kebutuhan gizi pada remaja saat menstruasi
DESCRIPTION
reproduksi 2TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kebutuhan Gizi pada saat
Menstruasi.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, yaitu sebagai tugas
terstruktur mata kuliah Sistem Reproduksi II Tahun Akademik 2014/2015 di
Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan
dorongan dari pihak-pihak luar, sehingga makalah ini terselesaikan sesuai dengan
yang diharapkan.
Ucapan terima kasih tidak lupa diucapkan kepada :
1. Ns. Murtilita. S.Kep. selaku dosen mata kuliah Sistem Reproduksi II
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura,
2. Pihak yang membantu baik secara langsung maupun tak langsung.
Segala sesuatu di dunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan
makalah ini. Saran dan kritik sangatlah penulis harapkan demi kesempurnan
makalah berikutnya. Penulis harapkan semoga makalah ini dapat memberikan
suatu manfaat bagi kita semua dan memilki nilai ilmu pengetahuan.
Pontianak, September 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1. Latar Belakang...................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..............................................................................................2
3. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
1. Pengertian Gizi, Menarke dan Menstruasi.........................................................3
2. Gizi Pada Remaja..............................................................................................7
3. Hubungan status gizi dengan Menarke..............................................................10
4. Hubungan Status Gizi dengan ganguan menstruasi (PMS)...............................13
5. Nutrisi yang dibutuhkan pada saat Menstruasi..................................................14
6. Makanan yang harus dihindari saat Menstruasi.................................................18
BAB III PENUTUP...............................................................................................20
1. Kesimpulan........................................................................................................20
2. Saran..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan
fisik, emosi dan psikologis, yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan
suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut
masa pubertas (adolescence). Masa remaja adalah periode paralihan dari masa
anak-anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2010).
Dilihat dari segi kuantitas, jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesia sebesar 22,2% dari total penduduk Indonesia yang terdiri dari 50,9
% laki laki dan 49,1% perempuan (Kurniawan, (2002) dalam Sulaiman,
(2009)). Begitu juga dengan jumlah remaja dibanyak negara berkembang
tumbuh dengan pesat. Lima tahun terakhir, kelompok remaja merupakan
salah satu perhatian utama di bidang kesehatan karena gaya hidup mereka
yang unik dan berbeda dengan kelompok umur dari generasi sebelumnya
( Surjadi, (2002) dalam Sulaiman, (2009)).
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa
remaja akan mempengaruhi kebutuhan dalam penggunaan zat gizi. Hal ini
disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan
hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan
fisiologis yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Poltekes Depkes
Jakarta I).
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah
unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi
adalah suatu proses organisme menggunakan transportasi,penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
1
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energi.
Menstruasi adalah haid, merupakan perdarahan yang berasal dari uterus
sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap
bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil
(Depkes, 1993).
Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium
disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus
mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti
komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk
proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi
harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan
tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai
pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
a. Apa pengertian dari gizi, menarke dan menstuari?
b. Bagaimana kebutuhan gizi pada remaja?
c. Bagaimana hubungan status gizi dengan menarke?
d. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi?
e. Apa saja makanan yang harus dihindari saat menstruasi?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan makalah ini untuk:
a. Memahami pengertian gizi, menarke, dan menstruasi.
b. Memahami kebutuhan gizi pada remaja.
c. Memahami hubungan status gizi dengan menarke.
d. Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi.
e. Mengetahui makanan yang harus dihindari pada saat menstruasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian gizi, menarke dan menstruasi
a. Pengertian gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan.
Gizi memiliki peran yang sangat penting bagi perempuan, sejak masih
berupa janin hingga usia lanjut. Pada masa remaja gizi yang cukup
diperlukan untuk pertumbuhan. Pada remaja perempuan, pada masa ini
terjadi perubahan-perubahan biologis dengan mengalami menstruasi,
sehingga dibutuhkan kecukupan hemoglobin agar tidak terjadi anemia gizi,
sebagai akibat kekurangan zat gizi.
b. Pengertian menarke
Menarke adalah haid yang pertama kali terjadi, yang merupakan ciri
khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi
remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia
terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun
lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama
sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan
mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan
tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang
biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
c. Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah haid, merupakan perdarahan yang berasal dari uterus
sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi
setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan
tidak hamil (Depkes, 1993).
3
Menstruasi terjadi sebagai akibat terlepasnya endometrium yang
iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium disertai
perdarahan yang disebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari.
Setelah masa menstruasi berakhir, endometrium kemudian tumbuh
kembali atau disebut juga endometrium mengadakan proliferasi, agar siap
menerima ovum yang telah dibuahi sebagai persiapan kehamilan. Apabila
tidak terjadi pembuahan, endometrium kemudian lisut dan terjadi
menstruasi kembali.
1. Siklus Menstruasi
Pada manusia siklus menstruasi adalah perdarahan vagina periodik
yang terjadi dengan terlepasnya mukosa rahim (menstruasi,
mentruasi). Lama siklus ini sangat bervariasi, tetapi angka rerata
adalah 28 hari dari permulaan satu periode menstruasi sampai
permulaan periode berikutnya. Biasanya, hari-hari menstruasi diberi
nomor, yang dimulai dengan hari pertama menstruasi.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus
menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu
dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan
dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya menstruasi tidak
diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri
eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung
kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 28
hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita
tetapi juga pada wanita yang sama. Panjang siklus menstruasi
dipengaruhi oleh usia seseorang.
Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada juga yang sampai
7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yang
lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak, pada wanita
dengan anemi defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih
banyak. Jumlah darah menstruasi lebih dari 80 cc dianggap patologik.
4
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu
menstruasi, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa
nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya
mendapat menstruasi (menarche) bervariasi, yaitu antara 10 – 16
tahun dengan rata-rata 12 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia
menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan
umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia
gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15 – 19
tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang
disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik,
dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-
tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.
Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu
masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini
berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa menopause.
2. Mekanisme Menstruasi
Hormon steroid estrogen dan progresteron mempengaruhi
pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen
endometrium memasuki masa proliferasi; sesudah ovulasi,
endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar
estrogen dan progesteron pada akhir siklus menstruasi, terjadi regresi
endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang dikenal
dengan menstruasi.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
a. Faktor Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya
enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang
5
pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat
yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium,
khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada
pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan
akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah
yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan
demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma
endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila
terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan
menurunnya kadar progesteron, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan,
dan merusakan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis
protein. Karena itu, timbul gangguan dalam metabolisme
endometrium yang mengakibatkan regresi endometrium dan
perdarahan.
b. Faktor Vaskular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium. Padsa pertumbuhan
endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan
hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis
dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya
dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan
pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
c. Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2.
Dengan disentegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan
menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor
untuk membatasi perdarahan pada menstruasi.
2. Gizi pada remaja
a. Pertumbuhan selama remaja
6
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan
fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa
remaja akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat
gizi. Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang
cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan
banyak perubahan fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada
remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja tergantung
pada berat dan komposissi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa status
gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan
fisiologis seseorang.
Kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan gizi bervariasi pada masing-
masing individu remaja. Ini menunjukkan bahwa dibandingkan usia,
tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada munculnya tanda
seksual sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator dalam
menentukkan kebutuhan gizi.
b. Kebutuhan gizi pada remaja
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun,
kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda.
Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,kematangan
seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan
aktivitas tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja
adalah energi,protein, kalsium, besi dan zinc.
Energi
Kebutuhan energi pada individu remaja yang sedang tumbuh sulit
untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang perlu diperhatikan untuk
menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga.
7
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan
energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif.
Sumber energi terutama diperoleh dari makanan yang mengandung
karbohidrat seperti beras, terigu, dan hasil olahannya, umbi-umbian,
jagung, sagu, gula, dan lain-lain.
Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan
protein remaja wanita lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan
komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari
pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein
akan digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan mengaibatkan
malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi
dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino
esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber
protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam,
ikan), susu dan hasil olahannya., kedele dan hasil olahannya, kacang-
kacangan, dan lain-lain.
Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat besi juga
neningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang,
khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan masa tulang
selama remaja akan meningkatkan resiko osteoporosis pada kehidupan
selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik
adalah susu dan hasil olahannya. Sumber lainnya adalah ikan, kacang-
kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk mempertahankan produksi
hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat besi pada
remaja juga meningkat. Zat besi juga dibutuhkan untuk membentuk
8
mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan zat
besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat
besi dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat
besi untuk proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan
meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi
menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan setelah pubertas.
Penyerapan akan zat besi dapat ditingkatkan oleh vitamin C; dan
sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen
kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung zat besi
adalah; hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran
hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi zinc dapat menimbulkan resiko
retrdasi mental dan hipogonadisme.
Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin), riboflavin, dan niasin pada
remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu
proses metabolisme energi. Begitu juga dengan volat, dan vitamin B12
yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya dalah
vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin
A,C, dan E juga dibutuhkan untuk pembentukkan dan mendukung fungsi
sel baru.
c. Pengkajian status gizi
Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada
periode ini, kecenderungan resiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi,
contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu cara sederhana yang
dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan
mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT
dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan
9
beresiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus IMT adalah sebagai
berikut.
Berat Badan (kg)
BMI =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
Berikut ini adalah kategori-kategori status gizi,
1. Gizi kurang : BMI dibawah 19
2. Gizi normal: BMI 19-21
3. Gizi lebih : BMI 21-23
4. Obesitas : BMI diatas 23
3. Hubungan status gizi dengan menarke
Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi
(menarke). Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun
tergantung pada berbagai faktor termasuk kesehatan wanita, konsumsi
gizi dan status gizi (Simon dan Andrews, 1993 dalam Emilia, 2008).
Statistik menunjukkan bahwa usia menarke dipengaruhi faktor keturunan,
keadaan gizi dan kesehatan umum.
Gizi yang kurang pada remaja putri dapat mempengaruhi pematangan
seksual, pertumbuhan, fungsi organ tubuh, dan akan menyebabkan
terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan berdampak pada gangguan
haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Asupan gizi yang
tidak adekuat dapat mempengaruhi ketidakteraturan menstruasi pada
kebanyakan remaja putri.
Keadaan status gizi remaja pada umumnya dipengaruhi oleh pola
konsumsi makan, kebanyakan dari mereka konsumsi zat gizinya rendah,
hal ini disebabkan oleh keterbatasan makanan atau membatasi sendiri
makanannya karena faktor ingin langsing (Karyadi 1995, dalam Waluya
2007). Hampir 50% remaja terutama remaja yang lebih tua, tidak
10
sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja (89%) yang
meyakini kalau sarapan memang penting. Namun mereka yang sarapan
secara teratur hanya 60% (Daniel, 1997 dalam Arisman, 2004).
Disisi lain kesenangan untuk mengkonsumsi makanan-makanan siap
saji (junk food) sudah menjadi trend di kalangan remaja perkotaan. Yang
menjadi masalah pada restoran siap saji adalah jumlah menu yang
terbatas dan makanannya relatif mengandung kadar lemak dan garam yang
tinggi. Remaja yang sering mengkonsumsi makanan siap saji (junk food)
akan sering mengalami kelebihan berat badan (Tim Penulis Poltekes
Depkes Jakarta 1, 2010).
Hubungan status gizi dengan menarke terkait dengan jumlah lemak dalam
tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon leptin. Leptin diduga berperan
pada beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar leptin yang tinggi pada wanita
dihubungkan dengan menarke yang dini, sedangkan menurunnya kadar leptin
dihubungkan dengan membaiknya fungsi indung telur pada wanita penderita
obesitas dengan sindrom ovarium polikistik. Status gizi remaja wanita sangat
mempengaruhi terjadinya menarke atau haid pertama baik dari faktor usia
terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun
lamanya hari menarke. Secara psikologis, wanita remaja yang pertama sekali
mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh
perutnya terasa begah. Akan tetapi, pada beberapa remaja keluhan-keluhan
tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang
biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Menurut Heryati (2005), remaja wanita disarankan untuk mengonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang agar status gizinya baik. Apabila status
gizi baik, maka pada saat menstruasi, remaja tidak akan mengalami keluhan
seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi
yang digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Paath, 2005).
Jadi, jelas bahwa status gizi pada remaja harus diperhatikan agar menarke
terjadi tidak terlalu dini, yaitu pada usia 8 tahun atau setelah 18 tahun. Status
gizi baik pada remaja dapat diperoleh dengan konsumsi gizi seimbang sesuai
kebutuhan pada masa remaja. Status gizi remaja dapat diketahui dengan
11
mengukur lingkar lengan atas (LILA) atau dengan mengukur indeks masa
tubuh (IMT)/ (BMI) remaja. Status gizi baik bila diperoleh LILA 23,5 cm
atau nilai BMI 19-21.
Penilaian status gizi remaja harus dilakukan secara berkala minimal satu
tahun sekali agar diketahui bagaimana status gizi remaja dan tindakan dapat
segera dilakukan untuk mengembalikan remaja ke dalam status gizi baik
sehingga perkembangan sistem reproduksi berkembang sebagaimana
mestinya.
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen
dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan
progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam
siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya
remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga
status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan
baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh
secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi
organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini
dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan
nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya
menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan
dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman
komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan
asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan
konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari.
Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau
penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis nutrisi
yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data
yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan
kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa
konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase
12
luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein
akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi
peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan
cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi
peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya
akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus
haid.
4. Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi (PMS)
Premenstrual Syndrome adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik
dan mental dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapi
hari setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi
akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks yang salah satunya
adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi.
Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi
neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memiliki peranan
dalam regulasi emosi.
Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan
dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet
tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin B (terutama Vitamin B6)
dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan). Konsumsi kafein serta
alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Menurut dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan
pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala PMS.
Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1) Kurangi asupan garam tubuh
Karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga dapat terjadi
pembengkakan pada perut. Hal tersebut yang menyebabkan apabila
13
terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin menjelang menstruasi
akan menyebabkan perut sering kembung dan sakit.
2) Batasi konsumsi minuman beralkohol
Alkohol mengandung zat etanol yaitu suatu zat yang dapat
merangsang sistem saraf pusat. Sehingga dapat mengganggu kerja
hormon dan sistem saraf dalam tubuh. Akibatnya gangguan PMS
semakin tidak terkontrol.
3) Minum susu
Kebutuhan kalsium harian orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Jika
jumlah ini tercukupi, maka kalsium dalam tubuh dapat membantu
mengurangi gejala PMS seperti kram dan kejang perut. Hal ini terjadi
karena kalsium yang terkandung dalam susu dapat membantu tubuh
melepaskan hormon endofrin (hormon tubuh yang dapat membantu
memberikan rasa nyaman) selama masa menstruasi.
4) Perbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, kacang-kacangan, gandum
dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan antara
karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan
mood, nafsu makan dan tidur.
5) Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini ada pada ikan Tuna, hati sapi/ayam dan lain-lain.
Tercukupinya kebutuhan vitamin B6 terbukti dapat mengontrol
produksi hormon serotonin (hormon saraf yang mencegah depresan),
sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS.
5. Nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi
Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium
disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus
14
mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti
komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk
proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi
harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan
tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai
pembuangan sejumlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan hubungan beberapa zat gizi
dengan penurunan tingkat nyeri saat menstruasi. Sebuah jurnal yang ditulis
oleh Werbach (2004), menyatakan bahwa niasin, tiamin, vitamin E, dan
magnesium dapat mengurangi dismenore.
Wanita yang mengalami dismenore perlu mengonsumsi kacang-kacangan
atau makanan yang kaya akan omega 3 dan 6 sedikitnya dua atau tiga minggu
sebelum datangnya haid. Ini dikemukakakn oleh Dr. Salinel Jr. yang
mengatakan bahwa kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega 6
merupakan suatu anti inflammatory yang dapat mengatasi kegelisahan nyeri
pada waktu menstruasi.
Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan kecukupannya adalah sebagai
berikut:
a. Zat Besi
Wanita mempunyai kebutuhan zat besi yang lebih banyak karena proses
fisiologis yang terjadi disepanjang kehidupan wanita seperti menstruasi,
hamil, dan menyusui. Setiap bulan seorang wanita mengalami kehilangan
darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi harian lebih kuran 1,0
mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya. Di samping itu gaya
hidup wanita seperti mengurangi asupan kalori agar tetap langsing, juga
berkontribusi terhadap kurangnya zat besi pada wanita. Pada keadaan tidak
haid rata-rata seorang anita hanya mengonsumsi 1000 kalori makanan yang
mengandung 6 mg zat besi. Pada saat haid wanita harus makan sebanyak
3000 kalori untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya sebesar 18 mg.
Sumber zat besi yang baik adalah daging, ayam, hati, ikan, telur, serelia
tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah.
15
b. Protein
Protein harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup saat menstruasi. Hal
ini mengingat protein berperan dalam produksi hemoglobin atau
pemeliharaan sel-sel darah merah. Kebutuhuan protein menurut
FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah
kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang
diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Angka
kecukupan protein orang dewasa sehari rata-rata adalah 1,0 mg/kg BB.
Sumber protein terbagi atas 2 jenis, yaitu protein hewani seperti daging,
ikan, telur, dan produk susu serta protein nabati seperti kacang-kacangan,
polong-polongan, dan biji-bijian.
c. Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi heme (berasal dari
daging) dan zat besi non heme (didapat dari jenis padi-padian, sayur, kacang).
Pada umumnya vitamin C terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah-
buahan terutama asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan tomat.
