kedkel 2

96
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru A. Keadaan Geografis i. Letak Wilayah Kecamatan Johar Baru adalah satu kecamatan yang berasa di wilayah kotamadya Jakarta Pusat, terdiri dari 4 kelurahan, yaitu ; Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Johar Baru Sumber: www.jakarta.go.id ii. Luas Wilayah 1

Upload: regina-septiani

Post on 10-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BN CG

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar BaruA. Keadaan Geografisi. Letak WilayahKecamatan Johar Baru adalah satu kecamatan yang berasa di wilayah kotamadya Jakarta Pusat, terdiri dari 4 kelurahan, yaitu ; Kelurahan Tanah Tinggi Kelurahan Kampung Rawa Kelurahan Galur Kelurahan Johar Baru

Gambar 1.1 Peta Wilayah Kecamatan Johar BaruSumber: www.jakarta.go.idii. Luas WilayahKecamatan Johar Baru dan Luas Wilayah terdiri dari:(a) Kelurahan Johar Baru : 237,70 Ha(b) Kelurahan Kampung Rawa : 30,11 Ha(c) Kelurahan Tanah Tinggi: 62,29 Ha(d) Kelurahan Galur: 26,20 Haiii. Batas WilayahUtara: JL. Letjen Suprapto Kec.KemayoranTimur: Sepanjang Rel Kereta Api Kec.SenenSelatan: JL. Percetakan Negara Raya Kec.Cempaka PutihBarat `: JL.Rawa Selatan Raya dan JL.Mardani Kec.Cempaka Putihiv. Pembagian WilayahWilayah kecamatan johar baru adalah wilayah yang padat dengan penduduk yang sangat heterogen dan musiman. Terdiri dari empat kelurahan memiliki 40 Rukun Warga (RW) dan 558 Rukun Tetangga (RT).B. Keadaan Demografis Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru merupakan daerah terpadat di Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat, sebagian besar penduduk adalah pendatang. Hal inilah masalah terberat yang dihadapi dalam merealisasikan program-program yang telah digariskan. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada tahun 2014, Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak 116.261 jiwa. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Johar Baru tahun 2014.Tabel 1.1. Data Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2014NoKelurahanJumlah Penduduk

1Kelurahan Johar Baru38.003 Jiwa

2Kelurahan Kampung Rawa 21.203 Jiwa

3Kelurahan Tanah Tinggi40.078 Jiwa

4Kelurahan Galur16.977 Jiwa

Jumlah116.261 Jiwa

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru 2014

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2014 adalah Laki-laki 58.925 jiwa dan Perempuan 57.336 jiwa. Berikut rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru pada tahun 2014.Tabel 1.2. Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru 2014KelurahanLuas(km2)JumlahPenduduk (Jiwa)Kepadatan Penduduk (per km2)

Galur26,2016.977647,97

Johar Baru119,1038.003 319,08

Kampung Rawa 30,1121.203 704,18

Tanah Tinggi63,2940.078 633,24

Galur26,2016.977 647,97

Jumlah291,1133.238457,70

Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru 20141.1.2 Gambaran Umum Puskesmas (a). Puskesmas Johar Baru Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas kecamatan johar baru sebagai unit pelaksana tehnis dinas kesehatan provinsi DKI Jakarta mempunyai tugas poko dan fungsi melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengendalian, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas kecamatan johar baru mempunyai tugas memberikan pembinaan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya penduduk kecamatan Johar baru serta seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Puskesmas kecamatan johar baru berlokasi di Jalan Tanah Tinggi XII, kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Pada bulan Desember tahun 2012, puskesmas ini mengalami renovasi dan menempati lokasi sementara di gedung fatahillah, jalan Kramat Pulo Gundul, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru sampai bulan Desember tahun 2012. Puskesmas Kecamatan Johar Baru dipimpin oleh dr. Budi Prayudi. Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah tinggi XXI Johar Baru Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat kecamatan, 6 Puskesmas tingkat kelurahan, 3 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru I, Johar Baru II, Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.1) Puskesmas Kelurahan Johar Baru IPuskesmas Kelurahan Johar Baru I beralamat di Jl. Mardani Raya 36 RT/RW 2/5.2) Puskesmas Kelurahan Johar Baru IIPuskesmas Kelurahan Johar Baru II beralamat di Jl. Percetakan Negara II.3) Puskesmas Kelurahan Johar Baru IIIPuskesmas Kelurahan Johar Baru III beralamat di Jl. Keramat Jaya Gg IX.4) Puskesmas Kelurahan GalurPuskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl. Kampung Rawa tengah Gg IX.5) Puskesmas Kelurahan Tanah TinggiPuskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg. VII/12.6) Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT 11/4.

Gambar 1.2 Peta Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2014Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru tahun 2014

Gambar 1.3 Struktur organisasi puskesmas kecamatan johar baru tahun 2014

Luas wilayah kerja setiap puskesmas :1. Kelurahan Galur: 26,2 Ha2. Kampung Rawa: 30,1 Ha3. Johar Baru I: 52,4 Ha4. Johar Baru III: 54,8 Ha5. Tanah Tinggi: 62,29 Ha6. Johar BaruII: 63,3 Ha7. Kecamatan Johar Baru: 67,2 HaJumlah penduduk berdasarkan wilayah kerja puskesmas :1. Johar Baru I: 9.111 Jiwa2. Johar Baru III: 9.251 Jiwa3. Johar Baru II: 9.603 Jiwa4. Kecamatan Johar Baru : 10.038 Jiwa5. Kelurahan Galur: 16.977 Jiwa6. Kelurahan Kmpung Rawa: 21.203 Jiwa7. Kelurahan Tanah Tinggi: 40.078 Jiwa(b). Gambaran Umum Puskesmas Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan. Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional. Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain : Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif, Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated), Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service menjadi pembayaran secara pra-upaya, Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtifmenjadi investasi, Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership), Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi otonomi daerah (decentralization), Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi. Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk.Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :1. Promotif (peningkatan kesehatan)2. Preventif (upaya pencegahan)3. Kuratif (pengobatan)4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal. Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:1. Promosi kesehatan masyarakat2. Kesehatan lingkungan3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)4. KB (Keluarga Berencana)5. Perbaikan gizi masyarakat6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular)7. Pengobatan dasarBerikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu; Tabel 1.3 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di PuskesmasNoUpaya Kesehatan WajibKegiatanIndikator

