kebutuhan dan perilaku pencarian informasi pemustaka di...
TRANSCRIPT
KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI
PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
Syafa Muthi’ah
1113025100015
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI
PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh
Syafa Muthi’ah
NIM. 1113025100015
Di bawah bimbingan:
Dr. Ida Farida, M.LIS
NIP. 197004072000032003
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
iii
iv
i
ABSTRAK
Syafa Muthi’ah ( 1113025100015 ) Kebutuhan dan Perilaku Pencarian
Informasi Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok. Dibawah
bimbingan Dr. Ida Farida, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2020.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi pemustaka
dan perilaku pencarian informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data
penelitian ini diambil menggunakan teknik wawancara dengan mengambil subjek
4 orang pemustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
perilaku pencarian informasi oleh David Ellis yang mengemukakan ada 8 tahapan
dalam pencarian informasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan
informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok adalah yang berkaitan
dengan koleksi fiksi seperti novel dan koleksi non fiksi seperti modul atau buku
pelajaran yang biasa digunakan oleh pelajar dan mahasiswa. Perilaku pencarian
informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok ini meliputi starting
(memulai), chaining (menghubungkan), browsing (menelusur), differentiating
(memilah), monitoring (memantau), extracting (merangkum), verifying
(memeriksa) dan ending (penyelesaian). Informan di tahap starting melakukan
pencarian di internet sebelum melakukan pencarian informasi berikutnya. Tahap
chaining hanya dilakukan oleh informan yang sedang melakukan penelitian
sedangkan tahap browsing informan melakukan pencarian dari internet dan
perpustakaan dengan menelusur di OPAC dan langsung mencari ke rak koleksi.
Pada tahap differentiating informan melakukannya dengan memilah sumber,
relevansi pengarang serta isinya dan di tahap monitoring hampir semua melakukan
pencarian informasi yang up to date. Tahap extracting ini informan melakukan
berbagai cara diantaranya mengidentifikasi sumber koleksi, mencocokkan sumber
relevan, identifikasi sesuai arahan dan identifikasi dari internet. Terakhir pada tahap
verifying semua informan melakukan verifikasi terhadap sumber yang digunakan
dan pada tahap ending semua informan melakukan diskusi atas sumber yang
digunakan. Dari semua tahap yang dikemukakan oleh David Ellis, ada 2 tahap yang
tidak dilakukan dengan sempurna yakni tahap chaining dan monitoring.
Kata kunci: Informasi, Kebutuhan Informasi, Perilaku Pencarian Informasi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah puji syukur kepada Allaah SWT yang telah memberikan
nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna
melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana. Shalawat serta salam tak lupa
penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.
Skripsi ini berjudul “ Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka
di Perpustakaan Umum Kota Depok ”. Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena masih banyak kekurangan dari proses penulisan dan referensi.
Skripsi ini berhasil diselesaikan karena doa, dukungan serta bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sangat
dalam kepada:
1. Bapak Saiful Umam, Ph.D selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
memberikan pengarahan serta ilmu dalam membimbing penulis
menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allaah SWT senantiasa
memberkahi
3. Ibu Siti Maryam, S.Ag, S.S, M.Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iii
4. Bapak Amir Fadhilah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan,
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Dr. Ade Abdul Hak, M.Hum selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan saran kepada penulis
6. Ibu Hj. Siti Chaerijah Aurijah, S.Pd, MM selaku Kepala Dinas Perpustakaan
Umum Kota Depok yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian
7. Ibu Irmasari dan Kak Putri selaku Staff Pustakawan Perpustakaan Umum Kota
Depok yang telah memberikan infomasi yang dibutuhkan penulis dalam
melakukan penelitian
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang tak ternilai. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan
membawa keberkahan
9. Ayah dan Ummi yang tercinta, yang telah banyak memberikan kasih saying,
dukungan moril dan materiil kepada penulis serta selalu mendoakan penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Allaah SWT selalu
melimpahkan rahmatNya
10. Pendamping hidup Arif Hidayatullah yang telah memberikan motivasi,
sokongan materiil maupun non materiil dan buah hati Ahmad Ibadurrahman
Al Banna yang telah memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini
11. Adik-adikku, Umar, Khonsa dan Iffah yang telah memberikan doa, semangat
serta bantuannya kepada penulis
iv
12. Sahabat-sahabatku Kartika, Nur, Indah, Restu dan sahabat di organisasi
Lembaga Dakwah Kampus yang telah memberikan kenangan manis selama
kuliah, terima kasih atas doa dan motivasi kepada penulis, semoga Allaah
memberkahi persahabatan kita sampai Syurga-Nya
13. Sahabat dan teman-teman seperjuangan di Jurusan Ilmu Perpustakaan
angkatan 2013, khususnya IPI A 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas kebersamaannya, doa-doa dan bantuannya selama
kuliah, semoga ilmu yang telah didapat dapat bermanfaat dan memberkahi
pertemanan kita
14. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis, maaf tidak dapat disebutkan
satu persatu, terima kasih atas dukungan doa dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dari
segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu penulis berharap masukan berupa
kritik maupun saran yang positif dan membangun untuk perbaikan penulisan skripsi
ini. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang lebih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis serta dilimpahkan berkah dan ridha-Nya. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya kepada Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Aamiin.
Depok, 11 April 2020
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………...…i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 7
D. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 8
E. Definisi Istilah ............................................................................................. 10
F. Metode Penelitian ....................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan ................................................................................. 18
BAB II ................................................................................................................... 20
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................ 20
A. Kajian Pustaka ................................................................................................... 20
B. Peta Tinjauan Literatur .................................................................................... 40
BAB III .................................................................................................................. 42
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN................................................. 42
A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok ......................................................... 42
B. Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Depok ............................................ 43
C. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Depok ................................ 43
D. Layanan Perpustakaan Umum Kota Depok ................................................... 45
E. Data Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok ............................................ 48
vi
BAB IV .................................................................................................................. 49
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................................................. 49
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 49
1. Kebutuhan Informasi Pemustaka .................................................................... 50
2. Perilaku Pencarian Informasi ........................................................................... 54
BAB V .................................................................................................................... 70
PEMBAHASAN ................................................................................................... 70
A. Pembahasan ........................................................................................................... 70
1. Kebutuhan Informasi Pemustaka .................................................................... 70
2. Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka ....................................................... 71
BAB VI .................................................................................................................. 78
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 78
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1:Model perilaku pencarian informasi Wilson ........................................ 32
Gambar 2: Model perilaku pencarian informasi Krikelas ..................................... 34
Gambar 3:Model Perilaku Pencarian Informasi Kuhlthau .................................... 36
Gambar 4: Model perilaku pencarian informasi Ellis ........................................... 39
DAFTAR TABEL
Tabel 1:Jam Pelayanan Perpustakaan Umum Kota Depok ................................... 45
Tabel 2: Data Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok ..................................... 48
Tabel 3: Data Informan ......................................................................................... 49
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Hasil Analisis ........................................................................... 86
Lampiran 2: Daftar Wawancara ............................................................................ 88
Lampiran 3: Perpustakaan Umum Kota Depok .................................................... 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan kualitas masyarakat di suatu negara dalam
berbagai aspek khususnya di bidang pendidikan, sangat diperlukan berbagai
sarana penunjang. Banyak sarana dalam hal penunjang tersebut, salah satunya
perpustakaan. Perpustakaan harus dapat menunjang kebutuhan pengguna
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perpustakaan menjadi pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan
yang tidak pernah ada habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan.
Melalui perpustakaan, seseorang dapat saling tukar menukar informasi, saling
menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, saling menguji dan
saling memperoleh nilai tambah untuk mengikuti perkembangan zaman.
Dengan perpustakaan, yang di dalamnya terdapat teknologi informasi dan
teknologi komunikasi, kendala jarak waktu sudah dapat teratasi. (Sutarno,
Perpustakaan dan Masyarakat, 2003, p. 2)
Perpustakaan merupakan salah satu lembaga, yakni lembaga yang bidang
dan tugas dan bidang pokoknya berkaitan dengan penyediaan dan pelayanan
informasi berbagai ilmu pengetahuan, pendidikan, penelitian dan
pengembangan dengan lingkupnya mengelola informasi yang mencakup
berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi (Sutarno, Tanggung Jawab
Perpustakaan : Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi, 2005, p. 1).
Peranan perpustakaan sangat vital pada era saat ini, melihat perkembangan
2
zaman semakin maju dan teknologi semakin canggih di mana sulit untuk
menyaring informasi yang baik.
Dalam hal ini perpustakaan sebagai instansi dan organisasi yang hidup,
juga sebagai salah satu sumber informasi sangat berperan aktif dalam
menciptakan pola pikir masyarakat yang baik dan unggul. Seperti halnya pada
perpustakaan umum yang menjadi jantung informasi dan pengetahuan bagi
masyarakat. Selain menjadi jantung informasi dan pengetahuan bagi
masyarakat, perpustakaan umum juga dapat mendukung kemajuan daerah atau
kota.
Informasi didapatkan dari sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi. Informasi terbentuk akibat adanya interaksi manusia dengan
lingkungan dan manusia lainnya. Sedangkan menurut Taufik informasi sendiri
adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermnafaat
bagi pengguna (Riani, 2017). Perkembangan informasi juga mengikuti
perkembangan kebutuhan manusia akan informasi dan didukung dengan akses
yang mudah didapat.
Di zaman yang sudah maju dan dengan didukungnya teknologi yang
canggih tentunya masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi.
Berbagai macam informasi semakin mudah didapatkan. Setiap individu
mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda-beda, untuk memenuhinya juga
mempunyai cara masing-masing. Menurut Sulistyo Basuki kebutuhan
informasi adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk menunjang
kebutuhan sehari-harinya (Sulistyo-Basuki, 2004). Dapat dikatakan kebutuhan
3
informasi merupakan keinginan seseorang untuk memperoleh pengetahuan
yang bernilai guna untuk dirinya.
Menurut Shannon dan Weaver informasi merupakan sebuah stimulus
yang dapat mengurangi ketidakpastian. Maksudnya adalah dengan
mendapatkan informasi, rasa keraguan seseorang terhadap sesuatu akan
berkurang dan timbul sebuah pemahaman (Eviliyana & Arfa, 2015, p. 3).
Setiap orang dalam menjalani kehidupan mempunyai kesamaan dalam hal
selalu membutuhkan informasi, namun yang membedakan adalah tingkat dan
jenis informasi yang dibutuhkan (Fatmawati, 2016, p. 1)
Pengguna atau pemakai yang mempunyai kebutuhan tertentu pasti akan
berusaha mencari atau menemukan informasi. Dalam melakukan pencarian
informasi setiap pengguna tentunya punya berbagai cara masing-masing.
Menurut Wilson (Wilson, Human Information Behavior : Special Issue on
Information Science Research, 2000, p. 1), perilaku pengguna informasi
merupakan tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang
menggabungkan informasi yang ditemukannya dengan pengetahuan dasar
yang telah dimiliki sebelumnya.
Kebutuhan informasi dan perilaku pencarian informasi merupakan hal
yang pasti dilakukan oleh pencari informasi. Hal ini dikarenakan oleh berbagai
macam faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memenuhi kebutuhannya,
baik oleh tujuan, pengetahuan, lingkungan, situasi-kondisi maupun tugas
dalam penyelesain studi. Hal ini senada dengan pendapatnya Belkin yaitu
kebutuhan dan perilaku pencarian informasi dapat dipengaruhi oleh bermacam-
4
macam sebab, antara lain latar belakang sosial, budaya, pendidikan, tujuan
yang ada dalam diri manusia tersebut serta lingkungan sosialnya.
Pemenuhan kebutuhan informasi dapat dilakukan oleh setiap orang,
mereka akan melakukan pencarian informasi melalui sumber-sumber
informasi, sejumlah perilaku yang ditunjukkan oleh mereka dalam melakukan
pencarian informasi disebut sebagai perilaku pencarian informasi (Herlina,
Suriana, & Misroni, 2016, p. 187). Biasanya pengguna informasi mencari
kebutuhannya dapat lewat media online maupun offline. Media offline dapat
ditemui di perpustakaan salah satunya, dan kini perpustakaan semakin
berkembang dan menyediakan media online pada layananannya. Salah satunya
di Perpustakaan Umum Kota Depok yang terletak di pusat Kota Depok.
Perpustakaan Umum Kota Depok terletak di tempat yang strategis, di
mana masih berada di kawasan kantor Balaikota Depok tepatnya di sentral
kota. Pada tanggal 21 Januari 2015, Perpustakaan Umum Kota Depok mulai
pindah ke gedung baru yang terletak di sebelah kiri setelah pintu masuk
Balaikota Depok Jalan Margonda Raya no. 54. Perpustakaan yang sudah
menerapkan sistem otomasi ini lumayan banyak menarik minat pemustaka
untuk datang karena tempat dan fasilitas yang cukup nyaman. Di samping
posisinya yang strategis karena dekat sekolah, kampus dan lembaga institusi
memungkinkan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum mudah
menjangkau perpustakaan. Berangkat dari sini juga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Kota Depok.
5
Pemustaka yang berkunjung ke perpustakaan tentunya dari banyak
kalangan yang berbeda dengan kebutuhan yang beragam sehingga melahirkan
perilaku yang berbeda dalam upaya pencarian informasi. Dari pengamatan
penulis, sebagian besar pemustaka yang berkunjung dari kalangan pelajar dan
mahasiswa. Beberapa dari mereka melakukan pencarian informasi atau bahan
pustaka langsung menuju rak koleksi, beberapa menggunakan OPAC atau
katalog online yang tersedia di komputer untuk menelusur informasi, dan ada
juga yang bertanya kepada petugas yang sedang berada di sekitar ruang
koleksi.
Beberapa hal diatas yang pada akhirnya menjadikan penulis ingin
mendalami bagaimana kebutuhan dan perilaku pencarian informasi yang lebih
dalam pada pemustaka khususnya pelajar dan mahasiswa di Perpustakaan
Umum Kota Depok. Berdasarkan latar belakang penjelasan di atas maka
penulis ingin mengetahui dan meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan dan
perilaku pencarian informasi yang dilakukan oleh pemustaka. Oleh karena itu
penulis mengambil judul pada penelitian ini dengan “Kebutuhan dan
Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota
Depok” .
