kebutuhan sap di era reformasi keuangan (rizky khaerany a31109265)

Upload: 271215

Post on 10-Jul-2015

278 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

A. Akuntansi Sektor PublikDefinisi dan Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor Publik dapat didefinisikan sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen-departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Sektor publik sendiri memiliki wilayah yang lebih luas dan komplek dibandingkan dengan sektor swasta. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan luasnya jenis dan bentuk organisasi yang berada didalamnya, akan tetapi juga kompleksnya lingkungan yang mempengaruhi lembaga lembaga publik tersebut. Keluasan wilayah publik meliputi : a. Badan badan pemerintah ( pusat, daerah dan unit kerja pemerintah ) b. Perusahaan milik negara ( BUMN dan BUMD ) c. Yayasan , organisasi politik dan organisasi massa LSM, Universitas dan Organisasi nirlaba lainnya. Tujuan Akuntansi Sektor Publik Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat , efisien, dan ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Saat ini, akuntansi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; Akuntansi private sector Akuntansi sektor publik Kedua sektor ini memiliki beberaoa perbedaan dan persamaan. Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Privat Persamaan Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Privat Akuntansi sektor publik dan sektor swasta memiliki persamaan yaitu : 1. Kedua sektor, baik sektor publik maupun swasta merupakan bagian integral dari system ekonomi disuatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan. 2. Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan

sumber daya sehingga baik sektor publik maupun swasta dituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis, efisien dan efektif. 3. Proses pengndalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama di kedua sektor. Kedua sektor sama sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian. 4. Pada beberapa hal kedua sektor menghasilkan produk yang sama misalnya di bidang transportasi massa, pendidikan , kesehatan, penyediaan energi dan lain lain. 5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain yang disyaratkan Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dan Sektor Swasta Perbedaan sifat dan karakteristik sektor public dan sekotr swasta dapat dilihat sebagai berikut; Perbedaan Sektor Publik Sektor Swasta Tujuan Berorientasi nonprofit Berorientasi profit Sumber Pajak, retribusi, utang Modal sendiri, saham, obligasi pemerintah, laba ditahan, hutang laba BUMN, laba BUMD, bank, obligasi, dll dll Pertanggungjawaban Masyarakat dalam hal Pemegang saham, ini diwakili oleh DPR, kreditur DPD, dan MPR Struktur organisasi Birokrasi, hierarki Fleksibel Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup publik, kecuali untuk perusahan go public System akuntansi Cash basis modified, Accrual basis dan accrual basis Ruang Lingkup Akuntansi Sektor Publik Ruang lingkup akuntansi sektor publik sangat luas. Namun, secara garis besar, akuntansi sektor publik terbagi dua, yaitu akuntansi pemerintahan dan akuntansi perusahaan atau organisasi nirlaba. Dalam essay kali ini, kami hanya akan membahas secara terperinci mengenai akuntansi pemerintahan.

B. Akuntansi PemerintahanKebutuhan Akuntansi Pemerintahan Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu entitas, tetapi juga untuk kebutuhan

pertanggungjawaban ( accountability ) kepada banyak pihak yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan. Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin besar merupakan salah satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan berikutnya semakin besar dana yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai hasil reformasi maka Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat ( Disclaimer ) atas Perhitungan Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi. 3 tuntutan yang diinginkan masyarakat : 1. Transparansi 2. Akuntabilitas 3. Efisiensi dalam pengolahan sumber daya1. Transparansi

Pemerintah dalam pengambilan kebijakan manajemen, sebaiknya pemerintah melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut masyarakat luas.2. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak pemegang kepercayaan untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas yang menjadi tanggungjawab kepada pihak pemberi kepercayaan. Akuntabilitas publik : a. Akuntabilitas Vertikal yaitu akuntabilitas atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya : PemDa kepada Pem.Pusat, Pem.Pusat kepada MPR dll. b. Akuntabilitas Horisontal yaitu pertanggungjawaban atas pengelolaan dana masyarakat kepada masyarakat luas. Akuntabilitas dalam konteksnya pemerintahan, merupakan pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. 1. Menurut Ellwood, Akuntabilitas publik ada 4 yaitu : Akuntabilitas kejujuran dan hukum Artinya kejujuran dalam hal tidak melakukan penyalahgunaan jabatan

dan tunduk pada hukum yang berlaku. 2. Akuntabilitas proses Artinya apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan prosedur administrasi. Misalnya : akuntabilitas yang berhubungan dengan pelaksanaan tender untuk proyek2. 3. Akuntabilitas Program Artinya akuntabilitas yang berkaitan dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya minimal.

