kebijakan perizinan pertambangan minerba berdasarkan uu 23/2014 tentang pemerintahan daerah
TRANSCRIPT
Disampaikan dalam FGD “Kebijakan Perizinan Pertambangan Mineral dan Batubara
dalam Kerangka Implementasi UU Pemda dan PTSP”Jakarta, 22 Juni 2016
Jakarta 2016
KEBIJAKAN PERIZINAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
KASUBDIT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH IDIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
Oleh:
NKRI, PEMERINTAHAN DAERAH, UU NO. 23 TAHUN 2014 & URUSAN PEM. DAERAH
PERUBAHAN KEWENANGAN BIDANG ESDM PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
HAL – HAL YANG PERLU SEGERA DILAKUKAN DAERAH TERKAIT PERUBAHAN KEWENANGAN
PENUTUP
1
2
4
5
OUTLINE PAPARAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
3
NKRI, PEMERINTAHAN DAERAH, UU NO. 23 TAHUN 2014 DAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH 1
NKRI DAN PEMERINTAHAN DAERAHUUD 1945
1. Menegaskan perlunya pengaturan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah (UU No. 23/2014)
2. Menegaskan bahwa UU No. 23/2014 bukan UU Kemendagri semua urusan konkuren dari K/L ada dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
3. Menegaskan posisi dari provinsi, kab/kota sebagai bagian dari NKRI memiliki satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT & DAERAH
o Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir pemerintahan ada ditangan Presiden, dimana urusan Pemerintahan yang diserahkan ke Daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada ditangan Presiden.
o Presiden menetapkan pedoman penyelengaraan urusan pemerintahan dan melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
o Pembinaan dan pengawasan peyelenggaraan Pemda kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Hubungan Presiden dengan gubernur dan bupati/walikota bersifat hierarkis dan hubungan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dengan bupati/walikota juga bersifat hierarkis
Sumber: Pemaparan Ditjen Otonomi Daerah
IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH
Lemah Konsep/Aturan
Ttg Pilkada Langsung,
Manajemen Pemda,
Pemekaran, Pembagian
Urusan, Posisi Gub Sbg Wkl
Pempus, Wakil Kdh, 1001 Hal
Lagi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Lemahnya Kapasitas
Kelembagaan Dan Pelaku/Aktor
Otda
Kurang Intensifnya
Pembimbingan, Pembinaan Dan
Pengawasan Oleh Pempus
Kultur Yang Kurang
Menunjang Di Banyak Daerah
Sumber: Pemaparan Ditjen Otonomi DaerahPERUBAHAN UU No. 32 TAHUN 2004
PEMBAGIAN URUSAN PEM. DAERAH
o Dalam RUU Pemda, pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, provinsi dan kabupaten/kota diatur secara jelas sehingga setiap tingkatan atau susunan pemerintahan memikul tanggung jawab untuk melayani masyarakat sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya.
Sumber: Pemaparan Ditjen Otonomi Daerah
o Kejelasan pembagian Urusan Pemerintahan juga menghindari terjadinya tumpang tindih kewenangan antar susunan atau tingkatan pemerintahan dan menghindari saling lempar tanggung jawab.
SALAH SATU PERUBAHAN DALAM UU No. 32 TAHUN 2004
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian
negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan
masyarakat.
1. Urusan pemerintahan daerah merupakan kewenangan Presiden2. Pelaksana urusan pemerintahan daerah
kementerian negara dan penyelenggara pemerintahan daerah
3. Tujuan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah adalah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat
Sumber: Ketentuan Umum UU No. 23 Tahun 2014
PRINSIP URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
penanggungjawab penyelenggaraan
suatu Urusan Pemerintahan
ditentukan berdasarkan
kedekatannya dengan luas, besaran, dan
jangkauan dampak yang ditimbulkan
oleh penyelenggaraan
suatu Urusan Pemerintahan
penyelenggara suatu Urusan Pemerintahan
ditentukan berdasarkan
perbandingan tingkat daya guna yang
paling tinggi yang dapat diperoleh
penyelenggara suatu Urusan
Pemerintahan ditentukan
berdasarkan luas, besaran, dan
jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan
suatu Urusan Pemerintahan
AKUNTABILITAS EFISIENSI EKSTERNALITASpenyelenggara suatu
Urusan Pemerintahan
ditentukan berdasarkan
pertimbangan dalam rangka menjaga keutuhan dan
kesatuan bangsa, menjaga kedaulatan
Negara, implementasi hubungan luar
negeri, pencapaian program strategis
nasional dan pertimbangan lain yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
STRATEGIS NAS.
