kebun sawit dan jasa pada berbagai skenario … · 2018. 9. 12. · skenario bisnis seperti biasa...
TRANSCRIPT
-
Indonesia adalah produsen dan pengekspor utama minyak sawit di pasar global.
Produksi minyak sawit nasional meningkat dua kali lipat sejak 2007 hingga 2017 dari 18 juta ton menjadi 36 juta ton, mencakup sekitar 54% dari total produksi global.
PERLUASAN KEBUN SAWIT DI INDONESIA DI MASA DEPAN TAK
TERHINDARKAN KARENA ALASAN-ALASAN…
Hasil sangat tinggi
Biaya produksi rendah dan margin keuntungan yang tinggi
Meningkatnya konsumsi domestik minyak sayur dan bahan bakar nabati
Tingginya permintaan minyak sawit di pasar global
Kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal
Perluasan kebun sawit rakyat
23%
JASA EKOSISTEM DIANALISIS UNTUK MENILAI DAMPAK PERLUASAN KEBUN SAWIT PADA TAHUN 2035
Pada 2015, luas kebun sawit mencapai 6% dari total luas Indonesia.
Perluasan hanya terjadi pada areal potensial dengan kesesuaian lahan
tertentu.
Menggunakan bibit varietas unggul.
Areal dengan nilai konservasi tinggi (HCV) dan stok
karbon tinggi (HCS) dilindungi.
Perluasan terbatas pada areal
penggunaan lain.
Tidak ada perluasan kebun di areal-areal
dengan tutupan hutan dan lahan gambut.
Meningkatnya permintaan kayu untuk bahan bakar nabati dan
pasokan kayu.
Tingginya permintaan minyak sawit untuk pasar domestik dan pasar internasional.
KUALITASHABITAT
SIMPANAN &SERAPANKARBON
HASIL AIR
CO²
PRODUKSIMINYAKSAWIT
JASA EKOSISTEM
HASILKAYU
BISN
IS S
EPER
TI BIA
SA
KONSERVASI
INTENSIFIKASI LESTARI
BISNIS SEPERTI BIASA
KALIMANTAN BARATKALIMANTAN TENGAH
TEMUAN UTAMA
2007 2017
18 juta ton
36 juta ton
BIAYA PRODUKSI
KEUNTUNGAN
32%
54% total produksi global
KUALITASHABITAT
SIMPANAN &SERAPANKARBON
HASILAIR
CO²
PRODUKSIMINYAKSAWIT
JASAEKOSISTEM
HASILKAYU
Sekitar dua-pertiga (2.0 juta ha) perluasan terjadi pada areal penggunaa lain.
Perluasan kebun sawit meningkat 3,3 juta ha menjadi total 4, 8 juta ha, mencakup lebih dari 32% luas provinsi.
Perluasan kebun sawit meningkat 2,10 juta ha menjadi 3,58 juta ha, mencakup lebih dari 23% luas provinsi.
Sekitar dua-pertiga (1,2 juta ha) perluasan terjadi pada areal dengan tutupan hutan.
Kalimantan Barat memiliki sekitar 60% (3,9 miliar ton karbon) dari total stok karbon (6,5 miliar ton karbon) di Kalimantan Tengah.
Dalam skenario Bisnis Seperti Biasa, sekitar 779 juta ton karbon dan 591 juta ton karbon stok karbon hilang masing-masing di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari menghasilkan peningkatan stok karbon di kedua provinsi.
Kalimantan Barat menghasilkan 16% lebih banyak minyak sawit dibandingkan dengan Kalimantan Tengah.
0.00
2.25
4.50
6.75
9.00
LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun
Luas
(juta
ha)
/has
il m
inya
k sa
wit
(juta
ton)
LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Area, ha Hasil minyak sawit, metric ton CPO per tahun
0.00
2.50
5.00
7.50
10.00
Luas
(juta
ha)
/has
il m
inya
k sa
wit
(juta
ton)
Kualitas habitat menurun dengan signifikan di kedua provinsi dalam skenario Bisnis Seperti Biasa.
Dalam skenario Konservasi dan Intensifikasi Lestari, tidak terjadi pengurangan kualitas habitat secara signifikan.
JASA EKOSISTEM
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH.
Skenario intensifikasi lestari memberikan dampak positif pada stok karbon dan hasil air, sedangkan kualitas habitat sedikit memburuk di daerah penelitian.
Skenario intensifikasi lestari menawarkan solusi kompromi untuk perluasan kebun sawit di masa depan dengan memastikan pasokan jasa ekosistem yang sebanding dengan skenario konservasi, dan tanpa mempengaruhi secara signifikan hasil minyak sawit.
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO
INTENSIFIKASI LESTARI PADA 2035
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK SKENARIO
INTENSIFIKASI LESTARI DI 2035
SKENARIO INTENSIFIKASI LESTARI
2035
Skenario konservasi meningkatkan cadangan karbon dan mempertahankan kualitas habitat yang stabil relatif terhadap penggunaan lahan (2016) dengan intensitas perluasan kebun sawit terendah.