4.

Akuntabilitas Kebijakan Artinya akuntabilitas yang terkai dengan pertanggungjawaban pemerintah , baik pemerintah pusat maupun daerah, atas kebijakan 2 yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.3. Efisiensi dalam pengelolaan sumber daya

Sektor publik sering dinilai sebagai sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi. Tuntutan agar organisasi sektor publik memperhatikan Value For Money dalam menjalan aktivitasnya. Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada : a. Ekonomi Artinya sejauh mana sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu dengan menghindarkan pengeluaran yang boros dan tidak produktif. b. Efisiensi Merupakan perbandingan output input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. c. Efektivitas Tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Pengertian Akuntansi Pemerintahan Akuntansi Pemerintah adalah aktivitas pemberian jasa ( Service Activity ) untuk menyediakan informasi keuangan kepada para pengguna ( users ) dalam rangka pengambilan keputusan dengan melakukan proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk menghasilkan informasi

keuangan . Informasi keuangan di Pemerintahan adalah dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari : a. Laporan Posisi Keuangan ( Neraca ) b. Laporan Realisasi Anggaran ( Laba Rugi ) c. Laporan Arus Kas d. Catatan atas laporan keuangan Pengertian akuntansi pemerintahan secara umum tidak tidak berbeda dengan definisi akuntansi, dan hanya perbedaannya terletak pada saat akan dibuat laporan keuangan yaitu dengan nama account yang berbeda dengan account yang bisa kita temui di laporan keuangan perusahaan. Sedangkan dilihat dari usersnya maka pada akuntansi pemerintah , pengguna laporan keuangan adalah rakyat secara umum yang dalam hal ini diwakili oleh lembaga legislatif ( DPR / MPR ), pemerintah sendiri, kreditor seperti Bank Dunia, Internasional Monetary Fund ( IMF ), Asian Development Bank ( ADB ), dan lain lain. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Akuntansi pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor faktor dibawah ini : a. Sistem Pemerintahan Sistem Pemerintahan sangat mempengaruhi akuntansi pemerintah. Didalam sistem monarkhi atau kerajaan , akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja. Sedangkan dalam sistem demokrasi parlemen atau presidentil akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislatif yang mengalami check and balances. b. Sifat Sumber Daya Sumber daya akuntansi pemerintah bersifat tidak berhubungan langsung dengan hasilnya. Misalkan warga negara Indonesia setiap tahun membayar pajak tetapi tidak langsung menerima hasilnya atau imbal balik dari pajak yang disetorkan. Secara terkhusus, akuntansi pemerintahan memiliki perbedaan yang mendasar dengan akuntansi komersial dalam hal ini akuntansi sektor privat, yaitu; Akuntansi pemerintah Tidak membuat laporan laba rugi hanya laporan realisasi anggaran Laporan disusun berdasarkan SAP Perkiraan modal diganti dengan saldo dana Sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah Akuntansi komersial Membuat laporan rugi Laporan disusun berdasar PSAK Menggunakan perkiraan modal Tidak terlalu dipengaruhi oleh peraturan pemerintah, namun lebih kepada SAK