1Promosi KesehatanPenyuluhan di Dalam dan di Luar GedungRW siagaTatanan sehat

Perbaikan perilaku sehat

2Kesehatan LingkunganPenyehatan pemukimanCakupan air bersih

Cakupan ABJ

Cakupan TTU

3Kesejahteraan ibu dan anakANCCakupan K1, K4

Pertolongan persalinanCakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

ImunisasiCakupan imunisasi

4Keluarga BerencanaPelayananKeluarga BerencanaCakupan MKET

5Pemberantasan penyakit menularDiareCakupan kasus diare

ISPACakupan kasus ISPA

MalariaCakupan kasus malaria

Cakupan kelambunisasi

TuberkulosisCakupan penemuan kasus

Angka penyembuhan

6GiziDistribusi vit A / Fe / cap yodiumCakupan vit A / Fe / cap yodium

PSG% gizi kurang / buruk, SKDN

Promosi Kesehatan% kadar gizi

7PengobatanMedik dasarCakupan pelayanan

UGDJumlah kasus yang ditangani

Laboratorium sederhanaJumlah pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :1. Upaya Kesehatan Sekolah2. Upaya Kesehatan Olahraga3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat4. Upaya Kesehatan Kerja5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut6. Upaya Kesehatan Jiwa7. Upaya Kesehatan Mata8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas. Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP.Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota. Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :1. Azas pertanggungjawaban wilayah bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas Pemberdayaan masyarakatPuskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wredag. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).3. Azas Keterpaduan Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :a. Keterpaduan Lintas Program Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain : Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan. UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa. Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi. Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa & promosi kesehatan.b. Keterpaduan Lintas Sektor Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain : UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan & agama. Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian. KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB. Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan. Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.4. Azas Rujukan Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :a. Rujukan Medis Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas : Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.b. Rujukan Kesehatan MasyarakatRujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam : Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu. Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :(1). Pusat Pembangunan Berwawasan Kesehatan Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :

a. Tatanan sekolahb. Tatanan tempat kerjac. Tatanan tempat-tempat umum(2). Pusat Pemberdayaan Masyarakat Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatanc. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).(3). Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.(c). Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Visi Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju masyarakat sehat dan mandiri. Misi1. Memberikan Pelayanan kesehatan prima dan merata.2. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan medis dan non medis Puskesmas.3. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.4. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Motto Komitmen bersama Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah Prima Sehat Mandiri untuk Semua(d). Tata Kerja1. Profesional dalam memberikan pelayanan2. Responsibility dalam melaksanakan tugas yang diberikan3. Inovatif dalam pelayanan kesehatan yang diberikan4. Measurable dalam kualitas pelayanan kesehatan5. Aktif dalam melakukan perbaikan dan pengembangan

(e). Sumber DayaSarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain: Dana Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan diperlukan dana baik yang bersumber dari pemerintah maupun dari masyarakat, pengalokasian dana dalam program atau kegiatan hendaknya disesuaikan dengan prioritas yang berorientasi pada manfaat dan daya guna yang akan dicapai. BLUD Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagaimana Intansi pemerintah di bidang kesehatan dibawah PEMDA DKI Jakarta, sebagai pendanaannya berasal dari anggaran pemerintah daerah DKI Jakarta disamping sesuai aturan dari Pemda DKI Jakarta dapat diperoleh dari masyarakat umum. (Subsidi, BLUD, BOK). Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia adalah faktor terpenting dalam suatu organisasi, karena merupakan motor penggerak dari suatu organisasi atau lembaga dalam menangani masalah yang dihadapi untuk mencapai Jakarta Sehat tahun 2015. Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai motor penggerak usaha kesehatan di wilayahnya sangat jauh sekali dari komposisi yang ideal untuk segi sumber daya yang ada. Banyaknya pegawai yang akan mengalami masa pensiun, dan kurangnya tenaga pekarya merupakan hal yang dihadapi. Rasio jumlah pegawai dan beban yang ada sangat kecil, hal ini sangat mengganggu dalam pelaksanaan program dan pelayanan terhadap masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru. Hal ini disebabkan oleh banyak berakhirnya masa kerja pegawai dan tidak adanya pengganti. Sarana dan pra sarana Wilayah Kecamatan Johar Baru yang merupakan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi. Sanagat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk menjaga kelangsungan pelayanan prima terhadap pasien. Masih banyaknya sarana yang tidak layak sangat mengganggu kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Tenaga Medis & Non-medisMedis ; Dokter spesialis Dokter umum Dokter gigi Apoteker Perawat Perawat gigi Bidan Ahli Gizi

Tabel 1.4 Jumlah Tenaga Kerja Medis dan Non Medis di Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2014

Alat Medis & Non-medisMedis; Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum) 2 Unit Dental Unit USG Alat Apotek Tempat Tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)Non-Medis Alat perlengkapan Kartu diagnosis Kartu pasien, Formulir Laporan

