kebijakan ptk dikmen 2014 laboratorium
DESCRIPTION
Materi Bimtek Juru Bengkel 2014 FT UNM MakassarTRANSCRIPT
KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN PTK
PENDIDIKAN MENENGAH
D IR EKTO R AT JEN D ER A L PEN D ID IKA N M EN EN G A HKEM EN TER IA N PEN D ID IKA N DA N KEBU DAYA A N2014
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAHKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN2014
Pokok Bahasan•Kebijakan Direktorat P2TK Dikmen•Pendidikan Menengah Universal •Implementasi Kurikulum 2013•Ujian Nasional
PERUMUSAN KEBIJAKAN
FASILITASI DAN BINTEK
KERJASAMA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
EVALUASI
TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIT. PEMBINAAN PTK DIKMEN
PTK SMA, SMK, PAKET
C, SMLB
PERENCANAAN KEBUTUHAN
PENINGKATAN KUALIFIKASI
PEMBINAAN SISTEM KARIR
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
PEMBERIAN PENGHARGAAN
DAN PERLINDUNGAN
Teknisi LaboratoriumPermendiknas No. 26 Tahun 2008
Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah
A. Kualifikasi1. S1 bagi guru, expr. 3th2. D3 bagi teknisi , expr. 5th
3. Sertifikat B. Kompetensi
1. Kepribadian2. Sosial3. Manajerial4. Profesional
KEPALA
A. Kualifikasi1. D2 & Sertifikat
B. Kompetensi1. Kepribadian2. Sosial3. Administratif4. Profesional
TEKNISI
A. Kualifikasi1. D1 & Sertifikat
B. Kompetensi1. Kepribadian2. Sosial3. Administratif4. Profesional
LABORAN
PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL
(WAJIB BELAJAR)
7
Wajib Belajar: Diamanatkan oleh Undang-Undang Wajib diikuti oleh semua penduduk usia
sekolah Dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Sanksi bagi yang tidak mengikuti
• Pendidikan Menengah Universal: Difasilitasi oleh pemerintah untuk
menampung semua penduduk usia sekolah Pembiayaan ditanggung bersama oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
Sanksi relatif longgar bagi yang tidak mengikuti
Pentingnya Pendidikan Menengah UniversalMenjaga kesinambungan dan konsekuensi logis
keberhasilan wajib belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
1
8
Menjawab tantangan persaingan global yang menempatkan makin pentingnya SDM berpendidikan
3Wajib belajar memiliki korelasi positif dengan pertum-buhan ekonomi, daya saing, kesehatan, dan pendapatan
4Pendidikan menengah memiliki kontribusi positif terhadap kehidupan bersosial dan berpolitik
Usia lulus SMP/Sederajat masih belum layak bekerja, sehingga bila tidak sekolah akan memiliki dampak sosial yang kurang baik
2
5
Perbandingan APK SMP dan APK SM Tahun 2010
9
APK SM/Sederaja
tAPK SMP/
Sederajat
APK SMA/Sederajat Nasional
sebesar 70.53%APK
SMP/Sederajat Nasional
sebesar 98.20%
Masih terdapat sekitar 28% lulusan SMP/Sederajat yang belum tertampung di SMA/Sederajat
10
TUJUAN
Meningkatkan kualitas
penduduk Indonesia dalam
mendukung pertumbuhan
ekonomi dan daya saing
bangsa, peningkatan kehidupan
sosial politik serta
kesejahteraan masyarakat.