6
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti
agar dapat memberi fokus pada masalah, dan penelitian dilaksanakan
dengan mudah, terarah serta mendapatkan hasil yang baik. Pembatasan
masalah dalam penelitian ini difokuskan pada:
a. Kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok.
b. Perilaku pemustaka dalam melakukan pencarian informasi dalam
memenuhi kebutuhannya pada saat mengunjungi Perpustakaan Umum
Kota Depok.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang
sudah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Umum
Kota Depok?
b. Bagaimana perilaku pemustaka dalam melakukan pencarian informasi
dalam memenuhi kebutuhannya pada saat mengunjungi Pepustakaan
Umum Kota Depok?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penulisan penelitian ini sebagai berikut :
1. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban
pemecahan masalah. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui kebutuhan informasi pemustaka yang berada di
Perpustakaan Umum Kota Depok.
b. Mengungkapkan perilaku pencarian informasi pemustaka dalam
memenuhi kebutuhan informasinya pada saat berkunjung ke
Perpustakaan Umum Kota Depok.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan, maka manfaat
yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran kepada Perpustakaan Umum Kota Depok dalam
mengembangkan koleksi yang menjadi kebutuhan pemustaka.
b. Memberikan masukan untuk pengembangan fasilitas Perpustakaan
Umum Kota Depok dalam hal pola perilaku pencarian informasi dalam
memenuhi kebutuhan informasi.
c. Menambah dan memperluas wawasan penulis tentang kebutuhan dan
perilaku pencarian informasi di perpustakaan.
8
d. Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan bagi mahasiswa
ilmu perpustakaan khususnya mengenai kebutuhan dan perilaku
pencarian informasi pemustaka di perpustakaan umum.
D. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang menurut penulis relevan dengan penelitian
penulis dan dijadikan referensi untuk tema penulis, diantaranya adalah :
Skripsi pertama berjudul “Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi
Mahasiswa Universitas Islam As-Syafi’iyah” yang disusun oleh Dhiyah Fadhila
Ariefianti mahasiswi program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2018. Penelitian ini
membahas tentang kebutuhan dan perilaku pencarian informasi mahasiswa di
Perpustakaan Universitas Islam As-Syafi’iyah. Metode penelitian yang digunakan
oleh peneliti merupakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan teori Ellis yang dikemukakan kembali oleh Wilson dalam
mengidentifikasi perilaku pencarian informasi pada mahasiswa. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi pada mahasiswa S1 UIA
paling banyak adalah untuk mencari informasi dan menambah wawasan
pengetahuan umum sebanyak 78,89%, selebihnya mencari informasi untuk
mengerjakan tugas sebanyak 77,77% dan mencari informasi yang berkaitan
dengan kuliah sebanyak 62,22%. Pada perilaku pencarian informasi, menunjukkan
bahwa pada umumnya mereka melakukan 8 tahapan yaitu starting, chaining,
browsing, differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending.
9
Skripsi kedua berjudul “Perilaku Pencarian Informasi dalam Memenuhi
Kebutuhan Informasi Mahasiswa UIN di Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah” yang disusun oleh Nunung Masruriyah mahasiswi program studi
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
pencarian informasi di Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian
ini memiliki persamaan pada penulis yaitu menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
wawancara dengan purposive sample dengan 9 informan dari beberapa jurusan dan
fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini membahas bagaimana
mahasiswa memenuhi kebutuhan informasinya, perilaku pencarian yang merujuk
pada teori Ellis serta hambatan pemustaka dalam memperoleh koleksi. Hasil dari
penelitian ini yaitu mahasiswa dalam memenuhi kebutuhannya paling sering
dengan mengunjungi perpustakaan UIN daripada ke internet maupun ke tempat
lain. Informasi yang sering digunakan pada mahasiswa yaitu buku pelajaran. Pada
perilaku pencarian informasi mahasiswa melakukan 7 tahapan yaitu starting,
chaining, browsing, monitoring, extracting, verifying dan ending.
10
E. Definisi Istilah
Dalam memudahkan serta memahami istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa pengertian istilah yang
sering digunakan dalam setiap bab penelitian, diantaranya:
1. Perpustakaan Umum
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan umum ialah perpustakaan yang
memberikan akses tidak terbatas pada sumber dan jasa perpustakaan cuma-
cuma bagi semua warga komunitas, tempat atau kawasan geografi tertentu,
yang sebagian dananya berasal dari masyarakat atau komunitas (Sulistyo-
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1994).
2. Kebutuhan
Kebutuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan
informasi. Kebutuhan informasi menurut Laloo yaitu informasi yang
seharusnya dimiliki individu untuk pekerjaan, riset, hiburan dan sebagainya
(Laloo, 2002).
3. Informasi
Informasi dapat diartikan sebagai data atau sekumpulan data maupun
fakta yang berguna bagi pemakai. Dapat juga dikatakan sebagai
pengetahuan yang terekam. Menurut Yusup, informasi merupakan suatu
rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan
yang dibuat seseorang (Yusup & Subekti, 2010).
4. Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi merupakan upaya atau cara yang
dilakukan individu untuk memperoleh informasi. Menurut Wilson, perilaku
11
pencarian informasi merupakan perilaku tingkat mikro, berupa perilaku
yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi
manual misalnya surat kabar, majalah, perpustakaan atau yang berbasis
komputer (World Wide Web) (Wilson, Human Information Behavior :
Special Issue on Information Science Research, 2000).
F. Metode Penelitian
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian penulis merupakan
penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata penelitian deskriptif merupakan
suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-
fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan
manusia. Bentuknya seperti aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan dan perbedaan lainnya (Sukmadinata, 2006). Metode deskriptif yaitu
penelitian yang bertujuan mendeskripisikan atau menjelaskan sesuatu hal
seperti apa adanya (Irawan, 2004). Penulis melakukan penelitian deskriptif
untuk memberikan gambaran secara umum apa adanya mengenai kebutuhan
dan perilaku pencarian informasi mahasiswa dan pelajar di Perpustakaan
Umum Kota Depok.
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
memakai pendekatan kualitatif. Cresswell mendefinisikan pendekatan
kualitatif sebagai berikut,
12
“ Qualitative research focuses on the process that is occurring as well as
the product outcome. Researchers are particulars interested in
understanding how thing occurs.”
Menurut Creswell penelitian kualitatif difokuskan pada proses yang
terjadi dalam penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian kualitatif tidak
dapat dibatasi dan merupakan bagian penting dalam penelitian untuk
memahami gejala sosial sepanjang proses penelitian (Creswell, 1994).
Menurut Williams (1988), ada lima pandangan dasar pendekatan
kualitatif, yaitu (Hidayat, 2007):
1. Melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan
holistik.
2. Prosesnya interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3. Terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).
4. Selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara
simultan.
5. Melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti
subyektif.
Pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan keadaan
dari Perpustakaan Umum Kota Depok dengan bertanya atau wawancara
langsung dengan objek penelitian, yakni mahasiswa dan pelajar di sana.
Subjek dari penelitian ini adalah pemustaka khususnya mahasiswa, pelajar
maupun peneliti yang berada di Perpustakaan Umum Kota Depok. Sedangkan
objek dari penelitian ini merupakan perilaku pencarian informasi yang
dilakukan oleh pelajar, mahasiswa maupun peneliti.
13
b. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber data primer dan data
sekunder.
1) Data primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari
sumbernya (Riduan, 2010). Selanjutnya teknik pengumpulan data yang
diperoleh secara langsung dengan cara wawancara, yaitu dengan
melakukan pengamatan dengan cara terjun langsung ke Perpustakaan
Umum Kota Depok dengan menggunakan instrumen lembar wawancara
dan alat rekorder. Dalam penelitian ini yang merupakan sumber data
primer adalah pemustaka yang ada di Perpustakaan Umum Kota Depok.
Penulis mengambil data dengan menggunakan teknik purposive sampling
yaitu mengambil sampel empat orang pemustaka yang sedang berkunjung
ke perpustakaan dan sesuai kriteria. Masing-masing pemustaka adalah dua
orang mahasiswa dan dua orang pelajar.
2) Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua
yang memiliki informasi atau data tersebut. Juga sumber dapat berasal dari
buku maupun literatur di perpustakaan, berkaitan dengan bahan yang akan
diteliti (studi kepustakaan). Dalam penelitian ini penulis menggunakan
data sekunder buku-buku, artikel ilmiah, jurnal online, dokumentasi
maupun data internal Perpustakaan Umum Kota Depok.
14
c. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi dan sampel
namun informan. Informan merupakan orang yang memberikan informasi, atau
orang yang menjadi sumber data dalam penelitian (narasumber). Dalam
penelitian ini peneliti menentukan informan yang masuk dalam kriteria dan
sesuai dengan topik penelitian. Selain mudah ditemui dan juga memahami serta
menguasai akan topik yang sedang diteliti oleh penulis.
Penulis memilih informan dengan mengetahui dahulu apakah statusnya
pelajar maupun mahasiswa yang sedang melakukan tugas atau penelitian.
Adapun kriteria informan yang penulis ambil adalah :
a. Seorang pelajar, mahasiswa maupun peneliti yang berada di
Perpustakaan Umum Kota Depok
b. Informan sedang melakukan tugas, menulis maupun penelitian
c. Informan bersedia diwawancari oleh penulis dan mempunyai
keluangan waktu
d. Informan faham dan menguasai konsep maupun topik
Penulis mengambil teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan menentukan kriteria tertentu. Dalam teknik ini penulis memilih
4 pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok. Penulis mewawancarai 2
pelajar SMK dan 2 mahasiswa dari universitas yang berbeda. Alasan penulis
menjadikan 2 pelajar tersebut informan karena merupakan anggota
perpustakaan dan 2 mahasiswa lainnya sedang melakukan penelitian dan
mengerjakan tugas serta belajar.
15
c. 1. Profil Informan/ Narasumber
Informan yang penulis wawancarai ada 4 orang. Berikut profil lengkapnya:
1. Informan D
Informan ini bernisial D merupakan mahasiswa semester 3 di
Universitas PGRI Indraprasta (UNINDRA) jurusan Pendidikan
Matematika. Domisilinya di Depok dan belum menjadi anggota
Perpustakaan Umum Kota Depok.
2. Informan E
Informan E merupakan pelajar kelas 12 SMK di SMK Perintis Depok
dan mengambil jurusan akuntansi. Berdomisili di Depok dan sudah
menjadi anggota tetap di Perpustakaan Umum Kota Depok. Informan
E termasuk orang yang sering mengunjungi perpustakaan.
3. Informan M
Informan M adalah seorang pelajar kelas 12 SMK bersekolah di SMK
Perintis Depok dan mengambil jurusan akuntansi. Berdomisili di
Depok dan sudah menjadi anggota Perpustakaan Umum Kota Depok.
Informan M sering mengunjungi perpustakaan untuk membaca,
mengerjakan tugas dan belajar atau meminjam koleksi perpustakaan.
4. Informan K
Informan yang berinisial K adalah seorang mahasiswa di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta semester 13. Informan K berdomisili di Pasar
Minggu, Jakarta Selatan. Informan K mengunjungi Perpustakaan
Umum Kota Depok beberapa kali untuk melakukan penelitian tugas
akhir.
16
d. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.
(Sugiyono, 2005, p. 62) Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
dalam penelitian ini yaitu:
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang mencakup cara yang digunakan
sesorang untuk tujuan maupun tugas tertentu, mencoba mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang informan dengan
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu (Koentjaraningrat,
1991, p. 129). Metode ini digunakan karena penulis ingin mendapatkan
informasi yang mendalam dari pengetahuan informan.
b. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan data-data
dan informasi untuk menunjang latar belakang penelitian, teori
penelitian, dan pembahasan lainnya. Data dan informasi ini diperoleh
dari buku, artikel dan jurnal dari internet serta data internal yang berada
di Perpustakaan Umum Kota Depok.
e. Teknik Analisis Data
Dari perolehan pengumpulan data, selanjutnya penulis mengelola data, di
mana terdapat tiga teknik analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman,
diantaranya reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Lebih
lengkapnya yaitu, (Miles & Huberman, 1992, p. 16) :
17
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
diambil. Dalam hal ini penulis mengambil data dari hasil observasi,
wawancara, serta studi pustaka yang relevan dengan topik penelitian saja.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan data informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
matriks, grafik, jaringan dan bagan. Dari data yang dihimpun, penulis
menjabarkan hasil dalam bentuk teks naratif sesuai dengan penelitian yang
dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu teknik analisis data kualitatif
di mana hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan. Dalam
hal ini penulis membuat kesimpulan dari data dan hasil yang telah dijabarkan
sebagai jawaban atas rumusan masalah.
18
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini akan menguraikan gambaran umum
tentang apa yang dibahas pada setiap bab penyusunan laporan penelitian ini.
Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan hal-hal seputar penelitian seperti: latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian
terdahulu, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pembahasan kajian teori yang berasal dari kajian pustaka
mengenai perpustakaan umum, kebutuhan dan perilaku pencarian informasi
pemustaka serta hal yang terkait dengan pembahasan penelitian. Pembahasan
yang relevan dengan topik penelitian meliputi pengertian, informasi, dan
seterusnya.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Bab ini berisi mengenai gambaran umum Perpustakaan Umum Kota Depok
mulai dari profil singkat, visi misi, struktur organisasi, koleksi perpustakaan,
layanan perpustakaan serta kerangka berpikir.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini memaparkan mengenai penyajian data dan hasil temuan penelitian
yang diambil dari lapangan.
19
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang uraian dari hasil penelitian yang mengaitkan latar
belakang, teori dan jawaban dari rumusan teori.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjabarkan hasil kesimpulan mengenai permasalahan yang telah
diangkat dan diteliti serta dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, berisi saran
yang saling terkait dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
yang diberikan untuk perpustakaan yang diteliti.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Perpustakaan Umum
a. Pengertian Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dapat memberikan
akses tiada batas pada sumber dan jasa perpustakaan cuma-cuma bagi
semua warga komunitas, tempat atau kawasan geografi tertentu, yang
sebagian dananya berasal dari masyarakat atau komunitas (Sulistyo-Basuki,
Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1994). Dari definisi tersebut dapat diartikan
bahwa perpustakaan umum merupakan fasilitas dari masyarakat untuk
masyarakat yang dapat diakses secara bebas.
