kebudayaan jepang

62
KEBUDAYAAN JEPANG Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk- bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan budayanya yang unik sambil mengintegrasikan masukan-masukan dari luar itu. Gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat. KEBUDAYAAN TRADISIONAL Seni pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara lain kabuki, noh, kyogen dan bunraku. Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria. Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki. Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal. Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia. Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang

Upload: ferdiansyah-maydelta

Post on 29-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEBUDAYAAN JEPANG

KEBUDAYAAN JEPANG

Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan budayanya yang unik sambil mengintegrasikan masukan-masukan dari luar itu. Gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat.

KEBUDAYAAN TRADISIONALSeni pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara lain kabuki, noh, kyogen dan bunraku.Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia. Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam. Seni merangkai bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya. Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.

KEBUDAYAAN MODERNMusik klasik masuk ke Jepang dari Barat. Penggemarnya cukup banyak dan sejumlah konser diadakan di berbagai tempat di Jepang. Jepang telah melahirkan banyak konduktor (seperti Ozawa Seiji), pianis, dan pemain biola dan mereka melakukan pertunjukan di seluruh dunia.Musik klasik masuk ke Jepang dari Barat. Penggemarnya cukup banyak dan sejumlah konser diadakan di berbagai tempat di Jepang. Jepang telah melahirkan banyak konduktor (seperti Ozawa Seiji), pianis, dan pemain biola dan mereka melakukan pertunjukan di seluruh dunia.

Page 2: KEBUDAYAAN JEPANG

Sejak Kurosawa Akira memenangkan Golden Lion Award di Festival Film Venice pada tahun 1951, dunia perfilman Jepang menjadi pusat perhatian dunia, dan karya-karya dari sutradara besar seperti Mizoguchi Kenji dan Ozu Yasujiro mendapat sambutan luas. Pada tahun-tahun terakhir ini, Kitano Takeshi memenangkan Golden Lion Award pada Festival Film Venice 1997 dengan karyanya HANA-BI dan meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik pada festival tahun 2003 dengan karyanya Zatoichi.

Film anime (kartun) Jepang yang menjadi hiburan bagi anak-anak Jepang sejak tahun 1960-an, kini diekspor ke seluruh dunia. Ada seri yang menjadi favorit anak-anak seluruh dunia, seperti Astro Boy, Doraemon, Sailor Moon, Detective Conan, dan Dragonball Z. Sementara itu, karya sutradara Miyazaki Hayao, Spirited Away, memenangkan Oscar sebagai film cerita kartun terbaik pada tahun 2003.Untuk sastra, ada sejumlah pemenang Hadiah Nobel, yaitu Kawabata Yasunari dan Oe Kenzaburo. Sementara itu, karya-karya para pengarang yang lebih modern seperti Murakami Haruki dan Yoshimoto Banana populer di kalangan kaum muda Jepang dan telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Budaya kerja Jepang5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda. 5R berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia untuk diadposi cara kerjanya dan digunakan sebagai salah satu budaya kerja di banyak perusahaan besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak perusahaan sudah mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan membentuk suatu budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu digunakan sabagai salah satu tools untuk meningkatkan laba perusahaan. Bagaimanakah 5R tersebut dapat bekerja sebagai salah satu tools peningkatan laba perusahaan? Mari kita lihat. Seperti yang telah disebutkan diatas, 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Kelima kata tersebut merupakan suatu rangkain urutan dalam membangun budaya kerja.RingkasRingkas merupakan prinsip dasar 5R yang pertama. Prinsip kerja ini merupakan prinsip kerja pemilahan barang. Sering kali kita jumpai suatu lingkungan kerja dengan kondisi barang yang tidak tertata rapi dan terkesan semrawut. Dalam fase pertama ini, kita harus memilah antara barang yang masih digunakan, dan yang tidak. Antara barang yang reject dan yang siap pakai. Barang-barang tersebut harus dipilah sesuai dengan tempatnya masing-masing agar suasana kerja menjadi lebih ringkas. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam me-Ringkas adalah sebagai berikut:1. Frekuensi penggunaan barang (jarang, sering, selalu2. Fungsi kerja barang (rusak, perlu perbaikan, bagus)Dengan melakukan fase yang pertama ini, kita akan mendapatkan keuntungan antara lain:1. Area kerja menjadi lebih luas, dan banyak space yang bisa dimanfaatkan. Apabila kita menggunakan space sewa, kita dapat mengurangi biaya sewa tersebut2. Mencegah dis-fungsional dari barang yang ada. Yang seharusnya sudah rusak, dapat diketahui, dan tidak akan digunakan atau dikirim3. Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan material handling tools. Misalnya barang yang tadinya letaknya berjauhan, karena sudah diringkas menjadi lebih dekat dan mengurangi jarak tempuh. Hal ini akan menghemat biaya transport. Demikian juga dengan penggunakan media storage seperti pallet. Pallet akan lebih efisien digunakan setelah prinsip kerja Ringkas dilakukan.

Page 3: KEBUDAYAAN JEPANG

RapiRapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase yang pertama. Setelah barang-barang diringkas, selanjutnya barang tersebut dirapikan sesuai dengan tempat penyimpanan dan juga standar penyimpanannya. Proses me-Rapi-kan ini dapat dikerjakan sesuai dengan metode penyimpanan yang dilakukan. Misal barang disimpan berdasarkan jenis materialnya, maka barang-barang tersebut juga harus dirapikan sesuai dengan jenis materialnya. Yang akan diperoleh jika prinsip yang kedua ini berjalan adalah:1. Mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak pada tempatnya2. Mempermudah stock counting karena barang-barang sudah dirapikan sesuai dengan standar penyimpanan3. Kondisi kerja akan terlihat jauh lebih rapi dan sedap dipandang mataResikResik adalah R yang ketiga yang juga kelanjutan dari 2R sebelumnya. Sesuai dengan namanya, Resik berarti membersihkan. Baik barang maupun lingkungan. Contoh keadaan yang disebut sebagai Resik antara lain:1. Tidak ada jaring laba-laba di ruangan kerja2. Tidak ada coretan tidak perlu di pintu, hand pallet, atau rack3. Forklift tidak berada dalam kondisi kotor, terutama akibat oli mesin atau debuDengan melakukan R yang ketiga ini, akan diperoleh beberapa keuntungan seperti:1. Lingkungan kerja jauh lebih bersih2. Meningkatkan mood untuk bekerja karena lingkungan lebih bersih3. Kualitas barang akan lebih bagus karena tidak kotor, terutama untuk barang yang sensitif terhadap kotoran seperti gear, seal, dan bracket4. Meningkatkan image perusahaan di mata orang lainRawatRawat adalah prinsip ke-4 dalam 5R. Rawat dimaksudkan agar masing-masing individu dapat menerapkan secara kontinu ketiga prinsip sebelumnya. Dalam fase ini dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 3R sebelumnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat checklist terhadap pekerjaan yang harus dilakukan, terkait dengan 3R sebelumnya. Pelaksanaan fase Rawat ini akan membuat lingkungan selalu terjaga dalam kondisi 3R secara terus menerus.RajinPrinsip yang terakhir adalah Rajin. Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya. Diharapkan secara disiplin, masing-masing individu dapat menjalankan prinsip kerja tersebut meski tidak diawasi oleh atasannya. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang sudah berada di level teratas dalam 5R ini adalah:1. Membuang sampah pada tempatnya2. Tidak meludah disembarang tempat3. Memungut sampah yang berceceran4. Melaksanakan piket kebersihan tanpa dikomando5. Merapikan barang tanpa harus ada perintah dari atasanSecara umum, 5R akan memberikan dampak besar pada perusahaan seperti:1. Peningkatan image perusahaan2. Peningkatan sense of belonging karyawan3. Efisiensi

Page 4: KEBUDAYAAN JEPANG

4. Mengurangi wasteBagaimanakah agar 5R dapat berjalan?Pertanyaan mendasar yang selalu diajukan adalah seperti itu. Secara teori sangat mudah menjalankan 5R, namun 5R ini adalah masalah budaya. Mengubah budaya kerja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, ketelatenan, dan semangat.1. Segalanya harus dimulai dari atas. Untuk mendukung pelaksanaan 5R, pihak owner dan top management harus giat untuk menggalakkan budaya ini. Tanpa dukungan dari yang diatas, hal ini akan sulit dilakukan2. Melakukan kampanye 5R dengan memasang slogan dan poster terkait 5R3. Breakdown tiap bagian / tim dalam perusahaan untuk membuat pola kerja terkait 5R4. Memantau pelaksanaan program kerja masing-masing bagian yang telah dibuat5. Jika perlu, adakan kompetisi 5R antar bagian dalam perusahaan dengan sedikit rangsangan berupa bonus atau hadiahSesuai dengan prinsipnya, 5R merupakan budaya kerja. Alangkah jauh lebih baik jika suatu budaya itu muncul dari dalam diri masing-masing individu, tanpa ada paksaan atau iming-iming hadiah.Budaya cara makan Jepang1. Zuborabashi: Memegang mangkok nasi dan sumpit dengan tangan yang sama di waktu yang sama.2. Yosebashi: Memindahkan atau menggerakkan mangkok nasi dengan sumpit.3. Tsukibashi: Mengacak-ngacak atau menusuk-nusuk makanan dengan sumpit untuk makan.4. Saguribashi: Menggali ke bagian bawah makanan dengan sumpit hanya untuk mencari yang paling lezat untuk dimakan terlebih dahulu.5. Mayoibashi: Mengangkat tangan yang memegang sumpit tinggi-tinggi untuk mencari mana yang harus dimakan terlebih dahulu.

