keefektifan model nht berbantu powerpointlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan...

82
KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI DEBONG KIDUL KOTA TEGAL Skripsi diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Soraya Ulfah 1401413051 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: trananh

Post on 12-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINT

DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV

SD NEGERI DEBONG KIDUL

KOTA TEGAL

Skripsi

diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Soraya Ulfah

1401413051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi
Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi
Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi
Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

(1) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari suatu uruan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Al-

Insyirah 6-8)

(2) Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Al-Baqarah: 286)

(3) Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa pedihnya rasa sakit.

(Imam Ali Bin Abi Thalib AS)

Persembahan

Untuk Ibu Leli, Bapak Helmy, dan

Sabrina A‟inun Zuhria, Sahabat, dan

Keluarga.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Keefektifan Model NHT Berbantu Powerpoint Dalam

Pembelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini sehingga bisa terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan untuk menjadi mahasiswa UNNES.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang

telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian ini.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES yang telah memberi kesempatan untuk

memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES yang telah memberi kemudahan administrasi dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Drs. Utoyo, M.Pd., dan Drs. Suwandi, M.Pd., dosen pembimbing yang telah

memberi bimbingan, pengarahan, saran, dan motivasi kepada penulis,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd., dosen wali yang telah mengarahkan, memotivasi

serta membimbing selama penulis menjalankan studi di Universitas Negeri

Semarang.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

vii

7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal

Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES, yang telah banyak membekali penulis

dengan ilmu pengetahuan.

8. Staf TU dan karyawan Jurusan PGSD UPP Tegal FIP UNNES yang telah

banyak membentu administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Cahyani, S.Pd., Kepala SDN Debong Kidul dan Suratinah, S.Pd., Kepala SDN

Debong Tengah 01 Kota Tegal, yang telah mengizinkan penulis untuk

melakukan penelitian.

10. Bambang Subroto, S.Pd., Guru Kelas IVA SDN Debong Kidul dan Endah

Anani, Guru Kelas IVB SDN Debong Kidul yang telah membantu penulis

dalam melaksanakan penelitian.

11. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

UNNES angkatan 2013, yang saling memberi pengetahuan, semangat, dan

motivasi.

Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi

penulis sendiri dan masyarakat serta pembaca pada umumnya.

Penulis

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

viii

ABSTRAK

Ulfah, Soraya. 2017. Keefektifan Model NHT Berbantu Powerpoint Dalam

Pembelajaran PKn Kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang, Pembimbing I Drs. Utoyo, M.Pd,.

Pembimbing II Drs. Suwandi, M.Pd.

Kata Kunci: hasil belajar; model pembelajaran; motivasi belajar; NHT berbantu

powerpoint.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran

wajib yang diajarkan di SD. Pembelajaran Pkn dalam pelaksanaannya masih

menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi

bosan dan kurang termotivasi saat mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran

number head together (NHT) berbantu powerpoint dapat dijadikan sebagai

alternatif dalam pembelajaran PKn. Penerapan model pembelajaran NHT berbantu

powerpoint, dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran PKn. Tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui keefektifan number head together (NHT) berbantu

powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar PKn materi Globalisasi pada siswa

kelas IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal.

Desain penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental dengan bentuk

nonequivalent control group. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV

SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Sampel pada penelitian ini menggunakan

semua anggota populasi (sampling jenuh), yang berjumlah 61 siswa, terdiri dari

30 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas kontrol. Teknik pengumpulan data

yang digunakan meliputi dokumentasi, wawancara, observasi dan tes. Analisis

statistik yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha untuk uji validitas empirik dan

uji reliabilitas instrumen. Uji Lilliefors untuk menguji normalitas data, uji

Independent sampel t-test untuk uji homogenitas, uji Independent sample t-test

dan one sample t-test untuk uji hipotesis.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sampel t-test,

data motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (3,118 > 2,001)

dan nilai signifikansinya 0,003 < 0,05. Data hasil belajar siswa menunjukkan

bahwa nilai thitung > ttabel (2,179 > 2,001) dan nilai signifikansi 0,033 < 0,05,

sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi dan hasil belajar PKn

materi Globalisasi antara siswa kelas IV yang menerapkan model pembelajaran

number head together (NHT) berbantu powerpoint dengan yang menerapkan

model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan

uji one sample t-test, data motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa thitung lebih

besar dari ttabel (5,843 > 1,699). Sementara hasil uji hipotesis hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel (3,055 > 1,699). Berdasarkan data

tersebut dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran number head together

(NHT) berbantu powerpoint lebih efektif dalam pembelajaran PKn materi

Globalisasi siswa kelas IV dibandingkan dengan yang menerapkan model

pembelajaran konvensional. Diharapkan guru dapat menerapkan model Number

Head Together Berbantu Powerpoint dalam pembelajaran PKn di SD.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Prakata ............................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................ viii

Daftar Isi .......................................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ................................................................................................. xv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi

BAB

1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 11

1.3 Pembatasan Masalah ......................................................................... 12

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 12

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

1.5.1 Tujuan Umum ................................................................................... 13

1.5.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 13

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 14

1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................ 14

1.6.2 Manfaat Praktis ................................................................................. 15

2. KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 17

2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 17

2.1.1 Belajar ............................................................................................... 17

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................ 20

2.1.3 Pembelajaran ..................................................................................... 22

2.1.4 Efektifitas Pembelajaran .................................................................. 23

2.1.5 Motivasi Belajar ................................................................................ 26

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

x

2.1.6 Hasil Belajar ...................................................................................... 30

2.1.7 Model Pembelajaran ......................................................................... 33

2.1.8 Pembelajaran Konvensional .............................................................. 34

2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Number Head Together ............................ 35

2.1.10 Media Pembelajaran ......................................................................... 41

2.1.11 Powerpoint ......................................................................................... 42

2.1.12 Hakikat PKn SD ................................................................................ 44

2.1.13 Materi PKn SD .................................................................................. 45

2.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 47

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................. 52

2.4 Hipotesis ........................................................................................... 55

3. METODE PENELITIAN ............................................................................ 57

3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 57

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 59

3.2.1 Variabel Bebas .................................................................................. 59

3.2.2 Variabel Terikat ................................................................................. 59

3.3 Tempat Penelitian .............................................................................. 60

3.4 Populasi dan Sampel ......................................................................... 60

3.4.1 Populasi ............................................................................................. 61

3.4.2 Sampel ............................................................................................... 61

3.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 62

3.5.1 Variabel Model NHT Berbantu Powerpoint ..................................... 62

3.5.2 Variabel Motivasi Belajar ................................................................. 63

3.5.3 Variabel Hasil Belajar ....................................................................... 64

3.6 Data Penelitian ................................................................................. 64

3.6.1 Sumber Data ..................................................................................... 65

3.6.2 Jenis Data .......................................................................................... 66

3.7 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 66

3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur .......................................................... 66

3.7.2 Tes ..................................................................................................... 67

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xi

3.7.3 Kuesioner (Angket) ............................................................................ 68

3.7.4 Observasi ........................................................................................... 69

3.7.5 Dokumentasi ..................................................................................... 69

3.8 Instrumen Penelitian ......................................................................... 70

3.8.1 Wawancara Tidak Terstruktur .......................................................... 70

3.8.2 Tes ..................................................................................................... 71

3.8.3 Kuesioner (Angket) ............................................................................ 72

3.8.4 Instrumen Observasi ......................................................................... 72

3.8.5 Dokumen ........................................................................................... 75

3.8.6 Pengujian Instrumen ......................................................................... 76

3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................ 82

3.9.1 Deskripsi Data ................................................................................... 83

3.9.2 Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 85

3.9.3 Analisis Akhir ................................................................................... 87

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 90

4.1 Objek Penelitian ................................................................................ 90

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 90

4.1.2 Kondisi Responden ........................................................................... 91

4.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................... 92

4.2.1 Analisis Deskripsi Data Variabel Model NHT Berbantu Powerpoint 92

4.2.2 Analisis Deskriptif Data Hasil Pretest PKn ..................................... 96

4.2.3 Analisis Deskripsi Data Variabel Motivasi Belajar Siswa ................ 99

4.2.4 Analisis Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar Siswa ..................... 102

4.3 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ............................................ 103

4.3.1 Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest PKn Siswa (Data Awal) ....... 106

4.3.2 Uji Prasyarat Analisis ....................................................................... 107

4.3.3 Uji Hipotesis ..................................................................................... 109

4.4 Pembahasan ....................................................................................... 116

4.4.1 Perbedaan Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dengan

Model Konvensional pada Motivasi Belajar Sisawa ........................ 117

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xii

4.4.2 Perbedaan Penerapan Model NHT Berbantu Powerpoint dengan

Model Konvensional pada Hasil Belajar Sisawa .............................. 120

4.4.3 Keefektifan Pembelajaran Model NHT Berbantu Powerpoint

dengan Model Konvensional pada Motivasi Belajar Sisawa ............ 123

4.4.4 Keefektifan Pembelajaran Model NHT Berbantu Powerpoint

dengan Model Konvensional pada Hasil Belajar Sisawa .................. 128

5. PENUTUP ................................................................................................... 133

5.1 Simpulan ........................................................................................... 133

5.2 Saran ................................................................................................. 135

5.2.1 Bagi Guru ......................................................................................... 135

5.2.2 Bagi Sekolah ..................................................................................... 135

5.2.3 Bagi Peneliti Lanjutan ....................................................................... 136

5.2.4 Bagi Dinas Terkait ............................................................................ 136

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 138

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 139

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa .................................... 72

3.2 Kisi-kisi Pelaksanaan Pembel ajaran Model Number Head Together

Berbantu Powerpoint untuk Guru .................................................... 74

3.3 Kisi-kisi Pelaksanaan Pembelajaran Model Number Head Together

Berbantu Powerpoint untuk Siswa ................................................... 75

3.4 Output SPSS Uji Reliabilitas Soal Uji Coba .................................... 78

3.5 Kriteria Nilai Indeks ......................................................................... 84

4.1 Kondisi Responden ......................................................................... 92

4.2 Nilai Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Number Head

Together Berbantu Powerpoint untuk Guru ..................................... 93

4.3 Nilai Pengamatan Pelaksanaan Model Pembelajaran Number Head

Together Berbantu Powerpoint untuk Guru ...................................... 94

4.4 Deskripsi Data Nilai Pretest PKn Siswa .......................................... 96

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn Siswa ................................. 97

4.6 Deskripsi Data Nilai Indeks Motivasi Belajar Kelas Esperimen ..... 100

4.7 Deskripsi Data Nilai Indeks Motivasi Belajar Kelas Kontrol .......... 101

4.8 Rekapitulasi Nilai Indeks Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen

dan Kontrol ...................................................................................... 101

4.9 Data Nilai Posttest ............................................................................ 102

4.10 Deskripsi Data Frekuensi Nilai Postest PKn Siswa .......................... 103

4.11 Output Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest PKn Siswa ................ 106

4.12 Output Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 108

4.13 Output Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ..... 108

4.14 Output Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa ......................... 109

4.15 Output Uji Perbedaan Perbedaan Motivasi Belajar Siswa ............... 111

4.16 Output Uji Perbedaan Hasil Belajar Siswa ..................................... 112

4.17 Output Perhitungan Uji Pihak Kanan Motivasi Belajar Siswa ........ 113

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xiv

4.18 Output Perhitungan Uiji Pihak Kanan Hasil Belajar Siswa ........... 114

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................... 54

3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group ................................ 58

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn Siswa Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 98

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest PKn Siswa Kelas

Kontrol ................................................................................................ 99

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest PKn Siswa Kelas

Eksperimen .......................................................................................... 104

4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest PKn Siswa Kelas

Kontrol ................................................................................................ 105

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol .............................................................. 142

2. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ....................................................... 143

3. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ............................................................ 144

4. Nilai PKn Siswa Kelas Eksperimen ........................................................... 145

5. Nilai PKn Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 146

6. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol ........................................................ 147

7. Silabus ......................................................................................................... 148

8. Silabus Kelas Eksperimen ........................................................................... 149

9. Silabus Kelas Kontrol ................................................................................. 151

10. RPP Pertemuan 1 Kelas Eksperimen ........................................................ 153

11. RPP Pertemuan 2 Kelas Eksperimen ......................................................... 163

12. RPP Pertemuan 3 Kelas Eksperimen ........................................................ 172

13. RPP Pertemuan 1 Kelas Kontrol ............................................................... 182

14. RPP Pertemuan 2 Kelas Kontrol ............................................................... 191

15. RPP Pertemuan 3 Kelas Kontrol ............................................................... 200

16. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 209

17. Soal Uji Coba ............................................................................................ 213

18. Kunci Jawaban Soal Uji Coba .................................................................. 221

19. Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa .................................................. 222