Perpustakaan umum seringkali diibaratkan sebagai universitas rakyat
atau universitas masyarakat. Maksudnya adalah bahwa perpustakaan umum
merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan
menyediakaan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan
budaya, sebagai sumber belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu
pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu posisi
perpustakaan umum dalam mencerdaskan kehidupan bangsa ini sangat
strategis. Sebab fungsinya melayani semua lapisan masyarakat dalam
rangka memperoleh dan meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan.
Perpustakaan umum merupakaan lembaga yang demokratis karena
21
menyediakan sumber belajar yang sesuai degan kebutuhan masyarakat, dan
melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama, jenis kelamin, latar
belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan, serta perbedaan lainnya.
(Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, 2003, p. 43)
Perpustakaan umum berada di tiga tingkatan pemerintahan, yakni (1)
perpustakaan umum kabupaten dan kota seluruh di seluruh Indonesia,
kecuali sejumlah kabupaten dan kota saja yang belum membangun
perpustakaan tersebut, (2) perpustakaan umum kecamatan dan (3)
perpustakaan umum desa/ kelurahan. Perpustakaan umum tersebut milik
pemerintah daerah dan dikelola oleh pemda yang bersangkutan dan dibiayai
dari dana umum, yang berasal dari masyarakat. tugas dan fungsinya
memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat
informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian dan pelestarian
koleksi bahan pustaka yang dimiliki. (Sutarno, Manajemen Perpustakaan :
Suatu Pendekatan Praktik, 2004, p. 29) Selebihnya mengenai tugas dan
fungsi perpustakaan umum akan dibahas pada poin berikutnya.
b. Ciri, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan Umum
b.1. Ciri Perpustakaan Umum
Menurut Sulistyo Basuki ciri dari perpustakaan umum adalah
sebagai berikut (Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, 1994,
p. 28):
22
1. Terbuka untuk umum, artinya terbuka bagi siapa saja tanpa
memandang perbedaaan jenis kelamin, agama, kepercayaan, ras,
usia, pandangan politik dan pekerjaan.
2. Dibiayai oleh dana umum. Dana umum ialah dana yang berasal
dari masyarakat, biasanya dikumpulkan melalui pajak, dikelola
oleh pemerintah. Dana ini kemudian digunakan untuk mengelola
perpustakaan umum. Karena dana berasal dari umum maka
perpustakaan umum harus terbuka untuk umum.
3. Jasa yang diberikan pada hakikatnya bersifat cuma-cuma.
Mencakup jasa referal yang memberikan jasa informasi,
peminjaman, konsultasi studi, sedangkan keanggotaan bersifat
tidak perlu bayar.
b. 2. Tugas Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tugas memberikan layanan
kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai pusat informasi, pusat
sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan pelestarian koleksi
bahan pustaka yang dimiliki. Menurut Standar Nasional Perpustakaan
RI 2011, perpustakaan umum kabupaten/kota mempunyai tugas
sebagai berikut (Sumekar & et, 2011):
1. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak
usia dini
2. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup
3. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal
23
4. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota
masyarakat
5. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik
6. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs web
7. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan
informasi
8. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca
9. Menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer
10. Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif
antara lain melalui perpustakaan keliling
11. Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan
kecamatan dan perpustakaan desa/kelurahan di wilayahnya
12. Menghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan di
wilayah dan menginformasikan ke sistem data nasional
perpustakaan.
b. 3. Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum dari segi fungsi dan fasilitas hampir sama
dengan perpustakaan daerah. Termasuk kategori perpustakaan umum
diantaranya adalah perputakaan kota/ kabupaten, perpustakaan umum
tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa atau taman baca
24
rakyat/masyarakat. Perpustakaan keliling merupakan perluasan
layanan (ekstensi) dari perpustakaan kabupaten/kota. Perpustakaan
tersebut memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal
atau tempat kegiatan masyarakat dengan jadwal tertentu. (Sutarno,
Perpustakaan dan Masyarakat, 2003, p. 43)
Menurut Standar Nasional Perpustakaan RI 2011,
penyelenggaraan perpustakaan umum kabupaten/kota menerapkan
fungsi perpustakaan yang meliputi (Sumekar & et, 2011) :
1. Mengembangkan koleksi
2. Menghimpun dan merawat koleksi muatan lokal
3. Mengorganisasi materi perpustakaan
4. Mendayagunakan koleksi
5. Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi
6. Merawat materi perpustakaan
7. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya
8. Mengkoordinasikan kampanye gerakan pembudayaan gemar
membaca di wilayahnya.
2. Informasi
Informasi merupakan suatu kumpulan data terstruktur yang telah
dikomunikasikan kepada orang lain agar dapat bernilai guna. Seseorang
mencari informasi terhadap sumber informasi demi memenuhi kebutuhan yang
25
diperlukannya. Menurut Estabrook, informasi merupakan suatu rekaman
fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat
(Yusup & Subekti, 2010, p. 1).
Istilah informasi telah banyak didefinisikan oleh Krikelas dalam
Munggaran, mendefinisikan informasi sebagai rangsangan yang menciptakan
ketidakpastian yang membuat seseorang sadar akan kebutuhan dan
menciptakan suatu perubahan dalam tingkat atau derajat tertentu (Nurachma &
Ati, 2015, p. 3). Dapat diartikan bahwa informasi dapat merangsang keinginan
seseorang untuk berbuat lebih dari yang dia ketahui dan menciptakan inovasi.
Informasi dibagi menjadi dua, yaitu informasi lisan dan informasi
terekam. Informasi lisan adalah informasi yang belum ditransfer dalam
rekaman masih berupa informasi dalam bentuk tacit. Informasi terekam adalah
informasi yang sudah direkam atau sudah berupa explicit. Informasi lisan
merujuk pada informasi disampaikan secara lisan dan merupakan bentuk
komunikasi di dalam masyarakat. Sedangkan informasi terekam merujuk pada
informasi terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, jurnal,
compact disc ataupun bentuk lainnya (Yusup & Subekti, 2010, p. 5).
Tiga hal penting yang menjadi dasar dalam menentukan kualitas dari
satu informasi, yaitu: (Fathurrahman, 2016, p. 77)
1. Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan, dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan penggunanya pada situasi tertentu, disajikan secara lengkap,
hanya yang dibutuhkan saja yang disajikan, dapat disajikan pada lingkup
26
yang luas maupun terbatas, menunjukkan kinerja yang maksimal dengan
pengukuran aktivitas yang telah diselesaikan sampai kemajuan yang telah
dicapai dari sumber daya yang terkumpul.
2. Tepat waktu
Informasi harus ada ketika dibutuhkan, selalu up to date, dapat disajikan
berulang sesuai kebutuhan, dan dapat disajikan pada periode sekarang,
masa lalu dan masa yang akan datang.
3. Mudah dimengerti
Informasi harus dapat disajikan dalm bentuk yang mudah dimengerti,
dapat disajikan secara detail atau rigkasan, dapat diatur dalam urutan
tertentu, dapat disajikan secara naratif baik dalam bentuk angka, grafik
dan lainnya, dapat disajikan dalam bentuk cetak, video display dan media
lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan suatu kumpulan data
yang dapat diperoleh dimanapun dan berbentuk tulisan maupun bukan tulisan
serta menjadi kebutuhan bagi individu yang membutuhkan.
3. Kebutuhan Informasi
Informasi memegang peranan yang semakin besar dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan dapat meningkatkan efisiensi tingkat produktif pada
masyarakat modern. Kini dengan banyaknya unit informasi serta
berkembangnya teknologi informasi, pengumpulan dan pengolahan mudah
dilakukan dari berbagai sumber, sementara pemakai tinggal memanfaatkannya
dan bagaimana pemakai menyaring informasi dengan baik.
27
Menurut Sulistyo Basuki (Sulistyo-Basuki, 2004, p. 393), kebutuhan
informasi adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk pekerjaan,
penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lain-lain. Kebutuhan informasi
ditentukan oleh: (a) kisaran informasi yang tersedia, (b) penggunaan informasi
yang akan digunakan; (c) latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan
karakteristik masing-masing pemakai; (d) sistem sosial, ekonomi, dan politik
tempat pemakai berada; dan (e) konsekuensi penggunaan informasi
(Fatmawati, 2016).
Taylor menjelaskan bahwa kebutuhan informasi merupakan kebutuhan
individu dan sesuai kondisi bawah sadarnya (Idris, 2012, p. 2). Dapat diartikan
kebutuhan seseorang maupun keinginan suatu kelompok untuk menempatkan
dan mendapatkan informasi demi memuaskan kebutuhan sadar maupun
kebutuhan tidak sadarnya.
Kebutuhan informasi terjadi karena adanya kesenjangan antara
pengetahuan yang dimiliki dengan kebutuhan. Kuhlthau menjelaskan bahwa
adanya gap (kesenjangan informasi) antara informasi yang dimiliki oleh
seseorang dengan informasi yang seharusnya dimiliki oleh orang tersebut
untuk mendukung kegiatannya sehari-hari memunculkan kebutuhan informasi
(Widiyastuti, 2016).
Menurut Yusup, ada banyak kebutuhan yang bisa dikemukakan, antara
lain (Nurachma & Ati, 2015):
28
1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan
menguasai lingkungannya yang kemudian dapat memberi kepuasan
atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.
2. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai
media dalam hal ini juga sering dijadikan alat untuk mengejar
kesenangan dan hiburan.
3. Kebutuhan Integrasi Personal
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan,
satabilitas dan status individu. Berasal dari hasrat seseorang untuk
mencari harga diri. Kebutuhan Integrasi Sosial
Kebutuhan untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan orang
lain dalam masyarakat. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang
untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.
4. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk
melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari
hiburan atau pengalihan (diversion).
Dikutip oleh Wilson, Morgan dan King menjelaskan bahwa kebutuhan
muncul dari tiga motif yaitu (Wilson, Human Information Behavior : Special
Issue on Information Science Research, 2000, p. 52):
29
1. Physiological motives, yaitu kebutuhan informasi didasari atas
kebutuhan diri sendiri.
2. Unlearned motives, adalah kebutuhan informasi terjadi karena adanya
tugas atau informasi digunakan untuk mengambil keputusan.
3. Social motives, merupakan kebutuhan informasi terjadi karena adanya
permintaan informasi dari orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi merupakan kebutuhan
naluriah individu maupun kelompok akan informasi berdasarkan kondisi
bawah sadar serta adanya keinginan dan tujuan tertentu yang harus dipenuhi.
4. Perilaku Pencarian Informasi
a. Definisi perilaku pencarian informasi
Perilaku pencarian informasi menurut Wilson adalah perilaku
pencarian tingkat mikro, yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi
dengan semua jenis sistem informasi. (Wilson, Human Information
Behavior : Special Issue on Information Science Research, 2000, p. 1)
Pencarian informasi sangat dipengaruhi oleh kebutuhan informasi yang
diinginkan oleh pengguna, semakin tinggi kebutuhan akan informasi yang
diinginkannya, maka semakin tinggi pula pencarian informasi yang
dilakukan oleh pengguna perpustakaan.
Perilaku pencarian informasi merupakan perilaku seseorang yang
selalu terus bergerak bedasarkan lintas ruang dan waktu, mencari informasi
untuk menjawab segala tantangan yang dihadapi, menentukan fakta,
memecahkan masalah, menjawab pertanyaan dan memahami suatu
30
masalah (Riady, 2013, p. 108). Sedangkan menurut Krikelas perilaku
pencarian informasi merupakan kegiatan dalam menentukan dan
mengidentifikasi pesan guna memuaskan kebutuhan informasi yang
dirasakan.
Yusup Pawit mengutip pandangan Wilson mengenai batasan perilaku
informasi adalah sebagai berikut (Riani, 2017):
1. Perilaku informasi (information behavior), merupakan keseluruhan
perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi,
termasuk perilaku pencarian dan penggunaan informasi baik secara
aktif maupun secara pasif.
2. Perilaku penemuan informasi (information seeking behavior), yaitu
upaya menemukan dengan tujuan tertentu sebagai akibat adanya
kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu.
3. Perilaku pencarian informasi (information searching behavior),
merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang
ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi.
Perilaku ini terdiri atas bentuk interaksi dengan sistem.
4. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior), yakni
terdiri atas tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan
seseorang ketika menggabungkan informasi yang ditemukannya
dengan pengetahuan dasar yang telah dimilikinya.
Dapat ditarik kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa manusia
sebagai objek dan subjek dalam perilaku informasi, di mana manusia
sebagai pelaku juga sebagai penyampai informasi hanya penyampaian
31
sarananya yang berbeda. Pencari informasi seperti pelajar, mahasiswa,
dosen maupun guru dan lainnya merupakan subjek dari pencarian
informasi. Dalam kajian ini peneliti ingin lebih fokus melihat perilaku
pencarian pada mahasiswa dan pelajar sekolah.
b. Model Perilaku Pencarian Informasi
Dalam dunia informasi banyak beragam model perilaku pencarian
informasi. Model merupakan kerangka atau langkah-langkah. Model
perilaku pencarian informasi biasanya dijelaskan dalam bentuk diagram
oleh tiap ahlinya. Ada beberapa model perilaku pencarian informasi yaitu:
b. 1. Model Wilson
Menurut Wilson (1981) perilaku informasi dipengaruhi oleh
kebutuhan pribadi yang berkaitan dengan kebutuhan fisiologis, afektif
maupun kognitif (Wilson, Human Information Behavior : Special Issue
on Information Science Research, 2000). Sewaktu seseorang terdorong
untuk mencari informasi berdasarkan faktor fisiologis, afektif, maupun
kognitif akan menentukan bagaimana seseorang berperilaku mencari
informasi. Model yang diambil merupakan model revisi Wilson pada
tahun 1996.
32
Sumber: (Iperpin, 2008)
Perilaku pencarian informasi me nurut Wilson yang direvisi seperti ini:
a. Perhatian pasif (passive attention), tahap ini ada dimanapun
perolehan informasi terjadi, seperti ketika mendengarkan radio
atau menonton TV, dimana sebenarnya tidak ada niat untuk
mencari informasi.
b. Pencarian pasif (passive search), yaitu suatu peristiwa yang
ditandai oleh perilaku atau pencarian yang dilakukan oleh
seseorang yang dihasilkan dari perolehan informasi yang relevan
terhadap dirinya.
c. Pencarian aktif (active search), yaitu tipe pencarian yang
dilakukan saat seseorang secara aktif mencari informasi.