Skenario konservasi menghasilkan nilai total ekonomi tertinggi (TEV) jasa ekosistem di antara tiga skenario penggunaan lahan pada masa depan di kedua areal studi.
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK
SKENARIO KONSERVASI DI 2035
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK
SKENARIO KONSERVASI PADA 2035
SKENARIO KONSERVASI
2035
Pengelolaan intensif untuk meningkatkan
produktivitas tanaman.
Perluasan terjadi di wilayah konsesi
perkebunan sawit dan hutan tanaman
industri.
Skenario bisnis seperti biasa berdampak merugikan terhadap jasa ekosistem karena perluasan intensif kebun sawit yang mencakup areal hutan tua dan hutan pertumbuhan kembali.
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH UNTUK SKENARIO
BISNIS SEPERTI BIASA PADA 2035
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT UNTUK
SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA DI 2035
SKENARIO BISNIS SEPERTI BIASA
2035
Perluasan kebun sawit meningkat 534.000 ha menjadi total 2,11 juta ha.
KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT
Lebih dari 13,7 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan.
KONSERVASI
Lebih dari 9,63 juta ha lahan tidak menjadi kebun sawit dan hutan tanaman industri dalam skenario masa depan.
Hasil air terdampak negatif di semua skenario tata guna lahan masa depan relatif terhadap penggunaan lahan saat ini.
CO²
Nilai total jasa ekosistem (TEV) menurun pada skenario penggunaan lahan pada masa depan.
Skenario Konservasi menghasilkan nilai jasa ekosistem tertinggi di kedua provinsi.0.00
47.50
LULC -2016 BAU - 2035 CON - 2035 SUS-INT - 2035Kalimantan Tengah Kalimantan Barat
Tota
l nila
i eko
nom
i (M
ilyar
US$
)
95.00
142.50
190.00
ReferensiSharma SK, Baral H, Laumonier Y, Okarda B, Komarudin H, Purnomo H dan Pacheco P. 2018. An analysis of multiple ecosystem services under future oil palm expansion scenarios in Central and West Kalimantan, Indonesia. Occasional Paper 187. Bogor, Indonesia: CIFOR. https://www.cifor.org/pid/6953
Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dana dari United States Agency for International Develop-ment (USAID) melalui proyek penelitian Governing Oil Palm Landscapes for Sustainability
Program Penelitian CGIAR tentang Hutan, Pohon, dan Wanatani (FTA) adalah penelitian terbesar di dunia dalam program pembangunan guna meningkatkan peran hutan, pohon, dan wanatani dalam pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan, serta untuk mengatasi perubahan iklim. CIFOR memimpin FTA dalam kemitraan dengan Bioversity International, CATIE, CIRAD, ICRAF, INBAR dan TBI. Kegiatan ini didukung oleh Penyandang Dana CGIAR: cgiar.org/funders/
Direkomendasikan perlunya studi yang lebih detail di tingkat lokal (rumah tangga atau desa) untuk mengevaluasi nilai ekonomi dari jasa ekosistem kunci dan pertukaran atau sinerginya dalam memahami lebih baik dampak perluasan kebun sawit pada masyarakat lokal dan lingkungan.
Memenuhi kaidah moratorium hutan
dan nol-deforestasi.
Perluasan kebun sawit meningkat 1,37 juta ha menjadi total 2,98 juta ha.
Perluasan kebun sawit meningkat 1,28 juta ha pada lahan yang sesuai menjadi total 2,86 juta ha.
INTENSIFIKASI LESTARI
KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT
56%perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar
Sekitar
33%pada semak belukar.
87%perluasan kebun sawit terjadi pada lahan pertanian dan sekitar
Sekitar
12%pada semak belukar.
KalimantanBarat
KalimantanTengah
Satu dari 25 hotspot biodiversitas
KALIMANTAN BARAT DAN KALIMANTAN TENGAH
SKENARIO MASA DEPAN KEBUN SAWIT
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN BARAT PADA 2016
KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN BARAT
2016
PETA TUTUPAN DAN PENGGUNAAN LAHAN KALIMANTAN TENGAH PADA 2016
AREA STUDI
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air Kilometers100050100
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
Kilometers100050100
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air Kilometers
100050100Kilometers
100050100
Legend Land use classes Intact Forest
Logged Forest
Regrowth Forest
Scrublands
Agriculture
Other Land
Oil Palm Plantation
Timber Plantation
Water Bodies
Kilometers100050100
Kilometers100050100
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
Kilometer100050100
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
Legend Land use classes Intact Forest
Logged Forest
Regrowth Forest
Scrublands
Agriculture
Other Land
Oil Palm Plantation
Timber Plantation
Water Bodies
Kilometer100050100
Perluasan kebun sawit meningkat 218.000 ha menjadi 1,82 juta ha.
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
Legenda Kelas tutupan dan penggunaan lahan
Hutan Primer
Hutan Bekas Tebangan
Hutan Sekunder
Belukar
Pertanian
Lahan Lain
Perkebunan Kelapa Sawit
Hutan Tanaman Industri
Badan Air
KEBUN SAWIT DAN JASAEKOSISTEM PADA BERBAGAI SKENARIOPENGELOLAAN LANSKAP