20. Angket Motivasi Belajar Siswa .................................................................. 223

21. Lembar Validasi Ahli I .............................................................................. 226

22. Lembar Validasi Ahli II .............................................................................. 235

23. Lembar Validasi Angket Ahli I ................................................................... 244

24. Lembar Validasi Angket Ahli II ................................................................ 252

25. Uji Validitas Soal Uji Coba ....................................................................... 260

26. Uji Reabilitas Soal Uji Coba ..................................................................... 262

27. Taraf Kesukaran ........................................................................................ 263

28. Daya Beda Soal ......................................................................................... 264

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

xvii

29. Kisi-Kisi Soal Pretest ................................................................................ 265

30. Soal Pretest dan Posttest ............................................................................ 269

31. Validitas Instrumen Motivasi ..................................................................... 274

32. Kisi-Kisi Angket Motivasi ........................................................................ 276

33. Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................................. 277

34. Lembar Pengamatan untuk Guru .............................................................. 278

35. Deskriptor Lembar Pengamatan untuk Guru ............................................ 281

36. Lembar Pengamatan untuk Siswa .............................................................. 286

37. Deskriptor Lembar Pengamatan untuk Siswa ........................................... 292

38. Daftar Nilai PKn Pretest Siswa Kelas IVA ............................................... 297

39. Daftar Nilai PKn Pretest Siswa Kelas IVB ............................................... 298

40. Perhitungan Manual Pretest Siswa ........................................................... 299

41. Tabulasi Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksternal ..................................... 300

42. Tabulasi Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol ....................................... 302

43. Nilai Posttest Kelas IVA ............................................................................ 304

44. Nilai Posttest Kelas IVB ............................................................................ 305

45. Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar Siswa ............................................ 306

46. Uji Homogen Variabel Hasi Belajar Siswa ............................................... 307

47. Uji Independent Sampel T Test Motivasi Belajar Siswa ........................... 308

48. Uji Independent Sampel T Test Hasil Belajar Siswa ................................. 309

49. Uji Independent One Sampel T Test Motivasi Belajar ............................... 310

50. Uji Independent One Sampel T Test Hasil Belajar .................................... 311

51. Surat Ijin Penelitian dari BP4D ................................................................. 312

52. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Instrumen ......................... 313

53. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SDN Debong Kidul ..... 314

54. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 315

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan merupakan bagian awal skripsi yang memberikan

gambaran mengenai topik penelitian yang hendak disajikan. Dengan kata lain, bab

pendahuluan menguraikan alasan peneliti melakukan penelitian serta

permasalahan yang akan dipecahkan. Bagian pendahuluan terdiri dari: latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Uraian selengkapnya yaitu sebagai

berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi dan komunikasi

(IPTEK) pada arus globalisasi, menuntut manusia untuk dapat berkembang dan

menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan yang ada. Untuk dapat menyesuaikan

perubahan tersebut perlu diimbangi dengan sumber daya manusia yang baik.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu disiapkan sejak dini guna

menghadapi tuntutan perubahan zaman, cara meningkatkan sumber daya manusia

dapat melalui pendidikan. Susanto (2013) menyatakan, “Pendidikan merupakan

sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam

menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa”. Pendidikan merupakan

salah satu penentu mutu sumber daya manusia. Jika kualitas pendidikan di suatu

negara baik maka sumber daya manusia yang dibentuk akan baik pula. Undang-

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

2

Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1,

menyatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

Berdasarkan hal tersebut pendidikan memegang peranan penting dalam

kehidupan manusia. Potensi yang dimiliki manusia dapat berkembang secara

maksimal dengan memperoleh pendidikan. Selain itu manusia juga akan

mendapatkan wawasan atau ilmu baru di mana ilmu tersebut berguna bagi

kehidupannya di masyarakat. Berdasarkan penjabaran tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dalam

keberlangsungan pembangunan guna meningkatkan martabat bangsa. Pendidikan

di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan pendidikan

informal.

Pendidikan formal diselenggarakan dengan terstruktur atau sudah memiliki

aturan tertentu yang harus dijalankan dan berjenjang atau memiliki tahapan yang

harus ditempuh, mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan atas. Undang-

Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 Ayat 11 menjelaskan, “Pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang, terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”. Pendidikan dasar merupakan

pendidikan yang harus ditempuh sebelum menempuh pendidikan menengah.

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

3

Setiap warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan dasar, yaitu pendidikan

ditingkat SD dan SMP atau sederajat. Kewajiban menempuh pendidikan tersebut

tidak lain agar setiap warga negara Indonesia memiliki kecakapan dalam mengisi

kemerdekaan dan mencapai tujuan pendidikan.

Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan menciptakan manusia yang berjiwa

kuat dan beriman menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

ajaran agama yang dianutnya. Tujuan pendidikan formal bangsa tersebut

tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan akan tercapai apabila kualitas pendidikannya baik. Upaya

meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya adalah dengan melakukan

perbaikan kurikulum. Setijowati (2015: 1) menjelaskan, “Kurikulum adalah alat

untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum tidak hanya berisi program

kegiatan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat

evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan”. Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 19 menyatakan,

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi/bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

4

Kurikulum yang berlaku sekarang ini adalah Kurikulum 2013, kurikulum di

Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sejak kurikulum tahun 1964.

Namun di SD Negeri Debong Kidul yang akan dijadikan objek penelitian, masih

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan hasil

observasi, penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD

tersebut dikarenakan tenaga pendidik belum siap menerapkan kurikulum 2013.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab X pasal 37, menyebutkan kurikulum pendidikan dasar

dan menengah wajib memuat 10 mata pelajaran yaitu Pendidikan Agama, Bahasa,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni

dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan/Kejuruan, Muatan

Lokal dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Berdasarkan undang-undang

tersebut PKn merupakan matapelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) itu sendiri berdasarkan lampiran

Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 merupakan mata

pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang tidak hanya

memahami tetapi mampu melaksanakan hak serta kewajibannya sehingga menjadi

warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan

Pancasila dan UUD 1945 (Winataputra, 2008: 1.15). Susanto (2013: 225)

menjelaskan, “Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang

digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur

dan nilai moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia”. Berdasarkan

penjelasan tentang pendidikan kewarganegaraan dapat diperoleh kesimpulan

bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang digunakan

sebagai wadah atau wahana untuk membentuk masyarakat sesuai dengan nilai-

nilai yang ada di masyarakat.

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

5

Susanto (2013: 231) menyatakan bahwa daya tarik terhadap pelajaran PKn

masih lemah, karena membosankan dan cenderung tidak disukai siswa, materi dan

metodenya tidak menantang siswa secara intelektual. Adanya pernyataan tersebut

dikarenakan pembelajaran PKn di sekolah dasar masih berbentuk pembelajaran

konvensional. Majid (2013: 165) mengemukakan, “Pembelajaran konvensional

diartikan sebagai pembelajaran klasikal yang biasa dilakukan di mana guru

menjadi pusat pembelajaran, sehingga kurang memperhatikan situasi belajar yang

muncul”. Metode maupun model yang sering digunakan yaitu ceramah. Pada

prosesnya guru berceramah menyampaikan materi di depan kelas sedangkan

siswa mendengarkan di tempat duduk masing-masing. Keadaan tersebut membuat

motivasi siswa untuk belajar PKn menurun sehingga dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

Menurunnya motivasi dan hasil belajar PKn siswa, disebabkan oleh

beberapa faktor. Salah satu faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

siswa, yaitu tentang penerapan metode pembelajaran PKN yang masih terpusat

pada guru, sementara siswa cenderung pasif. Hal ini juga sangat mempengaruhi

motivasi siswa untuk belajar PKn, semakin rendah hasil belajar siswa dikarenakan

penggunaan metode yang kurang tepat, motivasi siswa untuk belajar PKn pun

semakin rendah.

Selain metode yang bersifat satu arah, pembelajaran PKn di sekolah dasar

masih menggunakan model pembelajaran konvensional, kegiatan pembelajaran

konvensional yang dilakukan masih didominasi oleh guru sebagai informan dan

siswa sebagai penerima informasi tanpa terlibat secara aktif. Hal inilah yang

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

6

menyebabkan mayoritas siswa beranggapan bahwa mata pelajaran PKn

membosankan. Hal ini pula yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa,

juga mempengaruhi optimalisasi pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, dapat diperoleh informasi

bahwa pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri Debong Kidul masih

menggunakan model pembelajaran konvensional. Proses pembelajaran yang

dilakukan terkesan monoton, siswa hanya mencatat dan mendengarkan tanpa

melakukan aktivitas. Seperti yang dijelaskan guru kelas IV bahwa siswa menjadi

kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa merasa bosan dan tidak

berkonsentrasi dalam pembelajaran. Selain itu jarangnya penggunaan media

dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan membutuhkan waktu yang lebih untuk

menyiapkan media. Indikasi tersebut dapat menunjukkan bahwa rendahnya

motivasi dalam kegiatan pembelajaran PKn di kelas. Rendahnya motivasi siswa

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Susanto (2013: 5) mendefinisikan, “Hasil belajar adalah kemampuan siswa

yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar”. Dilihat dari segi hasil,

pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku yang

positif, tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Depdiknas (2004)

dalam Susanto (2015: 54) menyatakan bahwa pembelajaran dapat dikatakan

tuntas apabila >75% dari jumlah siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan

Mimimal (KKM) yang telah ditentukan.

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

7

Hasil nilai semester 1 SD Negeri Debong Kidul dapat diketahui bahwa hasil

belajar yang diperoleh belum memuaskan, yaitu <75%. Nilai PKn yang diperoleh

oleh siswanya banyak yang kurang dari nilai KKM prosentasi keberhasilanya

hanya 16,7% dengan nilai KKM 75. Masih ada 25 siswa yang nilainya kurang

dari KKM dan 5 siswa yang nilainya di atas KKM, dapat dikatakan pembelajaran

yang dilakukan di SD Negeri Debong Kidul kurang efektif. Berdasarkan hasil

wawancara tersebut, agar pembelajaran PKn dapat efektif maka guru perlu

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran yang

relevan. Setiani dan Priansa (2015: 150) menyatakan bahwa model pembelajaran

dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dan terencana dalam mengorganisasikan proses pembelajaran peserta

didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Pemilihan dan penerapan model pembelajaran harus sesuai dengan

karakteristik anak dan juga karakteristik materi pelajaran. Hal ini dikarenakan

model pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa, selain

itu siswa merupakan pusat pembelajaran. Siswa bukan lagi sebagai objek dalam

pembelajaran namun sebagai subjek pembelajaran. Hal ini menjadikan

pembelajaran lebih bermakna sehingga diharapkan materi dapat tersampaikan

dengan maksimal.

Model pembelajaran yang dipilih diharapkan dapat meningkatkan motivasi

siswa sehingga meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang

tepat, yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

8

merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar bersama dalam sebuah

kelompok kecil. Rusman (2013: 202) mengemukakan, “Pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen”. Dalam proses pembelajaran siswa saling bertukar informasi untuk

memperoleh pengetahuan, sehingga sumber belajar tidak hanya dari guru saja tapi

bisa dari sesama siswa.

Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe, salah

satunya adalah Number Head Together (NHT). Kegiatan pembelajarannya yaitu

siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap anggota kelompoknya

diberi nomer kepala yang berbeda-beda, selanjutnya guru memberikan

masalah/pertanyaan yang harus diselesaikan. Masing-masing anggota kelompok

menyatukan kepala berdiskusi untuk menemukan jawaban yang tepat, setelah

kegiatan berdiskusi selesai guru memanggil salah satu nomor secara acak. Nomor

yang terpanggil di setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompoknya.

Jadi setiap siswa harus siap dan menguasai jawaban hasil diskusi kelompoknya,

sebab mereka tidak mengetahui nomor berapa yang akan ditunjuk.

Kesiapan siswa dalam menjawab dan menyampaikan hasil diskusi

kelompoknya menunjukkan bahwa mereka tetap memiliki beban belajar secara

individu. Masing-masing siswa dituntut untuk memahami jawaban hasil diskusi

kelompoknya. Setiani dan Priansa (2015: 260) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

9

menekankan pada struktur-struktur untuk mempengaruhi pola-pola interaksi

peserta didik yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.