Dan jangan lupa untuk selalu meletakkan sumpit disamping kanan mangkok, bukan di mangkoknya.

Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negara-negara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang telah mengembangkan budayanya yang unik sambil mengintegrasikan masukan-masukan dari luar itu. Gaya hidup orang Jepang dewasa ini merupakan perpaduan budaya tradisional di bawah pengaruh Asia dan budaya modern Barat.

KEBUDAYAAN TRADISIONALSeni pertunjukan tradisional yang masih berjaya di Jepang dewasa ini adalah antara lain kabuki, noh, kyogen dan bunraku.

Kabuki adalah sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi pada awal abad ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung. Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan sebagai wanita, adalah pria.Noh adalah bentuk teater musikal yang tertua di Jepang. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita

Page 5: KEBUDAYAAN JEPANG

muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.Kyogen adalah sebuah bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang ditampilkan secara tunggal.Bunraku, yang menjadi populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen (alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk teater boneka yang paling halus di dunia.

Berbagai seni tradisional lainnya, seperti upacara minum teh dan ikebana (merangkai bunga), terus hidup sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Upacara minum teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam.Seni merangkai bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad, berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.Seni ini berbeda dengan penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.

KEBUDAYAAN MODERNMusik klasik masuk ke Jepang dari Barat. Penggemarnya cukup banyak dan sejumlah konser diadakan di berbagai tempat di Jepang. Jepang telah melahirkan banyak konduktor (seperti Ozawa Seiji), pianis, dan pemain biola dan mereka melakukan pertunjukan di seluruh dunia.Musik klasik masuk ke Jepang dari Barat. Penggemarnya cukup banyak dan sejumlah konser diadakan di berbagai tempat di Jepang. Jepang telah melahirkan banyak konduktor (seperti Ozawa Seiji), pianis, dan pemain biola dan mereka melakukan pertunjukan di seluruh dunia.

Sejak Kurosawa Akira memenangkan Golden Lion Award di Festival Film Venice pada tahun 1951, dunia perfilman Jepang menjadi pusat perhatian dunia, dan karya-karya dari sutradara besar seperti Mizoguchi Kenji dan Ozu Yasujiro mendapat sambutan luas. Pada tahun-tahun terakhir ini, Kitano Takeshi memenangkan Golden Lion Award pada Festival Film Venice 1997 dengan karyanya HANA-BI dan meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik pada festival tahun 2003 dengan karyanya Zatoichi.

Film anime (kartun) Jepang yang menjadi hiburan bagi anak-anak Jepang sejak tahun 1960-an, kini diekspor ke seluruh dunia. Ada seri yang menjadi favorit anak-anak seluruh dunia, seperti Astro Boy, Doraemon, Sailor Moon, Detective Conan, dan Dragonball Z. Sementara itu, karya sutradara Miyazaki Hayao, Spirited Away, memenangkan Oscar sebagai film cerita kartun terbaik pada tahun 2003.Untuk sastra, ada sejumlah pemenang Hadiah Nobel, yaitu Kawabata Yasunari dan Oe Kenzaburo. Sementara itu, karya-karya para pengarang yang lebih modern seperti Murakami Haruki dan Yoshimoto Banana populer di kalangan kaum muda Jepang dan telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Budaya kerja Jepang5R dikenal sebagai salah satu budaya kerja dari negara Jepang yang sudah melegenda. 5R berasal dari 5 kata dalam bahasa Jepang, yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Kelima kata itu kemudian diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di dunia untuk diadposi cara kerjanya dan digunakan sebagai

Page 6: KEBUDAYAAN JEPANG

salah satu budaya kerja di banyak perusahaan besar di dunia. Dalam bahasa Indonesia, 5S itu diterjemahkan sebagai 5R, Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Banyak perusahaan sudah mengadopsi budaya kerja 5R ini. Secara tidak disadari, 5R akan membentuk suatu budaya kerja yang sangat bermanfaat. Bahkan 5R mampu digunakan sabagai salah satu tools untuk meningkatkan laba perusahaan. Bagaimanakah 5R tersebut dapat bekerja sebagai salah satu tools peningkatan laba perusahaan? Mari kita lihat. Seperti yang telah disebutkan diatas, 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Kelima kata tersebut merupakan suatu rangkain urutan dalam membangun budaya kerja.RingkasRingkas merupakan prinsip dasar 5R yang pertama. Prinsip kerja ini merupakan prinsip kerja pemilahan barang. Sering kali kita jumpai suatu lingkungan kerja dengan kondisi barang yang tidak tertata rapi dan terkesan semrawut. Dalam fase pertama ini, kita harus memilah antara barang yang masih digunakan, dan yang tidak. Antara barang yang reject dan yang siap pakai. Barang-barang tersebut harus dipilah sesuai dengan tempatnya masing-masing agar suasana kerja menjadi lebih ringkas. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam me-Ringkas adalah sebagai berikut:1. Frekuensi penggunaan barang (jarang, sering, selalu)2. Fungsi kerja barang (rusak, perlu perbaikan, bagus)Dengan melakukan fase yang pertama ini, kita akan mendapatkan keuntungan antara lain:1. Area kerja menjadi lebih luas, dan banyak space yang bisa dimanfaatkan. Apabila kita menggunakan space sewa, kita dapat mengurangi biaya sewa tersebut2. Mencegah dis-fungsional dari barang yang ada. Yang seharusnya sudah rusak, dapat diketahui, dan tidak akan digunakan atau dikirim3. Mengurangi jumlah penggunaan media penyimpanan dan material handling tools. Misalnya barang yang tadinya letaknya berjauhan, karena sudah diringkas menjadi lebih dekat dan mengurangi jarak tempuh. Hal ini akan menghemat biaya transport. Demikian juga dengan penggunakan media storage seperti pallet. Pallet akan lebih efisien digunakan setelah prinsip kerja Ringkas dilakukan.RapiRapi merupakan fase kedua dalam prinsip kerja 5R. Fase ini merupakan kelanjutan dari fase yang pertama. Setelah barang-barang diringkas, selanjutnya barang tersebut dirapikan sesuai dengan tempat penyimpanan dan juga standar penyimpanannya. Proses me-Rapi-kan ini dapat dikerjakan sesuai dengan metode penyimpanan yang dilakukan. Misal barang disimpan berdasarkan jenis materialnya, maka barang-barang tersebut juga harus dirapikan sesuai dengan jenis materialnya. Yang akan diperoleh jika prinsip yang kedua ini berjalan adalah:1. Mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak pada tempatnya2. Mempermudah stock counting karena barang-barang sudah dirapikan sesuai dengan standar penyimpanan3. Kondisi kerja akan terlihat jauh lebih rapi dan sedap dipandang mataResikResik adalah R yang ketiga yang juga kelanjutan dari 2R sebelumnya. Sesuai dengan namanya, Resik berarti membersihkan. Baik barang maupun lingkungan. Contoh keadaan yang disebut sebagai Resik antara lain:1. Tidak ada jaring laba-laba di ruangan kerja2. Tidak ada coretan tidak perlu di pintu, hand pallet, atau rack3. Forklift tidak berada dalam kondisi kotor, terutama akibat oli mesin atau debu

Page 7: KEBUDAYAAN JEPANG

Dengan melakukan R yang ketiga ini, akan diperoleh beberapa keuntungan seperti:1. Lingkungan kerja jauh lebih bersih2. Meningkatkan mood untuk bekerja karena lingkungan lebih bersih3. Kualitas barang akan lebih bagus karena tidak kotor, terutama untuk barang yang sensitif terhadap kotoran seperti gear, seal, dan bracket4. Meningkatkan image perusahaan di mata orang lainRawatRawat adalah prinsip ke-4 dalam 5R. Rawat dimaksudkan agar masing-masing individu dapat menerapkan secara kontinu ketiga prinsip sebelumnya. Dalam fase ini dilakukan pengawasan terhadap pelaksanaan 3R sebelumnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat checklist terhadap pekerjaan yang harus dilakukan, terkait dengan 3R sebelumnya. Pelaksanaan fase Rawat ini akan membuat lingkungan selalu terjaga dalam kondisi 3R secara terus menerus.RajinPrinsip yang terakhir adalah Rajin. Fase ini lebih mengarah kepada membangun kesadaran masing-masing individu untuk secara konsisten menjalankan 4R sebelumnya. Diharapkan secara disiplin, masing-masing individu dapat menjalankan prinsip kerja tersebut meski tidak diawasi oleh atasannya. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang sudah berada di level teratas dalam 5R ini adalah:1. Membuang sampah pada tempatnya2. Tidak meludah disembarang tempat3. Memungut sampah yang berceceran4. Melaksanakan piket kebersihan tanpa dikomando5. Merapikan barang tanpa harus ada perintah dari atasanSecara umum, 5R akan memberikan dampak besar pada perusahaan seperti:1. Peningkatan image perusahaan2. Peningkatan sense of belonging karyawan3. Efisiensi4. Mengurangi wasteBagaimanakah agar 5R dapat berjalan?Pertanyaan mendasar yang selalu diajukan adalah seperti itu. Secara teori sangat mudah menjalankan 5R, namun 5R ini adalah masalah budaya. Mengubah budaya kerja tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Butuh komitmen, ketelatenan, dan semangat.1. Segalanya harus dimulai dari atas. Untuk mendukung pelaksanaan 5R, pihak owner dan top management harus giat untuk menggalakkan budaya ini. Tanpa dukungan dari yang diatas, hal ini akan sulit dilakukan2. Melakukan kampanye 5R dengan memasang slogan dan poster terkait 5R3. Breakdown tiap bagian / tim dalam perusahaan untuk membuat pola kerja terkait 5R4. Memantau pelaksanaan program kerja masing-masing bagian yang telah dibuat5. Jika perlu, adakan kompetisi 5R antar bagian dalam perusahaan dengan sedikit rangsangan berupa bonus atau hadiahSesuai dengan prinsipnya, 5R merupakan budaya kerja. Alangkah jauh lebih baik jika suatu budaya itu muncul dari dalam diri masing-masing individu, tanpa ada paksaan atau iming-iming hadiah.Budaya cara makan Jepang1. Zuborabashi: Memegang mangkok nasi dan sumpit dengan tangan yang sama di waktu yang sama.2. Yosebashi: Memindahkan atau menggerakkan mangkok nasi dengan sumpit.