1.1.3 Program Kesehatan Lingkungan Yang Diselenggarakan Di Kecamatan Johar Baru Kesehatan lingkungan masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang dikenal dengan basic seven dikarenakan kesehatan lingkungan mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap penyelesaian masalah-masalah kesehatan masyarakat. Dan juga masih terdapat penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Pengendalian faktor lingkungan yang baik sangat berguna dalam upaya penurunan angka kesakitan (morbidity rate) maupun menurunkan angka kematian (mortality rate) yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan. Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan salah satu Puskesmas yang memasukkan kesehatan lingkungan ke dalam program wajib puskesmas dan melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah kesehatan lingkungan yang terdapat di wilayah kerjanya.Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru tahun 2014 meliputi:a. Pemeriksaan dan Pemberantasan Sarang Nyamukb. Pembinaan Tempat Tempat Umum (TTU)c. Pemeriksaan Sarana Air Bersih & Air Minumd. Kegiatan Pembinaan Kesling Home Industry Dari empat program kegiatan tersebut, satu program yaitu program Pembinaan Kesling Home Industry adalah program yang tidak dijalankan oleh puskesmas Kecamatan Johar Baru, dikarenakan tidak adanya SDM dan dana yang diberikan dari suku dinas kepada puskesmas kecamatan sehingga pengumpulan data dan evaluasi program selama periode Januari desember 2014 tidak dilakukan.a. Pemeriksaan dan Pemberantasan Sarang NyamukPengendalian vektor dapat dilakukan melalui Pemeriksaan Jentik Berkala (jumantik), dan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Kegiatan program Pengendalian Vektor ini meliputi : Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Pemberantasan sarang nyamuk ke pemukiman penduduk kecamatan Johar Baru setiap hari Jumat serta dilakukan pemeriksaan jentik. Pemeriksaan jentik yang dilakukan oleh kader jumantik dilakukan setiap minggu untuk mendapatkan data ABJ (angka bebas jentik). Kader jumantik bekerja di bawah pengawasan kelurahan dan bertanggung jawab ke kelurahan. ABJ adalah angka yang menggambarkan persentase jumlah bangunan yang bebas jentik. Indikator Puskesmas Kecamatan Johar Baru untuk Angka Bebas Jentik (ABJ) yaitu >95 %.

Tabel 1.5 Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik Se-Kecamatan Johar Baru 2014

NO

PuskesmasRata-Rata Angka Bebas Jentik

Bangunan Yang DiperiksaBangunan Dengan Jentik( + )Bangunan Dengan Jentik ( - )Persentasi (%)

1Kecamatan Johar Baru1.057541.00394,8

2Kelurahan Galur5877151687,9

3Kelurahan Johar Baru I4894344691,2

4Kelurahan Johar Baru II6242759795,6

5Kelurahan Johar Baru III3222429892,5

6Kelurahan Kampung Rawa7653873796,3

7Kelurahan Tanah Tinggi9837490992,4

Jumlah 4.8273314.49693,14

Sumber : Laporan Tahunan Program Kesehatan Lingkungan 2014 Dari tabel 1.x dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 wilayah kerja yang mencapai target ABJ, yaitu wilayah kerja puskesmas kelurahan johar baru II dan kelurahan kampung rawa. Puskesmas Kecamatan Johar Baru melaksanakan evaluasi kinerja jumantik setiap 3 bulan sekali. Hal ini dilakukan untuk dapat melihat sampai sejauh mana jumantik telah melaksanakn pendataan. Evaluasi jumantik dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin triwulan untuk dapat melihat kendala dan masalah yang ditemukan oleh jumantik dalam melakukan PSN 30 menit setiap hari jumat.Adapun masalah yang didapat selama dalam evaluasi adalah : Masih ditemukan jentik di masing-masing wilayah, baik di Kel Galur, Kel Johar Baru, Kel Tanah Tinggi maupun di Kel. Kampung Rawa Diharapkan data ABJ tahun mendatang sudah total coverage dan mencakup seluruh 7 tatanan. Semua kelurahan sudah melaksanakan PSN hanya saja sistem pelaporan masih belum dikirim secara serentak setiap bulanya, diharapkan agar system pelaporan ini lebih baik lagi ditahun mendatang. Jumantik sudah berperan banyak dalam upaya pemberantasan jentik hanya saja lebih ditingkatkan lagi di dalam gebyar PSN setiap hari jumat agar masyarakat semakin memahmi pentingnya PSN bagi mereka. Presentasi ABJ yang baik terus meningkat setiap bulan. Diharapkan angka ini dapat menunjang dalam penurunan angka kesakitan DBD di tahun mendatang. Kegiatan monitoring PSN dilakukan setiap hari jumat, dilaksanakan oleh petugas kesehatan lingkungan yang ada di Puskesmas Kecamatan Johar Baru maupun petugas kesehatan lingkungan yang ada di puskesmas kelurahan yang berkoordinasi dengan petugas kesehatan di Sudinkes Jakarta Pusat dan Seksi Kesmas yang ada di kantor lurah. Hasil PSN berupa ABJ dari petugas puskesmas juga diterima dari jumantik yang bertugas di kantor lurah. Laporan jumantik ini dilaporkan setiap hari senin siang setiap mingggunya dan dilaporkan setiap hari rabu ke Sudinkes Pusat.b. Pembinaan Tempat Tempat Umum (TTU) Pembinaan TTU dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Dalam pembinaan tempat ibadah ada tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan karena ditemukan adanya jentik di halaman gereja dan bak air tempat kencing di Masjid. Pembinaan yang dilakukan di saran kesehatan adalah meliputi gedung RBS dan gedung Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan. Dalam pembinaan di RBS masih ada RBS yang belum mengelola sampah medisnya sesuai dengan persyaratan. Angka target dari pembinaan tempat-tempat umum yang telah ditetapkan adalah 100%.

Gambar 1.5 Hasil kegiatan pembinaan kualitas kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum Dari grafik 4.19 dapat disimpulkan bahwa dari program pembinaan tempat-tempat umum (TTU) dengan target 80 % didapatkan seluruh bangunan telah mencapai target yang ditentukan. Diantaranya penginapan (100%), tempat ibadah (80%), sarana kesehatan (88,9%) dan Institusi Pendidikan Dasar (100%)c. Pemeriksaan Sarana Air Bersih & Air Minum Pembinaan kesling depo dilakukan dua kali setahun. Pembinaan dilakukan sebelum pengambilan sampel air. Dari hasil laboratorium sampel depo air minum isi ulang ada sebanyak 20 depo, yang tidak memenuhi syarat kesehatan terdapat 7 depo karena filter air terlambat menggantikanya ada yang lebih dari 6 bulan, hal ini dapat mempengaruhi kwalitas air yang disaring / dihasilkan. Dari pengawasan sarana air PAM sebanyak 20 titik lokasi, masih terdapat 4 lokasi yang belum memenuhi syarat kesehatan karena dilingkungan sarana air PAM tersebut kondisinya kurang baik, hal ini akan berpengaruh pada kualitas air yang dihasilkan.

Tabel 1.6 Pembinaan Sarana Air Bersih Air MinumNOKEGIATANHASILCapaian(%)

DibinaMSTMS

12Pengawasan sarana air PAMPembinaan Kesling Depo Air20201613478065

Dari hasil pemeriksaan sample air minum depo, ditemukan depo yang airnya mengandung MPN Coliform dimana hasil ini tidak sesuai dengan PerMenKes RI No.492/MenKes/Per/vi/2010 tentang kualitas air minum Dari hasil pemeriksaan sample air PAM, ditemukan MPN Coliform yang tidak sesuai dengan kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air perpipaan, hal ini tidak sesuai dengan Permenkes RI No. 416/MenkES/Per/ix/1990 tentang syarat - syarat dan pengawasan kualitas air bersih. Disamping itu juga lingkungan disekitar sarana air PAM yang kurang bersih, hal ini akan berpengaruh pada kualitas air yang dihasilkanTabel 1.7 Pemeriksaan Sampel Air Bersih / Air MinumNOJENIS PEMERIKSAAN HASILCapaian (%)

DIBINAMSTMS

1234Kimia Air Bersih/PAMKimia Air Minum/Depo Air MinumMikrobiologi Air Bersih/PAM Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum202020202020167004131001008035

Program pemeriksaan Sarana air bersih yang dijalankan oleh petugas kesehatan lingkungan dari puskesmas kecamatan dibantu oleh petugas kesehatan lingkungan dari puskesmas kelurahan. Program ini dijalankan setiap 3 bulan sekali. Variabel yang diperiksa dalam program ini adalah pengawasan sarana air PAM, pembinaan Kesling depo air minum, dan pemeriksaan mikroskopis sampel air bersih. Dikatakan program ini berhasil jika persentasenya mencapai 80%. Kepemilikan Air bersih yang memenuhi syarat Diantara kegunaan kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum (termasuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit berupa, Syarat fisik : air bening (tidak berwarna), tidak berbau dan tidak berasa. Syarat Bakteri : cara mengetahui air bebas dari kontaminasi bakteri yaitu dengan cara diambil air sempel kemudian diperiksa di laboratorium. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.Coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan. Syarat Kimia : air yang sehat harus mengandung zat zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain, Flour (F) : 1 1,5 ; Chlor (Cl) : 250; Arsen (As) : 0,05 ; Tembaga (Cu) : 1 ; Besi (Fe) : 0,3 ; Zat Organik : 10 ; Ph (keasamaan) : 6,5 9,0 ; CO2 : 0.

1.2 Identifikasi Masalah Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan kesehatan lingkungan yang dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode tahun 2014, terdapat beberapa wilayah kerja puskesmas yang dapat memenuhi target dari keberhasilan masing-masing program, seperti pada program PSN hanya pada kelurahan Johar Baru II dan Kampung Rawa yang dapat mencapai target yaitu >95%. Persentasi yang didapatkan pada kelurahan tersebut yaitu Johar baru II sebesar 95,6% dan Kampung Rawa 96,3%. Dari program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dijalankan oleh seluruh puskesmas se-kecamatan johar baru, terdapat 5 wilayah kerja puskesmas yang belum mencapai target, yaitu puskesmas kecamatan johar baru, kelurahan galur, johar baru I, johar baru III dan kampung rawa, yang masing-masing secara berturut-turut sebesar 94,8%, 87,9%, 92%, 92,5%, 92,4%. Dari program pembinaan tempat-tempat umum (TTU) dengan target 80 % didapatkan seluruh bangunan telah mencapai target yang ditentukan. Diantaranya penginapan (100%), tempat ibadah (80%), sarana kesehatan (88,9%) dan Institusi Pendidikan Dasar (100%)Pada pemeriksaan Sarana Air Bersih & Air Minum di dapatkana data Se kecamatan 2 progam yang tidak memenuhi target yaitu Pembinaan Kesling Depo Air sebesar 65 % dan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum sebesar 35% Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain :1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.2. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%3. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%4. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru III bulan januari desember sebesar 92,5%5. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%6. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se-Kecamatan pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %7. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%1.3 Rumusan Masalah Setelah identifikasi masalah dari program kesehatan lingkungan di wilayah puskesmas kecamatan Johar Baru periode januari desember 2014 terdapat 7 masalah tentang program kesehatan lingkungan yang belum mencapai target. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program kesehatan lingkungan di puskesmas kecamatan Johar Baru adalah sebagai berikut :1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8% kurang dari target >95 %.2. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9% kurang dari target >95 %.3. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92% kurang dari target >95 %.4. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru III bulan januari desember sebesar 92,5% kurang dari target >95 %.5. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4% kurang dari target >95 %.6. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se-Kecamatan pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 % kurang dari target 80%.7. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35% kurang dari target 80%.

BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAHMasalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Pada Bab I, telah dirumuskan 6 masalah yang terdapat pada program kesehatan lingkungan di Se-Kecamatan Johar Baru. Idealnya, setiap masalah yang ada tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan tehnik scoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan scoring setiap masalahBerdasarkan hasil analisis program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang diangkat, maka di dapatkan 7 permasalahan. Adapun permasalahan tersebut meliputi :1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8% kurang dari target >95 %.2. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9% kurang dari target >95 %.3. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92% kurang dari target >95 %.4. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru III bulan januari desember sebesar 92,5% kurang dari target >95 %.5. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4% kurang dari target >95 %.6. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se-Kecamatan pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 % kurang dari target 80%.7. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35% kurang dari target 80%.Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot. Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup pentingA. Emergency Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah menggunakan proxy dari IR (Incidence Rate) atau CFR (Case Fatality Rate). Nilai proxy ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, serta justifikasi. Nilai CFR yang digunakan untuk Demam Berdarah Dengue yaitu dari 56 kasus dan 1 kematian yang ditemukan di puskesmas seluruh Kecamatan Johar Baru adalah 1,7 %. Nilai IR yang digunakan untuk Diare yaitu dari 3.556 kasus baru yang ditemukan di puskesmas seluruh Kecamatan Koja adalah 3,5 % (Profil Kecematan Koja, 2014). Tahap-tahap melakuan perhitungan skor emergency:1. Mengidentifikasi besarnya target dari setiap indikator program kesehatan lingkungan.2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil yang tercapai dari tiap-tiap progam Kesehatan Lingkungan).3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut dijumlahkan dengan angka proxy yang telah ditetapkan.4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan score emergency yang telah ditetapkan.Untuk menentukan score pada Emergency digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari 1 - 10 dengan jarak tiap range sebesar 5 agar mendapatkan nilai Emergency yang bervariasi.Tabel 2.1 Range pada Score EmergencyRangeScore

0 5,991

6 10,992

11 15,993

16 20,994

21 25,9926 30,9931 35,9936 40,9941 45,9946 50,995678910

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Kesehatan Lingkungan yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014

No.Daftar MasalahProxyRUMUS(Target-Cakupan)+ProxyScore

1.Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.CFR Demam Berdarah Dengue (DBD)(95-94,8) + 1,7= 0,2 + 0,84= 1,041

2.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%CFR Demam Berdarah Dengue (DBD)(95-87,9) + 1,7= 7,1 + 1,7= 8,82

3.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%CFR Demam Berdarah Dengue (DBD)( 95 92 ) + 1,7 = 3 + 1,7 = 4,71

4. Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru III bulan januari desember sebesar 92,5%CFR Demam Berdarah Dengue (DBD)( 95 92,5 ) + 1,7 = 2,5 + 1,7 = 4,21

5Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%CFR Demam Berdarah Dengue (DBD)( 95 92,4 ) + 1,7 = 2,6 + 1,7 = 4,31

6Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se-Kecamatan pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %IR Diare( 80 65 ) + 3,5 = 15 + 3,5 = 18,54

7Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%IR Diare( 80 35 ) + 3,5 = 45 + 3,5 = 48,510

Pada Emergency, daftar masalah program kesehatan lingkungan didapatkan Score terbesar adalah 10, yaitu pada Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru.B. Greetest MemberGreetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tahap-tahap melakukan perhitungan Score Greetest Member :1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan lingkungan.2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-tiap program kesehatan lingkungan.3. Hitung selisih dari target dan cakupan.4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan Score Greetest Member yang telah ditetapkan.Untuk menentukan score pada Greetest Member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score dari 1 - 9 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Greetes Member yang bervariasi.Tabel 2.3 Range pada Score Greetest MemberRangeScore

0 5,991

6 10,992

11 15,993

16 20,994

21 25,9926 30,9931 35,9936 40,9941 45,9956789

NoProgram dan KegiatanCakupan(a)Target(b)Selisih(b-a)Score

1Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.94,8 %95%0,2%1

2Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%87,9%95%7,1%2

3Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%92%95%3%1

4Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru III bulan januari desember sebesar 92,5%92,5%95%2,5%1

5Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%92,4 %95%2,6%1

6Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se-Kecamatan pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %65%80%15%3

7Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%35%80%45%9

Tabel 2.4 Daftar Masalah Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah

Pada Greetest Member daftar masalah program kesehatan lingkungan didapatkan Score terbesar adalah , yaitu pada Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru

Expanding Scope Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari 2014 Desember 2014NoWilayah KerjaJumlah PendudukNilai

1Johar Baru I9.111 Jiwa1

2Johar Baru III9251 Jiwa2

3Johar Baru II9.603 Jiwa3

4Kecamatan Johar Baru10.038 Jiwa4

5Kelurahan Galur16.977 Jiwa5

6Kelurahan Kampung Rawa21.203 Jiwa6

7Kelurahan Tanah Tinggi40.078 Jiwa7

8Se- Kecamatan Johar Baru166.261 Jiwa8

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah Periode Januari 2014 Desember 2014No.Wilayah KerjaLuas Wilayah (Ha)Nilai

1.Galur26,21

2.Kampong Rawa30,12

3.Johar Baru I52,43

4Johar Baru III54,84

5Tanah Tinggi62,295

6Johar Baru II63,36

7Kecamatan Johar Baru67,27

8Se-Kecamatan Johar Baru356,298

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Januari 2014 Juli 2014NilaiLintas Sektor

1Tidak ada keterpaduan lintas sector

2Ada keterpaduan lintas sector

Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan menjalankan keterpaduan lintas sektoral.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Tanah Tinggi Periode Januari 2014 Desember 2014No.Daftar MasalahJumlah PendudukLuas WilayahLintas SektorJumlah

1.Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan Johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.

4

7

2

13

2.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%

5

4

2

11

3.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%1326

4Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%26210

5Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%5229

6Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %88218

7Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%88218

Expanding scope tertinggi terdapat pada Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru dan Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru yaitu dengan nila 8C. FEASIBILITYFeasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi:1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas.

Tabel 2.9 Range pada Scoring Rasio Tenaga KesehatanRange Score

1: 1 1:1005

1: 101 1: 2004

1: 201 1: 3003

1 : 301 1: 4002

1: 401 1: 5001

Tabel 2.10 Scoring Rasio Juru Pemantau Jentik dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014No.PuskesmasJuru Pemantau JentikJumlah Rumah yang diperiksaRasioScore

1.Kecamatan Johar Baru81.0571 : 1324

2.

3.Kelurahan Johar Baru IKelurahan Johar Baru II3

4489

6241 : 163

1 : 1564

4

4.Kelurahan Johar Baru III23221 : 1614

5.Kelurahan Kampung Rawa37651: 2553

6.Kelurahan Tanah Tinggi29831: 4911

7.Kelurahan Galur35871: 1954

Tabel 2.11 Scoring Rasio Juru Pemantau Air Bersih dengan Jumlah Depo pada Program Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014No.Wilayah KerjaJuru Pemantau Air Bersih & MikrobiologiJumlah Depo yang diperiksaRasioScore

1.Se- Kecamatan Johar Baru1201 : 205

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014KategoriKetersediaanScore

TempatTidak ada1

Ada tetapi kurang2

Ada dan cukup3

Alat/ ObatTidak ada1

Ada tetapi kurang2

Ada dan cukup3

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu tidak ada, cukup dan kurang. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.

Tabel 2.12 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014DanaScore

Tidak ada1

Ada tetapi kurang2

Ada dan cukup3

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014

NoDaftar MasalahSDMFasilitas(Alat/Obat)DanaJumlah

1.Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan Johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.2226

2.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%

2

2

2

6

3.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%2226

4.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%2226

5.Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%3227

6. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %1225

7.Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%1225

Feasibility program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas kecamatan Johar Baru pada periode Januari 2014 Desember 2014 tertinggi pada cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes di wilayah kelurahan Kampung Rawa dengan jumlah score masing-masing 7.

D. POLICYUntuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan sebagai hasil justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari ada tidaknya kebijakan dan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy tentang kebijakan Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan Tanah Tinggi Januari 2014 - Desember 2014 No.ParameterScore

1Tidak ada kebijakan1

2Ada kebijakan2

Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy tentang undang- undang Terhadap Kegiatan Puskesmas di Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014

No.ParameterScore

1Tidak ada perundang-undangan1

2Ada perundang-undangan2

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan pada Puskesmas di Wilayah Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014NoDaftar MasalahAda kebijakanTidak ada kebijakanAda perundang-undanganTidak ada perundang-undanganJumlah

1Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan Johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.

2

0

2

0

4

2Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%

2

0

2

0

4

3Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%20204

4Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%20204

5Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4%20204

6Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %20204

7.Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%20204

Score Policy pada program kesehatan lingkungan memiliki score yang sama pada seluruh cakupan masalah.Setelah diklasifikasikan berdasarkan 5 kriteria, keseluruhan hasil penghitungan dari kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program kesehatan lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria, kemudian hasil perkaliaannya di jumlahkan.

47

NoKriteriaBobotMS 1MS2MS3MS4MS5MS6MS7

NBNNBNNBNNBNNBNNBNNBN

1Emergency5152101515154201050

2Greatest Member41428141414312936

3Expanding Scope313131133618103092718541854

4Feasibility24848484836510510

5Policy144444444444444

Jumlah233423631639205118463410046154

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan menurut Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Periode Januari 2014 Desember 2014

Keterangan :MS 1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes yang Diperiksa oleh Jumantik di wilayah kecamatan Johar baru bulan januari desember 2014 sebesar 94,8%.MS 2 Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Galur bulan januari desember 2014 sebesar 87,9%MS 3 Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%MS 4 Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan johar baru I bulan januari desember sebesar 92%MS 5 Cakupan angka bebas jentik nyamuk aedes yang diperiksa oleh jumantik di wilayah kelurahan Kampung Rawa bulan januari-desember sebesar 92,4MS 6 Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %MS 7 Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%Bedasarkan scoring MCUA, maka dipilih dua prioritas masalah yaitu :1. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %2. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%2.2 Mencari Kemungkinan Penyebab MasalahSetelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

0. Planning (perencanaan)Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.0. Organizing (pengorganisasian)Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.0. Actuating (pelaksanaan)Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.0. Controlling (monitoring)Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating) jika terjadi penyimpangan.Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan menggunakan diagram fishbone:1. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %2. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%Masing masing cakupan tersebut dapat dilihat pada digaram fishbone yang tergambar pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.

Gambar 2.1. Fishbone Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %

Gambar 2.2 fishbone Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%

BAB IIIMENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan3.1.1 Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %

Dari diagram fishbone yang dibuat maka didapatkan enam akar penyebab masalah, yaitu :Pada input :1. Peralatan, ruangan, dan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan tidak mencukupi2. Kurangnya dukungan dinas terkait dalam penyediaan fasilitas3. Kurangnya perencanaan anggaran pada program kerja4. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkaitPada proses :1. Pertanggungjawaban wilayah tidak dilaksanakan baik.2. Tenaga kesehatan menumpuk di program lain3. Pemimpin kurang mengayomi.Dari 7 akar penyebab yang paling mungkin diperoleh 3 penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :1. Peralatan, ruangan, dan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan tidak mencukupi2. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait3. Pertanggungjawaban wilayah tidak dilaksanakan baik

3.1.2Kemungkinan Akar Penyebab Masalah Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%Dari diagram fishbone yang dibuat maka didapatkan enam akar penyebab masalah, yaitu :Pada input :1. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait2. Dana yang tersedia kurang mecukupiPada proses :1. Kurangnya motivasi petugas kesehatan terkait dalam melakukan pelaporan program mikrobiologi depo air2. Kurangnya supervisi dan pengawasan dalam pengambilan sampel depot air3. Pertanggungjawaban wilayah tidak dilaksanakan baik.4. Kurangnya pelatihan tentang pengelolaan sampel depo air5. Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas

Dari 7 akar penyebab yang paling mungkin diperoleh 3 penyebab yang paling dominan berdasarkan hasil diskusi dan justifikasi sebagai berikut :1. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait2. Dana yang tersedia kurang mecukupi3. Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas

3.2Menetapkan Alternatif Pemecahan MasalahSetelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility Assassement ), yaitu dengan memberikan skoring 1 dan 5 pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.Tabel 3.1 Skoring Bobot Penetapan Alternatif Masalah dengan MCUASkorKeterangan

1Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal, Butuh Waktu Lama, Tidak Dapat Menyelesaikan Masalah Dengan Sempurna.

5Mudah Dilaksanakan, Tidak Butuh Biaya Mahal, Tidak Butuh Waktu Lama, Dapat Menyelesaikan Masalah Dengan Sempurna.

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah- masalah yang dicari prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah :1. Mudah dilaksanakan.Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling mudah dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.2. Murah biayanya.Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling murah biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya pelaksanaannya.3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 adalah masalah yang paling dapat diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya.4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurnaDiberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling mungkin diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang sulit diselesaikan dengan sempurna.3.1.1 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah sebagai berikut :1. Peralatan, ruangan, dan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan tidak mencukupiAlternatif pemecahan masalah :Melengkapi peralatan dan ruangan yang dibutuhkan untuk berjalannya program serta menambah petugas kesehatan yang terkait.2. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkaitAlternatif pemecahan masalah :Melakukan perekrutan dan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten3. Pertanggungjawaban wilayah tidak dilaksanakan baikAlternatif pemecahan masalah :Memberikan peringatan dan sanksi kepada pemegang program yang tidak melakukan tugas dengan baik, dengan tujuan untuk menimbulkan efek jera.

Tabel 3.2 MCUA Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %

NoParameterBobotAL 1AL 2AL 3

NBNNBNNBN

1Mudah dilaksanakan41414520

2Murah biayanya31313515

3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama25101212

4Dapat menyelesaikan dengan sempurna1111111

Jumlah181038

Keterangan:AL-1 :Melengkapi peralatan dan ruangan yang dibutuhkan untuk berjalannya program serta menambah petugas kesehatan yang terkait.AL-2 :Melakukan perekrutan dan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompetenAL-3 :Memberikan peringatan dan sanksi kepada pemegang program yang tidak melakukan tugas dengan baik, dengan tujuan untuk menimbulkan efek jera. Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:1. Memberikan peringatan dan sanksi kepada pemegang program yang tidakmelakukan tugas dengan baik, dengan tujuan untuk menimbulkan efek jera.2. Melengkapi peralatan dan ruangan yang dibutuhkan untuk berjalannya program serta menambah petugas kesehatan yang terkait.3. Melakukan perekrutan dan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten

3.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35% Dari 3 akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif masalah sebagai berikut :1. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkaitAlternatif pemecahan masalah: menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait 2. Dana yang tersedia kurang mecukupiAlternative pemecahan masalah : membuat anggaran dana untuk terlaksananya program pemeriksaan mikrobiologi air minum 3. Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugasAlternative pemecahan masalah : meningkatkan komunikasi dengan cara melakukan suatu diskusi dalam pembagian program kerja

Tabel 3.3 MCUA Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%NoParameterBobotAL 1AL 2AL 3

NBNNBNNBN

1Mudah dilaksanakan41414520

2Murah biayanya31313515

3Waktu penerapannya sampai masalah terpecahkan tidak terlalu lama212510510

4Dapat menyelesaikan dengan sempurna1111155

Jumlah101850

Keterangan:AL1 : menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkaitAL-2:membuat anggaran dana untuk terlaksananya program pemeriksaan mikrobiologi air minumAL-3: komunikasi dengan cara melakukan suatu diskusi dalam pembagian program kerjaDari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Meningkatkan komunikasi dengan cara melakukan suatu diskusi dalam pembagian program kerja2. membuat anggaran dana untuk terlaksananya program pemeriksaan mikrobiologi air minum3. menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait

BAB IVRENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Menyusun Rencana Usulan KegiatanSetelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar penyebab masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.4.1.1Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 yang didapatkan pada BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan program kerja puskesmas Kecamatan Tanah Tinggi bulan Januari Desember 2015. Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada tabel 4.1.

No.KeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiayaKet.

1.Meningkatkan komunikasi dengan cara melakukan suatu rapat/diskusi dalam pembagian program kerja1. Mengajukan permohonan pengadaan rapat kerja mengenai pembagian tugas pada masing-masing program kerja

1. Persetujuan permohonan dapat diadakannya rapat kerja1x setahun

2. Mengadakan rapat kerja mengenai pembagian tugas pada masing-masing program kerja

2. Mendapatkan hasil dari rapat kerja mengenai pembagian tugas secara jelas.

1x setahun

3. Menerapkan hasil dari rapat kerja mengenai pembagian tugas pada masing-masing program kerja

3. Meningkatya komunikasi dalam menjalankan masing-masing tugas dalam program kerja1x/setahun

2.Melengkapi peralatan dan ruangan yang dibutuhkan untuk berjalannya program serta menambah petugas kesehatan yang terkait.

