kebijakan)iptekuntukindonesia) yang)sejahteradanberdaulat...
TRANSCRIPT
h"p: www.drn.go.id
Kebijakan Iptek Untuk Indonesia Yang Sejahtera dan Berdaulat
6/26/14 1
Sidang Paripurna DRN Kamis, 26 Juni 2014
Ruang Komisi Utama BPPT, Jakarta
Dewan Riset Nasional
h"p: www.drn.go.id
IPTEK: KUNCI SUKSES PEREKONOMIAN MODERN Peringkat
Daya Saing (2013) 1 Switzerland 2 Singapore 3 Finland 4 Germany 5 United States 6 Sweden 8 Netherland 9 Japan 10 United Kingdom 11 Norway 12 Taiwan 13 Qatar 14 Canada 15 Denmark 16 Austria 17 Belgium 20 Saudi Arabia 21 Australia 23 France 24 Malaysia 25 South Korea 27 Israel 28 Ireland 29 China 35 Spain 38 Indonesia 42 Poland 44 Turkey 46 Czech Republic 49 Italy 51 Portugal 53 South Africa 55 Mexico 56 Brazil 60 India 64 Russia 82 Iran 84 Ukraine 104 ArgenVna 133 Pakistan 6/26/14 2
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20 21 23 24 25 27 28 29 35 38
42 44 46 49 51 53 55 56
60 64
82 84
104
133
-‐20
0
20
40
60
80
100
120
140
160
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Perin
gkat Daya Saing
RDE/GDP (%)
Negara yang maju selalu didukung intensitas iptek yang dihasilkan oleh R&D industri, perguruan Rnggi, dan pemerintahnya.
• R&D Expenditure berkorelasi PosiRf dengan Peringkat Daya Saing Global • Negara berperingkat daya saing Rnggi adalah yang RDE/GDPnya > 2%
h"p: www.drn.go.id JUMLA
H ILMUWAN
DAN
ENJIN
IR/ JUTA
PEN
DUDU
K
PERSENTASE PENGELUARAN R&D/GDP
POSISI INDONESIA
Indonesia memiliki jumlah Ilmuwan dan Enjinir serta anggaran R&D yang rendah dibanding negara-‐negara lain di dunia.
h"p: www.drn.go.id
Lingkaran Masalah Pembangunan Iptek.... 1
6/26/14 4
PerhaRan thd penRngnya
iptek
Alokasi Anggaran R&D
Kondisi Sumberdaya & infrastruktur
iptek Kinerja dunia
iptek
Kontribusi iptek terhadap
pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi &
Kesejahteraan Sosial
• Iptek kurang mendapat perhaRan karena kontribusinya yang rendah terhadap pembangunan;
• Akibatnya, alokasi anggaran untuk pembangunan iptek Rdak menjadi prioritas;
• Rendanya dukungan dana mengakibatkan kondisi sumberdaya dan infrastuktur yang lemah, dan kinerja dunia iptek yang kurang bagus.
• Rendahnya kinerja (produkRvitas iptek) berakibat pada rendahnya kontribusi iptek terhadap pembangunan.
• MERUPAKAN “LINGKARAN SETAN”.
h"p: www.drn.go.id
Anggaran Iptek...
6/26/14 5
R&D Expenditure/GDP (%): Jepang : 3,4 % (2012) Korea Selatan: 3,6 %(2012) Singapura: 2,6 % (2012) Malaysia: 0,8 % (2012) China : 1,8% (2012) Indonesia: 0,08% (2009)
Rendahnya perhaRan thd
penRngnya iptek
Rendahnya Alokasi
Anggaran R&D
Lemahnya Sumberdaya & infrastruktur
iptek
Rendahnya kinerja dunia
iptek
Rendahnya Kontribusi iptek
dalam pembangunan
Rasio Anggaran Iptek dan Litbang Sektor Pemerintah terhadap APBN (1969-‐2009) à Semakin Turun
Rasio Anggaran Iptek dan Litbang Sektor Pemerintah terhadap PDB (1969-‐2009) à Semakin Turun
h"p: www.drn.go.id
Sumberdaya Iptek: – Jumlah peneliV per 10.000 AK
• Indonesia (360) • Malaysia (710), • Thailand (399), • Singapura (5.818).
