kedelai dan padi
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
1/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK
MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi)
PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine maxL. Merril)
SKRIPSI
Oleh :
ALFREDO BARUS
010302001HPT
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
2/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
2
UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA NABATI UNTUK
MENGENDALIKAN PENYAKIT KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi)
PADA TANAMAN KACANG KEDELAI (Glycine maxL. Merril)
SKRIPSI
OLEH :
ALFREDO BARUS010302001
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar
Sarjana Di Departemen Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Hasanuddin, MS) (Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
Ketua Anggota
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
3/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
3
Judul Skripsi : UJI EFEKTIFITAS BEBERAPA PESTISIDA
NABATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT
KARAT DAUN (Phakopsora pachyrhizi) PADA
TANAMAN KACANG KEDELAI
(Glycine maxL. Merril)
Nama : Alfredo Barus
NIM : 010302001
Departemen : Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi : Penyakit Tumbuhan
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Hasanuddin, MS) (Ir. Lahmuddin Lubis, MP)
Ketua Anggota
Tanggal Lulus :
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
4/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
4
ABSTRAK
Alfredo Barus, Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati UntukMengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine MaxL. Merril).Penelitian ini dilaksanakan di rumah kassa dan laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, mulai bulan Maret hingga bulan
juni 2007. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida
nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada
tanaman kacang kedelai (Glycine maxL.).
Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk
di rumah kassa dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk di laboratorium
dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. N0 = kontrol; N1 = mimba; N2 = sirih dan
N3 = gambir. Parameter yang diamati pada percobaan di rumah kassa adalahintensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi. Parameter yang
diamati di laboratorium adalah jumlah spora yang berkecambah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengamatan terakhir perlakuan
pestisida nabati berpengaruh nyata terhadap intensitas serangan penyakit yangdisebabkan oleh Phakopsora pachyrhizi. Pengamatan terakhir intensitas serangan
tertinggi terdapat pada N0 = 22,25 % dan terendah pada N2 = 6,85%. Perlakuanketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengamatan
terakhir jumlah daun diketahui bahwa pestisida nabati memberi pengaruh nyata,jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2 sebanyak 16 daun dan jumlah
daun terendah terdapat pada perlakuan N0 sebanyak 13 daun. Perlakuan pestisidanabati berpengaruh nyata terhadap produksi. Produksi tertinggi terdapat pada
perlakuan N2 sebesar 1,07 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada N0 sebesar1,35 ton/ha. Pada pengamatan perkecambahan spora di laboratorium diketahui
bahwa perlakuan N2 lebih efektif menekan perkecambahan spora dibandingkanperlakuan lain. Pada pengamatan terakhir diketahui jumlah spora yang paling
sedikit berkecambah adalah N2 (22.22 %), dan yang paling banyak adalah
perlakuan N0 (75.00 %).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
5/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
5
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pancur Batu pada tanggal 23 Februari 1982 dari ayah
Y. Barus dan ibu R. Br Ginting. Penulis anak kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 1994 penulis lulus dari SD SW BHAKTI Pancur Batu, tahun 1997
lulus dari SLTP Negeri 2 Pancur Batu, tahun 2000 lulus dari SMU Negeri 1
Pancur batu dan tahun 2001 lulus seleksi masuk USU melalui jalur UMPTN.
Penulis memilih Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas pertanian
USU Medan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi pecinta alam
(MAPALA), melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPKS Marihat pada
bulan Juli 2005 dan melaksanakan praktek skripsi di rumah kasa dan
Laboratorium Fakultas Pertanian USU, Medan dari bulan Maret hingga Juni 2007.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
6/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.
Adapun judul dari skripsi ini adalah Uji Efektifitas Beberapa Pestisida
Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) Pada
Tanaman Kacang Kedelai (Glycine MaxL. Merril) yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Hama dan
Penyakit Tumbuhan fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan
juga sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis mengucapkan benyak terima kasih kepada komisi pembimbing
Dr. Ir. Hasanuddin, MS selaku ketua dan Ir. Lahmuddin Lubis, MP sebagai
anggota, yang telah membimbing penulis dalam penelitian ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
mengerjakan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran-saran yang membangun untuk perbaikan
skripsi ini.
Medan, Juli 2007
Penulis
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
7/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
7
DAFTAR ISI
ABSTRACT .....................................................................................................ABSTRAK...................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
Hipotesa penelitian ............................................................................... 4Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine maxL. ) ........... 5Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi) ...................................... 7
Gejala Penyakit ......................................................................... 7Penyebab Penyakit .................................................................... 8
Daur Penyakit ........................................................................... 9Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit .......................... 10
Pengendalian .......................................................................... 10Pestisida Nabati ................................................................................... 11
BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 13
Bahan dan Alat ................................................................................... 13
Metode Penelitian ............................................................................... 13
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 14
Di Rumah Kassa ..................................................................... 15
Di Laboratorium ..................................................................... 16Peubah Amatan .................................................................................. 16
Di Lapangan ........................................................................... 16
Intensitas Serangan ...................................................... 16
Tinggi tanaman ........................................................... 17
Jumlah daun ................................................................ 17
Produksi ......................................... 17Di Laboratorium ..................................................................... 18
Jumlah Spora Yang Berkecambah ............................... 18
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
8/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Intensitas Serangan ............................................................................. 19
Tinggi tanaman ................................................................................. 21
Jumlah daun ....................................................................................... 22
Produksi ......................................................... 23Jumlah Spora Yang Berkecambah ...................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan ........................................................................................ 26
Saran .................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
9/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
9
DAFTAR TABEL
No. Judul Hal.
1. Rataan intensitas serangan (%) jamur Phakopsora pachyrhizipada
perlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan
gambir (N3) ............................................................................................... 19
2.Rataan tinggi tanaman kedelai (cm) pada keempat perlakuan pestisida
nabati .......................................................................................................... 21
3 Rataan jumlah daun pada keempat perlakuan .............................................. 22
4. Rataan produksi (ton/ha) ............................................................................ 23
5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizipadaperlakuan kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih
(N2) dan gambir (N3) ................................................................................ 24
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
10/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
10
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Hal.
1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa ............................................................. 30
2. Bagan Percobaan di Laboratorium.............................................................. 31
3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) ..................... 32
4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) ..................... 33
5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) ..................... 34
6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) ..................... 35
7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) ..................... 36
8. Tabel R ataan Intensitas (%) 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 37
9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) ..................... 38
10.Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 39
11. Tabel Rataan Intensitas (%) 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007 .................... 40
12. Tabel Rataan Intensitas (%) 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) ................... 41
13. Tabel Rataan Intensitas (%) 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) ................... 42
14. Tabel Rataan Intensitas (%) 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) ................... 43
15. Tabel Rataan Intensitas (%) 64 HST (Peng. Tgl 08-05-2007) ................... 44
16. Tabel Rataan Intensitas (%) 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) ................... 45
17. Tabel Rataan Intensitas (%) 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) ................... 46
18. Tabel Rataan Intensitas (%) 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) ................... 47
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
11/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
11
19. Tabel Rataan Intensitas (%) 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) ................... 48
20.Tabel Rataan Intensitas (%) 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 49
21. Tabel Rataan Intensitas (%) 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) ................... 50
22. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .............. 51
23. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .............. 51
24. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .............. 52
25. Tabel Rataan Tinggi Tan. (cm) 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .............. 52
26. Tabel Rataan Jumlah Daun 28 HST (Peng. Tgl 02-04-2007) .................... 53
27. Tabel Rataan Jumlah Daun 31 HST (Peng. Tgl 05-04-2007) .................... 53
28. Tabel Rataan Jumlah Daun 34 HST (Peng. Tgl 08-04-2007) .................... 54
29. Tabel Rataan Jumlah Daun 37 HST (Peng. Tgl 11-04-2007) .................... 54
30. Tabel Rataan Jumlah Daun 40 HST (Peng. Tgl 14-04-2007) .................... 55
31. Tabel Rataan Jumlah Daun 43 HST (Peng. Tgl 17-04-2007) .................... 56
32. Tabel Rataan Jumlah Daun 46 HST (Peng. Tgl 20-04-2007) .................... 57
33. Tabel Rataan Jumlah Daun 49 HST (Peng. Tgl 23-04-2007) .................... 58
34. Tabel Rataan Jumlah Daun 52 HST (Peng. Tgl 26-04-2007) .................... 59
35. Tabel Rataan Jumlah Daun 55 HST (Peng. Tgl 29-04-2007) .................... 60
36. Tabel Rataan Jumlah Daun 58 HST (Peng. Tgl 02-05-2007) .................... 61
37. Tabel Rataan Jumlah Daun 61 HST (Peng. Tgl 05-05-2007) .................... 62
38. Tabel Rataan Jumlah Daun 64 HST (Peng. Tgll 08-05-2007) ................... 63
39. Tabel Rataan Jumlah Daun 67 HST (Peng. Tgl 11-05-2007) .................... 64
40. Tabel Rataan Jumlah Daun 70 HST (Peng. Tgl 14-05-2007) .................... 65
41. Tabel Rataan Jumlah Daun 73 HST (Peng. Tgl 17-05-2007) .................... 66
42. Tabel Rataan Jumlah Daun 76 HST (Peng. Tgl 20-05-2007) .................... 67
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
12/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
12
43. Tabel Rataan Jumlah Daun 79 HST (Peng. Tgl 23-05-2007) .................... 68
44. Tabel Rataan Jumlah Daun 82 HST (Peng. Tgl 26-05-2007) .................... 69
45. Data Produksi Perplot (ton/ha) ................................................................. 70
46. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (4 JSP) ........................ 71
47. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (5 JSP) ........................ 72
48. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (6 JSP) ........................ 73
49. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (7 JSP) ........................ 74
50. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (8 JSP) ........................ 75
51. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (9 JSP) ........................ 76
52. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (10 JSP) ...................... 77
53. Tabel rataan jumlah spora yang berkecambah (%) (24 JSP) ...................... 78
54. Foto lahan penelitian ................................................................................ 79
55. Foto spora Phakopsora pachyrhizi ........................................................... 80
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
13/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
13
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kedelai (Glycine maxL. Merril) diyakini berasal dari timur, kemungkinan dari
Cina. Satu yang sangat misterius tentang kedelai adalah kenapa sangat sedikit
penggunaannya langsung sebagai makanan. Jarang dijumpai kebiasaan yang telah
memasak dan memakan kedelai sebagai bahan tambahan dari makanan mereka.