SASARAN 2020
11
Semua lulusan
SMP/Sederajat dapat melanjutka
n ke jenjang
Pendidikan Menengah
Tempat tersedia (dalam jarak terjangkau)
Waktu tersedia (bagi yang sudah bekerja)
Biaya terjangkau
Kualitas terjaga
Jaminan kepastian bagi yang berminat
Terbuka bagi semua
Manfaat
12
40%
24%
SMA/MA :
SMK:
Diploma I/II/III:
16%
SMP/MTs :
≤ SD/MI :
≥ S1/D4 :
8,2%
10%
4%
6%
2015
20%
22%
20%
8,2%18%
8%
8%
2025Pendidikan
BOS Efektif
WajarSukses
Semua Siswa
sampai SMA/K/M
A
Tidak adaTambahan
Naker ≤ SMA/K/MA
Naker SMA/K/MA
Naik
(BPS)
50,4%
19,1%
14,7%
8,28,2%
2,8%
4,8%
2010(Perkiraan) (Perkiraan)
13
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Rata-rata Lama Sekolah
(RLS)
Harapan Lama Sekolah
(HLS)
Indeks Pendidikan
Pendidikan
Harapan Hidup Pada Saat Lahir
GNI Perkapita
(PPP $)
Indeks Kesehatan
Indeks Pendapatan
Kesehatan Pendapatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
(usia 25 tahun keatas) (Mulai masuk sekolah)
13,2 Tahun(tertinggi=18)
5.8 Tahun(tertinggi=12,6)
(Pendidikan memiliki efek pengali terhadap kesehatan dan pendapatan)
Skema Program Pendidikan Menengah Universal
14
Penuntasan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus [3% Penduduk Usia Pendidikan
Menengah]
Meningkatkan IPM
Meningkatkan RLS(25 Tahun Keatas)
Meningkatkan HLS
Menggairahkan Pendidikan Vokasi Bagi yang sudah
Bekerja
Pendidikan Vokasi di SMK Malam dan BLK
Pelaksanaan Paket C Vokasi
Penuntasan Pendidikan Menengah Universal[97% Penduduk Usia
Pendidikan Menengah]
Penyiapan Sarana PrasaranaPenyiapan PTK
Penyiapan Anggaran
Tujuan
Sasaran
Program
LampungSulawesi Barat
Jawa BaratBanten
RiauPapua Barat
Kalimantan BaratSumatera Selatan
Kalimantan TengahPapua
Kalimantan SelatanJawa Tengah
Sulawesi SelatanNusa Tenggara TimurNusa Tenggara Barat
JambiJawa Timur
Maluku UtaraAceh
Sulawesi TenggaraSulawesi Tengah
GorontaloBengkulu
Kepulauan Bangka BelitungSumatera BaratSulawesi Utara
Sumatera UtaraKepulauan Riau
BaliKalimantan Timur
MalukuDI Yogyakarta
DKI Jakarta
0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 120.0 140.0
58.0458.2559.5660.6461.2862.4262.9363.1963.2264.4264.4564.9365.2966.5269.5770.8672.4172.8575.5977.3478.5979.4581.7483.3784.2585.5186.5587.6390.5891.7893.54
102.75119.22
Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Menengah
Rata-Rata Nas APK SM
70,53 %
Tahun 2010/2011
2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/20110.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
52.2056.22
60.5164.28
69.60 70.53
Perkembangan APK Dikmen 2005/2006-2010/2011 (Persen)
47.3%52.7%
Kab/Kota dgn APK < Rata2 NasionalKab/Kota dgn APK >= Rata2 Nasional
Distribusi APK DikmenKabupaten/Kota 2010/2011
(235 Kab/Kota)(262Kab/Kota)
15
0
20
40
60
80
100
120
140
Kabupaten/Kota
AP
K (
%)
Jakarta Timur, DKI
Jakarta Selatan, DKI
Sorong, Papua Barat
Tanah Tidung, KaltimSampang, Jatim Manggarai Timur, NTT
Distribusi APK Dikmen Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010/2011
Kota Yogya, DI Yogyakarta Kota Balikpapan, Kaltim
Labuhanbatu Utara, Sumut
Rata-rata Nasional = 70,53%
262 Kab/Kota
235 Kab/Kota
16
17
KONDISI LEMBAGA, SISWA DAN GURU DIKMEN
NO SATUAN PENDIDIKAN LEMBAGA SISWA GURU
1 SMA 11.575 4.287.777 264.512
2 SMK 9.875 4.026.865 175.656
3 MA 5.897 1.001.998 121.907
4 SMLB 677 6.957 871
5 PAKET C 4.358 329.974 -
J U M L A H 32.382 9.653.571 562.946
Sumber data : Data Pokok Pendidikan Tahun 2011
18
NAD
Sumut
Sumbar
Sumsel
Riau
LampungBengkulu
Jambi
Kepri
Babel
Kalbar
Kalteng
Kaltim
Kalsel
BantenJabar
DKI
Jateng
DIYBali NTB
Sulsel
Sultra
SulutGorontalo
Sulbar
Sulteng Papua Barat
Papua
Maluku Utara
Maluku
Provinsi dengan APK Dikmen dibawah rata-rata nasional ( 70,53 %)
Provinsi dengan APK Dikmen diatas rata-rata nasional (70,53 %)
Belum merintis Pendidikan Menengah Universal
Sudah merintis Pendidikan Menengah Universal
PROVINSI YANG TELAH MENCANANGKAN KEBIJAKAN DIKMEN UNIVERSAL
Bentuk intervensi yang diberikan provinsi dalam melaksanakan kebijakan pendidikan menengah universal:1. Pemberian BOS-DA dengan besaran Rp 375.000 – Rp 1.836.000 /siswa /tahun2. Pemberian subsidi siswa miskin BKM-DA dengan besaran Rp 100.000 – Rp 2.880.000 /siswa /tahun
Jatim
NTT
Sasaran Implementasi Dikmen Universal
Mutu yang terjaga, tidak berkurang karena adanya penambahan daya tampung1
19
Pemerataan distribusi layanan pendidikan menengah untuk menjangkau yang tidak terjangkau 3Peningkatan kebekerjaan (employability) lulusan (khususnya SMK)4Pencapaian target APK di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota secara bertahap.