Gambar 1:Model perilaku pencarian informasi Wilson
33
d. Pencarian berlanjut (on going search), yaitu dengan pencarian aktif
telah dapat disusun atau didirikan kerangka dasar dari gagasan,
kepercayaan, nilai dan sebagainya, kemudian pencarian informasi
berlanjut dilakukan untuk memperbarui atau memperluas kerangka
tersebut.
Model ini terbatas pada konteks pencarian informasi dan Wilson
menganggap bahwa perilaku informasi merupakan proses melingkar
yang langsung berkaitan dengan pengolahan dan pemanfaatan
informasi dalam konteks kehidupan seseorang.
Kebutuhan akan informasi tidak langsung berubah menjadi
perilaku mencari informasi, melainkan harus dipicu terlebih dahulu
oleh pemahaman seseorang tentang persoalan dalan kehidupannya.
Kemudian, setelah kebutuhan informasi berubah menjadi aktivitas
mencari informasi, ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku
tersebut, yaitu:
a. Kondisi psikologi seseorang
b. Demografis
c. Peran seseorang di masyarakat
d. Lingkungan
e. Karakteristik sumber informasi
Kelima faktor di atas, menurut Wilson akan sangat mempengaruhi
bagaimana akhirnya seseorang menunjukkan kebutuhan informasi dalam
bentuk perilaku informasi.
34
b. 2. Model Krikelas
Menurut Saepudin (2009) Krikelas menjelaskan perilaku pencarian
informasi merupakan kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasi
pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan (Nurachma
& Ati, 2015, p. 4). Krikelas memperlihatkan bahwa pengguna memahami
kebutuhan dalam konteks lingkungannya. Individu mengakui
ketidakmampuan dalam pengetahuannya yang di mana membutuhkan
solusi untuk menangani masalah, dengan demikian mengarahkan
pengguna untuk mencari informasi melalui berbagai sumber informasi
(Odongo & Mostert, 2006).
Sumber : (Kassim, 2018)
Gambar 2: Model perilaku pencarian informasi Krikelas
35
Menurut Case, model Krikelas tidak membatasi untuk satu jenis
pekerjaan dalam pencarian informasi (Fathurrahman, 2016). Untuk model
ini pengumpulan informasi memang memiliki tujuan yang lebih umum.
Sama dengan yang disebutkan sebelumnya jika pengumpulan informasi
muncul disebabkan oleh lingkungan atau kejadian, sehingga
menimbulkan suatu kebutuhan infomasi.
b. 3. Model Kuhlthau
Model ini melakukan pendekatan berdasarkan “proses kognitif”
seseorang yang sedang mencari informasi dengan memakai metode
Information Search Process (ISP) yang melihat dari perspektif pencari
informasi. Kuhlthau mengemukakan beberapa tahapan dalam perilaku
pencarian informasi yaitu (Widiyastuti, 2016):
1. Initiation, tahap ini terjadi ketika seseorang menyadari bahwa
informasi akan dibutuhkan untuk melengkapi tugasnya. Mereka
mulai merenungkan dan memahami tugasnya lalu menghubungkan
pengalaman dan pemahaman yang mereka punya dan
mempertimbangkan topik yang mungkin untuk melengkapi tugasnya.
Namun perasaannya masih dilingkupi ketidakpastian.
2. Topic selection, yaitu dimana perasaan ketidakpastian masih
berlanjut, namun ada optimisme dan kegembiraan ketika seleksi
selesai dibuat. Yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan memilih
topik utama yang akan diteliti dan pendekatan dalam pencarian.
3. Exploration, tahapan ini sering dikatakan poses yang paling sulit
karena perasaan kebingungan, ketidakpastian seringkali bertambah
36
dalam tahap ini dikarenakan penemuan informasi yang tidak cocok,
tidak konsisten dan tidak pas dengan konsep sebelumnya.
4. Focus formulation, yaitu tahapan dimana ketidakjelasan berkurang
dan kepercayaan diri meningkat. Dalam tahap ini informasi yang
telah terkumpul diidentifikasi dan dipilih untuk membentuk
perspektif yang fokus.
5. Collection, yaitu tahap dimana interaksi antara pengguna dan system
informasi sangat efektif dan efisien.
6. Presentation, yaitu tahapan dimana ada perasaan lega, perasaan puas
ketika pencarian berjalan dengan baik atau kekecewaan jika terjadi
sebaliknya.
Sumber: (Syawqi, 2017)
Tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Kuhlthau menghubungkan
perilaku pencarian informasi dengan aspek psikologis manusia (kognitif,
afektif, motorik) untuk menjelaskan perasaan pemahaman manusia yang
Gambar 3:Model Perilaku Pencarian Informasi Kuhlthau
37
mengalami peningkatan dan penurunan ketika melakukan pencarian
informasi.
b. 4. Model Ellis
Ellis menjabarkan beberapa karakteristik perilaku informasi
berdasarkan penelitiannya terhadap peneliti sosial, sains, dan insinyur.
Ellis melakukan pengamatan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan
objeknya dalam mencari informasi seperti membaca, meneliti di
laboratorium, dan menulis makalah . Menurut Ellis dalam (Yusup &
Subekti, 2010) mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi
beberapa bagian :
a. Starting
Kegiatan yang sifatnya pencarian awal informasi misalnya bertanya
pada seseorang yang ahli disalah satu bidang kelimuan yang diminati
oleh individu tersebut.
b. Chaining
Aktivitas yang merunut rangkaian sitasi atau bentuk hubungan
referensial antar materi atau sumber-sumber yang diidentifikasi
selama aktivitas ‘starting’. Aktivitas ini bisa saja mundur atau maju.
Aktivitas chaining mundur dilakukan apabila referensi yang dipakai
adalah sumber utama. Sebaliknya, aktivitas chaining maju dilakukan
dengan mengidentifikasi dan mengikuti referensi menuju sumber lain
yang mengacu pada sumber asli (Fathurrahman, 2016).
38
c. Browsing
Merupakan kegiatan mencari informasi terstruktur atau semi
terstruktur.
d. Differentiating
Pembagian suatu reduksi data atau pemilahan data, mana yang akan
digunakan dan mana yang tidak perlu.
e. Monitoring
Kegiatan memantau atau mencari berita atau informasi-informasi
terbaru (up-to-date).
f. Extracting
Mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah sumber
informasi tertentu. Misalnya, mengambil salah satu file dari sebuah
world wide web (www) dalam dunia internet.
g. Verifying
Tahap ini pemustaka melakukan pengecekan informasi yang mereka
temukan selama pencarian dan memilih yang sesuai dengan
kebutuhan informasinya (Fathurrahman, 2016).
h. Ending
Merupakan tahapan akhir, dimana pemustaka melakukan diskusi
bersama pihak lain yang dianggap lebih mengetahui informasi yang
dikaji guna dalam menentukan informasi mana yang digunakan
(Fathurrahman, 2016).
39
Sumber: (Wilson , Models in Information Behaviour
Research, 1999)
Ellis mencatat bahwa interaksi individu dalam menemukan
informasi memiliki keunikan tersendiri tergantung pada aktivitas
penemuan itu sendiri. Ellis menyatakan bahwa starting, chaining,
browsing, differentiating, monitoring, dan extracting saling berkaitan
untuk membentuk pola pencarian informasi dan seringkali bukan
merupakan tahapan yang teratur. Ada perbedaan di kalangan ilmuwan,
misal di kalangan peneliti ilmu kimia ada dua kebiasaan khusus, yaitu
verifying (kebiasaan mengulang cek ketepatan informasi), dan ending
(secara khusus menetapkan akhir kegiatan pencarian informasi)
(Fathurrahman, 2016).
Gambar 4: Model perilaku pencarian informasi Ellis
40
B. Peta Tinjauan Literatur
Bagan 1 : Peta Tinjauan Literatur
Informasi
Suatu kumpulan data terstruktur yang telah
dikomunikasikan kepada orang lain agar bernilai guna.
Sutarno, 2006; Yusup M Pawit, 2009
Kebutuhan Informasi
Kebutuhan naluriah individu maupun kelompok akan informasi
berdasarkan kondisi bawah sadar serta adanya keinginan dan tujuan tertentu yang harus dipenuhi.
Sulistyo Basuki, 1994; Yusuf Tunde Idris, 2012; Wilson T.D, 2000
Model Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi oleh mahasiswa
maupun peneliti di Perpustakaan Umum Kota Depok
Wilson
1. Kebutuhan Informasi
2. Mekanisme
Pengaktifan (stress)
3. Variabel Perantara
4. Mekanisme
Pengaktifan (Resiko
& Imbalan)
5. Perilaku Pencarian
6. Pengolahan dan
Pemanfaatan
Informasi
T.D Wilson, 1997
Krikelas
1. Pengumpulan data
informasi
2. Pemberian Informasi
(sumber internal dan sumber eksternal)
Case O Donald, 1981
Ellis
1. Starting
2. Chaining
3. Browsing
4. Differentiating
5. Monitoring
6. Extracting
7. Verifying
8. Ending
Ellis David, 1987
Kuhlthau
1. Inisiasi
2. Seleksi
3. Eksplorasi
4. Formulasi
5. Pengumpulan 6. Presentasi
Kuhlthau Carol, 1991
Fokus Penelitian
Penelitian ini fokus pada perilaku pencarian pemustaka pada umumnya dengan menggunakan teori
Ellis, khususnya pada pelajar, mahasiswa maupun peneliti yang membutuhkan informasi untuk meneliti
sesuatu atau sekedar membutuhkan referensi tambahan untuk tugas.
41
Kebutuhan dan perilaku pencarian informasi saling berhubungan dan
saling mempengaruhi. Perilaku pencarian informasi dipengaruhi oleh
kebutuhan informasi, dikarenakan kebutuhan setiap orang berbeda-beda maka
dari itu perilaku dalam pencarian informasinya pun akan berbeda-beda.
Demikian dalam perpustakaan umum, dimana pemustakanya sangat beragam
dan kebutuhannya pun pasti tidak sama.
Ada beberapa teori perilaku pencarian informasi yang penulis paparkan.
Diantaranya ada teori yang dijelaskan oleh Wilson, Krikelas, Kuhlthau dan
Ellis. Dari keempat teori tersebut tentunya mempuyai karakteristik yang
berbeda. Teori Wilson mengemukakan faktor yang mempengaruhi perilaku
pencarian, teori Ellis yang mengamati perilaku pencarian secara langsung,
Krikelas yang mengedepankan sumber internal dan eksternal dalam pencarian,
sedangkan Kuhlthau menghubungkan tahapan perilaku pencarian dengan
aspek psikologis (kognitif, afektif, motorik).
Dalam perpustakaan umum pemustaka sangat beragam, mulai dari status
dan pekerjaan. Seperti halnya pada Perpustakaan Umum Kota Depok, dari
pengamatan penulis, yang paling sering berkunjung yaitu dari kalangan pelajar
maupun mahasiswa. Penulis fokus meneliti perilaku pencarian informasi pada
mahasiswa dan pelajar sekolah dengan menggunakan teori Ellis. Menurut
Muslih, model pencarian Ellis merupakan model yang paling sesuai dengan
keadaan kondisi perpustakaan saat ini pada umumnya yang bayak dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi (Fathurrahman, 2016, p. 88). Selain itu Hal ini
pula yang menjadikan alasan penulis tertarik menggunakan teori Ellis.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Profil Perpustakaan Umum Kota Depok
Perpustakaan Umum Kota Depok berdiri tahun 2008 di Jalan Margonda
Depok nomor 54. Ketika itu gedung perpustakaan masih menempati gedung lama
yang terletak di sebelah selatan Masjid Baitul Kamal Balaikota Depok dengan
kondisi yang masih sederhana dengan fasilitas seadanya. Kemudian pada tanggal
21 Januari 2015 perpustakaan ini mulai pindah ke gedung baru yang terletak di
sebelah kiri setelah pintu masuk Balaikota Depok Jalan Margonda Raya no. 54.
Mulai 27 April 2015 bertepatan dengan ulang tahun Kota Depok ke-16 tahun,
gedung Perpustakaan Umum Kota Depok diresmikan oleh walikota Depok yaitu
Bapak Nurmahmudi Ismail dan telah dibuka untuk umum. Gedung ini memiliki
luas tanah kurang lebih sekitar 4.472,72 m dan luas gedung kurang lebih 3.824,42
m. Perpustakaan ini memiliki 3 lantai. Lantai 1 merupakan lobi, ruang serbaguna,
dan ada perpustakaan yang dituju untuk anak-anak maupun lansia. Lantai 2
diperuntukkan ruang baca dewasa dan anak-anak, sirkulasi serta pembuatan kartu
anggota. Sedangkan di lantai 3 adalah tempat penyimpanan arsip, kantor dan ruang
audio visual yang biasa dipakai untuk menonton film atau video edukasi anak-
anak.
43
B. Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Depok
Visi
“Terwujudnya pelayanan di bidang kearsipan dan perpustakaan yang edukatif,
rekreatif dan prospektif”
Misi
1. Mewujudkan sistem tatakelola kearsipan sebagai sumber informasi, bukti
sejarah, bukti hukum, bukti penyelenggaraan pemerintahan serta sumber
penelitian.
2. Mewujudkan pelayanan bidang perpustakaan yang edukatif, rekreatif dan
entertainment berbasis teknologi informasi.
3. Mewujudkan kemampuan pengelolaan dan pengolahan data penyelenggaraan
pemerintahan yang baik melalui e-government.
C. Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Depok
Struktur organisasi Perpustakaan Umum Kota Depok mempunyai
pembagian amanat yang dipimpin oleh kepala kantor. Saat ini kepala kantor
membawahi sub bagian tata usaha, seksi pengelolaan arsip, seksi perpustakaan
dan seksi pengelolaan data. Berikut bagan struktur organisasi Perpustakaan
Umum Kota Depok :
44
Bagan 2 : Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Kota Depok
Sumber: Perpustakaan Umum Kota Depok, 2018
KEPALA DINAS
HJ. SITI CHAERIJAH AURIJAH, S.PD, MM
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
HANI HAMIDAH S.SOS, MM
SUB BAG
KEUANGAN
SUB BAG UMUM
DAN PEP
ARSIPARIS
PUSTAKAWAN
1. IRMASARI, S.SOS
2. NUR INDRAPERI S.IP
3. SRI NOVININGSIH S.PD
4. NEPRIANA TOBING S.PD
5. RUDI SUHARTONO
BIDANG PEMBINAAN,
LAYANAN,
PEMANFAATAN DAN
JASA ARSIPARIS
BIDANG
PERPUSTAKAAN BIDANG
PENGELOLAAN
ARSIP
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP DINAMIS
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP STATIS
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP DINAMIS
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP DINAMIS
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP
DINAMIS
SEKSI
PENGOLAHAN
ARSIP DINAMIS
45
D. Layanan Perpustakaan Umum Kota Depok
Ada banyak pelayanan yang ada di Perpustakaan Umum Kota Depok,
diantaranya yaitu:
1. Jam Pelayanan
Pelayanan di Perpustakaan Umum Kota Depok buka dari hari Senin sampai
Minggu. Sedangkan hari libur nasional maupun hari cuti bersama perpustakaan
tutup.
