kebijakan untuk penyediaan akses pada listrik

20
KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN Jakarta, 7 Juni 2012 disampaikan oleh: Hasril Nuzahar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan

Upload: cybil

Post on 24-Feb-2016

69 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN. Jakarta, 7 J uni 2012. KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK. d isampaikan oleh: Hasril Nuzahar Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

Jakarta, 7 Juni 2012

disampaikan oleh:

Hasril Nuzahar

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan

Page 2: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

2KESDM

Kebijakan Pemerintah dalam Sektor Ketenagalistrikan(berdasarkan UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan)

Tujuan Pembangunan Ketenagalistrikan

Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (pasal 2 ayat (2)).

Penyediaan Tenaga Listrik Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan pemerintah daerah

menyediakan dana untuk: Kelompok masyarakat tidak mampu Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di daerah yang belum

berkembang Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan perbatasan, dan Pembangunan listrik perdesaan (pasal 4 ayat (3))

Page 3: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

3KESDM

Arah Pengembangan Penyediaan Tenaga Listrik(berdasarkan draft RUKN 2010-2029)

Pengembangan kapasitas penyediaan tenaga listrik diarahkan pada pertumbuhan yang realistis dan diutamakan untuk menyelesaikan krisis penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin cadangan dengan mengutamakan pemanfaatan sumber energi setempat serta meniadakan rencana pengembangan pembangkit BBM.

Pengembangan sistem transmisi tenaga listrik diarahkan kepada pertumbuhan sistem, peningkatan keandalan sistem dan mengurangi kendala pada sistem penyaluran serta adanya pembangunan pembangkit baru.

Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat mengantisipasi pertumbuhan penjualan tenaga listrik, mempertahankan tingkat keandalan yang diinginkan dan efisiensi serta meningkatkan kualitas pelayanan.

Page 4: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

4KESDM

Infrastruktur Ketenagalistrikan Nasional: Transmisi yang sudah ada

: Transmisi yang direncanakan

: Pembangkit Listrik

• KAPASITAS PEMBANGKIT : 39.193 MW• PANJANG JARINGAN TRANSMISI: - 500 KV : 4.923 kms - 275 KV : 9.505 kms - 150 KV : 24.380 kms - 70 KV : 4.724 kms• PANJANG JARINGAN DISTRIBUSI: - JTM : 275.613 kms - JTR : 406.149 kms

SUMATERA : • Pembangkit: 5.909 MW (15%)• 275 kV : 1.011 kms• 150 kV : 8.382 kms• 70 kV : 332 kms• JTM : 75.382 kms• JTR : 83.827 kms

JAMALI : • Pembangkit: 29.231 MW (74%)• 500 kV : 4.923 kms• 275 kV : 8.494 kms• 150 kV : 12.126 kms• 70 kV : 3.437 kms• JTM : 137.354 kms• JTR : 256.156 kms

Nusa Tenggara: • Pembangkit: 282 MW (1%)• JTM : 7.836 kms• JTR : 7.794 kms

KALIMANTAN : • Pembangkit: 1.602 MW (4%)• 150 kV : 1.568 kms• 70 kV : 123 kms• JTM: 23.487 kms• JTR : 22.540 kms

SULAWESI : • Pembangkit: 1.625 MW (4%)• 150 kV : 2.304 kms• 70 kV : 833 kms• JTM : 24.482 kms• JTR : 29.722 kms

MALUKU : • Pembangkit:233 MW (1%)• JTM : 4.722 kms• JTR : 2.717 kms

PAPUA : • Pembangkit: 311 MW (1%)• JTM : 2.351 kms• JTR : 3.393 kms

Total kapasitas terpasang pembangkit nasional hingga akhir Mei 2012 adalah sebesar 39.193 MW, panjang transmisi tenaga listrik adalah 43.533 kms, dan panjang jaringan distribusi tenaga listrik adalah 682.123 kms.

Sistem kelistrikan yang telah terinterkoneksi dengan baik adalah sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera.