Di Barat produk utama dari kedelai adalah minyak yang telah dimurnikan dan
tepung tanpa lemak, di Timur produk utamanya juga minyak dan tepung
(Snyder and Kwon, 1987).
Dari berbagai jenis kacang-kacangan, kedelai adalah sumber protein yang
paling mencuri perhatian, dikarenakan kandungan proteinnya yang tinggi dan
untuk mengekstraknya cukup mudah. Kedelai telah dipelajari secara intensif dan
proses yang telah dikembangkan untuk memperoleh dan memodifikasi proteinnya
untuk penggunaan pada makanan (Potter, 1986).
Di Indonesia, Kedelai mulai dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman
makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari
daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria, Jepang (Asia Timur) dan ke
negara-negara lain di Amerika dan Afrika (Rans, 2006).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
14/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
14
Umumya kedelai ditanam pada musim kemarau, namun pada musin kemarau
sering terjadi penyakit karat. Penyakit karat merupakan penyakit utama pada
kedelai dan tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia (Semangun, 1991).
Kehilangan hasil akibat penyakit karat dilaporkan dapat mencapai 40 90%
di Indonesia (Sudjono dkk, 1985), 10 40% di Thailand serta 23 50% di Taiwan
(Sinclair dan Shurtleff, 1980).
Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia Adanya penyakit karat
kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada
waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli (Pers) Link.
(Anonim, 1987).
Tindakan pengendalian selama ini hanya mengandalkan penggunaan
fungisida, sedangkan harga fungisida semakin meningkat. Komoditas eksport
Indonesia ditolak di luar negeri karena adanya residu pestisida termasuk yang
terkandung didalam hasil-hasil pertanian tersebut. Residu insektisida dan
fungisida membahayakan kesehatan ternak dan manusia
(Sumartini danYusmani, 2001).
Hingga saat ini ketergantungan petani akan pestisida sintetis masih sangat
tinggi. 20 % produksi pestisida dunia pada tahun 1984 diserap oleh Indonesia.
Dalam periode 1982 - 1987 penggunaan pestisida di Indonesia meningkat sebesar
236% dibandingkan dengan periode sebelumnya (Novizan, 2002).
Namun akhir-akhir ini disadari pemakaian pestisida sintetis ibarat pisau
bermata dua. Di balik manfaatnya yang besar bagi peningkatan produksi pertanian
tersembunyi bahaya yang mengerikan. Para ilmuwan telah menyadari bahwa
dibalik kemudahan dan keunggulan pestisida sintetis tersembunyi biaya mahal
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
15/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
15
yang ditanggung oleh umat manusia diberbagai belahan bumi. Bahaya yang
dimaksud adalah pencemaran lingkungan dan keracunan. Menurut WHO (World
Health Organization) paling tidak 20.000 orang pertahun meninggal akibat
keracunan pestisida, sekitar 5.000 - 10.000 orang pertahun mengalami dampak
yang sangat fatal seperti kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.
Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras
untuk produksi pestisida sintetis. Saat itu, bahan kimia metal isosianat telah bocor
dari pabrik Union Carbide yang memproduksi pestisida sintetis. Tragedi itu
menewaskan lebih dari 2000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang
dirawat akibat keracunan. Kejadian ini merupakan kejadian terburuk dalam
sejarah produksi pestisida sintetis (Novizan, 2002).
Untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan pertanian, pemerintah
bersama masyarakat harus mampu membuat terobosan-terobosan dengan berbagai
alternatif yang dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan dengan tidak
melupakan kepedulian terhadap lingkungan dan mengutamakan keberpihakan
kepada petani. Suatu alternatif pengendalian hama dan penyakit yang murah,
praktis dan relatif aman terhadap lingkungan sangat diperlukan oleh negara
berkembang seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal
terbatas untuk membeli pestisida sintetis (Novizan, 2002).
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas beberapa pestisida nabati
untuk mengendalikan penyakit karat daun (Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman
kacang kedelai (Glycine maxL.)
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
16/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
16
3. Hipotesa penelitian
Pestisida nabati berpengaruh terhadap perkembangan penyakit karat daun
(Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kacang kedelai (Glycine maxL.).
4. Kegunaan Penelitian
Sebagai pengendalian alternatif dalam mengendalikan penyakit karat daun
(Phakopsora pachyrhizi) pada tanaman kedelai (Glycine maxL. )
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
17/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
17
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine maxL. )
Menurut Fachruddin (2000) tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminoceae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine maxL. Merril
Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak,
dan berdaun lebat. Tinggi tanaman berkisar antara 30 cm 100 cm. Batangnya
beruas-ruas dengan 3 - 6 cabang (Fachruddin, 2000).
Daun kedelai berbentuk oval. Daun pertama yang keluar dari buku sebelah
atas kotiledon berupa daun tunggal yang letaknya berseberangan. Daun yang
terbentuk kemudian, merupakan daun ketiga yang letaknya berselang-seling. Pada
setiap tangkai daun terdapat tiga helai daun (trifoliolatus) (Fachruddin, 2000).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
18/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
18
Tanaman kedelai mulai berbunga pada umur antara 30-50 hari setelah tanam.
Pembentukan bungga dimulai dari node bawah kearah atas sehingga ketika bunga
tersebut membentuk polong, node-node diatasnya masih terus memunculkan
bunga. Bunga kedelai tumbuh berkelompok pada ruas-ruas batang, berwarna putih
atau ungu, dan memiliki kelamin jantan dan betina. penyerbukan terjadi pada saat
mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan terjadinya persilangan
alami sangat kecil. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong
(Pitojo, 2003).
Buah kedelai berbentuk polong, setiap polong berisi 1 - 4 biji. Biji umumya
berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat lonjong. Ukuran biji berkisar antara
6 g 30 g/100 biji. Ukuran biji diklasifikasikan menjadi 3 kelas, yaitu biji kecil (6
g 10 g/100 biji), sedang (11 g 12 g/100 biji), dan besar (13 atau lebih/100 biji).
Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat, dan hitam
(Fachruddin, 2000).
Akar tanaman kedelai berupa akar tunggang yang membentuk cabang-cabang
akar. Akar tumbuh kearah bawah, sedangkan cabang akar berkembang
menyamping tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembaban tanah turun akar-
akar berkembang lebih kedalam agar dapat menyerap air dan unsur hara.
Pertumbuhan kesamping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga
120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat
pengangkut air maupun unsur hara, akar tamnaman kedelai juga merupakan
tempat terbentuknya bintil akar (Pitojo, 2003).
Panen dapat dilakukan dengan sabit bergerigi setelah tanaman kedelai masak
lebih kurang 95% dimana semua polong sudah berwarna coklat kekuning-
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
19/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
19
kuningan serta semua daun rontok. Kemudian polong kedelai dijemur ditikar atau
diterpal sampai kering dengan kadar air 18%. Kalau hari cerah cukup dua hari
dijemur dengan tanda polong mudah pecah (Manurung, 1994).
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
subtropis. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari
500 m dpl (BAPPENAS, 2006).
Bagi pertumbuhannya, tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah
hujan minimum (sekitar 800 mm) pada masa pertumbuhanya selama 3 sampai 4
bulan. Pada daerah dingin ketinggian di bawah 1000 mdpl tanaman ini dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik, terutama jika tanahnya merupakan tanah
yang subur dan memperoleh pengairan yang baik (Kartasapoetra, 1988).
Pada lingkungan yang optimal setelah 4 hari benih kedelai ditanam sudah
mulai tumbuh atau berkecambah. Pada umur 4 7 hari setelah tanam, penyulaman
sudah dapat dilakukan. Penyulaman lebih dari 7 hari setelah tanam, sebaiknya
dilakukan dilakukan dengan pindah bibit dari sekitar atau bibit diambil dari antara
tanaman (Manurung, 1994).
2. Penyakit Karat Daun (Phakopsora pachyrhizi)
Penyakit karat kedelai tersebar luas di Indonesia, adanya penyakit karat pada
kedelai di Yogyakarta dan Surakarta sudah dilaporkan sejak tahun 1899. Pada
waktu itu jamurnya disebut sebagai Uromyces phaseoli (Pers.) Link. Setelah itu
penyakit karat pada kedelai tidak disebut-sebut. Antara lain penyakit ini tidak
terdapat dalam ikhtisar ringkas hama dan penyakit kedelai di Jawa yang ditulis
oleh Van der Gook dan Muller (1931/1932) (Semangun,1991).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
20/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
20
Gejala Penyakit
Menurut Yang (1977) gejala penyakit karat kedelai adalah sebagai berikut.