Page 8: KEBUDAYAAN JEPANG

3. Tsukibashi: Mengacak-ngacak atau menusuk-nusuk makanan dengan sumpit untuk makan.4. Saguribashi: Menggali ke bagian bawah makanan dengan sumpit hanya untuk mencari yang paling lezat untuk dimakan terlebih dahulu.5. Mayoibashi: Mengangkat tangan yang memegang sumpit tinggi-tinggi untuk mencari mana yang harus dimakan terlebih dahulu.

Dan jangan lupa untuk selalu meletakkan sumpit disamping kanan mangkok, bukan di mangkoknya.

Budaya Orang Jepang: Membungkuk

Jika dilihat sekilas, Jepang adalah negara yang paling sopan penduduknya. Kenapa? Karena mereka paling sering membungkuk. Entah itu meminta maaf, berkenalan, bertamu di rumah orang, mengatakan permisi, bahkan sampe berbicara di telepon pun orang jepang sampe membungkuk sedikit (padahal orang yang berbicara dengannya tidak bisa melihat dia).

Membungkuk (お辞儀, ojigi) adalah sebuah keharusan. Tradisi yang sudah harus diajarkan kepada anak-anak sejak balita. Ada beberapa jenis cara membungkuk, mari kita pelajari satu per satu...

1. Mengangguk Pelan, 5 Derajat:

Ini hanya anggukan kecil kepala kamu. Cara anggukan ini lebih ditujukan jika kamu bertemu dengan teman lama, tetangga, atau keluarga dekat. Oh ya, kalau kamu orang yang berpangkat tinggi (seperti Perdana Menteri atau Boss Yakuza), kamu juga bisa mengangguk pelan seperti ini kepada orang-orang yang membungkuk ke kamu. Ini artinya orang lain-lah yang harus lebih menghormati kamu, kamu cukup mengangguk pelan saja untuk menerima penghormatannya.

2. Membungkuk Salam (Eshaku / 会釈), 15 Derajat:

Cara membungkuk ini sedikit lebih formal. Digunakan untuk memberi salam kepada orang-orang yang sudah kamu kenal di kantor atau kepada orang-orang yang kamu tahu tapi tidak terlalu kenal.

3. Membungkuk Hormat (Keirei / 敬礼), 30 derajat:

Ini adalah cara membungkuk yang sangat formal. Digunakan untuk

Page 9: KEBUDAYAAN JEPANG

menunjukan rasa hormat kamu kepada boss di kantor, kepada orang-orang yang jabatannya lebih tinggi atau kepada mereka yang jauh lebih tua.

4. Membungkuk Hormat Tertinggi (Sai-keirei / 最敬礼), 45 derajat: 

Ini adalah cara membungkuk yang mempunyai arti sangat dalam. Ini adalah cara kamu menunjukkan rasa bersalah kamu yang sangat dalam. Ini adalah cara kamu meminta maaf kalau kamu melakukan kesalahan besar. Atau bisa juga digunakan untuk memberikan hormat kepada orang-orang yang sangat tinggi jabatan dan status sosialnya, seperti Kaisar Jepang misalnya.

5. Membungkuk Berlutut: 

Kamu tidak akan terlalu sering melihat orang membungkuk seperti ini di muka umum, karena cara membungkuk seperti ini adalah cara membungkuk yang amat sangat dalam artinya. Orang akan berlutut seperti ini jika dia telah melakukan kesalahan fatal, seperti kesalahan yang mengakibatkan kematian orang lain. Ini juga cara orang-orang menghormati Kaisar di jaman dulu.

Kebudayaan Pakaian Kimono (jepang)

Posted April 12, 2011 by y4ser4rafat in Uncategorized. 1 Comment

Kimono (着物?) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (kiberarti pakai, dan mono berarti barang).

Page 10: KEBUDAYAAN JEPANG

Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.

Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode.[1] Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono.[2]Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).

Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode danuchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode). Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisodepengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkan furisode biasa. Shiromukuadalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.

Sebagai pembeda dari pakaian Barat (yōfuku) yang dikenal sejak zaman Meiji, orang Jepang menyebut pakaian tradisional Jepang sebagai wafuku (和服?, pakaian Jepang). Sebelum dikenalnya pakaian Barat, semua pakaian yang dipakai orang Jepang disebut kimono. Sebutan lain untuk kimono adalah gofuku (呉服?). Istilah gofuku mulanya dipakai untuk menyebut pakaian orang negara Dong Wu (bahasa Jepang : negara Go) yang tiba di Jepang dari daratan Cina.

Kimono wanita

Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.

Kurotomesode

Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.

Irotomesode

Page 11: KEBUDAYAAN JEPANG

Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah padasuso.

Furisode

Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacaraseijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.

Homongi

Hōmon-gi (訪問着?, arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.[3]

Iromuji

Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.

Tsukesage

Page 12: KEBUDAYAAN JEPANG

Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.[3]

Komon

Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang.[3] Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.

Tsumugi

Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.[3] Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.

Yukata

Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.

Kimono pria

Kimono pria dibuat dari bahan berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua, dan hitam.

Kimono paling formal berupa setelan montsuki hitam dengan hakama dan haori

Bagian punggung montsuki dihiasi lambang keluarga pemakai. Setelan montsuki yang dikenakan bersama hakama dan haori merupakan busana pengantin pria tradisional. Setelan ini hanya dikenakan

Page 13: KEBUDAYAAN JEPANG

sewaktu menghadiri upacara sangat resmi, misalnya resepsi pemberian penghargaan dari kaisar/pemerintah atauseijin shiki.

Kimono santai kinagashi

Pria mengenakan kinagashi sebagai pakaian sehari-hari atau ketika keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Aktor kabuki mengenakannya ketika berlatih. Kimono jenis ini tidak dihiasi dengan lambang keluarga.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kimono

Agama di Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Butsudan (altar keluarga)

Penganut agama di Jepang menurut Kementerian Pendidikan Jepang: Shinto sekitar 107 juta orang, agama Buddha sekitar 89 juta orang, Kristen danKatolik sekitar 3 juta orang, serta agama lain-lain sekitar 10 juta orang (total seluruh penganut agama: 290 juta orang). Total penganut agama di Jepang hampir dua kali lipat dari total penduduk Jepang. Penganut agama Shinto dan Buddha dalam berbagai sekte saja sudah mencapai 200 juta.[1] Total penganut agama di Jepang melebihi jumlah penduduk disebabkan cara pengumpulan data dan tradisi beragama orang Jepang.

Statistik disusun berdasarkan angket yang diisi secara sukarela oleh organisasi keagamaan yang dengan sengaja mengisi jumlah penganut yang dimiliki masing-masing organisasi secara berlebih-lebihan.

Sebagian besar orang Jepang menganut lebih dari satu agama dan sepanjang tahunnya mengikuti ritual dan perayaan dalam berbagai agama. Mayoritas orang Jepang dilahirkan sebagai penganut Shinto, merayakan Shichi-Go-San, hatsumōde, dan matsuri di kuil Shinto. Ketika menikah, sebagian di antaranya menikah dalam upacara pernikahan Kristen. Penghormatan terhadap arwah leluhur dinyatakan dalam perayaan Obon, dan ketika meninggal dunia dimakamkan dengan upacara pemakaman agama Buddha.

Di luar dua agama tradisional tersebut, saat ini banyak orang Jepang beralih ke berbagai gerakan keagamaan populer, yang biasa dikelompokkan dengan nama "Agama-agama Baru" (Shinshūkyō).

Page 14: KEBUDAYAAN JEPANG

Agama-agama ini memiliki unsur-unsur Shinto, Buddha, dan takhayul lokal, dan sebagian telah berkembang untuk memenuhi kebutuhan sosial kelompok-kelompok masyarakat. Salah satu yang terkenal adalah Sokka Gakkai, suatu aliran Buddha yang didirikan pada tahun 1930 dan memiliki moto kedamaian, budaya, dan pendidikan.