Page 5: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

5KESDM

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014Rasio Elektrif ikasi

63% 64,3% 65,1% 65,8% 67,2% 72,95% 75,9% 78,0% 80,0%

RENCANA (Tahun)REALISASI (Tahun)

NAD87,72% Sumut

83,98%

Sumbar

77,72%

Riau 78,17

%

Sumsel72,71

%

Bengkulu

71,15%

Babel82,26

%

Lampung

70,40%

Jakarta100,00

%Banten68,17

%Jabar70,72

%

Jateng77,31

%

Jambi76,54

%

DIY75,19

%

Jatim72,05

%

Bali69,77

%

NTB52,88

%

NTT39,92

%

Kalbar65,37

%

Kalteng

67,28%

Kalsel75,65

%

Kaltim63,44

%Sulut73,21

%Gorontal

o54,69%

Sulteng

64,84%

Sultra56,46

%Sulsel74,19

%

Malut70,34

%

Maluku

70,80% Papua29,25

%

Category :

> 60 %

41 - 60 %

20 - 40 %

Sulbar64,12

%

Kepri91,52

%

Papua Barat

58,24%

Rasio Elektrifikasi

Page 6: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

6KESDM

1.79

4,50

1.75

5,70

38,8

0

DM BP

SUMBAGUT

2.33

2,00

29,0

0

DM BP

SUMBAGSELTENG

202,

50

190,

1

DM BP BL

KHATULISTIWA

28,2

0

27,5

20,

68

DM BP

TERNATE

BL

277,

14

27,9

4

DM BP

SULBAGUT

BL

78,9

774

,44 4,53

DM BP

PALU

BL

675,

36

642,

06

33,3

DM BP

SULSEL

BL

47,8

53,8

-6

DM BP

KENDARI

BL

53,8

43,9 9,9

DM BP

AMBON

BL

52,0

0

51,7

70,

23

DM BP

JAYAPURA

48,9

0

41,6

7,3

DM BP

KUPANG

BL

144,

72

135,

73

8,99

DM BP

LOMBOK

BL

21.7

83

20.3

43 1.44

0

DM BP BL

JAMALI28

7,24

273,

57

13,

7

DM BP

MAHAKAM

BL35

,80 26

,11 9,

69

DM BP

BELITUNG

BL

23,2

22,

9 0,3

DM BP BL

SAMPIT

330

330

0,00

DM BP BL

BARITO

90,4

0

88,1

42,

26

DM BP

BANGKA

BL

12,4 24

9,2

2.30

3,00

241,

30

271,

90

- 30,6

DM BP

BATAM

BL

BL BL

BL

LEGEND:DM : Daya MampuBP : Beban PuncakBL : Balance (=DM-BP)

Kondisi Kelistrikan Nasional (April 2012)

* Catatan: Data diambil pada saat beban puncak tertinggi

Page 7: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

7KESDM

4,5

51

4,6

01

18,

596

9,6

41

20,

332

19,

739

47,

681

38,

742

2011 2020

1,1

55

1,0

87

3,3

55

2,7

18

2011 20202011 2020

1,1

52

1,0

97

4,4

63

2,9

92

2011 2020

326

289

2,0

51

767

2011 2020

115

105

591

273

182

159

563

533

2011 2020 2011 2020

LEGEND:: Daya Mampu (MW): Beban Puncak (MW)

: Konsumsi Listrik

Prakiraan Kondisi Kelistrikan 10 Tahun ke Depan

Sesuai RUPTL PLN 2011-2020, diperkirakan pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik nasional adalah sebesar 8,46% pertahun. Untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik tersebut dan mendukung program MP3EI, telah direncanakan penambahan

kapasitas pembangkit hingga tahun 2020 sebesar 55.345 MW atau rata-rata sebesar 5.535 MW pertahun. Memperhatikan bahwa kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2020 masih tinggi di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera, maka

kebutuhan tambahan kapasitas pembangkit terbesar adalah di sistem kelistrikan Jawa-Bali (27.349 MW) dan Sumatera (14.045 MW). Untuk itu, telah direncanakan pembangunan pembangkit berkapasitas besar seperti a.l. PLTU Mulut Tambang (MT) di Sumatera dan PLTU 1.000 MW ultra super critical di Jawa-Bali.