Sumber: Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2014
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
urusan pemerintahan yang mutlak menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat
(politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional dan
agama)
urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat,
provinsi dan kabupaten/kota;
urusan Pemerintah Pusat yang dilimpahkan
pelaksanaannya kepada gubernur dan
bupati/walikota di wilayahnya masing-
masing,
misalnya urusan menjaga 4 pilar negara.
ABSOLUT KONKUREN UMUM
WAJIB PILIHAN
Yan Dasar
Tdk Yan Dasar ESDM
Pasal 161. Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan
konkuren sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) berwenang untuk:a. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan; danb. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan UP
yang menjadi kewenangan Daerah.2. NSPK berupa ketentuan peraturan perUUan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat sebagai pedoman dalam penyelenggaraan UP -konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan yang menjadi kewenangan Daerah.
3. Kewenangan Pemerintah Pusat dilaksanakan oleh kementerian dan LPNK.
4. Pelaksanaan kewenangan yang dilakukan oleh LPNK dikoordinasikan dng kementerian terkait.
5. Penetapan NSPK dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak PP mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren diundangkan.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pemetaan Urusan Pemerintahan …
Amanat Pasal 24 UU 23/2014
Penganggaran
Kelembagaan
Perencanaan
Intensitas Urusan
Daerah
men
entu
kan
Jml Penduduk
Besar APBDLuas Wilayah
Potensi
Proy. Tenaga KerjaPemanf. Lahan
Urs. Wajib tdk Yan
Urusan Pilihan
Daerah
PERMEN K/L
Rekomendasi Mendagri
PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
K/L DAERAH&melakukan
KEMENDAGRI
fasilitasi
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN2
CARA MENGENDALIKAN KEKUASAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH
Pasal 6Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan sebagai dasar dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan. Pasal 71. Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah.
2. Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dari sinilah munculnya NSPK Terutama utk pedoman penyelenggaraan UPD
Untuk memastikan bahwa NSPK tsb ditaati oleh daerah maka BINWAS menjadi suatu kebutuhan
Output Binwas harus dapat memastikan bahwa apa yang menjadi tanggung jawab presiden dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan telah dilaksanakan dengan baik oleh Penyelenggara Pemerintahan
Sumber: UU No. 23 Tahun 2014
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
UU No. 32/2004 UU No. 23/2014
o Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah namun tidak dirumuskan dengan jelas.
o Tidak terdapat sanksi bagi kepala daerah yang melalaukan tugas dan tanggung jawabnya atau melanggar peraturan perundang-undangan.
o Tidak ada pengaturan yang jelas peran kementerian/LPNK dalam melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah
o Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur secara jelas dengan berbagai instrumen seperti evaluasi, klarifikasi, persetujuan, dan bentuk lainnya;
o Diatur sanksi bagi penyelenggara pemerintahan daerah yang melanggar aspek-aspek kritis dan penting yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan;
o Kewenangan pembinaan oleh kementerian/LPNK yang urusannya diotonomikan diperjelas berupa pengawasan teknis, sedangkan pengawasan umum dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri
o Peran Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat dipertegas dan diperkuat dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kabupaten/kota di wilayahnya.
PENANGGUNGJAWAB BINWAS DI DAERAH
Pasal 81. Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah provinsi dilaksanakan oleh Menteri/ Kepala LPNK
2. Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
3. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri (Mendagri).
PERUBAHAN KEWENANGAN BIDANG ESDM PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN 3
NO SUB URUSANPP 38 TAHUN 2007 UU 23 TAHUN 2014
Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/ Kota
1 Migas V V V V - -
2 Minerba(* Panas Bumi, Air Tanah)
V V V V V -
3 Geologi V V V V V -
4 Ketenagalistrikan V V V V V -
5 Energi Baru Terbarukan (Sub Urusan Baru)
- - - V V V
1 KEWENANGAN:
Penerbitan izin pemanfaatan
langsung panas bumi
dalam daerah Kab/Kota
• Urusan Migas Kewenangan Sepenuhnya ada di Pemerintah Pusat• Kewenangan Urusan Minerba, Ketenagalistrikan, EBT, dan Geologi dibagi
kewenanganya antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dengan mempertimbangkan prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional.