Agama-agama baru lainnya, antara lain adalah Aum Shinrikyo, Gedatsu-kai, Kiriyama Mikkyo, Kofuku no Kagaku, Konkokyo, Oomoto, Laboratorium Gelombang-Pana, PL Kyodan, Seicho no Ie, Sekai Mahikari Bunmei Kyodan, Sekai kyūsei kyō, Shinreikyo, Sukyo Mahikari, Tenrikyo, dan Zenrinkyo.

Agama dan Kepercayaan Masyarakat Jepang11:42 PM

 

Agi Lestari

0

"Mayoritas penduduk Jepang beragama Shinto dan

Buddha", pernyataan yang tidak salah karena dua

tempat ibadah tersebut lah yang paling dominan

ditemukan di negeri sakura. Tetapi dalam realita,

kehidupan beragama di Jepang agak melenceng

dengan pernyataan tersebut. Berikut adalah fakta

tentang kehidupan beragama di Jepang.

1. Jepang Negara Sekuler

Artinya, negara tidak campur tangan soal urusan

agama. Kantor departemen agama, menteri agama

dan urusan ketatanegaraan soal agama tidak ada. Agama hanya dibahas dalam konteks sejarah.

2. Orang Jepang Tidak Beragama

Jika ditanya soal agama apa yang dianutnya, umumnya mereka akan menjawab, "Saya tidak beragama",

dan yang cenderung menanyakan adalah orang asing, bukan sesama orang Jepang. Jika mereka tidak biasa

berbicara dengan orang asing, mereka cenderung menjawab "tidak tahu". Sebagian lagi mungkin menjawab

'Buddha' atau 'Kristen'. Namun, bila ditanya lebih jauh soal ajaran dari agamanya, umumnya mereka akan

menjawab "tidak tahu".

3. Agama Bukan Sesuatu yang Penting

Berikut adalah hasil survey yang dipublikasikan pada buku Japan religion and Society Pradigms of Stucture

Page 15: KEBUDAYAAN JEPANG

and Change, karangan Winston Davis, 1992.

Dari tabel di atas, tampak bahwa 44% responden menganggap agama bukan sesuatu yang penting. Lalu apa

yang penting bagi mereka? Yang penting adalah perilaku sopan santun yang dimiliki oleh mereka, yang

mungkin dipengaruhi oleh ajaran Buddha yang lebih mementingkan perbaikan perilaku dan pencarian diri

dibandingkan dengan pencarian Tuhan atau agama. Agama tidak berhubungan dengan moralitas yang

mereka miliki. Sebagian besar orang Jepang juga jauh lebih mementingkan dunia kerja mereka, karena bagi

mereka dunia kerja adalah pedoman hidup.

4. Agama adalah sesuatu yang 'freak'

Kebanyakan orang Jepang akan memandang negatif segala aktivitas yang berbau agama dan ketuhanan,

bahkan sebagian kecil beranggapan bahwa agama hanya cocok dipelajari oleh orang yang memiliki kelainan

mental / sakit jiwa. Kalau pembicaraan seseorang sudah menyerempet urusan seperti itu, dijamin akan

dianggap gila -_-

5) Agama adalah kebebasan

Mereka sama sekali tidak mau terikat dengan satu paham agama tertentu. Jadi wajar kalau masyarakat

Jepang menjalankan berbagai ritual agama campur aduk tanpa memperdebatkannya. Misalnya, di hari X

berdoa di kuil Shinto, di hari Y berdoa di kuil Buddha, di malam natal ikut merayakan natal. Soal upacara

pernikahan, orang jepang bebas memilihnya, mau pilih ala Jepang (dilangsungkan di kuil Shinto) atau ala

barat (dilangsungkan di Gereja) tanpa pernah memusingkan agama apa yang sebenarnya dianut oleh

mereka. Bangunan kuil baik Shinto maupun Buddha bebas dimasuki siapa saja. Anda juga bisa datang

sekedar untuk rekreasi.

6) Toleransi Beragama

Page 16: KEBUDAYAAN JEPANG

Faktanya, sebagian orang Jepang sangat menghargai toleransi beragama. Gereja bisa dijumpai di banyak

tempat, bersebelahan dengan kuil atau jinja. Tidak ada perdebatan antar agama. Bahkan agama Islam yang

selalu 'gembar-gembor' diperdebatkan di Amerika atau Eropa tetap bisa berdiri dan diterima di Jepang.

Ternyata, kehidupan beragama di Jepang sangat berbeda dengan kehidupan beragama di negara kita ya.

Terlepas dari Shinto dan Buddha yang menjadi kepercayaan mayoritas orang Jepang, agama lain yang ada di

Jepang dan tentunya menjadi minoritas yaitu  Bahá'í Faith, Kristen, Islam, Hindu, Yahudi, Ryukyuan, Jainism,

Taoism.

Kesenian dan Kebudayaan JepangKali ini saya akan mencoba untuk mejelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Jepang yaitu :

Pakaian Tradisional Jepang

Jepang memiliki pakaian Tradisional yang disebut Kimono, sudah banyak orang tau bahwa kimono adalah pakaian Tradisional Jepang. Dahulu kimono digunakan untuk kegiatan sehari-hari, namun pada saat ini, komono hanya digunakan di acara-acara khusu. Kimono bisa di pakai oleh pria atau wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam, sedangkan Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak

Upacara Meminum Teh

Page 17: KEBUDAYAAN JEPANG

Upacara minum teh atau yang dikenla dengan Chadō atau Sadō. Adalah upacara yang mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.

Ikebana

Ikebana adalan kesenian merangkai bunga yang berasal dari Negara Jepang. Bunga memiliki kehormatan dalam kebudayaan Jepang, karena Bungan dianggap sebagai tempat bersemayamnya Tuhan, sang pencipta. Bunga dirangkai dalam bentuk tertentu dan diletakkan di altar utama. Awalnya dalam pembuatan bunga sangatlah sederhana, namun saat ini pembuatan bunga semakin sulit dan kompleks dan di butuh pembelajaran keahlian dalam pembuatannya.

Tako atau Seni Layang-Layang

Kesenian Layang-layang ini sudah ada sejak jaman periode Nara (649-793 AD). Design layang layang dari negeri ini cukup unik dan sangat mudah dibedakan dengan design layang layang dari negara atau wilayah lain. Mainan ini dianggap berbahaya karena talinya bisa bersentuhan dan mengganggu aliran kabel listrik yang bisa berakibat fatal bagi pelaku dan orang lain. Layang layang hanya bisa dijumpai di event khusus atau dalam festival budaya saja yang mau tidak mau harus mereka hadirkan.

Page 18: KEBUDAYAAN JEPANG

Kendo dan Judo

Kendo adalah olah raga bermain pedang bambu sedangkan Jud0 adalah nama dari olahraga bela diri dari Jepang. Kata Do yang terdapat pada akhiran kedua kata diatas mempunyai arti yang sama yaitu jalan dan kalau ditulis dengan huruf kanji mempunyai lambang jalan. Peralatan yang digunakan pada Kendo yaitu Seragam yang dikenal dengan nama Kendo gi dan hakama, pedang dari bamboo yang bernama shinai, pelindung kepala atau men, pelindung badan atau do, pelindung tangan atau kote, pelindung paha atau tare.

Matsuri

Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas, pada saat ini matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja.

Page 19: KEBUDAYAAN JEPANG

Shogi

Shogi atau catur Jepang adalah permainan papan dari Jepang yang dimainkan oleh dua orang di atas papan 9 lajur dan 9 baris yang berwarna sama. Ciri khas shogi yang sangat membedakannya dari catur adalah sistem memainkan kembali buah lawan yang sudah ditangkap. Walaupun sudah naik pangkat, buah yang tertangkap akan kembali ke pangkat semula. Kedua belah sisi yang bermain dibedakan menjadi sente dan gote. Pemain sente memainkan langkah pertama, diikuti pemain gote, begitu seterusnya secara bergantian hingga selesai. satu set buah shogi yang berjumlah 20 buah.

Kabuki

Kabuki merupakan salah satu kebudayaan Jepang yang termasuk jenis seni teater karena memiliki unsur cerita yang dipadukan dengan seni tari dan musik. Para pemain mengenakan kostum mencolok dan sangat mewah. Make-up-nya terbilang dramatis untuk menonjolkan sifat dan karakter tokoh.

Page 20: KEBUDAYAAN JEPANG

Origami

Origami berasal dari kata ori yang berarti lipat, dan kami yang berarti kertas merupakan seni tradisional melipat kertas yang berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern. Origami sudah dikenal dibanyak Negara, secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah.

Sudah dijelaskan beberapa kesenian dan kebudayaan yang ada di Negara Jepang. Jepang memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang dikenal banyak orang yang berada diluar Negara tersebut, karena kebudayaan yang khas maka banyak orang luar yang tertarik dengan kebudayaan yang dimiliki Negri tersebut. Sebagai Negara berkembang Indonesia pun tidak kalah dengan Negara Jepang sebagai

Page 21: KEBUDAYAAN JEPANG

Negara maju, Indonesia pun memiliki banyak kesenian dan kebudayaan yang ada di Indonesia. Walaupun berbeda dari segi kesenian dan kebudayaan, kita sebagai warna Negara Indonesia yang baik harus berprilaku yang baik terhadap perbedaan yang ada antara Jepang dan Indonesia, dan harus menjaga dan mendirikan tali persaudaraan antar Warga Negara. Dengan pembuatan artikel ini saya berharap dapat mengetahui berbagai kesenian dan kebudayaan yang ada di luar seperti Jepang, namun tidak melupakan kebudayaan yang ada di Negara sendiri yaitu Indonesia.