Sedangkan untuk sistem kelistrikan lainnya (di luar Jawa-Bali dan Sumatera), penambahan kapasitas pembangkit tenaga listrik diarahkan untuk menyelesaikan kekurangan penyediaan tenaga listrik yang terjadi di beberapa daerah, meningkatkan cadangan dan terpenuhinya margin cadangan.

Page 8: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

8KESDM

Pengembangan Jaringan Transmisi & Distribusi

2011 2020

9,7

25

28

,05

7

2011 2020

28

,980

40

,558

2011 2020 1,6

91

9,9

95

2011 2020

2,4

19

2011 2020

1,0

18

2011 2020

918

* dalam kms

2011 2020

15

9,20

9

26

8,07

7

2011 2020

39

3,51

0

55

5,20

4

2011 2020

46,

027

15

1,5

58

2011 2020

54

,56

4

80,5

66

2011 2020

15,

630

22,2

55

2011 2020

7,4

39

11,2

43

2011 2020

5,7

44

10,1

26

Sampai dengan tahun 2020, total panjang jaringan transmisi yang akan dikembangkan adalah sepanjang 49.299 kms. pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik masih merupakan pengembangan sistem dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di sistem kelistrikan Jawa-Bali serta tegangan 500 kV, 275 kV, 150 kV, dan 70 kV untuk sistem kelistrikan di luar Jawa-Bali.

Memperhatikan bahwa pembangunan pembangkit baru lebih banyak di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera, maka untuk menyalurkan daya listrik tersebut, pembangunan jaringan transmisi di ke-dua sistem kelistrikan tersebut lebih dikembangkan dibandingkan dengan sistem kelistrikan lainnya. Khusus untuk Sumatera, disamping telah dikembangkan jaringan transmisi bertegangan 275 kV, direncanakan juga pengembangan jaringan transmisi bertegangan 500 kV untuk memudahkan pengiriman daya dari Sumbagsel yang kaya akan sumber energi primer ke demand di Sumbagut.

Sampai dengan tahun 2020, total panjang jaringan distribusi yang akan dikembangkan adalah sepanjang 416.906 kms. Pengembangan jaringan distribusi tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan keandalan dan mengakomodasi tambahan pelanggan baru.

Transmisi Distribusi

Transmisi Distribusi

Transmisi Distribusi Transmisi Distribusi

Transmisi Distribusi

Transmisi Distribusi Transmisi Distribusi

*Sumber: RUPTL PLN 2011-2020

2011 2020

3,1

37 9

,867

Page 9: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

9KESDM

Prioritas Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikandalam 10 Tahun ke Depan

Pembangkit Tenaga Listrik Menyelesaikan pembangunan proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II Menyelesaikan pembangunan pembangkit milik PLN dan IPP dalam program reguler Menyelesaikan pembangunan PLTP dan PLTA dalam upaya pemanfaatan energi baru terbarukan dan energi

setempat. Mendorong pembangunan PLTU Mulut Tambang dalam upaya pemanfaatan potensi batubara kalori rendah

yang berlimpah. Mempercepat alokasi dan pengadaan gas untuk pembangkit dalam upaya untuk mengurangi konsumsi BBM. Mendorong pembangunan PLTU berteknologi ultra super critical berkapasitas 1.000 MW dalam upaya

mengurangi emisi. Transmisi Tenaga Listrik

Menyelesaikan pembangunan transmisi terkait pendukung proyek 10.000 MW Tahap I dan Tahap II Menyelesaikan de-bottlenecking transmisi tenaga listrik (misal: pembangunan transmisi 500 kV di sistem

kelistrikan Sumatera sebagai backbone sehingga memudahkan pengiriman daya dari Sumbagsel yang kaya akan sumber energi primer ke demand di Sumbagut)

Mengembangkan sistem interkoneksi Jawa-Sumatera sehingga daya listrik dari PLTU MT yang besar di Sumatera dapat ditransfer ke Jawa.