Kelebihan NHT menurut Kurniasih dan Sani (2016: 30) yaitu:

1) dapat meningkatkan prestasi belajar; 2) mampu memperdalam

pemahaman siswa; 3) melatih tanggung jawab siswa; 4)

menyenangkan siswa dalam belajar; 5) mengembangkan rasa ingin

tahu siswa; 6) meningkatkan rasa percaya diri siswa; 7)

mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama; 8) setiap siswa

termotivasi untuk menguasai materi; 9) menghilangkan kesenjangan

antara yang pintar dan tidak pintar; 10) tercipta suasana gembira dalam

belajar, meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir, siswa tetap

antusias dalam belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas, pertama model NHT dapat meningkatkan

prestasi belajar. Siswa dituntut untuk dapat menguasai materi sebagai kesiapan

siswa dalam menjawab dan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar. Setiap siswa menjadi termotivasi, hal ini

berkaitan dengan kegiatan NHT yaitu pengambilan nomor secara acak untuk

menyampaikan hasil diskusi. Hal ini membuat siswa termotivasi untuk menguasai

materi. Penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT diharapkan dapat

menjadikan pembelajaran menjadi lebih efektif.

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik, demikian

pula media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran perlu direncanakan

dengan baik. Penelitian ini menggunakan metode NHT dalam pembelajaran PKn

dengan memanfaatkan media pembelajaran powerpoint. Microsoft PowerPoint

merupakan program untuk menyusun presentasi yang termasuk di dalam paket

Microsoft Office. Powerpoint adalah aplikasi yang tergabung dalam Microsoft

office yang biasa digunakan untuk presentasi. Beberapa hal yang menjadikan

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

10

media ini menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran adalah berbagai

kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa

diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunannya (Daryanto, 2010 : 163).

Melalui fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik.

Begitu juga dengan adanya fasilitas: front picture (gambar), sound (suara) dan

effect (pengaruh atau akibat) dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus.

Apabila slide ini disajikan, maka para siswa dapat ditarik perhatiannya untuk

menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian, akan menciptakan

suasana pembelajaran yang menarik dan interaktif karena siswa dapat termotivasi

mengikuti kegiatan pembelajaran, proses tersebut harapannya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Penulis memilih model pembelajaran Number Head Together untuk diteliti

didukung oleh penelitian terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arni,

2013 UNNES dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Number Head

Together Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar Pada Siswa Kelas

V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 Dan 02 Kabupaten Tegal”. Hasil

penelitian ini adalah motivasi belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran Number Head Together lebih baik dari pada motivasi belajar

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Sementara itu,

hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung sebesar 2,072 dan

ttabel sebesar 1,686 (thitung > ttabel), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

11

model pembelajaran Number Heads Together lebih baik dari pada hasil belajar

siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran konvensional.

Rica (2011) dengan judul “Efektivitas Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe

Number Head Together (NHT) dengan Pemanfaatan Media Pembelajaran

PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Ma Nu

Mu’allimat Kudus”. Berdasarkan data yang diambil dengan teknik tes dan

dianalisi dengan uji beda , hasil belajar untuk kelas eksperimen meningkat

15,63% dan hasil belajar untuk kelas kontrol meningkat 8,31%. Simpulan dari

penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Number

Head Together (NHT) dengan pemanfaatan media pembelajaran powerpoint lebih

efektif daripada dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran

konvensional berbantuan buku paket ekonomi kelas XI SMA penerbit BSE untuk

materi akuntansi pokok bahasan jurnal umum di MA NU Mu‟allimat Kudus.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian mengenai keefektifan dari penerapan model Number Head Together

(NHT) berbantu powerpoint terhadap motivasi dan hasil belajar yang berjudul

“Keefektifan Model NHT Berbantu Powerpoint Dalam Pembalajaran PKn Kelas

IV SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, ditemukan beberapa permasalahan. Oleh karena

itu, masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

(1) Kurangnya variasi pembelajaran mengakibatkan siswa kurang termotivasi.

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

12

(2) Model pembelajaran yang digunakan masih secara konvensional.

(3) Kurangnya variasi media pembelajaran yang digunakan guru.

(4) Banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM).

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah

pada penelitian ini. Untuk menghindari kesalahan maksud, tujuan, serta agar lebih

efektif dalam melakukan penelitian, maka pembatasan penelitian ini yaitu:

(1) Model pembelajaran yang digunakan yaitu model Number Head Together

(NHT) berbantu powerpoint.

(2) Variabel terikat yang akan diteliti adalah motivasi dan hasil belajar kognitif.

(3) Materi yang dipilih pada mata pelajaran PKn kelas IV yaitu materi

globalisasi.

(4) Populasi yang dipilih yaitu siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri Debong

Kidul Kota Tegal.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan

jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan pembatasan masalah, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(1) Bagaimana perbedaan motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn materi

globalisasi yang dibelajarkan menggunakan model NHT berbantu

powerpoint dengan yang dibelajarkan dengan model konvensional?

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

13

(2) Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi

globalisasi yang dibelajarkan menggunakan model NHT berbantu

powerpoint dengan yang dibelajarkan dengan model konvensional?

(3) Apakah penggunaan model NHT berbantu powerpoint lebih baik atau tidak

lebih baik dalam motivasi belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn

materi globalisasi?

(4) Apakah penggunaan model NHT berbantu powerpoint lebih baik atau tidak

lebih baik dalam hasil belajar siswa kelas IV pada pembelajaran PKn materi

globalisasi?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arahan yang ingin dicapai peneliti dalam

penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang suatu pernyataan informasi (data) yang

akan digali (diketahui) melalui penelitian. Pada bagian ini akan diuraikan tujuan

penelitian umum dan khusus yang akan dijelaskan sebagai berikut:.

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum merupakan tujuan yang bersifat umum dan luas cakupannya.

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk menguji keefektifan model NHT berbantu

powerpoint dalam pembelajaran PKn dibandingkan pembelajaran konvensional.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus adalah sesuatu yang ingin dicapai dan diketahui secara lebih

detail. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

(1) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan motivasi belajar siswa kelas

IV antara yang menggunakan model NHT berbantu powerpoint dan yang

menggunakan model konvensional pada pembelajaran PKn.

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

14

(2) Menganalisis dan mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa kelas IV

antara yang menggunakan model NHT berbantu powerpoint dan yang

menggunakan model konvensional pada pembelajaran PKn.

(3) Menganmalisis dan mendeskripsikan keefektifan penggunaan model NHT

berbantu powerpoint terhadap motivasi belajar siswa kelas IV pada

pembelajaran PKn.

(4) Menganalisis dan mendeskripsikan keefektifan penggunaan model NHT

berbantu powerpoint terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada

pembelajaran PKn.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat

yang diperoleh dari penelitian ini dijelaskan selengkapanya sebagai berikut:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yaitu manfaat hasil penelitian yang berhubungan dengan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan objek penelitian. Berikut adalah

penjelasan dari manfaat teoritis dalam penelitian ini:

(1) Memberikan informasi mengenai model NHT dan media powerpoint dalam

pembelajaran PKn kelas IV materi globalisasi.

(2) Menjadi pedoman dan rujukan bagi guru dan peneliti lain pada penerapan

model NHT berbantu powerpoint di sekolah pada mata pelajaran PKn materi

globalisasi.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

15

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian yang bersifat

praktik dalam pembelajaran. Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan

dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis. Manfaat Praktis berkaitan

dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian

terhadap obyek penelitian baik idividu, kelompok, maupun organisasi. Manfaat

praktis yang didapat melalui penelitian ini antara lain:

1.6.2.1 Bagi Siswa

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini yaitu siswa dapat

memahami materi PKn dengan lebih mudah dan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran PKn menjadi meningkat.

1.6.2.2 Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi guru. Manfaat yang dapat

diperoleh guru dari penelitian ini yaitu wawasan guru mengenai model

pembelajaran dan penggunaan media yang lebih bervariasi yang berpengaruh pada

aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi bertambah.

1.7.2.2 Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanafaat bagi sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran PKn. Penelitian ini bermanfaat menambah inovasi

dalam penggunaan model pembelajaan, sehingga dapat meningkatkan kualitas

proses, hasil pembelajaran, dan mutu pendidikan. Hasil penelitian ini dapat

memperkaya dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya.

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

16

1.6.2.3 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti yaitu memberikan pengalaman

melaksanakan penelitian dibidang pendidikan. khususnya mengenai penerapan

model kooperatif yaitu penerapan model Number Head Together (NHT) berbantu

Powerpoint. Pengalaman yang peneliti peroleh dari penelitian ini dapat menjadi

bekal untuk melaksanakan penelitian selanjutnya dalam rangka menambah

pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti sendiri.

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

17

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab kajian pustaka membahas tentang landasan teoritis yang digunakan

dalam penelitian ini. Bab ini terdiri dari: (1) Landasan Teori; (2) Penelitian

Relevan; (3) Kerangka Berpikir; dan (4) Hipotesis. Bagian hasil penelitian yang

relevan memuat tentang fakta-fakta atau hasil penelitian terdahulu yang relevan

dengan judul penelitian. Bagian landasan teori memuat tentang teori dasar yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan. Bagian kerangka berpikir disusun

berdasarkan latar belakang masalah yang ditunjang oleh teori-teori dan bukti

empirik dari hasil penelitian terdahulu. Bagian hipotesis dirumuskan dengan

mengacu pada kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan kerangka berpikir. Berikut

uraian selengkapnya.

2.1 Kajian Teori

Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang melandasi suatu penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan beberapa landasan teori. Landasan

teori yang melandasi penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

2.1.1 Belajar

Slameto (2013: 2) mendefinisikan, “Belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”. Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2011: 35) mendefinisikan,

“Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubhan

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

18

tingkah laku yang baru baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu”.

Burton dalam Susanto (2013: 3) mendefinisikan bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku karena adanya interaksi antara individu dengan individu

lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mampu berinteraksi dengan

lingkungannya. Rifa‟i dan Anni (2012: 66-67) menyebutkan, “Konsep belajar

mengandung tiga unsur utama, yaitu (a) belajar berkaitan dengan perubahan

tingkah laku; (b) perubahan perilaku terjadi karena didahului oleh proses

pengalaman; (c) perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen”.

Berdasarkan konsep belajar di atas mengandung arti bahwa perilaku

mengacu pada sebuah tindakan atau berbagai tindakan, perubahan perilaku itu

mengacu pada melakukan, mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan

kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh

pendidik. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat dikatakan telah belajar.

Perubahan perilaku terjadi didahului oleh proses pengalaman, baik pengalaman

fisik, psikis dan sosial. Perubahan tersebut bersifat relatif permanen, lamanya

perubahan yang terjadi pada seseorang sukar untuk diukur karena dapat

berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-

tahun.

Gagne (1977) dalam Rifa‟i dan Anni (2012: 68) mengemukakan, “Belajar

merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling

kait-mengkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku”. Unsur yang dimaksud

adalah: (1) peserta didik; (2) rangsangan; (3) memori; 4) respon. Berkaitan dengan

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

19

hal tersebut dapat digambarkan bahwa dalam proses belajar rangsangan yang

diterima diorganisir di dalam saraf dan ada yang disimpan di memori dan

diterjemahkan sehingga menghasikan tindakan atau respon.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut menurut

Slameto (2010: 3-5) adalah: (1) terjadi secara sadar; (2) bersifat kontinyu dan

fungsional; (3) bersifat positif dan aktif: (4) bersifat sementara; (5) bertujuan atau

terarah; (6) mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan terjadi secara sadar,

artinya seseorang yang belajar menyadari terjadinya perubahan dalam dirinya.

Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, perubahan berlangsung

secara berkesinambungan, tidak statis. Perubahan dalam belajar bersifat positif

dan aktif artinya, perubahan senantiasa bertambah dan tertuju pada susuatu yang

lebih baik. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, berarti bahwa

tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, hal ini berarti bahwa

perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Mencakup

seluruh aspek tingkah laku artinya, perubahan yang diperoleh seseorang setelah

melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku baik

sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasaan yang

dikemukakan oleh beberapa tokoh maka dapat disimpulkan bahwa belajar

perubahan tingkah laku yang terjadi akibat adanya interaksi dengan

lingkungannya melalui pengalaman menyangkut aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

20

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar yang terjadi pada masing-masing siswa mempunyai hasil yang

berbeda antara satu individu dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan

perilaku siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Perbedaan hasil belajar

pada masing-masing individu bergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Rifa‟i dan Ani (2012: 81) menyatakan:

Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil

belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi

internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi

psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial,

seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

Menurut Slameto (2013: 54-72), faktor yang mempengaruhi belajar dibagi

menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari 3 faktor

yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan kelelahan.

Faktor jasmani didalamnya terdapat faktor kesehatan dan cacat tubuh.

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap kegiatan belajarnya. Agar seseorang

dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap

terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,

belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. Keadaan cacat

tubuh juga mempengaruhi belajar.Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu.

Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan kusus atau

diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh

kecacatannya itu.

Faktor psikologis yang meliputi tujuh faktor yang di antaranya yaitu:

intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Dari tujuh

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

21

faktor yang mempengaruhi faktor psikologis dalam belajar berisi tentang berbagai

hal yang berkenaan dengan perilaku yang dibutuhkan dalam berbagai hal. Faktor

internal yang terakhir yaitu faktor kelelahan. Kelelahan dibedakan menjadi dua

macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat

dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk memberingkan

tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilan sesuatu hilang.

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu yang sedang

belajar. Faktor eksternal dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga,

faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang budaya. Faktor sekolah

mencangkup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekola, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi

kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang

memengaruhi proses belajar berasal dari dua faktor utama yaitu faktor intern yang

berasal dari dalam diri individu dan faktor ekstern yang berasal dari luar individu

atau lingkungan. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan saling memengaruhi,

sehingga dapat memberikan dampak baik maupun sebaliknya, oleh karena itu

dibutuhkan kerja sama yang baik antar orang tua, sekolah, dan lingkungan

masyarakat, agar siswa dapat mengoptimalkan proses belajarnya.

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

22

2.1.3 Pembelajaran

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab 1 Pasal 1 Ayat 20 menyatakan, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Gagne,

Briggs, dan Wager (1992) dalam Winataputra (2008: 1.19) mendefinisikan,

“Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan

terjadinya proses belajar pada siswa”. Winkel (1991) dalam Siregar (2014: 12)

mendefinisikan, “Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian

intern yang berlangsung dialami siswa”.

Winkel (1991) dalam Siregar (2014: 12), menjelaskan bahwa pembelajaran

sebagai pengaturan dan pencitaan kondisi – kondisi ekstern sedemikian rupa,

sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya. Miarso

(1993) dalam Siregar (2014: 12), menjelaskan bahwa pembelajaran adalah usaha

pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah

ditentukan sebelum proses dilaksanakan, dan pelaksanaannya terkendali.

Rombepajung (1988) dalam Thobroni (2016: 17) mendefinisikan bahwa

pembelajaran adalah pemerolehan suatu keterampilan mata pelajaran atau

pemorolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran.

Surya (2003) dalam Sobandi (2008: 153) mendefinisikan, “Pembelajaran adalah

suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”. Thobroni (2016: 19) menjelaskan bahwa

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

23

pembelajaran merupakan suatu proses belajar yang berulang-ulang menyebabkan

perubahan perilaku yang disadari dan cenderung tetap.

Majid (2015: 4) mengemukakan bahwa istilah pembelajaran (instruction)

bermakna sebagai, upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang

melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran tidak hanya terbatas

pada hal-hal yang dilakukan guru, tetapi mencakup semua hal yang

mempengaruhi langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian

yang diturunkan dari berbagai sumber belajar. Berdasakan pengertian yang

dijabarkan dapat diperoleh kesimpulan, pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

yang terencana dilakukan pendidik untuk membelajarkan peserta didik

memperoleh ilmu, pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman, dengan

menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

2.1.4 Efektifitas Pembelajaran

Salah satu keberhasilan pembelajaran adalah dengan meningkatnya kualitas

pembelajaran. Kualitas pembelajaran tergantung pada pembelajaran efektif.

Hamalik (2015: 171) mendefinisikan, “Pengajaran efektif adalah pengajaran yang

menyediakan kesempatan siswa belajar sendiri atau aktivitas belajar”. Susanto

(2016: 53-54) menyatakan bahwa pembelajaran efektif merupakan tolak ukur

keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif

apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun

sosialnya. Sebab dalam proses pembelajaaran aktivitas yang menonjol pada

peserta didik.

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

24

Dunn (1992) dalam Huda (2014: 7) mengemukakan, “Selain keterlibatan

siswa aktif dalam pembelajaran efektif, peran guru dalam pembelajaran

dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kelas dengan keadaan yang kondusif”.

Susanto (2015: 54-55) menjelaskan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan

untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif, diantaranya: (1) guru membuat

persiapan mengajar yang sistematis; (2) penyampaian materi yang sistematis dan

bervariasi; (3) waktu yang digunakan efektif; (4) motivasi mengajar dan motivasi

belajar siswa yang tinggi; (5) adanya hubungan interaktif yang baik di dalam

kelas. Slameto (2013: 92) menyebutkan bahwa ada beberapa syarat yang harus

diperhatikan agar guru dapat melaksanakan pengajaran yang efektif diantaranya:

(1) belajar secara aktif; (2) penggunaan metode; (3) motivasi; (4)

motivasi; (5) perbedaan individual; (6) membuat perencanaan; (7)

mampu menciptakan suasana yang demokratis; (8) sugesti; (9)

keberanian; (10) suasana demokratis; (11) masalah yang merangsang

untuk berpikir; (12) semua pelajaran perlu diintegrasikan; (13)

pelajaran dihubungkan dengan kehidupan nyata; (14) interaksi belajar

mengajar; (15) pengajaran remedial.

Belajar secara aktif, artinya baik fisik maupun mental mengalami aktivitas

misalnya kemampuan berpikir kritis, kemampuan menganalisis. Guru

menggunakan metode, penerapan variasi metode mengakibatkan penyajian

pembelajaran menjadi lebih menarik, mudah diterima dan suasana menjadi lebih

hidup. Motivasi berperan terhadap kemajuan perkembangan siswa dalam kegiatan

belajar. Apabila guru tepat dalam memberikan motivasi dapat meningkatkan

kegiatan pembelajaran. Selanjutnya kurikulum yang baik dan seimbang harus

mampu mengembangkan segala kepribadian siswa.

Masing-masing siswa mempunyai perbedaan dalam beberapa hal misalnya

bakat, intelegensi, sikap, dll. Sehingga menuntut guru untuk membuat

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

25

perencanaan yang biak agar dapat mengembangkan kemampuan siswa secara

menyeluruh. Persiapan yang baik dan perencanaan yang matang dapat

menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif guru dalam mengajar. Sugesti

diperlukan untuk merangsang siswa dalam kegiatan mengajar. Guru harus

memiliki keberanian untuk menghadapi siswa-siswanya, juga menghadapi

masalah di kelas. Keberanian guru dapat menimbulkan percaya diri dan

mencipkaan kewibawaan guru. Suasana yang demokratis dapat memberikan

dampak yang baik bagi siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Guru

perlu memberikan masalah yang merangsang siswa untuk berpikir, hal ini

bertujuan agar siswa bereaksi terhadap persoalan yang dihadapi.

Pelajaran yang diberikakn kepada siswa perlu diintegrasikan, sehingga siswa

memiliki pengetahuan yang utuh dan menyeluruh, tidak terpisah-pisah. Pelajaran

perlu dihubungkan dengan kehidupan di dunia nyata hal ini dikarenakan apabila

siswa telah selesai pendidikannya maka akan bekerja di masyarakat diharapkan

tidak akan canggung lagi. Interaksi belajar mengajar guru harus memberikan

kebebasan pada siswa untuk menyelidiki, mengamati, belajar, mencari pemecahan

masalah sendiri. Sehingga dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab pada siswa

dan membuat siswa tidak menggantungkan diri pada orang lain. Pengajaran

remedial berkaitan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa, guru dapat

meneliti dan menganalisiss faktor yang mempengaruhi sehingga dapat melakukan

pengajaran remedial.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran efektif

adalah pembelajaran yang menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga pada

proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil yang diinginkan. Selain itu guru

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

26

juga berperan aktif agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif. Salah satu

usaha yang dilakukan untuk menciptakan pembelajaran efektif adalah dengan

menerapkan dan memilih model pembelajaran dan media yang sesuai. Strategi

pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya yaitu model pembelajaran

number head together (NHT) dengan berbantu powerpoint.

2.1.5 Motivasi Belajar

Cropley (1985) dalam Siregar dan Nara, menjelaskan “Motivasi dapat

dijelaskan sebagai tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”. Motivasi

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan anak dalam belajar. Rifa‟i dan

Anni (2012: 133) mengemukakan:

Terdapat banyak ahli yang membahas bagaimana motivasi tersebut

muncul, bagaimana dapat mengembangkan motivasi, apakah macam-

macam motivasi tersebut menentukan prestasi yang dicapai anak dan

bagaimana pendidik dalam memberikan penghargaan hingga dapat

meningkatkan motivasi tersebut.

Pernyataan tersebut membuktikan bahwa peran motivasi sangat penting di

dalam proses pembelajaran. Sardiman (2014: 75) menjelaskan bahwa motivasi

merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,

sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,

maka akan berusaha untukmenghilangkan perasaan tidak suka itu.

Mc. Donald (1956) dalam Sardiman (2014: 73) menjelaskan bahwa motivasi

adalah perubahan energi ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap tujuan. Eysenck dkk dalam Slameto (2010: 170)

merumuskan bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan,

kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arahan umum dari tingkah laku manusia,

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

27

merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti

minat, konsep diri, sikap dan sebagainya.

Vrom (2002) dalam Setiani dan Priansa (2015: 133) menjelaskan bahwa

motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan terhadap

keinginan yang dikehendaki. Motivasi terkait dengan kebutuhan. Semakin besar

kebutuhan yang ingin dicapai, maka semakin besar motivasi yang diperlukan.

Kebutuhan yang kuat tersebut akan mendorong seseorang untuk mencapainya

dengan sekuat tenaga. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak

hatinya untuk belajar bersama teman-temanya yang lain (Djamarah 2006, dalam

Aunurrahman 2011: 115). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang

yang menimbulkan adanya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Uno (2010: 23) menjelaskan bahwa hakikat motivasi belajar adalah

dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk

mengadakan perubahan tingkah laku, dengan beberapa indikator atau unsur-unsur

yang mendukung. Setiani dan Priansa (2015: 133) mendefinisikan, “Motivasi

belajar adalah perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk

berperilaku terhadap proses belajar yang dialaminya”. Riduwan (2013: 31)

berpendapat bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri

siswa yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki siswa. Maka dari itu, motivasi sangat penting bagi suatu

pembelajaran. Tanpa motivasi, maka tidak ada aktivitas belajar yang mendukung

berhasilnya pembelajaran.

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

28

Fungsi motivasi belajar menurut Sardiman (2014: 85) yaitu: a) mendorong

untuk berbuat; b) menentukan arah perbuatan; c) menyeleksi perbuatan. Fungsi

motivasi yang disebutkan dapat dijabarkan bahwa motivasi mendorong manusia

untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

Motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

Menentukan arah perbuatan artinya ke arah tujuan yang hendah dicapai. Sehingga

motivasi dapat memberikan arahan kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan

tujuannya yang diinginkan. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan kegiatan atau

perbuatan yang harus dikerjakan yang tepat untuk mencapai tujuan, dengan

menyisihkan kegiatan yang tidak bermanfaat.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat dikatakan, motivasi belajar adalah

dorongan yang ada pada peserta didik yang dapat menimbulkan perilaku belajar

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motivasi tidak hanya penting untuk

membuat siswa melakukan aktivitas dalam belajar, namun juga motivasi

diperlukan untuk membuat siswa aktif dengan sejauh mana ia berbuat untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.5.1 Unsur yang Memengaruhi Motivasi Belajar

Dimyati dan Murdjiono (2009) dalam Kompri (2015: 231) mengemukakan

beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar, yaitu: (1) cita-cita

dan aspirasi siswa; (2) kemampuan siswa; (3) kondisi siswa; (4) kondisi

lingkungan siswa. Cita-cita dan aspirasi yang ada pada siswa dapat memperkuat

motivasi belajar yang ada pada diri siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab

tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Adanya kemampuan

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

29

siswa, keinginan yang ada pada diri siswa perlu dibarengi dengan kemampuan

atau kecakapan. Kondisi siswa yang dimaksud baik secara rohani maupun

jasmani. Seseorang siswa yang sakit maka akan mengganggu perhatian belajar,

sedangkan siswa yang sehat akan memusatkan perhatian belajar.