1. Mengajukan permohonaan rapat mengenai pengadaan fasilitas dalam pembinaan depot air minum1.Mendapat persetujuan untuk mengadakan rapat pengadaan fasilitas dalam pembinaan depot air minum1x setahun

2. Mengadakan rapat mengenai pengadaan fasilitas dalam pembinaan depot air minum2. mendapatkan hasil berupa rincian tentang sarana dan fasilitas yang kurang memadai1x setahun

3. Menyusun dan mengajukan proposal rencana pengadaan sarana dan fasilitas yang menunjang berjalanya program

3. Proposal disetujui oleh pihak terkait1x setahun

4. Dilakukan pengadaan fasilitas dan sarana yang masih kurang sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

4. meningkatnya kinerja pembinaan depot air minum1x setahun

3.Melakukan perekrutan dan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten

1. Mengajukan permohonaan rapat evaluasi program untuk mengetahui adanya permasalahan pada masing-masing program1. Mendapat persetujuan untuk mengadakan rapat evaluasi program1xsetahun

2. Mengadakan rapat evaluasi program 2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dan penyebab masalah pada masing-masing program sebagai hasil evaluasi program.1xsetahun

3. Menyusun dan mengajukan proposal mengenai pelatihan dan penambahan tenaga kerja yang berkompeten

3. proposal disetujui2x setahun

Tabel 4.1 Rencana Usulan Kegiatan Program Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014

4.1.2Cakupan Pemeriksaan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan meningkatkan Cakupan Pemeriksaan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 pada BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan program kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru januari-desember 2014 . Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada tabel 4.2.Tabel 4.2 Rencana Usulan Program Kerja Pemeriksaan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014No.KeputusanRencana KegiatanTargetVolume KegiatanBiaya

1.Melakukan rapat kerja dan evaluasi antara petugas kesehatan lingkungan dan petugas lain yang terkait program jamban sehat.1. Mengajukan permohonan pengadaan rapat kerja dan evaluasi antara petugas kesehatan lingkungan dan petugas lain yang terkait program jamban sehat.1.Persetujuan permohonan untuk segera diadakannya rapat evaluasi2x setahun

2. Mengadakan rapat kerja dan evaluasi antara petugas kesehatan lingkungan dan petugas lain yang terkait program.2.Mendapatkan hasil dari rapat kerja dan evaluasi .

2x setahun

3.Mendapatkan hasil dari rapat kerja dan evaluasi untuk selanjutnya diterapkan di masyarakat

3. Menerapkan hasil rapat kerja dan evaluasi tersebut di masyarakat .1x/setahun

2.membuat anggaran dana untuk terlaksananya program pemeriksaan mikrobiologi air minum

1. Mengajukan permohonaan rapat evaluasi program untuk mengetahui adanya permasalahan pada masing-masing program1. Mendapat persetujuan untuk mengadakan rapat evaluasi program1x setahun

2 Mengadakan rapat evaluasi program 2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dan penyebab masalah pada masing-masing program sebagai hasil evaluasi program.1x setahun

3. Menyusun dan mengajukan proposal penyediaan dana untuk pelaksanaan program pemeriksaan mikrobiologi depot air minum3. disetujuinya proposal dan tersedianya dana1x setahun

3.menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait

1. Mengajukan permohonaan rapat evaluasi program untuk mengetahui adanya permasalahan pada masing-masing program1. Mendapat persetujuan untuk mengadakan rapat evaluasi program1xsetahun

2. Mengadakan rapat evaluasi program 2. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi dan penyebab masalah pada masing-masing program sebagai hasil evaluasi program.1xsetahun

3. Menyusun dan mengajukan proposal mengenai pelatihan dan penambahan tenaga kerja yang berkompeten

3. proposal disetujui2x setahun

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanTerdapat satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang dievaluasi yaitu program Kesling (Kesehatan Lingkungan). Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru didapatkan 2 masalah yang teridentifikasi, sehingga kedua masalah tersebut menjadi prioritas masalah utama, yaitu :1. Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %2. Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara pemecahan masalah, yaitu :5.1.1Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %Akar penyebab masalah paling dominan :1. Peralatan, ruangan, dan petugas kesehatan untuk melakukan pembinaan tidak mencukupi2. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait3. Pertanggungjawaban wilayah tidak dilaksanakan baik5.1.2Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%Akar penyebab masalah paling dominan :1. Kurangnya perekrutan tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait2. Dana yang tersedia kurang mecukupi3. Kurangnya komunikasi dalam pembagian tugas

5.2SaranBerdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Johar Baru sebagai berikut :5.2.1Cakupan Pembinaan Kesling Depo Air Se- Kecamatan Johar Baru pada bulan januari desember 2014 sebesar 65 %1. Memberikan peringatan dan sanksi kepada pemegang program yang tidakmelakukan tugas dengan baik, dengan tujuan untuk menimbulkan efek jera.2. Melengkapi peralatan dan ruangan yang dibutuhkan untuk berjalannya program serta menambah petugas kesehatan yang terkait.3. Melakukan perekrutan dan pelatihan kepada tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten

5.2.2Cakupan Mikrobiologi Air Minum/Depo Air Minum Se-Kecamatan Johar Baru pada bulan januari-desember 2014 sebesar 35%1. Meningkatkan komunikasi dengan cara melakukan suatu diskusi dalam pembagian program kerja2. membuat anggaran dana untuk terlaksananya program pemeriksaan mikrobiologi air minum3. menambah jumlah tenaga kerja yang berkompeten oleh dinas terkait