Memperkuat sistem interkoneksi yang sudah ada di sistem kelistrikan Jawa-Bali dan Sumatera. Mengembangkan sistem interkoneksi di sistem kelistrikan Kalimantan dan Sulawesi Mengembangkan sistem interkoneksi Kalimantan Barat-Serawak dalam rangka pemenuhan kebutuhan

tenaga listrik khususnya pada waktu beban puncak untuk menghindari pemakaian pembangkit BBM. Mengembangkan sistem interkoneksi Sumatera – Penisula Malaysia dalam rangka mengoptimalkan operasi

sistem dengan memanfaatkan perbedaan waktu terjadinya beban puncak antara ke-dua sistem tersebut.

Page 10: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

10KESDM

Hambatan Dalam Pembangunan InfrastrukturPenyediaan Tenaga Listrik

Bebarapa hambatan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik antara lain: Keterbatasan kemampuan pendanaan, baik APLN maupun APBN

Lamanya proses perizinan/rekomendasi dari instansi terkait seperti: Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Daerah.

Permasalahan pengadaan/pembebasan lahan baik untuk pembangkit maupun transmisi (ROW)

Lamanya proses custom clearing di pelabuhan

Tumpang tindih wilayah pengembangan panas bumi dengan wilayah cagar alam dan atau wilayah taman nasional.

Page 11: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

11KESDM

Rumah Tangga belum

berlistrik

PrioritasDaerah dgn RE < 40%

daerah tertinggal dan desa nelayan

Off Grid:• PLTS • Sistem sel surya dengan Lampu Hemat Energi

On Grid:Setara 220 VA,Percepatan Lisdes dengan memperluas jaringan

Listrik Murah dan Hemat(Rp/ kWh)

Listrik Murah

dan Hemat(Rp/ kWh)

Listrik Murah dan Hemat untuk Masyarakat Tidak Mampu

Page 12: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

12KESDM

Aceh1.020

Sumut2.080

Sumbar305

Riau 0

Kepri275

Jambi80

Sumsel100

Bengkulu20

Lampung740

Banten1.200

DKI 265

Jabar1.785

Jateng4.583

DIY0

Jatim2.270

Bali220

NTB235

NTT25

Kalbar425

Kalteng100

Kalsel0

Kaltim190

Sulteng70

Sultra140

Gorontalo30

Sulut20

Sulsel425

Maluku0

Pabar60

Papua30

Babel30

Malut25

Sulbar185

Jumlah RTS Nelayan yang mendapat program Listrik Murah

dan Hemat adalah: 16.933

RTS : Rumah Tangga Sasaran

Sebaran Penyediaan Listrik Murah dan Hemat Untuk RTS Nelayan Tahun 2012

Page 13: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

13KESDM

Aceh600

Sumut450

Sumbar600

Riau0

Kepri150

Jambi0

Sumsel525

Bengkulu450

Lampung300

Banten150

DKI 0

Jabar150

Jateng0

DIY0

Jatim375

Bali0

NTB600

NTT975

Kalbar450

Kalteng75

Kalsel150

Kaltim225

Sulteng750

Sultra675

Gorontalo225

Sulut225

Sulsel300

Maluku600

Pabar600

Papua1.425

Babel75

Malut525

Sulbar375

Jumlah RTS Daerah Tertinggal yang mendapat program Listrik

Murah dan Hemat adalah: 12.000

Sebaran Penyediaan Listrik Murah Dan Hemat Untuk RTS Daerah Tertinggal Tahun 2012