Macam-macam Perayaan dan Festival di Jepang

Bulan Januari

Tanggal 1

Ganjitsu (Tahun Baru)

Waktunya untuk menyantap o-sechi ryori. O-sechi ryori adalah makanan khusus yang dipersiapkan untuk tiga hari pertama di Tahun Baru (hari-hari ini disebut san-ga-nichi). Makanan yang indah ini dipersiapkan sebelumnya. Setelah itu, hanya perlu sedikit memasak selama liburan, sehingga metode persiapan dan bahan-bahan dipilih untuk memastikan semuanya tetap segar selama tiga hari. Secara tradisional, setiap masakan melambangkan keinginan untuk kebahagiaan dan kesuksesan keluarga. Contohnya, kacang kedelai hitam rebus (mame) disajikan dengan harapan bahwa setiap orang akan menjalani kehidupan yang sehat (mame), dan telur ikan herring (kazu no ko, yang dapat diterjemahkan sebagai “banyak anak”) disantap dengan harapan agar keturunannya makmur. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 1 sampai 3

Page 22: KEBUDAYAAN JEPANG

Hatsu-mode (kunjungan pertama dalam tahun tersebut ke tempat suci atau kuil)

Hatsu-modeadalah kunjungan ke sebuah tempat suci atau kuil yang dilakukan di awal tahun baru untuk mengungkapkan permintaan tentang kesehatan anggota keluarga, kenaikan pangkat, kedamaian dunia, dll. Bertahun-tahun yang lalu, orang-orang biasanya pergi berkunjung pada malam Tahun Baru, ketika gong sedang berbunyi. Kini, pada umumnya kunjungan dilakukan pada salah satu hari di tiga hari pertama dalam tahun tersebut. Berjuta-juta orang mengunjungi kuil dan tempat suci yang terkenal, seperti Kuil Meiji (Tokyo), Kuil Naritasan Shinsho-ji (Propinsi Chiba), Kuil Kawasaki Daishi (Propinsi Kanagawa), Kuil Yasaka (Kyoto), dan Kuil Sumiyoshi (Osaka).(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 2

Shin-nen Ippan Sanga (ucapan selamat Tahun Baru dari masyarakat kepada Keluarga Kaisar)

Lingkungan Istana Kekaisaran di Tokyo biasanya tertutup untuk masyarakat umum, tetapi pada tanggal 2 Januari setiap orang dapat masuk untuk memberikan ucapan selamat Tahun Baru kepada anggota Keluarga Kaisar, yang melambaikan tangan kepada masyarakat dari balkon istana yang menghadap Taman Timur. Baru setelah Perang Dunia II semua penduduk diberikan hak untuk mengunjungi lingkungan istana untuk tujuan ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Page 23: KEBUDAYAAN JEPANG

Tanggal 11 (tanggal 4 atau 20 di beberapa daerah)

Kagami-biraki (Memotong kue beras Tahun Baru)

Kue beras kagami-mochi bulat yang besar secara tradisional dipersembahkan kepada para dewa selama perayaan Tahun Baru, kemudian pada hari ini kue mochi tersebut dipotong menjadi potongan kecil dan dimaka dengan o-zoni (sup sayur) atau o-shiruko (sup kacang azuki). Pada waktu kue ini dipotong, Tahun Baru dianggap telah selesai. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 (kira-kira)

Dondo-yaki

Hiasan Tahun Baru, seperti Kado-matsu (hiasan rangkaian tanaman) danShime-kazari (ornamen tali jerami), dibawa ke kuil setempat atau tempat lainnya dan dibakar. Menghangatkan diri di dekat apinya dikatakan dapat memberikan kesehatan yang baik dan kebahagiaan selama setahun. Upacara ini dilakukan di seluruh negeri. Acara pada Kuil Torigoe di Tokyo sangat terkenal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Senin Kedua bulan Januari

Seijin no Hi (Hari Usia Dewasa)

Di Jepang, orang-orang yang memperoleh hak untuk mengambil suara, minum alkohol dan merokok pada usia 20 tahun, ketika mereka secara resmi dinyatakan sebagai orang dewasa. Hari Usia Dewasa

Page 24: KEBUDAYAAN JEPANG

merayakan dimulainya masa dewasa untuk orang-orang yang akan berulang tahun ke-20 pada tahun tersebut. Pada upacara di kota-kota di seluruh negeri, para pemuda berpakaian jas kerja dan para wanita berpakaian kimono berwarna cerah berkumpul untuk mendengarkan pidato dan acara yang bertujuan untuk menanamkan kesadaran terhadap status mereka sebagai orang dewasa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Februari

Tanggal 3

Setsubun (upacara tradisional mengusir iblis)

Pada tanggal 3 Februari, hari sebelum musim dingin berubah menjadi musim semi, upacara Setsubun dilakukan untuk mengusir pengaruh yang merusak dan membawa keuntungan serta kebahagiaan. Di rumah-rumah, kebiasaannya adalah dengan menyebar kacang panggang sambil berteriak, “Oni wa soto, fuku wa uchi!” (“Iblis keluar, keuntungan masuk!”). Kebiasaan ini disebut mame-maki. Bintang-bintang media ternama dan para atlit diundang ke beberapa tempat suci dan kuil terkenal untuk melakukan mame-maki, membawa kegembiraan tambahan untuk masyarakat. Foto ini memperlihatkan kegiatan tersebutdi Kuil Kushida di Fukuoka. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Contoh dari topeng iblis yang dilempari kacang selama Setsubun. (Foto dari: JTB Photo)

Page 25: KEBUDAYAAN JEPANG

Tanggal 6 sampai 13 (kira-kira)

Sapporo Yuki Matsuri (Festival Salju Sapporo)

Sapporo, kota terbesar di Hokkaido, merayakan musim dingin dan salju di awal bulan Februari setiap tahun. Di Taman Odori, Anda dapat melihat lebih dari 150 patung besar yang terbuat dari salju dan es, menggambarkan berbagai bentuk mulai dari karakter televisi terkenal sampai karya arsitektur dunia. Ketika malam tiba, lampu-lampu sorot berwarna-warni membuat patung-patung tersebut berkilauan, menciptakan dunia impian di musim dingin. Anda juga dapat menonton konser dan acara lainnya selama kunjungan anda kesana. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 10 dan 11

Festival Inukko, di Yuzawa, Propinsi Akita

Lilin-lilin dibakar di kuil dan terdapat patung-patung anjing terbuat dari salju, mengundang pengunjung, khususnya anak-anak untuk masuk ke dalam dunia dongeng.

Page 26: KEBUDAYAAN JEPANG

(Foto dari: yokoso!japan weeks JAN.20 - FEB.29,2008)

Tanggal 14

Hari Kasih Sayang

Menurut legenda, seorang pendeta Kristen, Santo Valentine, mati secara martir di Roma pada tanggal 14 Februari, pada sekitar abad ke-3. Hari ini menjadi hari kasih sayang di jaman pertengahan Eropa. Di Jepang sejak tahun 1970-an, menjadi umum bagi para wanita muda untuk menandai hari ini dengan memberikan coklat kepada pemuda yang mereka sayangi atau kagumi. Mulai dari awal bulan sampai tiba pada harinya, Anda dapat melihat para wanita berkerumun di sekitar pajangan coklat di toko-toko. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 16

Page 27: KEBUDAYAAN JEPANG

Acara Yokote Kamakura, di Yokote, Propinsi Akita

Sebuah kamakura dibuat dengan memadatkan salju menjadi gundukan yang besar, dan kemudian dilubangi bagian dalamnya menjadi ruang yang nyaman. Duduk di dalam kamakura adalah salah satu kesenangan musim dingin untuk anak-anak setempat dan makanan kecil termasuk kue beras mochi panjang dan ama-zake (minuman manis terbuat dari fermentasi beras). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16 sampai 18

Tokamachi Yuki Matsuri (Festival Salju Tokamachi), di Tokamachi, Propinsi Niigata

Tokamachi adalah kota yg lebih kecil dan lebih tua dibanding Nagaoka. Cuaca disana sangat dingin sekali. Di pinggir-pingir jalan, tumpukan salju yg sudah hampir 4 meter itu dipahat dan dihias jadi doraemon, kitty, bebek, anpanman, dll. Acaranya dimulai pukul kira-kira pukul 06.00 sore dan selesai pada pukul 07.30 malam. (Sumber:http://bibipbondry.blogspot.com/)

Bulan Maret

Tanggal 3

Hina Matsuri (Festival Boneka)

Anak-anak perempuan menempatkan boneka yang mengenakan rok tradisional resmi, untuk menghiasi bagian rumah dan mengungkapkan permintaan untuk kesehatan dan kebahagiaan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 12

Page 28: KEBUDAYAAN JEPANG

Upacara O-mizu tori, di Aula Nigatsu-do, Kuil Todai-ji, Nara

Peristiwa penting dalam kalender Budhis ini diadakan pada salah satu kuil paling terkenal dii Jepang selama dua minggu, dimulai pada tanggal 1 Maret. Klimaksnya adalah pada tanggal 12, jauh di malam hari. Obor Taimatsu yang sangan besar berkobar-kobar dibawa dengan cepat di sepanjang beranda panjang yang mengelilingi Aula Nigatsu-do. Bunga api bertebaran pada kerumunan orang di bawahnya. Upacara lainnya, yang jauh lebih serius, diadakan pada saat yang hampir bersamaan, para pendeta mengambil air dari sebuah sumur di lingkungan kuil, dan mempersembahkannya kepada patung Kannon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 27