2.1.5.1 Jenis Motivasi Belajar

Hamalik (2015: 162) menjelaskan bahwa motivasi dibagi menjadi dua jenis:

(1) motivasi instrinsik dan (2) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik atau

motivasi murni adalah motivasi yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna

dalam situasi belajar yang fungsional. Misalnya keinginan untuk mendapatkan

keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan

sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, menyadari sumbanganya terhadap

usaha kelompok, keinginan diterima orang lain, dll.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari

luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali

pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, riaicule, dan

hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan di sekolah, karena pengajaran di

sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa.

2.1.5.2 Indikator Motivasi Belajar

Indikator motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada 11

macam yaitu: (1) tekun menghadapi tugas, dia dapat bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai; (2) ulet, dimana

seseorang menjadi ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (3)

minat, seseorang yang memiliki motivasi juga menunjukkan minat terhadap

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

30

bermacam-macam masalah (minat untuk sukses); (4) lebih senang bekerja

mandiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) dapat mempertahankan

pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; (8) senang mencari

dan memecahkan masalah soal-soal (Sardiman, 2014: 83).

2.1.5.3 Peranan Motivasi Dalam Belajar

Uno (2015: 27) berpendapat bahwa ada beberapa peranan penting motivasi

dalam belajar dan pembelajaran,antara lain (1) menentukan penguatan belajar, (2)

memperjelas tujuan belajar, dan (3) menentukan ketekunan belajar. Menentukan

penguatan belajar berarti motivasi berperan dalam penguatan belajar jika seorang

anak yang belajar dihadapkan suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan

hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Peran

motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan

belajar.

Anak tertarik belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat

diketahui atau dinikmati manfaatnya. Selanjutnya adalah peran motivasi dalam

menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah termotivasi belajar

sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun untuk memperoleh

hasil yang baik. Motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

Sebaliknya apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi belajar, dia

tidak akan tahan lama belajar.

2.1.6 Hasil Belajar

Rifa‟i (2012: 69) mengemukakan, “Hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

31

Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh peserta didik”. Winkel (1996) dalam Purwanto (2014: 45)

menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia

berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.Sudjana (2009: 22) mengemukakan,

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemanpuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya”.

Purwanto (2013: 46) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku disebabkan karena ia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang

diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor. Susanto (2013: 5) menyatakan bahwa hasil

belajar sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan

belajar.

Wasliman (2007) dalam Susanto (2015: 12) berpendapat bahwa hasil belajar

yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal

merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa yang memengaruhi

kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat dan perhatian,

motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa

yang memengaruhi hasil belajarnya. Faktor eksternal ini meliputi keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

32

Gagne dalam Sudjana (2009: 22) membagi lima hasil belajar, yaitu: (1)

informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; (5)

keterampilan motoris. Invormasi verbal berbaikatan dengan pengunggkapan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Keterampilan

intelektual adalah kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Strategi

kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya

sendiri. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Keterampilan motorik merupakan kemampuan

melakukan serangkaian gerak badan.

Susanto (2013: 6) berpendapat bahwa terdapat macam-macam hasil belajar,

yaitu (a) pemahaman konsep, (b) keterampilan proses, (c) sikap. Pemahaman

yaitu kemampuan siswa dalam menerima, menyerap dan memahami pelajaran

yang diberikan oleh guru, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti

apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan yang berupa hasil observasi langsung.

Keterampilan proses, yaitu keterampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Sedangkan sikap, yaitu

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik

tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-

objek tertentu yang merujuk pada perbuatan, perilaku, dan tindakan seseorang.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang

diperoleh siswa dari proses belajar yaitu berupa (1) pemahaman konsep, di mana

anak mampu memahami serta mengerti apa yang telah dipelajari; (2) keterampilan

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

33

proses, di mana anak telah mampu secara mental, fisik maupun sosial; (3) sikap,

di mana perbuatan, perilaku, maupun tindakan siswa mengalami perubahan yang

positif akibat proses belajar. Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar diatas,

dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar yaitu kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar baik dari aspek kognitif,

afektif maupun psikomotorik.

2.1.7 Model Pembelajaran

Keberhasilan pembelajaran tidak lepas dari peran guru dalam

mengembangkan model pembelajaran. Suprijono (2012: 46) menjelaskan bahwa

model pembelajaran merupakan pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran. Model pembelajaran menurut Aunurrahman (2011:

146), yaitu:

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam menggorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

Brady (1985: 7) dalam Aunurrahman (2011: 146) meyatakan, “Model

pembelajaran dapat diartikan sebagai blueprint yang dapat digunakan guru di

dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran”. Setiani dan Priansa

(2015: 150) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dan terencana dalam

proses pembelajaran peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif.

Joyce and Weil (1980) dalam Sumantri (2015: 37) mengemukakan, “Model

pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

34

dalam melakukan pembelajaran”. Model pembelajaran mempunyai lima unsur

dasar (Joyce and Weil, 1980), yaitu:

(1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional dalam pembelajaran; (2)

social system, suasana dan norma yang yang terjadi dalam

pembelajaran; (3) principles of reaction, berkaitan dengan guru

memandang, memperlakukan, dan merespon siswa. (4) support sistem,

segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung

pembelajaran; (5) instruction and nurturant effect, hasil belajar yang

diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (Instruction effect)

dan hasil belajar di luar sasaran (nurturant effect).

Kemp (1998) dalam Sumantri (2015: 40) mendefinisikan, “Model

pembelajaran adalah susatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru

dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien”. Dict

dan Carey (1985) dalam Sumantri (2015: 40-41) juga menyebutkan bahwa model

pembelajaran itu adalah salah satu set materi dan prosedur pembelajaran yang

digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian model pembelajaran yang dipaparkan oleh

beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu

perencanaan pembelajaran yang menggambarkan proses pada kegiatan

pembelajaran agar tujuan diinginkan dapat tercapai.

2.1.8 Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional dapat diartikan sebagai model pembelajaran

yang sering dilakukan oleh guru. Majid (2013: 165) menjelaskan bahwa

pembelajaran konvensional adalah pembelajaran klasikal dimana guru menjadi

pusat pembelajaran, sehingga kurang memperhatikan situasi belajar yang muncul.

Biasanya pembelajaran klasikal dilakukan guru dengan menggunakan metode

ceramah. Syah (2013: 200) menyatakan, “Metode ceramah atau kuliah (lecture

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

35

method) adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara

monolog dan hubungan satu arah (one way communication)”. Metode ceramah

merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan dengan

cara penuturan secara lisan dan hanya bersifat satu arah yaitu dari guru kepada

siswa. Metode ceramah digunakan karena metode ini dianggap simpel karena

tidak memerlukan media apapun.

Kelebihan metode ceramah dalam pembelajaran menurut Djamarah (2010:

97) adalah: (1) guru mudah menguasai kelas, (2) guru mengkorganisasikan tempat

duduk/kelas, (3) dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, (4) mudah

mempersiapkan dan melaksanakannya, (5) guru mudah menerangkan pelajaran

dengan baik. Sedangkan kelemahan menggunakan metode ceramah, yaitu: (1)

mudah menjadi verbalisme, (2) yang visual menjadi rugi, yang auditif

(mendengar) yang besar menerimanya, (3) bila selalu digunakan dan terlalu lama,

membosankan, (4) guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada

ceramahnya, ini sukar sekali, (5) menyebabkan siswa menjadi pasif.

2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Number Head Together

Johnson dan Johnson (1998) dalam Huda (2015: 31) menjelaskan,

“Pembelajaran kooperatif berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.

Majid (2015: 174) mendefinisikan, “Pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan

pembelajaran”. Slavin (2010) dalam Setiani dan Priansa (2015: 243) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model atau acuan pembelajaran

di mana dalam proses pembelajaran yang berlangsung, peserta didik mampu

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

36

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang

bersifat heterogen atau dengan karaktristik yang berbeda-beda.

Rusman (2013: 202) mengemukakan, “Pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar

dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen”. Rusman (2013: 208) menjelaskan:

Pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan

penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran

kooperatif didorong dan/atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu

tugas bersama dan mereka harus mengoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua

atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu

penghargaan bersama.

Lie (2010: 31) menyebutkan bahwa ada lima unsur dalam pembelajaran

kooperatif yang harus diterapkan untuk mencapai hasil yang maksimal yaitu

saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka,

komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Slavin (2014: 33)

menyatakan bahwa tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif

adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan

pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yan

bahagia dan memberikan kontribusi.

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa tujuan, menurut Majid (2015:

175) sebagai berikut: (1) meningkatkan kinerja siswa; (2) membentuk sisiwa

untuk memahami konsep yang sulit; (3) siswa dapat menerima teman-temanya

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

37

yang mempunyai berbagai perbedaan dan latar belakang, (4) mengembangkan

keterampilan sosial siswa. Jadi, pada dasarnya model pembelajaran kooperatif

diterapkan supaya siswa dapat memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar

dengan cara yang lebih menyenangkan. Selain itu model pembelajaran kooperatif

juga bertujuan meningkatkan kemampuan bersosialisasi siswa dalam berinteraksi

dan berkomunikasi dengan orang lain, khususnya dengan teman sebaya.

Berdasarkan penjabaran menurut beberapa ahli dapat dikatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk belajar bersama melalui kegiatan kelompok untuk

berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Penerapan pembelajaran

model kooperatif terjadi interaksi yang sangat beragam yaitu baik guru dengan

siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan guru.

Model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi salah satunya

adalah model Number Head Together (NHT). Model pembelajaran kooperatif

dikembangkan oleh Spenser Kagan (1993). Shoimin (2014: 107) mengemukakan,

“Model NHT mengacu pada belajar kelompok siswa, masing-masing siswa

memiliki bagian tugas dengan nomor yang berbeda-beda”. Model pembelajaran

NHT membentuk siswa menjadi kelompok, setiap anggota memilki nomor.

Kemudian guru mengajukan pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam

kelompok dengan menunjukan salah satu nomor untuk mewakili kelompok.

Suprijono (2011) dalam Setiani dan Priansa (2015: 260) menyatakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model NHT diawali dengan numbering. Guru

mengelompokkan siswa menjadi kelompok kecil. Setiap anggota diberi nomor

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

38

sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Setelah terbentuk kelompok, maka guru

mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh setiap kelompok, selanjutnya

guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk

menyatukan kepala (head togehter) berdiskusi memikirkan jawaban atas

pertanyaan guru. Langkah selanjutnya, guru memanggil peserta didik yang

bernomor sama dari masing-masing kelompok. Peserta didik-peserta didik itu

diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya, secara bergantian.

Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut guru dapat mengembangkan diskusi dan

peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan dari guru sebagai

pengetahuan yang utuh.

Imas dan Berlin (2015: 29) menyatakan, “Model pembelajaran NHT

memiliki ciri khusus diman guru hanya menunjuk seorang siswa untuk mewakili

kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili

kelompoknya tersebut”. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua

siswa. cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab

individul dalam dikusi kelompok. Kelebihan NHT menurut Imas dan Berlin

(2015: 30-31) yaitu:

(1) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; (2) mampu

memperdalam pemahaman siswa; (3) melatih tanggung jawab siswa;

(4) menyenangkan siswa dalam belajar; (5) mengembangkan rasa

ingin tahu; (6) mengingkatkan rasa percaya diri siswa; 7)

mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama; (8) setiap siswa

termotivasi untuk menguasai materi; (9) menghilangkan kesenjangan

antara yang pintar dengan yang tidak pintar; (10) tercipta suasana

gembira dalam belajar.

Berdasarkan kelebihan NHT yang di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut:

pertama, model NHT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena dalam

model ini siswa dituntut untuk dapat menguasai materi yang sedang diajarkan

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

39

sebagai kesiapan siswa dalam menjawab atau memaparkan hasil diskusi dengan

kelompoknya. Kedua, memperdalam pemahaman siswa. Pembelajaran dengan

model NHT membuat siswa belajar tidak hanya dengan satu sumber saja tetapi

dapat dari berbagai sumber sehingga dapat memperdalam pemahaman siswa

tentang materi yang sedang diajarkan. Ketiga, melatih tanggung jawab siswa

artinya siswa bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya berkaitan

dengan penguasaan materi.

