
Kontribusi, manfaat langsung
dan nyata
Sumber Daya
Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu dari urusan
Pemerintahan yg bersifat pelaksanaan dan menjadi
tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya
Penyediaan barang dan/atau jasa yg diperlukan oleh
masyarakat dan/atau oleh perangkat daerah lain yg
berlangsung secara terus menerus
Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan
nyata kepada masyarakat dan/atau dalam
penyelenggaraan pemerintahan
Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai,
pembiayaan, sarana dan prasarana; (P3D)
Jabatan Fungsional Teknis
SOP
Keserasian hubungan
Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan
tugas dan fungsi UPT yang bersangkutan
Memiliki SOP dalam melaksanakan tugas teknis
operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang
tertentu
Memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah
Propinsi dengan Pemerintah Kabupaten/kota 17
19
Untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam penataan perangkat daerah yang tepat
fungsi, tepat ukuran dan sinergis secara berkelanjutan menuju perangkat daerah yang
modern.
Untuk menjamin penataan perangkat daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
TUJUAN PEMBINAAN & PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Tujuan Pembinaan
Tujuan Pengendalian
P a s a l 1
20
PEMBINAAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
MENDAGRI
KAB./KOTA
GWPP
MENDAGRI
PROVINSI
Pembinaan Penataan Perangkat Daerah
Pembinaan Penataan Perangkat Daerah
monitor
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Pembinaan paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun anggaran.
P a s a l 2
BudayaOrganisasi
Struktur
Organisasi
InovasiOrganisasi
1. besaran organisasi Perangkat Daerah
2. susunan Perangkat Daerah
3. perumpunan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah
4. tugas dan fungsi Perangkat Daerah
5. tata kerja Perangkat Daerah
pengembangan nilai, sikap, dan perilaku yang mendukungkinerja Perangkat Daerah.
pembaharuan terhadap proses kerja untuk meningkatkanefektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas dan fungsiPerangkat Daerah.
“Setiap pemerintah daerah wajib menyusun kebijakan mengenai budaya organisasi yang menjadi pedoman
penyusunan budaya organisasi masing-masing Perangkat Daerah berdasarkan nilai, sikap, dan perilaku”
RUANG LINGKUP PEMBINAAN
P a s a l 4 s / d P a s a l 7
BENTUK
PEMBINAAN
PENATAAN
PERANGKAT
DAERAH
FASILITASI
Pasal 9
Dilaksanakan melalui:
a. bimbingan teknis
b. Seminar/lokakarya
c. rapat kerjad. penyediaan software dan hardware
KONSULTASI
Pasal 10
a. Langsung : hasil konsultasi dituangkan secara tertulis dalam berita
acara hasil konsultasi yang ditandatangani oleh pejabat yang
memberikan konsultasi.
b. Tidak langsung : berupa surat, hasil konsultasi dibuat dalam surat
jawaban
PENILAIAN
Pasal 13
Penilaian terhadap
1. tata laksana
2. Budaya Organisasi
3. Informasi Organisasi
4. Tingkat kematangan organisasi
PENGHARGAAN
Pasal 14
Diberikan kepada daerah yang memperoleh nilai tertinggi Pada hari
Otonomi Derah oleh Mendagri
MENDAGRI
PROVINSI
Pengendalian Penataan Perangkat Daerah
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
KAB./KOTA
GWPP
MENDAGRI
Pengendalian Penataan Perangkat Daerah
monitor
P a s a l 1 5 a y a t ( 1 ) s . d . a y a t ( 3 )
PENGENDALIAN PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Dilaksanakan pada saat
pelaksanaan Penataan
Perangkat Daerah; dan
penataan Perangkat Daerah
telah ditetapkan
Terhadap:
1. Perda tentang pembentukan dan
susunan Perangkat Daerah; dan
2. Rancangan Perkada tentang
pembentukan dan klasifikasi
cabang dinas dan UPTD
Hasil
1.evaluasi produktivitas dan efisiensi.
2. Evaluasi Struktur Organisasi
a. besaran organisasi;
b. susunan Perangkat Daerah;
c. pewadahan dan perumpunan;
d. tugas dan fungsi; dan
e. tata kerja Perangkat Daerah.