Tabel 1:Jam Pelayanan Perpustakaan Umum Kota Depok
Sumber : Perpustakaan Umum Kota Depok, 2018
2. Layanan Keanggotaan
Kartu anggota perpustakaan dibedakan menjadi empat kategori:
2. 1. Kategori karyawan (PNS Kota Depok)
a. Fotokopi KTP/SIM
b. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan benar dan
lengkap sesuai dengan identitas yang ada
Hari Pukul
Senin – Kamis 08.00 – 15.00 WIB
Jumat 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu 08.00 – 16.00 WIB
Minggu 08.00 – 15.00 WIB
Hari libur nasional dan hari
cuti bersama
TUTUP
46
2. 2. Kategori umum
a. Warga Kota Depok
b. Fotokopi KTP/SIM
c. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan benar dan
lengkap sesuai dengan identitas yang ada
2. 3. Kategori mahasiswa
a. Warga Kota Depok atau pendatang yang sedang menempuh pendidikan di
Universitas yang berada di wilayah Kota Depok
b. Fotokopi KTP/SIM
c. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)
d. Surat keterangan aktif kuliah dari kampus
d. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan benar dan
lengkap sesuai dengan identitas yang ada
2. 4. Kategori pelajar
a. Warga Kota Depok atau pendatang yang sedang menempuh pendidikan
sekolah di wilayah Kota Depok
b. Fotokopi Kartu Tanda Pelajar/ kartu NISN/ biodata raport/ kartu keluarga/
Kartu Identitas Anak (KIA)
c. Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan benar dan
lengkap sesuai dengan identitas yang ada
47
3. Layanan Sirkulasi
Sirkulasi merupakan salah satu layanan perpustakaan yang memungkinkan
pemustaka melakukan peminjaman dan pengembalian buku. Layanan sirkulasi
merupakan layanan utama di Perpustakaan Umum Kota Depok. Layanan ini
meliputi:
3. 1. Layanan peminjaman buku
Pemustaka dapat meminjam buku setelah terdaftar menjadi anggota
Perpustakaan Umum Kota Depok. Pemustaka dapat memilih dan mengambil
sendiri buku yang diinginkan. Pemustaka dapat meminjam maksimal buku 2
eksemplar buku dengan jangka waktu tujuh hari dengan membawa kartu
anggota. Peminjaman koleksi tidak dapat diwakilkan, hanya orang yang
bersangkutanlah yang dapat meminjam buku di perpustakaan dengan membawa
kartu tanda anggota Perpustakaan Umum Kota Depok.
3. 2. Layanan pengembalian buku
Pemustaka menyerahkan buku yang akan dikembalikan kepada petugas
sebelum atau sesuai tanggal buku harus kembali. Pengembalian koleksi yang
dipinjam dapat diwakilkan oleh orang lain jika yang bersangkutan tidak dapat
mengembalikannya langsung. Untuk menjaga kedisiplinan, keterlambatan
pengembalian buku akan dikenakan sanksi yaitu berupa skorsing (suspend)
peminjaman.
48
E. Data Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok
Sesuai data yang diberikan pada tahun 2018, Perpustakaan Umum Kota Depok
mempunyai jumlah koleksi sekitar 39.130 eksemplar. Perpustakaan ini melakukan
pengadaan sekitar kurang lebih 500 eksemplar buku pertahunnya. Berikut data
koleksinya:
Tabel 2: Data Koleksi Perpustakaan Umum Kota Depok
Sumber : Perpustakaan Umum Kota Depok, 2018
No Jenis Koleksi Jumlah Koleksi
1 Buku 18.938 eksemplar
2 Compact Disc 110 judul
3 Majalah 19 judul
4 Surat Kabar 16 judul
49
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan mengenai kebutuhan dan perilaku pencarian informasi pemustaka di
Perpustakaan Umum Kota Depok. Penulis meneliti, mengamati dan bertanya
melalui wawancara kepada pemustaka khususnya pada pelajar dan mahasiswa
yang menjadi objek utama.
Penulis memilih informan sesuai dengan topik, yang sedang melakukan tugas
maupun penelitian di perpustakaan. Informan tersebut ada diantaranya dua siswi
pelajar SMK dan dua mahasiswi dari universitas yang berbeda. Berikut nama-
nama informan yang penulis dapatkan diantaranya:
Tabel 3: Data Informan
Penulis melakukan wawancara ini untuk mencari informasi terkait kebutuhan
dan perilaku pencarian informasi pelajar dan mahasiswa. Penelitian ini dilakukan
selama dua minggu pada bulan November 2019. Sebelumnya penulis melakukan
observasi pada bulan Oktober dengan mengamati situasi perpustakaan dan
No Inisial Informan Status Domisili
1 D Mahasiswa Depok
2 E Pelajar Depok
3 K Mahasiswa Depok
4 M Pelajar Jakarta
50
mengamati perilaku pemustaka dalam melakukan pencarian. Berikut hasil
wawancara penelitiannya :
1. Kebutuhan Informasi Pemustaka
Menurut Maurice B Line, kebutuhan informasi adalah sesuatu yang
sebaiknya dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaannya penelitian,
pendidikan, dan juga sebagai hiburan (Laloo, 2002) . Sama seperti halnya
pada pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan informasi untuk mencari
materi sebagai bahan belajar, tugas sekolah atau kuliah, penelitian maupun
sebagai menambah wawasan atau sekedar refreshing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemustaka (pelajar dan
mahasiswa) datang ke perpustakaan untuk belajar, mengerjakan tugas dan
penelitian tugas akhir. Informan yang ditemui penulis mengutarakan
berbagai alasan tujuan datang ke perpustakaan dan apa kebutuhannya. Untuk
lebih jelasnya penulis bertanya kepada informan mengenai kebutuhan
informasi apa yang sedang dan sering dicari ketika datang ke perpustakaan.
1. 1 Tujuan datang ke perpustakaan
Dari hasil wawancara yang diperoleh penulis, informan
mengungkapkan tujuan datang ke Perpustakaan Umum Kota Depok yang
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang dicari oleh mereka. Berikut
jawabannya :
51
a. Belajar
Tujuan datang ke perpustakaan salah satunya untuk sarana belajar, hal
ini diungkapkan oleh D dan berikut jawabannya,
“..hmm, iseng-iseng aja si sama belajar..” (D)
b. Hiburan
Tujuan mereka yang lain ketika ke perpustakaan adalah sebagai sarana
hiburan seperti membaca novel atau sekedar mencari kenyamanan
perpustakaan seperti yang diutarakan oleh E, M dan K. Juga tujuan lain
seperti meminjam buku seperti yang diutarakan oleh E.
“..baca, terus minjem buku..” (E)
“..baca novel..” (M)
“..sebagai hiburan juga sih..karena perpus tuh suasananya nyaman
banget..” (K)
c. Penelitian
Selain sarana menambah wawasan dan hiburan, perpustakaan juga
dijadikan tujuan untuk penelitian. Hal ini diungkapkan oleh K yang
sedang melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Kota Depok.
“..tujuan saya datang ke perpustakaan itu pertama mendapatkan
informasi untuk penelitian saya yang berjudul strategi branding..” (K)
Tujuan pemustaka ke perpustakaan tentu tidak semua sama, selain
mencari informasi perpustakaan juga sebagai sarana hiburan untuk
pemustaka. Dari jawaban yang diutarakan informan tujuan mereka ke
perpustakaan yaitu sebagai sarana belajar, sebagai sarana hiburan dan juga
untuk penelitian.
52
1. 2. Informasi yang dicari
Ketika datang ke perpustakaan, pemustaka mempunyai berbagai
kebutuhan dan informasi yang dicari pemustaka pun beragam. Seperti
kebutuhan informan yang penulis temui, mereka datang untuk mencari
koleksi non fiksi sebagai bahan belajar atau membuat tugas sekolah
maupun kuliah juga mencari koleksi fiksi seperti novel sebagai sarana
hiburan untuk sekedar membaca atau meminjam koleksi. Informasi yang
dicari lainnya seperti informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh
informan K.
a. Koleksi fiksi
Koleksi fiksi merupakan koleksi yang berisi cerita dan sifatnya
imajinatif. Seperti informan E dan M sebagai pelajar yang lebih sering
mencari koleksi novel ketika datang ke perpustakaan.
“..yang sering dicari novel..” (M)
“..selain buku pelajaran, novel.. novel apa aja yang bisa dibaca” (E)
b. Koleksi non fiksi
Koleksi non fiksi merupakan koleksi yang berisi kejadian sebenernya
dan bersifat informatif.
“..informasi yang dicari ya lebih ke pelajaran-pelajaran sekolah, tapi
lebih ke pelajaran matematika..” (D)
“..yang sering dicari novel, tapi kadang kalau sekolah lagi ada tugas
nyarinya buku pelajaran..” (M)
Informan M dan E mengutarakan bahwa mereka ke perpustakaan ini
selain untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah, juga sebagai sarana
53
hiburan mereka salah satunya dengan mencari koleksi fiksi yaitu novel yang
mereka sukai. Sedangkan informan D ke perpustakaan mencari informasi
terkait koleksi non fiksi seperti buku pelajaran matematika.
c. Informasi terkait penelitian
Bagi peneliti sebelum melakukan penelitian biasanya mereka mencari
informasi terkait yang akan diteliti. Sama seperti informan K yang sedang
melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Kota Depok, berikut
penuturannya:
“..informasi yang dicari pertama data-data tentang identitas dari
perpustakaan itu sendiri, Perpustakaan Umum Kota Depok tentunya.
Lalu juga informasi tentang promosinya, fasilitasnya, juga informasi
tentang strategi branding..” (K)
Sesuai yang diutarakan informan K sebagai mahasiswi yang kebetulan
sedang melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Kota Depok,
pemustaka ke perpustakaan tidak hanya mencari informasi mengenai
literatur yang ada pada koleksi perpustakaan, namun datang ke perpustakaan
untuk melakukan penelitian terkait.
Dari jawaban di atas dapat diketahui mereka mencari informasi ke
perpustakaan sesuai dengan kebutuhan mereka dan tentunya informasi yang
dicari berbeda-beda menyesuaikan dengan apa yang dicari atau dibutuhkan
saat itu (kondisional). Seperti D sebagai mahasiswi, yang dicari merupakan
informasi atau literatur yang berkaitan dengan jurusannya yaitu matematika
seperti buku maupun modul. Sedangkan M dan E yang sebagai pelajar
54
sekolah dan usianya tergolong remaja lebih sering mencari literatur yang
berkaitan dengan novel selain buku pelajaran. Pemustaka mencari informasi
ke perpustakaan sesuai dengan apa yang ingin dicari atau dibutuhkan ketika
itu dan tidak selalu sama. Pemustaka datang ke perpustakaan tidak hanya
mencari informasi dari koleksi namun untuk mendapatkan informasi dari
internal perpustakaan untuk bahan melakukan penelitian atau yang lainnya
sesuai kebutuhannya.
2. Perilaku Pencarian Informasi
Perilaku pencarian informasi yang ada di Perpustakaan Umum Kota Depok
dilihat dengan menggunakan model David Ellis atau yang lebih dikenal dengan
Ellis. Teori Ellis menjelaskan bahwa perilaku individu dalam menemukan
informasi sangatlah unik dan berbeda-beda, tergantung dengan aktivitas
penemuan itu sendiri. Ellis mengemukakan ada 8 karakteristik perilaku individu
dalam menemukan informasi, berikut karakteristik beserta hasil analisisnya :
A. Starting (Memulai)
Starting merupakan dimana individu melakukan kegiatan yang bersifat
pencarian awal informasi seperti mengidentifikasi referensi yang menjadi
acuan awal pencarian. Referensi ini termasuk sumber yang telah digunakan
sebelumnya. Penulis dalam hal ini ingin mencari tahu bagaimana informan
melakukan persiapan sebelum mencari informasi yang diinginkan serta
apakah ada referensi utama sebelum melalukan pencarian. Berikut jawaban
informan :
55
1. Mencari referensi di google
Internet merupakan akses yang dapat diakses dengan mudah di era kini,
salah satunya dari situs google. Dalam mencari referensi awal, informan K
dan M memanfaatkan situs google untuk mencari data yang diinginkan,
berikut pemaparannya:
“..persiapan yang dilakukan pertama kali searching di google mengenai
data-data apa saja yang diperlukan..referensi utama ya dari google
terutama di situs depok.go.id mengenai info perpustakaan kota
Depok..” (K)
“..pernah disuruh nyari sama guru referensi yang berkaitan sama uji
kompetensi jurusan, nah saya nyari dan dicocokin sama google terus
diketik pakai bahasa kita, kadang kalau ga ngerti dengan apa yang ada
di internet ya nyari ke perpustakaan sini karena kalau beli bukunya
mahal....” (M)
Informan K dan M mengungkapkan bahwa mereka melakukan
penelusuran awal di internet melalui situs google. Setelah mendapat
referensi di google baru mereka datang ke perpustakaan untuk mencari
referensi lainnya.
2. Langsung datang ke perpustakaan
Informan D menjelaskan bahwa ketika mencari informasi awal
langsung datang ke perpustakaan dan mencari apa yang dibutuhkan.
56
“..langsung datang nyari apa yang diinginkan, misal lagi pingin
belajar kalkulus ya langsung cari sesuai subjeknya di rak
perpustakaan.. untuk referensi utama, kalau lagi ada tugas suka
disuruh sama dosen..” (D)
Dari pernyataan beberapa informan, mereka melakukan persiapan
berupa mencari sumber informasi yang dibutuhkan dengan internet
terlebih dahulu atau langsung datang ke perpustakaan dan melakukan
pencarian.