– Pembangunan Prasarana dan sarana Laboratorium kurang mendapat prioritas.
Kinerja Iptek: -‐ Jurnal Ilmiah (2012):
• Indonesia: 20.166 -‐ Thailand: 82.259 • Singapura: 149.509 -‐ Vietnam : 16.474 • Malaysia: 99.187 -‐ Philipines: 13.163
-‐ Paten USPTO 2000-‐2007 : -‐ Indonesia : 85, -‐ Philipina : 256 -‐ Malaysia : 901, -‐ Singapura: 3.644 -‐ Thailand : 310,
6/26/14 6
Kondisi Sumberdaya dan Kinerja Iptek Jumlah Tenaga Riset / 100 employment
h"p: www.drn.go.id
• Fakta: -‐ Angka Total Factor ProducVvity yang
masih rendah (1,047 tahun 2011); -‐ Industri masih didominasi (74%) produk
berkandungan teknologi rendah; -‐ Masih Vngginya angka impor pangan (105
T) , subsidi energi (310 T) , impor barang konsumsi (144 T);
-‐ Ekspor masih didominasi produk mentah dan industri padat tenaga kerja;
Penyebab: -‐ Industri masih berbasis pada ekstraksi sumber
daya alam; -‐ Industri menggunakan teknologi berdasarkan
lisensi; -‐ Industri belum percaya terhadap kualitas iptek
hasil R&D Dalam Negeri -‐ R&D Lembaga Litbang & PT belum berorientasi
bisnis
6/26/14 7
Kontribusi Iptek Terhadap Pembangunan Ekonomi
h"p: www.drn.go.id
• Iptek Belum Banyak Memberikan Sumbangsih Terhadap Kesejahteraan Masyarakat ; Fakta: – indeks pembangunan manusia, Indonesia berada pada posisi
121 dari 187 negara di dunia (2012). – R&D Belum banyak mengatasi masalah penyediaan air
bersih, listrik, kesehatan di daerah terVnggal atau terpencil; – R&D belum mampu memberikan manfaat dalam
penanganan bencana dan perubahan iklim dan masalah degradasi lingkungan;
Penyebab: -‐ Iptek dan inovasi sejauh ini lebih banyak
diorientasikan pada pembangunan industri; -‐ PeneliVan sosial kemanusiaan masih belum menjadi
prioritas bidang iptek; 6/26/14 8
Kontribusi Iptek Terhadap Kesejahteraan Sosial
h"p: www.drn.go.id
Lingkaran Masalah Pembangunan Iptek... 2
6/26/14 9
PerhaRan thd penRngnya
iptek
Alokasi Anggaran
R&D
Kondisi Sumberdaya & infrastruktur
iptek
Kinerja dunia iptek
Kontribusi iptek terhadap pembangunan
Tertatanya Kelembagaan
Iptek
Tingkat Fragmentasi, duplikasi dan koordinasi
Riset
Pertumbuhan Ekonomi & Kesejahteraa
n Sosial
• Iptek kurang mendapat perhaVan;
• Menyebabkan belum adanya upaya serius untuk menata kelembagaan iptek;
• Jumlah unit riset pemerintah terlalu banyak dan tersebar;
• Disertai alokasi dana riset yang kecil mengakibatkan hasil riset terfragmentasi duplikasi, dan inefisiensi.
• Akhirnya berpengaruh kepada kinerja dunia iptek.