EVALUASIPasal 17 s/d Pasal 19
EVALUASI KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH
Dijadikan bahan Penataan Perangkat Daerah provinsi, kabupaten/kota
25
SE Mendagri Nomor 060/3027/OTDA
Hal Evaluasi Kelembagaan Perangkat
Daerah sesuai dengan Permendagri 99
Tahun 2018
Ta n g g a l 2 9 M e i 2 0 1 9
PEMBENTUKAN UKPBJ DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTASesuai Permendagri Nomor 112 Tahun 2018
HIBAH & BANSOS
PAJAK & RETRIBUSI DAERAHPENGADAAN BARANG & JASA
JUAL/BELI JABATAN
PERJALANAN DINAS
AREA RAWAN KORUPSI
PERENCANAAN ANGGARAN
22
PENGADAAN BARANG/JASA BAGIAN DARI AREA RAWAN KORUPSI
FOKUS AREA
KORSUPGAH DAERAH
PerencanaanAPBD
PengadaanBarang &
Jasa
PerijinanBerbasis IT
PenguatanAPIP
E-Samsat(Provinsi)
TunjanganPerbaikan
Penghasilan
23
PENGADAAN BARANG/JASA MERUPAKAN FOKUS AREA KORSUPGAH KPK
7 PROGRAM PRIORITAS TAHUN 2019
29
Evaluasi Perangkat Daerah berdasarkan Permendagri Nomor 99 Tahun 2018 tentangPembinaan dan Pengendalian Penataan Perangkat Daerah;
Penataan Kelembagaan dan Pengisian Kepegawaian UKPBJ berdasarkanPermendagri Nomor 112 Tahun 2018
Penyelesaian Permendagri turunan dan pelaksanaan dari PP 18 Tahun 2016;
Layanan fasilitasi, konsultasi dan penyelenggaraan Bimbingan Teknis dalam rangkapenguatan penataan kelembagaan dan kepegawaian perangkat daerah;
Fasilitasi dan pelaksanaan layanan secara elektronik (online) penerbitan suratpersetujuan Mendagri dalam penataan perangkat daerah dan penggantian pejabat dilingkungan pemerintah Provinsi dan Kab./Kota;
Penyelesaian permasalahan kasus kepegawaian daerah Provinsi dan Kab./Kota;
Pengembangan sistem informasi kepegawaian pada perangkat daerah
1
2
3
4
5
6
7
PERMENDAGRI
NOMOR 112 TAHUN 2018
Pasal 75 ayat (1) Perpres No. 16 Tahun 2018tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,mengamanatkan dibentuknya UKPBJPemerintah yang melaksanakan fungsipengoordinasian pelaksanaan tugas, pelayananadministratif dan pembinaan ASN di bidangPengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi danKabupaten/Kota
30
BAHWA PERMENDAGRI NO. 99 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN ULP BARANG/JASA PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PROV/KAB/KOTA SUDAH TIDAK SESUAI DENGAN DINAMIKA PERKEMBANGAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PBJP
Menjadi lembaga yang permanen, struktural, danindependen
Anggota kelompok kerja pemilihan telah diangkat sebagai PejabatFungsional PPBJ dan/atau memiliki kompetensi PBJ
Perluasan peran :
tidak saja terbatas sebagai penyelenggara proses pemilihanpenyedia, namun mampu menjadi pembina stakeholder dansebagai pusat informasi pengadaan barang/jasa pemerintah
Memiliki anggaran dan insentif yang memadai
1
2
3
4
PEMBENTUKAN UKPBJ
32
P a s a l 2
GUBERNUR UKPBJ
Daerah Provinsi
ditetapkan dengan
PERGUB
BUPATI/
WALIKOTA
UKPBJ Daerah Kab./Kota
ditetapkan dengan
PERBUP/PERWALI
untuk melaksanakan tugas dan fungsi
UKPBJ di lingkungan pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya.
membentuk
membentuk
TUGAS, FUNGSI DAN KEDUDUKAN UKPBJ
33
TUGASMenyelenggarakandukungan pengadaanbarang/jasa padapemerintah provinsi dankabupaten/kota.
1. Pengelolaan PengadaanBarang/Jasa
2. Pengelolaan fungsi layanan pengadaan secara elektronik
3. Pembinaan SDM danKelembagaan PengadaanBarang/Jasa
4. Pelaksanaan Pendampingan, Konsultasi, dan/atau Bimbingan Teknis
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya.
FUNGSI KEDUDUKAN1. Menjadi agen pengadaan sesuai dengan ketentuan
yang diatur oleh instansi pemerintah yang berwenang
melakukan pembinaan di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah.
2. Merupakan unsur pendukung penyelenggaraan
pemerintahan yang berbentuk struktural.
3. Berkedudukan di bawah sekretariat daerah dan
bertanggungjawab kepada sekretaris daerah melalui
asisten yang melaksanakan fungsi di bidang
administrasi pembangunan.
P a s a l 3 s . d . P a s a l 4
KLASIFIKASI DAN BENTUK KELEMBAGAAN UKPBJ
34
KLASIFIKASI UKPBJ
Kelas A apabila total skor variabel > 800
Kelas B apabila total skor variabel < 800
Dapat diturunkan pewadahandari Kelas A menjadi Kelas B.
