“kebijakan pemerataan ekonomi - ekon.go.id · pancasila sebagai dasar negara kesatuan republik...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Solo, 26 Agustus 2017
“Kebijakan Pemerataan Ekonomi
Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan”
Lukita Dinarsyah Tuwo

1. LATAR BELAKANG
2. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI
3. PRIORITAS QUICK WIN
DAFTAR ISI

Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan – mencapai pertumbuhan +/- 6%
Pemerataan –
Penurunan Tingkat Kemiskinan,
Pengangguran dan Koefisien Gini
Stabilitas – Inflasi +/- 3%
• Infrastruktur • Paket Kebijakan Ekonomi • Penguatan Industrialisasi • Pengembangan KEK dan KI
• KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI
• Peningkatan KUR
• Perbaikan Bantuan sosial dan Subsidi
• Peningkatan Dana Desa
• Koordinasi Fiskal dan Moneter
• Penguatan TPID
• Pengendalian harga pangan
3
Untuk mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sehingga dapat mengatasi MIT (Middle Income Trap), maka pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas ekonomi harus tumbuh seiring dan saling memperkuat

KPE MEMBERIKAN KEADILAN (FAIRNESS) KEPADA SEMUA PENDUDUK UNTUK MENDAPATKAN APA YANG
DIBUTUHKAN BAGI PERBAIKAN KUALITAS HIDUPNYA
Yang Kecil/Lemah:
• Individu (petani, nelayan, pedagang, miskin perkotaan, dsb.)
• Kelompok usaha (mikro/kecil)
• Daerah/Kawasan (tertinggal, terluar, terpencil, kumuh, dsb)
Hal ini terjadi karena: Situasi kepemilikan aset terbatas atau nol,
keterbatasan kemampuan, keterbatasan akses (teknologi, pembiayaan,
pasar, sarana/prasarana), serta diskriminasi
Diatasi dengan Kebijakan Pemihakan antara lain melalui redistribusi,
hibah, subsidi dan fasilitasi serta mengurangi hambatan untuk berpartisipasi.
Equality: Kesamaan perlakuan.
Equity : Keadilan (fairness) untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan agar memperoleh kesempatan untuk memperbaiki
kualitas hidup.
4
Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) diperlukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional yang berazaskan
demokrasi dan berbasis ekonomi pasar yang adil.
Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya pada sila ke (3) Persatuan
Indonesia dan sila ke (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi salah satu landasan
hukum dari KPE.
Selanjutnya UUD 45 Bab 14 tentang Perekonomian dan Kesejahteraan Nasional pada pasal 33 dimana
Perekonomian Nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KPE

Kerangka Kebijakan Ekonomi untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Sesuai UUD 1945
• Reformasi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
menjadi pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis
pekerjaan. Dimulai dari sektor industri, diikuti sektor
jasa dan pertanian, melalui kerjasama Pemerintah,
BUMN dan Swasta.
• Kewirausahaan untuk mendorong terciptanya
pengusaha-pengusaha baru yang mempunyai daya
saing. Mendorong pelaku usaha mikro dan kecil
berkembang menjadi pelaku usaha menengah dan
besar.
Reformulasi dan penajaman kebijakan
pengembangan industri manufaktur,
pariwisata, perdagangan dan perikanan
Mentransformasi
skema subsidi
secara bertahap
menjadi bantuan
tepat sasaran, tepat
waktu, dan tepat
jumlah, serta
menyatukannya
dengan semua bentuk
Bantuan Sosial.
Akses terhadap
lahan
Kesempatan
Bekerja/
Berusaha
Bantuan
Sosial
Kualitas Sumber
Daya Manusia
Kebijakan Ekonomi 4
• Melaksanakan reforma agraria dan hutan sosial melalui
pendekatan klaster, berbasis komoditi unggulan di KBI maupun KTI
• Redistribusi lahan sebagai modal masyarakat menengah ke bawah
• Sertifikasi dalam rangka legalisasi aset
• Implementasi kebijakan LP2B
• Menyediakan hunian penduduk miskin perkotaan.
5

Petani dan Nelayan Miskin Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan UMKM Ritel
Perkotaan Pencari Kerja dan Pengusaha UMKM
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI ATAS 6%
• Pertumbuhan ekonomi di atas 6% diperlukan dalam rangka menyerap tenaga kerja yang lebih besar.
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi perlu diikuti dengan perbaikan kualitas pertumbuhan dengan menerapkan kebijakan
pemerataan ekonomi untuk mempercepat penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran dan rasio gini.
Mendorong
Aktivitas Ekonomi
dan Perluasan
Kesempatan Kerja
Memperluas
Akses Pasar bagi
UMKM
Meningkatkan
kapasitas SDM
dan Pelaku Usaha
Mengurangi Beban
Pengeluaran
Penduduk Kurang
Mampu
Meningkatkan
Efektivitas
Pelayanan Dasar
Meningkatkan
Peran Daerah
dalam Mendorong
Aktivitas Ekonomi
Perdesaan
Mempercepat Implementasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi
Mempercepat Implementasi Kebijakan Pemerataan Ekonomi
Lahan Kesempatan Berusaha Kapasitas SDM
TARGET :
• Pembangunan
infrastruktur
• Pembangunan
kawasan industri
• Pengembangan
Destinasi pariwisata
• Kawasan Ekonomi
Khusus
• Perbaikan iklim
investasi
• Penguatan usaha mikro-
kecil
• Peningkatan akses kredit
• Permodalan dan layanan
kredit investasi
• Kemudahan, kepastian,
dan perlindungan usaha
• Pendidikan dan
pelatihan
• Kemitraan dengan
perusahaan
• Penguatan lembaga
Pendidikan
• Penerapan standarisasi
mutu UMKM
• Penataan bantuan
kepada keluarga
miskin bersyarat
• Reformasi subsidi
energi
• Perluasan Jaminan
Sosial pekerja informal
• Pemenuhan dokumen
kependudukan
• Pembangunan/perbaika
n infrastruktur
perdesaan
• Perbaikan lingkungan,
sanitasi, sarana air
bersih
• Efektivitas kebijakan
fiskal
• Meningkatkan fungsi
pelayanan
• Pemanfaatan Dana
Desa, DAK, dan
Transfer ke daerah
6

QUICK WIN KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI (KPE)
Kebijakan Pemerataan Ekonomi yang memiliki dampak besar namun dapat segera diimplementasikan (quick win)
yaitu yang menyangkut kebijakan reforma agraria termasuk legalisasi lahan transmigrasi, pertanian& perkebunan,
pendidikan dan vokasi, perumbahan untuk masyarakat miskin perkotaan serta ritel modern dan pasar tradisional
REFORMA AGRARIA TERMASUK
LEGALISASI LAHAN TRANSMIGRASI
PENDIDIKAN DAN VOKASI PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT
MISKIN PERKOTAAN RITEL MODERN DAN PASAR
TRADISIONAL
7
ALOKASI LAHAN PERTANIAN &
PEREMAJAAN PERKEBUNAN
RAKYAT

8
Kebijakan: Definisi dan Tujuan Reforma Agraria
• Reforma Agraria adalah proses alokasi dan
konsolidasi kepemilikan, penguasaan/akses, dan
penggunaan lahan.
• Kebijakan Reforma Agraria dilaksanakan melalui dua
jalur, yaitu TORA dan Perhutanan Sosial. “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Tujuan
Reforma Agraria
UUD 1945
Pasal 33 ayat 3
Dasar Hukum
Mengurangi
ketimpangan
penguasaan dan
pemilikan tanah.
Menciptakan
sumber-sumber
kemakmuran dan
kesejahteraan
masyarakat yang
berbasis agrarian.
Menciptakan
lapangan kerja
untuk mengurangi
kemiskinan.
Memperbaiki akses
masyarakat kepada
sumber ekonomi.
Meningkatkan
ketahanan dan
kedaulatan pangan.
Memperbaiki dan
menjaga kualitas
lingkungan hidup
serta menangani
dan menyelesaikan
konflik agrarian.

9
Kebijakan: Cakupan Reforma Agraria
SINKRONISASI TORA DAN PERHUTANAN SOSIAL
Melalui program reforma agraria pemerintah melakukan alokasi kepemilikan lahan TORA dan pemberian legalitas akses
Perhutanan Sosial kepada masyarakat bawah
Reforma Agraria
LEGALISASI ASET
(4,5 Juta Ha) REDISTRIBUSI TANAH
(4,5 Juta Ha) 1 2 LEGALITAS AKSES 3
SKEMA 1 SKEMA 2
SKEMA 4 SKEMA 5
SKEMA 6
Tanah Transmigrasi Belum Bersertipikat
(0,6 Juta Ha) Sertifikasi Tanah Rakyat (PRONA)
HGU Terlantar dan
Tanah Terlantar
(0,4 Juta Ha)
Pelepasan Kawasan
Hutan
(4,1 Juta Ha)
Pemberian Akses
Pengusahaan Hutan
dalam periode tertentu
(12,7 Juta Ha)
TORA Perhutanan Sosial
(3.9 Juta Ha)
Lahan Transmigrasi Lama 342.344
bidang (220.000 Ha)
Lahan Transmigrasi Baru 567.124
bidang (380.000 Ha)
Lahan dari KLHK
Lahan Perhutani dan
Inhutani
1A
1B
2A
2B
3A
3B

TERIMA KASIH