Festival O-Kichi, di Shimoda, Propinsi Shizuoka

Sekita tahun 1860, Townsend Harris adalah diplomat pertama yang mewakili Amerika Serikat di Jepang. Di bawah perintah hakim di Shimoda, seorang anak perempuan berusia 17 tahun yang bernama O-Kichi menjadi pembantu Townsend. Festival ini diadakan pada peringatan hari kematiannya, dan mengungkapkan permintaan untuk kebahagiaannya di dunia berikutnya. Dalam festival ini ada tari-tarian yang ditampilkan oleh banyak geisha, dan pasar yang menjual tanaman pot dan pohon. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan April

Awal April

Page 29: KEBUDAYAAN JEPANG

Hanami (Menikmati mekarnya bunga sakura)

Ketika pohon sakura berbunga, banyak rombongan orang yang mengunjungi taman-taman yang terkenal dengan bunga sakura, seperti Taman Ueno di Tokyo. Mereka datang tidak hanya untuk mengagumi mekarnya bunga tetapi juga untuk berkumpul di bawah cabangnya untuk makan, minum dan untuk menikmati waktu yang menyenangkan (dan ribut), hiburan orang Jepang yang umum selama musim ini. Setiap tahun, Agen Meteorologi Jepang meramalkan kapan bunga akan mekar di setiap daerah lokal. Contoh lain yang memperlihatkan betapa senangnya orang Jepang pada bunga ini, yang menghiasi negeri dengan warna merah muda yang lembut setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Seluruh bulan April

Miyako Odori (tarian tradisional di Kyoto)

Tarian berwarna-warni ditampilkan oleh geigi(geisha) dan maiko (murid geisha) dari Gion-machi, Kyoto. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Page 30: KEBUDAYAAN JEPANG

Tanggal 14 dan 15

Festival Musim Semi Takayama, di Kuil Hie, Takayama, Propinsi Gifu

Tempat suci yang dapat dibawa dan selusin atau lebih kereta hias diarak oleh peserta berkeliling kota. Kereta hias dihiasi kerajinan emas dan pahatan yang sangat indah, juga karya seni yang mengagumkan seperti bendera yang di bordir, semuanya menunjukkan keahlian para pekerja di daerah Hida. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Mei

Tanggal 3 dan 4

Festival Hataka dan Dontaku, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka

Mungkin festival terbaik di Fukuoka, kota terbesar di Kyushu. Para peserta berdandan dengan berbagai jenis kostum yang menarik, dan berparade di sekeliling kota sambil membuat keributan dengan memukul Shamoji (sendok besar kayu yang digunakan untuk menyendok nasi). Ada tarian tradisional di daerah umum yang terbuka di kota. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5

Kodomo no Hi (Tango no Sekku, Hari Anak, hari libur Nasional)

Page 31: KEBUDAYAAN JEPANG

Bendera berbentuk ikan koi “berenang” di udara, memperlihatkan birunya langit di awal bulan Mei. Keluarga menghias langit di atas rumah mereka dengan bendera-bendera seperti kaus kaki angin ini untuk merayakanTango no Sekku (Hari Anak-anak, 5 Mei), dan untuk mengharapkan kesuksesan dan kesehatan yang baik untuk anak laki-laki di rumah. Ikan koi besar berwarna hitam (ma-goi) melambangkan ayah, yang berukuran sedang berwarna merah (hi-goi) ibunya, dan yang kecil melambangkan anak laki-laki. Bendera lima warna melambangkan rumah, dan semuanya berarti keluarga bahagia. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14 dan 16

Festival Besar Kuil Izumo Taisha, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane

Sejak jaman dahulu dikatakan bahwa para dewa tinggal di Izumo, sebuah pemukiman tua dekat Laut Jepang di daerah yang sekarang dikenal sebagai Propinsi Shimane, di daerah Chugoku. Festival ini untuk menghormati Okuninushi no kami, dewa perkawinan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15

Festival Aoi, berpusat di Kuil Kamigamo dan Shimogamo di Kyoto, Propinsi Kyoto.

Page 32: KEBUDAYAAN JEPANG

Festival Aoi, yang berkisar di sekeliling dua kuil Shinto di Kyoto, telah dirayakan selama lebih dari seribu tahun. Pada tanggal 15 Mei setiap tahun, lebih dari 500 orang mengenakan kostum tradisional dari jaman Heian (794-1185) berangkat dari Istana Kaisar Kyoto dengan menaiki kuda, dengan kereta yang ditarik oleh lembu, dan memikul tempat suci yang dapat dibawa. Mereka berparade di sepanjang jalan-jalan dan mengunjungi dua tempat suci, Shimogamo dan Kamigamo. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Jumat sampai Minggu pertama setelah tanggal 15

Festival Sanja, di Kuil Asakusa, Taitoku, Tokyo

Diselenggarakan di kota pada distrik Asakusa, yang dikenal sebagai bekas daerah kelas pekerja tradisional. Mungkin festival di Tokyo yang paling menyenangkan, sekumpulan orang berparade sambil memikul tempat suci yang dapat dibawa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Juni

Hari Sabtu danMinggu pertama

Festival Weston di Kamikochi

Walter Weston adalah misionari dan pendaki gunung alpen dari Inggris. Festival ini untuk menghormati kesuksesannya dalam memperkenalkan Pegunungan Alpen Jepang kepada dunia melalui tulisannya. Festival ini juga merayakan dimulainya musim mendaki gunung di musim panas. Diselenggarakan di Kamikochi, di Propinsi Nagano. Jalan kecil di gunung yang dimulai dari sini menuju beberapa dari pendakian terbaik di Pegunungan Alpen Jepang.

(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Page 33: KEBUDAYAAN JEPANG

Tanggal 10

Festival Jam Air di Kuil Omi, Otsu, Propinsi Shiga

Di Jepang, jam air pertama dibuat sekitar 1.300 tahun yang lalu sesuai permintaan dari Kaisar Tenchi. Festival ini yang merayakan tanggal pertama kalinya jam tersebut digunakan, dan diadakan pada hari ini, disebut Toki no Kinen bi (Hari untuk memperingati waktu). Festival kuil ini mengingat Kaisar Tenchi, yang mendirikan ibukotanya di daerah ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Akhir Mei sampai akhir Juni

Festival Iris Suigo Itako, di Itako, Propinsi Ibaraki

Kota Itako terletak di daerah yang lebih rendah dari Sungai Tone. Daerah ini mempunyai jaringan anak sungai yang sempit, dan daerah pinggir sungainya dihiasi dengan bunga iris yang mulai mekar pada akhir bulan Mei. Bunga iris berwarna ungu, kuning dan putih. Sekitar 1 juta tanaman dalam 500 jenis, tahan terhadap cuaca yang panas dan lembab di musim hujan dan menciptakan pemandangan seperti di kartu pos dengan kelopak bunga yang seringkali dipenuhi dengan titik-titik air hujan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Juli

Tanggal 1 sampai 15

Festival Hakata Gion Yamagasa, di Fukuoka, Propinsi Fukuoka

Festival diadakan di sekitar Kuil Kushida di distrik Hakata dekat Fukuoka tengah. Di hari terakhir festival ini, para pria yang bersemangat mengenakan jaket happi berdesakan di jalan sambil mengusung kereta hias yang besar, memberikan banyak kesenangan pada masyarakat. Para penonton di sepanjang jalan memberikan dukungan dan semangat mereka dengan menyiramkan air pada para peserta. Di bagian lain kota, anda dapat melihat kereta hias dengan patung besar (tingginya 12 sampai 13 meter!) yang menggambarkan karakter mulai dari cerita anak-anak dan pengetahuan militer. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 7

Page 34: KEBUDAYAAN JEPANG

Festival Tanabata

Dua kekasih di langit malam hari, sebenarnya, dua bintang yang dinamakan Hiko boshi (Altair) danPrincess Ori hime (Vega), dapat menyeberangi Bimasakti hanya sekali dalam setahun untuk menghabiskan malam bersama, pada hari ke-7 di bulan ke-7. Atau begitulah, setidaknya, menurut legenda Cina kuno yang masuk ke Jepang pada jaman dahulu dan menjadi tercampur dengan cerita rakyat Jepang. Pertemuan di waktu malam sepasang kekasih ini adalah sebuah kesempatan untuk membuat beberapa permintaan ke surga. Permintaan di tulis pada bendera kertas warna warni dan diikat pada cabang bambu, yang kemudian dipasang vertikal untuk hiasan.(Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 14

Festival Api Nachi no Hi, di Nachi Katsuuracho, Propinsi Wakayama

Festival api yang spektakuler ini diadakan di Kuil Kumano Nachi, yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2004. Obor kayu pinus yang besar, masing-masing mempunyai berat sekitar 50 kg, menerangi jalan kecil menuju kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 19 (kira-kira)