KELEMBAGAAN UKPBJ
UKPBJ Provinsi
Biro : mewadahi Kelas A
Bagian : mewadahi Kelas B
UKPBJ Kab/Kota
Bagian : mewadahi Kelas A
Subbagian : mewadahi Kelas B
P a s a l 5 s . d . P a s a l 7
PEJABAT FUNGSIONAL UKPBJ
PEJABAT FUNGSIONAL
PENGELOLA PENGADAAN
BARANG/JASA
PELAKSANAAN PEMILIHAN
PENYEDIA BARANG/JASA
=
PENYUSUNAN PENGELOLAAN
KATALOG ELEKTRONIK
2 Fungsi
POKJA PEMILIHAN
dibentuk
Jumlah Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa dan Jumlah Pokja
Pemilihan ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
Anggota Pokja Pemilihan
berjumlah gasal, paling sedikit 3
orang
P a s a l 1 2
FUNGSI KEPALA UKPBJ
KEPALA UKPBJ
ANGGOTAPOKJA
PEMILIHAN
P a s a l 1 3 s . d . P a s a l 1 5
untuk melaksanakan fungsi pelaksanaan
pemilihan penyedia barang/jasa dan fungsi
penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik
lokal/sektoral.
menugaskan
membentuk dan membubarkan
Pokja Pemilihan; dan
menetapkan, menempatkan,
memindahkan anggota Pokja
Pemilihan.
PENGELOLAPENGADAAN
BARANG/ JASA
untuk melaksanakan pengadaan langsung di
satuan kerja/organisasi perangkat daerah atas
permintaan KPA.
PEGAWAI UKPBJ
Berwenang:
Untuk melaksanakan:
a. perencanaan, pengelolaan kontrak,
pemeriksa hasil pekerjaan, dan layanan
penyelesaian sengketa kontrak Pengadaan
Barang/Jasa pemerintah pada paket yang
sama; dan
b. pengelolaan layanan pengadaan secara
elektronik.dilarang rangkap jabatan
1
2
3
POKJA PEMILIHAN KPAMelaksanakan fungsi
pelaksanaan pemilihanpenyedia B/J
Menyampaikan hasil pemilihan Penyedia B/J
TATA KERJA PBJ OLEH UKPBJP a s a l 1 6
Yang akan memanfaatkan B/J
KEPALA UKPBJTembusan
PEGAWAI UKPBJ YG BERTUGAS UNTUK BINTEK, PENDAMPINGAN, DAN/ATAU KONSULTASI
PENYUSUNAN RENCANA PERSIAPAN PENGADAAN DAN/ATAU PENGELOLAAN KONTRAK
DILARANG MELAKSANAKAN LAYANAN PENYELESAIAN SENGKETA KONTRAK MELALUI MEDIASI
PAKET YANG SAMA
UKPBJ 1. Kepala Daerah
2. Kepala Perangkat Daerah
3. Instansi yang berwenangmelakukan pembinaan PBJ Permerintah (LKPP)
PELAPORAN OLEH UKPBJ PROV/KAB/KOTAP a s a l 1 7
Laporan periodikseluruh kegiatan PBJ
Menyampaikan laporan
PEMBENTUKAN KODE ETIKP a s a l 1 8
UKPBJ
Daerah Provinsi,
Kab./KotaKODE ETIK
GUBERNUR,
BUPATI/WALIKOTA
menyusun
menerapkan
menetapkan
Berisi ketentuan tentang:
1. Kewajiban
2. Larangan
3. Pembentukan majelis pertimbangan kode etik
4. Prosedur penegakan kode etik
MAJELIS
PERTIMBANGAN
KODE ETIK
Dibantu Oleh SekretariatMajelis Pertimbangan KodeEtik (di Inspektorat Daerah)
KETUAUnsur Inspektorat
KODE ETIK YANG DITERAPKAN ADALAH KODE ETIK PEJABAT
FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN B/J YANG
DITETAPKAN LKPP
PERSONELa. berjumlah gasal yang terdiri atas unsur
inspektorat daerah
b. unsur unit kerja bidang kepegawaian
c. unsur unit kerja bidang hukum
d. berkedudukan pada inspektorat
daerah
e. Ketua majelis pertimbangan kode etik
berasal dari unsur inspektorat daerah
PEMBENTUKAN SOPP a s a l 1 9
UKPBJ
Daerah Provinsi,
Kab./KotaSOP
SEKDA PROVINSI,
KAB./KOTA
menyusun
menerapkan
Ditetapkan
Disusun sesuai dengan kebutuhanpelaksanaan tugas dan fungsi
wajib disosialisasikan kepada seluruhpemangku kepentingan UKPBJpemerintah daerah provinsi dankabupaten/kota.
TUJUAN SOP : UNTUK MENINGKATKAN TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS DAN MENGURANGI TERJADINYA INTERVENSI PELAKSANAAN TUGAS
CONTOH STRUKTUR ORGANISASI UKPBJ PROVINSI (KELAS A)
KEPALA
BIRO PBJ
POKJA (JF)
BAGIAN PELAKSANAAN
PENGADAANBAGIAN PEMBINAAN
PBJBAGIAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI PBJ
Subbag Pengelolaan
Data & Informasi
Subbag Pengelolaan
SPSE
Subbag Layanan
Pengguna
Subbag Layanan
Pengaduan, sanggah,
dan masalah hukum,
Subbag Pengembangan
Profesi, Advokasi,
Training
Kasubbag TU
LPSE
Subbag Perenc.