Terdapat perkiraan anggaran

Tidak ada perkiraan anggaran

Perlunya Standar untuk Akuntansi Pemerintahan Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, akuntansi sektor publik, terutama pemerintahan memliki beberapa perbedaan yang sangat mendasar dengan akuntansi sektor swasta. Melihat perbedaan tersebut, kita tidak dapat membuat laporan dan bentuk pertanggungjawaban lainnya dengan menggunakan standar yang sama dengan standar yang digunakan oleh sektor swasta. Berikut seditkit ulasan tentang urgensi kebutuhan akan standar khusus untuk akuntansi sektor publik terutama standar untuk sistem akuntansi pemerintahan, Akuntansi pemerintahan tidak membuat laporan laba rugi. Seperti yang telah kita ketahui, pemerintah merupakan suatu entitas yang kepemilikannya dimiliki oleh masyarakat. Hal ini berlaku di semua tingkatan pemerintahan, baik itu pemerintahan pusat, provinsi, dan daerah. Karena kepemilikannya berada di tangan masyarakat, maka pemerintah dalam melaksanakan system akuntansi tentunya harus mampu membuat program yang sifatnya menguntungkan masyarakat, bukan menguntungkan entitas pemerintah itu sendiri, sehingga tidak perlu membuat laporan laba rugi. Karena tidak membuat laporan laba rugi, maka pemerintah membuat laporan realisasi anggaran. Seperti yang telah kita ketahui, laporan realisasi anggaran adalah suatu jenis laporan yang tidak ditetapkan dalam mstandar akuntansi keuangan organisasi sektor publik. Sumber pendapatan pemerintah sebagian besar berasal dari pajak yang merupakan suatu kebijakan pemerintah yang sifatnya nonkontraprestasi langsung. Pajak yang dibayarkan oleh masyarakat dialokasikan oleh pemerintah ke aspek-aspek yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara tidak langsung, dalam hal ini bukan dalam bentuk uang seperti yang didapatkan ketika kita berada dalam organisasi privat. Hal ini tentu membuat pemerintah memerlukan suatu standar yang dapat membantu pemerintah dalam menyusun pengalikasian dana pajak tersebut dengan tepat. Meningkatnya APBN dan APBD. APBN dan APBD adalah sebuah anggaran yang perlu diketahui oleh para stakeholder. Berbeda dengan sektor privat yang tidak perlu mengungkapkan anggaran perusahaan kepada para stakeholder. Hal ini membuat pemerintah semakin membutuhkan standar yang dapat membuat para pengguna laporan keuangan pemerintah mampu membaca informasi yang terdapat dalam laporan keuangan dan mampu menginterpretasikannya dengan baik. Penyusunan laporan keuangan pemerintah saat ini masih menggunakan

cash modified basis dimana basis akuntansi ini tidak diatur dalam standar akuntansi keuangan organisasi sektor privat. Hal ini membuat pemerintah memerlukan suatu standar tersendiri yang mengatir tentang basis tersebut. Standar Akuntansi Sektor Publik Akuntansi sektor publik sebagai salah satu jenis disiplin ilmu dalam keakuntansian , juga memerlukan standar. Merujuk kepada pembahasan kita sebelumnya, dapat kita tarik kesimpulan bahwa organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, memerlukan suatu standar khusus. Melihat semakin tingginya kebutuhan akan standar, maka IFAC, membentuk IPSASBoard yang dimaksudkan untuk membentuk suatu standar akuntansi sektor publik yang dapat diterima secara umum, seperti halnya GAAP dan IFRS.International Public Sector Accounting Standard

Saat ini, banyak entitas yang termasuk dalam kategori organisasi sektor publik yang telah mengimplementasikan akuntansi dalam sistem keuangannya. Akan tetapi, praktik akuntansi yang dilakukan oleh entitasentitas tersebut memiliki banyak perbedaan khususnya dalam proses pelaporan keuangan. Hal tersebut sangat dimungkinkan oleh belum banyaknya pemerintah suatu negara yang menerbitkan standar baku akuntansi untuk mengatur praktik akuntansi bagi organisasi sektor publik. Berdasarkan kebutuhan tersebut, International Federation of Accountants-IFAC (Federasi Akuntan Internasional) membentuk sebuah komite khusus yang bertugas menyusun sebuah standar akuntansi bagi organisasi sektor publik yang berlaku secara internasional yang kemudian disebut International Public Sector Accounting Standards-IPSAS (Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik). Dalam pelaksanaannya, komite tersebut tidak hanya menyusun standar tetapi juga membuat program yang sistematis yang mendorong aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia. IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk basis akrual (accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk basis kas (cash basis). Dalam hal ini, IPSAS dapat diadopsi oleh organisasi sektor publik yang sedang dalam proses perubahan dari cash basis ke accrual basis. Jika demikian, maka organisasi sektor publik yang telah memutuskan untuk mengadopsi basis akrual menurut IPSAS, harus mengikuti ketentuan waktu mengenai masa transisi dari basis kas ke basis akrual yang diatur oleh IPSAS. Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita lihat bahwa IPSAS merupakan suatu standar yang berlku internasional yang pada akhirnya, cakupan yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah pusat, pemerintah