Perimbangan SMA – SMK sesuai potensi dan kebutuhan daerah2
5
20
Proses Pengambilan Putusan TaktisOptimasi distribusi: penyimpangan minimum
Optimasi penggabungan: utilisasi maksimum
Alur Pikir Perencanaan Kebutuhan Dikmen Universal
Penduduk Usia Sekolah: Jumlah dan Sebaran
Kebutuhan USB/RKB: Jumlah dan SebaranSPM
Target Peserta Didik: Jumlah dan Sebaran
Target APM/K
Kebutuhan PTK Minimal: Jumlah dan Sebaran
Kebutuhan PTK Ideal: Jumlah dan SebaranSNP
Proyeksi 2012-...
Tambahan Peserta Didik: Jumlah dan Sebaran
Tambahan USB/RKB: Jumlah dan Sebaran
Tambahan PTK Minimal: Jumlah dan Sebaran
Tambahan PTK Ideal: Jumlah dan Sebaran
Peserta Didik
Unit Sekolah
PTK
Kondisi 2010Putusan Strategis
Kebutuhan Anggaran (Investasi dan Operasi)
Standar Biaya
Tambahan Anggaran (Investasi dan Operasi) Anggaran
Alur Pikir Perencanaan Kebutuhan Dikmen Universal
21
Nasional
Propinsi
Kabupaten/Kota
0
20
40
60
80
100
120
APK
Tahun
Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal
APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun
22
Percepatan APK Pendidikan Menengah
Perkiraan Kebutuhan Anggaran untuk Pembangunan Fisik dan Operasional Mendukung Wajar 12 Tahun ( 2013-2020)
0
20
40
60
80
100
120AP
K
Tahun
Perbandingan APK Program Wajar 12 Tahun dan APK Normal
APK Program Wajar 12 Tahun APK NormalAPK Normal APK Wajar 12 Tahun
z
APK 97,0%(2020)
APK 97,0%(2038)
Program PercepatanReguler
(Rp. Milyar)
No Peruntukan 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Total
1 Sarana dan Prasarana Pendidikan 2.943 2.888 3.163 3.165 3.231 3.320 3.397 1.573 23.680
2 Peserta Didik 14.725 15.396 16.015 16.584 17.123 17.650 18.172 18.685 134.351
3 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3.938 5.824 7.689 8.279 8.504 8.727 8.946 9.175 61.082
4 Sistem Pembelajaran 1.253 1.398 1.558 1.626 1.674 1.722 1.770 1.707 12.709
22.859 25.507 28.425 29.653 30.532 31.420 32.286 31.140 231.821Total
23
Target Pencapaian Dikmen Universal per Provinsi
24
Strategi Pencapaian Pendidikan Menengah Universal
Pendidikan Menengah Universal
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pese
rta D
idik
BOS SMPe
nyed
iaan
Dis
trib
usi
Kualifi
kas
i
Sert
ifika
si
Pela
tihan
Kari
r dan
Kese
jahte
raan
Pengharg
aa
n d
an
Perl
indunga
n
Satuan Pendidikan
Ruang
Bela
jar
lain
nya
Unit S
eko
lah
Baru
(USB
) dan R
uang
Kela
s Baru
(R
KB
)Bantuan Biaya
Pendidikan
Sis
t.