Gejala tampak pada daun, tangkai, dan kadang-kadang pada batang. Mula-mula di
sini terjadi bercak-bercak kecil coklat kelabu atau bercak yang sedikit demi sedikit
berubah menjadi coklat atau coklat tua. Bercak-bercak karat terlihat sebelum
bisul-bisul (pustule) pecah. Bercak tampak bersudut-sudut, karena dibatasi oleh
tulang-tulang daun di dekat tempat terjadinya infeksi (Semangun, 1991).
Gejala penyakit karat tampak pada daun, tangkai daun dan kadang-kadang
pada batang yang mula-mula terbentuk bercak-bercak dan kemudian berkembang
menjadi bisul yang berwarna seperti karat. Pada umumnya serangan terjadi pada
permukaan bawah daun dan serangan awal biasanya terjadi pada daun-daun
bawah yang kemudian berkembang ke daun yang lebih atas
(Sumartini dan Yusmani, 2001)
Penyebab Penyakit
Penyakit karat disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Jamur tersebut
juga dapat menyerang kacang gude, kara pedang, orok-orok, bengkuang, kacang
kratok, buncis, kecipir, kacang hijau, kacang uci dan kacang panjang
(Yang, 1977; Sinaga, 1979; Sudjono, 1984).
Phakopsora pachyrhizi mempunyai uredium pada sisi bawah dan atas daun,
coklat muda sampai coklat, bergaris tengah 100-200 m, sering kali tersebar
merata memenuhi permukaan daun. Parafisa pangkalnya bersatu, membentuk
penutup yang mirip dengan kubah diatas uredium. Parafisa membengkok,
berbentuk gada atau mempunyai ujung membengkak, hialin atau berwarna jerami
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
21/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
21
dengan ruang sel sempit. Ujungnya berukuran 7,5-15 m, dengan panjang 20-47
m,. Uredium bentuknya seperti piknidiun, mirip dengan gunung api kecil.
Uredium dibentuk di bawah epidermis, jika dilihat dari atas berbentuk bulat atau
jorong. Di pusat bagian uredium yang menonjol berbentuk lubang yang menjadi
jalan keluarnya urediospora. Urediospora membulat pendek, bulat telur, atau
jorong, hialin sammpai coklat kekuningan, 15-34 x 15-24 m, dengan dinding
hialin yang tebalnya 1-1,5 m, berduri-duri halus (Semangun,1991).
Menurut Sudjono (1984) pada daun pertama kedelai muda dapat terjadi dua
macam bercak, yaitu yang mempunyai halo berwarna coklat dan yang tidak.
Kedua tipe gejala ini menunjukkan adanya dua ras Phakopsora pachyrhizi pada
kedelai. Ras dengan gejala tipe pertama lebih virulen daripada yang dengan gejala
tipe kedua.
Daur Penyakit
Phakopsora pachyrhizi dapat menginfeksi banyak tanaman kacangan-
kacangan, antara lain yang sering terdapat disini adalah gude (Cajanus cajan),
kara pedang (Canaviala gladiata), kacang asu (Calopogonium mutcunoides,
tanama penutup tanah), Orok-orok (Crotalaria spp.), Desmodium spp., Kara
(Dolochos lablab), bangkuang (Pachyrrhizus erosus), kratok
(Phaseolus lunatus), buncis (P. fulgaris), kecipir (Psophocarpus tetragonolobus),
Pueraria phaseoloides (tanaman pentup tanah), kacang hijau (Vigna radiate),
kacang uci (V. umbellate), dan kacang panjang (v. unguiculata). Namun mengenai
hal ini masih perlu diteliti hubungan antara Phakopsora pachyrhizi dengan
Uromyces appendiculatusyang merupakan jamur karat yang lazim terdapat pada
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
22/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
22
buncis, kacang hijau, dan kacang panjang di alam. Phakopsora pachyrhizi tidak
bertahan dalan biji ( Semangun,1991 ).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
Suhu optimum untuk perkecambahan Urediospora adalah 1525 0C. Pada
kedelai infeksi paling banyak terjadi pada suhu 2025 0C dengan embun selama
1012 jam., pada suhu 1517 0C diperlukan embun selama 16-18 jam. Masa
berembun terpendek untuk terjadinya infeksi pada suhu 20250C adalah 6 jam,
sedang pada 15170C adalah 810 jam. Infeksi tidak terjadi bila suhu lebih tinggi
dari 27,50C. Bakal uredium mulai tampak 57 hari setelah inokulasi dan
pembentukan spora terjadi 24 hari kemudian. Penyakit karat yang lebih berat
terjdi pada tanaman kedelai pada musim hujan (Semangun,1991 ).
Jenis-jenis kedelai mempunyai kerentanan yang berbeda-beda. Sejak semula
di Bogor diketahui bahwa ringgit, sumbing, dan Davros sangat rentan terhadap
karat, sedang Wakasima agak tahan. Ketahanan juga tergantung dari umur
tanaman. Ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur. Bercak karat
bertambah banyak setelah tanaman berbunga. Antara umur panjang dengan
ketahanan, dan antara umur pendek dengan kerentanan terdapat korelasi positif.
Ketahanan ternyata bersifat dominan dan ditentukan oleh dua gen mayor
(Semangun, 1991).
Pengendalian
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
23/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
23
1. Penggunaan varietas yang tahan terhadap pentakit ini, yaitu varietas Willis,
Merbabu, Raung, Dempo, Krakatau, Tampomas, dan Cikurai.
2. Perendaman benih dalam larutan fungisida Benlate T 20
3. Pengendalian secara kimia dengan pengunaan fungisida, misalnya Alto
100 SL.
(Fachruddin, 2000)
3. Pestisida Nabati
Mimba (Azadirachta indicaA. Juss) merupakan pohon dengan ketinggian 10-
15 m. Tanaman mimba mengandung Azadirachtin, Meliantriol, Salanin, Nimbin,
dan lainnya. Azadirachtin sendiri mengandung sekitar 17 komponen sehingga
sulit untuk menentukan jenis komponen yang paling berperan sebagai pestisida.
Bahan aktif ini terdapat di semua bagian tanaman (Novizan, 2002).
Ekstrak mimba dikenal memiliki kempampuan menekan pertumbuhan jamur
(Martoredjo et al, 1997; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001).Sebagai fungisida,
mimba dapat dipakai untuk tindakan preventif pada tahap awal gejala penyakit
jamur. Semprotan ekstrak mimba menyebabkan spora jamur gagal berkecambah.
Mimba efektif untuk mengendalikan jamur penyebab penyakit busuk, embun
tepung, karat daun, bercak daun, kudis atau cacar daun, dan layu (Novizan, 2002).
Daun sirih (Piper betle) dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan jamur (Darsam et al, 1993; Sumartini, 2001; Rahaju, 2001).
Tanaman yang berasal dari India dan Srilangka ini dikenal sejak 600 tahun
sebelum masehi. bentuk daun bulat telur melebar, elips melonjong atau bulat telur
melonjong dengan pangkal seperti jantung dan ujung meruncing pendek. Senyawa
yang terkandung diantaranya yang terbesar adalah chavicol dan betlephenol.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
24/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
24
Senyawa chavicolmemiliki daya antiseptic yang kuat dan daya bunuh bakterinya
bisa sampai lima kali lipat fenol biasa (Suharso, 2003).
Menurut Anggraeni dan Djatnika (1999), perlakuan tepung gambir 400 mg/L
air menurunkan intensitas serangan embun tepung (Oidium sp) dari 100 %
menjadi 73,24%. Gambir mengandung asam tannin dan Cathechinesebagai unsur
utama yang dapat digunakan sebagai anti septic terhadap jamur pathogen.
Pengaruh tepung gambir belum dapat menunjukkan efektifitasnya dalam
mengendalikan embun tepung pada bibit A. mangium. Hal ini mungkin karena
dosis atau cara aplikasi fungisida nabati belum tepat.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
25/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
25
III. BAHAN DAN METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ketinggian tempat 25 m dpl.
Penelitian dimulai pada bulan Februari 2007 sampai selesai.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah bibit kedelai varietas Galunggung, polybag
25kilo, pupuk NPK, sirih, gambir, mimba, air suling, alkohol 96%, tissue, tepung
kanji, kapas, aluminium foil dan minyak imersi.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, tali, pacak, alat tulis, objek
glass, mikroskop, cawan petri, autoclave, Erlenmeyer, selotip, spidol, beaker
glass, kompor, saringan, pengaduk, label, korek api, timbangan, kuas,
haemocytometer dan gunting.
Metode Penelitian
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
26/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
26
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode rancangan acak kelompok
(RAK) non faktorial untuk di lapangan dan rancangan acak lengkap (RAL) non
faktorial untuk di laboratorium dengan masing-masing 4 perlakuan dan 6 ulangan.
Dimana rumus mencari ulangan adalah sebagai berikut :
(t - 1) (r - 1) 15
(4 -1) (r - 1) 15
3r - 3 15
r 6
Perlakuan yang digunakan
N0 = kontrol
N1 = larutan mimba
N2 = larutan sirih
N3 = larutan gambir
Setiap perlakuan terdiri dari 3 polybag dan setiap polybag berisi 1 tanaman.
Sehingga jumlah tanaman yaitu : 4 (perlakuan) x 3 (polybag) x 6 (ulangan) = 72
tanaman.
Metode linear yang digunakan untuk di lapangan adalah :
Yij = + + j + ij
Metode linear yang digunakan untuk di laboratorium adalah :
Yij = + i + ij
Dimana :
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
= Nilai tengah umum
i = Pengaruh perlakuan ke-i
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
27/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
27
j = Pengaruh kelompok ke-j
ij = Galat percobaan dari perlakuaan ke-I pada kelompok ke-j
(Bangun, 1988).
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Larutan Bahan Nabati
- Mimba : Sebanyak 100 gram daun mimba dicuci kemudian di blender. Bahan
tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan
di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring
dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001)
- Sirih : Sebanyak 100 gram daun sirih dicuci kemudian di blender. Bahan
tersebut dicampurkan dengan 1L air dan 1 gram tepung kanji. Larutan
di inkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan selanjutnya disaring
dan siap digunakan (Sumartini dan Yusmani, 2001).
-Gambir : Gambir dihaluskan 2 gram kemudian dicampur dengan 1L air dan 1
gram tepung kanji. Larutan di inkubasi selama 24 jam kemudian
disaring dan siap digunakan (Anggraeini dan Djatnika, 1990).
Di Rumah Kassa
- Persiapan Bahan Tanaman
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
28/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
28
Sebanyak 72 polybag diisi dengan tanah, kemudian diletakkan dengan
jarak 50 cm antar perlakuan dan 100 cm antar ulangan. Set iap polybag, ditanam
dengan 2 benih kedelai dan diupayakan 1 biji yang bisa tumbuh. Pemeliharaan
tanaman yang dilakukan yaitu penyiraman tanaman pada sore hari dan
pengendalian gulma dilakukan secara manual.
- Aplikasi Pestisida Nabati
Aplikasi pestisida mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu
setelah tanam (4 mst) hingga 12 minggu setelah tanam (12 mst), dengan interval
waktu tiga hari sekali. Aplikasi dilakukan dengan menyemprot tanaman sampai
seluruh daun basah, sebelum itu dilakukan pengamatan intensitas serangan
(Pitojo, 2003).
Di Laboratorium
Aplikasi Bahan Nabati Terhadap Suspensi Spora
Spora diperoleh dari daun kedelai yang terinfeksi jamur karat. Suspensi
spora dibuat dengan merontokkan spora dari daun-daun yang terinfeksi dengan
menggunakan kuas. Suspensi spora diencerkan dengan air suling steril sampai
mencapai kepadatan spora 104/ml. Sebanyak 10 ml suspensi spora diberi 10 ml
bahan nabati. Pengamatan terhadap jumlah spora dan spora berkecambah
dilakukan di bawah mikroskop perbesaran 400 kali, dan dengan menggunakan alat
haemocytometer. Bahan disimpan di kotak inokulasi pada suhu ruangan dan tidak
di bawah sinar (Sumartini dan Yusmani, 2001).
Peubah Amatan
Di lapangan
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
29/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
29
1. Intensitas Serangan
Pengamatan intensitas serangan mulai dilakukan pada waktu tanaman
berumur 4 MST sampai 12 MST. Pengamatan intensitas serangan dilakukan 3 hari
sekali. Untuk menghitung intensitas serangan menggunakan rumus :
IS = (n x v) x 100 %N x Z
IS = Intensitas sserangan
n = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati dari tiap kategori serangan
v = Nilai skala tiap kategori serangan
N = Jumlah tanaman atau bagian tanaman yang diamati
Z = Skala serangan tertinggi
(Zauhari dkk, 1994).
Nilai kategori serangan untuk penyakit adalah :
0 = Tidak ada serangan
1 = 0-10 % luas permukaan daun terserang
2 = 10-20 % luas permukaan daun terserang
3 = 20-40% luas permukaan daun terserang
4 = 40-60 % luas permukaan daun terserang
5 = 60-100 % luas permukaan daun terserang (Zauhari dkk, 1991).
2. Tinggi tanaman
Pengamatan tinggi tanaman dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi
pertama dilakukan) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan dengan mengukur
dari batang di atas permukaan tanah hingga titik tumbuh tertinggi tanaman.
Pengamatan dilakukan seminggu sekali.
3. Jumlah daun
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
30/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
30
Pengamatan jumlah daun dimulai dari umur 4 MST (sebelum aplikasi
pertama dilakukan ) hingga 12 MST. Pengamatan dilakukan seminggu sekali
dengan menghitung jumlah daun trifoliate.
4. ProduksiPengamatan produksi tanaman dilakukan saat panen. Ini dilakukan dengan
menghitung berat kering polong yang dipanen dari masing-masing plot perlakuan
(kg/plot) lalu hasilnya dikonversikan kedalam ton per hektar dengan
menggunakan rumus :
Y = X x 10.000 m2
L 1.000 kg
Dimana : Y = Produksi dalam ton/ha
X = Produksi dalam kg/plot
L = Luas plot (m2)
Di Laboratorium
Jumlah Spora Yang Berkecambah (%)
Pengamatan terhadap jumlah spora yang berkecambah dilakukan dengan
menggunakan mikroskop dan haemocytometer untuk menghitung kerapatan
spora. Pengamatan pertama dilakukan satu jam setelah perlakuan bahan nabati,
pengamatan selanjutnya dilakukan dengan interval waktu 1 jam sebanyak 10
pengamatan dan pengamatan terakhir 24 jam setelah perlakuan. Pengamatan
dilakukan sebanyak 11 kali. (Sumartini dan Yusmani, 2001).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
31/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Intensitas Serangan Penyakit Karat DaunPhakopsora pachyrhizi
Hasil pengamatan terhadap intensitas serangan penyakit selama 19 kali
menunjukkan bahwa penggunaan pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada
28 31 hari setelah tanam (HST) (lampiran 3 dan 4) dan berpengaruh nyata pada
34 82 HST (lampiran 5 - 21).
Untuk menentukan perbedaan antara perlakuan dapat dilanjutkan dengan
Uji Jarak Duncan pada tabel 1.
Tabel 1. Rataan intensitas serangan jamur Phakopsora pachyrhizipada perlakuan
kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3)Perl. Waktu pengamatan (HST)
28 31 34 37 40 43 46 49 52
N0 6.37a 7.27a 11.60a 12.09a 12.51a 10.03a 8.41a 7.91a 9..58 a
N1 3.23a 4.82a 7.03bc 6.41bc 6.51bc 5.14c 4.21c 4.61bc 4.04 bc
N2 5.11a 4.99a 7.01c 6.54bc 6.70bc 5.15c 4.09c 4.48b 3..98 bc
N2 5.20a 5.66a 8.05b 7.40b 7.40b 5.79b 5.27b 4.56bc 4.41 b
55 58 61 64 67 70 73 76 79 82
9.04 a 14.00 a 13.31 a 13.54 a 14.10 a 15,07 a 15.57 a 17.21 a 20.02 a 22.25 a
4.66 b 5.82 b 7..32 b 7.60 b 6.93 b 7.99 b 7.65 b 9.77 b 12.53 b 10.60 b
4..30 bc 4.88 bc 5.01 c 5..91 c 5..25 d 6.10 c 5.83 d 6.55 d 6..20 c 6.85 c
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
32/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
32
4.35 bc 5.40 bc 5.58 c 6..33 c 6..33 bc 6.60 c 7.57 bc 8.26 c 8.66 bc 9.02 bc
Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata pada
taraf 5 % menurut uji jarak Duncan
Pada tabel 1 pengamatan 82 HST ditunjukkan bahwa intensitas serangan
tertinggi terdapat pada perlakuan N0 yaitu sebesar 22,25 % dan intensitas
serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %.
Rataan intensitas serangan pada tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan
ketiga pestisida nabati mampu menekan perkembangan Phakopsora pachyrhizi.
Penghambatan pertumbuhan penyakit karat disebabkan oleh adanya senyawa-
senyawa hasil metabolit sekunder yang terkandung di dalam bahan nabati,
senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh
tanaman untuk mempertahankan dirinya terhadap serangan suatu hama atau
patogen (Sumartini dan Yusmani, 2001).
Pada pengamatan I (28 HST) penyakit karat sudah menyerang semua
tanaman kedelai, hal ini diakibatkan oleh penyakit karat yang merupakan penyakit
tanaman dewasa. Sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) menyatakan bahwa
perkembangan penyakit pada daun dan tangkai daun berupa bercak karat terlihat
pada minggu ketiga dan keempat setelah tanam.
Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), diketahui bahwa intensitas
serangan terendah terdapat pada perlakuan N2 yaitu sebesar 6,85 %. Hal ini
didukung pernyataan Suharso (2003) dan Koerniati et al(1994) yang menyatakan
bahwa senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol
memiliki daya antiseptik yang kuat dan daya bunuh bakterinya lima kali lebih
baik dari fenol biasa.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
33/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
33
Pada perlakuan kontrol dapat kita lihat bahwa intensitas serangan penyakit
karat daun semakin lama semakin meningkat, hal ini diakibatkan oleh ketahanan
tanaman yang semakin tua semakin lemah. Hal senada juga disampaikan oleh
Semangun (1991) yang menyatakan bahwa ketahanan tanaman kedelai tergantung
dari umur tanaman, ketahanan tanaman menurun dengan bertambahnya umur
tanaman dan bercak karat bertambah banyak setelah tanaman berbunga.
Tinggi tanaman
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pengamatan tinggi tanaman
menunjukkan bahwa perlakuan ketiga bahan nabati tidak memberikan pengaruh
nyata. Hal ini disebabkan karena penyakit karat daun mulai menyerang tanaman
kedelai pada fase generatif yaitu pada saat tanaman telah berbunga (Somaatmaja
et al, 1992), sedangkan pada fase tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman mulai
menurun (Lamina, 1982; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1985)
Tabel 2. Rataan tinggi tanaman kedelai (cm)
Perl.Waktu Pengamatan (HST)
28 34 40 46
N0 35,50 36,67 37,11 37,11N1 36,95 37,89 38,67 38,67
N2 36,56 38,06 38,78 38,78
N3 35,83 36,95 37,50 37,50
Pengamatan tinggi tanaman dihentikan pada waktu pengamatan 46 HST,
hal ini disebabkan karena pertumbuhan vegetatifnya telah berhenti .Tanaman
berasal dari varietas Argomulyo dan berdasarkan deskripsi tanaman varietas
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
34/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
34
tersebut bertipe tumbuh determinan, dimana tipe tumbuh yang determinan
pertumbuhan vegetatifnya berhenti setelah berbunga.
Dari pengamatan terakhir didapat rataan tinggi tanaman yaitu 38,01 cm.
Menurut pernyataan Lamina (1989) tipe tumbuh determinan memiliki batang yang
pendek, dan dari deskripsi tanaman diketahui bahwa tinggi tanaman berkisar
40 cm.
Jumlah Daun
Hasil pengamatan terhadap jumlah daun didapat bahwa penggunaan ketiga
pestisida nabati berpengaruh tidak nyata pada 28-40 HST dan berpengaruh nyata
pada 43-82 HST.
Tabel 3. Rataan jumlah daun pada keempat perlakuanPerl. Waktu pengamatan (HST)
28 31 34 37 40 43 46 49 52
N0 8,61a 10,11a 12,83a 13,89a 15,39a 14,56c 14,83c 14,22d 14,33a
N1 7,00a 9,89a 12,95a 14,50a 16,11a 15,67b 16,28bc 15,83b 16,56ab
N2 6,67a 9,22a 13,22a 15,28a 16,89a 16,83a 18,67a 17,45a 17,61b
N3 6.67a 9,00a 12,78a 14,61a 16,17a 16,17ab 16,22b 15,45bc 16,28c
55 58 61 64 67 70 73 76 79 82
14,55c 14,39d 13,61d 14,33d 14.11d 14,39d 14,11d 13,83d 13,39d 12,94c
16,50ab 16,89ab 15,89b 15,78bc 15,56b 15,89bc 15,56bc 15,89bc 15,28c 14,61b
17,17a 17,50a 16,95a 17,67a 17,06a 17,50a 16,89a 17,22a 17,11a 16,22a
15,61b 15,72c 15,05bc 15,89b 15,50bc 16,11b 15,67b 16,11b 16,28b 14,50bc
Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata padataraf 5 % menurut uji jarak Duncan
Dari hasil pengamatan terakhir (82 HST), menunjukkan bahwa perlakuan
ketiga bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Jumlah daun yang
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
35/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
35
terbanyak terdapat pada perlakuan N2 (sirih), hal ini dikarenakan intensitas
serangan penyakit Phakopsora pachyrizi yang terendah (pada pengamatan yang
sama) terdapat pada perlakuan N2. Jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada
perlakuan N0 (kontrol), dikarenakan intensitas serangan pada perlakuan tersebut
cukup tinggi sehingga mengakibatkan daun semakin cepat berguguran. Hal ini
sesuai dengan Somaatmaja et al (1992) yang mengatakan bahwa bercak karat
mengandung 1 - 4 uredia yang menghasilkan berjuta-juta urediospora. Semakin
banyaknya uredia pada daun kedelai dapat mengakibatkan keguguran daun lebih
cepat.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa mulai pengamatan 28 HST-40 HST,
tanaman masih menunjukkan pertambahan jumlah daun, sedangkan pada pada
pengamatan 40 - 82 HST pertambahan jumlah daun berhenti. Hal ini dikarenakan
pada 40 HST tanaman kedelai telah memasuki fase generatif dan pada fase
tersebut pertumbuhan vegetatif tanaman sudah berhenti. Hal ini sesuai dengan
Somaatmaja et al (1989) yang menyatakan bahwa tanaman kedelai tipe
determinan akan berhenti pertumbuhan vegetatif setelah tanaman memasuki fase
generatif.
Produksi
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam, diketahui bahwa perlakuan
pestisida nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi (Lampiran 45).
Tabel 4. Rataan produksi (ton/ha)
Perlakuan Ton/ha
N0 1,07b
N1 1,28a
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
36/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
36
N2 1,35a
N3 1,30a
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa produksi terendah terdapat pada perlakuan
N0 (kontrol) yaitu 1,07 ton/ha dan perlakuan tertinggi terdapat pada perlakuan N2
(sirih) yaitu 1,35 ton/ha. Produksi terendah terdapat pada N0 (kontrol)
dikarenakan intensitas serangan tertinggi terdapat pada perlakuan tersebut.
Kehilangan hasil akibat serangan patogen Phakopsora pachyrizidapat mencapai
hingga 90%. Sinclair dan Shurtleff (1980), menyatakan bahwa kehilangan hasil
akibat penyakit karat daun dapat mencapai 40-90 %.
Perkecambahan Spora
Dari hasil pengamatan terhadap perkecambahan spora diketahui bahwa
perlakuan ketiga bahan nabati tidak berpengaruh nyata pada 1-4, 6, 7, 8 dan 9 Jam
Setelah Perlakuan (JSP) dan berpengaruh nyata pada 5, 10 dan 24 Jam Setelah
Perlakuan (JSP).
Tabel 5. Rataan perkecambahan spora Phakopsora pachyrhizi pada perlakuan
kontrol (N0), daun mimba (N1), daun sirih (N2) dan gambir (N3)Perl. Pengamatan (JSP)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 24
N0 0.00 0.00 0.00 0.00 36.11a 38.89a 38.89a 47.22a 50.00a 69.45a 75.00a
N1 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33b 8.33a 11.11a 8.33a 8.33a 19.45b 33.33b
N2 0.00 0.00 0.00 0.00 5.56b 5.56a 5.56a 8.33a 5.56a 11.11b 22.22b
N3 0.00 0.00 0.00 0.00 8.33b 11.11a 11.11a 8.33a 16.67a 22.22b 30.56b
Tabel 5 menunjukkan bahwa pengamatan 1-4 jam setelah perlakuan (JSP)
tidak ada spora yang berkecambah, sementara pada pengamatan 5-24 JSP tampak
perlakuan N2 (sirih) adalah perlakuan yang paling mampu menekan
perkecambahan spora, hal ini tampak dari sedikitnya (5.56) jumlah spora yang
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
37/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
37
berkecambah pada pengamatan pertama dan rendahnya (2.78) penambahan spora
yang berkecambah pada tiap pengamatan.
Pada perlakuan N0 (kontrol) adalah perlakuan yang paling besar tingkat
perkecambahan sporanya. Hal ini tampak dari spora yang berkecambah berjumlah
banyak (36.11) dan terus meningkat pada tiap pengamatan. Pada pengamatan
terakhir (24 jam setelah perlakuan) tampak sirih mempunyai kecenderungan dapat
menekan perkecambahan spora, hal ini disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan
chavocol yang terkandung di daun sirih yang biasa digunakan oleh tanaman untuk
mempertahankan dirinya dari serangan patogen. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sumartini dan Yusmani, 2001 yang menyatakan bahwa daun sirih memiliki
senyawa-senyawa hasil metabolit sekunder dan senyawa-senyawa tersebut
merupakan senyawa yang biasa digunakan oleh tanaman untuk mempertahankan
dirinya dari serangan hama dan patogen. Koerniati et al, 1994 menyatakan
senyawa yang terkandung di dalam daun sirih yaitu fenol dan chavocol
mempunyai efektifitas mematikan bakteri lima kali lebih baik dari fenol biasa.
Perlakuan pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun, hal ini dikarenakan tanaman yang digunakan bertipe
tumbuh determinan. Pertambahan tinggi dan jumlah daun tanaman bertipe tumbuh
detrminan, akan berhenti setelah memasuki fase generatif.
Penggunaan pestisida nabati (mimba, sirih dan gambir) ternyata mampu
untuk menekan intensitas serangan karat daun Phakopsora pachyrhizi. Tetapi dari
semua perlakuan pestisida nabati dan hasil yang diperoleh tersebut, diketahui
bahwa perlakuan N2 (sirih) adalan perlakuan yang paling efektif. Hal ini
disebabkan karena daun sirih mengandung senyawa hasil metabolit sekunder yang
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
38/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
38
biasa digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan patogen. Fenol dan
chavocol yang terkandung di daun sirih memiliki daya antiseptik lima kali lebih
kuat dibandingkan fenol biasa (Koerniati et al, 1994).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.Sirih (Piper betle) lebih efektif dalam mengendalikan penyakit karat daun
(Phakopsora pachyrhizi) dibandingkan dengan mimba (Azadirachta
indica) dan gambir. Pada pengamatan terakhir, intensitas serangan
terendah terdapat pada perlakuan N2 sebesar 6,85 % dan yang tertinggi
pada perlakuan N0 sebesar 22,25 %.
2. Perlakuan bahan nabati tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Perlakuan bahan nabati berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Pada
pengamatan terakhir, jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan N2
sebanyak 16 daun dan jumlah daun tersedikit terdapat pada perlakuan N0
sebanyak 13 daun.
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
39/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
39
3. Perlakuan bahan nabati berpengaruh sangat nyata terhadap produksi, hal
ini dikarenakan pestisida nabati berhasil menekan pertumbuhan karat daun
Phakopsora pachyrhizi. Produksi tertinggi terdapat pada perlakuan N2
sebesar 1,35 ton/ha dan produksi terendah terdapat pada perlakuan N0
sebesar 1,07 ton/ha.
4. Pada pengamatan terakhir, jumlah spora yang paling banyak berkecambah
terdapat pada perlakuan N0 (75.00 %) dan yang paling sedikit ada pada
perlakuan N2 (22.22 %).
Saran
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jenis
pestisida nabati yang lain dalam mengendalikan penyakit karat daun
(Phakopsora pachyrhizi).
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
40/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
40
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agri Kanisius. 1991. Kedelai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Anggraeini, I. dan Djatnika, I. 1990. Upaya pengendalian embun tepung pada
bibit Acacia mangium dengan benomil, tepung gambir dan kulit buahmahoni. Prosiding Kongres Nasional XV dan Seminar Ilmiah PFI, 16-18
September 1999, Purwokerto. Hlm 415-419
Anonim. 1987. Daftar organisme pengganggu tanaman tumbuhan penting yang
dilaporkan telah terdapat didalam wilayah Republik Indonesia. Pusat
Karantina Pertanian, Jakarta
Anonim. 2005. Pedoman pengendalian rekomendasi OPT tanaman kacang hijau.
http://www.deptan.go.id [7 januari 2007]
Bangun, M.K. 1988. Perancangan percobaan. Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan
BAPPENAS. 2006. Budidaya pertanian : Kedelai (Glycine max L. Merril).
http://www.google.co.id[4 Januari 2007]
Darsam, Soesanto, L., dan Pudjiastuti, C. 1993. Kajian pendahuluan cairan
perasan daun sirih, lada, dan cabe jawa terhadap pertumbuhan jamur
http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/ -
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
41/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
41
Phytophthora palmivora. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka
Pemanfaatan Pestisida Nabati, 1-2 Desember 1993, Bogor. Hlm 65-69
Fachruddin, L. 2000. Budi daya kacang-kacangan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Kartasapoetra, A.G. 1998. Teknologi budidaya tanaman pangan di daerah tropik.
Penerbit Bina Aksara, Jakarta
Koerniati S, Iskandar M dan Taryono. 1994. Plasma nutfah tanaman berkadar
racun di Balitro. P.241-247. Dalam rangka pemanfaatan pestisida nabati.
Bogor 1-2 Desember
Lamina. 1989. Kedelai dan pengembanganya. CV Simplex, Jakarta
Manurung, T. 1994. Tehnologi budidaya kedele pada lahan sawah. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan, Sumatera Utara
Martoredjo, T. 1997. Pengaruh ekstrak daun mimba terhadap terhadapperkembangan antraknosa pada apel manalagi pascapanen. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 3, No. 1, Hlm 38-41
Novizan. 2002. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. AgroMedia Pustaka, Jakarta
Pitojo, S. 2003. Benih kedelai. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Potter, N.N. 1986. Food Science, Fourth Edition. Van Reinhold Company, New
York.
Rahaju, M. 2001. Pemanfaatan bahan nabati untuk pengendalian penyakit layubakteri pada kacang tanah. Prosiding Kongres Nasional XVI dan Seminar
Ilmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor.
Hlm 131-132
Rans. 2006. Kedelai. Warintek_progressio. http://warintek.progressio.or.id
[4 Januari 2007].
Semangun, H. 1991. Penyakit-penyakittanaman di Indonesia. Dalam Identifikasi
bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
Malang, Hlm 101
Sinaga, M.S. 1979. Studi mengenai beberapa sumber inokulum Phakopsora
pachyrhyzipenyebab penyakit karat pada kedelai.DalamIdentifikasi bahan
nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan
Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
Malang, Hlm 101
http://warintek.progressio.or.id/http://warintek.progressio.or.id/http://warintek.progressio.or.id/ -
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
42/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
42
Sinclair dan Shurtleff. 1980. Compendium of soybean disease.DalamIdentifikasi
bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
Malang, Hlm 101
Snyder, H.E. and Kwon, T.W. 1987. Soybean Utilization. Van Reinhold
Company, New York
Somaatmaja S, et al. 1989. Kedelai. Pusat penelitian dan pengembangan tanaman
pangan, Bogor
Somaatmaja S, et al. 1992. Petunjuk bergambar untuk identifikasi hama dan
penyakit kedelai di Indonesia. Indonesia-japan Joint Research Program.
Pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan, Bogor
Sudjono, M.S. 1984. Epidemiologi dan pengendalian penyakit karat kedelai.Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada
kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101
Sudjono, M.S., Amir, M. dan Roechan, M. 1985. Penyakit karat dan
penanggulangannya. Dalam Identifikasi bahan nabati untuk pengendalianpenyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini dan Yusman, Balai penelitian
tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Malang, Hlm 101
Suharso, 2003. Aneka ramuan untuk sakit gigi Departemen kesehatan RI. HarianKompas.http://www.google.co.id[03 Agustus 2006].
Sumartini dan Yusmani. 2001. Identifikasi bahan nabati untuk pengendalian
penyakit karat pada kedelai. Prosiding Kongres Nasional XVI dan SeminarIlmiah Perhimpunan Fitopatologi Indonesia, 22-24 Agustus 2001, Bogor.
Hlm 101-103
Yang, C.Y. 1977. Soybean rust in the eastern Hemisphere. Dalam Identifikasi
bahan nabati untuk pengendalian penyakit karat pada kedelai, ed. Sumartini
dan Yusman, Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian,
Malang, Hlm 101
Zauhari, M.R., Subroto, S.W.G., Amnan, M., Andayani, N., Sagala, T., Sukar.,
Wijaya, E.S. 1991. Pedoman perlindungan tanaman kentang. Direktorat bina
perlindungan tanaman, Jakarta
http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/ -
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
43/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
43
Lampiran 1. Bagan Percobaan di Rumah Kassa
I II III IV V VI
N0 N1 N3 N2 N1 N3
N2 N3 N1 N0 N3 N0
N3 N0 N2 N3 N2 N1
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
44/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
44
N1 N2 N0 N1 N0 N2
Lampiran 2. Bagan Percobaan di Laboratorium
I II III IV V VI
N0 N0 N0 N0 N0 N0
N1 N1 N1 N1 N1 N1
N2 N2 N2 N2 N2 N2
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
45/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
45
N3 N3 N3 N3 N3 N3
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
46/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
46
Lampiran 3. Tabel Rataan Intensitas (%) 28 HST (Pengamatan Tanggal 02-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAAN
I II III IV V VIN0 6.50 8.72 7.66 5.78 5.28 4.29 38.23 6.37
N1 3.88 4.00 3.77 1.85 2.62 3.24 19.35 3.23
N2 2.41 8.24 3.03 8.57 7.33 1.11 30.68 5.11
N3 5.84 9.01 3.92 6.57 2.09 3.75 31.19 5.20
Total 18.63 29.97 18.37 22.77 17.31 12.40 119.45
Rataan 4.66 7.49 4.59 5.69 4.33 3.10 4.98
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 2.65 3.04 2.86 2.51 2.40 2.19 15.64 2.61
N1 2.09 2.12 2.07 1.53 1.77 1.93 11.51 1.92
N2 1.70 2.96 1.88 3.01 2.80 1.27 13.62 2.27
N3 2.52 3.08 2.10 2.66 1.61 2.06 14.03 2.34
Total 8.96 11.20 8.90 9.71 8.58 7.45 54.80
Rataan 2.24 2.80 2.23 2.43 2.14 1.86 2.28