Keempat, menyenangkan siswa dalam belajar. Siswa tidak menjadi pasif

ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa berdiskusi dengan kelompok,

menyatukan pendapat dalam kelompok, menyampaikan hasil diskusi kemudian

kelompok lainya memberikan tanggapan. Kelima, model NHT membuat siswa

memiliki rasa ingin tahu hal ini berkaitan dengan hasil diskusi setiap kelompok

yang hasilnya dapat berbeda-beda. Keenam, Model NHT dapat meningkatkan rasa

percaya diri siswa hal ini berkaitan dengan guru menunjuk salah satu nomor siswa

secara acak untuk memaparkan hasil diskusi kelompok.

Ketujuh, mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama hal ini

berkaitan dengan kegiatan kelompok yaitu berdiskusi dan bekerjasama dalam soal

yang diberikan oleh guru. Kedelapan, setiap siswa menjadi termotivasi, hal ini

berkaitan dengan kegiatan dalam pembelajaran yaitu berdiskusi, memaparkan hasil

diskusi dan memberikan tanggapan hal ini membuat siswa termotivasi untuk

menguasai materi. Kesembilan, menghilangkan kesenjangan artinya

pengelompokan siswa dilakukan secara heterogen dimana setiap kelompok

terdapat siswa yang pandai dan kurang pandai. Kesepuluh, berkaitan dengan

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

40

suasana belajar yang gembira. Meskipun saat pelajaran menempati jam terakhir

pun, siswa tetap antusias belajar.

Kekurangan NHT menurut Priansa dan Setiani (2015: 261), yaitu: (1) tidak

terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa banyak karena membutuhkan waktu

yang lama; (2) tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena

kemungkinan waktu yang terbatas.

Langkah-langkah NHT menurut Priansa dan Setiani (2015: 261), yaitu: (1)

penomoran; (2) mengajukan pertanyaan; (3) berpikir bersama; (4) menjawab.

Langkah-langkah pembelajaran model NHT dapat dijabarkan sebagai berikut:

dalam penomoran, guru mengelompokkan siswa ke dalam kelompok dan setiap

kelompok diberi nomor. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Berpikir

bersama, siswa menyatukan pendapat dan menyakinkan timnya mengetahui

jawaban tersebut. Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian

siswa menjawab pertanyaan untuk semua kelas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh kesimpulan pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran

kelompok dimana siswa bekerjasama dalam proses kegiatan belajar. NHT

merupakan salah model pembelajaran kooperatif dimana model ini

mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok, selanjutnya guru memberikan

pertanyaan, kemudian siswa berdiskusi dengan anggota kelompok. Setelah

berdiskusi guru menunjuk siswa sesuai dengan nomor yang diinginkan oleh guru,

siswa mejawab pertanyaan tersebut.

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

41

2.1.10 Media Pembelajaran

Bovee (1997) dalam Sanaky (2013: 3) mendefinisikan, “Media adalah

sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Miarso (2007) dalam

Sumantri (2015: 303) mendefinisikan, “Media adalah segala sesuatu yang dapat

merangsang terjadinya proses belajar dalam diri siswa”. Association of Education

and Communication Technology (AECT) dalam Azhar (2011: 3) memberi batasan

bahwa media sebagai bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan

pesan atau informasi. Daryanto (2010: 4) mendefinisikan, “Media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalur pesan (bahan

pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan

peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Djamarah dan Zain (2010:128) memaparkan bahwa agar media

pembelajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor dan kriteria yang

perlu diperhatikan dalam pemilihan media, sebagaimana diuraikan berikut: (1)

objektivitas; (2) program pengajaran; (3) sasaran program; (4) situasi dan kondis;

(5) kualitas teknik; (6) keefektifan dan efisiensi penggunaan. Sanaky (2013: 5)

menyebutkan tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, sebagai

berikut: (1) mempermudah proses pembelajaran; (2) meningkatkan efisiensi

proses pembelajaran; (3) menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan

belajar; (4) membentu konsentrasi pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Sudjana dan Rivai (1992) dalam Arsyad (2011: 24), mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran siswa, yaitu:

(1) pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran lebih jelas

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

42

maknanya sehingga siswa mudah memahami, menguasai dan

menciptakan tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar lebih

bervariasi, tidak hanya komunikasi verbal saja yaitu melalui penuturan

kata-kata. Sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan

tenaga; 4) siswa banyak melakukan kegiatam belajar, tidak hanya

mendengarkan tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan

mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Djamarah dan Aswan Zain (2010: 124) berpendapat bahwa media dilihat dari

jenisnya dibagi menjadi kedalam: a) media auditif, media yang hanya

mengandalkan indra penglihatan; b) media visual, media yang hanya

mengandalkan indra penglihatan saja; c) media audiovisual, media yang

mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Berdasarkan beberapa penjelasan yang

dijabarkan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan alat atau sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam

proses pembelajaran untuk meningkatkan tujuan pembelajaran.

2.1.11 PowerPoint

Marisa, dkk (2011: 7.12) mendefinisikan, “Powerpoint adalah program

aplikasi komputer yang dirancang untuk membantu seseorang mempresentasikan

materi pelajaran atau bahan presentasi dengan menggunakan program aplikasi

powerpoint yang ada dikomputer sebagai media pembelajaran”. Sanaky (2013:

147) mendefinisikan, “Microsoft powerpoint adalah program aplikasi presentasi

yang merupakan salah satu program aplikasi di bawah microsoft office program

komputer dan tampilan ke layar dengan menggunakan bantuan Liquid Crystal

Display (LCD) Proyektor”. Disimpulkan bahwa powerpoint merupakan salah satu

program yang digunakan sebagai media presentasi dalam pembelajaran. Microsoft

Powerpoint merupakan program untuk menyusun presentasi yang termasuk

didalam paket Microsoft Office.

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

43

Powerpoint adalah aplikasi yang tergabung dalam Microsoft office.

Powerpoint merupakan program yang dirancang khusus untuk menyampaikan

presentasi, baik yang diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintahan, pendidikan,

maupun perorangan dengan berbagai fitur yang mampu menjadikan sebagai

media komunikasi yang menarik. Daryanto (2012: 157) menjelaskan bahwa

beberapa hal yang menjadikan media ini menarik untuk digunakan sebagai alat

presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, warna, dan gambar,

serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreativitas pengguna.

Kelebihan menggunakan powerpoint dalam pembelajaran menurut Daryanto

(2013: 158), sebagai berikut:

(1) penyajian menarik karena terdapat permainan warna, huruf dan

animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto; (2)

merangsang anak untuk mengetahui informasi tentang bahan ajar yang

tersaji; (3) pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik;

(4) guru tidak terlalu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang

diajarkan; (5) dapat diperbanyak dan dapat dipakai secara berulang-

ulang; (6) dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik.

(CD/disket/flasdisk) sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.

Kelemahan powerpoint menurut Sanaky (2013: 156), sebagai berikut: (1)

mahal dan tidak semua sekolah memiliki; 2) memerlukan perangkat keras

(hardware); (3) memerlukan persiapan yang matang; (4) diperlukan keterampilan

khusus; (5) menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan, sehingga

mudah dicerna; 6) apabila tidak memiliki keterampilan maka memerlukan

operator atau pembantu khusus.

Ketika mendesain media powerpoint ada beberapa hal yang patut

diperhatikan. Hal ini penting karena keberhasilan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan media powerpoint dipengaruhi oleh desain yang ditampilkan. Hal-hal

yang perlu diperhatiakan sebagai berikut:

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

44

(1) memiliki jenis huruf yang berkarakter, jelas, dan tegas. misalnya:

Arial, Verdana, atau Tahoma; (2) memiliki tampilan berupa gambar,

foto, animasi, dan video agar memperjelas serta memperindah tampilan

slide; (3) usahakan dalam satu slide tidak memuat dari 18 baris teks;

(4) satu slide hanya berisi satu topik atau subtopik pembahasan; (5)

beri judul pada setiap slide; (6) memilki komposisi warna,

keseimbangan (tata latar) atau background dan kekontrasan yang

sesuai pada setiap tampilan. artinya jangan membuat slide yang terlalu

rumit penuh dengan warna-warni, karena justru akan mengganggu

materi yang disajikan; (7) materi yang disajikan singkat, padat dan

jelas; (8) memiliki efek pada slide.

Tampilan slide powerpoint yang menarik anak didik akan belajar

secara menyenangkan, bahkan juga meransang minat belajar. Tampilan slide

powerpoint yang baik mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa, karena memiliki daya tarik dalam penyajian materi yang

disampaikan menjadi menarik dan tidak membosankan sehingga siswa lebih

memahami materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.

2.1.12 Hakikat PKn SD

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan banyak disampaikan oleh beberapa

ahli. Susanto (2013: 225) mendefinisikan, “Pendidikan kewarganegaraan adalah

mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan

melestarikan nilai luhur dan nilai moral yang berakar pada budaya bangsa

Indonesia”. Cogan (1999) dalam Winarno (2014: 4) mengatakan bahwa

pendidikan kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran dasar di sekolah yang

dirancang untuk mempersiapkan warga negara muda, agar kelak setelah dewasa

dapat berperan aktif dalam masyarakatnya.

Winataputra (2005) dalam Winarno (2014: 7) mengartikan bahwa

Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu bidang kajian yang mempunyai objek

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

45

telaah kebajikan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu

pendidikan dan ilmu politik sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin

ilmu lain yang relevan, yang secara koheren diorganisasikan dalam bentuk

program kurikuler kewarganegaraan, aktivitas sosio-kultural kewarganegaraan,

dan kajian ilmiah kewarganegaraan.

Berdasarkan hakikat pengertian PKn yang sudah disampaikan, dapat

disimpulkan bahwa hakikat Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata

pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan telaah kebajikan dan budaya

kewarganegaraan dan disiplin ilmu yang relevan untuk membentuk warga negara

muda agar memiliki karakter yang baik sehingga ikut berperan aktif dalam

masyarkat kelak setelah dewasa. Winataputra (2008: 1.15) menyebutkan bahwa

secara umum PKn di SD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan:

(1) berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif dan bertanggung

jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; (3) berkembang secara

positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-

karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lain; ( 4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam

percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan

memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi.

2.1.13 Materi PKn

Materi yang diambil pada penelitian ini adalah globalisasi semester genap

kelas IV di SDN Debong Kidul. Dalam silabus materi globalisasi terdapat pada

standar kompetensi (SK) yaitu menunjukkan sikap terhadap globalisasi di

lingkungannya dan kompetensi dasar (KD) yaitu memberikan contoh sederhana

pengaruh globalisasi di lingkungannya. Indikator yang ingin dicapai yaitu

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

46

menceritakan proses globalisasi, menyebutkan pengaruh globalisasi pada

makanan, permainan, dan kebudayaan, dan menjelaskan sikap terhadap pengaruh

globalisasi. Materi dalam pembelajaran PKn dikaji dari Dewi, K. dkk, (2008).

Berikut adalah rangkuman dari materi globalisasi.

2.1.13.1 Pengertian Globalisasi

Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau

dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau

keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya

warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Beberapa ciri yang

menandakan semakin berkembangnya globalisasi, yaitu: saling ketergantungan,

meningkatnya masalah bersama, berkembangnya barang, interaksi kultural

melalui media masa.

2.1.13.1 Pengaruh Globalisasi

Globalisasi memiliki pengaruh baik dan buruk. Pengaruh baik dari adanya

globalisasi antara lain: kemajuan di bidang komunikasi dan transportasi;

meningkatnya perekonomian masyarakat dalam suatu negara; meluasnya pasar

untuk produk dalam negeri; dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi

yang lebih baik; dan menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.

Sedangkan, pengaruh buruk dari adanya globalisasi antara lain: gaya hidup bebas,

narkoba, dan kekerasan menjadi mudah masuk dalam kehidupan masyarakat

indonesia; masyarakat cenderung mementingkan diri sendiri; karena banyaknya

barang yang dijual, maka masyarakat menjadi konsumtif.

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

47

2.1.13.2 Contoh Pengaruh Globalisasi

Contoh pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar yaitu mengenai gaya

hidup, makanan, pakaian, dan komunikasi. Gaya hidup tradisional di zaman

globalisasi ini sudah semakin berkurang dan bahkan cenderung untuk

ditinggalkan oleh masyarakat sekarang ini. Masyarakat cenderung memilih

menerapkan gaya hidup modern daripada gaya hidup tradisional.