Kelembagaan Iptek
h"p: www.drn.go.id
JUMLAH PENELITI DAN PEREKAYASA DI LITBANG PEMERINTAH (2013)
No INSTITUTION No of Researchers
1 MINISTRY OF AGRICULTURE 1688
2 INDONESISIAN INSTITUTE OF SCIENCE 1525 3 NATIONAL NUCLEAR AGENCY 426
4 MINISTRY OF MARINE AND FISHERIES 465
5 MINISTRY OF HEALTH 424
6 MINISTRY OF FORESTRY 444
7 MINISTRY OF ECUCATION AND CULTURE 656
8 MINISTRY OF INDUSTRY 351
9 MINISTRY OF TOURIST AND CREATIVE ECONOMY 12
10 MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES 286
11 NATIONAL INSTITUTE OF AERONAUTICS AND SPACE 278
12 AGENCY FOR THE ASSESSMENT AND APPLICATION OF TECHNOLOGY
251
13 MENISTRY OF PUBLIC WORKS 190
14 MINISTRY OF RELIGION 177
15 MINISTRY OF INTERNAL AFFAIRS 203
16 MINISTRY OF TRANSPORTATION 124
17 MINISTRY OF COMMUNICATION AND INFORMATION
120
10
18 GENERAL SECRETARIATE OF PEOPLE ASSEMBLY 81 19 MINISTRY OF SOCIAL 78 20 AGENCY FOR METEROLOGY, CLIMATE &
GEOPHISIC 64
21 MINISTRY OF LAW AND HUMAN RIGHT 52 22 AGENCY OF GEOSPATIAL INFORMATION 31 23 MINISTRY OF FINANCE 58 24 AGENCY OF STATE ADMINISTRATION 40 25 AGENCY FOR NATIONAL FAMILY PLANNING
PROGRAM 41
26 MINISTRY OF LABOR AND TRANSMIGRATION 55 27 MINISTRY OF COOPERATIVE AND SMALL
BUSINESS 30
28 ATTORNEY GENERAL OFFICE 25 29 CENTRAL BUREAU OF STATISTICS 22 30 AGENCY OF NATIONAL STANDARDISATION 15 31 MINISTRY OF TRADE 11 32 NUCLEAR ENERGY REGULATORY AGENCY 10 33 NATIONAL LAND AFFAIRS AGENCY 8 34 MINISTRY OF DEFENSE 10 35 SUPREME COURT OF INDONESIA 16 36 STATE EMPLOYMENT AGENCY 3 37 NATIONAL ARCHIVE INSTITUTE 2 TOTAL 8,272
DIVIDED INTO: 199 WORKING UNIT Engineering Researchers (Perekayasa): 2,100
h"p: www.drn.go.id HIGHER EDUCATION & LECTURERS BY STATUS YEAR : 2009/2010
No Variables State Private
Total No % No %
1 InsRtuRon 83 2.76 2.928 97,24 3.011 University 48 10,43 412 89.57 460
InsVtute 6 11.32 47 88.68 53
School of Higher Learning
2 0.15 1,314 99.85 1,316
Academy -‐ -‐ 1,015 100.00 1,015
Polytechnic 27 16.17 140 83.83 167
2 Lecturers 65,751 28.17 167,639 71.83 233,390 University 55,048 40.23 81,780 59.77 136,828
InsVtute 4,021 41.30 5,716 58.70 9,737
School of Higher Learning
469 0.88 52,737 99.12 53,206
Academy -‐ -‐ 21,681 100.00 21,681
Polytechnic 6,213 52.04 5,725 47.96 11,938 11
h"p: www.drn.go.id
Kelembagaan Iptek
6/26/14 12
• Lemahnya koordinasi karena terlalu banyak unit riset (199 Puslitbang LPK dan LPNK, dengan 11.051 peneliV/perekayasa).
• Kegiatan R&D perguruan Vnggi Vdak terintegrasi dengan R&D sektor pemerintah (83 PTN, 2.928 PTS; dengan 22.102 peneliV). Akibatnya hasil litbang terfragmentasi, potensi duplikasi tanpa koordinasi yang mempersatukan.
• Koordinasi Litbang: • Kementerian Ristek hanya memiliki akses untuk membina Riset di LPNK Ristek; • Balitbang Kementerian tunduk pada Kebijakan kementerian Masing-‐masing; • Balitbangda mengacu kepada kebijakan Gubernur/ BupaV dan BPP Kemendagri; • Lemlit Universitas dibawah binaan Ditjen DikV Kementerian pendidikan dan kebudayaan;
• Tidak adanya instrumen kuat yang mempersatukan semua kegiatan R&D lintas stakeholder menuju pada Visi dan Misi yang sama.
• Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan (RPJMN), Bidang Iptek menjadi satu sektor, yang setara dengan sektor pembangunan lainnya, sehingga anggaran R&D terpilah-‐pilah menurut sektor;
• Dokumen Jakstranas Iptek yang disusun berdasar UU 18/2002 dan Inpres 4 /2003 untuk koordinasi riset lintas kementerian Vdak sejalan dengan UU 25/2004 tentang Sisrenbangnas;
h"p: www.drn.go.id
Lingkaran Masalah Pembangunan Iptek... 3
6/26/14 13
PerhaRan thd penRngnya
iptek
Alokasi Anggaran
R&D
Kondisi Sumberdaya & infrastruktur
iptek
Kinerja dunia iptek
Kontribusi iptek terhadap pembangunan
Tertatanya Kelembagaan
Iptek
Tingkat Fragmentasi, duplikasi dan koordinasi
Riset
InsenVf dan iklim
kondusif bagi swasta
Tingkat Ketergantungan pada Teknologi Impor
Minat swasta melakukan
R&D
Pertumbuhan Ekonomi &
Kesejahteraan Sosial
• Iptek kurang mendapat perhaVan;
• Menyebabkan Vdak adanya upaya serius untuk membina peran industri untuk melakukan R&D;
• Hal ini menyebabkan rendahnya minat swasta melakukan R&D.
• Ketergantungan pada teknologi Impor.
• Sehingga Vdak mendorong perbaikan infrastruktur Iptek.
R&D Sektor Industri
h"p: www.drn.go.id
6/26/14 14
Peran Industri dalam R&D: Jepang : 75% Korea: 72% Singapura: 54% Malaysia: 84% Thailand: 48% Indonesia: 14 %
R&D oleh Sektor Industri
Industri Berkandungan Teknologi rendah
h"p: www.drn.go.id
• Nilai-‐nilai dan budaya Iptek belum terbentuk di kalangan masyarakat. Fakta: -‐ Budaya kerja seperV disiplin waktu, terVb aturan, terbuka
terhadap cara baru belum membudaya; -‐ Budaya iptek (berpikir analiVs, kriVs, trampil) masih belum
memasyarakat. -‐ Kesadaran akan penVngnya mutu dan standar belum meluas; -‐ Rasa kebangsaan dan kebanggan terhadap bangsa yang
semakin menipis karena pengaruh global; Penyebab: -‐ Sistem pendidikan sejak usia dini Vdak melaVh
berkembangnya budaya kerja, budaya iptek, dan budaya mutu;
-‐ Tidak adanya ketegasan hukum bagi pelanggar norma dan budaya;
-‐ Tidak dipupuknya rasa kebangsaan dan kebanggan terhadap bangsa;
-‐ Mentalitas dan karakter yang inferior dan budaya korupVf yang kental;
6/26/14 15
FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN PEMBANGUNAN IPTEK
h"p: www.drn.go.id
Kesimpulan & Saran
6/26/14 16
PENDANAAN IPTEK: • Perlu perubahan mindset tentang penVngnya iptek yang di tuangkan dalam peningkatan
alokasi anggaran R&D dari 0,08 % à 1 % PDB; KELEMBAGAAN IPTEK: • Perlu peninjauan terhadap lembaga litbang untuk efisiensi dan efekVfitas; • Perlu peninjauan terhadap UU 18/2002 dan UU 25/2004 sehingga R&D nasional menyatu
dengan instrumen perencanaan dan pendanaan yang sejalan. PERAN DUNIA USAHA/INDUSTRI: • Perlu sinkronisasi PP tentang insenVf bagi industri dengan Permenkeu sehingga mendorong
swasta / industri melakukan riset. • Alokasi peran R&D: Riset dasar dan terapan oleh Pemerintah, Development oleh Industri. PEMBANGUNAN BUDAYA IPTEK: • Perlu langkah kongkrit pembangunan masyarakat berbudaya iptek (menuju KBS) • Perlu peningkatan peran ilmu-‐ilmu sosial dalam pembangunan dan pemanfaatan iptek
nasional; PEMFOKUSAN RISET • Sementra dana riset masih terbatas, maka tema riset nasional perlu difokuskan pada topik
yang akan berdampak besar terhadap penanganan masalah nasional di bidang Pangan, Energi dan Air.