Pem
bela
jara
n
Sistem Evaluasi
Penyelarasan
Kewirausahaan
Bahan Pembelajaran
(termasuk yang berbasis TIK)
Kurikulum + Pendidikan Karakter
Rehab
Ruang K
ela
s
Asra
ma
Gu
ru d
an
Sisw
a
Beasiswa
BOP Paket C
Man
aje
men
dan ku
ltur
seko
lah
Pera
lata
n
Pend
idika
n
Pengembangan Bakat dan
Minat
KURIKULUM 2013
KERANGKA PIKIR
HARAPAN KURIKULUM
2013SISWA yang seimbang antara sikap (attitude), ketrampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge) untuk menghasilkan lulusan yang produktif, kreatif, inovatif yang mampu menjawab tantangan global
ISI : Apa Yang Akan Diajarkan Kepada Siswa
PEMBELAJARAN (Bagaimana
Pembelajaran Oleh Guru)
MANAJEMEN SEKOLAH
(Kepemimpinan Pembelajaran dan
Manajemen Perubahan)
HASIL : Siswa Yang
Berpengetahuan, Terampil Dan Berperilaku
Sesuai Kurikulum 2013
Landasan Pengembangan Kurikulum
Aspek Filosofis
• Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan masyarakat
• Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi
Aspek Yuridis
• RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN • Perubahan metodologi pembelajaran • Penataan kurikulum
• INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010 • Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter
bangsa
Aspek Konseptual
• Relevansi • Model Kurikulum Berbasis Kompetensi • Kurikulum lebih dari sekedar dokumen • Proses pembelajaran • Aktivitas belajar • Output belajar • Outcome belajar • Penilaian Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Penjenjangan penilaian
Permasalahan Kurikulum 2006Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (sikap, keterampilan, dan pengetahuan) dan belum tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
A. Kompetensi Lulusan
Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
Belum menghasilkan Keterampilan sesuai kebutuhan
Pengetahuan-pengetahuan lepas B. Materi Pembelajaran
Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
Beban belajar terlalu berat
Terlalu luas, kurang mendalam C. Proses Pembelajaran
Berpusat pada guru (teacher centered learning)
Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
Buku teks hanya memuat materi bahasan
A. Kompetensi Lulusan
Berkarakter mulia
Keterampilan yang relevan
Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran
Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
Materi esensial
Sesuai dengan tingkat perkembangan anak C. Proses Pembelajaran
Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
Sifat pembelajaran yang kontekstual
Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
Kondisi Saat Ini Konsep Ideal
Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
D. Penilaian
Menekankan aspek kognitif
Test menjadi cara penilaian yang dominan
E. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Memenuhi kompetensi profesi saja
Fokus pada ukuran kinerja PTK
F. Pengelolaan Kurikulum
Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
D. Penilaian
Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
Penilaian test dan portofolio saling melekatE. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
Motivasi mengajar F. Pengelolaan Kurikulum
Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
Kondisi Saat Ini Konsep Ideal
Alasan Pengembangan KurikulumTantangan Masa Depan
•Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA•Masalah lingkungan hidup•Kemajuan teknologi informasi•Konvergensi ilmu dan teknologi•Ekonomi berbasis pengetahuan•Kebangkitan industri kreatif dan budaya•Pergeseran kekuatan ekonomi dunia•Pengaruh dan imbas teknosains•Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan•Hasil TIMSS dan PISA
Kompetensi Masa Depan
• Kemampuan berkomunikasi• Kemampuan berpikir jernih dan kritis• Kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan• Kemampuan menjadi warga negara
yang bertanggungjawab• Kemampuan mencoba untuk mengerti
dan toleran terhadap pandangan yang berbeda
• Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
• Memiliki minat luas dalam kehidupan• Memiliki kesiapan untuk bekerja• Memiliki kecerdasan sesuai dengan
bakat/minatnya• Memiliki rasa tanggungjawab terhadap
lingkunganFenomena Negatif yang Mengemuka
•Perkelahian pelajar•Narkoba•Korupsi•Plagiarisme•Kecurangan dalam Ujian (Contek, Kerpek..)•Gejolak masyarakat (social unrest)
Fenomena Negatif yang Mengemuka
•Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif•Beban siswa terlalu berat•Kurang bermuatan karakter
ELEMEN PERUBAHAN
ELEMEN PERUBAHAN
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH
Wajib
Kelompok A• Pendidikan Agama dan
Budi Pekerti• Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan• Bahasa Indonesia• Matematika• Sejarah Indonesia• Bahasa Inggris
Kelompok B•Seni Budaya (termasuk muatan lokal)
•Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk muatan lokal)
•Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)
Kelompok
Peminatan
Mata pelajaran peminatan akademik
(untuk SMA)
Matapelajaran peminatan akademik
dan vokasi (untuk SMK)
UJIAN NASIONAL
Tujuan Ujian Nasional
Menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
Dasar hukum
Permen 22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Hasil ujian nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a.pemetaaan mutu program dan/atau satuan pendidikan
b.dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.
c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan
d.pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan
DIT. P2TK DIKMEN• SUBDIT PTK SMK
Gedung D LT. 12 KemdikbudJl. Pintu 1 SenayanJAKARTA Telp/Fax.: 021-57974106Website: www.p2tkdikmen.kemdikbud.go.id email: [email protected] atau [email protected]
TERIMA KASIH