2.2 Penelitian yang Relevan

Ningrum, 2011 UNNES dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA

Materi Daur Air Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan”. Hasil

penelitian ini adalah, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA

materi daur air terhadap siswa kelas V di SD Negeri 03 Sungapan. Berdasarkan

data yang diperoleh dan analisis yang dilakukan kedua data tidak berdistribusi

normal. Perhitungan hipotesisnya menggunakan Mann-Whitney U (Uji U) karena

data tidak berdistribusi normal. Setelah perhitungan dengan uji U diperoleh hasil

0,038, yang berarti <0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha diterima atau H0

ditolak.

Bukit, 2011 UNNES dengan judul “Efektivitas Metode Pebelajaran

Kooperatif Tipe NHT (Number Heads Together) Dengan Pemanfaatan Media

Pembelajaran Power Point Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS

Ma Nu Mu’allimat Kudus”. Hasil penelitian ini adalah penggunaan metode

pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT) dengan

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

48

pemanfaatan media pembelajaran powerpoint lebih efektif dari pada dengan yang

diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan buku paket

ekonomi kelas XI SMA penerbit BSE untuk materi akuntansi pokok bahasan

jurnal umum di MA NU Mu‟allimat Kudus.

Hal ini dapat dilihat dari rata- rata nilai yang diperoleh kelas yang

menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together (NHT)

dengan pemanfaatan media pembelajaran power point lebih tinggi dibandingkan

dengan kelas yang menggunakan metode pembelajaran konvensional berbantuan

buku paket ekonomi kelas XI SMA penerbit BSE. Hasil penelitian data hasil

belajar, sebelum pemberian treatment rata-rata nila pretest kelas eksperimen

sebesar 64,54 dan kelas kontrol sebesar 65,24. Setelah treatment rata-rata nilai

post-test kelas eksperimen sebesar 74,63 dan kelas kontrol sebesar 70,66. Hasil

Belajar untuk kelas eksperimen meningkat 15,63% dan hasil belajar untuk kelas

kontrol meningkat 8,31%.

Suarno, 2012 UNY dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil

Belajar Siswa Dengan Penerapan Media Slide Powerpoint Pada Mata Pelajaran

IPS Kelas VII A Smp Negeri 3 Sleman”. Penelitian ini adalah penelitian

Classroom Action Research (CAR). Penggunaan media pembelajaran ini juga

dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai

rata-rata tes yang terjadi pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata nilai siswa

dari 52,9 menjadi 66 atau meningkat sebesar 13,1 poin. Pada siklus II rata-rata

nilai siswa dari 58,9 menjadi 77,2 atau meningkat sebesar 18,3 poin. Pada siklus

III, rata-rata nilai siswa dari 62,5 menjadi 80,6 atau meningkat sebesar 18,1 poin.

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

49

Dengan demikian, penerapan media slide PowerPoint dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII A SMP Negeri

3 Sleman.

Akbarleni, 2013 UNNES dengan judul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan

Media Powerpoint Pada Siswa Kelas III SDN Bringin 02”. Hasil penelitian ini

adalah, melalui penerapan model kooperatif tipe NHT dengan media powerpoint

dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa

Kelas III SDN Bringin 02 pada mata pelajaran IPA. Desain penelitian

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan kenaikan siklus yaitu

ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 67%, siklus II meningkat menjadi 87%.

Nurfiana, 2013 UNNES dengan judul “Keefektifan Model Number Heads

Together Terhadap Hasil Belajar Unsur Cerita Siswa Kelas V Sd Negeri

Langgen Kabupaten Tegal”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together

dan pembelajaran yang tidak menerapkan model pembelajaran Numbered Heads

Together. Perbedaan tersebut dibuktikan dengan hasil independent sample t-test

yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Nilai thitung > ttabel yaitu

3,096 > 2,018 dan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu 0,003. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan, bahwa penerapan model pembelajaran Number Heads

Together (NHT) terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran unsur cerita dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak

menerapkan model pembelajaran Number Heads Together.

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

50

Wijayanto, 2014 UNY dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif

Tipe Number Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kelas XI SMK Muhammadiyah

Prambanan”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan Quasi-

Experiment. Desain penelitian menggunakan non-equivalent control group

design. Hasil penelitian ini adalah (1) Implementasi pembelajaran metode

kooperatif tipe Number Heads Together. (2) Terdapat efektivitas hasil belajar

pembelajaran kooperatif tipe Number Heads Together sebesar 0,80 termasuk

dalam katagori tinggi, sedangkan menggunakan metode pembelajaran ceramah

mempunyai nilai skor gain sebesar 0,62 termasuk dalam katagori sedang. Hasil uji

t diperoleh thitung= 4,759 ttabel= 2,000 dan thitung> ttabel. Sehingga dapat disimpulkan

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together lebih meningkatkan

hasil belajar K3.

Nugroho, 2015 UNY dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran Berbasis Power Point Dengan Video Dan Animasi Terhadap

Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Pada Materi Perawatan Unit Kopling

Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta”.

Hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh penggunan media video dan

animasi pembelajaran terhadap motivasi maupun prestasi siswa. Hal ini dapat

ditunjukan dengan (1) Terdapat pengaruh penggunaan media video dan animasi

terhadap motivasi belajar, yang dapat ditunjukan dengan perhitungan uji-t

didapatkan nilai thitung (1,146) < ttabel (1,988). (2) Terdapat pengaruh media video

dan animasi terhadap prestasi belajar, yang dapat ditunjukan dengan perhitungan

uji-t diperoleh nilai thitung (7,035) > ttabel(1,99).

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

51

Penelitian yang dilakukan oleh Andriyanto, 2016 UNNES dengan

judul“Keefektifan Penggunaan Media Aplikasi Microsoft Powerpoint Terhadap

Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Materi Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V

Sdn Randugunting 1 Kota Tegal”. Hasil penelitian diperolah berdasarkan

penghitungan menggunakan SPSS.20 uji keefektifan dengan menggunakan one

sample t test. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel

(10,695 > 2,032 dan 6,804 > 2,032). Jadi, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Randugunting 1 Kota Tegal dalam

pembelajaran IPA materi Pesawat Sederhana dengan media aplikasi Microsoft

PowerPoint lebih efektif daripada media visual.

Penelitian yang dilakukan oleh Garner dan Alley (2013), dengan judul “How

the Design of Presentation Slides Affects Audience Comprehension: A Case for

the Assertion–Evidence Approach”. (Bagaimana Desain Slide Presentasi

Mempengaruhi Pemahaman Pendengar: Dalam Pernyataan-Pendekatan Bukti).

Hasil penelitian menunjukan pemahaman menjadi unggul dan lebih sedikit

kesalah pahaman dalam kelompok serta dirasakan beban kognitif lebih rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Tsay and Brady (2010), yang berjudul “A

case study of cooperative learning and communication pedagogy: Does working

in teams make a difference?” (Study Kasus tentang Pembelajaran Kooperatif dan

Pedagogi Komunikasi: Apakah Bekerja dalam Kelompok Menjadi Berbeda).

Hasil penelitian menunjukan berdasarkan skala Likert dari 1 (rendah) sampai 10

(tinggi) dalam hal partisipasi. Ada hubungan yang positif dan signifikan terjadi

antara keterlibatan siswa dalam belajar dan rekan kooperatif evaluasi (β = 0,26, p

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

52

= 0,01). Singkatnya, hasil dari analisis menunjukkan bahwa keterlibatan dalam

pembelajaran kooperatif adalah prediktor kuat kinerja akademik siswa di kelas.

2.3 Kerangka Berpikir

PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah

dasar. Tetapi masih banyak siswa yang kurang berminat dalam PKn, hal ini

dikarenakan pembelajaran pada mata pelajaran PKn masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Mata pelajaran PKn sebagian besar teorinya

disampaikkan melalui ceramah sehingga siswa menjadi bosan, siswa kurang aktif

dalam kegiatan pembelajaran, dan tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran.

Pembelajaran konvensional membuat siswa menjadi bosan dan pasif dalam

pembelajaran PKn. Hal ini dapat memengaruhi motivasi siswa untuk belajar PKn,

semakin rendah motivasi siswa untuk belajar PKn dikarenakan penggunaan

strategi yang kurang tepat mengakibatkan hasil belajar siswa pun semakin rendah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut

peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Meningkatkan mutu pendidikan dapat

dilakukan dengan meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar. Keberhasilan

proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah

penggunaan strategi dalam menyampaikan materi. Pembelajaran PKn berkenaan

dengan pembentukan siswa menjadi warga negara yang baik.

Pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran harus sesuai dengan

karakteristik anak dan juga karakteristik materi pelajaran. Selain pengguaan

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

53

strategi pembelajaran dibutuhkan juga media pembelajaran sebagai perantara atau

alat penyampaian materi yang dapat membuat siswa menjadi bersemangat. Model

NHT dengan berbantu media power point, siswa diharapkan lebih menguasai

materi dan lebih memahami materi melalui tayangan yang ditampilkan.

Diharapkan model NHT dapat meningkatkan proses pembelajaran PKn di sekolah

dasar menjadi lebih efektif dan efisien.

Siswa ikut termotivasi dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, selain itu

hasil belajar siswa akan meningkat. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru

kelas IV SD Negeri Debong Kidul,mengenai pembelajaran PKn yang diajarkan

dikelas tersebut, yaitu kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran PKn. Siswa

kesulitan dalam menguasai dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam

pembelajaran PKn. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menguji model NHT

berbantu powerpoint pada pembelajaran PKn materi globalisasi di SD Negeri

Debong Kidul. Peneliti akan membandingkan motivasi dan hasil belajar siswa

antara dua kelas yang sebelumnya telah ditetapkan, yaitu kelas eksperimen

menerapkan model NHT berbantu power point dan kelas kontrol dengan model

pembelajaran konvensional. Adanya perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa

yang ditunjukkan dari hasil penelitian, diharapkan mampu memberikan referensi

bagi guru untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pembelajaran PKn.

Berdasarkan uraian kerangka berpikir tersebut, dapat digambarkan alur pemikiran

seperti bagan 1 berikut.

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

54

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Siswa

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Model Pembelajaran NHT

berbantu powerpoint

Model Pembelajaran

Konvensional

Motivasi dan Hasil Belajar

Siswa

Motivasi dan Hasil

Belajar Siswa

Dibandingkan

1. Ada perbedaan atau tidak ada perbedaan motivasi

dan hasil belajar siswa yang menerapkan model

pembelajaran NHT berbantu powerpoint dengan

pembelajaran yang menerapkan model

konvensional.

2. Motivasi dan hasil belajar pada pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran NHT berbantu

powerpoint, lebih baik atau tidak lebih baik daripada

pembelajaran yang menerapkan model

konvensional.

Page 72: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

55

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, hipotesis penelitiannya yaitu sebagai

berikut:

1. H01 : Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar PKn siswa kelas IV materi

globalisasi antara pembelajaran yang menggunakan model NHT berbantu

powerpoint denan pembelajaran konvensional.

H01 : μ1 = μ2

2. Ha1 : Terdapat perbedaan motivasi belajar PKn siswa kelas IV materi

globalisasi antara pembelajaran yang menggunakan model NHT berbantu

powerpoint dengan pembelajaran konvensional.

Ha1 : μ1 ≠ μ2

3. H02 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa kelas IV materi

globalisasi antara pembelajaran yang menggunakan model NHT berbantu

powerpoint dengan pembelajaran konvensional.

H02: μ1 = μ2

4. Ha2 : Terdapat perbedaan hasil belajar PKn siswa kelas IV materi globalisasi

antara pembelajaran yang menggunakan model NHT berbantu powerpoint

dengan pembelajaran konvensional.

Ha2 : μ1 ≠ μ2

5. H03 : Penggunaan model NHT berbantu power point lebih baik terhadap

motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi.

H03: μ1 = μ2

Page 73: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

56

6. Ha3 : Penggunaan model NHT berbantu power point lebih baik terhadap

motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi.

Ha3: μ1 ≠ μ2

7. H04 : Penggunaan model NHT berbantu power point tidak lebih baik

terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi.

H04: μ1 = μ2

8. Ha4 : Penggunaan model NHT berbantu power point lebih baik terhadap

hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi.

Ha4: μ1 ≠ μ2

Page 74: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

133

BAB 5

PENUTUP

Penutup merupakan kajian kelima dalam penelitian. Bagian itu berisi simpulan

dan saran. Simpulan merupakan jawaban dari hipotesis berdasarkan analisis data

hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Sementara itu, saran dalam penelitian ini

berupa saran bagi siswa, guru, sekolah, dan penelitian lanjutan.

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian eksperimen yang dilakukan peneliti pada

pembelajaran PKn materi globalisasi berbantu powerpoint pada siswa kelas IV SD

Negeri Debong Kidul Kota Tegal, sehingga diperolehsimpulan sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar siswa kelas IV SD

Negeri Debong Kidul Kota Tegal, dalam pembelajaran PKn materi globalisasi

yang menggunakan model Number Head Together (NHT) berbantu

Powerpoint dengan pembelajaran yang menggunakan model konvensional.

Hal ini dibuktikan dengan data hasil perhitungan statistik menggunakan

independent sample t test dengan program SPSS versi 21, yang menunjukkan

nilai thitung > ttabel (3,118 > 2,001), dan nilai signifikansi yang diperoleh 0,003 <

0,05.

(2) Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Debong

Kidul Kota Tegal, dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi yang

pembelajarannya menggunakan model Number Head Together (NHT)

Page 75: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

140

berbantu Powerpoint dengan pembelajaran yang menggunakan model

konvensional. Hal ini dibuktikan dengan data hasil perhitungan statistik

menggunakan independent sample t test melalui program SPSS versi 21, yang

menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (2,179 > 2,001), dan nilai signifikansi

yang diperoleh 0,033 < 0,05.

(3) Motivasi belajar siswa kelas IVB SDN Debong Kidul dalam pembelajaran

PKn materi Globalisasi yang menggunakan model pembelajaran Number

Head Together (NHT) berbantu Powerpoint lebih baik dari pada motivasi

belajar siswa kelas IVA SDN Debong Kidul yang pembelajarannya

menggunakan model konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis

menggunakan one sample t test melalui program SPSS versi 21 yang

menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (5,843 > 1,699) dan nilai signifikansi <

0,05 (0,000 < 0,05). Berdasarkan hal tersebut, penerapan model pembelajaran

Number Head Together (NHT) berbantu Powerpoint lebih efektif dalam

motivasi belajar siswa pada pembelajaran PKn materi globalisasi.

(4) Hasil belajar siswa kelas IVB SDN Debong Kidul dalam pembelajaran PKn

materi Globalisasi yang menggunakan model pembelajaran Number Head

Together (NHT) berbantu Powerpoint, lebih baik daripada hasil belajar siswa

kelas IVA SDN Debong Kidul yang pembelajarannya menggunakan model

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis menggunakan one

sample t test melalui program SPSS versi 21 yang menunjukkan bahwa nilai

thitung > ttabel (3,055 > 1,699), dan nilai signifikansi < 0,05 (0,005 < 0,05).

Berdasarkan hal tersebut, penerapan model pembelajaran number head

together berbantu powerpoint efektif dalam hasil belajar siswa pada

pembelajaran PKn materi globalisasi.

Page 76: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

141

5. 2 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, model pembelajaran Number

Head Together (NHT) berbantu Powerpoint, terbukti efektif terhadap motivasi

dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Debong Kidul pada pembelajaran PKn

materi Globalisasi. Oleh karena itu, peneliti akan memberikan saran bagi guru,

siswa, dan sekolah. Saran dari peneliti akan dipaparkan secara lengkap berikut ini:

5.2.1 Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa model pembelajaran

number head together berbantu powerpoint lebih efektif daripada model

konvensional pada siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi di

SD Negeri Debong Kidul Kota Tegal. Disarankan kepada guru untuk menerapkan

model number head together (NHT) berbantu powerpoint dalam proses

pembelajaran di kelas. Guru dapat menerapkan model pembelajaran ini dengan

menyesuaikan karakteristik materi dan karakteristik siswa. Namun, sebelum

menggunakan model pembelajaran ini hendaknya guru memahami langkah-

langkah penerapan model pembelajaran number head together, menguasai dan

mampu dalam penggunaan powerpoint sehingga media aplikasi Microsoft

Powerpoint yang dibuat oleh guru dapat lebih menarik perhatian dan memotivasi

siswa untuk belajar. Guru hendaknya merencanakan proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan sehingga proses pembelajaran yang dilakukan akan optimal.

5.2.2 Bagi Sekolah

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran number

head together (NHT) berbantu powerpoint efektif pada motivasi dan hasil belajar

Page 77: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

142

siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi di SD Negeri Debong

Kidul Kota Tegal. Disarankan pihak sekolah dapat menambah koleksi buku di

perpustakaan baik buku model pembelajaran maupun buku-buku yang dapat

digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber belajar. Pihak sekolah

memfasilitasi guru dan siswa dengan berbagai media pembelajaran. Fasilitas yang

dimaksud yaitu buku pelajaran, LCD proyektor, laptop untuk membuat

powerpoint. Selain itu sekolah harus mendukung para guru untuk mengikuti

seminar pendidikan, sehingga menambah pengetahuan tentang mengefektifkan

proses pembelajaran di kelas.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian mengenai

keefektifan model pembelajaran number head together (NHT) berbantu

powerpoint dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi kelas IV SD Negeri

Debong Kidul dan hasinya menunjukkan bahwa model pembelajaran tersebut

efektif pada motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan kepada

peneliti selanjutnya agar dapat meminimalisir keterbatasan waktu yang ada, selain

itu apabila ada suatu hambatan misalnya pada waktu tertentu terjadi listrik padam,

maka harus disiapkan lembar print outnya, agar proses pembelajaran di kelas tetap

belangsung dengan baik. Selanjutnya peneliti diharapkan dapat melakukan

penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif.

5.2.3 Bagi Dinas Terkait

Pada penelitian ini disimpulkan bahwa model pembelajaran number head

together (NHT) berbantu powerpoint efektif pada motivasi dan hasil belajar siswa

kelas IV dalam pembelajaran PKn materi Globalisasi di SD Negeri Debong Kidul

Page 78: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

143

Kota Tegal. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif dapat memberikan dampak positif dalam pembelajaran. Bagi dinas

terkait, khususnya Dinas Pendidikan Kota Tegal disarankan mengadakan seminar

pendidikan, diklat, atau sosialisasi mengenai macam-macam model pembelajaran

kooperatif dan pemanfaatan media pembelajaran yang ditujukan kepada para guru

kelas untuk membantu memaksimalkan proses pembelajaran. Melaksanakan

pengawasan secara berkala terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru di

kelas, serta memfasilitasi sekolah dengan alat peraga pendidikan yang dapat

digunakan sebagai media pembelajaran.

Page 79: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

144

DAFTAR PUSTAKA

Akbarleni, Afrina. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan Media Powerpoint Pada Siswa

Kelas III SDN Bringin 02. Sripsi.Universitas Negeri Semarang.Tersedia di

http://lib.unnes.ac.id/17368/1/1401409027.pdf (diakses 12 Februari 2017).

Alfiati, Arni Nur. 2013. “Keefektifan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Bangun Datar Pada Siswa

Kelas V Sekolah Dasar Negeri Penarukan 01 Dan 02 Kabupaten

Tegal”.Sripsi.Universitas Negeri Semarang.Tersedia

dihttp://lib.unnes.ac.id/17368/1/1401409034.pdf(diakses 12 Februari 2017).

Andriyanto, Dimas. 2016. “Keefektifan Penggunaan Media Aplikasi Microsoft

Powerpoint Terhadap Aktifitas Dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat

Sederhana Pada Kelas V SDN Randugunting 1 Kota Tegal.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bukit, Rica Sylviana Br. 2011. Efektivitas Metode Pebelajaran Kooperatif Tipe

NHT (Numbered Heads Together) Dengan Pemanfaatan Media

Pembelajaran PowerPoint Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas

XI IPS Ma Nu Mu’allimat Kudus. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Tersedia di http://http://lib.unnes.ac.id/7853/1/10661.pdf (diakses 25

Januari 2017).

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani

Sejahtera.

Dewi, K. Dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk Sekolah Dasar dan

Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ferdinant, Augusty. 2006. METODE PENELITIAN MANAJEMEN: Pedoman

Penelitian Untuk Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Garner and Alley. 2013. How the Design of Presentation Slides Affects Audience

Comprehension: A Case for the Assertion–Evidence Approach. Jurnal Old

Dominion University. Tersedia di

http://www.craftofscientificpresentations.com/uploads/5/6/1/4/56145985/ae_

comprehension.pdf.

Page 80: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

145

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

19. Semarang: Undip.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

----- 2015. Cooperative Learning: Medote, Teknik, Struktur, dan Model.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Iswanto, Hery.2007. Pemanfaatan Multimedia Power Point Untuk Meningkatkan

Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Saraf Di SMP

Roudlotus Saidiyyah Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/1215/1/2098.pdf (diakses 21 Februari

2017).

Kompri.2015. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa.Jakarta: PT.

Rosda.

Kurniasih dan Sani.2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Profesionalitas Guru. Kata Pena.

Lie, Anita. 2008. COOPERATIVE LEARNING. Jakarta: PT. Grasinda.

Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marisa, dkk. 2011. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Ningrum, Cipta Diana. 2011. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Daur

Air Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 03 Sungapan. Skripsi. Universitas

Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id/7686/1/10575.pdf

(diakses tanggal 25 Januari 2017).

Nugroho, Anang. 2015. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis

Power Point Dengan Video Dan Animasi Terhadap Motivasi Belajar Dan

Prestasi Belajar Pada Materi Perawatan Unit Kopling Siswa Kelas 2

Jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK PIRI 1 Yogyakarta. Skripsi.

Universitas Negeri Semarang. Tersedia di

http://eprints.uny.ac.id/26159/1/Anang%20N%2010504 244019.pdf (diakses

21 Februari 2017).

Nurfiana, Ika. 2013. Keefektifan Model Numbered Heads Together Terhadap

Hasil Belajar Unsur Cerita Siswa Kelas V Sd Negeri Langgen Kabupaten

Page 81: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

146

Tegal. Sripsi. Universitas Negeri Semarang. Tersedia di

http://lib.unnes.ac.id/17895/1/1401409324.pdf (diakses 17 Januari 2017).

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom.

----- 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi

Offset.

Purwanto. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan.2012. Skala Pengukuran dan Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

----- 2015. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta.

Rifa‟i dan Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri

Semarang Press.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Sanaky, Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta:

Kaukaba Dipantara.

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Sarjan, Agung Nugroho. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Bangga Menjadi

Insan Pancasila Untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Setiani dan Priansa. 2015. Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran.

Bandung: Alfabeta.

Setijowati, Umi. 2015. Pengembangan Kurikulum SD. Yogyakarta: K-Media

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Siregar dan Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Soimin, Aris. 2014. 68 Model Peembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suarno, Dendi Tri. 2014. Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa

Dengan Penerapan Media Slide Powerpoint Pada Mata Pelajaran IPS

Kelas VII A Smp Negeri 3 Sleman.Penelitian ini adalah penelitian CAR

(Classroom Action Research).Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Tersedia

di http://eprints.uny.ac.id/21878/1/SKRIPSI.pdf (diakses 21 Februari 2017).

Page 82: KEEFEKTIFAN MODEL NHT BERBANTU POWERPOINTlib.unnes.ac.id/31995/1/1401413051.pdf · menggunakan model pembelajaran konvensional yang membuat siswa menjadi bosan dan kurang termotivasi

147

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, Dan Kombinasi.

Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Muhamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di

Tingkat Pendidikan Dasar.Jakarta: PT Raja Grafinda Persada.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Kencana

Prenadamesia Group.

Tsay and Brady. 2010. A case study of cooperative learning and communication

pedagogy: Does working in teams make a difference. Jurnal.Indiana

University.Tersedia di http://josotl.indiana.edu/article/view/1747 (diakses 12

Februari 2017).

Thobroni. 2016. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Jakarta: Ar Ruzz

Media.

Thoifah, I‟anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian

Kuantitatif.Malang: Madani Media.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, Hamzah B. 2010. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijayanto, Indra. 2014. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Kelas XI SMK Muhammadiyah

Prambanan. Skripsi.Universitas Negeri Semarang.Diakses di

http://eprints.uny.ac.id/13731/1/ INDRA%20WIJAYANTO.pdf (diakses 25

Januari 2017).

Winarno. 2014.Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan

Penilian. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, Udin S. 2008. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: Universitas Negeri

Terbuka.

Yonny, Acep. dkk. 2012. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.