Page 14: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

14KESDM

Perkembangan Subsidi Listrik

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

33.1

10.6

33.9 37.4

82.1 73.0

62.1

93.18

Rp. Triliun

Page 15: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

www.djlpe.esdm.go.id

Page 16: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

16KESDM

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

50,000

55,000

60,000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

MW 29,354

26,75030,477 31,077 31,602 33,823

37,403

44,17849,190

53,358

Realisasi

Rencana

Eksisting realisasi

Tambahan pembangkit baru Eksisting rencana

REALISASI (2005-2011) DAN RENCANA (2012-2014)

KAPASITAS PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK NASIONAL

Rencana tambahan pembangkit baru 2012: 6.775 MW2013: 5.012 MW2014: 4.168 MW

Page 17: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

17KESDM

PETA LOKASI PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP ISUMATERA 10 PROYEK (1.431 MW)1. PLTU NAD – Meulaboh (2x110 MW)2. PLTU SUMUT – Pangkalansusu (2x220 MW)3. PLTU SUMBAR – Teluk Sirih (2x112 MW)4. PLTU 1 RIAU - Bengkalis (2x10 MW)5. PLTU 2 RIAU – Selat Panjang (2x7 MW) *)

6. PLTU KEP. RIAU -Tj. Balai Karimun (2x7 MW)7. PLTU RIAU - Tenayan (2x110 MW)8. PLTU 3 BANGKA – Bangka Baru (2x30 MW)9. PLTU 4 BANGKA – Belitung (2x16,5 MW10.PLTU LAMPUNG – Tj. Selaki (2x100 MW)

JAWA-BALI 10 PROYEK (7.490 MW)11. PLTU 1 BANTEN – Suralaya (1x625 MW)12. PLTU 2 BANTEN - Labuan (2x300 MW)13. PLTU 3 BANTEN - Lontar (3x315 MW)14. PLTU 1 JABAR - Indramayu (3x330 MW)15. PLTU 2 JABAR – Pelabuhan Ratu (2x350 MW)16. PLTU 1 JATENG – Rembang (2x315 MW)17. PLTU 2 JATENG – Cilacap Baru (1x660 MW)18. PLTU 1JATIM – Pacitan (2x315 MW)19. PLTU 2 JATIM - Paiton (1x 660 MW)20. PLTU 3JATIM – Tj. Awar Awar (2x350 MW)

NUSA TENGGARA 4 PROYEK (117 MW)21. PLTU 1 NTB – Bima (2x10 MW)22. PLTU 2 NTB – Lombok (2x25 MW)23. PLTU 1 NTT – Ende (2x7 MW)24. PLTU 2 NTT – Kupang (2x16,5 MW)

KALIMANTAN 5 PROYEK (625 MW)25. PLTU 1 KALBAR – Parit Baru (2x50 MW)26. PLTU 2 KALBAR – Bengkayan (2x27,5 MW)27. PLTU 1 KALTENG – Pulang Pisau (2x60 MW)28. PLTU 1 KALSEL – Asam Asam (2x65 MW)29. PLTU KALTIM – Tl. Balikpapan (2x110 MW)

SULAWESI 4 PROYEK (220 MW)30. PLTU SULUT – Amurang (2x25 MW)31. PLTU GORONTALO – Anggrek (2x25 MW) *)

32. PLTU SULTRA– Kendari (2x10 MW)33. PLTU SULSEL – Barru (2x50 MW)

MALUKU 2 PROYEK (44 MW)34. PLTU MALUT - Tidore (2x7 MW)35. PLTU MALUKU – Ambon (2x15 MW)

PAPUA 2 PROYEK (34 MW)36. PLTU 1 PAPUA - Timika (2x7 MW) **)

37. PLTU 2 PAPUA – Jayapura (2x10 MW)

INDONESIA BARAT (11 proyek: 1586 MW) INDONESIA TIMUR

(14 Proyek: 835 MW)

JAWA-BALI (10 Proyek: 7490

MW)