Vitamin C juga terdapat pada jenis sayur-sayuran dan kol.
d. Asam folat, vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 diperlukan untuk perkembangan sel yang
normal. Kekurangan kedua vitamin ini mengakibatkan terganggunya
pembentukan sel darah merah. Sumber asam folat terdapat pada sayur bayam,
lobak, sayur berwarna hijau gelap, dan sari buah jeruk. Sumber vitamin B12
terdapat pada hati sapi, hati ayam, kuning telur, ikan kembung, sarden.
e. Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan
rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, 2002).
Selain itu, magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga
mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu,
16
magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi (Dean,
2010). Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-
bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga
merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).
f. Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi
metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan
otot. Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf.
Jika otot tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur
sehingga dapat mengakibatkan kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu, seperti keju.
Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber
kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-
kacangan, seperti tahu dan tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber
kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mangandung banyak zat
yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat
(Almatsier, 2004).
g. Vitamin E
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E
mempunyai fungsi sebagai antioksidan di dalam tubuh (Hill, 2001). Vitamin
E sangat penting untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas serta
mencegah berbagai penyakit, mengurangi kelelahan, hingga memperlambat
penuaan dini yang dikarenakan oleh proses oksidasi. Pada saat menstruasi,
vitamin E terutama yang terkandung di dalam kacang almond berfungsi untuk
membantu mengurang produksi hormon yang dapat menyebabkan kram saat
menstruasi.
Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama
minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran dan buah-buahan
17
merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-
kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2004).
6. Makanan yang harus dihindari saat menstruasi
Berikut beberapa makanan yang perlu dihindari selama menstruasi, seperti:
a. Kafein
Kafein merupakan salah satu minuman utama yang perlu dihindari karena
bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat tubuh terdehidrasi. Maka
dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan
menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan dan kegalauan.
Lebih baik hindari minuman berkafein seperti kopi, soda, dan coklat terutama
selama menstruasi.
b. Gula
Hindari makanan manis seperti permen atau soda karena mengandung
kadar gula yang tinggi. Mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang
tinggi membuat kadar gula dalam darah meningkat dengan drastis dan dapat
membuat Anda mudah merasa kesal dan cepat lesu.
c. Makanan junk food
Makanan cepat saji atau junk food perlu dihindari karena mengandung
banyak lemak trans. Lemak trans ini akan meningkatkan hormon estrogen
yang bisa memunculkan rasa sakit tiba-tiba di rahim. Sehingga perut akan
terasa keram dan sakit.
d. Makanan Olahan/ Kalengan
Makanan kaleng atau olahan perlu dihindari selama menstruasi karena
kandungan sodium di dalamnya sangat tinggi. Konsumsi sodium berlebih bisa
mempengaruhi penyimpanan air dalam tubuh dan membuat tubuh
membengkak. Jadi lebih baik anda hindari makanan olahan seperti kornet,
keju kecap, dan MSG. Selain itu hindari makanan kaleng yang mengandung
lebih dari 200 mg sodium.
18
e. Goreng-gorengan
Makanan yang digoreng mengandung banyak lemak dan minyak yang
dapat meningkatkan hormon estrogen. Sebaiknya hindari makanan yang
digoreng seperti jajanan gorengan, kentang goreng untuk membuat rahim
stabil dan menghindari rasa keram dan sakit.
19
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kecukupan nutrisi bagi anak dan remaja saat menstruasi perlu diperhatikan
dengan baik. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti
komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk
proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat
menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan
kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi
pengeluaran darah disertai pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada
saat menstruasi harus memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang
dikonsumsi.
2. Saran
Sebagai seorang anak dan remaja yang menjelang menarke maupun yang
sedang mengalami menstruasi sebaiknya dapat menjaga gizi di dalam
makanan. Agar pada saat mengalami menarche tidak mengalami gangguan
dalam menstruasi. Apabila mengalami gangguan menstruasi sebaiknya
langsung memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan.
Kepada tenaga kesehatan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti
tentang gizi yang dibutuhkan selama masa menarke dan saat menstruasi
berikutnya, sehingga dapat meminimalisir gangguan-ganguaan yang
terjadi selama menstruasi dan memberikan pelayanan yang optimal pada
setiap remaja.
20
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Hallen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 volume1.
Jakarta : EGC
Fairus, Martini & Prasetyowati. 2010. Buku Saku Gizi & Kesehatan Reproduksi.
Jakarta:EGC
Prof. Dr. Dr. Eddy Suparman, SpOG.K, dkk. 2012. Premenstrual Syndrome.
Jakarta : EGC
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan
Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/download/3383/3376
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/4427/2979
http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/article/download/6126/4617
http://mitaunair-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-75724 Problem%2520Base%2520Learning-G
21