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 1.95 0.39 2.01 tn 2.90
perlakuan 3 1.44 0.48 2.47 tn 3.29
Galat 15 2.92 0.19
total 23 6.32
FK 125.13
KK 19.32%
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
47/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
47
Lampiran 4. Tabel Rataan Intensitas (%) 31 HST (Pengamatan Tanggal 05-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 6.87 9.33 5.33 5.65 9.09 7.33 43.60 7.27
N1 3.96 2.51 3.38 5.57 8.01 5.50 28.92 4.82
N2 1.94 8.07 4.04 6.19 6.50 3.22 29.96 4.99
N3 5.29 5.16 6.57 5.67 4.52 6.76 33.96 5.66
Total 18.06 25.07 19.32 23.08 28.11 22.81 136.44
Rataan 4.51 6.27 4.83 5.77 7.03 5.70 5.69
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 2.71 3.14 2.41 2.48 3.10 2.80 16.64 2.77
N1 2.11 1.73 1.97 2.46 2.92 2.45 13.64 2.27
N2 1.56 2.93 2.13 2.59 2.65 1.93 13.78 2.30
N3 2.41 2.38 2.66 2.48 2.24 2.69 14.86 2.48
Total 8.79 10.18 9.17 10.01 10.90 9.87 58.93
Rataan 2.20 2.54 2.29 2.50 2.72 2.47 2.46
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.70 0.14 1.00 tn 2.90
perlakuan 3 0.96 0.32 2.27 tn 3.29
Galat 15 2.10 0.14
total 23 3.76
FK 144.68
KK 15.25%
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
48/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
48
Lampiran 5. Tabel Rataan Intensitas (%) 34 HST (Pengamatan Tanggal 08-
04-2007)
PerlakuanUlangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 10.00 13.36 11.30 10.29 12.49 12.16 69.59 11.60
N1 6.59 4.58 5.24 8.90 9.22 7.67 42.19 7.03
N2 3.21 11.82 6.54 8.69 7.85 3.97 42.07 7.01
N3 7.02 9.44 7.60 8.44 7.78 8.02 48.31 8.05Total 26.82 39.20 30.68 36.32 37.33 31.81 202.16
Rataan 6.71 9.80 7.67 9.08 9.33 7.95 8.42
PerlakuanUlangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.24 3.72 3.44 3.28 3.60 3.56 20.84 3.47 a
N1 2.66 2.25 2.40 3.07 3.12 2.86 16.35 2.73 bc
N2 1.93 3.51 2.65 3.03 2.89 2.11 16.12 2.69 c
N3 2.74 3.15 2.85 2.99 2.88 2.92 17.53 2.92 b
Total 10.57 12.64 11.33 12.37 12.49 11.45 70.85
Rataan 2.64 3.16 2.83 3.09 3.12 2.86 2.95
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.84 0.17 1.39 tn 2.90
perlakuan 3 2.37 0.79 6.57 * 3.29
Galat 15 1.80 0.12
total 23 5.01
FK 209.14
KK 11.75%
uji
duncan
sy 0.0708 rataancaragaris
2 3.01 0.213108 3.47 3.26 a
3 3.16 0.223728 2.92 2.70 b
4 3.25 0.2301 2.73 2.50 bc
2.69 c
cara
garis
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
49/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
49
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.213108 0.223728 0.2301
2.69 2.73 2.92 3.47
ab
c
Lampiran 6. Tabel Rataan Intensitas (%) 37 HST (Pengamatan Tanggal 11-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 13.06 14.72 10.45 10.04 12.92 11.34 72.52 12.09N1 6.76 4.22 4.91 6.89 8.90 6.76 38.45 6.41
N2 2.93 11.67 6.49 6.94 6.52 4.72 39.26 6.54
N3 5.79 7.03 7.42 6.89 9.86 7.42 44.42 7.40
Total 28.54 37.64 29.28 30.75 38.19 30.24 194.65
Rataan 7.13 9.41 7.32 7.69 9.55 7.56 8.11
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.68 3.90 3.31 3.25 3.66 3.44 21.24 3.54 a
N1 2.69 2.17 2.33 2.72 3.07 2.69 15.67 2.61 bcN2 1.85 3.49 2.64 2.73 2.65 2.28 15.64 2.61 bc
N3 2.51 2.74 2.81 2.72 3.22 2.81 16.82 2.80 b
Total 10.74 12.31 11.09 11.41 12.60 11.24 69.38
Rataan 2.68 3.08 2.77 2.85 3.15 2.81 2.89
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.66 0.13 1.05 tn 2.90
perlakuan 3 3.53 1.18 9.30 * 3.29
Galat 15 1.90 0.13
total 23 6.09
FK 200.56
KK 12.30%
uji duncan
sy 0.072575 rataancaragaris
2 3.01 0.218449 3.54 3.32 a
3 3.16 0.229336 2.80 2.57 b
4 3.25 0.235867 2.61 2.38 bc
2.61 bc
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
50/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
50
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.218449 0.229336 0.2358672.61 2.61 2.80 3.54
a
b
c
Lampiran 7. Tabel Rataan Intensitas (%) 40 HST (Pengamatan Tanggal 14-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 12.45 16.51 9.74 9.58 15.27 11.49 75.04 12.51
N1 8.58 5.00 6.26 7.90 5.33 6.01 39.08 6.51
N2 3.00 10.42 6.28 7.56 7.25 5.68 40.18 6.70
N3 6.37 7.30 6.20 7.15 10.04 7.36 44.42 7.40
Total 30.40 39.22 28.48 32.19 37.89 30.54 198.73
Rataan 7.60 9.81 7.12 8.05 9.47 7.64 8.28
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.60 4.12 3.20 3.18 3.97 3.46 21.53 3.59 a
N1 3.01 2.34 2.60 2.90 2.42 2.55 15.82 2.64 bc
N2 1.87 3.30 2.60 2.84 2.78 2.49 15.89 2.65 bc
N3 2.62 2.79 2.59 2.77 3.25 2.80 16.82 2.80 b
Total 11.10 12.57 10.99 11.68 12.42 11.30 70.06
Rataan 2.78 3.14 2.75 2.92 3.10 2.83 2.92
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.57 0.11 0.87 tn 2.90
perlakuan 3 3.69 1.23 9.45 * 3.29
Galat 15 1.95 0.13
total 23 6.21
FK 204.52
KK 12.36%
uji duncan
sy 0.073643 rataancaragaris
2 3.01 0.221665 3.59 3.37 a
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
51/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
51
3 3.16 0.232712 2.80 2.57 b
4 3.25 0.23934 2.65 2.41 bc
2.64 bc
cara garisP 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.221665 0.232712 0.23934
2.64 2.65 2.80 3.59
a
b
c
Lampiran 8. Tabel Rataan Intensitas (%) 43 HST (Pengamatan Tanggal 17-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 10.92 9.63 8.28 10.20 10.80 10.38 60.21 10.03
N1 6.98 3.67 4.42 5.65 5.05 5.09 30.85 5.14
N2 4.36 4.12 5.97 5.89 5.38 5.20 30.92 5.15
N3 4.64 4.76 5.31 6.32 6.94 6.75 34.72 5.79
Total 26.90 22.18 23.98 28.06 28.17 27.42 156.70
Rataan 6.73 5.54 5.99 7.01 7.04 6.85 6.53
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.38 3.18 2.96 3.27 3.36 3.30 19.46 3.24 a
N1 2.73 2.04 2.22 2.48 2.35 2.36 14.19 2.37 c
N2 2.21 2.15 2.54 2.53 2.43 2.39 14.24 2.37 c
N3 2.27 2.29 2.41 2.61 2.73 2.69 15.00 2.50 b
Total 10.59 9.67 10.13 10.89 10.87 10.74 62.89
Rataan 2.65 2.42 2.53 2.72 2.72 2.69 2.62
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.30 0.06 2.01 tn 2.90
perlakuan 3 3.17 1.06 35.99 * 3.29
Galat 15 0.44 0.03
total 23 3.90
FK 164.80
KK 6.54%
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
52/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
52
uji duncan
sy 0.034959 rataancaragaris
2 3.01 0.105226 3.24 3.14 a
3 3.16 0.110469 2.50 2.39 b
4 3.25 0.113616 2.37 2.26 c
2.37 c
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.105226 0.110469 0.113616
2.37 2.37 2.50 3.24
a
b
c
Lampiran 9. Tabel Rataan Intensitas (%) 46 HST (Pengamatan Tanggal 20-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 8.70 7.45 7.39 9.32 9.83 7.78 50.47 8.41
N1 4.94 3.17 4.41 4.22 4.52 3.98 25.25 4.21N2 4.94 3.00 4.50 4.13 4.21 3.77 24.55 4.09
N3 4.53 4.88 6.11 5.65 5.52 4.93 31.61 5.27
Total 23.12 18.50 22.41 23.31 24.08 20.46 131.88
Rataan 5.78 4.63 5.60 5.83 6.02 5.12 5.49
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.03 2.82 2.81 3.13 3.21 2.88 17.89 2.98 a
N1 2.33 1.92 2.21 2.17 2.24 2.12 13.00 2.17 c
N2 2.33 1.87 2.24 2.15 2.17 2.07 12.83 2.14 cN3 2.24 2.32 2.57 2.48 2.45 2.33 14.40 2.40 b
Total 9.94 8.93 9.83 9.94 10.08 9.39 58.11
Rataan 2.49 2.23 2.46 2.48 2.52 2.35 2.42
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.24 0.05 3.55 * 2.90
perlakuan 3 2.76 0.92 67.36 * 3.29
Galat 15 0.20 0.01
total 23 3.20
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
53/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
53
FK 140.68
KK 4.82%
uji duncan
sy 0.023834 rataan caragaris
2 3.01 0.07174 2.98 2.91 a
3 3.16 0.075315 2.40 2.32 b
4 3.25 0.077461 2.17 2.09 c
2.14 c
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.07174 0.075315 0.077461