B. Chaining (Menghubungkan)
Aktivitas ini merunut pada sitasi atau referensi awal. Menghubungkan
informasi dan menyesuaikannya pada referensi utama atau inti awal. Dapat
dikatakan mengidentifikasi sumber-sumber referensi selama aktivitas
starting. Dari hasil yang didapat dari informan berikut penjelasannya :
1. Referensi sebelum pencarian
Sebelum melakukan pencarian, biasanya individu mempunyai acuan
referensi untuk menemukan data atau informasi yang dibutuhkan,
diantaranya dari guru atau dosen yang mengajar maupun dari situs.
Berikut pemaparan informan:
a. Referensi dari guru atau dosen
Mereka yang mendapat tugas sekolah atau kuliah biasanya guru
atau dosen menugaskan dengan memberi referensi awal terlebih dahulu
baru mereka mencari data dan informasinya.
57
“..biasanya kalau dapet tugas dosen memberi tahu dulu apa aja
yang harus dicari, referensi utamanya apa..” (D)
“..biasanya guru mengarahkan referensi atau buku yang berkaitan
dengan tugasnya..” (M) dan (E)
b. Referensi dari situs
Menurut informan K tahap awal dalam mencari informasi didapat
dari situs google di internet.
“..jika mencari sebuah informasi yang pertama ya cari dulu tersedia
atau tidaknya disitu. Yang pasti saya berurut sih, pertama cari
dulu di google sumber datanya di mana lalu datang ke lokasinya..”
(K)
2. `Merunut dari sumber pertama
Menurut Ellis tahap terbagi menjadi 2, chaining yang merunut dari
sumber utama merupakan chaining mundur. Sebaliknya jika chaining
maju dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengikuti referensi
menuju sumber lain yang mengacu pada sumber asli. Dalam hal ini
yang melakukan chaining hanya informan K.
“..jika mencari sebuah informasi yang pertama ya cari dulu tersedia
atau tidaknya disitu. Yang pasti saya berurut,..” (K)
Berbeda dengan jawaban yang lain, mereka mengakui bahwa
mencari referensi lainnya tidak harus merunut. Seperti yang
dikemukakan oleh E dan M,
“..nggak, kalau saya nggak harus merunut dari awal..” (E)
58
“..nggak si, soalnya saya pecinta simpel.. yang dapet duluan ya
diambil..” (M)
Dari pernyataan yang dikemukakan beberapa informan, penulis
menyimpulkan bahwa pemustaka yang merunut dari sumber informasi
yang pertama kali ditemukan biasanya dipakai oleh peneliti atau
mahasiswa yang sedang mengerjakan penelitian atau kepenulisan tugas
seperti informan K dan informan ini menggunakan chaining maju.
Sedangkan yang menyatakan tidak harus merunut kepada sumber awal,
biasanya pemustaka yang sekedar berkunjung ke perpustakaan untuk
membaca atau belajar.
3. Cara menemukan referensi lain
Informan K sebagai peneliti di Perpustakaan Umum Kota Depok
menjelaskan bahwa ia melakukan pencarian dengan merunut. Dapat
diketahui informan K ini melakukan chaining maju (forward chaining),
“..pertama cari dulu di google sumber datanya di mana lalu datang
ke lokasinya kalau misalkan mencari bukunya di perpustakaan, tapi
kalau nyari sumber datanya online ya ngubek-ngubek aja mulai dari
pengarang, judulnya dicari adanya di mana dan lainnya..” (K)
Dari pemaparan informan K, bahwa ia melakukan chaining maju,
sebelum mencari ke lokasi yang dituju melakukan pencarian lewat
internet terlebih dahulu mengenai data yang ingin diperoleh setelahnya
baru mencari ke perpustakaan.
59
C. Browsing (Menelusur)
Tahap selanjutnya adalah merambah atau menelusur informasi.
Menelusur informasi di sini tidak hanya membaca sekilas jurnal yang sudah
dipublikasikan, tetapi juga referensi dan abstrak yang menyertai sumber
informasi tersebut. Pada tahap ini penulis bertanya dengan dua pertanyaan.
Pertama penulis ingin mengetahui darimana saja pemustaka mendapatkan
referensi yang dibutuhkan, berikut jawabannya:
1. Cara mendapatkan referensi
Ada berbagai cara pemustaka dalam melakukan pencarian maupun
mendapatkan referensi yang dibutuhkan. Di era modern kini yang
teknologinya makin canggih tak dipungkiri bahwa mencari informasi
tidak hanya di perpustakaan saja namun lewat internet yang mudah
didapat. Informan menjawab mendapatkan informasi lewat kedua sarana
tersebut. Berikut pemaparannya:
a. Sarana perpustakaan
Semua informan mengatakan bahwa perpustakaan menjadi
salah satu pilihan mereka dalam mencari informasi maupun data.
Berikut pemaparannya:
“..juga dari perpustakaan misal buku-buku juga dari jurnal
tercetaknya..” (K)
“..kalau ditanya lebih sering sama aja sih, kadang kalau nyari di
perpus dapet buku tapi kalau dirasa kurang ya nyari di web juga..”
(D)
60
“..lebih sering perpus si kak soalnya kalau di internet kan liat
komputer layarnya ga bagus buat mata..” (E)
“..lebih sering di perpus dan lebih suka baca buku..” (M)
b. Sarana internet
Selain perpustakaan, internet juga menjadi pilihan kedua dalam
mencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Seperti
jawaban yang dikemukakan oleh semua informan.
“..yang pertama jurnal online, artikel online yang terpercaya..” (K)
“..selain perpus ya kaya sekarang nyarinya di google, kan aku
jurusan MTK jadi cari di web yang ada cara-cara ngerjain soal..
kaya web id school yang bahas tentang cara-caranya ngerjain
soal dan lain-lain..” (D)
“..selain di perpustakaan, di internet pastinya..” (E)
“..nyari jurnal online atau artikel ilmiah kalau kepepet lagi
nugas..” (M)
Dari semua jawaban informan, diketahui bahwa selain di
perpustakaan dalam mencari sumber informasi, internet juga menjadi opsi
yang digunakan dalam pencarian. Namun beberapa pemustaka lebih
sering mencari informasi di perpustakaan karena lebih menyukai
membaca langsung lewat buku. Dari semua jawaban informan, penulis
dapat menyimpulkan bahwa pemustaka selain mencari informasi di
perpustakaan, internet masih tetap digandrungi untuk mencari berbagai
informasi misalnya web, artikel atau jurnal ilmiah online.
61
2. Strategi mencari referensi
Selanjutnya penulis ingin mengetahui bagaimana strategi pemustaka
dalam mencari referensi. Berikut yang diutarakan oleh informan:
a. Mencari di internet mengenai referensi yang tersedia
Mencari informasi maupun referensi di internet merupakan suatu
hal yang mudah didapat dan diakses, namun tentunya harus cermat
dalam memilah. Berikut yang dijelaskan oleh informan K:
“..strategi tertentu yang khusus si ga ada, sama aja sih kaya
biasanya cari subjek yang kita butuhkan apa, terus pengarang
terkenal di bidang yang ingin kita cari apa, sumber informasinya itu
siapa, baru kita searching buku yang ada apa aja di internet..” (K)
b. Mencari di perpustakaan
Mencari informasi di perpustakaan dikemukakan oleh semua
informan. Cara mereka dalam mencari informasi, berikut
penjelasannya:
“..lalu yang kedua ya datang ke perpus, terus cek OPAC-nya
terdapatnya apa aja disitu terus cek rak bukunya. Biasanya kan
terdapat subjek tertentu ya, misalnya kalau buku branding merek di
angka 567 ya berarti cari bukunya di sekitar situ dan yang sesuai
kita inginkan..” (K)
“..ya, ada sih, kaya misalnya kalau nyari buku-buku MTK biasanya
kan tempat yang mengkhususkan ilmu pengetahuan alamnya, dan
langsung nyari disitu. Atau kalau nyari tentang sosial berarti
tempatnya di sosial..” (D)
62
Dari penjelasan dua informan di atas mengutarakan dalam
pencarian di perpustakaan mereka sudah mengetahui di mana tempat
koleksi yang dibutuhkan atau yang ingin dicari atau mengecek terlebih
dahulu OPAC (katalog online) sebelum menemukannya. Menurut
informan K, ketika mencari referensi di internet sebelumnya terlebih
dahulu melihat subjek, pengarang dan sumber yang ingin dicari.
c. Bertanya ke guru/ teman
Selain mencari informasi lewat perpustakaan dan internet,
informan M bertanya ke guru maupun temannya.
“..kadang liat yang paling mudahnya aja si..kaya misalnya buka
suatu blog terus ternyata sulit dipahami akhirnya cari yang lain
lagi..atau nanya ke temen, kalau nanya ke guru jarang..” (M)
Menurut informan M, mencari referensi tidak menggunakan
strategi tertentu. Ketika tidak menemukan yang dibutuhkan, langsung
cari referensi yang lain atau dengan bertanya ke teman. Dari semua
jawaban informan, penulis menyimpulkan bahwa beberapa pemustaka
dalam mencari referensi di perpustakaan langsung datang ke rak
koleksi atau melihat di katalog online perpustakaan terlebih dahulu dan
dalam pencarian internet sesuai dengan subjek, pengarang maupun
sumber pada referensi.
D. Differentiating (Memilah)
Tahap selanjutnya adalah memilah sumber informasi. Menurut Ellis
memilah informasi yang diperoleh dengan memanfaatkan pengetahuan
63
mengenai perbedaan ciri-ciri sumber informasi, misalnya pengarang,
cakupan, kualitas dan lainnya. Dalam tahap ini penulis bertanya kepada
informan, ketika sudah mendapat informasi atau referensi yang dibutuhkan
apakah memilahnya terlebih dahulu. Berikut jawaban yang diberikan oleh
informan:
“..tentu saja, apalagi saya jurusannya ilmu perpustakaan kan, jadi kita
harus tau apakah data yang kita dapat itu sumber-sumbernya jelas
atau tidak, pengarangnya jelas atau tidak dan memang di bidang atau
pakarnya..” (K)
“..iyaa, misalnya untuk presentasi kan dipertanyakan juga dan kita
harus nguasain materi. Kalau ada sumber yang nggak relevan atau
sama dengan yang lain pasti dipertanyain atau nilainya dikurangin..”
(M)
“..iya biasanya dipilah..” (D)
“.. iya pasti dipilah dulu ya sumbernya..” (E)
Dari rata-rata jawaban ketika sudah mendapatkan informasi yang
dibutuhkan referensinya dipilah terlebih dahulu. Relevan atau tidaknya,
sumbernya harus yang terpercaya dan pengarangnya yang sesuai dengan
bidangnya. Dari semua yang diutarakan oleh informan, penulis dapat
menyimpulkan bahwa informan ketika sudah mendapatkan informasi atau
referensi yang diinginkan, selanjutnya memilah sumbernya apakah
terpercaya, relevansinya serta pengarangnya sesuai atau tidak. Sedangkan
64
ada yang tidak harus menggunakan sumber terpercaya karena
mementingkan isinya.
E. Monitoring (Memantau)
Di tahap ini gunanya memantau perkembangan lapangan dengan
mengikuti sumber-sumber tertentu yang telah terpilih atau up to date.
Menurut Ellis dikutip oleh Case, monitoring merupakan memantau atau
mencari informasi terbaru (Case, 2002). Berikut hasil wawancara penulis:
1. Informasi up to date
Dari hasil penelitian ini yang melakukan tahap ini informan K, E dan
M karena K sedang melakukan penelitian dan M juga E dari jurusan
sosial yang dituntut untuk up to date, berikut penuturannya jelasnya:
“..iya kalau akuntansi, pajak.. harus up to date..cara mengetahuinya
ya nanya ke guru..” (E)
“..iya.. yang sekarang tuh gimana belajarnya disesuaikan sama yang
sekarang aja. Untuk tau up to date nya biasanya guru yang
menjelaskan terlebih dahulu di kelas, nanti kalau misalnya mau
memperdalam kita yang nyari sendiri atau biasanya nanya sama
kakak kelas..” (M)
“..ga selalu harus up to date cuma lebih bagus kalau yang up to date,
jadi tergantung bukunya sesuai apa tidak, kalaupun ada buku yang
di bawah tahun 2000 tapi itu sesuai dengan informasi yang saya
cari maka saya akan ambil, tapi kalau ada buku cetakan dan revisi
65
terbaru maka lebih baik.. Cara mengetahuinya dengan kita lihat
cetakan dan versinya, begitu..” (K)
Dari hasil penelitian bahwa mereka yang mengambil jurusan di
bidang sosial dituntut untuk mengambil informasi yang up to date
karena informasi sosial selalu berkembang tiap saat. Untuk informan K,
sebagai peneliti dia mengakui tidak selalu mencari informasi up to date,
namun di sisi lain lebih memilih informasi up to date jika koleksi yang
ditemui terbaru dan sesuai dengan apa yang dicari.
2. Cara mengetahui informasi up to date
Ada berbagai cara pemusataka mengetahui informasi yang up to
date, diantaranya yaitu:
a. Bertanya kepada yang faham
Informan mengaku jika ingin mengetahui informasi yang up to date
dengan bertanya kepada yang lebih faham seperti guru maupun senior
di sekolahnya.
“..biasanya nanya ke guru..” (E)
“..tanya sama guru, sama kakak kelas..” (M)
Dari jawaban yang didapat dari M dan E penulis mengetahui
biasanya pelajar mendapatkan info yang up to date dengan cara
bertanya kepada orang yang lebih mengerti seperti guru maupun
seniornya dan dari literatur dengan melihat cetakan referensinya
terbaru atau tidak.
66
b. Mencari sesuai cetakan dan versi buku
Menurut informan K, mengetahui up to date suatu informasi dapat
dilihat dari cetakan dan versi (koleksi buku).
“..ya kita lihat dari cetakan ke berapa, terus kita cari dulu
versinya..” (K)
Menurut K yang sedang melakukan penelitian, mendapatkan
informasi yang terbaru yaitu dengan mencari dan melihat cetakan
maupun versi dari sumber informasi tersebut.
Kesimpulannya, hampir semua melakukan tahap pemantauan ini
dalam hal mendapatkan infromasi yang up to date dengan berbagai
cara. Namun ada informan yang tidak melakukan tahap ini, yaitu
informan D, dikarenakan informan tersebut mahasiswa jurusan
matematika yang tidak dituntut menggunakan informasi yang up to
date.