h"p: www.drn.go.id
Fokus Riset DRN 2015-‐2019 PRIORITAS NASIONAL à Food, Energy, Water (FEW) • Bidang Pangan:
• Pertanian di Lahan Sub OpVmal • Pengembangan Agroindustri Sawit • Industri kelautan / mariVm
• Bidang Energi • Panas Bumi • Bioenergi • Konservasi Energi
• Bidang Air • Konservasi SD Air • Pendayagunaan SD Air • Pencegahan dan Pengendalian Banjir
6/26/14 17
h"p: www.drn.go.id
Prioritas Bidang 1. Bidang Pangan dan Pertanian 2. Bidang Energi 3. Bidang Transportasi 4. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) 5. Bidang Hankam 6. Bidang Kesehatan dan Obat 7. Bidang Material Maju 8. Bidang Sosial dan Humaniora
1. 6/26/14 18
h"p: www.drn.go.id
Bagaimana dengan Indonesia ?? Indikator Index Daya Saing (Competitivenrss Index)
2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 Keseluruhan 55 54 44 46 50 38 Kebutuhan Dasar 76 70 60 53 58 45 - Kelembagaan 68 58 61 71 72 57 - Infrastruktur 86 84 82 76 78 61 - Lingkungan Makroekonomi 72 52 35 23 25 26 - Kesehatan dan Pendidikan Dasar 87 82 62 64 70 72 Pendorong Efisiensi 49 50 51 56 58 52 - Pendidikan Tinggi dan Training 71 69 66 69 73 54 - Efisiensi Pasar Barang 37 41 49 67 63 50 - Efisiensi Pasar Kerja 43 75 84 94 120 103 - Perkembangan Pasar modal 57 61 62 69 70 60 - Kesiapan teknologi 88 88 91 94 85 75 - Ukuran Pasar 17 16 15 15 16 15 Faktor Inovasi dan Sofistikasi 45 40 37 41 40 33 - Sofistikasi Bisnis 39 40 37 45 42 37 - Inovasi 47 39 36 36 39 33
Sumber: Laporan WEF, 2008/2009 s/d 2013/2014.
Index daya saing Indonesia terus meningkat, namun peningkatan tersebut lebih disebabkan UKURAN PASAR yang besar, dan LINGKUNGAN MAKRO EKONOMI yang kondusif. Kemajuan IPTEK (KESIAPAN TEKNOLOGI) masih jauh terRnggal, juga SDM (PASAR TENAGA KERJA) yang perlu dibenahi.
h"p: www.drn.go.id
PEMBANGUNAN NASIONAL (RPJPN) 2005-‐2025
VISI: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL
DAN MAKMUR
M I S I: 1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, bereRka,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila; 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-‐saing 3. Mewujudkan masyarakat demokraRs berlandaskan hukum 4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu 5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari 7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepenRngan nasional 8. Mewujudkan Indonesia berperan penRng dalam pergaulan dunia
internasional
h"p: www.drn.go.id
KONDISI SAAT INI: Kemampuan nasional dalam penguasaan dan pemanfaatan iptek i masih belum memadai untuk meningkatkan daya saing. Hal itu ditunjukan, antara lain, oleh:
-‐ masih rendahnya sumbangan iptek di sektor produksi, -‐ belum efekVfnya mekanisme intermediasi, -‐ lemahnya sinergi kebijakan, -‐ belum berkembangnya budaya iptek di masyarakat, dan -‐ terbatasnya sumber daya iptek.
IPTEK dalam RPJPN 2005-‐2025 MERUPAKAN SALAH SATU BIDANG PEMBANGUNAN : A. Sosial budaya dan
kehidupan beragama (tmsk Pendidikan & kesehatan)
B. Ekonomi, C. Ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), D. PoliVk, E. Pertahanan dan
keamanan, F. Hukum dan aparatur, G. Pembangunan wilayah
dan tata ruang, H. Penyediaan sarana dan
prasarana (air, transportasi, informasi, energi, perumahan),
I. Pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup.
ARAH PEMBANGUNAN IPTEK: • Menciptakan dan menguasai ilmu pengetahuan dasar dan ilmu pengetahuan terapan, serta mengembangkan ilmu sosial dan humaniora.
• Mendukung ketahanan pangan dan energi; Penciptaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi; Penyediaan teknologi transportasi, kebutuhan teknologi pertahanan, dan teknologi kesehatan; pengembangan teknologi material maju;
• Peningkatan jumlah penemuan dan pemanfaatannya dalam sektor produksi.