Doyo no Ushi no Hi, sekitar hari terpanas dalam setahun

Page 35: KEBUDAYAAN JEPANG

Pada kalender tradisional,Doyo no Ushi no Hi terjadi di sekitar periode terpanas dalam setahun. Kelembaban juga tinggi di pertengahan bulan Juli ini. Ini adalah saat untuk memelihara kesehatan secara khusus dengan makan makanan bergizi, dan menurut cerita rakyat ikan lele bakar yang dibumbui saus teriyaki yang manis asin adalah makanan yang cocok. Ketika aroma dari makanan ini berhembus dari warung kaba-yaki yang kecil, Anda bisa melihat orang-orang mengantri untuk membelinya. Kebiasaan menyantap ikan lele pada pertengahan musim panas dimulai pada abad ke-18, yang dipromosikan oleh para pedagang yang ingin menjual hasil tangkapan hari itu. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Hari Sabtu terakhir bulan Juli

Festival Kembang Api Sungai Sumida, di Sumida-ku, Tokyo

Page 36: KEBUDAYAAN JEPANG

Malam musim panas di Jepang adalah saat untuk kembang api. Festival Kembang Api Sungai Sumida, yang diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir bulan Juli di sebuah distrik pemukiman tua dekat pusat Tokyo, telah menambah kesenangan musim panas sejak abad ke-18. Festival ini dilarang pada tahun 1960-an dan 70-an karena masalah keselamatan. Sungainya terpolusi dan rumah-rumah kayunya dianggap terlalu dekat satu sama lainnya. Tetapi pertunjukan ini diadakan kembali pada tahun 1978 dan sejak itu, ratusan dari ribuan orang datang untuk menikmatinya setiap tahun. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Agustus

Tanggal 2 sampai 7

Festival Nebuta Aomori, di Aomori, Propinsi Aomori dan lokasi lainnya

Page 37: KEBUDAYAAN JEPANG

Kereta hias sampai seberat 4 ton melewati jalan-jalan, memamerkannebuta besar bercahaya, yang merupakan gambar yang terbuat dari kertas Jepang. Para penari yang bersemangat yang disebut haneto bergoyang seperti ombak di sekeliling kereta. Kegembiraan yang disebabkan oleh kereta dan haneto,terdapat sampai 200.000 penari di sepanjang karnaval selama enam hari, sangat mengagumkan. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 5 sampai 7

Festival Lentera Akita Kanto, di Akita, Propinsi Akita

Beratus-ratus lentera kertas choochin direntangkan di sepanjang struktur bambu panjang yang tingginya lebih dari 10 meter dipamerkan melalui kota di malam hari. Para pria menyeimbangkannya di paha atau bahu mereka adalah pemandangan yang benar-benar harus dilihat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Page 38: KEBUDAYAAN JEPANG

Tanggal 9 sampai 12

Festival Yosakoi, di Kochi, Propinsi Kochi

Festival Yosakoi pertama kali diadakan di Kochi tahun 1954 untuk menolong kota ini keluar dari resesi dan merangsang ekonomi lokal. Kini, festival yang serupa diadakan di banyak bagian negeri ini. Di Kochi, sekumpulan anak muda yang bergabung, membuat festival ini menjadi karnaval rock and roll, samba dan kegembiraan lainnya. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Pertengahan Agustus

Tarian Awa Odori, di Tokushima, Propinsi Tokushima dan lokasi lainnya

Page 39: KEBUDAYAAN JEPANG

Mulai tanggal 12 sampai 15 Agustus, band o-hayashi yang bersemangat memainkan musik untuk Tarian Awa Odori. Lautan penari bergerak dengan berpakaian hampir seperti parade menuruni jalan-jalan utama Tokushima. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 13 sampai 18

Bon Odori Higashima Onsen, di Aizu Wakamatsu, Propinsi Fukushima

Sungai Yugawa mengalir melalui Higashima Spa, sebuah resor permandian air panas. Untuk festival o-bon, menara berwarna-warni didirikan di sungai yang dangkal. Para wisatawan, calon geisha dan yang lainnya menari sepanjang malam, bergerak mengelilingi menara sesuai dengan irama musik dan lagu rakyat. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15

Festival Lentera Yamaga Toro, di Yamaga, Propinsi Kumamoto

Page 40: KEBUDAYAAN JEPANG

Sekitar seribu wanita, dengan lentera sepuhan yang dihias dengan indah di kepala mereka, menampilkan tarian bon odori yang elegan dan membawa para penonton menuju dunia ilusi. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 16

Go-zan no Okuri-bi, di Kyoto, Propinsi Kyoto

Setelah matahari terbenam pada tanggal 16, lima buah gunung di sekitar Kyoto dinyalakan dengan api unggun yang spektakuler untuk mengucapkan selamat jalan pada roh nenek moyang. Konfigurasi api unggun bervariasi, termasuk karakter kanji dan sebuah perahu. Yang paling spektakuler adalah yang terdapat di Gunung Daimonji. Di sana, bahan tanaman yang akan dibakar diatur dalam bentuk kaeakter kanjiDai, yang artinya, “besar/raya”. Sebutan lainnya untuk peristiwa ini adalahDai-monji yaki (membakar kanji “Dai”). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24

Festival Jizo Bon, di Kyoto, Propinsi Kyoto

Acara o-bon di Kyoto berhubungan dengan patung Jizo, seharusnya berjumlah 5.000. dewa Jizo dikatakan melindungi anak-anak dari kejahatan, sehingga banyak dari kegiatannya berkisar di sekitar anak muda. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Page 41: KEBUDAYAAN JEPANG

Bulan September

Tanggal 1 sampai 3

Festival Kaze no Bon di Yatsuo machi, Propinsi Toyama

Kaze berarti angin, dan bon berarti festival o-bon. Festival untuk menghindari kerusakan akibat angin diadakan di Jepang pada hari yang disebut ni hyaku toka. Ini adalah salah satu yang paling menarik. Nada yang menyedihkan dan shamisen, drum taiko dan kokyu (biola Cina)berpadu untuk mengiringi tarian indah yang berlangsung sepanjang malam dan menciptakan unsur yang misterius. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 9

Choyo no Sekku

Salah satu dari lima festival musiman sekku yang aslinya dari Cina. Festival ini diadakan pada hari ke-9 di bulan ke-9, keduanya angka ganjil, membuat hari ini sangat menguntungkan. Hari tersebut juga disebut Kiku no Sekku (Festival Krisan), karena tradisi orang Cina yang minum anggur krisan pada festival ini untuk mengusir roh jahat. Bahkan kini ada kebiasaan untuk pameran dan menikmati bunga krisan di saat ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 18 (tahun 2005) (kalender kuno: 15 Agustus)

Jugoya, berkumpul bersama untuk menikmati pemandangan bulan

Tanggal 15 malam dari bulan ke-8 (kalender kuno) semestinya adalah saat bulan paling indah dalam setahun. Pada malam ini, orang-orang akan mengadakan pesta menikmati bulan, makan kue-kue seperti kue dango dan taro, minum sake, dan merayakan datangnya musim gugur. Dekorasinya termasuk tanaman yang dipotong melambangkan musim gugur, seperti susuki (rumput pampas Jepang). Di

Page 42: KEBUDAYAAN JEPANG

beberapa distrik, waktu ini juga adalah waktu untuk mengadakan festival terima kasih untuk panen yang baik, atau untuk menghormati saudara yang telah meninggal di kuburan mereka. Persembahan yang lezat untuk leluhur mungkin dicuri oleh anak-anak, dan merupakan kebiasaan untuk membuat lelucon tentang hal ini. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Oktober

Tanggal 7 dan 9

Festival Nagasaki Kunchi, di Kuil Suwa di Nagasaki, Propinsi Nagasaki

Festival ini ditetapkan sebagai aset budaya rakyat penting yang tidak berbentuk benda. Karnaval yang mengagumkan ini menarik perhatian wisatawan dari seluruh Jepang. Para anggota jemaat kuil berpartisipasi dalam penampilan yang eksotis yang termasuk tarian naga bergaya Cina yang disebut Ja Odori. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 15 dan 17

Festival Kanname, di Kuil Ise, Ise, Propinsi Mie

Pendeta Shinto mempersembahkan beras yang baru dipanen kepada para dewa dalam sebuah upacara untuk berterima kasih atas panen yang baik. Upacara Shinto yang paling penting di kuil besar ini. Penduduk setempat juga mempersembahkan beras panen pertama di kuil ini, dan menampilkan upacara hatsu ho hiki (contoh beras pertama) untuk rasa terima kasih mereka atas karunia alam. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan November

Tanggal 12 sampai 18, tahun 2005 (tanggal 11 sampai 17 dari bulan ke-10, dalam kalender kuno)

Festival Kami-ari, di Kuil Izumo, Izumo, Propinsi Shimane

Dikatakan bahwa terdapat 8 juta dewa tinggal di Jepang, dan bahwa mereka semua pergi ke pertemuan tahunan di Izumo pada hari ke-10 bulan ke-10 (kalender kuno, November di kalender modern). Nama festival, “Kami-ari”, berarti “Para dewa semuanya hadir”. Karena semua dewa ada di Izumo,di tempat lainnya di Jepang tidak ada, sehingga bulan Oktober secara tradisional disebut Kannazuki (bulan tanpa dewa). (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tori no Hi (Hari Ayam Jago)

Tori no Ichi (Pameran Hari Ayam Jago)

Page 43: KEBUDAYAAN JEPANG

Di bulan November, pada Hari Ayam Jago (salah satu dari “12 Shio” di kalender kuno Cina), diadakan festival pasar di kuil di bagian-bagian yang berlainan di negeri ini. Pasar ini dikatakan untuk membawa kwmakmuran dan keuntungan. Salah satu barang yang dijual di sana adalah penggarukkumade yang dihias. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Kumade

Tanggal 15

Shichi-go-san (Festival 7-5-3)

Page 44: KEBUDAYAAN JEPANG

Pada hari ini, para orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian tradisional resmi, dan membawa mereka ke kuil untuk merayakan pertumbuhan mereka. Anak laki-laki pergi ketika berusia 5 tahun, anak perempuan ketika berusia 3 dan 7 tahun. Selama festival, anak-anak pasti akan diberi chitose ame(“permen seribu tahun”). Di dalam foto, anak laki-laki dan perempuan memegang kantung yang berisi permen. Chitose ameyang panjang dan tipis, yang bahkan menjadi lebih panjang ketika ditarik, adalah jimat keberuntungan yang melambangkan keinginan untuk umur yang sangat panjang. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Bulan Desember

Seluruh bulan

Bonen-kai (pesta akhir tahun)

Salah satu peristiwa yang paling disenangi untuk banyak orang. Waktu saat alkohol dapat diminum bebas, setiap orang mengambil makanan rebus dari panci bersama, dan teman kerja saling mengakui

Page 45: KEBUDAYAAN JEPANG

nilai masing-masing sebagai kolega kerja. Teman-teman juga berkumpul bersama untuk pesta yang serupa. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 24

Malam Natal

Di Jepang, Malam Natal (24 Desember) adalah waktu untuk percintaan, hari dimana para pasangan muda mengukuhkan kembali rasa cinta mereka. Juga merupakan waktu anak-anak mendapatkan hadiah. Sehingga seperti yang dapat Anda lihat, Natal di Jepang hanya mempunyai sedikit arti yang bersifat keagamaan. Dimulai pada awal bulan, pohon natal yang besar dan pajangan lampu menghiasi jalan, dan anda akan mendengar banyak rekaman lagu Natal. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Tanggal 31

O-misoka (Malam Tahun Baru)

Page 46: KEBUDAYAAN JEPANG

Malam Tahun Baru disebut o-misoka atau joya. Tepat di tengah malam, lonceng kane di kuil di seluruh negeri berbunyi 108 kali. Kebiasaan ini disebut joya no kane. Mengapa 108 kali? Untuk menghapuskan 108 kegagalan manusia dari hati para pendengar, termasuk diantaranya nafsu, keserakahan, kemarahan dan iri hati. Foto ini, diambil di Kuil Chion-in di Kyoto, memperlihatkan pendeta yang mengayunkan seluruh tubuhnya ke belakang untuk menarik pemukul yang sangat besar lebih keras ke arah lonceng. Sebelum tengah malam, sesuai dengan tradisi, keluarga berkumpul untuk makan toshi-koshi soba (mi soba yang melambangkan keinginan untuk umur panjang). Kemudian waktunya untuk merayakan datangnya tahun baru, dan mendengarkan lonceng kuil. (Sumber: Nipponnia No. 34, 15 September 2005)

Prosesi pemakaman di Jepang

Banyak para ahli budaya berpendapat bahwa tidak ada negara modern saat ini yang menganut kepercayaan primitif layaknya Jepang. Masyarakat Jepang menganut ajaran Shinto dan Budha dalam kehidupan sehari-harinya.

Masahiro Kunosoki (1994:23) kepercayaan masyarakat Jepang bersifat shomin shinko. Shomin shinko menyangkut kepercayaan dunia suci dan dunia sekuler.

Jika Shinto bersifat sekuler dimana hanya memberikan pedoman kehidupan duniawi dan tidak mengajarkan adanya kehidupan sesudah kematian, maka Budha mengajarkan tentang Nirvana dan Umarekawaru (reinkarnasi). Karena itu upacara kematian di Jepang dilaksanakan berdasarkan ajaran Budha.

Adapun rangkaian prosesinya adalah sebagai berikut:

1.Matsugo-no-mizu

Yaitu mengusapkan air ke bibir jenasah dengan menggunakan jari atau sumpit. Tujuannya untuk membuat bibir jenasah tetap lembab.

Page 47: KEBUDAYAAN JEPANG

2.Kamidana-fuji

Yaitu menempelkan kertas putih di pintu untuk menjaga keluarga dari kejahatan gaib.

3.Makura-kazari

Menghias altar dengan menutupinya dengan alas meja berwarna putih atau silver, bunga, dupa, lilin yang menyala, semangkok nasi, dan air seperti yang dilakukan pada altar Budha umumnya.

4.Kakejiku

Menggantungkan lukisan Budha atau dewa selama masa berduka di satu sisi ruangan. Ruangan ini disebutkan merupakan batas jiwa orang yang meninggal antara dunia nyata dan dunia spiritual.

5.Kitamakura

Seperti ajaran bagaimana Budha memasuki Nirvana, kepala jenasah harus dihadapkan ke utara. Tapi jika dengan suatu alasan tidak dapat dihadaplan ke utara, maka boleh dihadapkan ke barat.

6.Sakasagoto

Executing a funeral through manners opposite to those of a daily life, for example, adding hot water for washing the body of the deceased and placing an inverted screen beside the remains. This concept relates to retrogression in time and reversal of position in the postmortem world.

7. Shinishozoku

Jenasah dikenakan baju terakhir berupa kimono untuk perempuan, dan hakama atau setelan jas untuk laki-laki. Didalam kantung baju tersebut diletakkan 6 koin yang digunakan untuk menyeberangi tiga sungai(sanzui).

8. Kichu-fuda

Pada hari berduka, keluarga menggantungkan lentera kertas di luar rumah untuk memberitahukan bahwa ada orang yang meninggal di rumah tersebut.

9. Mofuku

Dahulunya, pakaian berduka yang dikenakan oleh keluarga berwarna putih. Namun sekarang, dengan adanya pengaruh asing, orang-orang yang berduka menggenakan pakaian serba hitam.

Page 48: KEBUDAYAAN JEPANG

10. Juzu

Yaitu menggunakan juzu atau rosary dengan 108 biji rosary yang menggambarkan 108 kejahatan setan.

11. Ihai

Umumnya, orang Jepang percaya bahwa roh tidak berada dalam kehidupan sehari-hari, namun mereka datang ketika dipanggil. Dan Ihai ini merupakan meja kecil yang diletakkan di altar sebagai tempat persemayaman roh orang yang meninggal.

12. Shoko

Yaitu membakar dupa untuk orang yang telah meninggal, yang merupakan ajaran Budha.

13. Koden

The Koden has originated from returning the money for the incense. At present this system has been established for the purpose of giving an offering to the deseased and reducing a financial burden of the family based on the concept of the funeral rite as an affair relating to the whole community.

14. Omote-gaki

Yaitu memberikan reward kepada pendeta atas pelayanannya dalam upacara kematian.

15. Tsuya : Wake

Pada saat jenasah di kremasi, keluarga orang yang meninggal tetap terjaga semalaman, tujuan adalah untuk menjaga agar api pembakaran tidak diganggu oleh roh jahat. Untuk menghabiskan waktu, maka disediakan makanan dan minuman.

16. Kokorozuke

Memberikan tips untuk tetangga atau orang-orang yang telah membantu selama upacara.

17. Kotsuage

Yaitu mengumpulkan tulang dari tubuh yang sudah dibakar dengan menggunakan sumpit dan dimasukkan ke dalam guci. Tulang yang diambil adalah tulang kaki, tulang lengan, iga, tulang belakang, gigi, dan tengkorak.

Page 49: KEBUDAYAAN JEPANG

18. Kiyome-shio

Merupakan penyucian bagi orang yang kembali dari krematorium sebelum memasuki rumah untuk membuat roh jahat pergi dari tubuh orang tersebut.

19. Koden-gaeshi

Yaitu mengirimkan para pelayat sebuah hadiah yang harganya lebih kurang setengah dari harga hadiah yang telah mereka barikan. Ini dilakukan antara hari ketujuh sampai hari ketigapuluhlima.

20. Kiake

Berdasarkan ajaran Budha, arwah orang yang telah meninggal akan tetap berada di dunia nyata hingga 49 hari setelah kematiannya. Karena itu diadakan upacara peringatan kematian pada hari ke 35 dan hari ke 49.

21. Kaimyo/Homyo

Yaitu mengganti nama orang yang telah meninggal dengan nama Budha. Nama tersebut mewakili simbol-simbol dalam keyakinan Budha.

22. Otoki

Yaitu menyajikan makanan bagi pendeta yang telah membantu dalam prosesi kematian.

PERNIKAHAN TRADISIONAL

JEPANG

Page 50: KEBUDAYAAN JEPANG

Di Negeri Sakura (Jepang) Upacara Pernikahan merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah kehidupan orang Jepang. Orang Jepang mempunyai kesadaran untuk berkeluarga dan tetap taat pada adat istiadat warisan leluhurnya.

TATA CARA PERNIKAHAN

Page 51: KEBUDAYAAN JEPANG

PAKAIAN PERNIKAHAN DI JEPANG

PROSESI

PERNIKAHAN TRADISIONAL JEPANG

Page 52: KEBUDAYAAN JEPANG