F. Extracting (Merangkum)
Tahap extracting ini merupakan aktivitas yang berhubungan dengan
melanjutkan pencarian menggali lebih dalam sumber informasi dan
mengidentifikasi relevansi materi yang ada dengan selektif. Penulis
mengutarakan pertanyaan apakah informan mengidentifikasi sumber
infromasinya dan bagaimana caranya. Berikut cara mengidentifikasi sumber
yang diutarakan oleh informan :
67
a. Mengidentifikasi pengarang, sumber dan isi
Menurut informan K, mengidentifikasi suatu sumber dengan cara
melihat pengarang, sumber dan isinya baik dari sumber offline maupun
online.
“..diidentifikasi sih pengarangnya siapa, bukunya apa, serinya ada
berapa.. atau kalau nyari informasinya online sumbernya jelas atau
tidak, didapatnya darimana terus juga isisnya seperti apa, sesuai
atau tidak..” (K)
b. Mencocokan kembali
Informan D menjelaskan mengidentifikasi sumber dengan
menyamakan atau mencocokkan informasi yang ada di dalam buku.
“..nggak si biasa aja, atau biasanya bakal ngambil beberapa
referensi lagi sih. Misalnya kaya tugas kelompok suruh nyari 6 buku
kalo ga salah, dan beda-beda, makanya disamain ini relevan apa
nggak sama informasi yang didapat..” (D)
c. Sesuai arahan guru
Mengidentifikasi sumber menurut M sesuai dengan apa yang
disarankan oleh gurunya.
“..iya kita nyari tapi tetep sesuai dengan yang guru bilang, jadi ya
disesuaikan aja sama referensinya..” (M)
d. Internet
Selain sesuai dengan arahan dari guru di sekolah, mengidentifikasi
sumber dapat dilihat dari internet menurut informan E.
68
“..biasanya kan sebelum disuruh nyari materi dijelasin dulu sama
gurunya, nah kita nyari di google-nya sama atau nggak..” (E)
Dari penjelasan semua informan, penulis mengetahui bahwa mereka
mengidentifikasi sumber dengan berbagai macam cara. Dengan
mengidentifikasi sumber yang data, akan menjadi tolak ukur keabsahan
data yang digunakan.
G. Verifying (Verifikasi)
Tahap ini dinamakan verifikasi di mana aktifitas ini disatukan dengan
pemeriksaan terhadap akurasi informasi. Dari semua informan yang penulis
tanya, semua menyatakan bahwa mereka melakukan verifikasi terhadap
perolehan sumber yang didapat. Berikut pemaparannya:
“..yaa biasanya kalau kita mencari informasi baik itu untuk data penelitian
ataupun lebih luasnya sebuah informasi ya harus dicek dan ricek
kebenarannya, karena itu penting untuk keabsahan sebuah data ya..” (K)
“..iya biasanya diverifikasi lagi datanya ..” (D)
Dari jawaban dua mahasiswa tersebut diketahui ketika sudah
mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka meriksa kembali informasi.
Karena pemeriksaan informasi penting untuk keabsahan sebuah data, terlebih
untuk sebuah penelitian.
“..iya dicek..” (E)
“..iya pasti dicek dulu informasinya..” (M)
Jawaban yang sama diperoleh dari dua pelajar E dan M, mereka
mengungkapkan hal yang sama dengan melakukan pengecekan data maupun
informasi setelah didapat. Penulis menyimpulkan bahwa semua responden
69
melakukan hal yang sama dalam verifikasi informasi, di mana verifikasi
terhadap sebuah data ini sangat perlu dilakukan untuk menunjukkan
keakuratan informasi.
H. Ending (Penyelesaian)
Aktifitas ini merupakan tahap terakhir pencarian informasi, di mana
ketika informan setelah selesai maka ditujukan dahulu kepada fasilitator. Dari
semua informan, rata-rata melakukan diskusi setelah mendapatkan informasi
atau data. Berikut penjelasannya:
“ iya biasanya gitu atau saling tuker informasi ke temen-temen..” (D)
“..iya biasanya kita diskusi, lebih enak sama temen lebih nyambung..” (M
dan E)
Dari tiga responden lainnya mengungkapkan bahwa setelah
mendapatkan informasi atau data biasanya mereka terlebih dahulu
mendiskusikan atau saling tukar informasi. Dari sini penulis mengetahui guna
mendapatkan informasi dan mengelolanya lebih baik lagi.
“..hhm nggak semua informasi si saya diskusikan, tapi biasanya kalau itu
penting dan saya belum mumpuni untuk mencernanya maka saya akan
bertanya perihal informasi tersebut kepada teman atau dosen pembimbing
saya..” (K)
Mahasiswi K mengungkapkan bahwa tidak harus semua informasi
didiskusikan karena sudah dimengerti dengan baik, namun ketika ada yang
belum difahami maka didiskusikan atau bertanya kepada teman yang lebih
faham maupun dosen pembimbingnya.
70
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Pada bagian pembahasan ini penulis akan menjelaskan analisis singkat hasil
penelitian yang sudah dijabarkan di bab 4 dan menjawab apa yang tertera di
rumusan permasalahan. Berikut pembahasannya:
1. Kebutuhan Informasi Pemustaka
Kebutuhan informasi merupakan kebutuhan akan informasi individu dalam
memenuhi keinginan maupun tujuannya. Menurut Line, kebutuhan informasi
adalah sesuatu yang sebaiknya dimiliki seseorang dalam melakukan pekerjaan,
penelitian, pendidikan dan juga sebagai hiburan (Fatmawati, 2016). Dalam hal ini
penulis menjelaskan tujuan dan informasi yang dicari oleh pemustaka ketika
datang ke perpustakaan.
a) Tujuan datang ke perpustakaan
Sesuai yang dikemukakan oleh informan, tujuan mereka datang ke
Perpustakaan Kota Depok berbeda-beda. Di antaranya belajar seperti yang
dilakukan oleh informan D sebagai mahasiswa jurusan matematika,
kemudian penelitian yang dilakukan oleh informan K dan juga sekedar
mencari hiburan seperti membaca novel maupun meminjam buku
perpustakaan bagi informan M dan E yang berstatus pelajar.
71
b) Informasi yang dicari
Informasi yang dicari ketika ke perpustakaan pun beragam tiap pemustaka.
Hasil dari wawancara, penulis mengetahui bahwa mereka datang ke
perpustakaan untuk mencari koleksi fiksi, non fiksi dan juga yang berkaitan
dengan penelitian. Pertama, informan E dan M yang statusnya pelajar
menjelaskan mereka biasanya datang ke perpustakaan mencari koleksi fiksi
seperti novel dan koleksi fiksi lainnya yang mereka sukai. Kedua, informan
D yang berstatus mahasiswa mencari koleksi non fiksi seperti modul
pelajaran matematika sebagai bahan belajar maupun tugas kuliah. Ketiga
mencari informasi terkait penelitian ini dilakukan oleh informan K yang
sedang melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Kota Depok.
2. Perilaku Pencarian Informasi Pemustaka
Perilaku pencarian informasi ini penulis mengambil teori David Ellis. Beliau
menjelaskan bahwa perilaku individu dalam menemukan informasi sangat unik
dan beragam, tergantung dengan aktivitas penemuan itu sendiri. Ellis
menjelaskan ada 8 karakteristik perilaku pencarian, berikut hasil penelitian di
lapangan:
a) Starting (Memulai)
Menurut Ellis tahapan ini terdiri dari aktivitas-aktivitas yang memicu kegiatan
pencarian informasi (Putubuku, 2008). Pada tahap starting ini pemustaka mulai
mencari informasi misalnya bertanya pada seseorang yang ahli dalam bidang
yang diminati oleh individu tersebut (Widiyastuti, 2016) . Dari hasil penelitian,
dapat dilihat bahwa 2 informan melakukan pencarian di internet lewat situs
72
google terlebih dahulu sebelum melakukan pencarian informasi berikutnya.
Informan mencocokkan referensi yang diarahkan oleh fasilitator dengan mencari
sumber dari internet. Sedangkan informan lainnya langsung datang ke
perpustakaan dan mencari informasi di rak koleksi perpustakaan. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan informan melakukan tahapan starting ini dengan
melakukan pencarian awal sumber maupun referensi dari internet dan dari
Perpustakaan Umum Kota Depok.
b) Chaining (Menghubungkan)
Tahap ini berhubungan dengan tahap starting, di mana pemustaka
menghubungkan informasi dan menyesuaikan referensi utama dan
mengidentifikasi sumber referensi selama aktivitas starting. Menurut Ellis, Cox
dan Hall diidentifikasikan sebagai hal yang penting pada pola pencarian
informasi, ditandai dengan mengikuti mata rantai atau mengaitkan daftar
literature pada rujukan inti (Ellis, Cox, & Hall, A Comparison of the Information
Seeking Patterns of Researchers in the Physical and Social Science, 1993) . Dari
penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah pemustaka mempunyai referensi
sebelum pencarian, apakah pencariannya merunut dan bagaimana menemukan
referensi lainnya.
1. Referensi sebelum pencarian
Dalam hal ini 3 informan mendapatkan referensi awal dari dosen maupun
gurunya jika ada tugas, mereka mendapatkan pengarahan terkait sumber
yang harus digunakan oleh fasilitator (guru maupun dosen). Sedangkan
73
informan yang sedang melakukan penelitian mendapatkan referensi awal
dari situs google di internet.
2. Merunut dari sumber utama
Menurut Ellis, chaining yang merunut dari sumber utama merupakan
chaining mundur, sebaliknya jika dengan mengikuti referensi menuju
sumber lain yang mengacu sumber asli adalah chaining maju. Informan
yang melakukan tahap ini hanya satu orang yaitu yang sedang melakukan
penelitian. Informan K melakukan chaining maju dengan mencari
informasi di internet terlebih dahulu kemudian datang ke lokasi sumber.
3. Cara menemukan referensi lain
Cara ini dijelaskan oleh informan yang melakukan tahapan chaining maju
dengan merunut mengikuti referensi menuju sumber lain. Informan K
menjelaskan mencari sumber data terlebih dahulu di situs internet
kemudian datang ke sumber kedua dengan mencari mulai dari pengarang,
judul dan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa dalam tahapan ini tidak semua informan
melakukan chaining. Tahapan ini hanya dilakukan oleh informan K yang sedang
melakukan penelitian dan informan melakukan chaining maju yaitu dengan
mencari sumber data di internet lewat situs kemudian datang ke lokasi di mana
sumber asli berada.
c) Browsing (Menelusur)
Tahap ini diartikan sebagai menelusur informasi. Menurut Ellis, browsing
merupakan kegiatan mencari informasi di wilayah tertentu yang dianggap
74
memiliki potensi (Fathurrahman, 2016). Penulis ingin mengetahui bagaimana
informan mendapatkan informasi dan bagaimana strateginya.
1) Cara pemustaka mendapatkan referensi
Dari hasil penelitian, dapat diketahui semua informan mendapatkan
referensi dari perpustakaan dan internet. Informan menjelaskan bahwa
mereka lebih senang mencari informasi perpustakaan dikarenakan nyaman
dengan koleksi tercetak dibanding koleksi digital. Internet juga menjadi
sarana kedua dalam pencarian informasi dan mendapatkan referensi bagi
pemustaka, jika dirasa kurang puas melakukan pencarian di perpustakaan
atau dalam kondisi yang terdesak maka mereka melakukan pencarian
informasi di internet lewat situs yang tersedia.
2) Strategi mencari informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dalam mencari referensi bagi
informan ada 3 cara. Pertama dari internet, yaitu dengan mencari subjek,
pengarang dan sumber informasinya. Kedua di perpustakaan, ada dua cara
yang penulis ketahui yaitu dengan mencari di OPAC dan langsung mencari
ke rak koleksi. Ketiga dengan bertanya ke guru/teman, diketahui dari
informan bahwa ketika sudah mencari referensi dan sulit dipahami langkah
berikutnya yaitu dengan bertanya ke teman maupun gurunya.
Dapat disimpulkan bahwa semua informan melakukan tahapan ini dengan
berbagai cara, yaitu dengan melakukan pencarian koleksi informasi dari internet,
perpustakaan maupun dengan bertanya kepada yang lebih paham. Dari semua
cara dapat dilihat bahwa perpustakaan masih menjadi tujuan utama pencarian
bagi informan.
75
d) Differentiating (Memilah)
Pada tahap ini adalah pemilahan informasi mulai dari pengarang, cakupan,
kualitas dan lainnya. Menurut Ellis dalam (Wilson, Human Information
Behavior : Special Issue on Information Science Research, 2000) menjelaskan
differentiating yaitu menyaring informasi yang diperoleh dengan menggunakan
perbedaan yang diketahui dalam sumber informasi. Dari hasil penelitian penulis
mengetahui bahwa semua informan melakukan tahap ini. Informan melakukan
penyaringan informasi dengan memilah sumber, relevansi pengarang, serta isi
yang sesuai.
e) Monitoring (Memantau)
Pada tahap monitoring merupakan pemantauan terhadap perkembangan di
lapangan dengan mengikuti sumber yang up to date. Menurut Ellis, monitoring
yaitu selalu memantau atau mencari berita-berita atau informasi terbaru
(Widiyastuti, 2016). Dalam hal ini penulis mengetahui bahwa hampir semua
informan mencari informasi yang up to date. Ada berbagai cara informan
mengetahui informasi yang terkini, diantaranya dengan bertanya kepada yang
lebih faham seperti bertanya kepada senior maupun guru atau fasilitatornya.
Kedua dengan mencari sesuai cetakan dan versi buku. Dapat disimpulkan hampir
semua melakukan tahapan ini dengan memilah informasi yang up to date kecuali
informan yang berada di jurusan matematika yang tidak dituntut untuk
menggunakan informasi maupun referensi yang up to date.