regional (provinsi), pemerintah daerah (kabupaten/kota), dan komponenkomponen kerjanya (dinas-dinas). Dari proses tersebut dihasilkanlah Exposure Draft Standar Akuntansi Sektor Publik yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Sektor PublikIkatan Akuntan Indonesia (IAI). Ada enam exposure draft yang dikeluarkan: 1. Penyajian Laporan Keuangan 2. Laporan Arus Kas 3. Koreksi Surplus Defisit, Kesalahan Fundamental, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi 4. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Luar Negeri 5. Kos Pinjaman 6. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Entitas Kendalian Selanjutnya dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004, penetapan Komite SAP dilakukan dengan Keputusan Presiden (Keppres) setelah diterbitkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2004 tentang Komite Standar Akuntansi Pemerintahan pada Tanggal 5 Oktober 2004, yang telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2005 Tanggal 5 Januari 2005. KSAP bertugas mempersiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah. Dengan demikian, KSAP bertujuan untuk mengembangkan programprogram pengembangan akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan, termasuk mengembangkan SAP dan mempromosikan penerapan standar tersebut. Dalam mencapai tujuan tersebut, SAP telah disusun dengan berorientasi pada IPSAS. Selain itu dalam penyusunannya, SAP juga telah diharmoniskan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan-Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam menyusun SAP, KSAP menggunakan materi yang diterbitkan oleh: 1. International Federation of Accountant (IFAC). 2. International Accounting Standards Committee (IASC). 3. International Monetary Fund (IMF). 4. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 5. Financial Accounting Standards Board (GASB). 6. Perundang-undangan dan peraturan pemerintah lainnya yang berlaku di Republik Indonesia. 7. Organisasi profesional lainnya di berbagai negara yang membidangi pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit pemerintahan. Mengapa kita harus membuat standar dengan barpatokan pada materi yang diterbitkan badan di atas, terutama IPSAS yang diterbitkan oleh IPSAS di bawah naungan IFAC?

Salah satu alasan mengapa kita bercermin pada IPSAS ketika membuat standar khusus adalah untuk menjaga agar laporan keuangan di suatu Negara itu terap andal, terjaga akuntabilitasnya dan yang terpenting memiliki nilaia komparatibilitas ketika kita membandingkannya dengan laporan keuangan Negara lain atau memperlihatkannnya pada investor asing yang tentunya memiliki standar yang berbeda dengan kita. Adanya perbedaan standar di tiap-tiap Negara meningkatkan kebutuhan akan standar yang sifatnya internasional dan cocok untuk diterapkan dan diadopsi ke setiap standar di tiap Negara.Standar Akuntansi Pemerintahan

Latar Belakang terbitnya PP SAP Gagasan perlunya standar akuntansi pemerintahan sebenarnya sudah lama ada, namun baru pada sebatas wacana. Seiring dengan berkembangnya akuntansi di sector komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (1994), kebutuhan standar akuntansi pemerintahan kembali menguat. Oleh karena itu Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), Departemen Keuangan mulai mengembangkan standar akuntansi. Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya adalah PP 105/2000 yang secara eksplisit menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi pemerintah pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD harus disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara kembali mengamanatkan penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam penyusunan standar harus melalui langkahlangkah tertentu termasuk dengar pendapat (hearing), dan meminta pertimbangan mengenai substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan pemerintah.. Proses Penyusunan SAP Komite standar yang dibentuk oleh Menteri Keuangan sampai dengan tahun pertengahan tahun 2004 telah menghasilkan draf SAP yang terdiri dari Kerangka konseptual dan 11 pernyataan standar, kesemuanya telah disusun