1

2

3

4

56

7

89

11

19

22 2123

24

26

25

2728

29

31

30

32

33

34

35

37

3610

13

1215

14

17

20

18

1611

TOTAL KAPASITAS: 9.911 MW (35 Proyek)

Page 18: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

18KESDM

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT

DALAM FTP I

PROGRAM 10.000 MW

TAHAP IKESDM

Penanggung Jawab ProgramPelaksana di Lapangan Penanggung Jawab

Pembinaan & Pengawasan Pengadaan

INSTANSI UTAMA

INSTANSI PENDUKUNG

Kemenko Ekonomi

KemenRistek Kemenkeu Kemenhub KLH

Kemenhut KemenPerind BPN Pemda

•Koordinasi program•Penyelesaian hambatan

•Alih teknologi •Jaminan pemerintah•Kebijakan fiskal•Pendanaan & pinjaman LN•Kemudahan pemeriksaan barang/material di pelabuhan

• Izin pengerukan • Izin pemasangan SBNP• Izin jetty/pelabuhan khusus

•Baku mutu lingkungan hidup•AMDAL

• Izin pinjam pakai lahan/tukar guling

•TKDN • Izin survey• Izin lokasi•Pembebasan lahan•Rekomendasi jetty

• Izin penatagunaan tanah•Pembebasan lahan

•Perencanaan ketenagalistrikan•Kebijakan pasokan batubara•Sertifikat Laik Operasi (SLO)•Penandasahan import barang selesai•Pendanaan transmisi terkait melalui APBN•Mismatch batubara dengan boiler•Endorsement perubahan kapasitas

Catatan: dalam proses

selesai

RUPS

PLN KBUMN

Koordinasi/fasilitasi

Page 19: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

PROGRAM PERCEPATAN 10.000 MW TAHAP II

(Permen ESDM No. 01/2012)

SUMATERA

• PLTA : 476 MW• PLTP : 2.670 MW• PLTU : 531 MW• PLTGB : 16 MW

TOTAL : 3.693 MW

KALIMANTAN

• PLTU : 548 MW• PLTGB : 8 MW• PLTG : 280 MW

TOTAL : 836 MW

SULAWESI

• PLTA : 190 MW• PLTP : 145 MW• PLTU : 360 MW• PLTGB : 16 MW

TOTAL : 711 MW

MALUKU + PAPUA

• PLTP : 35 MW• PLTU : 116 MW• PLTGB : 16 MW

TOTAL : 167 MW

BALI + NUSA TENGGARA

• PLTP : 65 MW• PLTU : 70 MW• PLTGB : 8 MW

TOTAL : 143 MWJAWA

• PLTA : 1.087 MW• PLTP : 2.010 MW• PLTU : 1.400 MW

TOTAL : 4.497 MW

TOTAL

• PLTA : 1.753 MW• PLTP : 4.925 MW• PLTU : 3.025 MW• PLTGB : 64 MW• PLTG : 280 MW

TOTAL : 10.047 MW

Page 20: KEBIJAKAN UNTUK PENYEDIAAN AKSES PADA LISTRIK

Biaya : Pemeriksaan

Instalasi Listrik,

Penyambungan, Uang Jaminan

Langganan DITANGGUNG (LEBIH MURAH)

Penyambungan baru

menjadi setara 220 VA dengan

57 kWh/bln(LEBIH HEMAT

DARI 450 VA)

PROGRAM

Program Listrik Murah dan Hemat

MURAH DAN HEMAT

On grid setara 220 VA (Tidak ada Biaya beban Abonemen 57 kWh/bln berbentuk voucher Rp 14.800

Off grid dengan PLTS/sistem sel surya yang dibangun Pemerintah

EXISTING : 450 VA

biaya beban Rp 4.950/bln

biaya pemakaian kWh Rp 25.000/bln (variabel).

Total : Rp.29.950

Masih Terasa Mahal

1.2 PENGERTIAN MURAH DAN HEMAT