2.14 2.17 2.40 2.98
c b a
Lampiran 10. Tabel Rataan Intensitas (%) 49 HST (Pengamatan Tanggal 23-
04-2007)
Perlakuan ulangan TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 9.08 5.94 8.08 6.70 9.51 8.14 47.45 7.91
N1 4.73 4.21 5.31 4.96 4.44 4.01 27.66 4.61
N2 4.56 3.85 4.55 5.61 4.08 4.26 26.91 4.48
N3 4.22 4.66 4.09 4.76 5.16 4.50 27.38 4.56
Total 22.59 18.66 22.03 22.03 23.19 20.90 129.40
Rataan 5.65 4.66 5.51 5.51 5.80 5.22 5.39
Perlakuan
ulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.10 2.54 2.93 2.68 3.16 2.94 17.35 2.89 a
N1 2.29 2.17 2.41 2.34 2.22 2.12 13.55 2.26 b
N2 2.25 2.09 2.25 2.47 2.14 2.18 13.38 2.23 bc
N3 2.17 2.27 2.14 2.29 2.38 2.24 13.49 2.25 bc
Total 9.80 9.07 9.73 9.79 9.91 9.48 57.77
Rataan 2.45 2.27 2.43 2.45 2.48 2.37 2.41
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.12 0.02 1.03 tn 2.90
perlakuan 3 1.88 0.63 26.66 * 3.29
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
54/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
54
Galat 15 0.35 0.02
total 23 2.35
FK 139.04
KK 6.37%
uji duncan
sy 0.03129 rataancaragaris
2 3.01 0.094183 2.89 2.80 a
3 3.16 0.098877 2.26 2.16 b
4 3.25 0.101693 2.25 2.15 bc
2.23 bc
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.094183 0.098877 0.101693
2.23 2.25 2.26 2.89
c b a
Lampiran 11. Tabel Rataan Intensitas (%) 52 HST (Pengamatan Tanggal 26-04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 12.70 10.07 6.69 8.82 9.22 9.96 57.46 9.58
N1 3.48 4.31 3.71 4.92 3.69 4.16 24.27 4.04
N2 4.93 3.34 3.82 4.20 3.75 3.85 23.88 3.98
N3 7.50 3.78 3.82 4.26 3.34 3.75 26.44 4.41
Total 28.61 21.49 18.03 22.19 20.00 21.71 132.04
Rataan 7.15 5.37 4.51 5.55 5.00 5.43 5.50
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.63 3.25 2.68 3.05 3.12 3.23 18.97 3.16 a
N1 2.00 2.19 2.05 2.33 2.05 2.16 12.77 2.13 bc
N2 2.33 1.96 2.08 2.17 2.06 2.09 12.68 2.11 bc
N3 2.83 2.07 2.08 2.18 1.96 2.06 13.18 2.20 b
Total 10.79 9.47 8.89 9.73 9.19 9.54 57.60
Rataan 2.70 2.37 2.22 2.43 2.30 2.38 2.40
daftar sidik ragam
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
55/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
55
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.53 0.11 2.63 tn 2.90
perlakuan 3 4.66 1.55 38.43 * 3.29
Galat 15 0.61 0.04
total 23 5.80
FK 138.24
KK 8.38%
uji duncan
sy 0.041058 rataancaragaris
2 3.01 0.123585 3.16 3.04 a
3 3.16 0.129744 2.20 2.07 b
4 3.25 0.133439 2.13 2.00 bc
2.11 bc
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.123585 0.129744 0.133439
2.11 2.13 2.20 3.16
c b a
Lampiran 12. Tabel Rataan Intensitas (%) 55 HST (Pengamatan Tanggal 29-
04-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 9.47 9.16 6.94 8.26 9.23 11.16 54.22 9.04
N1 3.33 5.25 5.03 4.74 3.93 5.69 27.96 4.66
N2 5.22 3.59 4.68 4.87 3.37 4.05 25.77 4.30
N3 6.63 2.61 3.38 4.48 3.57 5.43 26.10 4.35Total 24.65 20.60 20.02 22.34 20.10 26.34 134.06
Rataan 6.16 5.15 5.01 5.59 5.03 6.59 5.59
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.16 3.11 2.73 2.96 3.12 3.42 18.49 3.08 a
N1 1.96 2.40 2.35 2.29 2.10 2.49 13.59 2.26 b
N2 2.39 2.02 2.28 2.32 1.97 2.13 13.11 2.18 bc
N3 2.67 1.76 1.97 2.23 2.02 2.44 13.09 2.18 bc
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
56/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
56
Total 10.18 9.29 9.32 9.80 9.21 10.47 58.27
Rataan 2.54 2.32 2.33 2.45 2.30 2.62 2.43
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05blok 5 0.35 0.07 1.29 tn 2.90
perlakuan 3 3.44 1.15 21.31 * 3.29
Galat 15 0.81 0.05
total 23 4.60
FK 141.46
KK 9.56%
uji duncan
sy 0.047364 rataancaragaris
2 3.01 0.142566 3.08 2.94 a
3 3.16 0.149671 2.26 2.11 b
4 3.25 0.153933 2.18 2.03 bc
2.18 bc
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.142566 0.149671 0.153933
2.18 2.18 2.26 3.08
c b a
Lampiran 13. Tabel Rataan Intensitas (%) 58 HST (Pengamatan Tanggal 02-
05-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAAN
I II III IV V VIN0 15.06 16.58 11.22 10.77 11.80 18.60 84.03 14.00
N1 3.77 8.20 4.86 5.64 7.26 5.22 34.95 5.82
N2 5.11 5.21 5.48 5.11 3.43 4.93 29.27 4.88
N3 4.58 6.69 3.65 5.53 6.64 5.32 32.40 5.40
Total 28.52 36.68 25.21 27.04 29.13 34.07 180.64
Rataan 7.13 9.17 6.30 6.76 7.28 8.52 7.53
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 3.94 4.13 3.42 3.36 3.51 4.37 22.74 3.79 a
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
57/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
57
N1 2.07 2.95 2.32 2.48 2.79 2.39 14.99 2.50 b
N2 2.37 2.39 2.45 2.37 1.98 2.33 13.88 2.31 bc
N3 2.25 2.68 2.04 2.45 2.67 2.41 14.51 2.42 bc
Total 10.63 12.15 10.22 10.66 10.95 11.50 66.11
Rataan 2.66 3.04 2.56 2.66 2.74 2.88 2.75
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.61 0.12 1.49 tn 2.90
perlakuan 3 8.66 2.89 35.11 * 3.29
Galat 15 1.23 0.08
total 23 10.51
FK 182.13
KK 10.41%
uji duncan
sy 0.058533 rataancaragaris
2 3.01 0.176183 3.79 3.61 a
3 3.16 0.184963 2.50 2.31 b
4 3.25 0.190231 2.42 2.23 bc
2.31 bc
cara garis
P 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.176183 0.184963 0.1902312.31 2.42 2.50 3.79
c b a
Lampiran 14. Tabel Rataan Intensitas (%) 61 HST (Pengamatan Tanggal 05-
05-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 17.23 13.83 9.57 11.12 13.54 14.60 79.89 13.31
N1 5.19 12.12 7.12 5.30 8.39 5.77 43.90 7.32
N2 4.67 4.50 5.02 5.46 5.43 4.99 30.07 5.01
N3 3.57 8.33 5.73 5.23 7.85 2.78 33.49 5.58
Total 30.66 38.79 27.44 27.11 35.21 28.15 187.34
Rataan 7.66 9.70 6.86 6.78 8.80 7.04 7.81
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
58/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
58
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 4.21 3.79 3.17 3.41 3.75 3.89 22.21 3.70 a
N1 2.38 3.55 2.76 2.41 2.98 2.50 16.59 2.77 b
N2 2.27 2.24 2.35 2.44 2.44 2.34 14.08 2.35 cN3 2.02 2.97 2.50 2.39 2.89 1.81 14.58 2.43 c
Total 10.89 12.55 10.78 10.65 12.05 10.55 67.46
Rataan 2.72 3.14 2.69 2.66 3.01 2.64 2.81
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.88 0.18 1.40 tn 2.90
perlakuan 3 6.94 2.31 18.37 * 3.29
Galat 15 1.89 0.13
total 23 9.71
FK 189.63
KK 12.62%
uji duncan
sy 0.072423 rataancaragaris
2 3.01 0.217994 3.70 3.48 a
3 3.16 0.228857 2.77 2.54 b
4 3.25 0.235375 2.43 2.19 c
2.35 c
cara garisP 2 3 4
rp 3.01 3.16 3.25
RP 0.217994 0.228857 0.235375
2.35 2.43 2.77 3.70
c b a
Lampiran 15. Tabel Rataan Intensitas (%) 64 HST (Pengamatan Tanggal 08-
05-2007)
Perlakuanulangan
TOTAL RATAANI II III IV V VI
N0 19.41 13.28 10.57 11.84 11.58 14.55 81.22 13.54
N1 6.40 10.16 8.58 6.59 8.57 5.32 45.62 7.60
N2 5.72 6.27 8.71 6.07 4.39 4.30 35.47 5.91
N3 4.66 7.48 6.09 6.57 7.67 5.54 38.00 6.33
Total 36.18 37.19 33.95 31.07 32.21 29.71 200.31
-
8/13/2019 KEDELAI dan Padi
59/98
Alfredo Barus : Uji Efektifitas Beberapa Pestisida Nabati Untuk Mengendalikan Penyakit Karat Daun(Phakopsora pachyrhizi) Pada Tanaman Kacang Kedelai (Glycine maxL. Merril), 2007.USU Repository 2009
59
Rataan 9.05 9.30 8.49 7.77 8.05 7.43 8.35
Perlakuanulangan
TOTAL RATAAN
I II III IV V VIN0 4.46 3.71 3.33 3.51 3.48 3.88 22.37 3.73 a
N1 2.63 3.27 3.01 2.66 3.01 2.41 16.99 2.83 b
N2 2.49 2.60 3.04 2.56 2.21 2.19 15.10 2.52 c
N3 2.27 2.82 2.57 2.66 2.86 2.46 15.64 2.60 c
Total 11.85 12.40 11.94 11.40 11.56 10.94 70.09
Rataan 2.96 3.10 2.99 2.85 2.89 2.74 2.92
daftar sidik ragam
SK db JK KT Fhit F.05
blok 5 0.32 0.06 0.54 tn 2.90
perlakuan 3 5.53 1.84 15.86 * 3.29Galat 15 1.74 0.12
total 23 7.59
FK 204.71
KK 11.67%
uji duncan
sy 0.069594 rataancaragaris