PBJP
Subbag Pengelolaan
Katalog
Subbag Pemilihan
Penyedia
41
POKJA (JF)POKJA (JF)
CONTOH STRUKTUR ORGANISASI UKPBJ KAB./KOTA (KELAS A)
KEPALA
BAGIAN PBJ
SUBBAGIAN PELAKSANAAN
PENGADAAN
SUBBAGIAN PEMBINAAN
PBJSUBBAGIAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI PBJ
Pengelolaan Data &
Informasi
Pengelolaan SPSE
Layanan Pengguna
Layanan Pengaduan,
sanggah, dan masalah
hukum,
Pengembangan Profesi,
Advokasi, Training
TU
LPSE
Perencanaan &
Monev PBJP
Pengelolaan Katalog
Pemilihan Penyedia
42
POKJA (JF)POKJA (JF)
POKJA (JF)
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UKPBJ
Pembinaan
MENDAGRI
DIRJEN OTDA
PEMERINTAH PROVINSI
GUBERNUR
Pengawasan
MENDAGRI
ITJEN
PEMERINTAH PROVINSI
GUBERNUR
KEPALA
LEMBAGA
Pembinaan
teknis
ASPEK KELEMBAGAAN ASPEK PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH KAB./KOTA PEMERINTAH KAB./KOTA
Pembinaan Pengawasan
P a s a l 2 0
44
Pembiayaan dibebankan pada:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan kabupaten/kota;
Sumber pendapatan lain yang sah dan tidak mengikat.
PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN UKPBJP a s a l 2 1
INDIKATOR PENILAIAN PEMBENTUKAN UKPBJ PROVINSI
45
Rata-rata jumlah total nilai paket pengadaan Barang/Jasa dalam 3tahun terakhir (Rp)
Rata-rata jumlah paket pekerjaan kontruksi dalam 3 tahun terakhir(paket)
Rata-rata jumlah paket pengadaan barang dalam 3 tahun terakhir(paket)
Rata-rata jumlah paket jasa kosultansi (tenaga ahli) dalam 3 tahunterakhir (paket)
Rata-rata jumlah paket jasa lainnya dalam 3 tahun terakhir (paket)
Jumlah pemegang sertifikat ahli PBJP
Jumlah organisasi perangkat daerah
Jumlah penyedia yang terdaftar di layanan pengadaan secaraelektronik
1
2
3
4
5
6
7
8
MENDAPATKAN NILAI
SKOR KLASIFIKASI
KELEMBAGAAN UKPBJ
INDIKATOR PENILAIAN PEMBENTUKAN UKPBJ KAB./KOTA
46
Rata-rata jumlah total nilai paket pengadaan Barang/Jasa dalam 3tahun terakhir (Rp)
Rata-rata jumlah paket pekerjaan kontruksi dalam 3 tahun terakhir(paket)
Rata-rata jumlah paket pengadaan barang dalam 3 tahun terakhir(paket)
Rata-rata jumlah paket jasa kosultansi (tenaga ahli) dalam 3 tahunterakhir (paket)
Rata-rata jumlah paket jasa lainnya dalam 3 tahun terakhir (paket)
Jumlah pemegang sertifikat ahli PBJP
Jumlah organisasi perangkat daerah
Jumlah Kelurahan/Desa
Jumlah penyedia yang terdaftar di layanan pengadaan secaraelektronik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MENDAPATKAN NILAI
SKOR KLASIFIKASI
KELEMBAGAAN UKPBJ
NO PROVINSI SKOR PERSETUJUAN MENDAGRI TANGGAL KELAS
1 Aceh 950 Nomor 062/3130/OTDA 12-Jun-20 A
2 Sumatera Utara 940 Nomor 061/253/OTDA 14-Jan-19 A
3 Sumatera Barat 880 Nomor 061/963/OTDA 11-Feb-19 A
4 Riau 840 Nomor 060/205/OTDA 11-Jan-19 A
5 Kepulauan Riau 960 Nomor 061/710/OTDA 30-Jan-19 A
6 Jambi 850 Nomor 061/228/OTDA 11-Jan-19 A
7 Sumatera Selatan 940 Nomor 061/384/OTDA 18-Jan-19 A
8 Bangka Belitung 870 Nomor 060/748/OTDA 31-Jan-19 A
9 Bengkulu 680 Nomor 060/214/OTDA 11-Jan-19 B
10 Lampung 870 Nomor 060/1543/OTDA 12-Mar-19 A
11 DKI Jakarta - - - Badan
12 Jawa Barat - - - A
13 Banten 940 Nomor 061/1505/OTDA 11-Mar-19 A
14 Jawa Tengah A
15 Yogyakarta A
16 Jawa Timur 1000 Nomor 061/1521/OTDA 11-Mar-19 A
17 Bali 890 Nomor 061/10039/OTDA 31-Dec-18 A
18 Nusa Tenggara Barat - - - Bidang
19 Nusa Tenggara Timur 820 - - A
20 Kalimantan Barat 930 Nomor 060/1517/OTDA 11-Mar-19 A
21 Kalimantan Tengah 890 Nomor 061/211/OTDA 11-Jan-19 A
22 Kalimantan Selatan 900 Nomor 061/921/OTDA 08-Feb-19 A
23 Kalimantan Timur - - - Bidang
24 Kalimantan Utara - - - Bidang
25 Sulawesi Utara 840 Nomor 060/1146/OTDA 19-Feb-19 A
26 Sulawesi Barat 740 Nomor 060/2754/OTDA 15-May-19 B
27 Sulawesi Tengah 970 Nomor 061/9969/OTDA 21-Dec-18 A
28 Sulawesi Tenggara 900 Nomor 060/530/OTDA 23-Jan-19 A
29 Sulawesi Selatan 970 nomor 061/825/OTDA 04-Feb-19 A
30 Gorontalo 880 Nomor 060/527/OTDA 23-Jan-19 A
31 Maluku 690 Nomor 060/752/OTDA 31-Jan-19 B
32 Maluku Utara - - - Bidang
33 Papua Barat - - - Bidang
34 Papua - - - Bidang
PEMBENTUKAN UKPBJ PROVINSI
Sumatera UtaraSkor 940 (Kelas A)
LampungSkor 870 (Kelas A)
AcehSkor 950 (Kelas A)
JambiSkor 850 (Kelas A)
BengkuluSkor 680 (Kelas B)
Sumatera BaratSkor 880 (Kelas A)
Jawa TimurSkor 1000 (Kelas A)
BantenSkor 940 (Kelas A)
Sumatera SelatanSkor 940 (Kelas A)
Kep. BabelSkor 870 (Kelas A)
Kep. RiauSkor 960 (Kelas A)
DKI JakartaBadan
Jawa BaratKelas A
Jawa Tengah Kelas A
RiauSkor 840 (Kelas A)
Lanjutan ..
BaliSkor 890 (Kelas A)
KalbarSkor 930 (Kelas A)
KaltengSkor 890 (Kelas A)
SultengSkor 970 (Kelas A)
SulteraSkor 900 (Kelas A)
SulbarSkor 740 (Kelas B)
GorontaloSkor 880 (Kelas A)
MalukuSkor 690 (Kelas B)
SulselSkor 970 (Kelas A)
SulutSkor 840 (Kelas A)
KalselSkor 900 (Kelas A)
KaltaraDalam proses
KaltimDalam proses
NTTSkor 820 (Kelas A)
PapuaBidang
Papua BaratBidang
Maluku UtaraBidang
NTBBidang
ASPEK PENYEDERHANAAN BIROKRASI PEMDA
STRUKTUR/KELEMBAGAAN(TRANSFORMASI JABATAN STRUKTURAL KE FUNGSIONAL)01
KULTUR (BUDAYA KERJA)02
INOVASI03
52
“ Penyederhanaan Birokrasisecara Substansial, TidakHanya Terbatas PadaStruktur, tetapi juga aspekkultur dan inovasi kerja “
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH(32 URUSAN KONKUREN + SEBAGIAN PENUGASAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT)
53
MEMBANGUN BIROKRASI YANG DINAMIS
• meritokrasi, antikorupsi, dan berorientasi pada kinerja. Perubahan budaya harusdijadikan prioritas pembangunan 5 tahun ke depan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
• kemampuan berpikir jangka panjang, dorongan berbagai inovasi dan perubahan(contohnya melalui omnibus law), membandingkan kemajuan dan pencapaian negaralain dan sektor swasta
• proses bisnis sederhana, organisasi yang ramping dan berbasis kinerja(performance based organizational structure)
Flexibilitas yang tinggi
Kapabilitas yang baik
Budaya yang unggul
STATISTIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
Sumber : Data BKN, Juni 2019
Pria2.087.960 Wanita
2.198.958
Eselon I 575
Eselon II 19.463
Eselon III 98.658
Eselon IV
Eselon V 14.313
327.058
4.286.918JUMLAH PNS PER 30 JUNI 2019
Struktural
JFU
460.067
1.675.981
JFT 2.150.870
54
Tenaga
Kesehatan 575Tenaga
Pendidik 1.517.654Tenaga
Teknis 98.658
Pusat968.736
Daerah3.318.182
PENYEDERHANAAN BIROKRASI PEMDA
55
Birokrasi Indonesia itu Weberian, dimana Tugas dan
Fungsi Birokrasi dibagi habis dalam struktur. Jadi, kalau
ada struktur yang dipotong, maka akan pincang.
- Menteri Dalam Negeri (Rapat TRBN, 12 Des 2019)
“”
Struktur
Inovasi
Budaya Kerja
TRANSFORMASI/PENATAAN ASPEK STRUKTUR,
HANYA SALAH SATU ASPEK PENYEDERHANAAN BIROKRASI:
“Budaya Kerja dan InovasiWorking Smart”
TAHAPAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
56
IDENTIFIKASI PERSETUJUAN PELANTIKAN LAPORAN
Gubernur, Bupati/
Walikota
menyampaikan hasil
identifikasi dan
pemetaan kepada
Menteri Dalam Negeri
Mendagri
menyampaikan
Persetujuan Usulan
kepada Gubernur,
Bupati/Walikota
PPK atau PyB
mengangkat dan
melantik Pejabat
Fungsional
PPK menyampaikan
Laporan kepada
Mendagri dan
ditembuskan kepada
KemenPANRB, BKN
dan Instansi Pembina
JFT
3 Februari s.d. 31
Maret 2020
1 April s.d. 29 Mei 2020
maksimal
30 Juni 20201 s.d. 31 Juli 2020
58
PENEGASAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DAN KAB./KOTASurat Mendagri Nomor 130/14106/SJ tanggal 18 Desember 2019
59
KETENTUAN PENYEDERHANAAN PADA JABATAN PENGAWAS
Penyederhanaan Birokrasi
pada Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota
dilakukan pada Jabatan
Pengawas (Eselon IV) untuk
menghadirkan pelayanan
publik yg terukur dan
mampu mewujudkan
efesiensi dan efektifitas
pemerintahan daerah
Penyederhanaan birokrasi pada Jabatan Pengawas
(Eselon IV), tidak dilakukan terhadap:
a. Jabatan yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
Kepala Satuan Kerja dengan kewenangan dan
tanggungjawab dalam penggunaan anggaran
atau pengguna barang/jasa;
b. Jabatan yang memiliki tugas dan fungsi yang
berkaitan dengan kewenangan/otoritas, legalisasi,
pengesahan, persetujuan dokumen, atau
kewenangan kewilayahan; dan
c. Jabatan yang memiliki kriteria dan syarat lain yang
bersifat khusus berdasarkan usulan masing-masing
Pemerintah Daerah
60
LANGKAH PENYEDERHANAAN BIROKRASI
1. Penyusunan kriteria unit
organisasi Jabatan Administrasi
(eselon III ke bawah) yang
dapat dan tidak dapat dialihkan
menjadi jabatan fungsional
2. Pemetaan keseuaian unit
organisasi jabatan administrasi
yang dapat dialihkan dan tidak
dapat dialihkan
ASPEK ORGANISASI
ASPEK TATA LAKSANA
ASPEK MANAJEMEN ASN
1. Pengalihan kewenangan manajerialjabatan Administrasi (eselon III kebawah) menjadi kewenanganjabatan fungsional;
2. Pengaturan tata kerja diantara JPT dengan Jabatan Fungsional dan Antar Jabatan Fungsional;
3. Mendorong Penggunaan TeknologiInformasi dalam mendukung tugasdan fungsi organisasi
1. kesiapan dan ketersediaan jabatan fungsionalyang akan menjadi jabatan pengganti
2. kemudahan proses inpassing jabatan eselon III kebawah menjadi jabatan fungsional
3. kesetaraan tunjangan jabatan eselon III kebawah dengan tunjangan jabatan fungsional
4. Pemetaan Jabatan Fungsional yang dapat dan dibutuhkan untuk menempatkan pejabatadministrasi yang dialihkan.
61
KRITERIA POTENSI PENGALIHAN UNIT ORGANISASI
ESELON III KEBAWAH
Unit Organisasi yang melaksanakan tugas dan fungsi yang berkaitan dengan:
a. kewenangan otorisasi, legalisasi, pengesahan, atau persetujuan dokumen dengan ketentuan:
1. kewenangan melekat secara atributif berdasarkan undang-undang bukan delegatif berdasarkan Peraturan Menteri/Pimpinan Lembaga.
2. sifat pekerjaanya rutin dengan tingkat frekuensi tinggi dan rentang kewilayahannya jauh dariunit organik/pusat.
b. kewenangan kewilayahan (kecamatan, kelurahan, instansi vertikal di kabupaten/kota, dan UPT tertentu)
c. pelaksanaan dukungan administratif kesekretariatan yang bersifat multispesialisasi/ heterogen.
d. pelaksanaan tugas dilaksanakan berdasarkan arahan/komando dari pimpinan unit organisasidengan cakupan tugas dan wilayah yang luas (contoh: Polres, Polsek, Korem, Koramil, DinasSatpol PP)
e. pelaksanaan fungsi Pengadaan barang/jasa pemerintah
(sesuai rekomendasi KPK (stranas KPK) dan amanat Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang telah mengamanatkan bahwa Unit KerjaPengadaan Barang/Jasa berbentuk struktural (vide Pasal 75 ayat 3)).
Unit organisasi yang melaksanakantugas dan fungsi:
• analisis dan penyiapan bahan kebijakan.
• koordinasi, pemantauan, danpelaporan.
• teknis tertentu dalam mendukungpenyelenggaraan urusanpemerintahan pada K/L.
• teknis yang bersesuaian dengan tugas dan fungsi jabatan fungsional.
• berkaitan dengan pelayanan teknisfungsional.
POTENSI DAPAT DIALIHKAN POTENSI TIDAK DAPAT DIALIHKAN
62
ARAH KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI(TARGET JANGKA PENDEK)
dalam fungsi dukungan manajemen tidak dilakukan
penyederhanaan birokrasi
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi, tetapi dilakukanPenambahan Inspektur Investigasi (Sesuai PP 72 Tahun 2019)
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi, kecuali pada JabatanPengawas (Eselon IV) yang menyelenggarakan Tugas dan FungsiBidang Perizinan, Investasi dan Pelayanan Publik
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi
Sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD
Inspektorat Daerah
Dinas dan Badan
Cabang Dinas,
UPTD dan RSD
63
ARAH KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KAB./KOTA(TARGET JANGKA PENDEK)
dalam fungsi dukungan manajemen tidak dilakukan
penyederhanaan birokrasi
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi, tetapi dilakukanPenambahan Inspektur Investigasi (Sesuai PP 72 Tahun 2019)
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi, kecuali pada JabatanPengawas yang menyelenggarakan Tugas dan Fungsi BidangPerizinan, dan Investasi.
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasi
Sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD
Inspektorat Daerah
Dinas dan Badan
UPTD dan RSD
tidak dilakukan penyederhanaan birokrasiKecamatan
PENGISIAN JABATAN LOWONG
64
Apabila terdapat
Jabatan Administrator
dan Jabatan Pengawas
yang saat ini lowong
dan/atau sebagai
akibat dari Penataan
Organisasi,
berdasarkan:
PP Nomor 72 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
Permendagri Nomor 56 Tahun 2019 Tentang Pedoman
Nomenklatur dan Unit Kerja Setda Provinsi dan Kab./Kota
Permendagri Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Perangkat Daerah
yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Di Bidang Kesbangpol
Kepmendagri Nomor 100–440 Tahun 2019 Tentang Evaluasi
Kelembagaan Perangkat Daerah yang Melaksanakan Urusan
Pemerintahan di Bidang Kesbangpol
Kepmendagri Nomor 100-441 Tahun 2019 Tentang Nomenklatur
Perangkat Daerah yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan di
Bidang Kesbangpol
maka PPK dapat
melakukan Pelantikan
sesuai dengan
Peraturan Perundang-
Undangan
PENYEDERHANAAN BIROKRASI PEMDA
MAPPING URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
65
Mapping Urusan
Pemerintahan Daerah
(32 Urusan Konkuren &
Penugasan sebagian
urusan Absolut)
sebagai basis Penataan
Perangkat Daerah dan
Penyederhanaan Birokrasi
c) Penyesuaian regulasi & Kebijakan terkait,
antara lain: PP 18/2016
a) Setiap Urusan Pemerintahan dipilah
(clustering) item dan sub urusan apa saja
yang langsung terkait dengan PERIZINAN,
DAN INVESTASI
b) Mapping Urusan Pemerintahan (pada huruf a)
sebagai basis untuk Penataan Perangkat
daerah (Perampingan Struktur) dan Jabatan.
CONTOH PEMILAHAN (CLUSTERING) & MAPPING URUSAN PEMERINTAHAN SEBAGAI BASIS PERAMPINGAN STRUKTUR DAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI
66
NO URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB./KOTA
1. Perizinan Pendidikan a. Penerbitan izin perguruan tinggi swastayang diselenggarakan olehmasyarakat.
b. Penerbitan izin penyelenggaraansatuan pendidikan asing.
a. Penerbitan izin pendidikanmenengah yang diselenggarakanoleh masyarakat.
b. Penerbitan izin pendidikan khususyang diselenggarakan olehmasyarakat.
a. Penerbitan izin pendidikan dasaryang diselenggarakan olehmasyarakat.
b. Penerbitan izin pendidikan anak usiadini dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
Penetapan standardisasi dan registrasitenaga kesehatan Indonesia, tenagakesehatan warga negara asing (TK-WNA), serta penerbitan rekomendasi pengesahanrencana penggunaan tenaga kerja asing(RPTKA) dan izin mempekerjakan tenagaasing (IMTA).
a. Penerbitan izin praktik dan izin kerjatenaga kesehatan.
3. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Minuman
Penerbitan izin usaha kecil obattradisional (UKOT).
a. Penerbitan izin apotek, toko obat, toko alat kesehatan dan optikal.
b. Penerbitan izin usaha mikro obattradisional (UMOT).
c. Penerbitan izin produksi makanan dan minuman pada industri rumah tangga.
4. Jasa Konstruksi Penerbitan izin usaha jasa konstruksi asing Penerbitan izin usaha jasa konstruksinasional (nonkecil dan kecil).
5. Perumahan a. Penerbitan izin pembangunan danpengembangan perumahan.
b. Penerbitan sertifikat kepemilikanbangunan gedung (SKBG).
6. Dll.
Lampiran UU 23/2014
IDENTIFIKASI DAN PEMETAAN TRANSFORMASI JABATAN
67
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota segera
melakukan Exercise Identifikasi/Pemetaan Transformasi
Jabatan Struktural ke Jabatan Fungsional Tertentu, serta
Penyelarasan Kebutuhan Anggaran terkait dengan
penghasilan pada jabatan yang terdampak oleh kebijakan
Penyederhanaan Birokrasi.
disampaikan kepada Mendagri melalui Direktur Jenderal
Otonomi Daerah dalam bentuk softcopy dan hardcopy,
paling lambat tanggal 31 Maret 2020
PENYEDERHANAAN BIROKRASI TAHAP 1 (S/D JUNI 2020)
68
Sesuai lampiran UU 23/2014 terdapat
beberapa Bidang Tugas pada
Perangkat Daerah Provinsi dan
Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
terkait Perizinan dan Investasi.
• Seluruh Eselon IV terkait perizinan
dan investasi berpotensi untuk
disederhanakan.
• sementara Eselon IV yang tidak
terkait langsung perizinan dan
investasi pada Tahap 1 s/d Juni 2020
tidak disederhanakan.
KLUSTER I:
Fokus Utama Penyederhanaan Birokrasi
adalah pada perizinan dan investasi,
yaitu Dinas Penanaman Modal dan PTSP
KLUSTER II:
Penyederhanaan Birokrasi pada masing-
masing Dinas/Badan yang terkait
perizinan dan investasi, misal: dalam
pemberian pertimbangan teknis,
pemberian rekomendasi, dll.
IDENTIFIKASI PEMANGKASAN BIROKRASI(LAMPIRAN UU 23/2014)
DPMPTSP
Dinas B
Dinas N
BadanA
BadanB
BadanN
Dinas A
69
Penyederhanaan Birokrasi Pemerintah Daerah
memperhatikan dan diarahkan untuk:
1. Stabilitasi dan kondusivitas nasional dan daerah;
2. Akselerasi capaian kinerja pembangunan nasional dan
daerah;
3. Pelayanan Publik yang semakin mudah, murah, gesit,
dan handal.
4. Public Trust & Good Governance.
FOKUS PENYEDERHANAAN BIROKRASI
71
Penyederhanaan Birokrasi tidak diberlakukan pada Jabatan Pimpinan TinggiPratama (Eselon II) dan Jabatan Administrator (Eselon III), hanya diberlakukanpada Jabatan Pengawas (Eselon IV).
1
Penyederhanaan Birokrasi secara bertahap.2
Penyederhanaan Birokrasi secara simultan diikuti dengan peningkatantunjangan Pejabat Fungsional.3
Kementerian Dalam Negeri akan menerbitkan Surat Edaran sebagai panduanPenyederhanaan Birokrasi.4
Penyederhanaan Birokrasi Pejabat Pengawas dan tahapan pelaksanaanmemperhatikan keistimewaan dan Otonomi Khusus Daerah.
Penyederhanaan Birokrasi dilaksanakan secara simultan dengan pembentukanJabatan Fungsional baru untuk mewadahi peralihan Pejabat Pengawas yangditiadakan, misal Penata Kelola Penanaman Modal dan Penata KelolaPerizinan.
5
Transformasi Jabatan Pengawas ke Jabatan Fungsional dilakukan dengankebijakan afirmasi serta memberikan masa transisi kepada Daerah.7
Penyederhanaan Birokrasi diikuti dengan perbaikan TPP8
6
a. Pejabat Pengawas pada seluruh Bidang DPMPTSPditiadakan, tetap dipertahankan pada Sekretariat.
b. Pejabat Pengawas pada Dinas/Badan penerbitrekomendasi teknis ditiadakan.
c. Pejabat Pengawas Seksi pada UPTD ditiadakan, sehinggaUPTD terdiri dari kepala UPTD dan Kasubbag Tata Usaha,dan UPTD tidak lagi menggunakan Tipe A dan Tipe B.
d. Pejabat Pengawas (Seksi) pada Cabang Dinasdipertimbangkan secara proporsional.
a. Tahap pertama (target jangka pendek), PenyederhanaanBirokrasi difokuskan pada Perangkat Daerah yangmembidangi Penanaman Modal/Investasi, Perizinan danPTSP dan Perangkat Daerah penerbitrekomendasi/pertimbangan teknis.
b. Tahap kedua, Penyederhanaan Birokrasi (penghapusanPengawas) pada UPTD dengan klasifikasi tertentu.
c. Tahap ketiga, Penyederhanaan Birokrasi pada CabangDinas.