melalui due procees. Proses penyusunan (Due Process) yang digunakan ini adalah proses yang berlaku umum secara internasional dengan penyesuaian terhadap kondisi yang ada di Indonesia. Penyesuaian dilakukan antara lain karena pertimbangan kebutuhan yang mendesak dan kemampuan pengguna untuk memahami dan melaksanakan standar yang ditetapkan. Tahap-tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut: Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja Pembahasan Draf oleh Komite Kerja Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)h. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings) Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian Finalisasi Standar Penetapan SAP Sebelum dan setelah dilakukan publik hearing, Standar dibahas bersama dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut, melalui Keputusan Presiden Nomor 84 Tahun 2004 dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK agar pada awal tahun 2005 dapat segera ditetapkan. Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK pada bulan Nopember 2004 dan mendapatkan pertimbangan dari BPK pada bulan Januari 2005. BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan oleh Presiden pada tanggal 13 Juni 2005. Seperti yang telah dibahas sebelumnya , bahwa standar akuntansi pemerintahan itu disusun berdasarkan IPSAS. Dalam proses pengintegrasian IPSAS ke dalam standar akuntansi pemerintahan Indonesia, KSAP sebagai badan resmi yang ditugaskan untuk menyusun standar akuntansi pemerintahan, menggunakan strategi Adaptasi. Strategi Adaptasi adalah sebuah strategi luwes dalam melakukan harmonisasi, menuju adopsi paripurna tanpa reserve. Harus ada

tenggangwaktu, masa transisi dan tahapan peralihan adaptasi, misalnya tahapan adaptasi dari 60 % adopsi (misalnya 4 tahun), menjadi 80 % adopsi (misalnya 2 tahun) atau adopsi penuh ( 100%) selama 2 tahun2. Strategi adaptasi dapat dilakukan dengan ancangan : Metode perkecualian. Caranya adalah memberi surat keputusan untuk mengadopsi suatu standar asing, namun dalam surat keputusan tersebut (1) menyebut paragrafparagraf yang tidak berlaku di Indonesia, (2) Membuat kalimat pengganti paragraph yang tidak berlaku, bahkan dengan kalimat berlawanan dengan teks asli. Metode terjemah sekaligus mengubah setiap kalimat standar asing, dalam aspek : a. Kaidah tata bahasa dan gaya pengungkapan khas Indonesia. b. Menghapus aspek standar yang tak sesuai. c. Mencipta kalimat atau paragraf tambahan, apabila kejelasan standar asing tidak memadai. d. Memasukkan unsur penjelasan tambahan dalam paragraf-paragraf bercetak huruf tegak. Mengambil hikmah standar asing, mengambil intisari standar asing. Mencipta standar Indonesia dengan mengarang sendiri standar Indonesia, tanpa menerjemahkan kalimat demi kalimat standar asing tersebut. Metode terakhir lebih fragmatik, dengan kelemahan teks asli dan SAK Indonesia tak dapat dibandingkan kata-demi kata, kalimat demi kalimat, nomor demi nomor. Suatu bangsa yang yakin memahami medan makna teks asli, berani melakukan membentuk kalimat sendiri yang beresensi sama dengan teks asli. Apabila bangsa tak percaya diri, maka terjemah kalimat-demi kalimat, kata-demi kata sepanjang mungkin, akan dilakukan dengan derajat kepatuhan tinggi. Akibatnya adalah (1) kalimat bahasa Indonesia terasa aneh, kata-kata disusun dengan ruh bahasa asing, dan (2) bagi sebagian orang, lebih mudah memahami teks asli dalam bahasa Inggris. Pengembangan SAP mengacu pada praktik-praktik terbaik di tingkat international, dengan tetap mempertimbangkan kondisi di Indonesia, baik peraturan perundangan dan praktik-praktik akuntansi yang berrlaku maupun kondisi sumber daya manusia. Selain itu, strategi peningkatan kualitas pelaporan keuangan pemerintahan dilakukan dengan proses transisi menuju basis akrual. Saat ini, pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat berbasis kas; sementara aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat berbasis akrual. SAP diterapkan di lingkup pemerintahan, baik di pemerintah pusat dan departemen-departemennya maupun di pmerintah daerah dan dinasdinasnya. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar pengambilan

keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya transparansi serta akuntabilitas. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ini terdiri atas sebuah kerangka konseptual dan 11 pernyataan, yaitu: 1. PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran 3. PSAP 03 Laporan Arus Kas 4. PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan 5. PSAP 05 Akuntansi Persediaan 6. PSAP 06 Akuntansi Investasi 7. PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap 8. PSAP 08 Akuntansi Konstruksi dalam Pengerjaan 9. PSAP 09 Akuntansi Kewajiban 10.PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa 11.PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasi