kebijakan penataan ruang pengembangan perdesaan berkelanjutan sebagai implementasi rencana rinci...
DESCRIPTION
disampaikan pada Lokakarya Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan sebagai Implementasi RTRW Kabupaten di Jakarta 3 Juli 2014TRANSCRIPT
LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil studi (BPS and BAPPENAS) penduduk perkotaan tahun 2005 telah mencapai 48.3% dari seluruh penduduk Indonesia. Angka tersebut akan terus
tumbuh hingga mencapai 60% dari total penduduk atau sekitar 150 juta jiwa pada tahun 2015.
Perkembangan urbanisasi di kota-kota di Indonesia dan kecenderungannya ke depan.
Harus ada Kebijakan yang dapat meningkatkan pembangunan di perdesaan sehingga dapat mengurangi urbanisasi
ASPEK EKONOMI Tingginya tingkat KEMISKINANKEMISKINAN Kurang berkembangnya EKONOMI EKONOMI
LOKALLOKAL Rendahnya PRODUKTIVITASPRODUKTIVITAS
sumberdaya primer
ASPEK SOSIAL BUDAYA BERKURANGNYABERKURANGNYA petani dan
nelayan
MIGRASIMIGRASI penduduk ke perkotaan
Kurangnya APRESIASIAPRESIASI masyarakat thd aspek sosial budaya
ASPEK LINGKUNGAN
Eksploitasi Sumber daya Alam dan Kerusakan Lingkungan
Banyaknya alih fungsialih fungsi lahan pertanian
Defisit PanganDefisit Pangan
Rentan terhadap BENCANABENCANA
KAWASAN PERDESAANKawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Pengembangan Perdesaan Perdesaan dikembangkan sebagai pusat koleksi dan distribusi pertama dari hasil/produk yang dihasilkan oleh kawasan sekitarnya. Pengolahan lebih lanjut dari hasil tersebut dilakukan kawasan-kawasan industri di kawasan perkotaanDiperlukan dukungan sarana dan prasarana transportasi yang baik antara perdesaan dan perkotaanDiperlukan dukungan jaringan energi, telekomunikasi dan sumber daya air untuk mendukung pengembangan perdesaan
Kawasan Budidaya
Kawasan Perdesaan
Kawasan Perdesaan
Kawasan Perdesaan
Kawasan Perkotaan
Jaringa
n Jalan
Kebijakan pengembangan struktur ruang
dilakukan dengan menjaga keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara
kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN (pp 26/2008 rtrwn)
Kebijakan pengembangan pola ruang (kawasan budidaya)
dilakukan dengan:1.Mengembangkan dan melestarikan kawasan budi daya pertanian pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan
nasional2.Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi SDA
dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah
KEBIJAKAN NASIONAL TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN (PP 26/2008 rtrwn)
RTRWN:• Struktur Ruang• Arahan Indikasi Program Utama
• Peraturan Zonasi• Perijinan• Insentif/Disinsentif• Sanksi
Nasional
Provinsi
Kab./Kota
Perencanaan Pengendalian Pemanfaatan
Pemanfaatan
KSN
Pulau/KepProgram Sektoral
Pelaksana
Jakstra Opera-sionalisasi
RTRWProv:• Struktur Ruang• Arahan Indikasi Program Utama
KSProvProgram Sektoral
PelaksanaJakstra
• Peraturan Zonasi• Perijinan• Insentif/Disinsentif• Sanksi
RTRWKab/Kota:• Struktur Ruang• Arahan Indikasi Program Utama
RDTRProgram Sektoral
Pelaksana
• Peraturan Zonasi• Perijinan• Insentif/Disinsentif• Sanksi
Pengembangan Perdesaan Berkelanjutan
Kedudukan RTR pulau/kepulauan+KSN dan Kaitan dengan Program Perdesaan Berkelanjutan
KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN DALAM RTR PULAU (PULAU PAPUA)
Sebagian besar masyarakat asli Pulau Papua bermukim di kawasan-kawasan perdesaan yang dikenal dengan Kampung Masyarakat Adat.
Terdapat 2.337 kampung yang berada didalam atau disekitar hutan yang berimplikasi pada pemanfaatan ruang.
Masing-masing kampung masyarakat adat memiliki tanah ulayat yang merupakan kawasan bagi masyarakat bercocok tanam, berburu, melaksanakan kegiatan spiritual, dll.
Sebaran Kampung di Pulau Papua
*sumber: Rencana Tata Ruang Tanah Papua
Diperlukan kebijakan dan program pembangunan yang berpihak dan berbasis pada pengembangan kampung
Pengintegrasian kawasan kampung masyarakat adat dalam pengembangan wilayah Pulau Papua
dilakukan dengan:1.Mengidentifikasi dan melindungi kawasan kampung masyarakat adat sebagai syarat perijinan pemanfaatan ruang2.Memberdayakan kawasan kampung masyarakat adat dalam pengelolaan kawasan lindung3. Mengembangkan kawasan budidaya, sistem pusat permukiman serta prasarana dan sarana wilayah yang terintegrasi dengan kawasan kampung masyarakat adat
KEBIJAKAN TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN DALAM RTR KSN (KAPET PALAPAS)
Pengembangan kapet dilakukan dengan mengembangkan komoditas unggulan lokal (kakao, rumput laut, perikanan) dan produk turunannya.
Komoditas unggulan tersebut dihasilkan dari kawasan budidaya yang tersebar di dalam kawasan KAPET Palapas
Kawasan perdesaan di dalam kawasan berfungsi sebagai pusat koleksi distribusi pertama dari produk unggulan yang dihasilkan
Diperlukan program pengembangan kapet untuk meningkatkan konektivitas antara kawasan budidaya ke perdesaan
dengan kawasan perkotaan sebagai pusat pengolahan dan distribusi dari dan keluar
kawasan
TUJUAN PENATAAN RUANG KAPET
Penataan ruang KAPET bertujuan untuk mewujudkan pengembangan kegiatan ekonomi kawasan yang terpadu melalui dukungan inisiasi pemerintah, berbasis pengembangan ekonomi lokal dengan bertumpu pada sektor unggulan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah dengan membuka kesempatan pengembangan investasi dalam negeri dan membangun kemitraan dengan pihak luar negeri.
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
BERBASIS SEKTOR UNGGULAN SELEKTIF
TUJUAN PENATAAN RUANG KAPETTUJUAN PENATAAN RUANG KAPET
KAPET PALAPAS :•Sektor perkebunan dengan komoditas utama kakao dan kelapa•Sektor perikanan budidaya dengan komoditas utama rumput laut•Sektor perindustrian
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAPET
Pengembangan sektor unggulan selektif yang berkelanjutan dan berbasis kemampuan daya dukung lingkungan setempat
Penguatan sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dan sistem jaringan prasarana pendukung KAPET
1
2
1) mengembangkan kawasan peruntukan budidaya untuk komoditas unggulan dan produk-produk turunannya.
2) pengendalian mengendalikan alih fungsi lahan yang memiliki komoditas unggulan; dan
3) pengelolaan sumber daya alam dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan berbasis mitigasi bencana.
1) mengembangkan sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kegiatan sentra produksi bahan baku, kegiatan sentra industri pengolahan termasuk usaha mikro-usaha kecil-menengah, kegiatan penelitian, kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan jasa (informasi, lembaga keuangan, dan koperasi), dan kegiatan distribusi.
2) mengembangkan sistem jaringan prasarana utama yang melayani sistem pusat pelayanan kegiatan ekonomi dan konektivitas sentra-sentra produksi bahan baku demi peningkatan kuantitas, kualitas, dan pemasaran komoditas unggulan dan komoditas pendukung wilayah.
3) mengembangkan sistem jaringan prasarana lainnya berupa sistem jaringan teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional, sistem jaringan sumber daya air, sistem jaringan energi, dan sistem jaringan pengelolaan limbah yang mendukung pengembangan komoditas unggulan.
KEBIJAKAN STRATEGI