• Pemerintah Kab/Kota hanya mempunyai kewenangan pada sub bidang EBT yakni terkait dengan Penerbitan izin pemanfaatan langsung panas bumi dalam daerah Kab/Kota
* Nomenklatur Sub Urusan pada PP 38/2007.(Minerba, Panas Bumi dan Air Tanah)
SUB-URUSAN MINERAL DAN BATUBARA
Sub Urusan
PP 38 TAHUN 2007 UU 23 TAHUN 2014Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/
Kota
Minerba 27 Kewenangan
18Kewenangan
18Kewenangan
11Kewenangan
7Kewenangan
-
Efisiensi/Penyederhanaan Kewenangan
Kewenangan Kab/Kota beralih ke ProvinsiEfisiensi/Penyederhanaan Kewenangan
Kabupaten/Kota Tidak Punya Kewenangan Sub Urusan Minerba
1. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam 1 (satu) Daerah provinsi dan wilayah laut sampai dengan 12 mil.
2. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan Daerah yang berada dalam 1 (satu) Daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.
3. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan yang berada dalam 1 (satu) Daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.
4. Penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan rakyat.
5. Penerbitan izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang komoditas tambangnya berasal dari 1 (satu) Daerah provinsi yang sama.
6. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat keterangan terdaftar dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang kegiatan usahanya dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
7. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan.
7 KEWENANGAN PROVINSI SUB BIDANG MINERAL DAN BATUBARA
Sesuai Amanat Lampiran UU 23 Tahun 2014
HAL – HAL YANG PERLU SEGERA DILAKUKAN DAERAH TERKAIT PERUBAHAN KEWENANGAN4
1. Agar tidak terjadi kevakuman pelaksanaan pemerintahan dalam pelayanan publik dan urusan pemerintahan lainnya.
2. Untuk menghindari stagnasi penyelenggaraan pemerintahan daerah yang berakibat terhentinya pelayanan kepada masyarakat luas, yang pelaksanaannya tidak dapat ditunda dan tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan P3D.
3. Penyelenggaraan pemerintahan daerah, diharapkan tetap akan dilaksanakan walau tanpa dukungan P3D oleh tingkatan/susunan pemerintahan yang saat ini menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren tersebut sampai dengan diserahkannya P3D
SEGERA MELAKUKAN SERAH TERIMA P3DSurat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri Nomor 120/253/Sj
Berdasarkan dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014Pasal 404 yang mengatakan “Serah terima personel, pendanaan, sarana dan prasarana, serta dokumen sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota yang diatur berdasarkan Undang Undang ini dilakukan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang Undang ini diundangkan”.
1. Bupati/Walikota tidak lagi mempunyai kewenangan dalam penyelenggraan urusan pemerintahan bidang pertambangan minerba terhitung tanggal 2 Oktober 2014
2. Dengan berlakuknya UU 23 Tahun 2014, maka pasal – pasal dalam Undang – Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara beserta peraturan pelaksanaanya yang mengatur kewenangan Bupati/Wlikota tidak mempunyai kekuatan hukum;
3. Untuk memberikan kepastian hukum dan kepastian berusaha kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara, Gubernur dan Bupati/Walikota segera melalkukan koordinasi terkait dengan penyerahan Dokumen IUP
BUPATI/WALIKOTA SEGERA MENYERAHKAN BERKAS PERIZINAN KEPADA GUBERNURSurat Edaran (SE) Menteri ESDM No 04.E/30/DJB/2015
Bupati/Walikota Segera menyerahkan Dokumen-Dokumen Perijinan kepada Gubernur
1. IUP Eksplorasi2. IUP Operasi Produksi
Mineral Logam3. IUP Mineral Bukan Logam,
Batuan dan Batubara,4. dll
TINDAK LANJUT PENGALIHAN P3D
P 3 D P R OV I N S I K A B / KO TA
Personil pastikan kualitas dan kuantitas personil yang akan menangani kewenangan
inventarisasi personil yang mempunyai kompentensi teknis ESDM
Pendanaanadanya perencanaan pendanaan setelah diserahterimakan dan pastikan pemeliharaan terhadap aset yang diserahterimakan terbiayai
inventarisasi pendanaan terkait kegiatan ESDM yang kewenangannya akan diserahterimakan
Prasarana dan Sarana
inventarisasi atas prasarana dan sarana yang akan diserahterimakan
inventarisasi prasarana dan sarana (aset) yang akan diserahterimakan
Dokumenmemastikan kesesuaian dokumen, jika diperlukan lakukan cek lapangan untuk menjaga akuntalibitas
inventarisasi dokumen-dokumen terkait kegiatan ESDM
HARMONISASI
Tim transisi (keterlibatan SKPD terkait)
Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang:
1. menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Tambang;
2. menduduki Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi;
3. melaksanakan pengawasan pertambangan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur/Bupati/ Walikota;
4. mengisi kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang atau Inspektur Minyak dan Gas Bumi yang saat ini masih menduduki jabatan pelaksana;
5. telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Inspektur Tambang dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang pengelolaan pertambangan;
6. telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Inspektur Minyak dan Gas Bumi dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan minyak dan gas bumi; dan
7. telah lulus pendidikan Diploma IV (D-lV) program konsentrasi Keinspekturan Tambang dan Keinspekturan Minyak dan Gas Bumi.
1. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi yang melaksanakan tugas pengawasan minyak dan gas bumi dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
2. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi dan Jabatan Administrasi yang melaksanakan tugas pengawasan pertambangan dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
3. Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur Tambang tetapi berada di luar unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang pengelolaan pertambangan dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
4. Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur Minyak dan Gas Bumi tetapi berada di luar unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang pengelolaan minyak dan gas bumi dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kriteria PNS yang wajib dialihtugaskan ke Kemen. ESDM
Kriteria PNS yang dapat dialihtugaskan ke Kemen. ESDM
Sumber : Perka BKN No. 10 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pengalihan PNS yang Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang ESDM (Diundangkan tanggal 29 April 2016)
Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang:1. menduduki Jabatan Fungsional Inspektur
Ketenagalistrikan;
2. menduduki Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi;
3. mengisi kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan atau Penyelidik Bumi yang saat ini menduduki jabatan Pelaksana;
4. telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur Ketenagalistrikan yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Inspektur Ketenagalistrikan dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang ketenagalistrikan; dan
5. telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi yang memenuhi syarat pengangkatan sebagai Penyelidik Bumi dan bekerja pada unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang penyelidikan kebumian.
Kriteria PNS yang wajib dialihtugaskan ke Provinsi
Kriteria PNS yang dapat dialihtugaskan ke Provinsi
1. Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang melaksanakan tugas dan fungsi bidang energi dan sumber daya mineral dan/atau tugas dan fungsi lain yang menyelenggarakan penatalaksanaan personil, pendanaan, sarana dan prasarana, dan dokumentasi dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi.
2. Pegawai Negeri Sipil yang telah pendidikan dan pelatihan Jabatan Ketenagalistrikan tetapi berada di melaksanakan tugas dan mengikuti dan lulus Fungsional Inspektur luar unit kerja yang fungsi di bidang ketenagalistrikan dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi
3. Pegawai Negeri Sipil yang telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi tetapi berada di luar unit kerja yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang kegeologian dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi
4. Pegawai Negeri Sipil yang menduduki Jabatan Administrasi yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang kegeologian, ketenagalistrikan, atau energi baru terbarukan dan konservasi energi kecuali pemanfaatan langsung panas bumi dapat dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi
Sumber : Perka BKN No. 10 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pengalihan PNS yang Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang ESDM (Diundangkan tanggal 29 April 2016)
Izin yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Undang-Undang ini tetap berlaku sampai dengan habis berlakunya
izin
Pasal 402
Termasuk perizinan di bidang ESDM
Tindak lanjut
Provinsi segera berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk:1. Menginventarisasi perizinan yang masih berlaku, sedang
berproses pengajuan dan yang akan berakhir di Kabupaten/Kota Tim Transisi Provinsi dan Kab/Kota
2. Menginventarisasi regulasi dan kebijakan terkait bidang ESDM3. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)4. Berkoordinasi terknis dengan Kementerian ESDM
HAL LAIN
Sumber: UU No. 23 Tahun 2014
PENUTUP1. Provinsi dan Kabupaten/Kota perlu berkoordinasi aktif/keterlibatan
( masa transisi), jangan saling menunggu menjamin kepastian pelayanan tetap berjalan
2. Provinsi agar berkoordinasi secara teknis dengan Kementerian ESDM3. Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Bengkulu agar segera
menginventarisasi persiapan pemindahan Personil, Prasarana sarana, Pendanaan dan Dokumen (P3D) berkoordinasi dengan Provinsi
4. Kegiatan urusan ESDM agar tetap mendasarkan pada:a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;b. Surat Edaran Nomor 120/253/Sj tentang Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Setelah Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; dan
c. Surat Edaran Nomor 04.E/30/DJB/2015 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
TERIMA KASIH
SUBDIT ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT SIUPD IDITJEN BINA BANGDA
KEMENDAGRI
TELP/FAX: (021) 7983785Email :