76
f) Extracting (Merangkum)
Di tahap extracting ini merupakan aktivitas mengidentifikasi relevansi
materi yang ada dengan selektif. Ellis menjelaskan dalam (Case, 2002) bahwa
extracting yaitu mengambil salah satu informasi yang berguna dalam sebuah
sumber informasi tertentu. Dari hasil penelitian diketahui bahwa semua informan
melakukan tahap extracting ini dengan berbagai cara. Pertama dengan
mengidentifikasi pengarang, buku, isi dan sumbernya yang sesuai. Kedua
dicocokkan kembali dengan beberapa buku yang relevan. Ketiga
mengidentifikasi sesuai arahan dari guru dan yang keempat mengidentifikasi
lewat internet. Tahapan ini dilakukan dengan caranya masing-masing dengan
mengidentifikasi sumber data dikarenakan akan menjadi tolak ukur keabsahan
data yang digunakan.
g) Verifying (Verifikasi)
Verifying ini merupakan tahap memeriksa keakuratan informasi. Menurut
Wilson dikutip dari Ellis, menjelaskan bahwa verifying merupakan seleksi
dengan mengidentifikasi sumber informasi yang relevan (Wilson, Human
Information Behavior : Special Issue on Information Science Research, 2000).
Dari data hasil penelitian, semua informan melakukan tahap verifikasi ini.
Informan yang sedang melakukan penelitian mengakui bahwa verifikasi
terhadap sumber informasi penting untuk sebuah keabsahan data maupun
keakuratan informasi yang digunakan.
77
h) Ending (Penyelesaian)
Tahap terakhir ini merupakan tahap mendiskusikan bersaman pihak yang
lebih mengetahui untuk menentukan informasi yang digunakan. Tahap ending ini
merupakan aktivitas karakteristik dari pencarian informasi di akhir (Ellis, Cox, &
Hall, 1993). Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ketika informan selesai
melakukan pencarian informasi, maka selanjutnya adalah mendiskusikan atau
saling tukar informasi kepada teman maupun fasilitator. Dapat disimpulkan
semua informan melakukan tahap ending agar mendapatkan dan mengelola
informasi dengan lebih baik.
78
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pada bab terakhir ini penulis mengemukakan kesimpulan hasil penelitian
yang telah diperoleh dari analisis data. Selain kesimpulan, pada bab ini penulis
menyampaikan beberapa saran untuk Perpustakaan Umum Kota Depok.
1. Kebutuhan informasi pemustaka
Kebutuhan informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok ini
penulis simpulkan dari tujuan datang dan informasi yang dicari oleh informan
yang bekunjung ke Perpustakaan Umum Kota Depok. Tujuan datang ke
perpustakaan berhubungan dengan kebutuhan informasi pemustaka. Dapat
disimpulkan tujuan informan ke Perpustakaan Umum Kota Depok diantaranya
yaitu belajar, hiburan seperti membaca novel dan meminjam buku, juga untuk
penelitian. Sedangkan kebutuhan informasi yang dicari pemustaka diantaranya
yaitu koleksi fiksi berupa novel dan sejenisnya, koleksi non fiksi berupa buku
atau modul pelajaran serta informasi untuk data penelitian. Dari sekian
kebutuhan informasi yang dicari, koleksi yang paling diminati adalah koleksi
non fiksi.
2. Perilaku pencarian informasi pemustaka
Perilaku pencarian informasi pemustaka di Perpustakaan Umum Kota
Depok ini penulis ambil berdasarkan teori David Ellis. Dari teori ini dapat
diketahui ada 8 tahapan yang dilalui yaitu starting, chaining, browsing,
79
differentiating, monitoring, extracting, verifying, dan ending. Dari hasil analisis
data dapat disimpulkan bahwa pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok
hampir semua melakukan 8 tahapan tersebut. Namun ada 2 tahapan yang tidak
semua dilakukan oleh pemustaka yaitu chaining dan monitoring.
B. Saran
1. Pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok yang penulis teliti datang
ke perpustakaan dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi untuk belajar
dengan mencari modul atau buku pelajaran dan refreshing (sebagai hiburan)
dengan membaca koleksi fiksi dan non fiksi. Dalam hal ini sebaiknya
Perpustakaan Umum Kota Depok dapat meningkatkan kualitas koleksinya.
Seperti koleksi non fiksi berupa modul atau buku pelajaran dengan
kompetensi yang disesuaikan juga koleksi fiksi seperti novel dan buku-buku
cerita yang edukatif.
2. Sebaiknya Perpustakaan Umum Kota Depok menambah kegiatan dalam hal
mengenalkan sarana penelusuran informasi dan cara pemanfaatannya pada
kegiatan pendidikan pemustaka sehingga pemustaka dapat menggunakan
fasilitas alat bantu penelusuran dengan baik. Juga sebaiknya pustakawan
lebih interaktif dalam membimbing dan membantu pemustaka dalam
mencari informasi yang dibutuhkan.
3. Adapun saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang
kebutuhan dan perilaku pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Depok,
diharapkan dapat meneliti pemustaka potensial lainnya yang berada di Kota
Depok seperti ibu rumah tangga, PNS setempat, komunitas, maupun guru
di Kota Depok.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ayumi, T. R., & et al. (2015). Perilaku Pengguna Dalam Menelusur Informasi di
Pusat Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim. Jurnal Administrasi
Publik, Vol. 3, No. 5, h. 795-799.
Case, O. D. (2002). Looking for Information. London: Academic Press.
Creswell, J. W. (1994). Research Design: Qualitative and Quantitative
Approaches. California: SAGE Publications.
Ellis, D. (1989). A Behavioural Model for Information Retrieval System Design.
Journal of Information Science, Vol. 15, h. 237-247.
Ellis, D., Cox, D., & Hall, K. (1993). A Comparison of the Information Seeking
Patterns of Researchers in the Physical and Social Science. Journal of
Documentation, Vol. 49, h. 356-369.
Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali
Press.
Eviliyana, I., & Arfa, M. (2015). Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Asing
Peserta Darmasiswa Republik Indonesia Tahun Akademik 2014/2015
Universitas Dipenogoro. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 4, No. 3.
Fathurrahman, M. (2016). Model- Model Perilaku Pencarian Informasi. Jurnal Ilmu
Perpustakaan dan Informasi, Vol. 1, h. 74-91.
81
Fatmawati, E. (2016). Kebutuhan Informasi Pemustaka dalam Teori dan Praktek.
Jurnal Persadha, Vol. 13, No. 1.
Hadi, A., & Arief, A. (2010). Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO.
Jakarta: Prenada Media Group.
Herlina, Suriana, S., & Misroni. (2016). Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa
Program Doktoral Universitas Islam Negeri Raden Fatah dalam Penyusunan
Disertasi. Jurnal Tamaddun, Vol. 15, No. 2, h. 187-220.
Hidayat, A. (2007). Penjelasan Lengkap Tentang Penelitian Kualitatif. Retrieved
from statiskian: https://www.statiskian.com
Idris, Y. T. (2012). Information Needs, Sources and Information Seeking Behaviour
of Women Artisans in Offa Metropolis. Library Philosophy and Practice,
Paper 1201.
Iperpin. (2008, Agustus). Perilaku Informasi, Semesta Pengetahuan. Retrieved
from Ilmu Perpustakaan dan Informasi: https:// iperpin.wordpress.com/
Irawan, P. (2004). Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA LAN.
Junita, W. (2015). Perpustakaan Umum Kota Depok. Retrieved from
kap.depok.go.id: http://kap.depok.go.id/depokcorner/pojok_depok
Kassim, R. (2018). Book Conference Info Seeking Behaviour Latest 2910 MITEC.
Retrieved from https://researchgate.net
Koentjaraningrat. (1991). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT
Gramedia.
82
Kuhlthau, C. C. (1991). Inside the Search Process: Information Seeking form the
User’s Perspective. Journal of the American Society for Information
Science, Vol. 42, No. 5, h. 361-371.
Laloo, B. T. (2002). Information Needs, Information Seeking Behaviour and Users.
New Delhi: Ess Ess Pubication.
Miles, B. M., & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.
Noerhayati. (1987). Pengelolaan Perpustakaan, Jilid 1. Bandung: Alumni.
Nurachma, R., & Ati, S. (2015). Kebutuhan Dan Perilaku Pencarian Informasi
Aktor Teater Emka (Emper Kampus) Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Diponegoro. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Vol. 4, No. 2.
Odongo, R. I., & Mostert, J. (2006). Information Seeking Behaviour: A Conceptual
Framework. South African Journal of Libraries and Information Science,
Vol. 72, No. 3.
Putubuku. (2008, Mei). Membumi Bersama David Ellis. Retrieved from Ilmu
Perpustakaan dan Informasi: https://iperpin.wordpress.com.
Riady, Y. (2013). Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Program Doktoral
Dalam Penyusunan Disertasi” Visi Pustaka : Jaringan Informasi Antar
Perpustakaan. Visi Pustaka: Perpustakaan Nasional RI, Vol. 15, No. 2, h.
108.
Riani, N. (2017). Model Perilaku Pencarian Informasi Guna Memenuhi Kebutuhan
Informasi (Studi Literatur). Jurnal Publis, Vol. 1, No. 2.
83
Riduan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Soeatminah. (1992). Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:
Kanisius.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sulistyo-Basuki. (1994). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.
Sulistyo-Basuki. (2004). Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains.
Sumekar, S., & e. a. (2011). Standar Nasional Perpustakaan (SNP): Bidang
Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
Sutarno. (2003). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sutarno. (2004). Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Samitra Media Utama.
Sutarno. (2005). Tanggung Jawab Perpustakaan : Dalam Mengembangkan
Masyarakat Informasi. Jakarta: Pantai Rei.
Syawqi, A. (2017). Perilaku Pencarian Informasi Guru Besar UIN Antasari
Banjarmasin. TIK ILMEU: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Vol.
1, No. 1.
Widiyastuti. (2016). Perbandingan Teori Perilaku Pencarian Informasi Menurut
Ellis, Wilson dan Kuhlthau. Jurnal Pustaka Budaya, Vol. 3, No. 2, h. 51-
64.
84
Wilson , T. D. (1999). Models in Information Behaviour Research. Journal of
Documentation, Vol. 55, No. 3, h. 249-270.
Wilson, T. D. (2000). Human Information Behavior : Special Issue on Information
Science Research. Informing Science, Vol. 3, No. 2, h. 49-55.
Wulan, I. A., & Nurislaminingsih, R. (2016). Perilaku Pencarian Informasi Para
Peneliti dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi di Lingkungan UPT Balai
Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung Kebumen. Jurnal
Ilmu Perpustakaan , Vol. 5, No. 4, h. 301-310.
Yusup, P. M., & Subekti, P. (2010). Teori dan Praktik Penelusuran Informasi:
Information Retrieval. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1: Data Hasil Analisis
Variabel Sub Variabel Hasil
1. Kebutuhan Informasi 1. Tujuan datang ke
perpustakaan
- hiburan (K,M,E)
- belajar (D)
- penelitian (K)
2. Informasi yang sedang dan
sering dicari
- koleksi fiksi (D,M)
- koleksi non fiksi (M,E)
- informasi terkait penelitian (K)
2. Perilaku Pencarian
Informasi
a) Starting
3. Persiapan sebelum mencari
informasi
- searching di internet (K,M)
- langsung datang ke perpustakaan (D)
b) Chaining 4. Pemakaian referensi utama
sebelum pencarian
- memakai referensi yang sesuai dengan
arahan dosen/guru (D,M,E)
- mencari di situs yang berkaitan (K)
5. Melakukan pencarian
dengan runut dari sumber
pertama ; cara menemukan
referensi lain
- merunut (K)
- tidak runut (D,M,E)
Cara;
- mencari di situs terlebih dahulu (K)
c) Browsing
6. Cara mendapatkan
referensi
- internet/online (D,K,M,E)
- perpustakaan (D,K,M,E)
7. Strategi mencari referensi - mencari di internet mengenai buku
yang tersedia (K)
- mencari ke perpustakaan (D,K)
- bertanya ke guru/teman (M)
d) Differentiating 8. Memilah sumber yang
didapat
- memilah (D,K,M,E)
e) Monitoring 9. Informasi up to date; cara
mengetahuinya
- up to date (K,M,E)
- tidak (D)
Cara;
- bertanya kepada yang lebih faham
(K,M,E)
87
- mencari sesuai cetakan, versi dll
f) Extracting 10. Identifikasi sumber; cara
mengetahuinya
- identifikasi pengarang, kejelasan
sumber dan isi (K)
- dicocokkan kembali (D)
- sesuai dengan arahan guru (M)
- dari internet (E)
g) Verifying 11. Memeriksa perolehan
sumber
- ya (D,K,M,E)
h) Ending 12. Melakukan diskusi
mengenai perolehan
informasi
- tidak (K)
- diskusi dengan teman (D,M,E)
88
Lampiran 2: Daftar Wawancara
Nama : Status :
Usia : Domisili :
Variabel Tahapan Komponen
A. Kebutuhan Informasi 1. Tujuan datang ke perpustakaan? apakah
ada tujuan tertentu, berkaitan dengan
tugas atau yang lainnya?
2. Informasi apa yang sedang dicari dan
yang sering dicari ketika datang ke sini?
B. Perilaku Pencarian Informasi
a. Starting
3. Apakah ada persiapan atau kegiatan yang
dilakukan sebelum mencari informasi
yang diinginkan ?
b. Chaining 4. Apakah ada referensi utama sebelum
melakukan pencarian?
5. Apakah anda mencari dengan merunut
dari sumber pertama kali yang ditemukan,
dan bagaimana anda menemukan
referensi lainnya?
c. Browsing 6. Darimana saja anda mendapatkan
referensi yang dibutuhkan?
7. Adakah strategi tertentu dalam mencari
dan membaca referensi?
d. Differentiating 8. Ketika sudah mendapat informasi atau
referensi yang dibutuhkan apakah anda
memilahnya terlebih dahulu? Apakah
sumber relevan, kualitasnya dan sumber
terpercaya?
89
e. Monitoring 9. Dalam mencari informasi yang
dibutuhkan, apakah harus up to date? Jika
iya, bagaimana anda mengetahuinya?
f. Extracting 10. Apakah anda mengidentifikasi sumber
informasi yang diperoleh? Jika iya,
bagaimana? Misal, memilih yang sesuai,
relevan kah, dicocokkan kembali atau
yang lainnya?
g. Verifying 11. Apakah anda mengecek atau memeriksa
informasi yang sudah diperoleh? Jika iya,
untuk apa anda melakukan pengecekan
informasi tersebut?
h. Ending 12. Ketika selesai mencari informasi, apakah
anda mendiskusikannya kepada yang
lebih mengetahui informasi tersebut?
90
Lampiran 3: Perpustakaan Umum Kota Depok